1 Laporan MDGs Kampung Yanggandur
HASIL BASE LINE SURVEY SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA (Dengan Pendekatan Target Millenium Development Goals) di Kampung Yanggandur Distrik Sota, Kabupaten Merauke Merauke 6 – 7 Oktober 2009
Oleh: Theodora Resubun
1
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut pembangunan yang harus dilakukan adalah pembagunan yang berdimensi kerakyatan dan kemanusiaan serta dilakukan secara terncana, teratur, continue dan berkesinambungan. Pembangunan dalam tiap aspeknya harus dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa ada diskriminasi. Pembagunan harus dapat dirasakan oleh semua komponen masyarakat. Ini berarti pembagunan harus melibatkan semua komponen, sehingga masyarakat bukan lagi menjadi beban pembangunan melainkan masyarakat berperan sebagai pelaku pembangunan. Oleh karena itu pembangunan haruslah ditentukan dan direncanakan oleh masayarakat yang lebih mengerti kebutuhan pembangunan di kampung. Pemerintah hendaknya memberikan kebebasan dan ruang yang lebih kepada masayarakat sehingga lebih proaktif dalam proses pembangunan dan berani untuk mengaspirasikan suaranya untuk pembangunan. Dalam merencanakan suatu program pembangunan di suatu kampung, dasar yang harus diketahui adalah kondisi social dan ekonomi masayarakat di kampung tersebut, sehingga pembangunan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masayarakat dan pembangunan menjadi tepat sasaran. Agar pembangunan tepat sasaran, WWF Indonesia mencoba untuk menggali keadaan sosial dan ekonomi masayarakat di kampung Yanggandur, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan bagi pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan. Metode pendekatan yang diambil dalam survey sosial ekonomi ini adalah survey MDGs (Millenium Development Goals) . MDGs atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah suatu paradigma pembangunan global. Dideklarasikan dalam konfrensi Tingkat Tinggi ( KTT) millenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000.Dasar hukum dikeluarkannya MDGs adalah resolusi Majelis umum Perserikatan bangsa-bangsa Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu : 1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. 2. Pemerataan Pendidikan dasar 3. Mendorong kesetaraan Gender dan pemberdayaan perempuan
2
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
4. Menurunkan angka kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Mengurangi HIV/AIDs, Malaria dan penyakit menular lainnya. 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup 8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan. Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya pada tahun 2015. Secara global ditetapkan 18 target dan 48 indikator namun implementasinya tergantung pada setiap Negara, disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Indikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap Negara. Indikator sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi, agar dapat di lakukan perbaikan program sesuai hasil monitoring. Dengan adanya indikator MDgs diharapkan : 1. Membandingkan target-target yang ditetapkan secara international, nasional, regional dan lokal. 2. Melihat hasil pencapaian target, kendala dan akar permasalahan. 3. Dapat memperoleh informasi prioritas kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat di lapangan 4. Efisiensi anggaran
(tidak terjadi pemborosan anggaran pada bidang yang tidak
tepat). 5. Membuat program dan anggaran yang memihak masyarakat miskin Merupakan Perencanaan dan Penganggaran dimana daerah miskin diantaranya desa, kecamatan, kantong kemiskinan lainnya mendapat prioritas atau mendapat perhatian lebih yang bermanfaat dan berdampak terhadap pengurangan kemiskinan atau mengatasi persoalan MDGs. Dengan demikian dapat Menjawab akar masalah kemiskinan/persoalan-persoalan MDGs yang sudah terjadi. Perencanaan dan Penganggaran yang memihak masyarakat miskin ini dalam prosesnya melibatkan kaum miskin. Pengumpulan data MDGs dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa: 1. Sejarah Kampung Merupakan sejarah berdirinya kampung dan proses perpindahan sampai ke lokasi saat ini, pemilik hak ulayat di kampung tersebut, suku dan marga-marga yang mendiami kampung tersebut. 2. Pendidikan Berisi tentang data jumlah sekolah, jumlah murid, jumlah guru, keaktifan proses belajar-mengajar, kondisi gedung sekolah, fasilitas yang dimiliki,peruntukan dana BOS, kendala yang dihadapi dan solusi yang diharapkan.
3
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
3. Kesehatan Berisi data berupa sumber air bersih, tempat sampah, tempat buang air, jenis penyakit yang sering diderita masyarakat, jumlah kematian ibu & anak, jumlah kelahiran bayi, fasilitas kesehatan dan petugas yang ada dikampung,dan obatobatan tradisional. 4. Ekonomi Data yang dihimpun adalah sumber makanan, sumber penghasilan, harga barang kebutuhan pokon dan BBM, jumlah kios & pemiliknya, Pengelolaan dan pemanfaatan SDA. 5. Peranan Perempuan Disini dilihat peran perempuan sehari-hari di kampung, Aktivitas sehari-hari kaum perempuan, Keterlibatan kaum perempuan dalam kegiatan dan pertemuanpertemuan di kampung dll. 6. Pengelolaan Sumber Daya Alam Pada poin ini masyarakat sebagai narasumber membuat sketsa tempat-tempat penting masyarakat adat, sebaran SDA, tempat sakral, tempat pamali dll. 7. Analisis Stake Holder Pada poin ini di lihat peran baik pemerintah maupun lembaga non pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di kampung. B. Tujuan Tujuan dilaksanakannya kegiatan survey MDGs di kampung Yanggandur adalah memperoleh series data MDGs yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat kampung Yanggandur. Hasil dari Survey MDGs ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasai bagi stakeholders baik Pemerintah maupun swasta untuk menilai kemajuan pembangunan dan kebijakan sosial di daerah dan pedoman untuk menyusun rencana pembangunan. C. Hasil Yang Diharapkan 1. Adanya informasi data MDGs yang ada di kampung Yanggandur yang dapat menggambarkan kehidupan masyarakat di kampung ini. 2. Adanya sketsa sumber daya alam yang ada di kampung di kampung Yanggandur. 3. Adanya sketsa pemukiman kampung Yanggandur. D. Kelompok Sasaran Kegiatan pengambilan data MDGs ini ditujukan kepada masyarakat Yanggandur. E. Tim Pengambil Data MDGs : 1. Paschalina Rahawarin ( WWF Indonesia)
4
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
2. Theodora Resubun ( WWF Indonesia) 3. Hans S. Ihalauw ( WWF Indonesia) 4. Mathilda Sarbunan ( Yayasan Wasur Lestari) 5. Anthonius Diri ( Yayasan Wasur Lestari) F. Waktu dan tempat Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 -7 Oktober 2009 di Kampung Yanggandur, Distrik Sota. G. Pendanaan Kegiatan ini di danai oleh dana dari WWF Indonesia
5
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
BAB II KEADAAN UMUM KAMPUNG A. Letak dan batas Kampung Kampung Yanggandur berada di luar kota Merauke ke arah Timur Laut, dengan jarak ± 65 Km dari kota Merauke. Kampung Yanggandur merupakan salah satu kampung lokal yang berada dalam kawasan Taman Nasional Wasur. Batas Kampung Yanggandur adalah :
Sebelah Utara
: Kali Maro
Sebelah Selatan
: Kampung Rawa Biru
Sebelah Barat
: Kampung Mbeo
Sebelah Timur
: Kampung Sota
Luas kampung Yanggandur adalah kira – kira 10.000 Hektar yang meliputi hutan, rawa, dan padang rumput yang luas.
B. Sejarah Kampung Pada zaman dahulu masyarakat Kampung Yanggandur hidup secara terpisah dalam kelompok – kelompok menurut marga masing – masing dalam kampung yang lebih kecil. Marga- marga yang ada di kampung Yanggandur adalah : Mbanggu, Ndiken, Dimar, sanggra, Mayua dan Gelambu. Marga Mbanggu dan Ndiken hidup secara bersama – sama di tempat dimana sekarang menjadi Kampung Yanggandur. Marga Dimar merupakan marga pendatang dari Kampung Temantur, Marga Sanggra marga pendatang dari kampung Tomer,
Mayua adalah pendatang dari Kampung Tamarkar,
Sedangkan marga
Gelambu datang dari Manggumer. Adapula Marga Ndiken keturunan Suauw yang berasal dari daerah perbatasan PNG, yang kemudian diangkat anak oleh marga Ndiken yaitu oleh Paulus Ntumanuk. Kemudian marga – marga ini dikumpulkan oleh misi Khatolik dan pemerintah Kolonial Belanda ketika itu atas dasar kesepakatan menjadi satu Kampung sekitar tahun 1931. Pada tahun 1931 setelah misi Khatolik dan Pemerintah Kolonial Belanda menyatukan masyarakat yang masih hidup terpencar – pencar di hutan – hutan menjadi Kampung, mereka mulai melatih dan membina penduduk Kampung. Misi Katholik mendirikan sekolah kemudian mendatangkan guru-guru dari Langgur ( Kei ), untuk menjadi tenaga pendidik dan mendidik penduduk kampung Yanggandur. Setelah Bangsa Indonesia merdeka 1945 – 1967 nyaris tidak ada pembangunan. Semua infrastruktur yang sedang dibangun misi Khatolik dan pemerintah Kolonial Belanda tidak dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia.
