M Anang Firmansyah
Teknologi digunakan untuk :
memperbaiki dan mengubah produk dan jasa, dan bagaimana produk dan jasa diproduksi dan dikirimkan memberikan beberapa ide yang diperlukan untuk menangani dampak-dampak strategis, persaingan dan organisasional dari ledakan peluang dalam Information and Communication Technology (ICT).
Prahalad dan Hamel (1990) berpendapat bahwa praktek organisasi korporat, metode evaluasi dan formulasi strategi harus mencerminkan bukan saja produk dan jasa yang mereka buat tapi juga bidang pengetahuan yang mendasari – kompetensi inti korporat – yang menjadi dasar dari produk sekarang dan dimasa mendatang. Hounshell dan Smith (1988) menunjukkan bahwa Du Pont di USA sudah membangun struktur ganda dalam R&D dengan beberapa lab dihubungkan dengan divisi-divisi produk yang bagus, dan lab sentral yang menjalankan lebih banyak riset fundamental dalam bidang ilmiah.
Plumpe (1995) menunjukan IG Farben di Jerman membangun banyak “Komite Teknis” pada level korporat, untuk mengeksploitasi munculnya peluang teknologi.
sifat dan dampak dari teknologi dapat meningkatnya spesialisasi dalam aktivitas-aktivitas inovatif; kompleksitas inovasi dari teknologi terus tumbuh dan berdampak bagi ketidakpastian, pembelajaran dan organisasi teknologi membentuk dinamika kompetitif di antara perusahaan; Teknologi berdampak pada kemajuan ICT yang cepat
Tidak ada teori sosial yang bisa mencakup semua kompleksitas proses inovasi, tapi masing-masing bisa menawarkan wawasan yang bernilai. Bagaimana kita bisa menjelaskan kotnribusi dari beragam pendekatan teoritis bagi pemahamn tentang teknologi, strategi dan media informasi? Adam Smith, Alexis de Tocqueville dan karl Marx mengidentifikasi banyak interaksi kunci antara teknologi dan perilaku korporat
meningkatkan dan mengubah produk dan metode produksi: Meningkatnya perubahan berupa spesialisasi dalam memproduksi barang dan pengetahuan yang mendasarinya Meningkatnya kompleksitas dan keragaman dalam sumbersumber perubahan teknik, yang disebut sebagai R&D; pentingnya tekanan-tekanan persaingan dan motif profit dalam keputusan-keputusan perusahaan
Proses kepemimpinan, Kontrol Organisasi Tekonologi Porter (1980, 1983) mengusulkan strategi korporat sebagai minimalisasi ancaman-ancaman persaingan yang dihadapi oleh korporasi. Ini mendorong pada peningkatan pemahaman peran perubahan teknologi dalam pemosisian pasar korporat dan membuat strategi teknologi yang berbeda yang mendasari strategi korporat.
Schumpeter dan banyak ekonom lain percaya bawah perkembangan historsi cara-cara produksi sangat penting bagi pemahaman isu-isu seperti siklus bisnis, tingkat pertumbuhan agregat dan komposisi sektoral ekonomiekonomi individu dan interkasi-interaksi antara strategi dan struktrur dalam industri-industri tertentu. Nelson dan Winter (1982) membangun di atas pondasipondasi tersebut untuk mengembangkan sebuah teori perubahan ekonomi evolusioner yang menjelaskan perbedaan-perbedaan intersektoral dalam struktur industri oleh perbedaan-perbedaan peluang teknologi yang dihadapi perusahaan dan kemampuan mereka untuk mendapaktan manfaat yang berasal dari eksploitasinya.
