Edisi: 8 / Tahun III / Juni 2011
Dr.H.Usman Yatim,M.Pd,M.Sc:
H.Yunasril Anga:
Nusa Jaya S.Ag S.Pd:
Terpenting Kita Terus Belajar
Mubes IWS Siap Digelar
Saniangbaka, Kemarin, Kini dan Esok
Suara REDAKSI
MAJALAH SARAN Terbit dalam bentuk bulletin 1979 - 2008, dalam bentuk majalah sejak 2009 Diterbitkan Oleh Badan Usaha MAJALAH SARAN SK : No.02/SK/DPP-IWS/2009 SK : 01/SK/ M-SARAN /2009 Masa Bakti 01 Maret 2009 – 01 Maret 2012 Pelindung: DPP IWS Dewan Penasehat: H. Sudasril Darwis, H. Usman Yatim, Letkol Alfi Munir, Ir.H. Ikhlas Bahar, H. Syafril Djafar, Drs. Suryetman Yasin Pemimpin Umum: Drs. Yulnasman Yasin Pemimpin Redaksi: Jufrizal Gindo Sutan Pemimpin Usaha: H. Andri Novel Wakil Pemimpin Usaha: H. Wendri Koto Dewan Redaksi: M. Edrison Kamil, Yudi Harzi, Hendri Sama, Albar Se Aidon Fitri Sag. Promosi dan Iklan: H. Syaiful Kamil, Gusmadi Keuangan: Iy. Dt Bandaro Basa Distribusi/Sirkulasi: Hendra Gustian Koresponden/Biro Daerah: Sumbar : Nusa Jaya, Andi Saputra Bekasi : Is. Dt. Bandaro Aceh Bandung : Musfiardi Amwa, Dino Putra Hapsak Magelang : Ahmad Fadli Alamat Surat: Jl. Cabe Rawit, Blok A5 No 7 Rt 2/12, Perumahan Pondok Damai, Cileungsi, Bekasi, Jawa Barat. Bank: BNI Cabang Lapangan Roos Tebet, Jakarta Selatan, a/n Indra Yofi ac. No. 0180958567. Tarif Iklan: 1. Cover Belakang Berwarna : Rp. 1.000.000 2. Cover Dalam Berwarna : Rp. 800.000 3. Black and white : Rp. 400.000 4. Lembaga Nagari, DPP, DPC IWS 50% harga Iklan dibayar dimuka melalui rekening Sudasril Darwis, Bank Mandiri No. 0060093664971
2
Edisi: 8 / Juni 2011
Kami Tim Baru yang ‘Dipaksa’ Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur hanya milik Allah Swt, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada Rasul-Nya. Pembaca yang berbahagia. Terbitan kali ini adalah garapan pertama dari kami Tim baru yang ‘dipaksa’ oleh senior kita yang lama. Kami tidak diberi pilihan kecuali harus melanjutkan ini. Sebenarnya ‘sinyal’ nya sudah lama disampaikan, bahwa regenerasi di tubuh pengelola Saran harus terjadi. Tapi kami kurang tanggap dan keenakan santai di pinggir. Tiba-tiba beberapa waktu lalu beliau-beliau, seperti H. Sudasril Darwis dan H. Usman Yatim dan yang lain bersepakat untuk berhenti, bahkan secara resmi menyampaikan surat penyerahan mandat kepada penaggung jawab utama, DPP IWS. Setelah mendapat instruksi dari Ketua Umum maka amanah ini kami lanjutkan. Sebagaimana biasa, Saran kali ini menyajikan informasi dan ulasan tentang aktifitas dan keadaan urang awak di Saniangbaka maupun di perantauan. Tentu banyak sekali kegiatan dan aktifitas dalam rentang tiga bulan sebelum ini dan beberapa bulan ke depan. Yang dapat kami laporkan di antaranya tentang rendahnya penerimaan pajak di kampung, adanya pertemuan para tokoh di Rumah Datuk Gadang, IWS Cup 2011,Mubes IWS dan lain-lain. Tentang rendahnya penerimaan pajak sangat patut menjadi perhatian semua pihak, karena hal itu dapat menjadi tolak ukur tentang sebuah kinerja, kepatuhan, kerjasama dan kepedulian. Di sini akan terlihat bagaimana kinerja aparat Nagari dalam menjalankan tugas. Dapat juga menjadi
gambaran bagaimana tingkat kepatuhan warga terhadap kewajibannya, serta tentang kepedulian, karena itu akan berpengaruh terhadap program sosial kemasyarakatan. Mengenai pertemuan para tokoh di rumah Datuk Gadang kita percayakan kepada beliau-beliau yang hadir, mereka tentu punya solusi yang baik terhadap masalah yang dibicarakan. Untuk beberapa minggu ke depan para perantau kita akan disibukkan dengan kegiatan Mubes dan IWS Cup. Dalam forum Mubes, selain pergantian pengurus dan penetapan program, hal lain yang akan dibahas dan dikaji ulang adalah tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Agaknya AD/ART yang lama perlu diperbaharui, ini sangat penting karena merupakan dasar berpijak dalam berorganisasi. Selanjutnya harus betubetul dipahami terutama oleh para Pengurus IWS untuk dijadikan landasan dan pedoman dalam melakukan kegiatan. Tidak lupa kami kembali mengajak kepada seluruh dunsanak pembaca, baik yang di kampung maupun di rantau agar mengirimkan berbagai tulisannya, terutama kepada kawankawan di DPC IWS agar mengirimkan kabar kegiatan di lingkungannya. Dan khusus kepada Dr Zulheldi Dt Sinaro Basa, Wisman KS, Aktifanus Jawahir, Andi Saputra dan yang lainnya, agar Saran kita dapat tampil lebih baik ke depannya. Ini tiada lain adalah dalam rangka menggerakkan dinamika menuju cita-cita Saniangbaka Nan Sejahtera. Wassalam, Redaksi
Mubes IWS Segera Digelar
Urang Awak Membincangkan Mubes IWS HALAMAN 4
RM 17 Provinsi Mendulang Sukses di Makassar HALAMAN 20
DPC IWS Depok-Cibinong Terbentuk HALAMAN 18
Gedung Pertemuan Saniangbaka, Riwayatmu kini HALAMAN 29
Suara REDAKSI
Dewan Pengurus Pusat (DPP) IKATAN WARGA SANIANGBAKA (IWS)
SURAT KEPUTUSAN Nomor: 07/SK/DPP IWS/V/2011 Tentang Badan Pengelola Buletin Saran Mengingat 1. AD/ART IWS 2. Rapat Kerja DPP IWS pada tgl 30 januari 2011 di Cibitung 3. Hasil Rapat Pleno DPC IWS Jakarta Menimbang 1. Perlunya Badan yang dpat mengelola Media Sambung Rasa Warga Saniangbaka Yang di beri nama Majalah Saran 2. Bahwa Mereka yang tercamtum dalam Surat Keputusan ini di pandang mampu melaksanakan tanggung jawab di atas. Dengan Berserah diri kepada Allah SWT. Memutuskan Menetapkan 1. Terbentuknya Struktur Badan Pengelola Majalah Saran sebagai media Komunikasi dan Sambung Rasa Warga Saniangbaka sebagaimana terlampir. 2. Masa bakti Badan yang ditunjuk ini yaitu selama 3 tahun. 3. Menugaskan Badan ini untuk menerbitkan Majalah Saran sekali dalam 2 bulan, atau setidaknya satu kali dalam 4 bulan. 4. Memberikan wewenang pada Badan ini untuk mengelola Majalah Saran serta mengangkat atau memberhentikan personel yang diperlukan. Demikian Surat kepatusan ini kami keluarkan dengan sebenarnya tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 8 Mai 2011
ttd
ttd
H. Yunasri Anga
H. Batriek Bahar
Ketua Umum
Sekretaris Umum
Edisi: 8 / Juni 2011
3
Sajian UTAMA
Mubes IWS Segera Digelar
Urang Awak Membincangkan Mubes IWS Tidak lama lagi pesta demokrasi para perantau Saniangbaka atau Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Warga Saniangbaka (IWS) akan dilangsungkan. Menurut rencana hajatan empat tahunan itu akan diadakan pada tanggal 29-30 Juni 2011. MENGENAI tempat berkemungkinan besar di wilayah Puncak,Bogor. Ini adalah forum tertinggi dari organisasi para perantau anak Saniangbaka yang diadakan sekali dalam empat tahun. Acara ini akan dihadiri oleh puluhan, bahkan ratusan peserta yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Tentu banyak persoalan yang akan dibahas dalam forum tersebut. Selain pemilihan pengurus baru, ada agenda penting yang juga akan dibicarakan yaitu masalah seputar organisasi, ekonomi warga, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, serta rekomendasi untuk masalah Nagari. Pemilihan Pengurus Baru Pemilihan pengurus baru tentu merupakan acara pokok dari kegiatan tersebut, itu dilakukan karena masa bakti kepengurusan yang sekarang berjalan sudah mau berakhir. Sesuai dengan anggaran dasar, batas waktu periode kepengurusan di organisas I IWS adalah selama 4 tahun, ketika masa bakti itu habis, maka perlu diadakan pemilihan kepengurusan yang baru. Mengenai siapa yang akan terpilih, apakah figur pengurus yang lama atau muka- muka baru, semuanya tergantung kepada suara para peserta mubes yang punya hak untuk itu. Yang terpenting tentulah kesungguhan serta lebih membiasakan lebih banyak berbuat daripada bicara. Sebagaimana masukan salah seorang senior di IWS, Ir H. Hardizal Bhar. “Kerjakanlah apa yang telah diomongkan, dan ungkapkanlah apa yang sanggup kita kerjakan saja,” katanya. Soal pengurus, yang paling utama tentulah mengenai siapa yang akan diberi amanah untuk menjadi Ketua Umum atau Imam dalam kumpulan para perantau Saniangbaka ini. Ketua Umum merupakan posisi yang paling penting, sebab dialah yang akan memimpin
