Hasil Penelitian
Komunikasi Politik dan Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal dalam Masa Kampanye Pemilukada Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2011 Abstract Political communication is important and feels more important when we listen to and browse the functions of political communication itself , especially when political communication and political diplomacy based on local wisdom . Political communication is done to promote the political desires of Regents candidates Singingi Kuantan , poor judgment in taking the values of local wisdom which contains many morals , truth values , family values and religious values can not be blocked causing conflicts terjaddi The Regency Kuantan Singingi Election in 2011 . One example of local wisdom kuantan singing the " Batobo " which contains the value of cooperation , harmony , harmony and familial characteristics ( mutual aid ) . Still feels less and less done well to be used and exploited in political campaign strategy in the General Election in Kuantan district Singingi . Keywords : Communication Politics , Diplomacy , Local Wisdom , Campaign , Election , Regency Kuantan Singingi
Abstrak Komunikasi politik itu penting dan terasa semakin penting apabila kita menyimak dan menelusuri fungsi komunikasi politik itu sendiri terutama apabila komunikasi politik dan diplomasi politik berbasiskan kearifan Lokal. Komunikasi politik yang dilakukan untuk mensosialisasikan keinginan-keinginan politik para kandidat calon Bupati Kuantan Singingi, rendahnya pertimbangan dalam mengambil nilai-nilai kearifan local yang banyak memuat moral, nilai kebenaran, nilai kekeluargaan dan nilai-nilai keagamaan menyebabkan tidak dapat menghadang konflik-konflik yang terjaddi di Pemilukada Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011. Salah satu contoh kearifan local kuantan singing yakni “Batobo” yang mengandung nilai kerjasama , kerukunan, keharmonisan dan sifat kekeluargaan (gotong royong). Masih kurang terasa dan kurang terlaksana dengan baik untuk di pakai dan dimanfaatkan dalam strategi kampanye politik dalam Pemilukada di kabupaten Kuantan Singingi . Kata Kunci: Komunikasi Politik, Diplomasi, Kearifan Lokal, Kampanye, Pemilukada, Kabupaten Kuantan Singingi
*
Mumammad Ridwan
Adalah Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
1. PENDAHULUAN a.
Latar belakang Penelitian Komunikasi yang dilakukan untuk
menggambarkan nilai-nilai atau pesan moral para politisi melalui media massa, tidak sepenuhnya positif, dan tidak pula sepenuhnya negatif. Pencitraan diri yang berusaha diciptakan para kader partai politik
123
Hasil Penelitian
tersebut bisa sampai kepada masyarakat. Namun tidak selamanya cara tersebut yang paling efektif, apalagi dana yang dikeluarkan begitu besar. Politik akan berjalan dengan baik apabila komunikasi verbal dan nonverbal terjalin dengan baik pula. Citra yang sebenarnya akan dinilai bukan hanya dari tahap ‘pendekatan’ tetapi juga tahap ‘proses hubungan’, yaitu ketika para kandidat dalam PEMILUKADA yang telah terpilih menjadi Bupati/Walikota membuktikan apa yang telah dijanjikan dan dicitrakan sebelumnya. Pentingnya Komunikasi Politik dan Kearifan Lokal Komunikasi Politik akan terasa semakin penting apabila kita menyimak dan menelusur fungsi komunikasi politik seperti yang dikemukakan Mc.Nair dan Hedebro dalam Cangara (2007:40-41) yang meliputi : a. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat b. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik c. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai d. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat, sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam bentuk opini public e. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka sebagai pemberi suara f. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan menampilkan para juru kampanye,
g.
h.
i.
j.
artis, dan para komentator atau pengamat politik Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan ancaman berupa tindakan separatis yang mengancam persatuan nasional Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan reformasi dan demokratisasi Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komentarkomentar politik Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good governance yang transparansi dan akuntabilitas
Dalam masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi yangmemiliki nilai-nilai kultural yang tinggi, sesungguhnya tidaklah sulit menemu kenali berbagai kearifan lokal yang menghidupi masyarakat Kuantan Singingi. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, atau pun petuah yang melekat pada keseharian. Kearifan lokal masyarakat Kuantan Singingi. Bahkan tercermin dalam kebiasaan hidup atau pun nilai yang berlaku pada masyarakat kuantan singing. b.
Rumusan Permasalahan Berdasarkan hal tersebut diatas, tulisan ini menganalisis bagaimana komunikasi politik dan diplomasi berbasis kearifan local yang dilakukan oleh calon Bupati dalam masa kampanye PEMILUKADA di Kabupaten Kuantan Singingi?
