KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM THE GREAT GATSBY (SUATU ANALISIS SINTAKSIS)
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra
Oleh : Felisa Worotikan 070912037 Jurusan Sastra Inggris
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2015
ABSTRACT This research attempts to identify, describe and analyze imperative sentences in the film ‟The Great Gatsby” directed by Baz Luhrmann. The data are taken from the film, “The Great Gatsby” directed by Baz Luhrmann. The identified data are analyzed according to the concept of Aarts and Aarts on form and function of imperative sentences in communication. In analyzing the data, the writer uses descriptive method. The problems of this research focus on the forms and functions of imperative sentence found in the film “The Great Gatsby”. The results of this research show that the function of these entire imperative sentences found in the film are command, wish, invitation, and warning. The writer also finds the function of hope. Command is the most used function in the film. Key words : Imperative Sentences, Syntactic Analysis, Film “The Great Gatsby”
KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM THE GREAT GATSBY
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan kita sehari-hari, bahasa adalah alat yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan sesama. Menurut Gleason (1958:10), bahasa merupakan suatu sistem arbriter simbol-simbol vokal yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik. Ada dua aspek umum dalam linguistik, yaitu aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal dalam linguistik antara lain : Fonetik (ilmu yang mempelajari tentang proses ujaran, termasuk produksi, persepsi dan analisis bunyi). Fonologi (ilmu yang mempelajari tentang bunyi sebagai elemen abstrak dalam pikiran si penutur yang membedakan arti). Morfologi (ilmu yang mempelajari tentang struktur internal dari kata-kata dan bagaimana kata-kata itu dimodifikasi). 1
Sintaksis (cabang linguistik yang mencakup susunan gramatikal dari kata-kata dalam kalimat). Semantik (ilmu yang mempelajari arti dari kata-kata dan bagaimana kita menggabungkan katakata menjadi tulisan yang berarti) (www.decodedscience.com/linguistics-short-introductionbeating.../by Janet Cameron, February 16, 2014). Aspek eksternal dari linguistik mempelajari hubungan antara linguistik dengan ilmu-ilmu yang lain, antara lain : Sosiolinguistik (ilmu yang mempelajari tentang fungsi bahasa dalam masyarakat; juga mempelajari tentang interaksi antara linguistik dan variabel-variabel sosial). Psikolinguistik (ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara bahasa dan kesadaran atau karakteristik perilaku dari penuturnya). Ethnolinguistik (ilmu yang mempelajari tentang bahasa sebagai sebuah aspek atau bagian dari budaya, terutama mempelajari tentang pengaruh bahasa dalam budaya dan budaya dalam bahasa) (www.dictionary.reference.com/browse by William Collins, 2012). Sintaksis merupakan bagian dari struktur internal yang membicarakan tentang pola kalimat atau dapat dikatakan sebagai kajian dari aturan yang mengatur kata-kata yang digabungkan untuk membentuk kalimat dalam bahasa (Crystal, 2008:314). Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (Cook, 1971:39). Aarts dan Aarts (1982:94-95) menyatakan bahwa sebuah kalimat dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan fungsinya dalam komunikasi. Klasifikasi ini meliputi empat tipe, yaitu : 1. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif selalu memiliki sebuah subyek yang mendahului verba. Contoh : Paris is the capital of France. „Paris adalah ibukota Prancis‟.
2
2. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif mengandung sebuah subyek dan verba dengan kata kerja bantu atau Whword. Contoh : Does your mother know about this? „Apakah ibumu tahu mengenai hal ini?‟ 3. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif mengandung sebuah kata kerja dalam imperative mood (imperative mood yaitu mengekspresikan dengan sebuah perintah secara langsung kepada seseorang atau beberapa orang). Contoh : Shut the door! „Tutup pintunya!‟ 4. Kalimat Eksklamatori Dalam kalimat ekslamatori, subyek mendahului kata kerja dengan diawali oleh frase pembuka how atau what. Contoh : How beautiful she is! „Betapa cantiknya dia!‟ Di samping klasifikasi di atas, kalimat dapat juga diklasifikasikan ke dalam tiga tipe menurut jumlah klausa, yaitu kalimat sederhana, kalimat majemuk dan kalimat kompleks (Aarts and Aarts, 1982:80-87). 1. Kalimat sederhana Contoh : John is a doctor. „John seorang dokter‟.
