JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi R. Gatot Heru Pranjoto
MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI DI INDONESIA MENYONGSONG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015: Pendekatan Manajemen Biaya dan Ekonomika Manajerial.
Sandi Eka Suprajang/ Moh. Roby Luthfiana
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN YANG MEMBELI KAOS SEPAK BOLA GRADE ORI DI KOTA BLITAR
Rony Ika Setiawan
STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA: PERSPEKTIF MARKETING MIX DAN BALANCED SCORCARD (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Di kota blitar)
Retno Murni Sari
PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK GULA MODJOPANGGOONG TULUNGAGUNG
Adang Muhlis/ Yudhanta Sambharakreshna/ Anis Wulandari
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT HUTANG DAN DEVIDEN TUNAI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).
Siti Sunrowiyati
PENGARUH LABA/RUGI PERUSAHAAN, TOTAL ASET DAN RATIO HUTANG TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG LISTING DI BEI
Aris Sunandes
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, ROI, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA
JURNAL KOMPILEK
[Vol 5, No. 2]
Hal. 64 - 156
Desember 2013
ISSN 2088-6268
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
1
Vol. 5, N0. 2, Desember 2013
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Daftar Isi : R. Gatot Heru Pranjoto
MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI DI INDONESIA MENYONGSONG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015: Pendekatan Manajemen Biaya dan Ekonomika Manajerial. (Hal 64-77)
Sandi Eka Suprajang/ Moh. Roby Luthfiana
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN YANG MEMBELI KAOS SEPAK BOLA GRADE ORI DI KOTA BLITAR (Hal 78-89)
Rony Ika Setiawan
STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA: PERSPEKTIF MARKETING MIX DAN BALANCED SCORCARD (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Di kota blitar) (Hal 90-101)
Retno Murni Sari
PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK GULA MODJOPANGGOONG TULUNGAGUNG (Hal 102-116)
Adang Muhlis/ Yudhanta Sambharakreshna/ Anis Wulandari
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT HUTANG DAN DEVIDEN TUNAI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). (Hal 117-136)
Siti Sunrowiyati
PENGARUH LABA/RUGI PERUSAHAAN, TOTAL ASET DAN RATIO HUTANG TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG LISTING DI BEI (Hal 137-146)
Aris Sunandes
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, ROI, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (Hal 147-156)
iii
Jurnal Kompilek Vol. 5 No. 2 Desember 2013 Hal 64-156 PENGARUH LABA/RUGI PERUSAHAAN, TOTAL ASET DAN RATIO HUTANG TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG LISTING DI BEI Siti Sunrowiyati STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan kewajiban yang diatur oleh Peraturan Bapepam No. KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Banyak hal yang mempengaruhi audit delay antara lain: laba/rugi perusahaan, total aset dan ratio hutang pada perusahaan makanan dan minuman yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitan ini adalah baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh secara signifikan. Pada pengujian ini besarnya F hitung sebesar 1,782. Nilai ini lebih besar dari F tabel 3,86 (1,782 > 3,86), artinya tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hasil uji t hitung sebesar 1,881. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (1,881 > 2,179) artinya: tidak terdapat pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Pada uji t hitung sebesar 0,552. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,552 > 2,179) artinya tidak terdapat pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hasil uji t hitung sebesar 0,965. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,965 > 2,179) artinya tidak terdapat pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Kata Kunci : Laba/rugi, total aset, rasio hutang, audit delay I. PENDAHULUAN Investasi di industri makanan minuman (makanan dan minuman) nasional pada tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp 80-84 triliun, tumbuh 10-15% dibanding target tahun ini Rp 73 triliun. Besarnya pasar makanan dan minuman di dalam negeri membuat investor optimistis mampu meraih pertumbuhan tinggi, sehingga rela untuk investasi di bisnis ini. Pertumbuhan investasi yang cukup tinggi akan datang dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Investasi oleh pengusaha lokal tersebut, diyakini bisa tumbuh hingga 30% pada tahun depan. Meskipun Investasi asing tetap akan masuk, tetapi pertumbuhan investasi oleh pengusaha lokal sepertinya akan lebih besar. Secara keseluruhan, pertumbuhan investasi pada 2014 bisa mencapai 10-15% dibanding tahun ini. Investasi di pasar modal memberikan warna tersendiri terhadap pembangunan di bidang ekonomi. Dimana peranan pasar modal itu sendiri adalah menggerakkan dana untuk pembangunan ini diwujudkan dalam fungsinya sebagai penghubung
antara pemodal dengan perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh pemodal lokal bisa dalam bentuk pembangunan pabrik baru maupun penambahan kapasitas produksi yang sudah ada. Sementara itu, beberapa investor asing juga akan segera masuk ke sektor ini. Selain membangun pabrik baru, investor asing juga tidak segan-segan mengakuisisi perusahaan lokal untuk masuk ke industri makanan dan minuman nasional. Pertumbuhan investasi di sektor makanan dan minuman relatif stabil dari tahun ke tahun dengan tren pertumbuhan yang positif. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, realisasi investasi makanan dan minuman pada 2012 mencapai Rp 63,65 triliun, tumbuh 5,15% dibanding tahun sebelumnya Rp 60,53 triliun. Pasar modal memberikan kesempatan kepada pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat untuk mendapatkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi dan sebaliknya pasar modal juga memberikan kemudahan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam berinvestasi.
