41
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei.
Terdapat dua
peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu X1 merupakan faktor internal meliputi umur, tingkat pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani, motivasi berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, pengambilan keputusan dan alokasi waktu (peran domestik dan peran produktif). Peubah bebas X2 adalah faktor eksternal meliputi: budaya/sistem nilai, ketersediaan tenaga kerja, penyuluhan, iklim usaha, sistem/peluang pasar dan peran/dorongan suami (kepala keluarga). Peubah tidak bebas (dependen) Y adalah partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao (Teobroma cacao L). Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan mulai Januari 2009 sampai dengan Mei 2009. Lokasi penelitian bertempat di tiga desa (Berdikari, Bahagia dan Bunga) Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Palolo merupakan salah satu sentral produksi kakao di Sulawesi Tengah dan memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dengan daerah lain yang ada di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah wanita tani yang terlibat (petani penggarap) dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) pada wanita tani di wilayah penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan sampel acak sederhana (simple random sampling) masing-masing 15 orang (responden) per desa, sehingga total responden sebanyak 45 orang. Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yakni daftar
42 pertanyaan yang disusun sesuai indikator pengukuran dan tujuan penelitian, pengamatan langsung ke lokasi/lahan kakao dan terhadap aktivitas wanita tani di dalam berusahatani kakao. Data sekunder diperoleh dari Dinas atau instansi terkait, seperti Balai Penyuluhan Pertanian, Kantor Desa, Kantor Kecamatan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian serta sumber lainnya dengan maksud untuk menunjang informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan mencakup data yang berhubungan dengan keadaan geografis dan demografis wilayah (Kecamatan Palolo). Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan antar peubah penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasaran jika data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu, data yang dipakai untuk menguji hipotesis harus valid dan reliabel. Validitas data menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995).
Beberapa cara yang
dianjurkan untuk mengukur validitas, yaitu (1) validitas konstruk; peneliti menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep, (2) validitas isi; suatu alat pengukur yang dapat mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep, (3) validitas eksternal; alat ukur baru yang akan digunakan dimana telah dihubungkan dengan alat ukur lama yang valid. Pengujian
validitas
instrumen
pengukuran
dalam
penelitian
ini
menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep dengan cara pemahaman atau logika berpikir didasarkan pada pengetahuan ilmiah. Kuisioner disesuaikan dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan melakukan konsultasi secara intensif dengan berbagai pihak yang dianggap menguasai materi dalam daftar kuisioner tersebut. Realibilitas atau keterandalan adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan
43 Effendi, 1995). Realibilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji realibilitas/keterandalan dilakukan terhadap 5 (lima) orang responden. Koefisien realibilitas dihitung dengan menggunakan uji Cronbach’s alpha, seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (2007) dengan rumus, yaitu:
rH =
k (k - 1)
1-
Σ σ 2b σ2 1
Keterangan : rH
= reliabilitas keseluruhan item atau koefisien reliabilitas
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2
σ b = jumlah varians butir
