KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI METODE BERMAIN CONGKLAK DI KELOMPOK B4 TK KEMALA BHAYANGKARI
DISUSUN OLEH : SETIA GUSTI NPM. A1/112046
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PAUD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
ABSTRAK SETIA GUSTI: Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Congklak di kelompok B4 TK Kemala Bhayangkari. Skripsi. Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan, Universitas Bengkulu
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui bermain congklak Penelitian ini mengunakan desain Penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dua siklus yang setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, monitoring dan evaluasi dan refleksi terhadap tindakan. Subjek penelitian ini yaitu kelompok B4 TK Kemala Bhayangkari berjumlah 18 anak. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan ada peningkatan nilai rata-rata kemampuan berhitung anak melalui congklak: pada kemampuan berhitung dengan bemain congklak dengan benar meningkat dengan skor rata-rata 13 atau 81% berkembang sesuai harapan dari sklus sebelumnya yang hanya mencapai skor rata-rata 9 atau 56% Hasil penelitian menunjukkan dalam kegiatan bermain congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak dikelompok B4 TK Kemala Bhayangkari
Kata kunci: kemampuan Berhitung Congklak
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada
masa
“anak-anak
bermain”
merupakan
dasar
bagi
perkembangan karena bermain itu merupakan dasar bagi perkembangan dan sumber energi bagi perkembangan mereka. Bermain merupakan bagian
dari
perkembangan
yaitu
suatu
ekpresi
dari
personalitas
perkembangan mereka. Bermain merupakan bagian dari perkembangan anak, sense of self, kapasitas sosial dan fisik. Pada saat yang sama, melalui bermain anak-anak mengarahkan energi mereka untuk melakukan aktivitas yang mereka pilih. Musfiroh Tadkirotun (2005: 23) menjelaskan bahwa Anak usia 5-6 tahun sedang dalam taraf perkembangan fase praoperasional.
Anak
belajar lebih baik melalui benda-benda nyata. Mengerjakan angka 1,2,3 akan lebih baik jika berkoresponden dengan benda-benda, misalnya : satu dengan satu biji, dua dengan dua biji, tiga dengan tiga biji. Anak usia 3-4 tahun pun dapat menciptakan apapun yang dia inginkan melalui bendabenda di sekitarnya. Pengembangan kemampuan dasar berhitung dapat dilakukan dengan membiasakan anak berinteraksi dengan situasi yang berkaitan dengan menghitung, Salah
satu
kegiatan
pembelajaran
di
TK
yang
dapat
mengembangkan kemampuan berhitung anak yaitu melalui permainan congklak (dakon). Dikatakan Zaini (2009: 3) dalam galeri congklak yang berkembang saat ini tidak adasatu pun yang menanamkan jiwa sosial dan gemar menabung bagi pemainannya, dengan mainan anak tradisional, anak dituntut kreatif sejakdalam proses pembuatannya yang harus berbaur dengan alam, karena bahan didapat dari lingkungan sekitar. Demikian pula
pada saat memainkannya. Selain dituntut kreatif juga harus memiliki strategi kekuatan (tenaga) kebersamaan, kejujuran dan lainya yang berasal dari nilai-nilai tradisional yang merupakan bentuk budaya. Berdasarkan kegiatan pengamatan pembelajaran di kelompok B4 TK
Kemala
Bhayangkari
Curup
menunjukkan
bahwa
sejauh
ini
kemampuan berhitung anak didik masih kurang baik, seperti anak kurang memperhatikan guru saat memberikan instruksi Anak masih sering lupa dalam pengenalan berhitung. Hal tersebut
karena: pertama yaitu:
kurangnya minat anak dalam kegiatan pembelajaran karena kurang tersedianya media khususnya untuk pembelajaran berhitung, kedua kurangnya
kemampuan
anak
didik
dalam
mengenal
angka
mengembangkan imajinasi, seperti anak sering lupa dengan urutan bilangan dan yang ketiga kurangnya pengetahuan tentang berhitung anak didik dalam mengerjakan tugas dari guru karena banyak anak didik yang kurang mengerti dan memahami penjelasan dari guru Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti akan mencoba mengadakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran melalui melalui permainan congklak (dakon) dikelompok B4 TK Kemala Bhayangkari Curup”.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Kognitif Menurut Gagne dalam Jumaris (2006:18), kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf dan pada saat manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Menurut Sujiono (2008:13), kognitif adalah suatu proses dalam berpikir yaitu kemampuan setiap individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwaKemampuan Berhitung Kemampuan berhitung permulaan menurut Susanto (2011:98) adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya dan karakteristik perkembangannya dimulai dilingkungan yang
