PENGARUH APLIKASI SISTEM MANAJEMEN INFORMASI OBJEK PAJAK (SISMIOP) TERHADAP TINGKAT KUALITAS PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) (Studi pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Situbondo) Muhammad Asy’ari Kertahadi Mochammad Djudi Mukzam PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
[email protected] ABSTRACT Service quality is the expected leading capacity in fulfilling the necessities of communities by providing service that is ideally demanded by communities. Rural and Urban Land Building Tax (PBB-P2) service quality is influenced by some factors, one of them is the application of Tax Object Information Management System (SISMIOP). Indeed, SISMIOP is a computer based-system that is used to manage the data of the object and subject of PBB-P2. The objective of research is to understand the perception of tax payers on PBB-P2 service quality at The Official of Income, Financial Management and Local Asset (DPPKAD) of Situbondo Regency, and to recognize and to obtain the evidence of the influence of SISMIOP application on PBB-P2 service quality at DPPKAD of Situbondo Regency. Research method is explanatory research with a quantitative approach. Data analysis involves two techniques, respectively descriptive and inferential data analyses in the form of simple linear regression analysis. Result of research indicates that PBB-P2 service quality at DPPKAD of Situbondo Regency is good and satisfying perceived by the perception of taxpayers. Based on the result of t test show that SISMIOP is significantly influencing service quality rate. Keywords: Tax Object Information Management System, Service Quality ABSTRAK Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, yang diperoleh dengan cara memberi pelayanan yang ideal sesuai harapan masyarakat. Kualitas pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah aplikasi Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). SISMIOP adalah sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola data objek dan subjek PBB-P2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan PBB-P2 di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Situbondo, serta mengetahui dan memperoleh bukti adanya pengaruh aplikasi SISMIOP terhadap tingkat kualitas pelayanan PBB-P2 di DPPKAD Kabupaten Situbondo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu analisis data deskriptif serta analisis data inferensial berupa analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas pelayanan PBB-P2 di DPPKAD Kabupaten Situbondo adalah baik dan memuaskan berdasarkan persepsi wajib pajak. Berdasarkan hasil Uji t menunjukkan aplikasi SISMIOP berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kualitas pelayanan. Kata Kunci: Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak, Kualitas Pelayanan
PENDAHULUAN
daerah seharusnya diberikan kewenangan yang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU 28/2009) diketahui bahwa hasil
lebih besar dalam perpajakan dan retribusi” (Lubis, 2010:88). Berkaitan
dengan
hal
tersebut,
maka
pemungutan pajak daerah diakui belum memadai
perluasan kewenangan perpajakan dan retribusi
dan memiliki peranan yang relatif kecil terhadap
daerah
APBD khususnya bagi daerah kabupaten dan kota
kewenangan daerah dalam penetapan tarif dan
sehingga sebagian besar pengeluaran APBD
memperluas basis pajak daerah. Perluasan basis
dibiayai dana alokasi dari pemerintah pusat.
pajak daerah dilakukan dengan memperluas basis
“Ketergantungan
besar
pajak yang sudah ada, mendaerahkan pajak pusat,
terhadap dana perimbangan dari pusat dalam
dan menambah jenis pajak baru. Mendaerahkan
banyak hal kurang mencerminkan akuntabilitas
pajak pusat dan menambah jenis pajak baru
daerah.
akuntabilitas
memberikan dampak paling besar terhadap
penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah
perluasan kewenangan tersebut. Hal ini dibuktikan
Untuk
daerah
yang
meningkatkan
sangat
dilakukan
dengan
memberikan
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
dengan adanya empat jenis Pajak baru bagi daerah,
jantung PBB karena mengintegrasikan seluruh
yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
aspek pengelolaan administrasinya yang dapat
Perkotaan (PBB-P2) dan Bea Perolehan Hak atas
mengolah informasi data objek pajak dan subjek
Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang sebelumnya
pajak yang sudah terkomputerasi, mulai dari
merupakan pajak pusat dan Pajak Sarang Burung
proses
Walet sebagai Pajak baru bagi kabupaten/kota serta
penerimaan dan pelayanan. Proses perhitungan
Pajak Rokok yang merupakan Pajak baru bagi
besarnya Pajak Bumi dan Bangunan terhutang
provinsi.
