Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tahun ketiga Periode II RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 serta sesuai dengan dokumen APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016. Dalam Laporan Kinerja ini kami berupaya melaporkan apa yang direncanakan sesuai dokumen perencanaan (RKPD 2017) dan sejauhmana strategi yang dilaksanakan dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, sekaligus sebagai wujud komitmen Kepala Daerah dan segenap jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam melaksanakan akuntabilitas, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki. Laporan Kinerja yang disusun ini memiliki dua fungsi utama. Pertama, laporan kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja
kepada
seluruh
stakeholders
(Presiden,
DPRD
dan
masyarakat). Kedua, laporan kinerja ini juga merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat secara terus-menerus telah berupaya untuk melakukan perbaikan kinerja terutama terkait dengan penyempurnaan dari aspek perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan capaian kinerja sesuai rekomendasi yang disampaikan Kementerian PAN dan RB atas evaluasi laporan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2015 yang lalu. Terhadap rekomendasi yang disampaikan Menpan dan RB atas evaluasi akuntabilitas kinerja yang telah dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB pada tahun 2015, telah dilakukan beberapa perbaikan antara lain :
i
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 1.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat saat ini sedang melakukan revisi terhadap dokumen RPJMD agar setiap sasaran strategis terdapat indikator kinerja utama yang berkualitas outcome.
2.
Telah menselaraskan IKU yang berlaku di Lingkungan Pemprov dengan IKU tingkat SKPD.
3.
Telah mengupayakan peningkatan kualitas penyajian informasi kinerja pada SKPD Pemprov, antara lain menjelaskan capaian IKU. Selanjutnya, pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah men-
design satu sistem aplikasi untuk pengumpulan data kinerja yang terintegrasi dengan seluruh SKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang launching pada bulan April 2015. Aplikasi dimaksud juga merupakan upaya monitoring pencapaian PK secara berkala dengan menggunakan sistem monitoring yang terintegrasi yang turut direkomendasikan oleh Menpan dan RB. Sebagai informasi bahwa pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menerima beberapa penghargaan antara lain : 1.
Penghargaan Top Pembina BUMD 2016 dalam acara Top BUMD 2016 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta pada tanggal 5 Mei 2016;
2.
Piagam Penghargaan Opini “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP) atas Hasil Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015 dari Auditor Utama Keuangan Negara VI BPK RI pada tanggal 30 Mei 2016;
3.
Rumah Sakit Umum Daerah tanggal 11 Juli 2016 memperoleh “Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit” dengan lulus tingkat Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit;
4.
Penghargaan “Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan” oleh Presiden Republik Indonesia pada Puncak Hari Koperasi Nasional tanggal 21 Juli 2016;
5.
Penghargaan Kalpataru kategori “Penyelamat Lingkungan” oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 Juli 2016;
ii
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 6.
Penghargaan “Peduli HAM” dari Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka hari HAM sedunia ke-68 dalam keberhasilan membina pelaksanaan HAM terhadap lebih dari 50% Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 8 Desember 2016;
7.
Peringkat VII dalam hal “Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016” dari Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia pada tanggal 20 Desember 2016;
8.
Peringkat VI “Realisasi Nasional Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)” dan Peringkat XII “Realisasi Nasional Penanaman ModalAsing (PMA)” Periode JanuariDesember 2016. Akhirnya semoga informasi kinerja di dalam Laporan Kinerja ini, dapat memberikan
masukan berharga dan bermanfaat yang secara internal diharapkan sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan manajemen dan peningkatan akuntabilitas kinerja guna mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good local governance) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengiringi segala upaya kita dalam mengabdi bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Drs. CORNELIS, MH
iii
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
insi Kalimantan Barat Tahun 2016
Halaman Halaman KATA PENGANTAR ..............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALBAR ...........................
1
1. Pendahuluan .....................................................................
1
2. Susunan Organisasi dan Tupoksi .....................................
6
3. Sumber Daya Aparatur .....................................................
8
4. Sumber Daya Keuangan....................................................
9
.........
i
.........
iv
.........
1
........
1
.........
1
........
6
........
8
........
9
........
10
B. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED) ...........
10
........
12
BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................................
12
........
12
A. RPJMD PROVINSI KALBAR ................................................
12
.........
13
1. Visi ....................................................................................
13
.........
13
2. Misi.....................................................................................
13
........
14
3. Tujuan dan Sasaran Strategis beserta IKU .....................
14
........
19
B. PERJANJIAN KINERJA .......................................................
19
........
22
........
22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................
22
........
118
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .....................................
22
B. REALISASI ANGGARAN ......................................................
118
.........
121
BAB IV PENUTUP ..................................................................................
121
LAMPIRAN Surat Pernyataan Telah di Reviu Perjanjian Kinerja Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2016
iv
iv
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Halaman Tabel 3.1 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2016 .................................................................................23 Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 1 ......................................25 Tabel 3.3 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .............................................................................................26 Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 Sasaran Strategis 1 ........................................26 Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 1 .......................27 Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 2 ......................................29 Tabel 3.7 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .............................................................................................30 Tabel 3.8 Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 Sasaran Strategis 2 ............................30 Tabel 3.9 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota ...............................31 Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 2 ......................32 Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Nasional .........................32 Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 3 ...................................33 Tabel 3.13 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................36 Tabel 3.14 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 3........................37 Tabel 3.15 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 3...........................38 Tabel 3.16 Perbandingan kinerja tahun 2016 dengan target nasional ..............................................39 Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 4 ...................................43 Tabel 3.18 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................46 Tabel 3.19 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 4 ..........................................48 Tabel 3.20 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 4 ..........................................48 Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Produktivitas Tanaman Perkebunan Tahun 2016 dengan Standar Produktivitas Rata-Rata Nasional ..............................................................................49 Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 sasaran Strategis 5 ....................................52 Tabel 3.23 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................55 Tabel 3.24 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 5........................56 Tabel 3.25 Populasi Ternak Tahun 2012 s/d 2016......................................................................................57
v
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Tabel 3.26 Target dan Realisasi Produksi Telur dan Susu di Kalbar ....................................................59 Tabel 3.27 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 5...........................60 Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 6 ...................................64 Tabel 3.29 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................65 Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 6........................67 Tabel 3.31 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 6...........................68 Tabel 3.32 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 7 ...................................69 Tabel 3.33 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................70 Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 7........................72 Tabel 3.35 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 7...........................72 Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 8 ...................................73 Tabel 3.37 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................74 Tabel 3.38 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 8........................74 Tabel 3.39 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 8...........................75 Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 9 ...................................75 Tabel 3.41 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................76 Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 9........................77 Tabel 3.43 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 9...........................77 Tabel 3.44 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 10 .................................78 Tabel 3.45 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................80 Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 10 .....................81 Tabel 3.47 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran 10 ........................81 Tabel 3.48 Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP) November-Desember 2016 dan Desember 2016-Januari 2017 di Pulau Kalimantan dan Nasional .....................................................82 Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 11 .................................84 Tabel 3.50 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................85 Tabel 3.51 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 .................................................................................86 Tabel 3.52 Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat ...........................................................87 Tabel 3.53 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 12 .................................90 Tabel 3.54 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................91
vi
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Tabel 3.55 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 12 .....................95 Tabel 3.56 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018Sasaran 12 .........................95 Tabel 3.57 Perbandingan Beberapa Indikator KemiskinanUntuk Regional Kalimantan dan Nasional September 2016 ...............................................................................................................96 Tabel 3.58 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 13 .................................97 Tabel 3.59 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..........................................................................................97 Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 13 .....................98 Tabel 3.61 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018Sasaran Strategis 13 ......99 Tabel 3.62 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 14 .............................. 100 Tabel 3.63 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ....................................................................................... 102 Tabel 3.64 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 14 .................. 103 Tabel 3.65 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018Sasaran Strategis 14 ... 104 Tabel 3.66 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 15 .............................. 105 Tabel 3.67 RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF ................................................................................ 106 Tabel 3.68 RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF ................................................................................ 106 Tabel 3.69 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ....................................................................................... 107 Tabel 3.70 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 15 .................. 108 Tabel 3.71 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 15 .. 109 Tabel 3.72 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Nasional ...................... 110 Tabel 3.73 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 16 .............................. 111 Tabel 3.74 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ....................................................................................... 113 Tabel 3.75 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 16 .................. 113 Tabel 3.76 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018Sasaran Strategis 16 ... 115
vii
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
A.
GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1.
Pendahuluan Penilaian dan Pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan. Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, LKj tingkat pemerintah Provinsi disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Inovasi dalam Reformasi Sistem AKIP dan Pengelolaan Kinerja Pemprov Kalbar Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah membangun e-Kinerja (http://ekinerja.kalbarprov.go.id)
1
insi Kalimantan Barat Tahun 2016
Gambar 1. Sistem Aplikasi e-Kinerja Prov. Kalbar
ptanya akuntabilitas t untuk terciptanya Sistem Akuntabilitas
ga dapat beroperasi asi masyarakat dan
naan
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
pembangunan
ah.
lkan sebuah laporan an-tahapan meliputi:
instansi pemerintah i menjadi dokemen giatan dan menjadi bih lanjut mengenai
kan penugasan dari instansi yang lebih tai dengan indikator ngenai perjanjian strategis, indikator dalam 1 (satu) tahun dan kegiatan yang lanjut dapat dibaca
gkan realisasi kinerja m lembar/dokumen PBD tahun berjalan.
2
Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah: 1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. 2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah. 3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional. 4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah laporan kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan-tahapan meliputi: 1. Rencana Strategis Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan instansi pemerintah dalam periode 5 (lima) tahunan. Rencana strategis ini menjadi dokemen perencanaan untuk arah pelaksanaan program dan kegiatan dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan SAKIP. Penjelasan lebih lanjut mengenai rencana strategis akan ditulis pada posting selanjutnya. 2. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja selain berisi mengenai perjanjian penugasan/pemberian amanah, juga terdapat sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang diperjanjikan untuk dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun serta memuat rencana anggaran untuk program dan kegiatan yang mendukung pecapaian sasaran strategis. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di Penyusunan Perjanjian Kinerja. 3. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam lembar/dokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan.
2
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Pengukuran kinerja dilakukan oleh penerima tugas atau penerima amanah pada seluruh instansi pemerintah. Penjelasan lebih lanjut mengenai pengukuran akan ditulis pada posting selanjutnya. 4. Pengelolaan Kinerja Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatan/registrasi, penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta melaporkan data kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan instansi pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah. Penjelasan lebih lanjut mengenai pengelolaan kinerja akan ditulis pada posting selanjutnya. 5. Pelaporan Kinerja Pelaporan kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Laporan kinerja tersebut terdiri dari Laporan Kinerja Interim dan Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja Tahunan paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran strategis instansi pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 6. Reviu dan Evaluasi Kinerja Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu tersebut dilaksanakan oleh Aparat pengawasan intern pemerintah dan hasil reviu berupa surat pernyataan telah direviu yang ditandatangani oleh Aparat pengawasan intern pemerintah. Sedangkan evalusi kinerja merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIP di instansi pemerintah. 1.1. Kondisi Geografis, Topografis dan Iklim 1.1.1 Letak Wilayah Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan Barat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi. Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak - Entikong - Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai
3
insi Kalimantan Barat Tahun 2016
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
bagi daerah provinsi
delapan jam perjalanan. Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah provinsi Kalimantan Barat adalah : • • • •
ten yang langsung ang dan Kapuas puas Hulu.
Utara : Sarawak (Malaysia) Selatan : Laut Jawa & Kalteng Timur : Kalimantan Timur Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata
Sebelah utara Kalimantan Barat terdapat empat kabupaten yang langsung berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang - Kapuas Hulu. 1.1.2 Luas Wilayah
merupakan daratan ,53 persen dari luas tang lurus dari Utara i Barat ke Timur.
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.
at termasuk Provinsi ), kedua Kalimantan m2).
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan Timur (202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2).
ang terbesar adalah n diikuti Kapuas Hulu 1.635 km atau 14,74 ten/kota lainnya.
Dilihat dari luas menurut Kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (35.809 km2 atau 24,39 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20.33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 9 (sembilan) kabupaten/kota lainnya.
dataran rendah dan dikit berbukit yang Kapuas serta Laut wa-rawa bercampur
1.1.3 Topografi Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur sepanjang Lembah Kapuas serta Laut Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
4
4
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28 persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29 persen yang terhampar di seluruh Kabupaten/Kota, namun sebagian besar terdapat di kabupaten daerah pantai. 1.1.4 Sungai dan Danau Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi Seribu Sungai. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), yang mana sepanjang 942 km dapat dilayari. Sungai-sungai besar lainnya adalah: Sungai Melawi, (dapat dilayari 471 km), Sungai Pawan (197 km), Sungai Kendawangan ( 128 km), Sungai Jelai (135 km), Sungai Sekadau (117 km), Sungai Sambas (233 km), Sungai Landak (178 km). Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka sebaliknya yang terjadi dengan danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris kering di musim kemarau, serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata. 1.1.5 Gunung-gunung Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-gunung relatif rendah serta non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kec. Serawai, Kab. Sintang yang mempunyai ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut, jauh lebih rendah dibanding G. Semeru (Jatim,3.676 meter) atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter). Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga karena mempunyai tinggi 1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai 1.770 meter .
5
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
insi Kalimantan Barat Tahun 2016
1.1.6 Pulau-pulau
merupakan perairan au besar dan kecil t Karimata dan Laut era. Pulau Maya, Pulau Selat Karimata, Kab. aut, Pulau Betangin di Kab. Mempawah. g merupakan Taman
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau, Sumatera. Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimatan dan Pulau Maya, Pulau Penebangan, Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kab. Ketapang. Pulau besar lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau Karunia di Kab. Mempawah. Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kab. Ketapang merupakan Taman Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi. 1.1.7 Penggunaan Tanah
hutan (42,32%) dan hutan terluas terletak adang/semak belukar 5 ha. Sementara itu
Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (42,32%) dan padang/semak belukar/alang-alang (34,11%). Adapun areal hutan terluas terletak di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.374.145 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai 1.574.855,50 atau 10,73 %.
k pemukiman hanya erada di Kabupaten aten Ketapang.
Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman hanya berkisar 0,83 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.
2.
Susunan Organisasi Perangkat Daerah
mor 41 Tahun 2007 No. 8 Tahun 2003, a kali menyesuaikan Tahun 2014 tentang 008 tentang Susunan
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagai pengganti PP No. 8 Tahun 2003, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah beberapa kali menyesuaikan SOPD-nya dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
gkungan Pemerintah ahun 2014 tersebut
Adapun Susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2014 tersebut adalah sebagai berikut :
SEKRETARIAT : 1.
, yaitu:
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat Dibawah Sekretaris Daerah terdapat 3 (tiga) orang asisten, yaitu:
bawahi 3 (tiga) Biro Pencatatan Sipil dan
a.
Asisten Administrasi Pemerintahan (Asisten I) membawahi 3 (tiga) Biro yaitu Biro Pemerintahan, Biro Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Biro Hukum;
an Sosial (Asisten II) n Pembangunan dan
b.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial (Asisten II) membawahi 2 (dua) Biro yaitu Biro Perekonomian dan Pembangunan dan Biro Kesejahteraan Sosial; dan
6
6
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
c. 2.
Asisten Administrasi dan Umum (Asisten III) membawahi 3 (tiga) Biro yaitu Biro Organisasi, Biro Umum dan Biro Humas.
Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Barat
DINAS DAERAH PROVINSI : 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2. Dinas Pemuda dan Olahraga 3. Dinas Kesehatan 4. Dinas Sosial 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 7. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 8. Dinas Pekerjaan Umum 9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 10. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 11. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 12. Dinas Perkebunan 13. Dinas Kehutanan 14. Dinas Kelautan dan Perikanan 15. Dinas Pertambangan dan Energi 16. Dinas Pendapatan Daerah 17. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Selain itu, sesuai dengan kebutuhan melalui analisis beban kerja, dengan Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat telah dibentuk 59 Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dinas terkait.
LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Lingkungan Hidup Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Perpustakan, Kearsipan dan Dokumentasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Badan Pendidikan dan Pelatihan Badan Pembangunan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Inspektorat Provinsi Badan Kepegawaian Daerah Kantor Perwakilan Daerah Provinsi Kantor Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Rumah Sakit Jiwa Provinsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
7
insi Kalimantan Barat Tahun 2016
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
n Peraturan Gubernur eknis yang berada di
Sesuai dengan kebutuhan melalui analisis beban kerja, dengan Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat telah dibentuk 6 Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah LTD terkait.
LEMBAGA LAIN :
an Barat
1. 2. 3. 4.
t daerah
Lembaga lain tersebut diatas merupakan bagian dari perangkat daerah
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 3.
nsi Kalimantan Barat 31 Desember 2015
ntan Barat sekarang Kabupaten Sambas g luas 5.397,30 km2 paten Pontianak luas 2 (4,75%), Kabupaten luas 31.240,74 km2 , Kabupaten Sintang 842,00 km2 (20,33%), Melawi luas 10.644,00 ota Singkawang luas
se Kalimantan Barat
NS/CPNS 5 6
5 5 6 7 1 7 4 9 7 9 7 3 4 7 57
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Provinsi Kalimantan Barat
Sumber Daya Aparatur (SDA) Struktur organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat didukung oleh sumber daya manusia dengan jumlah per 31 Desember 2015 sebanyak 6.236 orang. Dengan luas 1,13 kali luas pulau Jawa, Provinsi Kalimantan Barat sekarang terbagi menjadi 14 Pemerintahan Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Sambas dengan luas 6.394,70 km2 (4,36%), Kabupaten Bengkayang luas 5.397,30 km2 (3,68%), Kabupaten Landak luas 9.909,10 km2 (6,75%), Kabupaten Pontianak luas 1.276,90 km2 (0,87%), Kabupaten Kubu Raya luas 6.985,20 km2 (4,75%), Kabupaten Sanggau luas 12.857,70 km2 (8,76%), Kabupaten Ketapang luas 31.240,74 km2 (21,28%), Kabupaten Kayong Utara luas 4.568,26 km2 (3,11%), Kabupaten Sintang luas 21.635,00 km2 (14,74%), Kabupaten Kapuas Hulu luas 29.842,00 km2 (20,33%), Kabupaten Sekadau luas 5.444,30 km2 (3,71%), Kabupaten Melawi luas 10.644,00 km2 (7,25%), Kota Pontianak luas 107,80 km2 (0,07%), dan Kota Singkawang luas 504,00 km2 (0,34%). Adapun SDM Aparatur Provinsi dan Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat adalah sebagai berikut : NO
2016 6078 6593 4194 4611 6032 4634 7283 5004 6017 3277 6387 3783 5703 6965 2459 79.020
8
PEMPROV/KAB/KOTA
1.
PEMPROV KALIMANTAN BARAT
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG KAB. BENGKAYANG KAB. KUBU RAYA KAB. MEMPAWAH KAB. SAMBAS KAB. LANDAK KAB. SANGGAU KAB. SEKADAU KAB. SINTANG KAB. MELAWI KAB. KAPUAS HULU KAB. KETAPANG KAB. KAYONG UTARA JUMLAH
2014 6.046
JUMLAH PNS/CPNS 2015 6236
2016 6078
6.923 4.421 4.540 6.006 4.942 7.643 5.126 6.376 3.320 6.839 3.622 5.910 7.171 2.396 81.281
6875 4345 4726 6157 4811 7487 5134 6279 3367 6599 3897 5883 7174 2487 81.457
6593 4194 4611 6032 4634 7283 5004 6017 3277 6387 3783 5703 6965 2459 79.020
8
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Sumber Daya Keuangan
9
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
B.
PERMASALAHAN UTAMA (ISU STRATEGIS) Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Barat. Namun demikian, permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terealisasi sesuai dengan harapan yang ditetapkan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efektif dan efisien. Berdasarkan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018, permasalahan utama pembangunan daerah diidentifikasi sebagai berikut : 1. Terbatasnya infrastruktur kebutuhan dasar yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik; 2. Lemahnya daya saing Kalimantan Barat karena belum berkembangnya hilirisasi industry terutama akibat terbatasnya energi; 3. Kondisi infrastruktur di daerah perbatasan Negara dan daerah tertinggal masih sangat terbatas; 4. Belum optimalnya pengembangan sumber daya manusia yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada dibawah rata-rata nasional; 5. Belum optimalnya kompetensi, sistem kinerja dan kesejahteraan aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik; 6. Belum optimalnya investasi swasta dalam mendukung perkembangan perekonomian daerah karena belum terbangunnya infrastruktur bertaraf international sebagai prasyarat untuk masuknya investasi; 7. Degradasi lingkungan dan deforestasi sumber daya hutan terus terjadi sebagai akibat dari kegiatan perambahan hutan, pertambangan emas tanpa izin, serta kebakaran hutan dan lahan; 8. Belum optimalnya akses pelayanan pendidikan dan kesehatan, terutama di wilayah perbatasan, pedalaman, pesisir dan kepulauan; 9. Daya dukung Kota Pontianak dalam menanggung beban sebagai pusat pelayanan, pemkerintahan dan perekonomian semakin berkurang yang ditandai dengan semakin padatnya lalu lintas kota; 10. Lemahnya koordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah; 11. Belum optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya dan lingkungan serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah; 12. Masih sering terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas darat, laut dan udara serta kehutanan masyarakat; dan 13. Luasnya wilayah Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu penyebab panjangnya rentang kendali pelayanan serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yang berdampak pada keterbatasan infrastruktur di daerah serta lambannya pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
10
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat sebagaimana yang dituangkan dalam RKPD 2017 antara lain : 1. Mendorong Pembangunan Ekonomi yang inklusif (menyeluruh) dan berkeadilan. Kebijakan ekonomi makro Kalimantan Barat sebagaimana sasaran Nasional tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan (pro growth, pro job, dan pro poor). 2. Mendorong Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan. Mengarahkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, adalah dengan mengoptimalkan perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki, tidak semata-mata ambil untung jangka pendek tetapi lebih kepada tujuan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, khususnya terhadap potensi lahan, hutan dan hasil tambang. 3. Mendorong Pembangunan Ekonomi yang berdaya saing. Meningkatkan kinerja dalam pengelolaan dan penyerapan anggaran, peningkatkan investasi, serta mendorong kegiatan hilirisasi khususnya produk Unggulan Nasional (CPO dan Bauksit) dan diversifikasi produk ekspor. Prospek Perekonomian Daerah Kalimantan Barat tahun 2016 adalah Pertumbuhan Ekonomi ditargetkan untuk tumbuh dalam kisaran 5,0 – 5,2 %, kondisinya lebih baik dari tahun 2015. Sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ini tidak semata-mata sekedar bertumbuh dalam arti peningkatan nilai PDRBnya saja, namun juga dalam arti luas dan berkualitas, antara lain : 1. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dapat mendorong mengatasi kesenjangan antar wilayah kabupaten/kota dan kesenjangan antar sektor pembangunan. 2. Pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong pengurangan angka kemiskinan. 3. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dapat mendorong terbukanya kesempatan kerja sehingga mengurangi Angka Pengangguran. Dalam hal ini diharapkan pengangguran terbuka dapat turun dari tahun sebelumnya 5,15% menjadi 3,17 % pada tahun 2016. 4. Secara kewilayahan upaya untuk mengatasi 10 Kabupaten Tertinggal, Perbatasan dan Pedalaman. Demikian pula secara sektoral upaya untuk pencapaian sasaran IPM, MDG’s Food Estate serta penanganan komoditi unggulan (MP3EI) secara signifikan.
11
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
A.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 Beranjak dari potensi dan kondisi wilayah baik dari aspek geografi,demografi, sosialekonomi, dan lingkungan serta isu aktual yang berkembangseperti perubahan paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahandan pembangunan di Daerah, maka untuk menyatukan komitmen para pihakpemangku kepentingan dan seluruh masyarakat perlu ditentukan arah,kebijakan dan strategi pembangunan jangka menengah daerah. Arah kebijakandan strategi pembangunan dimaksud mengacu kepada RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kalimantan Barat Tahun2008-2028 dan amanat konstitusional Pembukaan Undang-Undang Dasar1945. Pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memasuki tahun keduaperiode kedua masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode 2008 – 2013 yang terpilih kembali untuk memimpin Kalimantan Barat periode 2013 – 2018. RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 merupakan pelaksanaan periode lima tahunan kedua dari RPJPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028 dalam rangka mewujudkan visi jangka panjang “Kalimantan Barat Bersatu dan Maju”. Penyusunan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 agar terwujud sinergi antara kebijakan, strategi, program dan kegiatan didalam RPJMD ini. Selain itu,penyusunan RPJMD ini juga memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang memberikan acuan mengenai pola dan struktur ruang terkait dengan rencana pelaksanaan program-program pembangunan. RPJMD dijabarkan kedalam Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang berfungsi sebagai dokumen perencana teknis operasional untuk memberikan arah kebijakan pembangunan yang disertai indeksi program dan kegiatan untuk setiap bidang/fungsi pemerintah dalam jangka waktu 5 tahun. Selanjutnya masing-masing komponen RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018adalah sebagai berikut :
12
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
1. VISI PEMBANGUNAN DAERAH Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: “MEWUJUDKAN MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT YANG BERIMAN, SEHAT, CERDAS, AMAN, BERBUDAYA DAN SEJAHTERA” Motto Pembangunan Motto pembangunan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat adalah PERSATUAN DAN DEMOKRASI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN BARAT. Persatuan adalah keyakinan bahwa rakyat Kalbar terdiri dari elemen-elemen masyarakat yang bhineka atau beranekaragam, yang sudah bersatu sebagai elemen dan disatukan dalam satu ikatan yang sama dan tunggal, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun Demokrasi merupakan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Persatuan rakyat Kalimantan Barat dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan hal yang absolut, namun persatuan tersebut diimplementasikan secara sehat, dinamis, dan konstruktif atas dasar persamaan hak dan kewajiban semua rakyat. Jadi, motto ini bermakna bahwa dengan semangat persatuan yang dilandasi oleh sistem demokrasi yang sehat, dinamis dan konstruktif akan dicapai kesejahteraan bagi rakyat Kalimantan Barat. Pada akhirnya, daerah dan rakyat yang sejahtera juga akan membawa persatuan dan kesejahteraan bagi Negara dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan. 2. MISI PEMBANGUNAN DAERAH Guna mewujudkan dan merealisasikan Visi Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, berikut misi RPJMD 2013-2018 : a. Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan, dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisien dan transparan. b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan. c. Meningkatkan kemampuan kapasitas danakuntabilitas aparatur pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan publik, serta menempatkan aparatur yang profesional dan berakhlak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta sesuai dengan peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku. d. Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman, dan damai. e. Melaksanakanpeningkatan pembangunan infrastruktur dasar guna memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang serta mempercepat pembangunan dan
13
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
pengembangan pariwisata di Wilayah Pedalaman, Perbatasan, Pesisir dan Kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi. f.
Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata guna wilayah sesuai dengan peruntukan dan regulasi, guna menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.
g. Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam. h. Mengembangkan sumberdaya lokal bagi pengembangan ekonomi masyarakat melalui sistem pengelolaan yang profesional, efektif, dan efisien serta akuntabel, dengan didukung sistem dan sarana investasi yang baik melalui penyediaan data potensi investasi guna menarik dan mendorong masuknya investasi. i.
Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta baik dalam tataran lokal, regional, nasional, maupun internasional melalui penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur serta SDM yang memadai.
j.
Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya, kekayaan budaya daerah dan tradisional guna mempertahankan ketahanan budaya sekaligus mewujudkan pariwisata berbasis budaya dan kerakyatan.
3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 3.1 Tujuan Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut: 1. Misi Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan, dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisien dan transparan, dengan tujuan: a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sistem pelayanan dasar bidang sosial; b. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan manajemen sistem pelayanan dasar bidang kesehatan; c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan manajemen sistem pelayanan dasar bidang pendidikan; d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan manajemen sistem pelayanan dasar bidang agama; e. Mengembangkan sistem pelayanan dasar bidang ketentraman dan ketertiban.
14
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2. Misi Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan dengan tujuan: a. Meningkatkan kualitas SDM yang handal sebagai modal dasar pembangunan; 3. Misi Meningkatkan kemampuan kapasitas danakuntabilitas aparatur pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan publik, serta menempatkan aparatur yang profesional dan berakhlak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta sesuai dengan peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku dengan tujuan: a. Mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pesisir, kepulauan, pedalaman, kota, desa dan perbatasan; b. Melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam; c. Mengurangi tingkat resiko Bencana akibat pemanfaatan Sumber Daya Alam. 4. Misi Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman, dan damai dengan tujuan: a. Memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi; b. Menyediakan dan mengelola data potensi daerah yang berkualitas; c. Memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi; d. Meningkatkan daya tarik dan daya saing investasi daerah. 5. Misi Melaksanakanpeningkatan pembangunan infrastruktur dasar guna memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang serta mempercepat pembangunan dan pengembangan pariwisata di Wilayah Pedalaman, Perbatasan, Pesisir dan Kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi dengan tujuan: a. Mengembangkan kerja sama pembangunan yang memberikan manfaat optimal bagi daerah; b. Perluasan dan pembinaan tenaga kerja dalam mendukung kerjasama antar daerah dan luar negeri. 6. Misi Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata guna wilayah sesuai dengan peruntukan dan regulasi, guna menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dengan tujuan: a. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah; b. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Pemerintah; c. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik; d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kelembagaan dan aparatur pemerintah; e. Mewujudkan tertib manajemen pengelolaan keuangan dan asset daerah.
15
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
7. Misi Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam dengan tujuan: a. Menegakkan supremasi hukum dan perlindungan HAM. 8. Misi Mengembangkan sumberdaya lokal bagi pengembangan ekonomi masyarakat melalui sistem pengelolaan yang profesional, efektif, dan efisien serta akuntabel, dengan didukung sistem dan sarana investasi yang baik melalui penyediaan data potensi investasi guna menarik dan mendorong masuknya investasi dengan tujuan: a. Memperluas lapangan/kesempatan kerja; b. Melestarikan nilai-nilai budaya lokal; c. Memanfaatkan potensi alam sebagai daya tarik wisata; d. Meningkatkan daya saing daerah; e. Memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi; f.
Mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan koperasi, UMKM termasuk CU.
9. Misi Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta baik dalam tataran lokal, regional, nasional, maupun internasional melalui penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur serta SDM yang memadai dengan tujuan: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi kawasan pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan. 10. Misi Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya, kekayaan budaya daerah dan tradisional guna mempertahankan ketahanan budaya sekaligus mewujudkan pariwisata berbasis budaya dan kerakyatan dengan tujuan: a. Mengendalikan pemanfaatan ruang melalui penerapan tata ruang dan tata guna wilayah yang konsisten; b. Memanfaatkan tata ruang untuk pengembangan wilayah dan pembangunan berkelanjutkan.
16
Laporan Laporan Kinerja Kinerja Pemerintah Pemerintah Provinsi Provinsi Kalimantan Kalimantan Barat Barat Tahun Tahun 2016 2016
3.2 3.2 Sasaran Sasaran Strategis Strategis dan dan Indikator Indikator Kinerja Kinerja N N O O
1. 1.
2. 2.
3.
3.
SASARAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya manajemen pendidikan Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien yang efektif dan efisien
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK dan APM melaluipenyelenggaraan APK dan APM melaluipenyelenggaraan pendidikan pendidikan
Meningkatnya produksipertanian tanaman pangan dan hortikultura Meningkatnya produksipertanian tanaman
pangan dan hortikultura 4.
4. 5.
5.
6.
6.
7.
7. 8.
8. 9.
9.
10.
10.
Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan besar (Sub sektor perkebunan) Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan besar (Sub sektor perkebunan) Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak serta meningkatnya Meningkatnya populasi, produksi, konsumsi produk peternakan (Sub sektor produktivitas ternak serta meningkatnya peternakan) konsumsi produk peternakan (Sub sektor peternakan) Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak Meningkatnya produksi hasil perikanan pada meningkatnya konsumsi ikan dan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pendapatan masyarakat (Sektor perikanan) pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan (Sektor perikanan) Menurunnyamasyarakat laju kerusakanl ingkungan (Sektor kehutanan) Menurunnya laju kerusakanl ingkungan (Sektor kehutanan) Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya masyarakat (Sektor pertambangan) Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat (Sektor pertambangan) MeningkatnyakualitaskelembagaanKoperasida n UMKM termasuk CU yang mandiridanberdayasaing MeningkatnyakualitaskelembagaanKoperasida n UMKM termasuk CU yang mandiridanberdayasaing Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri (Sektor perdagangan) Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan
yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri (Sektor perdagangan)
INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. SD/MI a. b. SD/MI SMP/MTs b. SMP/MTs 2. Rasio guru terhadap murid SD 2. murid SD 3. Rasio Rasioguru guruterhadap terhada pmurid SMP 3. Penduduk Rasio guru yang terhada pmurid 4. berusia> 15SMP tahun melek huruf 4. (tidak Penduduk berusia> 15 tahun melek huruf butayang aksara) aksara) 5. (tidak Indeksbuta Pembangunan Manusia (IPM) 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) 1. Angka PartisipasiAKasar (APK) a. SD/MI/Paket a. A B b. SD/MI/Paket SMP/MTs/Paket b. SMA/SMK/MA/Paket SMP/MTs/Paket B C c. c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/MI/Paket 2. Angka PartisipasiAMurni (APM) b. SMP/MTs/Paket a. SD/MI/Paket A B c. b. SMA/SMK/MA/Paket SMP/MTs/Paket B C 3. Angka Melek Huruf c. SMA/SMK/MA/Paket C 4. rata-rata lama sekolah 3. Angka Melek Huruf
4. Angka rata-rata lama sekolah Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan Jumlah Produksi Pertanian b) Tanaman Pangan Hortikultura a) Tanaman
TARGET TARGET AKHIR 2018 AKHIR 2018 100 % 100 % 77 % 77 % 1:16 % 1:16 % 1:15 % 1:15 % % 98,5 98,5 % 74,99% 74,99% 122 % 122 % 95 % 95 % 97 97 % 100 % 100 % 77 % 71 77 % 122 % 71 %
122 % 98,5 7,5 tahun 98,5 % 7,5 tahun 3.793.000 ton 597.000 ton 3.793.000 ton
b) Tanaman Hortikultura Jumlah Produksi Perkebunan
597.000 ton 1.735.000 ton
Jumlah Produksi Perkebunan
1.735.000 ton
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
229.492 ekor
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
229.492 ekor
Jumlah Produksi Perikanan
336.000,38 ton
Jumlah Produksi Perikanan
336.000,38 ton
Luas Hutan yang direhabilitasi
50.113 Ha
Luas Hutan yang direhabilitasi
50.113 Ha
Angka pertumbuhan sektor pertambangan
6,95 %
Angka pertumbuhan sektor pertambangan
6,95 %
1. Jumlah koperasi aktif 2. Jumlah Usaha Mikro 1. Jumlah aktif 3. Jumlah koperasi Usaha Kecil 2. Jumlah 4. JumlahUsaha UsahaMikro Menengah 3. Jumlah Usaha Kecil 1. 4. Nilaiekspor Jumlah Usaha Menengah 2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 3. Produktifitas total daerah 1. Nilaiekspor 4. Nilai tukar petani 2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 5. Jumlah Industri Pengolahan 3. Produktifitas total daerah 4. Nilai tukar petani 5. Jumlah Industri Pengolahan
5.801 unit 94.322 unit 5.801 unit 16.908 unit 94.322 unit 1620 unit 16.908 unit 2.220,32 $ juta 1620 unit 1.311 18,48$ juta 2.220,32 102,95 1.311 200 IKM 18,48 102,95 200 IKM
17
17
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
N O 11.
SASARAN STRATEGIS Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
INDIKATOR KINERJA 1. Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
3,01 % 500 KK 4,42 %
12.
Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah KesejahteraanSosial
1. Tingkat kemiskinan
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
14.
Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan kawasan pemukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
1. 2. 3. 4.
Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga yang bersanitasi Lingkungan perumahan sehat Rumah yang layakhuni
5. Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 20122021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH) 15.
16.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
TARGET AKHIR 2018
1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angka usia harapan hidup Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Prevalensi balita gizi buruk Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk a. Jumlah Rumah Sakit b. Jumlah tempat tidur rumah sakit c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk 7. Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasiobi dan per satuan penduduk 9. Cakupan Puskesmas per Kecamatan
1,08
0.006294 84,58 %
54,69 % 47,52 % % 47,73 % 87,11 % 86,4 % 686 20 %
155 Rp. 32,76 T 15,870,913 jt 71.19 6,422,735 jt 28,81 148,861 orang 118 5.142 88.641 orang 6,54 % 69,3 116 14 <5 % 1:19.566 122.775 40buah 4.911buah 1: 1000 1: 7.363 1: 22.528 1: 20.378 1: 857 1: 1.677 1,41
18
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
B.
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun 2016, telah ditetapkan Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. Adapun sasaran dan indikator sasaran beserta targetnya yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
NO 1.
SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
INDIKATOR KINERJA 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
2. 3. 4. 5. 2.
3.
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK dan APM melalui penyelenggaraan pendidikan
Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
TARGET
a. SD/MI b. SMP/MTs Rasio guru terhadap murid SD Rasio guru terhadap murid SMP Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1. Angka PartisipasiKasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. Angka PartisipasiMurni (APM) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. Angka Melek Huruf 4. Angka rata-rata lama sekolah
99,6% 73% 1:16 1:16 97,5% 73,93
120% 93% 78% 99,6% 73% 63% 97,5% 7,3 tahun
Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura
2.714.000 ton 551.000 ton
4.
Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan besar (Sub sektor perkebunan)
Jumlah Produksi Perkebunan
1.584.000 ton
5.
Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak serta meningkatnya konsumsi produk peternakan (Sub sektor peternakan)
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
208.156 ekor
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat (Sektor perikanan)
Jumlah Produksi Perikanan
247.980 ton
7.
Menurunnya laju kerusakan lingkungan (Sektor kehutanan)
Luas Hutan yang direhabilitasi
8.
Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat (Sektor pertambangan)
Angka pertumbuhan sektor pertambangan
45.113 Ha
6,05
19
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
9.
Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
1. 2. 3. 4.
Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro Jumlah Usaha Kecil Jumlah Usaha Menengah
10.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri (Sektor perdagangan)
1. 2. 3. 4. 5.
Nilai ekspor Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Produktifitas total daerah Nilai tukar petani Jumlah Industri Pengolahan
11.
Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
1. Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
1,03 3,17% 500 KK
12.
Terlayanidan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
1. Tingkat kemiskinan
5,72%
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
0,007532 82,02%
14.
Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan kawasan pemukiman yang mencakupsektorsanitasidan air bersih
1. 2. 3. 4. 5.
54,61 % 47,12 % 31,82 % 82,88 % 78,3 %
15.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga yang bersanitasi Lingkungan perumahan sehat Rumah yang layak huni Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH)
5.265 unit 88.483 unit 16.157 unit 1.589 unit 1,939,32 US $ juta 0,996 17,67 102,59 150 IKM
527 21%
1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja
146 Rp. 22,75 T Rp. 12.956.657 jt 69,79% Rp. 5.609.865 jt 30,21 % 145.929 orang
2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi
104 3.571 83.528 orang 6,09%
20
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO 16.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angka usia harapan hidup Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Prevalensi balita gizi buruk Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk a. Jumlah Rumah Sakit b. Jumlah tempat tidur rumah sakit c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk 7. Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasio bidan per satuan penduduk 9. Cakupan puskesmas per kecamatan
TARGET 68,7 140 18 <5% 1:19.619 1:122.744 39 buah 4.787 buah 1:1000 1:8.005 1:27.831 1:24.675 1:855 1:1.754 1,39
Target dari setiap indikator pencapaian sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 sebagaimana terdapat dalam APBD tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang merupakan komitmen kinerja antara Gubernur dengan Kepala SKPD secara berjenjang.
21
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
%
4.
Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
Jumlah Produksi Perkebunan
1.584.000 ton
2.353.429 ton
148,58%
5.
Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatan dan kesejahteraan peternak, konsumsi produk peternakan, dan terkendalinya penyakit hewan menular strategis
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
208.156 ekor
170.409 ekor
81,87%
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
Jumlah Produksi Perikanan
7.
Menurunnya laju kerusakan lingkungan
Luas Hutan yang direhabilitasi
8.
Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
Angka pertumbuhan sektor pertambangan
9.
Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
1. 2. 3. 4.
10.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
1. Nilai ekspor
11.
Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro Jumlah Usaha Kecil Jumlah Usaha Menengah
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 3. Produktifitas total daerah 4. Nilai tukar petani 5. Jumlah Industri Pengolahan 1. Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
12.
Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
1. Tingkat kemiskinan
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
247,98 ton
208.202,49 ton
83,95 %
45,113 Ha (Komulatif) 2.500 Ha (tahun 2016)
53.996 Ha (Komulatif) 11.383 Ha (tahun 2016)
119,69 %
6,05
0,6
9,91%
5,265 unit 86,483 unit 16,157 unit 1.589 unit
4.390 unit 79.286 unit 27.176 unit 1.912 unit
83,4% 91,7% 168,20% 120,33%
1.939,32 US $ juta 0,996
623,42 $ Juta
32,15%
1.489
149,5 %
17,67 102,59 150 IKM
49,47 97,15 304 IKM
279,97% 94,78% 202,67%
1,03
0,96
93,20%
3,17% 500 KK
4,23 % 371KK
66,56% 74,20%
5,72 %
8%
71,5%
0,007532
0,007690%
102,02%
82,02 %
80,38 %
98 %
455,32 %
23
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO 14.
15.
16.
SASARAN STRATEGIS Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
%
1. Rumah tangga pengguna air bersih 2. Rumah tangga yang bersanitasi 3. Lingkungan perumahan sehat 4. Rumah yang layak huni
54,61 %
54,61%
100%
47,12 % 31,82 % 82,88 %
47,29 % 17,03 % 90,56 %
100,36% 53,52% 100,26%
5. Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH)
78,3 %
78,2 %
100,69%
527
496
94%
21 %
29,24%
139,24%
146 Rp. 22,75 T Rp. 12.956.657 Jt 69,79 % Rp. 5.609.865 Jt 30,21 % 145.929 orang
187
128 %
9,01 T
69 %
170.736 orang
116 %
104 3.571 T 83.528 orang 6,09 %
121 8,77 T 105.434 5,22 %
116 % 246 % 126 % 85,71%
68,7 140 18 <5% 1 : 19.619
68,3 240 22,2 6,7 % 1 : 19.341
99,4% 58,33% 81,08% 74,62% 101,43%
1 : 122.744
1 : 104.444
117,5%
39 buah 4.787 buah
45 buah 5.536 buah
115,38% 115,64%
1 : 1000
1:849
117,78%
1 : 8.005
1 : 7.078
113,09%
1 : 27831
1 : 33.098
84,08%
1 : 24.675
1 : 19.325
127,68%
1 : 855
1 : 864
98,95%
1 : 1.754
1 : 1.739
100.9%
1,39
1,39
100%
1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8.
9.
Angka usia harapan hidup Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Prevalensi balita gizi buruk Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk a. Jumlah Rumah Sakit b. Jumlah tempat tidur rumah sakit c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasio bidan per satuan penduduk Cakupan puskesmas per kecamatan
24
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap sasaran strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 disajikan sebagai berikut: 1.
Sasaran Strategis 1 Terselenggaranya Manajemen Pendidikan yang Efektif dan Efisien, dengan tujuan Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan Manajemen Sistem Pelayanan Dasar bidang Pendidikan a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 1
NO 1.
SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
1.
2. 3. 4. 5.
INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. SD/MI b. SMP/MTs Rasio guru terhadap murid SD Rasio guru terhadap murid SMP Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rata-Rata
TARGET
REALISASI
%
99,6 % 73 % 1 : 16 1 : 16 97,5 %
98,35% 92,12% 1:15 1:16 98,06%
98,74% 126% 106,25 % 100 % 100,57%
73,93
65,59
88,72% 103,94%
Berdasarakan tabel diatas, pada tahun 2016 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI sebesar 98,35 persen. APS SMP/MTs di tahun 2016 mencapai 92,12 persen. Indikator lain dari sasaran ini adalah rasio guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid menunjukkan perbandingan jumlah guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid tahun 2016 baik pada jenjang SD/MI maupun SMP/MTs mengalami perkembangan yang positif dan menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan. Tahun 2016 rasio guru terhadap murid SD/MI sebesar 1:15 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2015 (1:17). Rasio guru terhadap murid SMP/MTs tahun 2016 mencapai 1:16, berada pada angka yang sama dengan tahun 2015, angka ini mencapai target yang ditetapkan. Sedangkan penduduk berusia >15 tahun melek huruf mencapai 98,06 persen. Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Barat IPM Kalbar tahun 2016 (Angka Sementara) masih menggunakan realisasi tahun 2015 dan mencapai 65,59 poin lebih tinggi dibanding tahun 2014 (64,89 poin). Tahun ini IPM Kalbar terjadi peningkatan. IPM Kalbar dikategorikan “sedang” menurut kriteria UNDP. UNDP membagi skor IPM menjadi tiga yaitu: rendah jika IPM kurang dari 50; sedang jika IPM antara 50-80 dan tinggi jika IPM lebih dari 80. Kalimantan Barat sebagai Provinsi keempat terluas di Indonesia mempunyai tantangan tersendiri dalam meningkatkan IPM. Meskipun berada dalam kategori sedang namun IPM Kalbar masih di bawah rata-rata capaian nasional, sehingga Kalbar masih harus berupaya keras untuk mencapai rata-rata nasional. Pada waktu Ekspose Pemprov Kalbar mengutip data dari BPS, bahwa Kalbar masih menduduki ranking keempat nasional dalam hal percepatan IPM dan masih berada dibawah Kalsel, Jawa Timur dan Bali. Apabila momentum ini ditingkatkan maka ke depan Kalbar tentunya dapat memperbaiki rankingnya di tingkat nasional.
25
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Sehubungan dengan data tersebut di atas, maka Pemprov Kalbar perlu melakukan upaya yang komprehensif jika ingin mengejar ketertinggalan dengan Provinsi lain maupun nasional. Pemprov Kalbar dapat melakukan implementasi program yang menyeluruh baik di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Mengingat performa ekonomi Kalimantan Barat cukup baik, penekanan pada bidang pendidikan dan kesehatan tampaknya perlu dilakukan Kalimantan Barat sebagai Provinsi yang sedang membangun. Apalagi jika dilihat indikator utama dalam bidang pendidikan dan kesehatan di Pemprov Kalimantan Barat masih berada di bawah pencapaian rata-rata nasional sebagaimana pembahasan pada Prioritas Nasional Pendidikan dan Prioritas Nasional Kesehatan.
•
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.3 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No
Sasaran Strategis
1.
Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
Program Program Fasilitasi, Koordinasi, Pembinaan dan Monev Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pendidikan
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
269.614.000
227.827.300
%
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
84,50
103,94
15,5
Apabila dibandingkan antara persentase realisasi anggaran sebesar 84,50% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 103,94%, maka pada sasaran ini tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya sebesar 15,5.
•
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Peningkatan terhadap berbagai indikator pembangunan urusan pendidikan ini didukung oleh upaya Pemerintah meningkatkan pusat pembelajaran masyarakat (PKBM) di Kabupaten dan Kota, khususnya daerah pedesaan serta perbatasan. Peningkatan dibidang pendidikan ini juga merupakan pengaruh positif dari program Dana Bantuan Operasional Sekolah. Bagi siswa kurang mampu diberikan bantuan buku cetak pelajaran secara gratis dan dibebaskan dari semua jenis pungutan sekolah. Kondisi ini berimplikasi terhadap dorongan untuk belajar yang semakin tinggi, baik dari siswa maupun orang tua siswa.
b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 Sasaran Strategis 1 NO 1.
SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. SD/MI b. SMP/MTs 2. Rasio guru terhadap murid SD 3. Rasio guru terhadap murid SMP 4. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2014
REALISASI 2015
2016
99,26 % 69,58 % 1 : 16 1 : 17 97,92 %
99,45% 94,24% 1:16 1:17 97,99%
98,35% 92,12% 1:15 1:16 98,06%
64,89
65,59
65,59
26
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas, Angka Partisipasi Sekolah SD/MI (baik APK dan APM) untuk SD realisasi tahun 2014 sebesar 99,26 %, tahun 2015 sebesar 99,45 % dan realisasi tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 98,35 %. Angka Partisipasi Sekolah menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD. APK bisa lebih dari 100 % karena termasuk anak yang diluar usia 7-12 yang sekolah di SD, namun APM maksimal 100 % karena hanya menghitung anak usia 7-12 tahun yang bersekolah SD pada cakupan wilayah tertentu. Angka Partisipasi Sekolah SMP/MI untuk SMP realisasi tahun 2014 sebesar 69,58 %, tahun 2015 sebesar 94,24 % dan tahun 2016 meningkat menjadi 92,12 %. Angka partisipasi sekolah SMP/MI menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 12-14 tahun yang bersekolah di SMP. APK bisa lebih dari 100 % karena termasuk anak yang diluar usia 12-14 yang sekolah di SMP, namun APM maksimal 100% karena hanya menghitung anak usia 12-14 tahun yang bersekolah SMP pada cakupan wilayah tertentu. Rasio Guru Terhadap Murid SD dan SMP pada tahun 2014 mencapai 1:16, tahun 2015 mencapai 1:16 dan pada tahun 2016 mencapai 1:15. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada tahun 2016 dengan persentase mencapai 106,25 %. Capaian kinerja tersebut sudah baik terhadap proses belajar siswa di kelas karena dapat mengurangi beban guru untuk mengawasi maupun melakukan proses belajar mengajar, sehingga kualitas proses belajar murid menjadi optimal yang mengakibatkan output kelulusan berkualitas. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf dari tahun 2013-2018 mengalami peningkatkan dari tahun ke tahun, pada tahun 2014 mencapai 97,92 %, tahun 2015 mencapai 97,99 % dan tahun 2016 meningkat menjadi 98,06 % dari yang ditargetkan 97,7 %. Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Barat tahun 2016 (Angka Sementara) mencapai 65,59 poin lebih tinggi dibanding tahun 2014 (70.93 poin). Tahun ini IPM Kalbar masih menggunakan realisasi kinerja pada tahun 2015 dikarenakan data capaian IPM untuk tahun 2016 baru tersedia pada pertengahan tahun 2017. c. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 1 NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1.
Terselenggaranya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. SD/MI b. SMP/MTs 2. Rasio guru terhadap murid SD 3. Rasio guru terhadap murid SMP 4. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2014
REALISASI 2015
2016
TARGET 2018
99,26 % 69,58 % 1 : 16 1 : 17 97,92 %
99,45% 94,24% 1:16 1:17 97,99%
98,35% 92,12% 1:15 1:16 98,06%
100 % 77 % 1:16 %
64,89
65,59
65,59
74,99%
1:15 % 98,5 %
Realisasi kinerja tahun 2014 s/d 2016 dibandingkan dengan target jangka menengah Provinsi Kalimantan Barat untuk sasaran 1 hampir mencapai target yang ditetapkan. Terdapat beberapa indikator kinerja telah melebihi target yang ditetapkan. Salah satu Indikator kinerja
27
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
dalam bidang pendidikan adalah rasio guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid menunjukkan perbandingan jumlah guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid Tahun 2016 baik pada jenjang SD/MI maupun SMP/ MT mengalami perkembangan yang positif dan menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan. Tahun 2016 rasio terhadap murid SD/MI sebesar 1:15 meningkat jika dibandingkan Tahun 2015 (1:17). Angka realisasi rasio guru terhadap murid SMP/MTs Tahun 2016 mencapai target yang ditetapkan oleh RPJMD Prov. Kalbar Tahun 2013-2018 yaitu 1:16. Sedangkan penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (kemampuan membaca dan menulis) mencapai 98,06 %, meningkat 0,7 poin dibandingkan tahun 2015 yaitu 97,99%. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) jika dibandingkan dengan target akhir pada RPJMD masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Akan tetapi terdapat trend peningkatan ditiap tahunnya. d. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Pembangunan pendidikan dasar pada tahun 2016 belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kalbar Tahun 2013-2018 yang diakibatkan oleh distribusi guru lebih banyak diperkotaan jika dibandingkan dengan desa, begitu juga guru yang telah memiliki sertifikasi profesi lebih banyak di daerah perkotaan sedangkan di daerah pedesaan lebih banyak tenaga pendidik honorer. Selain itu IPM yang masih berda dibawah rata-rata nasional ini diakibatkan belum optimalnya pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Kalimantan Barat. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Pemerintah Provinsi akan memfokuskan pembangunan pendidikan pada pendidikan dasar. Menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi untuk memperpendek rentang kendali pengelolaan pendidikan dasar mengingat kondisi geografis Kalimantan Barat. Begitu pula pada kebijakan pembebasan biaya pendidikan yang telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Pontianak dan Kabupaten kayong Utara, perlu menjadi pemikiran kedepan dalam rangka peningkatan partisipasi sekolah jenjang pendidikan dasar selain memperhatikan kondisi penyelenggaraan pendidikan dasar yang selama ini telah berjalan, baik dari sisi ketersediaan tenaga pengajar maupun ketersediaan ruang kelas, kondisi fisik bangunan dan fasilitasi pendukung lainnya. Selain itu mengoptimalkan pembangunan Sumber Daya Manusia di seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat.
28
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2. Sasaran Strategis 2 Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RSL), APK dan APM melalui penyelenggaraan pendidikan dengan tujuan untuk Meningkatkan Kualitas SDM yang Handal sebagai Modal Dasar Pembangunan a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 2 NO 2.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) melalui penyelenggaraan pendidikan
INDIKATOR KINERJA 1. AngkaPartisipasiKasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. AngkaPartisipasiMurni (APM) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. AngkaMelekHuruf 4. Angka rata-rata lama sekolah Capaian Kinerja
TARGET
REALISASI
%
120% 93% 78%
114,74% 96,25% 72,31%
104,58 103,49 92,71
99,6% 73% 63% 97,5% 7,3 tahun
99,26% 71,88% 55,60% 98,06% 7,28 tahun
99,66 98,47 88,25 100,37 99,73 98,4,3%
Berdasarkan tabel di atas, Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan diartikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD,SLTP,SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Pada tahun 2016 capaian angka partisipasi kasar untuk jenjang SMP dan SMA terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015. Untuk jenjang SMP pada tahun 2016 mengalami peningkatan APK sebesar 2,01 % dari 94,24 % tahun 2015 menjadi 95,25 % pada tahun 2016. APK jenjang SMA tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,71 % dari kondisi tahun 2015 sebesar 70,14 % menjadi 72,31 %. Sedangkan untuk capaian angka partisipasi kasar untuk jenjang SD terjadi penurunan 2,02 % dibandingkan tahun 2015. Penurunan ini tidak menyebabkan berkurangnya penduduk untuk mengakses pendidikan jenjang SD akan tetapi menunjukkan bahwa penduduk yang menempuh pendidikan jenjang SD adalah penduduk yang memang berusia untuk menempuh pendidikan SD tersenut (7-12 tahun). Indikator pendidikan lainnya yang mempengaruhi tingkat capaian pendidikan adalah angka partisipasi murni (APM). Angka Partisipasi Murni menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga indikator daya serap penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan. Semakin tinggi nilai APM menunjukkan semakin tinggi akses penduduk suatu daerah menyelenggarakan otonomi daerah. Meningkatnya APK SMA/SMK/MA Paket C pada tahun 2016 sebesar 71,31% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 70,14 %, meningkat sebesar 2,71% sedangkan target Nasional sebesar 79,31%.
29
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
APM SD merupakan perbandingan antara jumlah siswa SD dan setara umur 7-12 tahun dan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. APM SMP merupakan perbandingan antara jumlah siswa SMP dan setara umur 13-15 tahun dan jumlah penduduk usia 13-15 tahun. APM SMA merupakan perbandingan antara jumlah siswa SMA dan setara umur 15-17 tahun dan jumlah penduduk usia 15-17 tahun.Meningkatnya APM SMA/SMK/MA Paket C pada tahun 2016 sebesar 55,60% dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 55,48%, meningkat sebesar 0,12 %, sedangkan target Nasional sebesar 66,87 %.
• Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.7 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No
Sasaran Strategis
2.
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) melalui penyelenggaraan pendidikan
Program Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Tinggi
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
27.156.956.100
26.131.608.833
96,22
34.342.907.950
33.192.811.650
96,65
2.288.974.000
1.733.193.998
75,72
Rata-Rata
89,53
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
98,4
-
98,4
-
Apabila dibandingkan antara persentase realisasi anggaran sebesar 89,53% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 98,4%, maka pada sasaran ini tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya masih belum efisien dikarenakan capaian kinerjanya belum mencapai 100%.
• Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Meningkatnya APK dan APM di SD/MI/Paket A karena adanya program pemerintah dalam mengentaskan buta aksara melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar Masyarakat dan pembangunan ruang kelas baru dan pembangunan ruang perpustakaan untuk Sekolah Dasar. Peningkatan APM dan APK tersebut dipengaruhi oleh semakin banyaknya SMP/MTs yang memiliki perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium IPA, dan menerapkan kurikulum 2013. b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel. 3.8 Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 Sasaran Strategis 2 NO 2.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) melalui penyelenggaraan pendidikan
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. Angka Melek Huruf 4. Angka rata-rata lama sekolah
2014
REALISASI 2015
2016
116,40 % 93,12 % 69,12 %
116,76% 94,24% 70,14%
114,74 % 96,25 % 72,31 %
99,31 % 70,81 % 55,10 % 97,99 % 7,17 tahun
99,18% 71,79% 55,48% 97,99% 7,24 tahun
99,26% 71,88% 55,60 % 98,06 % 7,28 tahun
30
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Dari data APK berbagai jenjang menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara capaian APK pendidikan pada jenjang tertentu dengan jenjang diatasnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai peningkatan APK pada jenjang yang lebih tinggi harus dimulai dengan program peningkatan pada jenjang dibawahnya terlebih dahulu. Salah satu arah kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat 2013-2018 adalah penuntasan wajib belajar 9 tahun dan wajib belajar 12 tahun, sehingga diperlukan upaya peningkatan capaian APK SMP, terutama untuk daerah yang capaian APKnya rendah. Angka Partisipasi Murni di semua jenjang pendidikan menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A tahun 2016 mencapai 99,26 % meningkat 0,08 % bila dibandingkan kondisi tahun 2015 sebesar 99,18 %. APM SMP/MTs/Paket B tahun 2016 mencapai 71,88 % meningkat sebesar 0,09 % bila dibandingkan kondisi tahun 2015 sebesar 71,79 %. APM SMA/SMK/MA Paket C tahun 2016 mencapai 55,60 % meningkat 0,12 % bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 55,48 %. Angka Melek Huruf pada Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibandingkan tahun 2015 menjadi 98,06 persen. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase penduduk yang melek huruf terus mengalami peningkatan. Komponen lain dari indeks pendidikan adalah rata-rata lama sekolah. Rata–rata lama sekolah adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya penduduk bersekolah dari masuk sekolah dasar sampai tingkat pendidikan terakhir. Selama kurun waktu 2013-2016 angka rata-rata lama sekolah Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan sebesar 0,14 tahun dari kondisi 2013 sebesar 7,24 tahun meningkat menjadi 7,28 tahun pada 2016. Tabel 3.9 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Daerah Sambas Bengkayang Landak Mempawah Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang Kalimantan Barat
2013 99,12 94,66 98,35 98,65 97,84 97,25 97,69 96,26 99,43 96,47 95,03 98,01 99,43 97,24 97,53
Angka Melek Huruf (%) 2014 2015 2016 99,45 98,93 93,63 95,12 98,43 89,86 98,87 97,56 90,34 98,82 97,23 90,32 97,91 97,09 92,91 97,64 98,33 93,58 98,04 97,74 90,52 96,31 97,30 91,21 99,56 97,73 93,46 97,09 97,89 88,93 95,83 98,76 86,52 98,74 97,15 91,86 99,67 99,64 96,83 97,78 98,85 92,22 97,92
98,05
98,06
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 2013 2014 2015 2016 6,45 6,47 6,54 6,58 6,62 6,64 6,71 6,83 7,55 7,57 7,65 7,69 6,73 6,75 6,82 6,86 6,63 6,65 6,72 6,76 6,54 6,56 6,63 6,67 6,73 6,75 6,82 6,84 7,64 7,66 7,74 7,75 6,83 6,85 6,92 6,96 7,46 7,48 7,56 7,58 5,98 6,12 6,18 6,21 7,11 7,13 7,20 7,24 9,85 9,88 9,98 9,99 7,78 7,80 7,88 7,92 7,14
7,17
7,24
7,28
Sumber: Dinas Pendidikan/BPS Provinsi Kalbar, Februari 2017
31
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 2
NO 2.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) melalui penyelenggaraan pendidikan
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. Angka Melek Huruf 4. Angka rata-rata lama sekolah
2014
REALISASI 2015
2016
TARGET 2018
116,40 % 93,12 % 69,12 %
116,76% 94,24% 69,90%
114,74 % 96,25 % 72,31 %
110 % 93 % 78 %
99,31 % 70,81 % 55,10 % 97,99 % 7,17 tahun
99,18% 71,79% 55,48% 97,99% 7,4 tahun
99,26% 71,88% 55,60% 98,06% 7,28 tahun
99,60 % 73 % 63 % 98,15% 7,5 tahun
Jika mencermati tabel di atas, rata-rata capaian indikator kinerja utama (IKU) telah mencapai target pada Tahun 2018, baik untuk tingkat SD/MI/Paket A maupun pada Tingkat SMP/MTS/Paket B. Apabila dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 di bidang pendidikan, terlihat bahwa capaian Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat SD/MI/Paket A pada tahun 2015 sebesar 99,18 % dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 99,26 %. Pada RPJMD Tahun 2016 target APM SD/MI/Paket A 99,6 %. Sementara untuk APM tingkat SMP/SMPT/MTs/Paket B pada Tahun 2015 mencapai 71,79 % dan meningkat hingga mencapai 71,88% pada Tahun 2016. Sementara RPJMD 2016, target APM SMP/SMPT/MTs/ Paket B menargetkan 73,00 %. Sementara untuk APM tingkat SMA/SMK/MA/Paket C pada Tahun 2015 mencapai 55,48 % dan meningkat mencapai 55,60 % pada tahun 2016. Target selanjutnya Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2015/2016 yang lalu, prosentase kelulusan menunjukan peningkatan dan semakin kompetitif dibandingkan tahun sebelumnya. d.
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Nasional
NO 2.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) melalui penyelenggaraan pendidikan
INDIKATOR KINERJA 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. Angka Melek Huruf 4. Angka rata-rata lama sekolah
TARGET NASIONAL
REALISASI
%
97,85% 81,89% 79,31%
114,74% 96,25% 72,31%
117,26% 117,53% 91,17%
82,51% 72,69% 66,87% 100% n/a
99,26% 71,88% 55,60% 98,06% 7,28 tahun
120,3% 98,88% 83,14% 98,06% n/a
Meningkatnya APM SMA/SMK/MA Paket C pada tahun 2016 sebesar 0,12 persen, yaitu 55,60 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 55,48 persen. Sedangkan target Nasional adalah sebesar 63 persen. APK SMA/SMK/MA Paket C pada tahun 2016 adalah sebesar 72,31 persen meningkat 2,41 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu
32
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
sebesar 69,90 persen. Sedangkan target Nasional sebesar 79,31 persen. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah SMA yang memiliki Perpustakaan, Lab. Komputer, Lab. IPA serta jumlah Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013/KTSP dan bertambahnya jumlah Ruang Kelas Rusak Berat pada tahun 2016. Secara keseluruhan, rata-rata indikator kinerja telah mencapai target nasional yang ditetapkan. e.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Terbatasnya kewenangan Provinsi sesuai PP 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dimana kewenangan Provinsi sangat terbatas dalam pembiayaan maupun Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), Pembangunan Kelas Baru (RKB), Perpustakaan, Laboratorium, disini dijelaskan Provinsi tidak dibolehkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan diatas, namun dengan adanya perubahan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 menjadi Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Kewenangan Pendidikan Menengah ada di Provinsi dan pelaksanaannya efektif pada tahun 2017. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), Pembangunan Kelas Baru (RKB), Perpustakaan, Laboratorium, terutama bagi daerah yang belum mempunyai sekolah disertai penambahan jumlah guru yang layak mengajar dan bersertifikasi dan penempatan guru yang merata diseluruh wilayah Kalimantan Barat. Kemudian dengan telah diserahkannya kewenangan pendidikan menengah,maka kedepan perlu dilakukan pendataan ulang kondisi sekolah saat ini dan memperhitungkan daya serap sekolah untuk menerima lulusan SMP agar dapat melanjutkan pendidikan di jenjang SMA/SMK. Untuk beberapa capaian yang masih dibawah standar nasional, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota akan terus bersinergi dalam pelaksanaan program yang menjadi prioritas berikut pendanaannya. 3.
Sasaran Strategis 3 Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura dengan tujuan untuk Memanfaatkan Sumber Daya Lokal sebagai Sumber Daya Ekonomi a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 3
NO 3.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura Capaian Kinerja
TARGET
REALISASI
%
2,714.000 ton 551.003 ton
1.753.181 ton 282.824 ton
64,6% 51,33% 57,97%
Berdasarkan tabel perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 diatas dapat dijelaskan pada grafik dibawah ini:
33
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
•
Capaian Produksi Tanaman Pangan
• Tingkat capaian produksi padi dengan target 1.610.000 Ton GKG, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 1.467.657 ton GKG atau 91.16% dari target. • Tingkat capaian produksi jagung dengan target 188.000 ton pipilan kering, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 109.473 ton pipilan kering, atau 58.23%. • Tingkat capaian produksi kedelai dengan target 3.500 ton, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 2.146 ton atau 61.31%. • Tingkat capaian produksi kacang tanah dengan target 1.600 ton, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 978 ton atau 61.13% dari target. • Tingkat capaian produksi kacang hijau dengan target 1000 ton, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 1.445 ton atau 144.50%. • Tingkat capaian produksi ubi kayu dengan target 210.000 ton, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 160.904 ton atau 76.62%. • Tingkat capaian produksi ubi jalar dengan target 19.600 ton, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2016 terealisasi sebesar 10.578 ton atau 53.97%. Berdasarkan tabel dan grafik di atas, capaian produksi tanaman pangan pada tujuh komoditi secara keseluruhan rata-rata mencapai 86.21%. Capaian produksi yang berhasil melebihi target hanya satu komoditi yaitu Kacang hijau sebesar 144.50%, sedangkan capaian produksi paling rendah ada pada komoditi ubi jalar hanya mencapai 53.97% dari target.
34
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
•
Capaian Produksi Tanaman Hortikultura
• Tingkat capaian produksi buah-buahan dengan target 447.383 ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar 221.160 ton atau 49.43% dari target. • Tingkat capaian produksi sayur-sayuran dengan target 89.021 ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar 51.522 ton atau sebesar 57.88%. • Tingkat capaian produksi Tanaman Biofarmaka dengan target 14.559 Ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar 10.142 Ton atau sekitar 69.47%. • Tingkat capaian produksi Tanaman Hias dengan target 1.482.082 tangkai, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebanyak 457.422 tangkai atau 30.86%. Capaian kinerja produksi tanaman hortikultura tahun 2016 berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (angka sementara) masih jauh di bawah target. Secara keseluruhan, untuk tanaman buah-buahan, sayuran dan biofarmaka bila dibandingkan dengan target maka rata-rata hanya mencapai 51.33%. Capaian produksi yang paling tinggi yaitu komoditi tanaman biofarmaka (69.47%). Komoditi tanaman hias, pada tahun 2016 realisasi hanya mencapai 30.86% dari target.
• Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Capaian produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas. Sementara itu luas panen dipengaruhi banyak hal baik faktor internal maupun eksternal diantaranya seperti luas tanam, penggunaan sarana produksi, iklim, sistem budidaya dan pengendalian hama penyakit. Produktivitas atau produksi per hektar dari luasan tiap komoditi akan menjadi lebih optimal apabila penerapan teknologi usaha tani terutama pemupukan menggunakan sesuai dosis anjuran. Dengan demikian, pengukuran efisiensi sumber daya terhadap capaian kinerja sasaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
35
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Tabel 3.13 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No 3.
Sasaran Strategis Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
Program
Target (Rp)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman 52.909.855.925 Pangan untuk mencapai swasembada pangan Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian 23.654.850.000 tanaman pangan dan hortikultura Program Peningkatan produksi, 6.807.826.500 produktifitas dan mutu tanaman hortikultura berkelanjutan Program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran, 3.418.533.500 ekspor produk hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura Program Peningkatan Mutu 365.952.100 Pendidikan Pertanian Pengembangan sistem penerimaan siswa dan pembinaan kepribadian 2.405.079.200 siswa Program dan peningkatan fungsi sarana dan prasarana serta 681.774.000 pengabdian masyarakat Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
51.057.958.315
96,50
21.644.470.600
91,50
5.603.188.800
82,31
3.355.282.600
98,15
365.952.100
100
2.403.935.200
99,95
624.939.400
91,66 94,30
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
57,97
-
57,97
-
Apabila dibandingkan antara persentase realisasi anggaran sebesar 94,30% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 57,97%, maka pada sasaran ini tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya masih belum efisien dikarenakan capaian kinerjanya belum mencapai 100%.
• Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja untuk tanaman pangan dilaksanakan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi bertujuan meningkatkan produktivitas melalui adopsi teknologi oleh petani serta penggunaan sarana produksi sesuai dengan rekomendasi dan spesifik lokasi. Ekstensifikasi bertujuan untuk peningkatan luas tanam dan luas panen melalui pencetakan sawah, peningkatan Indek Pertanaman (IP). Untuk mendukung kegiatan tersebut dalam rangka pemberdayaan petani serta mengurangi beban dalam penyediaan sarana produksi, Pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikutura Provinsi Kalimantan Barat telah memfasilitasi bantuan kepada petani berupa benih, pupuk dan obat-obatan serta peralatan pertanian. Kinerja produksi tanaman pangan didukung oleh beberapa kegiatan diantaranya pemantapan Sentra Padi (Food Estate), promosi teknologi budidaya (hazton), peningkatan sarana dan prasarana pertanian (sarana budidaya), perluasan arel tanam dan pengelolaan lahan & air, serta pengembangan alsintan center dan beberapa kegiatan pelatihan yang menunjang peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (petani dan petugas) baik kemampuan petani dalam segi budidaya pra-panen maupun pascapanen serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
36
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan Angka Ramalan II 2016, capaian kinerja tanaman pangan secara rata-rata baik produksi, luas panen maupun produktivitas masih di bawah target yang ditetapkan, masing-masing berturut-turut mencapai 86,21% (produksi), 90.43% (luas panen) dan 90.54% (produktivitas). Secara umum faktor teknis yang mempengaruhi ketiga indikator ini saling berkaitan. Luas panen dan produktivitas yang rendah disebabkan oleh kurangnya aplikasi teknologi budidaya dan penggunaan varietas yang kurang sesuai. Selain itu, masih besarnya kehilangan hasil setelah panen dan produktivitas yang rendah menyebabkan angka produksi secara keseluruhan. Beberapa kegiatan untuk mendukung capaian kinerja produksi hortikultura yaitu melalui kegiatan sosialisasi /pertemuan /pelatihan /magang yang bertujuan memberikan berbagai informasi terkait perkembangan teknologi terbaru mengenai budidaya tanaman bagi pelaku usaha dan petugas teknis khususnya di beberapa Kabupaten/Kota yang menjadi sentra pengembangan tanaman hortikultura. Demikian pula untuk memperkenalkan produk-produk pertanian dilaksanakan kegiatan promosi-promosi, sehingga produk yang dihasilkan dapat dikenal dengan cepat oleh konsumen atau investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang pertanian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung membantu upaya capaian kinerja produksi tanaman hortikultura. b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.14 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 3 NO 3.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura
REALISASI 2014
1.832.400 ton 549,970 ton
2015
1.572.444 ton 496.018 ton
2016
1.753.181 ton 282.824 ton
Berdasarkan tabel di atas capaian kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan hasil yang cukup variatif. Total produksi tanaman pangan naik sebesar 11.49% dibanding tahun sebelumnya dari 1.572.444 ton menjadi 1.753.181 ton pada tahun 2016. Rata-rata capaian kinerja produksi tanaman pangan pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 cenderung lebih tinggi. Capaian produksi yang meningkat signifikan yaitu komoditi padi (115.05%) meningkat dari 1.275.707 ton tahun 2015 menjadi 1.467.657 ton di tahun 2016 dan kacang hijau meningkat dari 1.102 ton menjadi 1.445 ton (31.13%). Capaian kinerja produksi yang paling rendah yaitu komoditi ubi jalar (71.17%), menurun dari 14.863 ton pada tahun 2015 menjadi 10.578 ton pada tahun 2016 (turun 28.83%). Persentase perbandingan capaian produksi tanaman pangan tahun 2016 dan 2015 secara lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut:
37
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Padi
Jagung
Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Sementara itu untuk tanaman hortikultura capaian kinerja produksi pada tahun 2016 cenderung lebih rendah, turun drastis hanya mencapai 57.02% dibandingkan tahun 2015. Capaian kinerja produksi buah-buahan menurun dari 415.585 ton pada tahun 2015 menjadi 221.160 ton (turun 46.78%) pada tahun 2016. Sedangkan komoditi sayursayuran dan biofarmaka cenderung menurun dibandingkan tahun 2015, penurunannya masing-masing sebesar 20.24% dan 35.97%. Demikian juga halnya dengan tanaman hias, produksi tahun 2016 drastis menurun sebesar 41.68% dari 784.265 tahun 2015 menjadi 457.422 (dalam satuan kg,tangkai, dan rumpun). c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.15 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 3 NO
3.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
REALISASI
INDIKATOR KINERJA UTAMA
2014
2015
1.832.400 ton
1.572.444 ton
549,970 ton
496.018 ton
2016
TARGET RPJMD 2018
Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura
1.753.181 ton
2.226.360 ton
282.824 ton
597.626 ton
Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan target jangka panjang (tahun 2018) khususnya terkait produksi komoditi utama masih memerlukan upaya cukup besar untuk mencapai target tersebut. Sejalan dengan rencana perubahan RPJMD Prov. Kalbar, maka target kinerja (indikator kinerja utama) juga mengalami perubahan dan penyesuaian sampai akhir target jangka menengah (2018). Untuk capaian kinerja produksi tanaman pangan tahun 2016 secara keseluruhan baru mencapai 78.75% dibandingkan dengan target sampai pada tahun 2018. Capaian kinerja produksi komoditi padi tahun 2016 mencapai 1.467.657 ton atau sebesar 82.92% dari target 2018 sebesar 1.770.000 ton. Capaian kinerja produksi yang masih sangat jauh dari target jangka menengah yaitu komoditi jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar, dimana kinerjanya jika dibandingkan dengan target jangka menengah (2018) rata-rata masih di bawah 60%. Capaian kinerja jagung pada tahun 2016 baru mencapai 109.473 ton atau sebesar 54.74% dari target 200.000 ton pada tahun 2018. Sedangkan komoditi
38
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Kacang hijau, capaian kinerja tahun 2016 telah jauh melebihi target 2018 yaitu telah mencapai 131.36%. Sementara itu capaian kinerja produksi komoditi tanaman hortikultura pada tahun 2016 rata-rata masih rendah baru mencapai 47.32% dari target 2018. Persentase ini menurun dibandingkan tahun lalu yang mampu mencapai 86.30%. Capaian kinerja produksi tanaman hortikultura dibandingkan dengan target jangka menengah (tahun 2018) masing-masing komoditi yaitu buah-buahan sebesar 45.65%, Sayur-sayuran sebesar 52.50%, Biofarmaka sebesar 67.61%, dan yang paling rendah yaitu tanaman hias baru mencapai 457.422 tangkai (25.12%) dibandingkan dengan target tahun 2018 sebesar 1.820.709 tangkai. d.
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Tabel 3.16 Perbandingan kinerja tahun 2016 dengan target nasional
NO
SASARAN STRATEGIS
3.
Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura
TARGET NASIONAL
REALISASI 2016
%
2.208.566 ton -
1.753.181 ton -
79,38% -
Berdasarkan tabel di atas, perbandingan capaian kinerja tahun 2016 terhadap target nasional Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 masih menunjukkan hasil yang cukup variatif. Untuk capaian kinerja produksi tanaman pangan, tahun 2016 dibandingkan dengan target nasional rata-rata baru mencapai 79.38%. Capaian kinerja produksi tertinggi telah dicapai oleh komoditi padi sebesar 1.467.657 ton atau 88.95% dari target nasional sebesar 1.650.000 ton, sedangkan komoditas lain masih di bawah 70% dari target nasional. Capaian kinerja produksi terendah pada komoditi kacang tanah yaitu sebesar 978 ton atau 30.85% dari target nasional sebesar 3.170 ton. Sementara itu untuk komoditas tanaman hortikultura secara nasional tidak memberikan target secara detail pada tiap provinsi. Target nasional untuk tanaman hortikultura dibuat dalam bentuk global tiap komoditi sehingga capaian kinerja produksi tanaman hortikultura 2016 Provinsi Kalimantan Barat tidak bisa dibandingkan dengan target nasional. e.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan •
Hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran ini antara lain: 1) Kondisi wilayah o Kondisi dan Potensi lahan yang tersebar dan sulitnya akses wilayah menyebabkan distribusi sarana dan prasarana produksi, pembinaan dan monitoring pelaksanaan kegiatan terhambat.
