Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG PADA ANAK AUTIS KELAS TIGA DI SLB
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa
Oleh: SRI LESTARI NIM: 11010044264
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2017
1
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG PADA ANAK AUTIS KELAS TIGA DI SLB Sri Lestari dan Febrita Ardianingsih (Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
[email protected]
Abstract: autisc children are children with development disorders. In a sense is a child who has a world of its own. Who have difficultyin social interaction. An traditional game cublak-cublak suweng spesially designed according to the conditions of students. The purpose of this study is to improve social interactionm skill in children with autism class III in SLB Harapan Bunda Surabaya. The method of thuis study using classroom action research (PTK) which learn took 2 cycles and each cycles was done 3 time meeting. The process of data collection is done by observation during the lening sesion. Result reseach on social interaction skills at a meeting average of 1,9. The first cycle with an average value 5,8 , the final cycle II with an average value 8. So the tradisional game cublak-cublak suweng can be used to improve social interaction skills student of class III SLB Autism Harapan Bunda. Keywords: Traditional games, social interaction Pendahuluan Kemampuan
kembang, berupa sekumpulan gejala akibat interaksi
sosial
dalam
adanya
kehidupan sangat memegang peranan yang penting,
tetapi
peranan
yang
secara normal sehingga
yang berdasar, yang biasa disebut Trias
Yuwono (2009:15) mengemukakan bahwa
Autis yakni mengalami hambatan dalam
gangguan
berkomunikasi, gangguan perilaku serta
mempengaruhi
kesulitan dalam interaksi sosial.
beberapa aspek bagi anak melihat dunia
Menurut
dan belajar dari pengalamannya. Anak
kelakuan
cenderung menyendiri dan menghindari
merupakan
bentuk
(2012:7)
autisme
gangguan
tumbuh
individu
mempengaruhi,
kontak dengan orang lain. Hal yang sama Sunu
(1981:36)
interaksi
atau lebih individual manusia, dimana
dapat merasakan kontak sosial. Mereka
oleh
Joesoef
sosial adalah suatu hubungan antara dua
dengan gangguan autistik biasanya kurang
dijelaskan
mempengaruhi
Anak autis mempunyai tiga karakteristik
perhatian dan penanganan yang tepat,
yang
yang
dan kemampuan interaksi sosial seseorang.
adalah suatu kendala yang harus mendapat
perkembangan
tertentu
tumbuh kembang, kemampuan komunikasi
anak berkebutuhan khusus seperti autis,
merupakan
saraf
menyebabkan fungsi otak tidak bekerja
penting
tersebut oleh sebagian anak terutama untuk
autistik
kelainan
yang
satu
mengubah
ata
memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya, senada dengan Joesoef, Walgito (2003:65) mengatakan interaksi
2
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
sosial adalah hubungan antara individu
faktor imitasi, memberikan kesenangan dan
satu dengan individu yang lain, individu
kebahagiaan
serta
satu dapat mempengaruhi individu yang
kemampuan
interaksi
lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya
yang dikemukakan oleh G.Tarde (Gerungan
hubungan
1966), faktor yang mendasari interaksi salah
yang
saling
timbal
balik.
Hubungan tersebut dapat antara individu
satunya
dengan
individu,
kelompok
atau
meningkatkan
sosialnya
faktor
seperti
imitasi
dimana
individu
dengan
imitasi merupakan dorongan untuk meniru
kelompok
dengan
orang lain dalam mode-mode komunikasi
kelompok. Tujuan dari interaksi sosial adalah
adalah
bisa
untuk
kesenangan
maupun perilaku.
dan
Berdasarkan uraian tersebut maka
keikutsertakan anak secara aktif dengan
akan
orang lain. Situasi sosial membutuhkan
Peningkatan kemampuan intraksi sosial
individu yang mengkoordinasikan giliran
melalui permainan cublak cublak suweng
bermain dan berpartisipasi bersama-sama
pada anak autis kelas tiga di slb autis
dalam bermain.
harapan bunda surabaya.
dalam
sosial
kehidupan
suweng
dilakukan terhadap siswa kelas III Autisme
membantu
meningkatkan sosialnya.
atau
siswa
harapan
kegiatan
di Autis SLB Harapan Bunda
dalam
Metode
interaksi
Dalam penelitian metodelogi penelitian
hubungan
merupakan bagian yang sangat penting. Dalam
kemampuan
Dengan
menerapkan
Surabaya.
Harapan Bunda yaitu
anak
dengan
permainan tradisional cublak – cublak
bermasyarakat. Hal tersebut yang akan
di SLB Autis
tentang
Meningkatkan kemampuan interaksi
kemampuan interaksi sosial itu memegang perting
penelitian
Tujuan
Seperti telah diungkapkan diatas bahwa
peranan
dilakukan
dengan
metodelogi penelitian ini peneliti memberikan
individu atau anak atau siswa dalam
pertanggung jawaban tentang cara-cara yang
kelompoknya
dipilih
timbal
balik
diberikan
antara
bisa
dalam
individu
terjadi. bentuk
Yang
akan
untuk
memperoleh
jawaban
atas
permasalahan yang diajukan.
permainan
tradisional cublak – cublak suweng . Karena
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136)
selama ini dalam pengamatan dilapangan
metode penelitian adalah cara yang digunakan
bahwa siswa atau anak di SLB Autis
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan
Harapan Bunda dalam melakukan interaksi
penelitiannya.