yang dihitung oleh Fiskus diakomodir dengan
Pengalihan PBB-P2 merupakan hal paling
pendataan,
penilaian,
penagihan,
menggunakan sistem ini.”
pokok dalam UU 28/2009. Pemungutan PBB-P2
Pengelolaan
PBB-P2
serta
penggunaan
oleh daerah secara umum masih menggunakan
aplikasi SISMIOP dalam pelaksanaannya sangat
sistem Official Assessment. Tahapan penghitungan
erat kaitannya dengan proses pelayanan. Salah
pajak terutang ditetapkan oleh fiskus yang
satu alasan pokok dari pengalihan PBB-P2 menjadi
tertuang
Pajak
pajak daerah adalah meningkatkan pelayanan
Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB).
dalam
masyarakat (public services), akuntabilitas, dan
Sementara itu wajib pajak hanya aktif pada saat
transparansi
pendaftaran, pendataan serta penyetoran pajak
(Direktorat
terutang berdasarkan SPPT PBB. Berdasarkan hal
2014). Sementara itu aplikasi SISMIOP, diharapkan
tersebut, pengelolaan PBB-P2 akan berhasil dengan
dapat memberikan pelayanan PBB-P2 yang lebih
baik
baik
jika
pemerintahan Maksudnya
Surat
Pemberitahuan
pemerintah
juga
melaksanakan
dalam Jenderal
kepada
wajib
pengelolaan Perimbangan
pajak
PBB-P2 Keuangan:
(Lampiran
KEP-
yang
baik
(good
governance).
533/PJ./2000). Oleh karena itu, penelitian ini
adalah
dari
aspek
fungsional,
memilih dua variabel, yaitu aplikasi SISMIOP
governance harus dilihat apakah pemerintah telah
sebagai
melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien
pelayanan sebagai variabel dependen. Hasil dari
dalam upaya mencapai tujuan yang digariskan
penelitian ini nantinya dapat diketahui seberapa
(Adisasmita, 2011:21).
besar pengaruh aplikasi SISMIOP terhadap tingkat
Terkait
dengan
fungsi
tersebut,
dalam
variabel
independen
dan
kualitas
kualitas pelayanan PBB-P2.
Otonomi Daerah, pemerintah daerah dalam
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten
menjalankan tugas (fungsi) melaksanakan: (1)
Situbondo yang merupakan salah satu daerah di
pemerintahan daerah secara efektif dan efisien, (2)
Jawa Timur yang berwenang mengelola PBB-P2 di
pembangunan daerah yang merata ke seluruh
Indonesia. Kabupaten Situbondo juga termasuk
bagian wilayah, dan (3) memberikan pelayanan
dalam
kepada masyarakat (publik) secara tepat, cepat,
melaksanakan pengelolaan PBB-P2 pada tahun
murah,
2011:35).
2014. Oleh karena itu, pengelolaan PBB-P2 dan
Berdasarkan 3 fungsi tersebut, dapat disimpulkan
penggunaan aplikasi SISMIOP merupakan hal
bahwa pemerintahan yang efektif dan efisien
baru yang dikelola sendiri oleh daerah khususnya
adalah cermin dari pelaksanaan fungsi good
Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
governance, yang selanjutnya akan berdampak
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Situbondo sebagai
pada pembangunan daerah yang merata di seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
bagian wilayah. Hal tersebut tentu harus didukung
merupakan induk pelayanan pajak daerah yang
oleh adanya serangkaian kegiatan dalam bentuk
diberi kewenangan untuk mengelola PBB-P2. Hal
pelayanan kepada masyarakat yang dikenal
tersebut
dengan istilah pelayanan publik (public service).
Kabupaten Situbondo masih perlu melakukan
dan
bermutu
(Adisasmita,
369
kabupaten/kota
menunjukaan
yang
bahwa
baru
DPPKAD
Mengacu pada pelayanan pajak, dalam proses
peningkatan dan evaluasi dalam mengelola dan
reformasi perpajakan oleh pemerintah melalui
mengembangkan aplikasi SISMIOP untuk tahun-
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dikembangkan
tahun mendatang.
suatu sistem perangkat lunak yaitu Sistem
Berdasarkan
fenomena
tersebut,
peneliti
Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIDJP
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dalam
tersebut mencakup seluruh aplikasi perpajakan
bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Aplikasi
berbasis
Indonesia.
Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP)
Sementara itu dalam bidang PBB diperkenalkan
Terhadap Tingkat Kualitas Pelayanan Pajak Bumi Dan
Sistem
Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) (Studi
teknologi Manajemen
informasi
di
Informasi
Objek
Pajak
(SISMIOP).
pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Menurut Mufaridah dalam Ferawati (2011:5), menjelaskan
bahwa:
“SISMIOP
Aset Daerah Kabupaten Situbondo).
merupakan Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
TINJAUAN TEORI
yang diharapkan, maka kualitas jasa atau
Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP)
pelayanan dipersepsikan buruk.”
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-115/PJ./2002 tentang Perubahan atas
Kriteria Kualitas Pelayanan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP533/PJ/2000
tentang
Pelaksanaan
(2012:172) “Ukuran kualitas kepuasan konsumen
Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan
pada lima dimensi kualitas pelayanan menurut
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam
yang dikatakan konsumen yakni (1) Tangibles,
Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan
yaitu kualitas pealayanan berupa sarana fisik
Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek
perkantoran, komputerisasi, administrasi, ruang
Pajak (SISMIOP), bahwa pengertian SISMIOP
tunggu dan tempat informasi; (2) Reliability, yaitu
adalah “Sistem yang terintegrasi untuk mengolah
kemampuan
informasi/data objek dan subjek Pajak Bumi dan
pelayanan yang terpercaya; (3) Responsiveness,
Bangunan dengan bantuan komputer, sejak dari
yaitu kesanggupan membantu dan menyediakan
pengumpulan
pendaftaran,
pelayanan secara cepat, tepat serta tanggap
pendataan dan penilaian), pemberian identitas
terhadap keinginan konsumen; (4) Assurance,
objek pajak (Nomor Objek Pajak), perekaman
yakni kemampuan dan keramahan serta sopan
data, pemeliharaan basis data, pencetakan hasil
santun aparat dalam meyakinkan kepercayaan
keluaran
STTS, DHKP, dan
konsumen; (5) Empathy, yaitu sikap tegas tetapi
penerimaan
penuh perhatian dari aparat terhadap konsumen.”
data
(berupa
sebagainya),
Petunjuk
Menurut Parasuraman dalam Napitupulu
(melalui
SPPT,
pemantauan
dan
dan
keandalan
menyediakan
pelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan pelayanan kepada wajib pajak melalui Pelayanan Satu Tempat.”
Model Hipotesis Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) (X)
Indikator SISMIOP Menurut Widodo, Atim Widodo, dan Puspita dalam Ferawati (2011:22), SISMIOP terdiri dari
Kualitas Pelayanan (Y)
Gambar 1. Model Hipotesis Sumber: Data diolah, 2015
beberapa indikator yang menjadi sebuah tahapan dalam penggunaan aplikasi SISMIOP, yaitu: a. Pendaftaran Objek dan Subjek Pajak
Hipotesis H0
: Aplikasi Sistem Manajemen Informasi
b. Pendataan
Objek Pajak (SISMIOP) tidak mempunyai
c. Penilaian
pengaruh
d. Pemberian Identitas Objek Pajak (NOP)
tingkat kualitas pelayanan Pajak Bumi
e. Perekaman Data
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
f. Pemeliharaan Basis Data
(PBB-P2).
g. Pencetakan Hasil Keluaran
Ha
yang
signifikan
terhadap
: Aplikasi Sistem Manajemen Informasi
h. Pemantauan Penerimaan
Objek
i. Penagihan
pengaruh
j. Pelayanan
tingkat kualitas pelayanan Pajak Bumi
Pajak
(SISMIOP)
yang
mempunyai
signifikan
terhadap
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Kualitas Pelayanan Kualitas
(PBB-P2).
pelayanan
menurut
menurut
Wyckof dalam Manik (2011:40) adalah “Kualitas
METODE PENELITIAN
Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang
Jenis Penelitian
diharapkan
dan
pengendalian
atas
tingkat
Pendekatan
penelitian
yang
digunakan
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
adalah pendekatan kuantitatif (Indriantoro dan
pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang
Supomo, 2009:12) dan jenis penelitian ini lebih
diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai
tepat
dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau
(Herjanto, 2009:198).
kepada
jenis
penelitian
eksplanatori
pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika
jasa
atau
pelayanan
yang
diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa
atau
pelayanan
dipersepsikan
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
sebagai
wajib pajak PBB-P2 yang terdaftar di DPPKAD
kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau
Kabupaten Situbondo pada tahun 2015 yaitu
pelayanan yang diterima lebih rendah daripada
267.883. Teknik sampling yang digunakan adalah
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
Simple
Random
Sampling.