Teece dan Pisano (1994) dkk memberi konten operasional yang lebih besar pada gagasan-gagasan kompetensi di dalam perusahan – dan dasar keunggulan bersaing– serta dinamis dan mengalami perubahan terus-menerus. Mereka mengidentifikasi tiga dimensi kompetensi – pemosisian pasar, jalur-jalur teknologi dan proses-proses organisasi. Woodward (1965) dan Chandleer (1977.1990), ada sedikti analisis tentang bagaimana bentuk-bentuk perubahan teknik tertentu berkembang dengan dimensi-dimensi spesifik praktek organisasi perusahaan. Akibatnya, dasar analitis untuk membuat prediksi yang bagus tentang dampak-dampak organisasi ICT di masa mendatang masih lemah. Pemisahan antara sistem manajemen mekanistik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi stabil dan sistem organik yang dipakai pada kondisi perubahan dan ketidakpastian dikonfirmasikan oleh studi-studi empiris Burn dan Stalker (1961)
Pendidikan profesional, pendirian laboratorium dan perbaikan teknologi pengukuran dan eksperimentasi semakin
meningkatkan efisiensi penemuan dan inovasi.
Tiga bentuk komplementer spesialisasi telah berkembang secara sejajar – Disciplinary,Functional, and Institutional.
Gambardell dan Torrisi (1998) berpendapat bahwa jumlah perusahaan elektronik yang sukses salama 10 tahun terakhir adalah perusahaan yang memperluas fokus teknologi dan mempersempit fokus produksi Perubahan teknologi membuat peluang-peluang pasar dan diferensiasi produk dan untuk itegrasi sistem inovasi komplek. Perubahan organisasi produksi dan rekonfigurasi produk dan redesain produk meningkatkan efisiensi dalam produksi yang memerlukan pengembangan dan penggunaan kompetensikompetensi teknologi khusus. Perubahan-perubahan tersebut bisa dijelaskan sebagai kemunculan dari paradigma teknologi baru (Dosi 1982).
Paradigma teknologi baru menunjukkan pertumbuhan bidang-bidang baru pengetahuan teknik, sektor-sektor pengembangan dan aplikasi teknologi baru cara-cara baru mendapatkan return ekonomi dari pengetahuan (misalnya bentuk-bentuk baru hak paten). Griset (1995) menjelaskan bagaimana paradigma elektornik (komunikasi) muncul bersamaan dengan paradigma elektrik (pembangkit daya) dalam peirode antar Perang Dunia ke dua. Pola yang sama bisa dilihat pada 1960an dan 1970an dengan kemunculan software mikro-elektornik dan komputer (Steinmueller 1996).
Pengetahuan organisasi, produksi ,kendali mutu, i proses, material dan sekarang softwarea sama pentingnya dengan pertumbuhan ekonomi modern untuk suksesnya strategis perusahaan (Mowery dan Rosenbert, 1989).
Spesialisasi fungsional mendorong pada spesialisasi organisasional dari lab-lab R&D korporat dan kelompokkleompok yang mencurahkan waktu penuh pada aktivitas inventif dan inovatif (Mowery ,1995, Hounshell & Smith 1988, Cusumano 1991, Gomory 1989). Divisi tenaga kerja fungsional di dalam perusahaan bisnis memperbesar tingkat perubahan teknologi. Profesionalisasi fungsi penciptaan dan aplikasi pengetahuan teknologi yang mendukung pembangunan lab-lab R&D dengan instrumentasi yang meningkat dan khusus Spesialisasi organisasi dari lab R&D industri ini memungkinkan perusahaan memantau dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari kemajua-kemajuan dalam disiplin akademik khusus.
Spesialisasi fungsional organisasi lab R&D industri menciptakan pengalaman yang semakin tumbuh dalam pengembangan dan pengujian konsep-konsep dan prototipeprototipe laboratorium dan dari konsep dan prototipe tersebut menjadi produk-produk komersial.
Lab-lab R&D korporat bergantung pada suplai ilmuwan teknik yang menyadari akan hasil-hasil riset terpadu dan terdapat latihan-latihan teknik riset terbaru Riset industri menjadi semakin bergantung pada pendidikan yang lebih tinggi untuk memberikan riset yang lebih sesuai Melakukan aktivitas riset in-housel dan penciptaan pengetahuan untuk menjalankan perusahaan untuk memantau dan mendapatkan pengetahuan teknologi yang berguna. Dinamika kompetisi kapitalis melalui penemuan dan inovasi dalam menciptakan permintaan untuk spesialisasi institusional dan penciptaan sistem transfer pengetahuan yang berkesinambungan( David et al. 1992).
