IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Ni Luh Ayu Sri Ambari NIM. 0916011140 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja. Jenis penelitian PTK yaitu guru sebagai peneliti. Dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja berjumlah 36 orang, terdiri dari 19 orang putra dan 17 orang putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk aktivitas belajar lompat jauh pada observasi awal 4,72 (kurang aktif), dan pada siklus I meningkat menjadi 6,72 (cukup aktif) dan 7,33 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar lompat jauh dari observasi awal sebesar 16,66% (sangat kurang), pada siklus I 47,22% (sangat kurang) dan 80,55% (baik) pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Abstract: This study aimed at improving the activity and learning outcome of basic long jumps through implementing the Cooperative Learning Method in TGT on XI IPA 4 students of SMA Negeri 4 Singaraja. This research is a classroom action research which is the teacher as researcher. This study was conducted in two cycles which consist of planning stages, action, observation / evaluation and reflection. The subjects were XI IPA 4 students of SMA Negeri 4 Singaraja; which amounted of 36 students that consisted of 19 male and 17 female students. The data were analyzed by using descriptive statistics. Based on the results of the data analysis for learning activities of basic long jumps at preliminary observations was 4.72 (less active category), and in the first cycle increased by 6.72 (moderate active category) and in the second cycle was 7.33 (active category). While the percentage of learning outcome of basic long jumps in the preliminary observations was 16.66% (very less category), in the first cycle was 47.22% (very less category) and in the second cycle was 80.55% (good). Based on the results of data and the discussion, it could be concluded that the activities and learning outcomes of basic long jumps on XI IPA 4 students of SMA Negeri 4 Singaraja in the academic year 2013/2014 was increased through implementing Cooperative Learning Method in TGT type. This study is recommended to the Penjasorkes teachers to use this cooperative learning method in TGT type, because it had been proved that it could be effective to enhance the activity and learning outcomes.
Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh. 1
dan memotivasi diri sendiri. Dari sekian
PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan inti
dari
secara
terutama di SMA Negeri 4 Singaraja pada
keseluruhan dimana guru sebagai pemeran
kelas XI semester 1 (ganjil) meliputi: 1)
utamanya.
kualitas
bola besar dengan cabang olahraga yang
pembelajaran merupakan (Penjasorkes)
diajarkan yaitu baket dan sepakbola, 2)
salah satu upaya untuk meningkatkan
atletik dengan cabang olahraga lari estafet
mutu pendidikan. Tuntutan pendidikan,
dan lompat jauh, 3) tes kebugaran jamani.
termasuk pendidikan jasmani olahraga dan
Dari sekian materi Penjasorkes yang
kesehatan di era globalisasi ini adalah
diajarkan di SMA Negeri 4 Singaraja pada
proses pembelajaran yang dinamis dan
kelas XI semester 1 (ganjil), peneliti
aktif, guna mencapai tujuan pendidikan
mengobservasi aktivitas dan hasil belajar
nasional. Tujuan pembelajaran dikatakan
salah satu materi pembelajaran yaitu
tercapai apabila ada peningkatan dalam
atletik dengan nomor lompat jauh (gaya
diri
menyangkut
jongkok dan gaya menggantung) adapun
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
alat yang digunakan dalam pengumpulan
Untuk mencapai tujuan tersebut, peran
data aktivitas dan hail belajar adalah
seorang guru sangatlah penting di dalam
instrument yaitu lembar observasi aktivitas
menentukan
dan tes unjuk kerja.
peserta
proses
pendidikan
banyak materi yang ada dalam Penjaorkes
Peningkatan
didik,
dan
baik
menerapkan
model
pembelajaran yang tepat, karena dengan
Berdasarkan hasil observasi awal
model pembelajaran yang baik dan tepat,
yang peneliti laksanakan pada hari Jumat
seorang guru dapat memacu keikutsertaan
tanggal 19 dan hari Jumat tanggal 26 Juli
peserta didik secara aktif, kreatif dan
di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja
inovatif dalam pembelajaran pendidikan
pada materi lompat jauh (gaya jongkok
jasmani, olahraga dan kesehatan.
