PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA PEMILIK MOBIL TOYOTA DI KOTA MEDAN) Risa Angela Marisi B.1 Marhayanie2 1) Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Manajemen 2) Staff Pengajar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ABSTRACT
This study aims to determine the influence of brand equity (brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty) to the purchasing decision of the owners of Toyota’s car in Medan, and which variables among the variables of brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty are the most dominant in influencing the purchasing decision of Toyota’s car owners in Medan. The study was conducted to the owners of Toyota’s car in Medan. The population in this study are all customers/owners of Toyota’s car in Medan. The number of sample can be obtained by using the formula for population whose number is unknown. Sampling technique uses an incidental sampling method. This research is descriptive and verificative research, and using primary and secondary data which is obtained by questionnaires and doing the study of documentation using Likert scale. The analysis method which is used is descriptive analysis method and the multiple regression analysis method. The results of this study indicate that simultaneously brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty has a positive and significant impact on purchasing decisions of the Toyota’s car owners in Medan. Brand loyalty can be seen as the most dominant variable in influencing the purchasing decision of Toyota’s car owners in Medan. Adjusted R Square = 0,650, this means 65% of purchasing decision factors can be explained by the independent variables (brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty), while the 35% remaining is explained by other factors which is not examined in this study. Keywords: Brand Equity, Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, and Purchasing Decisions. khususnya mobil, didorong untuk masuk ke dalam persaingan yang lebih berat lagi demi mendapatkan perhatian dari konsumen dan menarik mereka untuk melakukan pengambilan keputusan pembelian. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil dari suatu hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara berbagai faktor (Setiadi, 2003:14). Keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi konsumen itu sendiri. Kotler dan Armstrong (2006:48) menyatakan bahwa: “Bauran pemasaran adalah serangkaian
PENDAHULUAN Dewasa ini, semakin meningkatnya mobilitas masyarakat menyebabkan semakin tingginya kebutuhan konsumen akan kendaraan bermotor, khususnya mobil. Selain memiliki kegunaan utama sebagai alat transportasi darat, mobil juga kini dapat menjadi suatu simbol bagi sebahagian orang. Artinya, mobil tidak hanya dilihat dari segi kegunaannya saja, namun juga sebagai alat yang dapat melambangkan prestise seseorang. Semakin berkembangnya jaman, konsumen semakin mudah untuk mendapatkan berbagai informasi dan memiliki begitu banyak pilihan. Oleh karena itu, industri otomotif,
1
alat pemasaran yang dapat dikontrol - produk, harga, promosi, distribusi - yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran”. Tanggapan yang dimaksudkan adalah keputusan pembelian, sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran berupa bauran pemasaran yang salah satu diantaranya adalah produk, dimana merek merupakan suatu atribut produk yang penting. Fenomena persaingan yang sangat kompetitif membuat perusahaan semakin menyadari pentingnya memaksimalkan aset-aset perusahaan, khususnya merek, untuk menjaga kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri. Merek bukanlah sekedar nama atau simbol yang tidak mempunyai arti. American Marketing Association dalam Kotler (2001:575) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing. Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan (Aaker, 1997:22). Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi ekuitas merek maka semakin tinggi pula kesetiaan merek, kesadaran nama, mutu yang diyakini, hubungan merek yang kuat, dan aktiva lainnya seperti paten, hak dagang dan hubungan distribusi. Ekuitas merek terdiri atas beberapa elemen utama sebagai elemen pendukung, yakni: kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty). Kesadaran merek perlu ditingkatkan untuk dapat menggambarkan keberadaan suatu merek di dalam benak konsumen, dimana terdapat hubungan yang positif antara kesadaran merek dan keputusan pembelian. Asosiasi merek berperan dalam