Jumlah
Y1.14 Y1.15
sampel
ditentukan dengan rumus Slovin, dan didapat sampel sebanyak 100 orang. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2009:146-147). Data primer didapatkan langsung dari sumber utama melalui penyebaran kuesioner (Arikunto, 2010:194). Sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang sudah diolah oleh pihak lain atau dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi (Arikunto, 2010:274).
0,815 0,709
0,000 0,000
Valid Valid
Sumber: Data diolah, 2015
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data
(Arikunto,
2010:221).
Hasil
pengujian
menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach variabel SISMIOP (X) adalah 0,956 dan variabel kualitas pelayanan (Y) adalah 0,940. “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien cronbach alpha di atas 0,6” (Pramesti, 2014:44). Artinya seluruh item dalam kedua variabel dinyatakan
Uji Instrumen
reliabel karena nilai alpha cronbach memenuhi
Uji Validitas Validitas adalah ukuran kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). “Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat” (Sugiyono, 2014:126). Hasil pengujian
syarat > 0,6. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No
Variabel
Nilai Cronbach’s Alpha
Ket.
1 2
SISMIOP (X) Kualitas Pelayanan (Y)
0,956 0,940
Reliabel Reliabel
Sumber: Data diolah, 2015
seluruh item pada variabel SISMIOP (X) dan Kualitas
Pelayanan
(Y)
menunjukkan
nilai
Teknik Analisis
koefisien korelasi > 0,3 dan nilai signifikansi < 0,05
Uji Asumsi Klasik
yang artinya item-item pada kedua variabel baik
Uji Normalitas
dinyatakan valid.
Uji
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel SISMIOP (X)
Kualitas Pelayanan (Y)
normalitas
Kolmogorov-Smirnov
dilakukan dengan
dengan
uji
menggunakan
Item
Koefisien Korelasi
Signifikan
Ket.
software SPSS versi 21. Kriteria distribusi sebuah
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20 X1.21 X1.22 X1.23 X1.24 X1.25 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10 Y1.11 Y1.12 Y1.13
0,539 0,702 0,687 0,710 0,704 0,651 0,730 0,654 0,731 0,774 0,680 0,686 0,618 0,715 0,740 0,741 0,729 0,647 0,677 0,754 0,655 0,751 0,657 0,784 0,769 0,625 0,724 0,686 0,819 0,735 0,758 0,787 0,714 0,712 0,736 0,733 0,807 0,790
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
data
dikatakan
normal
adalah
jika
nilai
signifikansi hasil uji lebih besar dari nilai (0,05). Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser dengan ketentuan nilai signifikansi hasil uji lebih besar dari nilai (0,05) serta dengan Scatter Plot menggunakan software SPSS versi 21 kemudian melihat persebaran titik-titik pada scatter plot tersebut. Analisis Regresi Linear Sederhana “Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel” (Sugiarto, 2000:222). Penelitian ini menggunakan Analisis regresi
linear
sederhana
yang
bertujuan
mempelajari hubungan linear antara dua variabel yang dibedakan menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Berikut ini adalah persamaan atau rumus regresi linear sederhana: Y = a + bX Keterangan: a = nilai intercept (konstanta) b = koefesien arah regresi X = variabel independent (SISMIOP) Y = variabel dependent (Tingkat Kualitas Pelayanan)
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
angka di atas nilai (0,05). Sehingga dapat ditarik
Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R )
kesimpulan bahwa hasil uji Glejser mendukung
2
Koefisien determinasi dalam penelitian ini
hasil
uji
scatter
plot
yaitu
tidak
terjadi
berguna untuk mengukur seberapa besar peran
heteroskedastisitas.
variabel
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
independen
secara
simultan
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada
Coefficientsa
variabel dependen.
Coefficients
Model
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk signifikansi
hubungan
Std. Error
B
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) menguji
Standardized Coefficients
Unstandardized
antara
satu
variabel bebas dengan satu variabel terikat secara individual. HASIL DAN PEMBAHASAN
1
t
Sig.