dan menggantung). Berdasarkan indikator
Hal senada juga diungkapkan
penilaian
aktivitas
yang
mencakup
oleh Trianto (2007: 1) bahwa berdasarkan
kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan
hasil
audio, kegiatan metrik, kegiatan mental,
analisis
penelitian
terhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik, hal
dan
tersebut disebabkan proses pembelajaran
memperoleh gambaran tentang aktivitas
yang
belajar
didominasi
oleh
pembelajaran
kegiatan
siswa
emosional,
yang
masih
penulis
kurang.
tradisional. Pada pembelajaran ini, siswa
Persentase aktivitas belajar yang diperoleh
tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
pada saat observasi pada siswa XI IPA 4
memahami bagaimana belajar, berpikir,
yang berjumlah 36 orang, dimana aktivitas 2
belajar siswa lompat jauh (gaya jongkok
tuntas dapat diketahui dengan berpedoman
dan gaya menggantung) yang meliputi
pada KKM yang berlaku di SMA Negeri 4
kegiatan-kegiatan visual, lisan, audio,
Singaraja khususnya pada mata pelajaran
metrik,
penjasorkes
mental,
menerima
dan
pelajaran
emosional tergolong
saat masih
yaitu
ketuntasan
secara
individu 78% dan ketuntasan secara
kurang.
klasikal 78%. Adapun persentase tingkat Adapun aktivitas belajar yang
ketuntasan hasil belajar lompat jauh yang
peneliti temukan saat observasi awal yaitu
meliputi tiga aspek yaitu: aspek kognitif,
secara individu dalam kategori aktif
aspek afektif, dan aspek psikomotor yaitu
sebanyak 4 orang (11,12%), cukup aktif
siswa yang tuntas terdiri dari 6 orang
sebanyak 11 orang (30,55%), kurang aktif
(16,67%) dan yang tidak tuntas 30 orang
sebanyak
Data
(83,33%), siswa yang berada pada kategori
(gaya
sangat baik 0 orang (0%), baik sebanyak 6
jongkok dan gaya menggantung) secara
orang (16,67%), cukup baik sebanyak 11
klasikal diperoleh sebesar 4,77% dan
orang (30,56%), kurang baik sebanyak 9
berada
aktif.
orang (25%), dan sangat kurang baik
Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil
sebanyak 8 orang (22,22%). Hasil belajar
minimal berada pada kategori aktif, dilihat
dikatakan tuntas atau berhasil apabila
dari data hasil persentase di atas secara
berada
klasikal
aktivitas
klasikal. Dengan menganalisa data hasil
belajar siswa dalam pembelajaran lompat
belajar siswa secara keseluruhan terlihat
jauh
aktivitas
21
orang
belajar
pada
yang
(gaya
menggantung)
(58,33%).
lompat
kategori
jauh
kurang
menunjukkan
jongkok secara
pada
pesentase
78%
secara
dan
gaya
hasil belajar masih tergolong rendah dan
klasikal
masih
kurang, karena belum memenuhi standar
tergolong rendah, dikarenakan aktivitas
KKM sekolah.
belajar siswa belum memenuhi KKM mata
Adapun
permasalahan
yang
pelajaran penjasorkes dimana nilainnya
dialami siswa dalam proses pembelajaran
78%. Sedangkan siswa yang memenuhi
tersebut dari segi aktivitas belajar siswa
KKM aktivitas belajar baru sebanyak 4
adalah: (1) pada saat pembelajaran siswa
orang dengan persentase (11,12%) yang
kurang memperhatikan penjelasan guru,
aktif dan 32 orang belum memenuhi KKM
(2)
dengan persentase (88,88%) yang tidak
pertanyaan-pertanyaan
aktif.
