MAKALAH
MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING NON ELEKTRONIK DALAM BIDANG PRIBADI SOSIAL Dosen Pengampu: Dr. Edi Purwanta, M.Pd & Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
Disusun Oleh : Khumairo, S. Pd.
15713251037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016
A. PENGERTIAN MEDIA Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media diartikan sebagai alat, sarana komunikasi, terletak di antara dua pihak, dan perantara atau penghubung. Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menurut Association of Education and Communication Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006), media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan sifat, media dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat diartikan segala barang cetak seperti majalah, brosur, bulletin, dan lainnya. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, website, dan lainnya. Pengertian di atas apabila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling maka media bimbingan dan konseling adalah alat atau sarana yang digunakan oleh seorang konselor dalam menyampaikan pesan atau layanan kepada konseli. Secara singkat, media bimbingan dan konseling merupakan perantara konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Fungsi media bimbingan dan konseling yaitu: 1. Membangkitkan minat dan keinginan yang baru 2. Membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar 3. Membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan 4. Membantu siswa meningkatkan pemahaman 5. Menyajikan informasi dengan menarik 6. Memudahkan penafsiran dan memadatkan informasi Menurut Sujana (1997), beberapa manfaat media sebagai media pembelajaran antara lain:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas dalam penyampaiannya sehingga mudah dipahami oleh siswa 3. Metode mngajar lebih bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan aktif karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja Ahmad rohani (1997) menyatakan bahwa pemilihan dan pemanfaatan media perlu memerhatikan beberapa aspek berikut ini: 1. Tujuan Media hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran merupakan komponen utama dan perlu diperhatikan dalam pemilihan media. 2. Ketepatgunaan (validitas) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dan pemilihan media akan memberikan dampak dalam penyampaian tujuan media. Media yang disampaikan perlu disesuaikan dengan media yang akan ditampilkan. Ketidaksesuaian akan berdampak tidak tersampaikannya tujuan media. 3. Keadaan peserta didik Kondisi audensi dari segi objek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru agar sesuai dengan kondisi siswa. Media yang baik merupakan media yang penyampaiannya sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh audiensi. 4. Ketersediaan Ketersediaan media akan mempermudah dalam mendesign sendiri media yang akan digunakan. Pemilihan media perlu memerhatikan ada dan tidaknya media pendukung lain sehingga penyampaian akan lebih mudah dipahami.
5. Mutu teknis Media yang dipilih dapat menjelaskan materi yang ingin disampaikan kepada audensi secara tepat dan dan berhasil guna. Dengan kata lain tujuan yang ditetapkan akan lebih optimal. 6. Biaya Anggaran yang direncanakan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan agar tidak ada penghamburan anggaran dalam membuat media. Kesesuaian antara anggaran yang direncanakan dengan pemanfaatan media akan berdampak pada penyampaian tujuan media dengan baik bagi audensi yang menikmati. Materi dalam media bimbingan dan konseling dapat disesuaikan dengan program yang direncanakan oleh konselor dengan mengacu pada need assessment. Beberapa materi dalam media bimbingan dan konseling bidang pribadi sosial antara lain pemahaman diri, konsep diri, aktualisasi diri, cara bersosial dengan baik, cara berteman dengan baik, dan banyak lagi yang disesuaikan dengan bidang pribadi sosial.
B. JENIS-JENIS MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING Jenis-jenis media menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (Arsyad, 2002) antara lain: 1. Media berbasis manusia, seperti guru, instruktur, pemain peran 2. Media berbasis cetak, seperti brosur, leaflet, modul 3. Media berbasis visual, seperti gambar, buku, grafis, poster 4. Media berbasi audio visual, seperti video, film 5. Media berbasis komputer, seperti video interaktif, pengajaran dengan komputer Jenis-jenis media sangat beragam, namun dalam makalah ini yang akan dibahas adalah media bimbingan dan konseling non eletronik yaitu poster, leaflet, kartun, dan papan bimbingan.
