375
Korelasi Motivasi Belajar Kejuruan Dan Prestasi Belajar Kelompok Mata Pelajaran Produktif Dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Smk Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, 2013. Septiana Sulhamid* Samsul Hadi** ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) korelasi motivasi belajar kejuruan dengan minat berwirausaha; (2) korelasi prestasi belajar kelompok mata palajaran produktif dengan minat berwirausaha; dan (3) korelasi motivasi belajar kejuruan dan prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif dengan minat berwirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji korelasi parsial antara motivasi belajar kejuruan (X1) dengan minat berwirausaha (Y) dengan mengendalikan X2, sedangkan uji korelasi parsial antara prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif (X2) dengan minat berwirausaha (Y) dengan mengendalikan X1, koefisien determinan (R2) antara X1, X2 dengan Y sebesar 0,311, hal ini menunjukan besarnya hubungan antara motivasi belajar kejuruan (X1) dan prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif (X2) dengan minat berwirausaha (Y) adalah sebesar 31,1%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar kejuruan dan prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif memiliki peran dalam menentukan minat berwirausaha siswa. Kata kunci: motivasi, prestasi, belajar, minat berwirausaha mampu dan kurang percaya diri untuk
A. Pendahuluan Salah
satu
upaya
meingkatkan membuka usaha sendiri. Hal ini disebabkan
kemandirian dalam berusaha adalah melalui kurangnya berwirausaha. yang
Calon
potensial,
wirausaha
salah
satunya
minat
siswa
dalam
baru berwirausaha. Kurangnya minat tersebut adalah dapat dihubungan i oleh beberapa faktor.
siswa SMK. Namun pada kenyataan, Faktor-faktor tersebut menurut Soeparman banyak
lulusan
SMK
menjadi
tenaga
kerja
formal
yang
ada
mengaplikasikan keterampilan
lebih pada
dibanding
kemampuan
memilih Soemahamidjaja (1997: 10) diantaranya: pekerjaan (1) motivasi (2) rasa percaya diri, (3) dengan kepemimpinan, (4) berorientasi ke masa dan depan, (5) berorientasi tugas dan hasil serta
yang dimilikinya untuk (6) keberanian mengambil resiko untuk
berwirausaha. Meski telah dibekali dengan berwirausaha. berbagai pengetahuan dan keterampilan
Kurangnya
yang mendukung, mereka masih belum banyak Jurnal Taman Vokasi
minat
disebabkan
berwirausaha
karena
memulai
376
suatu
usaha
dirasakan
terlalu
berat berwirausaha yang semakin tinggi.
dibandingkan bekerja pada perusahaan atau pekerjaan
formal
lainnya.
Selain
SMK Negeri 2 Cilacap merupakan satu
itu, sekolah yang memberikan pengetahuan,
banyaknya persaingan di dunia usaha juga keterampilan
dan
berusaha
mencetak
menjadikan formal lainnya. Selain itu, lulusan yang siap untuk berwirausaha. banyaknya persaingan di dunia usaha juga Usaha yang dilakukan SMK Negeri 2 menjadikan siswa lulusan SMK merasa Cilacap
untuk
menumbuhkan
minat
kurang percaya diri untuk membuka usaha. berwirausaha yaitu dengan menyediakan Kompetensi yang kurang dimiliki siswa tenaga pendidik yang profesional, sarana juga menjadikan siswa kurang termotivasi dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain sehingga belum ada keberanian mengambil yang akan mendorong siswa berprestasi dan resiko untuk membuka usaha baru.
memiliki minat berwirausaha. Salah satu
Dorongan atau faktor yang dapat program keahlian yang ada di SMK Negeri memhubungan i timbulnya suatu minat 2 Cilacap adalah program keahlian Teknik berwirausaha dapat dibagi menjadi faktor Kendaraan Ringan. dari dalam (instrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik). Faktor dari dalam merupakan B. Deskripsi Teori faktor yang lebih memhubungan i minat 1.