dengan kegiatan pembelajaran, (3) banyak
siswa
juga
jarang yang
mengajukan berkaitan
Sedangkan untuk hasil belajar
siswa yang minat dan belajarnya kurang
siswa, jumlah siswa yang tuntas dan tidak
terhadap mata Penjasorkes khususnya 3
pada materi lompat jauh (gaya jongkok
sehingga siswa tidak dapat melaksanakan
dan gaya menggantung). (4) interaksi
gerakan dengan benar.
belajar cenderung satu arah dari guru ke
Tujuan dari penelitian ini adalah
siswa, sehingga mengakibatkan siswa
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
kurang kreatif, (5) siswa menganggap
belajar lompat jauh (gaya jongkok dan
bahwa guru satu-satunya sumber belajar.
gaya menggantung) pada siswa kelas XI
Sedangkan untuk hasil belajar
IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja tahun
siswa terdapat pada aspek afektif, kognitif
pelajaran 2013/2014.
dan psikomotor yang masih kurang.
Untuk itu perlu dipilih suatu
Permasalahan pada pada aspek afektif
model
adalah siswa kurang menunjukkan sikap
meningkatkan keterampilan proses dan
kerjasama, bersemangat, mentaati aturan
keterampilan sosial pada pelaksanaan
dan menghargai pendapat teman dalam
pembelajaran di lapangan. Maka dari itu
proses pembelajaran lompat jauh (gaya
peneliti
jongkok
menggantung).
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
Permasalahan pada aspek kognitif adalah
materi lompat jauh (gaya jongkok dan
kurangnya pemahaman siswa mengenai
gaya
materi lompat jauh (gaya jongkok dan
kooperatif tipe TGT ini merupakan salah
gaya menggantung), hal ini disebabkan
satu model pembelajaran yang mudah
oleh
yang
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
diberikan untuk siswa dalam memahami
siswa tanpa harus ada perbedaan status,
materi teori lompat jauh (gaya jongkok
melibatkan peran siswa sebagai tutor
dan gaya menggantung). Pada aspek
sebaya dan mengandung unsur permainan
psikomotor gerak lompat jauh (gaya
serta reinforcement (Kokom, 2010: 67).
dan
kurangnya
jongkok
dan
gaya
kesempatan
ingin
yang
menerapkan
menggantung).
mampu
model
Pembelajaran
menggantung),
Adapun keunggulan dari model
permasalahan yang dialami yaitu pada
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini
sikap tumpuan/tolakan dimana para siswa
adalah: (a) model TGT tidak hanya
masih
membuat
ragu
gaya
pembelajaran
dalam
melakukan
siswa
yang
cerdas
lebih
tumpuan/tolakan pada papan tumpuan
menonjol dalam pembelajaran,tetapi siswa
sehingga sering melewati batas tumpuan.
yang berkemampuan lebih rendah juga
Pada sikap badan di udara, pada saat
ikut aktif dan mempunyai peranan yang
melayang di udara siswa cenderung tidak
penting dalam kelompoknya, (b) dengan
memahami gaya yang sedang dipraktikkan
model pembelajaran ini membuat rasa kebersaman dan saling menghargai sesama 4
anggota
kelompoknya,
(c)
dalam
observer dengan menggunakan lembar
pembelajaran ini membuat siswa menjadi
observasi
aktivitas
belajar
siswa,
lebih senang dalam mengikuti pelajaran
sedangkan untuk hasil belajar ada tiga
karena ada kegiatan permainan berupa
aspek penilaian yaitu aspek kognitif, aspek
turnamen. Model pembelajaran TGT ini
afektif dan aspek psikomotor. Penilaian
tidak menojolkan siswa yang cerdas tapi
kognitif diberikan dengan tes kemampuan
juga siswa yang bekemampuan rendah
yang di buat oleh peneliti, penilaian afektif
dapat ikut aktif dalam pembelajaran. Dan
merupakan pengamatan sikap yang di
ditekankan untuk meningkatkan aktivitas
evaluasi oleh 2 observer dan penilaian
dan hasil belajar lompat jauh (gaya
psikomotor di evaluasi oleh 3 orang
jongkok dan gaya menggantung).
evaluator dengan menggunakan format assesmen hasil belajar siswa lompat jauh. Teknik analisis data yang digunakan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas
dalam penelitian ini adalah statistik
XI IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja tahun
deskriptif.
pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek penelitian ini yaitu 36 orang.