Dalam
penelitian
sosial
diuraikan beberapa hal, sebagai berikut :
yang
kebahagiaan
seharusnya dan
memberikan
kesenangan
ini
dan akan
A. Desain dan Prosedur Penelitian
justru
gangguan terbesar, misalkan anak menjadi
Penelitian ini merupakan penelitian
tantrum, bingung dan ketakutan, mereka
tindakan kelas (classroom action reseach)
bergabung tapi tidak ada interaksi. Melalui
karena penelitian ini dilakukan dengan
3
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
tujuan
untuk
memperbaiki
masalah
tindakan
pembelajaran yang ada di kelas. dalam
kelas
adaptasi
dari
Hopkins
(dalam Arikunto 2006).
penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk
guru
sebagai
peneliti
B. Latar penelitian
dan
penanggung jawab penuh. Tujuan utama
Penelitian atau setting di SLB Autis
dari penelitian tindakan kelas ini adalah
Harapan Bunda Surabaya, Jalan Pucang
untuk perolehan hasil belajar anak yang
Jajar Tengah no.81 dalam waktu 1 bulan
lebih baik sesuai dengan tujuan dari standar
pada bulan april 2015 C. Subyek Penelitian
isi dan kurikulum pendidikan luar biasa yang
ditetapkan
oleh
Dalam penelitian ini yang menjadi
departemen proses
subyek penelitian adalah semua siswa
kelas
autisme kelas 3 di SLB Autis Harapan
adalah guru terlibat secara total mulai dari
Bunda Surabaya yang berjumlah 4
perencanaan, tindakan, pengamayan dan
siswa yang terdiri 2 laki-laki dan 2
refleksi.
perempuan.
pendidikan
nasional
berlangsungnya
dimana
pembelajaran
di
Tabel 3.1
Penelitian tindakan diawali dengan mengidentifikasi
gagasan
umum
No
yang
Nama
Jenis Kelamin
dikhususkan sesuai dengan tema penelitian, selanjutnya
gagasan
umum
Karakteristik
tersebut
dikerjakan melalui empat tahap secara
1.VM
L
Autisme
2.MC
L
Autisme
3.NPK
P
Autisme
4.JMT
P
Autisme
sistemastis yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan dari refleksi siklus pertama akan
dilakukan
perbaikan-perbaikan
tindakan pembelajaran pada siklus kedua. D. Data dan Sumber Data
Guru kelas disini yang merangkap sebagai peneliti yang berkolaborasi dengan guru
1.
kelas lalu menyusun rencana siklus kedua yang
kemudian
dilanjutkan
sosial kelas 3 SLB Harapan Bunda
dengan
Surabaya yang diperoleh melalui
pelaksanaan tindakan dan pembelajaran di
observasi di SLB Autis Harapan
kelas pada siklus kedua.
Bunda
Rancangan penelitian tindakan kelas ini
yaitu
perencanaan
yang
sebelum
tindakan
dilaksanakan.
dengan bentuk siklus terdiri dari empat tahap
Data tentang kemampuan interaksi
2.
tindakan,
Data tentang kemampuan interaksi
observasi dan refleksi, empat tahap ini
sosial kelas 3 SLB Harapan Bunda
dapat digambarkan dalam bentuk spiral
Surabaya yang diperoleh melalui observasi di SLB Autis Harapan
4
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
Bunda
yang
setelah
F.
tindakan
dilaksanakan 3.
Data
Instrumen Penelitian Instrument dalam penelitian tersebut
tentang
dilakukan
tindakan guru
digunakan untuk memperoleh data yang
yang
diperlukan
dengan
dalam
“peningkatan
menggunakan kegiatan permainan
kemampuan
tradisional cublak – cublak suweng
kegiatan permainan tradisional cublak –
untuk meningkatkan kemampuan
cublak suweng pada anak autism kelas III “
interaksi
di SLB Autis Harapan Bunda.
sosial
di
SLB
Autis
interaksi
social
melalui
Instrument penelitian memliki 2 jenis
Harapan Bunda Surabaya
instrumen
E. Prosedur Penelitian
yaitu
:
instrumen
tes
dan
instrumen nontest dalam “ peningkatan
Prosedur
dalam
penelitian
dilaksanakan
dalam
bentuk
kemampuan
ini
interaksi
social
melalui
kegiatan permainan tradisional cublak –
siklus-
siklus, dimana setiap siklus ada 3 kali
cublak suweng
pertemuan.
digunakan
instrumen
instrument
bentuk
Dengan tahapan dalam
penelitian yang meliputi :
pada anak autis tersebut nontest.
Adapun
instrument
yang
digunakan adalah observasi.
1.
Perencanaan
2.
Pelaksnaan tindakan
3.
