J URNAL F ISIKA DAN A PLIKASINYA
VOLUME 9, N OMOR 1
JANUARI 2013
Kontribusi Filler Magnetik Fe3O4 pada Efek Histerisis Magneto-Elastisitas Komposit Ferogel Sunaryono∗ dan Ahmad Taufiq Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 dan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang, Kampus UM, Malang 65145
Nurdin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang, Kampus UM, Malang 65145
Darminto Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Intisari Ferogel berbasis partikel Fe3 O4 yang diperoleh dari bahan dasar pasir besi Tulungagung telah berhasil difabrikasi. Ferogel merupakan komposit hidrogel (campuran polivinil alkohol dan air) dengan filler partikel magnetit Fe3 O4 dalam ukuran mikron dan nano. Hasil analisis difraksi sinar-X menunjukkan bahwa partikel magnetik Fe3 O4 ukuran mikron dan nano berturut-turut sesuai dengan pola difraksi Fe3 O4 yang memiliki no PDF 11-0626 dan no PDF 03-0863. Sedangkan dari hasil karakterisasi SEM dan TEM ukuran mikron partikel Fe3 O4 sekitar 1-10 µm dan ukuran nano partikel Fe3 O4 sekitar 11-15 nm. Kontribusi filler magnetik Fe3 O4 pada komposit ferogel dapat terlihat pada karakterisasi magneto-elastisitasnya. Ketika ferogel dipengaruhi oleh medan magnetik luar yang berubah terhadap fungsi arus listrik, respon gerak ferogel cenderung membentuk pola histerisis dan menyempit seiring berkurangnya konsentrasi. Ferogel dengan filler partikel mikron Fe3 O4 lebih sensitif terhadap pengaruh perubahan medan magnet dibandingkan filler partikel nano Fe3 O4 . Hal ini disebabkan karena magnet remanen partikel mikron Fe3 O4 (8,233 emu/gr) lebih besar dibandingkan partikel nano Fe3 O4 (7,995 emu/gr). Respon ferogel dalam kajian penelitian ini dapat dikembangkan untuk mensintesa otot buatan dengan pendekatan eksperimen mulai dari yang mirip penggerak pada robot sampai pada penggerak lunak yang lebih canggih. ABSTRACT Fe3 O4 particles-based Ferrogels have been succesfully fabricated from iron sands from Tulungagung as a main precursors. Ferrogels are hydrogels composites (Polyvinyl alcohol and water) with magnetite particles Fe3 O4 as a filler in the range of micro and nanosize. XRD characterizations show that magnetic particles Fe3 O4 with both micro and nanosize are fully matched with XRD patterns of Fe3 O4 PDF number 11-0626 and 030863. Meanwhile, SEM and TEM images reveal that Fe3 O4 microsize ranges from 1 to 10 µm and Fe3 O4 nanosize ranges from 6 to 16 nm. Filler contribution of magnetite Fe3 O4 on ferrogles composites can be conducted from its magneto-elasticity characterization. When ferrogels influenced by external magnetic field, the ferrogles respons tend to form hysteresis shape and shifted by reducing magnetite concentration. Ferrogel with particels filler of Fe3 O4 microsize is more sensitive in external magnetic field than ferrogels with particles filler in nanosize. This phenomena is caused by remanent magnetic of Fe3 O4 in microsize (8,233 emu/gram) which is higher than Fe3 O4 (7,995 emu/gram) in nanosize. Finally, the ferrogles response in this research can be developed as artificial muscles from simple until sophisticated actuator. K ATA KUNCI : Fe3 O4 , Ferogel, hydrogels, composites, magneto-elasticity
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan penelitian dalam rekayasa bahan material dengan mereduksi ukuran terus berkembang. Rekayasa re-
∗ E- MAIL :
duksi ukuran partikel ini kita kenal dengan teknologi nano. Dalam bidang biosains dan bioteknologi aplikasi teknologi nano yang telah dikembangkan adalah separasi Immunomagnetic dari sel, penentuan dan pelacakan campuran aktif secara biologis, Imobilisasi dan modifikasi campuran aktif secara biologi, agen kontras untuk investigasi MRI, magnetic fluid/hydrogel hyperthermia, otot buatan [1]. Khusus pada aplikasi partikel magnetik hydrogel hyperthermia dan otot bu-
[email protected]
c Jurusan Fisika FMIPA ITS
-37
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 9, N O . 1, JANUARI 2013
S UNARYONO , dkk.
