Peningkatan Peran Ibu dalam Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMA Islam Lumajang Siti Wahyuli1 Abstrak :Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. peranan orangtua khususnya ibu sebagai pembimbing belajar di rumah bagi anak-anaknya sangatlah diharapkan. Menumbuh-kembangkan minat belajar anak dirasakan kurang jika hanya diserahkan kepada sekolah. Di SMA Islam minat belajar siswa masih relatif rendah. Upaya untuk menumbuh-kembangkan minat belajar sangat diperlukan. Untuk itu peningkatan kerja sama sekolah dengan orangtua perlu dimaksimalkan. Memperhatikan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian adalah ingin mengetahui efektifitas menumbuh-kembangkan minat belajar siswa melalui peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah. Hasil analisis data melalui statistiak dapat disimpulkan bahwa peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah cukup efektif dalam menumbukan minat belajar anak di SMA Islam Lumajang.
kata kunci : minat belajar, peran ibu Pendahuluan Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Orangtua memiliki peran sebagai pendidik, pembimbing dan pelindung bagi anak-anaknya sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Bersamaan dengan proses perkembangan anak-anak, diharapkan orangtua bisa meletakkan landasan pembentukkan watak, kepribadian, penanaman dan pengenalan agama dan budi pekerti serta dasar pergaulan. Untuk itu peranan orangtua khususnya ibu dalam proses sosialisasi maupun pendidikan anakanaknya di dalam lingkungan keluarga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dengan sentuhansentuhan kasih sayang sehingga anakanak merasakan terpenuhi kebutuhannya secara baik sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri. Lebih fokus, peran ibu diharapkan bisa mengembangkan sikap demokratis sehingga salah satu dari anggota keluarga terutama orangtua tidak selalu ingin menang sendiri. Jadi kehadiran dan peran positip orangtua terutama dalam proses belajar anak sangat dibutuhkan. Dengan demikian anak-anak bisa mengembangkan belajar dengan cara belajarnya sendiri. Aspekaspek bimbingan belajar yang ada 1
Konselor pada SMA Islam Lumajang
hendaknya dapat dilaksanakan oleh seorang ibu sesuai dengan kemampuan yang ada. Baik berkenaan dengan penyediaan sarana prasarana belajar, pengawasan maupun motivasi belajar. Jadi, seorang ibu mempunyai peran dalam proses membelajarkan siswa dan bisa menyadari bahwa untuk proses pembelajaran anak tidak hanya diserahkan atau menjadi tugas sekolah sepenuhnya. Pada gilirannya anak-anak mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat belajarnya secara optimal. Tugas pendidikan dalam arti mendidik tidak hanya dibebankan kepada sekolah tetapi seorang ibu memiliki peran dan tugas jika boleh dikatakan ”sama” dengan seorang guru di sekolah khususnya memberikan bimbingan belajar dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar. Di SMA Islam Lumajang, khususnya latar belakang pendidikan walimurid/orangtua khususnya ibu ratarata di bawah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Dalam kaitannya dengan kegiatan bimbingan belajar yang diperankan di dalam rumah tangga kepada para anaknya, tentunya memilki pengaruh terhadap minat belajar. Sementara minat belajar anak-anak di sekolah rata-rata kurang didukung minat belajar yang tinggi. Sehingga dalam hal
