Analisis Sistem Informasi Strategis Kompetensi Dosen (Studi Kasus: Jurusan Teknik Penerbangan STTA Yogyakarta) Nurcahyani Dewi Retnowati, Subardjo Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
[email protected]
Abstrak Sistem informasi strategis kompetensi dosen ini hendaknya dapat menganalisis pola rekrutmen Dosen yang memenuhi standar, menganalisis strategi pengembangan Dosen baik aspek akademisnya maupun kualifikasinya sebagaimana prasyarat bagi personil pesawat udara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi serta studi literatur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT sehingga dapat menghasilkan strategi kompetensi dosen yang baik bagi institusi. Kata Kunci: Sistem Informasi Strategis, Kompetensi Dosen, Teknik Penerbangan Abstract Strategic information systems lecturer’s competence should be able to analyze the pattern of recruitment of qualified lecturer, lecturer analyze both aspects of strategy development as well as academicqualifications as a prerequisite for aircraft personnel. The study was conducted using qualitative descriptive study design, data were collected by means of observation, interviews, documentation and literature. The analysis technique used is descriptive analysis and SWOT analysis in order to produce a good lecturer competency strategy for the institution. Keywords: Strategic Information Systems, Competence Lecturer, Mechanical Flight 1. Pendahuluan Dosen Prodi Teknik Penerbangan kondisi saat ini secara akademis berkualifikasi Sarjana Strata-2/ Magister Teknik Penerbangan, memiliki kemampuan akademisi basic penerbangan (pengetahuan tentang teori/ pengantar dan dasar-dasar penerbangan). Antara lain: pengetahuan tentang kalkulus/ matematika teknik, fisika dasar, kimia dasar, elektronika dasar, perpindahan panas, thermodinamika, propulsi, aerodinamika, struktur pesawat terbang serta pengetahuan dasar penerbangan lainnya). Kemampuan tersebut belum lengkap
karena belum memiliki kemampuan aplikasi ke fisik pesawat terbang (basic knowledge tentang airframe, engine dan electrical pesawat terbang).
2. Landasan Teori Dalam menghadapi ketatnya persaingan dengan institusi lain serta menjawab kebutuhan lapangan menurut Hodge, William & Lawrence (1996), suatu institusi atau organisasi harus: 1) Berpikir strategis, dengan segala kemampuan yang ada berpikir yang belum pernah dilakukan sebelumnnya 2) Menterjemahkan inputnya untuk dapat merumuskan strategi yang efektif guna menanggulanggi lingkungan yang telah berubah 3) Mengembangkan alasan-alasan kuat yang diperlukan untuk meletakkan landasan bagi perencanaan dan pelaksanaan strateginya.
3.
Hasil Dan Pembahasan
3.1 Sistem / Pola Rekruitmen Sumber Daya Manusia Berdasarkan penelusuran dan wawancara diperoleh informasi mengenai rekruitmen SDM di Prodi Teknik Penerbangan STTA. Perekrutan Dosen di Prodi Teknik Penerbangan menginduk pada rekruitmen STTA, sehingga sistem/pola rekruitmennya menggunakan standar yang ditetapkan oleh STTA. Sistem rekruitmen SDM secara garis besar dikelompokkan menjadi a) rencana kebutuhan pegawai, b) prosedur pengadaan calon pegawai, c) prosedur dan wewenang pengangkatan pegawai STTA, d) penempatan. Namun dalam tahapan perekrutan dosen belum menggunakan tes kesamaptaan dan psikotest hanya menggunakan penyaringan secara akademik. 3.2 Sarana, Prasarana dan Ketersediaan Pustaka Berdasarkan wawancara dan observasi lapangan diperoleh informasi bahwa untuk menunjang kegiatan akademik, termasuk KBM di Prodi Teknik Penerbangan STTA terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung. Bagi dosen disediakan ruang dosen, 2 unit kantor program studi dan ruang rapat. Untuk mendukung kelancaran proses perkuliahan,
Prodi Teknik
Penerbangan memiliki fasilitas laboratorium. Laboratorium yang ada meliputi:
a.
Laboratorium Kimia,
f.