Pertama, meningkatnya produk khusus dan profesional yang diwariskan dari tangan-ke-tangan dengan perkembangan jaringan-jaringan berbasis pengetahuan yang melintasi batas-batas korporat dan mengizinkan petukaran pengetahuan khusus baik di dalam dan di luar transaksi pasar(Galambos & Sewell 1995, Graham 1986). Implikasinya dalam pertukaran antara sektor unversitas dan korportat tapi juga terjadi di antara para praktisi korporat Banyak perusahaan yang berbasis dalam industri kimia dan elektornik menerbitkan ratusan “paper” setiap tahun untuk memberi sinyal akan riset mereka kepada komunitas riset akademis (Hicks 1995)
Kedua dan berbeda dengan banyak prediksi, pertumbuhan pengetahuan khusus belum disertai oleh dominasi dalam aktivitas inovatif dari perusahan-perusahaan yang mengkususkan diri dalam pengetahuan. Meski dengan beragam pasar untuk teknologi dalam bentuk organisasi riset dan kontrak, perusahaan bioteknologi, para desainer pabrik dan software aplikasi, sebagian besar perusahaan menjalankan R&D di dalam perusahaan dan aktivitas terkait yang mereka danai (Mowery, 1995) Kompetensi teknik in house diperlukan untuk pengetahuan eksternal yang dikhususkan untuk integrasi teknik ke dalam integrasi organisasi dengan produksi dan marketing
Ketiga, Inovasi yang sukses bergantung pada kapasitas korporat untuk mengokordinasikan dan mengintegrasikan banyak bagian pengetahuan khusus untuk meningkatkan atau mengubah produksi barang dan jasa kapasitas untuk berinovasi bergantung pada komunikasi horisontal yang efektif dan pembelajaran antara fungsi R&D dan fungsi marketing dan produksi (Cooper, 1986;Maidique & Zirger 1985; Rothwell et al.1974). Ini merupakan Skill organisasi yangt tacit dan sulit ditiru.
Keempat, teknologi-teknologi yang berbeda dan produkproduk terkaitnya memerlukan praktek organisasi yang berbeda untuk perkembangan yang sukses. hubungan langsung dengan hasil-hasil riset akademis yang diterbitkan penting bagi perusahaan-perusahan yang bersaing melalui inovasi.
Manajemen secara progresif belajar bahwa peluang teknologi berbasis sains yang muncul dalam industri kimia dan elektrik bisa diterapkan pada beragam pasar produk yang ada dan baru dan oleh karena itu membuka peluang bagi apa yang disebut sebagai diversifikasi produk terkait. (Hounshell & Smith 1988;Reich 1985;Rumelt 1974) Peningkatan pada manajemen teknologi korporat bersama tiga dimesni : rentang bidang pengetahuan – dan sistem produk serta komponen terkait – untuk menguasai, menggabungkan dan mengeksploitasi; beragam aplikasi pasar untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengeksploitasi dan mendapatkan peluang-peluang teknologi dengan kebutuhan pasar melalui struktur dan praktek organisasi.
meningkatnya pemahaman ilmiah dan pertumbuhan aktivitas R&D sebagai ciri utama rutin korporat, serta aktivitas inovatif masih sangat tidak pasti Perusahaan bisnis tetap tidak mampu memprediksikan dengan akurat hasil komersial dan teknik dari aktivitas inovatif mereka sendiri visi-visi korporat top-down bisa menjadi panduan yang buruk bagi strategi-strategi inovasi. Dalam literatur bisnis dan akademis, kegagalan-kegagalan dari visi-visi tersebut mudah dilupakan dan suksesnya diabaikan. Misalnya, seprti disebutkan oleh Prahalad dan Hamel (1990), diversifikasi sukses Canon dari mekanika optik ke teknologi elektornik dan dari kamera ke produk komputer dan fotokopi. Terdapat diversifikasi gagal Canon pada produk rekaman dan kalkulator elektornik (Sandoz 1997).
