1 Lampiran 1
Konsep Awal Pembangunan Ekonomi Pertanian Secara Kolektif melalui Organisasi
Untuk dapat membayangkan sebuah model pembangunan ekonomi pertanian secara kolektif, maka mestilah dilihat dan dimengerti bahwa sesungguhnya pertanian yang ada di P4T sekarang ini adalah sebuah rumah tangga pertanian kecil dan kekurangan lahan. Lahan yang dimiliki umumnya hanya berasal dari distribusi lahan milik PT. Tratak. Luasannya sekitar 0,19 ha untuk setiap KK
Karena kekurangan lahan, maka para petani menggarap lahan hanya menggunakan jam kerja yang singkat. Seringkali, mereka mengisi jam kerja lainnya dengan cara mencari penghasilan tambahan diluar sektor pertanian. Sementara, tenaga kerja produktif lainnya di desa khususnya para pemuda tidak sepenuhnya terlibat dalam kerja pertanian kecuali dalam waktu-waktu khusus seperti saat saat panen untuk membantu mengangkut hasil panen ke rumah. Ketersediaan sumber daya manusia dan waktu nampak dari sisi ini.
Maka, didapat gambaran bahwa tanah-tanah garapan eks perkebunan PT. Tratak tersebut belum cukup mampu menghidupi mereka. Selama ini, para petani P4T menyambung hidup dan memenuhi deret kebutuhan selain menggarap lahannya yang sempit juga dengan menjual tenaga secara serabutan pada sektor non pertanian ketika masa bekerja di tanah pertanian pada fase tanam dan fase panen telah usai.
Padahal, banyak kesempatan ekonomi lain yang terbuka dan belum digarap seperti perikanan, peternakan, dan pertanian lain, pembuatan pupuk dan pengolahan produksi hasil panen. Beberapa sektor pekerjaan bisa dirangkai secara terintegrasi. Namun, jika kesemuanya ini dikerjakan pada skala rumah tangga sangat sulit dilakukan. Sebab sumber daya yang tersedia untuk hal-hal diatas seperti tenaga kerja, modal, dan teknologi tidak dipunyai.
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.
2 (lanjutan) Membuat usaha ekonomi baru dengan sistem ekonomi pertanian kolektif adalah tata cara merubah manajemen usaha rumah tangga pertanian kecil menjadi manajemen usaha bersama. Dengan mengkolektifkan lahan untuk dikelola secara bersama, maka lahan pertanian hanya dikerjakan oleh sejumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Sebagai misal, selama ini 10 hektar lahan sawah yang selama ini dikerjakan oleh 50 KK petani. Lahan seluas 10 hektar tersebut sebenarnya dapat diambil alih oleh 15 KK dengan jam kerja yang lebih intensif. 5 KK lainnya dapat mengerjakan peternakan bersama seperti penggemukan sapi, usaha kolam ikan intensif. Dan, 5 KK lainnya dapat mengerjakan usaha pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan kompos, serta pembuatan usaha jamur merang.
Keseluruhan usaha ini dikerjakan dalam sebuah manajemen usaha satu atap. Sehingga, 10 hektar sawah dengan 2 kali masa tanam dan satu kali palawija akan menghasilkan 120 ton gabah kering panen. Sementara, 1 kali panen palawija kacang tanah misalnya akan menghasilkan panen setara dengan minimal 60 ton gabah kering panen.
Usaha penggemukan sapi anakan dalam setiap ekornya akan menghasilkan/panen setelah selama 10 bulan. Harga anakan sapi dari Rp 2000.000 akan menghasilkan Rp. 6 juta setelah 10 bulan. Sementara, rumput dapat diambil secara mudah. Namun, untuk lebih memaksimalkan keuntungan, usaha ini dapat dikelola dengan menambahkan asupan makanan/pakan kepada sapi. Keuntungan lainnya, kotoran sapi yang diolah dengan teknologi kompos akan mengurangi ketergantungan sawah terhadap pupuk kimia yang dipakai di sawah.
Usaha perikanan akan menghasilkan keuntungan/panen setiap 3 bulan. Sehingga, dalam setahun dapat dijalankan 3 kali panen dan satu kali masa pengistirahatan kolam. Kolam-kolam ikan ini dapat dibuat di setiap halaman rumah penduduk.
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.
3 (lanjutan) Dengan demikian, ide menjalankan usaha manajemen ekonomi pertanian kolektif sebenarnya sangat menarik untuk diterapkan di P4T.
Kebutuhan Awal dan Tantangan Dalam menjalankan usaha bersama ini terdapat tantangan-tantangan yang mungkin akan dialami oleh P4T. Tantangan tersebut diantaranya adalah: A. Belum ada kesepemahaman yang kuat untuk merubah manajemen usaha tani skala rumah tangga kedalam manajemen usaha ekonomi kolektif pertanian. B. Tidak ada fasilitator dan pendidik dari P4T yang dapat mengawal proses ini sehingga manajemen usaha ini dapat dijalankan. C. Belum dimengertinya tatacara pembuatan usaha-usaha ekonomis seperti pembuatan jamur merang, pupuk organik sehingga takut mengalami kegagalan. D. Tidak ada modal bagi diversifikasi usaha seperti usaha peternakan, jamur merang dan peternakan kolektif.
