Memulai Perubahan, dari Anak Sendiri “
SESUNGGUHNYA orang orang yang membaca bacaan yang berguna, menjauhkan beriman dan mengerjakan amal shaleh dari teman dan lingkungan yang buruk. mereka itulah sebaik baik makhluk.”(Q.S. Al- Orangtua harus bisa menjadi contoh yang konkret yang bisa dijadikan acuan Bayyinah:7) untuk anak-anaknya. Sejumlah pertimbangan harus Memberikan kebebasan kepada diberikan orang tua agar memiliki anak dan mempersiapkannya anak yang dapat dibanggakan. Tidak menerima tanggungjawab sesuai semata prestasi saat ini, juga di dengan usia perkembangannya masa mendatang. Karenanya, berbamerupakan hal yang tidak boleh gai asupan terbaik, nutrisi yang dilupakan oleh orangtua. Anak direkomendasikan turut menjadi bukanlah tanah lempung yang bisa pertimbangan. Sekolah dan lembaga dibentuk sesuka hati orang tua, pendidikan hingga lembaga kursus Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si setiap anak memiliki karakter dan harus juga dicari yang paling bonafid Direktur Utama MAS keinginan masing-masing. Kewajiagar sesuai yang diangan. Demikian ban orang tua memberikan mereka pula berbagai ikhtiar dilakukan demi merengkuh kebebasan mengekspresikan ide dan gagaanak harapan tersebut. sannya dan menggiring mereka bertangKarena mempunyai anak yang memiliki gungjawab sesuai dengan tingkat perkempribadi yang unggul dan sukses dunia akhirat bangannya serta mengawasi supaya tetap merupakan dambaan setiap orangtua. berada pada koridor kebaikan. Orangtua mana yang tidak senang ketika Hal lain yang tidak kalah penting dalam anaknya bisa menjadi orang beriman yang bermanfaat untuknya, keluarga, masayarakat, mempersiapkan anak menjadi unggul adalah dan juga agamanya. Perpaduan komprehensif mengembangkan kepribadian, bakat, kemamantara kualitas akidah, fisik, moral, emosi- puan akal, dan fisik. Melatih anak untuk onal, intelektual, sosial yang dimiliki seorang menghormati hak dan kepribadian orang lain. yang beriman merupakan modal untuk Mempersiapkan anak memiliki tanggung menjadikan dirinya generasi yang unggul. Agar jawab terhadap masyarakatnya, menjaga nilai hal ini bisa terwujud maka kewajiban orangtua agama dan kemanusiaan, saling memahami, harus memperhatikan pendidikan yang baik sikap toleransi dan menjaga kedamaian. Kita sebagai orang tua tidak boleh pesimis dan benar, lurus dan seimbang secara dalam mendidik anak-anak, yakinlah bahwa komprehensif untuk anak-anaknya. Allah telah memberikan kita amanah, “Hai orang-orang yang beriman, peliharapeluang, potensi dan juga kesempatan lah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” menjadikan anak menjadi beriman yang (Qs. At-Tahrim:6) Sebuah sikap yang keliru unggul, yang bisa menjadi orang besar yang ketika orangtua menyerahkan seluruh tang- mengguncang dunia dan mempesonakan gungjawab pendidikan anak hanya pada setiap orang yang mengenalnya karena lembaga pendidikan. Orangtua harus mem- kejujuran dan kebaikannya. Peranan orang tua dalam menyiapkan perhatikan pendidikan akidah, akhlak dan putra-putrinya menjadi berkualitas, baik tauladan yang shalih. Tidak hanya pendidikan keimanan, ketaqwaan dan keislaman meintelektual tetapi juga pendidikan ruhiyah, jasmani, sosial dan juga emosinya sesuai nyambut era bonus demografi antara 2015 s.d dengan tingkat pertumbuhannya. Mengajarkan 2035 menyongsong Indonesia emas, semakin prinsip iman, melatih untuk beribadah kepada sangat strategis. Dimana pada tahun 2035 Allah SWT, mendidik dengan pendidikan Islam, struktur penduduk Indonesia, jumlah usia akhlak yang mulia, melatih menjauhi segala produktif mencapai angka terbesar, yaitu macam perkara yang diharamkan-Nya, segala ±72%. Angka ini harus benar-benar menjadi perilaku yang rusak dan berbahaya. Menga- bonus bagi bangsa Indonesia untuk menggapai rahkannya untuk olahraga yang bermanfaat, Indonesia emas. Semoga (*)
1
Al Akbar Januari 2017
Perubahan yang Lebih Baik PERUBAHAN adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Karena itu merupakan sunnatullah, maka hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan saja yang akhirnya akan bertahan. Kami sangat berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang memiliki komitmen untuk menghadapi perubahan tahun dengan menghiasinya lewat kegiatan bermakna. Ya, kegiatan lantunan shalawat dan doa bersama adalah tradisi baru di tengah hingar binger pesta pora pergantian tahun di berbagai tempat. Perubahan seperti ini layak diapresiasi serta hendaknya akan menjadi agenda rutin di sejumlah kota dan kabupaten, atau bahkan agenda nasional Semoga dengan perubahan cara pandang dalam menghadapi berkurangnya usia di dunia ini akan memberikan efek positif bagi perjalanan bangsa di kemudian hari. Bahwa pesta yang sifatnya melenakan, justru akan berganti dengan kegiatan muhasabah atau introspeksi diri atas capaian selama ini. Pembacaan shalawat yang dilakukan juga memberikan pesan bahwa hanya sosok Nabi Muhammad SAW yang layak menjadi panutan dan contoh untuk perbaikan diri serta tatanan berbangsa dan bernegara. Pembangunan di negeri ini boleh saja melejit sedemikian rupa dengan capaian ekonomi yang spektakuler. Namun kalau yang menjadi contoh panutan adalah sosok yang salah, bisa jadi bukan pembangunan substansial yang diraih, namun hanya kepalsuan dan sarat dengan manipulasi. Semoga bangsa ini semakin maju dengan tetap memperoleh naungan dari ilahi rabbi, sehingga mampu meraih baldatun thayyibatun warabbul ghafur. (*)
Spirit Pergantian Tahun dengan Doa dan Shalawat 3 Ada tradisi berbeda pada pergantian tahun di Surabaya. Kesan hura-hura akhirnya berganti dengan melantunkan shalawat. Sebuah cerminan peradaban baru yang ditawarkan umat Islam untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan mencintai baginda Nabi.
Sambut 2017 di MAS, Sholat Tahajud Malam Tahun Baru
4
Masjid Nasional Al Akbar mengadakan kegiatan pergantian tahun baru. Serangkaian kegiatan Shalat tahajjud, istighotsah, dan Shubuh berjamaah.
Sulaiman Abdul Azis Al-Rajhi, Akhir Pencarian Milyader Arab 6 Dia bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz AlRajhi dan termasuk jajaran miliarder yang disegani. dia membagikan seluruh harta kekayaan pada anak-anaknya dan untuk lembaga nirlaba. Dia tidak memiliki kekayaan berlimpah, tapi dia tetap bekerja keras untuk memperbanyak shodaqoh.
Kurban dan Aqiqah Digabung
14
Bolehkah aqiqah digabung jadi satu? Artinya, ada satu amalan dilakukan dengan dua niat, yaitu niat berkurban dan niat berakikah.
