Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LABOR UNIVERSITAS RIAU Hukmi dan Febrialismanto Prodi PG-PAUD FKIP Universitas Riau email:
[email protected]
ABSTRAK Tulisan ini memuat hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di TK Labor Universitas Riau. Berdasarkan pengamatan bahwa beberapa anak usia 4-5 tahun tidak dapat berbicara dengan baik terutama berkaitan dengan pengucapannya, khususnya terkait dengan suara dari huruf konsonan. Lalu dilakukanlah usaha peningkatan kemampuan berbicara anak tersebut melalui kegiatan bernyanyi. Kegiatan bernyanyi ini dilakukan dengan iringan musik keyboard, yang pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan tiga (3) kali pertemuan. Sebelum diperlakukan kemampuan berbicara anak hanya 48.68% yakni ‘mulai berkembang’. Setelah dilakukan tindakan, maka pada siklus 1 kemampuan berbicara anak meningkat menjadi 61.16 %. Pada siklus 2 meningkat menjadi 77.629 %. Peningkatan ini termasuk pada rentang ‘berkembang sangat baik’. Kata Kunci: kemampuan berbicara; bernyanyi
PENDAHULUAN Beberapa hal terkait dengan perkembangan anak, satu di antaranya adalah perkembangan bahasa. Makanya anak-anak mangalami konflik yang diakibatkan kurangnya kemampuan pengusaan bahasa (Kurnia, 2009:3). Tentu sebaliknya, semakin baik penguasaan bahasa pada anak, maka anak semakin lebih dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Kemampuan anak dalam berbahasa bukan saja berguna dalam berkomunikasi, tetapi juga anak mendapat bagaian dari lingkungannya, sehingga anak dapat eksis dalam hidupnya. Perkembangan bahasa khususnya berbicara terkait juga dengan sistem aturan morfologi, sintaksis, fonologis, leksikal, dan pragmatik. Morfologis berkaitan dengan penguasaan pembentukan kata-kata. Fonologis berkaitan dengan penguasaan sistem suara/bunyi. Sintaksis berkaitan dengan tata bahasa. Leksikal berkaitan dengan penguasaan dan perluasan kekayaan kata-kata serta pengetahuan mengenai arti kata-kata. Semantik berkaitan dengan penguasaan arti kata. Pragmatik berkaitan dengan aturan-aturan berbicara (Soetjiningsih, 2012:203204). Anak-anak mungkin tidak dapat mengusai bahasa pada tahap semantik dan pragmatik sebaik mungkin, namun setidak-tidaknya anak mulai dilihat atau dibandingkan kemampuannya berbicara setidaknya secara morfologis dan fonologis. Sehingga inilah yang akhirnya memperlihatkan mana anak yang bermasalah dan mana anak yang telah sesuai dengan tahap
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
perkembangannya. Survei awal di TK Labor Universitas Riau, ada beberapa anak yang tak dapat berbicara dengan baik terutama berkaitan dengan pengucapannya, khususnya terkait dengan suara dari huruf konsonan. Misalnya menyebutkan ‘kakak’ terdengar ‘tatak, atau menyebut ‘sekolah’ menjadi ‘cekolah’. Memang dalam proses keterampilan berbicara pada anak, gejala ini menjadi hal yang sangat manusiawi dalam pencapaian tingkat berbicara yang lebih baik. Namun demikian mengacu pada tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun bahwa anak pada usia ini sudah diarahkan dan bahkan sewajarnya mampu berbicara dengan pengucapan yang sesuai dengan bunyi yang sebenarnya (Permendikbud, 2015:27). Maka diperlukan adanya upaya peningkatan, misalnya melalui kegiatan bernyanyi. Pembelajaran di PAUD—termasuk di TK Labor FKIP—bernyanyi merupakan salah satu metode mensimulasi anak, namun hal tersebut masih sifatnya alamiah saja. Sampai saat ini belum dilakukan upaya seperti bernyanyi secara khusus yakni bernyanyi secara teratur/terarah (direktif) dengan iringan musik. Maka dilakukanlah penelitian tindakan kelas yakni meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun melalui bernyanyi di TK Labor Universitas Riau. Tujuan praktis penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemamapuan berbicara anak usia 45 tahun melalui bernyanyi; untuk mengetahui penerapan bernyanyi dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 Tahun; untuk