124
Hasil Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA a. Komunikasi Politik Definisi komunikasi politik, menurut Dahlan (dalam Cangara, 2009:35) ialah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik. Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik”. Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Komuniaksi politik merupakan kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tanpa sadar setiap manusia di setiap lapisan tanpa sadar telah melakukan komunikasi politik. Hal ini bisa kita lihat dari setiap pembicaraan orang atau individu dalam interaksi dengan kelompok atau individu lainnya membicarakan sebuah kebijakan pemerintah, pembicaraan seperti ini dapat dikatakan sebagai sebuah komunikasi politik dari masyarakat. Komunikasi politik yang dilakukan seperti ini dikatakan sebagai proses komunikasi politik dari simpatisan. b. Kekuasaan Politik Dimensi pesan politis yang disampaikan haruslah yang pragmatis dan idealis. Pesan pragmatis yang dapat disinggungka dalam kegiatan kampanye politik dan citra diri, salah satunya adalah mengenai kekuatan nilai
kearifan lokal budaya masyarakat setempat. Kemampuan mengemas pesan dalam wacana politik pragmatis yang diintegrasikan dengan nilai kebajikan lokal budaya setempat, perlu dikuasai oleh para tokoh politik. Selain menjadi agenda dan wadah aspirasi politis para konstituen mereka, substansi pesan dalam wacana politik pragmatis juga menjadi bahan pencapaian citraan ideal bagi sebuah aktivitas dan solusi kampanye. c. Kampanye Politik Secara etimologis, kampanye diartikan sebagai serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu. Atau dalam istilah militer, diartikan sebagai sebuah operasi militer yang dilaksanakan dalam keadaan perang. Dalam kajian ini, kampanye yang dimaksud adalah satu bentuk marketing politik yang oleh Negrine dan Lilleker (2000) diartikan sebagai sebuah periode yang disediakan oleh panitian pemilihan umum bagi pesertanya untuk memaparkan program kerja dan mempengaruhi opini publik agar bersedia memilih partai politik tempat mereka berafiliasi atau kandidat yang mewakilinya. Dalam pandangan yang hampir sama, Norris (2000) mengatakan bahwa kampanye politik adalah bentuk aktivitas politik yang partai politik dan individu kontestannya menawarkan program kerja , sambil melakukan pencitraan (imaging) kepada masyarakat bahwa merekalah yang paling peduli dan tepat dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Melalui kampanye, tokoh dan partai politik dapat dipastikan bahwa mereka sedang membangung citra personal dan partai dengan cara mengintegrasi dan menginternalisasikan nilai kearifan lokal budaya. Seorang tokoh politik, baik atas nama individu maupun partai, tidak semua memiliki kemampuan prima. Kemampuan yang dimaksud adalah, tidak
125
Hasil Penelitian
semua tokoh politik cakap dari segi kemampuan berbicara, kesopanan dalam berbusana, atau memiliki kemampuan finansial yang baik. Namun, dengan memanfaatkan aktivitas kampanye politik, semua hal itu dapat tertutupi apabila dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Akan lebih menyentuh dan mengagumkan lagi, apabila diikuti oleh pesan politis yang memuat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat. d. Pola-pola komunikasi politik Pola-pola Komunikasi Politik yang dimaksudkan adalah; 1. Pola komunikasi vertikal (top down, dari pemimpin kepada yang dipimpin); biasanya pola ini terjadi bila partai memposisikan pemimpin adalah instruksi dalam kelompok atau organisasi. Pola ini sering menunggu perintah dari atasan atau pemimpin partai. Para pengikut akan mengartikan symbol yang digunakan baik simbo, verbal maupun symbol nonverbal. 2. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok); pola komunikasi seperti ini terjadi dalam kelompok dimana interaksi terjadi antara individu didalam kelompok. Komunikasi yang dijadikan topik terfokus kepada membahas perintah atau instruksi pimpinan. 3. Pola komunikasi formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal); pola komunikasi formal muncul dalam rapat-rapat anggota, rapat pimpinan atau pertemuan musyawarah partai, dan lain sebagainya. 4. Pola komunikasi informal (komunikasi melalui pertemuan atau
tatap muka, tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi); pola ini di kembang dalam kelompok-kelompok kecil, biasanya kelompok peduli yang memikirkan pengembangan partai atau kelangsungan sebuah visi atau misi organisasi sebuah partai. e.