6
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Kampung Yanggandur yang sekarang terdiri dari kampung lama ( Sekarang RT 01 ) yang dibangun sejak kampung dibentuk dan Kampung Baru (sekarang RT 02 ) yang pembangunan perumahan dan fasilitas umum lainnya dilakukan sejak tahun 2001. C. Akses dari dan Ke Kampung Jarak dari kampung Yanggandur ke pusat kota Merauke adalah ± 65 km, sedangkan ke pusat distrik adalah ± 30 km. Akses dari kampung ke pusat kota Merauke atau ke pusat distrik dapat ditempuh dengan sepeda/motor atau berjalan kaki sejauh 8 km (dari kampung ke jalan Trans Irian), dengan kondisi jalan tidak beraspal dan susah dilalui pada saat musim hujan, selanjutnya dapat ditempuh dengan Bis Damri dengan ongkos Rp. 20.000.
Gambar 1. Akses Jalan Masuk ke Kampung Yanggandur ± 8 Km
D. Kondisi kampung, Fasilitas Umum dan Perumahan Masyarakat Kondisi Kampung Kampung Yanggandur adalah salah satu kampung lokal yang terletak di dalam areal Taman Nasional Wasur. Penduduk Kampung Yanggandur hingga saat ini masih homogen belum banyak penduduk dari luar yang menetap di kampung Yanggandur, sehingga belum banyak terjadi pembauran. Sebagian besar adalah penduduk asli kampung Yanggandur. Tetapi ada juga penduduk pendatang yang berasal dari suku – suku Key, Muyu, NTT, dan Jawa. Mata pencaharian hidup penduduk Kampung Yanggandur hingga saat ini belum banyak berubah yaitu berburu, meramu dan menangkap ikan. Ada pula beberapa kelompok marga yang dibina leh WWF Indonesia mencoba melakukan kegiatan penyulingan minyak kayu putih skala kecil, dengan pendampingan dari Yayasan WWF Indonesia dan Yayasan Wasur Lestari. Ketergantungan penduduk kampung terhadap alam masih sangat tinggi. Kegiatan Bercocok tanam hanya dilakukan secara tradisional yaitu untuk menanam kumbili, pisang, keladi dan ubi. Hasil bercocok tanam lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga.
7
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Fasilitas Umum Fasilitas umum yang ada di kampung Yanggandur dapat dilihat pada tabel.1 Tabel 1. Fasilitas umum di Kampung Yanggandur Tabel 1. Fasilitas umum di Kampung Yanggandur No. 1.
Fasilitas Umum Pustu
Kondisi Fasilitas Umum Sangat Baik, tenaga kesehatan jarang berada di tempat
Koordinat Geografis LS = 08. 538780 BT = 140. 868400
2.
Balai Kampung
Sedang dalam pembangunan
LS = 08. 538990 BT = 140. 868850
3.
Gedung SD
Tidak pernah dipergunakan selama 8 bulan terakhir
LS = 08. 537480 BT = 140. 866850
4.
Gedung PAUD
Tidak terurus, sudah lama tidak dipergunakan
LS = 08. 537680 BT = 140. 867980
5.
Gereja Katholik
Cukup baik
LS = 08. 535450 BT = 140. 868540
6.
Kuburan
Cukup teratur
LS = 08. 535450 BT = 140. 866280
7.
8.
Bak penampung air dan WC umum
Rumah Adat (Loka Budaya)
Cukup baik, baik penampung air digunakan untuk menampung air hujan
LS = 08. 538750
Cukup baik, digunakan saat acara adat tertentu
LS = 08. 536420
BT = 140. 868000
BT = 140. 868000
8
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Gereja Katholik
Sekolah PAUD
Balai Kampung
SD YPPK St. Fransiscus Vaverius
WC Umum
Penampungan air
Sanggar Budaya
PUSTU Yanggandur
Kuburan
Gambar 2. Fasilitas Umum Yang ada di Kampung Yanggandur
Perumahan Penduduk Jumlah Perumahan di kampung Yanggandur ada 88 unit, dengan rincian seperti pada tabel 2 : Tabel 2. Jumlah perumahan di Kampung Yanggandur No
Jenis Rumah
1
Rumah Guru
2
2.
Rumah Pastori
1
3
Rumah Rusak
2
4.
RumahTidak Berpenghuni
11
5.
Rumah Penduduk
72
TOTAL
Jumlah
88
Tipe Rumah Penduduk Kampung Yanggandur adalah non permanent, rumah panggung terbuat dari bahan kayu beratap seng, dan hampir sebagian besar rumah penduduk tidak dilengkapi dengan fasilitas WC.
Gambar 3. Model Rumah di Yanggandur
9
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Permasalahan Umum di Kampung Yanggandur Tenaga Kesehatan/medis yang bertugas di kampung Yanggandur kurang aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pendidikan anak-anak di Kampung Yanggandur terlantar karena kurangnya tenaga pendidik selain itu para guru tidak melaksanakan tugas dengan baik. Tidak adanya angkutan umum yang sampai ke kampung Yanggandur dan sarana jalan yang kurang memadai (Jalan masuk ke kampung sejauh 8 km berlumpur saat musim hujan). Hal ini sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. I.
Sketsa dan Monografi Kampung A. Sketsa kampung Kampung Yanggandur terdiri dari 2 RT dan 1 RK. Sketsa perumahan dan fasilitas umum di kampung Yanggandur dapat dilihat pada gambar 4. WADUK Gambar 1. Sketsa Kampung Yanggandur A23 A21 A19
A17
A15 A13
A10
BALAI KAMPUNG
A07
A09
U
A05 A03
JALAN YERKA MBO
A25 A24 A22 A20 A18 A16 A14 Sketsa Pemukiman Kampung Yanggandur
KETERANGAN:
Rumah Kosong Rumah rusak Rumah Kelompok MKP WC Umum Sumur Umum Sumur Pribadi
A08 A08 A02 A01
A28
A29
JALAN MEMPU MELU
A34
A34
Rumah ½ Permanen Rumah Permanen
A08
A11
A12
A26
GEDUNG PAUD
A36 A37
A39 J A L A N
A35
A38
J A L A N
A39 A42
M I S I
A44
A33
S A N G G A R
LAPANGAN SEPAK BOLA
A40 A43
A45
LOKA BUDAYA
Gereja Rumah Pastori
D U S U N
GEDUNG SD LAMA
GEDUNG SD BARU
J A L A N
D R A I N A S E
RUMAH GURU
K A M P I K A M P O
Y E R K A M B O
B U D A Y A
RT 01 RT 02
Pustu B26 B24
Pos TNI
Tugu AMD
B30
B22
B16 B14 B12 B10
KUBURAN
B08 B09
JALAN KEREM
JALAN YENGEMSUR
B05 Bak Air Minum
B20
B29 B28 B27 B25 B23 B21
B19
B18 B17 B15 B13 B11 B09 B07
Jembatan
B03
B04
B01
B02
Batas RT
Gambar 4. Sketsa Kampung Yanggandur
B. Struktur Pemerintahan Kampung Struktur pemerintahan Kampung Yanggandur adalah sbb: Kepala Kampung ( Jeremias K. Dimar ) Sekretaris Kampung ( Agustinus L. Sangra )
Kaur Pemerintahan (Kornelis Sangra)
Kaur Bangunan (Heronimus Ndiken )
Kaur Kesra ( Esebius Mayua)
Kaur Umum ( Sefnat Balagaize)
Gambar 5. Struktur Pemerintahan Kampung Yanggandur
10
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Aparat kampung Yanggandur cukup aktif mengorganisir masyarakat dalam pembangunan Kampung, termasuk dalam menyelesaikan sengketa diantara penduduk Kampung dan antar marga. C. Penduduk Kampung Penduduk di Kampung Yanggandur berjumlah 335 Jiwa terdiri dari 190 orang laki-laki dan 165 orang Perempuan. Data lengkap penduduk kampung Yanggandur dapat dilihat pada Lampiran 2. Kepemilikan masing-masing keluarga dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : No
N a
m a
FASILITAS YANG DIMILIKI TV
CD/TAPE
GENZET
SEPEDA
1
Natalis gelambu
−
√
−
√
−
2
Alowisius Sanggra
√
√
√
√
−
3
Stanislaus Mbanggu
−
−
−
√
−
4
Yustinus Tenyap
−
−
−
−
−
5
Esebius Mayua
√
√
√
√
−
6
Yustinus Mayua
√
√
√
√
−
7
Theodora Mayua
−
−
−
−
−
8
Sakarias Mayua
−
−
−
√
−
9
Donatus Mbanggu
−
−
−
√
−
10
Walter Ateng Romba
√
√
√
−
√
11
Yerimias K. Dimar
√
√
√
√
√
12
Fitalis Ndiken
−
−
−
√
−
13
Paulus Sanggra
−
−
−
√
−
14
Hironimus Ndiken
√
√
√
√
−
15
Selfius Ndiken
√
√
√
√
−
16
Gerpasius Dimar
−
−
−
√
√
17
Philipus Dimar
−
−
−
√
−
18
Eko Marinus Sangra
−
√
−
√
−
19
Fabianus Sanggra
−
−
−
√
−
20
Sefnat Balagaize
√
√
√
−
√
21
Kornelis Sanggra
√
√
√
√
−
22
Hendrikus Mbanggu
−
−
−
√
−
23
Modesta Ndiken
−
−
−
−
−
24
Yustina Mbanggu
−
−
−
−
√
25
Viktoria Mbanggu
−
−
−
−
−
26
Gregorius Mbanggu
−
√
−
√
−
27
Yoseva Watratan
√
√
√
−
−
28
Gabriel Mayua
√
√
√
√
−
29
Damianus Sanggra
−
√
−
√
−
30
Mikhael Mbanggu
−
−
−
√
−
31
Lukas Mayua
−
−
−
√
−
32
Coleta Mbanggu
−
−
−
−
−
33
Paskalis Dimar
−
√
−
−
−
34
Benyamin Ndiken
−
−
−
√
−
35
Siprianus Sanggra
√
√
√
√
−
36
Ibrahim Dimar
−
−
−
√
−
37
Yohanes Sanggra
−
−
−
√
−
38
Yosephina Gelambu
−
−
−
√
−
39
Maria Dimar
−
−
−
−
−
40
Clara Mayua
√
√
√
√
−
41
Yupenalis Sanggra
−
−
−
√
−
42
Amatus Gelambu
−
−
−
√
−
43
Devota Mayua
−
−
−
−
−
44
Dominggus Dimar
−
√
−
√
−
45
Edmundus Dimar
−
−
−
√
−
46
Pius Dimar
−
−
−
√
−
47
Thomas Sanggra
−
−
−
−
−
MOTOR
11
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Aklorus Dimar
−
−
−
√
−
49
Irenius Sanggra
−
−
−
√
−
50
Daniel Sanggra
√
√
√
√
−
51
Agustinus L. Sanggra
√
√
√
√
−
52
Johanes P Kamerop
√
√
√
√
−
53
Yulius Gelambu
−
−
−
√
−
54
Nikolaus Dimar
−
−
−
√
−
55
Yonas Gelambu
−
−
−
√
−
56
Kasmirus Sanggra
−
−
−
−
−
57
Markus Ndiken
−
√
−
√
−
58
Edmundus Maturan
−
−
−
√
−
59
Karel Dimar
−
−
√
√
−
60
Sutiyani
√
√
√
√
−
61
Germanus Mbanggu
−
√
−
√
−
62
Herman Mbanggu
−
−
−
√
−
63
Gabriel Taywaso
−
−
−
√
−
64
Yosep Yulianus Yamuria
−
−
−
√
−
65
Ricardus Dimar
−
−
−
−
−
66
Paulina Ndiken
−
−
−
−
−
67
Yustina Mbanggu
−
−
−
−
−
68
Erma Mbanggu
−
−
−
−
−
69
Petrus Sanggra
−
−
−
−
−
70
Agusrinus Mbanggu
−
−
−
−
−
71
Liborius Sanggra
−
−
−
−
−
72
Moses Sanggra
48
TOTAL
−
−
−
−
−
17
21
18
50
5
Dari tabel kepemilikan di atas dapat dilihat bahwa yang banyak dimiliki masyarakat adalah sepeda. Masyarakat Yanggandur umumnya menggunakan sepeda sebagai sarana angkutan dari kampung ke dusundusun mereka dengan melewati jalan-jalan setapak. II.