atan, partikel magnet dibuat berbentuk gel yang disebut ferogel. Ferogel ini merupakan kombinasi sifat magnetik dari filler magnet dan sifat elastik dari hidrogel. Karena pengaruh kombinasi sifat inilah, ferogel terjadi perubahan bentuk dan sifat termal ketika ada pengaruh medan magnet luar. Berbagai macam percobaan telah dilakukan untuk mengetahui kemampuan bahan ferogel yang dapat bersifat magneto-elastisitas dan magneto-termal. Ferogel mewakili sebuah jenis bahan baru yang menarik sebagai kombinasi sifat magnetik dengan sifat elastik dari sebuah jaringan. Ferogel (atau gel magnetik) terdiri dari partikel nano magnetik yang dilarutkan di dalam sebuah pengikat silang jaringan polimer. Kebergantungan jenis dan/atau konsentrasi salah satu polimer mampu mengontrol sifat viskoelastik dari bahan [2]. Ditambahkan, sifat-sifat magnetik dapat juga dibuat sebagai fungsi dari sifat dasar dan konsentrasi dari partikel nano [3]. Pencapaian pelarutan homogenitas yang baik dari partikel nano magnetik yang berada di dalam polimer merupakan sebuah persoalan penting. Percobaan pelarutan dalam menentukan jumlah nanopartikel di dalam sebuah polimer bulk telah menunjukkan bahwa nanopartikel cenderung teraglomerasi. Jika pelarutan dicoba didalam larutan polimer maka kemungkinan besar terjadi sedimentasi dari nano partikel, oleh karena itu bahan tidak akan terdistribusi secara uniform. Sebuah pendekatan dalam menentukan larutan homogen dari nano partikel di dalam polimer. Dalam pengembangan sifat magneto-elastisitas ferogel, Li et al. [4] telah membuat gel dengan bahan dasar polimer yaitu poly n-isopropyl acrylamide (PNIPA) dan polyacrylamide. Zrinyi et al. [5] mengembangkan gel yang sensitif terhadap medan magnet. Dalam gel tersebut terdapat partikel magnet berbentuk koloid yang terdispersi didalamnya. Kemudian R.V. Ramanujan dan L.L. Lao [6] telah membuat komposit dengan bahan polivinil alkohol dan Fe3 O4 (ferrit). Penelitian yang dikembangkan adalah mensintesa otot buatan dengan pendekatan eksperimen mulai dari yang mirip penggerak pada robot sampai pada penggerak lunak yang lebih canggih. Mereka memadukan sifat elastik dari PVA gel dan sifat magnetik dari partikel Fe3 O4 berukuran mikrometer. Kajian lebih mendalam dalam mempelajari perilaku mekanik ferogel perlu dilakukan untuk mengkarakterisasi sensitivitas konsentrasi filler Fe3 O4 di dalam ferogel untuk aplikasi otot buatan dengan pendekatan eksperimen mulai dari yang mirip penggerak pada robot sampai pada penggerak lunak yang lebih canggih.
II.
(a)
(b)
Gambar 1: Hasil pola difraksi sinar-X dari partikel Fe3 O4 ukuran (a) mikron dan (b) nano.
dalam HCl dan diendapkan di dalam larutan NH4 OH dengan metode kopresipitasi. Partikel hasil pengendapan di karakterisasi XRD, TEM, dan VSM untuk mengetahui berapa jumlah fasa, ukuran partikel dan sifat kemagnetannya. Ferogel disintesis dengan mencampur PVA dan aquades dengan perbandingan massa 23:100. Campuran kemudian diaduk dan dipanaskan dalam magnetic stirrer pada suhu antara 70-90◦ C untuk meningkatkan kelarutan PVA dalam aquades. Setelah PVA benar-benar larut dalam aquades, kemudian Fe3 O4 dimasukkan dalam larutan dan diaduk hingga merata, dan larutan didinginkan dan dipanaskan secara berulang-ulang hingga terbentuk gel yang diinginkan. Ferogel yang telah terbentuk kemudian dibuat silinder dengan panjang 10 cm dan diameter 6 mm untuk karakterisasi magnetoelastisitas. Karakterisasi magneto-elastisitas ferogel dapat diketahui dari proses penyimpangan dan pemuluran ferogel dengan memvariasi perubahan kuat arus listrik.
