Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 61
KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP RUANG BELAJAR TERBUKA DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA STUDENTS’ LEVEL OF SATISFACTION WITH OPEN LEARNING SPACES AT YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY Oleh: Rista Sara Prasetyawati, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka serta bagaimana saran dan harapan mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan angket. Teknik analisis data menggunakan univariate analysis of the satisfaction atributes, yaitu memetakan distribusi frekuensi pada aspek kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) pada aspek fitur pendukung mayoritas mahasiswa merasa puas. 2) pada aspek reliabilitas mayoritas mahasiswa merasa tidak puas. 3) pada aspek desain dan estetika mayoritas mahasiswa merasa puas. 4) pada aspek kenyamanan mayoritas mahasiswa merasa puas. 5) untuk aspek kondisi lingkungan mayoritas mahasiswa merasa puas, 6) pada aspek perlindungan kepentingan umum mayoritas mahasiswa menyatakan tidak puas. Kata Kunci: Kepuasan Mahasiswa, Ruang Belajar Terbuka Abstract This research was aimed at determining students’ level of satisfaction with open learning spaces at Yogyakarta State University as well as their suggestions and expectations for the existing open learning spaces at Yogyakarta State University. This is descriptive research employing a quantitative approach. Data were collected by conducting observation and distributing questionnaires. The obtained data were analyzed using the univariate analysis of the satisfaction attributes, i.e. an analysis undertaken by mapping the distribution of frequencies on the aspects of satisfaction. The findings suggest that: 1) in terms of the aspect of supporting features, the majority of the students were satisfied. 2) In relation to the aspect of reliability, the majority of the students were not satisfied. 3) Regarding the design and aesthetic aspects, the majority of the students were satisfied. 4) In terms of the comfort aspect, the majority of the students were satisfied. 5) For the aspect of the environmental/ physical conditions, the majority of the students were satisfied. 6) Lastly, on the aspect of protection of the public interest, the majority of the students were not satisfied. Keywords: Students’ Level of Satisfaction, Open Learning Spaces
PENDAHULUAN
individu untuk saling berdiskusi, mengemukakan
Kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi
pendapat tentang tugas atau perkuliahannya,
sekarang ini sudah banyak mengalami perubahan
dengan segala fasilitas untuk
dan perkembangan. Demi kelancaran proses
belajar dilengkapi jaringan atau koneksi internet
belajar mengajar, baik dosen maupun mahasiswa
seperti wifi dan sumber belajar lain untuk
memerlukan sebuah ruang atau tempat. Selain di
memperluas interaksi mahasiswa. Meskipun
ruang kelas, pembelajaran ini juga dapat
ruang kelas tetap menjadi tempat kegiatan
dilakukan di luar kelas. Menurut Malcolm B
belajar mengajar yang utama, namun banyak
Brown dan Joan K Lippicott (2003: 14), ruang
faktor dan peluang yang membuat kegiatan
belajar (learning space) merupakan ruang atau
belajar mengajar bisa dilakukan di mana saja.
area pertemuan peserta didik (dalam hal ini
Salah satu faktornya adalah mahasiswa sekarang
mahasiswa)
ini dituntut untuk lebih banyak self-learning,
secara
berkelompok
maupun
kenyamanan
62 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
atau konsep perkuliahan yang tidak harus
60 menit belajar mandiri, dan 50 menit
bertatap muka dengan dosen. Mahasiswa dapat
penugasan terstruktur.
belajar secara mandiri dengan memanfaatkan
bahwa jumlah jam belajar mahasiswa secara
fasilitas ruang belajar terbuka (open learning
mandiri lebih banyak dari pada jumlah jam
space) yang telah disediakan oleh kampusnya,
belajar mahasiswa secara tatap muka dengan
dengan dilengkapi wifi untuk mempermudah
dosen di ruang kelas.
mahasiswa dalam mengakses internet serta fasilitas lain.
Hal ini menegaskan
Salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yang memiliki area yang cukup luas dan sedang
Menurut Malcolm B Brown dan Joan K
gencar melakukan pengembangan kampus atau
Lippicott (2003: 14), alasan adanya pergeseran
pembangunan
atau
untuk
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta
mengembangkan konsep pembelajaran ruang
merupakan perguruan tinggi yang terletak di
kelas, dengan memanfaatkan teknologi informasi
Kabupaten Sleman, dan memiliki tujuh fakultas.
yang telah berkembang pesat. Misalnya saja
Pada penelitian ini, peneliti akan melihat tentang
dengan wireless networking yang membuat
bagaimana keadaan ruang belajar terbuka (open
interaksi antara mahasiswa satu dengan yang
learning space) di tujuh fakultas tersebut.
lainnya serta antara mahasiswa dengan dosen
Peneliti juga akan melihat bagaimana tingkat
maupun lembaganya menjadi lebih nyata tanpa
kepuasan mahasiswa terkait dengan kualitas
harus
ruang belajar terbuka di UNY, serta bagaimana
perubahan
bertatap
ini
muka.