Laboratorium Elektro,
b.
Laboratorium Perancangan dan
g.
Laboratorium Proses Produksi,
Komputasi,
h.
Laboratorium Bahasa,
c.
Laboratorium Aerodinamik,
i.
Laboratorium Gambar,
d.
Laboratorium Propulsi,
j.
Ruang SCL.
e.
Laboratorium Fisika, Meskipun demikian masih terdapat 1 fasilitas laboratorium yang
keberadaannya cukup penting namun belum ada, yaitu laboratorium pesawat terbang. Selain itu untuk menyediakan berbagai referensi yang diperlukan oleh dosen dan mahasiswa, STTA menyediakan perpustakaan, dengan berbagai pustaka baik berupa buku teks, karya ilmiah, maupun jurnal. Jurnal yang tersedia di STTA meliputi jurnal dalam skala nasional maupun skala internasional. Jurnal nasional yang ada adalah jurnal terakreditasi dikti yaitu jurnal keilmuan dan terapan teknik mesin, jurnal teknik mesin, jurnal garuda (portal garuda). dan untuk jurnal internasional tersedia layanan jurnal proquest, gale cengage, EBSCO. Di samping fasilitas dan sarana prasarana penunjang kegiatan akademik, STTA juga menyediakan fasilitas dan sarana prasarana pengembangan diri diluar bidang akademik, yaitu: a. Lapangan Sepakbola, b. Lapangan. Basket, c. Lapangan Bola Voli, d. Lapangan Tenis, serta e. Lapangan Takraw.
STTA juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa ruang kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademik STTA.
3.3 Dosen Prodi Teknik Penerbangan STTA Prodi Teknik Penerbangan STTA memiliki Dosen sebanyak 33 orang, dengan rincian pada tabel 1. Tabel 1. Profil Dosen Prodi Teknik Penerbangan STTA ditinjau dari Kesesuaian Bidang dan Jabatan Akademik Kategori Dosen Jabatan Akademik Tenaga Pengajar Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Jumlah
Dosen Tetap Dosen Tidak Tetap Sesuai Tidak Sesuai Bidang Bidang S1 S2 S1 S2 S1 S2 8 5 2 5 1 4 2 2 1 1 1 1 10 6 2 6 1 8
Sumber: Data Primer Penelitian, 2014
Tabel 2. Profil Dosen Prodi Teknik Penerbangan STTA ditinjau dari Bidang Keahlian Dosen Dosen Tidak Dosen Tetap Tetap Bidang Keahlian S1 S2 S1 S2 Teknik Mesin 1 2 Teknik Penerbangan 9 4 Teknik Industri 1 1 Teknik Kelautan 1 Teknik Elektro 3 Teknik Sipil 1 Teknik Informatika 1 Ilmu Kimia 1 Sains 1 Fisika 1 Ekonomi 1 Ekonomi Manajemen 1 Manajemen 1 1 Bahasa Inggris 1 Pendidikan Agama Islam 1 12 12 1 8 Jumlah Sumber: Data Primer Penelitian, 2014
3.4 Identifikasi Lingkungan Strategik Untuk menyusun matriks SWOT, diperlukan identifikasi lingkungan strategik internal dan eksternal. Identifikasi tersebut berdasarkan pada data penelitian dan kajian
penelitian terhadap permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang
muncul berdasarkan data dan kajian kemudian dikelompokkan dalam kelompok kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan (Tabel 3). Tabel 3. Identifikasi Lingkungan Strategik INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN (STRENGTH) PELUANG (OPPORTUNITY) 1. Bidang keahlian dosen Prodi Teknik 1. Adanya program sertifikasi dosen Penerbangan STTA cukup memadai 2. Kesiapan pesawat terbang tergantung 2. Sebagian dosen adalah praktisi lapangan pola pemeliharaan 3. Fasilitas penunjang yang telah dimiliki 3. Adanya dukungan dari keluarga besar oleh STTA dapat mendukung dan mantan pejabat TNI-AU serta pengembangan kemampuan dosen