LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Profil Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya, pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi. Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya. (Sumatera Selatan, 2015) Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Inodnesia yang di Sebelah Selatan Pulau Sumatera yang beribukotakan Palembang, provinsi ini dulu meliputi Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Sumatera Selatan secara geografis terletak antara 1 derajat sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan luas daerah seluruhnya 87.421.17 km². Pada tahun 2015 jumlah penduduk Sumatera Selatan mencapai 8.052.315 jiwa, yang menempatkan Sumatera Selatan sebagai
provinsi ke-9 terbesar penduduknya di Indonesia. (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2015) Sumatera Selatan yang sering dijuluki sebagai ''Bumi Sriwijaya'' yang artinya kaya akan sumber daya alamnya. Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas sekitar 87.240 kilometer persegi dan memiliki populasi 7.593.425 jiwa. Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan provinsi Bangka Belitung, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Lampung ini memiliki 13 kabupaten dan 4 pemerintah kota sebagai berikut :
1. Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja) 2. Kab. Ogan Komering Ulu Timur ( Ibukota Martapura) 3. Kab. Ogan Komering Ulu Selatan( Ibukota Muara Dua) 4. Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung) 5. Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim) 6. Kab. Lahat ( Ibukota Lahat) 7. Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau) 8. Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu) 9. Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai) 10. Kab. Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya) 11. Kab. Empat Lawang (Ibukota Tebing Tinggi) 12. Kota Palembang ( Ibukota Palembang) 13. Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam) 14. Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau) 15. Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih) 16. Kab. Penukal Abab Lematang Ilir ( Ibukota Talang Ubi))
17. Kab. Musi Rawas Utara (Ibukota Rupit) (Portal Sumatera Selatan, 2015)
Sumber : (Sumatera Selatan , 2015)
KERJASAMA PEMERINTAH SUMATERA SELATAN DENGAN WORLD AGROFORESTRY CENTRE (ICRAF) DALAM UPAYA PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM MELALUI PROGRAM LAMA – I
I Adanya peraturan presiden nomor 61 tahun 2011 mengena RAN - GRK Kerjasama Program LAMA - I dengan Pemerintah Sumatera Selatan II Langkah-langkah Pemerintah Sumatera Selatan dan Program LAMA - I dalam upaya penanganan perubahan iklim III ICRAF dan Pemerintah Sumatera Selatan berupaya untuk melakukan aksi mitigasi lokal di tiga kabupaten dalam perencanaan pembangunan yang rendah emisi tanpa mengurangi pertumbuhan ekonomi. Pertanyaan tambahan yang masih sulit saya temukan jawabannya di artikel dan website ICRAF (karena itu saya mohon untuk penjelasan lebih lanjut sehingga pemahaman tentang ICRAF dan program LAMA – I lebih baik ) 1. Dalam RAN - GRK, disebutkan bahwa mitigasi serta pelestarian alam harus disertai dengan pembangunan rendah emisi, Apakah Program LAMA - I juga memuat pembangunan rendah emisi ini? Atau Program LAMA - I menambahkan pembangunan rendah emisi dikarenakan adanya peraturan presiden nomor 61 tahun 2011? LAMA-I (Locally Appropriate Mitigation Action - Indonesia), merupakan kerja sama lembaga pengembangan ICRAF, GIZ, dan CCROM dalam mendukung rencana pembangunan rendah emisi tanpa mengurangi pertumbuhan ekonomi. Dasar hukum aktivitas LAMA-I adalah Perpres No. 61/2011 2. Hubungan ICRAF dengan DANIDA, apakah DANIDA merupakah lembaga pendonor bagi ICRAF? Atau lembaga patner ICRAF? Lembaga Donor Hubungan ICRAF dengan GIZ dan CCROM? Apakah keduanya merupakah patner yang sama? dalam hal ini adalah patner yang sama-sama mengembangkan program LAMA - I? Lihat No 1 Apakah ketiga lembaga tersebut terlibat langsung dalam Program LAMA - I di Sumatera Selatan? Ya 3. Sampai saat ini bagaimana kelanjutan program LAMA - I? Apakah masih dalam tahap lokakarya? Atau sudah dalam tahap pelaksaaan dilapangan? Sudah 50% masa project dampai 2017 4. Saya menemukan sudah terdapat 17 aksi mitigasi kabupaten Musi Rawas, kemudian terdapat pula 10 aksi nyata untuk lestarikan bumi Musi Banyuasin. Untuk aksi kabupaten Banyuasin
apakah sudah mendapat rumusan seperti dua kabupaten lainnya? Misalkan sudah ada, rencana apakah itu? Jika belum, kira-kira akan diarahkan kemana rumusan tersebut? Apakah dalam sektor pembangunan hijau mengingat Kab. Banyuasin memiliki sektor pertanian? Masih dalam proses untuk mainstreaming aksi mitigiasi ke dalam perencanaan pembangunan kabupaten 5. Dalam banyak tulisan di website ICRAF disebutkan bahwa lokakarya Program LAMA - I ditindak lanjuti dengan adanya LUWES. Apakah tindak lanjut ini hanya ada di kabupaten Musi Rawas? Atau LUWES ini diikuti oleh tiga kabupaten tersebut? Ya Maaf sekali apabila pertanyaannya terlalu panjang. Karena ada banyak sekali yang saya rasa perlu saya ketahui agar saya tidak melakukan kesalahan dalam pemahaman dan penulisan serta penyampaian dari Program LAMA - I ini. Saya juga mohon maaf apabila ada salah pemahaman saya dari awal sehingga tulisan saya yang sudah ada justru tidak sesuai dengan kenyataan dari Program LAMA - I, karena itu saya mohon pencerahannya agar saya tidak melakukan kesalahan dalam pemahaman, penulisan dari tujuan Program LAMA - I Terlepas dari hal itu, Ada tidaknya kesalahan yang terdapat di beberapa kerangka tulisan saya diatas, saya mohon kepada Mas Bonie untuk memberikan gambaran mengenai Program LAMA I agar tulisan saya nantinya tidak meleset dari kenyataan Saya berharap semoga Program LAMA - I kedepan dapat berjalan dengan baik dan tidak mendapatkan kendala yang berarti sehingga resiko bencana dimasa mendatang dapat ditanggulangi terutama di Provinsi-provinsi yang bekerjasama dengan Program LAMA - I Terimakasih kepada Mas Bonie karena telah meluangkan waktu membaca email saya, juga terimakasih atas jawaban Mas Bonie nantinya karena hal itu dapat membantu saya kedepannya terutama untuk skripsi dan gelar sarjana saya Saya menunggu jawaban Mas Bonie yang akan membantu saya memahami banyak hal tentang ICRAF pada umumnya dan Program LAMA - I pada khususnya Salam, Ega Ulfia