4
Edisi: 8 / Juni 2011
perjalanan organisasi. Sukses atau tidaknya suatu perjalanan akan bergantung kepada kepiawaian seorang pemimpin tersebut. Bila sang pemimpin itu salah dan lalai, maka akan membuat berantakannya sebuah perjalanan. Jadi tanggung jawab yang paling besar itu berada pada pundak seorang Ketua Umum. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin meningkat, tuntutan dan harapan kepada IWS menjadi meningkat pula. Untuk itu perlu diperjelas juga terlebih dahulu adalah sejauh mana amanah yang akan dibebankan kepada sang Ketua Umum ke depan. Dengan kata lain, perlu jelas bagaimana batas wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Suasana rapat panitia di rumah H.Andri Novel.
Kalau batas wewenang dan tanggung jawab itu kurang jelas, tentu akan sulit juga mengukur tentang sukses dan gagalnya . Termasuk juga di situ bagaimana kewajiban dan hak dari para anggota. Saat Mubes nanti adalah waktu yang tepat untuk mendudukkan semuanya. Konsolidasi Organisasi Kekuatan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengurus dalam melakukan konsolidasi, baik di lingkungan pengurus sendiri maupun terhadap pengurus cabang serta para anggota. Interaksi yang intens akan membuat kokohnya barisan organisasi tersebut. Kunci utamanya adalah pola komunikasi yang baik. Di era teknologi sekarang, masalah komunikasi menjadi mudah dilakukan. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang. Tampaknya masalah konsolidasi di IWS itu masih menjadi sebuah pesoalan, hal itu terkadang mengakibatkan program yang sudah dicanangkan menjadi sering tertunda. Kemungkinan di antara
Sajian UTAMA
penyebabnya adalah penyebutan bahwa organisasi IWS adalah organisasi sosial. Karena sosial, jadi perhatian yang diberikan terhadap IWS itu tidak sepenuhnya. Hanya sambilan, atau sepersekian dari sisa-sisa waktu saja. Betulkah urusan sosial itu bisa diurus hanya dengan sambilan? Cukupkah organisasi IWS ini hanya diurus dengan cara begitu saja?, ataukah perlu lebih ditingkatkan lagi?. Di forum Mubes nanti perlu kita temukan jawabannya. Faktor komunikasi juga perlu mendapat perhatian. Bagaimana jalur dan sistim komunikasi antar sesama pengurus atau antara pengurus dengan warga perlu didudukkan. Kalau jalur komunikasi kurang jelas, akan menimbulkan banyak akibat, seperti tidak meratanya informasi sampai ke warga. Atau bisa juga berakibat kesalah pahaman. Kajian tentang Ekonomi Warga Dalam kesempatan Mubes nanti direncanakan akan dilakukan sebuah diskusi atau seminar tentang prospek ekonomi warga ke depan, baik untuk yang berada di kampung maupun yang ada di perantauan. Pengurus merasa ini adalah bagian dari perhatian IWS kepada warga. Barangkali saja hasil dari diskusi nanti akan dapat dijadikan pedoman warga dalam menjalankan usaha ke depan. Mungkin beberapa di antara warga ada yang masih kebingungan dalam menentukan pilihan usaha. Tidak jarang juga ada yang sudah melakukan berbagai usaha tapi masih mengalami kegagalan. Saatnya saling berbagi ilmu dan pengalaman. Kita tentu berkeinginan kalau perlu semua warga Saniangbaka itu sukses dalam usaha dan pekerjaan. Untuk itu perlu dilakukan sebuah kajian yang agak mendalam oleh orang yang sudah sukses dan berpengalaman. Pembahasan AD dan ART Untuk memperkuat sebuah bangunan organisasi, perlu diperkuat fondasinya. Fondasi dari organisasi itu tiada lain adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. AD dan ART yang ada sekarang adalah produk dari 15 tahun yang lalu. Kemungkinan ada beberapa yang perlu diperbaharui atau mungkin ada yang perlu ditambahkan. Pak Angah, Ketua Umum kita telah berulang menyebut perlunya pengkajian atau pembahasan ulang. Beliau sangat
menekankan sekali tentang hal itu mengingat masalah AD/ART itu sangat penting dalam perjalanan sebuah organisasi. Apalagi di tengah perkembangan zaman yang semakin canggih ini. Setelah diperhatikan sebenarnya apa yang yang tercantum dalam Anggaran dasar IWS yang lama itu sudah cukup bagus. Namun sayangnya selama ini kurang atau bahkan tidak dijadikan rujukan. Jangankan warga, penguruspun sepertinya banyak yang tidak tahu kalau selama ini IWS itu ternyata punya anggaran dasar. Itulah barangkali penyebab tidak terarahnya perjalanan IWS selama ini. Untuk ke depan, setelah nanti diperbaharui, hal seperti itu diharapkan tidak terjadi lagi. Perlu dilakukan sosialisasi terus menerus, baik lewat media Saran, maupun di forum-forum rapat dan sebagainya. Rekomendasi Untuk IWS dan Nagari Dalam forum Mubes juga akan ada sebuah komisi yang akan membahas tentang kondisi IWS di rantau serta kondisi di kampung halaman. Komisi itu akan mengkaji secara mendalam bagaimana perjalanan IWS selama ini. Sudah sejauh mana dampak atau eksistensinya di tengah warga. Apakah peran sosial yang diemban oleh IWS itu sudah sepenuhnya berjalan, atau ada hal-hal yang masih kurang. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh,
baik mengenai peran atau keaktifan pengurus berikut faktor yang membuat semangat atau tidak semangatnya, juga bagaimana peran warga dan hal yang dapat memberikan daya tarik bagi mereka. Atau mungkin perlu ada suatu yang dapat mengikat, baik untuk pengurus maupun warga sebagai anggota. Akan dipelajari juga tentang kondisi di kampung halaman. Melihat bagaimana peran dari lembaga-lembaga yang ada. Apakah perjalanan Nagari itu sudah diarah yang tepat atau belum. Kalau belum, di manakah letak permasalahannya dan disisi manakah peranan anak rantau atau IWS itu bisa membantu dan sebagainya. Setelah beberapa pertanyaan tadi dapat terjawab, lalu sidang komisi akan membuatkan konsep jalan keluar untuk ditetapkan pada sidang pleno, lalu akan keluarlah beberapa rekomendasi sebagai masukan kepada pihak dan lembaga yang dituju. Semoga Mubes kali ini dapat memberikan hasil yang terbaik untuk kemajuan IWS pada masa mendatang. Dapat membuat landasan yang kokoh untuk perjalan organisasi ke depan. Dapat membuahkan solusi-solusi yang tepat terhadap problem IWS dan Nagari. Dan dapat memilih kepengurusan terbaik dengan seorang Ketua Umum terbaik pula. Semua hal itu dilakukan tentu tiada lain adalah dalam rangka mewujudkan cita-cita menuju Saniangbaka Nan Sejahtera. (yd)
Edisi: 8 / Juni 2011
5
Sajian UTAMA
Mubes IWS 2011 Dan Harapan Masyarakat Saniangbaka Keberadaan IWS sangat berarti dalam memajukan Saniangbaka, tidak bisa dipisahkan antara warga nan di kampuang. Lebih dari separoh warga Saniangbaka hidup diperantauan, bagaimanakah komentar warga dan pemuka masyarakat Saniangbaka yang berada di kampuang tentang kegiatan Mubes IWS 2011, Saran telah menampungnya melalui wawancara sbb: Dasrizal Candra Bahar Wali Nagari Saniangbaka Wali Nagari Saniangbaka Chandra Bahar Saya melihat figur seperti Yunasril Anga sangat tepat memimpin DPP IWS, karena IWS adalah organisasi social kemasyarakatan. Tidak ada iyuran anggota, setahu saya hingga sekarang belum ada aturan main, Ad/ART dari organisasi IWS, sekiranya sudah ada mungkin kurang sosialisasi. Didalam menjalankan tugas turun ke DPCDPC Yunasril Anga sang ketua mau korban waktu dan dana, kalau tidak demikian maka program IWS tidak jalan. Menjadi ketua DPP IWS harus punya jelajah yang tinggi, tidak sama dengan menjadi pengurus DPC IWS yang lingkup wilayah dan kegiatan yang tidak banyak. Persoalan yang sering dihadapi oleh DPP IWS biasanya banyaknya tuntutan warga rantau, sementara warga rantau itu sendiri kurang menyadari hak dan kewajiban sebagai anggota IWS.