2 ini diperlukan kerja sama yang optimal antara sekolah dengan keluarga sebagai upaya menumbuh-kembangkan minat belajar. Bertolak dari kondisi tersebut memunculkan persoalan yang dapat dirumuskan yaitu apakah peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah dapat menumbuh-kembangkan minat belajar siswa di SMA Islam Lumajang ?. Dari berbagai pengertian tentang peranan dapat disimpulkan bahwa bukan dari keseluruhan tugas utama melainkan bagian dari tugas utama. Bagian dari tugas utama tersebut di antaranya tugas seseorang dalam melaksanakan tugas tertentu. Berkenaan dengan pengertian peranan ibu adalah bagian tugas ibu dari tugas pokok atau tugas utama yang harus dikerjakan. Bagian tugas yang dimaksud kaitannya dengan minat belajar anak adalah tugas ibu membimbing belajar anak agar ia dapat menumbuhkembangkan minat terhadap belajar. Belajar anak yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang dialami anak di sekolah untuk dipelajari di rumah atau di luar rumah. Dalam perdaban modern wanita mempunyai peranan ganda yaitu sebagai kodrati juga dapat mengerjakan pekerjaan kaum pria. Berarti wanita duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan kaum pria. Jadi harus diakui dalam hal tertentu terdapat tugas khusus yang bersifat fitri yang hanya dapat dikerjakan kaum wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohayah (1993:34) yaitu : "Justru keberhasilan wanita karena peran gandanya yang antara lain : (a) Peranan sebagai istri; (b) Peranan sebagai ibu rumah tangga; (c) Peranan sebagai penerus/keturunan; (d) Peranan sebagai pendidik anaknya; (e) Peranan sebagai pembimbing anaknya; (f) Peranan sebagai warga masyarakat; (g) Peranan sebagai wanita karier; (h) Peranan sebagai partisipasi pembangunan. Memahami uraian di atas cukup jelas bahwa seorang ibu mempunyai peranan ganda. Masingmasing mempunyai tujuan yang berbeda. Namun secara umum tujuan peranan ibu pada masa sekarang ini sebagaiman disampaikan oleh Lestari
(1992:25) yaitu : (a) Menjadikan anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) Mewujudkan keluarga sehat jasmani dan rohani; (c) Mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia; (d) Mendidik dan membimbing anak sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis agar menjadi dewasa; (e) Mengembangkan anak/remaja/ pemuda dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Memperhatikan tujuan tersebut di antaranya mengembangkan anak yakni dapat diimplikasikan salah satunya adalah kegiatan belajar khususnya pada usia sekolah sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan sosial untuk mencapai kedewasaan lahir dan batin. Untuk mencapai kedewasaan tersebut akan melalui proses pembelajaran. Agar anak dalam proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal tentunya harus disertai motivasi dan minat terhadap belajar. Di rumah hal tersebut menjadi salah satu tugas seorang ibu dalam memerankan diri sebagai pembimbing belajar di rumah. Minat Belajar Banyak ahli psikologi dan bimbingan konseling mengemukakan batasan minat. Di anataranya Anwar Kasim mengungkapkan (1994:13) bahwa minat sebagai salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan untuk dilakukan serta …”. Sependapat pendapat tersebut dikemukakan bahwa minat belajar juga dapat diartikan sebagai perasaan suka yang sangat tinggi dalam proses belajar di sekolah. ( Lailatul M, dkk; 2010:86). Dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan aktivitas mental yang mempengaruhi seseorang menjadi ingin dan senang belajar sehingga ia lakukan kegiatan tersebut dengan tekun, giat dengan rasa senang sampai termotivasi untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan kegiatan belajar itu dapat dilakukan di sekolah, di rumah maupun di luar dua tempat itu.
