Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
Jurnal Studia
ISSN: 2337-6112
Akuntansi dan Bisnis
Vol. 1│No. 3
Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja Jauhar Lathifah* *
STIE La Tansa Mashiro
Article Info Keywords: Competency, compensation, motivation, job performance
Abstract Teachers are professionals built through mastery of a number of real competence required to support the implementation of the tasks and work. This study analyzed the effect of competence, compensation, and motivation on performance Boarding Daar ElQalam. The populations in this study were all employees of Daar El-Qalam of 275 personnel. The samples are 167 respondents with a simple random sampling technique. The results of this study are (1) there is a positive direct influence of competence,
Corresponding Author:
[email protected]
compensation
and
motivation
to
work
on
performance; (2) there is a positive direct effect of competence and compensation for work motivation. Guru yang profesional dibangun melalui penguasaan sejumlah kompetensi yang secara nyata diperlukan untuk
mendukung
pelaksanaan
tugas
dan
pekerjaannya. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh kompetensi, kompensasi, dan motivasi terhadap kinerja Pondok Pesantren Daar El-Qalam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Daar El-Qalam dari 275 personil. Sampel
225
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
yang digunakan sebanyak 167 Responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh langsung positif kompetensi, kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja; (2) terdapat pengaruh langsung positif ©2013 JSAB. All rights reserved.
kompetensi dan kompensasi terhadap motivasi kerja.
Pendahuluan Guru yang profesional dibangun melalui penguasaan sejumlah kompetensi yang secara nyata diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Kompetensi guru perlu dikembangkan secara simultan sehingga penyelenggaraan pendidikan didukung oleh tenaga pendidik yang professional dalm melaksanakan tugas dan mampu menempatkan diri sesuai jabatan, serta memiliki kepribadian yang mendukung pelaksanaan tugasnya. Dalam pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban; 1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis; 2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan; 3) Memberi tauladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”. Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas
yang
dibebankan
kepadanya,
didasarkan
atas
pengetahuan
(knowledge), kecakapan dan keterampilan, pengalaman dan kesungguhan serta efektifitas waktu. Setiap individu yang akan, sedang atau telah menyumbangkan tenaga, waktu dan pikirannya untuk organisasi secara pasti mempunyai harapan mendapatkan feedback yang sesuai dari organisasi sebagai bentuk penghargaan dari prestasi kerjanya, sekaligus sebagai sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tuntutan terhadap tugas dan tanggung jawab guru akan terpenuhi, manakala kondisi psikologis dan sosial serta penghargaan (kompensasi) yang diterima dapat mendukung. Karena pada dasarnya kinerja guru
226
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
membutuhkan konsentrasi dan kegairahan dalam bekerja, dan kondisi ini dapat terwujud apabila kebutuhan hidup guru dapat terpenuhi secara adil dan layak, sehingga dapat menimbulkan kepuasan, kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja, dan pada akhirnya dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki visi mencetak generasi dengan kepribadian yang utuh, yaitu memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Dalam mewujudkan visinya tersebut, Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam menerapkan sistem pendidikan dua puluh empat jam dengan sistem asrama. Untuk mencapai efektifitas penyelenggaraan proses pendidikan, sistem pendidikan di Daar el-Qolam dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur ajar dan jalur asuh. Jalur ajar, bertugas menyelenggarakan seluruh kegiatan ke pengajaran, meliputi kegiatan penyusunan kurikulum dan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan jalur asuh bertugas menyelenggarakan seluruh kegiatan santri di luar kelas, meliputi seluruh aspek kegiatan ibadah, kedisiplinan dan aspek kehidupan keseharian. Sistem asrama tidak hanya berlaku bagi santri, tetapi seluruh guru atau tenaga pengajar diwajibkan tinggal di dalam lingkungan pesantren, sehingga seluruh proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif. Berdasarkan pengalaman, sistem pendidikan pesantren merupakan sistem pendidikan yang sangat efektif untuk melakukan transfer nilai. Daar el-Qolam yang tetap berpegang teguh pada tradisi dan nilai-nilai pesantren yang baik dan tidak menutup diri untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik, mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan alumni-alumni yang berkualitas, baik secara intelektual, emosional, dan spiritual apabila seluruh komponen di dalam sistemnya termasuk di dalamnya guru, mempunyai kinerja yang baik. Kinerja guru terkait dengan tugas dan kewajibannya seperti yang telah dijelaskan di atas, sangat berhubungan erat dengan keistiqomahan (sustainable)