H.Syukri Dt.Gadang Ketua KAN Saniangbaka IWS bagi dengan nagari Saniangbaka tidak bisa dipisahkan, karena selain IWS mengurus warga yang dirantau, IWS juga turut membantu memecahkan masalah penting yang ada di kampaung, buktinya DPP IWS sering hadir dalam acara-acara penting di kampuang. Salah satu bentuk harapan warga yang dikampuang kepada IWS agar IWS turut menacarikan dana subsidi untuk peningkatan kesejahteraan perangkat nagari.Tanpa bantuan IWS mungkin rencana ini tak akan bisa terwujud. Sementara orang yang cocok untuk memimpin IWS adalah orang punya jiwa berkorban untuk nagari, sehat ekonominya.
Atrizon.S.Pd Ketua BMN Saniangbaka Melihat perjalanan DPP IWS periode 2007 s.d 2011 dibawah kepemimpinan Yunasril Anga, sudah bagus. Hanya saja mungkin karena kesibukan waktu Yunasril Anga menjadi kendala dalam menjalankan program keorganisasian. Selain itu Kolonel Ruzzel, H. Khaurul Umayya dan H Andri Novel juga sosok yang tepat memimpin DPP IWS, sebab kiprah meraka juga sudah dirasakan oleh warga baik ditrantau maupun di kampung. Suksesnya perjalanan dan kegiatan Pulang Basamo 2010 kemarin tidak juga tidak lepas dari peran tokoh kita ini. Untuk menjadi pemimpin sebuah organisasi social kemasyarakatan disamping kemauan juga kesediaan berkorban waktu dan pikiran. Pada mubes kali ini juga tidak salah kepemimpinan diserahkan kepada angkatan muda, seperti mereka angkatan muda yang sukses jadi panitia dalam kegiatan Pulang Basamo 2010 yang lalu.
Ridwan Husen P3NTR Saniangbaka Keberadaan IWS bagi kemajuan nagari Saniangbaka sangat perlu sekali, hanya saja masyarakat nagari Saniangbaka yang tinggal di kampuang yang terkadang terkesan kurang respon, kurang menghargai apa-apa yang telah diperbuat atau disumbangkan oleh IWS seperti sumbangan mobil Ambulan pada Pubas 2010 dan betapa banyaknya dana yang mengalir ke kampuang untuk pembangunan Mesjid, surau dll. Sementara Yunasril Anga merupakan
6
Edisi: 8 / Juni 2011
figur yang masih tepat untuk memimpin DPP IWS, sebab kepemimpinannya selama periode ini cukup bagus beliau cukup bertanggung jawab dengan tugasnya, sering turun ke DPC, cukup dikenal dikalangan orang-orang penting lainnya, seperti tokoh perantau minang, pejabat daerah dll.
Drs.Irfan Umir Dt. Mustafa Bendahara KAN Saniangbaka Mengenai Mubes IWS, sebaiknya dalam Mubes DPP IWS nanti bisa menyusun dan meralisasikan program kerja yang betul efektif untuk kemajuan warga Saniangbaka, baik yang dirantau maupun yang dikampuang. Diantara program kerja yang perlu jadi perhatian juga adalah masalah menbagun SDM warga Saniangbaka artinya ada focus pada masalah pendidikan bagai anak nagari, karena pendidikan adalah investasi untuk nagari Saniangbaka kedepan. Sosok Yunasril Anga masih tepat memipin DPP IWS. Akan tetapi orang yang duduk di departemen atau di seksi-seksinya haruslah orang yang mau bekerja. Karena para pengusaha punya rutinitas kesibukan yang tinggi maka lebih tepat sebagai penyandang dana.
Maryati,A.Ma Bundo kanduang nagari Saniangbaka Mubes IWS, adalah bentuk kepedulian IWS terhadap kelanjutan organisasi IWS, artinya estafet kepemimpinan berjalan terus. Semoga warga Saniangbaka diperantauan yang memenuhi kriteria atau dipercaya mau berkiprah demi kemajuan IWS, selamat bermubes semoga sukses.
Ust. Asmon Nurijal Lc Ketua MUN Saniangbaka Sebetulnya saya kurang tahu betul tentang kiprah DPP IWS sekarang, namun secara umum dengan adanya nanti kegiatan Mubes IWS 2011. Diharapakan sosok yang tepat di kepengurusan tersebut adalah orang yang punya prinsip mengabdi, tanpa pamrih, tidak mudah mengeluh karena jabatan yang diamanahkan adalah pekerjaan social, tugas dan pengabdian yang diberikan untuk DPP IWS nantinya niatkan sebagai ladang amal.