membentuk brand image suatu merek, dimana asosiasi merek dan brand image memiliki hubungan yang positif. Selain itu, jika asosiasi merek saling berhubungan (kuat), konsumen akan memandang merek secara positif dan pada akhirnya mendorong keputusan pembelian. Sedangkan persepsi kualitas mencerminkan bagaimana kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga merek akan semakin kuat jika kinerja dianggap baik secara berkesinambungan oleh konsumen. Elemen ekuitas yang terakhir, yaitu loyalitas merek, dapat dilihat dari kemungkinan berpindahnya konsumen ke merek pesaing, terutama ketika terdapat perubahan pada atribut produk yang lain. Semakin berkembangnya jenis dan tipe mobil yang ada di Indonesia tidak lepas dari peranan perusahaan-perusahaan sebagai penghasil mobil yang menyadari betul keberadaan konsumen yang semakin dibingungkan oleh begitu banyaknya pilihan mobil dengan variasi harga, warna, fitur dan keunggulan mobil-mobil yang ditawarkan. PT Toyota Astra Motor Indonesia, yang lebih dikenal dengan Toyota Indonesia, merupakan produsen dan distributor pabrikan kendaraan Toyota di Indonesia. Pasar yang dapat dikuasai oleh Toyota dapat dilihat di dalam tabel berikut: Tabel 1.2 Data Penjualan Mobil Baru di Indonesia Periode Januari-Maret 2012 Total JanuariMarket No Brand Maret 2012 Share (unit) 1 Toyota 96.050 38.3% 2 Daihatsu 40.100 16.0% 3 Mitsubishi 36.565 14.6% 4 Suzuki 21.210 8.5% 5 Nissan 17.367 6.9% 6 Hino 8.657 3.5% 7 Honda 8.143 3.3% 8 Isuzu 8.001 3.2% 9 Kia 3.465 1.4% 10 Ford 2.005 0.8% 11 Others 8.937 3.6% 12 Total 250.500 100% Sumber: GAIKINDO (www.HargaMobils.com)
2
Data menunjukkan bahwa porsi penjualan mobil terbesar di Indonesia dihasilkan oleh Toyota. Dari total sebanyak 250.500 unit mobil terjual selama periode Januari hingga Maret 2012, Toyota menyumbangkan sebanyak 96.050 unit mobil terjual atau sebesar 38.3% dari total keseluruhan. Dengan melihat perolehan jumlah penjualan di atas, terbukti bahwa Toyota tetap dapat menguasai persaingan walaupun sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu dalam industri ini. Produsen tampaknya menyadari bahwa merek Toyota merupakan aset berharga perusahaan yang harus memiliki identitas yang kuat agar tidak hanya memberikan nilai bagi perusahaan dalam menghasilkan profit (laba), tetapi juga agar dapat memberikan nilai bagi konsumen terhadap proses informasi, rasa percaya diri dalam pembelian dan pencapaian kepuasan dari pelanggan. Salah satu dealer mobil Toyota yang terbesar di Medan adalah AUTO2000, yang terletak di Jalan Sisimangaraja, Medan. Berikut ini data penjualan mobil Toyota yang terjual melalui AUTO 2000 Cabang Sisingamangaraja, Medan, yang dihimpun selama periode 20072011.
merek-merek mobil baru, terbukti bahwa mobil merek Toyota tetap dapat mempertahankan pasarnya, yakni terutama masyarakat Medan, dan mampu bersaing dengan kompetitorkompetitor lain yang dapat dibuktikan melalui data volume data penjualan yang cukup stabil dalam 5 tahun terakhir. Produk yang memiliki ekuitas merek yang tinggi akan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Hal ini disebabkan karena keputusan pembelian itu sendiri melibatkan keyakinan akan merek yang timbul dalam diri pelanggan sehingga rasa percaya diri akan timbul atas kebenaran tindakan yang diambil. Pada akhirnya, rasa percaya diri itu lah yang mencerminkan sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas keputusan memilih suatu merek. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah variabel ekuitas merek yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan dalam membeli mobil merek Toyota pada masyarakat Kota Medan?”
Tabel 1.3 Data Penjualan Mobil Toyota di AUTO2000 Cabang Sisimangaraja, Medan Jumlah Tahun Penjualan (Unit) 2007 4.389 2008 5.100 2009 4.973 2010 5.607 2011 5.175 TOTAL 25.393
MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna dalam menentukan kebijakan dan strategi pemasaran yang berhubungan dengan kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek dan keputusan pembelian 2. Bagi penulis, penelitian ini ditujukan untuk menambah pengetahuan penulis di dalam bidang pemasaran, khususnya mengenai ekuitas merek dan penulis diharapkan dapat mengetahui masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan mengaplikasikan teori-teori yang di dapat di bangku kuliah 3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya mengenai ekuitas merek dan keputusan pembelian.
