MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA DALAM MENGHAFAL ASMAUL HUSNA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TELUK AIR KARIMUN
OLEH
ROSNIAH NIM. 10911009298
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA DALAM MENGHAFAL ASMAUL HUSNA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TELUK AIR KARIMUN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
ROSNIAH NIM. 10911009298
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
PENGHARGAAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan judul “Peningkatan Daya Ingat Siswa dalam Menghafal Asmaul Husna melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Kabupaten Karimun”. Sholawat dan salam tidak lupa pula disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga dengan bersholawat kepadanya kita mendapat syafaat-Nya kelak. Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang peneliti miliki, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang peneliti menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini juga tidak luput dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang terhormat : 1.
Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir selaku Rektor UIN SUSKA Riau Pekanbaru berserta staf.
2.
Ibu Dr. Hj. Helmiati, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau.
3.
Ibu Sri Murhayati, M.Ag selaku sebagai pembimbing yang telah banyak berperan dan memberikan petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.
4.
Seluruh Dosen dilingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti.
iii
5.
Dan teristimewa buat keluarga terutama Suami dan anak-anak yang telah memberi dukungan moril serta tidak henti-hentinya mendo’akannya.
6.
Buat teman-teman saya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan motivasi kepada peneliti. Mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi penulis. Terakhir atas segala jasa dan budi baik dari semua pihak yang tersebut diatas,
peneliti mengucapkan ribuan terima kasih. Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin…..
Pekanbaru, 08 Juni 2012
Penulis
iv
ABSTRAK Rosniah (2012): Peningkatan Daya Ingat Siswa dalam Menghafal Asmaul Husna melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Kabupaten Karimun
Prinsip-prinsip dasar dalam proses belajar dan memori, meliputi: kebermaknaan, organisasi, asosiasi, visualisasi, perhatian, minat dan umpan balik. Salah satu hal yang menentukan sulit tidaknya suatu materi dipelajari, adalah besarnya makna materi tersebut bagi orang yang mempelajarinya. Jika materi itu tidak masuk di akal, ia sulit untuk mempelajari. Semakin besar makna/arti materi itu bagi seseorang semakin mudah orang itu mempelajarinya.Oleh karena itu sudah banyak yang menyadari bahwa untuk mengingat, orang harus berusaha membuat materi tersebut bermakna, demikian halnya pada materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan daya ingat, guru harus membuat materi tersebut lebih bermakna. Karena apabila dengan mengetahui maknanya dan mengetahui materi itu, maka semakin mudah siswa mempelajari materi baru tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan strategi Index Card Match dalam meningkatkan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Asmaul Husna pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam perjalanan pengumpulan data, yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil tes, dan observasi. Sedangkan untuk analisisnya, penulis penggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang penulis peroleh selama melakukan pengamatan langsung di lapangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan daya ingat siswa khususnya pada mata materi Asmaul Husna. Ini terbukti bahwa daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 61,76% meningkat menjadi 88,91 % pada siklus II.
v
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN …………………………………………………………. PENGESAHAN …………………………………………………………. PENGHARGAAN ………………………………………………………... ABSTRAK ……………………………………………………………….. DAFTAR ISI ……………………………………………………………... DAFTAR TABEL ………………………………………………………...
i ii iii v viii ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………... B. Definisi Istilah ……………………………………….. C. Rumusan Masalah ……………………………………. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………
1 6 6 7
BAB II
KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis ……………………………………. B. Penelitian Yang Relevan ……………………………... C. Hipotesis Tindakan …………………………………... D. Indikator Keberhasilan ……………………………….
9 25 28 29
BAB III
METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian …………………………. B. Tempat Penelitian ……………………………………. C. Rancangan Penelitian ………………………………… D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ………………… E. Observasi dan Refleksi ……………………………….
35 35 35 39 40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian ………………………….. B. Hasil Penelitian ………………………………………. C. Pembahasan …………………………………………..
42 48 79
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………... B. Saran …………………………………………………
82 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Tabel IV.2 Tabel IV.3 Tabel IV.4 Tabel IV.5 Tabel IV.6 Tabel IV.7 Tabel IV.8 Tabel IV.9 Tabel IV.10 Tabel IV.11 Tabel IV.12 Tabel IV.13 Tabel IV.14 Tabel IV.15
Data Keadaan Guru dan Pegawai SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 …………………………………….. Data Keadaan Siswa-Siswi SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 …………………………………….. Data Nama-Nama Siswa-Siswi Kelas II SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 …………………………………….. Data Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Sebelum Tindakan ………………………. Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Sebelum Tindakan ………….. Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus I Dalam Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 1) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus I Dalam Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 2) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Dengan Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 1) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Dengan Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 2) ……………………………………………. Data Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus I …………..………………………. Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus I ……………………… Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus II Dalam Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 1) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus II Dalam Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 2) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Dengan Menggunakan Metode Index Card Match (pertemuan 1) ……………………………………………. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Dengan Menggunakan Metode Index Card Match ix
45 46 47 49 50 55 56 58 59 61 62 69 70
72
Tabel IV.16 Tabel IV.17 Tabel IV.18
(pertemuan 2) ……………………………………………. Data Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus II …………..…………………… Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Data Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus II …………………… Perbandingan Pencapaian Prosentase Hasil Tes Daya Ingat Siswa Pada Tindakan Awal, Siklus I, dan Siklus II
x
73 75 76 80
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai pengajar dan pembimbing, wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kreteria pencapaian tujuan instruksional yang diharapkan. Pada umumnya pembelajaran di SD masih belum memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa kurang berperan aktif sedangkan guru masih banyak yang menggunakan metode yang konvensional. Selain itu kurikulum di SD kurang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, karena tingkat perkembangan anak SD dimulai dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak. Pada jenjang pendidikan untuk SD menitikberatkan pada pendidikan dasar termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diukur dari sejauh mana siswa mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits. Sejalan dengan hal tersebut diatas, dalam Kurikulum 2004 menyebutkan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber
utamanya
kitab
suci
Al-Quran 1
dan
Hadits,
melalui
kegiatan
2
pembimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.1 Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalui berupaya menyempurnakan Iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. 2 Dunia pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam membangun dan mencerdaskan anak bangsa, khususnya di sekolah-sekolah dimana disinilah proses belajar mengajar dan evaluasi pendidikan berlangsung. Proses belajar mengajar yang diterapkan di sekolah maupun di dalam kehidupan sehari-hari tentu saja melibatkan proses kognitif. Proses kognitif sendiri meliputi proses belajar, memahami, mengingat dan persepsi. Pada masing-masing individu memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda, yang kesemuanya tergantung pada bagaimana mereka dalam menggunakan dan melatihnya. Kendala dalam dunia pendidikan saat ini pada umumnya terletak pada kesulitan para siswa dalam menangkap informasi, baik itu dalam memahami maupun mengingat kembali apa yang sudah dipelajari di sekolah. 1
Kurikulum 2004, Kompetensi Standar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD/MI, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003, h. 7 2 BSNP, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Mata Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 1
3
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa proses belajar melibatkan proses kognitif, dan mengingat merupakan salah satu proses kognitif, yang artinya segala macam belajar juga melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat pengalaman kita, maka kita tidak akan bisa belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa dalam belajar hal yang menentukan adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. Mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah diterimanya, misalnya pada waktu ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh selama mengikuti pelajaran. Daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal. Ini karena hasil belajar siswa di sekolah diukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat). Maka dengan daya ingat yang baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil optimal. Namun, tidak setiap siswa memiliki daya ingat yang baik. Dalam setiap kelas, misalnya, pasti ada siswa yang memiliki daya ingat baik dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Hal ini sesuai pendapat Kapadia yang menyatakan bahwa beberapa orang memiliki daya ingat yang baik, dan yang lainnya berdaya ingat buruk. Tentu saja, proses pembelajaran di kelas akan berlangsung lancar bila seluruh siswa memiliki daya ingat yang baik. Tetapi ketika sebagian besar siswa
4
memiliki daya ingat buruk ditandai dengan kesulitan siswa dalam mengingat materi pelajaran tentunya akan timbul masalah karena proses pembelajaran menjadi lamban. Dari hasil survey dan wawancara dengan siswa kelas II, bertukar pikiran dengan teman guru, diperoleh informasi bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya daya ingat siswa dalam menguasai materi Pendidikan Agama Islam adalah: 1. Guru lebih menekankan pada terselesainya sejumlah materi pembelajaran yang ditetapkan pada silabus dengan alokasi waktu yang tersedia; 2. Siswa dijadikan objek seperti “vas bunga” yang dituangkan air sampai penuh. Artinya siswa “dipaksa” menerima seluruh informasi dari guru tanpa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi/perenungan secara logis dan kritis; 3. Guru selalu mendominasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif dalam menuangkan ide dan mempertajam gagasannya; 4. Komunikasi pembelajaran hanya satu arah, kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri. Menurut Hisyam Zaini, dkk “Model Index Card Match (mencari pasangan) adalah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya”. 3 Di samping itu materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang diajarkan terlebih dahulu sehingga ketika masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Untuk itu pembelajaran index card match, dapat 3
Hisyam Zaini, dkk, Metode Pembelajaran Aktif (Center of Teaching Staff Develompent), Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004, h. 69
5
menciptakan suasana pembelajaran yang “fun”, lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individu ataupun kelompok, dapat mengembangkan kreativitas, kemandirian siswa menciptakan komunikasi timbal balik, serta dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang “Peningkatan Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Melalui Strategi Index Card Match Pada Siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Kabupaten Karimun”. B. Definisi Istilah Definisi istilah merupakan informasi tentang istilah yang digunakan yang terkait langsung dengan variabel penelitian. Definisi istilah berguna untuk memperjelas kata-kata/istilah yang digunakan dalam penelitian agar dari terhindar dari kesalahpahaman terhadap sebuah konsep. Dari pernyataan diatas, maka istilah-istilah dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Daya ingat merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal. Maka dengan daya ingat yang baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil optimal. 2. Index Card Match adalah strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya, sehingga ketika masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.4
4
Hisyam Zaini, Op.Cit, h, 62
6