Potensi Sumber Daya Alam dan Pengelolaannya Potensi sumber daya alam yang ada di Yanggandur dan cukup potensial untuk dikembangkan adalah jenis tanaman penghasil kayu putih, yaitu Asteromircus Sympocarpa yang tersebar hampir diseluruh dusun-dusun milik marga yang ada di kampung Yanggandur. Penyebaran dusun-dusun kayu putih dan dusun sagu dapat dilihat pada gambar 6. ( Lebih detail dapat dilihat pada Lampiran )
Gambar 6. Peta Dusun Kayu Putih dan sagu di Yanggandur
12
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Selain potensi minyak kayu putih, sumber daya alam lain yang ada di kampung Yanggandur adalah sagu dan
hewan-hewan seperti Walabi, Rusa, dan
Babi hutan yang sering di buru oleh masyarakat.Selain itu ada pula jenis ikan yang bisa diperoleh dari rawa sekitar kampung pada saat musim tertentu seperti ikan sembilan, ikan mujair dan ikan gabus. III.
Bidang Ekonomi A. Mata Pencaharian Masyarakat Mata pencaharian hidup penduduk Kampung Yanggandur hingga saat ini belum banyak berubah yaitu berburu dan meramu. Ketergantungan mereka pada alam masih sangat tinggi. Bercocok tanam hanya dilakukan secara tradisional yaitu untuk menanam kumbili, pisang, keladi dan ubi. Selain itu di Yanggandur terdapat 5 kelompok penyuling minyak kayu putih yang melakukan kegiatan penyulingan minyak kayu putih skala kecil, dengan pendampingan dari yayasan WWF Indonesia dan Yayasan Wasur Lestari bersama dengan Dinas Perindustrian Kabupaten Merauke.
Gambar 7. Kegiatan penyulingan yang dilakukan
Potensi sumber daya alam di kampung Yanggandur yang potensial untuk dikembangkan adalah penyulingan minyak kayu putih. Di Yanggandur terdapat sekitar 20 dusun kayu putih milik masyarakat. Sumber Penghasilan penduduk kampung Yanggandur dirangking secara relatif adalah : 1. Penjualan hasil berburu ( Kangguru, rusa ) 2. Penyulingan minyak kayu putih. 3. Penjualan hasil kebun ( Singkong, kumbili, petatas, pisang, cabe ). Hasil kebun masyarakat biasanya dibeli dan ditampung oleh Bpk. Walter Romba untuk selanjutnya di pasarkan ke Merauke. Frekuensi pembelian dari masyarakat tidak menentu, sesuai dengan hasil yang dimiliki oleh masyarakat. Harga beli hasil kebun dari masyarakat yaitu : untuk jenis ubiubian ( Petatas, keladi dan Kumbili ) dibeli seharga Rp. 50.000 – Rp. 70.000/ karung 20 kg.
Untuk pisang dibeli dengan harga Rp. 15.000 - Rp.25.000/
tandan, sayur daun singkong dibeli dengan harga Rp. 1.000/ ikat, dan cabe rawit dibeli dengan harga Rp. 5.000/ satu kantong plastic kecil. Ada pula masyarakat yang secara langsung menjual hasil kebun mereka di pasar Merauke ataupun di pasar sota.
13
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Hasil berburu biasanya dibeli langsung oleh penampung yang datang dari kota Merauke, sedangkan untuk minyak kayu putih dibeli oleh yayasan Wasur Lestari dengan harga Rp.50.000/liter. Masyarakat kampung Yanggandur menerima bantuan informasi, alat, modal atau pelatihan untuk mengembangan usahanya terutama usaha penyulingan minyak kayu putih. Bantuan peralatan penyulingan minyak kayu putih dan modal usaha diberikan oleh Dinas Perindagkop kabupaten Merauke. Bantuan informasi, pelatihan-pelatihan, pemasaran hasil dan pendampingan kelompok dilakukan oleh Yayasan Wasur Lestari bekerjasama dengan yayasan WWF Indonesia. Selain itu juga diberikan bantuan modal pengembangan usaha penyulingan minyak kayu putih dari dana PNPM Mandiri –Respek. Pemenuhan kebutuhan sehari –hari terhadap bahan pokok masyarakat, dibeli pada 3 kios yang ada di kampung. Kios-kios tersebut milik Walter Romba, Yosefa Watratan dan Sutiyani. Ketiga pemilik kios adalah masyarakat pendatang yang tinggal menetap di Yanggandur.
Gambar 8 . Kios di Yanggandur
Harga sembako dan BBM di kampung Yanggandur dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Daftar harga sembako dan BBM di kampung Yanggandur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Barang Beras Gula Pasir Kopi Mie Instant Minyak goreng Curah Minyak goreng kemasan Daun the celup ( isi 35) Bensin Murni Bensin Campur Minyak Tanah
Harga (Rp.) 7.000/Kg 13.000/kg 1.500/15 gr 2,500/bks 13,000/ltr 6,500/250 ml 6,000 7.000/ltr 8,000/ltr 6,000/ltr
14
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Menurut masyarakat orang terkaya di kampung Yanggandur adalah mereka yang memiliki usaha kios, karena setiap hari ada pemasukan/ pendapatan. Sedangkan yang lain tergolong sedang . Kendala Yang dihadapi oleh masyarakat dalam mengembangkan kegiatan ekonomi terutama adalah masalah sarana jalan dan angkutan umum. Tidak ada angkutan umum yang sampai ke kampung dan sarana jalan dari kampung ke jalan trans yang kurang memadai dan kondisi jalan yang licin dan berlumpur musim hujan, menyulitkan masyarakat dalam memasarkan hasil kebun, hasil berburu maupun hasil penyulingan minyak kayu putih. Saran
atau usulan yang diberikan
masyarakat
Yanggandur
untuk
meningkatkan penghasilan masyarakat atau perbaikan perekonomian adalah : Perlu dilakukan perbaikan dan pengaspalan jalan sejauh 8 Km menuju kampung Yanggandur sehingga dapat mempermudah masayarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Pemerintah perlu memikirkan adanya angkutan umum yang masuk ke kampung yanggandur. Perlunya pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pengembangan ekonomi masyarakat. Perlunya tenaga pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan terutama untuk usaha kecil yang dilakukan masyarakat. IV.
Kesehatan A. Sumber Air Bersih dan Sanitasi Kampung Sumber air bersih di kampung Yanggandur cukup. Air bersih diperoleh dari air hujan dan juga dari sumur-sumur milik penduduk. Selain itu ada pula 6 buah sumur yang dibangun melalui dana PNPM Mandiri. Secara umum kebersihan dan sanitasi kampung cukup baik. Masyarakat kampung tidak membuat
tempat khusus untuk membuang
sampah. Biasanya sampah dikumpulkan di pekarangan rumah untuk kemudian dibakar. B. Fasilitas Kesehatan Yang ada di Kampung Yanggandur Fasilitas kesehatan yang ada di kampung Yanggandur adalah 1 buah Pustu (Puskesmas Pembantu), memiliki bangunan dengan kondisi baik. Peralatan yang ada di Pustu Yanggandur antara lain meja, kursi, tempat tidur pemerikasaan pasien, timbangan badan, termasuk alat medis seperti alat pengukur tekanan darah tersedia dalam kondisi baik. Obat-obat generic yang distock dari PUSKESMAS sota tersedia dalam jumlah yang cukup.