1,568
,120
-,473
,638
Beta
(Constant)
4,990 3,181
SISMIOP
-,014
,030
-,048
a. Dependent Variable: RES_2 Sumber: Data diolah, 2015
Analisis Regresi Linear Sederhana
Uji Asumsi Klasik
Hasil Analisis regresi linear sederhana
Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi hasil hitung di atas nilai (0,05), sehingga diketahui data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Normal Parametersa,b
100 ,0000000 4,66407217 ,127 ,091 -,127 1,269 ,080
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah, 2015
terhadap Variabel SISMIOP (X) dan variabel Kualitas Pelayanan (Y) adalah sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Terikat
Variabel Bebas
Kualitas Pelayanan (Y) Konstana N R R2 Adjusted R2
SISMIOP (X)
B
Beta
t
Sig.t
Keputusan terhadap H0
0,498
0,740
10,890
0,000
H0 ditolak
1,894
0,067
8,945 : 100 : 0,740 : 0,548 : 0,543
Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan data pada tabel 20 di atas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 8,945 + 0,498X Interpretasi
persamaan
di
atas
adalah
sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 8,945 menunjukkan bahwa nilai variabel Kualitas Pelayanan (Y) sebesar 8,945 satuan dengan asumsi
Uji Heteroskedastisitas Hasil uji dengan scatter plot menunjukkan
jika
tidak terdapat variabel SISMIOP (X).
titik-titik menyebar secara acak atau tidak
2. Nilai koefisien sebesar 0,498 untuk SISMIOP
terbentuk pola yang jelas. Sehingga dapat ditarik
(X) menunjukkan bahwa setiap kenaikan
kesimpulan
atau penurunan satu satuan pada variabel
bahwa
tidak
terdapat
gejala
SISMIOP, maka kualitas pelayanan akan
heteroskedastisitas.
mengalami
kenaikan
atau
penurunan
dengan nilai yang sama sebesar 0,498. Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan Tabel 5 di atas, diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,543. Angka tersebut menunjukkan
bahwa
penggunaan
aplikasi
SISMIOP mempengaruhi kualitas pelayanan di DPPKAD Kabupaten Situbondo sebesar 54,3%. Sisanya sebesar 45,7% dipengaruhi oleh variabel Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatter Plot) Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji Glejser dapat diketahui
lain berdasarkan pada faktor penyebab lemahnya pelayanan publik yaitu, kultur masyarakat, struktur organisasi, dan sistem pelayanan.
nilai signifikansi sebesar 0,638 yang menunjukkan Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
secara
Pengujian parsial ini dilakukan dengan membandingkan
nilai
thitung
dengan
signifikan
Pelayanan
PBB-P2
mempengaruhi di
Kabupaten
Kualitas Situbondo
ttabel.
dengan thitung sebesar 10,890 yang nilainya lebih
Kriterianya adalah jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
besar dari ttabel yaitu 1,984 dan nilai signifikansi
dan Ha diterima, dan sebaliknya jika thitung ≤ ttabel,
sebesar 0,000 yang berada di bawah taraf
maka H0 diterima. Kriteria pengujian yang juga
signifikansi 0,05.
dapat dipakai adalah jika signifikansi > 0,05 maka
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti (2010)
H0 diterima dan Ha ditolak, dan sebaliknya jika
menyatakan
bahwa
aplikasi
SISMIOP
signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Nilai ttabel dalam penelitian ini dicari dengan
aparatur pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
= 5% (0,05) dan derajat kebebasan (df) dari rumus
Wilayah Jakarta Selatan. Kinerja aparatur pajak
n-k-1 = 98 dimana n adalah banyaknya observasi
sejalan dengan kemampuan pegawai atau aparatur
dan k adalah jumah variabel bebas, sehingga
pajak tersebut memberikan pelayanan yang
didapatkan ttabel sebesar 1,984. Berdasarkan pada
berkualitas. Semakin tinggi kinerja aparatur pajak,
Tabel 5, maka diketahui nilai thitung sebesar 10,890.
maka akan semakin berkualitas pula pelayanan
Hal ini menunjukkan bahwa 10,890 > 1,984 dan
yang diberikan kepada wajib pajak.
nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan dua
Berdasarkan hal tersebut maka manusia
kriteria perhitungan tersebut maka diketahui
adalah unsur utama sebuah organisasi. Perusahaan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
atau
disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi SISMIOP
pemerintah
(X) berpengaruh secara parsial dan signifikan
peningkatan kinerja karyawan lebih dulu, demi
terhadap Kualitas Pelayanan (Y).