C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Strategi Index Card Match dapat Meningkatkan Daya Ingat Siswa dalam Menghafal Asmaul Husna Pada Siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Kabupaten Karimun?” D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan sebagai berikut : “Untuk Meningkatkan Daya Ingat Siswa dalam Menghafal Asmaul Husna Melalui Strategi Index Card Match Pada siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun.” 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritik 1) Memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan khususnya tentang motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan pendekatan pembelajaran kooperatif strategi Index Card Match. 2) Memberikan kontribusi bahwa motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II SD dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran kooperatif Index Card Match. 3) Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa
7
a) Meningkatkan daya ingat belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II SD Negeri 013 Teluk Air Karimun. b) Meningkatkan penguasaan Pendidikan Agama Islam dan mengambil nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupan nyata khususnya yang berkaitan dengan materi pokok mengenal asmaul husna. c) Melatih siswa kelas II SD Negeri 013 Teluk Air Karimun untuk berfikir kritis, sistematis dan ilmiah. 2) Bagi Guru a) Memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya pendekatan strategi pembelajaran kooperatif model Index Card Match terkait dengan peningkatan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. b) Bahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran kooperatif model Index Card Match terkait dengan peningkatan motivasi belajar siswa. 3) Bagi Sekolah a) Meningkatkan motivasi belajar siswa b) Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Daya Ingat Ingatan dalam kamus psikologi di artikan sebagai fungsi mental yang komplek untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami dan dipelajari dan bisa melakukan retention.1 Retention sendiri memiliki makna sebagai penyimpanan dalam ingatan terhadap sesuatu yang telah dipelajari supaya dapat dipakai dalam recall. Recall artinya suatu tipe pengembalian ingatan dimana dengan isyarat minimum seseorang dapat mengingat kembali pengalaman atau informasi yang dipelajari sebelumnya. Memori bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan, dan organ tubuh lainnya. Memori merupakan suatu abstraksi yang menunjuk pada suatu himpunan, ciri-ciri, kegiatan dan keterampilan. 2 Memori menunjuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi sepanjang waktu (mainting information overtime).3 Ingatan juga merupakan proses biologi, yakni informasi diberi kode dan di panggil kembali, dalam ingatan terdapat kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit, yang diaktifkan melalui saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik diseluruh bagian otak.4 Santrock dalam bukunya “perkembangan masa hidup jilid II” menjelaskan bahwa memori 1
Dali Gulo, Kamus Psikologi, Bandung: Tonis, 1982, h. 156 Tina Afian, Belajar Pengalaman untuk Memori, Jurnal Anima, Vol 17, 2005, h. 26 3 Suharnan, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005, h. 67 4 Eric Jensen, Otak Sejuta Gigabyte, Bandung: Kaifa, 2002, h. 21 2
8
9
adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. 5 Oleh karena itu para ahli psikologi berpendapat bahwa memori inilah yang memberikan kepada manusia rasa kesatuan yang menjadi setiap pendapat tentang manusia, karena pada saat itu manusia berpikir tentang apa artinya manusia.6 Hampir semua aktifitas manusia selalu memgunakan aspek kognitif ini, Elliss dan Hunt dalam bukunya Suharnan menjelaskan ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari. 7 Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, ingatan merupakan pembentuk jati diri manusia dan merupakan pembeda dari makhluk hidup yang lain, ingatan menjadi jembatan manusia dengan masa lalu yang berupa pengalaman atau informasikarena dengan memori manusia dapat mengingat kembali apa yang telah diterima oleh indera dan dengan mengingat pula manusia dapat memperkirakan masa depan. Ingatan bukanlah sesuatu hal yang dapat diraba dengan tangan, dilihat dengan mata atau menggunakan organ tubuh yang lain, tetapi ingatan merupakan sesuatu yang abstraksi yang sifatnya dinamis dan dapat berkembang sejalan dengan informasi yang didapat dan disimpan. Suharnan menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan yaitu: 5 6
478
7
John W. Santrock, Perkembangan Masa Hidup jilid 2, Jakarta: Erlangga, 1995, h. 173 Rita L. Atkinson dkk, Introdoction to Psychology, terjemahan, Surabaya: Interaksi, 2000, h. Suharnan, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005, h. 67
10
a. Efek posisi serial(the serial psition effects) Sejumlah informasi, item atau objek yang disajikan secara berurutan mempengaruhi ingatan seseorang. Item-item atau objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung di ingat lebih baik daripada item-item atau objek yang berada di urutan tengah. Informasi atau item-item yang terletak dibagian awal akan lebih dulu memasukkan ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak di tengah, urutan ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi dibagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang terletak di tengah, dengan demikian informasi tersebut belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Dan informasi di akhir bagian masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall. b. Keahlian (expertise) Orang akan lebih mudah mengingat informasi baru dengan baik apabila memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik dibidang tersebut. c. Pemberian kode khusus (encoding specificity) Prinsip pemberian kode khusus
adalah seseorang akan mudah
mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan didalam ingatannya.
11
d. Emosi dan efek Pertama,”Pollyanna Principles” yaitu suatu informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efesien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence) yaitu ingatan menjadi lebih baik juka bahan yang di pelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu.8 De porter dan Hernarcki, dalam Quantum Learning menegaskan bahwa informasi akan dapat kita ingat dengan baik apabila informasi tersebut dicirikan oleh kualitas ososiasi indera, konteks emosional, kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens dan kebutuhan untuk bertahan hidup.9 Ingatan seseorang dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi dan kekelahan. Semakin kuat minat dan atensi maka semakin melekat informasi yang diterima. Emosi yang menyenangkan atau menyedihkan mempunyai kontribusi dalam daya ingat seseorang terhadap suatu peristiwa. Douglas menjelaskan bahwa perhatian merupakan proses penting dari sistem daya ingat dan ada tiga hal yang mempengaruhi perhatian saat proses mengingat yaitu kekuatan dari luar, informasi dan kemauan. 10 Kekuatan dari luar sendiri terdiri dari empat golongan : a. Keadaan mental dan fisik, jika berada dalam keadaan pikiran yang positif, senag, akan mudah mengingat informasi baru dibandingkan jika dalam keadaan lelah, negatif dan tertekan. b. Lingkungan sosial, kehadiran orang lain seringkali dapat memotivasi untuk berusaha lebih keras mengingat daripada kalau seorang diri.
8
Suharnan, Ibid, h. 78-82 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 2007, h. 214 10 Douglas J. Herman, Daya Ingat Super, Jakarta: Pustaka Delaprasata, 1996, h. 9 9
12
c. Lingkungan fisik, banyak orang yang dapat merasakan bahwa belajar akan lebih baik kalau dilakukan diluar ruangan atau sambil mendengarkan musik tertentu, benba, tanda atau pola penglihatan tertentu dapat menggerakkan memori lebih baik daripada lainnya. d. Keterbatasan mental, banyaknya informasi dan caranya ditampilkan mempengaruhi seberapa efektifitasnya memori untuk menanganinya. 11 Menurut Dryden, orang memiliki berbagai kekuatan emosional dan emosi berperan penting dalan proses belajar, dan dalam banyak hal, emosi adalah kunci bagi sistem memori otak. Muatan emosi dipresentasikan dapat berpengaruh besar dalam mempermudah belajar dan menyerap informasi serta ide.12
Hal ini dibuktikan dengan kondisi orang yang depresi tidak dapat
memunculkan ide atau berkonsentrasi. Dari beberapa pendapat tentang faktorfaktor yang berpengaruh terhadap memori, dapat disimpulkan bahwa kinerja ingatan secara keseluruhan disa berada pada rentang kondisi baik ataupun buruk, tergantung pada keadaan fisik dan emosi. 2. Hafalan Asmaul Husna Didalam kamus besar bahasa Indonesia, hafalan mempunyai arti atau makna sesuatu yang dihafalkan, dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain). 13 Sehingga seseorang belum dikatakan hafal apabila ia tidak mampu mengucap kembali suatu materi yang sudah dipelajari dengan bantuan alat lain, semisal buku, catatan kecil dan lain sebagainya.
11
Juni 2012
12
381
13
Martina w. Nasrun, Gampang Ingat di Usia Senja, Novartis. Com, di akses pada tanggal 25 Gordon Dryden dan Jeannete, The Learning Revolution, edisi 2, Bandung: Kaifa, 1999, h.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000, Edisi Ke-3, h. 381
13
Menghafal bukanlah merupakan sesuatu yang mudah. Menghafal adalah merupakan kemampuan memadukan cara kerja kedua otak yang dimiliki manusia, yakni otak kiri dan otak kanan. Mengapa seseorang cepat lupa dengan sesuatu yang telah dihafal apabila tidak sering diulang sampai menjadi semacam perilaku? Karena ia dalam menghafal adalah dengan menggunakann kerja otak kiri. Kerja otak kiri sangatlah pendek, hanya bisa bertahan selama enam jam. Artinya setelah enam jam orang menghafal, kemudian tidak diulang dan ulang lagi, maka yang terjadi adalah lupa. Apabila seseorang sudah lupa, maka kegagalanlah yang akan ia dapat. 14 Menurut para ahli otak, daya kerja otak kanan bersifat Long Term Memory (LTM) yaitu 1600 kali daya kerja otak kiri, bahkan ada yang berpendapat sampai 3000 kali. Dalam teknik ini prinsip memory hanya sekali. Artinya, sekali membaca disertai visualisasi penuh aksi, akan cepat hafal dan mengendap lama diingatan, tak perlu diulang-ulang. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil
hafalan
yang maksimal
seseorang harus
mampu
menggabungkan kedua otak ini, otak kiri dan kanan. Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa arab yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ adalah bentuk jama’ dari ismun yang berarti nama. Sedangkan al-Husna adalah bentuk mashdar dari alAhsan yang berarti baik, bagus.15
14
Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, aL-Asma aL-Husna; Menghafal Nama, Arti dan Nomor Urut, Jombag: CV. Percetakan Fajar, 2009, Cet. Ke-11, h. 1 15 Haffi dan Rusyadi , Ibid., h. 157
14
Sebagaimana kita ketahui bahwa, nama mempunyai arti dan peranan penting. Sebuah nama dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk membangun relasi sosial. Sebuah nama juga bisa mewakili the holder of the name untuk bisa dihadirkan meski secara fisik ia tidk bisa hadir untuk disapa dan dikenal. Bagaimana kita bisa berhubungan dengan yang lainnya, berkomunikasi, bekerjasama dengan baik jika kita tidak mengenalnya. Dengan mengetahui dan menyebut namanya, berarti kita juga menghormati dan menghargainya. Dengan demikian, sebuah kerjasama atau hubugan akan dapat terjalin dengan baik. Asmaul Husna merupakan nama-nama yang dimiliki Allah. Tidak hanya nama-nama yang indah tetapi juga merupakan sifat-sifat mulia yang dimilikinya. Dengan mengetahui dan merasakannya lebih dalam, maka manusia akan dapat merasakan bahwa Allah begitu dekat. Hafalan Asmaul Husna berarti menghafalkan nama-nama Allah yang Agung dan Indah yang berjumlah 99. Menghafal Asmaul Husna dan memahaminya merupakan dasar untuk mengetahui segala maklumat (yang diketahui). Maka sesungguhnya seluruh yang diketahui selain-Nya bisa berupa ciptaan-Nya atu perintah-Nya. Bisa jadi hal itu adalah pengetahuan tentang sesuatu yang telah diciptakan-Nya atau yang disyari’atkan-Nya.16 Mengetahui asma’-Nya dan menghafalnya merupakan dasar bagi semua ilmu. Maka dari itu siapa yang menghafal asma’-Nya, dengan sebagaimana mestinya, niscaya ia menghafal seluruh ilmu. Sebab menghafal asma’-Nya
16
Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qathani, Syarah Asma’ wa Shifat Allah ‘Azza wa Jalla (Syarah Asmaul Husna; Dalam bahasa Indonesia), Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2005, h. 29
15
adalah pokok menghafal seluruh maklumat (diketahui), karena ia adalah bagian dari tuntutan asma’-Nya dan berhubungan dengannya. 17 Hafalan disini adalah menghafalkan jumlah Asmaul Husna, urutan Asmaul Husna serta arti Asmaul Husna. Sehingga tidak hanya sekedar menghafal jumlah atau urutannya semata, tetapi mengetahui arti dan makna dari Asma’ul Husna sehingga mampu mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Unsur yang paling penting pada ingatan manusia adalah peranannya dalam belajar, sesungguhnya ingatan dalam belajar tidak dapat dipisahkan. Belajar tidaklah mungkin terlaksana tanpa penyimpanan dan pemunculan kembali pengetahuan yang telah dipelajari ataupun pengalaman-pengalaman masa lalu. Untuk mampu menghafal Asmaul Husna secara mudah, cepat dan tidak mudah lupa memerlukan suatu metode atau langkah-langkah yamg ampuh. Berikut ini akan disampaikan beberapa langkah praktis dalam menghafal Asmaul Husna.18 3. Strategi Pembelajaran Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Secara umum strategi dapat diartikan sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu.