Sumber: AUTO 2000 Cabang Sisingamangaraja, Medan
Dari data yang diperoleh dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terlihat bahwa penjualan mobil Toyota cenderung stabil, dengan rata-rata penjualan 5048 unit per tahunnya. Walaupun mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2011, namun penjualan masih tetap di atas nilai rata-rata. Ditengah maraknya persaingan di dunia otomotif yang ditandai dengan munculnya
3
TINJAUAN PUSTAKA Keputusan Pembelian Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan berbagai merek dan bentuk pada setiap periode tertentu. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003:289) mendefinisikan suatu keputusan adalah sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan, maka ia harus memilih pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memilih pilihan alternatif, maka hal tersebut bukan merupakan situasi konsumen melakukan keputusan. Oleh karena itu, pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian.
Brand (Merek) Menurut UU Merek No 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 menyebutkan, merek adalah: “tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa”. Sementara dari sudut pengertian marketing, merek (brand) suatu produk adalah bagian dari atribut suatu produk. Dengan demikian kebijakan pengelolaan merek adalah bagian dari kebijakan produk. Ekuitas Merek Aaker (1997:22) mendefinisikan brand equity sebagai “serangkaian asset merek dan ativa lainnya yang berhubungan dengan sebuah brand-merek, yang dapat meningkatkan nilai produk bagi pelanggan”. Kotler (2001:579) mendukung pernyataan ini dengan menyatakan bahwa sebuah merek yang kuat sebenarnya mewakili sekelompok pelanggan yang setia, sehingga aktiva dasar yang mendasari ekuitas merek adalah ekuitas pelanggan.
Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kotler dan Keller (2007:235), ada lima tahap dalam proses pembelian konsumen yaitu: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. 3. Evaluasi Alternatif Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan. 4. Keputusan Pembelian Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan dibeli. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut.
Dimensi Ekuitas Merek Aaker (1997:23) mengklasifikasikan ekuitas merek dalam 5 dimensi, yakni kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand associations), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty), dan aset-aset merek lainnya (other brand-related assets). 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Kesadaran merek adalah kemampuan seorang pelanggan untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker 1997:90). Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (continum ranging) dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang bersangkutan. Jangkauan kontinum ini terdiri dari empat tingkatan kesadaran merek, yakni:
4
a. Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand) Ini adalah tingkatan merek yang paling rendah dimana konsumen sama sekali tidak menyadari eksistensi atau keberadaan dari sebuah merek. b. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Pada tingkatan ini, konsumen tidak ingat akan sebuah merek, namun konsumen akan kembali ingat dan sadar akan merek tersebut jika diingatkan kembali, misalnya dengan bantuan daftar merek, cap merek, atau daftar gambar. c. Pengingatan Kembali Merek (Brand Recall) Merek yang termasuk dalam kategori ini adalah merek-merek yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. d. Puncak Pikiran (Top of Mind) Merek yang menjadi top of mind adalah merek yang muncul pertama kali di benak konsumen ketika dikaitkan dengan produk tertentu, yang dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama yang ada di dalam benak konsumen. 2. Asosiasi Merek (Brand Association) Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang berhubungan dengan ingatan mengenai suatu merek. Asosiasi merek membantu proses dalam penyusunan informasi yang dapat merangkum sekumpulan fakta yang dapat dikenali konsumen dengan mudah. 3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Kesan kualitas (perceived quality) merupakan persepsi pelanggan terhadap mutu atau kegunaan suatu produk dilihat dari fungsi relatif produk dibandingkan dengan produk yang lain. Nilai-nilai atau atribut dari kesan konsumen dapat digambarkan sebagai berikut: a. Alasan untuk membeli Apabila kesan kualitas tinggi, maka kemungkinan besar periklanan dan promosi yang dilancarkan akan efektif dan konsumen dapat merespon stimulus dari produk tersebut secara positif.
