Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
KEANEKARAGAMAN FLORA DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN, PROVINSI LAMPUNG* [Flora Diversity in Bukit Barisan Selatan National Park, Lampung Province] Deby Arifiani dan Ridha Mahyuni Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jln Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911; e-mail:
[email protected] ABSTRACT Study on plant diversity by exploration and collection have been carried out at the Bukit Barisan Selatan National Park, Province of Lampung. The study sites was focused on secondary lowland forests of Way Canguk and Sukaraja Atas. The research was aimed to obtain floristic data from such areas that has never been recorded. Flora diversity in these areas is relatively high as represented by 183 plant species from 124 genera and 60 families. It is noted that 3 species are newly for Sumatran flora. Key words: Diversity, species, flora, Way Canguk, Lampung, Sumatra
ABSTRAK Studi keanekaragaman tumbuhan dengan eksplorasi dan koleksi telah dilakukan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian difokuskan pada hutan dataran rendah sekunder Way Canguk dan Sukaraja Atas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi keanekaragaman flora dari kedua kawasan tersebut di mana data floristik kedua kawasan tersebut belum pernah direkam. Keanekaragaman flora di kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas relatif tinggi dengan diwakili oleh 183 jenis (spesies) tumbuhan dari 124 marga (genus) dan 60 suku (famili) tumbuhan. Selain itu, terdapat 3 jenis tumbuhan yang merupakan rekaman baru bagi flora Sumatra. Kata kunci: Keanekaragaman, jenis, flora, Way Canguk, Lampung, Sumatra
PENDAHULUAN Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan, yang dikenal keberadaannya sebagai salah satu taman nasional dengan sisa ekosistem hutan dataran rendah yang cukup luas di Indonesia (Anonymous, 2008). Jenis tanah di sebagian besar kawasan TNBBS adalah podsolik merah kuning yang dikenal labil dan rawan erosi. Penelitian flora di Sumatra diawali dengan eksplorasi yang dilakukan oleh Miquel (Mabberley, Pannell dan Sing, 1995). Eksplorasi selanjutnya dilakukan oleh van Steenis tahun 1933 dan 1945 dengan menjelajahi kawasan danau Ranau, Krui (termasuk G. Seminung dan Liwa dimana dilaporkan bahwa jenis-jenis tumbuhan di kawasan tersebut mempunyai keanekaragaman yang tinggi (van Steenis, 1933; 1945). Uji et al. (1995) melakukan eksplorasi di kawasan TNBBS di bagian lain, yang termasuk wilayah Provinsi Bengkulu. Dilaporkan bahwa sebagian kawasan taman nasional telah berubah fungsi menjadi hutan produksi. Kemungkinan besar bahwa keberadaan hutan primer telah terganggu dan
berubah menjadi hutan sekunder. Penelitian keanekaragaman flora ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hutan dan keanekaragaman flora di bagian lain dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yaitu bagian Provinsi Lampung. Selain itu, untuk mengetahui perubahan pada kawasan ini sejak dijadikannya sebagian dari kawasan ini menjadi jalan lintas Sumatera, dimana sebagian kawasan menjadi lebih terbuka dan banyak dijadikan sebagai kebun oleh masyarakat setempat. Dalam penelitian flora kali ini, eksplorasi dan koleksi tumbuhan dipusatkan di kawasan Way Canguk (Kabupaten Lampung Barat) dan desa Sukaraja Atas (Kabupaten Tanggamus), Provinsi Lampung. Vegetasi di kedua kawasan ini merupakan hutan pamah Dipterocarpaceae yang didominasi oleh jenisjenis Dipterocarpus dan beberapa jenis lainnya (Anonymous, 2008). Pada tahun 1997, terjadi kebakaran hutan di kawasan Way Canguk hingga meluas sampai ke Pemerihan yang menyebabkan kerusakan hutan. Tujuan dari penelitian ini juga untuk menentukan keanekaragaman flora yang ada di kedua lokasi ini.
*Diterima: 6 Mei 2011- Disetujui: 10 Desember 2011
149
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
BAHAN DAN METODE Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mencakup kawasan seluas 356.800 ha yang terbentang pada 04° 33’–05° 57’ LS dan 103° 23’–104° 43’ BT. Secara administrasi pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Bengkulu (Kabupaten Kaur) serta Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus). Jenis tanah di sebagian besar kawasan TNBBS adalah podsolik merah kuning yang labil dan rawan erosi. Kawasan TNBBS terletak di zona patahan (sesar) utama Sumatra, yaitu zona sesar Semangka, sehingga kawasan ini sangat rawan gempa. Curah hujan tahunan bervariasi antara 2500 dan 3500 mm dengan kelembaban udara antara 80 % dan 90 % dengan suhu antara 20 dan 28 ºC. Eksplorasi dimulai di kawasan Way Canguk, desa Belimbing Bengkunat, kecamatan Bengkunat, Kabupaten Lampung Barat, sekitar 250 km sebelah Barat kota Bandar Lampung. Di kawasan ini koleksi dan inventarisasi juga dilakukan di dalam plot permanen yang dikelola oleh Wildlife Conservation Society (WCS). Eksplorasi dilanjutkan ke dalam kawasan Sukaraja Atas yang terletak sekitar 40 km sebelah Tenggara dari Way Canguk. Di kawasan ini eksplorasi meliputi kawasan Koyo Ngarang sampai kawasan anak sungai Pemerihan, dengan ketinggian sekitar 550 m dpl. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan dengan cara menjelajah baik di dalam maupun di luar kawasan taman nasional serta di sepanjang sungai. Setiap jenis tumbuhan yang dijumpai dikoleksi terutama yang sedang berbunga dan/atau berbuah. Bagian tumbuhan yang diambil meliputi bagian ranting beserta daun dan bunga atau buah. Untuk koleksi tumbuhan umum mengikuti metode van Balgooy (1987), sedangkan untuk koleksi pandan mengikuti metode Stone (1983). Pencatatan informasi tentang tumbuhan yang dikoleksi meliputi karakter kualitatif seperti: warna, rasa, aroma, tekstur daun dan kulit pohon dan posisi membukanya bunga. Informasi lain yang meliputi nama daerah, kegunaan/pemanfaatan oleh masyarakat setempat (berdasarkan wawancara dan penelusuran pustaka), ekologi dan perawakan.
