Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL PADA BURSA EFEK INDONESIA Debbi ChyntiaOvami1)
[email protected] Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UMN Al Washliyah Abstract The objective of the research was to analyze the influence of the factors of capital adequacy ratio (CAR), third-party funds (DPK), non performing loan (NPL), operating expense and operating revenue (BOPO) and loan to deposit ratio (LDR) simultaneously and partially on the financial performance. The population was 41 conventional bank listed in the Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2014, and 20 were used as the samples, using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression tests with SPSS software program. The result of the research showed that CAR, DPK, NPL, BOPO and LDR simultaneously on the financial performance. Partially, CAR had positive and significant influence on the financial performance, BOPO had negative and significant influence on the financial performance while DPK, NPL and LDR did not have any significant influence. Keywords: CAR, DPK, NPL, BOPO, LDR A. PENDAHULUAN Industri perbankan memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Semakin maju suatu negara maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Hampir semua kegiatan dalam kehidupan masyarakat melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan lembaga tempat intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Saat ini, perkembangan di dunia perbankan sangat pesat dan tingkat persaingan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Untuk menjaga agar aktifitas perbankan tetap eksis dan terus mendapatkan keuntungan maka setiap manajemen bank diminta untuk menjaga kinerjanya setiap periode. Hal ini sangat penting mengingat bank adalah lembaga keuangan yang berorientasi pada kepercayaan. Kinerja keuangan yang baik merupakan kebutuhan vital yang harus dicapai oleh bank yang tercermin pada laporan keuangannya untuk mngukur tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank diperlukan sehingga tingkat kepercayaan masyarakat meningkat dan peran intermediasi berjalan dengan baik. Kinerja yang baik memudahkan investor dalam memprediksi kondisi perusahaan dimasa mendatang dan bagi lembaga pengawas memudahkan dalam mengimplementasi pengawasannya. Penilaian kesehatan bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capital, Assets Quality,Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity, sedangkan dalam penelitian ini menerapkan rasio- rasio keuangan yang umum digunakan untuk 15 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
mengukur kinerja keuangan bank. Alasan dipilihnya Return On Assets (ROA) sebagai variabel dependen dengan alasan bahwa ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Dari pendekatan fundamental ada beberapa rasio yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan yaitu rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL). Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum, bahwa setiap bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko. Kecukupan modal pada penelitian ini diproksikan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Dendawijaya (2009:121), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dan modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. Dengan adanya modal yang memadai, bank dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien yang akan memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut. CAR yang tinggi menunjukkan semakin stabil usaha bank karena adanya kepercayaan masyarakat yang stabil. Hal ini disebabkan karena bank mampu untuk menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga laba bank semakin meningkat. Kemudian dana pihak ketiga berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat berupa tabungan, deposito, dan giro. Semakin banyak jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh suatu bank maka semakin baik atau semakin mampulah suatu bank dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit kepada pihak yang membutuhkan. Dengan meningkatnya dana pihak ketiga, maka dana yang dialokasikan untuk pemberian kredit juga akan meningkat sehingga akan meningkatkan pula pendapatan bank yang akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas bank tersebut. Rasio Non Performing Loan (NPL) telah ditetapkan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia bahwa tingkat maksimum NPL suatu bank adalah sebesar 5% dimana, apabila tingkat NPL suatu bank melebihi diatas 5% maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak sehat atau memiliki masalah kredit yang tidak baik. Dalam penelitian Suputra (2014) menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap ROA sedangkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian Matindas (2012) menunjukkan bahwa CAR dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Yudiartini dan Ida (2016) menunjukkan bahwa CAR dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Dari hasil penelitian terdahulu yang telah kita uraikan di atas belum menunjukkan konsistensi antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya. Untuk itu penulis terdorong untuk meneliti lebih lanjut rasio kinerja keuangan yang diproksikan dengan CAR, DPK dan NPL. Fenomena yang terjadi di dunia perbankan Indonesia pada beberapa tahun terakhir menunjukkan dunia perbankan masih mengalami permasalahan. Di saat sektor perbankan mulai mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat, muncul kembali kasus Bank Century. Hingga saat ini masih tidak jelas dimana titik mula 16 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