137
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
Seiring dengan perkembangan pasar modal memberikan pengaruh pula terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ekstern dan intern, setiap perusahaan dan badan hukum tersebut wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini digunakan untuk kepetingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan yang go public, maka hal ini mengakibatkan peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public tersebut. Perkembangan proses audit untuk perusahaan-perusahaan yang go public selanjutnya ternyata tidaklah mudah, hal ini dikarenakan proses audit sendiri membutuhkan waktu yang menyebabkan kadang-kadang pengumuman laba dan laporan keuangan menjadi tertunda. Lamanya waktu penyelesaian audit ini dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi tersebut dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan (Halim, 2000). Penelitian Chambers dan Penman (1984), menunjukkan bahwa penundaan pengumuman laba atau pengumumam laba yang terlambat mengakibatkan abnormal returns, sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat mengakibatkan normal returns. Oleh karena itu, Dyer dan McHugh (1975) menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan tersebut, Kewajiban penyampaian Laporan Keuangan (LK) emiten diatur oleh Peraturan Bapepam
No. KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik mewajibkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan wajib disertai laporan Akuntan dalam rangka audit dan disampaikan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu penyelesaian audit. II RUMUSAN MASALAH A. Berapa lama rata-rata penyelesaian audit (audit delay) untuk perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013? B. Bagaimana pengaruh laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013 baik secara simultan maupun partial? III TUJUAN PENELITIAN A. Untuk mengetahui lama rata-rata penyelesaian audit (audit delay) untuk perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013. B. Untuk mengetahui pengaruh laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013baik secara simultan maupun partial. IV. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Hanipah (2001), menunjukkan bahwa rata-rata proses audit laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 1997, 1998 dan 1999 diselesaikan dalam 89,86 hari. Faktor yang diteliti adalah ukuran KAP, ukuran perusahaan, opini akuntan publik, tingkat profitabilitas dan pengumuman rugi. Hasil yang didapat hanya faktor ukuran KAP
138
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. 2. Penelitian Harumy Januarti (2006) Hasil penelitian statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia untuk tahun 2003 s/d 2005 adalah 69,29 hari. Rata-rata audit delay pada perusahaan publik ini menunjukkan telah terpenuhinya ketentuan BAPEPAM yang mensyaratkan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim wajib disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Analisis regresi dengan menggunakan metode uji-t (univariate) dengan taraf signifikansi 0,05 yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa dari tujuh variabel yang diujikan terhadap audit delay, hanya empat variabel yang memiliki pengaruh signifikan. Variabel tersebut adalah ukuran perusahaan, jenis industri, pengumuman laba/rugi dan rasio hutang B. Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut IAI (2006:1): “Laporan keuangan meliputi: neraca, perhitungan rugi/laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.” Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini menunjukkan jumlah harta yang dimiliki oleh perusahaan yang disebut aktiva atau aset dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata lain aktiva adalah investasi dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan mencari investasi pada perusahaan tersebut. Dengan melihat pada neraca jumlah aktiva adalah sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva terdiri dari dua bagian, yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut hutang
dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan atau aktivitas perusahaan tersebut. Meskipun demikian pada laporan keuangan mempunyai kelemahan yaitu hanya menampilkan transaksi keuangan saja dan bukan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal yang tidak bisa dilihat dalam laporan keuangan adalah berupa kontrak-kontrak kerja perusahaan dengan perusahaan lain, kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan dan lain sebagainya. Akan tetapi bagaimanapun juga laporan keuangan adalah merupakan sarana komunikasi antara pihak internal dan eksternal mengenai posisi keuangan perusahaan. C. Audit Delay Perusahaan yang terdaftar menjadi peserta aktif pada Bursa Efek Indonesia wajib mematuhi peraturan yang berlaku pada bursa. Salah satunya adalah dalam hal pelaporan keuangan perusahaan, hal ini sesuai dengan peraturan bahwa, setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Lamanya waktu penyelesaian audit diukur dari berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut sebagai audit delay. Menurut Halim (2000); serta Ahmad dan Kamarudin (2001). membagi keterlambatan atau lag menjadi: 1. preliminary lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal. 2. auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor. 3. total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya
139
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal D. Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Menurut Boynton dan Kell (2002: 6), terdapat tiga tipe audit, yaitu: 1. Audit laporan keuangan (financial statement audit), Yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). 2. Audit kepatuhan (compliance audit), Yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit operasional (operational audit), Yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi proses audit delay. Boynton dan Kell (2002: 6), Proses penyelesaian laporan keuangan sampai dengan jangka waktu pelaporan laporan keuangan pada bursa efek atau audit delay, banyak perusahaan finansial yang mempunyai audit delay yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay ke dalam tiga variabel yaitu: jenis industri, laba/rugi perusahaan, pendapat auditor, total aset (ukuran besar kecilnya perusahaan), ukuran KAP dan rasio hutang perusahaan. 1. Laba rugi
Pengumuman laba/rugi menjadi sangat penting karena laporan laba/rugi merupakan dasar utma untuk menentukan kemampuan menghasilkan laba perusahaan (earning power). Hal ini merupakan salah satu penyebab perusahaan untuk menunda pengumuman rugi dan menjadi tidak kooperatif dalam proses audit sehingga memperpanjang audit delay. Perusahaan publik yang mengumumkan kerugian perusahaan cenderung mengalami audit delay lebih panjang daripada perusahaan non publik. Hal ini terkait dengan reaksi pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan. Oleh karena itu, akuntan publik cenderung berhati-hati dan mengambil prosedur-prosedur audit yang dapat memastikan nilai kerugian atau tingkat profitabilitas yang menurun. Di Indonesia penelitian tentang hubungan pengumumam laba/rugi terhadap audit delay pernah dilakukan oleh Naim (1999) dan ditemukan bahwa profitabilitas yang rendah mendorong penundaan publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian Halim (2000) mengindikasikan bahwa laba/rugi perusahaan secara signifikan mempengaruhi audit delay. Sedangkan dalam penelitian Asthon et.al (1987) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan audit delay. Beberapa penelitian di Indonesia mengenai variabel penelitian tingkat profitabilitas yang berhubungan dengan audit delay mengindikasikan bahwa tingkat profitabilitas tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap audit delay dan ketidaktepatan laporan keuangan. 2. Ukuran Perusahaan Penelitian di Indonesia mengenai hubungan ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu dalam penyerahan laporan keuangan dilakukan oleh Naim (1999). Hasil penelitian tersebut mengidentifikasika bahwa ukuran perusahaan (diukur dengan total aset dan total penjualan) tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelapora keuangan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Halim (2000) terhadap penelitiannya. Menurut Boyton dan Kell (2002), semakin besar ukuran perusahaan yang diaudit, audit
140
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
delay akan semakin lama karena jumlah sampel yang diambil semakin besar dan prosedur audit yag harus dilakukan semakin luas. Ansah (2000) juga menjelaskan bahwa perusahaan berskala besar memiliki sumber daya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih canggih daripada perusahaan dengan skala kecil. Penggunaan sistem berbasis komputer ini akan mempercepat perusahaan dalam mengolah dan memonitor persediaan (inventories) dan proses produksi sehingga laporan keuangan dapat segera disajikan. Selain itu kecenderungan yang terjadi adalah semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga semakin baik, sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Hal ini akan memudahkan pekerjaan auditor karena lingkup pengujian semakin sempit sehingga akan memperpendek audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991). Alasan lainnya adalah perusahaan berskala besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fee yang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan kecil (Ahmad dan Kamarudin, 2001) 3. Ratio hutang Perbandingan antara total hutang dengan total aktiva yang merupakan rasio hutang terhadap total aktiva diduga memiliki hubungan positif dengan audit delay. Semakin besar rasio ini yang artinya semakin besar pula hutang daripada aktiva perusahaan, artinya sebagian besar kegiatan perusahaan didanai oleh pinjaman atau dana dari pihak luar persuahaan. Rasio hutang merupakan salah satu indikator tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Rasio hutang yang tinggi mencerminkan kegagalan perusahaan dan meningkatkan ketidakpastian bagi auditor serta dugaan bahwa laporan keuangan tidak dapat diandalkan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang membuktikan bahwa rasio hutang terhadap total asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.