65
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
mengetahui tingginya peningkatan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun. Kemampuan dipahami sebagai sebagai kuasa, bisa, sanggup, melakukan sesuatu (Balai Pustaka, 2005:707). Adapun berbicara adalah adalah berkata, bercakap atau berbahasa (Balai Pustaka, 2005:148). Jadi dapat dpahami bahwa kemampuan berbicara itu adalah kesanggupan atau kuasa dalam berbahasa atau berkata-kata. Kemampuan berbicara dapat diamati dalam beberapa hal, yaitu sistem aturan morfologi, sintaksis, fonologis, leksikal, dan pragmatik. Morfologis berkaitan dengan penguasaan pembentukan kata-kata. Fonologis berkaitan dengan penguasaan sistem suara/bunyi. Sintaksis berkaitan dengan tata bahasa. Leksikal berkaitan dengan penguasaan dan perluasan kekayaan kata-kata serta pengetahuan mengenai arti kata-kata. Semantik berkaitan dengan penguasaan arti kata. Pragmatik berkaitan dengan aturan-aturan berbicara (Soetjiningsih, 2012:203204). Anak-anak mungkin tidak dapat mengusai bahasa pada tahap semantik dan pragmatik sebaik mungkin, namun setidak-tidaknya anak mulai dilihat atau dibandingkan kemampuannya berbicara setidaknya secara morfologis dan fonologis. Sehingga inilah yang akhirnya memperlihatkan mana anak yang bermasalah dan mana anak yang telah sesuai dengan tahap perkembangannya. Ini juga sesuai dengan pendapat tarigan (Kurnia, 2009:128) bahwa “keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulkasi atau katakata....” Aspek yang terkait dengan berbicara itu adalah morfologis, fonologis, leksikal, semantik, dan pragmatik. Selain persoalan teknis ini, gangguan berbicara itu bisa saja terkait dengan persoalan psikis dan psikologis, seperti gagap, malu. Secara kognitif pada anak usia 4-6 tahun diperlihatkan pada: kemampuannya menggunakan kata ganti saya dan dikomunikasikannya; memiliki perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya, kata sambung; menunjukkan pemahaman akan sesuatu; mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana (Depdiknas dalam Kurnia, 2009:129). Menurut Indriati (2011:37) kemapuan berbicara anak usia 4-5 tahun itu terkait juga dengan pengucapan konsonan, menjawab pertanyaan sederhana (apa, siapa, mengapa berapa), berkomunikasi secara efektif dengan orang sekitar. Hal ini menunjukkan gambaran bahwa keterampilan berbicara itu masih sederhana, dan selain perbendaharaan kata yang dimiliki 66
Hukmi dan Febrialismanto
ternyata pengucapan (fonologis) merupakan hal yang penting dalam berbicara anak usia demikian. Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, sebagai berikut: 1) menyimak perkataan orang lain; 2) mengerti dua perintah yang dibacakan; 3) memahami cerita yang dibacakan; 4) mengenal Perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, jelek, dan sebagainya); 5) mendengar dan membedakan bunyi-bunyian dalam bahasa Indonesia (contoh, bunyi dan ucapan harus sama). Beberapa cara dalam penanggulangan masalah perkembangan berbicara anak itu biasanya dilakukan secara terarah atau direktif dan yang bersifat alamiah atau natural. Terapi yang dapat dilakukan misalnya occupitioal therapy, dan speech therapy. Occupational therapy berkaitan dengan stimulasi terkait dengan pisik seperti tenggorokkan, pernapasan, rongga mulut, diafragma, dan paru-paru. Speech therapy terkait stimulasi pada berbicara itu sendiri (Soetjiningsih, 2012:67-72). Umumnya anak-anak sejak dini diajak berbicara oleh pengasuhnya sebagai bentuk pendidikan berbicara. Namun dalam hal yang formal biasanya juga digunakan media-media pendukung dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak, seperti buku bergambar, mendongeng, bercerita (kurnia, 2009:passim). Bahkan juga dianjurkan dengan melakukan gerakan atau menari, dan musik (Indriati, 2011:63). Uraian di atas dapat memberi pemahaman bahwa aktivitas musik—dalam hal ini bernyayi—memiliki fungsi yang baik untuk pengembangan keterampilan berbicara anak. Beberapa pengertian dari musik memperlihatkan keberagamannya dalam mendefinisikan, namun secara fundamental unsur utamanya adalah bunyi. Misalnya musik diartikan sebagai suara atau bunyi yang disusun sedemikian rupa yang mengandung irama, lagu dan keharmonisan (Tim Balai Pustaka KBBI, 2005:766). Musik adalah gubahan karya seni yang merupakan perpaduan suara-suara dengan ketetapan tinggi nada tertentu (Pono Banoe, 1985:172). Pengertian ini tentunya terlalu mempersempit makna musik bila ketiga unsur yang disebutkan harus ada dalam peristiwa bunyi. ‘Bernyanyi’ merupakan kata berimbuhan ‘ber’ yang kata dasarnya adalah ‘nyanyi’. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa ‘bernyanyi’ artinya mengeluarkan suara bernada atau disebut juga ‘berlagu’ baik menggunakan lirik ataupun tidak (Tim Balai Pustaka:790).
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Begitu juga halnya dalam pendidikan di PAUD, akan selalu dijumpai aktivitas bernyanyi. Mulai dari anak datang tepatnya saat berbaris, sedang di dalam kelas, hingga akan meninggalkan sekolah. Nyanyian yang hadir dirasakan sebagai hiburan hingga sebagai medium untuk penyampaian materi pendidikan. Bernyanyi merupakan bagian dari musik, yang mana ini disebut juga sebagai musik vokal (Pekerti, et.al. 2008:2.36). pernyataan ini memberi pemahaman bahwa bernyanyi itu sendiri adalah juga aktivitas bermusik. Bila ‘bernyanyi’ dikembalikan pada hakikatnya sebagai musik, maka dapatlah dikaitkan dengan pendapat Remer (dalam Pekerti, et.al. 2008:2.3) bahwa musik— dalam hal ini bernyanyi—dibangun oleh unsurunsur ritme, melodi, harmoni, tekstur. Pernyataan ini tentunya memperlihatkan konsep bernyanyi secara keseluruhan terutama pada penyajiannya (solo/kelompok) juga pada komposisinya
perencanaan
4 perenungan
(arransemen). Terkait dengan aktivitas pembelajaran di PAUD, maka bernyanyi tidak melulu dipahami sebagai pertunjukan, namun lebih merupakan sebagai pendukung dari pembelajaran (Pekerti, et.al. 2008:2.41). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan pendekatan kuantitif. Artinya penelitian ini berusaha memberi pembinaan pada anak usia 4-5 tahun di kelas TK A TK Labor Universitas Riau dalam meningkatkan kemampuan berbicara, melalui aktivitas bernyanyi, lalu data kualitatifnya dikuantitatifkan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap penelitian, yaitu: persiapan/perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi/ perenungan. Adapun perlakuan tindakan ini diupayakan berlangsung dalam dua (2) siklus. Rancangan ini dapat dilihat seperti di bawah ini.