Motivasi Belajar Kejuruan
seseorang karena meski seseorang telah
Dalam
didukung
dan
didorong
Kamus
Besar
Bahasa
untuk Indonesia, (2011: 930) “Mo tivasi adalah
berwirausaha, tetapi jika tidak ada minat dorongan yang timbul pada diri seseorang dari dalam maka timbul kesenjangan dalam secara sadar atau tidak sadar untuk mencapai tujuannya. Faktor dari dalam melakukan suatu tindakan dengan tujuan yang
berhubungan terhadap
timbulnya tertentu”. M enurut (I.L. Pasaribu dan B.
minat berwirausaha siswa salah satunya Simanjuntak, 1982: 17)” motivasi itu adalah motivasi belajar kejuruan. Untuk merupakan suat u tenaga (dorongan, alasan menumbuhkan minat berwirausaha, siswa kemauan) dari dalam yang menyebabkan harus
mempunyai
belajar kita berbuat atau bertindak yang mana
motivasi
kejuruan agar semakin mendorong minat tindakan itu diarahkan kepada tujuan untuk belajar
berwirausaha. kejuruan
Dengan
yang
motivasi tertentu yang hendak dicapai”. Menurut (S.
tinggi
maka Nasution, 2004: 73) Motivasi berasal dari
kemungkinan akan menimbulkan minat kata “mot if” yang dimaksud dengan segala Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
377
daya yang mendorong seseorang untuk dipandang sebagai latihan ketrampilan melakukan sesuatu. Motif adalah keadaan (Oemar Hamalik, 2001: 24). Pendidikan dalam pribadi orang yang mendorong kejuruan dapat diartikan dari berbagai segi. individu untuk melakukan aktivitas tertentu Bila seseorang belajar cara bekerja, maka guna mencapai sesuatu tujuan (Sumadi orang Suryabrata, 1984: 72). Menurut
I.L.
tersebut
mendapat
pendidikan
kejuruan. Byram & Wenrich (1956: 50) Pasaribu
dan
B. menyatakan bahwa dari sudut pandang
Simanjuntak, (1982: 76) “Belajar adalah sekolah, pendidikan kejuruan mengajarkan suatu proses perubahan kegiatan reaksi orang cara bekerja secara efektif. Dengan terhadap lingkungan, perubahan tersebut demikian, pendidikan kejuruan berlangsung tidak
dapat
disebut
belajar
apabila apabila individu mendapatkan informasi,
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan pemahaman, kemampuan, keterampilan, sementara seseorang seperti kelelahan atau apresiasi,
minat
dan
sikap,
yang
disebabkan obat-obatan”. Menurut Agus memungkinkan dia untuk memulai atau Suprijono, (2011: 163) “Belajar adalah melanjutkan suatu aktivitas yang produktif. suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan 2. keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
dan mengokohkan kepribadian. Belajar
Prestasi sangat berkaitan dengan hasil
Menurut Winarno Surakhmad, (1986: 67) bekerja baik kerja belajar atau belajar kerja. “adalah mengalami, mengalami berarti Proses prestasi belajar adalah salah satu hal menghayati sesuatu aktual penghayatan prinsip sebab untuk mengetahui hasil mana akan menimbulkan respon-respon pendidikan dapat terlihat dari hasil prestasi tertentu dari pihak murid”. Sedangkan belajarnya. Dalam Kamus Umum Bahasa Menurut Oemar Hamalik, (2001: 154 ) Indonesia “ Prestasi adalah hasil yang telah “Belajar adalah perubahan tingkah laku dicapai atau dilakukan/dikerjakan (W.JS. yang relatif mantap berkat latihan dan Poerwadarminta, 1976: 768). Menurut Sumadi
pengalaman”.
Suryabrata
(1999:
25)
bentuk mendifinisikan ”prestasi adal ah hasil pengembangan bakat, pendidikan dasar belajar yang dicapai dari suatu pelatihan keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan dan pengalaman yang didukung oleh yang mengarah pada dunia kerja yang kesadaran seseorang siswa untuk belajar”. Kejuruan
adalah
Jurnal Taman Vokasi
suatu
378
Lebih lanjut pendapat lain me ngemukakan
pemanasan
bahwa “Prestasi belajar dalam pendidikan
3) Melakukan
adalah hasil dari pengukuran terhadap
pendingin
peserta didik yang meliputi faktor kognitif,
komponennya
efektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan” (Winkel, 1996: 228). Program
Keahlian
dan
4) Memelihara/servis
Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2
komponen– sistem
5) Memperbaiki sistem injeksi bahan 6) Memeliharaan/servis 7) Memperbaiki
unit
a. Dasar Kompetensi Kejuruan
pengoperasian
1) Memahami dasar-dasar mesin dasar mesin
konversi energi
sistem
poros
penggerak
roda
4) Menginterpretasikan gambar teknik
12) Memperbaiki sistem rem
5) Menggunakan
13) Memperbaiki sistem kemudi
6) Menggunakan
peralatan
dan
alat-alat
14) Memperbaiki sistem suspense ukur
(measuring tools) kerja
15) Memelihara baterai 16) Memperbaiki
7) Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan
dan
11) Memperbaiki roda dan ban
perlengkapan di tempat kerja
dan
lingkungan
tempat kerja b.