227
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
dalam pelaksanaan tugasnya. Kondisi ini pun terjadi pada guru-guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam. Guru atau ustadz, di Daar el-Qolam tidak hanya melaksanakan tugas mengajar di dalam kelas, tetapi juga mempunyai tugas di luar kelas, yaitu membimbing santri dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari mulai dari kegiatan ibadah, bimbingan belajar di malam hari, kegiatan kewirausahaan, pelaksanaan dan penegakan disiplin pada seluruh aspek kegiatan termasuk di dalamnya disiplin berbahasa serta penanaman nilai-nilai moral (akhlaqul karimah). Permasalahan yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Modern Daar elQolam adalah rendahnya guru pada bidang asuh atau tugas yang bersifat pendidikan di luar kelas (off class), yaitu pengawasan dan pembimbingan santri di luar kelas, dan kondisi ini terlihat dari absensi kehadiran guru pada tugas pengawasan, pembimbingan belajar dan seluruh aspek kegiatan di luar kelas. Padahal bidang asuh (pendidikan yang bersifat off class) ini merupakan ciri khas pondok pesantren modern dan menjadi core Daar el-Qolam sebagai lembaga pendidikan Islam. Pertama, kompetensi. Permasalahan yang berhubungan dengan kompetensi berawal dari desain pekerjaan (job design) tidak dirumuskan dengan baik, terlihat dari tidak dimilikinya syarat spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan kecakapan tertentu sebagai persyaratan bagi suatu pekerjaan. Hal ini merupakan implikasi dari sistem seleksi yang kurang efektif, terbukti tidak ada standard dan proses seleksi yang harus ditempuh oleh calon guru sebelum diputuskan diterima atau ditolak, seperti: tidak adanya tes akademik, tes kepribadian, tes psikologi, tes kesehatan dan wawancara seleksi. Selanjutnya terdapat beberapa guru bertugas mengajar bidang studi yang tidak relevan dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Kedua, kompensasi. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kompensasi pada Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam antara lain sistem kompensasi yang diterapkan belum berdasarkan pada beban tugas dan kinerja/prestasi guru, tetapi lebih menekankan aspek senioritas, terbukti guru yang
228
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
mendapat beberapa beban tugas mendapatkan kompensasi/gaji dengan jumlah yang relatif sama dengan guru yang hanya melaksanakan tugas sebagai pengajar (hingga tulisan ini dibuat, baru akan dirumuskan sistem kompensasi yang berdasarkan pada kinerja); besarnya kompensasi yang diberikan kurang mampu memenuhi kebutuhan guru secara layak. Ketiga, motivasi kerja. Motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dan luar individu. Faktor dari dalam diri individu adalah kemampuan individu dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, sedangkan faktor dari luar individu antara lain adalah kepuasan yang didapat dari pelaksanaan tugas atau pekerjaannya. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan motivasi kerja guru di Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam, pertama, sangat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan kecakapan) yang dimiliki, dimana kompetensi sangat ditentukan oleh latar belakang dan tingkat pendidikan, pengalaman kerja (mengajar), kedua, motivasi kerja guru juga sangat dipengaruhi oleh faktor penghargaan terhadap hasil kerja/prestasi/ kerjanya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini merumuskan sebagai berikut: (1) Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap kinerja? (2) Apakah kompensasi berpengaruh langsung terhadap kinerja? (3) apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja? (4) Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja? (5) Apakah kompensasi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja? Dengan tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui secara empirik nilai kompetensi terhadap kinerja; (2) mengetahui secara empirik nilai kompensasi terhadap kinerja; (3) mengetahui secara empirik nilai motivasi kerja terhadap kinerja; (4) mengetahui secara empirik nilai kompetensi terhadap motivasi kerja; (5) mengetahui secara empirik nilai kompensasi terhadap motivasi kerja. Campbell (Colquitt, 2013) mendefinisikan bahwa prestasi kerja secara formal didefinisikan sebagai nilai dari himpunan perilaku karyawan yang
229
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