Hasil analisis data aktivitas belajar
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus
pada siklus I diperoleh aktivitas belajar
dengan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali
siswa secara klasikal sebesar 6,72. siswa
pertemuan pada semester genap. Prosedur
yang aktif sebanyak 17 orang (47,22%)
penelitian ini terdiri dari empat tahapan
sedangkan siswa yang tidak aktif sebanyak
yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
19 orang (52,72%). Adapun rinciannya
observasi/evaluasi dan refleksi. Waktu
sebagai berikut: siswa dengan kategori
penelitian ini dilaksanakan pada hari
sangat aktif sebanyak 1 siswa (2,78%),
Jumat tanggal 2 dan Jumat tanggal 16
siswa dengan kategori aktif sebanyak 16
Agustus 2013 untuk siklus I, sedangkan
orang dengan persentase 44,44%, siswa
pada hari Jumat tanggal 23 dan Jumat
dengan kategori cukup aktif sebanyak 19
tanggal 30 Agustus 2013 dilaksanakan
orang dengan persentase 52,72% dan tidak
penelitian
ada siswa dengan kategori kurang aktif
siklus
II.
Penelitian
ini
dilaksanakan di lapangan Bhuwana Patra
serta kategori sangat kurang aktif.
Singaraja. Teknik
pengumpulan
data
yaitu
aktivitas belajar di evaluasi oleh dua orang 5
Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar Lompat Jauh Pada Siklus I
No
Kriteria
X 9
1
2
Kategori Sangat Aktif
Jumlah
Dalam
Siswa
%
1 siswa
2.78%
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siklus I
Ket
No
Aktif
16 siswa
44,44%
1
5 X <7
Cukup Aktif
19 siswa
52,72%
Siswa
86-100
0 siswa
Persentase
Nilai Huruf
Kategori
Ket
0%
Sangat
22 orang
A
3
X <5
5
X
Kurang Aktif Sangat Kurang
<3
Aktif
0 siswa
0%
2
19 orang
78-85
17 siswa
47,22%
B
3
70-77
1 siswa
2,8%
C
(52,72%)
4
62-69
18
50%
D
5
0-61
0
0%
E
36
100%
Tidak 0 siswa
0%
Aktif 36 0rang
Jumlah
36 siswa
100%
siswa (47,22%)
siswa 4
Baik
(47,22%) Aktif
3
Banyak
Skor
17 orang siswa
7 X <9
Rentang
Jumlah
siswa
Baik
Tuntas
Cukup 19 orang
Baik Kurang baik
siswa (52,78%) Tidak
Sangat
Tuntas
Kurang 36 siswa (100%)
(100%)
Hasil analisis data aktivitas belajar
Penelitian hasil belajar siswa lompat
siswa pada siklus II diperoleh aktivitas
jauh pada siklus I, diperoleh data hasil
belajar siswa secara klasikal sebesar 7,33
belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak
dengan tingkat keaktifan sudah aktif.
17 orang dengan persentase 47,22% dan
Siswa yang aktif sebanyak 29 orang
siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 orang dengan
persentase
52,78%.
dengan persentase 88,89% dan siswa yang
Adapun
tidak aktif sebanyak 4 orang dengan
rincian kategori hasil belajar siswa sebagai
persentase
berikut: siswa dengan kategori sangat baik
sangat aktif sebanyak 3 orang dengan
47,22%, siswa dengan kategori cukup baik
persentase 8,34%, siswa dengan kategori
sebanyak 1 orang dengan persentase 2.8%, kategori
kurang
aktif sebanyak 29 orang dengan persentase
baik
80,55%, siswa dengan kategori cukup aktif
sebanyak 18 orang 50% dan tidak ada
sebanyak 4 orang dengan persentase
siswa dengan sangat kurang baik, dengan persentase
secara
klasikalnya
rincian
sebagai berikut: siswa dengan kategori
sebanyak 17 orang dengan persentase
dengan
Adapun
kategori aktivitas belajar siswa adalah
tidak ada, siswa dengan kategori baik
siswa
11,11%.