39
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2) Pemanfaatan Sumberdaya Lahan o Pemanfaatan potensi lahan sawah masih belum optimal. Dari potensi lahan sawah di Kalbar sampai saat ini seluas 529.096 Ha yang sudah dimanfaatkan untuk pertanaman padi baru seluas 327.831 Ha (61.96%), dan masih terdapat seluas 201.265 Ha (38.04%) yang belum dimanfaatkan. o Dari luas areal tanam padi 327.831 Ha, yang ditanami 2 kali setahun baru mencapai 119.565 Ha (36.47%). o Ancaman konversi lahan sawah ke komoditi non padi maupun alih fungsi dari sawah ke non pangan (permukiman dan lain-lain) akibat laju pembangunan maupun terjadi alih komoditas akibat harga pangan yang dianggap kurang berpihak pada petani. o Potensi lahan tanaman pangan berupa lahan kering (ladang/huma dan tegal/kebun) terancam karena alih fungsi dan alih komoditas ke non tanaman pangan baik untuk industri maupun permukiman. 3) Infrastruktur Pengairan dan Alsintan o Masih kurangnya dukungan infrastruktur seperti JITUT, JIDES, JUT, Saluran Drainase, Bendungan Air, Tanggul Instrusi Air Asin dan Pintu Air sehingga masih menghambat upaya peningkatan produksi tanaman pangan. o Masih kurangnya ketersediaan alsintan seperti hand tracktor maupun alsintan pasca panen berupa power threser, dryer, corn seller maupun RMU. Ketersediaan alsin pra tanam sangat berpengaruh terhadap produksi dan produktivas yang dicapai karena pengolahan tanah yang tepat berdampak pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sedangkan alsin pasca panen berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas melalui penekanan kehilangan hasil maupun meningkatkan kualitas hasil tanaman yang berpengaruh pada harga jual produk. 4) Penerapan Teknologi Usaha Tani o Sebagian besar sistem pengolahan tanah belum menerapkan mekanisasi bahkan masih ada ditemukan petani yang menerapkan sistem tanpa olah tanah (Notilagge). Penyebabnya karena terbatasnya jumlah hand tracktor, keterbatasan biaya pengolahan dan keterbatasan tenaga kerja. o Masih sedikit sekali areal tanam yang menerapkan sistem tanam legowo atau sistem tanam metode hazton. o Sebagian besar petani masih belum menerapkan sistem pemupukan berimbang baik jenis maupun jumlah, serta belum menerapkan azas 6 tepat. o Masih ditemukan petani menggunakan benih padi lokal atau dari pertanaman sebelumnya. Penggunaaan benih berlabel terbatas pada kelompok tani yang memperoleh bantuan baik dari sumber dana APBN maupun APBD. o Sebagian petani belum menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Kebiasaan petani mengendalikan OPT setelah terjadi serangan, dan belum menerapkan sistem “Early Warning System”
40
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
5) Mentalitas Petani o Sebagian besar petani padi masih bersifat subsisten, berorientasi jangka pendek, belum tercipta wawasan bisnis jangka panjang karena hanya berorientasi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri. o Minat pemuda di pedesaan untuk membantu atau meneruskan profesi orang tuanya sebagai petani cenderung semakin berkurang karena tersedianya alternatif kerja di luar sektor pertanian yang lebih cepat menghasilkan uang. o Masih tingginya konsumsi beras penduduk Kalbar maupun nasional yang sampai saat ini sebesar 124.89 kg/kapita/tahun. Jika dibandingkan dengan konsumsi negara di Asia, konsumsi beras nasional termasuk Kalbar masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan Thailand yang hanya sebesar 90 kg, Malaysia dan Vietnam 80 kg, Jepang 50 kg, dan Korea yang hanya sebesar 40 kg/kapita/tahun. 6) Organisasi Tani o Sebagian besar kelompok tani di Kalbar masih belum berkembang o Pemberdayaan alsintan melalui pola UPJA masih belum optimal. o Kelembagaan petani pada umumnya lemah, tidak mampu berperan dalam meningkatkan posisi tawar petani. 7) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil o Tingkat kehilangan hasil (losses) relatif masih tinggi akibat masih kurangnya ketersediaan alsin pasca panen. o Masih rendahnya kualitas SDM petani dalam penganekaragaman hasil melalui pengolahan hasil. o Pemasaran hasil pertanian masih bersifat domestik, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. o Kegiatan pemasaran sebagian besar masih dilakukan secara perorangan, tidak melalui kelompok atau suatu badan usaha. o Agroindustri yang ada di Kalbar sebagian besar masih bersifat home industri sehingga sangat diperlukan investor untuk pengembangan dalam skala luas. o Terjadinya ineffisiensi pemasaran dan tingginya margin harga antara produsen dan konsumen yang disebabkan oleh rantai tata niaga yang panjang, pembentukan harga yang tidak adil yang biasanya tidak menguntungkan petani. •
Upaya pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran ini antara lain : 1. Kondisi wilayah o Pelaksanaan pembangunan yang lebih merata dalam hal ini infrastruktur jalan dan jembatan yang memudahkan distribusi barang dan manusia sehingga pembinaan dan lalu lintas produksi meningkat baik kuantitas maupun kualitas. 2. Pemanfaatan Sumber Daya Lahan o Mengoptimalkan potensi lahan sawah untuk pertanaman padi melalui kegiatan cetak sawah terutama pada potensi sawah yang belum dimanfaatkan
41
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
untuk meningkatkan areal tanam seluas 16.905 ha di 9 kabupaten serta optimalisasi lahan baik dari sumber dan APBN maupun APBD. o Memotivasi petani untuk meningkatkan penanaman padi pada musim tanam gadu (April – September) melalui penyediaan benih unggul dengan pola subsidi benih maupun penanaman padi varietas unggul secara swadaya. 3. Infrastruktur dan Alsintan o Kerjasama lintas sektoral antar instansi terkait untuk meningkatkan pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana terutama jaringan pengairan makro seperti saluran, pintu air maupun bendungan. o Melakukan inventarisasi terhadap ketersediaan jaringan pengairan baik dari jumlah maupun kondisi di lapangan. Hasil inventarisasi ini sangat penting sebagai dasar perencanaan pembangunan dan perbaikan infrastruktur pengairan agar dapat mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan terutama padi. o Pembangunan dan rehabilitasi jaringan mikro dan infrastruktur usaha tani lainnya melalui anggaran APBN maupun APBD Dinas Pertanian seperti TAM, JUT, JITUT maupun JIDES. o Pada tahun 2016 upaya mengoptimalkan potensi lahan sawah dilakukan melalui kegiatan pengelolaan air di tingkat usaha tani berupa diantaranya normalisasi jaringan air, saluran irigasi pertanian, JIDES, dan saluran cacing dengan total rencana luas mencapai 100 ha serta jalan usaha tani spanjang total mencapai 7.5 km. o Penyediaan alsintan berupa handtracktor baik melalui dana APBN maupun APBD, serta meningkatkan pemberdayaan UPJA di kelompok tani. o Penyediaan alsin pasca panen yang diprioritaskan pada wilayah sentra produksi padi dan jagung berupa power trheser, corn seller, dryer dan RMU. 4. Penerapan Teknologi Usaha Tani o Pelaksanaan UPSUS Pajale bersumber dari APBN 2016. o Upaya peningkatan produktivitas ditempuh melalui penerapan teknologi usaha tani padi dengan pengembangan padi metode Hazton seluas 37.580 Ha di 12 Kabupaten/kota melalui dana APBN. Pengembangan padi hibrida seluas 2.000 ha di Kabupatn Kubu Raya. o Sosialisasi penggunaan benih bermutu varietas unggul melalui dembul (demplot benih unggul) serta penyediaan benih unggul dengan pola subsidi benih. o Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dan Sekolah Lapang Iklim (SL-I). 5. Mentalitas Petani o Pelatihan agribisnis dan pemberian modal usaha yang diharapkan mampu merubah paradigma petani dari subsisten ke agribisnis o Meningkatkan nilai tukar petani (NTP) sehingga usaha tani menjadi profesi yang sangat menguntungkan, sehingga akan memotivasi para pemuda tani untuk melanjutkan profesi orang tuanya sebagai petani
42
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
o Sosialisasi konsumsi pangan non beras melalui pengenalan olahan pangan berasal dari bahan baku non beras. 6. Organisasi Tani o Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan dan pelatihan petani di masingmasing kabupaten/Kota sehingga meningkatkan kualitas, keterampilan dan dinamika kelompok tani o Pembinaan yang intensif terhadap kelompok-kelompok UPJA yang telah dibentuk agar dapat meningkatkan kemampuan / kinerja kelompok dalam pendayagunaan dan pengembangan alsintan. o Memberikan pengarahan kepada kelompok tani untuk tidak bekerja secara sendiri-sendiri dan segera membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). 7. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil o Penyediaan alsin pasca panen berupa power threser (padi) corn seller (jagung) untuk mengurangi kehilangan hasil (losses) saat perontokkan. o Pelaksanaan pelatihan dan pembinaan yang intensif bagi petani sehingga trampil dalam penguasaan teknologi budidaya, panen, pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani melalui produk olahan. o Melakukan kegiatan pemasaran melalui kelompok/ suatu badan usaha, sehingga pemasaran tidak hanya bersifat domestik tetapi memiliki akses ke luar daerah. o Memfasilitasi pertemuan petani dengan pengusaha/stake holders sehingga terjalin kemitraan yang saling menguntungkan terutama dalam penyediaan modal usaha maupun pemasaran hasil. 4. Sasaran Strategis 4 Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan besar (Sub Sektor Perkebunan) dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 4 NO 4.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah produksi perkebunan
TARGET
REALISASI
%
1.584.000 ton
2.353.429 ton
148,58%
Berdasarkan tabel diatas, untuk perbandingan antara target capaian produksi komoditas unggulan perkebunan tahun 2016 (sebesar 1.584.000 ton) dengan realisasi (sebesar 2.353.429 ton) adalah 148,58% persen. Pada perkebunan rakyat capaian produksi unggulan tahun 2016 adalah 99,77%, sedangkan perkebunan besar capaian produksi unggulan tahun 2016 adalah 137,89%. Dari perbandingan ini menunjukan bahwa produksi komoditi unggulan perkebunan di Provinsi Kalimantan Barat dan produksi perkebunan besar realisasinya melebihi target yang ditetapkan.
43
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Gambar 3.7 Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2016 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 Target Realisasi
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Besar
Total Produksi
923,332
660,668
1,584,000
1,081,932
1,271,497
2,353,429
Gambar 3.8 Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Komoditi Unggulan pada Perkebunan Rakyat (PR) Tahun 2016 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 Karet
Kelapa Sawit
140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Kelapa
Lada
Kakao
Target
258,449 571,669 84,901
5,298
3,015
Realisasi
259,179 731,446 84,313
4,244
2,750
% Capaian 100.28% 127.95% 99.31% 80.11% 91.21%
Gambar 3.9 Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditi Unggulan pada Perkebunan Rakyat (PR) Tahun 2016
44
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Gambar 3.10 Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Besar (PB) Tahun 2016 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 -
Karet
Kelapa Sawit
Target
1,203
659,465
Realisasi
1,000
1,270,497
83.13%
192.66%
% Capaian
250% 200% 150% 100% 50% 0%
Gambar 3.11 Perbandingan Target dan Realisasi Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan Besar (PB) Tahun 2016 2,500 2,000 1,500 1,000 500 -
Karet
Kelapa Sawit
Target
827
2,119
Realisasi
517
2,279
62.49%
107.54%
% Capaian
120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
Realisasi produktivitas yang diperoleh dari rasio antara jumlah produksi dengan luas tanaman menghasilkan. Luas TM pada tahun 2016 adalah 328.278 Ha, lebih tinggi dari target yang direncanakan yaitu 307.312 Ha. Dari luas tersebut terdapat sekitar 20.000 Ha merupakan tanaman yang baru berproduksi dan produktivitasnya masih rendah, hal ini sangat mempengaruhi nilai produktivitas, karena luasannya digunakan sebagai pembagi. Total luas areal perkebunan sampai dengan Tahun 2016 (angka sementara) adalah seluas 2.183.237 ha mengalami kenaikan sebesar 3,81% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan kepemilikannya perkebunan di Kalimantan Barat terdiri atas perkebunan besar seluas 1.061.357 ha (48,6%) dan perkebunan rakyat seluas 1.121.880 ha (51,4%). Realisasi luas komoditi kelapa sawit sampai dengan tahun 2016 telah mencapai 1.439.815 Ha, dengan komposisi kepemilikan terdiri dari perkebunan besar 1.055.656 Ha (77,3%) dan perkebunan rakyat 384.159 Ha (26,7%), sedangkan komoditi karet total luas 597.989 Ha dengan komposisi kepemilikan terdiri dari perkebunan besar 5.013 Ha (0,8%) dan perkebunan rakyat 592.976 Ha (99,2%). Selain dari kedua komoditi di atas semua komoditi perkebunan berupa perkebunan rakyat.
45
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
a. Komposisi Kepemilikan Perkebunan
b.
•
Perkebunan Karet
c.
Perkebunan Kelapa Sawit
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Efisiensi Penggunaan Anggaran Pencapaian Sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.18 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No 4.
Sasaran Strategis Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
Program Program dukungan peningkatan investasi perkebunan
Target (Rp) 1.297.278.200 Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp) 1.115.837.335
%
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
86,01
148,58
48,58
86,01
148,58
48,58
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 86,01% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 148,58 %., maka dapat diperoleh tingkati efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 48,58. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah dilaksanakan dengan efisien.
•
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja 1. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Produksi dan Produktivitas Serta Mutu Hasil Perkebunan (APBD), dengan kegiatan :
46
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
o Fasilitasi Bibit Karet dalam rangka mendukung Pengembangan Karet Rakyat 1.065 ha. o Fasilitasi Bibit dalam Rangka Pengembangan Kakao 40 hektar. o Fasilitasi Bibit Karet dan Pupuk Pengembangan Karet Rakyat pada Daerah Tertinggal/Miskin dan Perbatasan 100 Ha o Pemeliharaan kebun percontohan kelapa sawit 75 Ha o Pembinaan Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting o Fasilitasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Kebun Rakyat o Fasilitasi Penangan Pasca Banjir dan Kekeringan o Pembinaan Pengembangan Prasarana Perkebunan berupa pembangunan jalan produksi karet 10 km. o Penyusunan Database Statistik Perkebunan o Pemberdayaan SDM Petani, Petugas dan Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 3 kali untuk 100 orang o Bimbingan Peningkatan Mutu dan Standarisasi Produk Hasil Perkebunan. o Pemantauan, Evaluasi Pemasaran Hasil Perkebunan dan Penyebarluasan Informasi Pasar. o Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan o Promosi Komoditas Perkebunan
2. Program Dukungan Peningkatan Investasi Perkebunan, dengan kegiatan : o Fasilitasi Forum Perbenihan Tanaman Perkebunan o Fasilitasi Pembinaan Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan o Fasilitasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran pada Perusahaan Besar o Fasilitasi Pencegahan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan o Fasilitasi Pengembangan Penangkaran Bibit Kelapa Sawit o Koordinasi Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Besar o Pembinaan dan Pengawasan Standar Mutu Alat dan Mesin Perkebunan o Pembinaan Kegiatan Integrasi Sawit-Sapi o Pembinaan Perkembangan Perkebunan Besar Swasta o Pembinaan TP3P Provinsi o Penerapan Sistem Managemen Mutu dan Sertifikasi Benih o Pengaturan Penggunaan dan Penyaluran Benih Kelapa sawit o Pengawalan dan Penilaian Usaha Perkebunan Tahap Pembangunan dan Operasional o Pengawalan Pembangunan Kebun Masyarakat di Sekitar Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit o Pengawasan Kebun Kemitraan dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan o Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Kelapa Sawit o Penyusunan Naskah Akademis Rencana Makro Pembangunan Perkebunan o Rencana Makro Pembangunan Perkebunan Kalimantan Barat
47
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.19 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 4 NO 4.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah produksi perkebunan
2014 1.434.000 ton
REALISASI 2015 1.563.575 ton
2016 2.353.429 ton
Perkembangan produksi jenis perkebunan besar dari tahun 2013 sampai dengan 2016 terus meningkat dan rata-rata produksinya sebesar 914.560 ton/tahun atau rata-rata pertumbuhannya meningkat 23,75 persen setiap tahunnya, perkembangan yang dominan adalah pada komositi kelapa sawit ditahun 2015 sebanyak 1.120.562 ton, mengalami kenaikan di tahun 2016 sebesar 1.270.497 ton atau pertumbuhannya meningkat sebesar 13,38 persen. Selanjutnya jenis perkebunan Rakyat, dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata produksinya sebesar 953.868 ton/tahun dengan rata-rata pertumbuhan 7,50 persen dan perkembangan produksinya dominan pada komoditi kelapa sawit. Berdasarkan total produksi perkebunan dari tahun 2013 produksinya terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sampai tahun 2016, dengan rata-rata produksi sebesar 1.868.428 ton pertahun atau dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 14,81 persen. Capaian produksi lima komoditi unggulan Perkebunan tahun 2014 sebesar 1.434.000 ton, tahun 2015 sebesar 1.563.575 ton dan tahun 2016 realisasinya telah memenuhi target Indikator Kinerja Sasaran pembangunan daerah Subsektor Perkebunan tahun 2016, yaitu sebesar 2.353.429 ton atau 148,58% . c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.20 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 4
NO 4.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah produksi perkebunan
REALISASI 2014 1.434.000 ton
2015 1.563.575 ton
2016 2.353.429 ton
TARGET 2018 1.735.000 ton
Adanya peningkatan kinerja berupa tercapainya target kinerja tahun 2016 dengan realisasi capaian sebesar 105,08%, yang menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2010. Jumlah produksi komoditi unggulan perkebunan tahun 2016 pada Renstra/Perjanjian Kinerja tahun 2016 maupun pada sasaran RPJMD Provinsi Kalbar tahun 2016 dapat direalisasikan melebihi target yaitu 148.58 persen. Prestasi ini antara lain didukung faktor berikut : o Adanya penambahan alat-alat pengolahan pada beberapa sentra produksi; o Adanya penambahan luas areal produktif (tanaman menghasilkan) terutama kelapa sawit dan karet rakyat; o Peningkatan perawatan kebun; o Perbaikan penanganan panen dan pasca panen; o Meningkatnya pemahaman sebagian petani dalam memelihara kebun; dan o Meningkatnya penggunaan benih unggul oleh petani.
48
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Gambar 3.12 Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Produksi 5 Komoditi Unggulan Perkebunan Rakyat
d.
Gambar 3.13 Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Produktivitas 5 Komoditi Unggulan Perkebunan Rakyat
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Capaian produktivitas komoditas unggulan perkebunan lebih relevan untuk dibandingkan dengan standar nasional yang ada, antara lain perbandingan dengan standar produktivitas rata-rata yang dapat dicapai oleh masing-masing komoditi perkebunan, sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Produktivitas Tanaman Perkebunan Tahun 2016 dengan Standar Produktivitas Rata-Rata Nasional No 1 1
2
Indikator
Standar produktivitas Rata-rata Nasional
2 3 Produktivitas Perkebunan Rakyat (kg/ha/th) a. Karet 2.000 b. Kelapa sawit 4.000 c. Kelapa 1.500 d. Lada 1.500 e. Kakao 1.350 Rata-rata (PR) Produktivitas Perkebunan Besar (kg/ha/th) a. Karet 2.000 b. Kelapa sawit 4.000 Rata-rata (PB) Rata-rata Produktivitas Perkebunan
Realisasi Produktivitas Tahun 2016
Persentase
4
5
790 2.549 1.064 838 531
39,50% 63,73% 70,93% 55,87% 39,33% 53,87%
517 2.279
25,85% 56,98% 41,41% 74,57 %
Realisasi produktivitas tanaman perkebunan rakyat di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 secara keseluruhan berada di bawah standar produktivitas rata-rata nasional, yaitu rata-rata produktivitas perkebunan rakyat sebesar 53,87% masuk dalam kategori rendah. Dari lima komoditi tersebut di atas capaian paling tinggi adalah produktivitas kelapa sebesar 70,93% masuk dalam kategori sedang. Sedangkan rata-rata produktivitas perkebunan besar sebesar 41,41%. Sehingga rata-rata produktivitas perkebunan di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 sebesar 74,57 % masuk dalam kategori sedang.
49
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
e.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Pada sisi lain masih terjadi kesenjangan antara realisasi dengan standar yang diinginkan terutama dalam capaian produktivitas yang disebabkan: a. Lahan marjinal dengan tingkat kesuburan rendah yang dominan di Kalbar dan agroklimat utamanya frekuensi curah hujan maupun kelembaban yang tinggi berpengaruh negative pada produksi komoditi tertentu. b. Orientasi usaha yang subsisten mengurangi motivasi untuk meningkatkan skala usaha perkebunan dan penerapan agribisnis yang utuh. c. Praktek budidaya yang baik (Good Agriculture Practice/GAP) maupun praktek pengolahan yang baik (Good Procesing Practice/GPP) belum dipahami dan diterapkan oleh sebagian pekebun. d. Serangan organisme penggangu tumbuhan (OPT), kekeringan dan kebanjiran, kebakaran menyebabkan stagnasi pertumbuhan atau kematian individu atau populasi tanaman masih belum teratasi. e. Kemitraan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan belum berjalan secara baik, even penyelenggaraan promosi belum memberikan dampak terhadap permintaan produk petani secara skala besar. Hal ini mengurangi motivasi untuk perbaikan usaha tani. f. Permodalan perkebunan untuk pengembangan usaha atau peningkatan kualitas kebun terbatas, baik modal sendiri maupun mengakses permodalan dari perbankan atau dari mitra usaha. Kelembagaan petani belum mandiri dan ketergantungan pada bantuan pemerintah masih relative tinggi. Program Revitalisasi perkebunan baik pola kemitraan maupun pola non kemitraan masih belum berjalan sesuai rencana. g. Terbatasnya tenaga teknis serta personil yang kompeten untuk pengawasan peredaran pupuk dan pestisida, pengawas benih, pengamat OPT, maupun pelayan data statistik. Pada sisi lain, petani juga terbatas dalam mengakses teknologi dan mengembangkan potensi sumberdayanya. h. Sebagian petani masih menggunakan benih lokal dimana potensi produksinya rendah. Keberadaan sumber benih dan ketersediaan benih belum mencukupi kebutuhan pelaku usaha perkebunan. Pada sisi lain sebagian petani/konsumen belum menganggap pentingnya benih besertifikat. i. Kinerja perkebunan besar yang telah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) sebagian masih rendah dimana realisasi penanaman masih rendah, pemenuhan kewajiban dan kepatuhan masih rendah, serta gangguan usaha dan konflik masih cukup tinggi. j. Keterbatasan infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, kios saprodi) di sentra produksi perkebunan menghambat pengembangan produktivitas kebun. k. Kemampuan petani untuk melakukan pemeliharaan tanaman masih relatif rendah dan adanya serangan OPT Karet berupa jamur akar putih.
50
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: a. Menumbuhkan kemitraan usaha di sentra-sentra perkebunan dengan menghadirkan mitra usaha yang potensial, handal dan terpercaya; b. Membangun UPH baru di sentra produksi perkebunan yang potensial, konsolidasi UPH yang belum operasional dan membenahi kelengkapan bahan dan peralatan panen di sentra-sentra perkebunan serta membangun standar mutu yang sama antar wilayah sentra sesuai permintaan pasar, sekaligus menyelenggarakan informasi harga pasar; c. Penyelenggaraan pelatihan tentang budidaya tanaman, panen dan pengolahan bagi kelompoktani perkebunan disentra-sentra perkebunan, didukung kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan bekerjasama dengan Instansi Penyuluhan setempat; d. Melakukan konsolidasi percepatan program pengembangan tanaman, peremajaan, maupun rehabilitasi, berkoordinasi dengan pihak terkait di pusat dan di kabupaten/kota; e. Memfasilitasi kebutuhan sarana produksi bagi pelaku usaha perkebunan khususnya petani melalui bantuan/subsidi benih atau pupuk secara terbatas, serta membantu mengatasi bencana yang mengganggu kebun petani, berupa kebanjiran, kekeringan, maupun serangan hama penyakit yang eksplosif; f. Percepatan pengembangan pembangunan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan perkebunan sebagai mitra; g. Meningkatkan kapasitas dan kemandirian kelembagaan petani agar menjadi pelaku usaha yang pro aktif, antara lain bimbingan dalam menyusun proposal dan bimbingan manajemen usaha. Membangun komitmen dengan pihak terkait ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk lebih fokus dalam upaya pengembangan SDM petani melalui pemberdayaan yang terkoordinasi dan konsisten; h. Melakukan sosialisasi peraturan perundangan dan program/kegiatan perkebunan kepada pelaku usaha dan pemangku kepentingan, serta memfasilitasi perpustakaan desa melalui penyebaran bulletin perkebunan maupun buku teknis perkebunan; i. Mengajukan penambahan tenaga teknis dan fungsional, serta meningkatkan kapasitas tenaga yang ada melalui pelatihan, bimtek maupun magang, serta bekerjasama dengan Badan penyuluhan untuk mendayagunakan tenaga penyuluh dan balai penyuluhan; j. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mengembangkan infrastruktur pada sentra produksi perkebunan dan akses pendanaan bagi perkebunan rakyat; k. Melakukan revitalisasi peran Tim Pembina Pembangunan Perkebunan (TP3 Provinsi/Kab) dalam penyelesaian konflik perkebunan serta pengawasan kinerja perusahaan perkebunan sesuai kewenangan masing-masing ditingkat pusat/provinsi/kabupaten, serta melakukan evaluasi dan penindakan bagi perusahaan perkebunan besar yang melalaikan kewajibannya;
51
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
l.
Berperan aktif dalam penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan mendorong peningkatan Community Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian/keberpihakan pelaku usaha dengan masyarakat sekitar;
m. Mengoptimalkan kinerja pencapaian sasaran program aksi pengembangan komoditi perkebunan unggulan sehingga memberikan kontribusi yang nyata dalam memacu peningkatan luas areal, produksi dan produktifitas usaha perkebunan. 5.
Sasaran Strategis 5 Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak serta meningkatnya konsumsi produk peternakan (Sub sektor peternakan) dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 sasaran Strategis 5
NO 5.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatan dan kesejahteraan peternak, konsumsi produk peternakan, dan terkendalinya penyakit hewan menular strategis
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Populasi Ternak (Sapi/Kerbau)
TARGET
REALISASI
%
208.156 ekor
170.409 ekor
81,87%
Berdasarkan tabel perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: Capaian Kinerja Populasi Ternak: 1) Capaian kinerja untuk populasi ternak sapi potong pada tahun ini mencapai 102,38% dari target 162.918 ekor dan realisasi 166.794 ekor. Realisasi ini lebih tinggi dibanding dengan target dikarenakan adanya kegiatan yang berupa pembinaan kepada petani dan dukungan dana dari pemerintah berupa bantuan ternak. Kegiatan tersebut adalah Pengembangan ternak didaerah pedesaan/ perbatasan/ pesisir/ kepulauan, Pembinaan, penataan dan pengembangan penyebaran ternak, dan Pengembangan ternak mendukung swasembada daging. Populasi ternak sapi potong juga dipengaruhi oleh penambahan populasi ternak melalui kelahiran dan pemasukan ternak. 2) Capaian peningkatan populasi ternak sapi perah mencapai 81,13% dari target 53 ekor dan realisasi 43 ekor. Realisasi ini lebih rendah dibanding target dikarenakan belum ada dukungan dana dari pemerintah berupa pengadaan sapi perah. Terutama kondisi iklim di Kalbar tidak cocok untuk pengembangan sapi perah, selain itu rendahnya tingkat kebuntingan dan panjangnya jarak beranak ternak sapi yang menyebabkan realisasi rendah. 3) Capaian peningkatan populasi ternak kambing mencapai 95.39% dari target 167.978 ekor dan realisasi 160.230 ekor. Pemerintahan provinsi dalam hal ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menganggarkan dana pada kegiatan Pengembangan ternak didaerah pedesaan/ perbatasan/ pesisir/kepulauan dan Peningkatan Ekonomi perdesaan berbasis kerakyatan berupa pengadaan kambing sebesar Rp 513.002.500 dan kambing perah Rp 186.300.000. Adapun tidak tercapainya realiasi dibanding target pada tahun 2016 ini dikarenakan belum maksimalnya dukungan dana dari kabupaten/kota.
52
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4) Capaian peningkatan populasi ternak Babi tahun ini sebesar 101,68% dengan target 588.388 ekor dan realisasi 598.263 ekor. Peningkatan populasi ternak babi ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain dari ternak sendiri yang bersifat multipara yakni ternak babi sekali melahirkan bisa sampai 13 ekor, budaya masyarakat setempat yang gemar mengkonsumsi daging ini sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat setempat, upacara-upacara adat yang menggunakan ternak sehingga ternak ini berkembang di Kalimantan Barat. 5) Capaian peningkatan populasi ternak Ayam Buras tahun 2016 sebesar 127,07% dari target 4.740.899 ekor dan realisasi 6.024.053 ekor. Peningkatan populasi dan capaian ini mengindikasikan perkembangan pelaku usaha maupun peternak ayam buras meningkat. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan guna mendukung peningkatan populasi ternak ayam buras ini yakni melalui pembinaan-pembinaan baik kepada pengusaha maupun kepada peternak kecil. 6) Capaian peningkatan populasi ternak ayam ras petelur tahun 2016 mencapai 64,81% dari target 4.740.899 ekor dan realisasi 2.557.567 ekor. Penurunan capaian ini disebabkan karena pelaku usaha mengurangi populasi secara besar-besaran dikarenakan ayam tersebut sudah afkir dan untuk menstabilkan harga telur. 7) Capaian peningkatan populasi ternak ayam ras pedaging tahun 2016 ini mencapai 133,71% dengan realisasi 47.121.720 ekor dari target 35.219.791 ekor. Peningkatan populasi ini dikarenakan adanya penambahan perusahaan breeding di Kalimantan Barat Dengan adanya peningkatan populasi ternak ayam ras pedaging ini bisa diambil kesimpulan bahwa Kalbar masih aman untuk pengembangan ternak ayam. Kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan guna mendukung peningkatan populasi ternak ayam ras pedaging ini yakni melalui pembinaan-pembinaan baik kepada pengusaha maupun kepada peternak kecil. 8) Capaian populasi ternak itik tahun 2016 mencapai 66,19% dari target 870.441 ekor dan realisasi 576.147 ekor. Capaian ini masih dibawah target dikarenakan belum maksimalnya dukungan dana dari pemerintah kab/kota. Capaian Kinerja Produksi Ternak: 1) Capaian kinerja untuk produksi daging sapi potong pada tahun ini mencapai 80,48% dari target 7.642 ton dan realisasi 6.149 ton. Realisasi ini masih rendah dibanding dengan target dikarenakan jumlah sapi yang dipotong masih rendah dibanding kebutuhan masyarakat. Selain itu masa pemeliharaan yang panjang dan lama kebuntingan serta adanya larangan pemotongan sapi betina produktif, peternak tidak mau menjual ternaknya dengan alasan sebagai tabungan dan tingginya harga daging sapi menyebabkan masyarakat beralih ke daging kambing atau daging ayam. 2) Capaian peningkatan produksi daging kambing mencapai 116,49% dari target 290 ton dan realisasi 337,83 ton. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari masyarakat. Daging kambing ini oleh masyarakat biasanya digunakan untuk perayaan qurban, aqiqah dan konsumsi sendiri. 3) Penurunan capaian produksi daging ayam buras tahun 2016 sebesar 61,74% dari target 8.777 ton dan realisasi 5.419,06 ton. Penurunan tersebut dikarenakan pemeliharaannya
53
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
masih tradisional dan semi intensif, peternak masih kurang menguasai tekhnik budidaya dan sulitnya suplai bibit sehingga berpengaruh pada produksi daging. 4) Capaian peningkatan populasi ternak ayam ras pedaging tahun 2016 ini mencapai 145,49% dengan realisasi 47.671,05 ton dari target 32.765 ton. Capaian ini melebihi target karena permintaan akan daging ayam sangat tinggi karna ayam merupakan salah satu sumber protein dan dari segi harga relative terjangkau masyarakat. Selain itu populasi ayam ras pedaging tahun 2016 cukup tinggi dikarenakan adanya penambahan perusahaan breeding di Kalimantan Barat dan adanya dukungan dana dari pemerintah kepada kelompok ayam ras pedaging. Capaian Kinerja Pendapatan dan Kesejahteraan Peternak: Capaian untuk jumlah pendapatan peternak dari sub sektor peternakan pertahun 2016 sebesar 138,25% dari target Rp. 13.500.000,- dan realisasi Rp. 18.664.640,-. Realisasi ini lebih tinggi dibanding target dikarenakan pendapatan peternak meningkat seiring meningkat harga komoditi peternakan. Program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran ini yang bersumber dari anggaran dana APBD. Capaian Kinerja Konsumsi Produk Peternakan: 1) Capaian untuk konsumsi daging mencapai 90,66% dari target 13,451 Kg/Kap/Tahun dan terealisasi 12,195 kg/kap/tahun. Capaian ini tidak mencapai 100% dikarenakan daya beli masyarakat rendah dan harga daging yang relatif tinggi. Konsumsi daging pada tahun 2015 menurun 2,13% dibanding tahun 2014 dan meningkat 9,05% di tahun 2016. Dibanding target tahun 2018 baru mencapai 95,19%. Konsumsi daging tahun ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah renstra yakni antara tahun 2015-2016 sebesar 24,043 kg/kap/thn sudah mencapai 52,36%. 2) Capaian untuk konsumsi telur 85,19% dari target 7,294 Kg/kap/tahun dan terealisasi 6,214 Kg/Kap/tahun. Realisasi lebih rendah dibanding target dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan kebutuhan gizi masih rendah. Pada umumnya masyarakat belum menempatkan kebutuhan gizi keluarga sebagai prioritas. 3) Capaian konsumsi susu mencapai 15,15% dari target 0,033 kg/kap/tahun dan terealisasi 0,005 kg/kap/th. Capaian ini rendah dikarenakan tingkat konsumsi susu masyarakat Kalimantan Barat masih rendah. Konsumsi susu tahun 2014 sampai 2016 tetap 0,004 kg/kap/tahun. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 sebesar 0,005 Kg/Kap/Tahun maka konsumsi susu di Kalimantan Barat baru mencapai 80%. Konsumsi susu tahun ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah renstra yakni antara tahun 2015-2016 sebesar 0,008 kg/kap/thn sudah mencapai 50%. Capaian Kinerja Terkendalinya Penyakit Hewan Menular Strategis: 1) Capaian penyakit Avian Influenza capaiannya 100% dimana target bebas kasus dan tidak ditemukan kasus penyakit AI. Capaian pada tahun ini sama dengan capaian tahun 2015 dan tahun ini juga tidak ditemukan kasus AI seperti tahun lalu. 2) Capaian penyakit Brucellosis mencapai 100% dengan target bebas kasus dan realisasi juga bebas kasus. Sejak tahun 2009 Kalimantan Barat sudah dinyatakan “Bebas Brucellosis”
54
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 2540/Kpts/PD.61016/2009 yang berisi tentang Pernyataan Pulau Kalimantan bebas Brucellosis. 3) Capaian penyakit Hog Cholera (HC) capaiannya 100% dengan target bebas kasus dan realisasi nol kasus pada tahun 2015 dan 0 kasus pada tahun 2016. 4) Jumlah kasus penyakit parasiter (Parasit interna) yakni : Target tahun 2015 untuk penurunan jumlah kasus penyakit parasiter khususnya parasit interna menurun 5% dan realisasi terjadi penurunan sebesar 24,97% dengan capaian sebesar 499,40%. Pada tahun 2014 dilaporkan adanya 4.691 ekor parasiter internal, kemudian menurun sebanyak 50,43% pada tahun 2015 dan ditahun 2016 menurun sebanyak 24,97%. 5) Penyakit hewan menular strategis berupa penyakit rabies terdapat 17 kasus terdiri dari Melawi 3 kasus, K. Hulu 2 kasus, Ketapang 3 kasus, Landak 2 kasus, Sintang 2 kasus, Bengkayang 2 kasus, Sekadau 2 kasus, Sanggau 1 kasus atau 8 (delapan) kabupaten. Kasus rabies ini meningkat dari tahun lalu dimana terjadi kasus rabies di 4 (empat) Kabupaten yakni Kabupaten Melawi, Ketapang, Sintang dan Kapuas Hulu. Pengendalian penyakit rabies terus dilaksanakan agar tidak terjadi penularan dan kasus gigitan lain di kabupatenkabupaten lain. 6) Penyakit Rabies penyakit infeksius disebabkan oleh virus yang menginfeksi anjing, kucing, kera dan yang bersifat zoonosis, Kalimantan Barat pada Tahun 2005 secara klinis dan laboratoris pernah dilaporkan adanya penyakit Rabies serta adanya laporan kasus gigitan di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang. Tahun 2016 terjadi 17 kasus rabies, 1189 gigitan dan 12 kasus kematian karena rabies.
•
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.23 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No
5.
Sasaran Strategis Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatan dan kesejahteraan peternak, konsumsi produk peternakan, dan terkendalinya penyakit hewan menular strategis
Program
Target (Rp)
Program Pencegahan dan penangulangan penyakit 2.169.669.774 ternak. Program Peningkatan Hasil Produk 4.360.563.260 Peternakan Program Peningkatan Keamanan 459.699.400 pangan Produk Hewan Program peningkatan pengembangan dan pengolahan hasil 367.826.000 peternakan Program Penunjang Pembibitan dan 1.913.232.750 Pakan Ternak Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Zoonosis 705.176.700 serta Penanganan Hewan Akibat Bencana Program peningkatan penerapan 1.173.141.800 teknologi peternakan Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
2.029.979.640
93,56
4.169.215.650
95,61
435.846.000
94,81
357.964.000
97,32
1.907.790.300
99,72
659.200.500
93,48
1.119.915.604
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
81,87
-
81,87
-
95,46 95,71
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 95,71% dan realisasi capaian kinerja sebesar 81,87%, maka tidak dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran karena capaian kinerja masih dibawah 100%.
