MAPALASKA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 1981-2006 M
RESUME SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Humaniora, Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam
Disusun oleh: Feri Ariyanto 02121074
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan gabungan dari beberapa orang yang memiliki tujuan sama. Hubungan antar anggota organisasi dijalin dengan kekeluargaan, walaupun dalam strukturnya hubungan antar anggota dijalin dengan kerjasama dalam menjalankan aktivitas organisasi. Sebuah organisasi tidak semata-mata memerlukan hubungan kekeluargaan saja, tetapi dalam sebuah organisasi memerlukan roda penggerak untuk menjalankan
aktivitas
organisasi
yang
disebut
manajemen
organisasi.
Pelaksanaan manajemen organisasi ini menjadi penentu bagi jalannya sebuah organisasi. Seperti pola pengaturan SDM dan cara dalam mengembangkan organisasi beserta seluruh komponen yang ada. Pada dasarnya organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti dinamis. Organisasi statis berarti organisasi yang tidak bergerak. Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain: 1. Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat (tool) yang berarti: a. Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
2
b. Organisasi merupakan wadah dari sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. c. Organisasi sebagai wadah atau tempat yang administrasi dan manajemen dijalankan dan memungkinkan administrasi dan keduanya bergerak sehingga memberi bentuk padanya. 2. Organisasi dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal. 3. Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando, dan garis tanggung jawab. 1 Adapun organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu dipandang sebagai suatu organ yang hidup atau memandang organisasi itu tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat dari segi isinya. Dengan kata lain organisasi dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi dan segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan. Terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, yaitu: 1.
Organisasi
dalam
arti
dinamis
berarti
organisasi
itu
bergerak
mengadakan pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup dari pada organisasi itu.
1
Ig. Warsono, Dasar-dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta: Andi, 2003), hlm. 41.
3
2.
Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dari segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 2 Salah satu organisasi yang ada di Perguruan tinggi UIN Sunan Kalijaga
adalah mahasiswa Pecinta Alam Sunan Kalijaga (Mapalaska). Organisasi ini bergerak dalam bidang kealaman. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah agar mahasiswa Pecinta Alam memiliki komunitas atau wadah sehingga para Pecinta Alam dapat saling berbagi pengalaman, ilmu dan dapat menjalin tali siaturrahmi antar komunitas Pecinta Alam. Sejarah berdirinya Mapalaska tidak terlepas dari organisasi Pecinta Alam (OPA), salah satunya adalah OPA Universitas Indonesia sebagai OPA pertama tingkat perguruan tinggi yang berdiri pada tahun 1960. Sejak saat itu mulai bermunculan OPA-OPA yang lain di berbagai perguruan tinggi. Perkembangan ini seiring dengan banyaknya mahasiswa yang bergabung dalam organisasi pecinta alam. Melihat banyaknya komunitas Pecinta Alam, pada tahun 1974 terlaksana Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia yang dilaksanakan di Ujung Pandang. Pada pertemuan tersebut tercetuslah kode etik Pecinta Alam, di antara isinya
2
Ibid., hlm. 42.
4
adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alamnya.3 Salah satu tanggung jawab OPA sebagai pelestari lingkungan adalah berusaha mengisi agenda-agenda tetap organisasi dalam setiap kegiatannya dengan menyertakan muatan tentang lingkungan hidup. OPA yang berorientasi pada lingkungan yang lestari mengimplementasikan dan mengejawantahkan nilainilai (yang tertera pada makna akan kelestarian lingkungan) dengan berdasar pada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Lingkungan hidup sering diistilahkan dengan dunia atau alam semesta. Adapun arti lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.4 Adapun peran serta mahasiswa sebagai Pecinta Alam, idealnya harus mampu untuk mengkritisi permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan secara konstruktif (membangun) dengan memberikan solusi dan mengkorelasikan pada kondisi obyektif. Pemahaman akan suatu permasalahan harus dilihat dari
3
Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia merupakan pertemuan pecinta alam seluruh Indonesia yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Bulletin Pecinta Alam KAPAI edisi Mei–Juni 1997, hlm. 9. 4 Mujiono Abdullah, Agama Ramah Lingkungan (Jakarta: Paradigma, 2001), hlm. 1. Lihat juga Andi Hamza, Penegakan Hukum Lingkungan (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 1.
