KEMAMPUAN BERCERITA GURU DENGAN ALAT PERAGA SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK
PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
HERNING RAHAYU A520120076
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
PERNYATAAN
D.i€r
ini
s,rr@r?i.bnbalw dalmslciF6iiniridaktedapar
Fm.h di,jd@ !r,l!k @np@leh
telar
lasdj.Jru di
suatu
ha,as
p€s@n tirssi de
spmjang po€@hud sala ,usa d&k Ed.!d k aa ah p@&por Fag psDah dinJis auu
dd
sara
r,tuhi
ada
laiidald-rm
&lam FmFEar sera di,b5,
@ls
Ftungsmgiaablon sepenuhur".
IIERNING RAHA)1J
KEMAMPUAN BERCERITA GURU DENGAN ALAT PERAGA SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK Herning Rahayu, Ilham Sunaryo dan Wili Astuti PG-PAUD, FKIP, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
[email protected]
Abstract Herning Rahayu/A52012076. ABILITY TO TELL A TEACHER WITH PROPS AS STIMULATING LINGUISTIC INTELEGENCE OF CHILDREN. Essay. The Faculty of Education University of Muhammadiyah Surakarta, April 2016. This study aimed to identify the reliationship storytelling ability of teachers to linguistik intelegence and the research find that there is a reliationship storytelling ability of teacher to the children linguistic intelegence in group B in TK Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta year 2015/2016. This research uses descriptive quantitative research. This research was conducted in TK AL-ISLAM 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta for group B in the school year 2015/2016. The research sample as many as 30 children of group B in TK AL-ISLAM 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta 30 children in group B. Sampling using simple random sampling. Collecting data using the method of observation and questionnaire method. Hypothesis testing using the product moment correlation. Based on the analysis that there is a reliationship story-telling ablility of teachers to use props to linguistic intelligence of children in group B at TK AL-ISLAM 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta year 2015/2016. This is evidenced by the result amounted to 0,742 with a significantly by 0,000<0,01 (p = 0,000; p<0,01) which means there is a significant relationship between the ability to tell the teacher uses props to linguistic intelegence of children in group B at TK AL-ISLAM 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta year 2015/2016.
Keywords teacher’s ability to tell a story, linguistic intelegence Abstrak Herning Rahayu/A52012076. KEMAMPUAN BERCERITA GURU DENGAN ALAT PERAGA SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. April, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan kemampuan bercerita guru dengan kecerdasan linguistik anak kelompok b di TK Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015/2016 dan mengetahui seberapa besar hubungan kemampuan bercerita guru terhadap kecerdasan linguistik anak kelompok B di Tk Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015/2016. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di TK AL-ISLAM 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta untuk kelompok B pada tahun ajaran 2015-2016. Sampel penelitian sebanyak 30 anak dari kelompok B di TK Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta 30 anak di kelompok B. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode angket. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasional product moment. Berdasarkan hasil analisis bahwa terdapat hubungan kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga dengan kecerdasan linguistik anak kelompok B di Tk Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai r pearson correlation sebesar 0,742 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,01 (p = 0,000; p<0,01) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bercerita
5