Yunisbar Marah Banso Pemuda Nagari Saniangbaka Harapan kepada DPP IWS untuk kondisi nagari atau kampuang sekarang DPP IWS untuk bisa medorong terciptanya rasa persatuan, semangat kebersamaan, mempersatukan lembaga nagari, menghindari perpecahan dan tidak saling menyalahkan. Diharapkan selalu aktif berperan mencari solusi yang tepat mengatasi masalah dengan nagari tetangga. Sehingga tidak berlarutlarut, tarandam ndak basah kamudik ndak hanyuik. Mengenai Mubes IWS, figur Yunasril Anga agaknya masih tepat memangku jabatan sebagai DPP IWS. Walaupun beliau sangat sibuk akan tetapi secara organisasi terbukti tidak terlalu mengecewakan, beliau selalu usahakan hadir setiap undangan kegiatan nagari, minimal mengirim utusan atau perwakilan DPP IWS artinya sebagai pimpinan IWS Pusat duetnya dengan Eri Yoker cukup bagus, beliau tanggap dengan persoalan nagari. Selain itu Kolonel Ruzzel, H. Khaurul Umayya dan H.Sudasril Darwis juga sosok yang tepat memimpin DPP IWS, sebab suksesnya perjalanan dan kegiatan Pulang Basamo 2010 kemarin tidak juga tidak lepas dari peran tokoh tersebut. (Nusa)
Sajian UTAMA
Dewan Pengurus Pusat (DPP) IKATAN WARGA SANIANGBAKA (IWS) Struktur Panitia Musyawarah Besar IWS 2011 Organizing Commite (OC)
Stering Commite (SC)
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris
Ketua Sekretaris
Bendahara Seksi-Seksi Bidang Humas Perlengkapan Dana Transportasi
: Ir H. Ade Patria : Iy Dt Bandaro Basa : Ir H. Ikhlas Bahar : M. Edrison Kamil Jufrizal Gindo Sutan : Drs Yulnasman Yasin
: Albar SE : Yudi Harzi
Bidang Materi : Usman Yatim
: Yulmedia SH, Aidon Fitri Sag : H. Eklapi Aska : Rudi Akbar Gusmadi : H. Andri Novel : Hendra Gustian Cibitung, 30 Januari 2011 Ttd
Ttd
H. Yunasril Anga Ketua Umum
Drs Yulnasman Y Wakil Sekretaris
Saniangbaka di tepian Danau Singkarak.
Edisi: 8 / Juni 2011
7
Sajian UTAMA
IWS Cup 2011 Akan Diadakan Di Jakarta KEGIATAN rutin tahunan Ikatan Warga Saniangbaka yaitu Turnamen IWS Cup untuk tahun 2011 akan diadakan di Jakarta. Menurut informasi dari Panitia, kegiatan tersebut rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 1-3 juli 2011 bertempat di GOR Bulu Tangkis Pondok Labu - Jakarta Timur, tempat di mana dulu juga pernah diadakan kegiatan yang sama. Kepastian tentang hal itu didapat setelah rapat pada awal April di Gedung SB Jatinegara yang dikoordinasikan oleh H. Ade Patria, Ketua Bidang Kepemudaan DPP IWS mencapai kata sepakat. Rapat juga langsung menetapkan kepanitiaan yang akan melaksanakan acara tersebut. Yang dipercaya sebagai
Ketua Panitia adalah Danil SPd, bersama Sekretaris Hendri Sama. Tidak menunggu lama lama, tim yang diberi tugas pun langsung bekerja. Selang beberapa hari saja setelah ditunjuk, Panitia mengaku sudah langsung membooking Gedung tempat akan dilangsungkannya kompetisi. Tim pencari dana pun sudah langsung bekerja. Itu dapat terlihat di mana Proposal lengkap dengan anggaran keuangannya sudah berada di tangan para calon donatur. Menurut informasi, secara umum teknik acara atau peraturannya sama seperti sebelumnya. Hanya saja tentang masalah konsumsi Panitia tidak lagi menyediakannya. Mengenai hal itu
diserahkan kepada masing-masing peserta. Untuk ketertiban dan kelancaran turnamen, Panitia berencana akan memakai tenaga profesional untuk menjadi wasit nantinya. Melihat persiapan dan semangat dari kawan-kawan Panitia menimbulkan keyakinan bahwa hajatan untuk kawula muda ini tampaknya akan berjalan sukses. Apalagi motivasi diadakannya kegiatan yaitu untuk memperkuat tali silaturahmi antar Warga Saniangbaka terus digemakan. Semoga semangat silaturahmi dan sportifitas sebagai nilai inti dari olahraga itu terus dipelihara oleh semua pihak, baik Panitia maupun para peserta. Selamat bertanding..! (yd)
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
IWS CUP IX TAHUN 2011 Pelindung Penanggung Jawab Pengarah/Penasehat
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Bidang: 1. Pertandingan 2. Dana 3. Humas/Publikasi
4. Konsumsi
5. Sarana Prasarana
6. Dokumentasi
7. Keamanan
8
Edisi: 8 / Juni 2011
: DPP IWS : DPC IWS DKI JAKARTA : H.ADE FATRIA H.CHAIRUL UMAYYA ZULHELDI, MS. : DANIL S.Pd. : HENDRIZON : SUHENDRI SAMA FAISHAL : HERMAN MAIZAR : H.SUFRIZAL
○○○○○○○○○○○○○○○○○ : TIM Wasit PBSI : TIM DPC IWS DKI : HENDRA GUSTIAN NOVARIZAL OKTA : RICO PUTRA JONI REZA : YUDI M. ZEIN FIQRI : ADRIA BENI MULYADI ABENG : REFLI SASTRO IRKO HAFES
Contact Person : 1. H.Andri Novel 2. H.Ade Patria 3. Danil 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
H.Syailful Kamil Faishal Suhendri Sama Herman Rico Hendra Novarizal
: 0812 8000 639 : 0812 845 421 82 : 021-71487361 0812 1358 2902 : 0813 82765 600 : 0812 1324 949 : 0852 1001 0561 : 0812 8876 4445 : 0813 1125 4433 : 0813 1452 0971 : 0812 11 300 2126
Sajian UTAMA
Siapa Ketua Umum DPP IWS yang Baru
?
TIDAK lama lagi Musyawarah Besar Ikatan Warga Saniangbaka akan dilangsungkan. Perbincangan mengenai siapa yang akan dipilih untuk menjadi ketua umum yang baru semakin mengemuka , baik dikalangan warga maupun dikalangan petinggi IWS. Sejumlah nama yang dianggap pantas memimpin organisasi para perantau Saniangbaka untuk periode 2011-2015 ini pun mulai muncul. Mereka yang muncul itu berasal dari beberapa kalangan. Ada dari barisan penasehat, mantan ketua umum, ada juga dari pengurus yang sedang aktif, serta dari tokoh cabang. Nama-nama itu di antaranya, H Yunasril Anga, Kolonel Ruzel Habib, H Sudasril Darwis, Dr.H. Usman Yatim MPd,M.Sc, DrsH Chairul Umaya MM AK, H Andri Novel, H Zulkifli, Drs Yulnasman Yasin dan lain lain.
H. Yunasril Anga Nama H. Yunasril Anga sudah muncul pada Saran edisi lalu. Sebagaimana diketahui beliau adalah Ketua Umum DPP IWS yang sekarang. Pak Anga terbilang seorang pengusaha Minang yang sukses di Pulau Dewata. Beliau disebut oleh H. Sudasril Darwis pantas untuk melanjutkan sebagai ketua karena kepemimpinannya selama ini dinilai berhasil. Menurut Haji Su, pada masa kepengurusan ini cukup banyak program yang sukses terlaksana, yang paling menonjol adalah terselesaikannya proyek Gedung Serba Guna IWS di Cibitung, serta suksesnya pelaksanaan Pulang Basamo 2010. Pendapat senada juga dilontarkan oleh sejumlah tokoh di kampung, seperti, Dasrizal Candra Bahar, Ridwan Husen dan Drs Irfan Umir Dt Mustafa.
Kolonel Ruzel Habib Ada juga nama Kolonel Ruzel Habib, atau urang awak lebih mengenalnya dengan nama ‘Panser’. Nama Ruzel disebut oleh dua tokoh IWS yaitu Eri Yongker Rajo Bujang dan Drs Yulnasman Yasin. Menurut Pak Yongker, Putra dari Bapak Habib Pono ini adalah kader muda yang sangat potensial untuk memimpin IWS karena melihat kapasitas beliau yang sukses menapaki karirnya, sarat pengalaman dan sudah digembleng oleh suasana kedisiplinan. Sedangkan Yulnasman melihat Ruzel adalah figur berwibawa. Mengenai urusan memimpin tentu bukan hal baru bagi Putra Koto Raso ini. Kata Pak Yul, wibawa beliau dapat terlihat ketika kegiatan Pulang Basamo. Sejak berangkat sampai menyebrang Selat Sunda dengan Fery Khusus berikut pengawalan ketat itu adalah berkat pengaturan beliau. Kawankawan panitia Pubas memanggilnya dengan sebutan ‘komandan’. Kesetujuan terhadap nama beliau juga terlontar dari tokoh di kampung seperti Atrizon Spd dan Yunisbar Marah Banso.
