LEARNING OLEH: ASEP SUPENA
BELAJAR (LEARNING) PROSES PERUBAHAN YANG RELATIF PERMANEN PADA PENGETAHUAN ATAU TINGKAH LAKU YANG DISEBABKAN OLEH SUATU PENGALAMAN (Woolfolk, 2004)
BELAJAR (LEARNING) Perubahan prilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil dari pengalaman (Santrock, 2004)
TEORI BELAJAR Fenomena belajar harus dijelaskan melalui prilaku/pengalaman yang dapat diobservasi
BEHAVIORAL THEORY KOGNITIF SOSIAL
COGNITIVE THEORY
PEMROSESAN INFORMASI KONSTRUKTIVIS KOGNITIF
Belajar adalah proses mental, yang didalamnya mencakup pikiran, perasaan dan motif-motif.
KONSTRUKTIVIS SOSIAL
BAHAVIORAL THEORIES
CLASSICAL CONDITIONING
Unconditioned stimulus Unconditioned response Conditioned stimulus Conditioned response
THORNDIKE (1906)
LAW EFFECT OPERANT CONDITIONING OPERANT CONDITIONING B.F. SKINNER (1938)
Bandura’s social learning theory
KOGNITIF SOSIAL Teori yang mencoba menjelaskan atau menekankan bagaimana faktor prilaku, lingkungan, dan orang saling berinteraksi untuk mempengaruhi proses belajar Self –efficacy Self concept Self esteem Motivation Modeling Self regulation Self evaluation
PEMROSESAN INFORMASI (cognitive process) Menitikberatkan pada bagaimana anak memproses informasi melalui proses sensori, persepsi, perhatian, ingatan, pikiran dan lain-lain. Sensory Persepsi Perhatian Memory
KONSTRUKTIVIS KOGNITIF
Menitikberatkan pada Proses konstruksi dalam membangun pengetahuan dan pemahaman
Vygotsky’s social construtivism
KONSTRUKTIVIS SOSIAL Menitikberatkan pada pentingnya kolaborasi dengan orang lain dalam membentuk pengetahuan dan pemahaman. Interaksi sosial Kultur/budaya Kegiatan/Aktivitas
Diskusi Dialog Inquiry Problem based learning Cooperative learning
TEORI BEHAVIORISTIK TENTANG BELAJAR • Belajar merupakan fenomena prilaku yang dapat diobservasi. • Belajar sebagai pembentukan atau perubahan tingkah laku, yang terutama disebabkan oleh faktor ekternal. • Ada dua teori perubahan tingkah dalam pendekatan behavioristik : - classical conditioning - operant conditioning/instrumental conditioning
TEORI BEHAVIORISTIK TENTANG BELAJAR
BELAJAR
Perubahan pada tingkah laku nyata (observable behavior)
Menekankan pada peran Stimulus eksternal Sebagai penyebab TL
TINGKAH LAKU
CONSEQUENCE
DAMPAK
Tingkah laku diulan, dihilangkan, diperkuat atau diperlemah
POSITIVE REINFORCEMENT REINFORCEMENT NEGATIVE REINFORCEMENT CONSEQUENCES PRESENTATION PUNISHMENT PUNISHMENT REMOVAL PUNISMENT
• KONSEKUENSI: tindakan atau perlakuan yang diberikan kepada siswa dan berfungsi sebagai stimulus yang dapat mempengaruhi prilaku siswa dikemudian hari (diulang, dihentikan, ditingkatkan atau dikurangi) • Ada dua macam konsekuensi yaitu (1) penguatan/reinforcement (2) hukuman/punisment. • REINFORCEMENT: proses yang dapat menyebabkan peningkatan perilaku (diulang atau ditingkatkan). • PUNISHMENT: proses yang dapat menurutkan perilaku (menghilangkan, mengurangi frekuensi).
•
POSITIVE REINFORCEMENT: memberikan atau menyajikan sesuatu (reinforcer) yang menyebabkan peningkatan prilaku.
•
NEGATIVE REINFORCEMENT: menghilangkan sesuatu yang menyebabkan peningkatan perilaku.
•
REMOVAL PUNISHMENT: menghilangkan sesuatu yang menyebabkan penurunan perilaku
•
………………….
Angka, huruf, jempol wajah berseri dll
Pengumuman siswa terbaik, karyawan terbaik, piala, sertifikat.
Pengakuan (Recognition)
Simbol (symbols)
REINFORCEMENT
Materi (material incentives) Reward/hadiah berupa materi
Kegiatan (activities) Game, pesta, rekreasi, Main musik, olah raga dll.
BEBERAPA HASIL PENELITIAN TENTANG PUNISHMENT • Hukuman secara fisik mengajari siswa kekerasan (Bandura, 1986). • Hukuman dapat menyebabkan efek prilaku negatif yang lebih besar. Siswa yang menentang otoritas, akan menjadi lebih menentang setelah hukuman (Nilsson & Acher, 1989) • Hukuman hanya mengatasi masalah untuk sementara waktu, kecuali jika dilaksanakan secara kontinue dan konsekuen (Walters & Grusec, 1977).
• Hukuman menyebabkan seseorang menghindari punisher dan juga orang yang memberi hukuman (Cressey, 1978). • Hukuman dapat menyebabkan emosi negatif (Baldwin & Baldwin, 1998).