3
2. Kalimat majemuk Contoh : I believe that he is Englishman. „Saya yakin bahwa dia orang Inggris‟. 3. Kalimat kompleks Contoh : I know that he is fully depressed but he has taken his pills. „Saya tahu bahwa ia benar-benar depresi namun ia telah meminum obatnya‟. Penelitian ini difokuskan pada kalimat perintah dalam film “The Great Gatsby” yang diadaptasi dari novel yang ditulis oleh F.Scott Fitzgerald. Alasan pemilihan topik ini yakni penulis ingin mengetahui tentang bentuk dan fungsi dari kalimat imperatif yang digunakan dalam film “The Great Gatsby”. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menganalisis bentuk kalimat perintah yang terdapat dalam film “The Great Gatsby”. 2. Untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menganalisis fungsi dari kalimat perintah dalam komunikasi yang terdapat dalam film “The Great Gatsby”. 1.3 Manfaat Penelitian Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada bidang linguistik, khususnya pada teori sintaksis yakni tentang bentuk dan fungsi kalimat perintah yang terdapat dalam film. Secara praktis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Sastra Inggris tentang bentuk dari kalimat perintah dan fungsi dari kalimat perintah dalam komunikasi.
4
1.4 Studi Pustaka Penulis menemukan tiga penelitian yang dapat mendukung penelitian ini, yaitu : 1. “Kalimat Imperatif dalam Novel “The Old Man and The Sea” karya Ernest Hemingway oleh Amiel Tabang (2010). Dalam penelitiannya, dia menerapkan metode deskriptif dan menganalisis kalimat imperatif dengan menggunakan konsep Aarts dan Aarts. Dia menemukan 91 bentuk kalimat perintah dan berdasarkan fungsinya dalam komunikasi, dia menemukan 29 kalimat perintah dalam bentuk perintah, 14 kalimat perintah dalam bentuk undangan, 13 kalimat perintah dalam bentuk peringatan, dan 29 kalimat perintah dalam bentuk keinginan. 2. “Kalimat Imperatif dalam Novel “The Kill Order” karya James Dashner oleh Vita Karepouwan (2013). Dalam penelitiannya, dia menerapkan metode deskriptif dan menggunakan konsep Aarts dan Aarts. Dia menemukan 175 kalimat perintah. Berdasarkan fungsinya dalam komunikasi, dia menemukan 49 kalimat perintah dalam bentuk perintah, 26 kalimat perintah dalam bentuk keinginan, 26 kalimat perintah dalam bentuk undangan, 33 kalimat imperatif dalam bentuk peringatan. 3. “Kalimat Imperatif dalam Novel “If I Were You” karya Julia Llewellyn oleh Pingkan Luciawati (2011). Dalam penelitiannya, dia menerapkan metode deskriptif dan menganalisis kalimat imperatif dengan menggunakan konsep Aarts dan Aarts. Dia menemukan 175 kalimat perintah. Berdasarkan fungsinya dalam komunikasi, dia menemukan 120 kalimat perintah dalam bentuk perintah, 45 kalimat perintah dalam bentuk keinginan, 22 kalimat perintah dalam bentuk undangan, 23 kalimat perintah dalam bentuk peringatan.
5
1.5 Kerangka Teoretis Aarts dan Aarts (1982:95) menyebutkan bahwa kalimat perintah mengandung sebuah kata kerja dalam imperative mood (imperative mood yaitu mengekspresikan dengan sebuah perintah secara langsung kepada seseorang atau beberapa orang). Kalimat perintah bisa dilihat berdasarkan pada bentuk dan fungsinya. Berdasarkan bentuk, terdapat kalimat imperatif yang hanya terdiri atas satu verba. Contoh : Go! „Pergi!‟ Sedangkan kalimat perintah yang terdiri atas lebih dari satu kata, berdasarkan (Aarts dan Aarts, 1982 :42-43), terdiri dari 4 bentuk antara lain : 1. Verba frasal Contoh : Call up! „Mampirlah!‟ 2. Verba preposisional Contoh : Account for! „Bertanggung jawablah!‟ 3. Verba frasa preposisional Contoh : Catch up with! „Kejarlah!‟ 4. Verba + nomina + idiom preposisi Contoh : Give way to! „Berikanlah!‟
6
