Merancang produk dan layanan tambahan yang produktif untuk masyarakat desa sebagai pelengkap layanan voice ”Pembuatan ’web-base application’ untuk melayani pembayaran Pajak baik itu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaaraan Bermotor (PKB) serta pembayaran rekening listrik on-line”
Oleh : Didiek Sri Wiyono Asumsi : 1. Sudah terinstall infrastruktur jaringan penghubung dalam dan antar desa dengan IP based network, atau packet network 2. Sudah ada terminal yang dipasang dan aktif dibeberapa titik penting di desa misalnya: a. Di Kantor Kelurahan b. Di Balai Desa maupun ruang pertemuan desa c. Di Posyandu d. Di Sentra Industri dan kerajinan e. Di Sentra pertanian, perikanan, perkebunan dll f.
Di Sekolah-sekolah baik mulai SD, SMP dan SMA
g. Di rumah tokoh2 agama dan masyarakat desa h. dll 3. Masyarakat setempat sudah mulai mengginakan layanan IP telephony.
Tahapan pengembangan desa sesuai dengan program ditjen postel: Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi (Postel) Departemen Komunikasi dan Infomatika Basuki Yusuf Iskandar mengatakan, program “Desa Berdering” yang merupakan bagian dari program Universal Service Obligation (USO) diharapkan sudah terwujud di seluruh Indonesia pada tahun 2009 1. Desa Berdering ( sebelum 2011) a. Layanan voice b. Layanan data ready 2. Desa Pinter /Desa Punya INTERnet ( sebelum 2015) a. Layanan internet murah biayanya b. Layanan internet luas jangkauannya
3. Masyarakat Informasi Pedesaan ( setelah 2025) a. Penyelenggaraan pemusatan pelatihan b. Pemanfaatan akses informasi c. Penyelenggaraan TV broadcast yang berbasis pada kebutuhan masyrakat d. Pelayanan informasi lainnya
Pemanfaatan Teknologi : 1. WiMAX 2. WiFi 3. Wired TCP/IP 4. IP Phone 5. Internet dengan HTTP, SMTP, FTP, WWW dll
Tujuan : 1. Pemanfaatan teknologi dan infrastuktur yang sudah ada 2. Sebagai layanan tambahan dari layanan dasar telephony 3. Meningkatkan pemasukan sehingga mempercepat BEP 4. juga konten dan layanan yang ada harus sesuai dengan misi utama Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, ditinjau dari sisi: a. Ekonomi b. Kesehatan dan c. Pendidikan
Langkah-langkah pendahuluan Agar nantinya desa yang diberikan konten maupun layanan dapat berfungsi optimal dan cocok dengan kebutuhan desa itu, maka sebaiknya dilakukan beberapa tahapan asesmen untuk mengetahui hal-hal berikut, antara lain: 1. Karakteristik khusus desa, misalnya: desa pertanian, peternakan, sentra industri dan kerajinan, budaya dan pariwisata dll. 2. Ada tidaknya sarana pendidikan, setingkat SD, SMP maupun SMA dll 3. Ada
tidaknya
sarana
kesehatan,
misalnya
bidan
desa,
posyandu,
puskesmas pembantu ataupun poliklinik dan praktek swasta. 4. Ada tidaknya pusat usaha dan bisnis, seperti sentra industri dan kerajinan, pasar maupun pengolahan hasil pertanian dan perkebunan. 5. Ada tidaknya ruangan bersama, misal balai desa ataupun gedung serba guna tempat berkumpulnya masyarakat desa.
Mengetahui faktor manusia (SDM) sebagai pengguna akhir dari seluruh infrastruktur yang ada dan aplikasi yang akan diusulkan, antara lain: 1. Mengetahui komposisi penduduk desa berdasar latar belakang tingkat pendidikan (SD,SMP, SMA, Universitas). 2. Mengetahui ada tidaknya SDM yang (sudah mengenal TIK, mengoperasikan TIK, memanfaatkan TIK). 3. Mengetahui tingkat pendapatan penduduk desa dengan kriteria (kurang, cukup, baik dan kaya).
Setelah kedua langkah itu dilakukan, tentunya kita dapat mulai merancang layanan dan servis yang secara konten dibutuhkan oleh masyarakat, secara teknologi mampu diterapkan dan secara ekonomis bisa dijangkau dan mampu menghasilkan nilai tambah.
Misal untuk Desa ’X’ yang memiliki karakteristik khusus sebagai Sentra Industri Pertanian Padi dan Kerajinan tangan dari tanduk kerbau dan kipas, maka usulan aplikasi dan konten yang sesuai adalah : 1. Aplikasi spesifik : a. Aplikasi berbasis teks dan web untuk layanan info pertanian, misal: harga benih, pupuk dan pestisida, harga jual gabah kering maupun beras, serta layanan cuaca dari BMG seperti: curah hujan, kadar kelembaban dll yang dikemas dalam bentuk mail (email) maupun web base b. Aplikasi berbasis teks dan web untuk layanan SCM industri dan kerajinan, misal: daftar pemasok dan konsumen, harga jual produk, katalog produk dll. 2. Aplikasi yang bersifat umum : a. Aplikasi kesehatan, misal: survaillance system untuk penyebaran wabah, misal DBD, Flu burung dll dalam bentuk teks dan web b. Aplikasi pendidikan dan ketrampilan, misal: untuk belajar on-line dengan
pemanfaatan search enginee untuk mebcari berita dan
bahan belajar, baik itu yang bersifat tutorial, reading, discussion dll. c. Aplikasi yang bersifat pemerintahan dan layanan publik lain, misal bayar PBB, Listrik on-line via kelurahan dng aplikasi khusus, foto dan buat KTP on-line maupun pemesanan ticket on-line.