Sedangkan Naim (1999) mengindikasikan bahwa debt ratio tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
E. Hipotesis H : Diduga 1
H : 2
laba/rugi
perushaan
berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay Diduga total asset berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. H : Diduga rasio hutang 3
H : 4
berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Diduga laba/rugi perushaan, total asset dan rasio hutang berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit delay
V. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian explanatory research dengan metode survey. Jenis penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan/pengaruh antar variabel. Mengemukakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable sosiologi dan psikologis. Dalam penelitian ini meneliti hubungan/pengaruh ukuran perusahaan, jenis industri, laba/rugi usaha, jenis pendapat auditor, ukuran KAP, rasio hutang dan tingkat profitabilitas sebagai variabel independen terhadap audit delay sebagai variabel dependen. B. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI tahun 2010 s/d 2012. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan
141
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
analisa regresi berganda. Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji asumsi klasik. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI adalah:
1
Akasa Wira (ADES)
2 3 4 5
Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA)
6
Indofood (INDF)
International
Tbk
D. Teknik Analisa Data 1. Analisis Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik 3. Uji Hipotesis F 4. Uji Hipotesis t 5. Model regresi yang digunakan adalah: Y= a+b X +b X +b X +e 1
Delta Djakarta Tbk (DLTA) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Sukses
Makmur
Tbk
7 Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) 8 Mayora Indah Tbk (MYOR) 9 Prasida Aneka Niaga Tbk (PSDN) 10 Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
11 Sekar Bumi Tbk (SKBM) 12 Sekar Laut Tbk (SKLT) 13 Siantar Top Tbk (STTP) 14 Ultrajaya Milk Industry Co. Tbk (ULTJ)
& Trading
C. Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit masing-masing emiten yang memuat pendapat akuntan publik yang dipublikasikan. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data diperoleh dari Indoensia Stock Exchange, www.idx.co.id Data sekunder yang diperlukan terdiri dari: a. Jumlah perusahaan yang tercatat di BEI sesuai kelompok perusahaan dan klasifikasi usaha diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. b. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan untuk tahun buku 2011 s/d 2013. Data yang dibutuhkan adalah total aktiva, laba/rugi usaha dan total kewajiban. c. Laporan auditor independen. Data yang dibutuhkan adalah nama KAP yang mengaudit, tanggal dan opini yang diberikan.
1
2
2
3
3
Keterangan: Y : audit delay X1 : laba/rugi perusahaan X2 : total aset X3 : ratio hutang a : konstanta b 1-3 : koefisien regresi
Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)
E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen identik dengan variabel terikat yang digunakan adalah audit delay yang dinotasikan sebagai Y. Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Variabel ini mempunyai sifat kuantitatif (jumlah hari) yang hasil akhirnya akan ditunjukkan dalam ukuran rata-rata waktu penyelesaian audit dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor independen. 2. Variabel Independen Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian audit pada perusahaan publik. Dalam penelitian ini, variabel bebas terdiri dari :
a.
b.
c.
Merupakan laba atau rugi bersih pada tahun yang bersangkutan dinotasikan dengan menggunakan variable dummy, dimana perusahaan yang mengalami rugi diberi angka 1, sedangkan lainnya diberi angka 0. Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel independen dimana menggunakan total asset sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Total asset merupakan penjumlahan aktiva berwujud (tangible assets) seperti aktiva lancar, aktiva tetap dalam satu tahun. Berdasarkan penelitian Carslaw dan Kaplan (2001) proporsi hutang perusahaan dihitung dengan rumus:
142
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
Debtit
TotalHu tan g it TotalAsetit
Keterangan: Debtit : rasio hutang perusahaan i pada tahun t Total hutangit : total hutang perusahaan i pada tahun t Total Assetit : total asset perusahaan i pada tahun t VI. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik Statistik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas untuk membuktikan distribusi normal pada model yang digunakan. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dicermati pada tabel berikut:
3. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Gambar 6.1. Uji Heterokedastisitas
Tampak hasil dari perhitungan Kolmogorof Smirnov Test sudah menunjukkan distribusi yang normal pada model yang digunakan sehingga bisa dilakukan regresi dengan Model Linear Berganda. Hal ini karena K-S (Kolmogorof Smirnof Test) Z sebesar 1,286 dengan nilai signifikansi di atas 0,05 yaitu 0,073.
Pada gambar 6.1 di atas tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model regresi layak untuk memprediksi laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang.