Obeservasi
Observasi sendiri yang disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi
Tujuan observasi untuk mengamati
dapat
proses tindakan di kelas dengan
penciuman,
menggunakan pedoman dan 1 kali
menetapkan
langkah
dan
Jenis observasi dalam “peningkatan
pada tahap tindakan dan digunakan masukan
peraba
rekaman gambar dan rekaman suara.
ini mengkaji segala hal yang terjadi
bahan
pendengaran,
penglihatan,
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
Refleksi, dimana pada tujuan refleksi
sebagai
melalui
pengecap. Dalam arti penelitian observasi
pertemuan yang intinya pengamatan 4.
dilakukan
interaksi social nelalui kegiatan permainan
dalam
tradisional cublak – cublak suweng
selanjutnya.
bagi
anak autis merupakan observasi sistematis
Setiap siklus ada 3 kali pertemuan.
artinya dilakukan dengan menggunakan
Dalam tindakan atau pelaksanaan
pedoman sebagai instrument pengamatan,
terdiri dari :
melalui
kategori
pengamatan
a. Pra pembelajaram
system
yang
yaitu
system
membatasi
pada
sejumlah variabel dengan cara observasi b.Proses pembelajaran
secara terbuka artinya pada posisi ini terjadi interaksi secara langsung.
c. Penutup
5
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
Instrumen dalam penelitian diantaranya: 1.
2.
Assesment : assesment adalah proses
Untuk
untuk mendapatkan data informasi dari
G. Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran serta memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun teman
Keberhasilan suatu penelitian untuk
sejawat.
mencapai
Assesment
pengumpulan
berdasarkan
yang
diharapkan
Assesment
sumatif
yang
digunakan,
metode-metode pengumpulan data.
yakni
Pengumpulan
digunakan untuk memperoleh
data
adalah
semua
bentuk penerimaan data yang dilakukan
informasi tentang pencapaian setelah
data
sedangkan hasil penelitian tergantung dari
penggunaannya:
dengan
menyelesaikan
cara
merekam
kejadian,
menghirungnya dan mencatatnya yang
suatu aktifitas
dilaksanakan secara sistematis dan secara yakni
standart untuk memperoleh data yang
dilakukan untuk mendapatkan
diperlukan dari bermacam – macam alat
umpan balik atau feedback dan
pengumpulan data yang sesuai dengan
umpan maju (feed for ward) dari
variabel
pembelajaran
prngumpulan data dalam penelitian ini
Assesment
formatif
yang
sudah
penelitian
maka
metode
adalah sebagai berikut:
dilakukan. Hasil
tujuan
ditentukan pula oleh ketepatan metode
Tahapan Assesment:
siswa
pemngamatan
interaksi
untuk memantau perkembangan proses
-
mengadakan
terhadap perilaku anak dalam melakukan
proses pembelajaran yang bertujuan
-
Pengamatan atau observasi
assesment
dilakukan
1.
proses
Metode observasi
pengukuran. Maksud dari pengukuran
Menurut arikunto, s (2006:156-157)
disini artinya penyematan atribut atau
mengemukakan bahwa observasi
kuantitas.
adalah suatu proses penguatan,
Pengukuran
penilaiannya lembar
dengan
menggunakan
perhatian
pada
menggunakan seluruh alat indra
pengamatan
aktifitas.
Ineraksi
atau
sosial
suatu
yang
melalui
suatu
dapat
objek
dilakukan
dengan
melalui
permainan tradisional Cublek-Cublek
penglihatan, penciuman, perabaan,
Suweng dengan memberikan tanda
pengecap secara langsung dalam
check
penelitian,
list,
lalu dilakukan evaluasi
peneliti
melakukan
terhadap siswa tersebut masuk pada
observasi terlebih dahulu sebelum
kategori
mana
penelitian
aktifitas
interaksi
dalam
pelaksanan
sosial
meletakkan
melalui
mencari
permainan Cublek-Cublek Suweng.
6
dilakukan
dengan
observasi
peneliti
masalah
yang
ada
di
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
lapangan
yang
kemudian
H. Teknik Analisis Data
akan
dijadikan suatu penelitian yang
Analisis
dapat bermanfaat. Hal-hal yang
untuk
guna menunjang proses kegiatan mengajar
kegiatan
bermain
Guru
meliputi
cara
analisis
data
belajar mengajar.
kesemuanya
yang
fenomena
ditemukan
di
lapangan,
dikumpulkan
dan
Adapun
untuk
membantu
untuk
tahap-tahap
analisis
data
dalam penelitian deskriptif kualitatif adalah
Metode dokumentasi
1.
adalah
Reduksi data Reduksi
mencari data dalam memperoleh informasi dari beberapa sumber
sebagai
seperti catatan, transkrip, buku,
perhatian
surat
rapat,
secara
mempresentasikan data kualitatif.
karakteristik.
melalui
pengaturan
meningkatkan pemahaman terhadap suatu
Siswa, meliputi faktor ketertarikan
kabar,
proses
Catatan di lapangan dan bahan-bahan lain
dokumentasi
dan
suatu
sistematis, transkip dan wawancara.
mengajar,
dan kreatifiatas dalam kegiatan
Metode
merupakan
penyelidikan
kontak mata dan komunikasi serta
2.
menjawab
Moleong, 2007:248) mengemukakan bahwa
aktif
penggunaan metode pembalajaran
c.
atau
Menurut Bogdan dan Big Liu (dalam
maneri diiringi dengan musik. b.
memecahkan
masalah yang telah dirumuskan.