memberikan kontribusi, baik positif atau negatif, untuk pencapaian tujuan organisasi. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Robbins (2009) mengatakan kinerja adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi (M) dan kesempatan atau opportunity (O); yaitu kinerja = f (AxMxO), artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan. Berkaitan dengan hal tersebut Bernandin dan Rusell (Ivancevich, 1996) mengemukakan hasil penelitian yang menunjukan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor (1) pengetahuan (2) keterampilan (3) kemampuan (4) sikap (attitude) dan perilaku (behaviors). Dalam konteks ini yang dimaksud pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Keterampilan adalah tugas-tugas yang berkaitan dengan kemampuan, seperti keterampilan mengoperasionalkan komputer, keterampilan memberikan informasi dengan jelas mengenai misi dan tujuan kelompok. Kemampuan adalah kapasitas seseorang untuk melakukan berbagai tugas di dalam pekerjaan. Kemampuan terutama dibentuk oleh dua faktor: (a) kemampuan intelektual dan (b) kemampuan fisik. Sikap merupakan suatu perasaan positif atau negatif atau kondisi mental seseorang atas kesiapan yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang yang dilakukan kepada orang lain, benda atau situasi. Perilaku adalah tanggapan reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) baik badan maupun ucapan. Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat tugas professional guru, seperti yang diatur dalam UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai
230
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar. Diknas sampai saat ini belum melakukan perubahan yang mendasar tentang standar kinerja guru, dan secara garis besar. Masih mengacu pada rumusan 12 kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yaitu: (1) Menyusun rencana pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai prestasi belajar; (4) melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik; (5) memahami landasan kependidikan; (6) Memahami kebijakan pendidikan; (7) memahami tingkat perkembangan siswa; (8) Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran; (9) Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan; (10) Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan; (11) Menguasai keilmuan dan ketrampilan sesuai materi pembelajaran; dan (12) Mengembangkan profesi (Depdiknas, 2004). Colquitt
(2013)
berpendapat
bahwa
kompetensi
menggambarkan
kepercayaan dan keyakinan seseorang terhadap kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan sukses. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi didefinisikan sebagai “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Dengan demikian kompetensi adalah kemampuan
seseorang
yang
didasari
oleh
beberapa
karakteristikyaitu
pengetahuan, ketrampilan, sikap kerja dan faktor-faktor lain yang memotivasi seseorang untuk memenuhi kinerja yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kebermaknaan kompetensi menurut Aguinis (2009) ialah sebagai berikut: a. Evaluasi standar dan dilakukan untuk setiap fungsi pekerjaan harus dianggap penting dan relevan. b. Penilaian kinerja harus menekankan fungsi hanya mereka yang berada di bawah kontrol guru. c. Evaluasi harus dilakukan secara berkala dan pada saat yang tepat. d. Sistem harus menyediakan untuk terus keterampilan dan pengembangan evaluasi.
231
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
e. Hasil harus digunakan untuk keputusan-keputusan administratif penting Spencer dalam Milkovich (2011) menyatakan bahwa; Kompetensi terdefinisi sebagai berikut: a. Keterampilan (menunjukkan keahlian) b. Pengetahuan (informasi akumulasi) c. Konsep diri (sikap, nilai, gambar diri) d. Sifat (disposisi umum untuk berperilaku dengan cara tertentu) e. Motif (pikiran berulang itu drive perilaku) Menurut Ivancevich (2007), setidaknya ada lima kelompok dalam dimensi inti pekerjaan (core job dimensions), yaitu: a. Berbagai keterampilan (Skill variety) - sejauh mana memerlukan berbagai kegiatan yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan, yang melibatkan digunakan dari sejumlah keterampilan seseorang dan bakat b. Identitas tugas (Task Identity) - sejauh mana pekerjaan memerlukan penyelesaian "seluruh" dan perdamaian diidentifikasi dari karya tersebut adalah, melakukan pekerjaan dari mulanya berakhir dengan hasil yang terlihat c. Signifikansi tugas (Task Significance) - sejauh mana pekerjaan itu memiliki dampak besar pada kehidupan adalah pekerjaan orang-orang lain, baik dalam organisasi atau dalam lingkungan eksternal. d. Otonomi (Autonomy) - sejauh mana pekerjaan itu memberikan kebebasan substansial, kemandirian, dan discretion kepada individu dalam penjadwalan pekerjaan dan dalam menentukan prosedur untuk digunakan dalam melaksanakan. e. Umpan balik (Feedback) - sejauh mana melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan oleh hasil pekerjaan dalam memperoleh informasi individu langsung dan jelas tentang efektifitas nya atau penampilannya. Ivancevich (2007) mendefinisikan kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan setiap jenis penghargaan individu terima dalam pertukaran untuk melakukan tugas-tugas organisasi.