5
beberapa aspek sehingga permasalahan itu dapat dituntaskan dengan melihat akar permasalahan.5 Berdirinya Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta didasarkan pada tanggung jawab yang dimiliki mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Hal ini senada dengan al-Qur’an Surat al-Baqarah: 30.6
߉šøム⎯tΒ $pκÏù ã≅yèøgrBr& (#þθä9$s% ( Zπx‹Î=yz ÇÚö‘F{$# ’Îû ×≅Ïã%y` ’ÎoΤÎ) Ïπs3Íׯ≈n=yϑù=Ï9 š•/u‘ tΑ$s% ŒÎ)uρ tβθßϑn=÷ès? Ÿω $tΒ ãΝn=ôãr& þ’ÎoΤÎ) tΑ$s% ( y7s9 â¨Ïd‰s)çΡuρ x8ωôϑpt¿2 ßxÎm7|¡çΡ ß⎯øtwΥuρ u™!$tΒÏe$!$# à7Ïó¡o„uρ $pκÏù ∩⊂⊃∪ Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Berdasarkan alasan tersebut muncul ide untuk mendirikan sebuah organisasi Pecinta Alam yang terlepas dari unsur politik. Pedoman kegiatan organisasi ini adalah mengadakan kegiatan di tengah masyarakat dan peduli terhadap lingkungan, kemudian tercetuslah nama Mapala Suka (Mahasiswa Pecinta Alam
5 6
7.
Laporan Temu Wicara Kenal Medan XIII Mahasiswa Pecinta Alam se–Indonesia, 2001. Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung: Jumanatul Ali, 2005), hlm.
6
Sunan Kalijaga). Akan tetapi pada musyawarah anggota ke-IV Mapala Suka berubah nama menjadi Mapalaska (Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Kalijaga).7 Mapalaska merupakan organisasi Pecinta Alam yang berdiri pada tanggal 27 Pebruari 1981. Organisasi ini menjadi salah satu unit organisasi intra kampus yang bergerak di bidang kepecintaalaman, pengembangan masyarakat melalui pendampingan, dan kajian lingkungan sebagai upaya pelestarian lingkungan. Dalam menjalankan aktivitasnya selama 25 tahun, Mapalaska mengalami perkembangan, baik metode pendidikan maupun aktivitasnya. Hal ini tidak terlepas dari pedoman awal yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Setiap kegiatan Mapalaska diupayakan untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti pada kegiatan penghijauan, Mapalaska bersama-sama masyarakat melakukan penghijauan, dengan harapan mereka akan termotivasi untuk menjaga lingkungannya. Masyarakat adalah mitra dalam berkegiatan, baik dalam bidang lingkungan hidup, bertualang maupun kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Selama ini pandangan masyarakat terhadap Mapalaska hanya sekedar melakukan pendakian, memanjat tebing, susur gua, arung jeram dan lain-lain. Melihat realita yang demikian, maka penulis mencoba untuk memberikan
7 Melalui perdebatan yang panjang dengan anggota Mapalaska, nama mapala-suka diganti menjadi Mapalaska, karena nama Mapalaska lebih populer (pada waktu itu), adanya penyatuan antara kata Mapala dan Suka (Sunan Kalijaga) atau Mapala-suka menjadi Mapalaska, perubahan nama tersebut terjadi pada Musyta ke-IV pada tahun 1991. Laporan pertanggung jawaban pengurus Mapalaska periode 1989-1991.