Σ σ 21 = varians total Penghitungan nilai koefisien realibilitas dengan memanfaatkan perangkat lunak program SPSS (Statistical Package for the social Sciences). Hasil uji realibilitas terhadap uji coba kuisioner menunjukkan bahwa nilai koefisien realibilitas (α) instrumen uji coba sebesar 0,943. Nilai ini menandakan bahwa instrumen tersebut memiliki keterandalan yang cukup tinggi. Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi terlebih dahulu, kemudian dianalisis. Analisis data untuk mengetahui hubungan antar peubah dan untuk menjawab tujuan penelitian serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan menggunakan uji korelasi Product Moment Perasons dengan rumus : rxy =
Σ xy (Σ x2) (Σ y2)
Keterangan : rxy
= Korelasi antara variabel x dan y
x
= (X1 – X)
y
= (Y1 – Y)
44
Definisi Operasional Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao Partisipasi usahatani adalah keikutsertaaan secara aktif dan sukarela dalam berbagai aspek kegiatan usahatani. Partisipasi wanita yang diamati dan dinilai adalah partisipasi wanita tani dalam melaksanakan kegiatan usahatani kakao yaitu keterlibatan wanita tani dalam pelaksanaan usahatani kakao. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan usahatani kakao meliputi: 1) pembersihan/ pembebasan lahan, 2) penanaman pohon pelindung, 3) pembibitan, 4) penanaman, 5) sanitasi lahan, 6) pemupukan, 7) pemangkasan, 8) pengendalian hama dan penyakit, 9) panen, pascapanen (belah dan jemur) dan fermentasi, 10 penyortiran dan pengepakan, 11) pemasaran, 12) kewirausahaan, dan 13) Pencatatan/ pengaturan keuangan (book keeping). 1. Pembersihan/pembebasan lahan adalah upaya membersihkan lahan dari tanaman yang tidak diperlukan dalam suatu lahan yang diperkirakan akan mengganggu tanaman kakao. 2. Penanaman pohon pelindung adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan melindungi tanaman kakao dari sinar matahari secara langsung. 3. Pembibitan adalah upaya memperbanyak bahan tanaman kakao. 4. Penanaman tanaman kakao 5. Sanitasi lahan merupakan upaya-upaya membersihkan dan melindungi lahan pertanaman kakao dari serangan hama dan penyakit tanaman. 6. Pemupukan adalah upaya meningkatkan produktivitas tanaman dengan mempertahankan dan menambah kandungan bahan-bahan organik tanah untuk meningkatkan/menyeimbangkan dan menjaga nutrien tetap ada bagi pertumbuhan tanaman. 7. Pemangkasan adalah pengurangan bagian-bagian tanaman (daun, cabang dan ranting) yang tidak produktif dengan tujuan meningkatkan produktivitas kakao dan sekaligus menghindari serangan hama penyakit. 8. Pengendalian Hama dan Penyakit adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga/melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
45 9. Panen adalah pemetikan/pengambilan langsung hasil/buah tanaman kakao yang telah masak. Pascapanen adalah upaya penanganan setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kualitas hasil tanaman agar tetap baik. 10. Penyortiran dan pengepakan. Penyortiran adalah upaya penggolongan biji kakao berdasarkan kualitas atau mutu biji dan pemisahan biji kakao dari kotoran yang tercampur. Pengepakan adalah upaya memasukkan biji kakao yang siap dijual ke dalam kemasan. 11. Pemasaran, adalah penjualan hasil tanaman (biji kakao). 12. Kewirausahaan adalah kemampuan wanita tani dalam menangani usahatani kakao ke arah agribisnis. 13. Pencatatan/Pengaturan Keuangan (Book keeping) adalah kemampuan wanita tani dalam mengatur tata buku pengeluaran keuangan rumah tangga. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao Faktor Internal 1. Umur adalah usia wanita tani yang dihitung sejak responden dilahirkan sampai dengan saat wawancara dilakukan. Satuan umur dinyatakan dalam tahun, dan dikategorikan dalam muda, sedang dan tua. 2. Pendidikan adalah lamanya responden duduk di bangku pendidikan formal dan non formal. Satuan pendidikan dinyatakan dalam tahun. Pengukuran dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. 3. Besarnya jumlah keluarga adalah banyaknya anggota keluarga tetap dalam rumah tangga yang menjadi tanggungan keluarga. Pengukuran dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. 4. Pengalaman berusahatani adalah lamanya wanita tani melakukan kegiatan usahatani kakao. Satuan pengalaman dinyatakan dalam tahun, dan dibagi dalam tiga kategori: rendah, sedang dan tinggi. 5. Motivasi berusahatani adalah kekuatan-kekuatan atau dorongan dari dalam dan dari luar diri responden, yaitu dorongan untuk melakukan suatu aktivitas berkaitan dengan usahatani kakao. Motivasi wanita tani diukur berdasarkan jumlah skor dari alat pengukur, yaitu a) untuk meningkatkan pendapatan/