55
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
•
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program Peningkatan Produk Hasil Peternakan o Peningkatan Produksi Peternakan
o Pengembangan Ternak didaerah pedesaan/ perbatasan/ pesisir/ kepulauan o Pembinaan, penataan dan pengembangan penyebaran ternak\ o Pengembangan ternak mendukung swasembada daging
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. o Peningkatan ekonomi pedesaan berbasis kerakyatan
Program Peningkatan Keamanan Pangan Produk Hewan o Pembinaan dan pengawasan pemotongan
o Pembinaan dan pengawasan produk hewan
o Pembinaan standarisasi dan sertifikasi unit usaha produk hewan
o Peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) kesehatan masyarakat veteriner o Penegndalian dan pengawasan ternak dan produk peternakan ilegal o Sosialisasi pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal o Sosialisasi dan pembinaan penerapan kesejahteraan hewan o Pengawasan kesmavet
Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Zoonosis serta Penanganan Hewan Akibat Bencana dengan kegiatan Pengawasan Penyakit Zoonosis pada Hari Besar Keagamaan. Program Peningkatan, Pengembangan dan Pengolahan Hasil Peternakan dengan kegiatan Gerakan Makan Telur di Sekolah. b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.24 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 5
NO 5.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatan dan kesejahteraan peternak, konsumsi produk peternakan, dan terkendalinya penyakit hewan menular strategis
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Populasi Ternak (Sapi/Kerbau)
REALISASI 2014
2015
2016
154.643 ekor
163.154 ekor
170.409 ekor
Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Populasi ternak sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 8.642 ekor dari tahun 2014 yang populasinya 151.376 ekor menjadi 160.018 di tahun 2015 atau sebesar 3,54%. dan meningkat 6.776 ekor pada tahun 2016 menjadi 166.794 ekor atau 4,06%. Dibanding dengan target 2018 maka populasi ternak sapi potong mencapai 97,44%. Capaian populasi sapi potong tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 1,71% bila dibanding tahun 2015 yang capaiannya 100,67% dan jika dibanding capaian tahun 2014 sebesar 4,43%.
56
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2.
Populasi ternak sapi perah di tahun 2016 tidak mengalami perubahan dibanding tahun 2015 yaitu sebanyak 43 ekor, tapi dibandingkan dengan tahun 2014 adanya penurunan sebanyak 6 ekor atau sebesar 3,18%. Dibanding dengan target tahun 2018 maka populasi tahun 2016 ini baru mencapai 78,18%. Capaian populasi sapi perah tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 3,18% bila dibanding tahun 2015 yang capaiannya 84,31% dan jika dibanding capaian tahun 2014 sebesar 2,49%. Tabel 3.25 Populasi Ternak Tahun 2012 s/d 2016
Komoditas/Tahun Rencana Sapi Potong Realisasi Capaian (%) Rencana Kambing Realisasi Capaian (%) Rencana Babi Realisasi Capaian (%) Rencana Ayam Buras Realisasi Capaian (%) Rencana Ayam Ras Realisasi Petelur Capaian (%) Rencana Ayam Ras Realisasi Pedaging Capaian (%) Rencana Itik Realisasi Capaian (%)
2012 233.125 169.240 72,59 171.626 171.222 99,76 644.104 484.284 75,18 7.177.123 5.901.410 82,22 6.305.156 2.977.850 47,22 18.868.390 21.967.877 116,43 541.804 610.476 112,67
2013 249.444 140.204 56,21 185.356 167.471 90,35 721.397 413.508 57,32 7.751.293 6.778.650 87,45 7.124.826 2.475.690 34,75 19.434.442 22.680.000 116,7 579.731 617.481 106,5
2014 157.291 151.376 96,24 202.957 148.129 72,99 543.552 533.686 98,18 6.390.648 4.064.558 63,3 4.098.707 3.383.306 82,55 27.340.018 33.542.658 122,69 760.277 539.878 71,01
2015 158.945 160.018 100.67 155.535 152.368 97,96 560.370 560.566 100,03 4.389.722 5.916.097 134,77 3.653.970 2.525.786 69,12 34.381.224 46.012.056 133,82 566.872 555.859 98,05
2016* 162.918 166.794 102,38 167.978 160.230 95,39 588.388 598.263 101,68 4.740.899 6.024.053 127,07 3.946.287 2.557.567 64,81 35.240.754 47.121.720 133,71 870.441 576.147 66,19
Tabel tersebut apabila dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat dari gambar di bawah :
1. Capaian produksi daging sapi potong pada tahun 2015 menurun 35,81% dari 110,58% di tahun 2014 menjadi 74,19% di tahun 2015 dan meningkat 6,29% di tahun 2016. Dibanding dengan target tahun 2018, capaiannya sebesar 76,25%. Sedangkan dibanding renstra jangka menengah (2015-2016) sebesar 76,59% dari 11.681,96 ton. 2. Capaian produksi daging kambing pada tahun 2015 meningkat 73,08% dibanding tahun 2014 yang capaiannya 20,2%. Dan meningkat 23,21% di tahun 2016. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 produksi daging kambing 111,12%. Sedangkan dibanding renstra jangka menengah (2015-2016) sebesar 56,13% dari 601.83 ton.
57
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
3. Capaian produksi daging babi pada tahun 2015 menurun 207,25% dibanding tahun 2014. Dan meningkat 0,54% pada tahun 2016. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 produksi daging babi 75,27%. Sedangkan dibanding renstra jangka menengah (20152016) sebesar 50,80% dari 45.587,79 ton. 4. Capaian produksi daging ayam buras tahun 2015 menurun 57,04% dibanding tahun 2014 dan meningkat 2,91% dibanding 2016. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 produksi daging babi 75,27%. Sedangkan dibanding renstra jangka menengah (20152016) sebesar 50,80% dari 45.587,79 ton. 5. Produksi ayam ras pedaging ini meningkat sebesar 1.675 ton dari 31.690 ton di tahun 2014 menjadi 33.365 ton di tahun 2015. Dan meningkat sebesar 135,35% atau sebesar 3.521,98 ekor di tahun 2016. Realisasi produksi ayam ras pedaging ini jika dilihat dari target produksi tahun 2018 sebesar 34.120 ton mencapai 139,71%. Dibanding renstra jangka menengah (2015-2016) sebesar 51,75% atau 92.107,05 ton. 6. Capaian produksi daging itik tahun 2015 menurun 605,17% dari 658,9% di tahun 2014 menjadi 53,73% ditahun 2015 dan meningkat 0,33% ditahun 2016. Jika dilihat target produksi tahun 2018 sebesar 551 ton maka produksi itik mencapai 49,54%. Dibanding renstra jangka menengah (2015-2016) sebesar 51,80% atau 527 ton. 7. Realisasi pendapatan dan kesejahteraan peternak tahun 2014 sebesar Rp. 16.262.100,kemudian meningkat menjadi Rp. 18.605.438,- atau 12,59% di tahun 2015 dan meningkat 0,31% di tahun 2016. Capaian tahun 2016 terhadap target sebesar 91,04%. 8. Konsumsi daging pada tahun 2015 menurun 2,13% dibanding tahun 2014 dan meningkat 9,05% di tahun 2016. Dibanding target tahun 2018 baru mencapai 95,19%. Konsumsi daging tahun ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah renstra yakni antara tahun 2015-2016 sebesar 24,043 kg/kap/thn sudah mencapai 52,36%. 9. Konsumsi susu tahun 2014 sampai 2016 tetap 0,004 kg/kap/tahun. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 sebesar 0,005 Kg/Kap/Tahun maka konsumsi susu di Kalimantan Barat baru mencapai 80%. Konsumsi susu tahun ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah renstra yakni antara tahun 2015-2016 sebesar 0,008 kg/kap/thn sudah mencapai 50%. 10. Konsumsi telur tahun 2015 menurun 31,79% dibanding tahun 2014 dan meningkat 1,72% ditahun 2016. Jika dibandingkan dengan target 2018, konsumsi telur tahun 2016 mencapai 63,74%. Konsumsi telur tahun ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah renstra yakni antara tahun 2015-2016 sebesar 12,321 kg/kap/thn sudah mencapai 50,43%. 11. Penyakit AI : Pada tahun 2014 tidak dilaporkan adanya kasus penyakit Avian Influensa di Kalimantan Barat, begitupun tahun 2015 dan 2016. 12. Penyakit Brucellosis : Pada tahun 2014-2016 tidak dilaporkan adanya kasus penyakit Brucellosis di Kalimantan Barat. 13. Penyakit Hog Cholera: Pada tahun 2014 penyakit ini dilaporkan menurun 100% dari tahun 2013 sebanyak 55 kasus penyakit Hog Cholera di Kalimantan Barat, dan tahun 2015 menurun menjadi 0 kasus (bebas tanpa ada pelaporan). Target tahun 2018 yakni Kalbar bebas penyakit Hog Cholera pada babi.
58
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
14. Penyakit Parasiter: Pada tahun 2014 dilaporkan adanya 4.691 ekor parasiter internal, kemudian menurun sebanyak 50,43% pada tahun 2015 dan ditahun 2016 menurun sebanyak 24,97%. 15. Penyakit Rabies: Pada tahun 2014 dilaporkan adanya kasus gigitan anjing di Kabupaten Ketapang dan dinyatakan positif Rabies, begitu juga pada tahun 2015 dilaporkan adanya kasus gigitan rabies meluas di 4 (empat) kabupaten yakni di Kabupaten Ketapang, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu. Tahun 2016 terdapat kasus laporan gigitan rabies di Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau dan Sekadau, sedangkan kasus anjing terinfeksi rabies di 8 (delapan) kabupaten.
Peningkatan dan penurunan capaian ini dikarenakan terjadinya peningkatan dan penurunan populasi, pemotongan, pemasukan ternak dan daging ternak. Pencapaian Target dan Realisasi produksi telur dan susu tahun 2012-2016 dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 3.26 Target dan Realisasi Produksi Telur dan Susu di Kalbar Tahun 2012-2016 (ton) Komoditas/Tahun Ayam Target Realisasi Capaian (%) Telur Ayam Target Ras Petelur Realisasi Capaian (%) Telur Itik Target Realisasi Capaian (%) Susu (kg) Target Realisasi Capaian (%) Telur Buras
2012 2.592 3.080 118,8 41.585 23.906 57,48 2.535 3.219 126,98 359 181 50,42
2013 2.695 3.152 116,96 47.199 24.527 51,96 2.713 3.245 119,6 430 36 8,37
2014 2.695 2.816 104,48 47.199 43.800 92,79 2.713 3.288 121.19 760 42 5,52
2015 2.256 3.577 158,55 44.895 31.850 70,95 3.400 2.614 76,88 44.10 34,99 79,34
2016* 3.105 3.806 122,57 48.290 32.249,12 66,78 3.625 2.726 75,2 46,31 37,15 80,22
Ket: *) Data Sementara
1.
Capaian kinerja untuk produksi telur ayam buras pada tahun ini mencapai 122,58% dari target 3.105 ton dan realisasi 3.806 ton. Realisasi ini lebih tinggi dibanding target hal ini mengindikasikan perkembangan pelaku usaha maupun peternak ayam buras meningkat.
59
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan guna mendukung peningkatan populasi ternak ayam buras ini yakni melalui pembinaan-pembinaan baik kepada pengusaha maupun kepada peternak kecil. 2.
Capaian kinerja untuk produksi telur ayam ras petelur pada tahun ini mencapai 66,78% dari target 48.290 ton dan realisasi 32.249,13 ton. Realisasi ini lebih rendah dibanding target karena pelaku usaha mengurangi populasi secara besar-besaran dikarenakan ayam tersebut sudah afkir untuk menstabilkan harga telur.
3.
Capaian kinerja untuk produksi susu pada tahun ini mencapai 80,22% dari target 46,31 ton dan realisasi 37,15 ton. Realisasi ini lebih rendah dibanding target karena populasi ternak sapi perah di PT ATK yang beralamat di Semudun Kabupaten Pontianak tidak beroperasi lagi sehingga produksi juga terhenti. Hal ini disebabkan karena iklim Kalimantan Barat yang cukup panas sehingga kurang cocok untuk pengembangbiakan ternak sapi perah kecuali dengan sistem closed house serta belum membudayanya peternakan sapi perah di Kalimantan Barat.
Tabel diatas apabila dituangkan dalam bentuk grafik, dapat kita lihat pada gambar grafik di bawah ini :
c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan jangka menengah
target
Tabel 3.27 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 5 NO 5.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatan dan kesejahteraan peternak, konsumsi produk peternakan, dan terkendalinya penyakit hewan menular strategis
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Populasi Ternak (Sapi/Kerbau)
REALISASI 2014
2015
2016
Target 2018
154.643 ekor
163.154 ekor
170.452 ekor
229.492 ekor
60
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
1. Populasi ternak sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 8.642 ekor dari tahun 2014 yang populasinya 151.376 ekor menjadi 160.018 di tahun 2015 atau sebesar 3,54%. Dan meningkat 6.776 ekor pada tahun 2016 menjadi 166.794 ekor atau 4,06%. Dibanding dengan target 2018 maka populasi ternak sapi potong mencapai 97,44%. Capaian populasi sapi potong tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 1,71% bila dibanding tahun 2015 yang capaiannya 100,67% dan jika dibanding capaian tahun 2014 sebesar 4,43%.Capaian ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah mencapai 51,82% atau 321.863 ekor. 2. Populasi ternak sapi perah di tahun 2016 tidak mengalami perubahan dibanding tahun 2015 yaitu sebanyak 43 ekor, tapi dibandingkan dengan tahun 2014 adanya penurunan sebanyak 6 ekor atau sebesar 3,18%. Dibanding dengan target tahun 2018 maka populasi tahun 2016 ini baru mencapai 78,18%.Capaian populasi sapi perah tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 3,18% bila dibanding tahun 2015 yang capaiannya 84,31% dan jika dibanding capaian tahun 2014 sebesar 2,49%. Capaian ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah mencapai 45,74% atau 94 ekor. 3. Populasi ternak kambing mengalami peningkatan sebanyak 4.239 ekor dari 148.129 ekor pada tahun 2014 menjadi 152.368 ekor pada tahun 2015 atau sebesar 2,78% dan terus meningkat menjadi 160.230 ekor pada tahun 2016 atau sebesar 4,90%. Jika dibanding dengan target 2018, populasi kambing mencapai 81,77%. Capaian tahun 2016 ini mengalami peningkatan 2,57% bila dibanding dengan capaian tahun 2015. Dan capaian tahun 2015 meningkat 24,97% jika dibanding capaian tahun 2014. Capaian ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah mencapai 51,25% dengan target jangka menengah 312.598 ekor. 4. Populasi ternak babi meningkat 26.880 atau 4,99% dari 533.686 ekor pada tahun 2014 menjadi 560.566 ekor pada tahun 2015 dan terus meningkat sebesar 6.77% atau sebanyak 37.697 ekor menjadi 598.263 ekor pada tahun 2016. Bila dibanding dengan target tahun 2018 maka populasi babi tahun 2016 mencapai 92,22%. Capaian populasi tahun 2016 ini mengalami peningkatan 1,65% dari tahun 2015 yang capaiannya mencapai 100,03%. Sedangkan dibanding antara tahun 2015 dan tahun 2014 capaian meningkat 1,65%. Capaian ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah mencapai 51,62% dengan target sebesar 1.158.829 ekor. 5. Populasi ayam ras pedaging mengalami peningkatan sebesar 27,10% atau sebanyak 12.469.398 ekor dari 33.542.658 ekor pada tahun 2014 menjadi 46.012.056 ekor pada tahun 2015 dan meningkat 1.109.664 ekor atau 25,25% di tahun 2016. Bila dibanding dengan target tahun 2018 maka populasi ayam ras petelur mencapai 127,27%. Capaian tahun 2014 meningkat sebesar 11,13% diabnding tahun 2015 dan dibanding capaian tahun 2016, capaian tersebut menurun sebesar 0,11%. Capaian ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah mencapai 67,68% dengan target 69.621.978 ekor. 6. Populasi itik meningkat sebanyak 15.981 atau 2,87% dari tahun 2014 sebesar 539.878 menjadi 555.859 ekor pada tahun 2015. Dan meningkat 20.288 ekor atau 3,52% pada tahun 2016. Bila dibanding dengan target tahun 2018 maka populasi itik mencapai 58,91 %. Capaian populasi itik tahun 2015 meningkat 27,04% dari tahun 2014 namun ditahun
61
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2016 capaian tersebut menurun sebesar 31,86%. Capaian ini bila dibanding target jangka menengah mencapai 40,08% dengan target 1.437.313 ekor. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pencapaian sasaran ini yakni : 1. Lokasi peternak penerima bantuan pengadaan yang sulit dijangkau oleh petugas Dinas Kabupaten/Kota maupun Provinsi sehingga petugas kesulitan untuk mengontrol dan memonitoring ternak. Hal ini juga yang menyebabkan petugas Dinas Kabupaten/Kota jarang melakukan kontrol baik untuk memberikan penyuluhan, pengawasan maupun pelayanan kesehatan. Sulitnya lokasi juga berdampak bagi peternak yang juga sulit untuk mencari pakan, sehingga pakan biasanya didapatkan dari lingkungan sekitar dimana terkadang nilai gizi bagi ternak kurang yang akibatnya produktifitas ternak juga berkurang. 2. Kondisi cuaca yang fluktuatif dengan musim kemarau dan musim hujan yang tidak menentu, mengakibatkan ketidakstabilan pada ketersediaan hijauan pakan ternak. Ketika musim hujan, rumput berlimpah akan tetapi kandungan air yang dimiliki sangat tinggi. Sehingga apabila diberikan langsung pada ternak dapat mengakibatkan bloat yang berujung pada kematian. Kasus bloat sering terjadi dan menjadi penyebab utama kematian pada Ternak Kambing. Kondisi cuaca ini juga sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit yang bisa menimbulkan penyakit dan kematian pada ternak. 3. Kurangnya pengetahuan peternak dalam pemberian pakan yang tepat dalam penyusunan pakan babi yang sesuai kondisi ternak sehingga belum diperoleh hasil yang optimal. 4. Ketidakstabilan listrik yang sering padam di instalasi menyebabkan proses penetasan telur terhambat sehingga terjadi penurunan daya tetas telur itik. 5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membudayakan minum susu, karena pendapatan penduduk belum memenuhi tingkat kesejahteraan masyarakat. 6. Sebagian besar Kabupaten/Kota belum memiliki Rumah Potong Hewan yang merupakan salah satu mata rantai penyediaan daging yang ASUH bagi masyarakat. 7. Keterbatasan skala usaha sehingga secara ekonomi belum berdampak dalam peningkatan pendapatan dikarenakan rendahnya akses permodalan untuk kegiatan perbibitan ternak di Masyarakat 8. Kontinuitas produksi. Inovasi produk pada beberapa kelompok sudah dilakukan, tetapi untuk keberlangsungannya masih kurang. Hal ini berkaitan dengan pemasaran produk yang dihasilkan. Untuk kelompok yang sudah mempunyai outlet sendiri di tempat kelompok bisa langsung memasarkan dan produksi tetap stabil. Tetapi selebihnya masih tergantung pesanan. 9. Beternak masih merupakan usaha sampingan bagi petani sehingga manajemennya belum optimal dan akibatnya hasil dan produksi ternak juga kurang optimal sehingga jumlah pendapatan peternak masih kurang dan berakibat pada masih kurangnya kesejahteraan peternak.
62
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dan kendala yang ada yakni: 1. Teknologi pembuatan pakan alternatif seperti hay dan silase bisa diterapkan untuk menyiasati kurangnya persediaan pakan hijauan maupun buruknya kualitas pakan hijauan untuk meningkatkan produksi dan pada akhirnya akan meningkatkan populasi ternak. 2. Pendampingan perlu dilakukan minimal 3 kali setahun agar peternak bisa didampingi dalam pemeliharaan ternak. 3. Perlunya penyuluhan dan pendampingan secara terus menerus kepada kelompok penerima bantuan khususnya dan peternakan pada umummnya tentang manajemen pemeliharaan ternak untuk meningkatkan produktifitas dan produksi serta populasi ternak. 4. Jumlah populasi ternak tergantung pada kelahiran, kematian, pemasukan, pemotongan dan pengeluaran ternak. Untuk itu perlunya pembinaan yang sungguh-sungguh untuk mengoptimalkan kelahiran dan pemasukan serta menekan kematian dan pengeluaran ternak terutama kematian karena kasus penyakit serta pemotongan ternak khususnya untuk pemotongan betina produktif. 5. Peningkatan SDM melalui pembinaan petani ternak dalam hal ketrampilan beternak dan pemeliharaan 6. Membangun unit kerja dengan pihak ke III (PIR) 7. Meningkatkan modal kerja melalui perbankan (penjaminan kredit oleh pemerintah). 8. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diharapkan segera membangun RPH untuk memudahkan melakukan pengawasan dalam menjamin keamanan dan kesehatan daging yang beredar. 9. Menjaga agar harga produk dapat terjangkau di masyarakat dengan melakukan pembinaan perencanaan usaha kepada kelompok agar dapat menyusun dan merencanakan produksi dengan biaya yang minimal tetapi tetap memperhatikan mutu. 10. Kelompok harus lebih ulet dalam membuka jaringan pasar, misalnya dengan memanfaatkan pasar domestik (pasar tradisional). Sasaran pemasaran produk tidak harus di supermarket, tetapi dimulai dari pasar kecil dan diharapkan nantinya dapat berkembang. 11. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada produksi hasil peternakan perlu diterapkan agar mendapatkan produk yang terjamin kualitas mutunya 12. Pembinaan kelompok tani baik melalui pertemuan-pertemuan,pelatihan magang ataupun kegiatan-kegiatan penyuluhan lainnya lebih diintensifkan lagi untuk menjadikan kelompok tani sejati sehingga Perilaku, Sikap dan Ketrampilan petani meningkat . 13. Perlunya mempermudah aksesibilitas modal bagi petani ternak melalui kerjasama dengan bank maupun kredit permodalan peternakan seperti KUPS.
63
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
6.
nSasaran Strategis 6 Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat (Sektor Perikanan), dengan tujuan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 6
NO
SASARAN STRATEGIS
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Perikanan
TARGET
REALISASI
%
247.980 ton
208.202,49 ton
83,95 %
Berdasarkan tabel diatas, pencapaian target dan realisasi kinerja tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut : Hasil produk kelautan dan perikanan 1. Target volume produksi perikanan ( dalam ton ) tahun 2016 adalah sebesar 247.980 ton yang terdiri dari ; target volume produksi perikanan tangkap sebesar 176.346 ton dan target volume produksi perikanan budidaya sebesar 71.643 ton belum tercapai dari target yang telah ditetapkan sebesar 83,6 % dengan rincian penjelasan sebagai berikut: a. Volume produksi perikanan tangkap target tercapai sebesar 145.588,90 ton atau sebesar 83 % yang disebabkan oleh faktor-faktor yang turut sebagai berikut: adanya pemberlakuan dan diterbitkannya Permen KP no. 2/Permen-KP/2015 tentang pelarangan penggunaan Alat Penangkapan ikan Pukat Hela (Trawls), dan Pukat Tarik (Seine Net) di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; adanya perubahan cuaca terutama tingginya gelombang yang mengakibatkan kapal tidak melaut; adanya perubahan izin kapal dari provinsi ke pusat (KKP) sehingga banyak kapal yang tidak melaut b. Volume produksi perikanan budidaya Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016 tercapai sebesar 87 % dengan capaian sebesar 62.613,59 ton dari target sebesar 71.643 ton yang dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai berikut ; Adanya gagal panen bagi pembudidaya disebabkan adanya hama penyakit ikan adanya perubahan kondisi air akibat cuaca yang tidak menentu (extrim) sehingga menyebabkan kondisi air tidak stabil sehingga banyak ikan yang mati bagi pembudidaya ikan yang menggunakan aliran sungai. Masih kurangnya tenaga penyuluh perikanan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat juga menyebabkan belum berkembangnya potensi budidaya perikanan padahal potensinya sangat besar khususnya untuk budidaya laut;
64
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Kesadaran masyarakat untuk melakukan budidaya masih sangat kurang; Ketersediaan lahan yang layak budidaya masih kurang; Informasi pasar untuk masyarakat masih kurang.
2. Jumlah kapal ikan yang sandar dan melakukan kegiatan bongkar muat di PPP Sui Rengas (kapal) yaitu sebesar 40 % atau sebanyak 1.592 unit dari target 4000 unit. 3. Kewenangan untuk pelayanan Health Certificate untuk Kepentingan Ekspor Hasil Perikanan telah diserahkan ke Pusat dalam hal ini Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Tingkat konsumsi makan ikan (Kg/org/thn) dengan capaian 35,3 Kg/org/thn atau 100 %
dari target 35 Kg/org/thn. Untuk tingkat konsumsi makan ikan ini sudah tercapai dengan target dikarenakan banyaknya upaya dari pemerintah dalam mendongkrak minat komsumsi makan ikan dimasyarakat dengan program seperti FORIKAN, GEMARIKAN, Lomba masak aneka menu ikan, pameran promosi dalam dan luar daerah pelatihan maupun apresiasi bagi kelompok pengolah. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.29 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 6.
Sasaran Strategis Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
Program Program pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil Program Pengelolaan dan pengembangan sumberdaya perikanan tangkap Program Pengelolaan dan pengembangan Sumberdaya Perikanan budidaya Program Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan dan peningkatan mutu dan nilai tambah serta optimalisasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan Program Pengembangan dan peningkatan produksi perikanan tangkap Program Pengembangan dan peningkatan pengujian mutu hasil perikanan dan fungsi laboratorium pengendalian dan pengujian mutu hasil perikanan (LPPMPH) Program pengembangan dan peningkatan produksi perikanan budidaya dan fungsi Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Rata-Rata
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
1.756.974.000
1.635.424.400
93,08
2.254.033.500
507.651.600
22,52
2.544.802.000
391.134.603
15,37
1.833.201.500
1.228.291.218
67,00
2.057.910.000
1.392.299.550
67,66
2.057.910.000
662.372.400
92,19
1.551.601.000
1.537.541.602
99,08
475.493.550
474.611.025
99,81 69,59
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
83,95
-
83,95
-
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 69,59% dan realisasi capaian kinerja sebesar 83,95%, maka tidak dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian kinerja pada sasaran ini karena capaian kinerja masih dibawah 100%.
65
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
•
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja pada sasaran ini yaitu program pengembangan dan peningkatan mutu dan nilai tambah serta optimalisasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang diwujudkan dalam kegiatan sebagai berikut: Pengembangan dan Peningkatan Konsumsi Ikan melalui Lomba Masak Ikan Berbahan Utama Ikan dengan target output kegiatan ini adalah lomba masak serba ikan dan realisasi output kegiatan ini berupa lomba masak berbahan utama ikan guna meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat Kalbar kegiatan ini di ikuti oleh PKK Kab/ Kota sebanyak 12 Kab/Kota juara 1 diperoleh oleh kabupaten sekadau dan berhak mengikuti lomba masak berbahan utama ikan tingkat nasional di jakarta dan di sana memperoleh juara harapan dua untuk kategori menu balita. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya konsumsi ikan masyarakat kalbar. Pengembangan dan Peningkatan Konsumsi Ikan melalui Inovasi Menu (FORIKAN) dengan target output kegiatan ini adalah inovasi menu dan resep masakan ikandan realisasi output kegiatan ini berupa Kegiatan FORIKAN antara Forikan provinsi dengan forikan kab/kota. Kegiatan ini merupakan agenda kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan dengan PKK Provinsi. Kegiatan FORIKAN ini hanya dilaksanakan di : Kab. Landak sebanyak 2 kali, Kab. Kapuas Hulu sebanyak 1 kali, Kab. Sanggau sebanyak 1 kali, Kab. Kubu Raya sebanyak 1 kali dan Kota Pontianak sebanyak 1 kali. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya konsumsi ikan masyarakat kalbar. Selain itu terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang termasuk dalam revisi, dan pengesahan revisi (DPAPerubahan) baru diterima pada awal bulan November 2016 kemudian terjadi blocking anggaran secara mandiri terhadap pekerjaan fisik yang sampai bulan Oktober belum dilakukan tender. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : Pengembangan Apartemen Ikan (rumpon) untuk mendukung Produktifitas Perikanan Tangkap Realisasi output berupa konsultasi dan koordinasi teknis ke KKP dan koordinasi terkait pengadaan apartemen ikan 2016 serta monev apartemen ikan 2015 ke Kab. Sambas dan Kota Singkawang. Outcome kegiatan ini meningkatnya koordinasi antara provinsi dengan KKP serta Kab/Kota dan termonitoringnya apartemen ikan tahun 2015. Pengembangan dan Modernisasi Usaha Perikanan Tangkap Laut Realisasi output kegiatan ini berupa koordinasi dan identifikasi terkait kelompok calon penerima bantuan yang mengajukan permohonan. Outcome yang dicapai yaitu meningkatnya koordinasi dan teridentifikasinya kelompok yang berhubungan dengan calon penerima paket bantuan. Persentase kinerja yang dicapai 5%.
66
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Pengembangan dan Peningkatan Usaha Perikanan Budidaya Air Tawar di Kab/Kota Kalimantan Barat Target output kegiatan ini berupa bantuan paket sarana produksi perikanan budidaya (pakan) yaitu starter sebanyak 5.800 kg; grower sebanyak 9.400 kg; dan finisher sebanyak 11.520 kg. b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 6 NO
SASARAN STRATEGIS
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
REALISASI
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Perikanan
2014
2015
2016
214.072 ton
265.264,5 ton
208.202,49 ton
Secara umum target kinerja bidang perikanan tangkap dan budidaya pada tahun anggaran 2016 belum tercapai sesuai target yang ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015, secara umum target kinerja bidang perikanan tangkap dan budidaya tahun 2016 mengalami penurunan. Penurunan capaian kinerja pada bidang perikanan tangkap dan budidaya karena dipengaruhi oleh kondisi cuaca/iklim, pencemaran, hama penyakit yang melanda kawasan perikanan budidaya sehingga tidak menguntungkan bagi kegiatan usaha perikanan tangkap dan budidaya. Jumlah armada kapal perikanan tangkap Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan ini menunjukan bahwa investasi pada kegiatan usaha perikanan tangkap masih menarik minat masyarakat dan memberikan harapan berupa keuntungan finansial. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) yang mendapatkan pelayanan Health Certificate untuk Kepentingan Ekspor Hasil Perikanan (UPI) untuk tahun 2015 masih terealisasi 1 UPI dikarenakan masih diberikan kewenangan kepada Unit Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan akan tetapi pada tahun 2016 kewenangan telah diambil alih ke Pemerintah Pusat sesuai dengan Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jumlah Layanan Uji Mutu Hasil Perikanan yang Diberikan Kepada Unit Pengolah Ikan dan Masyarakat (kali) mengalami penurunan sebesar 21 % atau dari 320 kali menjadi 254 kali. Sentra Pengembangan Usaha Perikanan yang mendapatkan Pemantauan, Pengendalian dan Pengujian Mutu (lokasi) juga mengalami penurunan 14 % dari 73 lokasi menjadi 63 lokasi. Untuk tingkat konsumsi makan ikan ini dibandingkan tahun sebelumnya ini masih tetap.
67
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
c. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.31 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 6 NO
SASARAN STRATEGIS
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
REALISASI
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Produksi Perikanan
TARGET
2014
2015
2016
214.072 ton
265.264,5 ton
208.202,49 ton
2018 336.000,38 ton
1. Volume produksi perikanan tangkap yang dihasilkan oleh nelayan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 tercapai sebesar 83% dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 161,67% dan mengalami penurunan. Penurunan volume produksi perikanan tangkap tersebut terutama dipengaruhi karena adanya perubahan cuaca terutama tingginya gelombang yang mengakibatkan kapal tidak melaut. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah, volume produksi perikanan tangkap hampir mencapai target yaitu 146.240 ton. 2. Volume produksi perikanan budidaya Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 tercapai sebesar 86% dari target yang telah ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan volume produksi perikanan budidaya Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 tercapai sebesar 143,72% maka mengindikasikan adanya penurunan sebesar 57,72%. Kemudian jika dibandingkan dengan target jangka menengah hamper mencapai target yitu sebesar 65.254,46 ton. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, yaitu dibeberapa kawasan pengembangan usaha budidaya ikan telah terjadi pencemaranterutama disebabkan oleh limbah pertambangan emas illegal ( PETI ), limbah kegiatan perkebunan dan limbah industri yang telah mencemari daerah aliran sungai ( DAS ) dimana terdapat kegiatan pengembangan usaha budidaya ikan. 3. Untuk tingkat konsumsi makan ikan dibandingkan dengan tahun 2015 masih tetap dan jika dibandingkan dengan target 2018 masih jauh dari target yang ditetapkan 49 kg/org/thn sedangkan realisasi pada tahun 2016 baru mencapai 35,5 kg/org/thn. d. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pencapaian sasaran ini yakni : 1. Terbitnya Permen KP no. 2/Permen-KP/2015 tentang pelarangan penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls), dan Pukat Tarik (Seine Net) di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; 2. Adanya perubahan cuaca terutama tingginya gelombang yang mengakibatkan kapal tidak melaut; 3. Hasil verifikasi pengukuran ulang kapal, sebagian besar kapal berukuran >30GT sehingga proses pengurusan izin berada di Kementerian Kelautan dan Perikanan .
68
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Penertiban perizinan usaha penangkapan kapal 5 – 10 GT belum berjalan optimal 5. Dominasi armada perikanan skala kecil (perahu tanpa motor, motor tempel dan perahu motor < 5 GT) 6. Sarpras PPI/ Pelabuhan Perikanan belum memadai dan sebagian belum difungsikan secara baik. 7. Masih lemahnya kelembagaan dan manajemen usaha. 8. Belum optimalnya jaminan keselamatan kerja bagi nelayan. 9. Terjadinya kematian massal ikan budidaya akibat perubahan kualitas perairan, hama penyakit ikan dan perubahan musim (banjir). 10.Kurangnya sarana dan pengetahuan pembudidaya terhadap pembuatan pakan mandiri berbahan baku lokal.
11. Produk nilai tambah perikanan hasil perikanan masih rendah. Upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dan kendala yang ada yakni: 1. 2. 3. 4.
Mengganti alat tangkap pukat hela dengan alat tangkap yang ramah lingkungan Menginformasikan ke masyarakat tentang perkembangan cuaca dari BMKG Melakukan Gerai Perizinan di Prov. Kalbar Sosialisasi UU No. 23 Tahun 2104 tentang Pemerintahan Daerah, untuk kewenangan penerbitan izin penangkapan ikan 5. Revitalisasi nelayan tradisional melalui paket bantuan sarana (mesin) motor tempel 6. Meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan dan mengoptimalkan pemanfataan PPI/Pelabuhan Perikanan 7. Pelatihan pembentukan kelembagaan dan manajemen usaha dalam rangka meningkatkan kualitas SDM perikanan tangkap 8. Meningkatkan keikutsertaan nelayan dalam program asuransi nelayan 9. Melakukan deteksi dini Hama Penyakit ikan, dilakukan vaksinasi benih dan induk, serta penggunaan induk unggul dan benih unggul 10.Melakukan pembinaan terhadap pembudidaya tentang gerakan pakan ikan mandiri berbahan baku lokal
11. Pelatihan/apresiasi nilai tambah perikanan dan bantuan sarana produksi pengolahan dan pemasaran dan alat pengolahan ikan 7.
Sasaran Strategis 7 Menurunnya laju kerusakan lingkungan (Sektor kehutanan) dengan tujuan melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.32 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 7
NO 7.
SASARAN STRATEGIS Menurunnya laju kerusakan lingkungan
INDIKATOR KINERJA UTAMA Luas Hutan yang direhabilitasi
TARGET
REALISASI
%
45,113 Ha (Komulatif)
53.996 Ha (Komulatif)
119,69 %
2.500 Ha (tahun 2016)
11.383 Ha (tahun 2016)
455,32 %
69
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas, Luas lahan kritis yang direhabilitasi pada tahun 2016 secara komulatif seluas 53.996 Ha (119,69%) dari target seluas 45.113 Ha atau meningkat 8,14% dari realisasi komulatif tahun 2015 seluas 49.287,60 Ha. Dalam rangka penurunan intensitas kejadian kebakaran hutan dan lahan, di siagakan posko penanggulangan kebakaran hutan dan lahan untuk pemantauan perkembangan jumlah titik api yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat. Pada tahun 2016 jumlah titik api (hotspot) yang terpantau melalui satelite NOAA sebanyak 1.582 buah dengan penyebaran berada di : − Kota Pontianak sebanyak 3 titik api; − Kota Singkawang sebanyak 2 titik api; − Kabupaten Mempawah sebanyak 20 titik api; − Kabupaten Kubu Raya sebanyak 44 titik api; − Kabupaten Sambas sebanyak 42 titik api; − Kabupaten Bengkayang sebanyak 40 titik api; − Kabupaten Landak sebanyak 165 titik api; − Kabupaten Sanggau sebanyak 341 titik api; − Kabupaten Sekadau sebanyak 182 titik api; − Kabupaten Sintang sebanyak 304 titik api; − Kabupaten Melawi sebanyak 98 titik api; − Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 131 titik api; − Kabupaten Ketapang sebanyak 205 titik api; − Kabupaten Kayong Utara sebanyak 5 titik api; Jumlah titik api tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2015 turun sebesar 41,80% dari 2.718 titik api. Pengamanan dan Pengendalian Kerusakan Hutan telah dilakukan dengan upaya penegakan hukum dibidang kehutanan melalui beberapa kegiatan dengan tujuan untuk menekan gangguan keamanan kawasan hutan dari tindak kejahatan kehutanan dan menjaga hak-hak negara atas hutan dan hasil hutan. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.33 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 7.
