Kamar Dagang dan Industri Indonesia
Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2007
Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman
Menara Kadin Indonesia 29th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav. 2-3 Kuningan – Jakarta Selatan
www.kadin-indonesia.or.id
Indikator Ekonomi Indikator
2003
2004
2005
2006
2007
1. Nilai PDB Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Triliun) 1,579.6 1,660.6 1,749.6 2. Pertumbuhan PDB (%) 4.88 5.13 5.6 3. Inflasi (%) 5.06 6.4 17.1 4. Total Ekspor (US$ Milyar) 55.6 69.7 85.6 5. Ekspor Nonmigas (US$ Milyar) 43.1 54.1 66.3 6. Total Impor (US$ Milyar) 29.5 46.2 57.6 7. Impor Nonmigas (US$ Milyar) 22.6 34.6 40.2 8. Neraca Perdagangan (US$ Milyar) 26.1 23.5 28.0 9. Neraca Transaksi Berjalan (US$ Milyar) 4.0 2.9 0.9 10. Cadangan Devisa(US$ Milyar, akhir tahun) 36.3 35.9 34.7 11. Posisi Utang Luar Negeri (US$ Milyar) 135.4 137.0 130.7 12. Rupiah/US$ (Kurs Tengah Bank Indonesia) 8,330 9,355 9,830.0 13.Total Penerimaan Pemerintah (Rp Triliun) 341.1 380.4 516.2 14. Total Pengeluaran Pemerintah (Rp Triliun) 378.8 397.8 542.4 15. Defisit Anggaran (Rp Triliun) -37.7 -17.4 -26.2 16. Uang Primer (Rp Triliun) 136.5 199.7 239.8 17. Uang Beredar (Rp Triliun) a. Arti Sempit (M1) 207.6 253.8 281.9 b. Arti Luas (M2) 911.2 1,033.5 1,203.2 18. Dana Pihak Ketiga Perbankan (Rp Triliun) 866.3 965.1 1,134.1 19. Kredit Perbankan (Rp Triliun) 411.7 553.6 689.7 20. Suku Bunga (persen per tahun) a. SBI 1 Bulan 8.06 7.40 12.75 b. Deposito 1 Bulan 7.67 6.40 11.98 c. Kredit Modal Kerja 15.77 13.40 15.92 d. Kredit Investasi 16.27 14.10 15.43 21. Persetujuan Investasi - Domestik (Rp Triliun) 16.0 36.8 50.6 - Asing (US$ Billion) 6.2 10.3 13.6 22. IHSG BEJ 742.5 1,000.2 1,162.6 23. Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ (Rp Triliun) 411.7 679.9 801.2
1,846.7 5.5 6.6 100.7 79.5 61.1 42.1 39.6 9.6 43.3 128.7 9,020.0 659.1 699.1 -40.0 297.1
475.04 (1) 6.00 (1) 2.81 (2) 53.62 (3) 43.93 (3) 33.66 (3) 24.32 (3) 19.96 (3) 3.12 (1) 51.88 (8) 131.3 (7) 9,350 (5) 723.06 *) 763.57 *) -40.51 *) 289.7 (2)
361.1 381.4 (4) 1,382.1 1,452.0 (4) 1,298.8 1,363.8 (4) 787.1 854.9 (4) 9.75 8.96 15.07 15.10
8.25 (5) 7.46 (4) 13.88 (4) 13.99 (4)
162.8 110.6 (6) 15.7 21.99 (6) 1,805.5 2168.64 (5) 1.249.1 1.505.99 (4)
Sumber: BPS, BI, dan BEJ 1) Triwulan I
5) Posisi 14 Agustus 2007
2) Januari - Juli 2007
6) Posisi akhir Mei 2007
3) Posisi Akhir Mei 2007
7) Posisi akhir Maret 2007
4) Posisi akhir Juni 2007
8) Posisi akhir Juli 2007
*) Dalam APBN 2007
Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
2
Perkembangan Ekonomi Indonesia Tinjauan Semester I
Oleh Sekretariat KADIN Indonesia
Juli 2007 Meskipun perbaikan investasi masih jauh dari memadai, namun perekonomian Indonesia tetap tumbuh secara berarti dan berada pada jalur yang tepat (on the right track). Stabilitas makro ekonomi dapat terjaga dengan baik, walaupun dalam beberapa hari terakhir nilai tukar rupiah mengalami sedikit tekanan akibat terjadinya gejolak pada bursa saham Amerika Serikat, yang berpengaruh luas terhadap seluruh pasar finansial dunia temasuk di Indonesia. Tingkat inflasi dapat ditekan dan suku bunga perbankan dapat terus diturunkan hingga BI rate dewasa ini berada pada level 8,25 persen.