7
pandangan yang kompreherensif8 tentang kegiatan Mapalaska dengan mengetahui aktivitas Mapalaska, diharapkan pandangan masyarakat kampus maupun masyarakat umum dapat mengetahui aktivitas dan peran Pecinta Alam di masyarakat khususnya Mapalaska.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini berjudul Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 19812006 difokuskan pada aktivitas Mapalaska tahun 1981 sampai tahun 2006. Pembahasan penelitian ini difokuskan pada aktivitas Mapalaska pada tahun 1981 sampai 2006. Pengambilan batasan waktu dari tahun 1981 karena pada tahun itu merupakan tahun berdirinya Mapalaska. Adapun tahun 2006 merupakan batasan akhir penelitian organisasi Pecinta Alam Mapalaska. Berdasarkan uraian dan fokus penelitian dirumuskan: 1. Bagaimana aktivitas internal dan eksternal Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bagaimana peran internal dan eksternal Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8
Mengandung pengertian yang luas dan menyeluruh.
8
C. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menjelaskan aktivitas internal dan eksternal Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Menjelaskan peran internal dan eksternal Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kegunaan 1. Menjelaskan keberadaaan Mapalaska UIN Sunan Kalijaga serta perannya di internal dan eksternal organisasi. 2. Memberikan kontribusi bagi perbendaharaan dan kajian sejarah nasional. 3. Menumbuhkan semangat kepada masyarakat kampus dan masyarakat umum untuk turut serta mencintai lingkungan dan alamnya sebagai tempat kita tinggal.
D. Tinjauan Pustaka Penelitian yang terkait dengan Mapalaska merupakan hal yang baru bagi khasanah pengetahuan, karena penulis belum menemukan kajian secara ilmiah mengenai organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Kalijaga, namun demikian ada beberapa pustaka yang penulis jadikan sebagai rujukan penulisan karya ilmiah ini, yaitu:
9
Bulletin yang diterbitkan oleh Malimpa9 edisi 13/11/2007, lebih banyak membahas fenomena peran Mapala saat terjadi bencana alam di Indonesia. Bulletin Malimpa merupakan salah satu media untuk mengenalkan mapala, khususunya organisasi mahasiswa Malimpa di kalangan masyarakat. Kesamaan dari karya tersebut dengan tema yang akan dibahas oleh penulis adalah pembahasan mengenai peran dari Mapala, tetapi dalam bulletin tersebut masih bersifat umum, sedangkan dalam tema aktivitas Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lebih khusus membahas aktivitas dan pengaruh Mapalaska di masyarakat. Skripsi yang berjudul “Lingkungan Hidup Dalam Kosmologi Taoisme”yang ditulis oleh saudara Arrijal, Fakultas Usuludin UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2000. Berisi tentang peranan
ajaran kosmologi Taoisme bagi kelestarian
lingkungan hidup. Ajaran Taoisme memberikan suatu pelajaran kepada kita tentang pentingnya kesadaran mistik dan hidup sesuai dengan hukum alam. Keseimbangan yang terjadi dalam interaksi yin dan yang dalam kosmologi taoisme dapat dijadikan masukan yang berarti dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Kesamaan dari judul skripsi di atas dengan tema yang dibahas oleh penulis adalah kesamaan dalam kajian lingkungan tetapi dalam karya tulis yang dibuat oleh saudara Arrijal memakai pendekatan filosofis untuk memahami konsep kosmologi Taoisme.
9
Malimpa adalah nama organisasi Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Solo.
10
Skripsi yang berjudul “Peran Pendidikan Dalam Pengembangan Etika Lingkungan Hidup” yang ditulis oleh saudara Heri Purwanto, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2006, yang berisi tentang etika lingkungan hidup yang dipahami sebagai refleksi kritis atas norma–norma atau nilai moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia. Etika lingkungan hidup juga dipahami sebagai refleksi kritis tentang apa yang harus dilakukan manusia dalam menghadapi pilihan–pilihan moral yang terkait dengan lingkungan hidup. Kesamaan dari judul skripsi di atas dengan tema yang dibahas oleh penulis adalah memberikan pengetahuan lingkungan kepada masyarakat umum sehingga lingkungan diharapkan dapat dijaga kelestariannnya. Bulletin Pecinta Alam dan Lingkungan (Kapai) edisi Mei–Juni 1997, yang diterbitkan oleh Komunitas Pecinta Alam dan Pemerhati Lingkungan (Kappala) terbit setiap dua bulan dengan judul “Pecinta Alam Indonesia, dialog Pecinta Alam dan kepedulian masyarakat terhadap ancaman limbah”. Kesamaan dalam bulletin di atas dengan tema yang dibahas oleh penulis adalah adanya pembahasan secara singkat mengenai pecinta alam secara umum.