kopling
9) Memelihara unit final drive /garden 10) Memperbaiki
proses-proses
dan
8) Memelihara transmisi
pembentukan logam 3) Menjelaskan
engine
komponen-komponen-nya komponen-komponen
proses-proses
bahan
bakar bensin
Cilacap.
2) Memahami
sistem
bakar diesel
Mata pelajaran produktif berdasarkan Kurikulum
overhaul
kerusakan ringan
pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman,
dan
kelengkapan
tambahan
Kompetensi Kejuruan
17) Memperbaiki sistem pengapian
1) Memperbaiki sistem hidrolik dan
18) Memperbaiki sistem starter dan
kompresor udara 2) Melaksanakan pengelasan,
pengisian prosedur pematrian,
pemotongan dengan panas dan Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
19) Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
379
3.
Nugroho, 2006: 6). “Wiraswasta identik
Minat Berwirausaha
Menurut Uzer Usman, (1995: 27) denga n apa yang dimiliki, baru dilakukan “Minat merupakan sua tu sifat yang relatif “usahawan” atau “wirausaha”. Pandangan menetap pada diri seseorang”. Pendapat te rsebut tidak tepat karena jiwa dan sikap lain dari Winkel (1986: 30) ”Minat adalah kewirausahaan
(enerpreneurship)
tidak
kecenderungan yang menetap dalam suby hanya dimiliki oleh usahawan tetapi dapat ek untuk merasa tertarik pada bidang atau dimiliki oleh setiap orang yang berfikir hal
tertentu
dan
berkecimpungdalam
merasa bidang
senang kreatif dan bertindak inovatif” (Suryana, tersebut”. 2003: 1). Menurut Kas mir, (2006: 17)
Lebih lanjut Ahmad Badawi, (1982: 4) men “Wirausahawan
adalah
orang
yang
yimpulkan bahwa “Minat adalah suatu memiliki kemampuan untuk menciptakan perhatian seseorang terhadap suatu obyek sesuatu yang baru, berbada dari yang lain. disertai dengan adanya penilaian sehingga Atau mampu menciptakan sesuatu yang meninmbulkan rasa senang terhadap suatu berbada obyek”.
dengan
yang
sudah
ada
sebelumnya”.
Pengukuran minat merupakan hal yang
Dari
pengertian
minat
dan
penting karena terbukti minat mempunyai berwirausaha di atas dapat disimpulkan peran yang penting dalam hal berhasil bahwa minat berwirausaha adalah dorongan tidaknya seseorang dalam berbagai bidang, psikis yang ditunjukkan dengan adanya terutama dalam studi dan kerja Sumadi suatu
keberanian
yang
mendorong
Suryabrata (2008). Ada beberapa metode perhatian pada suatu obyek bidang usaha yang dapat digunakan untuk mengadakan yang disertai keinginan dan kecenderungan pengukuran pendapat
minat Wayan
individu.
Menurut untuk
Narkancana
terlibat
dan kemampuan
didalamnya
sendiri
untuk
dengan memenuhi
M.Sumarsono (1982) dalam Atin Rostini kebutuhan dan harapan. (1999) mengenai pengukuran minat dapat C. Hasil Penelitian dilakukan melaluio observasi, interview, 1. Deskripsi Data dan questioner. “Berwirausaha
Deskripsi adalah
salah
data
dalam
penelitian
ini
satu mendeskripsikan hasil penelitian masing-
bidang pekerjaan y ang dapat dijadikan masing variabel, yaitu motivasi belajar pilihan bagi sesorang ketika ia memutuskan kejuruan, prestasi belajar kelompok mata masuk ke dunia kerja” (Muh. Awal Satrio pelajaran Jurnal Taman Vokasi
produktif,
dan
minat
380
berwirausaha siswa kelas XI Program X2. Berdasarkan hasil uji parsial, diperoleh Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK nilai koefisien korelasi r hitung sebesar Negeri 2 Cilacap. a.