Nilai Tengah Rupiah Terhadap Dollar AS Januari 2005 - Juli 2007 8,500 8,700
Rp/US$
8,900 9,100 9,300 9,500 9,700 9,900
Selama tahun 2006 kurs rupiah mengalami apresiasi sekitar 8,2 persen, dan selama tujuh bulan pertama tahun 2007 relatif stabil pada kisaran antara Rp 8.600 – Rp 9.200 per dollar AS. Angka inflasi yang melonjak tinggi pada tahun 2005 (sebesar 17,1%) turun menjadi 6,6 persen pada tahun 2006, dan diharapkan dapat terus terkendalikan selama tahun 2007. Meskipun angka inflasi bulan Juli yang mencapai 0,72 persen jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,23 persen, namun secara keseluruhan angka inflasi ini tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan moneter dalam negeri. Relatif tingginya angka inflasi bulan Juli lalu antara lain disebabkan kenaikan harga yang sangat signifikan pada kelompok pengeluaran di sektor pendidikan, rekreasi, dan olah raga yang selama bulan Juli 2007 mencapai 2,89 persen, atau memberi andil sebesar 0,18 persen dari total inflasi bulan Juli. Andil inflasi terbesar disumbangkan oleh kelompok bahan makanan yang mencapai 0,33 persen meskipun kelompok ini mengalami peningkatan harga yang lebih rendah, yaitu sebesar 1,35 persen. Dengan angka inflasi sebesar 0,72 persen tersebut, maka selama Januari-Juni 2007 ingkat tinflasi di Indonesia mencapai sekitar 2,81 persen, yang lebih rendah dari angka inflasi pada periode yang sama tahun 2006, yaitu sebesar 2,87 persen.
Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
3
Inflasi Kumulatif (%) 2005 - 2007 18 2005 2006 2007
16 14
%
12 10 8 6 4 2
December
November
October
September
August
July
June
May
April
March
February
January
0
Kendati mengalami perlambanan dibandingkan kondisi tahun sebelumnya, dicapainya pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5 persen pada tahun 2006 bukanlah kinerja yang buruk di tengah belum membaiknya tingkat investasi. Hal ini terutama disebabkan sangat baiknya kinerja ekspor selama tahun 2006, yang diharapkan dapat terus berlanjut pada tahun 2007. Dengan nilai ekspor yang mencapai angka US$ 100,7 miliar, maka peningkatan ekspor selama tahun 2006 mencapai 17,6 persen. Sehingga dengan nilai impor yang sebesar US$ 61,1 miliar atau naik sekitar 5,9 persen, maka pada tahun 2006 neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus sebesar US$ 39,6 miliar yang lebih tinggi 41,7 persen terhadap surplus perdagangan pada tahun 2005.
53.6 28.9
33.7
46.9
46.5
32.4
31.3
20
31.0
40
61.1
71.6
57.5
60
61.0
57.2
56.3
62.1
Im por
33.5
US$ Miliar
80
85.6
Ek s por 100
100.7
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (US$ Miliar)
Jan - Juni '07
Jan - Juni '06
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
0
Perbaikan ekspor terus berlanjut sampai pertengahan tahun 2007, walaupun pada dua bulan pertama nilai ekspor per bulan lebih rendah dari nilai ekspor bulan Desember 2006. Pada enam bulan pertama tahun 2007 nilai ekspor barang mencapai US$ 53,62 miliar atau naik 14,3 persen dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2006, yang tercatat sebesar US$ 46,91 miliar. Dengan nilai impor sebesar US$ 33,66 miliar, maka pada Semester I tahun 2007 neraca perdagangan mencatat suplus sebesar US$ 19,96 miliar. Kondisi ini terus meningkatkan cadangan devisa di Bank Indonesia, meskipun pada tahun 2006 lalu Indonesia telah melunasi utangnya kepada Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
4
IMF. Pada akhir Juli 2007 cadangan devisa mencapai US$ 51,88 miliar yang meningkat US$ 8,6 miliar atau 19,82 persen dari posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2006.