E. Landasan Teori Aktivitas atau kegiatan muncul karena kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya. Ilmu pengetahuan timbul karena kebutuhan naluri manusia
11
untuk mengetahui, ada juga aktivitas kebudayaan yang terjadi karena kombinasi dari beberapa macam kebutuhan manusia. Aktivitas kebudayaan adalah kegiatan yang melibatkan fisik manusia dalam proses melibatkan gagasan dalam kehidupan masyarakat10. Pada dasarnya aktivitas budaya tidak terlepas dari upaya untuk menciptakan sesuatu menjadi lebih bermakna. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota– anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan yang berada di dalam masyarakat itu sendiri. Manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual, maupun materiil. Kebutuhan–kebutuhan masyarakat di atas sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.11 Menurut Ferdinand Tonnies, bentuk yang menyertai perkembangan kelompok–kelompok sosial adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang juga
10
Musa Asy’arie, Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al–Qur’an (Yogyakata: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), hlm. 133. 11 Ibid., hlm. 177.
12
bersifat nyata dan organisasi sebagaimana dapat diumpamakan pada peralatan hidup tubuh manusia.12 Tujuan didirikannya Mapalaska adalah selain sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dalam menjalankan aktivitas keseharian yang lebih bermanfaat dalam rangka untuk menjaga kelestarian lingkungan juga sebagai wadah penyalur hobi bagi para mahasiswa. Akan tetapi keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi Mapalaska yang pada awalnya sebagai penyalur hobi (petualangan) dalam perkembangannya, anggota Mapalaska masuk dalam wacana yang berorientasi pada lingkungan hidup yang lestari. Lingkungan hidup yang lestari merupakan kebutuhan kita bersama sehingga kehadiran Mapalaska sebagai organisasi Pecinta Alam diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan lingkungan hidup yang lestari. Untuk memasyarakatkan lingkungan yang lestari, dibutuhkan suatu media yang dapat difahami oleh masyarakat, salah satunya melalui tulisan atau karya ilmiah. Dalam penulisan karya ilmiah dibutuhkan suatu pendekatan. Adapun pendekatan yang dipakai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pendekatan sosioal guna mengetahui dan menjelaskan peran dan fungsi dalam suatu kelompok social tertentu.13sebagaimana yang tuliskan oleh Soerjono Soekanto,
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar (Jakarta: Raja Wali Persada, 2004), hlm.
402. 13
Mukti Ali, “Agama Sebagai Sarana Penelitian dan Pendekatan di Indonesia” dalam Jurnal Al–Jami’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, no 11, 1979, hlm. 49.
13
terdapat tiga tipe kelompok sosial14 yang salah satunya adalah kelompok atas dasar kepentingan-kepentingan bersama dalam suatu komunitas legal formal atau organisasi yang beroreintasi pada tujuan–tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Berdasarkan pada pendekatan tersebut bahwa Mapalaska merupakan suatu bentuk organisasi yang mempunyai bagian-bagian fungsional yang berhubungan dan didasarkan pada aturan-aturan organisasi yang ditentukan bersama untuk tercapainya suatu tujuan organisasi. Dalam suatu penelitian peranan teori sangat penting karena dengan menggunakan teori akan memberikan arahan dalam menganalisis permasalahan yang dirumuskan. Dalam hal ini penulis menggunakan teori fungsionalisme yang diperkenalkan oleh Talcott Parsons, bahwa masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas bagian yang saling berkaitan.15 Teori ini diumpamakan sebagai organ tubuh manusia yang memiliki berbagai bagian yang saling berkaitan dalam suatu sistem. Dengan kata lain, bahwa setiap anggota tubuh mempunyai fungsi spesifik yang bertugas untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan. Berkenaan dengan kajian tentang aktivitas Mapalaska tahun 1981 sampai dengan 2006, penulis berlandaskan pada teori fungsionalisme mempunyai
14
Tiga tipe sosial menurut Soerjono Soekanto diantaranya: 1. Tipe komuniti, 2. Tipe kelas, 3. Tipe asosiasi atau organisasi. Ibid., hlm 120. 15 Mansuor Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi (Yogyakarta: Insis Press dan Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 50.