adalah
Inilah
mengapa
dan
adalah
saran
Universitas
yang
Negeri
pembelajaran di dalam kelas saja tidak cukup
harapan
diberikan
oleh
untuk dilakukan sekarang ini. Kegiatan belajar
mahasiswa terkait dengan perbaikan ruang
mengajar dapat dilakukan secara kolaborasi,
belajar terbuka (open learning space) di UNY
yaitu dengan belajar di dalam kelas seperti biasa
atau fakultas masing-masing, sesuai dengan
dan pembelajaran di luar kelas pada saat-saat
kebutuhan mahasiswa. Contoh beberapa ruang
tertentu.
belajar terbuka yang terdapat di UNY antara
Hal lain yang dapat membuktikan bahwa
lain: Student Square (SS), gazebo, anjungan,
ruang belajar terbuka (open learning space)
lobi/hall kampus, area taman belajar, student
dianggap penting adalah dengan memahami
lounge,
yang telah disebutkan pada Standar Nasional
mahasiswa, dan lain sebagainya.
foodcourt,
kantin
atau
kafetaria
Perguruan Tinggi berdasarkan Permendikbud
Berdasarkan pengamatan awal, terdapat
Nomor 49 Tahun 2014 pasal 16 pada Standar
beberapa masalah yang muncul terkait dengan
Proses yang mengenai beban belajar, disebutkan
keberadaan ruang belajar terbuka (open learning
bahwa beban belajar mahasiswa dalam kegiatan
space) di Universitas Negeri Yogyakarta. Jumlah
perkuliahan dalam 1 SKS setara dengan 160
ruang
(seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per
Universitas Negeri Yogyakarta sudah cukup
minggu per semester, yaitu 50 menit tatap muka,
banyak, namun beberapa area tersebut belum
belajar
terbuka
yang
terdapat
di
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 63
dimanfaatkan secara optimal untuk belajar. Hal tersebut
kurangnya
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengelolaan dan perhatian khusus untuk open
Kepuasan Mahasiswa terhadap Ruang Belajar
learning space, sehingga penataannya belum
Terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta.
sesuai
juga
untuk
bisa
tempat
disebabkan
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
belajar seperti
yang
seharusnya. Permasalahan lain yaitu terkait koneksi internet (wifi) yang belum tersebar merata, masih ada beberapa area yang tidak bisa terkoneksi dengan wifi, serta sering mengalami
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
kendala pada kecepatan aksesnya. Ketersediaan stop kontak yang kurang atau rusak namun tidak segera diperbaiki di area ruang belajar terbuka juga menjadi problem, karena kini mahasiswa belajar di mana saja dengan gadget dan selalu membutuhkan stop kontak untuk mengisi daya
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2016 di seluruh area Kampus I (pusat) Universitas Negeri Yogyakarta. Target/Subjek Penelitian
pada gadget (charge). Kebersihan di area ruang
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
belajar terbuka kurang terjaga serta kurangnya
mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, yaitu
penyediaan tempat sampah di beberapa area
sebanyak 24.105. Data tersebut diperoleh dari
tersebut. Keadaan ruang belajar yang kurang
website
kondusif
menggunakan simple random sampling. Sampel
mengakibatkan
mahasiswa
pdpt.uny.ac.id.
diambil
sehingga mahasiswa mencari-cari ruang seperti
“sampling error” 5% sehingga didapatkan
di selasar atau di lorong-lorong kampus, yang
sampel berjumlah 420 mahasiswa.
seharusnya menjadi akses jalan.
Prosedur tempat
slovin
dengan
yang
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
nyaman untuk belajar mengingat sekarang ini
adalah menggunakan kuesioner atau angket
belajar bisa dilakukan di mana saja. Ruang
sebagai data utama dan observasi sebagai data
belajar terbuka (open learning space) kini bukan
pendukung. Setelah melakukan observasi awal
lagi keinginan, namun sudah menjadi sebuah
peneliti melakukan observasi lebih lanjut ke
kebutuhan. Hal-hal terkait kurang nyamannya
area-area ruang belajar terbuka di Universitas
ruang belajar terbuka yang disediakan oleh
Negeri
kampus
kepuasan
angket kepada mahasiswa, untuk memperoleh
mahasiswa. Untuk itu, sangat penting untuk
informasi tentang kepuasan mahasiswa terhadap
melihat kepuasan mahasiswa terhadap kualitas
ruang belajar terbuka.
tentu
memerlukan
rumus
sampling
kebingungan mencari tempat untuk belajar,
Mahasiswa
berdasarkan
Teknik
mempengaruhi
ruang belajar terbuka di perguruan tingginya.
Yogyakarta
sekaligus
menyebarkan
64 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Berikut ini akan disajikan mengenai kepuasan
Data
mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka di Pada penelitian ini adalah menggunakan
Universitas Negeri Yogyakarta.
