Tidak untuk disebarkan kepada publik
Rahasia
Catatan Pertemuan HBRI XXV
Meningkatkan Akses Informasi dan Komunikasi bagi Perempuan Coca-Cola, Rabu 20 Agustus 2014 Pembukaan Pertemuan HBRI ke 25 dihadiri oleh 57 peserta dari 13 perusahaan, 17 LSM, dan 2 institusi pendidikan dengan Coca-Cola Indonesia sebagai tuan rumah. Setelah safety briefing, pertemuan dibuka oleh Kemal Soeriawidjaja, Direktur Eksekutif Company-Community Partnerships for Health in Indonesia (CCPHI) yang memberikan update mengenai 23 organisasi yang bergabung sejak HBRI yang lalu terdiri dari 12 perusahaan – Indo Komunikasi Selaras (Maven), Ibris Holding, OC Asia, Vale Indonesia, RedSpace, Laboratorium Klinik Prodia, ABM Investama, Komatsu Indonesia, Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS), WIR Asia, Bank CIMB Niaga, Inpex Indonesia; dan 11 LSM – Yayasan Danamon Peduli, Yayasan Emong Lansia (YEL), Yayasan Tegak Tegar, Yayasan Karitas Sani Madani (Karisma), The Habibie Center, SurveyMETER, Hoshizora Foundation, Dompet Dhuafa, Gerakan Mari Berbagi, Wanita Mandiri Center dan Yayasan Alam Aksara. Mewakili tuan rumah, Titie Sadarini, Corporate Affairs Director Coca-Cola Indonesia sekaligus Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia menyampaikan kata sambutan dengan mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran peserta pada pertemuan HBRI. Coca-Cola (www.coca-colaamatil.co.id) adalah salah satu perusahaan minuman ringan terkemuka di Indonesia. Selanjutnya DY Suharya, CCPHI Partners Relations Specialist memulai sesi presentasi kemitraan dengan meminta peserta untuk memperkenalkan diri. DY mengingatkan kembali enam tata tertib forum kemitraan HBRI, yaitu: 1. Selalu menunjukkan rasa saling menghargai satu sama lain. 2. Ketika meninggalkan ruang pertemuan, Anda bisa berbagi apa yang dikatakan, tetapi bukan siapa yang mengatakannya. 3. Berbicaralah secara terbuka. 4. Pandangan yang diungkapkan adalah pendapat pribadi dan tidak mewakili organisasinya. 5. Setiap peserta diharapkan bicara dan berbagi. 6. HBRI bukan forum pemasaran.
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
HBRI
Rahasia
Tidak untuk disebarkan kepada publik
Presentasi Kemitraan Coca-Cola Foundation Indonesia (www.coca-colafoundation-ind.org) adalah yayasan yang didirikan oleh Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Bottling Indonesia untuk mendukung kesejahteraan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat agar dapat menjadi warga negara yang produktif melalui program jangka panjang yang berkesinambungan. Sedangkan Wanita Mandiri Center (WMC) adalah organisasi nirlaba yang berorientasi pada pemberdayaan perempuan di wilayah Sragen. Kedua organisasi menyajikan kemitraan yang berjudul “Meningkatkan Akses Informasi dan Komunikasi bagi Perempuan”. Hastin Atas Asih, Partnership and Communication Program PerpuSeru, sebagai penyaji menjelaskan bahwa Program PerpuSeru (www.perpuseru.org) adalah salah satu program unggulan dari Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) yang menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat berbasis teknologi informasi (TI). Program diluncurkan pada tahun 2011–2015, dengan penerima manfaat secara umum berasal dari kelompok pemuda, perempuan dan pengusaha mikro. Lokasi program PerpuSeru tersebar di 34 kabupaten/kota di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat. Melalui Program PerpuSeru, CCFI bekerja sama dengan 1 perpustakaan provinsi, 28 perpustakaan daerah kabupaten/kota, 2 perpustakaan desa dan dua Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Dalam menjalankan program PerpuSeru, CCFI mendorong perpustakaan untuk bermitra dengan potensi lokal baik swasta, pemerintah maupun institusi pendidikan, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM). Untuk kabupaten Sragen, Program PerpuSeru bemitra dengan berbagai pihak dan salah satunya adalah Yayasan Wanita Mandiri Center (WMC), sejak tahun 2012. Sri Hartati, Pendiri Yayasan Wanita Mandiri Center, menjelaskan bahwa kerja sama antara kedua organisasi dimulai ketika organisasinya mendapat undangan untuk menghadiri pertemuan Forum Perpustakaan Desa yang diinisiasi oleh Perpustakaan Daerah Sragen. Pertemuan tersebut (tahun 2012) bertujuan untuk mencari mitra yang bisa bekerja sama dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan kaum perempuan. Karena adanya kesamaan visi tersebut, WMC kemudian setuju untuk memberikan dukungan bagi kegiatan PerpuSeru dengan menggerakkan kelompok penerima manfaat untuk