KOMPETITIF Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang
DAFTAR ISI Pengaruh Inflasi,Suku Bunga Bank Indonesia,Harga Minyak Dunia dan Cadangan Devisa Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Msy.Mikial,SE.MSi.Ak.CA __________ ______________ _____ 1-13 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT Dwi Jaya Maju Perkasa Palembang Rizal Effendi,SE.Msi________ _____ ___________ 14-24 Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Supervisi Terhadap Kinerja Guru di SDN 1 Talang Kelapa Amrillah Azrin,SE.MM ______________ ___ _25-37
Pengaruh Tingkat Pencapaian Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang. Nina Fitriana,SE.MSi________________
_________ 38-64
Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Koperasi Beringin Jaya Palembang Salman,SE.MP_________ _______ ___ _65-74
Analisa Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Dan Aktiva Lancar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Meti Zuliyana,SE.MSi ___________________
______________
__75-87
Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (Ukm) (Studi Kasus Pada PT Bank Mandiri Persero Tbk ) Rosalina Pebrica Mayasari,SE.MSi ______ ____ 88-97
Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT Armada Gatra Palembang Liliana,SE.Msi_______ ______________ _98 -107
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Dosen Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang Agustina,M.SE.MSi ________________ _ 108 –132 Pengaruh Daya Tarik Iklan Dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Intensi Pembelian Happy Call Lejel Home Shopping. Sri Nova Rina,SE.Msi__________ ______ ___133-149
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BANK INDONESIA, HARGA MINYAK DUNIA DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN Msy.Mikial *) __________________________________________________________________
ABSTRACT This research aims to know influence of Inflation, BI Interest Rate, World Oil Price and Foreign Exchange Reserves to Composite Stock Price Index at Indonesia Stock Exchange (IDX) Raised hypothesis “ There are positive influence of Inflation, BI Interest Rate, World Oil Price and Foreign Exchange Reserves to Composite Stock Price Index. The results showed that Inflation, BI Interest Rates, World Oil Prices, and Foreign Exchange Reserves affect the Composite Stock Price Index (CSPI). 51.03% of Composite Stock Price Index (CSPI) influenced by inflation, Bank Indonesia interest rates, oil prices, and foreign exchange reserves, while the remaining 48.97% influenced by other factors not examined. From the analysis of partial turns all variables significantly influence the level of the Composite Stock Price Index (CSPI), and the most dominant influence is inflation, whereas the smallest effect is the BI interest rate. Key Word : Inflation, BI Interest Rate, World Oil Price, Foreign Exchange Reserves, Composite Stock Price Index
A. PENDAHULUAN Surat-surat
berharga
yang
memungkinkan
investor
untuk
keuntungan
(capital
diperdagangkan di pasar modal salah
mendapatkan
satunya adalah saham yang terdiri
gain) dalam jumlah yang besar dalam
dari saham biasa (common stock) dan
waktu singkat dan sebaliknya dapat
saham
stock).
membuat investor menderita kerugian
Saham dikenal dengan karakteristik
yang besar dalam waktu singkat
high risk – high return, yang artinya
sebagai akibat fluktuasi harga saham.
preferen
memberikan
(preferen
peluang
keuntungan
Setiap investor harus mampu
yang tinggi namun juga berpotensi
menentukan
resiko
dengan
yang tinggi.
Dari
saham
pilihan
menggunakan
investasinya indikator
*) Dosen Fakultas Ekonomi UTP Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
1
Jurnal Kompetitif
pergerakan sebagai
Universitas Tridinanti Palembang
Indeks
Harga
sarana
Saham
pertimbangan
hari,
yaitu
setelah
penutupan
perdagangan setiap harinya.
keputusan investasi. Indeks harga
Indeks
Harga
Saham
saham merupakan indikator utama
Gabungan mengalami peningkatan
yang
pergerakan
yang semakin pesat sejak krisis
harga saham dan salah satu leading
ekonomi yang melanda Indonesia
indikator bagi kondisi perekonomian
pada tahun 1998. Hal ini ditunjukkan
(Cahyono, 2002).
dari perkembangan nilai IHSG dan
menggambarkan
Indeks
Harga
Saham
nilai transaksi. Nilai IHSG
Gabungan (disingkat IHSG,
yang
mengalami peningkatan hingga 400
dalam Bahasa
juga
persen dari tahun 2000 hingga 2008.