Dua Bulan Menikah, Status Istri Terbongkar
16
Seorang pria mencintai seorang janda menikahinya. Awalnya bahagia tapi dia kecewa saat mengetahui istrinya bohong. Dia bukan janda ditinggal mati, karna mantan suaminya masih hidup. Bagaimana solusinya? cover depan : Do’a dan syukur di halaman Kantor Gubernur Jatim dan Tahajut serta Shubuh berjamaah di MAS
Penanggungjawab : Direktur Utama Drs. H. Endro Siswantoro, MSi, Penasehat : Drs.KH. Ilhamullah Sumarkhan MAg. | Drs H Ahsanul Haq, M.MPDi. | Drs. H. A. Hamid Syarif, MH. |HM Hasan Ubaidillah SH. MSi., Pemimpin Umum : Drs. H. Hizbul Wathon, MM., Pemimpin Redaksi : H. Helmy M Noor SIp., Sekretaris Redaksi : H. Hendro Tjahjono, Staff Redaksi : Agoes Suroso | Yuli Fitriani | Ghana Hascarya |Syaifullah Nawawi, Distribusi : H. Sutrisno |Hartono, Keuangan : H. Soedarto, Grafis dan Lay Out : M Hilmi Adib
Al Akbar Januari 2017
2
DITERBITKAN OLEH Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS )
ALAMAT REDAKSI Jl. Masjid Al Akbar Timur I Surabaya Telp.8289755.8289756 Fax.(031) 8286896
www.masjidalakbar.com
Email:
[email protected]
Ada tradisi berbeda pada pergantian tahun di Surabaya. Kesan hura-hura akhirnya berganti dengan melantunkan shalawat. Sebuah cerminan peradaban baru yang ditawarkan umat Islam untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan mencintai baginda Nabi. SETIDAKNYA terdapat enam ribu penabuh terbang yakni hadrah menggantikan tradisi pesta kembang api dalam puncak pesta tahun baru yang digelar di Kantor Gubernur Jawa Timur pada Sabtu (31/12) malam. Hadrah sengaja didatangkan untuk mengubah image pesta tahun baru dari hura-hura menjadi doa bersama. “Malam pergantian tahun sengaja diisi shalawat nabi, jadi tidak ada lagi pesta kembang api,” kata Hizbul Wathan, Kepala Biro Administrasi Umum Setdaprov Jawa Timur. Menurut Hizbul, hadrah yang didatangkan merupakan gabungan dari seluruh wilayah Jawa Timur yang tergabung dalam Ishari (Ikatan Seni Hadrah Indonesia). Mereka tampil di depan kantor gubernur tepatnya di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Sebuah panggung raksasa berukuran 20×100 meter juga didirikan tepat di Jalan Pahlawan depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Di panggung inilah, malam pergantian tahun baru dikemas dengan doa bersama dan shalawatan. Dalam sambutannya, Gubernur Jatim H Soekarwo menyampaikan alhamdulilah dan bersyukur bahwa berdasarkan hasil koordinasi bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Jajaran Forpimda, wujud syukur menyambut malam pergantian tahun sepakat diisi dengan mengangkat tangan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud atas raihan prestasi dan nikmat yang telah diberikan di tahun 2016 dan semoga Jawa Timur mendapat Hidayah dan nikmat yang lebih baik di tahun 2017. “Alhamdulilah, ulama dan Umaro bersatu, Jatim semakin aman, nyaman, damai, makmur dan berakhlak mulia. Alhamdulilah selama tahun 2016 Jawa Timur aman dan tenteram. Semoga tahun 2017, masyarakat Jawa Timur semakin damai dan berakhlak mulia,” ujar Pakde Karwo. Ditambahkan Pakde Karwo, Jawa Timur kini bebas dari prostitusi. Prostitusi telah ditutup dengan damai. Artinya, penutupan bersambung ke halaman 4
3
Al Akbar Januari 2017
prostitusi telah menjadikan masyarakat Jawa Timur lebih damai. Selain itu, semua elemen masyarakat telah bersatu untuk cegah dini dari hal hal yang tidak benar yang dapat mengganggu ketentraman Jawa Timur. “Kekhasan Jawa Timur sebagai provinsi santri harus tetap terjaga. Mari kita pelihara persatuan, kita pertahankan musyawarah sebagai ciri khas kita, ulama dan umaro tetap bersatu menjadikan Jatim semakin damai,” tambah Pakde Karwo. Pakde Karwo juga berharap, doa dan syukur bersama ini tidak hanya dilaksanakan pada malam pergantian tahun 2017, tetapi doa dan syukur bersama juga akan tetap dilaksanakan tahun depan saat menjelang malam pergantian tahun 2018.”Insya Alloh tahun depan akan tetap kita laksanakan doa bersama seperti malam ini,” pungkasnya. Sedangkan Prof KH M Ali Aziz Mag, dalam ceramahnya mengatakan, manusia harus pandai bersyukur kepada Alloh dan jangan mengeluh, karena mengeluh adalah tanda kekafiran. “Bersyukurlah atas nikmat yang telah diberikan Alloh kepada kita, agar nikmat senantiasa ditambah. Jangan mengeluh, karena sesungguhnya siksa Alloh teramat
pedih,” katanya. Ya, doa dan syukur menandai pergantian tahun 2017 yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memang fenomenal dan mendapat respon positif dari masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim menyambut pergantian tahun dengan penuh kesungguhan untuk benarbenar mengagendakan dan mewujudkan suatu perubahan. Perubahan seperti apa? Jelas perubahan yang terkandung sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah. Menghadirkan alunan hadrah yang di dalamnya melantunkan puja-puji kepada baginda Nabi Muhammad SAW, tentu memberikan pesan akan keinginan kita meneladani kiprah dan perjuangannya. Spirit shalawat hendaknya terus mengikuti dan mengiringi perjalanan kehidupan kita di tahun ini dengan harapan, akhlak dan perangai beliaulah yang terus menjadi pengisi keseharian. Doa bersama juga sebagai pertanda bahwa ikhtiar harus tetap selalu dilaksanakan, namun usai segalanya ditunaikan, maka pasrahkan kepada-Nya. Manusia harus melawati sunnatullah atau hukum alami dengan segala perencanaan dan kegigihan yang membaja.(Syaifullah AnNawawi)
Sambut 2017 di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
M
Sholat Tahajud Malam Tahun Baru
ASJID Nasional Al Akbar juga mengadakan kegiatan pergantian tahun baru. Serangkaian kegiatan Shalat tahajjud, istighotsah, dan Shubuh berjamaah mewarnai detik-detik pergantian tahun 2016 menjadi 2017. Kondisi ini berkebalikan dengan keadaan pada umumnya yang menyambut datangnya tahun dengan berpesta kembang api, parade petasan, hura-hura, serta kegiatan-kegiatan lain yang tidak bermanfaat lainnya. Kegiatan dimulai pukul 01.30 dini hari, yakni Shalat tahajjud berjamaah (1/1/2017) yang dipimpin oleh imam KH. Abd Hamid Abdullah, S. H, M.Si (Imam Besar MAS). Kemudian dilanjutkan istighotsah dan doa bersama menyongsong tahun 2017. Tak Al Akbar Januari 2017
4
Suasana khusu’ saat shalat tahajut di awal 2017
kurang dari 2000 jama’ah memenuhi ruang utama MAS. Mereka dengan khidmat melakukan ibadah dan lantunan doa sesuai arahan imam. bersambung ke halaman 13
P
ERJALANAN hidup ini tidak ada yang stagnan, apalagi mundur. Setiap hari kita diharuskan terus berupaya berperilaku yang lebih baik agar termasuk kalangan beruntung. Dalam sebuah kesempatan, baginda Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka termasuk kalangan beruntung. Dan mereka yang ternyata prestasinya sama seperti sebelumnya, termasuk kalangan yang merugi. Sedangkan kalangan yang justru prestasinya lebih buruk dari sebelumnya, maka masuk golongan binasa. Demikianlah hakikat perjalanan kita di muka bumi. Sehingga tidak ada pilihan bagi umat Islam selain menjadikan hari-harinya menjadi starting point perubahan menuju puncak kejayaan. Dari peristiwa tahun baru dan juga keseharian, spirit iman menjadi nyata dalam kata dan perbuatan. Sehingga tidak heran dalam catatan sejarah Islam, para sahabat selalu berusaha memiliki kepribadian unggul nan mengagumkan. Perubahan mindset benar-benar terjadi secara totalitas pada diri seluruh umat Islam. Sehingga dengan demikian, umat akan selalu terobsesi untuk mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syariat Islam. Karena agama ini adalah manhaj kehidupan yang tidak tercermin wujud nyatanya kecuali dalam akumulasi gerakan, dalam bentuk masyarakat yang bekerja sama bahu-membahu. Adapun keberadannya dalam bentuk akidah hanyalah wujud hukmi (secara hukum) saja, bukan wujud riil, kecuali bila tercermin dalam bentuk gerakan nyata.