yayasan Adhi Upaya 4. Terbukanya kesempatan melakukan kerjasama dengan berbagai instansi dan institusi pendidikan 5. Pemerintah Republik Indonesia membuka kesempatan maskapai penerbangan oleh swasta dengan salah satu fungsinya sebagai alat pemersatu NKRI (Carrier flag) 6. Pemerintah membuka kesempatan bagi swasta dibidang industri pemeliharaan pesawat terbang 7. Pemekaran wilayah baru disertai pembukaan bandara baru sebagai sarana perhubungan dan transportasi 8. Adanya program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah maupun Yayasan melalui kompetisi KELEMAHAN (WEAKNESS)
TANTANGAN/ ANCAMAN (THREAT)
1. Sebanyak 50% dosen tetap masih berpendidikan terakhir S1 2. Sebanyak 83,33% dosen tetap masih berada pada jabatan akademik tenaga pengajar 3. Dosen muda Prodi Teknik Penerbangan STTA hanya memiliki background strata-2 pure academik, minim pengalaman aplikatif di pesawat terbang 4. Belum adanya fasilitas laboratorium pesawat terbang 5. Rendahnya tingkat gaji dosen bila dibandingkan dengan skala gaji PNS di golongan yang sama, hal ini berdampak dosen/karyawan untuk menaikkan take home pay harus kerja sambilan. 6. Perekrutan dosen belum menggunakan tes kesamaptaan dan psikotest hanya menggunakan penyaringan akademik
1. Adanya Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana 2. Terdapat sekolah tinggi lain yang juga membuka prodi penerbangan 3. Pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memunculkan konsekuensi pengadaan dana untuk penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran yang harus dipersiapkan 4. Industri pemeliharaan pesawat terbang asing bisa didirikan di Indonesia 5. Lembaga pendidikan asing tentang kedirgantaraan bisa didirikan di Indonesia 6. Adanya wacana Open Sky Policy, SDM asing akan mengisi kekosongan di Indonesia 7. Ketergantungan suku cadang pesawat terbang terhadap luar negeri/ negara produsen 8. Ketergantungan BBM untuk pesawat terbang pada luar negeri 9. Kemungkinan adanya embargo dari negara produsen pesawat terbang 10. Politik luar negeri bebas aktif bisa dipengaruhi oleh pihak negara produsen pesawat terbang dan suku cadang pesawat terbang
3.5 Analisis KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal)/ IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Berdasarkan identifikasi lingkungan strategik untuk faktor internal yang tertuang dalam tabel 3, maka dilakukan analisis KAFI/ IFAS untuk melakukan pembobotan, rating, mencari skor serta membuat kesimpulan prioritas. Hasil analisis KAFI/ IFAS tersaji dalam tabel 4.
Tabel 4. Tabel KAFI/ IFAS NO
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL STRATEGIK
BOBOT
RATING
SKOR (3X4)
KESIMPULAN (PRIORITAS)
1
2
3
4
5
6
Bidang keahlian dosen Prodi Teknik Penerbangan STTA cukup memadai Sebagian dosen adalah praktisi lapangan Fasilitas penunjang yang telah dimiliki oleh STTA dapat mendukung pengembangan kemampuan dosen Jumlah Faktor Kekuatan
0,15
3
0,45
Sangat Penting
0,20
4
0,80
Sangat Penting
0,15
4
0,60
Sangat Penting
0,50
10
1,85
0,10
4
0,40
Sangat Penting
0,10
3
0,30
Sangat Penting
0,10
4
0,40
Sangat Penting
0,10
4
0,40
Sangat Penting
0,05
3
0,15
Penting
0,05
3
0,15
Penting
0,50 1
21 31
1,80 3,50
KEKUATAN
1. 2. 3.
KELEMAHAN
1. 2. 3.
4. 5.
6.
