Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
JIAP Vol. 2, No. 2, pp 138-143, 2016 © 2016 FIA UB. All right reserved ISSN 2302-2698 e-ISSN 2503-2887
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP) U R L : h t t p : / / e j o u r n a l f i a . u b . a c . i d / i n d e x. p h p / j i a p
Pengaruh kualitas jasa pelayanan terhadap kepuasan pengguna jasa layanan di Universitas Brawijaya (Studi di Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Rizki Apriandani a a
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia
I N F O R M A S I A R T IK E L
ABSTRACT
Article history: Dikirim tanggal: 02 Februari 2016 Revisi pertama tanggal: 19 April 2016 Diterima tanggal: 31 Mei 2016 Tersedia online tanggal 18 September 2016
Malang is well-known as education city because there are many university in Malang. With many universities, high school graduate or equivalent as prospective students can more freely to choose and determine their future place of study in Malang. Based on this, University of Brawijaya (UB) has grade A accreditation with good international reputation based on webometric and QS star. The purposes of the study was to know the effect of service quality on satisfaction in UB based on four dimension: (1) reliability; (2) empathy; (3) tangible; and (4) responsiveness. Method used was explanatory research using quantitative data and analysis technique in order to answer the relationship between variable via hypothetical test. Data were collected from 98 respondent via interview using questionnaire. The collected data then analyzed using multiple regression analysis with t-test and f-test. The results showed that service quality, which consists of reliability, empathy, tangible, and responsiveness, had significant effect (P<0.05) with satisfaction simultaneously and partially. The most dominant variable was responsiveness.
Keywords: reliability, empathy, tangible, responsiveness, student satisfaction
INTISARI Kota Malang merupakan salah satu kota pendidikan yang memiliki banyak Perguruan Tinggi. Hal ini membuat lulusan SMA/ sederajat sebagai calon mahasiswa dapat lebih leluasa untuk menentukan tempat kuliah. Salah satunya universitas yang cukup dikenal adalah Universitas Brawijaya (UB). UB memiliki nilai akreditasi A, serta reputasi UB yang mulai diakui dilevel internasional melalui webometrics dan QS Star. Rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh kualitas pelayanan dilihat dari empat dimensi: reliability, empathy, tangible, dan responsiveness terhadap kepuasan mahasiswa sebagai pengguna jasa layanan. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitif tipe penjelasan dimana peneliti menggunakan data kuantitatif dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, membagikan daftar pertanyaan terhadap sampel sebanyak 98 responden. Untuk menguji hipotesis digunakan regresi berganda dengan melakukan uji t dan uji f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dari empat dimensi secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa layanan di Universitas Brawijaya. Variabel yang dominan memiliki pengaruh adalah responsiveness.
2016 FIA UB. All rights reserved.
——— Corresponding author. Tel.: +62-817-9605541; e-mail:
[email protected]
138
Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
selalu dikaitkan dengan kesesuaian suatu produk, barang atau jasa dengan spesifikasi yang diperlukan oleh penggunanya atau seberapa sesuai dengan fungsinya. Dengan makna itu, maka para manajer selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diproduksinya. Perhatian secara sistematis terhadap halhal yang detail di dalam framework kebijakan dan nilai merupakan salah satu kunci kualitas (Gaster,1995). Dengan demikian, mendefinisikan segala sesuatu secara detail adalah mutlak diperlukan dalam setiap kebijakan yang berorientasi terhadap kualitas. Hal itu akan menjadi pedoman dalam menentukan prioritas apa yang harus dilakukan dan juga merupakan langkah awal dalam mengembankan standar kualitas. Hal itu juga merupakan dasar dalam melakukan evaluasi dan monitoring. Ditinjau dari pandangan konsumen, sebagian besar orang mengatakan bahwa kualitas merupakan sesuatu yang sesuai dengan selera dimana jasa atau produk tersebut memiliki kecocokan penggunaan bagi dirinya. Sedang untuk menilai kualitas pelayanan, dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi yang diterima oleh masing-masing para pengguna jasa layanan.