Dengan demikian pergantian tahun dan perubahan keseharian dapat dipahami sebagai suatu upaya gerakan secara totalitas, mulai dari pola pikir hingga amaliyah dalam satu gerakan yang rapi, sistemik dan keseluruhan, baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Karenanya, spirit perubahan di Jawa Timur yang memperingati pergantian tahun dengan pembacaan shalawat dan doa bersama hendaknya benar-benar dimaknai sebagai media perubahan diri yang maksimal dalam penyempurnaan iman dan ketakwaan kepada Allah Taala. Sebab, jika tidak, boleh jadi kita merasa telah menjadi baik, padahal belum. Inilah kesempatan tepat untuk mendata secara mendetail siapa sebenarnya diri kita. Apakah yang paling kita cintai dalam hidup ini, apakah yang paling sering kita pikirkan dalam hidup ini, dan apa yang sebenarnya ingin kita raih dalam kehidupan dunia ini. Menghadirkan pertanyaan semacam itu misalnya, akan sangat membantu setiap jiwa mengetahui siapa dirinya dan kemudian menetapkan tujuan dan posisi sebagai seorang Muslim secara tepat. Sebab, disadari atau tidak, kita evaluasi atau tidak diri kita, atau kita catat atau tidak amal perbuatan kita, Allah melalui malaikat-Nya tak pernah lengah mencatat amal kita sehari-hari. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar Rad [13]: 11). Menurut Ibn Katsir, setiap manusia dikelilingi empat malaikat, empat di siang hari dan empat di malam hari yang bertugas bersambung ke halaman 13
5
Al Akbar Januari 2017
T
IDAK ada sesuatu yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu terjadi dengan sendirinya karena dimakan usia seperti umur suatu benda yang lama kelamaan terus berubah tanpa harus ada campur tangan manusia. Namun, perubahan perilaku manusia memerlukan ikhtiar yang diawali niat, termasuk memaknai perubahan dalam keseharian, termasuk pergantian tahun. Apa makna yang mestinya dicermati masyarakat muslim? Setidaknya setiap muslim perlu memahami makna keberadaan diri dan perubahan yang harus terus dilakukan dalam keseharian. Ada baiknya kita membuka sejarah bagaimana komitmen tersebut dilakukan Nabi Muhammad pada saat hendak hijrah. Rasulullah SAW sebelumnya mengkaji kemungkinan dan mempelajari langkah diplomasi. Menurut sejarah terjadi tiga hijrah pada masa itu. Pertama hijrah Rasulullah sendiri, kedua para sahabat, dan ketiga Rasulullah dan sahabat. Dilihat dari sudut pandang perpindahan itu sendiri tidak semuanya berjalan mulus atau sukses. Karena ikhtiar yang dilakukan Rasulullah sendiri kurang mendapat perhatian, demikian juga perjalanan yang dilakukan para sahabat ke wilayah Spanyol tidak bertahan lama sebagaimana diharapkan. Perpindahan ketiga yang dilakukan Rasulullah bersama sahabat berjalan sukses karena terprogram baik. Hijrah inilah menjadi cacatan sejarah karena utusan Allah SWT dapat melakukan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Madinah dan sekitarnya dari yang tidak baik menjadi baik. Oleh karena itu, umat Islam IndoneAl Akbar Januari 2017
6
sia harus memahami makna ini secara makro. Perpindahan bukan hanya pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tapi makna secara luas adalah perubahan, termasuk perubahan pola pikir dalam menempuh perjalanan hidup di dunia ini. Perubahan akan bermakna manakala pelakunya berniat ikhlas apa yang dikerjakan bernilai ibadah. Bertasbih dan membaca shalawat sambil bekerja juga mengandung makna penting apabila sebelumnya kita biasa mengerjakan sesuatu tanpa nilai ganda atau suka bernyanyi sambil bekerja. Karenanya masyarakat muslim negeri ini hendaknya dapat memaknai pergantian waktu, hari, minggu hingga bulan dan tahun dengan perubahan bernilai ganda. Budaya kurang baik tidak bernilai ganda apalagi tidak berguna dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sudah waktunya ditinggalkan. Jadi, memperingati pergantian tahun dan sejenisnya bukan hanya sebatas kata tanpa makna tapi kita hendaknya memaknai dengan tindakan perubahan sesuai dinukilkan Rasulullah SAW saat melakukan hijrah. Harus dipahami bahwa makna pergantian tahun baru Islam itu sebagai momentum perubahan budaya secara individual (ibda’ binafsika), keluarga dan masyarakat yang selama tahun sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarahkan lebih baik di masa mendatang. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu melakukan lompatan pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi. Itu langkah minimal yang sejatinya dilakukan setiap muslim dalam keseharian. (Syaifulah AnNawawi)
Sulaiman Abdul Azis Al-Rajhi
Akhir Pencarian Milyader Arab
D
IA bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al-Rajhi dan termasuk jajaran miliarder yang disegani. Lahir di Jeddah pada tahun 1920, Sulaiman tidak lahir dari keluarga kaya raya, sehingga hanya mampu menamatkan sekolah sampai Sekolah Dasar (SD). Kondisi itu yang membuat dia dan dua saudara lakilakinya bekerja keras menghasilkan uang. Puncaknya mereka berhasil mendirikan bank syariah terbesar di dunia yaitu Al-Rajhi Bank. Dari industri perbankan dan sejumlah perusahaan yang didirikannya, Al-Rajhi juga aktif berinvestasi di bursa saham Arab Saudi. Dia berhasil meyakinkan perbankan di wilayah Eropa dan Amerika untuk ikut bekerja sama di bidang perbankan syariah dan terus berhasil menambah jumlah kekayaan. Sulaiman Al-Rajhi merupakan miliader terkenal pemurah dan sangat memegang teguh ajaran Islam. Kemurahan hatinya membuat miliader yang satu ini tampak sangat unik. Disaat para konglomerat berlomba menumpuk kekayaan, pria ini ini justru melimpahkan seluruh harta kekayaan kepada anak-anaknya. Hingga saat ini, Al-Rajhi tidak memiliki uang tunai properti atau saham yang biasa menghiasi kehidupannya. Harta yang dia sisakan untuk hidupnya hanyalah pakaian yang sehari-hari dikenakan. Semasa hidupnya dia pernah dua kali merasakan hidup melarat, tanpa uang sedikitpun. Kondisi itu membuatnya sangat paham mengenai hal sekecil apapun tentang uang. Berbeda dengan dulu, kemiskinan yang saat ini dialaminya justru disertai dengan perasaan bahagia, tenang dan damai, hidup miskin yang kini dijalaninya murni merupakan pilihan dan keputusannya sendiri. Hanya satu alasan yang membuat Al-Rajhi memutuskan hidup miskin, sesuai dengan keyakinan yang dianutnya bahwa seluruh kekayaan di muka bumi ini adalah milik Allah. Bagi Al-Rajhi, manusia yang dipercaya untuk menjaganya dan tidak pantas merasa memilikinya. Sementara alasan membagi hartanya
Sulaiman Abdul Azis Al-Rajhi (tengah).