150
Selain itu, pengambilan foto dan pengumpulan sampel daun untuk analisis DNA. HASIL Flora di Kawasan Way Canguk Kondisi hutan di kawasan Way Canguk merupakan hutan pamah dengan ketinggian berkisar antara 30–150 m dpl. Hutan ini merupakan habitat gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditunjukan oleh beberapa lokasi bekas tempat beristirahat mereka atau tempat-tempat yang pernah mereka lewati. Tumbuhan yang berhasil dikoleksi dari kawasan Way Canguk terdiri atas 135 jenis (spesies) yang tergolong dalam 95 genus (marga) dan 51 suku (famili) (Tabel 1). Jenis-jenis yang dikoleksi tersebut umumnya berupa pohon dan terna, serta beberapa jenis merupakan tumbuhan merambat. Beberapa suku tumbuhan yang utama adalah Annonaceae, Euphorbiaceae, Dipterocarpaceae, Lauraceae, Meliaceae dan Moraceae. Jenis-jenis yang umum dijumpai di kawasan Way Canguk adalah Polyalthia lateriflora, Korthalsia rostrata, Aporosa benthamiana, Garcinia celebica, Mallotus moritzianus, Wetria insignis, Cinnamomum iners, Dehaasia incrassata, Litsea noronhae, Leea indica, Dissochaeta gracilis, Aglaia odorata, Ardisia sanguinolenta, Syzygium magnoliaefolium, Piper caninum, P. nigrum, P. cubeba, Lasianthus scabridus, Cephalis cuneata, Psychotria sarmentosa, Villebrunnea rubescens dan Etlingera coccinea. Flora di Kawasan Sukaraja Atas Kerapatan tumbuhan di kawasan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Way Canguk, karena kawasan ini merupakan hutan sekunder muda yang pernah mengalami kerusakan. Total jumlah jenis tumbuhan yang dikoleksi mencapai 63 jenis yang tergolong dalam 56 genus dan 35 suku (Tabel 1). Suku yang umum dijumpai meliputi Rubiaceae, Arecaceae, Euphorbiaceae, Melastomataceae dan Zingiberaceae. Rubiaceae mempunyai keragaman tertinggi, yang meliputi 9 jenis yang umumnya
Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
Tabel 1. Daftar jenis-jenis tumbuhan di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 40
Nama suku (famili) dan jenis (spesies) ACANTHACEAE Asystasia gangetica (L.) T.Anders Gendarussa vulgaris Nees Hemigraphis sp. Staurogyne sp. Strobilanthes crispus Blume ALANGIACEAE Alangium sp. ANNONACEAE Anaxagorea javanica Blume Anaxagorea scortechinii King Goniothalamus macrophyllus (Blume) Hook.f. & Thoms. Mezzettia umbellata Becc. Orophea corymbosa Miq. Orophea hexandra Blume Polyalthia lateriflora (Miq.) King Polyalthia subcordata Blume Polyalthia rumphii (Blume) Merrill Popowia pisocarpa Endl. Stelechocarpus burahol Hook. f. & Thoms.
No. Koleksi
Lokasi
Perawakan
Agen Pemencar
Kegunaan
DA-846 IA-12 TM-12 TM-06 TM-32
1 1 1 1 2
Terna menjalar Perdu Terna menjalar Terna Perdu
2 2 2 2 2
4 4 3 4,12 4
TM-08
1
Perdu
3
4
AK-1032 DA-843
1 1
Perdu/Pohon Perdu/Pohon
2 2
1,4 1,4
DA-866 DA-853 RDH-030 RDH-029 DA-891 RDH-022 DA-869 AK-1052
1 1 1 1 1 1 1 2
Pohon Pohon Perdu/Pohon Perdu/Pohon Pohon Pohon Pohon Perdu/Pohon
2 2 2 2 2 2 2 2
4 1,2 2,8 2,8 1,2,4,8 1,2,4,8 1,2,4,8 1,4
AK-1047
1
Pohon
1,2
4
AK-1024
1
Pohon
1,2
4
AK-1027 DA-914
1 2
Pohon Pohon
1,2 1,2
1,5 1,5
IA-26 RDH-074
1 2
Liana Liana
2 2
4 4
DA-937 DA-919
2 2
Perdu/Pohon Perdu/Pohon
2 2
4 3
AK-1053 AK-1025 DA-902 AK-1059 DA-886 AK-1055
2 1 1,2 2 1 2
Liana Liana Liana Palem pohon Palem pohon Palem pohon
2 2 2 2 2 2
1,2 1,2 1,2 3,8 3,4,5 2
DA-915
2
Terna
4
4
DA-934
2
Terna menjalar
3
4,12
AK-1040 TM-09
1 1
Terna Terna
4,6 4,6
3,12 3,12
DA-857
1
Pohon
2
2,8
IA-21
1
Perdu
2
4
RDH-061 DA-899
1,2 2
Pohon Pohon
1,2 1,2
1,5,6 1,5,6
RDH-011
1
Terna
4
14
Stelechocarpus cauliflorus (Scheff.) J. Sincl. APOCYNACEAE Kopsia arborea Blume Willughbeia coriacea Wall. ARACEAE Rhaphidophora sylvestris Engl. Rhaphidophora montana Schott. ARALIACEAE Aralidium pinnatifidum Miq. Schefflera aromatica Harms. ARECACEAE Calamus sp. Calamus laevigatus Mart. Korthalsia rostrata Blume Licuala pumila Blume Pinanga latisecta Blume Pinanga cf. malaiana Scheff. ASTERACEAE Clibadium surinamense L. ATHYRIACEAE Diplazium bantamense Blume BEGONIACEAE Begonia sp. 1 Begonia sp. 2 BORAGINACEAE Cordia myxa L. CHLORANTACEAE Chloranthus erectus (Buch.-Ham) Verd. CLUSIACEAE Garcinia celebica L. Garcinia rigida Miq. COMMELINACEAE Forrestia mollissima Koord.