III.
PROSEDUR EKSPERIMEN A.
Sintesis Fe3 O4 dalam ukuran mikron diperoleh dengan mengekstrak pasir besi menggunakan magnet permanen. Pasir besi hasil ekstrakan digerus dengan menggunakan planetary ball milling hingga terbentuk partikel berukuran mikron. Partikel hasil penggerusan di karakterisasi XRD, SEM, dan VSM untuk mengetahui berapa jumlah fasa, ukuran partikel dan sifat kemagnetannya. Dan sintesis Fe3 O4 dalam ukuran nano dilakukan dengan cara mengekstrak pasir besi menggunakan magnet permanen. Pasir besi hasil ekstrakan dilarutkan
HASIL DAN DISKUSI
Karakterisasi oksida besi (Fe3 O4 )
Gambar 1 adalah hasil pencocokan partikel mikron dengan search match. Hasil search-match menunjukkan bahwa partikel ukuran mikron memiliki pola difraksi yang sama dengan pola difraksi Fe3 O4 yang memiliki no PDF 11-0626. Sedangkan partikel ukuran nano Fe3 O4 menunjukkan bahwa puncak yang terdeteksi pada pola difraksi didominasi fasa Fe3 O4 . Analisis search match untuk sampel nano Fe3 O4 -38
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 9, N O . 1, JANUARI 2013
(a)
S UNARYONO , dkk.
(b)
Gambar 2: Struktur mikro pengujian SEM partikel mikron Fe3 O4 hasil penggerusan dengan alat planetary ball milling (a), foto pengujian TEM partikel nano Fe3 O4 hasil sintesis dengan metode kopresipitasi (b).
TABEL I: Besaran-besaran magnetisasi dan medan magnet partikel Fe3 O4
Gambar 3: Kurva histerisis partikel Fe3 O4
Ukuran Partikel Mr (emu/gram) Ms (emu/gram) Hc (Tesla) 1 - 10 µm 6 - 16 nm
8,233 7,995
56,220 36,682
Dengan demikian partikel nano Fe3 O4 hasil sintesis memiliki nilai magnetisasi dan medan koersivitas lebih rendah dari pada partikel mikro Fe3 O4 yang termasuk daerah domain jamak. Ukuran partikel yang besar terdiri dari domain jamak yang memiliki momen-momen magnetik tertentu yang berbeda arah setiap domainnya. Ketika partikel diberi medan magnet luar, momen-momen magnetik akan berusaha menyearahkan sesuai dengan arah garis gaya magnet dari luar tersebut. Semakin banyak momen magnetik yang tidak searah dengan medan luar, energi yang dibutuhkan untuk memagnetisasi akan lebih besar. Hal inilah yang mengakibatkan magnetisasi saturasi (Ms ) menjadi meningkat. Semakin besar nilai magnetisasi remanen, maka semakin besar pula magnetisasi saturasi (Ms ) dan medan koersivitas (Hc ). Hal ini diakibatkan medan yang dibutuhkan untuk menghilangkannya semakin besar, karena magnetisasi remanen merupakan besarnya magnetisasi sisa yang masih bisa dimiliki oleh suatu bahan ketika medan luar mulai dihilangkan. Pada Tabel 1 dapat dilihat nilai magnetisasi remanen (Mr ) partikel mikron Fe3 O4 8,233 emu/gram lebih besar dibandingkan partikel nano Fe3 O4 7,995 emu/gram, begitu juga untuk medan koersivitas (Hc) pada partikel mikro Fe3 O4 memiliki nilai yang lebih besar yaitu 0,0142 T dibandingkan dengan partikel nano Fe3 O4 yang besarnya 0,0169 T. Maka dapat disimpulkan bahwa partikel mikro Fe3 O4 memiliki sifat kemagnetan yang lebih besar dibandingkan dengan partikel nano Fe3 O4 .