guru menggunakan alat peraga dengan kecerdasan linguistik anak kelompok B di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016. Kata Kunci kemampuan bercerita guru, kecerdasan linguistik anak PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia pendidikan memiliki tujuan yang sangat penting, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 20 yang menjelaskan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. Usia dini disebut juga dengan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut pengembangan seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan yang sesuai dengan tahapan usia anak agar dapat terstimulus secara baik. Menurut Musfiroh (2005.59) Ada 9 Kecerdasan yang harus distimulasikan kepada anak dengan baik dan optimal yang meliputi: Kecerdasan bahasa, Kecerdasan logiko-matematik, Kecerdasan Visual-Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Naturalis. Salah satu kecerdasan yang harus dikembangkan pada anak adalah bahasa, karena kecerdasan berbahasa merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh manusia. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi bagi setiap orang, tanpa bahasa seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut Musfiroh (2005:59) Kecerdasan bahasa atau Kecerdasan verbal-linguistik berkaitan erat dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan aturan-aturannya. Seorang anak yang cerdas dalam verbal-linguistik memiliki kemampuan berbicara yang baik dan efektif. Ia juga cenderung dapat mempengaruhi orang lain melalui kata-katanya. Mungkin pula, mungkin pula, ia suka dan pandai bercerita serta melucu dengan kata-kata. Menurut Musfiroh (2005:29) Anak-anak yang cerdas dalam bahasa menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbiacara, bernegoisasi, dan mengekspresikan perasaan melalui kata-kata. Mereka juga menikmati permainan yang berkaitan dengan huruf-huruf, seperti mencocok huruf, menukarkan huruf, menebak kata-kata, dan kegiatan bermain yang melibatkan bahasa, baik lisan maupun tulis. Anak-anak yang cerdas dalam verba-linguistik juga memiliki keterampilan menyimak yang baik. Mereka cepat menangkap informasi memlalui bahasa serta mudah menghafal pantun, lirik, bahkan detil pesan seperti nama, tempat, tanggal, atau hal-hal kecil. Mereka mempunyai kosakata yang relatif luas untuk anak seusianya, dapat mengeja kata-kata dengan mudah dan tepat. Secara aktif, anak yang cerdas dalam verbal-linguistik memiliki minat terhadap buku, bahkan ketika mereka belum mampu membaca. Menurut Gardner, anak yang cerdas dalam linguistik mungkin telah menguasai kemampuan membaca dan menulis lebih dini daripada anak seusianya. Cara belajar terbaik bagi anak-anak yang cerdas dalam verbal-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengar, dan melihat tulisan. Cara terbaik memotivasi mereka adalah mengajak mereka berbicara, menyediakan banyak buku-buku, rekaman, serta menciptakan peluang mereka untuk menulis. Guru perlu menyediakan peralatan membuat tulisan, menyediakan tape recorder, menyediakan mesin ketik atau keyboard untuk belajar mengidentifikasi huruf dengan kata-kata. Selain itu, berikan dongeng pada mereka dan lakukan tanya jawab. Menurut Musfiroh (2008:60) Stimulasi terhadap kecerdasan verbal-linguistik sangat penting, karena kecerdasan ini sangat diperlukan dalam hampir semua bidang kehidupan. Tidak ada satu profesi pun yang dapat dilepaskan dari pemanfaatan dan peran bahasa dalam berbagai variasi bentuknya. Menurut
6
Musfiroh (2008:2.12) Kecerdasan verbal-linguistik pada anak usia dini dapat dikembangkan dengan berbagai cara, meliputi menyimak cerita, pembacaan buku, bercakap-cakap, proyek, bermain peran, curah gagasan (brainstorming), latihan, kuis, teka-teki, bercerita, menyanyi, ulang ucap, simak kerjakan. Cara-cara tersebut dilakukan untuk penumbuhan kecintaan anak terhadap buku, pengenalan baca tulis, pengembangan kemampuan berbicara, pengembangan kosa kata, pengasahan kepekaan permainan bahasa dan humor, pengembangan menyimak. Dari uraian diatas, diketahui bahwa kecerdasan verbal-linguistik dapat dikembangkan atau distimulasikan salah satunya melalui bercerita. Menurut Dhinie dkk (2005:6.10) Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng, yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang bercerita tersebut dapat menyampaikannya dengan menarik. Masa menikmati sebuah cerita pada seorang anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan setelah menerimanya mampu merekam beberapa kabar berita. Di Taman Kanak-kanak bercerita adalah salah satu metode pengembangan kecerdasan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak TK sesuai dengan tahap perkembangannya. Tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, ia dapat bertanya apabila tidak dapat memahaminya, ia dapat menjawab pertanyaan, ia pun dapat mengajukan