terdekat
dengan
dirinya
sejalan
dengan
perkembangan
kemampuannya anak agar dapat meningkatkan ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penambahan atau pengurangan. 3. Permainan Tradisional Congklak a. Permainan Tradisional: Permainan tradisional adalah suatu permainan yang sudah ada sejak dulu, atau permainan yang sudah kita kenal dan sudah berkembang sebelum kita lahir. b. PermainanCongklak Bermain congklak atau yang lebih terkenal dengan nama dakonan adalah suatu permainan tradisional yang sejak dulu telah terkenal di
masyarakat kita. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan, mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak, buah biji yang dinamakan biji congklak 4. Permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung Salah satu cara yang baru dalam mengajarkan berhitung pada anak adalah melalui pembelajaran permainan congklak pada anak terkait dengan kehidupan sehari-hari.. Jadi cara meningkatkan kemampuan berhitung anak yang efektif yaitu melalui permainan di antaranya melalui permainan tradisional congklak. Dalam penelitian ini, congklak merupakan salah satu media pembelajaran. Menurut James W. Brown (1997:2) mengemukakan bahwa media pengajaran terdiri dari mediumdan device. Dalam pengertian medium ini, media pengajaran lebih dari sekedar bahan dan alat,
tetapi
juga
orang-orang
mengoperasikannya,
yang
menyediakannya
pemanfaatan,
dan
pengorganisasian
yang dan
pengolahannya, dan bagaimana bahan dan alat itu sendiri terinteraksi dengan anak. Permainan ini memiliki beberapa peranan, diantaranya adalah untuk melatih keterampilan berhitung anak dan motorik halus. Dengan permainan
tradisional
congklak,
anak dapat
berhitung
dengan
menghitung biji-biji congklak, selain itu juga ketika anak meletakkan bijibiji congklak satu persatu di papan congklak. Hal ini dapat melatih motorik halus anak sehingga anak siap menulis. Selain itu juga peranan permainan tradisional congklak adalah anak dituntut untuk bersabar ketika menunggu giliran temannya bermain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini diawali dengan menelaah atau mengobservasi kelas dalam metode bermain congklak, kemudian mencari keuntungan yang dihasilkan dari metode bermain. B. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari Curup, Kelompok B4, dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Oktober 2014 dengan waktu dan jadwal sbb: D. Prosedur Penelitian Adapaun langkah langkah dalam penelitihan tindakan kelas ini adalah: a. Perencanaan tindakan perencanaan pembelajaran yang dilakukan adalah menyusun Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyiapkan suasana yang kondusif, mengalokasi waktu menyiapkan bahan atau media nyata congklak beserta biji congklak serta menentukan rencana pembelajaran yang mencakup metode dan teknik mengajar serta teknik penilaian yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dibagi tiga tahap yaitu: I. Kegiatan Awal Guru mengawali kegiatan dengan salam dan doa sebelum belajar. menyanyikan lagu yang telah dihafalkan anak sesuai
dengan tema. menyebutkan urutan angka 1-10. melakukan apersepsi sesuai tema, memberi arahan tata cara bermain II. Kegiatan Inti Guru membagi anak menjadi 9 kelompok, Membagikan media kemudian meminta anak memasukkan biji congklak sesuai aturan, Memulai pemainan. Mengenal konsep bilangan sesuai angka dengan biji congklak III. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir
guru melakukan diskusi kegiatan yang telah
dilakuakn untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan guru dalam melakukan proses pembelajaran. c. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen Pelaksanaan
penilaian/monitoring
dan
evaluasi
dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan guru untuk mengumpulkan data dengan mengunakan instrumen yang telah dipersiapkan, berdasarkan data yang didapat, dikaji kembali hasil atau temuan kegiatan, dan dipantau sebagai bahan refleksi bagi guru. d. Refleksi Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan untuk siklus berikutnya apabila keberhasilan yang diinginkan belum terpenuhi E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dari kegiatan penelitian ini diantaranya: Observasi yaitu metode pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap anak, untuk melihat aspek-aspek yang diamati. Catatan Lapangan yaitu penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan anak dalam melaksanakan kegiatan bermain congklak selama penelitian.