151
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
Tabel 1. lanjutan No. 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
152
Nama suku dan jenis COSTACEAE Costus speciosus (Koenig) Sm. CUCURBITACEAE Hodgsonia macrocarpa (Blume) Cogn. Trichosanthes tricuspidata Lour. CYPERACEAE Cyperus pulcherrimus Willd ex. Kunth Mapania cuspidata (Miq.) Uitt. Thoracostachyum sumatranum Kurz DILLENIACEAE Tetracera scandens (L.) Merrill DIPTEROCARPACEAE Dipterocarpus hasseltii Blume EBENACEAE Diospyros diepenhorstii Miq. Diospyros frutescens Blume Diospyros jaherii Bakh. Diospyros malabarica Kostel. EUPHORBIACEAE Antidesma velutinosum Blume Aporosa benthamiana Hook.f. Baccaurea lanceolata (Miq.) Muell. Arg. Blumeodendron tokbrai J.J. Smith Botryophora geniculata (Miq.) Beumee ex. Airy Shaw Bridelia monoica Merrill Cleistanthus bridelifolius C.B. Rob. Cleistanthus myrianthus (Hassk.) Kurz Cleistanthus sumatranus Muell. Arg. Drypetes longifolia (Blume) Pax & K. Hoffm. Mallotus mollissimus (Geisel.) Airy Shaw Mallotus moritzianus Muell. Arg. Trigonostemon longifolius Baill. Wetria insignis (Steud.) Airy Shaw FABACEAE Albizia sp. Bauhinia kockiana Korth. Caesalpinia sp. Cassia alata L. FLACOURTIACEAE Ryparosa caesia Bl. Ryparosa javanica Koord. & Valet. GESNERIACEAE Cyrtandra sandei De Vriese Didymocarpus barbata Jack ICACINACEAE Medusanthera laxiflora (Miers) Howard LAURACEAE Actinodaphne pubescens Blume Alseodaphne foetida Kosterm. Alseodaphne pachyantha Kosterm. Cinnamomum iners Reinw. ex Blume Cryptocarya crassinervia Miq. Cryptocarya sumatrana Kosterm. Dehaasia caesia Blume Dehaasia incrassata (Jack) Kosterm.
No. Koleksi TM-13
Lokasi
Perawakan
Agen Pemencar
Kegunaan
1,2
Terna
2
4
AK-1045 DA-868
1 1
Liana Liana
2 2
4,12 4,15
IA-14 DA-925
1 2
Terna Liana
1,2 3
3,4 4
DA-879
1
Terna menjalar
3
2
AK-1048
1
Liana
2
15
AK-1031
1
Pohon
1,2
1,2
AK-1063 RDH-045 RDH-038 RDH-058
2 1 1 2
Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2
1,2 1,2 1,2 1,4
TM-31 DA-918 DA-840 TM-41
2 1,2 1 2
Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2
1,2 1,2,10 1,2 1
TM-17 IA-11 DA-917 DA-847
1 1 2 1 2
Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2 2
1,2 1,2 1,2 1,2
DA-895 IA-13 IA-16 AK-1022 TM-07
1 1 1 1 1
Pohon Pohon Pohon Perdu/Pohon Pohon
2 2 2 2 2
1,2,9 1,2,9 1,2,9 4 6
TM-22 DA-876 TM-40 RDH-035
1 1 2 1
Pohon Liana Perdu/Pohon Perdu/Pohon
4 4 4 4
1,2,10 1,4,5,12 1,4 1,2,3,5
DA-882 RDH-041
1 1
Pohon Pohon
2 2
1 1
AK-1036
2 1
Terna/Perdu Terna
4 2
4 4
DA-900
2
Pohon
2
4,10
DA-861 DA-871 DA-885 DA-852 DA-850 DA-872 DA-894 DA-892
1 1 1 1 1 1 1 1
Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1,2 1,2 1,2,4 1,2,4 1,2,4 1,2,8 1,2,8
Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
Tabel 1. lanjutan No.