pertanyaan, selanjutnya ia dapat menceritakan dan mengekspresikannya terhadap apa yang didengar dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat diceritakan kembali, dipahami, diperhatikan dan lambat laun dilaksanakan. Fungsi bercerita adalah membantu perkembangan bahasa dan berpikir anak serta dapat memotivasi anak untuk cinta membaca (Dhieni dkk, 2005:6.11). Bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak. Moeslichatoen (2004.158) Ada beberapa tehnik dalam bercerita yang meliputi: (1) Membaca lansung dari buku cerita, (2) Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, (3) Menceritakan dongeng, (4) Bercerita dengan menggunakan papan flanel, (5) Bercerita dengan menggunakan media boneka, (6) Dramatisasi suatu cerita dan (7) Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan. Adapun Tujuan dari Bercerita di TK adalah: Melatih daya tangkap, daya pikir, daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi atau imajinasi bagi anak, menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab diruang kelas, mengembangkan perbendaharaan dan kosakaa anak. Manfaat bercerita adalah dapat: melatih daya serap, daya tangkap anak, daya pikir anak, daya konsentrasi anak, daya imajinasi anak, dan membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi. Bercerita memang sesuatu yang sangat menarik, Karena bercerita tersebut sangat digemari anak-anak, apalagi jika cerita yang digunakan ditunjang dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak-anak, sehingga anak lebih berpotensi dalam mengembangkan kecerdasan bahasa pada anak. Bercerita dapat dilakukan oleh guru saat di sekolah. Menurut PERMENDIKBUD No. 137 Tahun 2014 dalam Kompetensi Guru Paud, guru harus dapat menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik, sesuai kebutuhan anak usia dini, dan bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di PAUD. Maka guru selaku penyaji cerita sekaligus dalam fungsinya selaku fasilitator dalam belajar perlu mendorong agar siswa dapat beraktifitas dalam mendengarkan cerita (Bachri, 2005:67). Guru harus dapat menguasai kemampuan bercerita untuk mengoptimalkan kecerdasan linguistik anak. Seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini harus mampu bercerita yang menarik untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung di dalam cerita dan anak akan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari atas cerita yang di sampaikan oleh gurunya. Kemampuan guru bercerita ini yang merupakan modal utama agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan yang di harapkan. Rusmiyati, 2014 melalui penelitian eksperimen yang berjudul Pengaruh Bercertita dengan Media Big Book Terhadap Kecerdasan Linguistik Anak . Kesimpulan penelitian ini adalah 1) Hasil penilaian
7
antara sebelum dansetelah perlakuan (bercerita dengan media big book) memiliki perbedaan hasilbelajar. Sehingga menunjukkan bahwa bercerita dengan media big book berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan linguistik anak TK A PAUD Saymara Kartasura tahun ajaran 2013/2014. 2) Besarnya prosentase pengaruh berceritadengan media big book terhadap kecerdasan linguistik anak TK A PAUDSaymara Kartasura Tahun Ajaran 2013/ 2014 adalah sebesar 96,2% sedangkansisanya yang sebesar 3,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Hidayah, 2011 melalui penelitian diskriptif kualitatif yang berjudul Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Melalui Permainan Huruf Punggung Berantai. Hasil dari penelitian ini yaitu 1) anak-anak mengalami peningkatan dalam kecerdasan verbal linguistik, 2) anak dapat mengucapakan hurufhuruf abjad dengan baik, 3) anak dapat menghafal secara urut dan ajak huruf-huruf abjad, 4) anak dapat menulis huruf abjad, 5) anak dapat merangkai kata, 6) perbendaharaan kata anak bertambah. Dalam prosentase keberhasilan peningkatan kecerdasan verbal linguistik dengan permainan huruf pungung berantai pada penelitian ini, yakni sebelum tindakan 23,75%, siklus I mencapai 32,5%, siklus II mencapai 61,25% dan siklus III mencapai 68,75%. Permainan huruf punggung berantai untuk peningkatan kecerdasan verbal linguistik siswa juga didukung dengan metode lain yaitu percakapan, praktek langsung dan tanya jawab. Sehingga disimpulkan keseluruhan bahwa pentingnya mengembangkan kecerdasan verbal linguistik anak yang