Jakarta Composite Index / JCI,
Kondisi ini juga diikuti nilai transaksi
atau JSX Composite) merupakan salah
yang semakin meningkat. Nilai IHSG
satu indeks
yang
Inggris disebut
pasar
saham yang
semakin
tinggi
merupakan
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia
bentuk kepercayaan investor atas
(BEI). Diperkenalkan pertama
kondisi
kali
pada tanggal 1 April 1983, sebagai
ekonomi
Indonesia
yang
semakin kondusif.
indikator pergerakan harga saham di
Namun krisis ekonomi global
BEI. Indeks ini mencakup pergerakan
mulai pertengahan tahun 2008 telah
harga seluruh saham biasa dan saham
mendorong
preferen yang tercatat di BEI.
sebesar 50 persen dalam kurun waktu
Perhitungan representasikan
jatuhnya
nilai
IHSG
Indeks
me-
yang relatif singkat (satu tahun).
pergerakan
harga
Krisis yang berasal dari Amerika
saham di pasar/bursa yang terjadi
Serikat
melalui sistem perdagangan lelang.
ekonomian di benua Eropa dan Asia,
Harga saham yang digunakan dalam
khususnya
menghitung
IHSG
adalah
harga
Indonesia sebagai negara berkembang
saham
pasar
reguler
yang
mendapat pengaruh yang cukup besar
didasarkan pada harga yang terjadi
dari krisis finansial global. Berbagai
berdasarkan
lelang.
kebijakan diambil pemerintah untuk
Perhitungan IHSG dilakukan setiap
meredam pengaruh buruk dari krisis,
2
di
sistem
telah
meruntuhkan
negara
per-
berkembang.
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
mulai dari menaikkan tingkat suku
masyarakat
bunga,
bakar
nurunnya penjualan perusahaan, dan
minyak, maupun memperketat lalu
menurunnya penjualan perusahaan
lintas mata uang asing.
akan
menaikkan
bahan
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
pergerakan
mengakibatkan
menurunkan
me-
keuntungan
perusahaan.
IHSG
Menurunnya
keuntungan
yaitu: faktor domestik, faktor luar
perusahaan
negeri, dan faktor aliran modal ke
harga saham, karena investor akan
Indonesia. Faktor domestik berupa
memilih
faktor-faktor
suatu
memberikan keuntungan yang lebih
negara seperti inflasi, pendapatan
tinggi. Akibatnya, jika harga saham
nasional, jumlah uang yang beredar,
menurun, maka nilai perusahaan juga
suku bunga, maupun nilai tukar
mengalami penurunan. Investor dan
Rupiah.
calon investor enggan membeli saham
Inflasi
fundamental
mempengaruhi
investasi
yang
mampu
faktor
perusahaan, karena expected return-
fundamental makro dari indikator
nya rendah akibat dari menurunnya
makroekonomi yang menggambarkan
keuntungan perusahaan Hal ini dapat
kondisi ekonomi yang kurang sehat,
mengakibatkan
karena harga-harga barang secara
perusahaan menurun.
umum
merupakan
dapat
meningkat
sehingga
melemahkan daya beli masyarakat. Kenaikan tinggi
akan
harga-harga menyebabkan
Suku bunga sering digunakan sebagai
ukuran
pendapatan
yang
diperoleh oleh para pemilik modal,
inflasi
suku bunga ini disebut dengan bunga simpanan atau bunga investasi.
terhadap kenaikan biaya produksi.