Nama suku dan jenis
84 85 86 87 88 89
Dehaasia microsepala Kosterm. Endiandra rubescens Blume ex Miq. Litsea garciae Vidal Litsea noronhae Blume Litsea robusta Blume Litsea sp. LEEACEAE Leea aequata L. Leea indica (Burm. f.) Merr. Leea sp. MAGNOLIACEAE Talauma candollii Blume MARANTHACEAE Phrynium pubinerve Blume Phrynium macrocephalum K. Schum MELASTOMATACEAE Dissochaeta gracilis Blume Medinilla crassinervia Blume Melastoma polyanthum Benth. Melastoma affine D. Don Pternandra gracilis (Cogn.) M.P.Nayar MELIACEAE Aglaia argentea Blume Aglaia odorata Lour. Aglaia tomentosa Teijsm & Binn. Aphanamixis polystachya (Wall.) R.N. Parker Chisocheton ceramicus (Miq.) C.D.C Chisocheton diversifolius Miq. Chisocheton macrophyllus King Dysoxylum gaudichaudianum Miq. MENISPERMACEAE Coscinium fenestratum Colebr Tinomiscium phytocrenoides Kurz ex Teijsm. & Binn. MORACEAE Ficus hispida L. Ficus sinuaata Thunb. Ficus vasculosa Wall. Ficus sp. 1 Ficus sp. 2 Streblus spinosus (Blume) Corner MUSACEAE Musa salaccensis Zoll. MYRSINACEAE Ardisia macrophylla Reinw. ex Blume Ardisia sanguinolenta Blume MYRTACEAE Syzygium creaghii (Ridley) Merrill & Perry Syzygium foxworthianum (Ridley) Merrill & Perry Syzygium magnoliaefolium DC Syzygium medium (Korth.) Merrill & Perry Syzygium pycnanthum Merrill & Perry OLEACEAE
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125
Jasminum insigne Blume
No. Koleksi DA-856 DA-863 DA-878 DA-864 DA-854 TM-39
Lokasi 1 1 1 1,2 1 2
Perawakan Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon
Agen Pemencar 2 2 2 2 2 2
Kegunaan 1,2,8 1,2 1,2,4 1,2,4 1,2,4 1,2
DA-860 RDH-013 RDH-019
1 1 1
Perdu Perdu/Pohon Pohon
2 2 2
4 4 4
RDH-044
1
Pohon
2
4
IA-19 RDH-069
1 2
Terna Terna
2 2
4,12 4,12
RDH-075 DA-913 RDH-066 TM-20 RDH-65
2 2 2 1 2
Liana Perdu Perdu Perdu Pohon
2 2 2 2 2
7 4 4, 5,10 4,10,12 1
DA-893 DA-855 AK-1039
1 1,2 1
Pohon Pohon Pohon
2 2 2
3,4 3,4 3,4
DA-867
2
Pohon
2
1,2,4
AK-1046 DA-851 DA-873 RDH-031
1 1 1 1
Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2
1 1 1 4
AK-1056
2
Liana
2
4,14
IA-22
2
Liana
2
4,14
RDH-032 AK-1044 RDH-040 TM-11 AK-1020
1 2 1 1 1 1
Perdu/Pohon Perdu/Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon
2 2 2 2 2 1,2
3,4,12 3,4,12 3,4,12 3,4,12 3,4,12 4
DA-907
1
Terna
1,2
6,12
Perdu/Pohon Perdu/Pohon
2 2
1 1,4
RDH-059 DA-848
1,2 1,2
RDH-018
1
Pohon
2
1,2,4,10
RDH-027
1
Pohon
2
1,2,4,11
AK-1029 RDH-033 RDH-016
1 1 1
Pohon Pohon Pohon
2 2 2
1,2,4,12 1,2,4,13 1,2,4,14
IA-24
1
Perdu memanjat
2
4
153
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
Tabel 1. lanjutan No.
126 127 128
Nama suku dan jenis ONAGRACEAE Ludwigia hyssopifolia (G. Don.) Exell apud A. & R. Fernandes ORCHIDACEAE Vanilla planifolia Andr. OPILIACEAE Lepionurus sylvestris Blume PANDANACEAE
No. Koleksi
Lokasi
Perawakan
Agen Pemencar
Kegunaan
TM-21
1
Terna
4
4,5
TM-29
1
Liana
3
3
RDH-062
1,2
Perdu
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2 2
2,4 2
2 2
4 4
2
4
2 2 2
4,6,11 4 4
Perdu memanjat Perdu memanjat Perdu memanjat Perdu memanjat Pohon/perdu Pohon/perdu
129
Freycinetia javanica Blume
AK-1021
2
130
Freycinetia rigidifolia Hemsl.
AK-1057
2
131
Freycinetia sumatrana Hemsl.
AK-1041
1,2
132
Freycinetia sp.
DA-858
2
133 134
DA-880
2 2
135 136
Pandanus asper St. John Pandanus sp. PIPERACEAE Piper caninum Blume Piper cubeba Linn. F.
RDH-026 DA-884
2 2
137
Piper nigrescens Blume
RDH-043
2
138 139 140
Piper nigrum Linn. Piper ungaramense C.DC Piper sp. POACEAE Leptasis urceolata R. Br. POLYGALACEAE Xanthopyllum acuminatissimum Miq. Xanthophyllum incertum (Blume) R. van der Meijden Xanthophyllum vitellinum D. Dietr. RAFFLESIACEAE
IA-17 AK-1034 TM-23
2 2 2
Menjalar Terna, Perdu Terna memanjat Menjalar Menjalar Menjalar
RDH-042
2
Rumput
2
13
DA-841
2
Perdu/Pohon
2
1,2
DA-936
2
Perdu/Pohon
2
1,2
AK-1023
2
Perdu/Pohon
2
1,2
RDH075b
2
Parasit
1,2
4
IA-10
2
Perdu/Pohon
2
1,2
DA-920 RDH-056 DA-862 RDH-055 RDH-054 DA-849 TM-36 RDH-049 RDH-047 RDH-070 DA-841
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Perdu Perdu Semak Perdu/Pohon Perdu/Pohon Menjalar Menjalar Liana Perdu/Pohon Perdu/Pohon Perdu/Pohon
2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3
4 4 4 1,2 4 4 4 5 1, 10 1 1,2,8
AK-1026 DA-888 TM-38
2 2 2
Pohon
5
4
Perdu/Pohon
5
2
IA-18 TM-15 RDH-039 RDH-034
2 2 2 2
Pohon Perdu/Pohon Perdu/Pohon Pohon
2 2 2 2
1 11 11 1,2
141 142 143 144 145
146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
154
Rafflesia sp. RHAMNACEAE Ziziphus angustifolius (Miq.) Hatusima ex van Steenis RUBIACEAE Acranthera sp. Cephaelis cuneata Korth. Chasalia curviflora Thw. Ixora grandifolia Muell. Arg. Lasianthus scabridus King & Gamble Psychotria sarmentosa Blume Psychotria polycarpa Hook. f. Uncaria gambier Roxb. Urophyllum arboreum Korth. Urophyllum corymbosum Korth. Xanthophyllum borneense Miq. RUTACEAE Clausena engeleri Tanaka Gycosmis cyanocarpa Spreng. Melicope accendens (Blume) T. Hartley SAPINDACEAE Aphania montana Blume Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh. Lepisanthes fruticosa (Roxb.) Leenh. Xerospermum noronhianum Blume
Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
Tabel 1. lanjutan No.