3 Pada dasarnya minat siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa ( intern ) dan dari luar diri siswa (ekstern ). Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi psikologis siswa sehingga dapat menumbuhkan minat belajarnya karena adanya stimulan yang merangsang dirinya. Kaitannya dengan orangtua utamanya ibu di dalam keluarga adalah sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya-upaya yang dapat dilakukan agar anak-anaknya dapat termotivasi untuk belajar secara baik. Lebih berkembang lagi ia mampu menumbuh-kembangkan minat belajarnya. Seorang ibu yang dalam hal ini sebagai faktor eksternal yang dapat memberikan pengaruh terhadap minat belajar anak hendaknya dapat memerankan diri secara baik sebagai pembimbing belajar dalam keluarga. Walaupun realatinya seorang ibu rumah tangga harus melakukan pekerjaanpekerjaan lain seperti yang dikerjakan kaum pria. Kapan masing-masing itu dapat diperankan secara baik tentunya seorang ibu harus bisa membedakan masalah yang dihadapi. Sehingga keluarga itu benar-benar menjadi tempat untuk pendidikan dan membimbing anak-anaknya sebagaimana diungkapkan oleh Simanhadi Widyaprakosa (1982:37) bahwa : “Pada dasarnya orangtua adalah sebagai pendidik bahkan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan di sekolah”. Melalui peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah, keluarga menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak dalam proses pembelajaran dirinya. Dengan begitu keluarga ( orangtua ) mempunyai tugas sebagaimana layaknya seorang pendidik. Ibu sebagai pembimbing belajar anak-anaknya agar mereka menjadi anak yang memiliki motivasi dan minat belajar yang tinggi. Namun demikian tidak semua ibu rumah tangga dapat menjadi stimulan dalam menumbuh-kembangkan minat belajar anak-anaknya. Hal ini disebabkan banyaknya ibu belum mengetahui caracara sebagai stimulan dalam menumbuh-
kembangkan minat belajar. Selain didukung oleh latar belakang pendidikan yang rendah dan kondisi ekonomi yang pas-pasan maka kondisi tersebut semakin mempersempit bagaimana cara menjadi stimulan yang baik bagi anak-anaknya. Minimal diharapkan kepada seorang ibu dapat mengarahkan belajar mungkin melalui les privat, kursus, belajar kelompok dan sebagainya atau meningkatkan hubungan atau kerja sama dengan sekolah misalnya selalu menanyakan perkembangan belajarnya . Faktor-faktor pendorong minat belajar pada intinya ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak dan dari luar diri anak. Faktor yang berasal dari diri anak di antaranya adalah (a) Cita-cita, anak yang memiliki cita-cita misalnya ingin menjadi juara di sekolahnya, maka ia akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. Sebab untuk mencapai cita-citanya hanya melalui belajar; (b) Faktor Kebutuhan,
yaitu adanya kebutuhan memunculkan keinginan untuk melakukan apa yang diinginkan; (c) Pengetahuan yang dimiliki. Mengetahui pengetahuan yang dimilikinya berarti mengetahui kemajuan atau kemunduran yang dialami. Hal ini bisa menjadi pendorong untuk memenuhi keinginannya dan melakukan semaksimal mungkin. Oleh karena itu penting sekali adanya evaluasi terhadap seluruh kegiatan anak secara kontinyu yang hasilnya akan disampaikan. Namun demikian apabila anak itu merasa puas atau enggan untuk lebih meningkatkan yang telah diperoleh atau karena kegagalan yang dialami tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang ada pada dirinya mengalami kemunduran. Sedangkan faktor yang muncul di luar dirinya adalah (a) Faktor keluarga, yaitu keluarga utamanya orangtua hendaknya bisa membimbing belajar anak-anak, hubungan antar anggota keluarga, kondisi ekonomi keluarga; (b) Faktor pendidikan, yakni guru dalam menggunakan pendekatan, model dan strategi pembelajaran, hubungan antarwarga sekolah, kurikulum, disiplin sekolah termasuk tersedianya sarana dan
4 prasarana belajar di sekolah; (c) faktor masyarakat, yakni masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi perkembangan anak termasuk menumbuh-kembangkan minat belajar. Faktor-faktor di dalam masyarakat yang dapat minat belajar di antaranya keberadaan kemajuan teknologi seperti HP., iternet, TV., faktor pergaulan, mass media dan kebiasaan sosial masyarakat di sekitar keluarga anak. Faktor-faktor tersebut oleh orangtua khususnya ibu, hendaknya dapat merespon unsur-unsur tersebut, dievaluasi dan diklasifikasi unsur-unsur mana yang sekiranya dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi minat belajar anak. Metode Rancangan penelitian adalah penelitian eksperimen sampel dengan menggunakan desain faktorial ( 2x2 ). Subyek penelitian adalah SMA Islam Lumajang dengan sampel siswa kelas X. Dari tiga kelas yang ada diambil sampel uantk masing-masing kelas 21, 22 dan 21 orang. Desain eksperimen sebagai berikut : X Y
X1
X2
Y1
X1Y1
X1Y2
Y2
X2Y1
X2Y2
tersebut. Untuk pengambilan kesimpulan menggunakan kriteria : 1. Jika Chi Kuadrat Hitung < Chi Kuadrat Tabel, maka Ho diterima. 2. Jika Chi Kuadrat Hitung > Chi Kuadrat Tabel, maka Ho ditolak Hasil dan Pembahasan Hasil Data yang telah dikumpulkan lebih lanjut diklasifikasi untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel persiapan analisis data. Tujuannya untuk memperoleh angka-angka yang harus dimasukkan dalam rumus untuk analisis data. Tabel persiapan yang dimaksud sebagaimana di bawah ini :
Tabel Analisis Data Peranan Ibu dengan Minat Belajar Siswa Peranan Ibu Minat Belajar
Baik
A.