0,885 di atas taraf signifikansi 5%. Karena
Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai r hitung di atas taraf signifikansi 5%, bahwa
motivasi
belajar
kejuruan maka ada hubungan yang positif motivasi
termasuk dalam kategori cukup dengan belajar frekuensi relatif 62,5%. b.
kejuruan
dengan
minat
berwirausaha.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan b.
Uji Korelasi Parsial X2 dengan Y
bahwa
mengendalikan X1
variabel
prestasi
belajar
kelompok mata pelajaran produktif
Uji hipotesis yang kedua menggnakan
termasuk dalam kategori cukup dengan korelasi parsial untuk mengetahui tingkat frekuensi relatif 68,06%. F c.
hubungan prestasi belajar kelompok mata
Hasil analisis deskriptif menunjukkan pelajaran produktif (X2) terhadap minat bahwa minat berwirausaha termasuk berwirausaha (Y) dengan mengendalikan dalam kategori cukup dengan frekuensi X1. Berdasarkan hasil uji parsial, diperoleh relatif 73,61%.
nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,311 di atas taraf signifikansi 5%. Karena
2. Pengujian Hipotesis
nilai r hitung di atas taraf signifikansi 5%,
Pada penelitian ini, uji
hipotesis maka
dapat
disimpulkan
bahwa
ada
digunakan untuk mengetahui hubungan hubungan positif prestasi belajar kelompok motivasi
belajar
berwirausaha
kejuruan
dengan
dan
prestasi
minat mata pelajaran produktif dengan minat belajar berwirausaha.
belajar kelompok mata pelajaran produktif. c. Uji Regresi Ganda Uji hipotesis dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. a.
Uji
regresi
ini
digunakan
untuk
mengetahui nilai konstanta dan koefisien
Uji Korelasi Parsial antara X1 dengan regresi masing-masing variabel. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai
Y dengan mengendalikan X2 Uji
hipotesis
menggunakan
korelasi
yang parsial
pertama berikut: untuk 1) Mencari persamaan garis regresi
mengetahui tingkat hubungan motivasi
Untuk mencari persamaan garis regresi
terhadap minat digunakan tekhnik analisis regresi linear berwirausaha (Y) dengan mengendalikan berganda, dengan persamaan sebagai belajar kejuruan (X1)
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
381
berikut.
Pada
penelitian
analisis
Y = a + b1X1 + b2X2
ini,
regresi
langkah-langkah dilakukan
dengan
menginterpretasikan perhitungan data dari Y : Variabel terikat (minat berwirausaha) a. : konstant
variabel
bebas
(motivasi
belajar
(X1),
prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif (X2) dan minat berwirausaha (Y).
kejuruan) X2:
yang kemudian menghitung data
angket motivasi belajar kejuruan
b. : koefisien regresi variabel X X1:
angket
variabel
bebas
(prestasi
belajar
Hasil uji regresi dapat dilihat pada tabel 1.
kelompok mata pelajaran produktif) Tabel 1. Uji Regresi Ganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B (Constant) Motivasi Minat
Std. Error
82.108
1.936
.336 .045
.035 .034
Beta
t .142 .020
Berdasarkan hasil perhitungan regresi
Sig.
42.402
.000
1.021 1.146
.311 .885
motivasi belajar kejuruan sebesar 1
ganda dengan dua prediktor, diketahui nilai
satuan,
koefisien regresi dari nilai β, untuk
prestasi
konstanta
pelajaran produktif sebesar 33,6%.
=
79,859,
motivasi
belajar
kejuruan = 0,123 dan minat berwirausaha = 0,028. Jadi, persamaan regresi ganda adalah Y = 82,108 + 0,336X1 + 0,045X2. Persamaan regresi ganda di atas dijelaskan sebagai berikut. a)
Y
=
82,108,
artinya
minat
berwirausaha sebesar 82,108 satuan dengan
asumsi
variabel
motivasi
belajar kejuruan dan prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif nilai 0. b) X1 = 0,336, artinya setiap penambahan Jurnal Taman Vokasi
c)
maka
akan
belajar
meningkatkan
kelompok
mata
X2 = 0,045, artinya setiap penambahan prestasi pelajaran satuan,
belajar
kelompok
mata
sebesar
0,045
produktif maka
akan
meningkatkan
minat berwirausaha sebesar 4,5%. Semakin
baik
prestasi
belajar
kelompok mata pelajaran produktif, maka
semakin
baik
minat
berwirausaha siswa. 2) Koefisien Determinasi Koefisien intinya
determinasi
mengukur
(R2)
seberapa
pada jauh
382
kemampuan model dalam menerangkan 2001). Nilai koefisien determinan dapat variasi variabel dependen/terikat (Ghozali, dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nilai Koefisien Determinan Model Summaryb Std. Error of the
a. b.