165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183
Nama suku dan jenis SAPOTACEAE Palaquium rostratum Burck SAURAURIACEAE Saurauia sp. Saurauia bracteosa C. DC. SELAGINELLACEAE Selaginella plana Hieron SIMAROUBACEAE Eurycoma longifolia Jack STERCULIACEAE Pterospermum diversifolium Blume Sterculia longifolia Vent. THYMELAECEAE Phaleria capitata Jack THELYPTERIDACEAE Pronephrium rubicundum (Alderw.) Holttum TILIACEAE Microcos crassifolia Burret URTICACEAE Elatostema sp. Elatostema integrrifolium (D. Don) Wedd. Poikilospermum suaveolens (Blume) Merrill Villebrunea rubenscens Blume ZINGIBERACEAE Amomum cardamomum Willd. Amomum oliganthum K. Schum Etlingera coccinea (Blume) Sukai & Nagam Zingiber loerzingii Val. Zingiber aromaticum Val.
No. Koleksi
Lokasi
Perawakan
Agen Pemencar
Kegunaan
DA-903
2
Pohon
2
1,2
RDH-023
2 2
Perdu/pohon Perdu/pohon
2 2
3,10 3,10
IA-23
2
Terna
4
4,12
TM-19
2
Pohon
2
4
IA-20 RDH-060
2 2
Pohon Pohon
3 3
1,2,8,9 1,5,9
DA -883
2
Perdu/pohon
4
4
RDH-072
2
RDH-048
2
Perdu/Pohon
2
1,2
AK-1028 AK-1037 RDH-046
2 2 2 2
Semak Perdu Perdu Perdu
4 4 4 4
4 4 4 4,12
RDH-012 RDH-067 RDH-025 RDH-036 RDH-063
2 2 2 2 2
Semak Semak Perdu Perdu Perdu
1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
4 4 4, 11,12 4,11 4,11
Keterangan: Lokasi: 1) Way Canguk, 2) Sukaraja Atas; Pemencaran: 1) Manusia 2) Hewan 3) Angin 4) Air, 5) Semut 6) Pemencaran sendiri (Autokori) ; Kegunaan: 1) Bahan bangunan 2) Bahan peralatan rumah tangga 3) Tanaman hias 4) Tumbuhan obat 5) Penghasil tanin 6) Penghasil buah 7) Penawar racun 8) Bahan peralatan musik 9) Bahan pembuat kertas 10) Kayu bakar 11) Bumbu masakan 12) Sumber sayuran 13) Makanan ternak 14) Racun untuk mata panah 15) Umpan memancing ikan (Sumber: Alonso, 1995; Bich dan Top, 2003; Khanh, 2003; Lemmens, 1995; 2003; Sosef, 1998).
berupa herba khas hutan sekunder dataran rendah. Di Hutan Koyo Ngarang banyak ditemukan rotan yang sedang berbunga dan berbuah, yaitu Calamus laevigatus Mart. dan Korthalsia rostrata Blume, serta anggota suku Arecaceae yang lain yaitu genus, Licuala dan Pinanga. Beberapa jenis tumbuhan yang dikoleksi merupakan tumbuhan yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan obat, bahan makanan, dan bahan bangunan. Masyarakat di seki-
tar kawasan Way Canguk memanfaatkan asam gelugur (Baccaurea lanceolata) sebagai obat penurun panas. Luwingan (Ficus hispida) dimanfaatkan kulitnya untuk obat sakit kepala. Jenis-jenis yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan antara lain asam glugur dan tepus (Amomum cardomomum). Buah asam glugur dan buah tepus yang sudah masak dapat dimakan langsung, sedangkan batang tepus perlu dimasak terlebih dahulu. Leea indica, yang dikenal oleh penduduk lokal sebagai nangli, mem-
155
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
punyai kayu yang cukup keras dan umumnya dimanfaatkan sebagai material dalam pembuatan kandang hewan ternak. Beberapa jenis pohon seperti Aglaia odorata, Polyathia rumphii dan Diospyros jaherii (kayu tanjung) kayunya sangat keras dan baik untuk bahan bangunan. Tumbuhan Langka dan Dilindungi Berdasarkan Mogea et al. (2001) tercatat adanya beberapa dari jenis yang terkoleksi, termasuk dalam kriteria tumbuhan langka di antaranya Stelechocarpus burahol (Annonaceae). Dalam kalangan masyarakat Sunda, jenis ini dikenal dengan kepel, kecidul atau burahol, termasuk dalam status kelangkaan terkikis. Jenis ini sudah jarang ditanam, karena nilai ekonominya dianggap kurang menguntungkan dibandingkan dengan jenis tanaman buah-buahan lainnya. Kayunya dapat digunakan untuk industri atau perabotan rumah tangga maupun tanaman hias, sedangkan buahnya dimanfaatkan untuk obat dan kosmetik. Anaxagorea javanica Blume (Annonaceae), dengan nama lokal pelir musang, biasa dimanfaatkan sebagai obat sehabis bersalin, dan kulit kayunya dapat juga dijadikan sebagai tali temali. Tumbuhan ini mempunyai daerah persebaran mulai dari wilayah Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura hingga wilayah Sumatera. Licuala pumila Blume (Arecaceae) dengan nama lokal Serending itam, palas kerdil, sudang upul ataupun wiru leutik. Persebaran tumbuhan ini meliputi Sumatera dan Jawa Barat. Kayu dari tumbuhan ini digunakan untuk membuat atap rumah. Rafflesia spp. merupakan salah marga tumbuhan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999. Pada eksplorasi ini, satu jenis Rafflesia berhasil dikoleksi tetapi tidak belum dapat diidentifikasi jenisnya berdasarkan karakter morfologi. Karena persebaran Rafflesia sangatlah terbatas dan siklus hidupnya menghabiskan waktu yang sangat lama maka tumbuhan ini termasuk dalam kategori langka dan harus dilindungi. Dengan ditemukannya satu jenis Rafflesia di kawasan ini, maka
156