mewujudkan pelayanan yang baik. Oleh karena
dalam
penelitian
ini
hendaknya
adalah
instansi
berfokus
pada
itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pembahasan
yang dilakukan oleh Sayekti (2010), karena kinerja
Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di DPPKAD Kabupaten Situbondo
pegawai dan pelayanan yang berkualitas adalah
Pelayanan PBB-P2 di DPPKAD Kabupaten
pendukung realisasi penerimaan pajak yang sesuai
Situbondo sudah termasuk dalam kriteria baik
dengan target. Berdasarkan hal di atas dapat
dan memuaskan menurut persepsi wajib pajak.
dikatakan bahwa penerapan SISMIOP sebagai
Hal ini dapat terlihat dari grand mean sebesar 4,10
upaya
pada
yang
DPPKAD Kabuaten Situbondo akan berdampak
menunjukkan rata-rata wajib pajak setuju dengan
positif terhadap penerimaan PBB-P2 di Kabupaten
pernyataan terkait kualitas pelayanan dalam
Situbondo.
kuesioner sehingga dapat dikatakan pelayanan
pelayanan yang diberikan berkualitas maka target
PBB-P2 sudah sesuai dengan harapan wajib pajak.
penerimaan PBB-P2 juga akan meningkat. Begitu
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan
juga sebaliknya jika pelayanan buruk maka wajib
bahwa pelayanan yang diberikan oleh DPPKAD
pajak cenderung enggan membayar pajak sehingga
dari sisi fasilitas fisik kantor maupun dari sisi
penerimaan pajak akan berkurang.
variabel
pelayanan
yang
kualitas
diberikan
pelayanan
pegawai
unsur yang saling melengkapi. Kemudian hal yang tak kalah penting adalah pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu
meningkatkan
Jika
kualitas
dengan
pelayanan
adanya
di
SISMIOP
selaku
Hal ini menandakan bahwa penelitian ini
petugas pelayanan secara keseluruhan sudah
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
termasuk baik dan memuaskan. Hanya saja dari
Ferawati yang menjelaskan bahwa Penerapan
sisi penempatan loket pelayanan yang masih sulit
SISMIOP pada KPP yang ada di wilayah Kota
dikenali wajib pajak serta penampilan petugas
Bandung
pelayanan yang terkadang kurang rapi masih
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dengan
menjadi masalah yang perlu diperbaiki dan
arah hubungan positif. Kemudian penelitian ini
ditingkatkan kedepannya.
juga mendukung penelitian oleh Prasetiawan yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
menjelaskan bahwa SISMIOP dan Kinerja Aparat Pengaruh SISMIOP Terhadap Tingkat Kualitas Pelayanan PBB-P2 Berdasarkan
hasil
penelitian,
diketahui
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada 5 Dinas Pelayanan Pajak di wilayah Jawa Barat.
bahwa penggunaan SISMIOP berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan PBB-P2 di DPPKAD Kabupaten Situbondo. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa penggunaan SISMIOP Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
KESIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan temuan yang lebih
Kesimpulan
lengkap, dan bermanfaat.
Bedasarkan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
baik,
2. Bagi DPPKAD Kabupaten Situbondo dalam penerapan SISMIOP sudah tergolong baik
1. Kualitas pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
walaupun baru memasuki tahun kedua
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Dinas
pengelolaan PBB-P2 oleh daerah. Hal ini
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
membuktikan bahwa penerapan SISMIOP
daerah (DPPKAD) Kabupaten Situbondo
dapat membantu proses pengelolaan PBB-P2
dipersepsikan dalam kategori baik dan
mulai proses pendaftaran hingga pencetakan
memuaskan menurut wajib pajak. Hal ini
keluaran serta berdampak pada terciptanya
berdasarkan grand mean pada variabel
pelayanan satu atap bagi wajib pajak. Namun
kualitas pelayanan yang menunjukkan rata-
dalam
rata wajib pajak setuju dengan pernyataan
Kabupaten Situbondo diharapkan untuk lebih
terkait kualitas pelayanan pada DPPKAD
meningkatkan
Kabupaten
dapat
terutama dalam kegiatan penilaian objek
pelayanan
pajak, yang jika dilakukan secara lebih akurat
berupa kondisi gedung, ruang tunggu, dan
akan berpengaruh pada penerimaan PBB-P2
loket pelayanan sudah dapat membuat wajib
bagi daerah. Hal tersebut dapat dilakukan
pajak nyaman dan puas selama melaksanakan
dengan cara meningkatkan kualitas Sumber
kewajiban perpajakannya di DPPKAD. Tidak
Daya Manusia (SDM) di DPPKAD dengan
lupa juga dengan adanya petugas pelayanan
memberikan pelatihan terkait PBB-P2 serta
yang andal, tanggap, berempati, terpercaya
penggunaan SISMIOP secara lebih mendalam
dan juga memberikan jaminan kepada wajib
bagi pegawai DPPKAD dan menambah
pajak atas pelayanan yang diberikan, serta
jumlah pegawai yang ditugaskan dalam
didukung dengan adanya aplikasi Sistem
kegiatan penilaian di lapangan.