permasalahannya dan belum juga terselesaikan. Kasus ini kembali mengguncang kepercayaan para nasabah bank. Kasus lainnya yaitu Bank Indonesia mencabut izin PT Bank Kredit Agricole Indosuez pada tahun 2003 yang disebabkan oleh karena memburuknya kinerja bank yaitu masalah kredit macet dan masalah permodalan. Selain itu Bank Indonesia menutup PT Bank Asiatic dan PT Bank Dagang Bali pada tahun 2004 karena permasalahan likuiditas dan permodalan banknya tidak dapat diselesaikan. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah CAR, DPK, NPL, BOPO dan LDR berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja keuangan bank konvensional pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014?” B. METODE PENELITIAN Waktu penelitian dimulai dari menentukan judul penelitian pada bulan Agustus sampai Desember 2016. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bertempat di Jalan Jendral Sudirman, Kav.52-53, Jakarta, di mana data diperoleh dengan mendownload laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan konvensional melalui situs www.idx.co.id. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang menekankan pada hubungan kausal (causal effect). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antarvariabel. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011:20). Dalam penelitian ini, peneliti ingin menguji pengaruh CAR, DPK, NPL, BOPO, dan LDR terhadapkinerjakeuangan bank konvensional. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Lubis, 2012:122). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan konvensional terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode waktu 2010 - 2014 dengan mengacu pada perusahaan yang tercatat dalam www.idx.co.id yaitu sebanyak 41 perusahaan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Lubis, 2012:124). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu, kriteria yang digunakan dapat berdasarkan judgement atau kuota tertentu (Erlina, 2011:87). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan perbankan konvensionalyang listing terdaftar di BEI pada tahun 2010 - 2014. 2. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara teratur selama tahun 2010 - 2014. 3. Perusahaan menyajikan data-data rasio yang dibutuhkan pada tahun 20102014. Dari hasil kriteria di atas, perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 20 perusahaan, dengan masa penelitian selama 5 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunduh data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data penelitian adalah data pooling di mana penyajian data dilakukan secara time series (antar waktu) dan cross section (antar perusahaan). Model analisis data yang 17 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
digunakan pada penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda. Tujuan dari teknik analisis regresi linier berganda adalah untuk melihat secara langsung pengaruh beberapa variabel terikat (Erlina, 2011:111). Untuk menguji hipotesis, digunakan Model Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut: Y b0 b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 b4 X 4 b5 X 5 e Keterangan : Y = Kinerja Keuangan b0 = Konstanta X1 = CAR X2 = DPK X3 = NPL X4 = BOPO X5 = LDR e = error Teknik yang menggunakan SPSS
dilakukan
dalam
menyimpulkan
hasil
penelitian
akan
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik diperlukan untuk dapat melakukan analisis regresi berganda Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi (Erlina, 2011:102) Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi (R2) untuk menentukan apakah model regresi cukup baik digunakan, maka ditetapkan melalui koefisien determinasi. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model regresi (Ghozali,2006:87). b. Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. c. Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. C. HASIL PENELITIAN Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Hasil dari uji normalitas data dapat dilihat dari grafik pada Gambar 1.
18 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
Gambar 1 Grafik Normal P-Plot Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2016 Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa model regresi berdistribusi secara normal. Pola distribusi normal dapat dilihat dari grafik histogram pada Gambar 2 yang memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara tidak merata baik ke kiri maupun ke kanan.
Gambar 2 Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2016 19 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
Pengujian terhadap nilai Unstandardized residual yang dihasilkan dari seluruh variabel terlihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 120 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. 1.53918474 Deviation Absolute .120 Most Extreme Positive .092 Differences Negative -.120 Kolmogorov-Smirnov Z 1.315 Asymp. Sig. (2-tailed) .063 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber data, diolah 2017
Hasil uji stratistik dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,063. Nilai tersebut diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal. Uji Multikolonieritas Berdasarkan Tabel terlihat bahwa tidak terjadi multikolonieritas dimana nilai VIF lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel dependen dan independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi dan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam regresi. Tabel 2 Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model