Kendala-kendala awal ini sebenarnya dapat diselesaikan dengan diskusi dan pelatihan-pelatihan serta mengembangkan kerjasama dengan jaringan yang telah berpengalaman dengan usaha semacam ini. Sementara khusus dengan kendala permodalan, usaha ini dapat dimulai dengan menjalankan usaha-usaha yang paling mungkin dilakukan dengan modal yang sedikit seperti perikanan dan usaha jamur merang.
Untuk mewujudkan gagasan pengelolaan kolektif, selayaknya mobilisasi sumber daya pendukung diperluas. Kalau selama ini konsentrasi penggalangan dukungan hanya pada konstituen yang mendukung pemenuhan hak-hak sosial dan politik petani , dimasa depan konstituen yang dibutuhkan adalah pihak yang mampu menjawab kebutuhan akan modal usaha, teknologi dan pengelolaan usaha. Kendala modal yang lebih besar peluangnya dapat diselesaikan dengan membuat usulan kerjasama/bantuan modal dengan pemerintah daerah setempat.
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.
4 Lampiran 2
Panduan Umum Pertanyaan Wawancara
Topik 1: Organisasi Gerakan Petani & Mobilisasi Sumber Daya a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q.
Apa yang diketahui informan tentang sejarah kelahiran organisasi Faktor apa saja yang mendorong lahirnya organisasi Bagaimana kondisi lokal sebelum organisasi dibentuk Bagaimana bentuk perlawanan petani sebelum organisasi dibentuk Apakah informan terlibat dalam kegiatan organisasi Bagaimana bentuk keterlibatan informan dalam organisasi Mengapa informan melibatkan diri dalam organisasi Apa tujuan organisasi yang diketahui oleh informan Apa saja kegiatan dilakukan oleh organisasi Sejauh mana pengetahuan informan tentang FPPB Apa peran FPPB dalam organisasi Bagaimana pendapat informan tentang kinerja P4T dan FPPB Faktor apa saja yang mendorong kelahiran organisasi Siapa saja pihak yang mendukung organisasi (internal & eksternal) Apa saja bentuk dukungan yang diberikan Bagaimana proses keterlibatan pihak pendukung tersebut Apakah pernah ada masalah dengan keterlibatan pihak ekternal tersebut terhadap masayarakat r. Bagaimana pendapat informan tentang keterlibatan pihak eksternal tersebut s. Jenis dukungan apa yang belum diperoleh dari pihak mana yang dibutuhkan oleh informan t. Bagaimana agar dukungan tersebut bisa diperoleh
Topik 2: Struktur Agraria a. Apa sumber mata pencarian masyakakat sekitar PT. Tratak b. Apakah ada perbedaan sumber mata pencarian saat ini dengan saat sebelum penggarapan c. Bagaimana struktur penguasaaan tanah sebelum organisasi lahir d. Bagaimana struktur penguasaan tanah setelah reklaiming e. Apakah ada pengaruh setelah tanah dikuasai terhadap taraf kesejahteraan keluarga petani f. Apa saja perbedaan yang dirasakan setelah tanah dikuasai dengan saat sebelum tanah dikuasai g. Bagaimana model pengelolaan tanah yang dikuasai saat ini h. Bagaimana pendapat informan tentang model pengelolaan tanah yang dikuasai
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.
5 (lanjutan) i. Bagaimana pendapat informan tentang jumlah tanah yang didistribusikan j. Adakah manfaat yang dirasakan setelah tanah dikuasai
Topik 3: Perubahan Sosial 1. Perubahan apa dan bagaimana bentuk perubahan yang dirasakan informan setelah kehadiran organisasi selain dari sisi penguasaan tanah 2. Bagaimana pengaruh hadirnya organisasi di tengah kehidupan masyarakat 3. Bagaimana hubungan dengan sesama anggota 4. Bagaimana respon kelompok-kelompok berikut terhadap organisasi: masyarakat sekitar desa/dusun, kepala desa, camat; pihak perkebunan 5. Bagaimana pendapat informan dengan segala perubahan yang terjadi 6. Manfaat/kerugian apa yang ditimbulkan dari seluruh perubahan yang terjadi
Topik 4: Kaitan antara Mobilisasi dengan Perubahan Sosial a. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak-pihak dari luar untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh petani saat ini b. Apakah ada manfaat dari dukungan yang diberikan oleh pihak-pihak diluar organisasi terhadap gerakan c. Apakah kehadiran dan dukungan yang diberikan oleh pihak-pihak dari luar organisasi membantu menyelesaikan konflik perebutan lahan d. Apakah ada dampak negatif dari kehadiran pihak-pihak luar tersebut e. Bagaimana pendapat informan secara umum antara kehadiran pihak-pihak tersebut
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.
6
Lampiran 3
Panduan Umum Pertanyaan Diskusi Kelompok Terarah
1. Apa saja bentuk dukungan yang diperoleh oleh P4T selama ini, dari mana sumbernya dan dimanfaatkan untuk apa ? 2. Perubahan apa yang dirasakan jika dibandingkan saat sebelum dan setelah kehadiran P4T ? 3. Apakah ada hubungan antara dukungan yang diperoleh dengan tujuan yang diharapkan oleh P4T ?
Universitas Indonesia Gerakan sosial..., Suryani Amin, FISIP UI, 2008.