Sebanyak 50% dosen tetap masih berpendidikan terakhir S1 Sebanyak 83,33% dosen tetap masih berada pada jabatan akademik tenaga pengajar Dosen muda Prodi Teknik Penerbangan STTA hanya memiliki background strata-2 pure academik, minim pengalaman aplikatif di pesawat terbang Belum adanya fasilitas laboratorium pesawat terbang Rendahnya tingkat gaji dosen bila dibandingkan dengan skala gaji PNS di golongan yang sama, hal ini berdampak dosen/karyawan untuk menaikkan take home pay harus kerja sambilan. Perekrutan dosen belum menggunakan tes kesamaptaan dan psikotest hanya menggunakan penyaringan akademik Jumlah Faktor Kelemahan Jumlah Total Faktor Internal
3.6 Analisis KAFE(Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal) / EFAS (External Factor Analysis Summary) Sebagaimana hasil identifikasi lingkungan strategik internal, maka untuk hasil identifikasi lingkungan strategik eksternal juga dilakukan analisis KAFE/ EFAS. Dalam analisis KAFI/ IFAS dilakukan pembobotan, rating, mencari skor serta membuat kesimpulan prioritas. Hasil analisis KAFI/ IFAS tersaji dalam tabel 5. Tabel 5. Tabel KAFE/ EFAS NO
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL STRATEGIK
BOBOT
RATING
SKOR (3X4)
KESIMPULAN (PRIORITAS)
1
2
3
4
5
6
0,10 0,05
4 3
0,40 0,15
Sangat Penting Penting
0,10
4
0,40
Sangat penting
0,05
3
0,15
Penting
0,10
4
0,40
Sangat penting
0,10
3
0,30
Sangat penting
0,05
3
0,15
Penting
0,05
2
0,10
Penting
0,60
26
2,05
0,05
3
0,15
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8.
1.
PELUANG Adanya program sertifikasi dosen Kesiapan pesawat terbang tergantung pola pemeliharaan Adanya dukungan dari keluarga besar dan mantan pejabat TNI-AU serta Yayasan Adhi Upaya Terbukanya kesempatan melakukan kerjasama dengan berbagai instansi dan institusi pendidikan Pemerintah Republik Indonesia membuka kesempatan maskapai penerbangan oleh swasta dengan salah satu fungsinya sebagai alat pemersatu NKRI (Carrier flag) Pemerintah membuka kesempatan bagi swasta dibidang industri pemeliharaan pesawat terbang Pemekaran wilayah baru disertai pembukaan bandara baru sebagai sarana perhubungan dan transportasi Adanya program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah maupun Yayasan melalui kompetisi Jumlah Faktor Peluang TANTANGAN/ ANCAMAN Adanya Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana
Penting
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Terdapat sekolah tinggi lain yang juga membuka prodi penerbangan Pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memunculkan konsekuensi pengadaan dana untuk penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran yang harus dipersiapkan Industri pemeliharaan pesawat terbang asing bisa didirikan di Indonesia Lembaga pendidikan asing tentang kedirgantaraan bisa didirikan di Indonesia Adanya wacana Open Sky Policy, SDM asing akan mengisi kekosongan di Indonesia Ketergantungan suku cadang pesawat terbang terhadap luar negeri/ negara produsen Ketergantungan BBM untuk pesawat terbang pada luar negeri Kemungkinan adanya embargo dari negara produsen pesawat terbang Politik luar negeri bebas aktif bisa dipengaruhi oleh pihak negara produsen pesawat terbang dan suku cadang pesawat terbang Jumlah Faktor Ancaman
0,04
4
0,16
Sangat penting
0,05
4
0,20
Sangat penting
0,04
2
0,08
Cukup penting
0,04
2
0,08
Cukup penting
0,05
4
0,20
Sangat penting
0,04
3
0,12
Penting
0,03
3
0,09
Cukup penting
0,03
2
0,06
Cukup penting
0,03
2
0,06
Cukup penting
0,40
29
1,20
Jumlah Total Faktor Eksternal
1
55
3,25
3.7 Analisis SWOT (KAFI VS KAFE ATAU IFAS VS EFAS) Berdasarkan analisis KAFI/ IFAS dan analisis KAFE/ EFAS kemudian dilakukan analisis SWOT untuk dapat menyusun atau merancang 4 macam kelompok strategi
yaitu: 1) strategi SO, yaitu memaksimalkan kekuatan untuk
memaksimalkan peluang, 2) stategi ST, yaitu memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman/ menghadapi tantangan, 3) strategi WO, yaitu meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang serta 4) strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan untuk meminimalkan ancaman/ menghadapi tantangan. Hasil analisis tertuang dalam tabel 6. Tabel 6. Analisis KAFI/ IFAS VS KAFE/EFAS
STRENGTH (KEKUATAN)
KAFI
1.