11,11%, dan tidak siswa yang kurang aktif
78%
maupun sangat kurang aktif.
(tuntas).
6
Tabel 1.3 Data Aktivitas Belajar Lompat Jauh Pada Siklus II
sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79,03%. Tabel 1.4 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siklus II
No
Kriteria
X 9
1
2
3
4
7
5
3
X
<9
X X
5
X
Kategori
Jumlah
Dalam
Siswa
%
3 siswa
Sangat Aktif
8,34%
Ket 32 orang siswa (88,89%)
29 siswa
Aktif
80,55%
Aktif No
4 siswa
<7
Cukup Aktif
11,11%
Kurang Aktif
0%
Siswa
86-100
01 siswa
Persentase
Nilai Huruf
Kategori
Ket
siswa
0%
1
(11,11%)
A
Sangat
29 orang
2
78-85
29 siswa
80,55%
B
3
70-77
7
199,45%
C
4
62-69
0
0%
D
5
0-61
0
0%
E
36
100%
36 orang
36 siswa
100%
siswa (80,55%)
0%
Kurang Aktif
Jumlah
Baik
Tidak Aktif
0 siswa
Sangat <3
Banyak
Skor
4 orang 0 siswa
<5
Rentang
siswa (100%)
Baik
Tuntas
Cukup Baik Kurang baik
7 orang siswa (19,45%) Tidak
Sangat
Tuntas
Kurang 36 orang
Penelitian hasil belajar pada siklus
Jumlah
siswa (100%)
II dengan materi lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas
sebanyak
29
orang
PEMBAHASAN
dengan
Pada observasi awal yang dilakukan
persentase 80,55% dan siswa yang tidak
pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4
tuntas sebanyak 7 orang dengan persentase
Singaraja diketahui bahwa aktivitas belajar
19,45%. Adapun rincian kategori sebagai
kurang aktif secara klasikal dan hasil
berikut: tidak ada siswa dengan kategori
belajar tidak tuntas secara klasikal. Hal ini
sangat baik, siswa dengan kategori baik
dikarenakan saat proses pembelajaran
sebanyak 29 orang dengan perserntase
berlangsung
80,55%, siswa dengan kategori cukup baik
bersemangat dalam melakukan gerakan
sebanyak 7 orang dengan persentase
dan banyak siswa tidak memperhatikan
19,45% dan tidak ada siswa dengan
guru saat menjelaskan materi sehingga
kategori kurang baik maupun sangat
aktivitas dan hasil belajar siswa tidak
kurang baik. Persentase ketuntasan hasil
maksimal. Untuk itu peneliti mencoba
belajar siswa lompat jauh (gaya jongkok
menerapkan model pembelajaran yang
dan gaya menggantung) secara klasikal
inovatif
pada siklus II adalah 80,55% berada pada
kooperatif tipe TGT. TGT merupakan
rentang 78 - 85 dengan kategori baik dan
model
7
yaitu
banyak
model
pembelajaran
siswa
tidak
pembelajaran
yang
mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
tuntas.
siswa tanpa harus ada perbedaan status,
memberikan
melibatkan peran siswa sebagai tutor
dengan
sebaya dan mengandung unsur permainan
pada siklus I.
serta reinforcement .
Tabel 1.6 Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Per Tahap
Dengan
menerapkan
model
Pada
siklus
II
ini
peneliti
tindakan-tindakan
melihat
TGT
kelemahan-kelemahan
pembelajaran koopertif tipe TGT aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik
Peningkatan Hasil Belajar N
dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas
o
Persentase Tahapan
Hasil Belajar
Ketuntas
Observasi
Siklus I
Observas
an Siswa
Awal ke
ke Siklus
i Awal ke
Siklus I
II
Siklus II
belajar masih tidak aktif dikarenakan 1
masih ada 19 orang yang tidak aktif
.