Kalimat perintah yang memiliki klausa pada kalimat majemuk (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Contoh : Tell me where to meet the plane! „Katakanlah di mana saya dapat menemukan pesawat itu!‟ Just listen to me, it is better not to call him right now! „Dengarkanlah aku, lebih baik untuk tidak meneleponnya sekarang!‟ Selanjutnya Aarts dan Aarts (1982:91-92) menyatakan bahwa kalimat imperatif dapat juga berbentuk negatif (negative sentence). Dalam prosesnya bentuk ini memerlukan kata bantu „do‟. Contoh : Don‟t open that window! „Jangan buka jendela itu!‟ Berdasarkan fungsinya dalam komunikasi (Aarts dan Aarts, 1982:96), kalimat perintah dibagi dalam empat tipe, yaitu : 1. Perintah Contoh : Sit down! „Duduklah!‟ 2. Keinginan Contoh : Have a nice day! „Semoga harimu menyenangkan!‟ 3. Undangan Contoh : Come and visit us next month! „Datang dan temuilah kami bulan depan!‟
7
4. Peringatan Contoh : Mind your head! „Hati-hati dengan kepalamu!‟ II.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang dibagi dalam tiga tahap antara lain : 1. Persiapan Penulis membaca buku Sintaksis yang berkaitan dengan judul ini, terutama yang berfokuskan pada kalimat imperatif, menonton film “The Great Gatsby”, mengunduh skrip
film
yang
diambil
(www.springfieldspringfield.co.uk/movie_script.php?movie=the-great-gatsby
dari by
Baz
Luhrmann, February 18, 2014), membaca semua isi skrip dari film, dan mencocokkan percakapan yang ada di film dengan di skrip. 2. Pengumpulan data Data kalimat-kalimat perintah tersebut dikumpulkan dengan membaca halaman per halaman dari skrip yang ada dan diidentifikasi menurut bentuk dan fungsinya. 3. Analisis data Data kalimat-kalimat perintah yang telah dikumpulkan dianalisis berdasarkan teori yang dijelaskan dalam kerangka teoretis. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis sesuai teori yang telah dikemukakan dalam kerangka teori. Analisisnya sebagai berikut : 3.1 Bentuk Kalimat Imperatif Bentuk kalimat imperatif yang digunakan dalam novel, yaitu : 8
3.1.1
Infinitif tanpa „to‟ + unsur pelengkap
a. Kalimat Imperatif yang Hanya Terdiri atas Satu Verba. Contoh bentuk ini yakni : Don‟t! „Jangan!‟ b. Kalimat Imperatif yang Terdiri atas Lebih dari Satu Kata, dibagi atas empat sub, yaitu : 1. Verba frasal Contoh bentuk ini yakni : Come on! „Ayo!‟ 2. Verba Preposisional Contoh bentuk ini yakni : Come with me! „Ikut denganku!‟ 3. Verba Frasa Berpreposisi Contoh bentuk ini yakni : Get on the next train! „Naik kereta berikutnya!‟ 4. Verba + Nomina + Idiom Preposisi Contoh bentuk ini yakni : Give them back! „Berikan padaku!‟ c. Kalimat Imperatif Dalam Bentuk Klausa Contoh bentuk ini yakni : Always try to see the best in people! „Selalu coba lihat sisi baik orang!‟
9
Setelah dianalisis tentang bentuk kalimat imperatif dalam film, terdapat juga bentukbentuk lain seperti di bawah ini : a. Verba + Nomina Contoh : Get off me! „Lepaskan aku!‟ b. Verba + Nomina + Nomina Contoh : Give him a drink! „Beri dia minum!‟ c. Verba + Verba + Nomina + Nomina Contoh : Come, join us for a little lunch! „Mari, ikutlah makan siang!‟ d. Verba + Nomina + Adverbial Contoh : Ask them in the kitchen! „Tanyakan pada mereka di dapur!‟ e. Verba + Nomina + Adverbial + Adverbial Contoh : Listen, I just got here from New York! „Dengar! Aku baru tiba di sini dari New York!‟ Ternyata dari hasil percakapan langsung antara tokoh sering terbentuk kalimat-kalimat imperatif yang memiliki bentuk seperti memberikan perintah dengan penekanan pada orang yang dituju, sebagai berikut : -
Listen, Nick! „Dengar, Nick!‟ 10
Juga ditemukan bentuk kalimat imperatif yang didahului keterangan sebelum verba atau sesudah verba, yaitu : a. Keterangan Mendahului Verba Bentuk yang ditemukan sebagai berikut : -
Then write about it! „Maka tulislah!‟
b. Keterangan Sesudah Verba Bentuk ini ditemukan sebagai berikut : -
Chat later, old sport! „Nanti kita bicara lagi, kawan!‟ 3.1.2