kuesioner atau angket sebagai data utama dan
Berikut akan disajikan diagram tentang
observasi sebagai data pendukung. Setelah
mahasiswa yang menyatakan puas dengan ruang
melakukan observasi awal, peneliti melakukan
belajar terbuka di UNY berdasarkan enam aspek:
observasi lebih lanjut ke area-area ruang belajar terbuka
di
khususnya
Universitas di
kampus
Negeri
Yogyakarta
pusat,
sekaligus
menyebarkan angket kepada mahasiswa, untuk memperoleh
informasi
tentang
kepuasan
mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka. Penyebaran
angket
dilakukan
kepada
mahasiswa yang sedang berada di ruang belajar terbuka, sehingga responden yang mengisi kuesioner benar-benar pengguna ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik Analisis Data Untuk melaporkan hasil penelitian, maka
Gambar 1. Diagram Kepuasan Mahasiswa terhadap Ruang Belajar Terbuka UNY Diagram di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, secara umum
data yang telah diperoleh terlebih dahulu harus
mayoritas
dilakukan analisis, agar data yang diperoleh
terhadap
dapat digunakan untuk menjawab rumusan
terbuka, apabila dilihat dari perolehan persentase
masalah yang ada. Analisis yang digunakan
yang lebih dari 50%. Pernyataan kepuasan
dalam penelitian ini adalah berupa analisis
terendah
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yakni
kepentingan umum atau terkait dengan masalah
analisis dengan menggunakan cara memetakan
keamanan.
distribusi frekuensi pada aspek-aspek kepuasan.
mahasiswa
merasa
puas
aspek kenyamanan di ruang belajar
Jika sebaliknya,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sudah
diraih pada aspek perlindungan
dilihat yaitu
dari
pernyataan
ketidakpuasan
yang
mahasiswa
terhadap ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta, dapat dilihat pada diagram
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa angket yang ditujukan kepada 420 mahasiswa UNY. Terdapat enam sub variabel untuk mengetahui kepuasan mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka.
berikut:
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 65
di ruang belajar terbuka seperti adanya meja, kursi/lounge, wifi, tempat sampah, dan lain sebagainya. Kelengkapan fasilitas merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran dalam proses belajar.
Mubair
mengemukakan
Agustin
bahwa
(2011:
salah
satu
13) faktor
eksternal yang mempengaruhi permasalahan mahasiswa dalam pembelajaran atau aktivitas akademiknya adalah fasilitas yang disediakan Gambar 2. Diagram Ketidakpuasan Mahasiswa terhadap Ruang Belajar Terbuka di UNY Dari diagram di atas, apabila dilihat dari perolehan persentase yang lebih dari 50% dapat diketahui
bahwa
secara
umum
mayoritas
mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap aspek
fitur,
lingkungan,
relibilitas, dan
desain,
perlindungan
kondisi
kepentingan
umum. Persentase paling tinggi untuk kategori tidak puas diraih pada aspek perlindungan kepentingan
umum
atau
keamanan. Sedangkan
terkait
masalah
persentase terendah
untuk kategori tidak puas terdapat pada aspek kenyamanan. Aspek-aspek
pada
penelitian
ini
dikembangkan menjadi 20 butir soal pada
oleh universitas sebagai tempat strategis yang menunjang kegiatan akademiknya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan puas terhadap fitur atau fasilitas pelengkap di ruang belajar terbuka Universitas Negeri Yogyakarta. Meskipun dalam hal
ketersediaan
1.
untuk
mahasiswa menyatakan tidak puas. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 1. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 1 Butir 1 No. Butir 1
Pernyataan Ketersediaan fasilitas pendukung (meja, kursi/lounge, wifi, dan lain-lain) di ruang belajar terbuka Total
Hal
tersebut
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
12
3%
149
35%
235 24
56% 6%
420
100%
menunjukkan
mayoritas
mahasiswa UNY merasa puas dalam hal
Fitur Kepuasan mahasiswa UNY terhadap fitur
pelengkap di ruang belajar terbuka diperoleh melalui kuesioner berjumlah tiga pernyataan. Indikator dari aspek fitur pada penelitian ini adalah
(signal)
handphone di ruang belajar terbuka, mayoritas
kuesioner. Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai hasil penelitian pada kuesioner:
jaringan
kepuasan
mahasiswa
terhadap
ketersediaan fasilitas pendukung dan pelengkap
ketersediaan fasilitas pendukung.
66 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
Tabel 2. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 1 Butir 3 No. Butir 3
Pernyataan Ketersediaan jaringan (signal) untuk handphone
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
111
26%
207 99 3
49% 24% 1%
420
100%
Total
Hal
tersebut
menunjukkan
seperti kecepatan akses internet, ketercukupan daya tampung, dan ketercukupan luas ruang belajar terbuka. Menurut Yudi Purnomo, dkk (2014: 2), saat ini konsep ruang terbuka publik menuju ke arah estetik da proporsi ruang terbuka. Kampus juga dapat menjadi ruang
mayoritas
publik bagi pertukaran informasi keilmuan antar
hal
civitas akademika maupun civitas akademika
ketersediaan jaringan (signal) untuk handphone
dengan masyarakat luas dan masyarakat umum
di ruang belajar terbuka UNY.
untuk berbagai kegiatan, oleh karena itu
Tabel 3. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 1 Butir 5
perkiraan daya tampung dalam sebuah ruang
mahasiswa
No. Butir 5
merasa
tidak
puas
dalam
Pernyataan
Kategori
F
P
Ketersediaan tempat sampah di ruang belajar terbuka Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
10
2%
184 205 21 420
44% 49% 5% 100%
Hal
tersebut
menunjukkan
terbuka di kampus perlu untuk diperhatikan, apalagi jika jumlah mahasiswa terus bertambah. Dengan
didukung
oleh
jaringan
nirkabel,
mahasiswa membutuhkan tempat-tempat yang nyaman untuk mengakses segala sesuatu misal
mayoritas
dengan internet di laptopnya, smartphone, dan
mahasiswa merasa puas dalam hal ketersediaan
lain sebagainya menurut Cyprien Lomas (Diana
tempat sampah di setiap ruang belajar terbuka di
G Oblinger, 2006: 67).