kemungkinan dapat ditemukan individu-individu lain dari jenis Rafflesia tersebut. Pemencaran Pemencaran dari kebanyakan tumbuhan yang ada di kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas adalah dengan bantuan hewan yaitu burung dan hewan menyusui (Anonymous, 2008). Burung merupakan agen pemencar utama bagi tumbuhan pohon di kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas. Agen pemencar bagi tumbuhan lainnya adalah hewan menyusui, manusia, angin, air, semut serta autokori yaitu pemencaran yang dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri. Pemanfaatan dan Kegunaan Berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran pustaka (Ong, 2001; Saw, 1998a; Saw, 1998b; Schmelzer, 2001; Coronel, 1992; Tonanon, 2003; van Steenis, 1998; Wiriadinata, 2001), sebagian jenis tumbuhan yang terkoleksi dimanfaatkan antara lain untuk bahan bangunan, bahan pembuatan perabotan rumah tangga, dan sebagai tanaman hias, sebagai bahan ramuan obat, penghasil tanin, sebagai penghasil buah, sebagai penawar racun, sebagai bahan peralatan musik, sebagai bahan kertas, masyarakat memanfaatkannya sebagai kayu bakar, sumber sayuran, untuk makanan ternak, dan sebagian kecil tumbuhan dimanfaatkan sebagai racun mata panah dan untuk umpan memancing ikan. Informasi selengkapnya disajikan pada Tabel 1. PEMBAHASAN Sebagian besar suku-suku tumbuhan yang terdapat di kawasan Way Canguk dijumpai pula di daerah Sukaraja Atas. Keanekragaman jenis tumbuhan di daerah Way Canguk lebih tinggi dibandingkan dengan Sukaraja Atas. Hal ini berkaitan dengan letak Hutan Way Canguk yang lebih jauh dari pemukiman penduduk sehingga gangguan terhadap eksploitasi jenis-jenis tumbuhan relatif lebih rendah daripada di Sukaraja Atas, yang letaknya lebih dekat dengan pemukiman penduduk.
Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
Perbedaan keanekaragaman jenis yang mencolok antara hutan di kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas, kemungkinan berkaitan dengan proses suksesi yang sedang berlangsung. Hutan Sukaraja Atas diketahui sebagai hutan sekunder muda sehingga proses pemulihan hutan baru dimulai. Ditambah lagi dengan pembukaan hutan untuk kebun lada dan kopi yang masih terjadi, maka keanekeragaman tumbuhan di kawasan ini rendah. Di lain pihak proses suksesi di hutan Way Canguk sudah berlangsung lebih lama, sehingga pemulihan hutan sudah lebih maju, ditandai dengan keanekaragaman jenis yang lebih tinggi. Hasil eksplorasi tumbuhan kali ini 183 jenis, relatif lebih banyak dibandingkan dengan 136 jenis dari 46 suku yang dilaporkan Uji et al. (1995). Beberapa suku (Acanthaceae, Fabaceae, Lauraceae dan Sapindaceae) ditemukan pada eksplorasi ini tetapi tidak ditemukan pada eksplorasi yang dilakukan oleh Uji et al. (1995). Di antara jenis-jenis tumbuhan yang dikoleksi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, terdapat beberapa jenis yang merupakan rekaman baru untuk pulau Sumatra (Tabel 2). Penelitian kali ini berhasil merekam keberadaan Mezzetia umbellata dan Medusanthera laxiflora di hutan Way Canguk, yang merupakan penemuan terbaru untuk pulau Sumatra, dan menambah informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan yang ada di TNBBS. Genus Mezzetia termasuk di dalam puak Miliuseae yang ditandai dengan susunan daun kelopak dan mahkota yang mengatup, jumlah benang sari dan karpelnya sedikit, konektif tanpa ujung memanjang terspesialisasi (Keβler, 1993). Mezzetia umbellata Becc. umumnya dijumpai di Borneo dan
Selangor, dan biasanya tumbuh di hutan dataran rendah Dipterocapaceae dan hutan rawa-gambut baik pada tanah datar,berbukit, maupun tepi sungai sampai ketinggian 500-1100 m di atas permukaan laut (van der Heijden dan Keβler, 1990). Medusanthera laxiflora (Miers) Howard mempunyai wilayah persebaran mulai dari Micronesia (Pulau Carolina) dan Melonesia (Kepulauan Salomon), sampai kawasan Malesia (Sleumer, 1971). Di kawasan Malesia jenis ini tersebar di Filipina (Luzon, Mindoro, Leyte, Samar, Mindanao, Palawan), Sulawesi, Maluku (Halmahera, Obi dan pulau Kai) dan New Guinea. Jenis ini biasanya tumbuh sebagai tumbuhan bawah di hutan primer dataran rendah dan hutan sekunder, hutan rawa maupun di daerah berpasir. Aphanamixis polystachya (Wall.) R.N. Parker sudah sejak lama ditanam di kawasan Amerika dan Eropa. Persebaran alami jenis-jenis Aphanamixis adalah di hutan dataran rendah dan di hutan perbukitan dengan ketinggian mencapai 1400 m dpl. Kayu dari jenis ini biasanya digunakan untuk kontruksi rumah dan perabotan rumah tangga. Di India, minyak yang di ekstrak dari biji maupun kulit kayu yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati reumatik (Mabberley, Pannell dan Sing, 1995). Perawakan tumbuhan yang dikoleksi dari kedua kawasan ini berupa terna, terna menjalar, liana, perdu, perdu memanjat, palem pohon, pohon, semak hingga tumbuhan yang menjalar. Sebagian besar (49,27%) tumbuhan berupa pohon, perdu (25,12 %), liana (7,24%), terna (4,83%), terna menjalar (4,34%) dan persentase yang paling kecil adalah tumbuhan yang berperawakan palem pohon, men-
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan yang merupakan rekaman baru untuk pulau Sumatra No.