1 perencanaan
4 perenungan
Siklus I pelaksanaan
Siklus II pelaksanaan
Observasi
pengamatan
1. Instrumen Penelitian Tabel 1. Instrumen Penelitian Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun p Nilai Pencapaian No
Pencapian Perkembangan BB
1
Menyimak perkataan orang lain
2
Memahami isi nyanyian yang dissampaikan
3
Mengenal perbendaharaan kata mengenai
MB
BSH
BSB
kata sifat. 4
Mendengar dan membedakan bunyi-bunyian dalam bahasa Indonesia (contoh, bunyi dan
ucapan harus sama) Bersumber dan Diadaptasi Berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2015
Keterangan: BB = belum berkembang dengan kriteria nilai satu (1) MB = mulai berkembang dengan kriteria nilai dua (2) EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
BSH= BSB=
berkembang sesuai harapan dengan criteria nilai tiga (3) berkembang sangat baik dengan kriteria nilai empat (4)
67
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Ada pun rentang persentase yang dijadikan adalah: Belum Berkembang: 0.5% hingga 25% Mulai Berkembang: 25.5% hingga-50% Berkembang Sesuai Harapan: 50,5% hingga 75% Berkembang Sangat Baik: 75.5% hingga 100%. Sesuai denga jenis penelitian, maka data yang diperoleh akan dianalisis untuk memperoleh gambaran tingkat kemampuan berbicara anak melalui bernyanyi, menggunakan rumus sebagai berikut. P= F X 100% N P= Persentase F= Frekuensi N= Jumlah Subjek
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus I Penelitian di lakukan di Kelompok Bermain TK Labor FKIP Universitas Riau, yakni pada 19 anak usia 4-5 tahun. Dalam penelitian dibantu oleh guru pamong beserta asistennya. Cara pelaksanaannya, anak-anak diajak mengikuti kegiatan bernyanyi secara iringan musik, dan anakanak boleh bernyanyi secara bebas baik individu atau kelompok. Beberapa lagu yang dibawa anak, yakni lagu yang biasa dinyanyikan dalam proses pembelajaran, dan juga lagu popular anak-anak. Artinya, yang dipentingkan bukan capaian bernyanyi anak, tetapi anak mau ikut dalam kegiatan, lalu guru mengamati perkembangan ucapan dalam lagu.
Tabel 2. Data Pra-Siklus Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX Jumlah Rata-rata
2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 2.1
Indikator II III 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 33 43 1.73 2.26
Data di atas masih pada rentang 48.68%, dan ini termasuk pada rentang ‘mulai berkembang’. Walau hanya beberapa indikator yang dianggap rendah, namun hal tersebut perlu ditingkatkan terutama pada indikator keempat. 1. Pertemuan 1 Pertemuan pertama berlangsung pada hari Senen tanggal 2 November 2015 pada pagi hari
68
Jumlah
%
IV 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 3 1 1 32 1.68
9 8 9 8 9 7 9 6 9 6 7 6 7 9 7 9 10 6 7 148 7.77
56.25 50 56.25 50 56.25 43.75 56.25 37.5 56.25 37.5 43.75 37.5 43.75 56.25 43.75 56.25 62.5 37.75 43.75 925.25 48.68
pukul 08.00 WIB. Bernyanyi dilakukan secara berkelompok dan individu. Namun demikian kegiatan bernyanyi ini tidak terlalu formal, tetapi anak diberi kebebasan dalam pilihan lagu, cara tampilannya, dan lain-lain. Setelah itu dinilai hasil perlakuan melalui percakapan dalam pembelajaran. Adapun datanya sebagai berikut.
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Tabel 3. Data Siklus I Pertemuan I Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX Jumlah Rata-rata
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 54 2.84
Indikator II 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 36 1.89
Data di atas menunjukkan adanya perkembangan, yang mana itu termasuk rentang ‘berkembang sesuai harapan’. Perlu ada tindakan selanjutnya supaya tercapai yang lebih baik lagi.
Jumlah III
IV
3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 47 2.47
2 2 3 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 3 1 1 34 1.78
10 10 11 10 10 8 10 6 10 6 8 7 8 10 8 10 13 8 8 171 8.98
% 62.5 62.5 68.75 62.5 62.5 50 62.5 37.5 62.5 37.5 50 43.75 50 62.5 50 62.5 81.25 50 50 1068.75 56.25
2. Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 November 2015, pada pukul 10.30 WIB. Adapun datanya sebagai berikut.
Tabel 4. Data Siklus I Pertemuan II Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX Jumlah Rata-rata
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 54 2.84
Indikator II 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 43 2.26
Data di atas semakin meningkat, namun ada beberapa indikator masih terlihat rendah. Hal ini tentunya diperlukan tindakan selanjutnya.