15
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Gambar 9 . Bangunan Pustu Yanggandur
Di kampung Yanggandur sendiri terdapat 5 orang kader kesehatan yaitu Modesta Ndiken, Opiana Mayua, Theresia Ndiken, Oktovina Ndiken dan Sarah Dimar. Para Kader kesehatan ini telah mendapat pelatihan yang diberikan oleh Petugas dari Puskesmas Sota. Materi pelatihan yang diberikan adalah materi POSYANDU yang
meliputi : cara menimbang bayi, cara
pengisian Kartu Menuju sehat ( KMS ), Cara membuat makanan tambahan untuk bayi dari bahan setempat seperti petatas, kumbili, kacang iji dan beras merah, serta makanan sehat dan seimbang untuk pekembangan dan pertumbuhan anak. Para kader kesehatan ini membantu kegiatan POSYANDU pada saat kunjungan rutin petugas PUSKESMAS dari distrik Sota. C. Program Kesehatan di Kampung Yanggandur Pelayanan kesehatan yang diberikan Pustu Yanggandur tidak rutin. Petugas kesehatan yang bertugas di Pustu Yanggandur yaitu 1 orang bidan, kurang aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan rutin yang diterima masyarakat yaitu setiap bulan pada tanggal 12, yang dilakukan oleh petugas Puskesmas keliling dari distrik sota. Pada saat Puskesmas keliling, masyarakat mendapat pelayanan berobat, imunisasi, pemeriksaan ibu Hamil, pelayanan KB dan Posyandu. Masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan diluar waktu
pelayanan Puskesmas keliling biasanya mendatangi Pos TNI Yanggandur. Di Pos TNI ada mantri TNI yang dapat membantu masyarakat. Namun pelayanan yang diberikan oleh Mantri TNI hanya sebatas penanganan ringan. Jika memerlukan penanganan lebih lanjut, Pos TNI akan menghubungi Puskesmas Sota untuk dapat mendatangkan mobil Puskesmas keliling dan petugas kesehatan sehingga pasien bisa mendapat penanganan lebih lanjut. Selain itu, persediaan obat di Pos TNI sangat terbatas karena obat yang berasal dari kesehatan AD hanya dapat distock 3 bulan sekali dengan jumlah yang sangat terbatas, karena sebenarnya ditujukan untuk keperluan anggota TNI.
16
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
D. Penyakit yang sering Diderita Penyakit yang diderita masyarakat / penduduk Yanggandur pada umumnya sama dengan penyakit yang ditemukan di kampung – Kampung lainnya. Penyakit – penyakit yang menyerang masyarakat ini terjadi karena perilaku hidup yang tidak sesuai dengan standar kesehatan. Penyakit yang sering diderita oleh penduduk Yanggandur adalah : BatukPilek, Diare, demam ringan, ganguan saluran pernafasan dan penyakit Kulit ( Panu, kurap). Selain itu, ada pula satu kasus epilepsi dan satu kasus indikasi penyakit TBC. Untuk indikasi penyakit TBC mendapatkan paket pengobatan rutin 6 bulan yang diberikan oleh petugas PUSKESMAS dari sota. E. Kebiasaan-kebiasaan
masyarakat
Yang
berpengaruh
terhadap
Kesehatan Kebiasaan-kebiasan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan antara lain adalah sbb: Masyarakat masih kurang dalam hal menjaga kebersihan tubuh seperti mandi yang teratur, sikat gigi, keramas dan menggunting kuku. Selain itu juga masih kurang menyadari pentingnya kebersihan pakaian dan perlunya mengganti pakaian secara teratur. Masyarakat tidak terbiasa mencuci tangan saat akan makan ataupun menjaga kebersihan makanan menyebabkan masih sering di jumpai kasus diare di masyarakat. Kebiasaan masyarakat mengisap lampion ( Rokok gulung ), juga mempengaruhi kesehatan masyarakat terutama ganguan saluran pernafasan dan paru-paru. F. Pengobatan Tradisional Selain
pengobatan
secara
medis,
masyarakat
juga
biasanya
melakukan pengobatan tradisional untuk jenis-jenis penyakit ringan. Penyakit-penyakit yang biasanya diobati secara tradisonal antara lain : 1. Muntaber/ Sakit Perut Untuk mengatasi penyakit ini, pengobatan yang dilakukan adalah dengan memakan daun dari jambu biji atau daun sirsak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan malam hari. 2. Batuk Daun dari tanaman Mayana diambil, kemudian dicampur sedikit air, diperas lalu air hasil perasan daun mayana tersebut diminum. Pengobatan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
17
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
3. Membersihkan kandungan sehabis melahirkan Untuk membersihkan kandungan digunakan benalu. Benalu diambil dicuci bersih kemudian direbus. Air hasil rebusan benalu diminum secara teratur. 4. Terbakar / tersiram air panas Batang pepaya dikerik kemudian hasil kerikan ditempelkan pada bagian tubuh yang terbakar atau tersiram air panas. 5. Keseleo / Bengkak Untuk mengobati keseleo digunakan batang sereh yang ditumbuk bersama
bawang merah, kemudian dicampur minyak kelapa.
Selanjutnya campuran ini dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit. 6. Luka terpotong Untuk luka terpotong digunakan getah pisang raja. Caranya adalah getah dari pisang raja dioleskan secara teratur pada bagian tubuh yang luka. G. Solusi Permasalahan Kesehatan di Kampung Perlunya perhatian pemerintah terhadap penempatan tenaga medis di kampung. Diharapkan ada tenaga medis minimal bidan yang ditempatkan di kampung dan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga jika ada masyarakat yang sewaktu-waktu sakit dapat langsung berobat dan tidak perlu menunggu pengobatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS keliling dari Sota. Perlunya kerjasama berbagai pihak terutama dari Dinas kesehatan melalui program penyuluhan hidup sehat memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat, menjaga kebersihan baik kebersihan tubuh maupun lingkungan serta pola makanan yang sehat dan bergizi. H. Tingkat Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan Tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan di kampung Yanggandur lima tahun terakhir tergolong rendah. Meskipun dalam persalinan 2 tahun terakhir di kampung sebagian besar tidak dibantu oleh bidan/petugas kesehatan, melainkan oleh ibu-ibu yang ada di kampung. Data
jumlah
kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu di Kampung Yanggandur selama 5 tahun ( 2005 – 2009 ) dapat dilihat pada tabel 5.
18
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Tabel 5 . Jumlah kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu di Kampung Yanggandur tahun 2005 – 2009 Tahun
V.
Kelahiran Bayi
Kematian Bayi
Kematian Ibu
Keguguran
2005
12
4
0
0
2006
13
2
0
0
2007
8
1
0
0
2008
9
0
0
0
2009
5
0
0
1
Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di kampung Yanggandur adalah 1 sekolah PAUD dan 1 SD. Proses pendidikan tingkat PAUD tidak berjalan karena tidak ada tenaga pengajar. Sarana yang ada tidak digunakan dan dibiarkan tanpa perawatan.
Gambar 10. Fasilitas sekolah PAUD di Yanggandur
Sedangkan di SD proses kegiatan belajar mengajar ketika pengumpulan data MDGs dilakukan tidak ada, dan proses belajar mengajar sudah tidak berjalan selama kurang lebih 8 bulan. Tidak berjalannya proses belajar dikarenakan adanya salah paham orang tua murid dan guru yang tidak cepat diselesaikan.
19
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Gambar 10. Kondisi SD di Yanggandur
Kondisi fisik bangunan SD YPPK St. Fransiskus Xaverius Yanggandur masih bagus. Bangunan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan dilengkapi fasilitas MCK dan bak penampung air yang merupakan bantuan dari uni eropa. Selain itu perlengkapan meja, kursi dan papan tulis tersedia dalam jumlah yang cukup, buku-buku pelajaran dan bacaan untuk anak-anak tersedia di perpustakan. Guru yang mengajar di SD St. Xaverius Yanggandur terdiri dari 4 orang, 2 rang Pegawai negeri Sipil (PNS) dan 2 orang tenaga honorer. Mereka adalah : 1. Ambrosius Kimku ( Kepala sekolah) telah bertugas selama 3 tahun, berasal dari suku Mandobo. 2. Yosep Cabuy ( PNS), telah bertugas selama 3 tahun, berasal dari daerah Kimam 3. Yohanes Kamerop (Honorer) sudah bertugas selama 5 tahun dan berasal dari suku Muyu. 4. Edmundus Ndimar ( Honorer) sudah bertugas selama 1 tahun dan berasal dari Yanggandur. Jumlah dan komposisi murid tidak berhasil dihimpun datanya ketika survey MDGs ini dilakukan karena kegiatan belajar mengajar yang sudah sangat lama tidak dilaksanakan dan tidak ada guru yang dapat ditemui karena semua berada di kota Merauke. Dari hasil wawancara tim dengan masyarakat diperoleh informasi bahwa selama ini di sekolah tidak dikenakan biaya, semua pembiayaan dari dana BOS, namun orang tua murid tidak banyak yang mengetahui berapa besar Dana BOS dan pengalokasiannya.