Yang harus dilakukan adalah dengan memadukan kedua macam layanan itu disesuaikan dengan data-data yang diperoleh dari asesmen desa tersebut.
Usulan saya layanan yang umum yang bisa dikembangkan dan memiliki nilai tambah dengan beaya investasi yang kecil adalah:
”Pembuatan ’web-base application’ untuk melayani pembayaran Pajak baik itu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaaraan Bermotor (PKB) serta pembayaran rekening listrik on-line” Alasan memilih aplikasi : hanya membuat 1 atau 2 apikasi mampu dgunakan secara luas baik itu
-
untuk masyarakat desa maupun semua masyarakat yang belum terbiasa memakai kartu debit maupun kredit. hanya dengan menempatkan 1 atau 2 titik pusat layanan itu di desa,
-
masyarakat dapat mengaksesnya dan memanfaatkannya. dan juga dengan hanya 1 operator untuk menjalankannya maka para
-
penduduk desa tinggal datang ke kelurahan atau Koperasi unit desa (KUD) untuk mengetahui besarnya tagihan pajak atau pembayarannya dan mereka tinggal menyiapkan uang cash untuk dibayarkan via ’petugas desa’ atau ’petugas KUD’yang ada.
Jelas walaupun dengan beaya tambahan sekitar Rp.1000 (untuk rekening listrik) dan Rp.2.000 (untuk PBB dan PKB) per transaksi maka akan didapat antara minimal: -
untuk transaksi harian dengan periode bulanan didapat dengan pembayaran listrik online
-
untuk transaksi bulanan dengan periode tahunan didapat dengan pembayaran PBB dan PKB.
Dengan asumsi jumlah KK yang memiliki listrik adalah 200KK, dan jumlah rumah 400 serta jumlah Sepeda motor dan mobil antara 50 misalnya, maka setiap tahunnya akan didapat tambahan penghasilan dari aplikasi ini sekitar: -
(12 x (200 x Rp.1000)) + (450 x Rp 2000)
-
= Rp. 2.400.000 + Rp. 900.000
-
= Rp. 3.300.000 (tiga juta tiga ratus ribu rupiah).
Keunggulan lain di samping yang disebutkan di atas adalah : -
bandwidth yang dibutuhkan relatif kecil (bisa diabaikan)
-
biaya pembuatan aplikasi juga relatif murah kalo bisa dipakai di lebih dari 100 desa sebagai contoh misalnya (bisa diabaikan), hanya biaya yang pokok adalah instalasi network (TIK Pedesaan) dan investasi terminal lengkap dengan PC dan Printernya (antara Rp. 5.000.000).
-
sedangkan operator yang ada dan menjalankan memang juga bertugas sebagai petugas desa yang memiliki tanggung jawab pengumpul uang PBB misalnya, dengan tambahan itu maka dia akan lebih efisien dan mendapatkan tambahan dari pihak PLN dan DLLAJR untuk pengumpulan pembayaran secara kolektif itu, disamping juga akan menambah kerjasama antara pemerintah desa atau KUD dengan PLN dan DLLAJR.
-
Aplikasi ini akan mudah dikembangkan untuk arah lainnya misal: pembayaran cicilan barang, rumah, pemakaian air, kredit bagi BPR tanpa harus buka kantor KAS dll.
-
Adanya tambahan satu poin khusus untuk layanan ini akan menagkibatkan investasi
jaringan
pedesaan
akan
lebih
cepat
balik
modal,
karena
mendapatkan tambahan antara Rp. 50.000 per bulan untuk layanan ini. -
Dengan CAPEX Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) dan OPEX Rp. 50.000 (lima puluh ribu)+ listrik dan kertas antara Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah) maka dalam waktu 2 tahun investasi ini dipastikan sudah balik modal.
Arsitektur Hardware pendukung aplikasi : Dari sisi desa:
Dari sisi Server:
Demikian usulan ini dibuat, sedangkan mengenai aplikasinya dibuat dengan: -
Perangkat lunak open source, PHP dan MySQL
-
Operating system yang dipilih di sisi server maupun client juga berbasis open source (misal Free BSD, LINUX Fedora dll)
-
Aplikasi untuk report data dalam bentuk TXT atau format HTML, sehingga untuk membuka aplikasinya cukup dengan notepad maupun open office maupun browser seperti Mozilla Firefox.
-
Interkoneksi dengan pihak PBB dengan data PBB Kecamatan, PKB dengan dinas DLLAJR setempat dan PLN dengan kantor pelayanan PLN terdekat (bersifat lokal).