232
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
Kompensasi selalu identik dengan pemberian bersifat materi sebagai bentuk imbalan atas kerja seseorang pada suatu organisasi, sehingga individu termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Noor (2012) bahwa kompensasi memengaruhi produktivitas dan kecenderungan mereka untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya. Kompensasi memiliki arti yang khusus bagi guru, mereka mungkin memikirkan kompensasi sebagai imbalan bagi pekerjaan yang memuaskan atau menonjol. Kompensasi dalam sebuah organisasi adalah untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan guru yang mempunyai produktivitas dan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini, perusahaan atau organisasi harus menggunakan tiga komponen utama kompensasi, yaitu kompensasi finansial yang berupa gaji pokok, insentif termasuk bonus, serta imbalan lainnya yang tidak berbentuk uang (non-financial reward), seperti cuti sakit, liburan, dan asuransi kesehatan. Menurut Milkovich (2011), terdapat lima komponen dalam kompensasi yaitu: (1) gaji pokok, (2) jangka pendek (tahunan) insentif dan bonus, (3) insentif jangka panjang dan rencana apresiasi modal; (4) imbalan kerja, (5) penghasilan tambahan. Masalah
kompensasi
merupakan
masalah
paling
sulit
dan
membingungkan. Dalam organisasi, biasanya tugas ini dilimpahkan kepada departemen personalia untuk merancang dan melaksanakan sistem kompensasi dengan tepat. Bila kompensasi diberikan secara tepat dan benar, maka diharapkan guru akan termotivasi untuk bekerja, memberi kepuasan bagi guru serta dapat mendorong peningkatan prestasi kerja dengan Sistem penghargaan melalui meritpay kenaikan gaji secara proporsional dengan kontribusi kinerja. (Schermerhorn, 2011). Sebaliknya jika guru melihat bahwa kompensasi yang diberikan tidak memadai, maka motivasi kerja, kepuasan, serta prestasi kerja dapat menurun. Menurut Ivancevich (2007) Kompensasi merupakan segala bentuk imbalan yang diterima oleh seorang guru sebagai imbalan atas usaha-usaha mereka, baik dalam
233
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
bentuk kompensasi finansial langsung (direct financial compensation), maupun kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation). Menurut Schermerhorn (2011) Perjanjian penghasilan secara keseluruhan, meliputi: a. Pisahkan orang dari masalah. b. Fokus pada Minat, bukan pada posisi. c. Menghasilkan banyak alternatif sebelum dan memutuskan apa yang harus dilakukan. d. Menegaskan bahwa hasil didasarkan pada beberapa standar objektif. Luthans (2008) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang disebabkan oleh adanya kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun fisiologis sehingga menggerakkan perilaku dan menimbulkan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Williams (2008) merumuskan motivasi sebagai sejumlah kondisi yang ada dalam diri seseorang yang digunakan untuk mengaktifkan atau membentuk perilaku. Kemudian dari perilaku tersebut diarahkan kepada pencapaian tujuan dan mempertahankannya hingga tercapai tujuan yang diinginkan. Bila seorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karenanya diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Teori Maslow atau Need theory) ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Menurut Maslow dalam Ivancevich (2008) menyatakan bahwa kebutuhan tersebut diatur dalam hirarki. Kebutuhan terendah tingkat adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan dan tingkat tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini menyatakan tingkat paling rendah adalah kebutuhan-kebutuhan psikologis, dan kebutuhan-kebutuhan tingkat paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.
234
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
Artinya setiap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya dan kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan manusia mengandung unsur bertingkat atau memiliki hierarki dari kebutuhan yang rendah sampai yang prioritas tinggi. Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, (faktor intrinsik). Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu: a) Hal-hal yang mendorong guru adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu. b) Hal-hal yang mengecewakan guru adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya. c) Guru akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan. Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang diungkapkan di atas, maka dapat disusun perumusan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung positif kompetensi terhadap kinerja. 2. Terdapat pengaruh langsung positif kompensasi terhadap kinerja. 3. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap kinerja. 4. Terdapat pengaruh langsung positif kompetensi terhadap motivasi kerja. 5. Terdapat pengaruh langsung positif kompensasi terhadap motivasi kerja.