17 18
Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qathani, Ibid, h. 30 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Op.Cit, h. 21
16
Seperti yang diungkapkan Lawson dalam buku Sanjaya bahwa “Strategi dapat diartikan sebagai prosedur mental yang berisi tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu”. 19 Sedangkan dalam konteks pengajaran “Strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”.20 Strategi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung berhasilnya suatu kegiatan pembelajaran, karena arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Menurut mengemukakan
bahwa
“Strategi
pembelajaran
Kemp dalam Sanjaya21, adalah
suatu
kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Sejalan dengan pendapat di atas Sudjana dalam Rohani mengatakan bahwa “Strategi pengajaran (mengajar) adalah ‘taktik’ yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien”. 22 Dengan demikian, sebelum menentukan strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan pembelajaran yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, agar dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
19
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, h. 210 20 Djamarah dan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 5 21 Sanjaya, Wina, Op. Cit, h. 126 22 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h. 34
17
fasilitas dan sumber belajar semuanya dapat diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 4. Strategi Index Card Match Strategi ini adalah strategi untuk mengatasi masalah belajar dengan mencocokkan kartu indeks. Dalam tulisan Silberman, menyebutkan bahwa “Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran, ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.” 23 Strategi Index Card Match (Mencari Pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran 23
Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, h. 240
18
dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman bahwa “Salah satu cara paling menyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari”. 24 Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Kurniawati juga mengatakan bahwa: “Strategi pembelajaran Index Card Match merupakan suatu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya”.25 Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Menurut Hisyam Zaini, model index card match (mencari pasangan) adalah “strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya”. 26
24
Silberman, Ibid, hlm. 239 Kurniawati, Euis, (2009) Komparasi Strategi Pembelajaran. (diakses dari http://myaghnee.blogspoot.com) pada tanggal 17 Juni 2012 26 Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, h. 69 25
19
Berdasarkan pendapat di atas, strategi pembelajaran Index Card Match merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Dengan demikian strategi belajar aktif tipe index card match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Adapun sintak strategi pembelajaran Index Card Match adalah sebagai berikut : a. Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. b. Potongan-potongan kertas tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yang sama. c. Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. d. Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
20
e. Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. f. Kertas-kertas tersebut kemudian dibagiakn kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang memndapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. g. Setelah siswa menemukan pasangannya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. h. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. i. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. Strategi pembelajaran index card match sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Handayani 27 menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran index card match sebagai berikut : a. Kelebihan dari strategi belajar aktif index card match yaitu: 27
Handayani, Stategi Belajar Aktif dengan ICM, blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html). Diakses tanggal 17 Juni 2012
(http://pelawiselatan.
21
1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar. 2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. 4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain. b. Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu: 1) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi. 2) Guru harus meluangkan waktu yang lebih. 3) Lama untuk membuat persiapan 4) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas 5) Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah 6) Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain. Tujuan pembelajaran tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated). Karena itu, pembelajaran memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan menghasilkan self regulated. Yang bisa menghasilkan self regulated adalah pembelajaran aktif (active
22
learning). Hal ini sejalan dengan pernyataan Confucius dalam Silberman 28 tentang pentingnya pembelajaran aktif yaitu: “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham”. Menurut Zaini “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif”. 29 Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi ini pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka.
28
29
Silberman, Op.Cit, h. 1 Zaini, Hisyam, dkk, Op.Cit, h. 14
23
Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran ini pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dalam strategi ini juga setiap materi pelajaran harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Ada banyak strategi pelajaran yang dapat digunakan dalam menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Silberman mengemukakan 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa. Salah satu bentuk strategi itu adalah Strategi Pembelajaran Index Card Match (pencocokan kartu indeks). B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan diambil dari hasil penelitian orang lain yang memiliki relevansi dengan penelitian yang sedang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu variabel yang digunakan maupun keduanya. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh ERNI EMIYANTI, Jurusan IPS Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Maulana Malik Ibrahim, Malang,
24
dengan judul penelitian “Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII A MTs. Negeri Pandaan”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Ini terbukti bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I 40,48 % meningkat menjadi 62,36 % pada siklus II dan pada siklus III menjadi 80,68 %. 2. Penelitian yang dilakukan oleh EVY ERFIYANI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Kendal, dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar SKI Materi Pokok Mengenal Dakwah Nabi Muhammad Saw dan Sahabatnya Melalui Strategi Index Card Match pada Peserta Didik Kelas IV MI Hidayatul Mujahidin Jembayat Margasari Tegal tahun 2010”.
Hasil
analisis menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas IV MI Hidayatul Mujahidin Jembayat Margasari Tegal mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diberikan tindakan berupa penerapan strategi index cart match pada pembelajaran SKI materi pokok mengenal dakwah Nabi Muhammad saw dan sahabatnya. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebelum dilakukan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Para pra siklus nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 62 dengan ketuntasan klasikal sebesar 52,63%. Sedangkan pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 73 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 84,21%. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
25
meningkat lagi menjadi 78 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 100%. Disamping itu keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode index cart match ini juga meningkat pesat setelah diberikan tindakan. Peningkatan ini dapat diidentifikasi dari aktifitas peserta didik yang diamati seperti tingkat kerja sama peserta didik dengan teman sekelas, keaktifan mencari
pasangan
kartu,
menjawab
atau
mengemukakan
pendapat,
memperhatikan penjelasan dari guru dan mengajukan pertanyaan. Beberapa aspek tersebut mengalami peningkatan tiap siklus. Hal ini membuktikan bahwa penerapan strategi index card match dalam pembelajaran SKI benar terbukti dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Dari beberapa penelitian diatas, menunjukkan bahwa strategi Index Card Match telah mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Adapun perbedaan penelitian-penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah : 1. Pada penelitian yang relevan, variabel terikatnya adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Asmaul Husna. 2. Subjek dalam penelitian yang relevan yaitu a) siswa kelas VII MTs dengan mata pelajaran IPS; b) siswa kelas IV MI dengan materi pokok mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas II SD dengan materi pelajaran Asmaul Husna.
26
Meskipun terdapat perbedaan antara penelitian yang relevan dengan penelitian ini, namun dari objek penelitiannya terdapat kesamaan yaitu sama-sama menggunakan strategi Index Card Martch dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Untuk itu, penelitian tersebut dapat penulis jadikan sebagai penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hanya saja, dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan strategi Index Card Match dalam meningkatkan daya ingat siswa dalam menghafal Asmaul Husna siswa kelas II Sekolah Dasar. C. Hipotesis Tindakan Dalam sebuah penelitian kualitatif hipotesis perlu dimunculkan sebagai gambaran awal kondisi objek yang diteliti. Langkah ini harus dilakukan supaya penelitian ini bisa berjalan sistematis, terarah dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Adapun rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah "Jika strategi pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match diterapkan dalam proses pembelajaran Asmaul Husna, maka diharapkan daya ingat menghafal siswa kelas siswa kelas II SD Negeri 013 Teluk Air Karimun dapat ditingkatkan”. D. Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui apakah sebuah peneltian tindakan berhasil mencapai tujuannya perlu dituliskan Indikator Keberhasilan. Dengan indikator keberhasilan maka seorang peneliti dapat mengukur apakah penerapan tindakannya sudah tepat atau belum. Adapun indikator keberhasilan yang berkaitan erat dengan daya ingat siswa (seberapa besar siswa telah menguasai suatu kompetensi), maka dapat digunakan besarnya skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
27
guru atau sekolah sebagai criteria keberhasilan kuantitatif dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilihat dari dua aspek, yaitu indikator kinerja dan indikator hasil. 30 Berdasarkan pengertian tersebut, maka indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM di kelas.31 Adapun indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada aktifitas guru dan siswa sebagai berikut : a. Aktifitas Guru Yaitu kegiatan yang dilakukan guru mengikuti langkah-langkah tindakan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).32 Adapun indikator kinerja aktifitas guru dalam penelitian ini, yaitu : 1) Mengkondisikan kelas dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2) Menjelaskan kepada siswa tentang ativitas pembelajaran yang akan dilaksanakan.
