"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam ·menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidale terdengarj tetapi gema mereka terpencar keseluruh dunia, dan perkataan mereka sampai keujung bumi. Mazmur 19 ayat 1 - 5a. ==========="
Kupersembahkan untuk mereka, orang-orang yang kukasihi ••••
APlIKASI TEKNIK RADIOIMMUNOASSAY SEBAGAI ALAI PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN PADA SAPI MELALUI PENGUKURAN KADAR PROGESTERON DI DALAM AIR SUSU
SKRIPSI
Oleh LAMSENG SARAGIH
B 19. 1639
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
1987
RINGKASAN LM1SENG SARAGIH.
Aplikasi Teknik Radioimmunoassay Seba-
gai Alat Pemeriksaan Kebuntingan Pada Sapi Melalui Pengukuran Kadar Progesteron Di Dalam Air Susu (Di bawah bimbingan SOEBADI PARTODIHARDJO). Pemerill:saan kebuntingan (PKB) diperlukan untuk memastikan apakah seekor ternak (sapi perah) bunting atau tidak setelah dikawinkan.
PKB pada sapi dapat dilakukan
melalui palpasi rektal terhadap korpus luteum (KL), palpasi rektal terhadap uterus dan isinya 60 hari setelah dilwwinl,an (IB) dengan ketepatan 95%, dan melalui pengukuran kadar progesteron dengan teknik radioimmunoassay (RIA) 21 -
24 hari setelah di IB melalui plasma darah
dengan ketepatan 90% (Toelihere, 1985) • • Progesteron merupakan hormon reproduksi yang diprodUksi KL dan plasenta dalam jumlah banyak pada sapi bunting, dan sedild t pada sapi tidal, bunting.
Memiliki be-
ra t molel,ul 300 - 400, termasuk kedalam kelompok hormon steroid.
Atas dasar-dasar
inilah PKB dilakukan.
(Zarrow, 1968). Dasar-dasar telmik RIA diperl,enalkan oleh Berson dan Ynlow (1959) dalam pengulmran kadar insulin yang dilabel (ditandai) dengan radioaktif.
Merupakan suatu analisa in
vitro, berdasarkan reaksi ikatan antara antigen/hapten dengan antibodi spesifik, dan mampu mengukur j,adar
sampai 10 piko gram/ml sampel (piko
= 10-12 ).
Hapten ada-
lah suatu bahan yang tidru{ bersifat immunogenik, tetapi memilild struktur yang khas, sehingga mampu berikatan dengan antibodi.
Prinsip umum telmik RIA adalah persaingan
antara hormon yang dilabel dengan yang tidru{ (sampel dan standur) untul{ berikatan dengan antibodi.
Dalam pengu-
lI:urun progesteron, hormon tersebut bertindak sebagai hapten (Eisen, 197.3
Niswender
& Nett dalam Cole, 1977).
Hormon yang dilabel diperoleh melalui proses radioiodinasi dengan unsur 1 12 5 atau 3 H (tritium), dengan te]{nik Chloralnin-T yang sering dipakai. Untuk pemakaian praktis, hormon yang dilabel dapat dipero1eh sebagai barang dagang yang disebut dengan Kit (Heap et a1., 1981 ; Hunter dalam Weir, 1979) •
•
PKB melalui pengukuran kadar progesteron dapat dilal{Ukan melalui air
SUSll
atau darah.
Sampel air susu lebih
menguntungltan, karena pengambilan yang lebih mudah dan tidak per1u penambahaJl antikoagu1an, dan kadar progesteron yang lebih tinggi dibanding darah (Scaramuzzi et 1981).
M .•
Teknik ini telah dimanfaatkan secara komersil di
berbagai negara Eropah dan Amerika Seriltat, dan sampai tahun 1979 telah diperiksa 100.000 lebih sampel.
Pengam-
bilan sampel air susu di1akukan 21-24 hari setelah di IB dan jilw kadar progesteron 10 ng/ml air susu atau lebih, sapi dinyatalcan bunting.
Ketepatannya mencapai 84% untuk
buutiEg, 95-100% untuk tidalt bunting (Heap et a1., 1981).
Dalam suatu pemeriksacm, seorang pekerja mampu melakukan evaluasi 100 sampel air susu selama 7 jam, serta menyiapkan 200 sampel untuk evaluasi esok harinya.