235
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
Berdasarkan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik yang diungkapkan di atas, maka dapat dikonstruk model hipotesis sebagai berikut. X1
βYX1 βX3X1 X3
βYX3
Y
βX3X2 βYX2 X2
Gambar 1. Model Hipotetik Keterangan: X1 : Kompetensi X2 : Kompensasi X3 : Motivasi Kerja Y : Kinerja Metodologi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren Modern Daar elQolam, Kp. Gintung, Kec. Jayanti, Kab. Tangerang Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif survei dengan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis). Menurut Noor (2012), teknik analisis jalur adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, secara serempak atau mandiri dari variabel-variabel penyebab (variabel bebas) terhadap variabel akibat (variabel terikat). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pondok pesantren modern Daar el-Qolam yang berjumlah 275 orang. Dari populasi tersebut diambil sampel 163 guru terdiri dari pria dan wanita yang berlatar belakang pendidikan dari SMA sampai dengan S1 masa kerja 3–7 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang menggunakan data primer untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti, yakni hubungan kausal yaitu pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya. Di mana jika variabel endogen dijelaskan
236
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
atau dipengaruhi oleh variabel eksogen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel eksogen menyebabkan perubahan variabel endogen. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan terhadap hasil analisis tersebut. Pembahasan dibuat dengan melihat hubungan kausalitas yang terjadi sebagai pembuktian hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini. Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variabelvariabel kompetensi (X1), kompensasi (X2), motivasi kerja (X3), dan kinerja (Y). Seperti telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penelitian ini bersifat kausal yang mengkaji pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti, dimana jenis variabel yang digunakan adalah variabel endogenous: (a) variabel terikat, variabel antara (intervening), dan variabel exogenous atau variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel endogenous adalah kinerja (Y) dan variabel intervening adalah motivasi kerja (X3), sedangkan variabel exogenous-nya adalah kompetensi (X1) dan kompensasi (X2). Tanggapan yang diberikan responden pada setiap tabel penelitian disajikan dalam lampiran, yang merupakan dasar analisis lebih lanjut untuk menyajikan informasi hasil penelitian ini. Dalam deskripsi data disajikan informasi dalam bentuk distribusi frekuensi, rata-rata dan simpang baku, median, modus, skor terendah dan skor tertinggi. Tabel 1 Rangkuman Hasil Data Statistik N Mean Median Mode Std. Deviation Range Minimum Maximum Sum
Valid Missing
X1 163 0 62.0859 60.0000 55.00 13.04427 47.00 40.00 87.00 10120.00
X2 163 0 72.1043 73.0000 69.00 12.61080 47.00 47.00 94.00 11753.00
X3 163 0 82.0675 83.0000 88.00 11.63760 39.00 61.00 100.00 13377.00
Y 163 0 62.6626 65.0000 72.00 10.74521 44.00 35.00 79.00 10214.00
237
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
Pengujian
normalitas
data
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov Smirnov (K-S). Pengujian dengan menggunakan uji K-S dengan cara menentukan proporsi (P), KP (prosesntase kumulatif), zi, a1, a2, dan akhirnya menentukan Dmax yang diambil dari nilai a tertinggi. maka H0 diterima, yang berarti data populasi berdistribusi normal. Dengan demikian dapat dilanjutkan untuk uji analisis jalur. Untuk memperoleh keakurasian hasil perhitungan, maka pengujian normalitas data secara keseluruhan menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows version 20.00. Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas No. 1. 2. 3. 4.