khususnya
berkaiatan dengan interaksi sosial dengan
setelah
yang dilakukan oleh peneliti dan digunakan
Dikelas meliputi sarana dan media
belajra
dilaksanakan
memperoleh semua data dari lapangan
diobservasi antara lain : a.
data
proses pada
data
dapat
pemilihan
diartikan pemusatan
penyedarhanaan
data
majalah,
prasasti
kasar yang dari muncul dari catatan yang
legend,
agenda
tertulis di lapangan. Data yang direduksi
arikunto, (2006:158)
adalah data-data yang mencakup bagi
Dalam penelitian ini menggunakan
kemampuan bagi interaksi sosial anak
metode dokumntasi yang mana
autisme dan kendala yang dihadapi anak
kegiatan pengumpulan data yang
autisme dalam melakukan interaksi sosial
dilakukan untuk mendukung data
di SLB Harapan Bunda Surabaya, data
yang diperoleh dari catatan berupa
yang direduksi dalam penelitian ini adalah
data siswa.
kemampuan interaksi sosial anak autisme melalui
permainan
tradisional
cublak suweng. 2. Penyajian (pemaparan data)
7
cublak-
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
Data-data
hasil
yang
diperoleh
pemberian
kegiatan
direduksi, dikelompokkan secara
bermain aktif dalam meningkatkan
sistematis dan disajikan (display
kemampuan interaksi sosial pada
data)
sebagai
siswa autisme.
peneliti
dalam
memundahkan mengambil
I.
atau
Kriteria Ketuntasan Minimal
menarik kesimpulan 3.
tindakan
Dalam
Kesimpulan
menentukan
KKM
pada
program pembelajaran Khusus dalam
Setelah data yang telah direduksi
peningkatan
dan disajikan
sudah atau bisa
Sosial melalui Permainan Tradisional
dikatakan telah memadai maka
Cublak-Cublak Suweng pada anak autis
peneliti
tindakan
kelas III di SLB Autis Harapan Bunda
pengambilan
dikatakan tuntas apabila memiliki nilai
melakukan
selanjutnya
yatu
7
suatu kesimpulan. Kesimpulan diartikan
itu
sebagai
sendiri
bisa
jawaban
dari
kemampuan
Interaksi
yang ditentukan oleh beberapa
pertimbangan : a.
Kompleksitas
artinya
permasalahan yang diteliti oleh
kemampuan rata-rata dari peserta
peneliti.
didik
akhir
Kesimpulan yang
atau
dimaksud
data
b.
permainan
tradisional cublak-cublak suweng. Dengan
terget
pencapaian
tingkat
pemahaman.
kemampuan interaksi sosial anak melalui
meliputi
kesulitan dan kerumitan seperti
dalam
penelitian adalah : tentang hasil
autisme
yang
Daya
dukung
yang
meliputi
sarana
dan
prasarana
yang
mendukung prose pembelajaran.
oleh
masing – masing siswa sebesar 7.
c.
Intake siswa artinya kemampuan
Melalui pensekoran dalam kegiatan
awal peserta didik dalam hal
yang dilakukan 0-3 dari item yang
kemampuan interaksi sosial.
dinilai.
Dan ditentukan sebagai berikut pada
Keterangan :
anak
0 = anak tidak melakukan
nilai
2 = kadang - kadang dibantu
pengumpulan
data
dari
Bunda
yang
kompleksitasnya
7,
sumber
pendukung 7 dan interaksinya
3 = tidak dibantu data
Harapan
akan
ditingkatkan kemampuan interaksi sosial untuk
1 = dibantu
Pengolahan
Autis
daya
7 , maka
ketuntasan minimalnya adalah 7 dari ( 7 + 7 + 7
hasil
)/3=7
disesuaikan
J.
dengan jenis permasalahan yang
Evaluasi dan Refleksi
dikaji. Problem dari penelitian ini
Evaluasi
adalah untuk melihat perubahan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
8
dan
refleksi
didalam
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
(classroom-action reseach) ini nantinya
mendapat
digunakan
penelitian sebagai berikut :
untuk
keberhasilan dilakukan
menjelaskan
(tidak)
untuk
semuanya
siklus
dari
pelaksanaan
a. Perencanaan
berikutnya
Pada tahal ini RPP disusun dalam
seperti :
bentuk
1.
Melakukan evaluasi tindakan yang
meningkatkan
telah dilakukan meliputi evaluasi
sosial.
mutu
sebanyak tiga kali dalam waktu 30
dan
waktu
dari
setiap
2.
Melakukan
pertemuan
pembelajaran
pada
hasil
sesuai
menunggu
pelaksanaan
hasil
digunakan
pada
permainan
siklus
dilakukan
dan
interaksi
b.
sosial
tradisional
cublak-cublak
evalulasi
dengan
cara
interaksi sosial. Dilaksanakan
Pratindakan pratindakan
program
khusus
dimana
mendapatkan
tugas
tiga
setiap untuk
tradisional
kali siswa
melakukan
cublak-cublak
suweng baik sebagai pembagi suweng
dalam
yang dibuat dari batu atau yang meunduk yang
cublak-
akan
menebak
siapa
yang
menyembunyikan batu/suweng tersebut.
cublak suweng yang dilaksanakan pada
Dan dipermainan tersebut anakdiharapkan
Minggu ke-3 bulan Oktober 2016.