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Jumlah III
IV
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 54 2.84
3 3 3 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 3 1 2 37 1.947
11 11 12 11 10 10 11 6 12 7 9 7 8 10 9 10 15 9 10
% 68.75 68.75 75 68.75 62.5 62.5 68.75 37.5 75 43.75 56.25 43.75 50 62.5 56.25 62.5 93.75 56.25 62.5 1175 61.842
3. Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 6 November 2015, pada hari Jumat jam 10.30 WIB. Adapun datanya sebagai berikut di bawah ini.
69
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Tabel 4. Data Siklus I Pertemuan III Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek
Indikator II
I
Jumlah III
%
IV
1
I
4
2
3
3
12
75
2
II
3
2
3
3
11
68.75
3
III
3
3
3
3
12
75
4
IV
3
3
4
2
12
75
5
V
3
2
3
2
10
62.5
6
VI
3
3
3
2
11
68.75
7
VII
3
3
4
3
13
81.25
8
VIII
2
1
2
2
7
43.75
9
IX
3
3
3
3
12
75
10
X
2
2
2
2
8
50
11
XI
3
2
3
1
9
56.25
12
XII
3
2
2
2
9
56.25
13
XIII
2
2
2
2
8
50
14
XIV
3
2
3
2
10
62.5
15
XV
3
2
3
2
10
62.5
16
XVI
2
2
3
3
10
62.5
17
XVII
4
4
4
3
15
93.75
18
XVIII
3
2
3
2
10
62.5
19
XIX
3
2
3
2
10
62.5
Jumlah Rata-rata
55
44
56
44
199
1243.75
2.89
2.315
2.94
2.31
10.47
65.46
Pertemuan ketiga ini juga meningkat, namun bila diamati secara mendalam peningkatan antar siklus tidak terlalu tinggi. Bahkan bila dilihat pada
rata-ratanya akan terlihat peningkitan masih tidak terlalu tinggi. Adapun rata-rata hasil dari siklus satu adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Data Rekap Siklus I Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut No
Subjek
Siklus I Pert. 1
Pert. 3
1
I
62.5
68.75
75
2
II
62.5
68.75
68.75
3
III
68.75
75
75
4
IV
62.5
68.75
75
5
V
62.5
62.5
62.5
6
VI
50
62.5
68.75
7
VII
62.5
68.75
81.25
8
VIII
37.5
37.5
43.75
9
IX
62.5
75
75
10
X
37.5
43.75
50
11
XI
50
56.25
56.25
12
XII
43.75
43.75
56.25
13
XIII
50
50
50
14
XIV
62.5
62.5
62.5
15
XV
50
56.25
62.5
16
XVI
62.5
62.5
62.5
17
XVII
81.25
93.75
93.75
18
XVIII
50
56.25
62.5
19
XIX
50
62.5
62.5
Jumlah
1068.75
1175
1243.75
Rerata
56.25
61.84
65.46
Rerata Siklus I
70
Pert. 2
61.16
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Rata-rata data di atas termasuk pada rentang ‘berkembang sesuai harapan yakni pada angka 61.16 %. Tentunya perlu ditindaklanjuti dengan perlakuan yang lebih baik lagi sehingga semakin berkembang. Untuk itu maka dilanjutkan pada siklus kedua.
B. Siklus II 1. Pertemuan 1 Siklus I sudah memperlihatkan peningkatan, namun dianggap masih harus ditingkatkan terutama kepada tingkat ‘berkembang sangat baik’. Pada Siklus II dilakukan tiga kali tindakan. Pertemuan pertama berlangsung hari Senen pukul 08.30 WIB. Adapun datanya sebagai berikut di bawah ini.