Variabel X1 X2 X3 Y
Asymp. Sig 0.201 0.239 0.124 0.107
Harga α 0.05 0.05 0.05 0.05
Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Uji linieritas dan signifikansi regresi dilakukan melalui uji regresi univarian, yaitu uji linieritas dan signifikansi koefisien regresi berdasarkan jalur yang telah dikontruksikan. Uji ini dimaksudkan untuk melihat persamaan regresi pasangan variabel yang diteliti secara individual dengan asumsi bahwa jika secara individual semua pasangan memperlihatkan gejala-gejala pergerakan yang sama, maka hal itu juga akan terjadi jika dilakukan kajian secara keseluruhan. Tabel 3 Rangkuman Uji Linearitas dan Signifikansi Koefisien Regresi Variabel X1 → Y Ŷ = 24,474 + 0,615X1 X2 → Y Ŷ = 14,825 + 0,663X2 X3 → Y Ŷ = 7,461+ 0,673X3 X1 → X3 X3 = 47,385+ 0,567X1 X2 → X3 X3 = 38,570+ 0,603X1
238
α = 0.05 F hitung F tabel 1,604 1,739
α = 0.01 F hitung F tabel 202,881 6,795
1,727
1,744
247,927
6,795
1,770
1,782
182,066
6,795
1,462
1,739
88,237
6,795
1,168
1,744
120,139
6,795
Kesimpulan Linier dan Signifikan Linier dan Signifikan Linier dan Signifikan Linier dan Signifikan Linier dan Signifikan
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
Atas dasar hasil uji hipotesis yang dilakukan maka disajikan diskusi atas hasil uji hipotesis penelitian. Ada lima hipotesis yang diuji pada penelitian ini dan terbukti lima hipotesis tersebut menunjukkan pengaruh positif dan signifikan Pengujian hipotesis penelitian akan dilakukan untuk masing-masing pengaruh langsung positif kompetensi (X1) terhadap kinerja (Y), kompensasi (X2) terhadap kinerja (Y), motivasi kerja (X3) terhadap kinerja(Y), kompetensi (X1) terhadap motivasi kerja (X3), dan kompensasi (X2) terhadap motivasi kerja (X3) sebagai berikut. Dari hasil pengolahan data melalui SPSS versi 20 pada sub struktur 1, koefisien jalur yang di uji sebagai berikut. 1) X1 terhadap X3 Ho : βx3X1 ≤ 0 H1: β31> 0 2) X2 terhadap X3 Ho : β32 ≤ 0 H1 : β32> 0
Gambar 2. Analisa Jalur Sub Struktur 1 Berdasarkan hasil analisis jalur sub struktur 1 (X1 dan X2 terhadap X3) yang terlihat pada tabel Coefficients Model – Sub Struktur 1) masing-masing diperoleh nilai; a. ρ31 = Beta = 0,287 [t = 3,885 dan probabilitas (sig) = 0.000] b. ρ32 = Beta = 0,472 [t = 6,382 dan probabilitas (sig) = 0,000]
239
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
Dari hasil uji koefisien jalur ini membuktikan bahwa seluruh koefesien jalur signifikan yaitu variabel kompetensi (X1) terhadap variabel motivasi kerja (X3) dan variabel kompensasi (X2) terhadap variabel motivasi kerja (X3). Dengan demikian besarnya pengaruh langsung X1 terhadap X3 adalah; ρ31 X1 x ρ31 X1 = 0,287 x 0,287 = 0,824 (8,24%) Dan besarnya pengaruh langsung X2 terhadap X3 adalah; ρ32 X2 x ρ32 X2 = 0,472 x 0,472 = 0,228 (22,80%). besarnya sumbangan efektif kompetensi (X1) dan kompensasi (X2) secara simultan yang langsung memengaruhi motivasi kerja (X3) adalah 0,477 = 47,70%. Dan sisanya 0,723 x 0,723 x 100% = 52,30%, merupakan sumbangan efektif dari variabel lain diluar variabel kompetensi (X1) dan kompensasi (X2) Pengaruh kompetensi (X1) terhadap motivasi kerja (X3), atau motivasi kerja ditentukan oleh kompetensi adalah sebesar 8,24%. Sedangkan Pengaruh kompensasi (X2) terhadap motivasi kerja (X3), atau motivasi kerja ditentukan oleh kompensasi adalah sebesar 22,80%. Sedangkan pengaruh bersama antara kompetensi (X1) dan kompensasi (X2) terhadap motivasi kerja (X3), atau motivasi kerja ditentukan oleh kompetensi dan kompensasi adalah sebesar 52,30%. Dengan demikian persamaan sub struktural 1 adalah: X3 = 0,287X1 + 0,472X2 +0,723Є1 (Mencari nilai residu (Є1): √1 − 0,477= 0,732).