dapat melalui dengan bercerita dan permain huruf punggung berantai. Sebab Kecerdasan verbal Linguistik sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang aktivitas yang diperlukan dan dibutuhkan sehingga guru harus mampu memahami menstimulasi mengembangkan kecerdasan linguistik/bahasa anak secara optimal Berdasarkan latar belakang diatas, “Apakah terdapat hubungan antara kemampuan bercerita guru dengan kecerdasan linguistik anak kelompok B di TK Al Islam Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016?” METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47 anak kelompok B di TK AL Islam 14 Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Dengan taraf kepercayaan 95% dalam tabel Issac dan Michael maka sampel diambil sebanyak 40 anak. Penelitian ini menggunakan Proportional Random Sampling dalam teknik samplingnya. Dalam pengumpulan data diperoleh oleh peneliti dengan observasi kemampuan bercerita guru dan sebaran angket kecerdasan linguistik anak. Data kemampuan bercerita guru diperoleh dari pengamatan orangtua, sedangkan kecerdasan linguistik anak diperoleh dari sebaran angket. Untuk tahap pertama dilakukan uji coba angket yang dilakukan terhadap 7 responden diluar anggota sampel, untuk tahap kedua penelitian yang dilakukan terhadap 40 responden. Angket uji coba yang telah terkumpul kemudian ditabulasi untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis product moment. Hasil angket dan lembar observasi penelitian yang telah diisi oleh guru kelas kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan teknik analisis product moment dengan bantuan program SPSS. Sebelum melakukan analisis data sebelumnya dilakukan 2 uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji linearitas. HASIL PENELITIAN Dari hasil analisis data 30 responden maka diperoleh hasil lembar observasi yang trdiri dari 12 peryataan dengan empat pilihan jawaban diperoleh skor secara keseluruhan adalah memiliki skor total sebesar 1272, mean sebesar 42.40, mediannya adalah 42,50, modusnya adalah 42, nilai minimum atau skor terendah sebesar 35 dan skor tertinggi atau maksimum sebesar 48 dan nilai standar devisiasi sebesar 3.775. sedangkan untuk data angket kecerdasan linguistik anak memiliki skor total sebesar 1988, mean sebesar 66.27, mediannya adalah 65.00, modusnya adalah 60, nilai minimum atau skor terendah sebesar 50 dan
8
skor tertinggi atau maksimum sebesar 80 dan nilai standar devisiasi sebesar 7.519. Untuk lebih mengetahui tingkat pencapaian kemampuan bercerita guru dengan kecerdasan linguistik anak dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi pada tabel 1.1 dan tabel 1.2. Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Bercerita Guru Menggunakan Alat Peraga Di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016 Kategori Frekuensi Presentase(%) Keterangan 38-48 26 86,70 Sangat Kompeten 29-37 4 13,30 Kompeten 19-28 0 0 Cukup Kompeten 10-18 0 0 Kurang Kompeten Total 30 100,0 Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Linguistik Anak Kelompok BDi Tk AL Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015/2016 Kategori Frekuensi Presentase(%) Keterangan 64-80 18 60,00 Sangat Baik 48-63 12 40,00 Baik 32-47 0 0 Cukup Baik 16-31 0 0 Kurang Baik Total 30 100,0 Sebelum melakukan analisis data, dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas liliefors Kolmogorov smirnov pada penelitian ini diperoleh hasil nilai signifikansi kemampuan bercerita guru 0,091 dan kecerdasan linguistik anak 0,114 yang mempunyai nilai lebih besar dibandingkan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki distribusi sebaran data normal. Uji linearitas pada penelitian ini dengan signifikansi sebesar 0,678 > 0,05. yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel kemampuan bercerita (X) dengan variabel kecerdasan linguistik (Y). Setelah sebaran data memenuhi uji prasyarat analasisi selanjutnya peneliti melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis pearson correlation product moment dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows 16.00. Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa nilai r pearson correlation sebesar 0,742 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,01 (p = 0,000; p<0,01). Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga dengan 30 kecerdasan linguistik anak di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016. Hubungan kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga dengan kecerdasan lingistik anak yaitu berhubungan positif, artinya semakin guru mampu membawakan cerita dengan baik maka kecerdasan linguistik anak akan semakin meningkat atau baik. Dhinie dkk (2005:6.10) Kecerdasan verbal-linguistik dapat dikembangkan/distimulasikan salah satunya melalui bercerita. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng, yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang bercerita tersebut dapat menyampaikannya dengan menarik. Masa menikmati sebuah cerita pada seorang anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan setelah menerimanya mampu merekam beberapa kabar berita. Dari beberapa pendapat itulah yang mendukung hasil penelitian ini bahwa ada hubungan positif antara kemampuan bercerita menggunakan alat peraga guru terhadap kecerdasan linguistik anak. Hal ini berarti bahwa semakin baik kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga maka kecerdasan linguistik anak akan semakin meningkat atau baik.
9
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian diatas menunjukkan bahwa kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga mempunyai hubungan positif terhadap kecerdasan linguistik anak di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai r pearson correlation sebesar 0,742 dengan signifikansi sebesar dengan signifikansi sebesar 0,000<0,01 (p = 0,000; p<0,01) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga dengan kecerdasan linguistik anak di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016. Dilihat dari segi kemampuan bercerita guru, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta dikategorikan ke dalam kategori sangat kompeten yaitu sebanyak 86,70%, dan kecerdasan linguistik anak sebesar 60,00% sehingga dapat dikategorikan ke dalam kategori kecerdasan yang sangat baik. Sehingga hal ini yang menyebabkan terjadi hubungan positif antara kemampuan bercerita guru dengan menggunakan alat peraga kecerdasan linguistik anak di TK Al Islam 14 Mipitan Mojosongo Surakarta Tahun 2015/2016, dimana semakin kompeten kemampuan bercerita guru menggunakan alat peraga maka akan semakin meningkat atau baik kecerdasan linguistik anak. PERSANTUNAN Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan selesainya skripsi dan penulisan artikel ilmiah ini karena adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan skripsi. 2. Drs. Ilham Sunaryo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan selaku dosen pembimbing yang telah membantu peyusunan skripsi dan memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi terselesaikan. 3. Wili Astusi, S.Pd M.Hum selaku pembimbing akademik dan selaku dosen pembimbing yang telah membantu peyusunan skripsi dan memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi terselesaikan. 4. Dosen-dosen PG-PAUD yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama kuliah di universitas muhammadiyah Surakarta. 5. Nunuk Wuriasih, S.Pd selaku Kepala TK Al-Islam 14 Mipitan Mojosongo Jebres , yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada sesuatu yang dapat penulis persembahkan selain do’a semoga Allah SWT memberikan imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya. Amin. Penulis berharap nsemoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan semoga bila ada kekurangan dalam penelitian ini dapat dilengkapi pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Bachri, Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita Di Taman Kanak-kanak, Tehnik dan Proedurnya. Jakarta: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Dhieni Nurbiana dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hidayah, Nur Rachmawati. 2011. Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Melalui Permainan Huruf Panggung Berantai Di Kelompok A RA Bakti IX Tohudan Colomadu Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
10
Musfiroh, Takdiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka. PERMENDIKBUD nomor 146. 2014. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Kementrian dan Kebudayaan. Rusmiyati, Asih. 2014. Pengaruh Bercerita Dengan Media Big Book Terhadap Kecerdasan Linguistik Anak TK A PAUD Saymara Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Muhammadiyah.
11