Naiknya
Biaya produksi yang tinggi akan
mendorong
menyebabkan
menabung,
jual
saham
yang
tinggi, kondisi ini akan berpengaruh
harga
harga
barang-
suku
bunga
masyarakat dan
malas
akan untuk untuk
barang produksi naik, dan hal ini akan
berinvestasi di sektor riil. Kenaikkan
menurunkan daya beli masyarakat
suku bunga juga akan ditanggung
karena pendapatan riil masyarakat
oleh investor, yaitu berupa kenaikan
juga menurun. Menurunnya daya beli
biaya
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
bunga
bagi
perusahaan.
3
Jurnal Kompetitif
Masyarakat
Universitas Tridinanti Palembang
tidak
mau
berisiko
melakukan investasi dengan biaya
pembayaran dan nilai transaksi bersih saham oleh investor asing.
tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak
berkembang.
Perusahaan
Bertitik tolak dari uraian sebelumnya,
permasalahan
dalam
banyak mengalami kesulitan untuk
penelitian
mempertahankan hidupnya, dan ini
sebagai berikut : Seberapa besar
menyebabkan
perusahaan
pengaruh inflasi, suku bunga Bank
kinerja
Indonesia, harga minyak dunia dan
pada
cadangan devisa terhadap Indeks
kinerja
menurun.
Menurunnya
perusahaan
dapat
berakibat
penurunan harga saham.
ini
dapat
dirumuskan
Harga Saham Gabungan . Sedangkan
Faktor luar negeri merupakan
tujuan penelitiannya adalah untuk
salah satu implikasi dari bentuk
mengetahui pengaruh inflasi, suku
globalisasi
semakin
bunga Bank Indonesia, harga minyak
terintegrasinya pasar modal di seluruh
dunia dan cadangan devisa terhadap
dunia. Kondisi ini memungkinkan
Indeks
timbulnya pengaruh dari bursa-bursa
Adapun kegunaan penelitian antara
yang maju (developed) terhadap bursa
lain adalah :
dan
yang sedang berkembang. Faktor luar negeri
diproksi
oleh
-
pergerakan
Harga
Saham
Memberikan kepada
Gabungan.
pemahaman
investor
sehingga
indeks harga saham di pasar modal
dapat menggunakan informasi
luar negeri terutama pasar modal di
yang
negara tetangga, suku bunga federal
pengambilan
rate, dan harga komoditi dunia seperti
investasi.
harga
minyak
mentah,
CPO,
emas,dan sebagainya.
-
tersedia
keputusan
Bagi penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
Faktor aliran modal asing
perluasan penelitian terutama
menjadi penyebab utama terjadinya
yang
krisis yang terjadi pada tahun 1997
variabel-variabel
dan 2007. Faktor aliran modal asing
berpengaruh
yang diproksi oleh cadangan devisa,
pergerakan
transaksi
Saham Gabungan.
4
berjalan
dalam
pada
neraca
berhubungan
dengan yang terhadap
Indeks
Harga
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
data yang diperoleh dari pihak lain B. METODE PENELITIAN
dalam bentuk yang sudah jadi dan dipublikasikan untuk umum. Data
1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan (desain) penelitian yang digunakan
sekunder berupa : -
Tingkat Inflasi di Indonesia dari Jan 2010 – Des 2012
adalah penelitian yang bersifat sebab akibat
(kausalitas),
melihat pengaruh terikat
(Indeks
Gabungan)
yaitu
untuk
-
Suku
-
Harga Minyak Dunia dari Jan 2010 – Des 2012.
(inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga minyak dunia dan cadangan
-
Cadangan devisa dari Jan 2010 – Des 2012
devisa). 2. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pergerakan IHSG dan faktor domestik, faktor luar negeri, serta faktor aliran modal ke Indonesia selama periode mulai listing sampai dengan tahun 2012. Teknik pengambilan sampel adalah teknik Purposive sampling , yaitu dengan periode sampling selama tahun 2010 – 2012 . Sehingga pengamatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan data time series
4. Kerangka Penelitian Empirik Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap pasar modal di Indonesia. Pada penelitian ini faktor-faktor yang diduga
Data yang dibutuhkan adalah data sekunder. Data sekunder adalah
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
berpengaruh
diklasifikasi
menjadi yaitu ; (i) faktor fundamental makro
ekonomi
domestik
yang
diproksi oleh inflasi dan suku bunga BI (ii) faktor luar negeri yang diproksi oleh harga minyak dunia, (iii) faktor aliran modal yang diproksi oleh cadangan devisa. Kelima variabel independen
sebanyak 36 bulan pengamatan. 3. Jenis dan Sumber Data
di
2012
Saham
dengan variabel bebas
BI Rate
Indonesia dari Jan 2010 – Des
antara variabel Harga
Bunga
penelitian tersebut akan dianalisis apakah memiliki pengaruh terhadap Indeks
Harga
Saham
Gabungan.
5
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
Secara ringkas kerangka pemikiran
berikut :
dari penelitian ini adalah sebagai
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Inflasi (X1) Faktor Domestik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia periode bulanan (Y)
Suku bunga BI (X2)
Faktor Luar Negeri
Harga Minyak Dunia (X3)
Faktor Aliran Modal
Cadangan Devisa (X4)
5. Hipotesis Penelitian
- Uji Multikolinearitas
Diduga variabel inflasi, suku
Menurut Ghozali (2001), uji
bunga Bank Indonesia, harga minyak
multikolinearitas bertujuan menguji
dunia,
apakah pada model regresi ditemukan
dan
cadangan
devisa
berpengaruh terhadap Indeks Harga
adanya
Saham Gabungan (IHSG)
independen. Pada model regresi yang
6 . Uji Persyaratan Analisis
baik
6.1. Uji Asumsi Klasik
independen tidak terjadi kolerasi.
Model analisis regresi linier penelitian
ini
mensyaratkan
uji
Untuk
korelasi
seharusnya
mendeteksi
multikoliniearitas
antar
antar
ada dalam
variabel
variabel
tidaknya model
asumsi klasik terhadap data yang
regresi dapat dilihat dari tolerance
meliputi: uji multikolenieritas, uji
value atau variance inflation factor
autokorelasi, dan uji heteroskadasitas.
(VIF). Batas VIF adalah 10 apabila nilai VIF lebih besar dari pada 10
6
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
maka
Universitas Tridinanti Palembang
terjadi
multikolinearitas
gabungan digunakan analisis regresi
(Ghozali, 2002).
berganda dengan persamaan kuadrat
- Uji Autokorelasi
terkecil (OLS) sebagai berikut :
Uji autokorelasi bertujuan
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+
untuk menguji apakah dalam suatu
e
model regresi linear ada korelasi
dimana : Y = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) a = konstanta b = koefisien garis regresi X1– X4 = Variabel bebas (independen) e = error
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari
autokorelasi.
Uji
6.3.
Pengujian Hipotesis Statistik
autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW test).
untuk menguji apakah dalarn model terjadi
residual
satu
pengamatan lain.
Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
pengaruh
variable
X
terhadap variable Y. Untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel penentu indeks
Indeks
berpengaruh Harga
Saham
Gabungan (IHSG) Dari hipotesis tersebut dapat ditentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif
(H1)
sebagai
berikut: Ho =
Inflasi, suku bunga Bank
cadangan devisa tidak berpengaruh
Penelitian ini dirancang untuk
terhadap
devisa
Indonesia, harga minyak dunia, dan
6.2. Model Analisa
mengetahui
terhadap
ketidaksamaan
dari
pengamatan ke
ini
adalah inflasi, suku bunga Bank
cadangan
Uji heteroskedasitas bertujuan
variance
penelitian
Indonesia, harga minyak dunia, dan
- Uji Heteroskedastisitas
regresi
Hipotesis
harga
saham
terhadap
Indeks
Harga
Saham
Gabungan (IHSG) H1 =
Inflasi, suku bunga Bank
Indonesia, harga minyak dunia, dan cadangan terhadap
devisa Indeks
berpengaruh Harga
Saham
Gabungan (IHSG)
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
7
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
Statistik uji yang digunakan adalah
C.