2. Uji Non-Kolinearitas Ganda (Multicolinearity) Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearritas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Dalam penelitian ini diperoleh VIF seperti pada tabel sebagai berikut :
4. Uji Non Autokorelasi Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson yang bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Secara konvensional dapat dikatakan bahwa suatu persamaan regresi dikatakan telah memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai dari uji Durbin Watson mendekati dua atau lebih. Berikut hasil perhitungan DW dengan menggunakan regresi :
Dari tabel 6.2 tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk variabel (X1, X2, dan X3) tidak terjadi multikolineritas dengan ditunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Dengan demikian tidak ada korelasi serial diantara disturbance terms, sehingga variabel tersebut independen (tidak terjadi autokorelasi) yang ditunjukkan dengan du < dw < 4-du (1,8159 < 1,887 < 2,1841). B. Uji Hipotesis
143
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
besar dari F tabel 3,86 (1,782 > 3,86), ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Artinya : Tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Untuk mengetahui pengaruh laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013 baik secara simultan maupun partial 1. Uji Hipotesis Simultan Ho1 Diduga tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI Ha1 Diduga ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan regresi berganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang mempunyai pengaruh secara serentak atau simultant terhadap penyelesaian audit. Berikut ini hasil perhitungan F. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji F dan besarnya F table adalah berikut:
Pada pengujian ini besarnya F hitung sebesar 1,782. Nilai ini lebih
Hipotesis Partial Pertama Ho2 Diduga tidak ada pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Ha2 Diduga ada pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 1,881. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (1,881 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Artinya : Tidak terdapat pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hipotesis Partial Pertama Ho3 Diduga tidak ada pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Ha3 Diduga ada pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 0,552. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,552 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Artinya : Tidak terdapat pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI.
144
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
Hipotesis Partial Pertama Ho4 Diduga tidak ada pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Ha4 Diduga ada pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 0,965. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,965 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Artinya : Tidak terdapat pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. C. Pembahasan Penyelesaian audit (audit delay) untuk perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI pada tahun 2011 s/d 2013 mempunyai beragam waktu penyelesaian. Berdasarkan hasil penelitian pada Bursa Efek Indonesia pada uji simultan, tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hasil penelitian secara partial tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian
audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hal ini sesuai dengan teori dari Asthon et.al (1987) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan audit delay. Apabila hal ini terjadi yang sebaliknya, ada kemungkinan terjadi earning management (manajemen laba), kegunaan adalah untuk memberikan efek positif guna meningkatkan harga saham perusahaan. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak terdapat pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Artinya tidak terdapat besar kecilnya aset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap penyelesaian audit. Hal ini sesuai dengan teori dari (Ahmad dan Kamarudin, 2001) bahwa perusahaan berskala besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fee yang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang signifikan penyelesaian audit dengan besarnya aset. Hal ini terletak pada bagaimana komitmen KAP atau pihak eksternal audit untuk meningkatkan kredibilitasnya sehingga mampu menyelesaikan pekerjaannya secara profesional. Hasil penelitian bahwa tidak terdapat pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. Hal ini sesuai dengan Naim (1999) mengindikasikan
145
Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013
bahwa debt ratio tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Artinya besar kecilnya hutang tidak tergantng pada cepat atau lambatnya penyelesaian audit perusahaan. VII. KESIMPULAN A. Pada pengujian ini besarnya F hitung sebesar 1,782. Nilai ini lebih besar dari F tabel 3,86 (1,782 > 3,86), ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Kesimpulan: tidak ada pengaruh secara simulatan laba/rugi perusahaan, total aset dan rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. B. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 1,881. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (1,881 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. C. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 0,552. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,552 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh total aset terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI. D. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 0,965. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,179 (0,965 > 2,179) ini menunjukkan bahwa Ha ditolak/Ho diterima. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh rasio hutang terhadap penyelesaian audit (audit delay) perusahaan makanan dan minuman listing di BEI.
Accounting Research, (Autumn), 275-292 Boyton, W.C., & W.G. Kell. (2002). th
Modern Auditing (6 edition). New York: John Wiley & Sons, Inc. Carslaw, C.A.P.N., & S. E. Kaplan. (1991). An examination of audit delay: further evidence from New Zealand. Accounting and Business Research, (winter), 21-32. Halim, Varianada. (2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: studi empiris pada perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, volume 2, No.1, 63-76. Ikatan Akuntan Indonesia. (2006). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Naim, A. (1999). Nilai informasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan: analisis empirik regulasi informasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, volume 14, No.2, 85-99
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin. (2001), Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta. Ashton, R.H., P.R. Willingham, & R.K Elliott. (1987). An empirical analysis of audit delay. Journal of
146