Keterangan : X1
:
Kelompok peran ibu baik
X2
:
Kelompok peran ibu kurang
Y1
:
Kelompok minat belajar baik
Y2
:
Kelompok minat belajar kurang
Pengambilan data menggunakan angket dan observasi berkenaan dengan peran ibu sebagai pembimbing belajar dan minat belajar siswa. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan statistik dengan rumus Chi Kuadrat ( 2 ) dan dilanjutkan dengan rumus Koefisien Kontingensi (KK). Tujuan menggunakan rumus Chi Kuadrat untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara dua variabel yang akan diukur. Rumus Koefisien Kontingensi ( KK ) untuk mengetahui tingkat pengaruh antara dua variabel
Baik
Kurang
Jumlah
B. 34
C.
8
42
D.
Kurang
7
16
23
Jumlah
41
24
65
Angka-angka tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus statistik dan menghasilkan angka Chi Kuadrat ( 2 ) sebesar 16.2847 dibulatkan menjadi 16,285. Setelah angka tersebut dikonsultasikan pada tebal 2 dengan memperhatikan taraf sqnifikansi 5% dan db ( 2-1 )( 2-1 ) = 1 terletak pada batas penerimaan 3,841. Melihat kembali pada kriteria pengambilan kesimpulan bahwa 2 = 16,285 > tebal 2 = 3,841 maka Ho ( hipotesis nihil ) ditolak. Artinya bahwa hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima, berarti ada pengaruh peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah dalam menumbukan minat belajar siswa.
5 Langkah berikutnya untuk mengetahui tingkat pengaruh dua variabel dilakukan analisis dengan Koefisien Kontingensi (KK). Hasil analisis menghasilkan angka sebesar 0,.44760, dibulatkan menjadi 0,4476. Setelah dikonfirmasikan pada table Koefisien Kontingensi, angka tersebut masuk kategori tingkat sedang. Pembahasan Jika memperhatikan tabel persiapan analisis data, secara empirik bahwa jumlah ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar tetapi belum disertai minat belajar yang baik oleh anaknya sebesar 7 orang. Hal ini diasumsikan bahwa ibu yang bersangkutan adalah ibu tiri dan anak kurang menaruh perhatian. Jumlah ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar sebanyak 34 orang dan disertai minat belajar baik oleh anaknya diasumsikan bahwa ibu menaruh perhatian cukup besar terhadap belajar anak walaupun tingkat pendidikan ibu mayoritas SMP. Anakanak diarahkan untuk mengikuti pelajaran tambahan di luar jam sekolah. Kemudian jumlah ibu yang berperan kurang optimal dalam membimbing anak untuk minat belajar sebesar 8 orang dan disertai minat baik anak untuk belajar. Kondisi ini diasumsikan bahwa pada diri anak didorong untuk mendapatkan Nilai Ujian Nasional (NUN) tinggi sehingga dapat memasuki perguruan tinggi dengan mudah. Walaupun latar belakang pendidikan orangtua rata-rata SD. Tetapi pada sisi lain didukung perekonomian keluarga yang baik dan ada kemauan untuk melanjutkan sekolah bagi anak. Bagi ibu yang berperan kurang optimal dalam membimbing belajar sebanyak 16 orang tidak diikuti minat belajar yang baik. Kondisi ini diasumsikan bahwa selain dari faktor ibu ada yang berstatus ibu tiri, pada sisi lain kebanyakan tingkat ekonomi lemah dan pendidikan ibu masih rendah. Sementara anak-anak selain kurang menaruh perhatian terhadap belajar juga akibat pergaulan yang kurang mendukung anak untuk meumbuhkan minat belajar.