Pengertian Kampanye Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye adalah suatu usaha yang dilakukan serentak untuk melakukan gerakan. Dan Glossary Grafis menyatakan bahwa kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan yang berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan suatu ide penjualan maupun jasa. Kampanye Waspada Flu Burung bertujuan untuk mengajak masyarakat secara serentak melakukan tindakan-tindakan yang berguna untuk mencegah penyebaran virus flu burung dengan menampilkan informasi berupa pengetahuan mengenai virus flu burung dan langkah-langkah pencegahannya. Pada saat ini, marketing politik semakin memegang peranan penting dalam pemil-ihan umum (pemilu). Akibat-nya yang lebih menonjol saat ini yaitu politik ‘kemasan’. Sistem dan budaya politik seperti ini akan meng-un-tungkan bagi pihak-pihak yang memiliki kemampuan besar, terutama biaya dalam membangun pencitraan. Dari jauh hari, banyak calon kon-tes-tan Pemilu membayar konsultan atau merekrut orangorang yang ahli dalam politik untuk menyusun stra-tegi dan skenario yang efektif memenangkan pemilu. f. Diplomasi politik PEMILUKADA Secara sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya
126
Hasil Penelitian
merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui perantasra diplomat profesional terkait isuisu perdamaian, perdagangan, perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional dalam negeri. Menurut Ellis Briggs (1968) diplomasi adalah sebuah kegiatan urusan official dengan cara mengirim seseorang untuk mewakili pemerintahan. Tujuan diplomasi adalah untuk menciptakan persetujuan dalam kacamata kebijakan. Geoffrey McDermott (1973) diplomasi adalah pertimbangan dalam manajemen hubungan internasional. Masing-masing Negara, seberapapun kaliber dan ukurannya, selalu ingin memelihara/ mengembangkan posisinya dalam kancah internasional. Begitulah adanya, kendati faktanya, akan lebih baik jika lebih sedikit negara nationally minded di dunia ini.
didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mencermati Undang-undang diatas, mengisyaratkan bahwa posisi manusia menja disangat penting dan strategis. Manusia menjadi kunci perubahan dalam lingkungannya karena manusia dan tingkah-lakunya mampu mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh makhluk yang ada.Akante tapi, melalui lingkungannya ini pula tingkah-laku manusia ditentukan sehingga sebenarnya ada hubungan timbalbalik yang seimbang. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. 4 Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalamma syarakat dapat menjadikan kearifan lokalsebagai sumber energi potensial dari sistempengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dand amai.
g. Kearifan Lokal Secara umum, kearifan lokal dapat dimaknai sebagai gagasan-gagasan setempat (local) bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. Dalam masyarakat multikultural Indonesia, sesungguhnya tidaklah sulit menemu kenali berbagai kearifan lokal yang menghidupi masyarakat. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, atau pun petuah yang melekat pada keseharian. Kearifan lokal biasanya tercermin pula dalam kebiasaan hidup atau pun nilai yang berlaku pada masyarakat bersangkutan (Nurma Ali Ridwan, 2007). Menurut UU Nomor4 Tahun1982
h.
Kerangka Pemikiran
PEMILUKADA Gambar 2.4. Skema Kerangka Pemikiran PEMILUKADA
CALON BUPATI
MASA KAMPANYE
Komunikasi politik
yang disebut lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,dan makhluk hidup yang termasuk
terlaksana dengan baik
Diplomasi berbasis kearifan lokal
kurang terlaksana dengan baik
127
Hasil Penelitian
3.