kegagalan-kegagalan yang tidak terhindarkan dapat merupakan sumber informasi dan pengalaman yang kaya untuk memandu tindakan korporat di masa mendatang. Investasi dalam R&D dan inovasi merupakan bagian dari sebuah proses pemeblajaran dan kemajuan dengan feedback kontinyu antara hipotesis (atau prediksi,, atau ptunjuk atau konfigurasi desain) dan eksperimen (atau eksperimen, atau event, atau prototipe dan pengujian pilot plant). Sehingga ekspresi yang disebut oleh Maidique dan Zirger (1985) sebagai pembelajaran lewat “kegagalan” dalam inovasi produk. (Miyazaki, 1995) menyarankan bahwa proses pembelajaran korporat yang sukses tentang bidang teknologi baru yang menjanjikan, harus dimulai dari inisiatif bottom up dan butuh waktu lama.
Devien (1983) menunjukan bahwa potensi penuh bagi kemajuan produksi yang dibuka oleh pergantian sumber daya air dan uap di pabrik dengan daya listrik baru diakui dan direalisir secara perlahan. Proses pembelajaran: Pertama, tingkat kesuksesan seringkali memerlukan pembelajaran efektif di antara batas-batas Kedua, aktivitas yang seringdilakukan dalam pembelajaran ekonomi mainstream menjadi komplemen ketika dipertimbangkan dalam konteks pembelajaran dinamik
para pembuat keputusan yang bagus akan mengenali bawha tiga tipe inovasi ini saling berhubungan,yaitu: 1. inovasi radikal 2. inovasi tambahan 3. inovasi yang gagal Tingkat penekanan yang diberikan pada inovasi radikal dibadingkan dengan inovasi tambahan akan mencerminkan penilaian koprorat apriori tentang tingkat peluang pasar dan teknologi di masa mendatang dan kapasitas dari korporasi untuk mengeksploitasinya.
(Hagedoorn, 1992), keputusan-keputusan tentang keseimbangan antara aktivitas R&D in house dan yang disebut sebagai “aliansi strategis” yang melibatkan pembelian, penjualan dan pertukaran pengetahuan teknologi (Whittington 1991), aliansi tersebut mencerminkan trend yang lebih umum ke arah outsourcing, dengan pandangan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya R&D dan berkonsentrasi pada kompetensi inti. (Granstrand et al 1997), pembelajaran dinamis adalah tujuan utama dari aliansi tersebut dan membantu mengasimilasi pengetahuan baru daripada mengoutsourcingnya (Granstrand et al 1997).
Aliansi strategis berada dalam tiga bidang : bioteknologi, ICT material Menurut Cohen dan Levinthal (1987), Aliansi strategis dan R&D in house merupakan aktivitas-aktivitas komplementer, bukannya substitutif. R&D korporat memiliki kegiatan ,
inovasi dan imitasi.
Organizational Routines Perusahaan-perusahaan bisnis belajar mengevaluasi dan menguasai bidang- pengetahuan teknologi baru terutama melalui lab R&D yang menjadi cara-cara yang kuat untuk memastikan kejutan teknologi di masa mendatang (Mowery 1983). Penyebab utama kegagalan dalam teknologi adalah kesulitan mencocokan peluang pasar dan teknologi dengan rutin dan praktek organisasi tiga aktivitas supaya tidak terjadi kegagalan adalah:
praktek yang sering disebut sebagai “bootlegging” yaitu R&D bottom up yang tidak diprogram tanpa otoritas resmi. Seperti ditunjukkan oleh Augsdorfer (1996) dan Pearson (1997), tingkat bootlegging seringkali berlebihan sebagai kebebasan yang didapatkan pada para pekerja R&D. “bootlegging” bagaimanapun diperlukan dalam organisasi yang berharap menggabungkan strategi dan kreativitas.