Edisi: 8 / Juni 2011
9
Sajian UTAMA
H. Sudasril Darwis Disebut juga nama H. Sudasril Darwis, Pemimpin usaha Prima Fashion. Orang mengenalnya dengan sebutan Haji Su. Tentu saja nama ini sudah tak asing lagi bagi urang awak, apalagi nama Prima Fashion yang sudah berkali-kali menjadi sponsor utama pada kegiatan pulang basamo. H. Ikhlas Bahar secara tegas menyebut dan ‘menantang’ beliau. Bila mau dan bersedia dicalonkan, maka dia mengaku siap mendampingi dan menjadi tim suksesnya. Tantangan itu dilontarkan langsung dihadapan Haji Su disela-sela rapat pengasuh Saran di rumah H. Syafril. Cuma saja waktu itu Haji Su menjawab bahwa umurnya sudah ketuaan, masih banyak yang muda-muda yang pantas katanya.
Dr. H. Usman Yatim,MPd,MSc Pada saat rapat Saran itu juga ada yang menyebut nama H. Usman Yatim,seorang Pengasuh kawakan pada Majalah Saran kita ini yang baru saja menyelesaikan program Doktornya di Universitas Negeri Jakarta.Beliau adalah penggerak utama bagi keberlangsungan Saran selama ini. Hanya saja sayangnya, mengingat kesibukannya belakangan ini serta untuk regenerasi dan karena faktor kejenuhan juga, maka pada beberapa waktu lalu beliau bersama yang lain menyatakan mundur dari posisinya sebagai Pimpinan Radaksi Saran. Untungnya mundurnya itu bukan untuk meninggalkan Saran sama sekali, beliau pun menyatakan siap selalu membantu. Dan mengenai penyebutan namanya untuk calon ketua umum, alumni Lemhanas ini menjawab bahwa masih ada kader lain, apalagi dirinya sudah pernah menempati posisi itu pada saat awal berdirinya IWS.
Drs. H.Chairul Umaiya MM. AK Nama berikut yang juga muncul adalah Drs. H.Chairul Umaiya MM. AK, mantan Ketua Umum DPP IWS yang sekarang menjabat sebagai penasehat. Penyebutan nama Pimpinan Grup Usaha Manisa Jaya ini banyak terdengar dari kawan-kawan di lingkungan DPC IWS Jakarta.Bahkan H. Andri Novel,ketuanya sendiri dengan mantap menyatakan keyakinannya untuk mencalonkan beliau.Dukungan itu disampaikan secara terbuka dihadapan yang hadir pada acara pembubaran Panitia Bubas di rumah salah seorang kolega Urang Awak di bilangan Cimande-Sukabumi,beberapa waktu yang lalu.Haji Novel menyebut untuk saat ini beliaulah salah satu yang terbaik diantara yang ada.
H. Andri Novel Ada lagi dua kader muda IWS yang disebut-sebut pantas untuk memimpin.Pertama H. Andri Novel,bos Grup Usaha Telaga Warna Plastik dan Drs Yulnasman Yasin,seorang Pengusaha Rumah Makan di Cibitung-Bekasi.Penyebutan nama H.Novel dilontarkan langsung oleh Pak Anga pada saat rapat koordinaSi DPP di GSG Cibitung beberapa waktu lalu.”Inilah salah satu calon ketua IWS kedepan”,kata sang ketua umum dihadapan para perserta rapat pada waktu itu.Yang disebut namanya pun pada saat itu hanya senyum-senyum saja. Memang nama salah seorang Putra Rumah Sasak ini sudah tidak asing lagi di lingkungan IWS,terutama warga DKI.Saat ini beliau masih menjabat sebagai ketua umum DPC DKI untuk periode yang kedua.
Drs. Yulnasman Yasin Sedangkan nama Drs. Yulnasman Yasin terdengar dikalangan beberapa kawan di DPC IWS DKI.Kaktifannya dalam banyak kegiatan IWS selama ini menjadi alsan untuk menyebutya pantas untuk memimpin organisasi Urang Awak ini.Yulnasman memang sudah cukup lama juga terlibat dalam berbagai kegiatan IWS.Selain terlibat sebagai salah seorang ketua di DPC DKI,beliau adalah seorang wakil Sekretaris di DPP IWS. Beliau juga salah seorang pembicara tetap dalam Pengajian Minggu pagi di GSGCibitung bersama H.Yon Helmi dan H.Faisal.Bapak dari Azizah,Asman,Yusuf,Farhan dan yang lainnya ini adalah orang yang sangat peduli akan peningkatan pemahaman dan kesadaran warga terhadap Agama.Itulah makanya hampir disetiap pembicaraan beliau selalu menyelipkan pean-pesan yang disandarkan pada ajaran Allah dan Rasul nya.
10
Edisi: 8 / Juni 2011
Sajian UTAMA
H.Zulkifli Mak Etek Tersebut juga nama H.Zulkifli,Sumando Rang Sikumbang,Suami dari Hj.Susi Akmar.Banyak orang lebih mengenalnya dengan panggilan Mak Etek yang sering disingkat dengan ‘ME’.Menurut M.Edrison Kamil,tokoh yang satu ini cocok untuk memimpin Organisasi IWS karena mantan aktifis IPPSB ini adalah orang yang tenang dan berwibawa,dan keberadaannya ditengah masyarakat Saniangbaka juga cukup disegani.Beliau juga pnya andil erhadap suksesnya pembangunan Gedung Serba Guna IWS di Cibitung. Itulah nama-nama yang muncul dan disebut-sebut pantas untuk memimpin DPP IWS untuk periode berikut.Dapat dikatakan bahwa semua nama tersebut adalah orang-orang yang sudah dikenal serta merupakan tokoh-tokoh yang punya andil terhadap perjalanan IWS selama ini .Masih banyak nama-nama lain yang belum disebutkan.Para calon pemimpin yang potensial tentu juga banyak berada di DPC-DPC,Cuma karena keberadaan DPP yang menurut anggaran dasar itu adalah ada di Jakarta,maka peluang untuk posisi Ketua tentu lebih banyak terbuka kepada yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya juga. Hanya saja tentang penyebutan nama-nama itu baru sampai pada tahap obrolan.Belum ada yang secara resmi mendaftarkan kepada panitia.Sebagaimana diketahui memang panitia belum menyatakan membuka pendaftaran untuk itu.Belum diketahui juga,akan seperti apakah sistem pencalonan dan pemilihan yang akan diterapkan pada Mubes yang akan datang. Semantara waktu tersisa menuju acara Mubes tersebut tinggal menghitung hari,yaitu Juni 2011. Lalu siapakah yang akan dipercaya untuk memimpin perkumpulan para perantau Saniangbaka ini untuk periode berikut?tentu hal itu terpulang kepada para dunsanak sekalian,terutama para seluruh anggota pengurus DPP dan DPC se Indonesia yang punya hak suara untuk memilih nantinya. (yd) ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Yulmedia SH: Yang Muda Lebih Berpotensi DISKUSI mengenai generasi mana yang pantas memimpin IWS ke depan semakin menghangat. Ada yang mengatakan generasi tua lebih cocok, dengan alasan mereka lebih berpengalaman. Atau istilahnya mereka lebih banyak makan asam garamnya hidup dibanding yang muda. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa kalangan mudalah yang pantas, karena mereka punya semangat juang yang lebih tinggi. Pendapat yang kedua inilah yang diyakini oleh Yulmedia SH, Putra dari Almarhum Bapak Agus Wartawan. Beliau berpendapat, kalangan muda itu lebih energik dan punya pemikiran yang lebih segar dibanding kalangan tua. “Sejarah membuktikan bahwa banyak kesuksesan diraih ketika kepemimpinan berada di tangan anak muda,” ujarnya. Dia memberikan contoh Muamar Khadafi dan Sukarno, keduanya sukses membawa perubahan besar pada bangsanya di saat umurnya masih muda. Hanya sayangnya, barangkali akibat terlalu lama berkuasa, keduanya lalu melakukan kekeliruan dan punya akhir yang tidak baik. “Sangat mungkin kesuksesan di