0,0169 0,0142
menghasilkan pola difraksi yang sama dengan pola difraksi Fe3 O4 yang memiliki no PDF 03-0863. Hasil pengujian SEM (Gambar 2) dengan perbesaran 10.000 kali menunjukkan bahwa ukuran Fe3 O4 untuk partikel mikron sekitar 1-10 µm dan pengujian TEM (Gambar 2) dengan perbesaran 150.000 kali memperlihatkan bahwa distribusi ukuran Fe3 O4 untuk partikel nano sekitar 11-15 nm. Hasil pengujian ini tidak jauh berbeda dengan ukuran kristal hasil difraksi sinar-X melalui perhitungan dengan persamaan Scherrer yaitu sekitar 5,857 nm. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa partikel Fe3 O4 termasuk partikel primer, di mana partikelnya terdiri dari domain tunggal. Data hasil keluaran pengujian VSM partikel Fe3 O4 berupa kurva histerisis magnetisasi (M) dengan medan magnet (T), seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Kurva histerisis hasil pengujian menentukan nilai magnetisasi saturasi (Ms ), magnetisasi remanen (Mr ), dan medan koersivitas (Hc ) dari partikel mikron dan nano, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil pengujian VSM menunjukkan bahwa partikel mikron mempunyai nilai magnetisasi dan medan magnet yang lebih tinggi daripada partikel nano. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan ukuran diameter partikel. Diameter partikel dapat dibedakan menjadi dua bagian daerah yaitu daerah dengan domain tunggal dan domain jamak. Menurut Morrish dan Yu [7] partikel Fe3 O4 merupakan domain tunggal ketika diameternya 50 nm atau kurang, bahkan di dalam buku berjudul the iron oxides mengatakan bahwa partikel magnetik secara umum menjadi domain tunggal ketika partikel tersebut lebih kecil dari 100 nm dan batas ini merupakan fungsi dari sifat-sifat material [8]. Dari hasil difraksi sinar-X menunjukkan ukuran kristal Fe3 O4 untuk partikel nano sekitar 5,857 nm dan diameter partikel hasil pengujian TEM sekitar 11-15 nm. Hasil ini dapat dikategorikan bahwa partikel nano Fe3 O4 hasil sintesis termasuk partikel pada daerah domain tunggal.
B.
Analisis data kontribusi filler magnetik Fe3 O4 pada ferogel
Karakterisasi penyimpangan ferogel dalam pengaruh elektromagnetik Karakterisasi penyimpangan ferogel terhadap perubahan kuat arus listrik dilakukan untuk mengetahui perilaku simpangan dan respon filler Fe3 O4 di dalam pengaruh elektromagnetik. Sebelum dilakukan karakterisasi penyimpangan ferogel akibat medan magnet perlu dilakukan pengujian -39
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 9, N O . 1, JANUARI 2013
S UNARYONO , dkk.
Gambar 4: Grafik batas ambang medan magnet dan konsentrasi filler magnetik Fe3 O4
batas ambang medan magnet ferogel saat mulai menyimpang. Grafik hubungan batas ambang medan magnet dengan konsentrasi Fe3 O4 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa partikel mikron Fe3 O4 lebih sensitif terhadap medan magnet dari pada partikel nano Fe3 O4 , hal ini ditunjukkan oleh lebih cepatnya respon ferogel dengan filler partikel mikron Fe3 O4 dibandingkan dengan partikel nano Fe3 O4 . Kesensitifitasan ini karena adanya pengaruh besarnya kandungan magnetisasi partikel Fe3 O4 yang terkandung pada ferogel. Pola histerisis penyimpangan ferogel dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan arus listrik yang mengalir melalui elektromagnetik. Kuat arus listrik divariasi antara 0 sampai 9 A dengan kuat medan magnet tertinggi sekitar 200 mT antara kutub elektromagnetik. Gambar 5 menunjukkan pola grafik hubungan antara kuat arus listrik terhadap simpangan ferogel pada berbagai konsentrasi. Saat arus listrik dinaikkan maka simpangan ferogel akan bertambah, sebaliknya jika arus listrik diturunkan maka simpangan ferogel akan turun. Lintasan ferogel saat arus dinaikkan berbeda dengan lintasan