1. Pendahuluan Sebagaimana telah diamanatkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 perihal Pelayanan Publik menyatakan setiap penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, maka masyarakat yang bersangkutan wajib untuk menetapkan dan menerapkan standar pelayanan. Ini berfungsi sebagai tolak ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungannya masing-masing. Adapun keputusan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 menyampaikan bahwa pelayanan publik merupakan serangkaian kegiatan warga negara dan penduduk atas barang/ jasa guna pemenuhan kebutuhan akan pelayanan masyarakat sesuai dengan aturan yang ada, yakni perundangundangan. Dalam hal ini pengguna jasa layanan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai kualitas jasa dan kepuasan. Dalam hal ini banyak pakar mendefinisikan tentang kepuasan pengguna jasa layanan. Kepuasan pengguna jasa layanan relatif bergantung pada harapannya sebagai konsumen. Jika kinerja/ produk sesuai dengan harapan pengguna jasa layanan, maka akan menciptakan rasa puas, sedangkan jika melebihi harapan, maka pengguna jasa akan merasa senang atau amat puas. Sebaliknya, jika kinerja/ produk buruk sehingga jauh dari harapan pengguna jasa layanan, maka akan menciptakan rasa tidak puas.
Pengukuran Tingkat Kualitas Pelayanan Adapun pengukuran tingkat kualitas pelayanan menurut Gaster (1995) sebagai berikut: “Aspek pelayanan yang secara riil berpengaruh terhadap peningkatan kualitas itu sendiri antara lain respon yang akurat, mendengar secara sensitif, dialog dan diskusi, dan lain sebagainya”. Menurut Tjiptono (2006:69) terdapat 10 (sepuluh) faktor utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu sebagai berikut: a) Reliability: Menyangkut dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti organisasi memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu juga berarti bahwa organisasi yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati. b) Responsiveness: Keamanan atau kesiapan para pegawai untuk memberikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati. c) Competence: Setiap pegawai dalam organisasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu. d) Access: Meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah terjangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi dari pihak penyedia jasa layanan mudah dihubungi, dan lain-lain.
2. Teori Pengertian Kepuasan Pengguna Jasa Layanan Dalam kamus Bahasa Indonesia, pelayanan (service) adalah proses kegiatan atau serangkaian usaha yang dilakukan oleh satu pihak guna melayani kebutuhan orang lain. Menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono (2005) bahwa perspektif pelayanan merupakan sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas 2 (dua) komponen utama yaitu operasi jasa dan penyampaian jasa. Sedangkan melayani adalah suatu kegiatan dalam rangka membantu orang lain (baik dalam hal menyiapkan, pengurusan, dan lain–lain) guna pemenuhan kebutuhannya. Kepuasan (satisfaction) berasal dari Bahasa Latin yang berarti “satis”, yang memiliki arti memadahi atau cukup baik dan “facio” artinya melakukan atau membuat. Kualitas adalah kemampuan sebuah jasa atau produk untuk memuaskan tuntutan atau kebutuhan pengguna jasa layanan serta dapat menaikkan status pemakai. Sedang kualitas pelayanan mendefinisikan antara harapan dan kenyataan yang diterima oleh pengguna jasa layanan. Pada umumnya, konsep kualitas
139
Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
e) Courtesy: Meliputi sikap sopan santun, perhatian, dan keramahan yang dimiliki para contact personnel (seperti resepsionis, operator telepon, dan lain-lain). f) Communication: Memberikan informasi kepada pengguna jasa layanan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pengguna jasa layanan. g) Credibility: Sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama organisasi,reputasi organisasi, karakteristik pribadi contact personnel,dan interaksidengan pelanggan. Hal ini juga menyangkut tentang bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pegawai. h) Security: Aman dari bahaya, resiko, atau keraguraguan saat menggunakan jasa. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik (psysical safety), keamanan financial (financialsecurity), dan kerahasiaan (confidentiality). i) Understanding/ Knowing the Customer: Usaha untuk memahami kebutuhan atau permintaan pengguna jasa layanan. j) Tangible: Ketersediaan bukti fisik dari jasa berupa fasilitas fisik dan sarana. Fasilitas fisik dan sarana yang tersedia secara memadahi akan memudahkan pengguna jasa layanan serta penyedia jasa layanan dalam menyediakan pelayanan yang optimal.
