KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DALAM MENULIS DESKRIPSI BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA SISWA SD A. Badawi Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang E-mail:
[email protected] Abstract: This study aims at describing the process of writing the description, the results of writing description and described writing a description assessment. The approach of this study employed descriptive qualitative research. The research subjects are all second graders in SDN Pandanwangi 1 Malang. The data collection techniques were observation, documentation, and interviews. The result of this research indicated that the ability to write a description in second graders of SDN Pandanwangi 1 remains low. Only 46% of students were able to write a description of a total number of 39 students. Students who have not been able to write descriptions as much as 64%. The results of writing a description can be concluded that students who use capital letters and periods were 21 students, the students who wrote the text in accordance with the title were 32 students, the students who wrote the appropriate words were 32 students, and students who use effective sentence were 31 students. Keywords: writing descriptions, curriculum 2013, elementary school student Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses menulis deskripsi, hasil menulis deskripsi, dan mendeskripsikan penilaian menulis deskripsi. Pendekatan penelitan yang digunakan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian seluruh siswa kels 2 SDN Pandanwangi 1 Kota Malang. Teknik pengumpulan data: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah kemampuan menulis deskripsi siswa kelas 2 Bintang SDN Pandanwangi 1 masih 46 % siswa yang mampu menulis deskripsi dari jumlah seluruhnya ada 39 siswa. Siswa yang belum mampu menulis deskripsi sebanyak 64%. Hasil menulis deskripsi dapat disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 21 siswa, siswa yang menulis teks sesuai dengan judul ada 32 siswa, siswa yang menulis kata dengan tepat ada 32 siswa, dan siswa yang menggunakan kalimat efektif ada 31 siswa. Kata kunci: menulis deskripsi, kurikulum 2013, siswa kelas SD
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang memerlukan pemikiran yang lebih obyektif bersumber dari panca indera manusia dan membutuhkan gerak motorik tangan adalah aspek kemampuan menulis. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung ketika tatap muka antara penulis dengan pembaca, sehingga diperlukan
pemahaman yang baik antara keduanya. Temuan dalam penelitian David (2009) menunjukkan membaca dapat meningkatkan kemampuan menulis deskriptif secara konsisten dengan pembacanya Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika penulis terlibat dalam proses menulis yang mencerminkan pengalaman mereka, mereka lebih dapat merevisi
121
122 Sekolah Dasar, Tahun 25 Nomor 2, November 2016, hlm 121-126 tulisan deskriptif mereka untuk memenuhi pembacanya sebagai kebutuhan informasi. Menulis perlu pembelajaran yang terus-menerus, terutama untuk siswa kelas 2 SD. Pembelajaran menulis di kelas 2 SD lebih menekankan pada aspek menulis deskripsi sederhana. Hal ini sesuai dengan Kompetensi Inti 3 (KI 3) yang tercantum dalam panduan buku guru kurikulum 2013 yang berbunyi Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah (Kemendikbud, 2014:xi) Pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas 2 SD dalam hal menulis deskripsi dapat dinilai berdasarkan kebenaran ejaan, tanda baca, dan kesesuaian isi. Di SDN Pandanwangi 1 belum menggunakan penilaian yang akurat tentang menulis deskripsi. Penilaian yang dilakukan guru hanya berdarsarkan kebenaran isi, sedangkan ejaan dan tanda baca jarang dinilai. Hal ini dikarenakan guru mengejar 1 tema yang harus diselesaikan dalam waktu 1 bulan. Akibat yang ditimbukan dari hal tersebut adalah siswa cenderung menulis hanya bagian isi dan mengabaikan ejaan serta tanda baca, tulisan siswa juga cenderung asalasalan yang penting sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Penelitian dari Amrullah (2015) menunjukkan bahwa kemampuan untuk menulis memiliki peluang lebih baik dengan membuat kerangka pikir. Kerangka pikir dirancang dengan mengikuti pola sudah ditetapkan oleh guru yang merujuk kepada kurikulum. Dengan demikian, penulisan deskriptif pada pendidikan dasar masih dalam kajian dan ranah kemampuan di pendidikan dasar. Hal ini dikung oleh gagasan Arslan, dkk (2010:182) yang mengungkapkan bahwa ada potensi untuk meningkatkan kemahiran dalam menulis dengan menggunakan blog. Dalam potensi ini, penelitian yang menyertai juga diperlukan. Fokus penelitian meski memanfaatkan media yang sesuai dengan prinsip kemahiran dan keterampilan, serta didukung infrastruktur yang memadai. Selain itu diperlukan juga metode dan cara pengajaran yang sesuai. Gagasan yang identik diungkapkan oleh Bettini, dkk (2010:163) yang menyatakan bahwwa data bahwa dalam melakukan penulisan deskriptif memerluka modeling. Gilbert, dkk (2010:495) mengungkapkan bahwa kemahiran dalam meran-