2. 3.
WEAKNESS (KELEMAHAN) 1.
Bidang keahlian dosen Prodi 2. Teknik Penerbangan STTA cukup memadai Sebagian dosen adalah praktisi 3. lapangan Fasilitas penunjang yang telah dimiliki oleh STTA dapat mendukung pengembangan dosen 4. 5.
KAFE 6.
OPPORTUNITIES (PELUANG) 1. 2.
3.
4.
5.
Adanya program sertifikasi dosen Kesiapan pesawat terbang tergantung pola pemeliharaan dan perawatan Adanya dukungan dari keluarga besar dan mantan pejabat TNI-AU serta Yayasan Adi Upaya Terbukanya kesempatan melakukan kerjasama dengan berbagai instansi dan institusi pendidikan Pemerintah Republik Indonesia membuka kesempatan maskapai penerbangan oleh swasta dengan salah satu fungsinya sebagai alat pemersatu NKRI (Carrier
ASUMSI STRATEGI SO Kuadran-1,SO,Strategi,”Aggressive Oriented” memaksimalkan kekuatan untuk memaksimalkan peluang 1. Menjaga hubungan yang harmonis dengan Yayasan dan TNI-AU 2. Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi dan institusi pendidikan dalam upaya pengembangan dosen 3. Memfasilitasi dosen untuk mendapatkan beasiswa dan sertifikasi dosen 4. Memfasilitasi dosen dengan memberikan kesempatan pelatihan bagi dosen 5. Menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan maupun industri dalam hal pemeliharaan dan perawatan pesawat terbang 6. Menjalin kerjasama dengan pemerintah khususnya di wilayah pemekaran
50% dosen tetap masih berpendidikan terakhir S1 83,33% dosen tetap masih berjabatan akademik tenaga pengajar Dosen muda Prodi Teknik Penerbangan STTA hanya memiliki background strata-2 pure academik, minim pengalaman aplikatif di pesawat terbang Belum ada fasilitas laboratorium pesawat terbang Tingkat gaji dosen bila dibandingkan dengan skala gaji PNS di golongan yang sama rendah, berdampak untuk menaikkan take home pay harus kerja sambilan. Perekrutan dosen belum menggunakan tes kesamaptaan dan psikotest hanya menggunakan penyaringan akademik
ASUMSI STRATEGI WO Kuadran-3,W-O,Strategi “Turn Around Oriented” meminimalkan kelemahan untuk memaksimalkan peluang 1. Melakukan dan melaksanakan program tugas belajar terutama bagi dosen yang masih berijazah S1 2. Mendorong dosen untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi 3. Memfasilitasi dosen untuk meningkatkan jabatan akademik 4. Pengiriman dosen untuk mengikuti berbagai pelatihan sesuai dengan bidangnya untuk meningkatkan kompetensi dosen (misal: pelatihan media dan teknologi pengajaran, pelatihan di bidang penerbangan, magang) 5. Mendorong dosen untuk mengikuti kegiatan ilmiah organisasi profesi 6. Meningkatkan take home pay secara bertahap sesuai kemampuan institusi
6.
7.
8.
flag) Pemerintah membuka kesempatan bagi swasta di bidang industri pemeliharaan pesawat terbang Pemekaran wilayah baru disertai pembukaan bandara baru sebagai sarana perhubungan dan transportasi udara Adanya program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah maupun Yayasan melalui kompetisi
THREATHS (TANTANGAN) 1.
2.
3.
4.
5.
Adanya Undangundang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana Terdapat sekolah tinggi lain yang juga membuka prodi penerbangan Pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memunculkan konsekuensi pengadaan dana untuk penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran yang harus dipersiapkan Industri pemeliharaan pesawat terbang asing bisa didirikan di Indonesia Lembaga
ASUMSI STRATEGI ST Kuadran-2,ST,Strategi”Diversification Oriented” Memaksimalkan kekuatan untuk meminimalkan ancaman 1.