sebelum tutup usia adalah guna meningkatkan rasa persaudaraan dan kasih sayang antar anak-anaknya. Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa tuanya hanya untuk mencari uang. Dia ingin menikmati waktu yang sangat berharga dalam hidup untuk hal yang lebih berguna. Dia juga dengan aktif membagi setiap uang yang mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang lebih membutuhkan. Tidak banyak yang menyebutkan berapa jumlah istri Al Rajhi, yang jelas, pria lanjut ini tercatat memiliki 23 anak. Dia sangat mencintai seluruh anaknya dan selalu mendorong semua keturunannya untuk bekerja keras. Al Rajhi sangat yakin bahwa untuk menjadi orang kaya raya, setiap orang harus berusaha sekuat tenaga. Alasan dia membagi hartanya pada seluruh anaknya agar keturunannya tidak tinggal diam dan bekerja untuk mengelolanya. Semasa bergelut di dunia bisnis, dia memiliki peranan yang luar biasa dalam membangun bank syariah terbesar di dunia. Selaian itu, dia juga terkenal sebagai konglomerat yang aktif memerangi kemiskinan hingga memperolah penghargaan Internasional bergengsi karena tindakannya tersebut. Dia juga berhasil meyakinkan para pemimpin bank sentral dunia termasuk Bank of England, bahwa perbankan syariah mampu berperan sebagai penggerak perekonomian global. (BBS)
7
Al Akbar Januari 2017
Rahasia Percepatan Rezeki S
AYA tertarik membahas buku “7 Keajaiban Rezeki” karena menurut saya, kebanyakan manusia mencari rezeki dengan tanpa ‘ilmu’, artinya hanya semata memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga. Terjebak dalam rutinitas harian yang hambar dan hasilnya pun itu-itu saja, sesuai gaji yang ditetapkan perusahaan, sesuai hasil penjualan, sesuai promo yang diprogramkan dan lain sebagainya. Pada titik inilah, Ippho Santosa, seorang motivator muda dan pakar otak kanan, melalui buku “7 Kejaiban Rejeki” ini, menghadirkan rahasia mencari rezeki. Dengan bahasanya yang ringan dan bersahabat, penulis menjabarkan rahasia pintu-pintu rezeki yang dikaji dengan menggunakan pendekatan agama dan pendekatan otak kanan. Kalau buku lain menunjukkan bagaimana meraih kesuksesan, maka pada buku ini, penulis menunjukkan bagaimana mempercepat kesuksesan dengan pendekatan otak kanan dan sentuhan religius. Anda boleh menyebutnya percepatan-percepatan, lompatan-lompatan, atau keajaiban-keajaiban. Terserah Anda. Begitulah intinya. Apakah itu terkait keuangan, kesehatan, impian, prestasi, hubungan, jodoh, atau apa saja. Menurut penulis, rahasia percepatan rezeki yang dipaparkan di sini, kesemuanya bukan tanpa alasan. Dengan mengupas makna-makna setiap 7 pintu rezeki, semisal Sidik Jari Kemenangan, Sepasang Bidadari, Golongan Kanan, Simpul Perdagangan, Perisai Langit, Pembeda Abadi, dan Pelangi Ikhtiar. Pada bagian lain, turut dikupas perjalanan sukses tokoh-tokoh yang telah berhasil dan berprestasi dalam hidupnya, keluarga, dan sekitarnya. Pembaca akan menemukan pemahaman bahwa ternyata semua rahasia itu ada di dalam dirinya sendiri. Kehadiran buku ini layak dianggap sebagai penambah cakrawala berpikir, terutama sebagai panduan untuk pembaca agar selalu termotivasi, semangat dan mengubah
Al Akbar Januari 2017
8
Judul Buku : 7 Keajaiban Rezeki Penulis : Ippho Santosa Penerbit : Elex Media Komputindo pemikiran-pemikiran yang selama ini biasa biasa aja menjadi luar biasa. Dengan pemahaman yang baik dalam mempercepat kesuksesan, motivasi yang baik ini tentu dapat lebih menyatu dalam diri dan bermakna.(*) Yuli Fitriani Staf HUMAS & USAHA Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
Menanam sayur organik ternyata tidak memerlukan tanah, tetapi biji sayur ditanam di rockwool, jelas kakak pendamping dengan sabar.
KB Masjid Al Akbar
Berkunjung ke KebunSayur S
Anak-anak mencoba menanam biji sayur di atas rockwool
Anak-anak KB MAS melihat tanaman sayuran dari yang masih berumur 3 hari sampai tanaman sayur yang siap dikonsumsi
ISWA-siswi Kelompok Bermain (KB) Masjid Al-Akbar Surabaya berkunjung ke Kebun Sayur Organik Surabaya di Jl. Raya Ketintang Selatan No.47, Karah, Jambangan. Sebelum anak-anak berkeliling kebun, kakak pendamping menjelaskan bagaimana cara menanam sayur organik. Menanam sayur organik ternyata tidak memerlukan tanah, tetapi biji sayur ditanam di rockwool. Anakanak mencoba menanam biji sayur di atas rockwool. Setelah mengetahui cara menanam sayur organik. Anak-anak berkeliling kebun, mereka melihat tanaman sayuran dari yang masih berumur 3 hari sampai tanaman sayur yang siap dikonsumsi. Anak-anak jadi tahu macam-macam sayuran seperti sawi merah dan bayam merah. Wuaah, semua senang saat melihat tanaman sayuran. (Desty Dina Daniar, Guru KB MAS).
9
Al Akbar Januari 2017
RA Masjid Al Akbar
Program Green Education
Foto anak-anak RA MAS bersama ustadzah pendamping
R
audhatul Athfal (RA) Masjid Al Akbar Surabaya memperkenalkan siswa siswinya kegiatan Green Education. Apa itu Green Education?Green Educationmerupakan kegiatan untuk mencintai dan merawat lingkungan. Untuk itu siswa-siswi RA MAS diajak untuk cinta terhadap lingkungan, dengan cara menanam dan merawat tanaman apapun. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat,14 Oktober 2016 di Puspa Lebo, Tulangan, Sidoarjo. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pukul 07.00 anak-anak berkumpul di sekolah dengan diguyur hujan yang sangat deras, namun mereka tetap bersemangat meskipun tanpa didampingi orang tua. Anak-anak naik bus satu persatu dengan ustadzah pendamping. Kemudian ustadzah melafalkan do’a naik kendaraan dan mereka mengikuti berdoa dengan lantang. Alhamdulillah hujanpun reda setelah tiba di lokasi. Anak-anak senang sekali disambut kakak trainer yang ramah dan bersemangat, mereka diperkenalkan dengan berbagai macam tanaman baik tanaman hias, toga, buah-buahan dan sayur mayur. Mereka mendengarkan semua yang di jelaskan oleh para kakak trainer. Selain itu, anak-anak juga di ajak bagaimana menanam dan Al Akbar Januari 2017
10
Anak-anak dengan seksama memperhatikan arahan kakak trainer untuk menanam tanaman dengan benar.
memanen sebuah tanaman sayur. “Berani kotor itu baik,” kata salah satu kakak trainer. Anak-anak semakin bersemangat mengikuti arahan kakak trainer. Pukul 11.00, kegiatan pun selesai, mereka siap kembali kesekolah. Raut wajah mereka senang sekali, karena selain dapat ilmu mereka dapat makan siang dan juga tanaman yang telah dipanen. Sesampai di sekolah, anak anak dijemput oleh orang tua dan mereka berpamitan kepada ustadzah masing masing. Tak lupa, anak-anak diingatkan untuk selalu menjaga bumi di lingkungan masing masing dengan cara merawat dan menyayangi tanaman yang ada disekitar rumah serta terus menjaga bumi yg hijau. (Ustadzah Evin Meviana Madianti Guru RA MAS)
Anak-anak mengunjungi ruang freezer, tempat dimana es krim didinginkan.
MI Masjid Al Akbar
Study Tour Es Krim Campina
S
ETELAH masa liburan semester I berakhir, 3 Januari 2017 anak-anak diwajibkan untuk kembali belajar di sekolah. Hari pertama disekolah anak-anak MI MAS tidak langsung belajar, tetapi mereka berkunjung ke pabrik Es Krim Campina untuk belajar tentang bagaimana es krim itu dibuat. Setelah sampai di pabrik, anak-anak diwajibkan untuk melihat film tentang asal mula pabrik Es Krim Campina didirikan. Setelah itu anak-anak diajak untuk makan es krim bersama, mereka bebas memilih es krim yang mereka senangi. Sebelum masuk ke dalam ruang pembuatan es krim, anak-anak diwajibkan untuk mencuci tangan serta memakai headcap. Disana anak-anak pun melihat bagaimana es krim diolah, dan tak lupa pula anak-anak mengunjungi ruang freezer, tempat dimana es krim didinginkan. Allhamdulillah pukul 12.30 anak-anak MI MAS telah selamat kembali ke sekolah. (Ustadzah Qois)
Anak-anak melihat film tentang asal mula pabrik Es Krim Campina didirikan
Foto anak-anak MI MAS bersama ustadz/ah pendamping
11
Al Akbar Januari 2017
Suasana talkshow "Ada Pahlawan di Matamu".