UNY.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Jika
maka
bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan tidak
distribusi skor keseluruhan pada aspek ini adalah
puas terhadap reabilitas dan keandalan ruang
sebagai berikut :
belajar terbuka Universitas Negeri Yogyakarta.
Tabel 4. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswa terhadap Fitur
Namun terdapat satu butir pada instrumen
No. Butir 1 3 5
1 12 111 10
diteliti
berdasarkan
Kategori 2 3 149 235 207 99 184 205
4 24 3 21
skor,
Σ (rata-rata)
dengan hasil bahwa mahasiswa menyatakan puas, yaitu pada pernyataan ketercukupan spot
2,64 1,98 2,56
ruang belajar terbuka di UNY. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.
Reliabilitas dan Keandalan Kepuasan mahasiswa terhadap reliabilitas
dan keandalan di ruang belajar terbuka diperoleh melalui kuesioner berjumlah empat pernyataan. Indikator dari reliabilitas dan kendalan pada penelitian
ini
adalah
kepuasan
mahasiswa
terhadap kualitas, kehandalan, kebermanfaatan segala unsur yang ada di ruang belajar terbuka
Tabel 5. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 2 Butir 2 No. Butir 2
Pernyataan
Kategori
F
P
Kecepatan akses internet di ruang belajar terbuka Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
31
7%
208 171 10
50% 41% 2%
420
100%
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 67
Hal mahasiswa
tersebut merasa
menunjukkan tidak
puas
mayoritas dalam
hal
kecepatan akses internet di ruang belajar terbuka
Hal mahasiswa
Jika
Tabel 6. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 2 Butir 6 Pernyataan Ketercukupan daya tampung pada masingmasing ruang belajar terbuka bagi mahasiswa
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
36
9%
Total
Hal
162 9
38% 2%
420
100%
puas
dalam
hal
diteliti
berdasarkan
skor,
maka
Tabel 9. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswa terhadap Reliabilitas dan Keandalan
3.
1 31 36 12 15
Kategori 2 3 208 171 213 162 205 193 233 168
4 10 9 10 4
Σ (rata-rata) 2,38 2,34 2,47 2,38
Desain dan Estetika Kepuasan mahasiswa terhadap desain dan
dengan
estetika di ruang belajar terbuka diperoleh
ketercukupan daya tampung pada masing-
melalui kuesioner berjumlah empat pernyataan.
masing ruang belajar terbuka bagi mahasiswa di
Indikator dari desain dan estetika ini adalah
UNY.
kepuasan mahasiswa terhadap penampilan fisik,
Tabel 7. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 2 Butir 15
penataan, penyajian, dan proporsional desain
No. Butir 15
merasa
Pernyataan Ketercukupan spot ruang belajar terbuka di UNY
menunjukkan
tidak
mayoritas
mahasiswa
tersebut
51%
merasa
mayoritas
distribusi skor pada aspek ini adalah:
No. Butir 2 6 15 16
213
menunjukkan
ketercukupan luas ruang belajar terbuka di UNY.
UNY.
No. Butir 6
tersebut
tidak
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
12
3%
Total
Hal mahasiswa
tersebut merasa
puas
Menurut Haris Mudjiman (2007: 17), lingkungan belajar perlu mendapatkan perhatian
205
49%
agar mahasiswa merasa nyaman melakukan
193 10
46% 2%
kegiatan belajar. Sebuah ruang belajar harusnya
420
100%
pembangunannya,
menunjukkan tidak
ruang belajar terbuka.
puas
benar-benar diperhatikan dalam perencanaan
mayoritas dengan
ketercukupan spot di setiap ruang belajar terbuka
hasil
penataannya.
penelitian
menunjukkan
bahwa mahasiswa menyatakan puas terhadap dua pernyataan yaitu desain atau penataan ruang
UNY. Tabel 8. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 2 Butir 16 No. Butir 16
Berdasarkan
diperhatikan
belajar
terbuka
dan
proporsi/keseimbangan
antara ruang belajar terbuka dengan gedunggedung
di
sekitarnya
di
UNY.
Namun
Pernyataan
Kategori
F
P
Ketercukupan luas ruang belajar terbuka
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
15
4%
mahasiswa juga merasa tidak puas terhadap dua
233 168 4 420
55% 40% 1% 100%
pernyataan yaitu relevansi desain ruang belajar
Total
terbuka dengan kebutuhan mahasiswa dan pembatasan waktu pemakaian ruang belajar
68 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
terbuka. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 10. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 3 Butir 7 No. Butir 7
Pernyataan Desain atau penataan ruang belajar terbuka di UNY
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
19
5%
Total
Hal
tersebut
184
43%
208 9
50% 2%
420
100%
menunjukkan
Tabel 13. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 3 Butir 10 No. Butir 10
Pernyataan Proporsi/keseim bangan antara ruang belajar terbuka di UNY dengan gedunggedung di sekitarnya
Kategori
F
P
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
20
5%
190
45%
210 0
50% 0%
420
100%
Total
Hal
tersebut
mahasiswa
mayoritas
menunjukkan
merasa
puas
proporsi/keseimbangan
mayoritas
dalam
desain
antara
hal ruang
mahasiswa merasa puas dalam hal desain atau
belajar terbuka di UNY dengan gedung-gedung
penataan ruang belajar terbuka di UNY.
di sekitarnya.