uji F dan uji t
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN
Uji Asumsi : 6.4 . Analisis Diskriptif
a. Uji Multikolinieritas
Tujuan analisis diskriptif untuk
Untuk menguji bebas berkorelasi
memberikan gambaran dan solusi
lebih besar dari 0,8 maka model
tentang variable-variabel yang diteliti.
tersebut termasuk yang multikolinear,
Dengan memberikan diskriptif dari
bisa dilihat dari matrik korelasinya.
hasil yang diperoleh dari analisis
Biasanya,
jika
diharapkan
variabel
memiliki
dapat
dipergunakan
masing-masing masalah
sebagai dasar untuk memberikan
multikolinearitas yang cukup kuat
rekomendasi dan penetapan kebijakan
atau ada indikasi multikolinearitas.
yang akan ditempuh oleh emiten. Matrik korelasi Y
X1
X2
X3
X4
Y
1.000.000
0.516234
-0.019263
-0.035997
-0.047785
X1
0.516234
1.000.000
-0.263569
-0.276638
-0.554133
X2
-0.019263
-0.263569
1.000.000
0.747895
0.669996
X3
-0.035997
-0.276638
0.747895
1.000.000
0.690168
X4
-0.047785
-0.554133
0.669996
0.690168
1.000.000
Apabila dilihat dari matriks korelasi antara variable bebas yaitu
diperoleh
residuals,
ûi.
meregres data akan diperoleh R2nya.
X1, X2, X3, dan X4, maka semua
nR2 ∼ X2df
variable berkorelasi di bawah 80%
H0 : Tidak terdapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa
heteroscedasticitas
tidak
H1 : Terdapat
terdapat
masalah
multikolenearitas di dalam model. Uji Heteroskedastisitas Dengan menggunakan White Test:
8
Dengan
heteroscedastisitas Pada level signifikan tertentu, jika nR2 > X2df → H0 ditolak (terdapat heteroscedasticity)
Estimasi data sehingga akan
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
nR2 < X2 df → H0 tidak c. Uji autokorelasi
ditolak (tidak terdapat heteroscedasticity)
Uji
Dari hasil estimasi didapat bahwa obs*R-square = 3,94 dengan p-value = 0,4139 obs*R-square = n R2 = 3,94. dengan α 5% Jika p-value < α=5% maka H0 ditolak Karena p-value = 0,4 > α=5% maka H0
diterima,
disimpulkan
sehingga
bahwa
dapat
tidak
autokorelasi
bertujuan
menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problema
autokorelasi.
Pengujian
yang bisa digunakan untuk meneliti kemungkinan terjadinya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W) .