terlibat dalam kegiatan program. Kegiatan utama yang dilakukan adalah (1) melakukan asesmen kebutuhan, (2) menyediakan fasilitas dan layanan Teknologi Informasi, dan (3) melaksanakan berbagai kegiatan termasuk pelatihan life skills, pelatihan komputer dan internet (seperti social media, marketing on line), menyelenggarakan seminar pentingnya TI untuk pengembangan usaha, dll. Penerima manfaat untuk program di Sragen melalui kemitraan dengan WMC adalah perempuan eks pekerja migran, Ibu rumah tangga dengan permasalahan ekonomi karena tidak memiliki keterampilan, dan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hasil yang telah dicapai hingga 2014, yaitu 100 perempuan telah memiliki keterampilan dan akses untuk mengembangkan usahanya, 60 perempuan mengenal internet dan mempunyai email, serta terampil memasarkan hasil usaha secara online. Kenaikan omset penjualan yang berhasil didokumentasikan adalah sebesar 30-40% per tahun.
Kesimpulan Diskusi Peserta pada umumnya mendiskusikan aspek pelaksanaan program secara lebih rinci. Kesimpulan dari diskusi adalah: ‐
‐
CCFI menyadari bahwa pendidikan adalah bagian penting dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Dari semua masalah pendidikan yang ada, CCFI melihat bahwa perpustakaan merupakan salah satu badan pemerintah yang mempunyai peran penting dalam memperbaiki mutu pendidikan namun kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. PerpuSeru merupakan program kerja sama antara Coca-Cola Foundation Indonesia dengan Bill and Melinda Gates Foundation yang dimulai sejak bulan Mei 2011. Tahap pertama kerja sama ini (2011-
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
2
HBRI
Rahasia
‐
‐
‐
Tidak untuk disebarkan kepada publik
2015) berupa pilot project untuk mendapatkan model proyek pengembangan perpustakaan yang tepat di Indonesia. Tahap selanjutnya (tahap dua), CCFI akan menerapkan model program yang sama namun pada tingkat desa agar lebih banyak kelompok masyarakat yang bisa dijangkau. Pengembangan tahap kedua ini menargetkan 70 perpustakaan desa dan 6 taman bacaan masyarakat yang berada di 21 kabupaten yang sebagian besar merupakan wilayah intervensi program tahap pertama. Program PerpuSeru menargetkan perpustakaan umum tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada awal implementasinya, CCFI melakukan open application kepada 407 perpustakaan daerah yang ada. Dari jumlah tersebut kemudian terpilih 35 perpustakaan (di 16 provinsi) berdasarkan kriteria dan komitmen mengikuti program, namun dalam perjalanannya hanya 34 yang yang berkomitmen secara penuh. Perpustakaan umum tingkat kabupaten yang dipilih merupakan perpustakaan yang mudah diakses oleh masyarakat, mempunyai gedung sendiri, mempunyai akses terhadap jaringan internet, serta mendapat dukungan dana operasional melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Masing-masing mitra memiliki tugas dan wewenang yang berbeda. CCFI menyediakan menyediakan pelatihan, fasilitas teknologi informasi dan membangun komunikasi dengan pihak pemerintah daerah untuk kelancaran kegiatan. Perpustakaan daerah melakukan seleksi mitra LSM, menyediakan fasilitas tempat untuk kegiatan (baik pelatihan maupun pertemuan kelompok) dan membangun komunikasi dengan pemerintah daerah untuk perubahan anggaran dan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan secara berkesinambungan. Sedangkan WMC sebagai penggerak utama dalam pelibatan kelompok penerima manfaat dan menyebarluaskan informasi program kepada khalayak dan pihak pemerintah melalui berbagai media. Salah satu perusahaan telekomunikasi turut memberikan kontribusi dalam penyediaan sarana teknologi informasi berupa komputer dan penambahan bandwidth melalui program broadband learning center (BLC) yang kemudian menjadi sarana belajar bagi penerima manfaat program. Tantangan terbesar dalam menjalankan kemitraan adalah masalah kesinambungan karena sifat bantuan yang terbatas dan bergantung pada semangat kerelawanan (volunteerism). Namun demikian kunci kesuksesan program ini terletak pada kepercayaan dan hubungan kerja yang saling menguntungkan bagi semua mitra. Perpustakaan daerah yang telah berhasil mengembangkan kapasitas stafnya melalui PerpuSeru, sehingga mampu melakukan advokasi untuk mendapatkan dukungan dana APBD, tanpa bergantung kepada lembaga donor. Sementara itu, lembaga mitra dan kelompok penerima manfaat mendapatkan akses secara cuma-cuma terhadap fasilitas TI dan keterampilan baru dalam mengembangkan kegiatan usaha mereka.