METODOLOGI PENELITIAN a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kuantan Singingi Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah salah satu terjadinya konflik PEMILUKADA di Provinsi Riau , sehingga memudahkan bagi peneliti untuk menemukan jawaban terhadap variable penelitian. b. Jenis/Desain Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah manusia, sehingga peneliti merasa lebih tepat jika menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian dengan menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur tengah lintas sumatera dan berada dibagian selatan Propinsi Riau, yang mempunyai peranan yang cukup strategis sebagai simpul perdagangan untuk menghubungkan daerah produksi dan pelabuhan, terutama pelabuhan kuala enok. Dengan demikian Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai peluang untuk mengembangkan sektor-sektor pertanian secara umum, perdagangan barang dan jasa, transportasi dan perbankan serta pariwisata. Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 53 tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna, Karimun, Kuantan Singingi dan Kota Batam. Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas wilayah
7,656,03 km2, yang berada pada posisi antara 0000 -10 00 Lintang Selatan dan 1010 02 1010 55 Bujur Timur. Adapun batas-batas Kabupaten Kuantan Singingi adalah: · Sebelah Utara dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan · Sebelah Selatan dengan Propinsi Jambi · Sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat · Sebelah Timur dengan Kabupaten Indragiri Hulu 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam komunikasi politik dan diplomasi berbasis kearifan local dalam masa kampanye masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi yangmemiliki nilai-nilai kultural yang tinggi, sesungguhnya tidaklah sulit menemu kenali berbagai kearifan lokal yang menghidupi masyarakat Kuantan Singingi. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, atau pun petuah yang melekat pada keseharian. Kearifan lokal masyarakat Kuantan Singingi. Bahkan tercermin dalam kebiasaan hidup atau pun nilai yang berlaku pada masyarakat kuantan singing. Diplomasi tradisional dalam proses PEMILUKADA dapat mengarahkan konstituen untuk memberikan suara dukungan kepada para kandidat yang dicalonkan antara pasangan SukarmisZulkifli 1dan Mursini-Gumpita. Pola-pola komunikasi politik dalam PEMILUKADA di Kabupaten Kuantan Singingi . Berdasarkan hasil penelitian di lapangan penulis menemukan pola-pola komunikasi politik para kandidat dalam Pemilukada dengan melihat dan memperhatikan kearifan local di tengahtengah masyarakat Kuantan sengingi antara lain: a. Pola komunikasi vertikal (top down,
128
Hasil Penelitian
dari pemimpin kepada yang dipimpin); Pelaksanaan nilai-nilai budaya menunggu perintah dari salah satu kandidat dan ini menjadi suatu keuntungan bagi kandidat calon Bupati untuk melakukan komunikasi politik kepada masyarakat secara umum. komunikasi vertical yang dilakukan oleh para kandidat calon Bupati Kuantan Singingi yang memanfaatkan Kearifan local juga terasa pada nilai-nilai keagamaan, dimana salah satu kearifan local yang melekat di masyarakat Kuantan Singingi yakni “ adat bersandikan sarak, sarak bersandikan Khitabullah, pola ini lebih dimanfaatkan oleh kandidat calon Bupati Mursini-Gumpita dengan menggunakan symbol-simbol kandidat calon Bupati keislaman Mursini-Gumpita menjalin komunikasi politik di tengah-tengah masyarakat Kuatan Singingi. b. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok) Terkait dengan kearifan lokal, para politisi tertantang untuk mengenal budaya setempat. Segala tindakan disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berkembang pada budaya setempat itu. Di dalam masyarakat Kuantan singingi hubungan kekerabatan sangat kental terlebih lagi hubungan persukuan (Sesuku) dimana dalam kearifan local yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi pola komunikasi seperti ini terjadi dalam kelompok dimana interaksi terjadi antara individu didalam kelompok. Hal ini terasa dengan Komunikasi politik dan diplomati politik yang dilakukan oleh pasangan calon Bupati terutama jelas terlihat adanya pesan politik akan lebih efektif dengan mengkondisikan kelompok persukuan terutama pada persukuan masing-masing kandidat. Pola Komunikasi Politik dan diplomasi Politik secara horizontal juga terlihat