cang detail serta gagasan diperlukan untuk merancang kemahiran berbahasa. Dengan demikian kemahiran ini bisa ditingkatkan seiring dengan keberadaan model dan rancangan pembelajaran yang sesuai. Hal ini seragam dengan penelitian dari Graham, dkk (2010:712) mengungkapkan bahwa kemahiran dalam berwacana menjadi penting untuk meningkatkan kemahiran dan keterampilan dalam berbahasa. Dalam hal ini, diperlukan penyesuaian terhadap kurikulum yang sesuai. Senada dengan itu, penelitian oleh Siddik (2009) menemukan bahwa pembelajaran menulis deskripsi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dari unsur aspek dan esai model menunjukkan prestasi siswa yang sangat baik. Oleh karena itu, melalui penelitian kemampuan berbahasa Indonesia dalam menulis deskripsi yang ada di Kota Malang dapat menjadi sumber informasi bagi perbaikan pendidikan di sekolah-sekolah, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013, terutama pada materi menulis deskripsi. Adapun beberapa hasil penelitian yang mengatakan bahwa, siswa menyatakan senang belajar menulis karangan deskripsi dengan metode peta pikiran berbantuan objek langsung. Penggunaan metode peta pikiran dapat menuntun dan mengembangkan pikiran siswa. Di samping itu, penggunaan objek langsung sangat membantu siswa untuk mewujudkan tulisan secara deskriptif (Sriani, 2015; Arini 2012; Ariningsih, 2012). Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kemampuan berbahasa Indonesia dalam menulis deskripsi berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas 2 SDN Pandanwangi 1 Kota Malang”
METODE Dalam penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif, artinya hasil penelitian dianalisis berbentuk deskripsi rinci pada suatu fenomena. Langkah penelitian ini meliputi: (1) survey pendahuluan yang meliputi kegiatan menemukan sumber pustaka dan hasil penelitian yang relevan, (2) pengumpulan data kemampuan berbahasa Indonesia dalam menulis deskripsi berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas 2 SDN Pandanwangi 1 Kota Malang, (3) penelaah dan
Badawi, Kemampuan Berbahasa Indonesia dalam Menulis Deskripsi Berbasis ... 123
reduksi data, (4) penyajian data dalam bentuk tabel dan paparan deskripsi untuk memberikan pemaknaan data. Hasil penelitian yang dicapai berbentuk laporan deskriptif berkaitan: (1) kemampuan berbahasa Indonesia, (2) proses menulis deskripsi siswa kelas 2 SD, (3) hasil menulis Deskripsi siswa kelas 2 SD, dan (4) penilaian menulis deskripsi siswa kelas 2 SD. Lokasi penelitian Kemampuan Berbahasa Indonesia dalam menulis deskripsi siswa kelas 2 dilakukan di SDN Pandanwangi 1 yang terletak di jalan Laksda Adi Sucipto No. 330 kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Sedangkan subyek penilitian adalah seluruh siswa kelas 2 Bintang yang berjumlah 43 siswa. Instrumen penelitian berupa instrumen lembar pengamatan/observasi dan dokumentasi proses menulis deskripsi. Instrumen pengamatan digunakan untuk mengetahui proses menulis deskripsi. Instrumen pedoman wawancara untuk melengkapi data mengenai faktor kendala menulis deskripsi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan melalui metode analisis deskripstif kualitatif dengan tahapan; (1) penelaahan dan reduksi data. Reduksi data dimaksudkan sebagai langkah atau proses mengurangi, memilah-milah atau menyeleksi dan menajamkan data yang diperoleh, (2) penyajian data dimaksudkan sebagai proses analisis untuk menyusun temuan data dalam bentuk tabel dan paparan deskriptif dari bahasan yang umum menuju yang khusus serta untuk memberikan deskripsi hasil menulis deskripsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Berbahasa Indonesia dalam Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas 2 di SDN Pandanwangi 1 Kota Malang Kemampuan menulis ialah kemampuan menggunakan bahasa secara tertulis untuk menyampaikan informasi suatu peristiwa sehingga timbul komunikasi. Dalam menulis terdapat pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Penulis yang baik akan memperhatikan pemilihan kata, kejelasan untuk mempengaruhi pembacanya. Keterampilan menulis di SD meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan
paragraf (Depdiknas, 2006). Berdasarkan kutipan tersebut, di SDN Pandanwangi 1, kegiatan menulis deksripsi siswa kelas 2 yang menggunakan kurikulum 2013, dilakukan berdasarkan hasil pengamatan siswa sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk lebih memotivasi dan menggali minat siswa dalam menulis deskripsi. Banyak siswa di kelas 2 Bintang yang belum mengerti cara mengawali kegiatan menulis deskripsi. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan menulis deskripsi yang kurang memuaskan. Hasil tersebut meliputi 26 siswa tidak menggunakan huruf besar dan tanda titik, 25 siswa menulis isi teks yang tidak sesuai, 25 siswa tidak tepat menulis kata, dan 25 siswa belum menggunakan kalimat yang efektif. Hasil tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis siswa kelas 2 Bintang di SDN Pandawangi 1 masih 46 % siswa yang mampu menulis deskripsi dari jumlah seluruhnya ada 39 siswa. Sedangkan 64% siswa belum mampu menulis deskripsi. Dalam menulis, siswa perlu memperhatikan pedoman penulisan sehingga tulisan yang dihasilkan menunjukkan kemampuan menulis siswa secara tepat dan sesuai dengan kerangka akademik yang dikembangkan (Aull, Bandarage, and Miller 2017)
Proses Menulis Deskripsi Siswa Kelas 2 di SDN Pandanwangi 1 Kota Malang Pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan Kurikulum 2013, proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain (Kemendikbud, 2014:xi). Penelitian oleh Martina & Anne (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa bermain spontan, bermain drama, dan bermain diprakarsai anak, serta objek atau mainan menawarkan banyak kesempatan dalam literasi terkait kegiatan bermain untuk mendukung pengembangan konsep anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kegiatan bermain, peristiwa tersebut dirangsang pemodelan bahasa anak dan disajikan peluang untuk meningkatkan pengembangan konsep siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan kutipan di atas, proses pembelajaran menulis deskripsi sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Kegiatan pembelajaran awali
124 Sekolah Dasar, Tahun 25 Nomor 2, November 2016, hlm 121-126 dengan apersepsi berupa pengamatan yaitu membaca bacaan tentang buku harian Udin. Selanjutnya apersepsi berupa tanya jawab tentang isi bacaan di. Kegiatan menganalisis dilakukan dengan cara membuat jadwal kegiatan pribadi yang kemudian diubah menjadi paragraf deskripsi. Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan dengan cara presentasi siswa tentang hasil menulis deskripsi yang telah ditulis. Proses menulis deskripsi yang dilakukan di SDN Pandanwangi 1 di kelas 2 Bintang juga sudah sesuai dengan langkah yang ditulis oleh Supriyadi (1992:350) yang berbunyi, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis deskripsi untuk siswa kelas 2 SD adalah : (a) merumuskan tujuan yang hendak dicapai; (b) mengamati dengan seksama obyek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut; (c) membuat rincian tentang apa yang di dengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai obyek tersebut, terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan; dan (d) memberikan penjelasan tambahan supaya kekhususannya menonjol. Proses kegiatan tersebut sesuai dengan hasil observasi hari kedua yang dilakukan oleh guru kelas 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang apa yang akan dilakukan. Kemudian siswa mengamati contoh tulisan deskripsi di papan tulis. Siswa dibimbing untuk membuat rincian tentang apa yang di dengar, dilihat, dan dirasakan saat melakukan kegiatan sehari-hari bersama orang tua. Yang terakhir siswa diberikan penguatan tentang hasil menulis deskripsi berupa penggunaan huruf besar dan tanda titik, kesesuaian isi teks dengan judul atau tema, penulisan kata yang tepat, serta penggunaan kalimat efektif. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil menulis deskripsi tentang kegiatan sehari-hari bersama keluarga dengan nilai yang memuaskan. Semua siswa bertepuk tangan dan bergembira setelah pembelajaran usai. Pembelajaran berakhir dengan doa dan salam.