Diskusi Mengenai Kemitraan Pada pertemuan HBRI ini, peserta tidak mendiskusikan isu kemitraan karena keterbatasan waktu.
Penutup Kemal Soeriawidjaja menutup acara pertemuan dengan mengucapkan terima kasih kepada penyaji dari CCFI dan WMC, serta kesediaan Coca-Cola menjadi tuan rumah. Catatan pertemuan dan studi kasus dari pertemuan sebelumnya bisa dilihat di http://portal.ccphi.org. Pertemuan HBRI 26 yang akan datang dijadwalkan pada bulan November 2014.
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
3
HBRI
Rahasia
Tidak untuk disebarkan kepada publik
DAFTAR PESERTA HBRI XXV
Coca-Cola, Rabu 20 Agustus 2014 No
Nama
1
Agustini Raintung
2 3 4 5 6 7 8 9
Amelia Willem Amri Yahya Anton Priatno Antonius Yanuar Aprida Sondang Arif Mujahidin Armyn Gita Asmilia Makmur
Organisasi Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) Freeport Sum2 Trakindo Utama Java Books (Periplus) Yayasan Gerakan Mari Berbagi Sari Husada Unilever Indonesia Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Email
10
Azwar Hasan
Yayasan Gerakan Mari Berbagi
[email protected]
11
Bondika Ariandani Aprillia
[email protected]
12
Brilliant Ayesha Nadine
[email protected]
13
Budi Rahardjo
Yayasan Balita Sehat Maven Indonesia (Indo Komunikasi Selaras) Tirta Investama
14
Candy Sihombing
Trakindo Utama
[email protected];
15
Christie Natasha
CCPHI
16
Dede Prabowo
Alam Aksara
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Deni Puspahadi Denny Keswani Dessy Andriyani Dian Rosdiana DY Suharya Faraidi Rivai Malik Hamid Abidin Hastin Atas Asih Herdiansyah Herlina Soemitro Heru Cristanto Imma Dienia
29
Irma Hasib
30 31 32
Iswahyudi Judo Suwidji Kemal Soeriawidjaja
Indofood CCPHI CCPHI CCPHI CCPHI BTPN PIRAC PerpuSeru (Coca Cola Foundation) Dompet Dhuafa Klinik Prodia Java Books (Periplus) BTPN Maven Indonesia (Indo Komunikasi Selaras) Dompet Dhuafa Java Books (Periplus) CCPHI
[email protected] [email protected];
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected]
[email protected] [email protected] [email protected]
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
4
HBRI
Rahasia No 33 34 35 36 37 38 39
Nama Laily Hanifah Miranti Martin Okta P. Bayu Putra Oyo Zakaria Qorina Rafi Putra A Restu Pratiwi
40
Rifa
41 42 43 44 45
Sapruddin Perwira Sayed Fachri Sheila Kansil Sophia Hage Sri Hartati
46
Sriati Rusmin
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Suchi Atika Wulandari Titie Sadarini Tito Prasetya Tri Handoko Trian Purnamasari Triyono Prijosoesilo Uli Utik Kartika Wilson Sitorus Yuli Sari Yeni Zsuria Luthfanida
Tidak untuk disebarkan kepada publik
Organisasi Yayasan Mitra Inti Seameo Recfon Binus Center Karsa Kemanusiaan Indonesia (KKI) Seameo Recfon KitaBisa.co.id Yayasan Danamon Peduli Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan (YPKP) Project HOPE Yayasan Gerakan Mari Berbagi Trakindo Utama CCPHI Wanita Mandiri Center Maven Indonesia (Indo Komunikasi Selaras) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Coca Cola Indonesia Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) Yayasan Gerakan Mari Berbagi Freeport Coca Cola Indonesia Yayasan Tegak Tegar Sophie Martin Sum2 Indofood Project HOPE
Email
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
5