30
Helmiati, dkk, Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas: Program Peningkatan Kualifikasi Guru (P2KG), Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2010, h. 36 31 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2011, h. 127 32 Helmiati, dkk, Ibid, h. 36
28
3) Menyampaikan materi pelajaran menggunakan media potongan kertas yang bertuliskan lafal kalimat Asmaul Husna. 4) Meminta siswa untuk mengikuti lafal Asmaul Husna yang ada pada media pembelajaran. 5) Meminta siswa untuk menuliskan Asmaul Husna dipapan tulis dan mengartikannya. 6) Meminta siswa untuk menemukan pasangan antara kalimat Asmaul Husna dan artinya pada potongan kertas yang telah diberikan kepada masing-masing siswa. 7) Membimbing siswa untuk memberikan penguatan dalam proses pembelajaran berlangsung. 8) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang belum diketahuinya. 9) Meminta siswa untuk mengulangi melafalkan dan menemukan pasangan kalimat Asmaul Husna dari media potongan kertas. 10) Membuat kesimpulan bersama siswa tentang materi yang telah dipelajari. Untuk mengukur kinerja aktifitas guru tersebut diatas, masingmasing indikator diberi bobot dan kriteria sebagai berikut : 1) Bobot 0 (nol)
= jika tidak dilakukan
2) Bobot 1 (satu) = jika tidak sempurna 3) Bobot 2 (dua)
= jika kurang sempurna
4) Bobot 3 (tiga)
= jika dilakukan dengan sempurna
29
5) Bobot 4 (empat) = jika dilakukan dengan sangat sempurna Berdasarkan penetapan bobot dan kriteria diatas, maka untuk memperoleh taraf keberhasilan aktifitas guru dalam penelitian ini dapat digunakan rumus sebagai berikut : Skor perolehan kinerja guru Persentase kinerja guru = ------------------------------------------- x 100% Skor maksimal kinerja guru
b. Aktifitas Siswa Yaitu kegiatan yang dilakukan siswa selama terjadinya aktifitas yang dilakukan guru. Adapun indikator kinerja aktifitas siswa dalam penelitian ini, yaitu : 1) Siswa mau membentuk kelompok sesuai dengan yang dibagikan guru. 2) Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan lafal Asmaul Husna yang disampaikan guru menggunakan potongan-potongan kertas. 3) Siswa mau menirukan bacaan Asmaul Husna yang dilafalkan guru. 4) Siswa bisa melafalkan Asmaul Husna. 5) Siswa mampu menghafal Asmaul Husna. 6) Siswa dapat menunjukkan Asmaul Husna dari potongan-potongan kertas yang ditunjukkan oleh guru. 7) Siswa dapat menentukan pasangan Asmaul Husna dari potongan kertas. 8) Siswa berani mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahaminya. 9) Siswa mau mengulang-ulang hafalan Asmaul Husna.
30
10) Siswa mau bertanya jawab bersama guru dalam meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan. Untuk mengukur kinerja aktifitas siswa tersebut diatas, masing-masing indikator diberi bobot dan kriteria sebagai berikut : 1) Bobot 0 (nol) , bila tidak dilakukan. 2) Bobot 1 (satu), bila dilakukan. Berdasarkan penetapan bobot dan kriteria diatas, maka untuk memperoleh taraf keberhasilan aktifitas siswa dalam penelitian ini dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Frekuensi Keseluruhan
2. Indikator Hasil Indikator hasil adalah indikator yang mengacu pada prosentase pencapaian tujuan penelitian perbaikan sesuai dengan parameter yang digunakan.33 Berdasarkan tujuan tindakan perbaikan pembelajaran, maka indikator hasil dalam penelitian ini adalah “meningkatkan daya ingat siswa dalam menghafal Asmaul Husna” Untuk memperoleh taraf keberhasilan indikator hasil dalam penelitian ini, dapat ditentukan parameter sebagai berikut : 33
Helmiati,dkk, Ibid, h. 37
31
a.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila daya ingat individu siswa memperoleh KKM 70 dan ketuntasan klasikal minimal 85%.
b.
Dalam
menentukan
kriteria
hasil
penelitian,
maka
dilakukan
pengelompokkan atas 5 kriteria penilaian dengan persentase sebagai berikut : 1) Apabila persentase antara 85% - 100%, dikatakan “Sangat Tinggi” 2) Apabila persentase antara 70% - 84%, dikatakan “Tinggi” 3) Apabila persentase antara 55% - 69%, dikatakan “Sedang” 4) Apabila persentase antara 40% - 54%, dikatakan “Rendah” 5) Apabila persentase antara 0% - 39%, dikatakan “Sangat Rendah”
32
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas II semester 1 tahun ajaran 2011-2012 SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun yaitu sebanyak 34 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah strategi Index Card Match dan daya ingat siswa dalam menghafal asmaul husna pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun. B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 013 yang beralamat di Jalan Teluk Air No.2 Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.
C. Rancangan Penelitian 1. Setting Penelitian Setting penelitian merupakan penjelasan yang mencakup tempat dan waktu penelitian tindakan kelas dilakukan, serta banyaknya siklus yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan dalam tiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dan guru dapat beradaptasi dengan strategi pembelajaran yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar selanjutnya. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 Desember 2011 dan siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 Desember 2011. 32
33
Rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti adalah model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dari Deakin University Australia. Desain penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu: (a). Rencana : rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. (b) Tindakan: Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. (c) Observasi: mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. (d) Refleksi: Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.1 Jelasnya
siklus
dalam
pelaksanaan
penelitian
tindakan
dalam
pembelajaran di kelas dilakukan proses pengkajian daur berdasarkan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, sehingga permasalahan dalam pembelajaran dapat diatasi. Tujuan dari dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu “Perbaikan praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru”.2 Dengan demikian, sasaran utama penelitian tindakan kelas adalah berupa
1
tindakan
alternatif
guru
yang
dilakukan
untuk
memecahkan
Soedarsono, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Rencana, Desain, dan Implementasi, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1996/1997, h. 16 2 Suyanto, Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Yogyakarta: IKIP, 1996/1997, h. 7
34
permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Lebih jelasnya keempat tahapan itu dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Stepphen Kemmis dan Taggart (Suyanto, 1997) 3
2. Variabel Yang Diselidki Secara umum, jenis variabel (dilihat dari sifat hubungan antar variabel) dapat dibedakan pada variabel indenpenden dan variabel dependen. Istilah variabel independen dan variabel dependen berasal dari logika matematika, di
3
Suyanto, Ibid, h. 27
35
mana X dinyatakan sebagai yang ‘mempengaruhi atau sebab’ dan Y sebagai yang ‘dipengaruhi atau akibat’.4 Dari pernyataan diatas, variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel X (Independent Variabel), yaitu Strategi Index Card Match. b. Variabel Y (Dependent Variabel), yaitu Daya Ingat Dalam Menghafal Asmaul Husna Siswa Kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. 3. Rencana Tindakan Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil tanpa ada hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas. Adapun rincian kegiatan pada setiap tahapan dapat dirincikan sebagai berikut :5 a. Perencanaan Tindakan Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu dilakukan. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari seluruh inti yang dirancang pada tahap pertama, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti harus mentaati apa-apa yang sudah dirumuskan dalam
4
Suprapto, Variabel Penelitian: Jenis, Hubungan, dan Pengukuran. (http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/10/variabel-penelitian-jenis-hubunganpengukuran/), diakses 03 Nop 2011 5 Hasnah Faizah, Menulis Karangan Ilmiah, Pekanbaru : Cendikia Insani, 2009, h. 111-113
36
rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat dan tidak mengada-ada. c. Pengamatan atau Observasi Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti akan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berdiskusi dengan pengamat mengenai implementasi rancangan tindakan.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan data kuantitatif, yang terdiri dari : a. Penggunaan Strategi Index Card Match dalam pembelajaran yang menghasilkan data yang mengacu pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. b. Hasil tes daya ingat siswa yang merupakan data yang diperoleh dari hasil uji menghafal asmaul husna pada tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II.
37
2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh hasil dan kesimpulan penelitian, maka, diperlukan alat pengumpulan data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian yang dilakukan diperoleh dari “Observasi” dan “Tes”. a. Observasi adalah “mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap segenap aktivitas belajar mengajar guru dan siwa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. b. Tes, digunakan untuk mengukur kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna pada tindakan siklus I dan II.
E. Observasi dan Refleksi 1. Observasi Dalam pelaksanaan penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat (observer) adalah teman sejawat. Tugas pengamat tersebut adalah mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk member masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Sehingga masukan dari pengamat dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya.
38
2. Refleksi Hasil yang
didapat dalam tahap observasi dikumpulkan, guru dan
observer melakukan diskusi serta menganalisis hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus berikutnya, sehingga antara siklus satu dengan siklus berikutnya ada kesinambungan, dan kelemahan-kelemahan pada siklus pertama akan disempurnakan pada siklus berikutnya, sehingga pada siklus berikutnya akan lebih meningkat daripada siklus sebelumnya.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Setting Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SD Negeri 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Sekolah SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun berdiri pada tahun 1986. Berdirinya SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun dilatarbelakangi oleh minimnya sekolah dasar pada tahun tersebut. Pada tahun 1986 sekolah ini bernama Sekolah Dasar Negeri 045 Teluk Air, hingga pada tahun 2002 berganti nama menjadi SDN 012 Teluk Air dan selanjutnya pada tahun 2002 nama sekolah tersebut berganti nama menjadi SDN 013 Teluk Air hingga sampai sekarang. Pada tahun 2008 sekolah ini terakreditasi B dengan pemberitahuan berbentuk sertifikat, yaitu : a. NSS
: 101141101013
b. NPSN
: 11000294
c. GUDEP
: 0119-0120
Selama berdirinya SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun ini, sudah terjadi beberapa kali pergantian Kepala Sekolah, yaitu : a. Raja Hitam (1986-1999) Pada periode ini, SDN 013 Teluk Air masih bernama SDN 045 Teluk Air, yang dikepalai oleh Bapak Raja Hitam. Periode ini adalah awal tonggak majunya pendidikan sekolah ini. Walaupun masih banyak kekurangan dari segala aspek, tapi pendidikan tetap berjalan sebagaimana mestinya. b. Drs. Daeng Muchsin Usman (1999-2002) 39
40
Pada periode ini, SDN 013 Teluk Air masih bernama SDN 045 Teluk Air, yang dikepalai oleh Bapak Drs. Daeng Muchsin Usman, yang hanya meneruskan tonggak pendidikan dari Kepala Sekolah sebelumnya. Sehingga belum begitu ada perubahan yang signifikan. Meskipun demikian, dilihat dari aspek perkembangan siswa pada periode ini telah mengalami peningkatan. c. Zuraida Taufik, A.Ma.Pd (2002-2009) Pada periode ini, SDN 013 Teluk Air mengalami dua kali perubahan nama, dari SDN 045 Teluk Air berganti nama menjadi SDN 013 Teluk Air yang yang dikepalai oleh Ibu Zuraida Taufik, A.Ma.Pd hingga sekarang. Dalam periode ini dunia pendidikan sedikit mulai berkembang, karena telah didukung sarana dan prasarana yang memadai. Yang dapat menunjang dalam proses belajar mengajar siswa, yang setiap tahunnya semakin bertambah jumlah siswanya. 2. Visi dan Misi SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun a. Visi Sekolah “Menjadikan SD Negeri 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mampu menciptakan siswa yang cerdas, trampil, berkualitas dan mempunyai iman dan taqwa yang tinggi. b. Visi Sekolah 1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif sehingga siswa dapat berkembang dengan baik.