Observasi Awal
16,66%
Tuntas
47,22%
Tuntas
namun dengan diberikan tindakan pada
30,56% 2
siklus II aktivitas belajar meningkat
Siklus I
.
63,89%
sehingga 29 orang menjadi aktif. 3
Tabel 1.5 Peningkatan Aktivitas Belajar Lompat Jauh Per Tahap
Siklus II
80,55%
.
Tuntas
33.33%
Peningkatan Aktivitas Belajar Persentase No
Tahapan
Aktivitas Belajar
Keaktifan
Observasi
Siswa
Awal ke Siklus I
1
Observasi Awal
2
4,77
Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan
Observasi Awal ke Siklus II
ini
lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung)
2,56%
6,72 Aktif
tersebut,
berarti bahwa tingkat penguasaan materi
Aktif
Siklus I
uraian
pada
siklus
II
sudah
memenuhi KKM yang ditetapkan pada
1,95%
mata pelajaran penjasorkes di kelas XI O,61% 3
Siklus II
7,33
IPA 4 SMA Negeri 4 Singaraja, yakni
Aktif
sebesar 78 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dianggap berhasil karena
telah
mencapai
target
yakni
80,55% siswa di kelas terteliti telah
Sedangkan untuk hasil belajar siswa
memperoleh rata-rata nilai sebesar 79,03
pada siklus I sebanyak 19 orang yang tidak
berdasarkan KKM dari SMA Negeri 4
tuntas namun pada siklus II terjadi
Singaraja
peningkatan sehingga siswa yang tuntas
tersebut.
Karena
sudah
tercapainya target yang ditentukan maka
sebanyak 29 orang dan 7 orang yang tidak
penelitian ini dihentikan sesuai dengan 8
rancangan
penelitian
yang
telah
SIMPULAN
direncanakan sebelumnya. Keberhasilan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dalam penelitian sesuai dengan teori-teori
pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
yang
berikut.
mendukung
dalam
proses
pembelajaran. Hamalik (2008: 171-172)
Aktivitas belajar lompat jauh (gaya
menyatakan bahwa pembelajaran yang
jongkok
efektif
yang
meningkat melalui implementasi model
menyediakan kesempatan belajar sendiri
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
dan beraktivitas sendiri kepada siswa.
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4
Siswa belajar dan beraktivitas sendiri
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
adalah
untuk
pembelajaran
memperoleh
pengalaman,
dan
gaya
menggantung)
Hasil belajar lompat jauh (gaya
pengetahuan, pemahaman, dan tingkah
jongkok
laku
meningkat melalui implementasi model
lainnya
serta
mengembangkan
keterampilan yang bermakna.
dan
gaya
menggantung)
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
Kegiatan atau aktivitas belajar siswa
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4
merupakan dasar untuk mencapai hasil
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
belajar yang optimal. Selain itu hasil
Kepada guru penjasorkes disarankan
penelitian ini juga dikuatkan dari peneliti-
akan menerapkan model pembelajaran
peneliti sebelumnya diantaranya:
kooperatif tipe TGT, karena terbukti dapat
Penelitian Antara
yang
Dwipa,
dilakukan Made
oleh
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
(2012:xi)
lompat jauh.
menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lari estafet meningkat melalui
DAFTAR RUJUKAN
penerapan model pembelajaran kooperatif
Antara, I Made Dwipa, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lari Estafet pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja.
tipe TGT pada siswa kelas X1 SMA Negeri
1
Seririt
tahun
pelajaran
2011/2012. Agus Jayadi Putra, Putu (2012:xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui
Depdiknas. 2006. Pedoman Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Orkes.
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X-1 SMA Negeri
1
Payangan
tahun
pelajaran
2011/2012. 9
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jayadi, I Putu Agus. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tounament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Payangan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. .
10
11