Hasil pengolahan data melalui SPSS versi 20 pada sub struktur 2, koefisien
jalur yang di uji sebagai berikut. 1) X1 terhadap Y Ho : βY1 ≤ 0 H1: βY1> 0 2) X2 terhadap Y Ho : βY2 ≤ 0 H1 : βY2> 0 3) X3 terhadap Y Ho : βY3 ≤ 0 H1 : βY3> 0
240
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
Gambar 3. Analisa Jalur Sub Struktur 2 Berdasarkan hasil analisis jalur sub struktur 2 (X1, X2 dan X3 terhadap Y) masing-masing diperoleh nilai; a. ρy3 = Beta = 0,280 [ t = 5,164 dan probabilitas (sig) = 0.000] b. ρy1 = Beta = 0,343 [ t = 6,453 dan probabilitas (sig) = 0,000] c. ρy2 = Beta = 0,378 [ t = 6,650 dan probabilitas (sig) = 0,000] Dari hasil uji koefisien jalur ini membuktikan bahwa seluruh koefisien jalur signifikan yaitu variabel kompetensi (X1), variabel kompensasi (X2), dan variabel motivasi kerja (X3) terhadap variabel kinerja (Y). Dengan demikian besarnya pengaruh langsung X1 terhadap Y adalah; ρy1X1 x ρy1X1 = 0,343 x 0,343 = 0,1176 (11,76%), besarnya pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah; ρy2X2 x ρy2X2 = 0,378 x 0,378 = 0,1429 (14,29%) dan besarnya pengaruh langsung X3 terhadap Y adalah; ρy3X3 x ρy3X3 = 0,280 x 0,280 = 0,784 (7,84%), besarnya sumbangan efektif kompetensi (X1), kompensasi (X2) dan motivasi kerja (X3) secara simultan yang langsung memengaruhi kinerja adalah 0,755 = 75,50% dan sisanya 0,245 x 100% = 24,50%, merupakan sumbangan efektif dari variabel lain diluar variabel kompetensi (X1), kompensasi (X2), dan motivasi kerja (X3). Pengaruh kompetensi (X1) terhadap kinerja (Y), atau kinerja ditentukan oleh kompetensi adalah sebesar 11,76%. Sedangkan Pengaruh motivasi kerja (X3) terhadap kinerja (Y), atau kinerja ditentukan oleh motivasi kerja adalah sebesar 7,84%. Sedangkan pengaruh bersama antara kompetensi (X1) dan motivasi kerja (X3) terhadap kinerja (Y), atau kinerja ditentukan oleh kompetensi dan motivasi kerja adalah sebesar 75,50%. Dengan demikian persamaan sub struktural 2
241
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
adalah: Y = 0,343X1 + 0,378 X2 + 0,280 X3 +0,495 Є2 (Mencari nilai residu (Є2): �1 − 0,755 = 0,495)
Dari hasil analisis di atas, dapat disusun rangkuman analisis pengaruh
langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total sebagaimana disajikan pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Rangkuman Koefisien Jalur Pengaruh Variabel
Langsung
X1 → Y X2 → Y X3 → Y X1 → X3 X2 → X3
0,343 0,378 0,280 0,287 0,472
Tidak Langsung Melalui X3 0,096 0,106 0 0 0
Total 0,439 0,484 0,280 0,287 0,472
Berdasarkan hasil dari koefisien jalur, maka dapat digambarkan jalur secara keseluruhan sebagai berikut.
X1
ρY1 = 0,343
Є1 = 0.322
Є2 = 0.521
ρ31 = 0,287
X3
ρY3= 0,280
Y
ρ32 = 0,472 ρY2= 0,378 X2
Gambar 4. Model Empiris Simpulan Penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mencari
faktor-faktor
yang
memengaruhi kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode survei, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tentang pengaruh kompetensi, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja. Populasi penelitian adalah seluruh guru di Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam, yang berjumlah 275 guru. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi penelitian, yang
242
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
berjumlah 163 guru yang diambil secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah bahas pada bab sebelumnya, temuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh langsung positif kompetensi terhadap kinerja. Ini menunjukan bahwa peningkatan kompetensi akan mengakibatkan perubahan kinerja. 2. Terdapat pengaruh langsung positif kompensasi terhadap kinerja. Ini menunjukan bahwa peningkatan kompensasi akan mengakibatkan perubahan kinerja. 3. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap kinerja. Ini menunjukan bahwa peningkatan kualitas motivasi kerja akan mengakibatkan perubahan kinerja terhadap organisasi. 4. Terdapat pengaruh langsung positif kompetensi terhadap motivasi kerja. Ini menunjukan bahwa peningkatan kompetensi akan mengakibatkan perubahan kualitas motivasi kerja. 5. Terdapat pengaruh langsung positif kompensasi terhadap motivasi kerja. Ini menunjukan bahwa peningkatan kompensasi akan mengakibatkan peningkatan kualitas motivasi kerja. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel eksogen, yaitu kompetensi dan kompensasi yang mempunyai pengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja. Dan variabel eksogen kompetensi dan kompensasi serta satu variabel intervening yaitu motivasi kerja mempunyai pengaruh langsung positif terhadap kinerja. Dari temuan menunjukan bahwa kompensasi merupakan variasi yang paling dominan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Mengacu hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja akan dicapai secara maksimal apabila didasarkan pada kesesuaian kompetensi dengan, efektivitas kompensasi, dan kualitas motivasi kerja.