14
pengertian bahwa organisasi Mapalaska mempunyai bagian-bagian yang terstruktur dalam sistem kepengurusan. Setiap bagian mempunyai peran dan fungsinya masing-masing yang bertujuan menjaga stabilitas dan keharmonisan organisasi, seperti peran ketua sebagai pimpinan dalam organisasi. Fungsi dari sebuah organisasi Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogakarta adalah sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menuangkan hobi dan sekaligus sebagai wadah dalam rangka pelestarian lingkungan sehingga mendorong mahasiswa untuk berkelompok menjalin sebuah kerja sama untuk menyalurkan hobi yang tidak terlepas dari tujuan yaitu pelestarian lingkungan hidup.
F. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk mencapai hasil yang obyektif. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode sejarah yang menghasilkan bentuk dan rangkaian peristiwa manusia pada masa lalu dengan menilai peristiwa manusia tersebut secara kritis untuk menghasilkan suatu sintesa.16 Metode ini meliputi tahapan–tahapan sebagai berikut: 1. Heuristik (pengumpulan data)
16 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Yayasan Penerbit UI, 1975), hlm. 35.
15
Pada tahapan ini pengumpulan data dilakukan terhadap sumber–sumber lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan pokok persoalan yang diteliti. Adapun teknik yang penulis gunakan adalah : a. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik yang digunakan pada penguraian dan penjelasan terhadap apa yang telah lalu, melalui sumber dokumentasi.17 Metode ini digunakan karena ditemukannya sumber–sumber tertulis yang memberikan informasi di seputar objek yang diteliti. Adapun yang dilakukan adalah mencari data baik dari buku–buku, jurnal, majalah, internet, arsip Mapalaska dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Interview Interview merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung kepada nara sumber. Penelitian ini menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan objek penelitian kepada narasumber guna mendapatkan data yang
jelas.
Akan
tetapi
cara
penyampaian
pertanyan
tersebut
dilangsungkan secara bebas.18 Dalam penelitian ini penulis mengadakan tanya jawab secara lisan dengan informan yang terkait dengan penelitian, seperti : anggota 17
Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid III (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), hlm. 193. Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hlm. 63. 18
16
Mapalaska, Kapalaska19 dan
masyarakat yang terlibat dalam aktivitas
Mapalaska. 2. Verifikasi Data yang sudah terkumpul kemudian diseleksi guna mendapatkan data yang otentik dan kredibel. Adapun tahap penyeleksian data dibagi menjadi 2 tahap: kritik ekstern yang digunakan untuk mengetahui dan membuktikan keaslian data. Kritik intern digunakan untuk menguji keaslian dan isi data dengan cara menganalisa dan menguraikan isi yang terdapat dalam data.
20
Penelitian ini lebih cendrung menggunakan kritik intern dengan cara menguji isi data. 3. Interpretasi Tahapan interpretasi dilakukan dengan cara analisis dan sintesis. Analisis adalah suatu cara untuk menguraikan data sehingga mendapat kesimpulan dari data-data yang disumpulkan. Sintesis adalah suatu cara untuk memadukan data, konsep, dan teori sehingga mendapat suatu kesimpulan dari data yang ada. Dalam penelitian ini, analisis digunakan untuk menguraikan data lisan maupun data tulisan sehingga mendapatkan kesimpulan dari data yang sudah diuraikan. setelah melakukan analisis penelitian melanjutkan dengan 19
Kapalaska adalah singkatan dari keluarga Alumni Mapalaska, yaitu anggota Mapalaska yang sudah menyelesaikan studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 20
101-102.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001), hlm
17
mengsintesiskan data yang sudah disimpulkan, dengan cara memadukan data yang sudah didapat lalu dikonsep dan dipadukan dengan teori Fungsionalisme sehingga mendapat suatu kesimpulan dari data yang ada. 4. Historiografi Historiografi adalah penulisan sejarah. Historiografi ini merupakan pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan.21 Historiografi adalah sebagai langkah terakhir dari prosedur penelitian dengan menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lainnya. Proses ini memperhatikan aspek– aspek kronologis sehinga menjadi rangkaian peristiwa yang tidak terputus. Dalam tahap ini penulis berusaha menyajikannya dalam bentuk tulisan dengan memberikan penjelasan yang mudah difahami.
