KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : “Ritus dalam Fotografi Essay ”
PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn
PAMERAN : Pameran Seni Rupa “Mask Taksu of Singapadu” Bentara Budaya Bali 4 – 13 November 2011
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013
DESKRIPSI KARYA SENI FOTOGRAFI “Ritus dalam Fotografi essay”
Judul : Ritus Karya : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn Media : Photo Paper Ukuran : 30cm x 45cm Tahun : 2011 Dipamerkan pada acara Pameran Seni Rupa Mask Taksu of Singapadu Bentara Budaya Bali 4 – 13 November 2011 A. Pendahuluan Perkembangan fotografi yang pesat telah menjadikan fotografi sebagai angin segar bagi setiap kebutuhan manusia saat ini. Kehadiran kamera poket atau saku dan kamera ponsel berbagai merek kian terjangkau oleh masyarakat umum, dengan fasilitas yang canggih dan resolusi yang besar memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat awam terhadap fotografi. Kehadiran fotografi di kalangan masyarakat umum lebih bersifat kepada dokumentatif atau mengabadikan momen atau peristiwa yang hadir dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sebaliknya kehadiran fotografi di kalangan seniman foto lebih bersifat sebagai sarana 1
pemenuhan akan hasrat berkesenian yang dapat mendatangkan kepuasan batin pemotretnya atau sarana pengungkapan ekspresi artistik penciptanya. Pola dasar penciptaan karya fotografi adalah media dokumentasi berbagai objek dan peristiwa- peristiwa secara real dengan memanfaatkan sebuah alat berupa kamera. Dilihat dari objek pemotretannya, fotografi terbagi dalam beberapa pembagian, seperti fotografi jurnalisme, fotografi essay, fotografi olahraga, fotografi human interest, fotografi potret, fotografi panggung, fotografi fashion, fotografi arsitektur, fotografi landscape, fotografi satwa liar, fotografi bawah air, fotografi alam benda, dan lain sebagainya. Fotografi essay adalah sebuah narasi dalam bentuk sekumpulan foto dirangkai dalam satu topik. Foto essay yang lengkap terdiri dari headline, naskah dan pengaturan tata letak foto yang saling mendukung. Semua itu akan menunjang pemahaman ide cerita yang ingin disampaikan. Foto essay cenderung simbolis dalam mengungkapkan cerita dan lebih menekankan pada alur atau perkembangan dari satu foto ke foto berikut. Di dalam pembuatan foto essay, ada beberapa hal yang dapat menjadi panduan dalam merangkai foto antara lain; foto wide shot, foto medium shot, foto close up, foto potrait, foto interaksi, foto klimaks, foto sekuen, foto detail, dan closer. Foto wide shot dipakai untuk menggambarkan suasana subjek dan lingkungan di sekelilingnya, foto medium shot memperlihatkan kejadian saat itu, foto close-up menampakkan emosi dari subjek, foto potrait menggambarkan tokoh dari sebuah cerita, foto interaksi memaparkan bagaimana subjek berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungannya, foto klimaks menggambarkan puncak dari acara atau cerita, foto sekuen memaparkan tahapan perkembangan dalam pemotratan, foto detail bertujuan memperlihatkan detail benda atau bagian dari objek, dan yang terakhir closer yaitu foto penutup. Fotografi secara nyata telah begitu luas mempengaruhi kehidupan manusia dengan berbagai nilai perkembangannya. Aspek yang terkandung di dalamnya meliputi beragam segi kehidupan baik itu yang menyangkut ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, estetis, norma kehidupan, sampai pada nilai rohaniah dan kejiwaan (Soedjono, 2006: 20). Jadi pemanfaatan fotografi berhubungan dengan apa tujuan dan maksud dari si pemegang kamera, seperti halnya fotografi sebagai media ekspresi salah satunya adalah fotografi essay.
2
B. Pembahasan Pada peradaban zaman prasejarah, animisme dan dinamisme merupakan suatu kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat. Animisme adalah keyakinan akan adanya roh, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini didiami dan dikuasai oleh roh-roh, sedangkan dinamisme adalah keyakinan terhadap adanya kekuatan-kekuatan alam. Budaya Bali banyak dipengaruhi oleh paham-paham tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat pada setiap Pura atau tempat-tempat suci di Bali menyungsung Pretima, Barong dan Rangda yang diyakini oleh masyarakat penyungsungnya sebagai penjaga dan pelindung desa dari bencana atau musibah. Dalam karya ritus dalam fotografi essay ini menggambarkan proses dan prosesi pembuatan sesuwunan Rangda yang di awali dengan pemilihan hari baik, pemilihan kayu, ngepel, napak, ngodakan (proses pewarnaan), dan mepasupati. Karya di atas merupakan penggalan cerita di saat prosesi mendakan. Pengambilan angle bird eyes view bertujuan untuk memperlihatkan suasana saat prosesi mendakan. Penggunaan depft of field sempit memberikan dimensi serta menonjolkan sesuwunan Rangda sebagai focus of interest. Kain putih yang di pegang masyarakat seakan mengarahkan mata ke pusat perhatian yaitu Ida Betara Ratu Anom yang menambah kesan dramartis pada karya ini.
C. Penutup Dalam menangkap realitas yang ada, seorang fotografer tidaklah harus mengungkapkan apa adanya. Melalui pengamatan yang mendalam, fotografer dituntut untuk berolah kreasi dan menggali ruang-ruang imajiner atas peristiwa yang menjadi objek pemotretannya, yang nantinya dapat ia visualisasikan melalui bahasa ungkap tanda, ikon, simbol, dan sebagainya. Pemilihan objek yang tepat diikuti dengan pertimbangan estetik, kemudian divisualisasikan dengan memanfaatkan aspek teknologi kamera digital dan diproses melalui Adobe Photoshop pasca pengolah gambar, maka terciptalah karya foto yang nilai estetiknya tidak hanya terletak pada wujud penampilan subjeknya saja, namun juga dari makna yang terkandung secara mendalam pada penampilan keseluruhannya.
D. Daftar Pustaka Soedjono, Soeprapto. (2006), Pot-Pourri Fotografi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.
3
E. Data Teknis Foto Kamera Shutter Speed Aperture ISO
: Nikon D80 : 1/150 s : f/5.6 : 250
4