1. Poster Media poster adalah iklan warna berukuran besar pada selembar kertas dan ditempatkan pada panel, dinding, atau jendela. Menurut Wikipedia, poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar yang berisi pesan-pesan atau informasi yang ditempel di dinding atau tempat umum lainnya. Berdasarkan segi penempatannya poster terbagi menjadi dua, yaitu poster dalam dan poster luar. Poster dalam yaitu poster yang digunakan atau diletakkan dalam suatu ruangan tertutup (indoor), sedangkan poster luar yaitu poster yang diletakkan atau ditempat di ruang terbuka (outdoor). Tujuan poster adalah memberikan informasi kepada pembaca tentang sebuah informasi yang dikemas dengan kata-kata singkat, padat, jelas, dan menarik. Sedangkan manfaat poster yaitu agar pembaca lebih mengerti apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan sederhana namun jelas makna dan tujuannya. Poster biasanya ditampilkan dengan gambar-gambar menarik dengan pesan-pesan singkat sehingga pembaca akan langsung mengerti dengan tujuan materi yang disampaikan. Beberapa Ciri sebuah poster, antara lain: 1. Desain grafisnya memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar 2. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding, tempat-tempat umum atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. 3. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. 4. Bahasa singkat dan jelas. 5. Teks sebaiknya disertai gambar. 6. Dapat dibaca sambil lalu.
Dalam pembuatan poster, penulis perlu memerhatikan beberapa syarat ketentuan dalam pembuatan poster. Hal ini dilakukan agar poster yang ditampilkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa syarat sebuah poster, antara lain: 1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 2. Kalimatnya singkat, padat, jelas dan berisi 3. Dikombinasikan juga dalam bentuk gambar 4. Menarik minat untuk dilihat 5. Bahan yang digunakan bagus, tidak mudak rusak, sobek. 6. Ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan dan target pembaca. Pembuatan poster tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Artinya selain memerhatikan syarat dan ciri sebuah poster, penulis perlu memerhatikan hal-hal penting lain dalam pembuatan poster, sebagai berikut: 1. Gambar dibuat mencolok sesuai dengan ide yang hendak disampaikan 2. Kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat. 3. Tulisan dibuat besar-besar dan mudah dibaca. 4. Poster dipasang di tempat yang strategis. 2. Leaflet Leaflet menurut onong uchana adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Leaflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran dan tujuan tertentu dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata. Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri. Syarat-syarat dalam pembuatan leaflet antara lain: 1. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
2. Judul yang digunakan harus menarik untuk dibaca 3. Jangan terlalu banyak tulisan, sebaiknya ada keseimbangan antara gambar dan tulisan 4. Materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan leaflet antara lain: 1. Materi yang disampaikan harus menarik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis 2. Penggunaan layout perlu menarik agar pembaca tertarik untuk membaca 3. Penggunaan gambar perlu diseimbangkan dengan jumlah tulisan. Hal ini agar penampilan leaflet menarik dan pembaca minat untuk membaca
3.
Papan Bimbingan Papan bimbingan merupakan papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi tentang artikel, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya papan bimbingan terbuat dari Styrofoam atau triplek. Menurut Bimo Walgito (2004:183) penyelenggaraan Papan Bimbingan merupakan salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno, 1997:76), maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah memberikan informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya. Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi.