ada
heteroskedastisitas di dalam model. Durbin – Watson statistik didapat sebesar 1,685 Nilai dl dan du pada α = 5% dengan n = 36 dan k = 4 akan didapat dari table D-W sebagai berikut : dl = dan du = Positif tdk tentu tdk autokrls tidak tentu negatif Autokrls autokrls dl 1,24 du 1,73 0 Karena DW 1,685 ada di daerah tidak ada autokorelasi, maka disimpulkan bahwa model tidak mengandung masalah autokorelasi. Ho =
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah
Inflasi, suku bunga Bank
Indonesia, harga minyak dunia, dan
inflasi, suku bunga Bank Indonesia,
cadangan devisa tidak berpengaruh
harga minyak dunia, dan cadangan
terhadap
devisa berpengaruh terhadap Indeks
Gabungan (IHSG)
Harga Saham Gabungan (IHSG)
H1 =
Dari hipotesis tersebut dapat
cadangan
hipotesis
terhadap
(H1)
berikut:
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
sebagai
Harga
Saham
Inflasi, suku bunga Bank
Indonesia, harga minyak dunia, dan
ditentukan hipotesis nol (Ho) dan alternatif
Indeks
devisa Indeks
berpengaruh Harga
Saham
Gabungan (IHSG)
9
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
Dari perhitungan statistik didapat persamaan regresinya adalah : IHSG = -17.654 - 2.791*Inflasi - 0.015*Suku Bunga BI - 7.615e-05*Harga minyak dunia + 0.003*Cadangan devisa t = SE =
(5,669) (0,0924)
(0,725) (0,0209)
(3,126) (2.44E-05)
(3,799) (0,0001)
Pada persamaan ini terdapat
(SE< 0,05) terhadap IHSG. Artinya
nilai konstanta sebesar -17,654 yang
bahwa peningkatan harga minyak
dapat diartikan bahwa apabila semua
dunia
variabel
dianggap
menurunkan IHSG sebesar .615e-05
mengalami
apabila variabel independen yang
konstan
independen atau
tidak
perubahan, maka IHSG yang terjadi
Variabel
Variabel Inflasi berpengaruh
terhadap
dan
IHSG.
peningkatan persen sebesar
signifikan (SE<0,05) Artinya
inflasi
akan 2,791
akan
cadangan
berpengaruh positif dan
devisa signifikan
(SE< 0,05) terhadap IHSG. Artinya bahwa peningkatan cadangan devisa
satu
sebesar satu dolar akan menaikkan
IHSG
IHSG sebesar 0,003 apabila variabel
variabel
independen yang lainnya dianggap
menurunkan
independen yang lainnya dianggap
konstan.
konstan. Variabel
dolar
bahwa
sebesar
apabila
satu
lainnya dianggap konstan.
adalah sebesar -17,654.
negatif
sebesar
Dari model didapat R-squared Suku
BI
= 0.5103, menunjukkan kemampuan
signifikan
model. Variabel independent mampu
(SE< 0,05) terhadap IHSG. Artinya
menjelaskan pengaruhnya sebanyak
bahwa penurunan Suku bunga BI
51,03% terhadap variable dependen.
sebesar satu persen akan menaikkan
Nilai R2 sebesar 0.5103, artinya
IHSG sebesar 0,015 apabila variabel
bahwa sebesar 51,03% Indeks Harga
independen yang lainnya dianggap
Saham
konstan.
dipengaruhi oleh variable inflasi,
berpengaruh negatif dan
bunga
Variabel harga minyak dunia berpengaruh negatif dan
10
signifikan
Gabungan
(IHSG).
suku bunga BI, harga minyak dunia dan
cadangan
devisa
sedangkan
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
sisanya 48,97% dipengaruhi factor
minyak dunia dan faktor aliran modal
lain yang tidak diteliti.
yang diproksi dari cadangan devisa
F
statistiknya
di
dapat
berpengaruh
secara
sebesar 8.077 sedangkan F tabel
terhadap
dengan = 0.05 drajat bebas (4 dan
Gabungan (IHSG).
Indeks
signifikan
Harga
Saham
5) didapat sebesar 5.19 karena Fhitung lebih besar dibanding Ftabel maka dengan
derajat
(=0.05),
Ho
disimpulkan
kekeliruan ditolak.
bahwa
5%
inflasi,
devisa
Terhadap
Indeks
suku
berpengaruh Harga
Saham
Dari t-tabel dengan =0.05 dan df = n-2 didapat sebesar 1,690. dibandingkan
dengan
t-
hitung yang dinyatakan sebelumnya, maka semua variabel t-hitung nilainya di atas t-tabel artinya semua variabel independen
berpengaruh
Dari Persamaan regresi didapat persamaan
:
IHSG
=
-17.654-
2.791*Inflasi - 0.015*Suku Bunga BI - 7.615e-05*Harga minyak dunia + 0.003*Cadangan
devisa,
hal
ini
menunjukkan bahwa variabel inflasi,
Gabungan (IHSG).