dilakukan oleh apra kandidat calon Bupati dengan mendekatkan diri dengan nilai-nilai kearifan local Masyarakat Kuatan Singingi seperti “Batobo” yang merupakan Sebutan untuk gotong royong. Batobo dilakukan untuk memringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih mudah. Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. c. Pola komunikasi informal (komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak mengikuti prosedur atau jalurjalur organisasi) Pendekatan yang selalu diambil dalam pola ini adalah tingkat kepercayaan antara individu dengan individu yang diikat dengan sumpah setia untuk mendukung salah satu kandidat. Dalam pola ini juga diperlukan sekali komitmen individu, hal ini juga melekat pada nilai-nilai kearifan local masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi “Sumpah sotih (sumpah setia)” “Bagi yang melanggar jonji, dimakan jonji” “Bagi yang melanggar buek, dimakan buek” d. Sosialiasi Komunikasi Politik dalam Bingkai Kearifan Lokal kuantan Singingi Sosialisasi yang dilakukan oleh para kandidat calon Bupati Kuantan Singingi maupun oleh Tim Sukses setiap pasangan Calon kepada masyarakat Kuatan Singingi dengan mempertimbangkan kearifan local yang hidup di tengah-tengah masyarakat pada intinya komunikasi politik yang dibangun diharapkan:1. Dengan komunikasi politik masyarakat menjadi lebih paham tentang makna politik yang sesungguhnya, 2. Dengan komunikasi politik, masing-masing orang bisa mengoreksi dan membongkar kelemahan
129
Hasil Penelitian
yang ada di rakyat dan juga pemerintah atau partai politik, 3. Dengan komunikasi politik akan mengurangi ketegangan dan saling curiga antara masyarakat dengan penguasa. Sosialisasi politik dengan mengkedepankan kearifan local masyarakat Kuatan Singingi belum begitu berhasil. Komunikasi Politik yang dikemas dengan nilai-nilai budaya Kuantan Singingi meski di kedepankan dengan benar-benar tidak hanya sekedar basa-basi atau hanya sesaat, bila sosialisasi atau komunikasi poltiik yang dibangun benar-benar mengkedepankan kearifan local secara benar maka cenderung diterima, karena di dalamnya terdapat bahasa santun, damai, toleransi, dan solidaritas. Bukan hanya sekedar candu bagi masyarakat atau hanya berlaku sesaat sebatas komunikasi politik yang dibangun pada saat kampanye saja. Untuk pencapaian dan memperoleh tingginya tingkat kepercayaan dari amsyarakat Kuantan Singingi, kemudian dihubungkan dengan situasi dan kondisi masa yang memerlukan tenaga ekstra untuk menghadapinya, terutama mental keberanian dan kejujuran tadi, hingga pada saatnya masa tidak lagi apriori terhadap kata-kata politik Komunikasi politik juga sangat tergantung pada tenaga lapangan, tenaga ahli, tenaga penghubung, LSM, dan lain-lain yang siap mengemban tugas ini sebagai amanah yang mesti dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak terkait. Tentu berhasil atau tidaknya komunikasi yang dibangun dilihat dari seberapa besar pemilihan agenagen politik setiap para kandidat mampu untuk memberikan masukan-masukan yang sesuai dengan nilai-nilai yang hidup di tengahtengah masyarakat, untuk hal ini tentu para agen Politik harus mempunyai kecukupan dalam hal : 1) Tingkat kedekatan , 2) Tingkat Pendidikan yang memadai, 3) Tingginya pemahaman tentang sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat
· Tantangan Komunikasi Politik Tantangan berat komunikasi politik dengan kearifan lokal adalah kompleksnya masalah dan lambatnya mencari/membuat solusi. Kompleksitas disebabkan oleh adanya keterkaitan (interkoneksitas) yang intens antara berbagai “komponen” atau “bagian”sistem yang saling mempengaruhi di mana setiap “komponen” memiliki otonomi untuk bereaksi sesuai identitas masingmasing. Kurang berjalannya komunikasi Politik dan Diplomasi Politik pada saat Pemilukada di Kabupaten Kuantan Singingi yang kurang memperhatikan nilai-nilai kearifan local. Komunikasi politik tersendat karena komunikasi politik yang dibangun lebih besar porsinya untuk maksud dan urusan dan masa depan cita-cita para kandidat meskipun, dalam membangun komunikasi politik dalam masa kampanye mengunakan kearifan local. Timbulnya kerusuhan atau konflik di tengah-tengah masyarakat dalam pemilukada dikarenakan tidak maksimalnya komunikasi politik dan diplomasi politik yang dilakukan oleh para kandidat calon Bupati dengan kearifan local yang melekat di dalam diri masyarakat Kuatan Singingi, para kandidat calon Bupati hanya mengedepankan ambisi pribadi dari pada ambisi dan keinginan rakyat. Komunikasi politik berbasis kearifan local yang berlangsung hanya terasa formalitas sebagai pelengkapsarana penyalur aspirasi. Realisasi dari aspirasi itu terbata-bata bahkan tertunda tak berbatas waktu. Suasana formal memupus suasana hati. Keinginan politik kandidat calon Bupati seperti jauh dari jangkauan rakyat, dan rakyat pun menjadi tidak peduli apa yang disampaikan para kandidat calon Bupati . Keadaan ini, selain merusak hubungan antara rakyat dengan pejabat, juga berpengaruh pada kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.