Metode kuantitatif yang dipilih oleh para manajer konvensional bisa memberikan tingkat akurasi ilmiah yang buruk. Mereka bisa juga memberi peluang kepada para ilmuan dan insinyur riset untuk manipulasi bos mereka yang kurang berpengetahuan (Thomas 1970). Metode Evaluasi Formal paling berguna sebagai cara memobilisasi dan mengintegrasikan opini ahli daripada sebagia pengganti keahlian tersebut dan masing-masing harus disesuaikan dengan sifat dan tujuan dari R&D yang dipertimbangkan (EIRMA, 1995). tiga kategori R&D dari Evaluasi Formal : 1. pembentukan pengetahuan 2. pemosisian strategis 3. investasi bisnis
Christensen (1997) menunjukkan bagaimana perusahaan yang sukses dan teratur gagal mengenali dan mengatasi secara tepat waktu perkembangan pasar baru yang radikal bagi teknologi mereka,ketika R&D jauh dari Lokasi yang sudah mapan. Contoh pengembangan dan komersialisasi PC, dengan biaya pengembangan rendah, waktu pengembangan cepat dan produksi dan penjualan skala luas, memerlukan sistem yang lebih terdesentralisir dan fleksibel untuk memantau dan mengontrol daripada yang berlaku dalam perusahaan yang mengkhususkan diri dalam membuat komputer mainframe besar
Innovative Routines pencocokan karakteristik teknologi dengan praktek-praktek organisasi: hubungan eksternal dengan para calon pelanggan dengan sumber pengetahuan dan ketrampilan; hubungan internal dalam pertemuan-pertemuan fungsional kunci bagi eksperimentasi dan pembelajaran: tingkat sentralisasi alokasi sumberdaya dan pemantauan biaya teknologi dan eksperimentasi pasar; kriteria untuk alokasi sumberdaya dengan level peluang pasar dan teknologi; dan penyejajaran kelompok-kelompok profesional dengan kekuasaan dan pemantauan peluang di masa mendatang.
Schumpeter (1952) mengajukan pertanyaan paling fundamental tentang iteraksi antara manajemen dan teknologi: “Mungkinkan membuat proses inovasi untuk suatu perubahan dalam lembaga?” Corporate perlu mengembangkan strategi-strategi untuk pengembangan dan diversifikasi teknologi yang memberi pertahanan terhadap masuknya para pesaing perkembangan teknologi yang dilakukan dalam perusahaanperusahaan besar dalam lab-lab R&D korporat dan aktivitasaktivitas terkait diperlukan untuk menghadapi persaingan
perubahan teknologi muncul bersama sebuah proses Creative
Destruction.
pengembangan produk baru seringkali dihubungkan dengan pengembangan proses-proses baru dan skala aktivtas total cukup tinggi untuk mengintimidasi para pendatang baru. NTBF (New Technology Based Firms) menambah intensifikasi aktivitas R&D dari perusahaan-perusahaan besar. NTBF bisa ditemukan dalam semua klasifikasi industri tapi khususnya menonjol dalam pergeseran-pergeseran fundamental dalam paradigma teknologi NTBF secara eksplisit atau implisit menjawab peran perusahaan sebagai agen-agen ” Creative Destruction ” apabila terjadi penggantian Teknologi di perusahaan
Mitsubishi melakukan riset tentang inovasi skala luas atau menerapkan inovasi organisasi dengan keefektifan yang bagus sehingga membuka para calon pesaing dalam melakukan Creative Destruction or creative accumulation
lab-lab R&D skala besar menunjukkan kapasitas mereka untuk mengkoordinasikan produksi dan menyerap pengetahuan, kapasitas organisasi skala besar untuk bereksperimen dengan beragam peluang dengan inovatif yang masih terbatas : Pertama, organisasi skala besar menghadapi tugas yang sulit untuk mengulangi sukses yang membuat organisasi mencapai ukurannya yang sekarang. Kedua, meski lab riset korporat sentral membuktikan kemampuan mereka untuk menjelaskan jalur-jalur pengembangan teknologi, kapasitas mereka untuk mengkoordinasikan dan memobilisasi ide-ide baru masih terbatas. Ketiga, sementara banyak akademisi yang mengabaikan model linear inovasi di mana penciptaan pengetahuan teknologi dan ilmiah baru terus mempengaruhi organisasi dalam melakukan riset korporat.