41
2) Menjadikan sekolah sebagai modal edukasi dan informasi guna terciptanya sekolah berkualitas. 3) Mengembangkan ekstrakurikuler sehingga siswa menjadi trampil sesuai dengan bakat dan kemampuan. 4) Membina penghayatan terhadap agama sehingga tercipta manusia yang beriman, taqwa dan berakhlak yang tinggi. 5) Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, dan masyarakat di wilayah Kabupaten Karimun. 3. Kondisi Tenaga Pengajar dan Peserta Didik a. Data Tenaga Pengajar (GURU) Untuk mengetahui keadaan Tenaga Pengajar (Guru) di SD Negeri 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel IV.1 Data Keadaan Guru dan Pegawai SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 No.
Nama
NIP
Ijazah Terakhir
Jabatan
1.
Riya Nurillah, M.MPd
196511071984102003
S2
KepSek
2.
Wan Yenti Arma, S.Pd.SD
195812141980082002
S1
Guru Kelas
3.
Sri Lily Haryani, S.Pd
196111301983092001
S1
Guru Kelas
4.
Sy. Mahdalena, S.Pd
196508301986092001
S1
Guru Kelas
5.
Suwarni, S.Pd.SD
196809111993032011
S1
Guru Kelas
6.
Dra. Khairiyah
196709152005012004
S1
Guru PAI
7.
Basuki, S.Pd
196910032000091001
S1
Guru Penjas
8.
Alfiyeni, S.Pd
197812312003122020
S1
Guru Kelas
42
9.
Khariati, S.Pd.SD
197905252005022012
S1
Guru Kelas
10.
Ena Gusniati, S.Pd.SD
198503282006042003
S1
Guru Kelas
11.
Zulfria, S.Pd.SD
198405122006041005
S1
Guru Kelas
12.
Herlina Kusnawati, A.Md
196606162006042012
S1
Guru B.Inggris
13.
Rosminar, S.Pd, SD
195705011986062001
S1
Guru Kelas
14.
Tutie Lestari
196302172007012005
PGA
Guru Kelas
15.
Rosniah, A.Ma
-
DII
Guru PAI
16.
Giska Nanda Pratiwi, A.Ma
-
DII
Guru Kelas
17.
Sandika Junianti, A.Ma
-
DII
Guru Kelas
18.
Dewi Yanti, A.Ma
-
DII
Guru SBK
19.
Mernawty, A.Ma.
-
DII
Guru Kelas
20.
Fahruriauani, S.PdI
-
S1
Guru Kelas
Sumber Data : SDN 013 Teluk Air, 2012
b. Data Peserta Didik (Siswa) Untuk mengetahui keadaan siswa di SD Negeri 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel IV.2 Data Keadaan Siswa-Siswi SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 No.
Kelas
1.
Lokal/Jml.Siswa
Jumlah
Ket.
-
71
2 lokal
34
-
69
2 lokal
25
25
23
73
3 lokal
IV
26
26
23
75
3lokal
5.
V
38
38
-
76
2 lokal
6.
VI
29
28
-
57
2 lokal
A
B
C
I
35
36
2.
II
33
3.
III
4.
Total Keseluruhan Siswa
Sumber Data : SDN 013 Teluk Air, 2012
421
43
Selain data diatas, untuk mengetahui keadaan siswa dalam penelitian ini yaitu siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.3 Data Nama-Nama Siswa-Siswi Kelas II SDN 013 Teluk Air Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2011/2012 No. Nama Siswa Induk 1. 2092 Muhammad Rizky 2. 2133 Iis Dahlia 3. 2135 Frifjono 4. 2136 Pitri Ling Ming Sui 5. 2139 Abil Dwi Septiyani 6. 2140 Ageng Nugroho 7. 2143 Achmad Nur Ikhsan 8. 2144 Muhammad Syafli 9. 2149 M. Hafizh Saifullah 10. 2151 Agung Dharmawan 11. 2155 Tarissa Milita Putri 12. 2156 Afri Astarina 13. 2158 Farhan Wahyu Pangestu 14. 2164 Elvina Monica 15. 2165 Hansvier Imanewel Lintjewas 16. 2166 Thampan Sanjaya 17. 2167 Dia Awi Ramadhan 18 2172 M. Salhan Khibran Hariyandes 19. 2173 Akmal Lubis 20. 2175 Syahrani Safitri 21. 2176 Risna Seprina 22. 2177 Putri Ramadhan Hasibuan 23. 2178 Lim Yoessy Lien Aulia 24. 2179 Said Naufal Zuhdi 25. 2181 Restu Alivia Risky 26. 2183 M. Taura Islamy 27. 2184 Iqbal Asrullah 28. 2185 Andini Tiara Sari 29. 2186 M. Firzijuanda 30. 2190 Sendi Afiyani 31. 2196 Syait Alcelby 32. 2208 Mhd. Anugrah Rafiansyah 33. 2290 Syadiq Musyaffa 34. 2291 Yoeliyatna Larasaty Ningroem Sumber Data : SDN 013 Teluk Air, 2012 No
L/P L P L P P L L L L L P P L P L L P L L P P P P L P L L P L L L L L P
Nama Orang Tua Farlidiantoro Suhadi Ng Tjung Huat Muchlas Irwan Amsirwan Nurwijayanto Achmad Zubaedi Muslim Irwansyah Juni Tasril Tono Ahadian Zul S Edi Syahrum Oscar Victor L Syofyan Poniman Hariyandes Indra Buana Lubis Drs. Hazmiyu : Rustam SE Jaafar Bin Mamin MD Moktar Said Syaifuddin Zulkarnain Abdul Rahman Yulizar Dede Kusniadi Priana Junaidi Jeni Herman Drs. Syuryaminsyah Aliyyudin Tommy Atasanjaya
44
B. Hasil Penelitian 1. Sebelum Tindakan Pengambilan data tentang daya ingat siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun sebelum tindakan, dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2011. Setelah data diperoleh dan dianalisis, maka dapat diketahui bahwa daya ingat siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan masih tergolong sedang. Hal ini tampak pada hasil observasi awal daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husnua berikut ini : Tabel IV.4 Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Sebelum Tindakan NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan
Nilai 70 65 60 70 70 80 60 70 75 75 45 45 60 70 70 80 65 65 70 40 45 55
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
45
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Lim Yoessy Lien Aulia 55 Said Naufal Zuhdi 60 Restu Alivia Risky 60 M. Taura Islamy 70 Iqbal Asrullah 50 Andini Tiara Sari 75 M. Firzijuanda 75 Sendi Afiyani 50 Syait Alcelby 70 Mhd. Anugrah Rafiansyah 55 Syadiq Musyaffa 55 Yoeliyatna Larasaty Ningroem 60 Jumlah 2140 Rata-Rata 62,94 Sumber : Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa, Data Olahan 2012
√ √ √ √ √ √ √ √ √
15 44,12%
√ √ √ 19 55,88%
Tabel IV.5 Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna (Sebelum Tindakan) Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Interval 85 – 100 70 – 84 55 – 69 40 – 54 0 - 39
Frekuensi 0 15 13 6 0 34
Persentase (%) 0% 44,12% 38,24% 17,64% 0% 100%
Sumber Data: Klasifikasi Hasil Tes Daya Ingat Siswa, Data Olahan 2012
Berdasarkan tabel IV.4 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dikategorikan “Sedang”. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai rata-rata tes daya ingat siswa secara klasikal hanya mencapai nilai 62.94. Sedangkan secara individual, siswa yang memperoleh nilai kategori “Tinggi” berjumlah 15 orang (44,12%), yang memperoleh nilai kategori “Sedang” sebanyak 13 orang (38,24%), sedangkan yang memperoleh nilai kategori “Rendah” berjumlah 6
46
orang (17,64%). Jadi, secara klasikal kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna dapat dikatakan belum hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh perolehan nilai siswa diatas 70 hanya berjumlah 15 orang atau sebesar 44,12%, sedangkan nilai siswa dibawah 70 berjumlah 19 orang atau 55,88%. Oleh karena itu, diperlukan tindakan kelas untuk dapat meningkatkan kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Asmaul Husna di SDN 013 Teluk Air Karimun. 2. Siklus I a. Rencana Tindakan Pada tindakan siklus I ini, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 06 Desember 2011 dan pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 13 Desember 2011. Pelaksanaan tindakan
siklus
I
ini
dikelola
berdasarkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan disiapkan sebelum tindakan dilaksanakan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : 1) Guru menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran 2) Guru mempersiapkan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. 3) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yang sama.
47
4) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 5) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat. 6) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. 7) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang memndapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. 8) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. 9) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal
yang diperoleh
dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. 10)
Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang
diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.
48
b. Tindakan Pelaksanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap tindakan pembelajaran Siklus I ini, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendahuluan a) Salam, berdo’a bersama-sama. b) Mengkondisikan kelas. c) Appersepsi dan Motivasi : mengajukan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui sifat-sifat Allah SWT, dan menuilskan tema pembelajaran di papan tulis serta menempelkan potongan kertas yang telah diberi nama Asmaul Husna. 2) Kegiatan Inti a) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang. b) Menyampaikan dan menjelaskan tentang materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada siswa. c) Menyediakan potongan kertas yang berisikan nama dan arti dari Asmaul Husna di atas meja guru. d) Meminta salah satu siswa untuk mengacak potongan kertas yang ada di meja guru. e) Meminta masing-masing kelompok untuk maju ke depan kelas secara bergiliran.
49
f) Membagi potongan kertas yang ada di meja guru kepada setiap kelompok yang bertuliskan 1 pertanyaan dan jawaban tentang Asmaul Husna. g) Menjelaskan kepada setiap kelompok atau siswa tentang aktivitas belajar yang dilakukan. h) Meminta siswa untuk menemukan pasangan yang cocok dengan potongan kertas yang telah dibagikan kepadanya. i) Meminta siswa yang telah menemukan pasangan untuk duduk berdekatan dan menganalisa tulisan yang ada pada potongan kertas masing-masing siswa. j) Meminta siswa yang telah memiliki pasangan untuk duduk dideretan paling depan dan mendiskusikan jawaban dengan pasangannya. k) Meminta setiap pasangan untuk membacakan soal yang diperoleh dengan potongan kertas dan dijawab oleh pasangannya dengan pengembangan jawaban hasil diskusi. 3) Kegiatan Penutup a) Membimbing siswa membuat kesimpulan. b) Memberikan pemantapan materi yang telah disampaikan pada saat pembelajaran. c) Mengevaluasi siswa secara individu dan kelompok dengan memberikan penugasan. d) Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan bacaan hamdallah.