Remas Masjid Al Akbar
R
Ada Pahlawan di Matamu
EMAJA Masjid Al-Akbar Surabaya, (20/ 10/2016)melaksanakanprogram kerja Departemen Syiar,yaitu Kajian Arek Islam (KAI). KAI diagendakanrutin setiap Ahad ke-3 setiap bulan. Talk show dengan tema “Ada Pahlawan Di Matamu” bertujuan untuk menemukan jati diri seorang pemuda muslim sekaligus meningkatkan kualitas iman dan takwa di zaman yang semakin modern ini. Remaja Masjid Al-Akbar Surabaya mengundang dua orang narasumber yang luar biasa yaitu Virga Larasati,seorang wanita muda sekaligus founder Destination Jannah. Pembicara lainnya adalah Aditya Abdurrahman, seorang ustadz muda yang berdakwah di kalangan anak PUNK, beliau membuat komunitas “Punk Muslim” sekaligus sebagai pembina di sana. Selain itu, beliau juga aktif sebagai Dosen di salah satu Universitas di Surabaya. Tak hanya itu, beliau juga penulis buku “Melawan Arus”. Acara KAI dimulai dengan pembacaan tilawah, dilanjutkan materi pertama oleh Virga larasatidan dialog. Pada sesi dialog, Virga menceritakan liku-liku hijrahnya yang penuh perjuangan berat. Beliau menceritakan proses terbentuknya komunitas Destination Jannahdan memberi motivasi khususnya untuk para wanita muslim yang hadir pada acara KAI agar yakin dan tidak malu ketika Al Akbar Januari 2017
12
berhijrah menjadi seorang muslimah yang baik. Materi ke dua dibawakan oleh Aditya Abdurrahman. Beliau menjelaskan tentang jiwa pemuda yang cenderung masih labil, sering membuang-buang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat, dan juga mudah terpengaruh oleh media, “Pemuda itu cenderung malu atau minder menjadi muslim yang baik ketika berada di lingkungan pergaulan yang kurang baik”, papar Aditya. Panitia menyediakan sesi quiz untuk para peserta yang dapat menjawab pertanyaan, akan memperoleh buku “Melawan Arus” yang ditulissendiri oleh Aditya Abdurrahman. Sesi terakhir, ustadz Aditya berbagi pengalaman berhijrah dari dunia Punk hingga belajar mendalami ilmu agama islam. Dari masalalunya itu,beliau terinspirasi untuk berdakwah di dunia Punk karena beliau memahami isi hati anak–anak punk. Selain itu, dijelaskan pula tentang Punk muslim dan tips untuk merubah polapikir yang kurang baik menjadi lebih baik kedepannya. “Dalam berdakwah kita harus membuat orang yang didakwahi itu merasa nyaman, usahakan untuk memahami serta mendalami karakter mereka, Beri solusi ketika mereka mempunyai masalah hidup”, pungkas Aditya. (bayuponcor15)
Sambungan dari halaman 4 Selesai shalat Tahajjud, kegiatan dilanjutkan dengan shalat Shubuh berjama’ah, kemudian taushiyah b oleh Dr H Imam Mawardi, M.Ag. Adapun tema taushiyah ini adalah tentang larangan berlebih-lebihan dalam menyambut tahun Baru. “Umat Islam hendaknya tidak menyambut tahun baru dengan berpesta pora, parade kembang api, pesta petasan silih berganti, mabuk-mabukan, dan sederet hal-hal tidak Kesan Jamaah yang Mengikuti Shubuh Berjamaah H. Herawan, Jl. Griya Kebraon barat I – blok BA 16, Surabaya
KESAN kami sekeluarga jadi memang sudah seharusnya umat Islam menggelorakan Shalat Shubuh berjamaah dengan harapan kalau ini kontinyu di lakukan, nanti secara ekonomi berdampak luar biasa, artinya kalau seluruh Indonesia umat Islamnya melakukan Shalat Shubuh berjamaah, paling tidak kegiatan ekonomi umat Islam itu sudah bisa dimulai setengah lima atau jam lima dan ini merupakan dampak yang sangat luar biasa bagi umat Islam itu sendiri. Yaa memang sekarang ini masih belum terbiasa tapi kalau jadi lama lama paling tidak berjamaah setiap masjid ada yang seribu, dua ribu orang paling tidak usaha ekonomi produktif untuk memenuhi kebutuhan orang Shalat saja sudah luar biasa dahsyat dan ini merupakan aktivitas ekonomi sebagai dampak kegiatan keagamaan yang dampaknya Sambungan dari halaman 5 mengawasi setiap manusia secara bergiliran, dua sebagai penjaga dan lainnya sebagai pencatat amal perbuatannya. Mungkin selama ini kita lupa tentang hal ini, karenanya saatnya kita harus benar-benar atur untuk sebisa mungkin melakukan amalan shaleh sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Karena sesungguhnya, akan bagaimana kita ke depan sangat ditentukan oleh bagaimana kita hari ini. Artinya, semakin baik kita dalam keseharian, itu berarti malaikat tidak menghadap Allah kecuali melaporkan kebaikan, insya Al-
bermanfaat lainnya. Kegiatan tersebut menjadi haram karena berlebih-lebihan. Seperti halnya berwudhu, basuhan yang ke-4 adalah haram karena berlebih-lebihan,” tegas Imam Mawardi. Menurut Imam Mawardi, seorang pemimpin Yahudi konon pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan umat Islam dengan jumlahnya yang besar. “Kecuali pada satu hal yaitu bila jama’ah shalat shubuh mencapai jama’ah shalat Jum’at,” pungkas Imam Mawardi. (fit) terhadap pertumbuhan ekonomi umat Islam yang sangat sangat luar biasa. Dan saya pikir ini awal yang sangat bagus di MAS, kami sekeluarga berdoa agar Shalat Shubuh berjamaah bisa kontinyu tidak hanya di awal bulan tapi bisa setiap Shubuh seperti ini sungguh luar biasa. Memang mengulang ulang proses yg baru memang tidak mudah tapi kami yakin gerakan Shalat Shubuh berjamaah ini Inshaallah menjadi kebangkitan umat Islam suatu keniscayaan dan sulit di bendung kembali. Nur Endah, Pagesangan, Pembina Tahfidh anak-anak
HARAPAN saya Shalat Shubuh seperti Shalat Jumat di MAS. Kita harus menunjukkan kepada publik bahwa orang Islam itu mempunyai semangat beraktivitas sejak pagi, bahkan sejak Shubuh (*)
lah kebaikan di masa depan itu pasti menjadi kenyataan. Karena setiap kebaikan berbalas kebaikan (QS. 55: 60) dan setiap kebaikan yang kita lakukan kembali pada kita sendiri (QS. 17: 7). Di sinilah setiap Muslim harus melakukan agenda perubahan. Dengan spirit pergantian tahun, itu bukan suatu yang mustahil. Sebab, Allah tidak akan pernah mengubah suatu kaum (termasuk pribadi kita) jika kita sendiri tidak mau mengubahnya (QS. 13: 11). Jika Rasulullah dan sahabat berhasil menjadi Muslim kaffah, mengapa kita tidak meneladaninya dengan target dan tujuan yang sama sebagai wujud nyata bahwa kita benarbenar ingin berubah? (Saifullah AnNawawi)
13
Al Akbar Januari 2017
Diasuh oleh : Prof Dr H Ahmad Zahro MA Imam Besar MAS, Rektor UNIPDU Jombang
Kurban dan Aqiqah Digabung
Penyembelihan kambing qurban atau aqiqah.