Apabila
Simpulan
Dapat
bunga BI, harga minyak dunia dan cadangan
SIMPULAN DAN SARAN
terhadap
IHSG dan yang paling dominan pengaruhnya adalah inflasi sebesar 5,669, sedangkan yang paling kecil pengaruhnya adalah suku bunga BI sebesar 0,725. Dari analisa di atas ternyata faktor fundamantal makro ekonomi yang diproksi dari inflasi dan suku bunga Bank Indonesia, faktor luar
suku bunga BI dan harga minyak dunia
berpengaruh
signifikan, devisa
negatif
sedangkan
berpengaruh
dan
cadangan positif
dan
signifikan. Dari
perhitungan
statistik
didapat bahwa Fhitung lebih besar dibanding
Ftabel
disimpulkan
sehingga
bahwa
Inflasi,
dapat suku
bunga Bank Indonesia, harga minyak dunia, dan cadangan devisa tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai R2 sebesar 0.5103, artinya bahwa sebesar 51,03%
IHSG
dipengaruhi
oleh
Inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga minyak dunia, dan cadangan
negeri yang diproksi dari harga
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
11
Jurnal Kompetitif
Universitas Tridinanti Palembang
devisa, sedangkan sisanya 48,97% dipengaruhi factor lain yang tidak diteliti. Dari analisa secara parsial ternyata semua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG), dan yang paling dominan pengaruhnya sedangkan
adalah yang
paling
inflasi, kecil
pengaruhnya adalah suku bunga BI. Saran Dalam melakukan investasi di BEI,
sebaiknya
pemodal
mempertimbang-kan aspek-aspek fundamental.
Karena setinggi
apapun fluktuasi harga saham yang
terjadi
karena
faktor
psikologis, akan tetapi dasar dan titik awal penilaian tetap pada performance perusahaan. DAFTAR RUJUKAN Anonymous, 2006, 2007, 2008, 2009. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta. Agus Sartono, 1996 Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi Tiga, BPFE, Yogyakarta. Anoraga, Panji & Ninik Widianti, 2000 Pasar Modal Keberadaan dan Manfaatnya Bagi Pembangunan, Penerbit PT.
12
Rineka Cipta, Cetakan keempat, Jakarta. Bodie, Kane, dan Marcus. 2005. Invesment. Sixth Edition. Mc. Graww Hill. America, New York. Brigham, Eugene F. And Louis C. Gapenski, 1996 Financial Mangement Theory and Practice, Sixth Edition, The Dryden Pressa, Harcour Brace Jovanovich College Publisher. Cooper, Donald dan C. William Emory, 1996 Meode Penelitian Bisnis, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1995 Ekonometrika Dasar, Erlangga , Jakarta. Gonedes, N. J., 1978, “Corporate Signaling, External Accounting, and Capital Market Equilibrium : Evidence on Dividends, Income, and Extraordinary Items”, Journal of Accounting Research, 16(1). Hampton, John J, 1989 Financial Decesion Making, Consept, Problem, Cases, Fouth Edition, Prentice Hall, Inc, Englewood Clifs, New Jersey. Husnan, 1996. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2. Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Koetin, E.A. 1997 Suatu Pedoman Investasi Dalam Efek di Indonesia, Diterbitkan bersama U.S. Agency for International Development Financial Market Project. Tim Bursa Efek Jakarta 2007. Mekanisme Transaksi Efek Analisa Fundamental dan
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli-Desember 2014
Jurnal Kompetitif
Analisa Tehnikal, Bursa Efek Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, 2006 Cara Sehat Investasi Di Pasar
Vol. 3 No. 2 Edisi Juli - Desember 2014
Universitas Tridinanti Palembang
Modal (Pengetahuan Dasar), Penerbit , Jumalindo Aksara, Grafika-Jakarta.
13