Meli-
puti proses pemisahan lemak susu, isolasi progesteron dengan alat 'Semi-automatic column-chromatography', dan penghitungan dengan alat '1'-counter Scintilation', jika 125 . digunakan I yang memantulkan sinar ~ , dalam satuan CPM (Count Per Minute). Hasil dalam satuan ngjml (nano = 10- 9 ) diperoleh dari kurva kalibrasi yang didapat melalui serangl
&
Rattenberger,
1979) • Di Indonesia teknik ini belum dimanfaatkan sebagai alat PKB, karena aplikasi memang hanya menguntunglran pada sistim peternakan maju dengan populasi sapi perah yang padat, dan organisasi
yang baik dan teratur, sehubungan
dengan biaya yang diperlukan untuk pembangunan laboratorium, pendidikan tenaga ahli, dan peralatan serta bahan yang diperlukan.
Untuk saat ini, teknik palpasi rektal
masih lebih menguntungkan.
Tetapi, bila suatu saat nanti
peternakan sapi perah di Indonesia telah maju, maka aplikasi teknik RIA sebagai alat PKB melalui pengukuran kadar progesteron di dalam air sueu akan menguntungkan dan perlu untuk dimanfaatkan.
APLIKASI TEKNIK RADIOIMMUNOASSAY SEBAGAI ALAT PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN PADA SAPI MELALur PENGUKURAN KADAR PROGESTERON DI DALAM AIR SUSU
8 K RIP S I
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan, InBtitut Pertanian Bogor
01eh LAMS ENG
SARAGIH
B 19.1639
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987
Judul skripsi
APLIKASI TEKNIK RADIOIMMUNOA$SAY SEBAGAl ALAT PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN PADA SAPI MELALUI PENGUKURAN KADAR PROGESTERON DI DALAM AIR SUSU
Nama mahasiswa
LAMS ENG SARAGIH
Nomor pokok
B. 191639
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Prof. DR. Soebadi Partodihardjo Dosen pembimbing
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Maret 1963 di Sidika1an8, Kab. Dairi, Sumatera Utara.
Putera bungsu
a&ri 1imCl bersa.udara (2 putern dan .3 puteri), analr dari Bapa K. Sara8ih dan Inang B br. purba. TClmat dari SD Nee;eri Teladan pada tahun 1975, me1anjutl
tahun 1982, di terim" se bagai mahasiswa di Ins-
ti tu t Pertunian Bogor melalui jalur Proyek Perintis II, dan pada tahun 1983 memilih Fakultas Kedokteran Hewan sebagai program studi, dan lulus Sarjana Kedokteral1 Hewan pada akhir Oktober 1986. Semasih kuliah di IPB, penulis menjabat Asisten Luar Biasa untuk mat a kuliah Sosi010gi Pedesaan pada tahun 1984-1985, dan untuk mata ku1iah Bi010gi pada tahun 1986, di Tinglrat Persiapan Bersama, Insti tu t Pertanian Bogar •
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha .Esa atas ralthmat serta bimbingan-Nya dalam penyelesaian skripsi in1. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk menempuh ujian Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan, Institut 1-'ertanian J::lOgor. Penulisan skripsi ini merupakan suatu telaah pustaka dalam hal mana penulis meranglmm beberapa artil{el dan selanjutnya diberikan pembahasan dan kesimpulan. Pad a kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. DR. Soebadi Partodihardjo selaku dosen pembimbing, at as segala bimbingan yang diberikan. Bantuan-bantuan dari staf perpustakaan FKH, Balitvet Bogar, Batan Jakarta, perpustakaan pribadi bapak Adnin Adnan, staf bagian Jurusan Reproduksi dan Kebidanan FKH, mbak Asmarinda, Edwin, Tunggul, Made, sangat diharga1. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak Yayasan Sarma Jakarta, Himpunan Alumni lPB, Dekdikbud, yang telah memberikan bantuan beasiswa, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah banyak membantu selama penulisan skripsi ini dan selama penulis kUliah di IPB. Secara khusus, UCapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan untuk Bapa dan Ibu tercinta, serta
v
seluruh keluarga, at as segala pengorbanan dan dorongan yang diberikan dalam pencapaian cita-cita penulis. Akhirnya penulis masih menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Wa1aupun demikian, semoga tu-
1isan ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukan.
Bogor, Oktober 1987 Penu1is