20
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Kebiasaan masyarakat yang turut mempengaruhi pendidikan anak dikampung adalah kebiasaan membawa anak ke dusun atau hutan untuk berburu. Untuk mengatasi masalah tersebut, aparat kampung membuat peraturan kampung yang isinya adalah orang tua tidak boleh membawa anak lebih dari tiga hari ke dalam hutan atau ke dusun. Permasalahan
utama
dalam
mengembangkan
pendidikan
di kampung
Yanggandur adalah masih kurangnya tenaga pendidik (Guru). Selain itu para guru lebih banyak berada di kota Merauke daripada berada di Yanggandur untuk melaksanakan tugasnya. Masyarakat berharap adanya perhatian dari instansi Dinas Pendidikan dasar terkait kegiatan belajar di Yanggandur. Adanya pengawasan terhadap guru-guru yang ditempatkan di Yanggandur sangat perlu dilakukan,
sehingga mereka dapat
menjalankan tugas dan tidak berlama-lama di Kota. Diharapkan juga adanya penambahan tenaga pendidik sehingga tiap kelas ditangani oleh satu guru. Masyarakat berharap pendidikan di kampung Yanggandur dapat berjalan baik, dan agar supaya para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan guru melalui pembangunan perumahan untuk guru yang masyarakat sendiri menyadari hal ini kurang mendapat perhatian pemerintah. Selain itu pemberian insentif bagi guru yang aktif menjalankan tugas perlu dilakukan sehingga menjadi pendorong semangat para guru dalam menjalankan tugasnya. VI.
Peran Perempuan Kaum Perempuan
di kampung Yanggandur dilibatkan dalam pertemuan-
pertemuan yang diadakan di kampung,
namun
tidak semua berani mengeluarkan
pendapat karena malu ataupun takut pada suaminya. Perempuan yang cukup vocal dan berani mengeluarkan pendapat mewakili kaum perempuan kampung adalah Agustina Sangra dan Magdalena Ndiken. Permasalahan yang biasanya dikemukakan adalah terutama masalah pendidikan anak dan kesehatan. Presentase perempuan di kampung Yanggandur lebih sedikit dari laki-laki yaitu 45 %. Kegiatan kaum perempuan di kampung Yanggandur sehari-harinya adalah mengurus rumah tangga, mencari daun kayu putih untuk kegiatan penyulingan, bertani menanam kumbili, petatas, singkong untuk keperluan rumah tangga dan sekali-kali ke dusun untuk memangkur sagu atau mengikuti suami berburu dan membuka kebun baru di dusun. Organisasi wanita yang ada di kampung Yanggandur adalah organisasi PKK. Namun, Organisasi ini sudah lama tidak berjalan aktif karena tidak adanya Pembinaan pengurus sehingga Pengurus kurang aktif menjalankan kegiatan PKK di kampung. Pelatihan yang pernah diberikan kepada kaum perempuan adalah pelatihan membuat kue-kue dari bahan setempat yang dilakukan oleh PKK Kabupaten Merauke pada tahun 2007.
21
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Jumlah anak dalam setiap keluarga di kampung Yanggandur antara 2 - 7
anak .
Perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan terhadap pendidikan ataupun bidang lainnya tidak ada. Justru dari hasil wawancara yang dilakukan, kaum ibu mengatakan bahwa lebih baik menyekolahkan anak perempuan karena lebih rajin bersekolah dibandingkan anak laki-laki. Saat perempuan ingin memilih jodoh atau calon suami tidak ada kriteria khusus sehingga pemilihan jodoh atau calon suami didasarkan perasaan suka sama suka. Namun ada pula tradisi suku Marind yang masih sering dilakukan di Kampung Yanggandur yaitu tradisi pertukaran anak. Misalnya terjadi pernikahan antara anak laki-laki dari keluarga Mbanggu dengan anak perempuan dari keluarga Ndiken, maka keluarga Mbanggu harus memberikan anak perempuannya untuk dinikahkan dengan anak laki-laki dari keluarga Ndiken. Masalah yang dihadapi kaum perempuan di Yanggandur dalam mengaktualisasikan perannya adalah tidak adanya suatu wadah yang aktif dalam menghimpun dan membina perempuan di kampung Yanggandur. Saran dan usulan yang diberikan untuk meningkatkan peran perempuan di kampung adalah adanya perhatian dari organisasi perempuan di tingkat kabupaten untuk mengadakan kegiatan ke kampung-kampung, selama ini belum ada kegiatan yang menyentuh ibu-ibu di kampung Yanggandur, seperti halnya pelatihan keterampilan. Selain itu kaum perempuan Yanggandur juga berharap adanya pelatihan –pelatihan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi rumah tangga sehingga menjadi bekal bagi mereka dalam mengembangkan kegiatan ekonomi.
VII.
Program Pembangunan Kampung. Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Kampung, pemerintah maupun pihak-pihak terkait memberikan bantuan baik secara fisik maupun non fisik. Bantuan untuk program pembangunan kampung yang dilakukan antara lain adalah : 1. Pembangunan Fisik : Pembangunan Balai Kampung, merupakan bantuan dari Badan Kesatuan Bangsa Merauke. Pembangunan rumah adat/sanggar Budaya, bantuan dari Dinas Pariwisata kabupaten Merauke Pembangunan Sekolah, bantuan dinas pendidikan dasar kabupaten Merauke Pembangunan MCK dan bak penampung air di SD YPPK st. Fransiskus Xaverius, merupakan bantuan dari Uni eropa
22
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
2. Pembangunan Non Fisik : Peningkatan kapasitas aparat kampung melalui pelatihan –pelatihan untuk aparat kampung dilakukan oleh SKP. Peningkatan kapasitas untuk petugas kesehatan dan guru dilakukan oleh Dinas kesehatan, Dinas pendidikan Dasar bekerjasama dengan SKP Selain itu untuk menunjang pengembangan kampung Yanggandur, pemerintah
memberikan dana bantuan Respek dan PNPM Mandiri. Untuk
bantuan ini di Yanggandur disatukan antara kegiatan Respek dan PNPM Mandiri, besarnya alokasi dana dan pemanfaatan dana bantuan di Yanggandur pada saat survey MDGs dilakukan adalah sbb :
Tabel 6. Alokasi Dana PNPM Mandiri – Respect di Kampung Yanggandur tahun 2009. Kegiatan
Dimansi (m)
Pemanfaat / Anggota Kelompok
Pembayaran (Rp)
No. Jenis
1
Nama
Panjang
Sumur Gali
1,5
Lebar
6
Unit
Satuan
6
PNPM
SWADAYA
Bh
70,221,000
-
meter
15,979,000
-
LakiLaki
Perempuan
166
160
166
160
42
23
21
14
SARANA / PRASARANA Padat Karya
2
UKEM
3
BEASISWA
Pemberian bantuan modal usaha untuk pengolahan minyak kayu putih Pemberian bantuan beasiswa untuk siswa SMP dan SMA
Total :
-
-
6
Klpk
6,000,000
-
-
-
35
Siswa
7,800,000
-
100,000,000
-
23
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
VIII.
Analisis Stakeholder A. Lembaga-Lembaga Yang Ada di Kampung Lembaga-lembaga yang ada di kampung dapat dilihat pada diagram berikut ini : Pemerintah
Lembaga Adat
Masyarakat kampung
Lembaga Agama
Swasta ( Yayasan )
Di kampung Yanggandur ada 4 lembaga yang bekerja di Kampung, Yaitu : 1. Pemerintah Pemerintah lebih banyak bekerja di Kampung dalam bentuk pembangunan fisik Prasarana Kampung. Namun ada pula pelayanan dalam bidang kesehatan melalui program PUSKESMAS Keliling tiap bulan. Pendampingan Pemerintah untuk pembangunan Kampung juga dilakukan melalui adanya tenaga pendamping kampung untuk program Respek dan PNPM-Mandiri. Ada juga Balai Taman Nasional Wasur dimana kampung Yanggandur juga termasuk dalam kawasan Taman Nasional. Namun keterlibatan Balai Taman dalam Kegiatan pembangunan di kampung Yanggandur belum banyak. Balai Taman hanya sebatas pembinaan dalam bidang Konservasi. 2. Lembaga Agama Lembaga Agama melalui pembentukan dewan gereja lebih banyak berhubungan dengan kegiatan keagamaan dan kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan iman masyarakat kampung. 3. Lembaga Adat Lembaga Adat di kampung berperan dalam penyelesaian masalah-masalah terkait permasalahan adat seperti penyelesaian perselisihan antar marga atau penyelesaian masalah dusun dan hak ulayat antar marga. 4. Swasta (Yayasan) Ada beberapa yayasan yang turut bekerja untuk pengembangan kampung Yanggandur. Yayasan-yayasan tersebut adalah : Yayasan WWF Indonesia Yayasan WWF Indonesia melalui kegiatan Community Empowerment mendamping masayarakat dalam pengembangan kegiatan ekonomi melalui penyulingan minyak kayu putih. Yayasan Wasur Lestari Membantu masyarakat dalam menampung dan memasarkan hasil penyulingan minyak kayu putih
24
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
SKP Merauke Mendampingi masyarakat melalui pembinaan dan pelatihan bagi aparat kampung. Peran masing-masing Lembaga sangat penting bagi pembangunan di Kampung, sehingga masyarakat berharap masing-masing lembaga yang ada dapat bekerjasama dan dapat melaksanakan perannya sehingga mampu mengakomodir kepentingan masyarakat di Kampung demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kampung.