Hasil Menulis Deskripsi Siswa Kelas 2 SDN Pandanwangi 1 Kota Malang Penilaian hasil menulis deskripsi siswa kelas 2 bintang di SDN Pandanwangi 1 kota malang meggunakan rubrik penilaian yang diambil dari pedoman buku guru kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014:135), yang berisi penggunaan huruf besar
dan tanda baca, kesesuaian isi, penulisan kata, dan penggunaan kalimat efektif. Penilaian yang dilakukan berdasarkan rubrik penilaian tersebut menghasilkan data observasi pertama yaitu banyak siswa yang menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 9 siswa, banyak siswa yang tidak menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 26 siswa, banyak siswa yang isi teks sesuai dengan judul atau tema ada 10 siswa, banyak siswa yang semua isi teks belum sesuai dengan judul atau tema ada 25 siswa, banyak siswa tepat menulis kata ada 10 siswa, banyak siswa yang belum tepat menulis kata ada 25 siswa, banyak siswa yang menggunakan kalimat efektif ada 10 siswa, sedangkan banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif ada 25 siswa. Siswa yang tidak masuk pada hari Kamis, 8 Oktober 2015 ada 4 siswa. Jumlah siswa kelas 2 Bintang seluruhnya ada 39 siswa. Hal ini terjadi karena siswa baru mengenal dan mempraktekkan tentang menulis deskripsi. Penilaian yang dilakukan berdasarkan rubrik penilaian tersebut menghasilkan data observasi kedua yaitu banyak siswa yang menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 21 siswa, banyak siswa yang tidak menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 13 siswa, banyak siswa yang isi teks sesuai dengan judul atau tema ada 32 siswa, banyak siswa yang semua isi teks belum sesuai dengan judul atau tema ada 3 siswa, banyak siswa tepat menulis kata ada 32 siswa, banyak siswa yang belum tepat menulis kata ada 2 siswa, banyak siswa yang menggunakan kalimat efektif ada 31 siswa, sedangkan banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif ada 3 siswa. Siswa yang tidak masuk pada hari Kamis, 22 Oktober 2015 ada 5 siswa. Jumlah siswa kelas 2 Bintang seluruhnya ada 39 siswa. Hal ini terjadi karena siswa sudah pernah berlatih menulis deskripsi. Kedua hasil observasi tersebut menunjukkan perbedaan data yang signifikan, dapat disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 21 siswa, siswa yang isi teks sudah sesuai dengan judul atau tema ada 32 siswa, siswa yang menulis kata dengan tepat ada 32 siswa, dan siswa yang menggunakan kalimat efektif ada 31 siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kemampuan menulis deskripsi siswa kelas 2 Bintang SDN Pandanwangi 1 masih 46 % siswa yang
Badawi, Kemampuan Berbahasa Indonesia dalam Menulis Deskripsi Berbasis ... 125
mampu menulis deskripsi dari jumlah seluruhnya ada 39 siswa. Sedangkan 64% siswa belum mampu menulis deskripsi. Hal ini terjadi karena, siswa belum mengenal cara menulis deskripsi yang baik dan benar. Proses menulis deskripsi siswa kelas 2 Bintang SDN Pandanwangi 1 sudah sesuai dengan langkahlangkah menulis yang dipaparkan dalam kurikulum 2013, yaitu kegiatan diawali dengan siswa mendengarkan penjelasan guru tentang apa yang akan dilakukan. Kemudian siswa mengamati contoh tulisan deskripsi di papan tulis. Siswa dibimbing untuk membuat rincian tentang apa yang di dengar, dilihat, dan dirasakan saat melakukan kegiatan sehari-hari bersama orang tua. Yang terakhir siswa diberikan penguatan tentang hasil menulis deskripsi berupa penggunaan huruf besar dan tanda titik, kesesuaian isi teks dengan judul atau tema, penulisan kata yang tepat, serta penggunaan kalimat efektif. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil menulis deskripsi tentang kegiatan sehari-hari bersama keluarga dengan nilai yang memuaskan. Semua siswa bertepuk tangan dan bergembira setelah pembelajaran usai. Pembelajaran berakhir dengan doa dan salam. Hasil menulis deskripsi siswa kelas 2 Bintang SDN Pandanwangi 1 dapat disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan huruf besar dan tanda titik ada 21 siswa, siswa yang isi teks sudah sesuai dengan judul atau tema ada 32 siswa, siswa yang menulis kata dengan tepat ada 32 siswa, dan siswa yang menggunakan kalimat efektif ada 31 siswa.