(Constant) CAR DPK 1 NPL BOPO LDR
Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 9.655 1.792 5.387 .000 .046 .022 .122 2.125 .036 .869 1.151 -.018 .012 -.100 -1.495 .138 .649 1.541 -.003 .006 -.030 -.546 .587 .964 1.037 -.074 .005 -.841 -15.547 .000 .985 1.015 -.008 .009 -.064 -.938 .350 .620 1.612
a. Dependent Variable:ROA Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2017
Uji Autokorelasi Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,358. Sedangkan bila dilihat dari DW untuk 5 variabel independen (k) = 5 dan banyak data adalah 100 , untuk level signifikan 0,05, maka diperoleh DL sebesar 20 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
1,5710 dan DU sebesar 1,7804. Berdasarkan nilai tabel statistik Durbin-Watson, jika 0 ≤ D ≤ DL maka nilai DW berada diantara 0 dan DL (0 ≤ 1,358≤ 1,5710) yang artinya tidak ada auto korelasi positif, hasilnya tolak keputusan. Tabel 3 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 .854a .729 .714 .91269 a. Predictors: (Constant), LDR,BOPO,NPL,CAR,DPK b. Dependent Variable:ROA Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2017
Durbin-Watson 1.358
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted 𝐑𝟐 ) Dari Tabel 4 menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,714 atau berarti 71.4% pengaruh variabel independen (CAR, DPK, NPL, BOPO dan LDR) terhadap variabel dependen (ROA). Sedangkan sisanya 28,6% dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Nilai R Square sebesar 0,729 atau 72,9 % menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen (CAR, DPK, NPL, BOPO dan LDR) terhadap variabel dependen (ROA) adalah kuat karena di atas 50%. Tabel 4 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate a 1 .854 .729 .714 .91269 1.358 a. Predictors: (Constant), LDR,BOPO,NPL,CAR,DPK b. Dependent Variable:ROA Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2017 Uji simultan (Uji–F)
1
Model Regression Residual Total
Tabel 5 Hasil Uji-F Sum of Squares Df Mean Square 210.490 5 42.098 78.302 94 .833 288.792 99
F 50.538
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO, NPL, CAR, DPK b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2017 Dari Tabel 5 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan, sebesar 0,000 <𝛼 (0,05) yang berarti Haditerima yang menyatakan bahwa CAR, DPK, NPL, BOPO dan LDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA. 21 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
Uji parsial (Uji-t) Tabel 6 Hasil Uji-t Unstandardized Coefficients Std. Model B Error 1 (Constant) 9.655 1.792 CAR .046 .022 DPK -.018 .012 NPL -.003 .006 BOPO -.074 .005 LDR -.008 .009 ROA a. Dependent Variable: Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Standardized Coefficients
T
Beta .122 -.100 -.030 -.841 -.064
5.387 2.125 -1.495 -.546 -15.547 -.938
Sig. .000 .036 .138 .587 .000 .350
Dari Tabel 6 menghasilkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Nilai signifikansi CAR sebesar 0,036 lebih kecil dari α (0,05), maka Ha diterima. CAR secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. Nilai signifikansi DPK sebesar 0,138 lebih besar dari α (0,05), maka Ha ditolak. DPK secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. 3. Nilai signifikansi pada NPL sebesar 0,587 lebih besar dari α (0,05), maka Ha ditolak. NPL secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. 4. Nilai signifikansi BOPO sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05), maka Ha diterima. BOPO secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap ROA. 5. Nilai signifikansi pada LDR sebesar 0,350 lebih besar dari α (0,05), maka Ha ditolak. LDR secara parsial berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadap ROA. Analisis Regresi Linier Berganda
22 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online) Tabel 7 Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 9.655 1.792 CAR .046 .022 .122 DPK -.018 .012 -.100 NPL -.003 .006 -.030 BOPO -.074 .005 -.841 LDR -.008 .009 -.064 ROA a. Dependent Variable: Sumber : Data sekunder diolah, 2017
t 5.387 2.125 -1.495 -.546 -15.547 -.938
Sig. .000 .036 .138 .587 .000 .350
Dari Tabel 7 persamaan regresi linier berganda menghasilkan model kinerja keuangan sebagai berikut : Y = 9.655 + 0.046 – 0.018 – 0.003 – 0.074 – 0.008 + e D. KESIMPULAN Hasil pengujian CAR terhadap ROA menggunakan uji t, diperoleh tingkat signifikansi 0,036 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank. Dengan melihat variabel CAR diharapkan perusahaan mampu menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Restiyana dan Mahfud (2011) yang menyatakan bahwa pengaruh CAR terhadap ROA berpengaruh positif dan signifikan.Hasil penelitian mengindikasikan bahwa semakin rendah CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin buruk, yang berakitbat pada semakin rendahnya ROA yang diperoleh bank. Hal ini terjadi karena kondisi bank umum yang beroperasi di Indonesia belum memiliki modal yang cukup. Kecukupan modal bank yang digunakan untuk aktifitas operasionalnya belum mampumenghasilkan laba yang tinggi. Bagi manajemen industri perbankan perlu memperhatikan CAR, karena dengan manajemen permodalan yang baik dengan memanfaatkan secara optimal modal sendiri mampu meningkatkan tingkat keutungan perusahaan yang tercermin dalam ROA. Hasil pengujian DPK terhadap kinerja keuangan menggunakan uji t, diperoleh tingkat signifikansi 0,138 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel DPK secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suputra,dkk (2014) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK berpengaruh dan signifikan. Pertumbuhan tabungan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, ini berarti bahwa pertumbuhan tabungan berlawanan dengan 23 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