G. Sistematika Pembahasan Skripsi ini secara umum tediri dari tiga bagian
pendahuluan, isi, dan
penutup. Adapun sistematika pembahasan skripsi dibagi dalam lima bab: Bab pertama merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua berisi penjelasan tentang gambaran umum Mapala, yang membahas tentang Mapala Indonesia, struktur organisasi Mapala, aktivitas Mapala. 21
Ibid., hlm. 64.
18
Bab ketiga berisi, Aktivitas Mapalaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang menguraikan sejarah berdirinya Mapalaska, struktur organisasi Mapalaska, aktivitas Mapalaska masing-masing periode antara lain: periode 1981-1984, Periode 1984-1987, Periode 1987-1989, Periode 1989-1991, Periode 1991-1993, Periode 1993-1995, Periode 1995-1996, Periode 1996-1997, Periode 1997-1998, Periode 1998-1999, Periode 1999-2000, Periode 2000-2001, Periode 2001-2002, Periode 2002-2003, Periode 2003-2004, Periode 2004-2005, Periode 2005-2006. Bab keempat berisi, peran Mapalaska yang di bagi dalam dua sub bab, yaitu peran internal dan peran eksternal yang terbagi di dalam kampus dan di masyarakat. Bab kelima penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Salah satu organisasi intra yang ada di Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga adalah Mapalaska. Aktivitas Mapalaska lebih banyak bergerak di bidang kepecintaalaman, dari aktivitas yang dilakukan oleh Mapalaska akan muncul peran terhadap anggota Mapalaska (peran internal) dan peran terhadap Kampus UIN Sunan Kalijag serta peran terhadap masyarakat umum (peran eksternal). Aktivitas internal yang dilakukan oleh Mapalaska adalah melaksanakan pendidikan pengkaderan pada tiap periode kepengurusan untuk regenerasi anggota Mapalaska selanjutnya. Dalam pendidikan pengkaderan kegiatan yang dilakukan adalah memberikan materi kepecintaalaman kepada peserta didik dan mengadakan pendidikan di alam bebas dengan mengaplikasikan materi yang diterima oleh peserta didik. Selanjutnya pendidikan pengkaderan dilanjutkan pada pendidikan lanjut untuk mengenalkan pada anggota baru olah raga alam bebas serta tekniknya. Setelah itu dilanjutkan dengan pendidikan spesialisasi yang mendalami materi divisi yang dipilih oleh peserta didik dilanjutkan dengan pelantikan menjadi anggota penuh.