ada
Adapun langkah-langkah pelaksanaan deskripsikan
dalam
pertemuan,
permainan
proses
peningkatan kemampuan interaksi sosial tradisional
Pelaksanaan Tindakan
suweng dalam peningkatan kemampuan
A. Deskripsi Hasil Penelitian
di
menggunakan
Permainan tradisional cublak-cublak
melalui
Harapan Bunda Surabaya.
pratindakan
ini
kegiatan
perilaku.
pembahasan
bagi siswa autisme kelas III di SLB Autis
permainan
Dalam
pengamatan/ observasi melalui penilaian
permainan tradisional cublak-cublak suweng
melalui
giliran.
pembelajaran
evaluasi
didasarkan pada tindakan perbaikan dalam
pembelajaran
yang
suweng. Melalui permainan tersebut akan
penelitian
Pelaksanaan
pembelajaran
kontak mata dan imitasi serta mengikuti
Hasil Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian
pengembangan
dilaksanakan
adalah siswa dapat berinteraksi melalui
lembar
berikutnya
Hasil
interaksi
aturan yang ada dalam permainan dan
Memperbaiki
untuk
kemampuan
yaitu
diharapkan setelah kegiatan pembelajaran
pengamatan
tindakan
khusus
Pertemuan
Tujuan
untuk
membahas hasil evaluasi tentang
3.
program
menit.
tindakan.
1.
gambaran
kontak
mata,
menunggu
giliran,
menyanyi dan menyebutkan nama teman
untuk
serta mengimitasi gerakan yang dilakukan
9
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
oleh teman dan target yang akan didapat
2016.
pada hasil akhir dari peningkatan tersebut.
pelaksanaan Sikllus I dideskripsikan untuk
B. Observasi
a.
kegiatan pembelajaran program khusus
peningkatan
kemampuan
1.
kemampuan
Harapan
2.
II
III
rata
Skor
nilai
UM
0
1
0
1
0,3
2
MC
1
0
0
1
0,3
3
HPK
1
1
1
3
1
4
JMT
0
0
1
1
0,3
0,
0,
0,5
6
1,9
5
5
Rerata
3.
Mempersiapkan
sumber
Mempersiapkan sebagai
dan
instrumen
evaluasi
peningkatan
dalam
kemampuan
interaksi sosial.
b.
Pelaksanaan/tindakan Program
khusus
tentang
kemampuan interaksi sosial pada siklus I ini dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan, dimana
2.Siklus 1
setiap pertemuan terinci sebagai
Pelaksanaan program khusus tentang peningkatan
kemampuan
sosial
permainan
dalam
menggunakan
saat pelaksanaan penelitian.
akhir 1
penelitian
media yang diperlukan pada
RataJumlah
dalam
cublak suweng.
Bunda
Pertemuan
I
pembelajaran
permainan tradisional cublak-
Surabaya (Pra Tindakan)
Siswa
rencana
dengan
interaksi
cublak-cublak suweng siswa kelas III
No
perencanaan
Mempersiapkan
digunakan
sosial melalui permainan tradisional
Nama
Adapun
rencana
dalam program khusus yang
Data hasil belajar program khusus
Autis
sesuai
pelaksanaan
Tabel 4.1
SLB
dari
tersebut meliputi :
interaksi
suweng sebagai berikut :
Di
disiapkan
penelitian.
dalam
sosial dalam permainan cublak-cublak
peningkatan
gambaran
Perencanaan
yang
cublak suweng sedang berlangsung. khusus
mendapat
Dalam tahap ini, ada beberapa hal
melalui permainan tradisional cublak-
program
langkah-langkah
pelaksanaan penelitian sebagai berikut.
Observasi dilakukan pada proses
Hasil
Adapun
berikut :
interaksi
1) Pertemuan
tradisional
pertama
:
difokusman pada kontak mata
cublak-cublak suweng ini dilaksanakan
dan
dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan ke-I
menerima
penjelasan
aturan
permainan,
tentang
tanggal 26 September 2016, pertemuan
kemudian
ke II tanggal 27 September 2016 dan
siswa
sesuai intraksi.
pertemuan ke-III tanggal 28 September
10
melakukan
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
2) Pertemuan kedua : difokuskan
sosial anak autis pada pertemuan I sampai III
pada saat menunggu giliran
mengalami
dan kerjasama kemudian siswa
Apabila dilihat dari hasil skor akhir hasil
mencoba melakukan aktivitas
penelitian dari empat siswa pencapaian hasil
tersebut.
masih belum sesuai dengan standar ketuntasan
3) Pertemuan
ketiga
penggabungan
:
yang
signifikan.
yang ditetapkan yaitu 7.
pertemuan
Untuk mengetahui peningkatan hasil
kesatu dan kedua dan siswa
penelitian dari sebelum intervensi dan sesudah
melakukan
(siklus I) dapat dicermati dalam tabel berikut
disertai
dengan
menyanyi. c.