Do not + Infinitif + Unsur Pelengkap
Bentuk ingkar kalimat imperatif yang terdapat dalam film ditemukan sebagai berikut : -
Don‟t talk! „Jangan bicara!‟
3.2 Fungsi Kalimat Imperatif dalam Komunikasi Kalimat imperatif memiliki fungsi dalam komunikasi. Adapun fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang ditemukan dalam film “The Great Gatsby” ialah sebagai berikut : 3.2.1
Perintah
Contoh : I thought i told you not to call me here! „Sudah kubilang jangan telepon kemari!‟
11
3.2.2
Keinginan
Contoh : Trust me! „Percaya padaku!‟ 3.2.3
Undangan
Contoh : Come on! „Ayo!‟ 3.2.4
Peringatan
Contoh : Don‟t! „Jangan!‟ 3.2.5
Harapan
Contoh : Always try to see the best in people! „Selalu coba lihat sisi baik orang!‟ IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dari hasil identifikasi dan analisis bentuk dan fungsi dari ke- seratus lima puluh satu kalimat imperatif dalam film “The Great Gatsby” yang disutradarai oleh Baz Luhrmann, disimpulkan sebagai berikut : 1. Bentuk kalimat imperatif dalam film ini ialah sebagai berikut : a. Kalimat Imperatif yang hanya terdiri dari satu verba b. Kalimat Imperatif yang Terdiri atas Lebih dari Satu Kata, terbagi atas empat, yaitu : -
Verba Frasal, Verba Preposisional, Verba Frasa Berpreposisi, Verba + Nomina + Idiom Preposisi
c. Kalimat Imperatif Dalam Bentuk Klausa 12
d. Bentuk-bentuk Kalimat Imperatif Lain, antara lain : -
Verba + Nomina, Verba + Nomina + Nomina, Verba + Verba + Nomina + Nomina, Verba + Nomina + Adverbial, Verba + Nomina + Adverbial + Adverbial
-
Kalimat Imperatif yang memiliki bentuk seperti memberikan perintah dengan penekanan pada orang yang dituju
-
Keterangan Mendahului Verba, Keterangan Sesudah Verba
e. Bentuk ingkar : Do Not + Infinitif + Unsur Pelengkap 2. Fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang terdapat dalam film, antara lain : -
Perintah, Keinginan, Undangan, Peringatan dan Harapan
4.2 Saran Penulis mengharapkan para peneliti lain untuk meneliti kalimat imperatif dari aspek yang lain yaitu struktur dan kategori. Kalimat imperatif masih perlu diteliti lebih dalam lagi terlebih bila dilihat secara gramatikal yaitu struktur dan kategorinya. Berdasarkan fungsi, penulis mengharapkan kepada peneliti lain agar bisa menemukan lebih banyak lagi fungsi kalimatperintah dalam komunikasi. Penulis juga mengharapkan kepada para peneliti lain agar lebih memperbanyak informasi karena kalimat imperatif memiliki ruang lingkup yang sangat luas.
13
DAFTAR PUSTAKA Aarts, Floor and Aarts, Jan 1982. English Syntactic Structure : Function and Categories in Sentences Analysis. Oxford : Pergamon Press. Blackwell. 2000 The Handbook of Linguistics. Oxford. Cook, S. J and Walter. A (1971). Introduction to Tagmemic Analysis. Toronto, Holt, Rinehart and Winston. Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. USA : Bazil Blackwell. Gleason, H. A. 1961. An Introduction to Linguistics. USA : Holt, Rinehart and Winston. Karepouwan, Vita. 2013. “Kalimat Imperatif dalam Novel The Kill Order Karya James Dashner”. Skripsi Manado : Fakultas Ilmu Budaya Unsrat. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Lingustik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Luciawati, Pingkan. 2011. “Kalimat Imperatif dalam Novel If I Were You Karya Julia Llewellyn”. Skripsi Manado : Fakultas Sastra Unsrat. Tabang, Amiel. 2010. “Kalimat Imperatif dalam Novel The Old Man and The Sea Karya Ernest Hemingway”. Skripsi Manado : Fakultas Sastra Unsrat. (www.springfieldspringfield.co.uk/movie_script.php?movie=the-great-gatsby by Baz Luhrmann,
February 18, 2014) (www.decodedscience.com/linguistics-short-introduction-beating.../by Janet Cameron, February 16, 2014). (www.dictionary.reference.com/browse by William Collins, 2012)
14