Sasaran Strategis Menurunnya laju kerusakan lingkungan
Program
Target (Rp)
Program Peningkatan Kapasitas dan 1.088.602.000 Kerjasama Pengelolaan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi 437.394.000 Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi 498.900.000 Sumber Daya Alam Program Pembinaan Perlindungan 127.906.000 Lingkungan Program Penelitian dan Pengembangan 202.884.000 Geologi Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
1.085.895.300
99,75
432.834.000
98,96
497.090.000
99,64
124.352.000
97,22
187.536.284
92,44 97,6
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
119,69
19,69
119,69
19,69
70
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 97,6% dan realisasi capaian kinerja sebesar 119,69%., maka dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 19,69. Oleh karena itu capaian kinerja pada sasaran ini dapat dikatakan efisien. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program/Kegiatan yang menunjang pada sasaran ini melalui kegiatan rehabilitasi lahan kritis dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) sektor kehutanan dari Pemerintah Pusat yang ditransfer ke dalam APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Selain itu juga dilakukan pembinaan dan pengendalian terhadap kuantitas dan kualitas sumber benih tanaman kehutanan guna mendukung keberhasilan upaya rehabilitasi lahan kritis dan pegamanan serta pengendalian kerusakan hutan. Adapun program/kegiatan yang menunjang sasaran ini adalah : 1) Pengelolaan lokasi pengembangan tanaman unggulan lokal di Desa Sumsum, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak. 2) Pengelolaan persemaian Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat di Kota Pontianak. 3) Pembinaan dan pengendalian sumber benih tanaman hutan di Kabupaten Ketapang, Sanggau, Bengkayang dan Sambas. 4) Pendukung puncak aksi Hari Menanam Pohon Indonesia di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. 5) Pembinaan pelaksanaan pembangunan RKT IUPHHK-HT tahun berjalan pada pemegang IUPHHK-HT PT. Garuda Kalimantan Lestari Kabupaten Ketapang, PT. Asia Tani Persada Kabupaten Ketapang, PT. Mitra Jaya Nusa Indah Kabupaten Sintang, PT. Inhutani Unit III Nanga Pinoh, PT. Lahan Sukses, PT. Lahan Cakrawala Kabupaten Melawi, PT. Nityasa Idola Kabupaten Landak, PT. Wana Subur Lestari Kabupaten Ketapang dan PT. Kalimantan Subur Permai Kabupaten Kubu Raya. 6) Monitoring dan evaluasi realisasi tanaman RKT IUPHHK-HT (Et-1) pada pemegang IUPHHK-HT PT. Bina Silva Nusa dan PT. Daya Tani Kalbar Kabupaten Kubu Raya, PT. Wana Hijau Pesaguan, PT. Hutan Ketapang Industri dan PT. Wanakerta Eka Lestari Kabupaten Ketapang, PT. Finantara Intiga Kabupaten Sanggau dan Sintang PT. Finantara Intiga, PT. Nityasa Idola Kabupaten Landak dan PT. Muara Sungai Landak Kabupaten Mempawah. 7) Koordinasi dan penanggulangan kejahatan kehutanan dan penegakan hukum di Kabupaten Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau, Landak, Bengkayang, Sambas, Mempawah. 8) Operasi intelijen pengamanan hutan dan hasil hutan di Kabupaten Sintang, Sanggau, Landak, Bengkayang. 9) Operasi pengawasan peredaran hasil hutan di Kabupaten Mempawah dan Landak. 10) Operasi pengamanan hutan dan pemberantasan illegal logging di Kabupaten Sanggau, Landak, Bengkayang, Sambas, Mempawah dan Kubu Raya.
71
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
11) Pendataan dan pembinaan pelaksana tugas pengamanan hutan di Kabupaten Sanggau, Landak, Bengkayang dan Sambas 12) Pembinaan dan monitoring pengendalian kerusakan lingkungan d.i Kabupaten Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang, Melawi, Sanggau dan Kubu Raya. b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 7 SASARAN STRATEGIS Menurunnya laju kerusakan lingkungan
INDIKATOR KINERJA UTAMA Luas Hutan yang direhabilitasi
2014 2.992 Ha
REALISASI 2015 6.674,60 Ha
2016 11.383 Ha
Luas hutan yang direhabilitasi pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 2.500 Ha dan realisasinya mencapai 11.383 Ha meningkat dari tahun 2015 yaitu sebesar 6.674,60 Ha atau meningkat sebesar 123,08% dari tahun 2014 yang tercatat seluas 2.992 Ha. Luas hutan yang direhabilitasi secara komulatif pada tahun 2016 mencapai 53.996 Ha dari target 45.113 Ha dibandingkan tahun 2015 mencapai 49.287,60 Ha sedangkan targetnya 42.613 Ha sehingga mencapai 115,66%. c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.35 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 7 SASARAN STRATEGIS
Menurunnya laju kerusakan lingkungan
INDIKATOR KINERJA UTAMA Luas Hutan yang direhabilitasi
2014 2.992 Ha
REALISASI 2015 6.674,60 Ha
2016 11.383 Ha
TARGET 2018 12.500 Ha
Realisasi kinerja berdasarkan target jangka menengah (2013-2018) pada sasaran strategis tahun 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun 2015. Pada tahun 2014 Luas hutan yang direhabilitasi sebesar 2.992 Ha kemudian meningkat pada tahun 2015 sebesar 6.674 Ha dan mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2016 yaitu sebesar 11.383 Ha. Peningkatan pada tahun 2016 ini hampir mendekati target capaian pada tahun 2018 yaitu sebesar 12.500 Ha. Menurunnya laju kerusakan lingkungan selama 3 (tiga) tahun terakhir secara umum menunjukan adanya peningkatan kuantitas fisik. Capaian indikator Kinerja Utama sampai dengan tahun keempat selama periode RPJMD tahun 2013 – 2018 adalah sebesar 85%. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: a) Upaya meningkatkan produktifitas kawasan hutan kritis masih belum sebanding dengan laju degradasi sumberdaya hutan yang terjadi;
72
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b) Data kerusakan hutan yang diperoleh adalah hasil analisis data spasial melalui penafsiran peta citra landsat dan belum seluruhnya didukung oleh hasil pengukuran fisik secara terestrial di lapangan. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: a) Untuk meningkatkan produktifitas lahan kritis telah ditempuh melalui rehabilitasi lahan kritis dengan melakukan penanaman kembali, pengembangan lokasi tanaman unggulan lokal, pembangunan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, serta kegiatan perhutanan sosial melalui pembangunan Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan. Selain itu untuk mengurangi laju degradasi hutan dan lahan telah dilakukan aksi penanaman serentak melalui penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan pencanangan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tingkat Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu juga dilakukan pembinaan dan pengendalian terhadap kualitas sumber benih tanaman kehutanan guna mendukung upaya rehabilitasi lahan kritis. b) Untuk memperoleh validasi data kerusakan hutan terhadap data hasil penafsiran citra landsat agar dilakukan cruscek secara fisik. Untuk itu dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran harus dapat mengkontruksikan pekerjaan secara komprehensif. 8.
Sasaran Strategis 8 Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat (Sektor pertambangan) dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal sebagai sumber daya ekonomi a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 8 NO 8.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA Angka pertumbuhan sektor pertambangan
TARGET
REALISASI
%
6,05
0,6
9,91%
Angka Pertumbuhan sektor pertambangan, Laju pertumbuhan Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat menurut lapangan usaha sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan data Berita Resmi Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat tanggal 5 Februari 2016, bahwa Tahun 2016 sebesar 6,68 % dari jumlah PDRB 4,58% dan Laju pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 1,62 % dari PDRB Kalimantan Barat sebesar 5,71%. Angka pertumbuhan sektor pertambangan per Triwulan IV sebesar 21,56. Sedangkan Angka Sektor Pertambangan tahun 2016 sementara masih menggunakan realisasi pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,6%. Angka Pertumbuhan sektor pertambangan, Laju pertumbuhan Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat menurut lapangan usaha sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan data Berita Resmi Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat tanggal 7
73
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
November 2016 sebesar 17,61% berdasarkan perhitungan Triwulan I s/d III 2016 terhadap Triwulan I s/d III tahun 2015. Pencapaian ini tentunya merupakan prestasi bagi sektor pertambangan & penggalian. Pertambangan non migas sebagian besar masih dalam tahap eksplorasi. Pekerjaan pertambangan meliputi kegiatan-kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi (penambangan), pengolahan dan pemurnian serta penjualan mineral (bahan galian). Bahan galian di Kalimantan Barat menyebar dibeberapa kabupaten, diantaranya kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang, Sambas, Pontianak, Landak dan Sanggau. Hasil bahan galian selain digunakan sebagai bahan baku industri juga digunakan sebagai bahan utama di sektor konstruksi dan sebagian kecil sebagai komoditi ekspor. Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun pertumbuhan sub sektor pertambangan berfluktuasi yakni dari 8,6 % pada tahun 2012 meningkat menjadi sekitar 11,7 % pada tahun 2013, hanya sekitar 5,8 % pada tahun 2014 dan 10,17 % pada tahun 2015. Sedangkan sub sektor penggalian mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat dari 13,9 % di tahun 2012 menjadi sebesar 20,9 % di tahun 2013. Peningkatan pada sub sektor penggalian sejalan dengan peningkatan di sektor konstruksi yang mana banyak memerlukan bahan galian sebagai bahan dasar pada sektor konstruksi. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.37 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 8.
Sasaran Strategis Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
Program Program Penelitian, Pengembangan dan Pengelolaan Energi
Target (Rp) 2.873.506.400
Anggaran Realisasi (Rp) 2.679.979.786
Rata-Rata
%
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
93,27
-
93,27
-
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 93,27% dan realisasi capaian kinerja sebesar 9,91%, maka tidak dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian kinerja pada sasaran ini karena capaian kinerja masih jauh dibawah 100%. b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.38 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 8 NO 8.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA Angka pertumbuhan sektor pertambangan
2014 0,1
REALISASI 2015 0,6
2016 0,6
Pertumbuhan pada sektor pertambangan untuk tahun 2016 sebesar 21,56 persen pada triwulan IV. Sedangkan data sementara masih menggunakan data tahun 2015 yaitu sebesar 0,6.
74
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
c. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.39 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 8 NO 8.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA Angka pertumbuhan sektor pertambangan
2014 0,1
REALISASI 2015 0,6
2016 0,6
TARGET 2018 6,95
d. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Rendahnya angka pertumbuhan sektor pertambangan, hal ini disebabkan Undangundang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan bahwa perusahaan sektor pertambangan tidak bisa lagi mengekspor “Raw Material dan selama ini Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertambangan berasal dari kegiatan ekspor tambang “Raw Material”. Penurunan penerimaan PNBP Iuran sektor pertambangan di Kalimantan Barat , hal ini disebabkan adanya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2014 tentang “Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri” sehingga pemegang IUP Operasi Produksi harus melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Dimana para pemegang IUP OP tidak mampu membangun smelter. Sedangkan kewajiban membayar iuran tetap (landrent) juga turun dengan penerimaan tahun 2015 hal ini juga disebabkan adanya pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP), serta kesadaran pemegang IUP yang kurang atas kewajiban yang dilaksanakannya. 9.
Sasaran Strategis 9 Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan Koperasi, UMKM termasuk CU a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 9
NO 9.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. 2. 3. 4.
Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro Jumlah Usaha Kecil Jumlah Usaha Menengah
TARGET
REALISASI
%
5,265 unit 86,483 unit 16,157 unit 1.589 unit
4.390 unit 79.286 unit 27.176 unit 1.912 unit
83,4% 91,7% 168,20% 120,33%
Rata-Rata
115,9%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
75
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
1.
2.
3.
4.
Target jumlah koperasi pada tahun 2016 sebanyak 5.265 unit, realisasi menurun menjadi 4.390 unit (83,4 %) dibandingkan dengan tahun 2015 Yaitu 4.616 unit, maka terjadi penurunan sebanyak 226 unit. Target jumlah Usaha Mikro tahun 2016 sebanyak 86.483 unit, realisasi 79.286 unit (91,7%) hal ini belum mencapai target, namun dibandingkan dengan 2015 sebanyak 78.995 unit maka terjadi peningkatan sebanyak 291 unit atau ( 0,36 % ). Target jumlah Usaha Kecil tahun 2016 sebanyak 16.157 unit, realisasi meningkat menjadi 27.176 unit (168,20%) dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 27.115 unit terjadi peningkatan sebanyak 61 unit atau (0,22 %). Target jumlah Usaha Menengah tahun 2016 sebanyak 1.589 unit, realisasi meningkat menjadi 1.912 unit (120,33% ) dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 1.900 unit maka terjadi peningkatan sebanyak 12 unit atau (0,63) % . •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.41 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No
Sasaran Strategis
9.
Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
Program Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM Program peningkatan iklim usaha Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah (UKM)
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
921.433.900
892.523.540
96,86
791.596.000
783.546.600
98,98
1.881.431.250
850.881.000
45,23
Rata-Rata
80,35
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
115,9
15,9
115,9
15,9
Untuk melaksanakan program dan kegiatan pada sasaran ini penyerapan anggaran sebesar 80,35 %. Nilai efisiensi atas penggunaan anggaran pada sasaran ini, apabila dibandingkan antara persentase capaian kinerja sasaran sebesar 115,9% dengan realisasi anggaran rata-rata sebesar 80,35%, maka diperoleh tingkat efisiensi pencapaian sasaran sebesar 15,9. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja tersebut yaitu Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM, yang meliputi 4 (empat) kegiatan sebagai berikut : Pemetaan Keragaan Koperasi Berbadan Hukum Provinsi; Monitoring Pelaksanaan Izin Usaha Mikro dan Kecil; Kajian Peran Koperasi dan UMKM dalam Perekonomian Kalimantan Barat; Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Data.
76
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 9 NO 9.
c.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
REALISASI
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. 2. 3. 4.
Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro Jumlah Usaha Kecil Jumlah Usaha Menengah
2014
2015
2016
4.782 unit 76.995 unit 26.940 unit 1.842 unit
4616 unit 78.995 unit 27,115 unit 1900 unit
4.390 unit 79.286 unit 27.176 unit 1.912 unit
•
Realisasi Jumlah Koperasi pada tahun 2014 sebanyak 4.782 unit, realisasi tahun 2015 sebanyak 4.616 unit, menurun sebanyak 166 unit dikarenakan adanya pembubaran koperasi tidak aktif yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan SK Bupati Nomor: 045.2/15/KPTS/DPPK/IX/2015, tentang pembubaran koperasi di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015, tanggal 10 september 2015 sedangkan realisasi tahun 2016 sebanyak 4.390 unit, menurun sebanyak 226 unit, realisasi menurun dikarenakan adanya pembubaran koperasi tidak aktif.
•
Realisasi Jumlah Usaha Mikro tahun 2014 sebanyak 76.552 unit, realisasi tahun 2015 sebanyak 78.995 unit, meningkat sebanyak 2.443 unit atau (3,19%) sedangkan realisasi tahun 2016 sebanyak 79.286 unit, meningkat sebanyak 291 unit atau (0,36%).
•
Realisasi Jumlah Usaha Kecil tahun 2014 sebanyak 26.940 unit, realisasi tahun 2015 sebanyak 27.115 unit, meningkat sebanyak 175 unit atau (0,64%) sedangkan realisasi tahun 2016 sebanyak 27.176 unit, meningkat sebanyak 61 unit atau (0,22%).
•
Realisasi Jumlah Usaha Menengah tahun 2014 sebanyak 1.842 unit,realisasi tahun 2015 sebanyak 1.900 unit, meningkat sebanyak 58 unit atau (3,14%) sedangkan realisasi tahun 2016 sebnayak 1.912 unit, meningkat sebanyak 12 unit atau (0,63%).
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.43 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 9 REALISASI
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
9.
Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
1. 2. 3. 4.
Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro Jumlah Usaha Kecil Jumlah Usaha Menengah
2014
2015
2016
Target 2018
4.782 unit 76.995 unit 26.940 unit 1.842 unit
4616 unit 78.995 unit 27,115 unit 1900 unit
4.390 unit 79.286 unit 27.176 unit 1.912 unit
5.801 unit 94.322 unit 16.908 unit 1.620 unit
Jumlah koperasi rata-rata selama tiga tahun terakhir 4.596 unit, demikian juga dengan jumlah usaha mikro rata-rata 78.425 unit, sedangkan Usaha Kecil dan Menengah masing-masing 27.077 unit dan 1.884 unit. Jika dibandingkan dengan target RPJMD pada tahun 2018, jumlah usaha kecil dan jumlah usaha menengah telah melebihi target yaitu jumlah usaha keciltarget akhir RPJMD sebesar 16.908 unit sedangkan realisasi pada tahun 2016 telah mencapai 27.176
77
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
unit kemudian jumlah usaha menengah target akhir RPJMDnya sebesar 1.620 unit sedangkan realisasinya sebesar 1.912 unit. Sedangkan untuk jumlah koperasi aktif dan jumlah usaha mikro hampir mencapai target akhir RPJMD yang telah ditetapkan. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Belum optimalnya produk KUMKM karena belum memenuhi standar PIRT, halal, SNI, HAKI, akibatnya tidak mampu berdaya saing dan belum mampu untuk memanfaatkan peluang usaha secara maksimal, serta mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Masih tingginya persentase jumlah koperasi yang tidak aktif, karena kurangnya tenaga SDM yang membina di Kabupaten/Kota. Keterbatasan akses kepada sumber daya produktif seperti permodalan, bahan baku, teknologi pasar dan informasi. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Mengoptimalkan produk KUMKM agar lebih berkualitas dan dapat memenuhi standar; Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang membina di Kab/Kota sehingga meningkatkan jumlah koperasi aktif; Mengembangkan akses kepada sumber daya produktif, memanfaatkan teknologi yang canggih;
10. Sasaran Strategis 10 Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri (Sektor perdagangan) dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing daerah a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.44 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 10 NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
%
10.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
1. Nilai ekspor 2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 3. Produktifitas total daerah 4. Nilai tukar petani 5. Jumlah Industri Pengolahan
1.939,32 US $ juta 0,996
623,42 $ Juta 1.489
32,15% 149,5 %
17,67 102,59 150 IKM
49,47 97,15 304 IKM
279,97% 94,78% 202,67%
Rata-Rata
•
151,81%
Nilai ekspor Kalimantan Barat tahun 2016 (Jan s/d Des 2016) mencapai USD 623.42 Juta jauh di bawah target RPJMD sebesar USD 1.812.45 Juta atau hanya terealisasi sebesar 32.15 %.
78
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita mencapai 1.489 dibandingkan dengan target sebesar 0,996 maka capaian kinerjanya sebesar 149,5%. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2016 Provinsi Kalimantan Barat sebesar 97,15 poin naik 0,41 poin dibandingkan tahun 2015. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang diterima Petani naik 4,6 poin dan Indeks harga yang dibayar petani naik 5,67 poin. Produktifitas total daerah tahun 2016 mencapai 49,47 dan pencapaian indikator tersebut melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 17,67 sehingga capaian kinerjanya sebesar 279,97%. Jumlah IKM wira usaha baru yang tumbuh dan berkembang, Tercatat sebanyak 304 Unit usaha IKM yang difasilitasi selama tahun 2016 jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak 150 IKM pada Target RPJMD Kalbar untuk tahun 2016.
Secara umum struktur perdagangan luar negeri Kalbar berbeda dengan nasional dan dunia. Ekspor Kalbar didominasi oleh Industri primer sebesar 65 % diikuti produk manufakture sebesar 32% dan komoditi primer sebesar 3%, sedangkan impor Kalbar terdiri dari 97 % produk manufaktur, 1 % produk industri primer dan 2 persen komoditi primer. Dibanding struktur ekspor nasional sebesar 51% produk manufaktur, 30 % produk industri primer dan 19% produk komoditi primer.
Sedangkan permintaan impor dunia mempunyai struktur
81,5% produk manufaktur, produk industri primer 12 % dan produk komoditi primer 6,5 %. Nilai Ekspor Kalimantan Barat, Secara regional Kalimantan, kinerja ekspor Kalbar menunjukan trend penurunan yang paling tajam selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 26%, dan secara nasional peranan ekspor Kalbar masih sangat kecil dan nomor 2 terendah setelah Kalimantan Tengah. Kinerja Ekspor Kalbar masih sangat didominasi oleh produkproduk industri primer karet, perkayuan (yang bahan bakunya semakin terbatas) dan alumina dengan nilai tambah produk relatif masih rendah. Gambar 3.16 Struktur Perdagangan Luar Negeri Kalbar dibandingkan Nasional dan Dunia Tahun 2015
Sumber : Kemendag, 2016 dan BPS Kalbar, 2016
79
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga yang diterima Petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertanian, merupakan salah satu indikator proxy untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relative semakin sejahtera tingkat kehidupan petani. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.45 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No
Sasaran Strategis
10.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
Program
Target (Rp)
Program Peningkatan daya Saing dan Penguatan Perdagangan 778.295.200 luar negeri Program Pengembangan Ekspor 623.031.000 Program Peningkatan Efisiensi 625.895.000 Perdagangan Dalam Negeri Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 1.850.847.252 Perdagangan Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
761.720..096
97,87
579.020.350
92,94
531.480.000
84,92
1.523.202.367
82,30 89,5
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
151,81
10,5
151,81%
10,5
Dengan dukungan Sumber Daya tersebut, pada tahun anggaran 2016, terdapat 2 (dua) Indikator Kinerja yang mencapai 100% atau lebih dan 1(satu) IKU mencapai 94,78%. Pencapaian kinerja pada sasaran ini mencapai 151,81% dan realisasi anggaran sebesar 89,5% sehingga terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar 10,5. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Pada IKU Nilai Ekspor atau kinerja ekspor daerah, pemerintah daerah telah melakukan beberapa upaya intervensi harga pasar produk pertanian atau perkebunan sejak beberapa tahun terakhir, antara lain melalui (1) Pelayanan peningkatan daya saing komoditi, (2) pameran/promosi dagang dan peningkatan informasi ekspor, dan (3) Hilirisasi komoditi utama daerah. Pada IKU Jumlah Industri Pengolahan atau Jumlah IKM wira usaha baru yang tumbuh dan berkembang, Pencapaian target IKU di atas dilakukan dengan pelaksanaan pelatihan kepada para pelaku IKM Kalbar. Tercatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Pelatihan IKM Dinas Perindag Prov. Kalbar mulai dari pelatihan bagi para calon usahawan baru melalui metode CEFE, pendampingan pasca pelatihan, pelatihan teknis, hingga dengan fasiltasi pemasaran produk melalui keikutsertaan dalam pameran. Tercatat sebanyak 304 Unit usaha IKM yang difasilitasi selama tahun 2016 jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak 224 Unit Usaha IKM (pada perjanjian kinerja Dinas) dan 150 IKM pada Target RPJMD Kalbar untuk tahun 2016.
80
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 10
NO
SASARAN STRATEGIS
10.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Nilai ekspor 2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 3. Produktifitas total daerah 4. Nilai tukar petani 5. Jumlah Industri Pengolahan
2014 651,99 US $ juta 0,87
REALISASI 2015 574,12 US $ juta 1,41
2016 623,42 US $ Juta 1.489
16,97 96,01 145 IKM
65,69 96,03 136 IKM
49,47 97,15 304 IKM
Sektor perdagangan Kalimantan Barat pada sisi ekspor banyak menghasilkan produk primer yang cukup laku dipasaran sehingga kegiatan ekspor masih tetap berlangsung dari tahun ke tahun. Akan tetapi kinerja nilai ekspor di Kalimantan Barat dari tahun 2014 dan 2015 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2015, total nilai ekspor sebesar 564.043.454 US $ mengalami penurunan sebesar 13,49% dibandingkan tahun 2014 dengan nilai ekspor 651.986.280 US $, namun di tahun 2016 kinerja dalam eksporKalbar sudah mulai membaik dengan kenaikan nilai ekrpor sebesar 623.422.909 US $, kenaikan nilai ekspor sebesar 10,52 % dibandingkan tahun 2015, begitu juga volume ekspor meningkat 61,43 persen dibandingkan tahun 2015. Dalam lima tahun terakhir, kurun waktu 2012-2016, dimana terjadi penurunan nilai ekspor Kalbar yang cukup signifikan dengan tren penurunan 26,4% per tahun, ekspor kelompok industri manufaktur Kalbar menunjukan perkembangan yang relatif stabil dibanding kelompok lainnya, dimana ternd penurunannya sebesar 5,1% per tahun, tidak seperti kelompok produk ekpor lainnya (industri Primer mencapai -24% per tahun dan komoditi primer mencapai 60% per tahun). c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.47 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 10
NO 10.
SASARAN STRATEGIS Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1.
Nilai ekspor
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 3. Produktifitas total daerah 4. Nilai tukar petani 5. Jumlah Industri Pengolahan
2014 651,99 US $ juta 0,87
REALISASI 2015 574,12 US $ juta 1,41
2016 560,64 US $ Juta 1,484
TARGET 2018 2.220,32 US $ juta 1,311
16,97 96,01 145 IKM
65,69 96,03 136 IKM
36,61 97,15 304 IKM
18,48 102,95 200 IKM
Berdasarkan kelompok produk, produk industri primer. Ini menunjukan kedepannya Kalbar harus mengarahkan produk ekspornya ke kelompok industri manufaktur yang di pasar global tidak terlalu mengalami penurunan nilai dan volume permintaannya justru tetap tumbuh positif yaitu sebesar 1,2 %. Sebaliknya industri primer justru dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend positif yang cukup besar volume permintaannya, namun terjadi penurunan nilai yang cukup tajam terutama Karet dan CPO.
81
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Pada dasarnya realitas penurunan nilai ekspor produk utama Kalbar, telah terjadi pada tahun 2012-2013 dimana terjadi peningkatan nilai ekspor Kalbar yang sangat signifikan akibat dari eksploitasi dan ekspor besar-besaran bahan tambang mentah terutama bauksit menjelang pemberlakuaan UU minerba yang baru, sedangkan komoditi utama Kalbar seperti Karet, CPO dan lainnya sebenarnya telah menunjukan penurunan nilai ekspor akibat penurunan harga dunia. Gambar 3.17 Perkembangan Struktur Perdagangan Luar Negeri Kalbar Berdasarkan Kelompok Komoditi Produk/Komoditi yang diekspor tahun 2011 - 2015
Sumber : Puslitka Daglu Kemendag, 2016 (diolah)
Rendahnya harga karet diperkirakan akan terus berlangsung hingga beberapa tahun kedepan. Saat ini harga karet bergerak di angka US$ 1,20 – US$ 1,50 per kilogram dan tampaknya pada akhir tahun menunjukkan kebangkitannya walau masih sangat rendah. Demikian juga untuk komoditi CPO per kg ke US$ 1,25. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan harga tertinggi karet pada tahun 2011 yang sempat menyentuh angka US$ 4 per kg - US$ 5 per kg. Pelemahan harga karet di pasar internasional membuat harga karet ditingkat petani merosot tajam di kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000 per kg. d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Tabel 3.48 Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP) November-Desember 2016 dan Desember 2016-Januari 2017 di Pulau Kalimantan dan Nasional NTP No 1. 2. 3. 4. 5.
Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Nasional
November 2016
Desember 2016
Januari 2017
96,76 98,38 97,76 98,49 101,31
97,15 98,81 97,84 98,56 101,49
97,68 99,35 98,24 98,40 100,91
Perubahan (%) Nov-Des Des 2016-Jan 2016 2017 0,40 0,54 0,45 0,55 0,08 0,40 0,07 -0,17 0,18 -0,56
Bila dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) antar Provinsi di pulau Kalimantan dari empat provinsi dan NTP Nasional yang dilaporkan pada bulan Januari 2017 Provinsi Kalimantan Barat naik 0,54 persen, Provinsi Kalimantan Tengah naik 0,55 persen, Provinsi Kalimantan Selatan naik 0,40 persen dan Provinsi Kalimantan Timur 0,17 persen. Sedangkan NTP Indonesia (Nasional) turun 0,56 persen.
82
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
e.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Penyebab turunnya ekspor ini disebabkan penurunan nilai ekspor komoditi utama Kalbar seperti karet, kayu dan CPO akibat dari lesunya perekonomian dunia dan turunya harga minyak bumi yang menyebabkan penurunan harga komoditi dunia dan permintaan pasar dunia. Namun yang disisi lain struktur ekspor Kalbar telah membaik dengan berkurangnya dominasi karet dan kayu serta meningkatnya volume ekspor Minyak Nabati terutama CPO hingga hamper dua kali lipat dan mulai ekspornya bahan kimia anorganik yaitu alumina (chemical grade alumina/CGA). Sebagai informasi, sejak tahun 2012 terjadi pembatasan ekspor bahan tambang utamanya bauksit sebagai dampak kebijakan nasional untuk pembatasan ekspor bahan baku dalam rangka hilirisasi komoditi primer dan sebagai dampaknya sejak tahun 2015 ekspor turunan bauksit berupa CGA telah mulai diekspor. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Dalam mengantisipasi penurunan kinerja ekspor daerah, pemerintah daerah telah melakukan beberapa upaya : Intervensi pertama melalui pelayanan peningkatan daya saing komoditi, terutama dilakukan dengan meningkatan pelayanan ekspor – impor melalui e-SKA (surat keterangan asal / certificate of origin) dan API online (angka pengenal impor). Memfasilitasi pengujian standar mutu komoditi utama Kalbar terutama karet dan sawit oleh laboratorium yang telah terakreditasi pada Unit Pegawasan dan Sertifikasi Mutu Barang Disperindag Prov. Kalbar. Intervensi selanjutnya melalui pameran/promosi dagang baik di tingkat lokal, nasional dan internasional dimaksudkan menjadi sarana upaya daerah untuk memperluas tujuan pasar (diversifikasi pasar) dan memperluas jenis komoditi yang dipasarkan (diversifikasi komoditi) sehingga diharapkan Kalbar tidak hanya tergantung pada pasar Negara-negara tertentu atau daerah tertentu. Beberapa kegiatan promosi tetap yang diikuti tingkat dunia adalah Pameran Produk Ekspor atau yang dikenal dengan Trade Expo Indonesia (TEI). Diharapkan perluasan tujuan pasar ini akan mendongkrak demand komoditi daerah sehingga meningkatkan harga komoditi tersebut di tingkat petani. Dan juga dilakukan upaya-upaya peningkatan informasi ekspor dimana diharapkan para pelaku bisnis daerah termasuk para pengusaha komoditi utama Kalbar dapat mengetahui peluang pasar dan informasi pasar komoditi dunia yang didukung pelayanan surat keterangan asal (SKA/COO) untuk preferensi pajak bagi Negara-negara yang telah terikat kerjasama perdagangan dengan Indonesia. Intervensi terakhir adalah melalui Hilirisasi Komoditi Utama, yang dilakukan dengan mengupayakan a) penumbuhan dan pengembangan IKM yang mengolah komoditi daerah seperti IKM lidah buaya, IKM karet, dan IKM Kelapa; dan b) fasilitasi penumbuhan kawasan industri untuk pengolahan komoditi utama kalbar seperti karet
83
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
di Kawasan Industri Mandor, Kabupaten Landak; kelapa sawit di Kawasan Industri Tayan, Kabupaten Sanggau dan Aneka Industri Agro di Kawasan Industri Semparuk. Hilirisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi sehingga diharapkan komoditi primer petani juga akan meningkat. Intervensi ini juga didukung dengan upaya penyelesaian Raperda Rencana Induk Pengembangan Industri Provinsi sebagaimana diamanatkan Undang-undang no. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Diharapkan tahun 2016 Raperda tersebut sudah dapat menjadi Perda Rencana Induk Pengembangan Industri Provinsi Kalbar yang menjadi arah pengembangan industri Kalbar 20 (dua puluh) tahun kedepan dan tinggal menunggu evaluasi dari Kemendagri dan akan segera disosialisasikan kepada Kab/Kota dan stakeholder terkait pada tahun 2017. 11. Sasaran Strategis 11 Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja dengan tujuan untuk perluasan dan pembinaan tenaga kerja dalam mendukung kerjasama antar daerah dan luar negeri a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 11 NO
SASARAN STRATEGIS
11.
Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK) Rata-Rata
TARGET
REALISASI
%
1,03
0,96
93,20%
3,17% 500 KK
4,23 % 371KK
66,56% 74,20% 78%
Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Barat Tahun 2016 dapat terlihat bahwa jumlah angkatan kerja sebesar 2.389 ribu orang. Dari total angkatan kerja tersebut, sekitar 95,77% (2.288 ribu orang) adalah penduduk yang bekerja, dan sekitar 4,23% (101 ribu orang) adalah pengangguran. Persoalan ketenagakerjaan lainnya adalah rendahnya kualitas tenaga kerja kita, baik skill dan knowledge, belum adanya keterhubungan antara pemberi dan pencari kerja. Sehingga peluang kerja yang tersedia di dalam maupun keluar negeri belum dapat terpenuhi secara optimal. Komposisi penduduk usia kerja yang merupakan angkatan kerja, di tahun 2016 masih didominasi oleh lulusan SD kebawah yaitu sekitar 1.183 ribu orang atau sebesar 51,70 persen, sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan Diploma hanya sekitar 52 ribu orang atau sebesar 2,27 persen, dan pekerja dengan pendidikan Sarjana hanya sekitar 158 ribu orang atau sebesar 6,90 persen. Meskipun demikian keadaan ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015 karena pekerja dengan pendidikan rendah seperti SD ke bawah menurun, sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma dan Sarjana meningkat. Bagi angkatan kerja berpendidikan SD tidak mampu diserap disektor formal. Fenomena tersebut merupakan tantangan untuk mengembangkan kompetensi tenaga kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Untuk mendapatkan
84
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
kompetensi kerja yang memadai, pencari kerja harus dibekali pelatihan kerja. Pelatihan kerja diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) pemerintah, swasta atau perusahaan. Adapun pencari kerja yang telah mengikuti kegiatan pelatihan yang telah diberikan oleh LPK pemerintah, dalam hal ini oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat dan UPTD di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat (ULKI Pontianak, ULKI Entikong, UP2D) di tahun 2016 sebanyak 871 orang. Dalam mengatasi masalah penganggur diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penganggur diantaranya meningkatkan penciptaan kesempatan, merumuskan strategi dan arah kebijakan ketenagakerjaan yang tepat, menyusun perangkat peraturan ketenagakerjaan yang memadai, dan tidak bisa lepas dari kerjasama dan koordinasi yang baik dan harmonis diantara lembaga terkait maupun SKPD/Instansi lain. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.50 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 11.
Sasaran Strategis Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
Program Program Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja Program Pembinaan Hubungan Industrial Program Perlindungan, Pengawasan dan Kesejahteraan tenaga kerja
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
254.252.000
185.233.300
72,85
445.423.000
442.091.700
99,25
909.882.100
896.962.800
98,58
Rata-Rata
90,22
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
78
-
78
-
Pengukurun efisien sumber daya terhadap capaian kinerja sasaran tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja yaitu dengan pencapaian indikator kinerja utama sebagai berikut : a. Rasio penduduk yang berkerja dengan angkatan kerja sebesar 93,20% ; dan b. Tingkat pengangguran sebesar 66,56%. c. Jumlah transmigran program pemerintah (KK) sebesar 74,2%. Pencapaian kinerja tersebut belum mencapai 100% sehingga dalam mengukur tingkat efisiensi terhadap persentase penyerapan anggaran belum dapat dilakukan. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja yang berkaitan dengan IKU pada sasaran strategis kedua di atas, didukung oleh kegiatan : o Rapat Kerja Teknis Program Perluasan dan Pengembangan; o Penanggulangan TKI Bermasalah; o Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah; dan o Layanan Informasi Ketenagakerjaan. Program Pembinaan Hubungan Industrial didukung oleh kegiatan-kegiatan lainnya yaitu : o Penanganan kasus PHI/PHK;
85
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Penanganan kasus unjuk rasa/mogok; Pemberdayaan LKS Tripartit; Rapat koordinasi Serikat Buruh/Pekerja; dan Peningkatan kapasitas Dewan Pengupahan Provinsi (survey pengupahan hidup layak). Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja yang didukung pula oleh kegiatan lainnya, yaitu : o Fasilitasi Kegiatan Komisi Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Kal-Bar; o Bimtek Instruktur Lembaga Pelatihan Kerja (ILPK); o Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Akreditasi Bagi Lembaga Pelatihan Kerja (IPLK); o Pelaksanaan Akreditasi Bagi Lembaga Pelatihan; o Editing Database Lulusan Pelatihan; dan o Pelatihan Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna o o o o
Untuk capaian Indikator jumlah lokasi transmigrasi yang mendapatkan pembinaan telah dicapai 2 kabupaten 4 lokasi atau sebesar 100 persen, capaian tersebut telah dicapai dengan serangkaian kegiatan sebagai berikut : o Pembinaan sosial budaya di UPT Binaan; o Fasilitasi dan penilaian/pemilihan transmigran dan pembinaan pemukiman transmigrasi teladan; o Monitoring sarana dan prasarana fisik UPT Binaan; o Fasilitasi bantuan alat mesin pertanian lokasi transmigrasi; o Pembinaan dan Pengembangan Partisipasi Usaha Ekonomi Mandiri; o Pembinaan penempatan produksi pengolahan hasil dan pemasaran; o Pengendalian distribusi bantuan pangan beras transmigran; o Fasilitasi Penyusunan Program dan Peningkatan Pengembangan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.51 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 NO 11.
SASARAN STRATEGIS Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. 2. 3.
Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja Tingkat pengangguran Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
2014 0,96 4,04% 160 KK
REALISASI 2015 0,95 5,15% 235 KK
2016 0,96 4,23 % 371KK
Tahun 2013 s.d. 2016 jumlah angkatan kerja meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk usia kerja, diikuti pula dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja. Dilihat dari tahun 2013-2016, jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2013 jumlah pengangguran sebanyak 86.343 orang dengan Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) sebesar 4,03 persen, pada tahun 2014 menjadi
86
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
93.719 orang atau dengan TPT 4,04 persen, kemudian di tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, jumlah pengangguran sebanyak 121.337 orang atau dengan TPT 5,15 persen. Sedangkan di tahun 2016 mengalami penurunan dengan jumah pengangguran sebesar 100.935 orang atau dengan TPT 4,23 persen.