peningkatan
ini. Tabel 4.3
Observasi
Data hasil interaksi sosial siswa Autis
Observasi dilakukan ketika proses kegiatan
pembelajaran
Harapan Bunda
sedang
Kelas III di SLB AUTIS Harapan Bunda
berlangsung, untuk mengevalluasi aktivitas
dalam
kontak
Surabaya
mata,
Prasiklus dan Siklus I
menunggu giliran mengikuti aturan No
permainan dan kermasama. Hasil
belajar
program
dalam
peningkatan
Subyek
khusus
Nilai Pra
Nilai
Keterangan
siklus
Siklus I
Ketuntasan
kemampuan
1
VC
2
5
Belum tuntas
interaksi sosial pada siklus I dapat
2
MC
2
4
Belum tuntas
dicermati pada tabel berikut :
3
HPK
3
5
Belum tuntas
4
JMT
1
4
Belum tuntas
2
4,5
Belum tuntas
Tabel 4.2 Data hasil kemampuan interaksi sosial, siswa
Rerata
autis kelas III di SLB AUTIS Harapan Bunda Surabaya Siklus I No
Subyek
1
Pertemuan
Dari data di atas dapat dilihat adanya
Jumlah
Rata-rata
peningkatan hasil belajar program khusus,
I
II
III
Skor
nilai akhir
khususnya kemampuan interaksi sosial dari
VC
1
1
3
5
1,6
skor rerata : 2 menjadi 4,5, artinya terjadi
2
MC
1
1
2
4
1,3
peningkatan hasil belajar program khusus,
3
HPK
1
2
2
5
1,6
khususnya kemampuan interaksi sosial. Hasil
4
JMT
1
1
2
4
1,3
penelitian ini dibenarkan oleh guru kelas
1
1,25
2,25
18
5,8
sebagai partnership dalam penelitian ini.
Jumlah
d. Refleksi
Rerata Skor
Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan prasiklus dan siklus I maka dalam tahap ini
Dari tabel di atas dapat terlihat hasil
dapat diuraikan sebagai berikut :
yang diperoleh selama dalam pelaksanaan penelitian siklus I hasil kemampuan interaksi
11
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
1) Saat
proses
pelaksanaan
dan nilai yang diperoleh belum mencapai sesuai
penelitian
standart ketuntasan materi.
Ada beberapa hal yang menjadi
3) Evaluasi dan Revisi
penyebab belum optimal hasil
Dari uraian di atas dapat digambarkan
dari
bahwa pelaksanaan pembelajaran perlu
interaksi
sosial
yang
diperoleh diantaranya
adanya evaluasi dan revisi terutama
a.
Anak autisme belum bisa
penyempurnaan dalam hal langkah-
melakukan
mata
langkah kegiatan dan strategi, peran
yang
dan kerjasama yang akan dilaksanakan
selama
kontak
aktivtias
dilakukan
b.
belum
pada
siklus
II
sehingga
tujuan
memahami suatu instruksi
pembelajaran yang diharapkan dapat
atau kegiatan yang baru.
tercapai dalam siklus selanjutnya.
Penerapan
permainan
tradisional
cublak-cublak
suweng
c.
dan
belum
3
Siklus II Pelaksanana
optimal
khusus,
pembelajaran
khususnya
kemampuan
dalam pelaksanaannya baik
interaksi
dari
tradisional cublak-cublak suweng ini
siswa
itu
sendiri
sosial
program
melalui
permainan
maupun guru.
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Peneliti belum menerapkan
Pertemuan ke-I – III tanggal 3, 4, 5
seluruh
kemampuannya
Oktober 2016. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan
pelaksanaan siklus II dideskripsikan
dalam program
khusus.
Khususnya
untuk
dalam
tradisional
gambaran
dari
pelaksanaan penelitian, sebagai berikut.
kemampuan interaksi sosial melalui
mendapat
a.
permainan
Perencanaan Pada
cublak-cublak
siklus
I
langkah-langkah
kegiatan pembelajaran ke metode
suweng.
penyampaian
2). Hasil dari pelaksanaan penelitian
kegiatan
dan
penerapan proses program khusus,
Hasil dari pelaksanaan penelitian dapat
khususnya
dalam
dijelaskan bahwa terjadinya peningkatan pada
interaksi
program
khusus,
dikarenakan kurangnya konsentrasi
interaksi
sosial
khususnya
belum
kemampuan
menunjukkan
sosial
kemampuan
kurang
optimal
hasil
dan pemahaman terhadap instruksi
belajar yang signifikan, subyek belum bisa
dan guru sebagai peneliti kurang
memenuhi semua kriteria yang harus dicapai
kreatif
dalam pelaksanaan interaksi sosial melalui
permainan
tradisional
tersebut
permainan tradisional cublak-cublak suweng
sehingga
anak-anak
kurang
dalam
melakukan
suatu
termotivasi. Pada siklus II bagian-
12
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
bagian
yang
kurang
seperti
pada
peneliti
telah
memperoleh hasil siklus II.
pembelajaran diperbaiki, metode
Data yang peneliti peroleh adalah
penyampaian materi dan proses
data
dalam
program
kegiatan
pembelajaran
khusus,
berupahasil khusus,
belajar
pada
khususnya
khususnya
kemampuan interaksi sosial melalui
kemampuan interaksi sosial lebih
permainan cublak-cublak suweng
dioptimalkan.
yang uraiannya dapat dilihat pada
Materi sama, tetapi ada langkah-
tabel di bawah ini.
langkah yang perlu diubah, siswa diberikan
contoh-contoh
untuk
diimitasi dalam gerakan maupun dan menyanyi sambil menyanyi dengan musik
mendengarkan
musik-
cublak-cublak
suweng.