Tabel 11. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 3 Butir 8 No. Butir 8
Pernyataan
Kategori
F
P
Relevansi desain ruang belajar terbuka dengan kebutuhan mahasiswa Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
5
1%
238 177 0
57% 42% 0%
420
100%
Hal mahasiswa
tersebut
menunjukkan
merasa
tidak
puas
Pernyataan
Kategori
F
P
Pembatasan waktu pemakaian ruang belajar terbuka di UNY Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
21
5%
197 185 17
47% 44% 4%
mahasiswa
merasa
420
menunjukkan tidak
maka
1 19 5 21 20
Kategori 2 3 184 208 238 177 197 185 190 210
4 9 0 17 0
Σ (rata-rata) 2,49 2,40 2,47 2,45
Kenyamanan Kepuasan
mahasiswa
terhadap
kenyamanan di ruang belajar terbuka diperoleh
puas
Tabel 15. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 4 Butir 4 No. Butir 4
100%
mayoritas dalam
secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
hal
pembatasan waktu pemakaian ruang belajar terbuka di UNY.
skor,
melalui kuesioner berjumlah lima pernyataan,
Tabel 12. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 3 Butir 9
tersebut
4.
hal
kebutuhan mahasiswa UNY.
Hal
berdasarkan
distribusi skor pada aspek ini adalah:
No. Butir 7 8 9 10
relevansi desain ruang belajar terbuka dengan
No. Butir 9
diteliti
Tabel 14. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswa terhadap Desain dan Estetika
mayoritas dalam
Jika
Pernyataan
Kategori
F
P
Kebersihan di ruang belajar terbuka UNY
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
13
3%
171 227 9
41% 54% 2%
420
100%
Total
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 69
Hal
mayoritas
Dengan demikian, diharapkan pihak kampus
mahasiswa merasa puas dengan kebersihan di
untuk lebih memperhatikan lingkungan tempat
ruang belajar terbuka UNY.
mahasiswa
beraktivitas.
Tabel 16. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 4 Butir 11
penelitian
menunjukkan
No. Butir 11
tersebut
menunjukkan
Pernyataan
Kategori
F
P
Keasrian ruang belajar terbuka di UNY Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
4
1%
145 249 22 420
35% 59% 5% 100%
Hal
tersebut
Berdasarkan bahwa
hasil
mayoritas
mahasiswa menyatakan tidak puas. Namun, pada dua pernyataan yaitu kebersihan di ruang belajar terbuka dan keteduhan ruang belajar terbuka di
menunjukkan
UNY sebagian besar mahasiswa menyatakan puas.
mayoritas
Secara lebih rinci akan dapat dilihat pada
mahasiswa merasa puas dengan keasrian di
tabel berikut:
ruang belajar terbuka UNY.
Tabel 18. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 4 Butir 13
Tabel 17. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 4 Butir 12 No. Butir 12
Pernyataan Kenyamanan selama berada di ruang belajar terbuka
Kategori Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
Total
Hal
tersebut
mahasiswa
merasa
adalah
Ketenanga n ruang belajar terbuka
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
40
10%
215 164 1 420
51% 39% 0% 100%
198
47%
190 11
45% 3%
mahasiswa
420
100%
ketenangan ruang belajar terbuka UNY.
puas
Total
Hal
mayoritas dalam
hal
kepuasan
keasrian,
No. Butir 14
mahasiswa
ketenangan,
keteduhan, dan keluwesan dalam beraktivitas (flexible design). Haris Mudjiman (2007: 17) mengatakan bahwa lingkungan belajar di tempat yang sudah disediakan oleh universitas perlu mendapatkan
tersebut merasa
menunjukkan tidak
puas
mayoritas dalam
hal
Tabel 19. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 4 Butir 14
kenyamanan belajar di ruang belajar terbuka kebersihan,
P
5%
terhadap segala sesuatu yang mempengaruhi
seperti
F
21
terbuka UNY. Indikator dari kenyamanan pada ini
Kategori
P
kenyamanan selama berada di ruang belajar
penelitian
Pernyataan
F
menunjukkan tidak
No. Butir 13
Pernyataan
Kategori
F
P
Keteduhan ruang belajar terbuka di UNY (tidak panas) Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
22
5%
145 245 8
35% 58% 2%
420
100%
Hal
tersebut
menunjukkan
mayoritas
mahasiswa merasa puas dengan keteduhan (tempat tidak panas) di ruang belajar terbuka UNY. Jika
diteliti
berdasarkan
skor,
maka
distribusi skor pada aspek ini adalah:
perhatian, sehingga mahasiswa merasa nyaman melakukan kegiatan belajar atau segala kegiatan yang akan dilakukan di ruang belajar terbuka.