b. Diferensiasi/posisi Suatu karakteristik yang penting dari merek adalah posisinya, apakah super optimum, optimum, bernilai, atau ekonomis, dan berkaitan dengan persepsi apakah merek tersebut benarbenar merek yang terbaik atau sekedar mampu bersaing. c. Harga optimum Keuntungan lain yang diperoleh suatu merek jika memiliki kesan kualitas yang baik adalah mempunyai pilihan dalam menetapkan harga optimum yang bisa meningkatkan laba atau menghasilkan sumber daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. d. Minat saluran distribusi Kesan kualitas yang baik juga mempengaruhi minat para distributor karena mereka tertarik untuk dapat menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi kualitas tinggi dengan harga yang menarik dan menguasai lalu lintas distribusi tersebut untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen. e. Perluasan merek Kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek. 4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Loyalitas merek (brand loyalty) adalah cerminan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk/jasa. Menurut Durianto dkk (2001:128), loyalitas merek memiliki beberapa tingkatan, yakni: a. Pembeli yang berpindah-pindah (Switcher/Price Buyer) Konsumen yang termasuk ke dalam tipe ini adalah konsumen yang suka berpindah-pindah dari satu merek ke merek yang lainnya. b. Pembeli tipe kebiasaan (Habitual Buyer) Habitual buyer adalah pembeli yang merasa puas dengan suatu produk, atau minimal tidak mengalami kekecewaan terhadap produk tersebut. c. Pembeli yang puas (Satisfied Buyer) Pembeli bisa dikatakan sebagai satisfied buyer jika mereka merasakan kepuasan
5
atau manfaat yang timbul akibat dari penggunaan suatu produk. d. Pembeli yang menyukai merek (Likes the Brand) Tingkat keempat ini adalah konsumen yang benar-benar menyukaai suatu merek. e. Pembeli yang loyal (Loyal Buyer) Pembeli yang loyal adalah pelanggan setia yang merasakan suatu kebanggaan ketika menjadi pengguna suatu merek karena merek tersebut penting bagi mereka baik dari segi fungsi ataupun sebagai alat identitas diri.
tahun, yaitu sebesar 45%. 30% responden berumur antara 51-60 tahun, 23% responden berumur antara 30-40 tahun, dan responden di atas 60 tahun memiliki persentase paling kecil, yakni sebesar 2%. Hal ini membuktikan bahwa pengguna mobil Toyota adalah orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan masih produktif. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase (orang) PNS 51 51% Wiraswasta 27 27% Pegawai Swasta 16 16% Pegawai 6 6% BUMN Total 100 100%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif 1. Analisis Deskriptif Responden Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 orang pemilik mobil Toyota di Kota Medan. Berikut adalah mengenai karakteristik responden: a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu sebesar 51%. 27% responden bekerja sebagai wiraswasta, 16% responden bekerja sebagai pegawai swasta, dan 6% responden bekerja sebagai pegawai BUMN. Hal ini membuktikan bahwa segmen pasar yang dituju oleh Toyota adalah segmen menengah ke atas. Namun, Toyota tetap diminati dan menjadi pilihan yang utama oleh berbagai segmen pasar karena harganya yang relatif terjangkau.
Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase Pria 72 72% Wanita 28 28% Total 100 100% Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Pada Tabel 4.1 dapat terlihat bahwa dari 100 orang konsumen yang memiliki mobil Toyota, 72% adalah pria dan selebihnya adalah wanita.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Jumlah Persentase (orang) < Rp 3.000.000,00 2 2% Rp 3.000.000,0021 21% Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,0039 39% Rp 7.000.000,00 >Rp 7.000.000,00 38 38% Total 100 100%
Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia Usia Jumlah (orang) Persentase 30-40 tahun 23 23% 41-50 tahun 45 45% 51-60 tahun 30 30% > 60 tahun 2 2% Total 100 100% Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur antara 41-50
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
6
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpenghasilan antara Rp 5.000.000,00-Rp 7.000.000,00, yaitu sebesar 39%. 38% responden berpenghasilan di atas Rp bawah Rp 3.000.000,00. Hasil ini menjelaskan bahwa mobil Toyota diminati oleh kalangan menengah ke atas dengan penghasilan yang cukup tinggi. Ini membuktikan bahwa dengan harga yang terjangkau, mobil merek Toyota mendapat kepercayaan yang tinggi dari konsumen atas kualitas dan kredibilitas perusahaan.