IWS juga akan diraih bila kepemimpinan itu diserahkan pada kalangan muda,” ujar Jebolan fakultas Hukum Universitas ini. Diapun menyebut nama beberapa orang kader muda IWS, yaitu H. Ade Patria, Iy Dtk Bandaro Basa dan Gusmadi. Menurutnya, mereka punya potensi besar untuk membawa IWS menuju kesuksesan. “Saya melihat mereka punya bakat untuk menjadi pemimpin. Itu terlihat saat bersama koleganya yang lain dapat membawa kesuksesan di lingkungan DPC IWS DKI, dan tentu banyak lagi kader muda lain yang punya potensi sama, “ jelasnya. Dia menilai kepemimpinan di IWS yang sekarang sudah masuk pada barisan orang tua. “Sudah saatnya kalangan muda muncul dan memegang kendali,” katanya. Dia menyebutkan kenapa kalangan tua yang sekarang sulit memunculkan pola baru untuk sukses, adalah dikarenakan mereka sudah begitu terbiasa dengan tradisi lama, seperti; kurang disiplin, lamban, dan kurang sungguh-sungguh. “Saatnya caro lamo itu kita tinggalkan,” himbaunya. Agaknya sinyalemen tentang penyakit lama di lingkungan IWS,
seperti; kurang disiplin, lamban dan kurang sungguh-sungguh itu mungkin tidak salah. Penilaian lain yang menyebut bahwa IWS itu baru sampai pada bentuk kelompok arisan saja, belum bisa disebut organisasi, juga ada benarnya. Sebagai introspeksi, penilaian seperti itu bagusnya diterima dengan tekad akan merobahnya pada masa yang akan datang. Hanya saja bakat kurang baik tersebut tidak mustahil juga dimiliki oleh kalangan muda. Apa gunanya darahnya muda tapi penyakitnya sama. Kita berharap pada masa-masa mendatang bisa muncul kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Pemimpin yang dapat membawa gerbong anak Nagari ini sampai pada tujuan dan cita-cita bersama. Persoalan umur tentu agak sulit menentukan batasnya, yang terpenting sekali adalah kapasitas dan kapabilitas dari seseorang. Bila potensi itu memang lebih berada pada kalangan muda kenapa tidak, tapi mereka tentu harus dapat membuktikan dan meyakinkan para peserta Mubes, karena itulah tiket resmi untuk menjadi Ketua di IWS. (yd)
Edisi: 8 / Juni 2011
11
Sajian UTAMA
Rencana Pembaharuan kembali AD/ART IWS
UNTUK memperbaharui semangat dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman, maka pada Mubes yang akan datang dijadwalkan akan dilakukan pembahasan ulang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga(AD/ART) IWS. Berikut kami tampilkan AD/ART hasil amandemen th 1996 untuk dipelajari, terutama oleh calon peserta Mubes:
ANGGARAN DASAR IKATAN WARGA SANINGBAKAR Mukadimah Bismillahirrohmanirrohim Bahwa dengan rahmat Allah swt, dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia pada umumnya dan nagari Saningbakar khususnya, sesuai dengan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara, maka segenap warga Saninbakar yang berada di kampung halaman maupun yang berada di perantauan, bersepakat bulat untuk berhimpun dalam suatu wadah organisasi yang bernama Ikatan Warga Saningbakar disingkat IWS. Bahwa Organisasi Ikatan Saningbakar (IWS) bersifat sosial dan kemasyarakatan yang terikat langsung terhadap pembangunan nagari Saningbakar serta membina dan mengembangkan anggotanya sebagai bagian dari pembangunan nasional umumnya dan warga Saningbakar khususnya, terutama di bidang sosial dan kemasyarakatan. Bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tersebut di atas, maka organisasi ini menghimpun segala potensi anggota, membina dan menanamkan motifasi cinta nagari dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka disusunlah Anggaran Dasar Ikatan Warga Saningbakar sebagai berikut : BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN ORGANISASI Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Warga Saningbakar, disingkat dengan IWS. 2. Ikatan Warga Saningbakar didirikan di Jakarta pada tahun 1962 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasa12 Organisasi Ikatan Warga Saningbakar berkedudukan di Jakarta dan mempunyai cabang serta rayon di manapun warga Saningbakar berada.
12
Edisi: 8 / Juni 2011
BAB II ASAS, TUJUAN DAN SIFAT ORGANISASI Pasal 3 Organisasi Ikatan Warga Saningbakar berasaskan Pancasila. Pasal 4 Organisasi ini bertujuan untuk membangun masyarakat nagari Saningbakar dalam rangka pembangunan bangsa dan tanah air Indonesia di segala bidang. Pasal 5 1. Organisasi ini merupakan wadah warga Saningbakar untuk berperan aktif dalam pembangunan nagari Saningbakar dan anggotanya. 2. Organisasi ini memiliki sifat berahlaqul karimah, kekeluargaan dan gotong royong musyawarah untuk mufakat, berkeadilan sosial, manfaat bagi anggota dan nagari, toleransi dan mawas diri, serta mendahulukan kepentingan organisasi dari pada perorangan. BAB III SUSUNAN PENGURUS Pasal 6 1. Susunan pengurus dalam organisasi ini terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pengurus di tingkat pusat dinamakan Dewan Pengurus Pusat (Disingkat DPP), di tingkat cabang dinamakan Dewan Pengurus Cabang (disingkat DPC), dan di tingkat rayon dinamakan Dewan Pengurus Rayon (disingkat DP Yon). 2. Dewan Pembina dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) dipilih dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar, Dewan Pengurus Cabang dipilih dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang dan Dewan Pengurus Rayon dipilih dan bertanggungjawab kepada musyawarah anggota rayon. BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 7 Seluruh warga Saningbakar yang berada di perantauan yang terikat dengan nagari Saningbakar dapat dapat menjadi anggota organisasi. MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 8 1. Kekuasaan tertinggi organisasi terletak pada Musyawarah yang dijalankan oleh Pengurus Organisasi. 2. Tingkat Musyawarah dalam Organisasi terdiri atas: Musyawarah Besar Luar biasa, Musyawarah Cabang, Musyawarah Cabang Luar Biasa, dan Musyawarah Rayon. Pasal 9 Organisasi ini mempunyi tingkatan/jenis rapat, yaitu rapat
Sajian UTAMA pengurus pusat lengkap, rapat Dewan Pembina, rapat Dewan Pengurus Pusat (DPP), rapat cabang, rapat rayon dan lain-lain rapat yang dilaksanakan dalam Musyawarah. BAB VI KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 10 Kekayaan organisasi diperoleh dari : 1. Iuran wajib dan sukarela dari anggota 2. Sumbangan-sumbangan lain dari anggota dan simpatisan serta unit-unit usaha lain yang halal dan tidak mengikat. BAB VII ATRIBUT ORGANISASI Pasal 11 Atribut organisasi di tetapkan oleh Mubes BAB VIII PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 12 1. Organisasi ini dapat dibubarkan atas persetujuan minimal 3/4 dari jumlah DPC yang ada dan hadir pada Musyawarah Besar yang ada dan hadir pada Musyawarah Besar yang dilaksanakan untuk itu. 2. Apabila organisasi dibubarkan, maka seluruh kekayaan organisasi diserahkan kepada Kerapatan Adat Nagari (KAN) Saningbakar. BAB IX ATURAN PERALIHAN Pasal 13 Anggaran Dasar ini merupakan perwujudan secara yuridis dari Ikatan Warga Saningbakar (IWS) yang telah ada sejak tahun 1962. BAB X PENUTUP Pasal 14 1. Anggaran Dasar ini dapat disempurnakan melalui Musyawarah Besar. 2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh Musyawarah Besar III. Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga. Anggaran Dasar ini untuk pertama kali ditetapkan dalam musyawarah Nasional I IWS di Saningbakar pada tanggal I Juli 1990
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN WARGA SANINGBAKAR Bismillahirrahmanirrahim Bab I NAMA DAN PENGERTIAN Pasal 1
1. 2.