Kegiatan
kerohanian bagi anggota Mapalaska seperti mengadakan pengajian rutin setiap malam jum’at untuk menambah keimanan anggota Mapalaska, serta
93
melakukan latihan rutin olahraga alam bebas (panjat dinding atau tebing, susur gua dan lain-lain) untuk meningkatkan skill anggota Mapalaska yang dilaksanakan setiap hari. Aktivitas ekternal yang dilakukan oleh anggota Mapalaska adalah dengan mengadakan pendelegasian keberbagai instansi untuk menghadiri seminar ataupun pelatihan-pelatihan, mengadakan penghijauan di kampus UIN Sunan Kalijaga dengan menanam pohon di setiap fakultas. Aktivitas eksternal lain yang pernah dilakukan Mapalaska adalah anggota Mapalaska mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Walhi (penelitian tambang di Pacitan) dan kegiatan lain saperti memperingati hari lingkungan hidup dan hari bumi. Peran internal anggota Mapalaska adalah membentuk kesadaran lingkungan terhadap anggota dengan memberikan pengetahuan lingkungan kepada anggota muda Mapalaska dan saling mengingatkan pada setiap anggota Mapalaska akan arti penting lingkungan. Memberikan aktivitas yang positif bagi anggota Mapalaska seperti mengadakan latihan panjat dinding, dihapkan anggota Mapalaska dapat berprestasi dalam perlombaan panjat dinding tingkat daerah maupun tingkat nasional. Peran eksternal Mapalaska di dalam kampus adalah menghimbau kepada seluruh masyarakat kampus untuk membuang sampah pada tempatnya, mendata pohon yang terdapat di kampus dan memberikan nama pada setiap pohon, diharapkan mahasiswa UIN Snan Kalijaga mapat mengetahui nama– nama pohon yang terdapat di UIN Sunan Kalijaga sehingga bisa ikut
94
memelihara pohon yang ada di kampus. Penghijauan kampus dilaksanakan oleh anggota Mapalaska untuk menjaga keasrian kampus dengan mengajak mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Peran eksternal Mapalaska di masyarakat adalah pembinaan terhadap desa binaan yang dilakukan berkala sesuai dengan agenda kepengurusan Mapalaska, peran lembaga SAR Mapalaska berperan saat terjadi bencana alam atau ada orang lihang di gunung seperti: saat saudara Sarwanto diketahui hilang di gunung Merapi pada tahun1989 anggota SAR Mapalaska melakukan pencarian bersama SAR DIY sampai akhirnya diketemukan korban, dan tragedi Gempa dan Tsunami di Aceh, anggota Mapalaska mendelagasikan Sembilan orang anggota.
B. Saran Diharapkan Mapalaska sanggup mendorong terciptanya lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga khususnya dan lingkungan Masyarakat di sekeliling kampus serta masyarakat Indonesia pada umumnya untuk tetap bersatu memperjuangkan hak lingkungan dan kehidupan yang lebih layak. Mapalaska juga diharapkan mampu mengakomodir sifat profesionalisme dalam kompetisi dan menghargai anugerah Allah SWT dalam menikmati anugerah alam yang diberikan pada bangsa Indonesia. Sehingga dalam masa yang akan datang Mapalaska akan lebih baik dari saat ini.
95
Keterbatasan sumber-sumber yang ada sekaligus wawasan pengetahuan penulis menyebabkan skripsi ini memiliki banyak kelemahan dan jauh dari sempurna, masih dimungkinkan bagi peneliti lain untuk mengembangkan tema penulis seperti yang ditulis dalam skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003. --------, Metode Penelitian Sejarah. Jakarata: Logos, 1999. Anwar, Syaiful, dan Supardi, Dasar-Dasar Prilaku Organisasi, Yogyakarta, UII Press, 2002. Asy’arie, Musa, Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al – Qur’an, Yogyakata: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992. Burke, Peter, Sejarah dan Teori Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Daminto, Purwa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1986. Ricklefs M.C, Sejarah Indonesia Modern (1200-2004) terj. Satrio Wohono, Dkk, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005. Soekanto, Soerjono, Sosiologi “Suatu Pengantar”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Wursanto, Ig, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2003. Tim Buletin. Buletin Pin. Yogyakarta: Mapala Unisi, 2004. Tim Kappala. Kapai (Buletin Cinta Alam dan Lingkungan) Edisi Maret – April. Yogyakarta: Kappala, 1997. Tim Kappala. Kapai (Buletin Cinta Alam Dan Lingkungan) Edisi Mei – Juni. Yogyakarta: Kappala,1997. Tim PMPA Astacala. Info Mapala edisi September. Bandung: PMPA Astacala STT Telkom, 2000.