Memperhatikan hasil pengelolaan data secara empirik bahwa ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar dengan disertai perilaku minat belajar anak jumlahnya lebih besar yaitu 34 anak. Sedang ibu yang kurang optimal dalam peranannya tetapi anak tetap memiliki minat belajar baik sebnyak 8 anak. Jumlah seluruh anak yang memiliki minat belajar dengan baik adalah 42 anak, angka ini mencapai 69 %. Artinya anak yang memiliki minat belajar dengan bimbingan ibu cukup baik karena lebih dari 50%. Secara statistik hasil analisis menunjukkan bahwa angka 2 yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh peranan ibu sebagai pembimbing belajar dalam membimbing anak untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar. Hasil analisis KK menunjukkan bahwa tingkat pengaruh itu pada tingkat sedang. Dengan begitu analisis secara empirik dengan secara statistik adalah seimbang yaitu peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah terhadap minat belajar anak adalah cukup efektif. Hasil penelitian ini sependapat dengan Rohayah (1993:34) yang mengemukakan bahwa justru keberhasilan wanita karena peran gandanya yang antara lain peranan sebagai pendidik dan sebagai pembimbing anaknya. Selaras dengan pendapat tersebut adalah Lestari (1992:25) yang mengemukakan bahwa peranan ibu di antaranya mendidik dan membimbing anak sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis agar menjadi dewasa. Peranan ibu dalam menumbuhkan dan mengembangkan bahkan memelihara minat belajar anak sangat diperlukan. Sementara terdapat teori yang mengatakan bahwa pada dasarnya orangtua adalah sebagai pendidik bahkan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan di sekolah. ( Widyaprakosa, 1982:37) Terkait dengan faktor yang bersumber di luar diri anak yang berpengaruh terhadap perkembangan minat belajar di antaranya adalah faktor keluarga, yaitu keluarga utamanya orangtua hendaknya bisa membimbing belajar anak-anak, hubungan antar anggota keluarga, kondisi ekonomi
6 keluarga. Dengan demikian secara teori dapat menjadi rujukan yaitu benar adanya bahwa peranan ibu berpengaruh terhadap menumbuhkan minat belajar anak. Bahkan mengembangkan dan memelihara minat belajar anak, peranan ibu menjadi sangat penting dan diperlukan. Simpulan Setelah data yang diperoleh dilakukan klasifikasi sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya dianalisis baik dikaji secara empirik maupun secara statistik, maka dapat diberikan simpulan bahwa peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah cukup efektif dalam menumbukan minat belajar siswa di SMA Islam Lumajang. Saran Memperhatikan hasil penelitian dengan menghasilkan kesimpulan sebagaimana di atas maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1) dianjurkan kepada sekolah agar memberikan pemahaman dan motivasi kepada orangtua siswa bahwa bimbingan belajar orangtua di rumah sangat diperlukan dalam upaya memberlajarkan siswa secara optimal, 2) Kepada setiap orangtua utamanya ibu hendaknya dapat meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan belajar di rumah kepada anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustakan. Djumhur, I, Dkk, 1981, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung, C.V. Ilmu. Kasim, Anwar, 1994, Bimbingan Kesulitan Belajar, Jakarta, IKIP-Jakarta. Lailatul Mufidah dan Mochamad Nursalim, 2010, Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Tekinik Diskusi Kelompok untk Meningkatkan Minat Belajar Siswa, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, ISSN : 1411 – 3376, Vol 11, UNESA Surabaya. Nasution, 1981, Metodologi Research, Bandung Jemmar. Poerwodarminto, WJS. 1990, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya Suparto, 1978, Bimbingan dan Penyuluhan, Jilid III, FIPUNED. Thantawy, R, 1993, Kamus Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Economic Student’s Group. Walgito, Walgito, 1976, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Fakultas Pasikologi, Yogyakarta.
2