243
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
Implikasi Setelah melakukan penelitian ini, berdasarkan penemuan empirik yang diperoleh, maka bagian akhir penulisan tesis ini, penulis menyampaikan beberapa saran dalam usaha meningkatkan kompetensi, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pada Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam, sehingga para guru di pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam menjadi guru yang memiliki profitabilitas tinggi dan dapat memberikan sumbangan efektif kepada pendidikan Islam secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut. 1. Hendaknya pemimpin Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam menetapkan dan melaksanakan program pendidikan formal dengan beasiswa, pelatihan dan evaluasi
oleh
masing-masing
bagian/departemen
secara
berkala
dan
berkelanjutan, khususnya dalam upaya pembangunan karakter, sehingga guru memiliki visi, misi dan tujuan yang sama dengan Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam, agar dapat bersinergi dengan sistem di dalamnya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru 2. Hendaknya sistem kompensasi dirumuskan berdasarkan kepada beban tugas dan tanggung jawab serta prestasi kerja, yang menekankan keadilan dan kelayakan, sehingga diharapkan dapat menimbulkan kepuasan dan kinerjanya meningkat. 3. Hendaknya dirumuskan dan dilaksanakan sistem pemberian reward terhadap pencapaian suatu prestasi kerja tertentu, seperti: bonus, kenaikan jabatan, beasiswa, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja guru. 4. Hendaknya dirumuskan dan ditetapkan standar kompetensi secara spesifik bagi setiap bidang tugas dan dievaluasi secara berkala berdasarkan pengembangan yang telah dilakukan, dimana hasilnya digunakan sebagai dasar bagi penilaian prestasi kerja. 5. Hendaknya sistem kompensasi dirumuskan dan dilaksanakan sebagai wujud penghargaan terhadap prestasi kerja guru yang didasarkan kepada pelaksanaan
244
Jauhar Lathifah / Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Kerja / 225-246
tugas dan tanggung jawabnya secara adil dan layak, sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan motivasi kerjanya. Daftar Pustaka Aguinis, Herman. (2009). Performance Management. Singapore: Pretince-Hall. Colquitt, Jason A., et al. (2001). Organizational Behavior; Improving Performance and Commitment in the Workplace, Singapore: McGraw Hill. Dessler, Garry. (2009). Human Resources Management, diterjemahkan oleh Paramitha Rahayu dengan judul Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Indeks. Donald, Cooper, et al. (2008) Business Research Methods. Singapore: McGrawHill. Gibson, James L., et al. (2009). Organizations: Behavior, Structure, Processes. Singapore: McGraw-Hill. Greenberg, Jerald. (2008). Behavior in Organizations. Singapore: Pearson International. Hersey, Paul, et al. (2001). Management of Organizational Behavior. USA: Prentice-Hall. Hughes, Richard L., et.al. (2009). Leadership: Enhancing the Lessons of Experience, Singapore: McGraw-Hill. Ivancevich, John M. (2007). Human Resources Management. Singapore: McGraw-Hill. Ivancevich, John et al. (2008). Organizational behavior and management. Singapore: McGraw-Hill. Luthans, Fred. (2008). Organizational Behavior. Singapore: McGraw-Hill. Milkovich, George T, et al. (2011). Compensation. Singapore: McGraw Hill. Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berdasarkan Basis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia. Mullins, Laurie J. (2005). Management and Organization Behavior. London: Prentice-Hall. Newstrom, John W. (2008) Organizational behavior. Singapore: McGraw-Hill.
245
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 1 No. 3, (2013-2014)
Noor,
Juliansyah. (2010). Diktat Manajemen Sumber Rangkasbitung: STIE – La Tansa Mashiro.
Daya
Manusia,
Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2008). Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta. Robbins , Stephen P. and Timothy A. Judge. (2009). Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall. Schermerhorn, Jr, John R. (2011). Introduction to Management. Singapore: John Wiley & Sons. Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Transito. Williams, Chuck. (2008). Effective Management. Singapore: Thomson. Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005.
246