MATERI STUDI RELIGI JAWA
Bahasa dan sastra; karya sastra Jawa Kuna yang
tergolong tua; karya sastra Jawa Kuna yang bertembang; karya sastra Jawa Kuna yang tegolong muda; karya sastra yang berbahasa Jawa Tengahan; kidung bahasa Jawa Tengahan, karya sastra zaman Isalam, karya sastra zaman Surakarta awal. (Baca: Kapustakan Jawi= R.Ng, Poerbatjaraka). Objek studi religi dalam ranah ini perlu dipilah dan dipilih sesuai dengan kandungan religinya. Adat‐istiadat/ pranata: tradisi, upacara‐upacara (sejak manusia dalam kandungan‐meninggal). Kesenian (seni = tradisi dan religi) Artefak (boneka wayang, candi, prasasti, naskah) Studi religi Jawa melalui teks karya budaya Jawa.
RELIGI DALAM BAHASA DAN SASTRA Bahasa = ungkapan fikiran, perasaan, dan
kehendak manusia yang diekspresikan baik secara lisan maupun tulis. Sastra = bahasa yang mengandung aspek/ muatan seni. Pandangan naskah sebagai sesuatu yang bersifat magis (rajah, mantra, dsb) – tolakbala, pengobatan; “Jumanji”? Suluk pedalangan (Bharatayuddha = pupuh 2 ‐ ada‐ada girisa; dan 5 – Pathet Nem Ageng) – Bahasa Jawa Kuna = mantra. Bharatayuddha = upacara kurban (tinjauan isi teks).
RELIGI DALAM ADAT‐ISTIADAT/ PRANATA Upacara mengiringi perjalanan kehidupan
manusia , sejak dalam kandungan hingga meninggal (neloni, ngapati, mitoni/tingkeban, kelahiran = wayang lakon lahir, selapanan, tedak siten, sunatan =wayang lakon alap‐alapan/ sayembara, palakrama = wayang lakon perkawinan, ruwatan = wayang lakon ruwat, geblak, pendhak pisan, pendhak pindho, nyewu).
RELIGI DALAM KESENIAN Seni merambah di hampir semua hasil karya
budaya; tari, musik, teater, rupa, dan sastra. Tari = bedaya ketawang = 9; ganjil satu di antara mereka sebagai perwujudan Ratu Kidul, penghuni pantai selatan Jawa. Musik=melodi gending, nama gending disesuaikan dengan stuasi dan kondisi serta harapan yang akan dicapai (Puspawarna=beranekamacam kembang, keagungan dan keindahan.
Teater=pada wayang, sarana /
perlengkapan=sesajen, kembang setaman (bunga beraneka warna yang ditanam di taman), dsb. Rupa=keris (pamor dan tangguh), wayang (karakterisasi tokoh sehingga menjadi spirit dan motivator dalam kehidupan manusia), lukisan (Ratu Kidul, Nyi Blorong, Semar), dsb. Sastra=babad (cerita sejarah Jawa yang mengandung unsur‐unsur sejarah, mitos, legenda, kisah orang suci, silsilah, dsb, wayang (ruwat=Murwakala, Sudamala), primbon (sistem perhitungan Jawa‐pengetahuan tata ruang dan waktu), wulang (ajaran tentang etika manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan, suluk (karya sastra Jawa yang mengandung mistik Islam), dsb.
Religi dalam artefak=benda‐benda hasil budaya secara fisik
yang bermakna kontekstual. Artefak=teks. Arca, prasasti, candi, boneka wayang, naskah‐naskah, dsb. Keseluruhan artefak dapat dipandang sebagai motivator dan memnberi spirit bagi manusia yang menghayati dan memahami, serta mempercayainya. Pemikiran kosmis, magis, dan klasifikatoris dalam benda‐ benda hasil budaya Jawa. Kosmis = keseluruhan tatanan alam semesta secara harmoni/ serasi. Unsur‐unsur dalam alam semesta membentuk satu kesatuan yang utuh dan padu (unity dan wholeness) . Magis = terjadi hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Manusia berusaha berkoordinasi dan bekerjasama dengan alam raya. Peristiwa yang terjadi di dalam mikrokosmos dipandang sebagai akibat yang ditimbulkan makromosmos, atau sebaliknya.
Klasifikatoris dari kata klasifikasi/
pengelompokan atau penggolongan. Manusia senantiasa menapaki kehidupannya dengan tanpa melewatkan nya untuk menyerap pengelaman dan pengetahuan yang terjadi di dalam alam semesta. Yang terekam oleh pengetahuan Jawa dalam hal ini yaitu pengetahuan tentang tata ruang dan waktu. Ruang dan waktu dimaknai sebagai sesuatu yang memiliki karakter tertentu/ stereotip. Misalnya sistem perhitungan yang berlandaskan pancawara (satu kurun waktu yang berhari 5) dan saptawara 9satu kurun waktu yang berhari 7). ‐ melakukan perkawinan, mendirikan rumah, perjalanan, dsb.
SISTEM RELIGI Sistem = keseluruhan unsur‐unsur yang membentuk satu
kesatuan secara dinamis, utuh, dan padu. Dalam pandangan sosial – humaniora unsur‐unsur dalam sistem religi terdiri dari : Emosi keagamaan= yang menyebabkan manusia bersikap religius. Sistem keyakinan= yang mengandung segala keyakinan serta bayangan tentang sifat Tuhan, wujud dari alam gaib, serta segala nilai, norma dan ajaran dari religi yang bersangkutan. Sistem ritual dan upacara keagamaan= yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan Tuhan, dewa‐dewa atau makhluk halus yang mendiami alam gaib. Umat atau kesatuan sosial= yang menganut sistem keyakinan sebagai pelaku sistem ritual dan upacara keagamaan.
Sistem Keagamaan
Emosi Keagamaan
Sistem Ritual/Upc Keagamaan
Umat / Kesatuan Sosial
SELESAI