Dengan ini diharapkan anak akan senang dan termotivasi melakukan permainan
tradisional
cublak-
cublak suweng dan interaksi akan dapat dilakukan dengan baik. Pelaksanaan/tindakan Program
khusus,
khususnya
kemampuan interaksi sosial pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan,
dimana
setiap
pertemuan terinci sebagai berikut : 1.
Pertemuan
pertama
(Sama
seperti pada siklus I) 2.
Pertemuan
kedua
(sama
dengan siklus I) 3.
Pertemuan ketiga (sama dengan siklus I)
c.
II
langkah-langkah kegiatan proses
program
b.
siklus
Observasi Proses dilakukan
pelaksanaan saat
observasi kegiatan
pembelajaran berlangsung. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
13
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
1
VC
2
3
3
8
2,6
Tabel 4.5 Rekapitulasi data hasil penelitian pra siklus, Siklus I dan Siklus II Tentang : Kemampuan interaksi sosial siswa autis kelas III di SLB Autis Harapan Bunda melalui Permainan Tradisional Cublak-cublak Suweng Peningkatan No Subyek Prasiklus Ket. Siklus I Siklus II
2
MC
2
2
3
7
2,3
1
VM
2
5
8
Tuntas
3
HPK
2
2
3
8
2,6
2
MC
2
4
7
Tuntas
4
JMT
2
3
4
9
3
3
NPK
3
5
8
Tuntas
2
2,
4
32
10,5
4
JMT
1
4
9
Tuntas
2
4,5
8
Tuntas
Tabel 4.4 Data Hasil Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Autis Kelas III Di SLB Autis Harapan Bunda Surabaya Siklus II No
Subyek
Rerata
Pertemuan
Jumlah
Rata-rata Nilai
I
II
III
Skor
Akhir
Rerata
5
Dari data di atas dapat dilihat adanya
d. Refleksi Berdasarkan hasil pada tindakan
peningkatan kemampuan interaksi sosial dalam
perbaikan siklus II dapat diketahui
pelajaran program khusus dari rerata pra siklus
adanya peningkatan kemampuan siswa
2, siklus 1 menjadi 4,5 pada siklus II meningkat
dalam
menjadi
program
khusus,
yaitu
:
8.
Dari
hasil
yang
diperoleh
Kemampuan interaksi sosial melalui
menunjukkan bahwa permainan tradisional
permainan
cublak-cublak
cublak-cublak suweng dapat meningkatkan
suweng, selama proses pembelajaran
interaksi sosial pada pembelajaran program
siklus II ini siswa +bisa mengikuti
khusus anak autisme. Hasil penelitian ini
semua aktivitas yang terkait pada
dibenarkan oleh guru kelas sebagai partnership
proses interaksi sosial dengan senang.
dalam penelitian
tradisional
B.
Hasil dari pelaksanaan pra siklus, siklus
Pembahasan Dalam pembahasan ini mengacu pada
I dan Siklus II dapat diketahui ada tidaknya
peningkatan
hasil
permasalahan penelitian yang dipecahkan
belajar
sisaw autis dalam program khusus,
sesuai
yaitu
diajukan,
kemampuan
interaksi
sosial
dengan
rumusan
maka
masalah
permasalahan
yang yang
melalui permainan tradisional cublak-
dipaparkan dalam pembahasan masalah ini
cublak suweng.
adalah hasil kemampuan interaksi sosial siswa autis kelas III di SLB Autis Harapan Bunda Surabaya
melalui
permainan
tradisional
cublak-cublak suweng. Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan interaksi sosial siswa autis kelas III di SLB Autis Harapan Bunda Surabaya menunjukkan
14
ada
peningkatan
dari
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
pelaksanaan penelitian pra tindakan, siklus I
adalah dengan menggunakan permainan
dan Siklus II. Ada beberapa siswa dalam
tradisional
cublak-cublak
siklus I dan Siklus II yang memperoleh hasil
memiliki
kelebihan
yang
pelaksanannnya.
sama
tetapi
selallu
menunjukkan
peningkatan dalam tiap pertemuan. Jika
Adapun
dilihat dari standart ketuntasan materi dalam
permainan
melakukan
kemampuan
menunjukkan
ada
suweng dalam
kebaikan-kebaikan tradisional
yang proses
dari
cublak-cublak
interaksi
sosial
suweng dalam pelaksanaan kemampuan
peningkatan
yang
interaksi sosial adalah diantaranya :
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
a.
Dianggap
membantu
siswa
belajar yang diperoleh siswa autis dari rerata 2
mengembangkan kemampuan interaksi
pada pratindakan menjadi rerata 3.5 pada
sosial melalui permainan. Sehingga
siklus I dan pada Siklus II diperoleh rerata
siswa sangat merasakan bahwa bermain
sebesar 8.
dengan teman lebih menyenangkan
Beberapa
siswa
autis
mengalami
daripada bermain sendiri.
kesulitan saat harus melakukan kontak
b.
mata dan melakukan gerakan yang harus
pada siswa
disesuaikan dengan lagu yang ada dalam permainan suweng,
tradisional sehingga
c.
cublak-cublak
hal
ini
Strategi ini membangkitkan motivasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan interaksi dengan teman-
sangat
temannya.
membutuhkan bantuan atau bimbingan
d. Membantu memperkuat pribadi siswa
dari guru dalam melakukan gerakan yang
sehingga lebih percaya diri.
sesuai dengan lagu dan disertai dengan
e.