51.9
50.9
50.1
47.2
45.7
43.3
42.6
41.6
39.8
42.4
42.0
41.1
40.1
44.2
42.8
35.5
40
35.1
US$ Miliar
50
40.1
60
49.3
Posisi Cadangan Devisa 1997 - 2007
30 20 10
July '07
May '07
March '07
Jan '07
Nov-06
Sept '06
July '06
May '06
March '06
Jan '06
0
Cukup baiknya kinerja perekonomian secara keseluruhan telah meningkatkan kredibilitas perekonomian Indonesia di mata investor asing. Pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat berarti sehingga indeks harga saham terus mencatat rekor-rekor baru sejak awal tahun 2006. Pada 26 April 2007 indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah menembus angka 2000, sehingga pada akhir Mei 2007 IHSG tercatat berada pada level 2.084,32. Angka ini naik sebesar 278,8 poin atau sekitar 15,4 persen terhadap level 1.805,52 pada akhir Desember 2006. Pada 24 Juli 2007 IHSG mencapai angka tertinggi di level 2.401,1, yang kemudian mengalami penurunan yang signifikan sejalan dengan penurunan indeks bursa saham dunia. Sungguhpun demikian pada akhir Juli 2007 IHSG di BEJ berada di posisi 2.348,67 yang mencatatkan kenaikan sebesar 209.39 poin atau 9,8 persen terhadap IHSG akhir Juni 2007 yang berada di posisi 2,139.28. Sedangkan selama tahun 2006 IHSG mencatat kenaikan sekitar 642,8 poin atau sebesar 55,9 persen, dan kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan January 2005 - Juli 2007 2400 2100 1800 1500 1200 900
Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
26-Jul-07
25-Apr-07
23-Jan-07
13-Oct-06
14-Jul-06
14-Apr-06
9-Jan-06
4-Oct-05
6-Jul-05
6-Apr-05
3-Jan-05
600
5
Selain karena meningkatnya tingkat kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia, kenaikan IHSG juga sangat didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari sisi internal, semakin kecilnya tekanan inflasi sejak akhir triwulan I 2006 membuat ekspektasi pasar semakin besar terhadap stabilitas ekonomi makro Indonesia. Didukung oleh penurunan inflasi, suku bunga BI rate juga terus mengalami penurunan, meski laju penurunannya semakin lamban setelah mencapai level 9 persen pada bulan Maret 2007. Jika pada awal Januari 2006 BI rate masih berada pada level 12,75%, dan pada awal Desember 2006 berada di level 9,75%, maka pada awal Juli 2007 telah berada di level 8,25%, yang terus bertahan sampai awal Agustus 2007. Penurunan BI rate ini diharapkan akan semakin efektif mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan, yang pada gilirannya bisa mendorong pergerakan sektor riil.