25
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil Survey dan pengambilan data MDG’s yang dilakukan di Kampung Yanggandur, dapat disimpulkan bahwa; Kampung Yanggandur adalah salah satu kampung local dalam kawasan Taman Nasional Wasur yang memiliki Potensi Sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan yaitu potensi minyak kayu putih. Apabila dikelolah dengan baik, dan didukung oleh ketrampilan yang memadai dalam hal management usaha, maka akan mendatangkan kesejahteraan yang didambahkan oleh individu maupun kelompok. Permasalahan yang cukup serius dan harus ditangani oleh Pihakpihak terkait adalah masalah pendidikan dan kesehatan. Sekolah yang tidak berjalan lancar mengakibatkan anak-anak tidak dapat memperoleh pendidikan yang baik. Demikian juga dengan pelayanan kesehatan. Tidak adanya petugas kesehatan di Kampung mengakibatkan masyarakat hanya mendapatkan pelayanan sebulan sekali. Pembinaan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan untuk pengembangan ekonomi keluarga juga harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait terutama pemerintah, sehingga ke depan diharapkan masyarakat dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi secara mandiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. . B. SARAN Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diulas diatas, maka berikut ini adalah beberapa masukkan atau saran yang dapat disampaikan, sebagai berikut : 1. Perlu adanya peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Kampung Yanggandur. 2. Perlu adanya Penyuluhan tentang pola hidup sehat dan pelatihan Kaderkader Kesehatan yang dapat membantu pelayanan kesehatan di kampung Yanggandur. 3. Perlu adanya bantuan Pemerintah menyangkut Penyediaan Sarana Air Bersih bagi masyarakat di kampung Yanggandur. 4. Meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan di Kampung Yanggandur. 5. Perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan kegiatan ekonomi rumah tangga bagi keluarga-keluarga yang ada di kampung Yanggandur.
26
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Lampiran 1. Daftar Kuisioner MDGs. Kuisioner Survey Sosial Ekonomi dengan Pendekatan MDGs DAFTAR PERTANYAAN:
BIDANG KESEHATAN: 1) Fasilitas Kesehatan yang ada di kampung (Puskesmas, Pustu, Polindes?) dan kondisi bangunan? 2) Jumlah Petugas ( Dokter, Mantri,Perawat, Bidan) 3) Peralatan meja, kursi, tempat tidur pemeriksaan pasien, alat medis yang tersedia dan kondisisnya, maupun yang belum tersedia? 4) Pelayanan Kesehatan yang diberikan apa saja)? 5) Persediaan obat-obatan di kampung 6) Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan?) 7) Apakah ada pelayanan KB? Pos Yandu? Imunisasi? Pemeriksaan ibu hamil dan bayi? 8) Kalau tidak ada petugas, berobat kemana? 9) Penggunaan obat-obatan tradisional? Jenis tanaman dan untuk mengobati penyakit apa? Bagaimana cara meraciknya? 10) Jumlah Dukun Bersalin dan Kader Kesehatan, termasuk pelatihan dan peralatan yang pernah diberikan ke mereka? 11) Jenis Penyakit yang sering diderita masyarakat 12) Penyakit lain (TBC, kusta, kaki gajah, cacat, HIV/Aids, Gizi buruk dll) yang terdapat di kampung dan apakah ada obatnya? 13) Jumlah Kelahiran Bayi, Kematian Bayi dan Kematian ibu karena melahirkan (2006 – 2008) 14) Sanitasi di kampung (sumber air bersih, MCK dan tempat buang sampah) 15) Kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan 16) Adakah obat-obatan tradisional yang masih digunakan masyarakat? 17) Permasalahan bidang kesehatan di kampung 18) Usulan untuk perbaikan pelayanan kesehatan di kampung
BIDANG PENDIDIKAN: 1) Apakah ada sekolah (TK, SD, SMP, SMA) di kampung tsb? 2) Bagaimana kondisi fisik bangunan (kondisi gedung, jumlah ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, toilet, air bersih) 3) Bagaimana perlengkapan meja, kursi murid, meja kursi guru, papan tulis dll? 4) Jumlah Guru, asal guru, berapa lama bertugas dan keaktifan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar? Bagaimana mengambil gaji, jatah beras dll. 5) Apakah ada rumah guru? Bagaimana kondisinya? 6) Apakah ada bantuan masyarakat terhadap guru? Bentuk bantuan tsb? 7) Jumlah dan komposisi murid per kelas ( laki-laki & perempuan)? Termasuk jumlah murid yang mendaftar pada awal tahun ajaran? 8) Apakah ada murid yang putus sekolah? Berapa banyak dan dikelas berapa? Karena apa? 9) Apakah ada biaya sekolah? 10) Bagaimana ketersediaan buku-buku, kapur tulis dll? 11) Bantuan-bantuan yang pernah diterima oleh sekolah, murid atau guru? (fisik, beasiswa, pelatihan dll) 12) Apakah ada dana BOS? Berapa jumlahnya dan digunakan untuk apa saja? (cek di guru dan cross cek ke orang tua murid) 13) Apakah ada kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berpengaruh terhadap pendidikan di kampung? (ke dusun bawa anak, anak dijodohkan sejak kecil, kawin muda dll) 14) Permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi masyarakat & guru dalam mengembangkan pendidikan di kampung. 15) Saran atau usulan untuk meningkatkan pengembangan pendidikan di kampung?
BIDANG EKONOMI: 1) Potensi sumber daya alam yang terdapat di kampung?
27
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
2) Sumber-sumber penghasilan masyarakat yang menghasilkan uang? Bisa dirangking? 3) Bagaimana proses sda tsb, pemasarannya kemana, harga jual, dan bagaimana frekuensinya? Kalau ada pembeli yang datang ke kampung, siapa saja, dan setiap berapa lama? 4) Apakah ada bantuan informasi, alat, modal atau pelatihan yang pernah diterima untuk pengembangan usaha tsb? 5) Apakah ada toko atau kios yang menyediakan bahan pokok di kampung? Berapa jumlahnya dan siapa pemiliknya? 6) Berapa harga untuk bahan-bahan pokok dan BBM yang dijual di kios? 7) Berapa jarak kampung dengan pasar, transportasi umum yang tersedia dan berapa biayanya? 8) Menurut masyarakat siapa orang terkaya, sedang maupun termiskin di kampung? Apa saja indikator/kriteria masing-masing? Mengapa? 9) Masalah atau kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan ekonomi di kampung? 10) Saran atau usulan yang diberikan untuk meningkatkan penghasilan masyarakat atau perbaikan perekonomian di kampung?
BIDANG PROGRAM BANTUAN PEMERINTAH 1) Apakah ada bantuan fisik maupun non fisik yang ada di kampung? 2) Bagiamana dengan bantuan Dana RESPEK, berapa jumlahnya dan bagaimana pemanfaatannya? 3) Bagaimana pula dengan Dana PNPM Mandiri? Berapa jumlahnya dan bagaimana pemanfaatannya? 4) Masalah yang dihadapi masyarakat dalam pengembangan program-program bantuan tsb? 5) Saran atau usulan yang diberikan untuk peningkatan kelancaran dan manfaat programprogram bantuan di kampung?
BIDANG PERANAN WANITA 1) Apakah ada perempuan di kampung ini, yang dapat menyampaikan pendapat-pendapatnya di depan umum? Siapa saja mereka? 2) Presentase perempuan di kampung? 3) Kegiatan perempuan sehari-hari? 4) Organisasi wanita dan kegiatannya di kampung? 5) Apakah ada bantuan dan pelatihan yang pernah diberikan khusus untuk peningkatan peran perempuan di kampung? 6) Jumlah anak dalam setiap keluarga? 7) Apakah ada perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan terhadap pendidikan maupun bidang lainnya? 8) Jika perempuan ingin memilih jodoh atau calon suami, apa saja kriterianya? 9) Apakah jika ada pertemuan di kampung, perempuan juga diundang/dilibatkan? Apakah ada pertemuan khusus hanya untuk perempuan? 10) Apakah perempuan hadir dan memberikan pendapat? 11) Jika pendapatnya ditolak, bagaimana perempuan menanggapinya? Contoh permasalahan yang biasanya diangkat oleh perempuan? 12) Apakah ada kebiasaan-kebiasaan masyarakat, yang berpengaruh terhadap peningkatan peran perempuan di kampung? 13) Masalah yang sering dihadapi perempuan dalam mengaktualisasikan peran dirinya di kampung? 14) Saran atau usulan yang diberikan untuk meningkatkan peren permpuan di kampung?
28
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
DEMOGRAFY DAN SKETSA KAMPUNG
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Suku dan marga asli pemilik hak ulayat di kampung? Marga lain yang terdapat di kampung? Jumlah dan komposisi penduduk di kampung? Jumlah rumah di kampung? Tipe rumah? Fasilitas umum di kampung? Digambarkan. Jumlah KK per rumah? Jumlah jiwa per kk? Siapa penghuni rumah (marga / klen)? Jumlah marga tertentu di kampung? Fasilitas yang dimiliki oleh setiap rumah (sumur, wc, tempat sampah) Peralatan yang dimiliki oleh setiap rumah (Solar Cell, Genzet, TV, Radio, VCD/DVD Player, perahu, motor tempel, sepeda, sepeda motor, HP, ternak dll). 9) Permasalahan yang berkaitan dengan dengan fasilitas umum di kampung dll? 10) Saran untuk peningkatan pelayanan umum di kampung?