c) Fakultas tersebut mewakili Fakultas eksakta dan sosial yang menerapkan kualitas pelayanan prima di Universitas Brawijaya. Dari ketiga Fakultas tersebut di pilih mahasiswa S1 (sarjana) Tahun Akademik 2012/ 2013 karena merupakan mahasiswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasakan layanan di Universitas Brawijaya selama lebih dari 3 (tiga) semester. Jumlah mahasiswa sebanyak 4.985 (empat ribu sembilan ratus delapan puluh lima) orang. Penentuan populasi dalam penelitian ini didasarkan atas karakteristik dan tujuan tertentu yaitu mahasiswa yang telah merasakan fasilitas baik teknis maupun administrasi selama belajar mengajar di Universitas Brawijaya selama minimal 1 (satu) tahun. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut (Nasir, 1988): N n = ------------------1 + N (e)2 Keterangan: N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan
Hipotesis Dalam penelitian ini hanya mengangkat 4 (empat variabel), yaitu reliability (keandalan), tangible (bukti fisik), empathy (komunikasi), dan responsiveness (cepat tanggap). Hal ini dianggap karena berkaitan dengan kondisi dan tema di lokasi penelitian. Selain itu dari sepuluh variabel di atas cukup terwakilkan oleh empat variabel tersebut. Diduga variabel reliability (keandalan), tangible (bukti fisik), empathy (komunikasi), dan responsiveness (cepat tanggap) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 4.985 orang dengan asumsi kesalahan (e) = 10%, maka jumlah sampel (n) adalah : 4.985 n = ------------------1 + 4.985 (0,10)2 n = 98,03 orang = 98 orang (dibulatkan). Adapun cara penghitunganya adalah jumlah keseluruhan populasi pada penelitian ini adalah 4.985 orang, dan jumlah mahasiswa FIA 1.907 orang, FEB 1.436 orang, dan FT 1.642 orang. Untuk mencari banyaknya sampel yang akan diambil pada masing masing fakultas akan diambil dengan teknik proporsional dengan cara, yaitu sebagai berikut:
3. Metode Penelitian Penetapan Sampel Penelitian Objek yang diteliti adalah para mahasiswa Universitas Brawijaya sebagai pengguna jasa layanan di bidang pendidikan. Penelitian ini menetapkan 3 (tiga) lokasi yang mempertimbangkan keberadaan fakultas eksakta dan sosial, yakni: Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain itu pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa: a) Fakultas tersebut memiliki jumlah mahasiswa terbanyak; b) Fakultas tersebut memiliki jurusan atau program studi yang paling diminati oleh calon mahasiswa; dan
140
Fak. Ilmu Administrasi:{( 1.907/4.985) x 98 } = 37,6 dibulatkan menjadi 38
Fak. Ekonomika Bisnis:{( 1.436/4.985) x 98 } = 28,2 dibulatkan menjadi 28
Fak. Teknik: {( 1.642/4.985) x 98 } = 32,2 dibulatkan menjadi 32
Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
Untuk nilai signifikansi hasil korelasi pada variabel X2 yang meliputi: kesiapan universitas dalam memperhatikan kepentingan mahasiswa = 0,048, kesediaan pegawai dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan mahasiswa = 0,000, kemampuan Universitas dalam memberikan prosedur layanan yang baik = 0,000 dan kesiapan universitas untuk menerima saran dan keluhan = 0,003. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan pada variabel X2 memiliki nilai signifikansi (sig) kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan semua item pertanyaan telah valid. Untuk nilai signifikansi hasil korelasi pada variabel X3 yang meliputi: kebersihan ruang kelas = 0,000, fasilitas kelas yang memadahi = 0,000, kerapian penampilan pegawai = 0,038 dan tempat parkir yang nyaman = 0,523. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 1 (satu) item yang tidak valid yaitu U12 (tempat parkir yang nyaman) karena memiliki nilai signifikansi (sig) lebih dari 0,05. Sedangkan item pertanyaan lainnya pada variabel X3 memiliki signifikansi (sig) kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan terdapat 3 (tiga) item pertanyaan yang sudah valid. Untuk nilai signifikansi hasil korelasi pada variabel X4 yang meliputi: sikap pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi yang baik, ketepatan pelayanan dalam melayani, solusi pegawai di universitas dalam menanggapi saran dan keluhan mahasiswa dan kecepatan pegawai dalam merespon saran dan keluhan, keempat indikator di atas semuanya memiliki nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan pada variabel X4 memiliki nilai signifikansi (sig) kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan semua item pertanyaan telah valid. Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel ditunjukkan tabel 1, yaitu sebagai berikut:
Metode Analisis Analisis statistik dilakukan dengan dua tahapan. Pertama, uji validitas merupakan indeks untuk mengukur secara konsisten instrumen yang digunakan dalam pengukuran mengenai topik yang dibahas di suatu penelitian dan menghasilkan ukuran yang mendekati ukuran sebelumnya. Untuk mengukur valid atau tidaknya suatu item instrument, dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikansi korelasi Pearson product moment dengan level signifikansi 5%. Apabila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka item pertanyaan dinyatakan valid. Kedua, uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Instrumen dapat dikatakan andal (reliabel), jika memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda. Model regresi untuk sejumlah populasi adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Keterangan: Y X1 X2 X3 X4 β0, β1, β2, β3,β4 ε
: Kepuasan Pengguna Jasa Layanan : Reliability : Empathy : Tangible : Responsiveness : Koefisien Regresi : Kesalahan (error)
Uji signifikansi yang digunakan untuk menguji hubungan masing-masing variabel adalah uji t, uji F, uji R2.
Tabel 1 Hasi Pengujian Reliabilitas Terhadap Semua Variabel Variabel Koefisien Keterangan Alpha Reliability (X1) 0,826 Reliabel
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Malalui uji validitas diketahui bahwa nilai signifikansi hasil korelasi pada variabel X1 yang meliputi: ketelitian pegawai, kemampuan pegawai dalam mengoperasionalkan suatu program administrasi, kesigapan pegawai dalam membantu kesulitan dan kesiapan pegawai untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, ke-empat indikator di atas semuanya memiliki nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan pada variabel reliability memiliki nilai signifikansi (sig) kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan semua item pertanyaan telah valid.
Empathy (X2)
0,611
Reliabel
Tangible (X3)
0,678
Reliabel
Responsiveness (X4)
0,637
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua variabel dinyatakan sudah reliabel dikarenakan memiliki nilai alpha cronbach > 0,6. Y = 0,044+0,257 X1-0,188 X2+0,307 X3+0,436 X4
141
Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
Pembahasan
dimensi empahty terhadap kepuasan mahasiswa yaitu pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), nilai t hitung sebesar -1,060 dengan tingkat signifikansi 0,292 sedangkan ttabel adalah 1,986. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil daripada ttabel (-1,060< 1,986) dan signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa). Variabel X3 (tangible) memiliki koefisien regresi sebesar 0,370. Pengaruh dimensi tangible terhadap kepuasan mahasiswa yaitu pada tingkat kepercayaan kepercayaan 95% (α = 0,05) dan dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 2,721 dengan signifikansi sebesar 0,008. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,721>1,986) dan signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X3 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa). Variabel X4 (responsiveness) memiliki koefisien regresi sebesar 0,436. Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 3,832 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (3,832> 1,986) dan signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X4 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa).
Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang didapatkan berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: Variabel Konstanta X1 X2 X3 X4 α Adj. RSquare F-Hitung F-Tabel Signifikansi t-tabel
Koefisien B 0,044 0,257 -0,188
t hitung 0,033 2,423 -1,060
0,974 0,017 0,292
0,307 0,436 = 0,05
2,721 3,832
0,008 0,000
sig
Ket Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan
= 0,488 = 24,111 = 2,470 = 0,000 = 1,986
Model regresi yang didapatkan berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: Y= 0,044 + 0,257 X1 - 0,188 X2 + 0,307 X3 + 0,436 X4 Keterangan: Y X1 X2 X3 X4
: Kepuasan mahasiswa : Reliability : Empathy : Tangible : Responsiveness
b) Uji F (Regresi Simultan) Berdasarkan pengujian hipotesis model regresi menggunakan uji F. Di dalam tabel distribusi F, didapatkan nilai Ftabel dengan degrees of freedom (df) n1 = 4 dan n2 = 93 adalah sebesar 2,470. Jika nilai F hasil penghitungan dibandingkan dengan Ftabel, maka Fhitung hasil penghitungan lebih besar daripada Ftabel (24,111> 2,470). Selain itu juga didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika signifikansi dibandingkan dengan α = 0,05 maka signifikansi lebih kecil dari α = 0,05. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X1 - X4 terhadap variabel Y.
Pengujian koefisien regresi dilakukan dengan uji statistik, adalah sebagai berikut: a) Uji t (Regresi Parsial) Untuk mengetahui pengaruh dimensi reliability (X1) pada pengguna jasa layanan dapat diketahui yaitu pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), variabel X 1 memiliki koefisien regresi sebesar 0,257. Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji thitung sebesar 2,423 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017, sedangkan ttabel adalah 1,986 . Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,423> 1,986) dan signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa). Variabel X2 (empathy) memiliki koefisien regresi sebesar -0,188. Dapat diketahui bahwa pengaruh
c) Koefisien Determinasi Berdasarkan pada model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 0,488. Hal ini berarti bahwa model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel X terhadap Y sebesar 48,8% dan sisanya sebesar 51,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdeteksi.
142
Rizki Apriandani/ JIAP Vol. 2 No. 2 (2016) 138-143
5. Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel reliability (X1) , X3 (tangible) dan X4 (responsiveness) memiliki pengaruh yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan semua variabel di atas memiliki koefisien regresi positif, dan didapatkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α = 0,05. Sedangkan untuk nilai thitung dan Fhitung didapatkan nilai yang lebih besar dari ttabel atau Ftabel sehingga H0 ditolak, yang menunjukkan bahwa variabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa). Untuk variabel X2 (empathy) memiliki koefisien regresi negatif, dan didapatkan nilai statistik uji |t hitung| tersebut lebih kecil daripada t tabel. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kepuasan mahasiswa). Berdasarkan hasil wawancara, hal ini disebabkan para mahasiswa cenderung statis dan pasif dalam mendapatkan hak mereka, dimana para mahasiswa cenderung tidak mengerti hak apa saja yang berhak mereka dapatkan. Pelayanan prima dianggap oleh para mahasiswa sebagai pelayanan yang memang sudah seharusnya mereka dapat pada saat ini sebagai mahasiswa UB. Dimana saat ini mereka mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik dibandingkan jenjang pendidikan sebelumnya (SMA/ SMK). Dilain sisi, mereka juga tidak memperoleh referensi pelayanan prima dari kampus lain, sehingga tidak ada perbandingan. Daftar Pustaka Gaster, L. (1995). Quality in Public Sevices. Open University Press.Buckingham, Philadelphia. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Nasir, M. (1988). Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing. Tjiptono, F. (2006). Manajemen Pelayanan Jasa. Penerbit PT Andi Offset, Yogyakarta. Undang – Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
143