7.000.000,00, 21% responden berpenghasilan antara Rp 3.000.000,00-Rp5.000.000,00, dan hanya 2% responden yang memiliki gaji di f.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pemakaian
Tabel 4.6 Karakteristik Berdasarkan Lama Pemakaian Lama Jumlah Persentase Pemakaian (orang) 0-3 tahun 34 34% 4-6 tahun 55 55% 7-9 tahun 8 8% 3 3% 10 tahun Total 100 100%
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Mobil Toyota yang Dimiliki Tabel 4.5 Karakteristik Berdasarkan Mobil Toyota yang Dimiliki Jenis Mobil Jumlah Persentase (orang) Avanza 47 47% Innova 20 20% Yaris 14 14% Kijang Kapsul 6 6% Rush 3 3% Vios 3 3% Camry 3 3% Fortuner 1 1% Altis 1 1% Starlet 1 1% Alphard 1 1% Total 100 100%
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden telah memakai mobil Toyota selama 4-6 tahun, yaitu sebesar 55%. 34% responden telah memakai mobil Toyota selama kurang dari 3 tahun, 8% responden telah memakai mobil Toyota selama 7-9 tahun, dan 3% responden telah memakai mobil Toyota selama lebih dari 10 tahun. Hal ini dapat membuktikan bahwa mobil Toyota adalah mobil yang berkinerja baik walaupun setelah pemakaian bertahun. Disamping itu, pemakai mobil Toyota tidak khawatir jika mereka ingin menjual mobilnya kembali karena harga jual mobil Toyota cenderung stabil dan tetap tinggi di pasar.
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
2. Analisis Deskriptif Variabel A. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kesadaran Merek (Brand Awareness) (X1)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memakai mobil Avanza, yaitu sebesar 47%. 20% responden memakai mobil Kijang Innova, 14% responden memakai mobil Yaris, dan 6% responden memakai mobil Kijang Kapsul (Krista). Responden yang memakai mobil Rush, Camry, dan Vios masingmasing sebesar 3% dan sisanya adalah responden yang memakai mobil Fortuner, Alphard, Altis dan Starlet. Hal ini mendukung pernyataan GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) yang menyatakan mobil Avanza sebagai mobil paling laris dan paling diburu pada tahun 2012 (www.dealertoyotajakarta.com).
Tabel 4.7 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel X1 1
f 61
% 61
f 37
% 37
f 2
% 2
TS f % 0 0
STS f % 0 0
2
28
28
46
46
25
25
1
1
0
0
100
3
30
30
54
54
15
15
1
1
0
0
100
4
15
15
32
32
49
49
4
4
0
0
100
Item
SS
S
KS
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
7
Total 100
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa: 1. Untuk pernyataan mudah untuk mengingat simbol/logo mobil Toyota, dari 100 responden 61% responden menyatakan sangat setuju, 37% setuju, 2% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 2. Untuk pernyataan jika diminta menyebutkan merek mobil maka Toyota adalah merek yang pertama kali muncul di pikiran, dari 100 responden 28% menyatakan sangat setuju, 46% setuju, 25% kurang setuju, 1% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 3. Untuk pernyataan mengingat produk Toyota dengan melihat varian mobilnya, dari 100 responden 30% menyatakan sangat setuju, 54% setuju, 15% kurang setuju, 1% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 4. Untuk pernyataan mengingat dengan baik salah satu iklan mobil Toyota lewat media elektronik, dari 100 responden 15% menyatakan sangat setuju, 32% setuju, 49% kurang setuju, 1% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju.