Situbondo.
disimpulkan
bahwa
Sehingga fasilitas
penerapan
tersebut
DPPKAD
pemanfaatan
SISMIOP
Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP)
3. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh
yang mengakibatkan pelayanan menjadi lebih
DPPKAD sudah termasuk dalam kategori
cepat, efektif, efisien, dan bermutu.
baik dan memuaskan, terutama dengan
2. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana
dapat
disimpulkan
diterapkannya SISMIOP serta kemampuan
bahwa
dan pengetahuan para pegawai yang dapat
penerapan SISMIOP mempunyai pengaruh
diandalkan dalam pelaksanaan pelayanan
terhadap kualitas pelayanan PBB-P2 di
serta penguasaan terhadap aplikasi SISMIOP.
DPPKAD Kabupaten Situbondo sebesar 0,740.
Namun untuk lebih meningkatkan kepuasan
Selain itu sebesar 54,3% perubahan pada
serta kepercayaan masyarakat, DPPKAD
kualitas pelayanan di DPPKAD Kabupaten
Kabupaten Situbondo perlu memperbaiki
Situbondo dipengaruhi oleh penggunaan
fasilitas berupa sarana dan prasarana. Hal ini
aplikasi SISMIOP. Artinya semakin tinggi
dapat
peran SISMIOP maka semakin meningkat
kualitas gedung dan loket pelayanan agar
pula kualitas pelayanan PBB-P2.
mudah diakses, termasuk juga ruang server
dilakukan
dengan
memperbarui
SISMIOP yang selayaknya ditempatkan tidak Saran
menyatu dengan loket pelayanan. Selain itu,
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka
petugas
pelayanan
merupakan
bagian
peneliti merekomendasikan saran-saran kepada
terdepan dari proses pelayanan PBB-P2
beberapa pihak sebagai berikut:
sehingga selayaknya menumbuhkan sikap
1. Bagi peneliti yang tertarik melakukan kajian di
bidang
yang
sama
dapat
mencoba
dan etika
yang lebih
berbudaya
serta
melayani dengan tanggap, andal, peduli,
menganalisis pengaruh SISMIOP terhadap
responsif,
kualitas pelayanan dengan menambahkan
kemudahan kepada wajib pajak.
terpercaya
serta
memberikan
variabel bebas lain, seperti kultur masyarakat, struktur dan prosedur organisasi, dan sistem
DAFTAR PUSTAKA
pelayanan. Penelitian selanjutnya juga dapat
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah
memperluas
ruang
lingkup
penelitian,
mencoba lokasi lain atau dengan menambah jumlah sampel serta menggunakan teknik analisis
yang
berbeda,
sehingga
dapat
Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7
Direktorat Jenderal Pajak. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-533/PJ./2000
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). Direktorat Jenderal Pajak. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-115/PJ./2002 tentang
Perubahan
atas
Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP533/Pj/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2014. Pedoman Umum Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Ferawati, Christin. 2011. Analisis atas Penerapan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Skripsi; Bandung, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia. Herjanto, Eddy. 2009. Sains manajemen: Analisis Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: Grasindo. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Jakarta: Elex Media Komputindo. Manik, Aditia Carlos. 2011. Kualitas Pelayanan Aparatur Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening
Kota
Bandung.
Skripsi;
Bandung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Napitupulu, Paimin. 2012. Pelayanan Publik & Customer Satisfaction. Bandung: Alumni. Pramesti, Getut. 2014. Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan SPSS 22. Jakarta: Elex Media Komputindo. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
8