Papan bimbingan merupakan media bimbingan dan konseling yang sangat murah, mudah pengadaannya, sangat efektif dilihat banyak siswa, tidak memerlukan perawatan khusus, dan sangat familier bagi guru, konselor, maupun siswa. Papan bimbingan merupakan media untuk memberikan informasi, imbauan, tempat menuangkan kreativitas, gagasan dan ide bagi siswa dan semua warga sekolah selama hal tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Papan bimbingan ini seringkali menjadi tempat semua siswa mendapatkan dan bahkan mencari informasi berkaitan dengan informasi belajar, karir/peluang kerja, dan studi lanjut, bahkan pencerahan spiritual untuk meningkatkan kadar keimanan dan pendidikan moral/akhlak mulia siswa. Dalam papan bimbingan tersebut ditempelkan berbagai informasi bimbingan dengan berbagai bentuk, seperti : artikel, poster, buletin, karikatur, gambar-gambar, tips-tips, tulisan-tulisan misalnya peringatanperingatan, kata-kata mutiara, semboyan dan sebagainya. Di samping itu dapat pula berupa potongan-potongan majalah atau surat kabar serta brosur-brosur lainnya bimbingan.
Adapun
yang mempunyai papan
atau mengandung unsur
bimbingan
tersebut
hendaknya
diletakkan/ditempel/digantung pada tempat yang mudah dijangkau oleh semua siswa, memiliki keleluasaan yang bisa memungkinkan siswa membaca dengan rileks serta pencahayaan yang cukup agar tidak mengganggu siswa pada saat membaca, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses dan memahami hal-hal yang perlu diketahui. Mengingat begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang dengan menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran. Guru pembimbing/konselor mempersilakan siswa untuk memberikan informasi seluas-luasnya selama itu berguna bagi perkembangan dan membuka wawasan siswa lainnya yang sebelumnya melalui
bimbingan/seizing
guru
pembimbing/konselor.
Jadi
tidak
selamanya guru pembimbing/konselor sekolah sibuk dan repot mencari data/informasi sendiri dan selanjutnya ditempel pada papan bimbingan,
namun disadari bahwa siswa juga memiliki kemampuan luar biasa mencari informasi penting melalui internet yang dapat disebarluaskan kepada teman-temannya di sekolah melalui papan bimbingan. Dengan demikian fungsi guru pembimbing/konselor ialah memotivasi siswa memanfaatkan semaksimal mungkin papan bimbingan baik untuk menerima informasi maupun memberikan sumbangan informasi pada bidang belajar, pribadi, sosial, karir, maupun kehidupan berkeagamaan/akhlak mulia. Manfaat
Media
Papan
Bimbingan.
Secara
umum
media
mempunyai kegunaan, diantaranya: 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK). 4. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik. 5. Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan. 6. Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan konseling. 7. Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik. 8. Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. 9. Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar Beberapa kelebihan dalam penggunaan apan bimbingan yaitu pembuatannya mudah dan biaya murah, dapat menarik perhatian siswa. Sedangkan kelemahan dari penggunaan papan bimbingan adalah membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannnya, penyajian pesan hanya unsur visual saja (yang dapat dilihat). Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bentuk Papan Bimbingan, Rinda (2009) mengutip Widodo menjelaskan bahwa: 1. Ukuran papan bimbingan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil 2. Ukuran hurufnya jangan terlalu kecil agar mudah dibaca 3. Papan Bimbingan harus menarik
4. Alas untuk papan bimbingan dapat menggunakan triplek atau steroform. 5. Agar menarik, perlu dicat dengan warna dan diberi bingkai agar terlihat rapi 6. Berilah judul yang menarik dengan warna dan ukuran yang besar agar terlihat dengan jelas 7. Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun objek, buku, poster, lem, paku payung, gunting dan lain-lain 8. Gunakan gradasi warna agar lebih menarik siswa untuk melihat. 9. Gunakan penyajian dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, bukan bahasa guru maupun bahasa yang terlalu formal 10. Lay out dan design menggunakan teknik dummy, yaitu meletakkan gambar agar seimbang 11. Tempelkan materi dalam papan bimbingan sesuai dengan fungsinya.
4.
Kartun atau komik Komik atau kartun menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu suatu bentuk seni yang menggunakan gambargambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik atau kartun dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip di Koran, dimuat dalam majalah, atau dicetak dengan buku sendiri. Secara garis besar menurut Trimo (1997) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.