Tabel 6. Data Siklus II Pertemuan I Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek
Indikator I
II
Jumlah III
%
IV
1
I
4
3
4
3
14
87.5
2
II
3
2
3
3
11
68.75
3
III
4
3
4
4
15
93.75
4
IV
4
3
4
3
14
87.5
5
V
3
2
3
3
11
68.75
6
VI
3
3
3
2
11
68.75
7
VII
4
4
4
3
15
93.75
8
VIII
3
2
2
2
9
56.25
9
IX
4
3
4
4
15
93.75
10
X
2
2
2
2
8
50
11
XI
3
3
3
2
11
68.75
12
XII
3
2
3
2
10
62.5
13
XIII
2
2
2
3
9
56.25
14
XIV
3
3
4
3
13
81.25
15
XV
4
2
3
3
12
75
16
XVI
2
2
3
4
11
68.75
17
XVII
4
4
4
4
16
100
18
XVIII
3
2
3
3
11
68.75
19
3
2
3
3
11
68.75
Jumlah
XIX
61
49
61
56
226
1418.75
Rata-rata
3.2
2.57
3.2
2.947
11.89
74.639
Pada siklus kedua ini, semakin dapat berinteraksi dengan anak-anak sehingga juga berpengaruh pada hasil penelitiannya. Data tersebut sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik, yakni pada ujung rentang ‘berkembang sesuai harapan’.
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
2. Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis tanggal 12 November 2015 pukul 10.00 WIB. Adapun datanya sebagai berikut di bawah ini.
71
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Tabel 7. Data Siklus II Pertemuan II Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek
Indikator I
Jumlah
II
III
%
IV
1
I
4
3
4
4
15
93.75
2
II
4
3
4
4
15
93.75
3
III
4
4
4
4
16
100
4
IV
4
3
4
4
15
93.75
5
V
3
2
3
3
11
68.75
6
VI
3
3
3
3
12
75
7
VII
3
3
3
4
13
81.25
8
VIII
3
2
2
3
10
62.5
9
IX
4
4
4
3
15
93.75 56.25
10
X
2
2
2
3
9
11
XI
3
3
3
3
12
75
12
XII
3
2
3
3
11
68.75
13
XIII
2
2
2
3
9
56.25
14
XIV
4
3
4
4
15
93.75
15
XV
3
2
3
3
11
68.75
16
XVI
2
2
3
4
11
68.75
17
XVII
4
4
4
4
16
100
18
XVIII
3
2
3
3
11
68.75
19
XIX Jumlah Rata-rata
3
2
3
3
11
68.75
61
51
61
65
237
1487.5
3.21
2.68
3.21
3.42
12.52
78.289
Peningkatan pertemuan kedua ini telah menunjukkan pada tahap perkembangan anak di rentang ‘berkembang sangat baik. Namun demikian, rentang tersebut masih dianggap belum terlalu berarti karena terlalu dekat dengan angka 75.5 % sebagai poin terendah dari retang ‘berkembang sangat baik. Untuk itu perlu dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
3. Pertemuan 3 Pertemuan ketiga pada siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 November 2015, yakni pukul 08.00 WIB. Adapun datanya sebagai berikut di bawah ini.
Tabel 8. Data Siklus II Pertemuan III Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek
Indikator I
Jumlah III
%
IV
1
I
4
3
4
4
15
93.75
2
II
4
3
4
4
15
93.75
3
III
4
4
4
4
16
100
4
IV
4
3
4
4
15
93.75
5
V
3
2
3
3
11
68.75
6
VI
4
3
3
3
13
81.25
7
VII
4
4
4
4
16
100
8
VIII
3
2
2
3
10
62.5
9
IX
4
4
4
4
16
100
10
X
3
2
3
3
11
68.75
11
XI
3
3
3
3
12
75
12
XII
3
2
3
3
11
68.75
13
XIII
2
2
2
3
9
56.25
14
XIV
4
3
4
4
15
93.75
15
XV
4
2
3
3
12
75
16
XVI
2
2
3
4
11
68.75
17
XVII
4
4
4
4
16
100
18
XVIII
4
2
3
3
12
75
19
XIX
3
2
3
3
11
68.75
Jumlah Rata-rata
72
II
66
52
63
66
247
1543.75
3.47
2.736
3.31
3.47
13
81.25
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Hukmi dan Febrialismanto
Pertemuan keempat dapat menunjukkan perkembangan yang berarti yalni pada rentang ‘berkembang sangat baik’. Mengingat setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan, maka perlu melihat
hasil rata-ratanya, sehingga akan terlihat perkembangannya per siklus. Adapun ratarata dari siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 9. Rekap Data Siklus II Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. No
Subjek
Siklus II Pert. 1
Pert. 2
Pert. 3
1
I
81.25
93.75
93.75
2
II
68.75
93.75
93.75
3
III
93.75