Tabel 20. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswa terhadap Kenyamanan
70 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016 No. Butir 4 11 12 13 14
5.
1 13 4 21 40 22
Kategori 2 3 171 227 145 249 198 190 215 164 145 245
4 9 22 11 1 8
Tabel 21. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 5 Butir 17
Σ (rata-rata) 2,55 2,68 2,45 2,30 2,56
No. Butir 17
Pernyataan
Kategori
Penerangan dan/atau pencahayaan di ruang belajar terbuka
Kondisi Lingkungan/Fisik
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
Kepuasan mahasiswa terhadap kondisi lingkungan/fisik
(ruang
belajar
Total
terbuka) Hal
diperoleh melalui kuesioner berjumlah dua pernyataan.
Indikator
dari
kondisi
lingkungan/fisik pada penelitian ini adalah kepuasan
mahasiswa
terhadap
penerangan
dan/atau pencahayaan di ruang belajar terbuka, ketersediaan unsur pendukung seperti: listrik, stop kontak, lampu, saluran air, taman, dan
mempengaruhi
13
3%
123
30%
274 10
65% 2%
420
100%
menunjukkan
mayoritas
/atau pencahayaan di ruang belajar terbuka UNY. Tabel 22. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 5 Butir 18 No. Butir 18
Pernyataan
adanya
permasalahan mahasiswa dalam pembelajaran adalah sarana dan fasilitas yang disediakan oleh lembaganya, sebagai tempat yang strategis untuk
Hal
menunjang berlangsungnya kegiatan belajar di
Kategori
Ketersediaan listrik, stop kontak, lampu/pener angan, saluran air, taman, dan lain-lain di ruang belajar terbuka UNY Total
Mubair Agustin (2011: 13) mengatakan, faktor yang
P
mahasiswa merasa puas dengan penerangan dan
sebagainya.
eksternal
tersebut
F
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
tersebut
F
P
100
24%
244
58%
74 2
18% 0%
420
100%
menunjukkan
mayoritas
perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
mahasiswa merasa puas dengan penerangan dan
menunjukkan
bahwa
mayoritas
mahasiswa
/atau pencahayaan di ruang belajar terbuka
menyatakan
puas
terhadap
pernyataan
UNY. Jika
penerangan dan/atau pencahayaan di ruang belajar
terbuka.
Namun,
pada
pernyataan
diteliti
berdasarkan
skor,
maka
distribusi skor pada aspek ini adalah sebagai
ketersediaan listrik, stop kontak, lampu, saluran
berikut :
air, taman, dan lain-lain di ruang belajar terbuka,
Tabel 23. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswa terhadap Kondisi Lingkungan/Fisik
sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak puas. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
No. Butir 17 18
1 13 10 0
Kategori 2 3 123 274
4 10
244
2
74
Σ (rata-rata) 2,66 1,94
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 71
6.
Perlindungan Kepentingan Umum Kepuasan
mahasiswa
terhadap
perlindungan kepentingan umum di ruang belajar terbuka diperoleh melalui kuesioner berjumlah dua pernyataan. Indikator dari perlindungan
barang selama berada di ruang belajar terbuka UNY. Tabel 24. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 6 Butir 20 No. Butir 20
kepentingan umum pada penelitian ini adalah kepuasan mahasiswa terhadap keamanan dan keselamatan pengguna (jiwa dan barang) di ruang belajar terbuka serta jangkauan ruang belajar terbuka dari pos atau petugas keamanan.
Perlindungan
bagi
pengguna
khususnya
mahasiswa dan dosen di tempat ini merupakan salah satu asas diadakannya penataan sebuah ruang terbuka, sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa perlindungan
kepentingan
umum
meliputi
perlindungan masyarakat atau pengguna ruang
Kategori
F
P
Keterjangk auan ruang belajar terbuka dari pengamata n petugas keamanan Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
94
22%
223 102 1
53% 25% 0%
420
100%
Hal
Keamanan di lingkup kampus khususnya di ruang belajar terbuka harus diperketat.
Pernyataan
tersebut
mahasiswa
merasa
keterjangkauan
menunjukkan tidak
ruang
puas
belajar
mayoritas dalam
terbuka
hal dari
pengamatan petugas keamanan. Jika diteliti berdasarkan skor, maka distribusi skor pada aspek ini adalah sebagai berikut : Tabel 25. Keseluruhan Rata-rata Skor Kepuasan Mahasiswaterhadap Perlindungan Kepentingan Umum No. Butir 19 20
1 13 100
Kategori 2 3 123 274 244 74
4 10 2
Σ (ratarata) 2,02 2,02
terbuka dari dampak negatif terhadap lingkungan KESIMPULAN DAN SARAN
akibat pemanfaatan ruang itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap dua pernyataan tersebut. Secara
Kesimpulan 1.