Pertanyaan : Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ustadz, bolehkah aqiqah digabung jadi satu. Artinya, ada satu amalan dilakukan dengan dua niat, yaitu niat berkurban dan niat berakikah. Terimakasih atas penjelasannya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ida Fauziyah-Gresik Jawaban : Wa’alaikumsalam Wr. Wb .Dalam ilmu fiqih, kurban adalah penyembelihan hewan tertentu (onta, sapi atau kambing) dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT padahari Al Akbar Januari 2017
14
raya haji (Idul Adha, tgl 10 Dzulchijjah) dan/ atau hari tasyriq (tgl 11, 12 dan 13 Dzulchijjah). Para fuqaha’ (ulama ahli fiqih) berbeda pendapat tentang hukum kurban. Imam Abu
Hanifah berpendapat , bahwa kurban itu hukumnya wajib dilakukan sekali dalam setahun. Alasan beliau antara lain adalah firman Alklah SWT dalam surat al-Kautsar ayat 2 (yang maknanya):bermuara pada penafsiran dan pemahaman mereka terhadap hadis riwayat Ashabussunan di atas. Terkait dengan keinginan orang untuk berniat menyatukan kurban dan akikah, maka yang harus diperhatikan adalah: 1. Nabi dan sahabat tidak pernah melakukan yang demikian, padahal masalah ini lebih berdimensi ritual, sehingga harus ada petunjuk, atau contoh, atau setidaknya isyarat dibolehkannya hal itu dilakukan. Sebab dalam hal ibadah ritual kaidah fiqhiyyah paling pokok adalah: “Pada prinsipnya dalam hal ibadah itu dilarang (batal) sampai ada dalil yang menunjukkan adanya perintah”. 2. Dari aspek fiqhiyyah ada kesenjangan yang cukup lebar antara kurban dengan akikah, karena kalau kurban itu boleh dan bisa dilakukan oleh orang usia berapapun, sedangkan akikah hanya boleh dan sah dilakukan ketika anak baru berusia 7 hari, atau 14 hari, atau 21 hari, atau maksimal sebelum baligh. 3. Memang dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhariy dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang maknanya: “Sungguh, semua perbuatan itu terkait/ tergantung niatnya…”. Dalam perspektif fiqih, hadis ini menjadi primadona bagi para fuqaha’ untuk menjustifikasi, bahwa niat itu menjadi penentu sah (bukan syah) atau tidaknya suatu ibadah, artinya untuk sahnya suatu ibadah itu harus disertai niat. Sedang dalam perspektif tasawuf difahami, bahwa niat itu menjadi penentu berpahala atau tidaknya suatu ibadah, artinya sama-sama berkurban (misalnya) bila niatnya berbeda, maka berbeda pula pahalanya. Ada juga yang secara “liberal” memahami, bahwa pahala ibadah itu tergantung niatnya, artinya sama-sama menyembelih seekor kambing (misalnya) jika yang seorang hanya berniat untuk berkurban, maka dia juga hanya mendapat
Menggunting rambut bayi saat aqiqah.
pahala kurban saja, sedang jika yang lain meniatkannya untuk berkurban dan akikah, maka dia akan mendapatkan pahala keduanya. Menurut saya yang benar dan wajar adalah, bahwa niat itu menjadi penentu sahnya hanya satu (bukan banyak dijadikan satu) ibadah, sehingga pahalanya juga hanya terkait dengan satu ibadah saja. Bahkan dalam perspektif fiqih, satu amalan yang diniatkan untuk banyak hal menjadi tidak sah karena tidak jelasnya niat, sehingga dianggap belum berniat. Secara logika-pun tidak masuk akal tatkala ada orang yang hanya menyembelih seekor kambing, lantaran diniatkan dua (kurban dan akikah) lalu mendapat dua kali lipat dibanding orang yang hanya meniatkannya untuk satu (kurban saja, misalnya). Dalam hal ini ada kata hikmah (mutiara) yang patut direnungkan, yaitu: ats-Tsawaab biqadrit Ta’ab (maknanya: pahala suatu amalan itu terkait dengan tingkat kesulitannya). Wallaahu a’lam (*)
15
Al Akbar Januari 2017
Diasuh oleh :
Dr Hj Hasniah Hasan, M.Si Kepala Bagian Pembinaan Keluarga dan Kewanitaan MAS
Dua Bulan Menikah, Status Istri Terbongkar Pertanyaan : Assalamu’alakum Wr Wb Ustadzah, Apakah saya diijinkan menceraikan istri?Masalahnya saya kecewa berat sehingga terjadi percekcokan setiap hari. Kami menikah delapan bulan lalu. Pada saat proses lamaran dan pelaksanaan pernikahan, keluarga istri memperkenalkan calon sebagai janda yang ditinggal mati oleh suaminya empat belas tahun yang silam. Saya mencintai dia dan memilih sebagai calon istri sebab sikap kemandiriannya. Dia berjuang sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan dua orang anak perempuannya. Dia pekerja keras, berpendidikan, dan berjilbab pula. Walaupun pernikahan kami berlangsung sangat sederhana (sesuai keinginan keluarga istri), namun setelah pernikahan kami hidup bahagia. Rumah tangga kami tenang dan saling memperhatikan satu sama lain. Tetapi setelah berjalan dua bulan, salah seorang keluarga dekat istri memberikan informasi yang sangat menyakitkan. Ternyata mantan suami dari istri saya masih hidup, dan berusaha untuk merebut kembali mantan istrinya. Mereka bercerai karena korban pergaulan bebas. Mereka gonta-ganti pasangan hidup, tetapi sepakat tetap mempertahankan status mereka sebagai suami istri. Bahkan sudah terjerumus kedalam pola perilaku yang tidak diridlai Allah swt. Terus terang ustadzah, informasi ini sangat memukul dan membebani pikiran saya sebagai kepala keluarga. Saya marah, sangat malu, dan kehilangan harga diri di hadapan keluarga besar saya. Terutama pada ayah dan ibu. Saya sakit hati. Tanpa sengaja saat ini saya mati rasa pada istri. Untuk itu saya mohon penjelasan ustadzah. Atas bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih Wassalam. dari Tri di Surabaya. Jawaban : Wa’alaikumussalam Wr Wb. Menurut tuntunan Rasulullah SAW, merencanakan pernikahan memerlukan ketelitian. Diawali upaya menentukan calon dengan pertimbangAl Akbar Januari 2017
16
an matang tentang agamanya, penampilannya, keturunannya dan akhlaknya. Sebelum meminang seyogyanya sudah memiliki informasi yang memadai terutama tentang
agamanya. Ada seorang pria di jaman Rasulullah SAW melapor kepada beliau bahwa dia segera akan menikah. Rasulullah SAW bertanya. Apakah kamu sudah mengenal calon istrimu?. Pria itu menjawab belum ya Rasulullah.Kemudian Rasulullah bersabda “idzhab fandsur” Artinya pergilah melihat dan meneliti calon istrimu sebelum melamar. Pertanyaannya adalah Mengapa calon harus diteliti ? Jawabnya untuk meyakinkan apakah calon sesuai dengan tuntunan syari, tidak haram dinikahi, berakhlak baik, dan bagaimana amal ibadahnya. Dengan kata lain lamaran bisa diteruskan dengan pernikahan setelah mengetahui bahwa calon sesuai ajaran Islam, dan sesuai dengan yang diharapkan. Kasus yang Anda hadapi ini, bisa dijadikan pembelajaran berharga bagi setiap muslim yang akan melaksanakan pernikahan.Untuk itu perhatikan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama tentang Pelayanan Nikah dan Rujuk. Didalam Bab II tentang Pelayanan Nikah huruf G dan H dijelaskan sebagai berikut : 1. Apabila ada pihak yang memenuhi syarat untuk melangsungkan pernikahan, yang bersangkutan dapat mengajukan pencegahan pernikahan. Pencegahan diajukan ke Pengadilan Agama dalam daerah hukum tempat pernikahan akan dilangsungkan. Tembusan usulan pencegahan diberikan kepada Pembantu PPN, agar tidak melangsungkan pernikahan, kecuali setelah pencegahan itu telah dicabut. 2. Apabila setelah berlangsung akad nikah diketahui adanya penyimpangan atau larangan menurut hukum ataupun peraturan perundang-undangan tentang perkawinan maka pernikahan dapat dibatalkan. Pembatalan pernikahan diputuskan oleh Pengadilan Agama dalam daerah hukum tempat pernikahan dilangsungkan atau tempat tinggal kedua suami istri atau tempat tinggal salah seorang suami atau istri, berdasarkan permintaan yang diajukan oleh suami atau istri. Oleh karena Anda sudah melaksanakan akad nikah maka alternatif jalan keluarnya sebagai berikut : 1. Memberikan maaf dengan ikhlas dan menerima istri apa adanya. Pasang niat