Tabel 3.52 Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat Kondisi Ketenagakerjaan
Satuan
Tahun 2013 2014 2015 Penduduk 15+ Jiwa 3.068.131 3.318.062 3.383.166 Angkatan Kerja Jiwa 2.140.166 2.320.229 2.357.224 Bekerja Jiwa 2.053.823 2.226.510 2.235.887 Bukan Angkatan Kerja Jiwa 927.965 997.833 1.025.942 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 69,75 69,93 69,68 Tingkat Pengangguran Terbuka Jiwa 86.343 93.719 121.337 % 4,03 4,04 5,15 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Kalbar Data berdasarkan Berita Statistik BPS
2016 3.446.157 2.388.758 2.287.823 1.057.399 69,32 100.935 4,23
Jumlah Transmigrasi Program Pemerintah (KK) Pada tahun 2013, dari target pencapaian 583 KK, realisasi sebanyak 613 KK (capaian 105,15%), tahun 2014 dari target 160 KK/2 Lokasi, dicapai realisasi sebanyak 160 KK/2 Lokasi (capaian 100%), tahun 2015 dari target 500 KK dicapai realisasi sebanyak 235 KK (capaian 47%). Sedangkan ditahun 2016 dari target 500 KK dicapai realisasi sebanyak 371
87
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
KK atau sebesar 74,20%. Realisasi tahun 2016 kurang dari 100% dikarenakan adanya kebijakan moneter dari pemerintah pusat sehingga dari daerah pengirim hanya dapat mengirim jumlah transmigran sebanyak 371 KK. Dari 371 KK tersebar di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Kayong Utara (Desa Simpang Tiga); Kabupaten Sanggau (Desa Sungai Beruang); Kabupaten Sintang (Desa Sebetung Paluk); dan Kabupaten Kapuas Hulu (Desa Keliling Semulung dan Desa Nanga Kalis). Dibandingkan tahun 2016 realisasi capaian target pada indikator jumlah penempatan transmigrasi secara teratur dengan prinsip layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan mengalami kenaikan dari 235 KK menjadi 371 KK atau sebesar 57,87%. Selektifitas penempatan transmigran yang Clear and Clean, Layak Huni, Lingkungan, Layak Usaha, Layak Berkembang, dan jumlah Pembangunan Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) maupun Penempatan, setiap tahun berubah, hal ini berdasarkan usulan masyarakat dan areal yang tersedia. c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.53 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 11
NO
SASARAN STRATEGIS
11.
Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar kerja
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
2014 0,96
REALISASI 2015 0,95
2016 0,96
TARGET 2018 1,08
4,04% 160 KK
5,15% 235 KK
4,23 % 371KK
3,01% 500 KK
Rata-rata rasio penduduk yang bekerja pada tiga tahun terakhir sebesar 0,95 dan jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD yaitu sebesar 1,08. Kemudian tingkat pengangguran mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 5,15% dan pada tahun 2016 sebesar 4,23% akan tetapi jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD masih belum mencapai target yaitu sebesar 3,01%. Selanjutnya jumlah transmigran program mengalami peningkatan ditiap tahunnya sehingga memiliki rata-rata sebesar 255 KK dan jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD yaitu sebesar 500 KK maka masih perlu upaya untuk peningkatan jumlah transmigran program ditahun 2017 dan 2018 sehingga target akhir RPJMD dapat tercapai.
88
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran strategis adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
Dengan besarnya wilayah serta adanya fakta bahwa Provinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara Malaysia maka tentu saja hal ini akan menimbulkan berbagai persoalan yang apabila tidak dikelola dengan baik dan akan menimbulkan permasalahan sosial, budaya serta ekonomi. Minimnya keterampilan/keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja, sedangkan perusahaan selain berpendidikan, lebih menyukai pekerja yang sudah memiliki keterampilan ataupun keahlian tertentu. Banyaknya persyaratan dalam pengusulan Hak Pengelolaan (HPL) sesuai dengan peraturan pertanahan, sehingga berdampak pada panjangnya birokrasi mulai dari Kantor Pertanahan Kabupaten, BPN Provinsi sampai dengan ke Kementerian ATR/BPN. Proses pengadaan barang dan jasa di ULP Kabupaten berpengaruh terhadap pembangunan fisik RTJK, sarana dan prasarana sehingga penempatan warga transmigran dilaksanakan pada bulan ke-11 dan ke-12. Hal ini berpengaruh terhadap pemberian bantuan pembibitan, angkutan trans dan barang bawaan serta pendistribusian makanan warga trans, pemberian bantuan jatah hidup beras dan non beras, masih ada lokasi transmigrasi masuk dalam kawasan hutan berdasarkan SK Kementerian Kehutanan Nomor : 733 Tahun 2014 yang sebelumnya sesuai SK Kementerian Kehutanan Nomor : 936 Tahun 2013 tidak masuk dalam kawasan hutan, masih adanya Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) binaan yang tidak mempunyai petugas, sehingga sulit mendapatkan data tentang ketransmigrasian, partisipasi warga transmigrasi terhadap pelatihan rendah karena hasil produksi belum terserap pasar, selain itu jangkauan lokasi dari kabupaten ke lokasi transmigrasi sangat jauh yang memerlukan biaya tinggi. Kurang tertibnya perusahaan menyampaikan laporan ketenagakerjaan ke dinas/instansi yakni wajib lapor perusahaan, masih terdapat perusahaan yang belum mendukung terbentuknya LKS Bipartit di perusahaan karena berpendapat bahwa LKS Bipartit sebagai organisasi pekerja/buruh yang akan menentang kebijakan manajemen perusahaan, masih banyak perusahaan yang belum membuat Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja (PK), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Serikat Pekerja/Buruh di tingkat provinsi/kabupaten/kota belum berperan secara optimal baik dalam menghadapi perselisihan hubungan industrial maupun menyajikan informasi ketenagakerjaan dan sosialisasi kebijakan, selain itu minimnya pemahaman, kemampuan pekerja/buruh, manajemen perusahaan tentang teknik bernegosiasi yang baik dan tepat dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial antara pekerja/buruh dengan pihak manajemen perusahaan ditempat kerja.
89
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Upaya pemecahan yang seharusnya dilakukan untuk mencapai target indikator sasaran strategis adalah sebagai berikut: 1. Upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pro job, merumuskan kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan yang tepat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah. 2. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja serta menyikapi bertambahnya angka pengangguran adalah meningkatkan volume kegiatan pelatihan, menambah jumlah tenaga kerja yang dilatih, selain itu menambah jumlah instruktur, serta daya tampung lembaga pelatihan, kemudian memprioritaskan pelatihan yang bisa dikembangkan bagi mereka yang akan menjadi pekerja/buruh/karyawan maupun yang potensial untuk berwiraswasta seperti pelatihan otomotif, pelatihan menjahit, pelatihan tata rias, pelatihan komputer, pelatihan teknisi HP, pelatihan administrasi perkantoran dan lain-lain. Selain prioritas pelatihan tersebut di atas, pelatihan yang dilakukan berdasarkan pada jenis pekerjaan yang akan dimasuki pencari kerja, seperti untuk sektor pertanian/peternakan yakni pelatihan budidaya ikan air tawar dan pelatihan sarana air bersih. 3. Meningkatkan pembinaan terhadap petugas UPT dan warga transmigrasi; melakukan koordinasi / komitmen pihak pemangku kegiatan Kabupaten bersama lintas sektor terkait di daerah dan pusat; segera mengusulkan untuk pelepasan kawasan hutan terhadap lokasi transmigrasi yang sudah dibangun dan ditempatkan warga transmigran; melaksanakan kegiatan pelatihan ke lapangan atau lokasi binaan yang berdekatan satu sama lain; menambah kuantitas pelatihan agar lebih terakomodir sesuai dengan kebutuhan. 4. Mengoptimalkan kinerja bidang yang menangani perlindungan ketenagakerjaan; meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan melalui pembinaan Serikat Pekerja/Buruh; sosialisasi peraturan ketenagakerjaan seperti penyuluhan, bimtek pelaksana dilapangan; meningkatkan sosialisasi dan pengawasan terhadap perusahaan dalam rangka penerapan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan; menyelesaikan kasus pelanggaran norma ketenagakerjaan secara tuntas. 12. Sasaran Strategis 12 Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan tujuan untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sistem pelayanan dasar bidang sosial a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 12 NO 12.
SASARAN STRATEGIS Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
INDIKATOR KINERJA UTAMA Tingkat kemiskinan
TARGET 5,72 %
REALISASI 8,00%
% 71,5%
90
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Persentase penduduk miskin pada periode Maret 2016 ke September 2016 menunjukkan kenaikan dari 7,87 persen Maret 2016 menjadi 8,00 persen pada September 2016 atau naik 0,13 poin. Secara nominal jumlah penduduk miskin bertambah dari 381.350 orang pada Maret 2016 menjadi 390.320 orang September 2016 (Grafik.1). Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat bertambah sebesar 8.970 orang. Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Barat (Ribuan Jiwa)
Persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat mengalami kenaikan dari 7,87 persen pada bulan Maret 2016 menjadi 8,00 persen pada bulan September 2016 atau mengalami kanikan sebesar 0,13 poin. Apabila diamati lebih mendalam, persentase penduduk miskin untuk daerah pedesaan mengalami kenaikan dari 9,11 persen pada Maret 2016 menjadi 9,38 persen September 2016 atau mengalami kenaikan sebesar 0,27 poin. Daerah perkotaan mengalami penurunan dari 5,16 persen Maret 2016 menjadi 4,97 persen pada September 2016 atau mengalami penurunan sebesar 0,19 poin. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.55 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 12.
Sasaran Strategis Terlayani dan diberdayakan nya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Program Program Pemberdayaan Sosial Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Peningkatan Keberdayaan Ekonomi dan Sosial Program Peningkatan Sosial Ekonomi Masyarakat Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Program Fasilitasi, Koordinasi, Pembinaan dan Monev Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Sosial Program Perlindungan Anak Rata-Rata
Target (Rp) 1.284.968.819
Anggaran Realisasi (Rp) 1.279.777.500
% 99,60
452.130.168
309.029.208
68,35
19.953.037.650 573.907.200
1.928.761.650 570.432.900
9,67 99,39
1.924.399.600
1.231.843.200
64,01
2.251.479.900
1.429.230.637
63,48
2.366.202.000
2.226.234.150
94,08
1.655.717.000
1.480.159.600
89,40
975.000.000
502.425.800
51,53 71,05
Capaian Kinerja
Tingkat Efisiensi
71,5%
-
-
91
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 71,05% dan realisasi capaian kinerja sebesar 71,5%, maka tidak dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian kinerja pada sasaran ini karena capaian kinerja masih jauh dibawah 100%. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja a. Progam Pemberdayaan Sosial dengan kegiatan program yaitu : Pembinaan Komunitas Adat Terpencil (KAT). Realisasi Kegiatan terlaksananya pembinaan dan pemberian bantuan bahan bagunan rumah (BBR) untuk warga KAT sebanyak 20 KK di Desa Ringolojok Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan warga KAT sebesar 100 %. Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Pesisir. Realisasi kegiatan terlaksananya pemberdayaan masyarakat kawasan pesisir dan pemberian bantuan sembako untuk masyarakat kawasan pesisir sebanyak 12 KK di Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara dan Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat di kawasan pesisir sebesar 100 %. Pemberdayaan Fakir Miskin Perdesaan. Realisasi kegiatan terlaksananya pemberdayaan fakir miskin perdesaan dan pemberian bantuan peralatan kerja dan usaha produktif bagi masyarakat miskin di perdesaan sebanyak 10 KK di Desa Kepayang Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat miskin di perdesaan sebesar 100 %. Pemberdayaan Fakir Miskin Perkotaan. Realisasi kegiatan terlaksananya pemberdayaan fakir miskin perkotaan dan pemberian bantuan peralatan kerja dan usaha produktif bagi masyarakat miskin diperkotaan sebanyak 20 KK di Kelurahan Mulia Kerta, Mulia Baru, Kelurahan Tengah, Sukaharja, Sampit, Kelurahan Kauman Kabupaten Ketapang. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat miskin di perkotaan sebesar 100 %. Bantuan Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh. Realisasi kegiatan terlaksananya bantuan rehabilitasi sosial daerah kumuh berupa pemberian bantuan bahan bangunan rumah (BBR) kepada 20 KK di Desa Tembawang Balai Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat miskin di daerah kumuh sebesar 100 %. b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dengan kegiatan program yaitu :
Rujukan dan Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas dengan realisasi kegiatan terlaksananya terlaksananya sosialisasi program pelayanan sosial dan rujukan bagi penyandang disabilitas ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial diikuti 30 peserta di Kabupaten Bengkayang dan Outcome dari kegiatan ini adalah
92
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
tersosialisasiya program pelayanan sosial dan rujukan bagi penyandang disabilitas sebesar 100 % Pemulangan Korban Traficking dengan realisasi kegiatan terselenggaranya koordinasi pemulangan korban trafficking ke daerah asal sebanyak 12 orang ke Kabupaten Sambas dan Outcome dari kegiatan ini adalah korban traficking kembali hidup normal di daerah asal sebesar 100 %. Penyuluhan/Pencegahan/Rujukan Narkoba realisasi kegiatan terlaksananya penyuluhan/pencegahan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Landak yang diikuti 60 orang peserta dan Outcome dari kegiatan ini adalah terhindarnya generasi muda dari penyalahgunaan narkoba sebesar 100 %. Bimbingan dan Pembinaan Eks NAPI dengan realisasi kegiatan terselenggaranya bimbingan dan pembinaan bagi Eks Napi di Kabupaten Ketapang yang diikuti 30 peserta dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah Eks Napi yang kembali hidup normal di masyarakat sebesar 100 %. Rehabilitasi Sosial Gepeng dengan realisasi kegiatan terlaksananya konsultasi dan koordinasi penanganan gepeng ke Pusat maupun Kab/Kota sebanyak 1 (satu) kegiatan dan Outcome dari kegiatan ini adalah terbinanya gelandangan dan pengemis di wilayah Propinsi Kalimantan Barat sebesar 100%. Pembinaan, Bimbingan dan Rehabilitasi Eks Kusta di dalam dan luar pemukiman dengan realisasi kegiatan terselenggaranya pembinaan, bimbingan dan rehabilitasi warga Eks Kusta di dalam dan luar pemukiman sebanyak 1 (satu) kegiatan di Kota Singkawang dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan warga eks kusta untuk hidup normal sebesar 100 %. Fasilitasi Kegiatan Anak Berkonflik dengan Hukum dengan realisasi kegiatan adalah terlaksananya pembinaan terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 33 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya bantuan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum sebesar 100 %. Pembinaan dan Penyantunan Anak melalui LKS dengan realisasi kegiatan terlaksananya pembinaan LKS (lembaga kesejahteraan Sosial) di Pontianak yang diikuti sebanyak 30 LKS dan Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pembinaan dan penyantunan anak melalui LKS sebesar 100 %. Pembinaan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat/Disabilitas dengan realisasi kegiatan terselenggaranya pembinaan dan rehabilitasi terhadap Penyandang Cacat/Disabilitas sebanyak 30 orang di Pontianak dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya pembinaan/rehabilitasi terhadap penyandang cacat/disabilitas sebesar 100 %
93
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
c.
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial dengan kegiatan program yaitu :
d.
Pemulangan, Pendampingan Korban Tindak Kekerasan Pekerja Migran Internal dengan realisasi kegiatan terlaksananya pemulangan, pendampingan korban tindak kekerasan pekerja migran internal ke daerah asal sebanyak 210 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terbantunya korban tindak kekerasan pekerja migran internal untuk kembali ke daerah asal sebesar 100 %. Pemulangan Orang Terlantar dengan realisasi kegiatan terlaksananya pemulangan orang terlantar ke daerah asal sebanyak 207 0rang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terbantunya orang terlantar untuk kembali ke daerah asal sebesar 100 %.
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan oleh Unit Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (UPRS) dengan kegiatan program yaitu : Pengadaan Makanan dan Minuman Anak Asuh UPRS dengan realisasi kegiatan tersedianya makanan dan minuman untuk anak asuh UPRS sebanyak 46 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan makanan dan minuman untuk anak asuh UPRS sebesar 100 %. Pengadaan Perlengkapan Anak Asuh UPRS dengan realisasi kegiatan tersedianya pakaian dan obat-obatan makanan dan minuman untuk anak asuh UPRS sebanyak 46 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan makanan dan minuman untuk anak asuh UPRS sebesar 100 %. Pendidikan Anak Asuh UPRS realisasi kegiatan terpenuhinya biaya pendidikan/uang sekolah untuk anak asuh UPRS sebanyak untuk anak asuh UPRS sebanyak 46 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya biaya pendidikan untuk anak asuh UPRS sebesar 100 %. Pembinaan dan Pelayanan Anak Asuh UPRS dengan realisasi kegiatan terlaksananya pembinaan dan pelayanan untuk anak asuh UPRS sebanyak 46 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah terlaksananya pembinaan dan pelayanan untuk anak asuh UPRS sebesar 100 %. Peningkatan Keterampilan Penyandang Cacat Tubuh realisasi kegiatan terlaksananya pelatihan service komputer bagi penyandang cacat tubuh di Pontianak sebanyak 10 peserta dan Outcome dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan keterampilan bagi penyandang cacat tubuh sebesar 100 %. Pemantapan Bimbingan Keterampilan Bagi Eks Korban Napza dengan realisasi kegiatan terlaksananya pelatihan menjahit bagi eks korban Napza di Pontianak sebanyak 10 peserta dan Outcome dari kegiatan ini adalah terlaksananya pemantapan bimbingan keterampilan bagi eks korban napza sebesar 100 %. Penyuluhan Sosial Napza Bagi Anak Asuh UPRS dengan realisasi kegiatan terlaksananya penyuluhan sosial Napza bagi anak asuh UPRS sebanyak 46 orang dan Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan anak asuh UPRS terhadap bahaya Narkoba sebesar 100 %.
94
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.56 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 12 NO
SASARAN STRATEGIS
12.
Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
INDIKATOR KINERJA UTAMA Tingkat kemiskinan
2014 8,07 %
REALISASI 2015 8,44%
2016 8,00%
Kondisi kemiskinan di Kalimantan Barat tahun 2016 menunjukkan peerkembangan yang positif dibanding tahun sebelumnya. Tingkat persentase penduduk miskin menurun 0,44 poin dari 8,44 persen tahun 2015 menjadi 8,00 persen pada tahun 2016. Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari 405.510 jiwa tahun 2015 menjadi 390.320 jiwa pada tahun 2015. Garis kemiskinan pada tahun 2016 meningkat dari Rp. 340.423 per kapita pertahun tahun 2015 menjadi Rp. 363.320 perkapita pertahun pada tahun 2016. Keberhasilan pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat menggambarkan keberhasilan program pembangunan. Meski demikian upaya-upaya pengentasan kemiskinan terus dilakukan pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Garis kemiskinan pada Maret 2016 sebesar Rp. 347.880,- perkapita/bulan, kemudian pada September 2016 meningkat menjadi Rp. 363.027,- perkapita/bulan. Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis kemiskinan perkotaan Maret 2016 sebesar Rp. 353.143,- naik menjadi Rp. 366.477,- pada kondisi September 2016. Daerah perdesaan sebesar Rp. .345.480,- pada Maret 2016 naik menjadi Rp.360.940,- pada September 2016. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 75,20 persen untuk daerah perkotaan dan 80,22 persen untuk daerah perdesaan. Sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan terhadap Garis Kemiskinan untuk daerah perkotaan sebesar 24,80 persen dan untuk daerah perdesaan sebesar 19,78 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan Maret 2016 antar lain beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, mie instan dan gula pasir. Sedangkan komoditi bukan makanan antara lain perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. c. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.57 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 12 NO 12.
SASARAN STRATEGIS Terlayani dan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
INDIKATOR KINERJA UTAMA Tingkat kemiskinan
2014 8,07 %
REALISASI 2015 8,44%
2016 8,00%
TARGET 2018 4,42%
95
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Kondisi kemiskinan beberapa tahun terakhir jika dibandingkan dengan target jangka menengah masih jauh dari target yang ditetapkan. Realisasi pada tahun 2014 sebesar 8,07 % kemudian meningkat pada tahun 2015 sebesar 8,44 % dan pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,44 poin sehingga menjadi 8,00 % jika dibandingkan dengan target jangka menengah sebesar 4,42 % sehingga dapat dilihat tingkat kemiskinan masih jauh dari target 2018. Akan tetapi Kalimantan Barat akan tetap berupaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan sehoingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Tabel 3.58 Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan dan Nasional September 2016 Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara NASIONAL
Garis Kemisikinan (Rp/Kapita/Bln) 363,027 380,524 389,273 526,686 530,566 361,990
Jumlah ( orang) 390,320 137,460 184,160 211,240 47,030 27,764,320
Persentase Penduduk Miskin (P0) 8.00 5.36 4.52 6.00 6.99 10.70
Garis Kemiskinan September 2016, Kalimantan Barat merupakan yang terendah di regional Kalimantan yaitu sebesar Rp. 363.027,- Sedangkan yang tertinggi di Kalimantan Utara sebesar Rp. 530.566,-. Jumlah dan persentase penduduk miskin, Kalimantan Barat merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 390.320 orang (8,00 persen). Namun demikian persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat masih berada dibawah nasional yang mencapai 10,70 persen. Jumlah penduduk miskin yang terendah di Kalimantan Utara sebesar 47.030 orang dan persentase penduduk miskin terkecil di Kalimantan Selatan sebesar 4,52 persen. e.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Permasalahan PMKS yang terus meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya seiring dengan dampak kemajuan iptek dan dinamika kehidupan bermasyarakat. Penanganan PMKS yang belum memadai, hal ini dapat dilihat dari alokasi anggaran yang belum mencukupi untuk penanganan PMKS secara maksimal. Sarana dan prasarana Panti Rehabilitasi Sosial belum memadai dan belum mampu mendukung proses penanganan PMKS secara profesional. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Tersedianya data PMKS di masing-masing Kabupaten/Kota yang akurat dan up to date sehingga program dan kegiatan dapat tepat sasaran. Kegiatan yang direncanakan harus mempertimbangkan skala prioritas, lebih fokus serta dilaksanakan secara berkesinambungan.
96
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Perlu terus upaya mendorong dan memberdayakan kelembagaan sosial masyarakat, disamping meningkatkan jumlah, kapasitas, kemampuan juga mendorong peran konkrit kelembagaan tersebut dalam penanganan masalah sosial.
13. Sasaran Strategis 13 Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi kawasan pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.59 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 13 NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
TARGET
REALISASI
%
0,007532
0,007690
102,02%
82,02 %
80,38 %
98 %
Rata-Rata
100,01%
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 0,007532 dan realisasi sebesar 0,007690 dengan capaian kinerja sebesar 102,02%. Pada Tahun 2015 yang ditargetkan 0,008714% dan realisasi sebesar 0,015536% dengan capaian kinerja sebesar 178,29%. Kondisi ini terjadi disebabkan pertambahan jumlah panjang jalan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya pertambahan jumlah kendaraan di Provinsi Kalimantan Barat; 2. Jalan Provinsi Dalam Kondisi Mantap pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 82,02% dengan realisasi sebesar 80,38% atau capaian kinerja sebesar 98,00%. Angka ini mengalami penurunan 0,69% dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 99,90% pada tahun 2015 target 81,15% realisasi 81,07%. Hal ini disebabkan adanya perubahan status ruas jalan Provinsi menjadi ruas jalan nasional sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 290/KPTS/M/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional sehingga Jalan Provinsi semula 1.656,00 Km berkurang 430,09 km menjadi 1.225,91 km. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.60 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No
Sasaran Strategis
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antara moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
Program Program Penyelenggaraan Jalan Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Perbatasan dan daerah Tertinggal
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
354.396.857.216
333.082.533.355
93,99
1760.368.000
996.574.200
56,61
Rata-Rata
75,3
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
100,01%
24,7
100,01%
24,7
97
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 75,3% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 100,01 %., maka dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 24,7. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah dilaksanakan dengan efisien. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik+sedang) dapat tercapai melalui program penyelenggaraan jalan. Pada Tahun 2016 capaian indikator diatas dicapai melalui pelaksanaan program pembangunan jalan dan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh Bidang Bina Marga dan UPJJ.
b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Pada Tahun 2016 capaian indikator diatas dicapai melaui pelaksanaan program pembangunan jalan dan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh Bidang Bina Marga dan UPJJ. Panjang jalan yang ditingkatkan sepanjang 34,16 Km dan panjang jembatan bailey sepanjang 12 m. Dari kegiatan tersebut tercapai kondisi jalan mantap pada tahun 2016 sebesar 80,38 % apabila dibandingkan dengan capain kondisi jalan mantap sebesar 81,07% (Tahun 2015) terjadi penurunan sebesar 0,69 %. Tabel 3.61 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 13 NO
SASARAN STRATEGIS
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
2014 0,015536
REALISASI 2015 1:80,42
80,66 %
81,07 %
2016 0,007690% 80,38 %
Secara umum gambaran capaian indikator sasaran sebagaimana diuraikan diatas dapat dilihat dari kondisi jalan dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2016 pada grafik dibawah ini:
98
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Gambar 3.19 Grafik Kondisi Jalan Kewenangan Pemerintah Provinsi
Gambar 3.20 Grafik Kondisi Jalan Mantap
c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.62 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 13
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
13.
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
2014 0,015536
REALISASI 2015 1:80,42
2016 0,007690%
TARGET 2018 0.006294
80,66 %
81,07 %
80,38 %
84,58 %
Program pembangunan yang dilaksanakan oleh Bidang Bina Marga (Jalan Provinsi) yang didukung oleh Unit Pemeliharaan jalan dan Jembatan (UPJJ) yang tersebar di lima wilayah terjadi peningkatan kondisi jalan dalam kondisi mantap (kondisi baik + sedang) sebesar 9,01% dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015. Dengan capaian kondisi mantap pada Tahun 2010 sebesar 72,06% (Baik 42,76% dan sedang 29,3%) pada Tahun 2016 sebesar 80,38% (Baik 49,16% dan sedang 31,22%). Kondisi ini mengalami penurunan sebesar 0,69% dibandingkan kondisi pada Tahun 2015 sebesar 81,07%. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Penanganan jalan setiap tahun tidak dilaksanakan sesuai siklus secara teknis dan penanganan yang kurang tepat dengan terbatasnya alokasi anggaran. 2. Terjadinya keterlambatan dalam pekerjaan akibat kondisi cuaca (curah hujan tinggi) menjelang akhir tahun.
99
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
3. Sebagian besar ruas-ruas jalan provinsi sudah melampaui umur rencana dan penanganannya terbatas pada pemeliharaan. Upaya pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan anggaran yang mencukupi serta mengoptimalkan dana yang tersedia untuk penanganan jalan. 2. Membangun infrastruktur dalam rangka mendukung sistem investasi dan aksesibilitas masyarakat terhadap program pembangunan daerah 3. Membuka dan meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil, pesisir dan kawasan perbatasan. 4. Memberdayakan masyarakat dan swasta untuk berperan dalam penyelenggaraan dan investasi pembangunan prasarana jalan. 14. Sasaran Strategis 14 Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan kawasan pemukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi kawasan pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.63 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 14 NO
SASARAN STRATEGIS
14.
Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
INDIKATOR KINERJA UTAMA
REALISASI
%
1. 2. 3. 4.
Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga yang bersanitasi Lingkungan perumahan sehat Rumah yang layak huni
54,61 % 47,12 % 31,82 % 82,88 %
54,61% 47,29 % 17,03 % 90,56 %
100% 100,36% 53,52% 100,26%
5.
Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rata-Rata
78,3 %
78,2 %
100,69%
527 21 %
594 29,24%
112,7% 139,24% 100,96%
6. 7.
a)
TARGET
Persentase rumah tangga pengguna air bersih / minum. Pada tahun 2016 indikator rumah tangga pengguna air bersih mencapai 54,61% mengalami kenaikan sebesar 0,03% dibanding dengan pencapaian tahun 2015 yaitu sebesar 54,58%. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun di Kabupaten Mempawah 2 unit pompa, Kabupaten Sintang 1.700 meter, Kota Pontianak 1.450 meter, pembangunan Sarana Air Bersih Penampungan Air Hujan Kabupaten Kubu Raya 94 unit, pengadaan Sarana Air Bersih (Sumur Bor) Kabupaten Sambas 3 unit, Kabupaten Melawi 145 unit (PAH), Kabupaten Ketapang 2534 meter, Kabupaten Kapuas Hulu 3 unit (Pengadaan Air Bersih/minum), Kabupaten Landak 3 unit (Pengadaan Air Bersih/minum), Kabupaten Sekadau 3 unit (pengadaan air bersih) dan Kabupaten Kayong Utara 1 unit (sumur bor).
100
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
b) Persentase rumah tangga yang bersanitasi Pada tahun 2016 indikator rumah tangga bersanitasi ditargetkan sebesar 47,12 % dan tercapai sebesar 47,29% mengalami kenaikan sebesar 0,47% dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebesar 46,82%, dengan realisasi drainase terbangun di Kota Pontianak 1286 meter, Kabupaten Mempawah 785 meter, Kabupaten Kayong Utara 325 meter, Kabupaten Kapuas Hulu 120 meter, Kabupaten Sanggau 200 meter, Kabupaten Sintang 942 meter, Kabupaten Kubu Raya 873 meter, Kabupaten Melawi 954 meter, Kabupaten Ketapang 140 meter, Kabupaten Bengkayang 355 meter, Kabupaten Sekadau 285 meter, Kota Singkawang 765 meter, Kabupaten Mempawah 477 meter. Pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) terbangun di Kabupaten Melawi 3 unit. c)
Lingkungan Perumahan Sehat Dari data pengembang perumahan yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan (REI, APERINDO dan APERSI) pada tahun 2016 tercatat sebanyak 552 kawasan perumahan yang ada di Kalimantan Barat. Sebagian besar adalah kawasan perumahan sederhana sehat (RSh) tipe 36 yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pada tahun 2016 kegiatan fisik pembangunan drainase yang dilakukan berada pada 3 (tiga) lokasi pada 3 (tiga) kabupaten/kota yaitu Kota Singkawang, Kab. Bengkayang dan Kab. Ketapang dengan Panjang Drainase keseluruhan 635 m. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Kawasan Bidang Perumahan dan Tata Ruang (Perumtaru) adalah team koordinator yang ditunjuk oleh Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bertugas untuk menerima usulan lokasi bantuan Prasarana Sarana dan Fasilitas Umum (PSU) Rumah Umum khususnya untuk jalan lingkungan dan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalbar, kegiatan tersebut menggunakan dan Dekonsentrasi. Usulan bantuan PSU khususnya untuk jalan lingkungan yang masuk ke team koordinator khususnya untuk rumah type 36 m² berjumlah total 3.195 unit rumah dengan total panjang jalan lingkungan 15.975 m dan total luas lahan 60,2 hektar. Usulan tersebut diajukan oleh 5 Kab/Kota yaitu Kota Pontianak, Kab. Kubu Raya, Kab. Mempawah, Kab. Ketapang dan Kota Singkawang. Setelah dilakukan verifikasi oleh team koordinator bersama team dari Kementerian PUPR ke lokasi usulan masing-masing Kab/Kota, ada beberapa lokasi yang tidak memenuhi syarat penerima bantuan PSU Perumahan. Dari beberapa Kab/Kota yang mengajukan usulan yang memenuhi syarat/terealisasi sebagai penerima bantuan PSU, khususnya untuk jalan lingkungan sebanyak 1 (satu) Kabupaten yaitu Kab. Kubu Raya dengan lokasi pembangunan tersebar, adapun jumlah unit yang terbangun yaitu sebanyak 466 unit rumah dengan tipe rumah 36 m², dengan panjang jalan lingkungan 2.330 m dan luas lahan 9,1 hektar. Sehingga dari jumlah total usulan bantuan PSU Tahun 2016 sebanyak 3.195 unit rumah, terealisasi sebanyak 466 unit rumah atau 14,58%, sehingga persentase rasio lingkungan perumahan sehat pada tahun 2016 adalah sebesar 17,03 % dari target 31,82 % dengan capaian kinerja 53,52 %.
101
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
d) Persentase Rasio Rumah Layak Huni Pada Tahun 2016 jumlah rumah Rumah Layak Huni (RLH) diseluruh Kabupaten/Kota sebanyak 1.140.390 unit rumah. Dari total jumlah rumah yang ada di Kalimantan Barat, sebanyak 1.032.765 unit rumah termasuk dalam kategori Rumah Layak Huni (RLH) atau sebesar 90,56% mengalami kenaikan sebesar 0,73 % dibanding Tahun 2015 sebesar 89,83 %.Dengan jumlah anggaran untuk mewujudkan sasaran dan indikator tersebut diatas melalui dana APBD sebesar Rp. 2.220.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 2.056.378.000,atau sebesar 92,63 % dan melalui dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 960.149.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 864.957.000,- atau 90,09 %. e) Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik terus mengalami kenaikan rata-rata pertumbuhan rumah tangga pengguna listrik dari tahun 2013-2018 adalah sebesar 8,43 persen. Rasio Elektrifikasi (RE) wilayah Provinsi Kalimantan Barat pada Tahun 2016 dengan realisasi sebesar 78,20 % dari Rumah Tangga Pengguna Listrik berjumlah 900.961, Jumlah Rumah Tangga 1.131.377 atau sebesar 100,69% dari target sebesar 74,20 %. f) Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) Rasio Desa Berlistrik wilayah Provinsi Kalimantan Barat pada Tahun 2016 dengan realisasi sebesar 66,73% atau sebesar 103,74% dari target sebesar 59,14%. (Jumlah Desa 1996, Jumlah Desa yang belum berlistrik 1332 dan Jumlah Desa yang berlistrik 664 atau 61,35%). Rasio ketersediaan daya listrik RUPTL PLN, realisasi pada Tahun 2016 sebesar 594 MW atau 100,96% dari Target 527 MW. g) Rasio RTH per satuan luas wilayah ber HPL/HGB. Luas RTH publik eksisting di seluruh kabupaten/kota sebesar 29,24 % (Kab. Sintang dan Kab. Melawi masih dibawah 20 %) terhadap luas kawasan perkotaan seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007. •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 3.64 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No 14.
Sasaran Strategis Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
Program
Target (Rp)
Program Pengembangan Kinerja 14.149.640.000 Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Program Peningkatan Pelayanan Jasa 201.167.800 Pengujian. Program Pembinaan Jasa Konstruksi. 862.171.300 Program Pengembangan Kawasan 139.731.312.467 Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Program Pengembangan Kinerja 8.999.130.494 Pengelolaan Air Minum Program Penataan Bangunan dan 32.169.687.100 Lingkungan. Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
11.595.828.500
81,95
18.853.9100
93,72
795.072.510
92,22
114.596.532.333
82,01
7.184.035.000
79,83
31.004.364.200
96,38 87,7
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
114,67
12,3
114,67
12,3
102
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 87,7% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 100,96 %., maka dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 12,3. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah dilaksanakan dengan efisien. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja 1. Lingkungan perumahan yang sehat dapat tercapai melalui program peningkatan dan pengembangan perumahan. 2. Capain rumah layak huni dapat tercapai melalui program peningkatan dan pengembangan perumahan melalui dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta dana APBD Provinsi Kalimantan Barat. 3. Rumah tangga pengguna air bersih dan yang bersanitasi dapat tercapai melalui program pengelolaan sumber daya air 4. Di bidang pembangunan ketenagalistrikan di wilayah Kalimantan Barat telah dilakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 1 (satu) unit dengan lokasi di daerah terpencil di Kabupaten Landak dan dilaksanakan melalui Program Penelitian, Pengembangan dan Pengelolaan Energi dengan Kegiatan Pembangunan PLTS.Pembangunan ketenagalistrikan ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan Rasio Elektrifikasi dan Desa Berlistrik di Wilayah Kalimantan Barat.
b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.65 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 14 NO
SASARAN STRATEGIS
14.
Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Rumah tangga pengguna air bersih 2. Rumah tangga yang bersanitasi 3. Lingkungan perumahan sehat 4. Rumah yang layak huni 5. Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 20122021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2014 54,55 % 46,73 % 31,82 % 82,88 % 78,3 %
REALISASI 2015 54,58% 46,28 % 17,03 % 90,56 % 78,2 %
2016 54,61% 47,29 % 17,03 % 90,56 % 78,2 %
527
398
594
21 %
20%
29,24%
Rumah tangga pengguna air bersih mengalami peningkat dalm beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014 rumah tangga pengguna air bersih mencapai 54,55%, kemudian meningkat menjadi 54,58% pada tahun 2015, dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2016 yaitu sebesar 54,61%. Rumah tangga yang bersanitasi juga mengalami peningkatan dari 46,28% pada tahun 2015 menjadi 47,29%. Selain itu lingkungan perumahan sehat , rumah layak huni dan persentase
103
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
rumah tangga yang menggunakan listrik juga berada pada angka yang sama dengan tahun 2015 yaitu 17,03%, 90,56% dan 78,2%. Untuk rasio ketersediaan daya listrik dan luas wilayah produktif/ruang terbuka hijau (RTH) mengalami peningkatan pada tahun 2016 yaitu sebesar 594 MW dan 29,24%. c.
Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.66 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 14
NO 14.
SASARAN STRATEGIS Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakup sektor sanitasi dan air bersih
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. 2. 3. 4. 5.
Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga yang bersanitasi Lingkungan perumahan sehat Rumah yang layak huni Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 20122021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2014 54,55 % 46,73 % 80,83 % 89,32 % 78,3 %
REALISASI 2015 54,58% 46,28 % 8,25 % 89,83 % 78,2 %
2016 54,61% 47,29 % 17,03 % 90,56 % 78,2 %
TARGET 2018 54,69% 47,52% 47,73% 87,11% 86,4 %
527
398
594
686
20 %
20%
29,24%
20%
Dari beberapa indikator pada sasaran ini, baru terdapat satu indikator yang telah melebihi dari target akhir RPJMD yaitu Luas wilayah produktif/ruang terbuka hijau (RTH). Sedangkan indikator lainnya masih belum mencapai target akhir RPJMD akan tetapi sudah mendekati angka yang telah ditetapkan. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : • Dalam mendukung indikator kinerja utama bidang Cipta Karya, sebagian kewenangannya berada pada pemerintah kabupaten/kota. Dalam melaksanakan perannya, pemerintah provinsi melakukan sharing kegiatan dengan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki, sehingga perlu ada anggaran yang diajukan melalui dana pusat (APBN). • Dalam mencapai angka rasio rumah layak huni dan rasio lingkungan perumahan sehat kendala yang dihadapi adalah pada pengumpulan data dimana data perumahan yang berada di kabupaten/kota merupakan kewenangan pemerintah Kabupaten/Kota, sementara didalam indicator dalam laporan LPPD pemerintah provinsi diharuskan mengisi hasil capaian dari Kabupaten/Kota.
