Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd.
Disusun Oleh: 1. Rizma Alifatin
(14144600176)
2. Zafira Syajarotun
(14144600196)
3. Maria Yuni Artha
(14144600197)
4. Abdul Kasim Lahiji
(14144600208)
5. Nurmiati
(14144600214)
6. Yossy Mahala Chrisna S
(14144600262)
Kelas : A5-14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2015
i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerupuk termasuk salah satu makanan popular di tanah air, kerupuk memiliki beberapa macam jenisnya diantaranya kerupuk udang dan kerupuk ikan dengan berbagai cita rasa. Kerupuk memang banyak digemari orang, selain sebagai makanan ringan, lauk pauk makanan juga karena rasanya yang gurih, enak dan lezat. Pada umumnya bahan utama dari pembuatan kerupuk ini terbuat dari tepung tapioka. Kemudian kita hanya menambahkan bumbu penyedap saja. Selain harganya terjangkau serta mudah mendapatkannya. Kerupuk juga ada berbagai macam kemasan, ada yang masih mentah, yang sudah matang dengan tingkat harga bervariasi.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah didirikannya pabrik kerupuk? 2. Dipasarkan kemana saja kerupuk tersebut? 3. Bagaimana proses pembuatan kerupuk?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah pabrik “kerupuk idaman”. 2. Untuk mengetahui pemasaran “kerupuk idaman” 3. Untuk mengetahui proses pembuatan “kerupuk idaman”.
1
BAB II PEMBAHASAN
Usaha kerupuk pertama didirikan oleh Ibu
Hj Euis Neni Surtini yang
berusia 49 tahun. Usaha krupuk tersebut didirikan di Jagonalan Kidul RT 01 RW 01 Tirtonimolo, Kasihan, Bantul. Motivasi mendirikan usaha krupuk yaitu karena usaha tersebut di mulai dari orang tua atau turun temurun. Usaha kerupuk pertama kali mengeluarkan modal sebanyak 25 juta pada tahun 1981, modal 25 juta dikeluarkan untuk membeli alat-alat yaitu mesin press yang pada waktu itu masih manual diputar oleh orang lalu krupuk di cetak satu demi satu. Bahan yang di butuhkan untuk membuat krupuk adalah tepung ketela, ikan tengiri, garam. Dalam membuat kerupuk tidak ada bahan yang sulit untuk dicari, tetapi harga tepung ketela semakin hari semakin mahal. Jumlah karyawan di pabrik krupuk tersebut berjumlah 12 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Karyawan tersebut dibayar gaji perhari untuk karyawan perempuan dalam satu hari mendapat upah Rp. 20.000 sampai Rp. 30.000, sedangkan untuk karyawan laki-laki sehari mendapatkan upah Rp. 60.000 sampai Rp. 75.000. pabrik tersebut melakukan proses produksi dari hari senin sampai sabtu. Jam kerja karyawan pabrik krupuk tersebut dimulai dari pukul 07.00 sampai 16.00 WIB, karyawan mendapatkan kesempatan untuk istirahat setiap pukul 12.00 sampai 13.00 WIB. Setiap hari pabrik krupuk tersebut memproduksi 4 kwintal kerupuk atau sekitar 80000 buah krupuk. Dalam satu kali produksi pabrik kerupuk tersebut membutuhkan 3 tepung ketela dapat menghasilkan 20000 buah krupuk atau 1 kwintal krupuk. Pabrik tersebut memproduksi krupuk dalam bentuk matang dan mentah, untuk krupuk matang dipasarkan di daerah Yogyakarta saja sedangkan untuk krupuk mentah dipasarkan ke daerah Kalimantan, Batam, Purworejo. Pemasaran krupuk tersebut menggunakan kendaraan pribadi yang dibeli dari hasil penjualan krupuk. Kerupuk tersebut dijual dalam kemasan plastik dan blek. Satu bungkus plastik berisi 10 buah kerupuk dijual dengan harga Rp. 3000 sedangkan yang dijual dalam kemasan blek harganya Rp. 300.
2
Di daerah Bantul terdapat lebih dari 50 pabrik kerupuk, sehingga persaingannya cukup ketat. Maka dari itu pemilik usaha kerupuk tersebut menciptakan inovasi-inovasi baru yaitu dengan mengemas kerupuk ke dalam plastik. Enak atau tidaknya krupuk dinilai dari lidah masing-masing orang yang menikmatinya. Dari hasil usaha kerupuk tersebut Ibu Euis dapat naik haji, sodaqoh, membeli mobil, dan mengangkat derajat keluarganya. Awal didirikannya pabrik kerupuk ini tidak langsung besar tetapi mengalami banyak kendala salah satu kendalanya adalah Ibu Euis harus mengontrak selama 2 tahun, kendala lainnya adalah banyak persaingan yang tidak sehat antara sesama pengusaha krupuk, kendala lainnya adalah saat ini harga tepung ketela semakin naik tetapi Ibu Euis tidak dapat menaikkan harga jual kerupuknya. Ibu Euis ingin memasarkan krupuknya ke supermarket namun karena kendala izin yang susah niatan tersebut belum terlaksana. Ibu Euis mengajarkan kepada anaknya yang tidak ingin melanjutkan kuliah dengan mengembangkan usaha krupuknya supaya dia mau bekerja dan tidak malu. Ibu Euis juga mengajarkan kepada anaknya untuk tidak gengsi. Usaha dimulai dari diri sendiri, tempat usaha yang besar dan mapan belum tentu keuntungannya lebih besar di bandingkan dengan orang-orang yang jualan keliling seperti pedagang kaki lima, dan warung-warung kelontong. Proses pembuatan krupuk tersebut: 1. Siapkan satu wadah untuk membuat adonan krupuk. 2. Masukkan semua bahan krupuk kedalam wadah yang sudah disiapkan. 3. Tuangkan air sedikit demi sedikit kedalam campuran tepung sambil di uleni dengan tangan sampai adonan menjadi kalis. 4. Setelah adonan kalis masukkan adonan kedalam mesin cetak krupuk. 5. Setelah krupuk di cetak kemudian krupuk direbus selama 10 menit. 6. Kemudian krupuk di jemur, apabila matahari sangat terik hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk menjemur.
3
7. Untuk krupuk yang akan di jual mentah setelah di jemur krupuk dikemas sedangkan untuk krupuk yang akan di jual matang setelah di jemur krupuk di goreng. 8. Kemudian krupuk yang sudah di goreng di kemas dalam plastik dan blek.
4
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Mendirikan suatu usaha di butuhkan kemauan dan niat yang sungguhsungguh. Usaha sekecil apapun jika di jalankan dengan sungguh-sungguh maka akan membuahkan hasil yang maksimal. Salah satu contohnya adalah Ibu Euis, beliau mendirikan usaha tersebut hanya dengan modal yang sedikit tetapi dengan kesungguhan hatinya maka usaha krupuk tersebuk sekarang menjadi sukses dan terkenal.
B. Saran Di era persaingan bisnis yang sangat cepat akhir-akhir ini usaha “kerupuk idaman” ini sangat perlu menjaga kualitas, mutu, dan standar produksinya dengan baik agar pelanggan atau konsumen produk “kerupuk idaman” ini tidak berpindah ke tempat produksi lainnya. Supaya usaha ini tetap bertahan dan terus memajukan usahanya walaupun banyak pesaing-pesaing lainnya.
5