130
Hasil Penelitian
·Dampak Komunikasi Politik berbasiskan Kearifan Lokal Komuniaksi poltiik yang dibangun haruslah berlandasakan kejujuran bukan ketidak jujuran, kearifan, bukan kekerasan dan pemaksaaan, saling menghormati bukan saling membenci , konflik Pemilukada di Kabupaten Kuantan Singingi timbul karena lemah/ dan kurangnya komunikasi politik yang berbasiskan kearifan Lokal Kuantan singing itu sendiri. Masyarakat mudah dipengaruhi oleh kelompok kepentingan tertentu. Masyarakat yang kurang memahami politik akan terbawa oleh pepentingan-kepentingan sesaat dari politik itusendiri. Ketidaknetralan pemerintah terhadap pasangan calon yang mendaftar juga menjadi salah satu sebab terjadinya konflik
6.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan Komunikasi politik itu penting dan terasa semakin penting apabila kita menyimak dan menelusuri fungsi komunikasi politik itu sendiri terutama apabila komunikasi politik dan diplomasi politik berbasiskan kearifan Lokal. Komunikasi politik yang dilakukan untuk mensosialisasikan keinginankeinginan politik para kandidat calon Bupati Kuantan Singingi, rendahnya pertimbangan dalam mengambil nilai-nilai kearifan local yang banyak memuat moral, nilai kebenaran, nilai kekeluargaan dan nilai-nilai keagamaan menyebabkan tidak dapat menghadang konflik-konflik yang terjaddi di Pemilukada Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011. Salah satu contoh kearifan local kuantan singing yakni “Batobo” yang mengandung nilai kerjasama , kerukunan, keharmonisan dan sifat kekeluargaan (gotong royong). Masih kurang terasa dan kurang terlaksana
dengan baik untuk di pakai dan dimanfaatkan dalam strategi kampanye politik dalam Pemilukada di kabupaten Kuantan Singingi . b. Saran Saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para elit politik di daerah seyogyanya dalam komunikasi politik dan deplomasi politik dengan masyarakat di daerah mempertimbangkan nilai-nilai kearifan local yang sudah berakar dan menjadi suatu yang penting bahkan sakral bagi masyrakat, sehingga pesan-pesan politik dapat diterima ditengah-tengah masyarakat. 2. Untuk menghindari konflik baik antar kandidat maupun antar pendukung sudah seharusnya dari awal kegiatan politik atau kampanye para actor politik melibatkan nilai-nilai kearifan local sehingga Pemilukada dapat berrjalan dengan aman, tertib dan yang pada akhirnya keputusan Pemilukada dapat diterima oleh semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Muhammad Adli, Sulaiman Tripa, and Teuku Muttaqin. Selama Kearifan Adalah Kekayaan: Eksistensi Panglima Laot Dan Hukom Adat Benedict Anderson, (1966).“The Language of Indonesian Politics”, . : dalam Indonesia No. 1 Cangara, Hafied. 2007 Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa Jakarta: Granit
131
Hasil Penelitian
Hasan,
Erlina. 2005. Komunikasi Pemerintahan. Jatinangor: Refika Aditama
Hasrullah. 2001. Megawati dalam Tangkapan Pers.Yogyakarta: LkiS Laot Di Aceh. Edited by Mohd. Harun Pawang Rasyid, Helmi Hass and Murizal Hamzah. Banda Aceh: Panglima Laot Aceh, 2006. Arifin Anwar 2003, Komunikasi politik; Paradigma teori Aplikasi strategi dan komunikasi politik Indonesia; Jakarta Balai Pustaka. Gabriel Almond 1960, The Politics of the Development Areas. New Delhi, Oxford & IBH Publishing Company Hamad,Ibnu 2004 Kontruksi Realitas politik dalam Media Massa (Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap berita-berita politik) Jakarta, penerbit Granit. Nimmo, Dan 2006. Komunikasi Politik. Rosda, Bandung. ———-———2005, Komunikasi Politik; Komunikator, pesan dan Media;Bandung PT remaja Rosdhakarya. Radmilla, Samita, 2011. Kearifan lokal : Benteng Kerukunan, Jakarta : Gading Inti Prima Rosidi Rush dan Althoff, 1997, Pengantar Sosial Politik. Raja Grafindo, Jakarta Sumarno AP, 1993. Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Citraaditya Bakti, Bandung Surbakti, Ramlan, 1999, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta. Susanto Phil Astrid S. 1985. Komunikasi Sosial di Indonesia. Binacipta, Bandung. Syam, Nina Winangsih, 2002. Rekonstruksi
Ilmu Komunikasi Perspektif Pohon Komunikasi. Depdiknas, Unpad, Bandung Tiezzi, E., Marchettini, T. & Rossini, M. TT. Extending the Environmental Wisdom beyond the Local Scenario: Ecodynamic Analysis and the Learning Community Venus, Antar 2004, Manajemen Kampanye; Bandung Simbiosa Rekatama Media.
132