inovasi rutin dalam organisasi besar adalah penciptaan keragaman melalui pengembangan perusahaan independen yang mengkususkan diri dalam pengambilan resiko yang berkaitan dengan pengembangan pasar dan produk baru. pengembangan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengambilan resiko teknologi dikaitkan dengan kelompokkelompok teknologi model pengembangan teknologi ini sangat populer dengan para pembuat kebijakan yang mencari inisiatif pengembangan regional, ini sulit diterapkan, dan sama problematiknya dengan cara menciptakan perusahaan yang besar dan stabil (Hobday, 1994).
Yang pertama adalah tenaga kerja yang bergerak diantara organisasi Kedua adalah ketersediaan sebuah teknologi yang menawarkan peluang substansial untuk menguji beragam pendekatan berbeda terhadap produk, pasar dan praktek organisasi Ketiga, kelompok inovatif dengan ketersediaan modal usaha Perusahaan-perusahaan besar harus mengakui bahwa kelompok atau inovatif yang sukses akan memberi perusahaan besar suatu jenis mekanisme untuk menghasilkan keragaman yang sulit untuk dibangun secara internal
Kelompok inovatif merupakan satu metode untuk mengeksternalisasi bagian dari spesialsiasi fungsional dari usaha besar yang disesuaikan dengan perubahan teknologi. Metode kedua mencakup penggantian struktur manjemen hirarkis dan terkoordinasi secara internal dengan strukturstruktur insentif berdasarkan pada franchise dan afiliasi Organisasi besar memunculkan cara-cara pengaturan altneratif bagi pengambilan resiko inovatif dan pengembangan outsourcing sebagai sumber keuntungan kompetitif.
Organisasi besar yang bertahan dari transformasi teknologi tersebut lebih tangguh dan lebih mampu beradaptasi karena:
Pertama, organisasi yang memiliki perspektif keluar lebih mampu mengidentifikasi dan memasukan perubahanperubahan teknologi sebelum pesaing tumbuh cukup besar untuk menjadi ancaman kompetitif utama. Kedua, pengembangan jaringan penciptaan pengetahuan dan kompentesi suplier esktenral merupakan sumber keuntungan kompetitif jangka panjang yang kaya bagi perusahanperusahaan yang belajar menggunakan jaringan-jaringan tersebut secara efektif.
Ketiga, manajemen jaringan eksternal merupakan fungsi di mana perusahaan besar bisa dan harus mengambil peran aktif. Keempat, perusahaan besar berperan penting dalam mempercepat pengembangan dan perkembangan suplier dan pelanggan mereka
Perubahan teknologi, termasuk kemajuan ICT, tetap ekstrinsik bagi proses keputusan manajemen. Teknologi merupakan apa yang dilakukan oleh manajemen; Penggunaan ICT dalam manufaktur melibatkan serangkaian karakteristik yang bisa menawarkan potensi lebih besar untuk perubahan revolusioner Manufaktur terdapat isu logistik dan transaksional finansial dan distribusi dan oleh karena itu terdapat peluang untuk menerapkan kemajuan ICT pada proses-proses bisnis tersebut. ICT bisa digunakan lebih efektif untuk menciptakan pengetahuan yang diperlukan untuk kemajuan atau inovasi tambahan, dan memiliki pengaruh yang lebih revolusioner terhadap pola-pola perubaahn teknologi yang sudah bagus. ICT akan memperluas dan menghubungkan banyak interdependensi yang ada dan juga menciptakan interdependensi baru.