3.
4.
5.
Organisasi ini bernama Ikatan Warga Saningbakar, dan disingkat IWS. Yang dimaksud dengan Ikatan di sini ialah bentuk suatu perkumpulan yang terdiri dari perorangan atas dasar sukarela dan mempunyai kesamaan pandangan terhadap cita-cita, asas dan tuj uan. Yang dimaksud dengan Warga disini adalah anggota yang dilihat dari segi tempat dan atau yang punya kaftan atau hubungan dengan tempat tersebut. Yang dimaksud dengan Saningbakar disini adalah suatu tempat atau daerah, atau nagari yang masuk dalam kawasan Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Dengan demikian, Ikatan Warga Saningbakar (IWS) adalah organisasi untuk warga atau mempunyai hubungan, dan atau yang simpati dengan Saningbakar.
BAB II KEANGGOTAAN Pasal 2 Setiap warga Saningbakar yang berada di perantauan dan atau mereka yang punya hubungan dengan Saningbakar dan mendukung kegiatan pembangunan nagari dapat diterima menjadi anggota organisasi ini. Pasal 3 Status Keanggotaan 1. Anggota biasa. 2. Anggota istimewa. 3. Angggota kehormatan. Pasal 4 1. Anggota biasa adalah setiap warga Saningbakar atau mereka yang punya hubungan kekeluargaan dengan warga Saningbakar. 2. Anggota istimewa adalah para tokoh / pemuka masyarakat Saningbakar yang berada di Saningbakar. 3. Anggota kehormatan adalah mereka yang dinilai berjasa dan punya perhatian sangat besar terhadap kelangsungan IWS dan nagari Saningbakar, serta disahkan melalui Musyawarah Besar IWS. BAB III KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Pasal 5 Setiap anggota berkewajiban 1. Menghayati dan mengamalkan asas, aqidah dan tujuan organisasi. 2. Mentaati seluruh keputusan Musyawarah Besar. 3. Melaksanakan dan atau mentaati semua keputusan organisasi. 4. Membantu pimpinan atau pengurus dan melaksanakan tugas organisasi. 5. Mengamankan dan memperjuangkan seluruh konsepsi organisasi. 6. Menjaga nama baik organisasi serta menentang setiap usaha/tindakan yang merugikan kepentingan nagari. 7. Menghadiri rapat-rapat. 8. Ikhlas membantu/menyumbang dana organisasi. Pasal 6 Setiap anggota berhak :
Edisi: 8 / Juni 2011
13
Sajian UTAMA 1. 2.
Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul serta saran-saran. 3. Memperoleh perlindungan, pembelaan dari organisasi. Pasal 7 1. Anggota biasa berhak memilih dan dipilih. 2. Anggota istimewa berhak dipilih hanya untuk Dewan Pembina. 3. Anggota kerhormatan hanya berhak dipilih untuk Dewan Pembina dan atau Penasehat Cabang. BAB IV PEMBERHENTIAN ANGGOTA Pasal 8 Anggota berhenti karena : 1. Meninggal dunia. 2. Atas permintaan sendiri. 3. Diberhentikan. BAB V ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN KEGIATAN Pasal 9 Organisasi IWS diatur dengan AD/ART Pasa110 1. Untuk dapat dibentuknya cabang, sekurang-kurangnya cabang tersebut telah mempunyai 12 (dua belas) kepala keluarga. 2. Untuk dapat dibentuknya Rayon, sekurang-kurangnya telah mempunyai 6 (enam) kepala keluarga. Pasal 11 Organisasi ini mempunyai tugas pokok : 1. Meningkatkan peran serta warga Saningbakar baik berada di kampung maupun yang berada diperantauan dalam pembangunan nasional, terutama di bidang sosial kemasyarakatan Saningbakar. 2. Mengusahakan tertatanya kehidupan masyarakat Saningbakar yang harmonis, saling membantu dan selalu bertakwa kepada Allah Swt. 3. Menyelenggarakan kegiatan yang membantu peningkatan kehidupan sosial dan peningkatan hubungan sosial antar warga Saningbakar. 4. Ikut membantu kampung halaman Saningbakar, melalui peran aktif menyukseskan berbagai program pembangunan yang ada dalam nagari. Pasal 12 Organisasi ini mempunyai kegiatan : 1. Mengadakan berbagai pertemuan silaturahmi antar warga Saningbakar baik di perantauan maupun di kampung halaman. 2. Mengadakan berbagai kegiatan guna meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat Saningbakar melalui bidang usaha koperasi, pendidikan, arisan, pengajian, dll. 3. Mengadakan berbagai kegiatan untuk membantu masyarakat dan nagari Saningbakar seperti membantu mereka yang tertimpa musibah dan membantu penyelesaian sarana dan prasarana buat masyarakat Saningbakar.
14
Edisi: 8 / Juni 2011
BAB VI SUSUNAN DAN WEWENANG PIMPINAN ORGANISASI Pasal 13 Sususan organisasi terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Cabang dan Dewan Pengurus Rayon. Pasa114 1. Dewan Pembina merupakan badan yang memberikan pengarahan, petunjuk, pertimbangan, saran dan nasehat kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP). 2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) adalah badan yang berwenang untuk menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sesuai AD/ART, serta keputusan-keputusan Musyawarah Besar. 3. Dewan Pengurus Cabang (DPC) adalah badan yang berwenang untuk menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan segala ketentuan serta kebijaksanaan DPP di tingkat cabang sesuai dengan AD/ART, keputusan Mubes, dan keputusan Musyawarah Cabang. 4. Dewan Pengurus Rayon (DP Yon) adalah badan yang berwenang untuk menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan segala ketentuan serta kebijaksanaan Pengurus Cabang di tingkat rayon sesuai dengan AD/ ART, keputusan Mubes, keputusan Muscab dan Keputusan Musyawarah Rayon Mubes, dan keputusan Musyawarah Cabang. Pasal 15 1. DPP berkewajiban untuk memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Mubes. 2. DPC berkewajiban untuk.memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Muscab. 3. DP Yon berkewajiban memberikan laporan pertanggungjawaban pada Musyawarah Rayon. Pasa1 16 1. Susunan Dewan Pembina terdiri dari ketua, wakil ketua dan sejumlah anggota. 2. Susunan DPP terdiri dari Ketua Umum, Ketua Harian, Ketua-ketua, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris, Bendahara Umum, Wakil Bendahara. 3. Susunan DPC terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara dan seksiseksi bila dianggap perlu. 4. Susunan DP Yon terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. 5. Guna dapat memberikan pengarahan, bimbingan dan nasehat langsung, maka susunan DPC wajib dilengkapi dengan penasehat. Pasal 17 1. Dewan Pembina mempunyai wewenang untuk segera melaksanakan Musyawarah Besar Luar Biasa jika menilai DPP tidak mampu melaksanakan tugas sesuai dengan amanat Mubes dan AD/ART. 2. Penasehat Dewan Pengurus Cabang berhak mengundang Musyawarah Cabang Luar Biasa jika menilai DPC tidak mampu menjalankan organisasi sesuai amanat Musyawarah Cabang dan AD/ART, setelah berkonsultasi dengan DPP.
Sajian UTAMA 3.
4.
5.
Penggantian anggota Dewan Pembinaa dan DPP karena meninggal dunia hanya dapat dilakukan dalam rapat Pengurus Pusat Lengkap. Penggantian anggota Dewan Pembina dan DPP karena pengunduran diri hanya dapat dilakukan dalam rapat Pengurus Pusat Lengkap. Pengunduran diri anggota Dewan Pembina dan DPP hanya dapat diterima setelah mendapat persetujuan dalam rapat pengurus pusat lengkap.