Perkembangan BI Rate (2005 - Juli 2007) 2005 6 Desember 1-Nov 4 Oktober 6-Sep 9 Agustus 5 Juli
12.75% 12.25% 11.00% 10.00% 8.75% 8.50%
2006 7-Dec 7-Nov 5 Oktober 6-Sep 8 Agustus 5 Juli 6 Juni 9 Mei 5-Apr 7 Maret 7 Februari 9 Januari
2007 9.75% 10.25% 10.75% 11.25% 11.75% 12.25% 12.50% 12.50% 12.75% 12.75% 12.75% 12.75%
5-Juli 7-Juni 8-May 5-Apr 6 Maret 6 Februari 4 Januari
8.25% 8.50% 8.75% 9.00% 9.00% 9.25% 9.50%
Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan BI Rate 14.0
Persen
13.0 12.0 11.0 10.0 9.0
Jul-07
Jun-07
Apr-07
May-07
Mar-07
Jan-07
Feb-07
Dec-06
Nov-06
Oct-06
Sep-06
Jul-06
Aug-06
Jun-06
Apr-06
May-06
Mar-06
Jan-06
Feb-06
Dec-05
Oct-05
Nov-05
Sep-05
Jul-05
Aug-05
8.0
Sumber: Ba nk Indonesi a
Dalam rangka mendorong peningkatan investasi untuk meningkatkan kegiatan produksi di sektor riil, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Kerjasama ekonomi dengan berbagai negara di dunia ditujukan terutama untuk menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Berbagai kebijakan investasi telah diluncurkan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Selaku otoritas moneter, Bank Indonesia bahkan ikut berperan untuk meningkatkan investasi melalui upaya peningkatan ekspansi kredit perbankan. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan relaksasi pada sejumlah aturan kredit oleh Bank Indonesia. Kebijakan yang didukung pemerintah ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan keluar dari kemandegan yang terjadi di sektor riil. Namun tingkat ekpansi kredit masih jauh dari yang diharapkan. Selama tahun 2006 kredit perbankan hanya naik sekitar 14,1%, yaitu dari Rp 689,67 triliun pada akhir tahun 2005 menjadi Rp 787,14 triliun pada akhir tahun 2006. Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
6
Pada enam bulan pertama tahun 2007 kenaikan kredit perbankan hanya mencapai 8,62 persen, sehingga posisinya di akhir Juni 2007 baru sekitar Rp 854.99 triliun.
Perkembangan Kredit dan Dana Perbankan (Rp Triliun)
Rp Triliun
1,600 1,400
Kredit
1,200
Dana
1,000 800 600 400 200 1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
June '07
Sementara itu, meskipun perkembangan investasi selama tahun 2006 masih jauh dari tingkatan yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian, namun perbaikan yang cukup berarti mulai terlihat pada tahun 2007. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa jika selama tahun 2006 realisasi investasi PMA dan PMDN masing-masing mencatat penurunan sekitar 32,8 persen dan 32,2 persen, maka pada lima bulan pertama tahun 2007 (Januari – Mei 2007) kedua kelompok investasi ini mencatat kenaikan masing-masing 18,2 persen dan 77,9 persen. Dengan kenaikan sebesar ini, maka terbuka kemungkinan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 akan lebih baik dari perkiraan semula. Jika gejolak pasar finansial dunia tidak berlarutlarut, dan pemerintah mampu mengatasi berbagai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh berbagai pengaruh eksternal, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 mendekati angka yang ditargetkan pemerintah, yaitu sekitar 6 persen.
Persetujuan dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (Rp Triliun) 157.5 1 60
Persetujuan
1 40
Realisasi 110.6
1 20 1 00 80
58.8
50.8
60
20 0
9.9
2001
56.8
50.6 30.7
25.2
40
44.1
12.5
2002
11.9
2003
20.8
15.3
2004
2005
2006
Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
10.5
18.6
Jan- Jan-Mei Mei '06 '07
7
Persetujuan dan Realisasi Penanaman Modal Asing (US$ Miliar) 22.0
25 20 15
15.7 14.0 15.1
10.3
9.8
10
5.5
3.5
5
13.6 8.9 6.0
4.6
3.1
3.7 3.1
3.7
0 2001
2002
2003
2004
2005
Persetujuan
2006
Jan-M e i Jan-M e i '06 '07
Realisasi
This report is for use by professional and business investors only and has been prepared for information purposes and is not an offer to sell or a solicitation to buy any institution. The information herein was obtained or derived from sources that we believe are reliable, but whilst all reasonable care has been taken to ensure This report is for use by professional and business investors only and has been prepared for information purposes and is not an offer to sell or a solicitation to buy that stated facts are accurate and opinions fair and reasonable, we do not represent that it is accurate or complete and it should not be relied upon as such. All opinions and estimates included in this report constitute our judgment as of this date and are subject to change without notice. This document is for the information of clients only and must not be copied, reproduced or mare available to others.
Laporan Ekonomi Bulan Juli 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia
8