100
100
4
IV
87.5
93.75
93.75
5
V
68.75
68.75
68.75
6
VI
68.75
75
81.25
7
VII
93.75
81.25
100
8
VIII
56.25
62.5
62.5
9
IX
87.5
93.75
100
10
X
50
56.25
68.75
11
XI
68.75
75
75
12
XII
62.5
68.75
68.75
13
XIII
56.25
56.25
56.25
14
XIV
75
93.75
93.75
15
XV
75
68.75
75
16
XVI
68.75
68.75
68.75
17
XVII
93.75
100
100
18
XVIII
68.75
68.75
75
19
XIX
68.75
68.75
68.75
Jumlah
1393.75
1487.5
1543.75
Rerata
73.35
78.289
81.25
Rerata Siklus II
77.629
Perbandingan hasil itu dapat juga dilihat di bawah ini. Tabel 10. Data Siklus I & II Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun sebagai berikut. Data
Kemampuan Bicara Anak Prasiklus
Jumlah Persentase
Data sebelum perlakuan menunjukkan pada rentang ‘mulai berkembang’ yakni 48.68 %. Pada siklus satu pada rentang ‘berkembang sesuai harapan’. Siklus II pada angka 77.629 % termasuk pada rentang berkembang sangat baik. Hasil penelitian di atas member gambaran akan manfaat kegiatan bernyanyi bagi perkembangan berbicara anak. Semakin sering anak-anak bernyanyi, artinya juga semakin sering bernyanyi maka semakin sering anak melatih ucapannya dalam berbicara. Fungsi nyanyian tersebut sejalan dengan pendapat Haskel (dalam Pekerti, et.al. 2008) bahwa pendidikan anak usia dini tidak akan efektif dan kurang sempurna tanpa musik. Selain musik—dalam hal ini tentunya
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
Siklus I
Siklus II
148
186.3
235.66
48.68
61.16
77.629
bernyanyi—memiliki fungsi dalam prose belajar di PAUD, juga diyakini memiliki fungsi bagi perkembangan anak usia dini tersebut, karena terkait juga bagi perkembangan emosi, kognisi, inteligensi, bahkan juga pada fungsi terapi (Salim, 2009:passim). SIMPULAN Perkembangan bicara anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan yang menyenangkan bagi anak, termasuk melalui bernyanyi. Bernyanyi di sini merupakan kegiatan yang sifatnya teratur (direktif) karena menggunakan iringan sehingga anak dapat lebih diarahkan dan pengamatannya lebih terpusat lagi. Namun demikian dalam
73
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
penampilan anak dibebaskan memilih lagu serta cara pembawaanya. Data awal sebelum siklus yakni 48.68 %, menunjukkan perkembangan anak yakni ‘mulai berkembang’. Walau ini bukan data terendah, namun ada beberapa indikator perlu ditingkatkan sehingga berlanjut pada siklus I dengan capaian 61.16 %. Pada siklus II perkembangan semakin meningkat yakni 77.629 % yang menunjukkan pada capaian ‘berkembang sangat baik’. Tentunya bila dilanjutkan lagi, kemampuan berbicara anak akan dapat berkembang lagi melalui kegiatan bernyanyi yang sifatnya direktif tersebut di atas. DAFTAR PUSTAKA Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Banoe, Pono. 1985. Kamus Istilah Musik. Jakarta: Jembatan. Harlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Terjemahan oleh Med. Meitasari Tjandrasa, t.t. Jakarta: Erlangga.
74
Hukmi dan Febrialismanto
Indriati, Etty. 2011. Kesulitan Berbicara dan Berbahasa pada Anak. Jakarta: Prenada Media Grup. Kurnia, Rita. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia Insani. Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD. Jakarta: Kemendibud. Salim, Johan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher. Soetjiningsih, Christina Hari. 2012. Perkembangan Anak: Sejak Pembuahan sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Grup. Widia, Pekerti, et. al. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.
EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016