saat arus diturunkan. Naik turunnya simpangan ferogel akibat pengaruh medan magnet, membentuk suatu lintasan dengan pola histerisis. Pola histerisis ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu adanya magnet remanen yang dimiliki oleh filler ferogel dan posisi awal antara ferogel dengan elektromagnetik. Magnet remanen yang dikandung ferogel mengakibatkan adanya magnet sisa pada ferogel, hal ini mengakibatkan ketika kuat medan magnet dikurangi maka ferogel tidak langsung lepas melainkan masih terus menyimpang. Gambar 5 menunjukkan kecenderungan pola histerisis partikel mikron dengan konsentrasi filler Fe3 O4 antara 5% hingga 25% dari berat ferogel. Karakterisasi histerisis membentuk pola menyempit dan menurun seiring berkurangnya konsentrasi. Peristiwa ini disebabkan adanya perbedaan kemampuan ferogel untuk menyimpang dan kembali ke posisi semula di dalam pengaruh perubahan kuat arus listrik. Perbedaan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi filler Fe3 O4 yang mengisi ferogel. Semakin besar
Gambar 5: Grafik hubungan antara simpangan ferogel terhadap perubahan kuat arus listrik, dengan variasi konsentrasi filler 5%, 10%, 15% , 20% , 25% untuk (a) partikel mikron (b) partikel nano.
konsentrasinya maka semakin besar pula kemampuan ferogel untuk menyimpang, dan sebaliknya ferogel akan memerlukan medan magnet yang cukup lemah untuk lepas ketika pengaruh kuat arus listrik dikurangi atau dihilangkan. Hal ini terkait dengan kandungan magnet remanen yang dimiliki ferogel. Semakin besar konsentrasi filler Fe3 O4 maka kandungan magnet remanennya juga semakin besar. Kecenderungan pola histerisis simpangan ferogel dengan filler partikel nano Fe3 O4 sama dengan yang dialami oleh ferogel dengan filler partikel mikron Fe3 O4 . Pola histerisis membentuk pola menyempit seiring berkurangnya konsentrasi. Pola histerisis ferogel dengan filler partikel mikron Fe3 O4 lebih lebar daripada ferogel dengan filler partikel nano Fe3 O4 . Perbedaan ini dipengaruhi oleh kandungan magnetisasi saturasi yang dimiliki oleh masing-masing partikel sebagai akibat perbedaan ukuran partikel. Magnetisasi saturasi partikel mikron Fe3 O4 sebesar 56,05 emu/gram sedangkan partikel nano Fe3 O4 36,26 emu/gram. Karakterisasi pemuluran ferogel dalam pengaruh elektromagnetik Hasil karakterisasi pola histerisis pemuluran ferogel di-40
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 9, N O . 1, JANUARI 2013
S UNARYONO , dkk.
ran mikro mampu menghasilkan pemuluran 13% panjang semula sedangkan filler berukuran mikro mampu menghasilkan pemuluran 7% panjang semula. Perbedaan ini terkait dengan dua hal yaitu bahan utama yang dipakai dan kuat medan magnet. Dalam penelitian ini bahan yang dipakai menggunakan PVA sedangkan Zrinyi menggunakan GDA (glutardialdehyde). Kuat medan magnet maksimum yang dipakai dalam penelitian ini sebesar 200 mT sedangkan Zrinyi mampu hingga 840 mT [9]. IV.
SIMPULAN
Karakterisasi ferogel berbahan dasar pasir besi Tulungagung telah dilakukan. Berikut hasil-hasil yang dapat dilaporkan dari hasil eksperimen dan analisis data, yaitu: 1. Partikel mikro Fe3 O4 memiliki sifat kemagnetan yang lebih besar dibandingkan dengan partikel nano Fe3 O4 . Hasil VSM menunjukkan bahwa partikel mikro memiliki nilai magnetisasi remanen (Mr ), magnetisasi saturasi (Ms ) dan medan koersifitas (Hc ) lebih besar dibandingkan dengan partikel Fe3 O4 berukuran nano. Nilai magetisasi remanen (Mr ) partikel mikro sebesar 8,233 emu/gram sedangkan partikel nano sebesar 7,995 emu /gram. Magnetisasi saturasi pada partikel mikro sebesar 56,220 emu/gram, sedangkan partikel nano sebesar 36,682 emu/gram. Partikel mikro mempunyai medan koersifitas sebesar 0,0169 T sedangkan partikel nano sebesar 0,0142 T.