104
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Upaya pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : • Perlunya kerjasama dan koordinasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana strategis dengan melakukan sinkronisasi program dan sharing kegiatan. • Membuat Berita Acara serah terima barang yang merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota secara akurat. • Perlu adanya kegiatan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman pada bidang Cipta Karya. • Masalah kewenangan antar pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota perlu di atur lebih lanjut dalam peraturan yang lebih jelas sehingga kinerja pemerintah daerah provinsi yang merupakan akumulasi dari kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan. 15. Sasaran Strategis 15 Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier dengan tujuan untuk mengembangkan kerjasama pembangunan yang memberikan daerah manfaat optimal bagi daerah. a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.67 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 15 NO
SASARAN STRATEGIS
15.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi Rata-Rata
TARGET
REALISASI
%
146 Rp. 22,75 T Rp. 12.956.657 Jt 69,79 % Rp. 5.609.865 Jt 30,21 % 145.929 orang
187
128 %
9,01 T
69 %
170.736 orang
116 %
104 3.571 T 83.528 orang 6,09 %
121 8,77 T 105.434 5,22 %
116 % 246 % 126 % 85,71% 126,6%
Realisasi Investasi merupakan indikator kunci capaian kinerja penanaman modal. Mengingat bahwa realisasi investasi menunjukkan realibilitas/kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Realisasi Investasi didasarkan pada Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang disampaikan dan menjadi kewajiban semua investor yang telah memperoleh izin prinsip penanaman modal (Pendaftaran Penanaman Modal, Izin Prinsip dan Izin Usaha) dari Pemerintah. LKPM itu sendiri merupakan sumber informasi atas tahapan kegiatan nyata yang dilakukan oleh perusahaan/investor dalam merealisasikan rencana investasinya baik dalam bentuk administratif (berbagai jenis perizinan) maupun dalam bentuk fisik (pengadaan lahan, gedung, mesin dan peralatan) sampai perusahaan tersebut siap melakukan produksi
105
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
komersial. komersial. Nilai Nilai realisasi realisasi investasi investasi Kalimantan Kalimantan Barat Barat pada pada tahun tahun 2016 2016 adalah adalah tercatat tercatat sebesar sebesar Rp. 17,78 Triliun dengan pembagian sebagai berikut: Rp. 17,78 Triliun dengan pembagian sebagai berikut: 1. 1.
Realisasi Realisasi Investasi Investasi PMDN PMDN Nilai realisasi Nilai realisasi investasi investasi PMDN PMDN Kalimantan Kalimantan Barat Barat Tahun Tahun 2016 2016 sebesar sebesar Rp. Rp. 9,01 9,01 Triliun Triliun telah telah melampaui target sebesar Rp 6,58 Triliun. Begitu juga dengan 115 laporan proyek melampaui target sebesar Rp 6,58 Triliun. Begitu juga dengan 115 laporan proyek investasi investasi yang yang telah telah melewati melewati target target sebanyak sebanyak 35 35 laporan. laporan. Sedangkan Sedangkan untuk untuk serapan serapan tenaga tenaga kerja, kerja, realisasi realisasi sebanyak sebanyak 4.132 4.132 orang orang mencapai mencapai 75% 75% dari dari target target 5.465 5.465 orang. orang. Dengan Dengan capaian capaian tersebut tersebut maka maka nilai nilai kumulatif kumulatif PMDN PMDN sampai sampai dengan dengan tahun tahun 2016 2016 dapat dapat dilihat pada tabel berikut : dilihat pada tabel berikut : TABEL 3.68 RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF TABEL 3.68 RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF PERKEMBANGAN PMDN DI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 – 2016 PERKEMBANGAN PMDN DI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 – 2016 PMDN PMDN RENCANA REALISASI TENAGA KERJA RENCANA REALISASI TENAGA KERJA NO TAHUN JUMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI INDONESIA ASING NO TAHUN JUMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI INDONESIA ASING PROYEK (Rp. Triliun) PROYEK (Rp. Triliun) PROYEK (Rp. Triliun) PROYEK (Rp. Triliun) 1 2011 201 57,23 138 10,00 134.062 73 1 2011 201 57,23 138 10,00 134.062 73 2 2012 212 63,73 139 13,18 141.639 71 2 2012 212 63,73 139 13,18 141.639 71 3 2013 216 65,48 144 17,26 150.410 74 3 2013 216 65,48 144 17,26 150.410 74 4 2014 220 67,21 158 25,23 158.252 100 4 2014 220 67,21 158 25,23 158.252 100 5 2015 237 67,57 175 31,37 166.485 119 5 2015 237 67,57 175 31,37 166.485 119 6 2016 249 68,92 187 40,38 170.616 120 6 249 Desember68,92 187 data yang 40,38 120BPMPTSP Keterangan :2016 sampai dengan 2015 berdasarkan dikeluarkan 170.616 BKPM RI & SPIPISE
Keterangan :Prov. sampai dengan Desember 2015 berdasarkan data yang dikeluarkan BKPM RI & SPIPISE BPMPTSP Kalbar Prov. Kalbar
2. 2.
Realisasi Investasi PMA Realisasi Investasi PMA PMA Kalimantan Barat Tahun 2016 tercatat sebesar Rp. 8,77 Nilai realisasi investasi Nilai investasi target PMA Kalimantan Barat Namun Tahun 2016 8,77 Triliunrealisasi tidak mencapai Rp 11,2 Triliun. untuk tercatat laporan sebesar proyek Rp. investasi Triliun tidak mencapai target Rp 11,2 Triliun. Namun untuk laporan proyek investasi terealisasi sebanyak 102 laporan proyek yang telah melampaui target sebanyak 32 terealisasiSedangkan sebanyak untuk 102 laporan target sebanyak sebanyak 700 32 laporan. serapanproyek tenagayang kerjatelah PMA,melampaui realisasi hanya laporan. Sedangkan untuk tenaga kerja PMA, realisasi hanya sebanyak 700 orang atau sebesar 16% dari serapan target 4.235 orang. orang atau sebesar 16% dari target 4.235 orang. Dengan capaian tersebut maka nilai kumulatif PMA sampai dengan tahun 2016 dapat Dengan capaian dilihat pada tabeltersebut berikut : maka nilai kumulatif PMA sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 3.69 RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF PERKEMBANGAN PMA DI KALIMANTAN BARATKUMULATIF TAHUN 2011 - 2016 TABEL 3.69 RENCANA DAN REALISASI PERKEMBANGAN PMA DI KALIMANTAN PMABARAT TAHUN 2011 - 2016 RENCANA REALISASI TENAGA KERJA PMA JUMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI INDONESIA ASING RENCANA Kinerja Pemerintah REALISASI Provinsi Kalimantan TENAGA KERJA Barat Laporan PROYEK (US$ Juta) PROYEK (US$ Juta) NO TAHUN JUMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI INDONESIA ASING 1 2011 216 4.135,48 77 1.390,30 70.268 286 2016 Tahun PROYEK (US$ Juta) PROYEK (US$ Juta) 2 2012 232 5.681,31 85 2.067,25 76.441 307 1 2011 216 4.135,48 77 1.390,30 70.268 286 3 2013 237 5.980,33 91 2.697,82 81.946 310 2 2012 232 5.681,31 85 2.067,25 76.441 307 4 2014 239 6.246,78 98 3.663 86.015 336 3 2013 237 5.980,33 91 2.697,82 81.946 310 5 2015 255 7.476,43 110 4.998,72 104.197 537 4 2014 239 6.246,78 98 3.663 86.015 336 6 2016 256 7.818,32 121 5.629,44 104.886 548 5 2015 255 7.476,43 110 4.998,72 104.197 537 Keterangan dengan Desember BPMPTSP104.886 Prov. Kalbar 548 6 2016: Data sampai 256 7.818,32 1212016 pada 5.629,44 NO
TAHUN
106 Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut mendukung pencapaian sasaran yang ingin dicapai 106 dengan persentase rata-rata 6 indikator sebesar 133,80 % dengan realisasi anggaran sebesar dan pencapaian sasaran bisa dikatakan berhasil. Target indikator yang tidak tercapai adalah dalam indikator sasaran strategis tersebut adalah indikator nilai investasi PMDN, hal ini dikarenakan perubahan tren investasi dan adanya regulasi kebijakan terkait penanaman modal serta lahan yang tidak lagi ditawarkan ke investor sehingga capaian PMDN tidak memenuhi target.
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Keterangan : Data sampai dengan Desember 2016 pada BPMPTSP Prov. Kalbar Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut mendukung pencapaian sasaran yang ingin dicapai dengan persentase rata-rata 6 indikator sebesar 133,80 % dengan realisasi anggaran sebesar dan pencapaian sasaran bisa dikatakan berhasil. Target indikator yang tidak tercapai adalah dalam indikator sasaran strategis tersebut adalah indikator nilai investasi PMDN, hal ini dikarenakan perubahan tren investasi dan adanya regulasi kebijakan terkait penanaman modal serta lahan yang tidak lagi ditawarkan ke investor sehingga capaian PMDN tidak memenuhi target. Perekonomian Kalimantan Barat tahun 2016 tumbuh 5,22 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 21,94 persen, diikuti Pertambangan dan Penggalian sebesar 21,56 persen, dan Informasi-Komunikasi sebesar 10,28 persen. Struktur perekonomian Kalimantan Barat menurut lapangan usaha tahun 2016 didominasi oleh Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (20,22 persen); Industri Pengolahan (16,10 persen); Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor (14,47 persen); dan Konstruksi (12,44 persen). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tahun 2016, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,01 persen, diikuti oleh Pertambangan dan Penggalian 0,89 persen; dan Industri Pengolahan 0,74 persen Ekonomi Kalimantan Barat triwulan IV-2016 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 0,89 persen. Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang hanya tumbuh 0,78 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 23,00 persen Struktur ekonomi Kalimantan Barat Tahun 2016 didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (20,22 persen); Industri Pengolahan (16,10 persen); Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi MobilSepeda Motor (14,47 persen); dan Konstruksi (12,44 persen). Sementara dari sisi Pengeluaran berasal dari Konsumsi Rumah Tangga (54,58 persen) dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (34,15 persen). •
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tabel 3.70 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No
Sasaran Strategis
15.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi investasi baik sector primer, skunder dan tersier
Program Program Peningkatan Promosi Investasi Program Pengembangan Sumber Daya Ekonomi Kreatif
Target (Rp)
Anggaran Realisasi (Rp)
%
1.338.739.500
1.305.672.300
97,53
612.000.000
604.596.000
98,79
Rata-Rata
98,16
Capaian Kinerja (%)
Tingkat Efisiensi
126,6%
1,84
126,6
1,84
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 98,16% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 126,6 %., maka dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 1,84. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah dilaksanakan dengan efisien.
107
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
•
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program/kegiatan yang mrnunjsng keberhasilan sasaran ini yaitu melalui pelaksanaan kegiatan Promosi Investasi, Pengelolaan dan Pemeliharaan Web, Penyiapan Bahan Promosi dan Investasi Daerah, Investment Business Meeting pada Program Peningkatan Promosi Investasi. Kegiatan Pemantauan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal, Rekonsiliasi Data dan Informasi PMA dan PMDN, Pemetaan dan Pemantauan Proyek-proyek penanaman modal di kawasan perbatasan, Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial.
b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.71 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 15 NO
SASARAN STRATEGIS
15.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
INDIKATOR KINERJA UTAMA Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi
2014
REALISASI 2015
2016
158 7,97 T 158.252 orang
175 6,14 T 166.604 orang
187 9,01 T 170.736 orang
98 10,49 T 86.015 orang 4,45 %
110 16,70 T 104.734 4,81%
121 8,77 T 105.434 5,22 %
1.
Realisasi investasi tahun 2015 sebesar Rp. 22,84 Triliun, dengan realisasi PMDN sebesar Rp. 6,14 Triliun dan PMA sebesar Rp. 16,7 Triliun, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yaitu sebesar Rp 17,78 Triliun, terjadi penurunan sebesar Rp. 5,06 Triliun dengan realisasi investasi PMDN sebesar Rp. 9,01 Triliun dan PMA sebesar Rp 8,77 Triliun. Terjadi peningkatan sebesar Rp 3,13 Triliun pada realisasi investasi PMDN sedangkan realisasi investasi PMA menurun sebanyak Rp. 7,93 Triliun. Dari jumlah proyek investasi pada tahun 2015, jumlah proyek investasi PMDN terealisasi sebesar 17 proyek dan serapan tenaga kerja sebanyak 8.252 orang, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016, terjadi penurunan pada jumlah proyek realisasi investasi PMDN sebanyak 12 laporan dan dari serapan tenaga kerja sebanyak 3.420 orang atau sebesar 41%. Untuk proyek realisasi investasi PMA pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 12 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 18.383 orang, jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 11 proyek realisasi investasi PMA dan penurunan serapan tenaga kerja sebanyak 17.683 orang.
108
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Perekonomian Kalimantan Barat tahun 2016 yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp161,49 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp118,18 triliun.Ekonomi Kalimantan Barat tahun 2016 tumbuh 5,22 persen meningkat bila dibanding tahun 2015 yang tumbuh 4,86 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh 21,94 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor yang tumbuh 12,48 persen. Ekonomi Kalimantan Barat triwulan IV-2016 bila dibandingkan triwulan IV-2015 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,77 persen terendah dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 34,76 persen. Dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan meningkatnya kinerja Ekspor 33,84 persen dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,89 persen. Pertumbuhan terjadi pada sebagian komponen. Ekspor merupakan komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 33,87 persen, komponen PK-LNPRT tumbuh sebesar 3,96 persen, dan komponen Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,88 persen. Sedangkan Komponen yang mengalami kontraksi yaitu komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) sebesar -18,48 persen, PMTB sebesar -1,21 persen dan Impor sebesar -32,03 persen. c. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 dan target jangka menengah Tabel 3.72 Perbandingan Kinerja Tahun 2014-2016 dan Target 2018 Sasaran Strategis 15 NO 15.
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA STRATEGIS Meningkatnya 1. Realisasi PMDN investasi a. Jumlah Proyek melalui b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) pengembangan - Swasta promosi Kontribusi potensi - Pemerintah inventasi baik Kontribusi sektor primer, c. Serapan tenaga kerja sekunder dan tersier 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi
2014
REALISASI 2015
2016
TARGET 2018
158 7,97 T 158.252 orang
175 6,14 T 166.604 orang
187 9,01 T 170.736 orang
155 Rp. 32,76 T 15,870,913 jt 71.19 6,422,735 jt 28,81 148,861 orang
98 10,49 T 86.015 orang 4,45 %
110 16,70 T 104.734
121 8,77 T 105.434
118 5.142 88.641 orang
4,81%
5,22 %
6,54 %
Dalam RPJMD 2013-2018, pada jumlah serapan tenaga kerja PMDN, jumlah proyek realisasi investasi PMDN, jumlah serapan tenaga kerja PMA dan jumlah proyek realisasi investasi PMA merupakan nilai kumulatif dari capaian indikator tersebut, sedangkan target tahunan yang telah terealisasi adalah target tahunan. Dan untuk indikator jumlah nilai realisasi PMDN dan PMA merupakan target pertahun. Perbandingan realisasi kinerja hingga tahun 2016 tersebut adalah sebagai berikut :
109
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
1. Kumulatif capaian jumlah serapan tenaga kerja PMDN adalah sebanyak 170.736 tenaga 2. 3. 4. 5. 6. d.
kerja. Capaian tersebut telah melampaui target kinerja akhir tahun RPJMD sebanyak 148.861 orang. Jumlah nilai realisasi investasi sampai tahun 2016 adalah sebesar Rp.29,43 Trilyun atau sebesar 38,49 % dari target akhir RPJMD sebesar Rp. 76,46 Trilyun Kumulatif jumlah proyek realisasi investasi PMDN adalah sebanyak 187 proyek, capaian ini telah melampaui target akhir RPJMD sebanyak 155 proyek. Kumulatif capaian jumlah serapan tenaga kerja PMA adalah sebanyak 105.434 tenaga kerja. Capaian tersebut telah melampaui target kinerja akhir tahun RPJMD sebanyak 88.614 orang. Jumlah nilai realisasi investasi PMA sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar Rp. 42,27 Trilyun atau sebesar 203,90 % dari target akhir RPJMD sebesar Rp. 20,73 Trilyun Kumulatif jumlah proyek realisasi investasi PMA telah mencapai sebanyak 121 proyek dan melebihi dari target akhir RPJMD sebanyak 118 proyek.
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target dan kinerja secara nasional Tabel 3.73 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Nasional SASARAN STRATEGIS Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah nilai realisasi investasi
REALISASI 2016
TARGET NASIONAL
17,78 Triliun
16,49 Triliun
Realisasi kinerja tahun 2016 dengan indikator jumlah nilai realisasi investasi mencapai target yang ditetapkan oleh BKPM RI, dengan target Rp. 16,49 Triliun, capaian pada realisasi investasi Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 17,78 Triliun atau sebesar 107,82%. d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: 1. Masih rendahnya tingkat kepatuhan perusahaan dalam penyampaian Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara online; 2. Kesulitan dalam meminta data konkrit seperti alamat perusahaan yang tidak jelas, perizinan perusahaan yang tidak lengkap dan keterlambatan dalam pengiriman izinizin yang dikeluarkan oleh BKPM RI; 3. Belum memadainya dana anggaran yang tersedia sehingga permasalahan di bidang penanaman modal belum dapat terakomodasi seluruhnya; 4. Lemahnya SDM penanaman modal di daerah akibat rolling/mutasi yang terlalu cepat
110
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
5. Terjadi kesalahan penetapan target dan indikator pada Renstra BPMPTSP Prov. Kalbar yang berimbas kepada RPJMD sehingga sedikit menyulitkan saat menyusun laporan kinerja. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian sanksi yang lebih tegas dan jelas (cth: melakukan publikasi daftar 2. 3. 4. 5.
perusahaan yang tidak menyampaikan LKPM melalui media nasional); Peningkatan frekuensi monitoring dan pengawasan kepada perusahaan-perusahaan khususnya terkait dengan penyusunan LKPM dan sosialisasi Perka BKPM RI Nomor 17 tahun 2015; Perlu disediakan data dan informasi bulanan yang terinci tentang pendaftaran penanaman modal dan izin prinsip serta realisasi investasi dari BKPM secara rutin; Pengintegrasian program antar sektor dan antar instansi/institusi. Menyampaikan perubahan Renstra secepatnya dan meminta dilakukan revisi pada RPJMD terkait perubahan indikator pada badan perencanaan daerah.
16. Sasaran Strategis 16 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan tujuan untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan dan manajemen sistem pelayanan dasar bidang kesehatan a. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.74 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis 16 NO 16.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
%
Angka usia harapan hidup Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Prevalensi balita gizi buruk Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk a. Jumlah Rumah Sakit b. Jumlah tempat tidur rumah sakit c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk 7. Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasio bidan per satuan penduduk 9. Cakupan puskesmas per kecamatan
68,7 140 18 <5% 1 : 19.619 1 : 122.744 39 buah 4.787 buah 1 : 1000
68,3 240 22,2 6,7 % 1 : 19.341 1 : 104.444 45 buah 5.536 buah 1:849
99,4%
101% 117,5% 115% 115% 117%
1 : 8.005
1 : 7.078
113%
1 : 27831
1 : 33.098
84%
1 : 26.989
1 : 19.325
1 : 855 1 : 1.754 1,39
1 : 864 1 : 1.739 1,39
1. 2. 3. 4. 5. 6.
101% 100.9% 100%
111
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas, pergerakan usia harapan hidup pertahun menunjukkan kinerja yang meningkat. Angka usia harapan hidup tahun 2016 mencapai 68,3 dibandingkan tahun 2015 mencapai 69,87, kemudian tahun 2014 mencapai 69,76. Sedangkan prevalensi balita gizi buruk menunjukkan penurunan. Angka Prevalensi Gizi Buruk pada tahun 2013 berdasarkan RISKESDAS menunjukkan angka 9,5%. Sedangkan hasil PSG pada tahun 2015 angka prevalensi balita gizi buruk mengalami perbaikan menjadi 7,2%. Pada tahun 2016 berdasarkan hasil PSG 2016, angka prevalensi balita gizi buruk lebih baik dibandingkan tahun 2015 yakni sebesar 6,7%. Pengembangan prasarana dan sarana Puskesmas terus ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari Rasio puskesmas per satuan penduduk tahun 2016 sebesar 1:19.341 meningkat 14 poin bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 1:19.327. hal ini berarti mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, rasio rumah sakit per satuan penduduk sebesar 1:104.444 hal ini berarti 1 rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 104.444 jiwa hal ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mana 1 rumah sakit harus melayani 115.300 jiwa. Jumlah rumah sakit pada tahun 2016 berjumlah 45 bila dibandingkan tahun 2015 berjumlah 44, hal ini berarti telah mengalami peningkatan jumlah rumah skait dari tahun 2015 ke tahun 2016. Jumlah tempat tidur rumah sakit pada tahun 2016 sebesar 5.536 bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 5.295, adapun target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar tahun 2013-2018, dimana pada tahun 2016 targetnya 4.787 dengan realisasi 5.536 sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 4.723 dengan realisasi 5.295. Rasio tempat tidur persatuan penduduk tahun 2016 sebesar 1:849 bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 1:907 untuk target tahun 2016 sebesar 1:1000 ini berarti bahwa tahun 2015 dan 2016 melampaui target capaian RPJMD Prov. Kalbar2013-2018, sedangkan untuk target tahun 2015 sebesar 1:1000. Rasio dokter umum per satuan penduduk pada tahun 2016 mengalami peningkatan positif yaitu sebesar 1:7.078 bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 1:8.274, adapun targetnya untuk tahun 2016 adalah sebesar 1:8.005. Rasio dokter Gigi per satuan penduduk tahun 2016 sebesar 1:33.098 bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 1:40.309, hal ini berarti ada peningkatan pelayanan bagi dokter gigi. Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk pada tahun 2016 berjumlah 1:19.325 mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2015 berjumlah 1:19.984. Rasio perawat per satuan penduduk tahun 2016 sebesar 1:864 sedangkan untuk tahun 2015 sebesar 1:677. Rasio bidan per satuan penduduk tahun 20016 sebesar 1:739 sedangkan untuk tahun 2015 sebesar 1:565 ini berarti terjadi pengurangan pelayan sebanyak 174. Adapun cakupan puskesmas per kecamatan untuk tahun 2016 sebesar 1,39, mencapai target capain RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018 yaitu 1,39.
112
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
•
Tabel 3.75 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
No 16.
Program
Target (Rp)
Program Pembinaan Gizi dan Kesehatan 2.057.968.000 Ibu dan Anak Program Pembinaan Upaya Kesehatan 4.193.045.435 Program Obat dan Perbekalan 18.867.512.800 Kesehatan Program Pengendalian Penyakit dan 2.642.227.250 Penyehatan Lingkungan Rata-Rata
Anggaran Realisasi (Rp)
%
1.875.633.200
91,14
3.695.892.152
88,14
15.233.816.205
80,74
1.452.131.750
54,69 78,74
Capaian Kinerja
Tingkat Efisiensi
100,4%
21,26
100,4%
21,26
Apabila dibandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 78,74% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 100,4%, maka dapat diperoleh tingkat efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 21,26. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah dilaksanakan dengan efisien. •
Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Program Pembinaan Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Pembinaan Upaya Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
b. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016 Tabel 3.76 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis 16 NO 16.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angka usia harapan hidup Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Prevalensi balita gizi buruk Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk a. Jumlah Rumah Sakit b. Jumlah tempat tidur rumah sakit c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk 7. Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasio bidan per satuan penduduk 9. Cakupan puskesmas per kecamatan
2014 69,66 359 31 2,5% 1:19.584 1:123.801 42 buah 4.204 buah 1:237
REALISASI 2015 69,76 240 31 7% 1:19.327 1: 110.494 44 buah 5,295 buah 1:907
2016 68,3 240 22,2 6,7 % 1 : 19.341 1 : 104.444 45 buah 5.536 buah 1:849
1:9.269
1:8.274
1 : 7.078
1:43.333
1: 40.309
1 : 33.098
1:27.368
1: 19.984
1 : 19.325
1:766 1:1.644 1:33
1:677 1:1.565 1:33
1 : 864 1 : 1.739 1,39
113
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas, realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya bahwa ada lima indikator yang mengalami peningkatan positif setiap tahunnya selama empat tahun terakhir yaitu Angka Usia Harapan Hidup, Rasio Puskesmas Persatuan Penduduk, Jumlah Rumah Sakit, Jumlah Tempat Tidur, Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk, Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk dan Rasio Dokter Spesialis per satuan Penduduk. Angka Kematian Bayi meningkat menjadi 22,2/1.000 Kelahiran Hidup, Persentase Gizi Buruk meningkat dari tahun sebelumnya dimana tahun 2016 berada pada angka 6,7% sedangkan tahun 2015 berada pada angka 7%. Berikut ini adalah trend jumlah kematian ibu 2014 – 2016 berdasarkan laporan yang masuk dari Kabupaten/Kota :
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Kalbar
Berdasarkan grafik di atas selama 3 tahun terakhir, jumlah kasus kematian ibu di Kalimantan Barat bersifat fluktuatif. Dibandingkan dengan kasus kematian yang terjadi di tahun 2014, terjadi peningkatan sebanyak 13 kasus di tahun 2015 sehingga jumlah kematian ibu di Provinsi Kalimantan Barat meningkat menjadi 130 kasus. Namun ditahun 2016 terjadi penurunan yang cukup signifikan menjadi 86 kasus kematian ibu. Persentase Balita Gizi Buruk berdasarkan hasil Penilaian Status Gizi (PSG) 2016 persentase balita gizi buruk sebesar 6,7%. Tren persentase balita gizi buruk tahun 2014-2016 dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Kalbar
114
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk rasio Rumah Sakit ini terdiri dari beberapa indikator yaitu : a. Jumlah Rumah Sakit tahun 2016 ditargetkan sebesar 39 RS dan realisasinya sebesar 45 RS dengan kinerja yang dicapai sebesar 115,38%. Dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015 indikator ini mengalami peningkatan. Tahun 2014 realisasi sebesar 42 RS meningkat menjadi 44 RS ditahun 2015. b. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit ditargetkan sebesar 4.787 unit dan realisasi sebesar 5.536 unit dengan capaian kinerja sebesar 117,8%. Dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi peningkatan pada indikator dimana tahun 2014 realisasi sebesar 4.204 unit meningkat menjadi 5.295 unit ditahun 2015. c. Rasio tempat tidur per satuan penduduk ditargetkan sebesar 1:1.000 jiwa dan realisasi sebesar 1:1.849 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi peningkatan dimana tahun 2014 realisasi indikator ini sebesar 1:1237 jiwa dan meningkat ditahun 2015 menjadi 1: 1.906 jiwa. Rasio Dokter per satuan penduduk, yang terdiri dari beberapa indikator yaitu : a. Rasio Dokter Umum per satuan penduduk ditargetkan sebesar 1:8.005 jiwa dan realisasi persatuan penduduk sebesar 1:7.078 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi peningkatan dimana tahun 2014 realisasi indikator ini sebesar 1:9.269 meningkat menjadi 1: 8.274 jiwa ditahun 2015 dan meningkat kembali ditahun 2016 menjadi 1:7.078 jiwa; b. Rasio Dokter Gigi per satuan penduduk ditargetkan 1:27.831 jiwa dan realisasi sebesar 1:33.098 jiwa. Capaian ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan capaian tahun 2014 dan tahun 2015. dimana tahun 2014 realisasi indikator ini sebesar 1:43.333 meningkat menjadi 1:40.309 jiwa ditahun 2015 dan meningkat kembali ditahun 2016 menjadi 1:33.098 jiwa ; c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk ditargetkan sebesar 1:26.989 jiwa dan realisasi sebesar 1:19.325 jiwa. Capaian ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan capaian tahun 2014 dan tahun 2015. Dimana tahun 2014 realisasi indikator ini sebesar 1:27.368 jiwa meningkat menjadi 1:19.984 jiwa ditahun 2015 dan meningkat kembali ditahun 2016 menjadi 1:19.325 jiwa. Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk terdiri dari indikator yaitu : a. Rasio Perawat per satuan penduduk ditargetkan sebesar 1:855 jiwa dan realisasi sebesar 1:864 jiwa. Capaian indikator ini selama tiga tahun terakhir mengalami fluktuatif dimana realisasi tahun 2014 sebesar 1:766 meningkat menjadi 1:677 jiwa namun ditahun 2016 mengalami penurunan menjadi 1:864; b. Rasio Bidan per satuan penduduk ditargetkan sebesar 1:1.754 jiwa dan realisasi sebesar 1:1.739 jiwa. Capaian ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan capaian tahun 2014 dan tahun 2015. Dimana tahun 2014 realisasi indikator ini sebesar 1:1.644 jiwa meningkat menjadi 1:1.565 jiwa ditahun 2015 dan meningkat kembali ditahun 2016 menjadi 1:1.739 jiwa.
116
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Cakupan Puskesmas per Kecamatan 2016 ditargetkan sebesar 1,39 dan realisasinya mencapai target yakni sebesar 1,39. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2014 (1,33) dan ditahun 2015 menjadi 1,39 dan stagnan ditahun 2016 (1,39). d.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Keadaan Ekonomi Global termasuk Indonesia yang pada tahun 2016 mengalami perlemahan sehingga berdampak juga pada perekonomian Provinsi Kalimantan Barat khususnya pada sektor pertanian dimana harga komoditi mengalami penurunan, Anggaran bidang kesehatan Kalimantan Barat diluar belanja pegawai masih minim yaitu kurang dari 10% dari total APBD, banyak kegiatan yang seharusnya menjadi prioritas untuk menunjang program peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak sinkron atau tidak didukung oleh kegiatan yang seharusnya juga didanai oleh pemrintah daerah pada Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, Persentase Anggaran Kesehatan masih berorientasi pada arah Kuratif dan Rehabilitatif, padahal seharusnya sesuai arahan Kementerian Kesehatan harus berpihak pada bidang Preventif dan Promotif, SDM Kesehatan yang masih terbatas, Infrastruktur Fisik yang masih kurang. Sementara yang menjadi keberhasilan atau peningkatan realisasi terhadap kinerja adalah semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, serta kerja keras dari tenaga kesehatan dalam melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain itu, kesadaran pihak swasta untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat yang ada di provinsi Kalimantan Barat. Terhadap Kebijakan Pemerintah yaitu adanya keberpihakan baik pemerintah pusat maupun daerah untuk senantiasa meningkatkan alokasi belanja kesehatan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat baik untuk pembangunan infrastruktur fasilitasi kesehatan, Peningkatan SDM Kesehatan, maupun program pada upaya peningkatan Kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: Untuk menunjang keberhasilan pencapaian kinerja pada indikator Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu; Angka Kematian Bayi; Angka Gizi Buruk; Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk; Rasio Puskesmas Persatuan Penduduk; Rasio Dokter per satuan Penduduk dan Cakupan Puskesmas per kecamatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah berupaya menganalisis situasi secara efisien dan efektif berdasarkan data yang ada, sehingga dibuatlah Program dan kegiatan yang dapat menunjang/mendukung keberhasilan data yang ada, sehingga meningkatkan indicator kinerja tersebut baik melalui dana APBD yang ada maupun melalui dana APBN yang tercover melalui Tugas Pembantuan (TP), Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Dana Alokasi Khusus (DAK) dana Dana Dekonsentrasi. Terhadap kegagalan yang didapat adalah luasnya wilayah
117
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
kerja bidang Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat yang tidak sebanding dengan SDM Kesehatan sehingga menyulitkan dalam menjalankan program/kegiatan secara keseluruhan pada masyarakat mengingat dana yang memang masih terbatas. B. REALISASI ANGGARAN Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pembangunan Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan anggaran belanja langsung sesuai sasaran strategis dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 1.841.686.972.239,00 dan terjadi perubahan anggaran menjadi Rp.1.753.490.903.855,60 terealisasi sebesar Rp 1.592.434.415.751,00. Realisasi capaian IKU Pemprov kalbar pada umumnya meningkat, kemudian jika dilihat dari realisasi anggaran strategis terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 161.056.488.104,00. Untuk tahun anggaran 2015, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mencapai target yang sangat baik yaitu Opini BPK berupa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 ini, masih menunggu keputusan dari BPK yang biasanya baru terbit pada bulan Juni atau Juli 2016 dengan target yang sama yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
118
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
11
12
13
14
15
16
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH URUSAN WAJIB Pendidikan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALBAR Kesehatan - DINAS KESEHATAN PROVINSI KALBAR - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDARSO PONTIANAK - RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALBAR - RUMAH SAKIT KHUSUS PROVINSI KALBAR Pekerjaan Umum - DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALBAR Perencanaan Pembangunan - BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALBAR - KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI KALBAR Perhubungan - DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALBAR Lingkungan Hidup - BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALBAR Kependudukan dan Pencatatan Sipil - SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA ROVINSI KALBAR Sosial - DINAS SOSIAL PROVINSI KALBAR Ketenagakerjaan - DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI KALBAR Penanaman Modal - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PROVINSI KALBAR Kebudayaan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALBAR Kepemudaan dan Olahraga - DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALBAR Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALBAR - BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSIKALBAR - SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KALBAR Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian - DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALBAR - KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH - SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR
ANGGARAN 2016 APBD
REALISASI
%
APBN
REALISASI
%
105,412,128,020.00
99,670,074,483.00
94.55
11,360,452,000.00
9,905,002,699.00
87.19
105,412,128,020.00 252,430,462,532.00
99,670,074,483.00 227,114,388,518.00
94.55 89.97
11,360,452,000.00 62,109,261,000.00
9,905,002,699.00 34,876,509,648.00
87.19 56,15
17,997,335,750.00
14,107,414,881.00
78.39
62,109,261,000.00
34,876,509,648.00
56.15
174,058,729,000.00
155,963,008,371.00
89.60
29,452,575,282.00
28,644,898,988.00
97.26
14,919,914,000.00 706,111,258,335.60
13,050,006,335.00 632,383,014,290.33
87.47 89.56
51,957,491,000.00
50,424,763,859.00
97.05
706,111,258,335.60 17,375,404,836.00
632,383,014,290.33 16,526,940,973.00
89.56 95.12
51,957,491,000.00 1,175,341,000.00
50,424,763,859.00 688,298,479.00
97.05 58,56
12,700,254,840.00
11,997,977,701.00
94.47
1,175,341,000.00
688,298,479.00
58.56
2,323,499,996.00 39,956,976,852.00
2,253,057,915.00 37,679,162,146.00
96.97 94.30
39,956,976,852.00 10,064,950,000.00
37,679,162,146.00 9,514,856,585.00
94.30 94.53
1,900,000,000.00
1,268,400,800.00
66,76
10,064,950,000.00 2,904,375,050.00
9,514,856,585.00 2,632,963,090.00
94.53 90.66
1,900,000,000.00
1,268,400,800.00
66.76
2,904,375,050.00
2,632,963,090.00
90.66
5,064,122,680.00
4,729,531,160.00
93.39
550,000,000.00
5,064,122,680.00 8,136,182,695.00 8,136,182,695.00 17,693,769,320.00
4,729,531,160.00 7,807,072,483.00 7,807,072,483.00 14,583,742,890.00
93.39 95.95 95.95 82.42
550,000,000.00 19,929,970,000.00 19,929,970,000.00 7,183,240,000.00
444,667,400.00 19,593,762,500.00 19,593,762,500.00 5,990,144,978.00
80.85 98.31 98.31 83.39
17,693,769,320.00 10,012,588,900.00
14,583,742,890.00 9,872,730,895.00
82.42 98.60
7,183,240,000.00 3,063,963,000.00
5,890,063,068.00 3,048,407,400.00
82.00 99.49
10,012,588,900.00 6,196,000,000.00
9,872,730,895.00 6,062,174,283.00
98.60 97.84
3,063,963,000.00 684,019,000.00
3,048,407,400.00 579,157,200.00
99.49 84.67
6,196,000,000.00 4,658,181,908.00
6,062,174,283.00 4,526,158,933.00
97.84 97.17
684,019,000.00 5,144,023,000.00
579,157,200.00 4,747,990,775.00
84.67 92.30
4,658,181,908.00 11,258,378,012.00
4,526,158,933.00 9,850,153,117.00
97.17 87.49
5,144,023,000.00 7,093,754,000.00
4,747,990,775.00 6,267,279,866.00
92.30 88,35
11,258,378,012.00
9,850,153,117.00
87.49
7,093,754,000.00
6,267,279,866.00
88.35
23,884,143,319.00
22,017,367,254.00
92.18
1,177,190,000.00
403,891,050.00
34.31
7,578,631,199.00
6,515,299,894.00
85.97
497,190,000.00
172,667,350.00
34.73
10,722,887,200.00
9,993,991,487.00
93.20
340,000,000.00
34,578,000.00
10.17
5,582,624,920.00
5,508,075,873.00
98.66
340,000,000.00
196,645,700.00
57.84
264,955,359,175.00
242,555,376,453.12
91.55
4,015,730,000.00
3,123,163,381.00
77.77
444,667,400.00 80.8486
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32,662,310,400.00
30,063,293,311.00
92.04
3,690,730,000.00
2,816,177,770.00
76.30
- SEKRETARIAT DPRD PROVINSI KALBAR - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR - BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROVINSI KALBAR - INSPEKTORAT PROVINSI KALBAR
17
18
19
20
21
1
2
3
4
5
6
7
8
- DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALBAR - KANTOR PERWAKILAN PROVINSI KALBAR DI JAKARTA - SEKRETARIAT KORPRI PROVINSI KALBAR - BADAN PEMBANGUNAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI KALBAR - BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH - KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROV. KALBAR Ketahanan Pangan - BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI KALBAR Pemberdayaan Masyarakat dan Desa - BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALBAR Kearsipan - BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR Komunikasi dan Informatika - SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI KALBAR Perpustakaan - BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR URUSAN PILIHAN Pertanian - DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA PROVINSI KALBAR - DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALBAR - DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI KALBAR Kehutanan - DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALBAR Energi dan Sumberdaya Mineral - DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALBAR Pariwisata - DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALBAR Kelautan dan Perikanan - DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALBAR Perdagangan - DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALBAR Perindustrian - DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALBAR Ketransmigrasian - DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR TOTAL ANGGARAN
54,208,160,900.00
45,188,236,774.00
83.36
8,083,091,727.00
7,451,089,597.00
92.18
21,227,301,531.00
18,955,836,477.00
89.30
21,823,588,900.00
21,559,332,347.00
98.79
31,477,673,504.00
29,640,777,260.00
94.16
4,646,652,000.00
4,483,453,039.12
96.49
2,242,646,611.00
2,230,977,871.00
99.48
6,587,813,150.00
5,391,707,242.00
81.84
26,549,592,910.00
24,976,902,246.00
94.08
2,911,512,188.00 14,028,355,000.00
2,758,659,209.00 13,308,135,507.00
94.75 94.87
30,943,157,000.00
27,056,230,520.00 87.4385
14,028,355,000.00 4,665,707,000.00
13,308,135,507.00 4,418,731,641.00
94.87 94.71
30,943,157,000.00 47,738,204,000.00
27,056,230,520.00 40,210,205,255.00
87.44 84.23
4,665,707,000.00 628,555,500.00
4,418,731,641.00 606,321,410.00
94.71 96.46
47,738,204,000.00
40,210,205,255.00
84.23
628,555,500.00 1,979,942,693.00
606,321,410.00 1,866,300,268.00
96.46 94.26
1,979,942,693.00 22,921,002,700.00
1,866,300,268.00 22,429,366,448.00
94.26 97.86
741,141,000.00
710,806,100.00
95,91
22,921,002,700.00
22,429,366,448.00
97.86
741,141,000.00
710,806,100.00
95.91
145,617,458,654.00
135,774,211,467.00
93.24
535,880,501,000.00
410,328,645,252.00
76,57
87,781,840,000.00
82,075,573,920.00
93.50
510,824,544,000.00
393,554,177,602.00
77.04
14,398,372,912.00
11,787,869,860.00
81.87
13,572,831,000.00
11,956,951,700.00
88.09
10,669,419,430.00 10,362,526,702.00
10,210,368,131.00 9,054,928,812.00
95.70 87.38
11,483,126,000.00 5,855,395,000.00
4,817,515,950.00 4,101,393,969.00
41.95 70.04
10,362,526,702.00 6,583,250,000.00
9,054,928,812.00 5,398,035,850.00
87.38 82.00
5,855,395,000.00
4,101,393,969.00
70.04
6,583,250,000.00 22,349,331,900.00
5,398,035,850.00 21,331,046,542.00
82.00 95.44
4,640,000,000.00
3,782,962,526.00
81,53
22,349,331,900.00 23,453,790,000.00
21,331,046,542.00 17,085,886,273.00
95.44 72.85
4,640,000,000.00 10,641,867,000.00
3,782,962,526.00 7,047,947,127.00
81,54 66,23
23,453,790,000.00 12,643,570,572.00
17,085,886,273.00 11,624,842,286.00
72.85 91.94
10,641,867,000.00 6,622,890,000.00
7,047,947,127.00 4,875,331,130.00
66.23 73,62
12,643,570,572.00 1,549,000,000.00
11,624,842,286.00 1,448,762,394.00
91.94 93.53
6,622,890,000.00
4,875,331,130.00
73.61
1,549,000,000.00 594,131,500.00
1,448,762,394.00 562,139,300.00
93.53 94.62
9,820,040,000.00
5,990,144,985.00
62,02
594,131,500.00
562,139,300.00
94.62
9,820,040,000.00
5,990,144,985.00
61.00
1,753,490,903,856
1,592,434,415,751
90.82
830,227,629,000.00
325,000,000.00
306,985,611.00
94.46
645,465,106,899.00 90.8151
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 merupakan laporan kinerja pelaksanaan pembangunan yang disusun berdasarkan data yang disampaikan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat serta mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat 2013-2018 dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2017 serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Laporan Kinerja menggambarkan penekanan pada manajemen pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana setiap organisasi pemerintah melakukan pengukuran dan pelaporan atas kinerja institusi dengan menggunakan indicator yang jelas dan terukur. LKj menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah sebagai bahan pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas publik. Selain itu LKj juga menjadi ukuran akan penilaian dan keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada Bab III, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembangunan Provinsi Kalimantan Barat pada Tahun 2016 sebagian besar dapat terpenuhi dan dapat diwujudkan. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya komitmen SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terutama dalam meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Kalimantan Barat. Beberapa capaian keberhasilan indikator kinerja utama dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis sesuai dengan perjanjian kinerja Tahun 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Meningkatnya rata-rata lama sekolah dari 7,24 tahun pada tahun 2015 menjadi 7,28 tahun pada tahun 2016 serta meningkatnya angka melek huruf 97,99% pada tahun 2015 menjadi 98,06%. 2. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) serta Angka Partisipasi Sekolah (APS) dengan rata-rata capaian 100 % dari target yang telah ditetapkan. 3. Meningkatnya jumlah produksi tanaman pangan dari 1.572.444 ton pada tahun 2015 menjadi 1.753.181 ton pada tahun 2016. 4. Meningkatnya jumlah produksi perkebunan dari target 1.584.000 ton dan realisasinya mencapai 2.353.429 ton dengan capaian kinerja sebesar 148,58%.