F. Instrumen Pengumpulan Data instrumen yang digunakan adalah lembar observasi anak. Hal-hal yang perlu diobservasi adalah:1) kemampuan anak mengenal menyebut angka satu sampai dua puluh .2) kemampuan anak meletakakan biji congklak dengan benar 3) Kemampuan anak bermain congklak 4) respon keaktifan anak dengan permainan . G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data
yang diperoleh dari hasil observasi yang disajikan secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman berhitung. Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif. H. Indikator Keberhasilan Dalam kegiatan bermain congklak di kelompok B4 bisa dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan berhitung dalam pengembangan kognitif anak apabila 80% dari anak memperoleh hasil dalam kategori baik, berkembang sesuai harapan (BSH).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Siklus I a. Perencanaan Perencanaan yang akan disusun pada kegiatan ini meliputi: Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyediakan media atau alat peraga untuk pengajaran, menentukan rencana pembelajaran yang mencakup metode atau teknik mengajar, pengalokasian waktu, serta teknik observasi dan evaluasi. b. Pelaksanaan Kegiatan
yang
pembelajaran
dilakukan
sesuai
pada
dengan
tahap
rencana
ini
adalah
pembelajaran
melaksanakan yang
telah
dirumuskan, yang dimulai dari kegiatan awal, kegiatan Inti dan Kegiatan akhir. c. Observasi/ Pengamatan Pada pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamat memberi tanda (√) terhadap aspek yang diamati. saat kegiatan berlangsung
d. Refleksi Berdasarkan data dari hasil pengamatan di siklus I ternyata 56% dari permainan ini anak dapat menyebut urutan bilangan 1-20, mengenal konsep bilangan dengan benda 50% dan 39% anak bisa mengisi biji congklak dengan benar dan dapat bermain congklak.
2. Deskripsi Data Siklus II a. Perencanaan Perlakuan pada siklus ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran dari siklus 1. Pada tahap ini dilaksanakan perencanaan berdasarkan hasil refleksi siklus 1 b. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan yang terbagi dalam tiga kegiatan dalam seharinya yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. c. Observasi/Pengamatan Pada pelaksanaan siklus II dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberi tanda (√) terhadap aspek yang diamati d. Refleksi Hasil refleksi analisa data anak tentang respon terhadap permainan dan aspek kemampuan berhitung anak ternyata mengalami peningkatan 89 % dari siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh pada lembar pengamatan pebandingan antara siklus I dan II pada Table I bawah ini:
Indikikator kemampuan Kemampuan menyebut urutan angka 1-20 Kemampuan mengenal konsep bilangandengan benda/biji congklak Kemampuan mengisi biji congklk ke dalam bidak dengan
Siklus
Siklus
I
II
56 %
89 %
50%
83 %
39%
89 %
benar (berhitung) Kemampuan bermain congklak dengan benar
39%
89 %
Dari hasil yang dicapai tersebut diatas, maka perbaikan pembelajaran ini dirasa cukup
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bermain congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Hal ini terbukti pada siklus I yang menunjukkan bahwa skor rata-rata 13
atau 81% berkembang
sesuai harapan dari sklus sebelumnya yang hanya mencapai skor ratarata 9 atau 56% mulai berkembang. Hal ini karena guru aktif menggunakan media yang tepat, metode bermain yang digunakan juga sangat disukai anak, B.
Saran Untuk
lebih
mengoptimalkan
kegiatan
pembelajaran
serta
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan metode bermain, maka perbaikan pembelajaran yang disarankan:. 1) Selalu ciptakan suasana yang menyenangkan untuk menghindari kejenuhan, dan melakukan tanya jawab untuk menarik kesimpulan dari setiap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. 2) Lakukan kegiatan latihan yang berulang untuk membantu anak menjadi lebih mandiri dan bimbing dengan sabar bagi anak yang belum mampu dan berikan penguatan kepada anak
DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Armai Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press Daniel Muijs dan David Reynolds. 2008. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar James,
W Brown. 1997. AV Instruction: Technology, Methods.Fifth,New york: McGraw-Hill Book Company
Media,
and
Jumaris.2006, Perkembangan Kognitif Anak. Jakarta: rineka Cipta Kurniati. 2006. Permainan Tradisional di Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya Muksin. 2006. Bermain dan Kecerdasan Matematis. Bandung: Remaja Rosdakarya Musfiroh T. 2005.Pengembangan Kecerdasan Majemuk, Jakarta: Universitas Terbuka Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar. 2002. Metodologi Pembelajaran Bandung: Rosda karya Tedja Saputra, 2001. Bermain, Mainan dan Permainan, Jakarta:Gasibo Sujiono 2008.Metode Perkembangan Kognitif. Jakarta:Depdiknas Syaiful Anwar. 2002. Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Anak Usia Dini.Jakarta: Grasindo. Zaini.2009.Pintar Memakai Alat Bantu Ajar. Jakarta: Erlangga