Beberapa kelebihan media komik dalam media pembelajaran menurut Trimo (1997) antara lain: 1. Komik menambah perbendaharaan kata bagi pembaca 2. Mempermudah siswa dalam menangkap rumusan atau hal-hal yang abstrak 3. Dapat mengembangkan minat baca siswa 4. Seluruh jalan cerita komik menuju alur cerita mengenaik kebaikan Sedangkan
kelemahan
dari
media
komik
dalam
media
pembelajaran, antara lain: 1. Kemudahan dalam membaca komik akan menimbulkan penolakan bagi penggemarnya terhadap buku bacaan lain karena terbiasa dengan tampilan komik yang menarik 2. Kebanyakan komik menggunakan bahasa yang kurang sopan dan formal sehingga dapat berdampak pada tata bahasa pembaca 3. Banyak adegan percintaan yang lebih ditonjolkan Nilai edukatif dalam media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai (2002) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta
didik,
mengefektifkan
proses
belajar
mengajar,
dapat
meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya. Media komik dalam pembelajaran sebaiknya tidak menggunakan kata-kata kotor tetapi menggunakan kata-kata yang mengandung pesan-pesan pengetahuan gambar-gambar pelaku kekerasan diganti dengan contoh- contoh perilaku bernuansa moral, adegan percintaan diganti dengan adegan yang mengarahkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama makhluk dan penciptanya. Komik memiliki sesuatu yang saling berkaitan dan menjadi rangkaian yang menguatkan suatu alur cerita yaitu pencitraan, alur cerita, dialog, komposisi, gestur, dan bermacam pilihan lainnya. Pilihan-pilihan itu terbagi menjadi lima tipe dasar: 1. Pilihan momen
Pemilihan momen adalah memilih momen-momen yang ingin ditampilkan ke dalam panel dan momen-momen yang harus dibuang. 2. Pilihan bingkai Pemilihan bingkai adalah tahap ketika komikus menentukan seberapa dekat bingkai sebuah aksi untuk menunjukkan rincian yang pantas atau seberapa jauh bingkai agar pembaca dapat melihat tempat aksi berlangsung dan mungkin membangkitkan kesan berada di tempat kejadian. Proses ini ditentukan oleh beberapa faktor komposisi seperti cropping (tata oandang), balance (keseimbangan), dan kemiringan. 3. Pilihan citra Pemilihan citra adalah bagaimana komikus mengisi bingkai dengan gambar yang membawa cerita yang dibuat ke dalam bentuk rupa yang terlihat hidup. Pemilihan citra untuk komikus berbeda-beda sesuai dengan gaya komikus. Pemilihan citra yang baik akan sangat mempengaruhi kesan pembaca terhadap komik. 4. Pilihan kata Dalam komik, kata dapat muncul dalam beberapa hal. Pertama berperan maksimal sebagai dialog atau percakapan dalam komik. Hal ini terwujud dalam bentuk balon kata atau semacamnya. Kedua, kata dapat berperan menjadi narasi untuk menjelaskan gambar. Ketiga kata mengambil fungsi sound effect (efek suara) yang membuat pembaca seperti mendengar bunyi dalam komik. Keempat, kata menjadi bagian langsung dari gambar sebagai bentuk terintegrasi. Seperti kata dalam gambar rumah, dan sebagainya. 5. Pilihan alur Pe,ilihar alur dalam komik sangat berkaitan dengan tata panel. Tujuan utama pemilihan alur adalah untuk menuntun pembaca mengikuti jalan cerita komik dari awal sampai akhir. Dalam komik, alur baca ditentukan dengan pengaturan panel ke panel yang tepat, baik penempatan panel maupun jarak antar panel. Diberbagai Negara, alur cerita disepakati anatara komikus dan pembaca baik kiri ke kanan atau kanan ke kiri.