BIDANG KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SDA: Gambarkan dalam peta (oleh masyarakat sendiri): 1) Batas-batas hak ulayat (antar kampung, antar marga) 2) Apakah ada tumpang tindih batas ulayat antar marga atau kampung? Mengapa? 3) Tempat-tempat penting (dusun-dusun, tempat sakral, keramat, dusun sagu, tempat satwa ttt, hutan kayu besi, kebun kakao, sungai, rawa dll) 4) Aturan-aturan/kebiasaan/budaya yang berlaku untuk melindungi SDA atau tempat tertentu? Misalnya “sasi”, upacara adat untuk buka kebun dll. 5) Adakah konflik yang terjadi di masyarakat karena pemanfaatan SDA? Mengapa? 6) Saran/usulan untuk pemanfaatan secara lestari dan perlindungan SDA di kampung dan sekitarnya.
ANALISIS STAKE HOLDER: 1) 2) 3) 4)
Lembaga atau organisasi apa saja yang ada di kampung? Apa saja yang dilakukan di kampung? Bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat? Sejauh mana masyarakat terlibat? Manfaat apa yang dirasakan masyarakat dengan kegiatan organisasi/lembaga tsb di kampung?
29
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
Lampiran 2. Data Penduduk Kampung Yanggandur
Jenis Kelamin No
N a
m a
Umur
Status L
P (Thn)
1
Natalis gelambu
2
KK/Duda
L
25
Alowisius Sanggra
KK
L
44
3
Margaretha Dimar
Istri
P
43
4
Rut
Anak
P
20
5
Natalis
Anak
6
Marta
Anak
7
Yakobus
Anak
L
13
8
Anton
Anak
L
11
9
Frans
Anak
L
5
L
44
L
19
P
15
10
Stanislaus Mbanggu
KK
11
Magdalena Mayua
Istri
12
Nataniel Mbanggu
Anak
13
Bertha Mbanggu
Anak
14
Wilhelmus Mbanggu
Anak
L
11
15
Yakob Mbanggu
Anak
L
10
16
Markus Mbanggu
Anak
L
8
17
Anselina Mbanggu
Anak
P
6
18
Clara Mbanggu
Anak
P
2
19
Yustinus Tenyap
KK
20
Lusia Mbanggu
Istri
21
Edoardus mayua
Anak
L
3
22
Esebius Mayua
KK
L
45
23
Emiliana Mbanggu
Istri
24
Victor Mayua
Anak
P
L
20
P
L
17
26
P
P
L
42
26
43
18
30
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
25
Imelda Mayua
Anak
26
Florentinus Mayua
Anak
L
11
27
Elias Mayua
Anak
L
11
28
Yosepina Mayua
Anak
29
Arnold Mayua
Anak
L
19
30
Yustinus Mayua
KK
L
24
31
Margaretha L. Sangra
Istri
P
22
32
Theodora Mayua
Janda
P
32
33
Petrus Mbanggu
Anak
L
13
34
Yosep Mbanggu
Anak
L
9
35
Sepriman Mbanggu
Anak
L
3
36
Agnes Mayua
Adik
37
Sakarias Mayua
KK
38
Maela Sanggra
Istri
39
Alfred Mayua
Anak
L
2
40
Donatus Mbanggu
KK
L
56
41
Leonora Dimar
Istri
42
Yulianus Mbanggu
Anak
43
Susana Mbanggu
Anak
44
Osparis Mbanggu
Anak
L
16
45
Barnabas Mbanggu
Anak
L
11
46
Ester Mbanggu
Anak
47
MarTinus Mbanggu
Anak
48
Kristina Mbanggu
Anak
49
Walter Ateng Romba
KK
50
Herlina E. Sudamri
Istri
P
29
51
Oky Julia Romba
Anak
P
11
P
P
P
L
12
6
23
29
P
P
L
24
47
24
P
P
L
20
13
7
P
L
5
51
31
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
52
Rici Ana Romba
Anak
P
8
53
Lidia Enjel Romba
Anak
P
7
54
Yerimias K. Dimar
KK
55
Agustina Sanggra
Istri
56
Lebnardus Dimar
Anak
57
Rosalina Dimar
Anak
P
17
58
Agnes Dimar
Anak
P
15
59
Sophia Sanggra
Anak
P
10
60
Oktovinus Dimar
Anak
L
1
61
Fitalis Ndiken
KK
L
42
62
Agnes Kurimanop
Istri
L
45
63
Hermina Ndiken
Anak
P
12
64
Maria Ndiken
Anak
P
10
65
Karolus Ndiken
Anak
L
9
66
Paulus Sanggra
KK
L
23
67
Sarah Dimar
Istri
68
Hironimus Ndiken
KK
69
Marsia Sanggra
Istri
70
Frengky Ndiken
Anak
L
19
71
Yakobus Ndiken
Anak
L
16
72
Melkior Ndiken
Anak
L
12
73
Mikhael ndiken
Anak
L
10
74
Edwardus Ndiken
Anak
L
8
75
Marselina Ndiken
Anak
76
Selfius Ndiken
KK
77
Opiyana Mayua
Istri
78
Alfra Ndiken
Anak
L
48
P
L
22
P
L
20
44
P
P
L
44
6
23
P
L
46
22
1
32
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
79
Gerpasius Dimar
KK
80
Odeta Mbanggu
Istri
P
35
81
Elisabeth Dimar
Anak
P
16
82
Ignas Dimar
Anak
L
10
83
Walter Dimar
Anak
L
9
84
Jeremias Dimar
Anak
L
2
85
Klemens Y. Dimar
Anak
L
1
86
Philipus Dimar
KK
L
32
87
Oktovina Sanggra
Istri
88
Mathius Dimar
Anak
L
9
89
Norbertus Dimar
Anak
L
7
90
Robert Dimar
Anak
L
5
91
Jenisius Dimar
Anak
L
3
92
Albin Rebika Dimar
Anak
L
1
93
Marinus Sangra
KK/ Duda
L
51
94
Eko Marinus Sangra
KK
L
22
95
Monika Mbanggu
Istri
96
Fabianus Sanggra
KK
97
Imelda Dimar
Istri
P
31
98
Yuliana Sanggra
Anak
P
9
99
Raymon Sangra
Anak
L
1
L
41
L
35
P
P
L
31
21
33
100
Sefnat Balagaize
KK
101
Adolfina Dimar
Istri
P
34
102
Ana Balagaize
Anak
P
19
103
Septina Balagaize
Anak
P
17
104
Kaspar Balagaize
Anak
L
12
105
Ruben Balagaize
Anak
L
10
33
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
106
Maria Balagaize
Anak
P
7
107
Anita Balagaize
Anak
P
7
108
Dorkas Balagaize
Anak
P
7
109
Agustinus Balagaize
Anak
110
Kornelis Sanggra
KK
P
47
111
Berta Dimar
Istri
P
44
112
Fabianus Sanggra
Anak
113
Novita Sangra
Anak
P
11
114
M argaretha Sangra
Anak
P
7
115
Imanuel Sangra
Anak
L
6
116
Carles Dimar
Anak
L
25
117
Yosina Dimar
Menantu
118
Oktovianus Dimar
119
L
1
L
16
P
18
Cucu
L
11
Hendrikus Mbanggu
KK
L
62
120
Richardus Mbanggu
Istri
121
Sergius Mbanggu
Anak
122
Modesta Ndiken
Janda
P
46
123
Yohana Sanggra
Anak
P
20
124
Primus Ndiken
Anak
L
18
125
Paskalis Ndiken
Anak
L
9
126
Lis Ndiken
Anak
P
4
127
Yustina Mbanggu
KK/Janda
P
56
128
Viktoria Mbanggu
Janda
P
46
129
Saul Mayua
Anak
L
17
130
Martinus Mayua
Anak
L
12
131
Yuliana Mayua
Anak
132
Gregorius Mbanggu
KK
P
L
21
P
L
17
10
26
34
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
133
Didima Mbanggu
Istri
134
Mikhael Mbanggu
Anak
135
Yoseva Watratan
KK/ Janda
P
29
136
Vicky
Keponakan
P
19
137
Gabriel Mayua
KK/Duda
L
52
138
Silvester Mayua
Anak
L
24
139
Ignasius Mayua
Anak
L
20
140
Katarina Mayua
Anak
141
Damianus Sanggra
KK
142
Germana Mbanggu
Istri
P
32
143
Antonia Sanggra
Anak
P
9
144
Antoneta Sanggra
Anak
145
Selestina Sanggra
Anak
146
Antonius Sangra
Anak
147
Gabriel Sangra
Anak
148
Mikhael Mbanggu
Duda
149
Maria Mbanggu
Anak
150
Gabriel Mbanggu
Anak
L
15
151
Marselus Mbanggu
Anak
L
6
152
Lukas Mayua
KK
L
57
153
Ana Mbanggu
Istri
P
47
154
Maria Margaret Mayua
Anak
P
11
155
Marselina Mayua
Anak
P
12
156
Coleta Mbanggu
KK/Janda
P
43
157
Matilda Mbanggu
Anak
P
11
158
Delima Mbanggu
Anak
P
10
159
Hendrikus Mbanggu
Anak
P
L
1
P
L
14
35
L
6
P
L
5
3
P
L
2
55
P
L
22
17
9
35
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
160
Paskalis Dimar
KK
161
Sofia Mbanggu
Istri
P
49
162