sangat setuju, 62% setuju, 7% kurang setuju, 2% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 3. Untuk pernyataan mobil Toyota merupakan mobil terdepan dalam penciptaan inovasiinovasi baru dalam produknya, dari 100 responden 19% menyatakan sangat setuju, 59% setuju, 20% kurang setuju, 2% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 4. Untuk pernyataan pemakaian mobil Toyota mencerminkan prestise yang tinggi, dari 100 responden 9% menyatakan sangat setuju, 52% setuju, 34% kurang setuju, 5% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. C. Distribusi
Jawaban Responden terhadap Variabel Persepsi Kualitas (Perceived Quality) (X3) Tabel 4.9 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel X3
B. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Asosiasi Merek (Brand Association) (X2) Tabel 4.8 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel X2 f
%
f
%
F
%
f
STS Total % f %
1
21
21
65
65
14
14
0
0
0
0
100
2
29
29
62
62
7
7
2
2
0
0
100
3
19
19
59
59
20
20
2
2
0
0
100
4
9
9
52
52
34
34
5
5
0
0
100
Item
SS
S
KS
TS
SS
Item
S
KS
TS
STS
Total
f
%
f
%
f
%
f
% f
%
1
34
34
60
60
6
6
0
0
0
0
100
2
20
20
60
60
18
18
2
2
0
0
100
3
21
21
63
63
16
16
0
0
0
0
100
4
26
26
64
64
10
10
0
0
0
0
100
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa: a. Untuk pernyataan mobil Toyota aman untuk dikendarai, dari 100 responden 34% responden menyatakan sangat setuju, 60% setuju, 6% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. b. Untuk pernyataan AUTO2000 memberikan layanan purna jual yang baik, dari 100 responden 20% menyatakan sangat setuju, 60% setuju, 18% kurang setuju, 2% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. c. Untuk pernyataan spesifikasi mobil Toyota sesuai dengan yang ditawarkan, dari 100 responden 21% menyatakan sangat setuju, 63% setuju, 16% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. d. Untuk pernyataan spareparts (suku cadang) mobil Toyota mudah diperoleh, dari 100 responden 9% menyatakan sangat setuju,
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa: 1. Untuk pernyataan harga mobil Toyota sebanding dengan kualitas yang ditawarkannya, dari 100 responden 21% responden menyatakan sangat setuju, 65% setuju, 14% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. 2. Untuk pernyataan mobil Toyota diproduksi oleh perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi, dari 100 responden 29% menyatakan
8
52% setuju, 34% kurang setuju, 5% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju.
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa: a. Untuk pernyataan membeli mobil Toyota karena sesuai kebutuhan, dari 100 responden 14% responden menyatakan sangat setuju, 79% setuju, 7% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. b. Untuk pernyataan membeli mobil Toyota dengan informasi yang dimiliki, dari 100 responden 24% menyatakan sangat setuju, 70% setuju, 6% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. c. Untuk pernyataan alternatif mobil merek lain menjadi kurang menarik ketika memutuskan membeli mobil Toyota, dari 100 responden 10% menyatakan sangat setuju, 42% setuju, 43% kurang setuju, 5% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. d. Untuk pernyataan merasa mantap memilih mobil Toyota sebagai pilihan pertama ketika memutuskan membeli mobil, dari 100 responden 11% menyatakan sangat setuju, 53% setuju, 34% kurang setuju, 2% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju.
D. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Loyalitas Merek (Brand Loyalty) (X4) Tabel 4.10 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel X4 1
f 4
% 4
f 30
% 30
f 45
% 45
f 21
% 21
f 0
STS % 0
2
10
10
65
65
25
25
0
0
0
0
100
3
12
12
76
76
12
12
0
0
0
0
100
4
8
8
58
58
34
34
0
0
0
0
100
Item
SS
S
KS
TS
Total 100
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa: a. Untuk pernyataan hanya akan membeli dan menggunakan mobil Toyota, dari 100 responden 4% responden menyatakan sangat setuju, 30% setuju, 45% kurang setuju, 21% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. b. Untuk pernyataan mau merekomendasikan mobil Toyota kepada orang lain, dari 100 responden 10% menyatakan sangat setuju, 65% setuju, 25% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. c. Untuk pernyataan menyukai mobil Toyota, dari 100 responden 12% menyatakan sangat setuju, 76% setuju, 12% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. d. Untuk pernyataan akan memilih Toyota jika akan membeli mobil kembali, dari 100 responden 8% menyatakan sangat setuju, 58% setuju, 34% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju.
ANALISIS STATISTIK 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrument) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat ukur disebut valid jika ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2003:151), dengan ketentuan: rhitung positif dan rhitung > rtabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan ketentuan: apabila ralpha positif > rtabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal. Kuesioner berisikan 20 butir pernyataan yang menyangkut variabel bebas, yaitu ekuitas merek (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek) serta variabel terikat, yaitu keputusan pembelian.
E. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.11 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel Y Item
SS
S
KS % 7
1
f 14
% 14
f 79
% 79
f 7
2 3 4
24 10 11
24 10 11
70 42 53
70 42 53
6 43 34
6 43 34
f 0
TS % 0
f 0
STS % 0
0 5 2
0 5 2
0 0 0
0 0 0
2. Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan
Total 100 100 100 100
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
9
loyalitas merek (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat yang dilakukan pada 100 responden pemilik mobil Toyota di kota Medan.
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota, atau dengan kata lain, jika variabel persepsi kualitas ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,172. e. Koefisien X4 (b4) = 0,473. Ini menunjukkan bahwa variabel loyalitas merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota, atau dengan kata lain, jika variabel loyalitas merek ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,473.
Tabel 4.16 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
B
1 (Constant)
.582
Std. Error
Beta
1.202
t
Sig.
.484
.629
Kesadaranmerek .146
.068
.154
2.138
.035
Asosiasimerek
.174
.069
.194
2.523
.013
Persepsikualitas .172
.079
.167
2.182
.032
Loyalitasmerek .473
.069
.510
6.856
.000
Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4) secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota pada masyarakat di kota Medan. Tabel 4.17
Dependent Variable: keputusanpembelian
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013)
Analisis regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 0,582 + 0,146 X1 + 0,174 X2 + 0,172 X3 + 0,473 X4 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konstanta (a) = 0,582. Ini menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4) = 0, maka keputusan pembelian mobil Toyota tetap sebesar 0,582. b. Koefisien X1 (b1) = 0,146. Ini menunjukkan bahwa variabel kesadaran merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota, atau dengan kata lain, jika variabel kesadaran merek ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,146. c. Koefisien X2 (b2) = 0,174. Ini menunjukkan bahwa variabel asosiasi merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota, atau dengan kata lain, jika variabel asosiasi merek ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,174. d. Koefisien X3 (b3) = 0,172. Ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kualitas
ANOVAb Model
1
Sum of Squares
Regression Residual Total
Df
Mean Square
210.257
4
52.564
106.493
95
1.121
316.750
99
F
Sig.
46.891 .000a
a. Predictors: (Constant), loyalitasmerek, persepsikualitas, kesadaranmerek, asosiasimerek b. Dependent Variable: keputusanpembelian
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013)
Pada Tabel 4.17 dapat dilihat Fhitung adalah 46,891 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel bebas, yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian mobil Toyota.
10
kota Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0.05 dan nilai thitung 6,856 > ttabel 1,985.
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4) secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh masyarakat di kota Medan.
Identifikasi Determinan (R2) Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.
Tabel 4.18 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Standardized Coefficients t
Sig.
1.202
.484
.629
.146
.068
.154 2.138
.035
asosiasime rek
.174
.069
.194 2.523
.013
persepsiku alitas
.172
.079
.167 2.182
.032
loyalitasm erek
.473
.069
.510 6.856
.000
(Constant)
.582
kesadaran merek
Beta
Dependent Variable: keputusanpembelian
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013)
Tabel 4.19 Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model
R
R Square
Square
Estimate
1 .815a .664 .650 1.05876 a. Predictors: (Constant), loyalitasmerek, persepsikualitas, kesadaranmerek, asosiasimerek b. Dependent Variable: keputusanpembelian Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013)
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai r = 0,815 berarti hubungan antara variabel bebas (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) adalah sebesar 81,5%, artinya hubungannya sangat erat. Angka Adjusted R2 atau determinan sebesar 0,650 berarti variabel bebas yaitu kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4) mampu menjelaskan variabel terikat, yaitu keputusan pembelian (Y), sebesar 65% dan sisanya 35% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa: a. Variabel kesadaran merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh konsumen di kota Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,035) < 0,05 dan nilai thitung 2,138 > ttabel 1,985. b. Variabel asosiasi merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh konsumen di kota Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,013) < 0.05 dan nilai thitung 2,523 > ttabel 1,985. c. Variabel persepsi kualitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh konsumen di kota Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,032) < 0.05 dan nilai thitung 2,182 > ttabel 1,985. d. Variabel loyalitas merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh konsumen di