Gambar 6: Grafik hubungan antara pemuluran ferogel dan perubahan kuat arus listrik dengan konsentrasi filler magnetik Fe3 O4
tunjukkan pada Gambar 6. Gambar tersebut menunjukkan grafik hubungan antara pemuluran ferogel dan perubahan kuat arus listrik dengan konsentrasi Fe3 O4 25% dari berat ferogel. Dalam penelitian ini karakterisasi hanya menggunakan ferogel dengan konsentrasi Fe3 O4 sebesar 25% , karena pada konsentrasi dibawah 25% sulit diamati pemulurannya. Hal ini diakibatkan oleh terbatasnya medan magnet maksimum yang digunakan hanya sebesar 200 mT. Medan magnet yang lebih besar tidak dapat dihasilkan karena keterbatasan peralatan. Gambar 6 memperlihatkan bahwa pola histerisis ferogel dengan filler berukuran nano lebih sempit daripada pola histerisis ferogel dengan filler yang berukuran mikro. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat kemagnetannya. Hasil VSM menunjukkan bahwa partikel nano mempunyai magetisasi remanen yang lebih kecil dibandingkan dengan magnetisasi remanen partikel berukuran mikro. Magnetisasi remanen partikel mikro sebesar 8,233 emu/gr sedangkan partikel nano sebesar 7,995 emu/gram. Semakin kecil magnetik remanen maka semakin menyempit pola histerisisnya. Pola histerisis hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil yang diteliti oleh Zrinyi. Besar pemuluran yang didapatkan dalam penelitian yang dilakukan Zrinyi lebih besar hasil penelitian ini. Penelitian Zrinyi mampu menghasilkan pemuluran hingga 40% panjang semula sedangkan dalam penelitian ini untuk konsentrasi filler 15% dengan filler beruku-
2. Perubahan medan magnet terhadap penyimpangan ferogel membentuk pola histerisis. Pola histerisis ini cenderung menyempit seiring berkurangnya kontribusi filler magnetik Fe3 O4 . Perubahan konsentrasi mempengaruhi lebar pola histerisis kurva karena perbedaan kandungan Fe3 O4 . Lebar kurva histerisis pada partikel mikro lebih besar daripada lebar kurva histerisis partikel nano. Hal ini disebabkan magnet remanen partikel Fe3 O4 berukuran mikron lebih besar dibandingkan partikel Fe3 O4 berukuran nano. 3. Pola histerisis ferogel dengan filler berukuran nano lebih sempit daripada pola histerisis ferogel dengan filler yang berukuran mikro. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat kemagnetannya.
[1] R.V. Ramanujan, Clinical application of magnetic nanomaterials, Proceeding First International Bioengineering Conference, Singapore, 2004. [2] R. Hernandez , et al.., Polymer, 45(16), 5543-9 (2004). [3] M. Zrinyi, et al., Polym Gels Networks, 5, 415-27 (1997). [4] Y. Li, et al., J.Appl. Polym.Sci., 63, 1173-8 (1997). [5] M. Zrinyi and D. Szabo, Muscular contraction mimicked by magnetic gels, Proc. 7th Int. Conf. on Elektro-Rheological Fluids and Magneto-Rheological Suspensions (Honolulu, July 1999) ed. R Tao (Singapore: World Scientific) pp 11-7, 2000. [6] R.V. Ramanujan, and L.L. Lao, The mechanical behaviour of
smart magnet-hydrogel composites (Institute of Physics Publishing, Smart Materials and Structures 15, 2006). [7] A. H. Morrish, and S. P. Yu, Physical Review, 102, 670-673 (1956). [8] R.M. Cornell, and U. Schwertmann, The Iron Oxides(2nd ed. Weinheim. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co., 2003). [9] M. Zrinyi, et al., Direct observation of discrete and reversible shape transition in magnetic field sensitive polymer gels, 2003, Avaible online: http://www.kfki.hu/ cheminfo/hun/olvaso/zrinyi/polygel.html
-41