Nama Jenis
Persebaran
1
Mezzettia umbellata Becc. (Annonaceae)
Borneo, Semenanjung Malaysia
2
Medusanthera laxiflora (Miers) Howard (Icacinaceae)
3
Aphanamixis polystachya (Wall.) R.N. Parker (Meliaceae)
Micronesia, Melanesia, Filipina, Sulawesi, Papua, dan New guinea. Nugini, Thailand, Cina, Bangladesh, India, New Britain, Filipina, Java
Status saat ini Rekaman baru untuk Sumatra Rekaman baru untuk Sumatra Rekaman baru untuk Sumatra
157
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
jalar dan semak yang hanya terdapat dalam jumlah paling sedikit (Gambar 1). Gambar 2 menunjukan adanya 5 agen pemencaran yang terdiri atas manusia, hewan, angin, air dan semut, serta autokori. Peranan hewan sebagai agen pemencar nampak paling dominan di antara agen pemencar lainnya. Hewan tercatat sebagai agen pemencar bagi hampir semua perawakan tumbuhan, terutama tumbuhan berupa pohon. Pohon mendominasi pada kawasan ini dengan persentase sebanyak (70%), diikuti terna (13,3%), perdu (6,66%), perdu menjalar (6,06%), terna menjalar (1,21%) dan liana
(0%). Pada eksplorasi kali ini, tumbuhan liana tidak terkoleksi. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa tumbuhan yang terdapat di kawasan ini banyak dimanfaatkan sebagai ramuan bahan obat, yang meliputi (27,15%) dari jenis yang tercatat. Sebanyak (21,49%) pohon-pohon yang besar dengan tekstur kayu yang keras biasanya digunakan sebagai bahan bangunan. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber sayur sebanyak (11,34%), sedangkan yang dapat digunakan sebagai penawar racun dan sebagai umpan ikan hanya sekitar (0,29%).
Gambar 1. Macam perawakan tumbuhan di Way Canguk dan Sukaraja Atas. Keterangan: 1. Terna (4,83%), 2. Terna menjalar (4,43%), 3. Liana (7,24%), 4. Perdu (25,12%), 5. Perdu memanjat (2,73%), 6. Palem pohon (1,63%), 7. Pohon (49,27%), 8. Semak (0,54%), 9. Menjalar (3,27%).
Gambar 2. Agen pemencaran berdasarkan macam perawakan. Keterangan macam perawakan: 1. Pohon, 2. Perdu, 3. Terna menjalar, 4. Liana, 5. Palem pohon, 6. Terna, 7. Perdu memanjat, 8. Semak, 9. Menjalar.
158
Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012
Gambar 3. Kegunaan Tumbuhan: 1) Bahan bangunan 2) Bahan peralatan rumah tangga 3) Tanaman hias 4) Tumbuhan obat 5) Penghasil tanin 6) Penghasil buah 7) Penawar racun 8) Bahan peralatan musik 9) Bahan pembuat kertas 10) Kayu bakar 11) Bumbu masakan 12) Sumber sayuran 13) Makanan ternak 14) Racun untuk mata panah 15) Umpan memancing ikan. KESIMPULAN Keanekaragaman tumbuhan di kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan relatif tinggi, dengan suku-suku umum yang meliputi Euphorbiaceae, Zingiberaceae, Meliaceae, Annonaceae, Rubiaceae, Arecaceae, Melastomataceae, Moraceae dan Lauraceae. Semua jenis tumbuhan yang berhasil dikoleksi merupakan koleksi baru Herbarium Bogoriense untuk kawasan Way Canguk dan Sukaraja Atas, dan empat jenis diantaranya merupakan rekaman baru untuk pulau Sumatra. Burung merupakan agen pemencar utama, khususnya untuk tumbuhan berperawakan pohon. UCAPAN TERIMA KASIH Penghargaan dan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan beserta stafnya; Ismail Apandi, Taufik Mahendra, Dadan Ramdani, Bobby Irawan, dan warga desa Way Canguk dan Sukaraja Atas atas kerjasamanya dalam kegiatan penelitian di lapangan; dan Prof. (Ris.) Tukirin Partomihardjo atas kritik dan sarannya dalam penyusunan naskah. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek DIPA Pusat Penelitian Biologi-LIPI Tahun Anggaran 2008/2009.