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan uji F, variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan
11
terhadap keputusan pembelian mobil Toyota oleh pemilik Toyota di kota Medan. Ini menandakan bahwa secara keseluruhan faktor ekuitas merek mampu mempengaruhi keputusan pembelian mobil Toyota. 2. Berdasarkan uji t, variabel loyalitas merek memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian oleh konsumen diantara variabel bebas lainnya yang diteliti. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen yang menyukai dan memiliki rasa bangga terhadap produk Toyota akan berpengaruh lebih besar dalam mendorong pembelian. 3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap variabel terikat (keputusan pembelian mobil Toyota) memiliki hubungan yang positif dan erat dengan nilai R = 0,815. Nilai Adjusted R Square = 0,650, berarti 65% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek) sedangkan sisanya 35% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
keputusan pembelian. Loyalitas merek dapat ditingkatkan dengan membentuk suatu wadah yang dapat memfasilitasi konektivitas antara sesama konsumen dan sebagai media komunikasi 2 (dua) arah antara produsen dengan konsumen yang dapat mendatangkan hal-hal positif untuk pengembangan produk Toyota dan memungkinkan produsen untuk dapat memberikan tanggapan yang cepat atas keinginan konsumen. Hal ini akan membantu untuk memperkuat keterikatan produsen dan konsumen secara emosional sehingga mendorong pembelian. 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel lain di luar variabel ekuitas merek ataupun dapat juga menambahkan variabel-variabel baru ke dalam penelitian, seperti misalnya brand image (citra merek), brand extensions (perluasan merek), dan product image (citra produk).
SARAN Untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di kota Medan terhadap mobil merek Toyota, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa
ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian mobil merek Toyota, maka disarankan agar pihak produsen dapat lebih meningkatkan lagi ekuitas mereknya sehingga pangsa pasar yang dapat diraih menjadi semakin besar. 2. Perusahaan disarankan untuk meningkatkan loyalitas merek karena ekuitas merek merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi 12
DAFTAR PUSTAKA BUKU:
Rangkuti, Freddy, 2004. The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Aaker, David, 1997. Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek, Mitra Utama, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J., 2003. Perilaku Konsumen, Prenada Media, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Paham Ginting. 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, & Toni Sitinjak, 2001. Strategi Menaklukkan Pasar : Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Statistika Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.
Kotler, Philip & A B Susanto, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, buku 2, Salemba Empat, Jakarta. Kotler,
Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Philip, 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Supramono, dan Haryanto, 2003. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, Philip & Gary Armstrong, 2006. PrinsipPrinsip Pemasaran, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Supranto, J. dan Limakrisna, 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Kotler, Philip & Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, edisi kedua belas, Prentice Hall, New Jersey.
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Bayumedia Publishing, Malang.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Surabaya.
Jasa,
Umar, Husein, 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lamb, Charles W. dkk, 2001. Pemasaran, buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Ma’ruf, Hendri, 2006. Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
JURNAL: Fadli, dan Inneke Qamariah, 2008. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Universitas Sumatera Utara)”, Jurnal MBIS, Volume 1 Nomor 2 hal 48.
Nazir, Mohammad, 2003. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Nicolino, Patricia F., 2004. The Complete Ideal’s Guide, Brand Management, Prenada Media, Jakarta.
13
SKRIPSI: Pramono, Agil Aryo, 2011. “Analisis Pengaruh Elemen-Elemen Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian pada Notebook Toshiba di Semarang”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Wijaya, Dimas Surya, 2011. “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang)”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
WEBSITE: www.anneahira.com, dikunjungi pada tanggal 17 September 2012, pukul 17.25 WIB. www.astra.co.id, dikunjungi pada tanggal 5 Februari 2013, pukul 18.00WIB. www.auto2000.co.id, dikunjungi pada tanggal 5 Februari 2013, pukul 20.15 WIB. www.dealertoyotajakarta.com, dikunjungi pada tanggal 10 April 2013, pukul 18.37 WIB. www.HargaMobils.com, dikunjungi pada tanggal 20 September 2012, pukul 22.06 WIB.
LAIN-LAIN: Data Penjualan Tahunan dari AUTO 2000 Cabang Sisingamangaraja, Medan.
14