46 kesejahteraan keluarga, b) untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, c) untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, d) karena ajakan anggota keluarga, e) karena ajakan orang lain (teman, tetangga), f) karena ajakan PPL, g) agar dapat menjalin pergaulan sesama petani, h) dapat dihargai sebagai isteri petani yang berhasil, i) karena harga jual kakao tinggi, (j) ingin memanfaatkan waktu luang, dan k) ingin memperoleh uang sendiri. 6. Aspirasi yaitu tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu di masa yang akan datang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha wanita tani untuk mencapai hal-hal tersebut. Aspirasi wanita tani diukur dengan jumlah skor dari alat pengukur, yaitu a) agar memperoleh nilai jual yang tinggi, b) agar dapat meningkatkan produksi hasil tanaman, c) agar dapat menghemat biaya tenaga kerja, dan d) agar dapat mengembangkan usahatani kakao. Sub indikator terdiri atas satu pernyataan, masing-masing pernyataan diberi alternatif jawaban dengan skor satu sampai tiga. Pengukuran dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. 7. Sifat Kekosmopolitan adalah keterbukaan wanita tani terhadap inovasi usahatani kakao melalui pola hubungan wanita tani dari berbagai sumber informasi. Pengukuran dilakukan dengan mengetahui jumlah skor. Alat pengukurnya yaitu: a) frekuensi bepergian ke luar (daerah luar), b) frekuensi menghadiri pertemuan/kegiatan pelatihan/penyuluhan/kursus, c) frekuensi mengadakan kontak dengan instansi/lembaga/perusahaan swasta terkait, d) frekuensi tukar menukar informasi dengan sesama petani dan e) frekuensi mendengar atau mencari informasi (media cetak dan elektronik). Jawaban dengan skor 1 mengarah kepada sifat kosmopolit rendah, sedang skor 2, dan tinggi skor 3. 8. Pengambilan Keputusan adalah keterlibatan isteri dalam mempengaruhi penentuan akhir tindakan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan usahatani kakao. Pengukuran dengan 3 kategori: rendah, sedang dan tinggi. 9. Alokasi waktu adalah penggunaan/curahan waktu yang diberikan oleh wanita tani untuk berpartisipasi dalam kegiatan usahatani kakao (peran produktif) dan kegiatan domestik. Pengukuran dengan kategori rendah (tidak pernah) skor 1, sedang (jarang) skor 2, dan tinggi (selalu) skor 3.
47
Faktor Eksternal 1. Budaya adalah nilai-nilai/norma yang melekat dalam diri responden yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Pengukuran dengan kategori bertentangan (tidak setuju) skor 1, cukup bertentangan (kurang setuju) skor 2, dan tidak bertentangan (setuju) skor 3. 2. Ketersediaan tenaga kerja adalah jumlah orang/tenaga dalam keluarga yang terlibat dalam usahatani kakao. Pengukuran dengan kategori sedikit (tidak setuju) skor 1, sedang (kurang setuju) skor 2, dan banyak (setuju) skor 3. 3. Penyuluhan adalah intensitas kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh wanita tani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat melakukan usahatani kakao dengan baik. Pengukuran dikategorikan rendah, sedang dan tinggi. 4. Iklim Usaha adalah kondisi/suasana yang mempengaruhi seseorang untuk berusahatani kakao meliputi harga atau nilai jual hasil produksi di tingkat pasar dan jumlah permintaan pasar. 5. Sistem/Peluang Pasar adalah potensi pasar kakao yang masih dapat dipenuhi. 6. Peran/dorongan Kepala Keluarga (suami), adalah motivasi atau dorongan yang diberikan oleh suami agar wanita tani (isteri) berpartisipasi dalam usahatani kakao. Pengukuran dengan kategori tidak setuju = skor 1, kurang setuju = skor 2, dan setuju = skor 3.