Model
R
1
.558a
R Square
Adjusted R Square
.311
Estimate
.005
1.40705
Predictors: (Constant), Minat, Motivasi Dependent Variable: Prestasi
Berdasarkan tabel di atas, koefisien dibahas dalam penelitian ini. determinan (R²) antara X1, X2 dengan Y 3) Uji signifikan garis regresi dari harga F regresi sebesar 0,311, artinya besarnya hubungan antara motivasi belajar kejuruan (X1) dan Uji signifikan garis regresi dari harga F prestasi belajar kelompok mata pelajaran regresi digunakan untuk mengetahui produktif (X2) dengan minat berwirausaha hubungan prediktor motivasi belajar (Y) adalah sebesar 31,1%. Berdasarkan kejuruan (X1) dan prestasi belajar koefisien determinan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar kelompok mata pelajaran produktif (X2) kejuruan dan prestasi belajar kelompok dengan minat berwirausaha (Y). Hasil uji F mata pelajaran produktif memberikan dengan mengunakan ANOVA adalah hubungan yang positif dan signifikan sebagai berikut. terhadap minat berwirausaha sebesar 31,1%, sedangkan sisanya 68,9% dihubungan i oleh faktor lain yang tidak Tabel 3. Hasil Uji ANOVA ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
3.269 136.606 139.875
a. Predictors: (Constant), Prestasi, Motivasi
df
Mean Square 2 69 71
F
1.635 1.980
13.826
Sig. .002a
b. Dependent Variable: Minat
Berdasarkan tabel ANOVA di atas, Artinya, ada hubungan motivasi belajar diketahui nilai p (signifikansi) sebesar kejuruan dan prestasi belajar terhadap 13,826. Berdasarkan hasil tersebut, dapat minat
berwirausaha
karena
nilai
disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0,002 signifikansinya di bawah taraf signifikansi < 0,05 (p < 5%), sehingga Ha diterima. 5%. Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
383
hubungan yang positif dan siginifikan d. Uji Korelasi Ganda Korelasi
ganda
secara
bersama-sama
antara
variabel
digunakan
untuk motivasi belajar kejuruan dan prestasi mengetahui tingkat korelasi antara motivasi belajar kelompok mata pelajaran produktif belajar kejuruan dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha dengan nilai kelompok mata pelajaran produktif dengan koefisien korelasi sebesar 0,558 > 0,235. minat berwirausaha secara bersama-sama. Hasil uji korelasi ganda dapat dilihat pada Berdasarkan hasil uji korelasi ganda pada tabel 3. tabel 3, dapat diketahui bahwa ada Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Ganda
3.
Pembahasan Hasil Penelitian
signifikans 5%. Karena nilai r hitung di
Pembahasan hasil penelitian dijelaskan atas taraf signifikan 5%, maka ada korelasi berdasarkan hipotesis penelitian dengan positif dan signifikan antara motivasi menggunakan beberapa tahapan, yaitu uji belajar
kejuruan
dan
prestasi
belajar
hipotesis dengan menggunakan regresi kelompok mata pelajaran produktif dengan ganda, korelasi parsial, dan korelasi ganda. Berdasarkan hasil uji korelasi parsial
minat berwirausaha. Korelasi tersebut didukung dengan
antara motivasi belajar kejuruan (X1) sumbangan efektif dimana motivasi belajar kejuruan memberikan sumbangan efektif dengan minat berwirausaha (Y) dengan sebesar 29,7% dengan minat berwirausaha mengendalikan X2 diperoleh nilai koefisien dan pretasi belajar kelompok mata korelasi r hitung sebesar 0,885, sedangkan pelajaran produktif memberikan uji korelasi parsial antara prestasi belajar sumbangan efektif sebesar 1,4% dengan kelompok mata pelajaran produktif (X2) minat berwirausaha dengan total 31,1%. dengan minat berwirausaha (Y) dengan Selain
itu,
motivasi
belajar
kejuruan
mengendalikan X1 diperoleh nilai koefisien memberikan sumbangan sebesar 95,5% dengan minat berwirausaha dan prestasi korelasi r hitung sebesar 0,311 di atas taraf Jurnal Taman Vokasi
384
belajar kelompok mata pelajaran produktif siswa
mencakup
fasilitas
belajar,
memberikan sumbangan sebesar 4,5% lingkungan belajar, dorongan orang tua, dengan
minat
berwirausaha.