yang kuat bahwa saya menikah untuk mencari ridla Allah, meraih barokah Allah, bimbing dengan kasih sayang, semoga isteri tidak mengulang kesalahan yang dilakukan dahulu. Allah berfirman dalam QS An Nisa 128 yang artinya berdamai itu lebih baik dan juga dalam QS Ali Imron 134 yang artinya orang bertaqwa adalah mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain karena Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan. 2. Jika MawadahWarahma sudah mati rasa Anda bisa menggunakan hak pembatalan perkawinan dengan alasan bertentangan dengan Undang – Undang RI No I Thn 1974 Bab II pasal 6 ayat 1 yang berbunyi Perkawinan harus di dasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai dalam hal ini persetujuan yang anda berikan sebelum menikah dianggap tidak beraku sebab berbeda dengan kenyataan. 3. Apabila alternatif 1 dan 2 sulit dilaksanakan Anda boleh gugat cerai perhatikan Bab V pasal XIV / PP no IX Thn 1975 dijelaskan bahwa suami yang sudah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam yang akan menceraikan isterinya mengajukan surat ke pengadilan di tempat tinggalnya yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya dengan alasan Pasal XIX point F “ Dimana antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Demikianlah alternatif solusi yang mungkin dapat memudahkan Anda dalam memgambil keputusan untuk menyelesaikan persoalan Anda,Semoga berhasil (*)
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi kirimkan pertanyaan atau uneg-uneg Anda ke : Redaksi Majalah Al Akbar Jl. Masjid Al Akbar Timur I Sby Telp.8289755. Fax. (031) 8286896 Email:
[email protected]
17
Al Akbar Januari 2017
K
AJIAN malam Ahad Paing pada bulan selalu mensyukuri nikmat dan karunia Allah, Rabi’ul awwal 1438 H atau bulan Maulid, yaitu kesempatan, kesehatan, rizki yang yang bertepatan dengan menjelang tahun baru diberikan oleh Allah kepada kita. Masehi, mendorong para santri untuk meKemudian Mbah Kyai membacakan bebengusulkan kepada Mbah Ngabdan rapa ayat al Qur’an yang menguselaku Pembina kajian untuk meraikan tentang larangan mengikuti ngambil tema “ Merayakan Tahun kaum bangsa lain atau agama selain Baru Masehi Bagi Umat Islam”. Islam. Beberapa ayat telah di baca Tema tersebut muncul dari perdiantaranya : Pertama , surah al bincangan di kalangan para santri fatihah ayat 6 -7 yang artinya : sebelum dimulai kajian, para santri “Tunjukilah kami jalan yang lurus. saling bercerita tentang perayaan (yaitu) jalan orang-orang yang telah pergantian tahun masehi. Engkau anugerahkan nikmat kepada Terkait peringatan tahun baru H. Kasno Sudaryanto mereka, bukan (jalan) mereka yang Direktur Idaroh MAS dikalangan masyarakat awam, dimurkai dan bukan (pula jalan) banyak dinilai oleh para santri sebagai tradisi mereka yang sesat.” Kemudian dilanjutkan serba ikut-ikutan dan terbawa arus. Pardan dengan surah Ali Imran: 105 “Dan janganlah salah satu santri yang tinggal di pinggiran kota kamu menyerupai orang-orang yang berceraimenceritakan pengalaman tahun lalu, berai dan berselisih sesudah datang kete…”biasane nang kampungku malam tahun rangan yang jelas kepada mereka.” Mbah baru podo bakar-bakar”, Suparli, santri yang Ngabdan menjelaskan bahwa umat kita masih muda belia itu langsung menyahut …”oh banyak sekali yang melakukan kegiatan tradisi iyo kang …nang kampongku podo, malah yang sebenarnya bukan tradisi tuntunan nyulut mercon karo kembang api barang…” agama, misalnya Perayaan Tahun Baru Ali Mudzakir langsung menyahut sambil Masehi. banyak yang tidak tahu bagaimana setengah guyon,” …bakar-bakar opo kang asal-usul perayaan tersebut, padahal RasululPardan, mengko gek bakar omah…”. lah telah mengingatkan kita bahwa…”Ditengah omong-omong awal sebelum Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka kajian dimulai itu, Subhan, santri yang agak ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu senior itu berbisik kepada Abdul Alim selaku Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban). koordinator santri. Ia mengatakan… “BagaiDijelaskan bahwa perayaan tahun baru mana kalau kita usulkan kepada Mbah Kyai, Masehi, bukan tradisi dan ritual umat Islam. tema kajian malam ini tentang merayakan Pada mulanya perayaan ini dilakukan baik oleh tahun baru…” usulan itu dikonsultasikan orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru kepada Mbah Kyai dan disetujui. Itulah asal pada akhir September. Selanjutnya menurut muasal tema kajian tersebut. kalender Julianus, tahun Romawi yang dimulai Tidak terlalu lama dari perbincangan itu pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII berlangsung, kajian segera dimulai dengan mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun diawali membaca “Ummul Qur’an surah al- 1582 dan hingga kini seluruh dunia meraFatihah” . Selanjutnya Mbah Kyai Ngabdan, yakannya pada tanggal tersebut. Mbah Kyai memulai kajian malam itu. Di awal kajiannya, menjelaskan, bahwa apabila kita merayakan Kyai Sepuh itu memulai dengan mengajak untuk tahun baru, berarti kita telah melakukan
Al Akbar Januari 2017
18
upacara atau kegiatan yang biasa dikakukan orang Yahudi. Diceritakan bahwa sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya. Pada tahun 45 SM Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara penerus Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M. Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristiani. Bagi umat Kristiani yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi. Mbah Ngabdan menjelaskan, karena itu kalau kita merayakan tahun baru masehi berarti kita melakukan tradisi agama lain, dan karena itu kita masuk golongan mereka, sebagaimana hadis Rasulullah…”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Mendengan uraian tersebut, Suparli, santri muda yang masih energik itu langsung menyela, …”apa benar mbah kalau kita merayakan tahun baru masehi berarti kita melakukan ritual 3 (tiga) agama sekaligus…” katanya. Mbah Kyai langsung melanjutkan penjelasannya, dalam perayaan tahun baru yang berlangsung saat ini mengandung banyak kegiatan yang mubadzir dan bahkan mengarah pada per-
buatan yang dilarang agama, misalnya minum minuman keras, mabuk-mabukan, begadang sepanjang malam dan ujungnya meninggalkan kewajiban shalat subuh, selain itu semua banyak hal mubadzir dan sia-sia dalam perayaan menyambut tahun baru masehi. Karena itu sebagian Ulama ada yang menghukumi “haram” ikut-ikutan merayakan tahun baru, selain itu juga karena simbol-simbol yang digunakan pada pergantian tahun itu seperti ritual agama terdahulu, misalnya membunyikan lonceng, itu yang dilakukan agama Nasrani, meniup terompet itu ritual agama Yahudi dan menyalakan kembang api itu ritual agama Majuzi yang menyembah tuhannya dengan menyalakan api. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam menafsirkan surah Mujadilah ayat : 22 yang berbunyi …”Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.” Dia mengatakan, ..”menyerupai (mereka) akan menunbuhkan kasih sayang, kecintaan, dan pembelaan dalam batin. Sebagaimana kecintaan dalam batin akan melahirkan musyabahah (ingin menyerupai) secara lahir.” dikatakan lagi bahwa dalam menjelaskan ayat tersebut di atas, “Maka Dia Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan, tidak akan didapati seorang mukmin mencintai orang kafir. Maka siapa yang mencintai orang kafir, dia bukan seorang mukmin. Dan penyerupaan lahir akan menumbuhkan kecintaan, karenanya diharamkan.” Sehubungan waktu telah malam, maka tidak ada sesi tanya jawab namun Mbah Kyai memberikan penegasan bahwa bagi generasi tidak boleh ikut-ikutan tanpa dasar. Perayaan tahun baru masehi bukan tahun baru umat Islam, justru erat dengan agama Nasrani. Karena itu tradisi tersebut tidak perlu di lestarikan, gantilah menghormati tahun baru hijriyah yaitu tanggal 1 Muharrom. Dialog dilanjutkan pada kajian bulan depan, maka Mbah Kyai langsung menutup kajian dengan doa penutup dan doa majelis. (*)