121
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
5. Meningkatnya luas hutan yang direhabilitasi dari target 2.500 Ha dan realisasinya sebesar 11.383 Ha dengan capaian kinerja sebesar 455,32%. 6. Meningkatnya produktifitas total daerah dari target 17,28 dan realisasinya 65,69 sehingga terealisasi sebesar 380,15%. 7. Meningkatnya infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk pergerakan orang, barang dan jasa yang ditandai dengan meningkatnya rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dengan angka 0,007690 dibanding dengan target sebesar 0,007532. 8. Meningkatnya jumlah Proyek PMDN dari 175 pada tahun 2015 menjadi 187 pada tahun 2016 dan jumlah proyek PMA meningkat dari 110 pada tahun 2015 menjadi 121 pada tahun 2016. Berdasarkan capaian kinerja sasaran sebagaimana tersebut di atas, menunjukkan bahwa pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat telah berjalan dengan baik. Namun, di sisi lain, masih terdapat beberapa sasaran yang telah ditetapkan dalam target perencanaan kinerja namun masih belum tercapai secara optimal, yakni antara lain pertumbuhan ekonomi, penurunan angka pengangguran, tingkat kemiskinan, angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi yang cenderung meningkat pada tahun 2016. Beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat ke depan. Untuk meningkatkan kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat ke depan telah dirumuskan beberapa langkah penting dan strategis sebagai upaya pemecahan masalah yang akan dijadikan dasar memperbaiki kebijakan dan program yang dapat memacu pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat. Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan ditahun yang akan datang sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah daerah yang menjadi tujuan dari penyusunan LKj. 2. Melakukan penajaman kembali strategi kebijakan pembangunan yang harus terjabarkan dalam program kerja SKPD/dinas/instansi daerah agar lebih fokus dan realistis dalam mencapai sasaran-sasaran kebijakan pembangunan khususnya dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, menurunkan tingkat pengangguran, menurunkan kematian ibu melahirkan dan kematian bayi serta meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar siap pakai. 3. Konsisten melakukan perbaikan dan peningkatan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan pelabuhan dalam rangka membuka daerah-daerah terisolir, perbatasan dan daerah tertinggal serta mendukung peningkatan produktivitas di berbagai sektor pembangunan termasuk upaya peningkatan ekspor-impor dan investasi di Provinsi Kalimantan Barat.
122
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang dapat menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran. 5. Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Drs. CORNELIS, MH
123
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Drs. CORNELIS, MH
Jabatan
: GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pontianak, 23 Maret2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Drs. CORNELIS, MH
Jalan Ahmad Yani Telp. (0561) 736541 Faks. (0561) 730062 PONTIANAK
1
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
Lampiran Formulir Perjanjian Kinerja Gubernur 4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang dapat menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; PERJANJIAN TAHUN 2016 pertanian, perkebunan, kelautanKINERJA dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan PROVINSI KALIMANTAN BARAT pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET pengangguran. 1. Terselenggaranya manajemen 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) efektif dan a. SD/MI 5.pendidikan Secara yang terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan99,6% daerah efisien b. SMP/MTs 73% untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan 2. Rasio guru terhadap murid SD 1:16 akuntabilitas keuangan dan3. kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat 1:16 melalui Rasio guru terhadap murid SMP 4. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf 97,5% peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan (tidak buta aksara) peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2.
3.
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK dan APM melalui penyelenggaraan pendidikan
Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan danhortikultura
1. AngkaPartisipasiKasar (APK) a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 2. AngkaPartisipasiMurni (APM) GUBERNUR a. SD/MI/Paket A b. SMP/MTs/Paket B c. SMA/SMK/MA/Paket C 3. AngkaMelekHuruf 4. Angka rata-rata lama sekolah Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Tanaman Hortikultura
73,93
120% 93% 78%
KALIMANTAN BARAT
99,6% 73% 63% 97,5% 7,3 tahun
Drs. CORNELIS, MH 2.714.000 ton 551.000 ton
4.
Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan besar (Sub sektor perkebunan)
Jumlah Produksi Perkebunan
1.584.000 ton
5.
Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak serta meningkatnya konsumsi produk peternakan (Sub sektor peternakan)
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
208.156 ekor
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat (Sektor perikanan)
Jumlah Produksi Perikanan
247.980 ton
7.
Menurunnya laju kerusakan lingkungan (Sektor kehutanan)
Luas Hutan yang direhabilitasi
8.
Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat (Sektor pertambangan)
Angka pertumbuhan sektor pertambangan
45.113 Ha
6,05
2
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO 9.
10.
SASARAN STRATEGIS
efisiensi perdagangan dalam
11.
12.
13.
14.
15.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
4.Meningkatnya Melanjutkan dan meningkatkan dan kegiatan yang kualitas 1. Jumlah program-program koperasi 5.265dapat unit kelembagaan Koperasi dan UMKM sektor menggerakkan ekonomi riilUsaha terhadap lain; 2. Jumlah Mikro sektor-sektor strategis antara 88.483 unit termasuk CU yang mandiri dan 3. Jumlah Usaha Kecil 16.157 unit pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan berdaya saing 4. Jumlah Usaha Menengah pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha 1.589 kecilunit dan menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat Meningkatkan ketahanan neraca 1. Nilai ekspor 1,939,32 US $ juta pengangguran. perdagangan yang didukung 2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 0,996 3. Produktifitas total daerah
17,67
5.negeri Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan102,59 daerah (Sektor perdagangan) 4. Nilai tukar petani untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan 5. Jumlah Industri Pengolahan 150 IKM akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Tersedianya tenaga kerja terampil Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan 1,03 peningkatan kualitas SDM 1.aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan sesuai pasar kerja kerja peningkatan pelayanan publik kepadapengangguran masyarakat. 2. Tingkat 3,17% 3. Jumlah transmigran program pemerintah (KK)
500 KK
Terlayanidan diberdayakannya masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
1. Tingkat kemiskinan
5,72%
Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan jembatan yang terintegrasi antar moda untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik + sedang)
Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan kawasan pemukiman yang mencakup sector sanitasidan air bersih
1. 2. 3. 4. 5.
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 0,007532 82,02%
Drs. CORNELIS, MH Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga yang bersanitasi Lingkungan perumahan sehat Rumah yang layak huni Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 6. Rasio ketersediaan daya listrik (RUPTL PLN 2012-2021) 7. Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah Kontribusi c. Serapan tenaga kerja 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi
54,61 % 47,12 % 31,82 % 82,88 % 78,3 % 527 21%
146 Rp. 22,75 T Rp. 12.956.657 jt 69,79% Rp. 5.609.865 jt 30,21 % 145.929 orang 104 3.571 83.528 orang 6,09%
3
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang dapat SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; 16. Meningkatnya Kesehatan kelautan 1. Angka usia harapan hidup 68,7 dan pertanian,Derajat perkebunan, dan perikanan, peternakan, kehutanan, Masyarakat 2. Angka kematian ibu melahirkan 140 pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan 3. Angka kematian bayi 18 menengah dalam upaya 4. pengentasan kemiskinan dan mengurangi <5% tingkat Prevalensi balita gizi buruk pengangguran. 5. Rasio puskesmas per satuan penduduk 1:19.619 NO
6. Rasio rumah sakit per satuan penduduk
1:122.744
b. Rasio dokter gigi per satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan penduduk b. Rasio bidan per satuan penduduk 9. Cakupan puskesmas per kecamatan
1:27.831 1:24.675
5. Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah a. Jumlah Rumah Sakit 39buah untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, meningkatkan b. Jumlah tempat tidur rumah sakitsekaligus 4.787buah akuntabilitas keuangan dan kinerja Kalimantan Barat1:1000 melalui c. Rasio Pemerintah tempat tidur perProvinsi satuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk peningkatan kualitas SDM 7.aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan a. Rasio dokter umum per 1:8.005 peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. satuan penduduk
1:855 1:1.754 1,39
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Drs. CORNELIS, MH
123 4
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO
1.
2.
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program ANGGARAN dan kegiatan yang dapat URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis APBN antara lain; URUSAN WAJIB 1.344.875.660.439,00 190.562.776.000,00 pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan Pendidikan 99.882.904.388,00 16.618.179.000,00 pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha16.618.179.000,00 kecil dan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 99.882.904.388,00 menengah pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat PROVINSI KALBARdalam upaya Kesehatan 149.033.462.900,00 74.103.947,000,00 pengangguran. - DINAS KESEHATAN PROVINSI KALBAR
3.
21.706.674.500,00
74.103.947,000,00
12.535.327.200,00
1.616.291.000,00
12.535.327.200,00
1.616.291.000,00
5. - Secara terus-menerus peningkatan110.244.884.000,00 sumber-sumber pendapatan daerah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH melakukan Dr. SOEDARSO PONTIANAK untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan - RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALBAR 10.328.940.000,00 akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui - RUMAH SAKIT KHUSUS PROVINSI KALBAR 6.752.964.400,00 peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan Pekerjaan Umum 723.583.929.836,00 57.499.826.000,00 pelayanan publik kepada masyarakat. - peningkatan DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI 723.583.929.836,00 57.499.826.000,00 KALBAR
4.
Perencanaan Pembangunan - BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALBAR - KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI KALBAR
5.
Perhubungan -
6.
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALBAR
Lingkungan Hidup - BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALBAR
7.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil - SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR
8.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI KALBAR
9.
Sosial - DINAS SOSIAL PROVINSI KALBAR
10.
Ketenagakerjaan - DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR
11.
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI KALBAR
12.
Penanaman Modal - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PROVINSI KALBAR
13.
Kebudayaan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALBAR
14.
Kepemudaan dan Olahraga - DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALBAR
15.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALBAR
1.757.292.500,00
-
GUBERNUR KALIMANTAN34.098.267.820,00 34.098.267.820,00
-
9.059.726.000,00
-
9.059.726.000,00
-
3.750.000.000,00 Drs. CORNELIS, 3.750.000.000,00
BARAT
MH-
4.420.879.000,00
-
4.420.879.000,00
-
7.655.035.900,00
20.690.310.000,00
7.655.035.900,00
20.690.310.000,00
2.120.395.500,00
9.611.825.000,00
2.120.395.500,00
9.611.825.000,00
5.257.333.250,00
3.232.791.000,00
5.257.333.250,00
3.232.791.000,00
5.021.340.600,00
684.019.000,00
5.021.340.600,00
684.019.000,00
7.680.085.500,00
-
7.680.085.500,00
-
11.719.282.900,00
-
11.719.282.900,00
-
15.041.043.040,00
897.190.000,00
7.198.246.650,00
497.190.000,00
5
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program ANGGARAN dan kegiatan yang dapat URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis APBN antara lain; APBD perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan - pertanian, BADAN PENANGGULANGAN BENCANA 4.986.534.900,00 DAERAH PROVINSI KALBAR pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan - SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI 2.856.261.490,00 menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi400.000.000,00 tingkat KALBAR pengangguran. 16. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 187.344.343.405,00 1.406.707.000,00
NO
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
5. Daerah Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah Kepegawaian dan Persandian - untuk DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan PROVINSI KALBAR akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan DAERAH - peningkatan SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR 54.745.989.025,00 906.707.000,00 pelayanan publik kepada masyarakat.
17.
-
SEKRETARIAT DPRD PROVINSI KALBAR
-
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR
-
BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROVINSI KALBAR
-
INSPEKTORAT PROVINSI KALBAR
-
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALBAR
-
KANTOR PERWAKILAN PROVINSI KALBAR DI JAKARTA
-
SEKRETARIAT KORPRI PROVINSI KALBAR
-
BADAN PEMBANGUNAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI KALBAR
-
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH
-
KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROV. KALBAR
Ketahanan Pangan -
18.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa -
19.
SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI KALBAR
Perpustakaan
-
7.690.418.880,00
-
18.511.097.350,00
-
12.703.984.950,00
-
1.792.414.000,00
-
830.591.500,00
-
GUBERNUR KALIMANTAN- BARAT 8.353.048.000,00
5.823.220.570,00
500.000.000,00
Drs. CORNELIS, MH 26.860.311.530,00
-
3.499.679.600,00
-
41.806.775.000,00
-
41.806.775.000,00
-
3.588.954.900,00
66.315.579.000,00
3.588.954.900,00
66.315.579.000,00
866.465.500,00
321.239.000,00
866.465.500,00
321.239.000,00
1.380.716.300,00
-
1.380.716.300,00
-
18.235.259.500,00
419.902.000,00
18.235.259.500,00
419.902.000,00
URUSAN PILIHAN
282.992.664.904,00
702.499.816.000,00
Pertanian
167.151.186.360,00
662.693.757.000,00
- DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA PROVINSI KALBAR
120.585.161.360,00
608.767.170.000,00
- DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALBAR
23.168.920.000,00
18.018.545,000,00
-
1.
BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR
Komunikasi dan Informatika -
21.
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALBAR
Kearsipan -
20.
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI KALBAR
46.533.588.000,00
BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR
6
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
NO
2. 3.
4.
5.
6.
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program ANGGARAN dan kegiatan yang dapat URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis APBN antara lain; APBD pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan - DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN 23.397.105.000,00 35.908.042.000,00 pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan HEWAN PROVINSI KALBAR Kehutanan 7.951.097.900,00 4.910.944.000,00 menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat - pengangguran. DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALBAR 7.951.097.900,00 4.910.944.000,00 Energi dan Sumberdaya Mineral
8.500.000.000,00
- DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALBAR
25.301.120.000,00
10.989.867.000,00
16.320.864.272,00
248.989.000,00
16.320.864.272,00
248.989.000,00
Perdagangan - DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALBAR
7.
8.
-
5. - Secara terus-menerus melakukan peningkatan 8.500.000.000,00 sumber-sumber pendapatan daerah DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALBAR untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan Pariwisata 28.150.000.000,00 4.640.000.000,00 akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui - peningkatan DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 28.150.000.000,00 4.640.000.000,00 kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan PROVINSI KALBAR peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Kelautan dan Perikanan 25.301.120.000,00 10.989.867.000,00
Perindustrian
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 18.320.864.272,00 6.822.890.000,00
- DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALBAR
18.320.864.272,00
6.822.890.000,00
Ketransmigrasian
6.000.000.000,00
11.248.918.000,00
6.000.000.000,00
11.248.918.000,00
- DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR TOTAL ANGGARAN
Drs. CORNELIS, MH 1.837.974.748.489,00 893.062.592.000,00
Pontianak, 23 Maret 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Drs. CORNELIS, MH
123 7
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
2
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan ANGGARAN kegiatan yang dapat URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD APBNlain; menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara URUSAN WAJIB pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan Pendidikan 105,412,128,020.00 pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha 11,360,452,000.00 kecil dan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat PROVINSI KALBAR 105,412,128,020.00 11,360,452,000.00 pengangguran. Kesehatan 252,430,462,532.00 62,109,261,000.00
3
5.- Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan SOEDARSO PONTIANAK 174,058,729,000.00 dan KALBAR kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui - akuntabilitas RUMAH SAKITkeuangan JIWA PROVINSI 29,452,575,282.00 - peningkatan RUMAH SAKIT kualitas KHUSUS PROVINSI KALBARmanajemen 14,919,914,000.00 SDM aparatur, pemerintahan, sistem AKIP dan Pekerjaan Umumpelayanan publik kepada masyarakat. 706,111,258,335.60 51,957,491,000.00 peningkatan
No
1
-
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALBAR
-
4
DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALBAR Perencanaan Pembangunan -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALBAR
-
5
KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI KALBAR Perhubungan -
6
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALBAR Lingkungan Hidup -
7
BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALBAR Kependudukan dan Pencatatan Sipil
9
- SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI KALBAR Sosial
10
- DINAS SOSIAL PROVINSI KALBAR Ketenagakerjaan
8
11
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
12
13
14
15
DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI KALBAR Penanaman Modal - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PROVINSI KALBAR Kebudayaan - DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALBAR Kepemudaan dan Olahraga - DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALBAR Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALBAR - BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI KALBAR
17,997,335,750.00
62,109,261,000.00
706,111,258,335.60 17,375,404,836.00
51,957,491,000.00 1,175,341,000.00
12,700,254,840.00
1,175,341,000.00
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 2,323,499,996.00 39,956,976,852.00 39,956,976,852.00 10,064,950,000.00
1,900,000,000.00
Drs. CORNELIS, MH
10,064,950,000.00 2,904,375,050.00
1,900,000,000.00
2,904,375,050.00 5,064,122,680.00
550,000,000.00
5,064,122,680.00 8,136,182,695.00
550,000,000.00 19,929,970,000.00
8,136,182,695.00 17,693,769,320.00
19,929,970,000.00 7,183,240,000.00
17,693,769,320.00 10,012,588,900.00
7,183,240,000.00 3,063,963,000.00
10,012,588,900.00 6,196,000,000.00
3,063,963,000.00 684,019,000.00
6,196,000,000.00 4,658,181,908.00
684,019,000.00 5,144,023,000.00
4,658,181,908.00 11,258,378,012.00
5,144,023,000.00 7,093,754,000.00
11,258,378,012.00 23,884,143,319.00
7,093,754,000.00 1,177,190,000.00
7,578,631,199.00
497,190,000.00
10,722,887,200.00
340,000,000.00
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
- SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI
16
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang340,000,000.00 dapat KALBAR 5,582,624,920.00 4,015,730,000.00 Otonomi Daerah, Pemerintahan 264,955,359,175.00 menggerakkan ekonomi Umum, sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; Administrasi Daerah, kelautan Perangkat Daerah pertanian,Keuangan perkebunan, dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan - pengembangan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan PROVINSI KALBAR menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat - KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA pengangguran. DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALBAR 32,662,310,400.00 3,690,730,000.00 5.- Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah - untuk SEKRETARIAT DPRD PROVINSI KALBAR 54,208,160,900.00 meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui 8,083,091,727.00 KALBAR peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan - BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROVINSI KALBAR peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. 21,227,301,531.00 -
INSPEKTORAT PROVINSI KALBAR
-
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALBAR KANTOR PERWAKILAN PROVINSI KALBAR DI JAKARTA
-
SEKRETARIAT KORPRI PROVINSI KALBAR BADAN PEMBANGUNAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI KALBAR
-
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROV. KALBAR
17
18
Ketahanan Pangan - BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI KALBAR Pemberdayaan Masyarakat dan Desa -
19
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALBAR Kearsipan
20
21
BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR
Komunikasi dan Informatika - SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI KALBAR Perpustakaan - BADAN PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALBAR
21,823,588,900.00 31,477,673,504.00 4,646,652,000.00 2,242,646,611.00 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 6,587,813,150.00
325,000,000.00
26,549,592,910.00 2,911,512,188.00
Drs. CORNELIS, MH
14,028,355,000.00
30,943,157,000.00
14,028,355,000.00 4,665,707,000.00
30,943,157,000.00 47,738,204,000.00
4,665,707,000.00 628,555,500.00
47,738,204,000.00
628,555,500.00 1,979,942,693.00 1,979,942,693.00 22,921,002,700.00
741,141,000.00
22,921,002,700.00
741,141,000.00
URUSAN PILIHAN 1
Pertanian
145,617,458,654.00
535,880,501,000.00
-
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA PROVINSI KALBAR
87,781,840,000.00
510,824,544,000.00
-
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALBAR
14,398,372,912.00
13,572,831,000.00
2
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI KALBAR Kehutanan
10,669,419,430.00 10,362,526,702.00
-
10,362,526,702.00
11,483,126,000.00 5,855,395,000.00 5,855,395,000.00
3
Energi dan Sumberdaya Mineral
-
-
DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALBAR DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALBAR
6,583,250,000.00 6,583,250,000.00
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4
5
6 7
8
4.Pariwisata Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang dapat 22,349,331,900.00 4,640,000,000.00 menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; - DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan PROVINSI KALBAR 22,349,331,900.00 4,640,000,000.00 Kelautan dan Perikanan 23,453,790,000.00 pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha 10,641,867,000.00 kecil dan - menengah DINAS KELAUTAN DANupaya PERIKANAN dalam pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat PROVINSI KALBAR 23,453,790,000.00 10,641,867,000.00 pengangguran. Perdagangan
12,643,570,572.00
6,622,890,000.00
594,131,500.00
9,820,040,000.00
1,753,490,903,855.60
830,227,629,000.00
DINAS PERINDUSTRIAN 5.- Secara terus-menerus DAN melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah 12,643,570,572.00 6,622,890,000.00 PERDAGANGAN PROVINSI untuk meningkatkan KALBAR pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan Perindustrian 1,549,000,000.00 akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui - DINAS PERINDUSTRIAN DAN peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, PERDAGANGAN PROVINSI KALBAR 1,549,000,000.00 sistem AKIP dan peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Ketransmigrasian 594,131,500.00 9,820,040,000.00 -
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALBAR TOTAL ANGGARAN
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT Pontianak,
November 2016
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Drs. CORNELIS, MH
Drs. CORNELIS, MH
123
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016
4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program dan kegiatan yang dapat PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016 menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; PROVINSI KALIMANTAN BARAT pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, kehutanan, dan pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan TARGET mengurangi tingkat NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI pengangguran. 1.
Terselenggaranya manajemen pendidikan yang
%
1. Angka Partisipasi Sekolah
dan efisien (APS) 5. efektif Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber99,6 pendapatan daerah 98,74% a. SD/MI % 98,35% untuk meningkatkan pembiayaan b. SMP/MTs pembangunan, sekaligus meningkatkan 73 % 92,12% 126% 2. Rasio guru terhadap murid 1 : 16 1:15 106,25 % akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui SD peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP 3. Rasio guru terhadap murid 1 : 16 1:16 dan 100 % SMP peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. 4. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2.
3.
Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), APK(AngkaPartisipasiKasar) dan APM (AngkaPartisipasiMurni) melalui penyelenggaraan pendidikan
Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan danhortikultura
Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan besar
5.
Meningkatnya populasi, produksi, produktivitas ternak, pendapatandankesejahteraanpeternak, konsumsi produk peternakan, danterkendalinyapenyakithewanmenularstrategis
6.
Meningkatnya produksi hasil perikanan secara lestari dan berkelanjutan yang berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan dan pendapatan masyarakat
7.
Menurunnya laju kerusakan lingkungan
100,57
73,93
65,59
88,72%
104,58 103,49 92,71 99,66 98,47 88,25 100,57 99,73
Jumlah Produksi Pertanian a) Tanaman Pangan
Jumlah Produksi Perkebunan
Jumlah Populasi Ternak (sapi/kerbau)
Jumlah Produksi Perikanan
Luas Hutan yang direhabilitasi
NO 8.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pemanfaatan Sumber Daya Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat
INDIKATOR KINERJA Angka pertumbuhan sektor pertambangan
9.
Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan berdaya saing
1. 2. 3. 4.
Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri
1. Nilai ekspor
10.
98,06%
1. AngkaPartisipasiKasar (APK) KALIMANTAN BARAT GUBERNUR a. SD/MI/Paket A 120% 114,74% b. SMP/MTs/Paket B 93% 96,25% c. SMA/SMK/MA/Paket C 78% 72,31% 2. AngkaPartisipasiMurni (APM) a. SD/MI/Paket A 99,6% 99,26% b. SMP/MTs/Paket B 73% 71,88% c. SMA/SMK/MA/Paket C 63% Drs. CORNELIS, MH 55,60% 3. AngkaMelekHuruf 97,5% 98,06% 4. Angka rata-rata lama sekolah 7,3 tahun 7,28 tahun
b) Tanaman Hortikultura 4.
97,5 %
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
koperasi aktif Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
2.714.000 ton 551.000 ton
1.753.181 ton 328.742 ton
1.584.000 ton
2.353.429 ton
148,58%
208.156 ekor
170.409ekor
81,87%
247,98 ton
208.202,49 ton
83,95%
45,113 Ha (Komulatif) 2.500 Ha (tahun 2016)
53.996 Ha (Komulatif) 11.383 Ha (tahun 2016)
119,69 %
TARGET 6,05
REALISASI 0,6
% 9,91%
5,265 unit 86,483 unit 16,157 unit 1.589 unit
4.390 unit 79.286 unit 27.176 unit 1.912 unit
83,4% 91,7% 168,20% 120,33%
1.939,32 US $ juta 0,996
623,42 $ Juta 1.489
32,15%
123
64,6% 51,33%
455,32 %
149,5 %
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 NO NO 9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
%
Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat pertambangan SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 4. Melanjutkan dan meningkatkan program-program
dan TARGET kegiatan REALISASI yang dapat% Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi koperasi aktif 5,265strategis unit 4.390 unit 83,4% Mineral bagi peningkatan ekonomi masyarakat pertambangan menggerakkan ekonomi sektor 1. riilJumlah terhadap sektor-sektor antara lain; dan UMKM termasuk CU yang mandiri dan 2. Jumlah Usaha Mikro 86,483 unit 79.286 unit 91,7% pertanian, kelautan dan Usaha perikanan, peternakan, dan berdaya saing kualitasperkebunan, Meningkatnya kelembagaan Koperasi 1. Jumlah koperasi aktif 5,265 unit 4.390 unit 83,4% 3. Kecil 16,157 unit kehutanan, 27.176 unit 168,20% dan UMKM termasuk CU yangsektor mandiri dan 2. Jumlah Usaha Menengah Mikro unit usaha 79.286 unit 91,7% 4. 1.589 unit 1.912 kecil unit 120,33% pengembangan perkoperasian/Credit Union dan 86,483 pelaku dan berdaya saing 3. Jumlah Usaha Kecil 16,157 unit 27.176 unit 168,20% menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan 1. ekspor 1.939,32 US 623,42 $ tingkat 32,15% 4. Nilai Jumlah Usaha Menengah 1.589 mengurangi unit 1.912 unit 120,33% yang didukung efisiensi perdagangan dalam $ juta Juta pengangguran.
negeri 2. 0,996 US 1.489 $ 149,5 % Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan 1. Pengeluaran Nilai ekspor konsumsi 1.939,32 623,42 32,15% rumah tangga persumber-sumber kapita yang perdagangan melakukan dalam $ jutapendapatan Juta daerah 5. didukung Secara efisiensi terus-menerus peningkatan negeri 3. total daerah 17,67 49,47 279,97% 2. Produktifitas Pengeluaran konsumsi 0,996 1.489 149,5 % untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan rumah tangga per kapita 4. Nilai tukar petani 102,59 97,15 94,78% 3. Produktifitas total daerah 17,67 49,47 279,97% 5. Jumlah Industri Pengolahan 150 IKM 304 IKM 202,67% akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui 4. Nilai tukar petani 102,59 97,15 94,78% peningkatan SDM manajemen AKIP dan 5. Rasio Jumlah Industri Pengolahan 150 IKM sistem 304 IKM 202,67% Tersedianya tenaga kerja kualitas terampil sesuai pasaraparatur, 1. penduduk yang pemerintahan, 1,03 0,96 93,20% kerja peningkatan pelayanan publik kepada bekerja dengan angkatan masyarakat. Tersedianya tenaga kerja terampil sesuai pasar 1. kerja Rasio penduduk yang 1,03 0,96 93,20% 2. Tingkat pengangguran 3,17% 4,23 % 66,56% kerja bekerja dengan angkatan kerja transmigran program 3. Jumlah 500 KK 371KK 74,20% (KK) 2. pemerintah Tingkat pengangguran 3,17% 4,23 % 66,56% 3. Jumlah transmigran program 500 KK 371KK 74,20% pemerintah (KK) Terlayanidan diberdayakannya masyarakat Tingkat kemiskinan 5,72 % 8% 71,5% miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Kesejahteraan Sosial Terlayanidan Masalah diberdayakannya masyarakat Tingkat kemiskinan 5,72 % 8% GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 71,5% (PMKS) miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan 1. Rasio panjang jalan per 0,007532 0,007690% 102,02% jembatan yang terintegrasi antar moda untuk jumlah kendaraan mendukung pergerakan orang, barang 2. kondisi 82,02 % 80,38 % 98 % Tersedianya jaringan infrastruktur jalan dan danjasa 1. Jalan Rasio provinsi panjangdalam jalan per 0,007532 0,007690% 102,02% mantap (baik + sedang) jembatan yang terintegrasi antar moda untuk jumlah kendaraan mendukung pergerakan orang, barang dan jasa 2. Jalan provinsi dalam kondisi 82,02 % 80,38 % 98 % mantap (baik + sedang) Drs. CORNELIS, MH Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakupsektorsanitasidan air bersih Tersedianya sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang mencakupsektorsanitasidan air bersih
Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier Meningkatnya investasi melalui pengembangan promosi potensi inventasi baik sektor primer, sekunder dan tersier
SASARAN STRATEGIS
1. Rumah tangga pengguna air bersih 2. 1. Rumah tangga yang pengguna air bersanitasi bersih 3. Rumah Lingkungan perumahan 2. tangga yang sehat bersanitasi 4. yangperumahan layak huni 3. Rumah Lingkungan sehat 5. Persentase Rumah tangga 4. Rumah yang layak huni yang menggunakan listrik (RUPTL PLNRumah 2012-2021) 5. Persentase tangga 6. yang Rasio menggunakan ketersediaan daya listrik listrik (RUPTL PLN 2012(RUPTL PLN 2012-2021) 6. 2021) Rasio ketersediaan daya 7. Luas listrikwilayah (RUPTL PLN 2012produktif/Ruang Terbuka 2021) (RTH) 7. Hijau Luas wilayah produktif/Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1. Realisasi PMDN a. Jumlah Proyek 1. b. Realisasi Nilai PMDN Investasi (Rp. Trilyun) a. Jumlah Proyek Swasta b. -Nilai Investasi (Rp. Trilyun) - Swasta Kontribusi - Pemerintah INDIKATOR KINERJA Kontribusi Kontribusi - Pemerintah c. Serapan tenaga kerja
2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja 3. Pertumbuhan ekonomi 16.
TARGET
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
1. Angka usia harapan hidup 2. Angka kematian ibu melahirkan 3. Angka kematian bayi 4. Prevalensi balita gizi buruk
54,61 %
54,61%
100%
47,12 54,61 %
47,29 % 54,61%
100,36% 100%
31,82 47,12 %
17,03 % 47,29
53,52% 100,36%
82,88 31,82 %
90,56 17,03 %
100,26% 53,52%
78,3 % 82,88 %
78,2 % 90,56 %
100,69% 100,26%
78,3 % 527
78,2 % 496
100,69% 94%
527 21 %
496 29,24%
94% 139,24%
21 %
29,24%
139,24%
146 Rp. 22,75 T 146 Rp. Rp. 22,75 T 12.956.657 Jt Rp. 69,79 % 12.956.657 Jt Rp. TARGET 5.609.865 69,79 % Jt 30,21 Rp. % 145.929 Jt 5.609.865 orang
187
128 %
187 9,01 T
128 % 69 %
9,01 T
69 %
REALISASI
%
170.736 orang
116 %
104 3.571 T
121 8,77 T
116 % 246 %
83.528 orang 6,09 %
105.434
126 %
68,7 140
68,3 240
18 <5%
22,2 6,7 %
5,22 %
85,71%
123
99,4% 58,33% 81,08% 74,62%
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA c.
TARGET
Kontribusi Serapan tenaga kerja
Laporan Kinerja Pemerintah 2. Realisasi PMA a. Jumlah Proyek b. Nilai Investasi (US $ Milyar) c. Serapan tenaga kerja
16.
30,21 % 145.929 orang Provinsi 104 3.571 T
REALISASI
%
170.736
116 %
8,77 T
246 %
orang Kalimantan Barat Tahun 2016 121 116 %
83.528 105.434 orang kegiatan 5,22 yang 6,09 % %
126 %
4. Melanjutkan dan meningkatkan3. Pertumbuhan program-program dan dapat ekonomi 85,71% menggerakkan ekonomi sektor riil terhadap sektor-sektor strategis antara lain; Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 1. Angka usia harapan hidup 68,7 68,3 99,4% pertanian, perkebunan, kelautan dan kematian perikanan, peternakan, kehutanan, dan 2. Angka ibu 140 240 58,33% melahirkan pengembangan sektor perkoperasian/Credit Union dan pelaku usaha kecil dan 3. Angka kematian bayi 18 22,2 81,08% menengah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan< 5 mengurangi 4. Prevalensi balita gizi buruk % 6,7 % tingkat 74,62% 5. Rasio puskesmas per satuan 1 : 19.619 1 : 19.341 101,43% pengangguran. penduduk
Rasio rumah sakit per satuan 1 : 122.744 1 : 104.444 117,5% 5. Secara terus-menerus melakukan6. peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah penduduk untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan a. Jumlah Rumah Sakit 39 buah 45 buah 115,38% b. Jumlah tempat tidur 4.787 buah 5.536 buah 115,64% akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui rumah sakit peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen AKIP dan c. Rasio tempat tidur pemerintahan, per 1 : 1000 sistem 1:849 117,78% satuan penduduk peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.
7. Rasio dokter per satuan penduduk a. Rasio dokter umum per 1 : 8.005 1 : 7.078 113,09% satuan penduduk b. Rasio dokter gigi per 1 :i27.831 1 : 33.098 84,08% satuan penduduk c. Rasio dokter spesialis per 1 : 24.675 1 : 19.325 127,68% satuan penduduk GUBERNUR KALIMANTAN BARAT 8. Rasio tenaga medis per satuan penduduk a. Rasio perawat per satuan 1 : 855 1 : 864 98,95% penduduk b. Rasio bidan per satuan 1 : 1.754 1 : 1.739 100.9% penduduk 9. Cakupan puskesmas per 1,39 1,39 100% Drs. CORNELIS, MH kecamatan
Jumlah Total Anggaran Strategis Tahun 2016 Jumlah Realisasi Anggaran Strategis Tahun 2016
: Rp1.753.490.903.855,60 : Rp1.592.434.415.751,00
Pontianak, 21 Maret 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Drs. CORNELIS, MH
123