Dengan dan sebagainya. Salah satu faktor yang
sumbangan yang diberikan, maka dapat memhubungan i prestasi belajar adalah disimpulkan
bahwa
motivasi
belajar masalah motivasi belajar kejuruan, apakah
kejuruan dan prestasi belajar kelompok artinya siswa berangkat ke sekolah tanpa mata pelajaran produktif memiliki peran motivasi untuk belajar. Hanya saja tentang dalam menentukan minat berwirausaha motivasi, memang sangat bervariasi dari siswa.
segi tinggi rendahnya maupun jenisnya,
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, macamnya,
maka
tugas
guru
adalah
maka ada korelasi positif dan signifikan mengkondisikan potensi motivasi itu untuk antara
motivasi
belajar
kejuruan
dan terkonsentrasi pada belajar.
prestasi belajar kelompok mata pelajaran produktif
dengan
minat
Permasalahan
minat
berwirausaha
berwirausaha. berkaitan dengan banyak faktor baik dari
Untuk mencapai hasil yang diharapkan diri siswa (internal) misalnya, bakat, diperlukan faktor yang mendukung, faktor memiliki
rasa
percaya
diri,
dapat
pendukung bisa dari diri siswa (faktor mengambil resiko, kreatif dan inovatif, intern) juga dari luar diri siswa (faktor disiplin dan kerja keras, berorientasi ke ekstern).
Motivasi
belajar
kejuruan masa depan, memiliki rasa ingin tahu,
merupakan suatu perubahan yang terdapat jujur, mandiri dan kondisi fisiologis seperti dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu kesehatan dan panca indera. Kurangnya guna mencapai tujuan.
pandangan siswa pada dunia wirausaha dan
Tujuan yang hendak dicapai siswa ini kurangnya keinginan dari siswa itu sendiri merupakan pendorong atau penyemangat untuk
membuka
usaha
maupun
dari
bagi siswa untuk lebih giat belajar. Dengan beberapa faktor dari luar diri siswa itu motivasi ini, siswa menjadi tekun dalam sendiri
(eksternal),
misalnya
dari,
proses belajar, dan dengan motivasi pula pengalaman, peluang, lingkungan sekolah, kualitas
hasil
belajar
siswa
dapat lingkungan
sekitar
siswa
lingkungan
diwujudkan dengan baik. Siswa yang masyarakat atau dari lingkungan keluarga mempunyai motivasi kuat dan jelas, akan siswa. tekun dalam proses belajar dan akan berhasil dalam belajarnya. Faktor ekstern D. Kesimpulan Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
385
pada Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. pembahasan sebelumnya, dapat ditarik Berdasarkan
hasil
analisis
Muh. Awal Satrio Nugroho. 2006. Kewirausahaan Berbasis Spiritual. 1. Ada korelasi positif dan signifikan antara Yogyakarta: Kayon. motivasi belajar kejuruan dengan minat Nasution. 2004. Dikdaktik Asas-Asas berwirausaha siswa kelas XI Program Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran SMK Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013/2014. beberapa kesimpulan sebagai berikut.
2. Ada korelasi positif dan signifikan antara
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum prestasi belajar kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi produktif dengan minat berwirausaha Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Siswa Kelas XI Program Keahlian Suprijono Agus. 2011. Cooperative Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri Learning, Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2 Cilacap Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Ada korelasi positif dan signifikan
Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: secara bersama– sama antara motivasi Salemba Empat. belajar kejuruan dan prestasi belajar Sutrisno dan Mulyana. 1999. Membuka Usaha Kecil. kelompok mata pelajaran produktif Jakarta: PT. Galaksi Puspa Mega. dengan minat berwirausaha siswa kelas
Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ringan SMK Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2013/2014. Daftar Pustaka Hadi Sutrisno. 1999. Statitiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Hadi Sutrisno. 2000. Statitiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak. 1982. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Tarsito. Jurnal Taman Vokasi
Winkel. W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belaja. Jakarta: PT. Gramedia.