19
Al Akbar Januari 2017
Oleh : Helmy M Noor
Pemred. Majalah Al Akbar
S
EMUA orang tahu hidup itu singkat, namun, berapa banyak yang bisa menghargai atau menyayangi hidup, menjalani hidup diri sendiri dengan baik? Banyak orang yang sewaktu akan meninggal, kerap merasa menyesal terhadap apa yang dilakukannya sepanjang hidupnya, merasa diri ini hidup siasia. Seandainya bisa kembali membuka lembaran baru, dia pasti ingin menjalani hidup yang berbeda sama sekali. Namun kini segalanya sudah terlambat, malaikat pencabut nyawa sedang mengetuk pintu, waktu yang tersisa tinggal sedikit. Tiba-tiba dia baru menyadari dirinya belum pernah hidup. Karena itu, ketika orang-orang berkata takut mati, sebenarnya yang benar-benar ditakuti adalah, diri sendiri belum pernah hidup yang sesungguhnya. Setiap ketika ada yang meninggal dunia, kita akan merasa sedih. Namun, pernahkah merenungkan? Apakah sedih karena orang yang meninggal itu atau kita sedih untuk diri sendiri? Sesungguhnya, besar kemungkinan kita sedih untuk diri sendiri, sebab setiap kematian akan membuat menyadari bahwa kita juga bisa mati. Bagi kita kematian itu meresahkan dan menakutkan, sebab belum pernah hidup baik-baik sebagaimana mestinya, bahkan selalu membuang-buang waktu. Setiap malam Ahad, kita heran kenapa seminggu ini lantas berlalu begitu saja. Setiap tahun baru, kita merasakan kenapa setahun berlalu sudah. Pergi mendaki gunung, baru sadar tenaga dan stamina tidak sekuat dulu lagi; melihat rambut putih, baru sadar diri ini sudah tua, sudah berusia 40, 50 tahun atau hampir senja dan gigi bertanggalan. Namun, Al Akbar Januari 2017
20
bagaimanapun tidak terenungkan, bagaimana hari demi hari itu berlalu! Lebih celakanya lagi, masih banyak hal yang belum dikerjakan, masih banyak mimpi yang belum diraih. Kita bahkan belum menjalani hidup yang sesungguhnya, lantas sudah akan pergi begitu saja selamalamanya. Bukankah ini sangat mengerikan? Tiba-tiba, baru disadari, kita selalu lupa untuk menjalani hidup yang sesungguhnya. Hidup semua orang begitu mirip, sejak kecil ingin sekali segera tumbuh dewasa, setelah dewasa menginginkan cinta, perkawinan, anak, setelah memiliki anak lalu berharap mereka segera dewasa. Kemudian, cerita generasi kemarin kembali dimainkan lagi pada generasi berikutnya. Apakah perjalanan hidup ini hanya berupa serangkaian penantian dan harapan, atau tak berdaya? Pasti masih ada sedikit yang berbeda, bukan? Saudara-saudari yang tercinta, tidak peduli berapa usia Anda saat ini, saya harap Anda juga bisa seperti saya selalu mengingat atau meninjau kembali kehidupan sendiri. Apa saja yang telah Anda perbuat sepanjang hidup ini? Hal yang ingin Anda kerjakan apakah sudah Anda lakukan? Apakah Anda pernah tersenyum atau tertawa, pernahkah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya? Hidup sampai detik ini, apakah ada sesuatu yang dirasakan kurang dan merasa menyesal? Jangan sampai sudah terlambat baru tidak rela pergi (mati) begitu saja, jangan sampai terlambat baru kemudian menyesal, sebaiknya tahu sebelum terlambat. Hidup tidak ada gladiresik, pertunjukkan tidak bisa dicoba. Karenanya isi hari dengan prestasi, sebelum alarm kematian benar-benar berbunyi. Wallahu A’lam. (*)
Perjalanan UMROH Karyawan MAS;
Dari Masjid Al Akbar Menuju Masjid Nabawi Umrah adalah haji kecil karena tidak ada ibadah wukuf di Arafah dan bermalam di Mina. Haji itu adalah wukuf di Arafah. Umrah dapat dilaksanakan sepanjang waktu kecuali pada bulan-bulan Haji (Dzulhijjah). Tahun ini, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya kembali memberangkatkan dua karyawannya yaitu Bapak Karmin (Kasi Bengkel) dan Bapak Langgeng (Unit Mekanik dan Plumbing) mereka adalah karyawan yang berprestasi, disiplin serta mempunyai loyalitas dalam pengabdiannya di MAS. Selasa (10/1/2017) mereka bersama rombongan bertolak menuju kota suci Mekkah dan Madinah. (Fit)
Masjid Nabawi Tiba di Madinah tengah malam. Hotel tempat kami singgah cukup dekat dari Masjid Nabawi. Selama ini hanya cerita yang kami dengar tentang Masjid Nabi Muhammad ini, rasa penasaran, kagum, haru serta bahagia campur aduk dalam hati kami. Doa syukur kami panjatkan, karena Allah swt telah mengijinkan kami untuk bisa hadir disini di kota Madinah. Subhanallah... Di dalam Masjid kami lanjutkan dengan ritual sholat tahajjud, taubat, hajat, dzikir, berdoa, tilawah hingga subuh tiba. Baru kami tahu rupanya di sana adzan shubuh dua kali dan selalu ada Shalat Ghaib setelah sholat wajib berjama’ah. Shalat Ghaib ini merupakan shalat untuk shahabat-shahabat Nabi
Muhammad SAW yang gugur dalam perang. Raudhah Raudhah adalah tempat mustajab untuk berdoa di dalam Masjid Nabawi yang letaknya di dekat makam Rosulullah. Tempat tersebut ditandai dengan karpet warna hijau. Namun kami harus mengantri dan berdesakdesakan dengan jamaah lain yang dating seluruh dunia yang hendak berdoa juga di sana. Tiba giliran kami, untuk sholat mutlaq dua rakaat dan berdoa. Tak kuasa kami menangis sambil bersujud dan berdoa. Masjid Kuba Tempat lain yang kami kunjungi selama di Madinah adalah Masjid Kuba, masjid pertama yang dibangun Rosulullah, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud. Pada hari ketiga usai sholat Jum’at kami berangkat menuju Mekkah untuk menunaikan rukun umroh. Pertama kami niat ihram dari Masjid Bir Ali lalu berangkat ke Mekkah dengan bus. Perjalanan ditempuh sekitar 6 jam menuju Mekkah. Pukul 10.00 malam kami sampai di Mekkah, hotel kami berada disekitar Grand Zam zam yang sangatlah dekat dengan Masjidil Haram, sehingga kami cukup berjalan kaki menuju Masjidil Haram. Masjidil Haram Di sana ramai sekali orang dengan pakaian ihram yang sama-sama
menunaikan rukun umroh. Ketika memasuki Masjidil Haram, tampak Ka’bah berdiri kokoh berbalut kiswah. Kembali berbagai perasaan bergejolak di hati kami, kami terus memandangnya, perasaaan haru yang muncul dan tanpa kami sadari meneteslah air mata. Kami thawaf mengelingi ka’bah dengan membaca talbiyah, tak kuasa air mata kembali mengalir deras. Semoga doa kami, teman-teman kami semuanya dikabulkan Allah Swt. Dan kelak, kami dapat kembali ke sini untuk melakukan ibadah Haji. Amin. kemudian kami berhenti sejenak untuk minum air zam zam, kami lanjutkan dengan Sa’i - 7 putaran dari bukit Shafa ke Marwah diakhiri dengan tahallul. Kami tidak pernah membayangkan udara dingin di area tersebut, rasa bahagia dan haru serta rasa syukur menghilangkan segala kepenatan pada diri kami. Multazam Keesokan harinya ketika acara bebas, kami kembali ke Masjidil Haram. Kami berniat untuk berdoa ke Multazam, setengah lingkaran di samping ka’bah yang merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Setelah tawaf 7 putaran kami antre masuk ke dalam. Lalu sholat mutlaq 2 rakaat, dan berdoa. Kami proposalkan semua keinginan kami di depan ka’bah. Setelah selesai, kami keluar dan mencium ka’bah sambil berdoa. Kali ini kami menangis, lagi, untuk ke sekian kalinya. (Langgeng &Karmin)