50
c. Observasi 1) Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru Pada Tindakan Siklus I Hasil observasi terhadap aktifitas guru dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan metode Index Card Match pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.6 Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus I Dalam Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 1 NO.
AKTIVITAS
1. 2. 3.
DILAKSANAKAN SS S KS TS TD
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran Meminta siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan lafal Asmaul Husna yang disampaikan guru menggunakan potongan-potongan kertas 4. Meminta Siswa menirukan bacaan Asmaul Husna yang dilafalkan guru 5. Meminta siswa untuk melafal dan menghafal Asmaul Husna 6. Meminta siswa untuk menunjukkan Asmaul Husna dari potongan-potongan kertas yang ditunjukkan oleh guru 7. Meminta siswa untuk menentukan pasangan Asmaul Husna dari potongan kertas 8. Meminta siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahaminya 9. Meminta siswa untuk mengulang-ulang hafalan Asmaul Husna. 10. Membimbing siswa untuk memberikan penguatan dan membuat kesimpulan Jumlah Kriteria 1 Jumlah Bobot Rata-Rata Persentase Sumber Data : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I, Data Olahan 2012
Keterangan : SS= “Sangat Sempurna”, Skor 4
8 20 50
1
51
S = “Sempurna”, Skor 3 KS = “Kurang Sempurna”, Skor 2 TS= “Tidak Sempurna”, Skor 1 TD = “Tidak Dilakukan”, Skor 0 Tabel IV.7 Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus I Dalam Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 2 NO.
AKTIVITAS
1. 2. 3.
SS
DILAKSANAKAN S KS TS
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran Meminta siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan lafal Asmaul Husna yang disampaikan guru menggunakan potonganpotongan kertas 4. Meminta Siswa menirukan bacaan Asmaul Husna yang dilafalkan guru 5. Meminta siswa untuk melafal dan menghafal Asmaul Husna 6. Meminta siswa untuk menunjukkan Asmaul Husna dari potongan-potongan kertas yang ditunjukkan oleh guru 7. Meminta siswa untuk menentukan pasangan Asmaul Husna dari potongan kertas 8. Meminta siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahaminya 9. Meminta siswa untuk mengulang-ulang hafalan Asmaul Husna. 10. Membimbing siswa untuk memberikan penguatan dan membuat kesimpulan Jumlah kriteria 1 3 Jumlah Bobot Persentase Sumber Data : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I, Data Olahan 2012
Keterangan : SS = “Sangat Sempurna”, Skor 4 S= “Sempurna”, Skor 3 KS = “Kurang Sempurna”, Skor 2 TS = “Tidak Sempurna”, Skor 1 TD = “Tidak Dilakukan”, Skor 0
5 22 55
TD
52
Dari tabel IV.6 dan tabel IV.7 di atas, dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I aktifitas guru mengalami peningkatan dari setiap pertemuan yang dilaksanakan. Pada pertemuan pertama, skor aktifitas yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung hanya sebesar 20. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 50% dan berada pada rentang interval antara 40%-55%. Dengan demikian, aktifitas guru pada pertemuan pertama tergolong “Sedang”. Sedangkan pada pertemuan kedua, aktifitas guru mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan pertama. Skor aktifitas yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan kedua mencapai nilai 22. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 55% dan berada pada rentang interval antara 40%-55%. Dengan demikian, aktifitas guru pada pertemuan kedua tergolong “Sedang”. 2) Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I, selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, peneliti yang dibantu oleh rekan observer melakukan pengamatan (observation) terhadap aktifitas belajar siswa. Adapun hasil observasi aktifitas belajar siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun
dengan menggunakan
Match, dapat dilihat dari pada tabel berikut ini :
metode Index Card
53
Tabel IV.8 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 1 No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy Iqbal Asrullah Andini Tiara Sari M. Firzijuanda Sendi Afiyani Syait Alcelby Mhd. Anugrah Rafiansyah Syadiq Musyaffa Yoeliyatna Larasaty
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
1
2
3
Aktifitas 5 6 4
9
10
3 6 6
30 60 60
4 7 5 6 3 8 4 5 3 7 3 7 3 8
40 70 50 60 30 80 40 50 30 70 30 70 30 80
5 8
50 80
Pst. % 70 40 60 50 40 50 70 40 40 70 40 40 40 40 80
Jml
8
7 4 6 5 4 5 7 4 4 7 4 4 4 4 8
7
54
Ningroem 25 25 26 21 13 17 17 14 14 6 Jumlah 178 74 74 76 62 38 50 50 41 41 18 Persentase 52 Sumber Data : Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I, Data Olahan 2012
Tabel IV.9 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 2 No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy Iqbal Asrullah Andini Tiara Sari M. Firzijuanda
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
1
2
4
9
10
8
3
Aktifitas 5 6 7
7 4 6 5 4 5 7 4 4 7 4 6 4 4 8
Pst. % 70 40 60 50 40 50 70 40 40 70 40 60 40 40 80
3 8 6
30 80 60
4 7 5 6
40 70 50 60
3 8 4 5 3 7 3
30 80 40 50 30 70 30
Jml
55
30. 31. 32.
Sendi Afiyani Syait Alcelby Mhd. Anugrah Rafiansyah 33. Syadiq Musyaffa 34. Yoeliyatna Larasaty Ningroem 25 25 26 21 13 18 17 16 15 6 Jumlah 74 74 76 62 38 53 50 47 44 18 Persentase Sumber Data : Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus I, Data Olahan 2012
7 3 8
70 30 80
5 8
50 80
182 54
Dari tabel IV.8 dan tabel IV.9 di atas, dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I aktifitas siswa mengalami peningkatan dari setiap pertemuan yang dilaksanakan. Pada pertemuan pertama, skor aktifitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebesar 178. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 52% dan berada pada rentang interval antara 40%-55%. Dengan demikian, aktifitas siswa pada pertemuan pertama tergolong “Sedang”. Sedangkan pada pertemuan kedua, aktifitas siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan pertama. Skor aktifitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan kedua mencapai nilai 182, dan jika dipersentasekan menjadi 54% serta berada pada rentang interval antara 40%-55%. Dengan demikian, aktifitas siswa pada pertemuan kedua tergolong “Sedang”. 3) Hasil Tes Daya Ingat Siswa Pada Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas guru dan siswa pada pertemuan 1 dan 2 tindakan siklus I di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode Index Card Match memberikan dampak yang cukup positif bagi aktifitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Hal
56
ini tentunya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa terutama terhadap daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna. Untuk mengetahui hasil tes daya ingat siswa pada tindakan siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.10 Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy Iqbal Asrullah Andini Tiara Sari M. Firzijuanda Sendi Afiyani
Nilai 80 70 70 85 75 85 65 70 80 75 55 50 65 80 70 85 70 70 75 55 55 60 60 65 70 75 65 80 75 65
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
57
31 32 33 34
Syait Alcelby 70 Mhd. Anugrah Rafiansyah 60 Syadiq Musyaffa 60 Yoeliyatna Larasaty Ningroem 70 Jumlah 2360 Rata-Rata 69,41 Sumber : Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa, Data Olahan 2012
√ √ √ √ 21 61,76%
13 38,24%
Tabel IV.11 Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna ( Siklus I ) Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Interval 85 – 100 70 – 84 55 – 69 40 – 54 0 - 39
Frekuensi 3 18 12 1 0 34
Persentase (%) 8,82% 52,94% 35,30% 2,94% 0% 100%
Sumber Data: Klasifikasi Hasil Tes Daya Ingat Siswa Siklus I, Data Olahan 2012
Berdasarkan tabel IV.10 dan IV.11 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dikategorikan “Sedang”. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai rata-rata tes daya ingat siswa secara klasikal hanya mencapai nilai 69,41. Sedangkan secara individual, siswa yang memperoleh nilai kategori “Sangat Tinggi” berjumlah 3 orang (8,82%), yang memperoleh nilai kategori “Tinggi” berjumlah 18 orang (52,94%), yang memperoleh nilai kategori “Sedang” sebanyak 12 orang (35,30%), sedangkan yang memperoleh nilai kategori “Rendah” berjumlah 1 orang (2,94%). Jadi, secara klasikal kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna dapat dikatakan belum mencapai hasil
58
yang maksimal yaitu . Hal ini disebabkan oleh perolehan nilai siswa diatas 70 hanya berjumlah 21 orang atau sebesar 61,76%, sedangkan nilai siswa dibawah 70 berjumlah 13 orang atau 38,24%. Dengan melihat hasil tes daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun siklus I tersebut di atas, secara umum dapat dikatakan belum mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu, diperlukan tindakan siklus II agar hasil tes terhadap kemampuan daya ingat siswa dapat meningkatkan. d. Refleksi Setelah melakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus I, peneliti melakukan refleksi dengan mengadakan diskusi bersama observer. Berdasarkan pengamatan observer secara umum pembelajaran yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam rangka meningkatkan daya ingat menghafal siswa pada materi “Asmaul Husna” siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. Hal ini disebabkan oleh materi maupun metode yang digunakan belum sepenuhnya merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Disamping itu, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan suatu tindakan pembelajaran. Untuk itu, berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran berlangsung secara umum dapat dikatakan belum optimal.
59
Dari hasil pengamatan terhadap aktifitas guru tersebut, jika dianalisis, maka dapat ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut : 1) Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa dalam membentuk kelompok belajar yang baik. 2) Guru kurang menguasai metode pembelajaran yang digunakan. 3) Guru kurang mengadakan komunikasi dan pendekatan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4) Pemberian motivasi masih belum maksimal, sehingga kurang memicu semangat siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 5) Secara umum, proses pembelajaran masih bersifat “Central Teaching” atau lebih cenderung berpusat kepada guru dan bukan siswa. Selain kelemahan-kelemahan diatas, proses tindakan pembelajaran Siklus I juga memiliki kekuatan, diantaranya : 1) Pengelolaan pembelajaran telah sesuai dengan tahapan yang dimuat dalam RPP, namun penerapan metode “Index Card Mactch” masih belum terlaksana secara optimal; 2) Aktivitas siswa didalam kelompok dapat dinilai cukup baik; 3) Dengan penggunaan metode dan materi pembelajaran yang diberikan, sangat membantu sebagian siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan daya ingat dalam menghafal materi pelajaran khusus pada materi Asmaul Husna. 4) Terciptanya suasana belajar yang kondusif memberikan nuansa baru bagi siswa untuk belajar dalam keadaan santai tanpa memiliki tekanan.