Strategi ini berpusat pada siswa dimana
kontak mata. Selain itu perlu latihan
siswa
berulang-ulang agar siswa autis benar-
permainan
benar bisa mengikuti semua kegiatan dalam
interaksi yang sangat menyenangkan.
permainan
tradisional
menemukan yang
suatu
terbentuk
pola dalam
cublak-cublak
Dengan demikian hipotesis tindakan
suweng yang pada akhirnya interaksi sosial
yang digunakan bahwa jika permainan
yang
tradisional cublak-cublak suweng dapat
diharapkan
dapat
terjadi
secara
mandiri dan tanpa bimbingan guru. Hasil
belajar
meningkat
meningkatkan kemampuan interaksi sosial karena
yang
ditunjukkan
dengan
meyakinkan.
dalam proses kemampuan interaksi sosial
kemampuan interaksi sosial siswa autis
diantaranya yaitu : pemilihan metode yang
kelas III di SLB Autis Harapan Bunda
tepat, motivasi siswa serta kontak mata dan
Surabaya selama dilaksanakan tindakan
pemahaman siswa terhadap suatu instruksi.
dalam proses permainan tradisional cublak-
lain
kemampuan
yang
interaksi
menunjang sosial
hasil
khusus
yang
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
Hal
Hasil
hasil
pada
cublak suweng pada Siklus I dan Siklus II
meningkat
terjadi peningkatan.
15
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
PENUTUP A. SIMPULAN Permainan tradisional Cubla-Cublak Suweng untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak autis kelas III telah dilaksanakan dan dianalisa. Dan sesuai dengan Standar Ketuntasan Minimal, bisa dikatakan bahwa : 1. Adanya
peningkatan
interaksi
tradisional
meningkatkan
2. Permainan suweng untuk
interaksi
dalam
dalam yang
melalui
permainan
kemampuan
interaksi
melaksanakan/memilih
cara
melakukan terkait
program
dengan
khusus
kemampuan
interaksi bisa dilakukan dengan musik
diiringi musik nyanyian yang sesuai
atau nyanyian membuat anak lebih
dengan permainan tradisional tersebut
termotivasi sehingga interaksi sosial
yaitu nyanyian cubla-cublak suweng,
akan
selaian anak-anak juga harus manyanyi
terwujud
melalui
permainan
tradisional cublak-cublak suweng.
yang
perilaku interaksi sosialnya yang akan
DAFTAR PUSTAKA
ditingkatkan menyukai musik atau lagu
Sunu, Christoper. 2012. Unclocking Autism.
anak-anak.
Yogyakarta : Lintangterbit
B. Saran simpulan
diatas
Joesoef, Soelaiman dan Abijono, Noer. 1981.
dapat
Pengantar Psychogy Sosial. Surabaya :
disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Permainan
sosial
kemampuan
yang menyukasi musik sebaiknya guru
interaksi sosial bisa dilakukan dengan
Berdasarkan
pada
4. Mengingat ternyata anak autis banyak
kemampuan
anak-anak
ajakan
dalam hal kemampuan interaksi sosial.
dalam
diatasi
karena
merespon
pembelajaran dengan tepat, khususnya
interaksi sosial pada anak autis bisa
sewndiri,
dengan
sebaiknya menjadikan sebagai acuan
anak dapat bermain bersama dengan
meningkatkan
interaksi
yang terkait baik guru, kepala sekolah
tersebut terjadi kontak mata dan anak-
3. Untuk
termotivasi
bagi siswa autis. Untuk itu pihak-pihak
peningkatan
kendala
anak
khusus
meningkatkan
kemampuan interaksi sosial, permaian
sehingga
seperti
cublak-cublak
tradisional cublak-cublak suweng bisa
dengan
2. Melalui permainan tradisional cublak-
gembira,
melakukan
3. Program
ketuntasan materi.
dalam
tradisional
gembira.
II yang mana siswa
suweng
interaksi
teman, bersama-sama bermain dengan
Pencapaian hasil ini diperoleh setelah
cublak
memcahkan
kemampuan
membuat
temannya,
melalui
cublak-cublak
telah mencapai tuntas belajar sesuai
dalam
sosial bagi siswa autis.
suweng
pelaksanaan siklus
alternatif
masalah di sekolah khususnya dalam
kemampuan
sosial anak autis
permainan
satu
tradisional
Usaha Nasional
cublak-cublak
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu
suweng bisa digunakan sebagai salah
Pengantar). Yogyakarta : Andi
16
Peningkatan kemampuan interaksi sosial melalui permainan tradisional cublak-cublak suweng pada anak autis kelas tiga di slb autis harapan bunda surabaya
Yuwono, Joko. 2009. Memahami anak autistik (kajian teoritik dan empirik). Bandung : Alfabeta Robert, K.Yin. 2005. Studi Kasus Desain Dan Metode. Jakarta : PT Raja Grafindo Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama
17