Yosef Dimar
Anak
P
24
163
Yakoba Dimar
Anak
P
20
164
Petrus Dimar
Anak
L
15
165
Benyamin Ndiken
KK
L
34
166
Yasinta Ndimar
Istri
167
Kostan Ndiken
Anak
168
Marselina Ndiken
Anak
169
Linus Ndiken
Anak
L
11
170
Esebius Ndiken
Anak
L
9
171
Paulus Ndiken
Anak
L
7
172
Ernalita Ndiken
Anak
173
Bernat Ndiken
Anak
L
3
174
Siprianus Sanggra
KK
L
26
175
Tersisia Mayua
Istri
P
22
176
Ayustalia Rasanti
Anak
P
3
177
Melania sangra
Anak
P
3
178
Ibrahim Dimar
KK
179
Lodewina Mayua
Istri
180
Dominikus Dimar
Anak
L
9
181
Xaverius Dimar
Anak
L
7
182
Toni Dimar
Anak
L
5
183
Yohanes Sanggra
KK
L
29
184
Erna Mayua
Istri
P
26
185
Maria Magdalena Sangra
Anak
P
4
186
Elias Sanggra
Anak
L
62
P
L
26
P
P
L
14
3
32
P
L
31
29
1
36
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
187
Mathias Dimar
KK
188
Yosephina Gelambu
Istri
189
Fredi Dimar
Anak
L
9
190
elias Dimar
Anak
L
7
191
Marta Dimar
Anak
P
5
192
Natalia Dimar
Anak
P
3
193
Tadeus Dimar
Anak
L
2
194
Patrisius Dimar
Anak
L
1
195
Maria Dimar
KK/Janda
P
47
196
Imakulata Mayua
Anak
P
25
197
Karolus Dimar
Anak
L
10
198
Kasimirus Dimar
Anak
L
10
199
Yohakim Dimar
Anak
L
7
200
Fitria mayua
201
L
43
P
32
Anak
P
14
Clara Mayua
KK/Janda
P
51
202
Ageta Dimar
Anak
P
18
203
Teresia Dimar
Anak
P
9
204
Yupenalis Sanggra
KK
205
Diana Dimar
Istri
206
Niko Yudiono Sanggra
Anak
L
10
207
Andreas Sanggra
Anak
L
11
208
Elisabeth Sanggra
Anak
209
Donatus Sanggra
Anak
L
5
210
Fidelis Kastro Sangra
Anak
L
1
211
Amatus Gelambu
KK
L
50
212
Yosepha Mbanggu
Istri
213
Lukas Gelambu
Anak
L
36
P
P
P
L
34
7
46
18
37
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
214
Matheus Gelambu
Anak
215
Yuliana Gelambu
Anak
216
Fransiskus Gelambu
Anak
217
Paskalina Gelambu
Anak
P
3
218
Deyota Mayua
Janda
P
36
219
Renaldus Sanggra
Anak
L
20
220
Jemi D. Sanggra
Anak
L
13
221
Agnes Sanggra
Anak
P
11
222
Ema Sanggra
Anak
P
8
223
Anthonius Sangra
Anak
L
4
224
Dominggus Dimar
KK
L
29
225
Damiana Sanggra
Istri
P
26
226
Revila Sanggra
Anak
P
7
227
Wihelmina Dimar
Anak
P
6
228
Helena Dimar
Anak
P
3
229
Edmundus Dimar
KK
230
Paula Ndiken
Istri
231
Nikolaus Dimar
Anak
232
Xavenia Dimar
Anak
233
Bonefosius Dimar
Anak
L
4
234
Leo Dimar
Anak
L
2
235
Willibrordus Sangra
Adik
L
23
236
Pius Dimar
KK
L
44
237
Vinselia Mayua
Istri
P
40
238
Merry Dimar
Anak
P
7
239
Thomas Sanggra
KK
240
Agetha Mbanggu
Istri
L
11
P
L
7
4
L
30
P
L
30
8
P
L
6
62
P
57
38
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
241
Yohanis P. Sangra
242
Aklorus Dimar
243
Anak
L
18
KK / Duda
L
30
Bonefasius Dimar
Anak
L
6
244
Anastasia Dimar
Anak
245
Irenius Sanggra
KK
246
Mariana Dimar
Istri
247
Yohanis Sanggra
Anak
L
13
248
Xaverius Sanggra
Anak
L
11
249
Margaretha Sanggra
Anak
250
Edmondus Sangra
Anak
L
2
251
Daniel Sanggra
KK
L
32
252
Karolina Dimar
Istri
P
24
253
Fransiska Sanggra
Anak
P
9
254
Thomas Sangra
Anak
L
3
255
Bernardus sangra
Anak
L
2
256
Agustinus L. Sanggra
KK
L
46
257
Magdalena Ndiken
Istri
P
44
258
Norbertha L. Sanggra
Anak
P
19
259
Monika L. Sanggra
Anak
P
14
260
Paulus Jayani L. Sanggra
Anak
261
Ancelina L. Sanggra
Anak
262
Frans L. Sangra
Anak
L
3
263
Johanes P Kamerop
KK
L
30
264
Oktovina Ndiken
Istri
P
25
265
Yuliana Bernaderta Dimar
Anak
P
3
266
Silfianus Kamerop
Anak
L
1
267
Yulius Gelambu
KK
L
47
P
L
4
39
P
P
L
32
5
8
P
6
39
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
268
Gema Mbanggu
Istri
269
Dominggus Gelambu
Anak
270
Yulita Gelambu
Anak
P
18
271
Albertina Gelambu
Anak
P
10
272
Agustinus Gelambu
Anak
273
Maria Gelambu
Anak
P
8
274
Lusia Gelambu
Anak
P
3
275
Nikolaus Dimar
KK
276
Anastasia Sanggra
Istri
277
Anakletus Dimar
Anak
L
23
278
David Dimar
Anak
L
18
279
Paskalis Dimar
Anak
L
14
280
Albertus Dimar
Anak
L
13
281
Stefanus Dimar
Anak
L
11
282
Yohanis Dimar
Anak
L
7
283
Yonas Gelambu
KK
L
45
284
Agnela Dimar
Istri
P
37
285
Yuliana Gelambu
Anak
P
20
286
Fransisko Gelambu
Anak
287
Febriana Gelambu
Anak
P
14
288
Faustina Fani Gelambu
Anak
P
1
289
Kasmirus Sanggra
KK
290
Regina Gelambu
Istri
P
47
291
Lidia Sanggra
Anak
P
16
292
Yohanis Sanggra
Anak
L
14
293
Daud Sanggra
Anak
L
9
294
Maria Fatima Sanggra
Anak
P
L
43
23
L
11
L
58
P
L
53
19
L
50
P
6
40
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
295
Markus Ndiken
296
Yustina Sangra
Istri
P
21
297
Dominika Savira Ndiken
Anak
P
1
298
Edmundus Maturan
KK
299
Kasparina Ndiken
Istri
300
Fransisko. M
Anak
301
Maria Goreti. M
Anak
302
Rudolf. M
Anak
L
15
303
Petrus. M
Anak
L
7
304
Enjelika Ndiken
Anak
305
Karel Dimar
KK
306
Leonarda Ndiken
Istri
307
Piter Dimar
Anak
308
Lisa. R. Dimar
Anak
P
16
309
Marietha Dimar
Anak
P
9
310
Melania Suilvia Ndimar
Anak
P
4
311
Sutiyani
Janda
P
41
312
Efendi
Anak
313
Fiska
Anak
P
19
314
Indah
Anak
P
16
315
Agung
Anak
L
15
316
Maulana Akhirudin
Anak
L
16
317
Handayani
Anak
318
Germanus Mbanggu
KK
319
Dewiyana Gelambu
Istri
P
22
320
Dominika Mbanggu
Anak
P
2
321
Herman Mbanggu
KK
KK
L
24
L
49
P
L
19
P
P
L
17
1
56
P
L
40
19
L
21
P
L
L
30
6
30
49
41
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
322
Fransina Gelambu
Istri
P
45
323
Hermina Mbanggu
Anak
P
23
324
Lewina Mbanggu
Adik
P
31
325
Agustina Mbanggu
Anak
P
15
326
Antonius Mbanggu
Anak
327
Maria Metri Mbanggu
Anak
P
12
328
Berta Berka Mbanggu
Anak
P
10
329
Viktor Ntamplow Mbanggu
Anak
330
Erma Mbanggu
Janda
P
47
331
Paulina Ndiken
Janda
P
66
332
Petrus Sanggra
KK
333
Bergita Mayua
Istri
334
Alexandro Sanggra
Anak
L
4
335
Edowardus Sanggra
Anak
L
2
336
Agustinus Mbanggu
KK/Duda
L
53
337
Liborius Sanggra
KK
L
29
338
Tarsisia Mbanggu
Istri
339
Nobertus Mbanggu
Anak
340
Yulita Sanggra
KK/Janda
341
Moses Sanggra
KK/Duda
342
Fransiska Sanggra
Anak
343
Jeni Fernando Sanggra
Anak
L
7
344
Alexander Dimar
Anak
L
6
345
Gabriel Taywaso
KK
L
66
346
Anetha Kaize
Istri
P
54
347
Yuliana Taywaso
Anak
P
4
348
Yosep Yulianus Yamuria
KK
L
19
L
8
L
22
P
P
L
22
1
P
L
64
36
P
L
22
9
36
42
Laporan MDGs Kampung Yanggandur
349
Marselina Naar
Istri
350
Cayetanus Yohanes
Anak
351
Paulin Agatayawa
Anak
352
Panggrasia
Adik
L
30
353
Ricardus Dimar
KK
L
25
354
Librata Mbanggu
Istri
355
Longginus Dimar
Anak
Total
P
L
4
P
P
L
190
27
2
22
4
165
43