60
Berdasarkan deskripsi kelemahan dan kekuatan yang diuraikan diatas, maka dengan mengadakan diskusi bersama observer , peneliti memutuskan untuk melakukan tindakan pembelajaran lebih lanjut dengan mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran Siklus II. 3. Siklus II a. Rencana Tindakan Pada tindakan siklus II ini, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 20 Desember 2011 dan pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 27 Desember 2011. Pelaksanaan tindakan siklus
II ini
dikelola berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan disiapkan sebelum tindakan dilaksanakan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : 1) Guru menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran 2) Guru mempersiapkan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. 3) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yang sama. 4) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 5) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat.
61
6) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. 7) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang memndapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. 8) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. 9) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. 10)
Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang
diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. b. Tindakan Pelaksanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap tindakan pembelajaran Siklus II ini, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendahuluan a) Salam, berdo’a bersama-sama. b) Mengkondisikan kelas.
62
c) Appersepsi dan Motivasi : mengajukan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui sifat-sifat Allah SWT, dan menuilskan tema pembelajaran di papan tulis serta menempelkan potongan kertas yang telah diberi nama Asmaul Husna. 2) Kegiatan Inti a) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang. b) Menyampaikan
dan
menjelaskan
tentang
materi
dan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai kepada siswa. c) Menyediakan potongan kertas yang berisikan nama dan arti dari Asmaul Husna di atas meja guru. d) Meminta salah satu siswa untuk mengacak potongan kertas yang ada di meja guru. e) Meminta masing-masing kelompok untuk maju ke depan kelas secara bergiliran. f) Membagi potongan kertas yang ada di meja guru kepada setiap kelompok yang bertuliskan 1 pertanyaan dan jawaban tentang Asmaul Husna. g) Menjelaskan kepada setiap kelompok atau siswa tentang aktivitas belajar yang dilakukan. h) Meminta siswa untuk menemukan pasangan yang cocok dengan potongan kertas yang telah dibagikan kepadanya.
63
i) Meminta siswa yang telah menemukan pasangan untuk duduk berdekatan dan menganalisa tulisan yang ada pada potongan kertas masing-masing siswa. j) Meminta siswa yang telah memiliki pasangan untuk duduk dideretan paling depan dan mendiskusikan jawaban dengan pasangannya. k) Meminta setiap pasangan untuk membacakan soal yang diperoleh dengan potongan kertas dan dijawab oleh pasangannya dengan pengembangan jawaban hasil diskusi. 3) Kegiatan Penutup a) Membimbing siswa membuat kesimpulan. b) Memberikan pemantapan materi yang telah disampaikan pada saat pembelajaran. c) Mengevaluasi
siswa
secara
individu
dan
kelompok
dengan
memberikan penugasan. d) Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan bacaan hamdallah. c. Observasi 1) Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru Pada Tindakan Siklus II Hasil observasi terhadap aktifitas guru dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan metode Index Card Match pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun dapat dilihat pada tabel berikut ini :
64
Tabel IV.12 Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus II Dalam Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 1 NO.
AKTIVITAS
1.
SS
DILAKSANAKAN S KS TS
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2. Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran 3. Meminta siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan lafal Asmaul Husna yang disampaikan guru menggunakan potonganpotongan kertas 4. Meminta Siswa menirukan bacaan Asmaul Husna yang dilafalkan guru 5. Meminta siswa untuk melafal dan menghafal Asmaul Husna 6. Meminta siswa untuk menunjukkan Asmaul Husna dari potongan-potongan kertas yang ditunjukkan oleh guru 7. Meminta siswa untuk menentukan pasangan Asmaul Husna dari potongan kertas 8. Meminta siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahaminya 9. Meminta siswa untuk mengulang-ulang hafalan Asmaul Husna. 10. Membimbing siswa untuk memberikan penguatan dan membuat kesimpulan Jumlah kriteria 1 4 5 Jumlah Bobot 26 Persentase 65 Sumber Data : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II, Data Olahan 2012
Keterangan : SS = “Sangat Sempurna”, Skor 4 S = “Sempurna”, Skor 3 KS = “Kurang Sempurna”, Skor 2 TS = “Tidak Sempurna”, Skor 1 TD = “Tidak Dilakukan”, Skor 0
TD
65
Tabel IV.13 Hasil Observasi Aktifitas Guru Pada Tindakan Sikus II Dalam Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 2 NO.
AKTIVITAS
1.
SS
DILAKSANAKAN S KS TS
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2. Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran 3. Meminta siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan lafal Asmaul Husna yang disampaikan guru menggunakan potongan-potongan kertas 4. Meminta Siswa menirukan bacaan Asmaul Husna yang dilafalkan guru 5. Meminta siswa untuk melafal dan menghafal Asmaul Husna 6. Meminta siswa untuk menunjukkan Asmaul Husna dari potongan-potongan kertas yang ditunjukkan oleh guru 7. Meminta siswa untuk menentukan pasangan Asmaul Husna dari potongan kertas 8. Meminta siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahaminya 9. Meminta siswa untuk mengulang-ulang hafalan Asmaul Husna. 10. Membimbing siswa untuk memberikan penguatan dan membuat kesimpulan Jumlah kriteria 1 8 1 Jumlah Bobot 30 Persentase 75 Sumber Data : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II, Data Olahan 2012
Keterangan : SS = “Sangat Sempurna”, Skor 4 S = “Sempurna”, Skor 3 KS = “Kurang Sempurna”, Skor 2 TS = “Tidak Sempurna”, Skor 1 TD = “Tidak Dilakukan”, Skor 0
TD
66
Dari tabel IV.12 dan tabel IV.13 di atas, dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus II aktifitas guru mengalami peningkatan dari setiap pertemuan yang dilaksanakan. Pada pertemuan pertama, skor aktifitas yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung sebesar 26. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 65% dan berada pada rentang interval antara 56%-75%. Dengan demikian, aktifitas guru pada pertemuan pertama tergolong “Tinggi”. Sedangkan pada pertemuan kedua, aktifitas guru mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan pertama. Skor aktifitas yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan kedua mencapai nilai 30. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 75% dan berada pada rentang interval antara 56%-75%. Dengan demikian, aktifitas guru pada pertemuan kedua tergolong “Tinggi”. 2) Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II, selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, peneliti yang dibantu oleh rekan observer melakukan pengamatan (observation) terhadap aktifitas belajar siswa. Adapun hasil observasi aktifitas belajar siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun
dengan menggunakan
Match, dapat dilihat dari pada tabel berikut ini :
metode Index Card
67
Tabel IV.14 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 1 No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy Iqbal Asrullah Andini Tiara Sari M. Firzijuanda Sendi Afiyani Syait Alcelby Mhd. Anugrah Rafiansyah Syadiq Musyaffa
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
1
2
3
4
7
8
9
10
Aktifitas 5 6
9 7 7 5 5 5 7 5 5 7 5 6 4 4 8
Pst. % 90 70 70 50 50 50 70 50 50 70 50 60 40 40 80
4 9 6
40 90 60
4 8 5 7
40 80 50 70
4 9 6 6 5 7 3 8 4 9
40 90 60 60 50 70 30 80 40 90
5
50
Jml
68
34.