pertumbuhan profitabilitas, karena biaya bunga yang harus dibayarkan oleh pihak bank semakin besar, biaya operasional tinggi yang harus dikeluarkan oleh pihak bank. Pertumbuhan deposito menggambarkan tingkat perkembangan volume deposito yang disalurkan oleh pihak ketiga. Hasil penelitian ini pengaruh pertumbuhan deposito negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas. Hal ini dikarenakan biaya bunga deposito yang harus dibayarkan oleh pihak bank, biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank dan manajemen bank dalam hal mengelola deposito yang diperoleh oleh bank kurang efektif mengkonversi kewajiban deposito ke dalam aktiva produktif, sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan profitabilitas yang akan semakin menurun, serta pihak manajemen bank kurang dalam pengawasan internal terhadap pengelolaan resiko yang ada seperti resiko kredit macet dan resiko operasional bank sehingga mengalami penurunan profitabilitas. Hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,587 lebih besar dari 0,05. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL dengan variable Return on Asset (ROA) untuk bank umum konvensional mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam NPL maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. NPL tidak berpengaruh signifikan karena bank konvensional cendrung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga NPL tidak berpengaruh banyak terhadap profitabilitas bank. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusantara (2009) dan Rachmawati (2013) yang mengatakan bahwa NPL bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.Dalam hal ini berarti BOPO mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap profitabilitas perbankan. BOPO perlu diperhatikan secara khusus, karena jika BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya ROA bank menurun. Oleh karena itu, dalam hal ini perlu mengambil langkah untuk menekan biaya operasi disatu pihak dan meningkatkan pendapatan operasional di pihak lain. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Restiyana dan Kholiq (2011) dan Mahardian (2008) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya , berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasionalnya dilakukan dengan efisien (dalam hal ini rasio BOPO rendah) maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh LDR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,350 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. LDR yang tinggi menunjukkan bank sudah mampu mengoptimalkan penggunaan dana masyarakat untuk melakukan ekspansi kredit. LDR yang berada di bawah target dan limitnya, maka akan dikatakan bahwa bank 24 Vol. 3 No. 1 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
ISSN :2443-3071 (p) ISSN :2503-0337 (online)
memelihara alat likuid yang berlebihan dana ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur (Kuncoro, 2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya sebagai intermediasi dengan baik. Semakin tinggi LDR maka laba yang diperoleh oleh bank akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga diharapkan jumlah kredit macetnya rendah). DAFTAR PUSTAKA [1] Abdullah, M. Faisal. 2005, Manajemen Perbankan Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Malang, Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. [2] Abdullah, Faisal.2005. Manajemen Perbankan. Cetakan Ketiga, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. [3] Abdullah, Thamrin, dan Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Cetakan Kedua. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta [4] Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta. [5] Erlina. 2011. Metode Peneltian. USU Press. Medan. [6] Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP. Semarang. [7] Harahap, Sofyan Syafri.1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kedua, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. [8] Ikatan Bankir Indonesia, 2014, Memahami Binsis Bank, Modul Sertifikasi Tingkat I General Banking, Kompas Gramedia, Jakarta. [9] Kasmir. 2012. Manajemen PerbankanEdisi Revisi. Rajagrafindo Persada. Jakarta. [10] Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis. USU Press. Medan. [11] Matindas, dkk. 2012. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Kinerja Keuangan Indonesia”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi .Universitas Sam Ratulangi. Manado. [12] Silvanita, Ktut. 2009. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Erlangga : Jakarta. [13] Suputra,dkk. 2014. “Pengaruh DPK, Penyaluran Kredit Dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitaspada Lembaga Perkreditan Desa Kecamatan Karangasem”. Jurnal Bisma 14(2). [14] UU No. 10/1998 tentang Perubahan UU No. 7/1992 [15] www.idx.co.id. [16] Yudiartini, Dewa Ayu Sri dan Ida Bagus Dharmadiaksa. 2016. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi 14(2) : 1183 – 1209.
25 Vol. 3 No. 1 2017