Tingkat kepuasan mahasiswa:
a. Ditinjau dari aspek fitur pelengkap di ruang
lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut :
belajar terbuka, secara umum mayoritas
Tabel 23. Persentase Data Angket Mahasiswa, Indikator 6 Butir 19
mahasiswa
No. Butir 19
Pernyataan
Kategori
F
P
Keamanan barang selama berada di ruang belajar terbuka UNY Total
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Puas Sangat Puas
97
23%
216 107 0
52% 25% 0%
Hal
tersebut
menyatakan
puas
meskipun
dalam hal penyediaan jaringan (signal) untuk handphone berada pada level tidak puas. Berdasarkan akumulasi perolehan skor (rating), kepuasan tertinggi diraih dalam hal ketersediaan fasilitas pendukung (meja, kursi/lounge, wifi, dan lain-lain) di ruang
420
menunjukkan
100%
mayoritas
mahasiswa merasa tidak puas dengan keamanan
belajar terbuka, adapun kepuasan terendah dicapai dalam hal ketersediaan jaringan
72 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
(signal) untuk handphone, skor masing-
(rating), kepuasan tertinggi diraih dalam hal
masing yaitu 2,64 dan 1,98.
keasrian ruang belajar terbuka di UNY,
b. Ditinjau
dan
adapun kepuasan terendah dicapai dalam hal
keandalan ruang belajar terbuka, secara
ketenangan di ruang belajar terbuka, skor
umum mayoritas mahasiswa menyatakan
masing-masing yaitu 2,68 dan 2,30.
tidak
dari
puas
aspek
reliabilitas
meskipun
dalam
hal
e. Ditinjau dari aspek kondisi lingkungan/fisik
ketercukupan spot ruang belajar terbuka di
di
UNY mayoritas mahasiswa merasa sudah
mahasiswa
puas. Berdasarkan akumulasi perolehan skor
penerangan dan/atau pencahayaan di ruang
(rating), kepuasan tertinggi diraih dalam hal
belajar terbuka, dan menyatakan tidak puas
ketercukupan spot ruang belajar terbuka di
dalam hal ketersediaan listrik, stop kontak,
UNY, adapun kepuasan terendah dicapai
lampu/penerangan, saluran air, taman, dan
dalam hal ketercukupan daya tampung pada
lain-lain di ruang belajar terbuka. Jika ditilik
masing-masing ruang belajar terbuka bagi
berdasarkan
mahasiswa, skor masing-masing yaitu 2,47
(rating), kepuasan tertinggi juga diraih
dan 2,34.
dalam hal penerangan dan/atau pencahayaan
c. Ditinjau dari aspek desain dan estetika di ruang
belajar
mayoritas
terbuka,
mahasiswa
secara
ruang
belajar
terbuka,
menyatakan
akumulasi
mayoritas
puas
dengan
perolehan
skor
di ruang belajar terbuka, adapun kepuasan
umum
terendah dicapai dalam hal ketersediaan
menyatakan puas
listrik,
stop
kontak,
lampu/penerangan,
meskipun dalam hal relevansi desain ruang
saluran air, taman, dan lain-lain di ruang
belajar
belajar terbuka UNY. Skor masing-masing
terbuka
dengan
kebutuhan
mahasiswa berada pada level tidak puas. Berdasarkan
akumulasi
perolehan
skor
yaitu 2,66 dan 1,94. f. Ditinjau
dari
aspek
perlindungan
(rating), kepuasan tertinggi diraih dalam hal
kepentingan umum di ruang belajar terbuka,
desain atau penataan ruang belajar terbuka
mayoritas mahasiswa menyatakan tidak
di UNY, adapun kepuasan terendah dicapai
puas. Jika ditilik berdasarkan akumulasi
dalam hal relevansi desain ruang belajar
perolehan skor (rating), pada dua butir
terbuka dengan kebutuhan mahasiswa, skor
sama-sama mencapai skor 2,02 yaitu dalam
masing-masing yaitu 2,49 dan 2,40.
hal keamanan barang selama berada di
d. Ditinjau dari aspek kenyamanan di ruang belajar
terbuka,
mayoritas
ruang
mahasiswa
terbuka
UNY
dan
keterjangkauan ruang belajar terbuka dari
menyatakan puas meskipun dalam hal kenyamanan selama berada di ruang belajar
belajar
pengamatan petugas keamanan. 2.
Untuk saran yang dituangkan mahasiswa ke
terbuka dan ketenangan ruang belajar
dalam
terbuka berada pada level tidak puas.
memberikan masukan terhadap aspek fitur
Berdasarkan
pendukung, dan masukan terbanyak pada
akumulasi
perolehan
skor
angket,
mayoritas
mahasiswa
Kepuasan Mahasiswa Terhadap… (Rista Sara Prasetyawati) 73
aspek ini terkait dengan perbaikan jaringan
kembali spot-spot di kampus yang masih
(signal) untuk handphone. Masukan yang
bisa digunakan untuk membuka ruang
tidak kalah banyak pada aspek yang lain
belajar
yaitu seputar perbaikan jaringan untuk wifi
melakukan perbaikan terhadap ruang
(kecepatan
akses
belajar terbuka yang sudah ada.
ketenangan
di
internet), belajar
baru,
atau
c. Berdasarkan capaian skor pada aspek
penambahan/perbaikan stop kontak, serta
desain dan estetika, aspek relevansi
peningkatan keamanan. Sedangkan aspek
desain ruang belajar terbuka dengan
yang paling sedikit mendapatkan masukan
kebutuhan mahasiswa memperoleh skor
adalah aspek desain dan estetika. Masukan
terendah. Mayoritas mahasiswa juga
untuk
dengan
menyatakan
tidak
peningkatan desain agar lebih modern dan
pembatasan
waktu
menarik.