97
DOKUMEN Korp Mapalaska. Diktat Pendidikan Mapalaska. Yogyakarta: Mapalaska, 1989. Laporan Temu Wicara Kenal Medan XIII, Mahasiswa Pecinta Alam Se – Indonesia, Kalimantan Timur, 2001. Laporan kegiatan Gladian nasional XII pecinta alam nasional. 2001. Laporan bencana Gempa dan Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara. 2005. Laporan Ekspedisi Putri Rinjani-Agung 1994. Laporan pertanggung jawaban pengurus Mapalaska tahun 2002-2003. Laporan kegiatan pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup pencinta alam se-daerah istimewa Yogyakarta.1996. Majalah Toegoe, Banyu Panguripan di Titik Nadir Yoyakarta: Walhi, 2008. Pengurus Mapalaska. Laporan Pertanggung 1991.Yogyakarta: Mapalaska, 1991.
Jawaban
Pengurus
1989–
Proposal kegiatan Gebyar 20 tahun Mapalaska IAIN suka. 2000. Proposal Fun Climbing 52 tahun IAIN Sunan Kalijaga.2003. Proposal kegiatan “penghijauan” WARKOPLI Yogyakarta 2004. Proposal kegiatan pendakian massal dan bersih gunung merapi 2005. Proposal kegiatan pendakian missal, bersih Gunung, dan Bakti sosial Gunung Sumbing tahun 1996. Proposal kegiatan researche expedisi kepulauan Kalimantan dan jogja invironment weeks. 2006. Proposal ekspedisi tebing Rangel tahun 1999. Proposal dwi windu Mapalaska 1997.
98
INTERNET Http://Astacala.Org/Administrasi, diakses tanggal 11 April 2009. Http://Gunungsewu.Wordpress.Com/Category/Cave-And-Karst-News, diakses tanggal 14 April 2009. Http://Justitia.Wordpress.Com, diakses tanggal 14 April 2009. Http://Mapagama.Multiply.Com, diakses tanggal 14 April 2009. Http://Mapalabenua.Wordpress.Com/Wawasan-Pecinta-Alam, diakses tanggal 29 Januari 2009. http://subterra.web.id/cave photog, diakses tanggal 11 April 2009. Http://Subterra.Web.Id/Opini/Gua-Wisata, diakses tanggal 5 April 2009. Http://Www.Pencinta-Alam-Dan-Gerakan-Lingkungan, diakses tanggal 05 April 2009. Http://Www.Impalaunibraw.Or.Id/Artikel/30-Opini/11-Mapala-Dan-Lingkungan, diakses tanggal 29 Januari 2009. Http://Www.Google.Co.Id/Sejarah+Panjat+Tebing, diakses tanggal 11 April 2009. Http://Www.Google.Com/Sejarahbasarnas.Co. Tanggal 27 Januari 2009. Http;//www.google.com/keputusan mentri perhub. Tanggal 29 Januari 2009. Http://Mapalaui.Info/About/Sejarah-Mapala-Ui/ diakses tanggal 5 Juni 2008. Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Wanadri, Diakses Tanggal 5 Mei 2008. Www.Google.Com/Sejarah Panjattebing, tanggal 14 April 2009. Www.Google.Com/Sejarahpendakigunung/olehtaufikhidayat. Tanggal 14 April 2009. Www.Google.Com/Sejarahpanjat tebing/candraadventur. Tanggal 11 April 2009. Www.Google.Com/Panjat tebing/akasia. Tanggal 11 April 2009. Www. Perkembangan Mapala/Pojok Alul.com. diakses tanggal 5 Mei 2008.
CURRICULUM VITAE
Nama
: Feri Ariyanto
Tempat/tanggal Lahir
: 03 Februari 1985
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Sinar Semendo Kecamatan: Talang Padang Kabupaten : Tanggamus Lampung
Nama Ayah
: H.M Yuni
Nama Ibu
: Hj. Mawarniatun
Riwayat Pendidikan
: SDN 1 Sinar Semendo, lulus 1996 SMPN 1 Talang Padang, lulus 1999 SMAN 1 Talang Padang, lulus 2002 UIN Sunan Kalijaga 2002-sekarang.
Demikian daftar riwayat hidup ini penyusun buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Yogyakarta,04 Agustus 2009 M Penyusun
Feri Ariyanto NIM: 02121074