2.
3.
4.
Memanfaaatkan fasilitas dan dukungan untuk melakukan promosi penerimaan mahasiswa baru Memanfaatkan kemampuan dan potensi dosen untuk membuat dan melaksanakan program unggulan prodi penerbangan yang up to date untuk menjawab tantangan di industri dan pasar bidang penerbangan sehingga dapat memiliki nilai tawar lebih tinggi dari sekolah tinggi sejenis Mengoptimalkan segala fasilitas yang telah ada di lingkungan STTA untuk membimbing dan memberikan berbagai keterampilan aplikatif kepada mahasiswa Mengoptimalkan keahlian dan fasilitas yang ada untuk membekali mahasiswa melakukan inovasi di bidang penerbangan
ASUMSI STRATEGI WT Kuadran-4,W-T,Strategi “Defensive Oriented” meminimalkan kelemahan untuk meminimalkan ancaman 1. Mendirikan laboratorium pesawat terbang dengan memanfaatkan dukungan yayasan Adhi Upaya 2. Memantapkan dan meng-update potensi dan kemampuan dosen dalam membimbing, mengoptimalkan potensi dan kemampuan mahasiswa sehingga ke depan lulusan dapat bersaing dengan SDM asing dan mengisi kekosongan tenaga di Indonesia
pendidikan asing tentang kedirgantaraan bisa didirikan di Indonesia 6. Adanya wacana Open Sky Policy, SDM asing akan mengisi kekosongan di Indonesia 7. Ketergantungan suku cadang pesawat terbang terhadap luar negeri/ negara produsen 8. Ketergantungan BBM untuk pesawat terbang pada luar negeri 9. Kemungkinan adanya embargo dari negara produsen pesawat terbang 10. Politik luar negeri bebas aktif bisa dipengaruhi oleh pihak negara produsen pesawat terbang dan suku cadang pesawat terbang
4.Kesimpulan a. Sistem rekruitmen dosen secara garis besar dikelompokkan menjadi: a) rencana kebutuhan pegawai, b) prosedur pengadaan calon pegawai, c) prosedur dan wewenang pengangkatan pegawai STTA, d) penempatan b. Strategi pengembangan dosen baik aspek akademis maupun kualifikasinya yang dapat dilakukan dengan menjalankan strategy agresif (growth strategy) yang lebih menekankan pada pencapaian sasaran dengan mengoptimalkan kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
dengan
cara
memberikan
kesempatan mendapatkan beasiswa tugas belajar untuk meningkatkan jenjang pendidikannya, program pelatihan dosen, menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan, industri perawatan pesawat terbang, daerah
pemekaran serta meningkatkan kesejahteraan dengan cara meningkatkan take home pay sesuai kemampuan institusi. 5.
Saran Prodi Teknik Penerbangan STTA perlu melakukan evaluasi program
perbaikan dan pengembangan kemampuan dosen secara berkesinambungan. Daftar Pustaka [1] Akdon. 2011. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Alfabeta: Bandung [2] Bachtiar, Asep R. 2011. Analisis Pelatihan Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Engineer dan Teknisi Pesawat Udara di HEAVY Maintenance-Hangar-Lion Teknik. Jakarta [3] Bachtiar, Asep R. 2013. Global MRO 2015 Lion Technic. Jakarta [4] Tampubolon, Daulat P. 2001. Perguruan Tinggi Bermutu Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [5] Hodge dan Anthoni B.J dan P William dan Lawrence, M Gales. 1996. Organisasi Theory: A Strategic Approach. Prentice-Hall International Inc. Englewood.Cliffs. New Jersey [6] Brodjonegoro, Satriyo Sumantri. 2007. Edaran No 2920/DT/2007 tanggal 28 September 2007 tentang Penetapan Daya Tampung Mahasiswa. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta [7] Yudoyono, Susilo Bambang. 2005. Undang – Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta [8] Yudoyono, Susilo Bambang. 2009. Undang-Undang RI No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Indonesia, , Jakarta. [9] Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT Raja Granfindo Persada, Jakarta.