Yoeliyatna Ningroem Jumlah Persentase
Larasaty
9
90
34 27 29 22 14 20 17 17 16 11 207 10 79 85 65 41 59 50 50 47 32 61 0 Sumber Data : Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II, Data Olahan 2012
Tabel IV.15 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pertemuan : 2 No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy Iqbal Asrullah
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Aktifitas 5 6
1
2
3
4
7
10 8 8 5 6 6 8 5 8 9 6 7 5 4 8
Pst. % 100 80 80 80 60 60 80 50 80 90 60 70 50 40 80
4 9 7
40 90 70
5 8 6 7
50 80 60 70
5 10 7 7 6
50 10 70 70 60
8
9
10
Jml
69
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Andini Tiara Sari M. Firzijuanda Sendi Afiyani Syait Alcelby Mhd. Anugrah Rafiansyah Syadiq Musyaffa Yoeliyatna Larasaty Ningroem Jumlah Persentase
7 6 8 6 9
70 60 80 60 90
7 10
70 100
34 34 33 29 20 22 20 18 16 11 237 10 10 97 85 59 65 59 53 47 32 70 0 0 Sumber Data : Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa Pada Tindakan Siklus II, Data Olahan 2012
Dari tabel IV.14 dan tabel IV.15 di atas, dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus II aktifitas siswa mengalami peningkatan dari setiap pertemuan yang dilaksanakan. Pada pertemuan pertama, skor aktifitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebesar 207. Dari perolehan skor tersebut, jika dipersentasekan menjadi 61% dan berada pada rentang interval antara 56%-75%. Dengan demikian, aktifitas siswa pada pertemuan pertama tergolong “Tinggi”. Sedangkan pada pertemuan kedua, aktifitas siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan pertama. Skor aktifitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan kedua mencapai nilai 237, dan jika dipersentasekan menjadi 70% serta berada pada rentang interval antara 56%-75%. Dengan demikian, aktifitas siswa pada pertemuan kedua tergolong “Tinggi”. 3) Hasil Tes Daya Ingat Siswa Pada Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas guru dan siswa pada pertemuan 1 dan 2 tindakan siklus II di atas, menunjukkan bahwa
70
penggunaan metode Index Card Match memberikan dampak yang cukup positif bagi aktifitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa terutama terhadap daya ingat siswa dalam menghafal materi Asmaul Husna. Untuk mengetahui hasil tes daya ingat siswa pada tindakan siklus II ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.16 Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna Siklus II NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Siswa Muhammad Rizky Iis Dahlia Frifjono Pitri Ling Ming Sui Abil Dwi Septiyani Ageng Nugroho Achmad Nur Ikhsan Muhammad Syafli M. Hafizh Saifullah Agung Dharmawan Tarissa Milita Putri Afri Astarina Farhan Wahyu Pangestu Elvina Monica Hansvier Imanewel Lintjewas Thampan Sanjaya Dia Awi Ramadhan M. Salhan Khibran Hariyandes Akmal Lubis Syahrani Safitri Risna Seprina Putri Ramadhan Hasibuan Lim Yoessy Lien Aulia Said Naufal Zuhdi Restu Alivia Risky M. Taura Islamy
Nilai 100 85 85 100 80 10 70 80 85 80 70 75 75 80 70 85 70 70 75 65 70 70 65 70 80 85
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
71
27 28 29 30 31 32 33 34
Iqbal Asrullah 70 √ Andini Tiara Sari 80 √ M. Firzijuanda 75 √ Sendi Afiyani 70 √ Syait Alcelby 75 √ Mhd. Anugrah Rafiansyah 65 Syadiq Musyaffa 65 Yoeliyatna Larasaty Ningroem 75 √ Jumlah 2615 30 Rata-Rata 76,91 88,91% Sumber : Data Hasil Tes Daya Ingat Siswa, Data Olahan 2012
√ √ 4 11,76%
Tabel IV.17 Klasifikasi Prosentase Hasil Tes Daya Ingat Siswa Dalam Menghafal Asmaul Husna ( Siklus II ) Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Interval 85 – 100 70 – 84 55 – 69 40 – 54 0 - 39
Frekuensi 8 22 4 0 0 34
Persentase (%) 23,53% 64,71% 11,76% 0% 0% 100%
Sumber Data: Klasifikasi Hasil Tes Daya Ingat Siswa Siklus II, Data Olahan 2012
Berdasarkan tabel IV.16 dan IV.17 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dikategorikan “Tinggi”. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai rata-rata tes daya ingat siswa secara klasikal hanya mencapai nilai 76,91. Sedangkan secara individual, siswa yang memperoleh nilai kategori “Sangat Tinggi” berjumlah 8 orang (23,53%), yang memperoleh nilai kategori “Tinggi” berjumlah 22 orang (64,71%), yang memperoleh nilai kategori “Sedang” sebanyak 4 orang (11,76%). Dengan melihat hasil tes secara klasikal kemampuan daya ingat siswa
72
dalam menghafal materi Asmaul Husna pada siklus II ini dapat dikatakan bahwa telah mencapai hasil sesuai yang diharapkan . Hal ini disebabkan oleh perolehan nilai siswa diatas 70 hanya berjumlah 30 orang atau sebesar 88,24%, sedangkan nilai siswa dibawah 70 berjumlah 4 orang atau 11,76%. d. Refleksi Setelah tindakan pembelajaran Siklus II dilaksanakan, peneliti melakukan refleksi dengan mengadakan diskusi bersama observer. Berdasarkan pengamatan observer secara umum pembelajaran yang dilakukan telah mampu meningkatkan daya ingat menghafal siswa pada materi “Asmaul Husna” siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. Hal ini disebabkan oleh materi maupun metode yang digunakan mampu merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Disamping itu, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran siklus II sudah mengalami peningkatan. Untuk itu, berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran berlangsung secara umum dapat dikatakan sudah mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil observasi aktifitas guru pada siklus II mencapai 65% dengan kategori “Tinggi”. Namun, meskipun tindakan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan daya ingat siswadalam menghafal
materi
Asmaul Husna pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun, tentunya
73
masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang mungkin saja dapat mempengaruhi kemampuan daya ingat siswa dimasa yang akan datang. Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan daya ingat siswa dan kinerja guru tersebut, jika dianalisis, maka dapat ditemukan kelemahankelemahan sebagai berikut : 1) Guru belum bisa sepenuhnya mengendalikan suasana pembelajaran di kelas kearah yang lebih kondusif. 2) Siswa kurang menjaga ketertiban belajar di kelas, sehingga suasana belajar menjadi kurang terkendali. 3) Siswa masih perlu mendapat bimbingan lanjut terutama dalam hal peningkatan kemampuan daya ingat menghafal dengan menggunakan metode Index Card Match. 4) Masih ada sebagian kecil siswa yang masih belum mampu menghafal materi dengan baik. Selain kelemahan-kelemahan diatas, proses tindakan pembelajaran Siklus II juga memiliki kekuatan, diantaranya : 1) Pengelolaan pembelajaran telah sesuai dengan tahapan yang dimuat dalam RPP, namun penerapan metode “Index Card Mactch” telah terlaksana secara optimal; 2) Aktivitas siswa didalam kelompok dapat dikatakan baik; 3) Dengan penggunaan metode dan materi pembelajaran yang diberikan, sangat membantu siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan daya ingat dalam menghafal materi pelajaran khususnya pada materi Asmaul Husna.
74
4) Terciptanya suasana belajar yang kondusif memberikan nuansa baru bagi siswa untuk belajar dalam keadaan santai tanpa memiliki tekanan. 5) Semangat belajar siswa semakin meningkat. 6) Dengan penggunaan metode Index Card Match, sangat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan daya ingat siswa. Berdasarkan deskripsi kelemahan dan kekuatan yang diuraikan diatas, maka dengan mengadakan diskusi bersama observer , peneliti bahwa penggunaan metode Index Card Match secara keseluruhan telah dapat meningkatkan daya ingat dalam menghafal materi “Asmaul Husna” pada siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tindakan pembelajaran Siklus I dan II, menunjukkan bahwa kemampuan daya ingat siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun dalam menghafal materi Asmaul Husna telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata prosentase daya ingat siswa secara klasikal sebelum tindakan hanya mencapai 44,12%, pada siklus I meningkat menjadi 61,76%, dan pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 88,91%. Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa penggunaan startegi pembelajaran Index Card Macth dapat dikatan mampu meningkatkan daya ingat dalam menghafal materi Asmaul Husna siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun.
75
Adapun perbandingan secara keseluruhan pencapaian prosentase hasil tes daya ingat siswa mulai dari data awal sebelum tindakan, Siklus I, dan Siklus II pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel dan grafik berikut ini : Tabel IV.18 Perbandingan Pencapaian Prosentase Hasil Tes Data Ingat Siswa Pada Tindakan Awal, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran
Awal
Kategori
Interval
Sangat Tinggi
85 – 100
Tinggi
70 – 84
Sedang
55 – 69
Rendah
40 – 54
Sangat Rendah
0 – 39
Jumlah
Siklus II
Siklus I
Frek.
(%)
Frek.
(%)
Frek.
0
0%
3
8,82%
8
18
52,94%
22
12
35,30%
4
1
2,94%
0
15 13 6
44,12 % 38,24 % 17,64 %
0
0%
0
0%
0
34
100 %
34
100%
34
(%) 23,53% 64,71% 11,76% 0% 0% 100%
Rata-Rata
62,94
69,41
76,91
% Ketuntasan
44,12%
61,76%
88,91%
76
Gambar 2. Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase Hasil Tes Data Ingat Siswa Pada Tindakan Awal, Siklus I, dan Siklus II.
Prosentase (%)
Prosentase Hasil Tes Daya Ingat Siswa 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tindakan Awal Ketuntasan 44.12
Siklus I
Siklus II
61.76
88.91
Rata-Rata
69.41
76.91
62.94
77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode “Index Card Match” dapat meningkatkan daya ingat siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun pada materi Asmaul Husna dengan pencapaian hasil tes daya ingat siswa mencapai 88,91l.% . 2. Usaha guru dalam meningkatkan daya ingat siswa kelas II SDN 013 Teluk Air Karimun pada materi Asmaul Husna juga mengalami peningkatan dengan hasil pencapaian akhir tindakan pembelajaran mencapai 65%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis ingin memberikan saran kepada para pembaca berkaitan dengan penggunaan metode Index Card Match dalam meningkatkan kemampuan daya ingat siswa
khususnya dalam
menghafal materi Asmaul Husna, sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian ini, penelitian menyarankan kepada para guru khususnya guru SDN 013 Teluk Air Karimun agar dapat menerapakan metode Index Card Match tidak hanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tapi juga bisa diterapkan pada mata pelajaran lainnya. 2. Selain mampu meningkatkan hasil belajar siswa, metode Index Card Match juga mampu meningkatkan kemampuan daya ingat siswa dalam menghafal materi pelajaran.
77
78
3. Meskipun penelitian ini telah menunjukkan hasil yang “BAIK”, namun tentunya masih terdapat kekurangan disana sini sehingga memberikan kesan bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diharapkan bagi peneliti lainnya yang melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Index Card Match dalam upaya meningkatkan daya ingat siswa dapat melanjutkan penelitian ini agar menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta BSNP. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Mata Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa Eric Jensen. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa Dali Gulo. 1982. Kamus Psikologi. Bandung: Tonis Douglas J. Herman. 1996. Daya Ingat Super. Jakarta: Pustaka Delaprasata Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah dan Zaini. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Gordon Dryden dan Jeannete. 1999. The Learning Revolution, edisi 2. Bandung: Kaifa Haffi dan Rusyadi. 1994. Kamus Arab, Inggris, Indonesia. Jakarta: Rieneka Cipta Handayani. Stategi Belajar Aktif dengan ICM. (http://pelawiselatan. blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html). Diakses tanggal 17 Juni 2012 Hasnah Faizah. 2009. Menulis Karangan Ilmiah. Pekanbaru : Cendikia Insani Hisyam Zaini, dkk. 2004. Metode Pembelajaran Aktif (Center of Teaching Staff Develompent). Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2011. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Center for Teaching Staff Development (CTSD) Helmiati,dkk. 2011. Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru, Zanafa Publishing John W. Santrock. 1995. Perkembangan masa hidup jilid 2. Jakarta: Erlangga Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun. 2009. aL-Asma aL-Husna; Menghafal Nama, Arti dan Nomor Urut. Jombag: CV. Percetakan Fajar, Cet. Ke-11
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers Kurikulum 2004. Kompetensi Standar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kurniawati, Euis, 2009. Komparasi Strategi Pembelajaran. (diakses dari http://myaghnee.blogspoot.com) pada tanggal 17 Juni 2012 Martina w. Nasrun. Gampang Ingat Di Usia Senja. (Novartis. Com), di akses pada tanggal 25 Juni 2012 Rita L. Atkinson, dkk. 2000. Introdoction To Psychology, terjemahan. Surabaya: Interaksi Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qathani. 2005. Syarah Asma’ wa Shifat Allah ‘Azza wa Jalla (Syarah Asmaul Husna; Dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Silberman, Mel. Active Learning. 2009. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Soedarsono, F.X. 1996/1997. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Rencana, Desain, dan Implementasi. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Suharsimi Arikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Suprapto. Variabel Penelitian : Jenis, Hubungan, dan Pengukuran. (http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/10/variabelpenelitian-jenis-hubungan-pengukuran/), diakses 03 Nop 2011 Suyanto. 1996/1997. Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: IKIP Tina Afian. 2005. Belajar Pengalaman Untuk Memori. Jurnal Anima, Vol 17 Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani http://222.124.207.202/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptiain-gdlevyerfiyan-5332&newlang=english http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07130039