Saran Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah kegiatan penelitian menulis deskripsi siswa kelas 2 dengan menggunakan kurikulum 2013 dapat dilanjutkan dengan meneliti kelas-kelas yang lain guna mengetahui sejauh mana kegiatan menulis deskripsi telah diterapkan di Sekolah Dasar yang menggunakan kurikulum 2013. Rekomendasi yang diharapkan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut. Pertama, bagi Peneliti Selanjutnya diperlukan pengembangan kualitas pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 pada materi menulis deskripsi siswa kelas 2. Kedua, bagi UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Blimbing segera diselenggarakan pelatihan pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan kurikulum 2013.
DAFTAR RUJUKAN Amrullah, A. 2015. The Efectiveness of Using Outline Technique Toward The Students’ Ability in Writing Descriptive Text at The Eight Graders of MTS An-Nur Palangkaraya. Disertasi tidak diterbitkan. Palangkaraya: IAIN. Arini, N.W. 2012. Implementasi Metode Peta Pikiran Berbantuan Objek Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 45 (1), 66-74 Ariningsih, N.E., Sumarwati, & Saddhono, K. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 1 (1), 40-53 Arslan, R. Ş., & Şahin-Kızıl, A. (2010). How can the use of blog software facilitate the writing process of English language learners?. Computer Assisted Language Learning, 23(3), 183-197. Aull, Laura L., Dineth Bandarage, and Meredith Richardson Miller. 2017. “Generality in Student and Expert Epistemic Stance: A Corpus Analysis of First-Year, Upper-Level, and Published Academic Writing.” Journal of English for Academic Purposes. 26 (March): 29–41. Bettini, C., Brdiczka, O., Henricksen, K., Indulska, J., Nicklas, D., Ranganathan, A., & Riboni, D. (2010). A survey of context modelling and reasoning techniques. Pervasive and Mobile Computing, 6(2), 161-180 David, R. 2009. Through the Eyes of My Reader: A Strategy for Improving Audience Perspective in Children’s Descriptive Writing. Journal of Research in Childhood Education. 4:334-349. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD\MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Mandakdismen Direktorat Pembinaan TK dan SD. Gilbert, J., & Graham, S. (2010). Teaching writing to elementary students in grades 4–6: A national survey. The Elementary School Journal, 110(4), 494-518. Graham, S., & Hebert, M. (2011). Writing to read: A meta-analysis of the impact of writing and writing instruction on reading. Harvard Educational Review, 81(4), 710-744. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Hidup Rukun : Buku Guru / Kementerian Pen-
126 Sekolah Dasar, Tahun 25 Nomor 2, November 2016, hlm 121-126 didikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Martina & Anne. 2016. Literacy-Related Play Activities and Preschool Staffs´Strategies to Support Children´s Concept Development. Jurnal Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. World Journal of Education. Siddik, M. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Deskripsi Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. 18(2). (http://journal.um.ac.id/index.php/jurnalsekolah-dasar/article/view/3532)
Sriani, N.K., Sutama, I.M., & Darmayanti, I.A.M. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Experimental Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Tampaksiring. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3(1):1-11 Supriyadi, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2 PPDG 2331/4 SKS Buku II Modul 7-12. Jakarta: Departemen Pendidikan &Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.