DAFTAR PUSTAKA Alonzo DS. 1995. Diospyros L. In: RHMJ Lemmens, I Soerianegara, WC Wong (Eds.). Timber Trees: Minor Commercial Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(2), 197. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. Anonymous. 2008. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan & Kekayaan Alam (PHKA), Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta. Bich NK and N Top. 2003. Strobilanthes Blume. In : RHMJ Lemmens and N Bunyapraphatsara (Eds.). Medicinal and Poisonous Plants. Plant Resources of South-East Asia 12 (3), 385-388. Backhuys Publishers, Leiden, The Netherlands. Coronel RC. 1992. Tamarindus indica L. In: EWM Verheij and RE Coronel (Eds.). Edible Fruits and Nuts. Plant Resources of South-East Asia 2, 298-301. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. Keβler PJA. 1993. Annonaceae. In: K Kubitzki, JG Rohwer and V Brittich (Eds.). The Families and Genera of Vascular Plants, II, 93-129. Springer-Verlag. Berlin. Khanh TL. 2003. Rhapidophora Hassk. In : RHMJ Lemmens and N Bunyapraphatsara (Eds.). Medicinal and Poisonous Plants. Plant Resources of South-East Asia 12(3), 346347. Backhuys Publishers, Leiden, The Netherlands. Lemmens RMHJ 1995. Sterculia Linn. In: RHMJ Lemmens, I Soerianegara, WC Wong (Eds.). Timber Trees: Minor Commercial Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(2), 423-435. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. Lemmens RHMJ. 2003. Pterospermum Schreb. In : RHMJ Lemmens and N Bunyapraphatsara (Eds.). Medicinal and Poisonous Plants. Plant Resources of South-East Asia 12 (3), 183-187. Backhuys Publishers, Leiden, The Netherlands. Mabberley DJ, CM Pannell and AM Sing. 1995. Meliaceae. Flora Malesiana, Ser. I, 12(1), 1-407. Flora Malesiana Foundation. Mogea JP, D Gandawidjaja, H. Wiriadinata, RE Nasution, Irawati. 2001. Tumbuhan Langka. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI. Bogor
159
Arifiani dan Mahyuni – Keanekaragaman Flora Taman Nasional
Ong HC. 2001. Psychotria L. In: JLCH van Valkenburg and N Bunyapraphatsara (Eds.). Medicinal and Poisonous Plants 2. Plant Resources of South-East Asia 12(2), 454460. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Saw LG. 1998a. Licuala Wumb. In: MSM Sosef, LT Hong and S Prawirohatmodjo (Eds.). Timber Trees: Lesser-Known Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(3), 329331. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Saw LG. 1998b. Pinanga Blume. In: MSM Sosef, LT Hong and S Prawirohatmodjo (Eds.). Timber Trees: Lesser-Known Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(3), 448449. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Schmelzer GH. 2001. Cissus L. In: JLCH van Valkenburg and N Bunyapraphatsara (Eds.): Medicinal and Poisonous Plants 2. Plant Resources of South-East Asia 12(2), 164. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Sleumer H. 1971. Icacinaceae. Flora Malesiana Ser. I, 7(1), 191. Noordhoff International Publishing, Leyden, The Nederlands. Sosef MSM. 1998. Xantophyllum Roxb. In: MSM Sosef, LT Hong and S Prawirohatmodjo (Eds.), Timber Trees: Lesser-Known Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(3), 583. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Stone BC. 1983. A guide to collecting Pandanaceae (Pandanus, Freycinetia and Sararanga). Annals of the Missouri Botanical Garden 70, 137-145. Tonanon N. 2003. Palaquium rostratum (Miq) Burck. In: RHMJ Lemmens and N Bunyapraphatsara (Eds.). Medicinal and
160
Poisonous Plants. Plant Resources of South-East Asia 12 (3), 307. Backhuys Publishers, Leiden, The Netherlands. Uji T, M Mansur, FI Windadri, AP Keim, Wardi dan M Amir. 1995. Laporan Perjalanan Eksplorasi Flora di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Bengkulu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI, Bogor. van Balgooy MMJ. 1987. Collecting. In: E Vogel (Ed.). Manual of Herbarium, Taxonomy Theory and Practice, 14-17. UNESCO and MAB. van der Heijden, E and PJA Keβler. 1990. Studies on the tribe Saccopetaleae (Annonaceae) – III. Revision of the genus Mezzettia Beccari. Blumea 5, 217-228. van Steenis CGGJ. 1933. Report of botanical trip to the Ranau region, South Sumatra. Bulletin Jardin Botanique Buitenzorg 3(13), 1-21. Archipel Drukkerij, Buitenzorg. van Steenis CGGJ. 1945. A botanical exploration trip in South Sumatra. In: P Honig and F Verdoorn (Eds.). Science and Scientists in the Netherlands Indies, 335-343. Board for the Netherlands Indies. van Stennis CGGJ. 1998. Ziziphus angustifolia (Miq.) Hatusima ex van Steenis. In: MSM Sosef, LT Hong and S Prawirohatmodjo (Eds.). Timber Trees: Lesser-Known Timbers. Plant Resources of South-East Asia 5(3), 583. Backhyus Publishers, Leiden, The Netherlands. Wiriadinata H. 2001. Tumbuhan. Dalam: M Noerdjito dan I Maryanto. Jenis-Jenis Hayati yang Dilindungi Perundang -Undangan Indonesia, 145-157. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI & The Nature Conservation. Cibinong.