belajar terbuka. Untuk hal ini, pihak
tersebut
terkait
kampus
Saran 1.
yang
terbuka,
aspek
ruang
masalah
terbuka
Dalam
hal
tingkat
kepuasan
perlu
dapat
puas
terhadap
pemakaian
memberikan
ruang
toleransi
waktu untuk penggunan ruang belajar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
terbuka. Waktu penggunaan ruang belajar
a. Berdasarkan capaian skor pada aspek
terbuka
untuk
beberapa
area
yang
fitur, ditemukan bahwa skor terendah
memungkinkan adanya pengawasan dari
terdapat pada aspek ketersediaan jaringan
petugas keamanan bisa lebih fleksibel.
(signal)
untuk
memaksimalkan
handphone. hal
tersebut,
Untuk
d. Berdasarkan capaian skor pada aspek
pihak
kenyamanan, aspek ketenangan di ruang
kampus perlu mengidentifikasi penyebab
belajar
susahnya
untuk
terendah. Mayoritas mahasiswa juga
handphone ketika di kampus. Setelah itu
merasa tidak puas dengan kenyamanan
dapat mengupayakan untuk memperbaiki
selama berada di ruang belajar terbuka.
kondisi seluruh jaringan agar antara
Untuk hal ini dapat diupayakan untuk
jaringan satu dengan yang lainnya tidak
memberi peraturan untuk menghormati
bertumpuk.
pengguna lain di area ruang belajar
penerimaan
signal
b. Berdasarkan capaian skor pada aspek reliabilitas
dan
keandalan,
terbuka
memperoleh
skor
terbuka tersebut. Jika memungkinkan,
aspek
ruang belajar terbuka sebaiknya tidak
ketercukupan daya tampung ruang belajar
terlalu dekat dengan jalan raya/akses
terbuka
kendaraan bermotor agar tidak bising,
memperoleh
skor
terendah.
Mayoritas mahasiswa juga tidak puas
dan mahasiswa merasa lebih nyaman.
dengan ketercukupan luas ruang belajar
e. Berdasarkan capaian skor pada aspek
terbuka. Pihak pengelola UNY dapat
kondisi
lingkungan/fisik,
mengoptimalkan atau menginventarisir
ketersediaan
listrik,
stop
pernyataan kontak,
74 Jurnal hanata widya Edisi Agustus 2016
lampu/penerangan, saluran air, taman,
pengguna ruang belajar terbuka untuk
dan lain-lain di ruang belajar terbuka
selalu waspada dengan keamanan barang
UNY memperoleh skor terendah. Hal ini
dan
dapat diatasi dengan mendata kembali
ditambahnya
jumlah
perindang di beberapa area ruang belajar
ruang
belajar
terbuka
yang
keselamatan
diri,
tanaman
yang
panas.
mengupayakan dan
Pengelola
pohon
memungkinkan diberi fasilitas listrik,
terbuka
juga
stop kontak, lampu, dan sebagainya.
diharapkan dapat memberikan peraturan
f. Berdasarkan capaian skor pada aspek
tertulis atau himbauan untuk tidak gaduh
perlindungan kepentingan umum, skor
dan menghormati pengguna lain di ruang
kepuasan
belajar
terendah
terdapat
pada
keamanan barang selama berada di ruang
terbuka
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
belajar terbuka dan keterjangkauan ruang belajar terbuka dari pengamatan petugas. Pihak
pengelola
dapat
memberi
himbauan visual/tertulis/verbal kepada mahasiswa untuk waspada atau hati-hati untuk menjaga barang bawaan dan keselamatan diri selama berada di ruang belajar terbuka, serta memberikan contact person orang yang dapat membantu dan bertanggung
jawab
apabila
ada
kerusakan/kecelakaan. 2.
DAFTAR PUSTAKA
Dari masukan yang dituangkan responden pada angket, peneliti dapat memetakan halhal yang memungkinkan dilakukan oleh
Haris Mudjiman. (2007). Belajar Mandiri. Surakarta : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). Malcolm B Brown & Joan K Lippicott. (2003). Learning Spaces : More than Meets the Eye. Diambil dari http://net.educause.edu/ir/library/pdf/EQM0312. pdf, pada tanggal 20 November 2015. Menteri Pekerjaan Umum. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta diambil dari http://www.bkprn.org/peraturan/the_file/permen 05-2008.pdf pada tanggal 20 Februari 2016.
pihak pengelola berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kemampuan universitas. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu mengupayakan untuk memperbaiki kondisi jaringan baik untuk handphone maupun wifi, pengelola dapat mendata kembali ruang
belajar
terbuka
yang
sangat
membutuhkan untuk ditambahnya stop kontak dan memperbaiki stop kontak yang rusak, pengelola dapat memberi himbauan baik
tertulis/visual/verbal
kepada
Mubair Agustin. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama. Yudi Purnomo, dkk. (2014). Konsep Ruang Terbuka Publik Mahasiswa sebagai Penghubung Antar Unit di Universitas Tanjungpura. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Tanjungpura. Pontianak.