BAB VII MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasa1 18 1. Mubes memegang kekuasaan tertinggi organisasi, menetapkan atau mengubah AD/ART, menetapkan program umum kerja organisasi, menilai pertanggungjawaban DPP, memilih dan menyusun personalia Dewan Pembina serta DPP. 2. Mubes sedikitnya bersidang sekali dalam 4 tahun dan dilaksanakan oleh DPP. 3. Mubes Luar Biasa mempunyai wewenang dan kekuatan yang sama dengan Mubes. 4. Musyawarah Nasional I dianggap sama dengan Mubes. Pasa1 19 1. Muscab bertugas menyusun program kerja pengurus cabang dalam rangka menyukseskan program umum kerja organisasi, menilai pertanggungjawaban pengurus cabang, memilih pengurus cabang, dan menetapkan keputusan lainnya dalam batas wewenangnya. 2. Muscab bersidang sedikitnya 4 tahun sekali. 3. Muscab dilaksanakan oleh pengurus cabang dan diikuti para anggota. 4. Muscab Luar Biasa mempunyai wewenang dan kekuatan yang sama dengan Muscab. 5. Musyawarah Rayon mempunyai tugas yang sama dengan Muscab pada tingkatnya. Pasa1 20 1. Mubes dihadiri oleh Dewan Pembina, DPP, dan unsur pengurus cabang. 2. Pimpinan Mubes dipilih oleh dan dari peserta Mubes. 3. Sebelum pimpinan Mubes terpilih, DPP bertindak sebagai pimpinan sementara. 4. Khusus untuk Munas I, ayat (1) dan (3) dalam pasal ini dapat disesuaikan menurut Tata Tertib Munas I. Pasa1 21 Guna melaksanakan tugas dan wewenangnya, Dewan Pembina bilamana perlu dapat melaksanakan rapat, dan disebut Rapat Dewan Pembina. Pasa1 22 1. Rapat Pengurus Pusat Lengkap diikuti oleh Dewan Pembina, DPP dan unsur organisasi/lembaga keluarga besar MS. 2. Rapat Pengurus Pusat Lengkap berwenang membahas berbagai masalah sebagai bagian dari penjabaran pelaksanaan tugas DPP. Pasal 23 1. Rapat DPP diikuti segenap anggota DPP. 2. Rapat DPC diikuti oleh anggota pengurus cabang dan penasehat.
3.
Rapat anggota adalah rapat yang dilaksanakan pengurus cabang dan rayon guna membahas program kegiatan organisasi dan mendengarkan berbagai pandangan, usulan dan saran anggota.
BAB VIII PEMILIHAN PIMPINAN DAN PENGURUS Pasa1 24 1. Pemilihan Dewan pembina dan DPP dilaksanakan oleh Mubes dan dilakukan melalui formatur. 2. Formatur dipilih oleh peserta Mubes melalui utusanutusan cabang. 3. Pemilihan DPC dilaksanakan dalam Muscab dan di lakukan melalui formatur. 4. Pemilihan DP yon dilaksanakan dalam Musvawarah Rayon dan melalui formatur BAB IX PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 25 1. Musywarah dan rapat disemua tingkat dapat di nyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh yang diundang. 2. Apabila rapat belum mencapai quorum rapat dapat di tangguhkan pada waktu yang ditentukan kemudian. 3. Apabila setelah penundaan satu kali, ternyata quorum belum juga tercapai maka pengurus dapat mengambil kebijaksanaan lain untuk tetap melangsungkan rapat tanpa tergantung pada quorum. BAB X KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 26 1. Pemungutan iuran wajib anggota dilakukan oleh pengurus cabang dan rayon. 2. Hasil yang dipungut pengurus cabang dan rayon dapat di serahkan kepada DPP sebagian, bila hal tesebut diperlukan guna pelaksanaan program umum organisasi. 3. Kekayaan organisasi dapat dikuasai atas nama DPP dan DPC. 4. Usaha-usaha yang sah hanya dapat dilakukan bila telah diputuskan di rapat DPP dan DPC Pasal 27 Seluruh harta dan kekayaan organisasi baik yang berasal dari sumbangan, bantuan maupun yang berasal dari berbagai usaha, dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai tujuan organisasi. BAB XI ATURAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pasa128 1. ART ini hanya dapat disempurnakan melalui Musyawarah Besar. 2. ART ini sah dan berlaku mulai tanggal ditetapkan. 3. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini hanya dapat diatur kemudian oleh DPP dalam peraturan organisasi. Anggaran rumah tangga ini pertama kali ditetapkan dalam Musyawarah Nasional I IWS di Saningbakar, pada tanggal 1 Juli 1990.
Edisi: 8 / Juni 2011
15
WACANA
Mengembangkan Khittah DPP IWS Oleh Usman Yatim
M
usyawarah besar IWS (Ikatan Warga Saniangbaka) bakal digelar akhir Juni ini? Sudah siapkah segenap anggota dan tokoh IWS, terutama segenap pengurus DPC (Dewan Pengurus Cabang) IWS menyambut perhelatan organisasi Saniangbaka ini? Pertanyaan ini patut diajukan mengingat Mubes jangan dijadikan serimonial, tempat perdebatan hangat, namun tanpa menghasilkan apa-apa, kecuali pengurus yang nantinya banyak dikritik. Perlu diingatkan, Mubes IWS digelar adalah untuk membincangkan seputar kiprah IWS di pentas nasional, dalam arti membicarakan IWS dalam lingkup menyeluruh. Mubes selain fokus pada penetapan program, penataan organisasi, juga membahas dan menetapkan personalia DPP (Dewan Pengurus Pusat). Keberadaan DPP dalam IWS baru dikenal awal tahun 1990-an, tepatnya ketika dilangsungkan Musyawarah Nasional (Munas) Pertama IWS di Saniangbaka,awal Juli 1990. Istilah Munas sendiri kemudian, sesuai AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) IWS berubah menjadi Mubes. Berarti, sudah berapa kali IWS bermubes? Kalau tidak salah Mubes IWS 2011 merupakan untuk yang keenam kali, dalam arti Mubes (munas) I terpilihnya ketua umum Drs H Moestafa Kadir, Mubes II mengangangkat Letkol H Syamsul Bahri Palimo Kayo, Mubes III terpilihnya H Eddy Rasya, Mubes IV memilih Drs H Chairul Umaiya, Mubes V memilih H Yunasril Anga, dan Mubes VI yang akan segera berlangsung. Munas I dilaksanakan masa kepengurusan IWS Pusat Jakarta diketuai H Usman Yatim. Kala itu, IWS Pusat Jakarta
16
Edisi: 8 / Juni 2011
dianggap sebagai kepengurusan IWS tingkat nasional. Cabang-cabang IWS ketika itu setuju-setuju saja IWS Pusat Jakarta, sebagai IWS tingkat nasional. Namun, Usman Yatim dan kawan-kawan, merasa risih disebut sebagai IWS Pusat tapi pengangkatannya hanya dilakukan oleh anggota IWS yang berada di Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek) sehingga merasa tidak memiliki legitimasi (pengakuan) resmi dari cabang-cabang IWS. IWS saat itu juga belum memiliki aturan main organisasi, seperti AD/ART. Oleh karena itulah, Usman Yatim dan kawan-kawan mensosialisasikan melalui Majalah (bulletin) Saran tentang perlunya ada DPP IWS dan pembentukannya harus melalui pertemuan tingkat nasional yang saat itu diputuskan sebetunnya menjadi Munas IWS I. Respon masyarakat terhadap gagasan DPP dan Munas cukup banyak, terlebih urang Saniangbaka di berbagai daerah bersemangat pula membentuk cabangcabang. Hal lebih menarik, Munas I IWS dirangkaikan dengan kegiatan Pulang
Basamo (Pubas) yang juga merupakan acara pubas pertama dilangsungkan oleh IWS. Alhasil, terselenggaralah Munas I IWS dan Pubas I IWS yang juga ditandai dengan kegiatan batagak gala dan penghulu, satu di antaranya Ifwandi Syafe‘i Datuk Bandaro Aceh. Munas I IWS juga menghasilkan AD/ART sebagai pedoman IWS. Berdasarkan sejarah tersebut, patut direnungkan dan disadari bahwa DPP merupakan wadah kepengurusan IWS dalam lingkup nasional. DPP IWS ditempati oleh tokoh-tokoh senior yang dapat menghimpun segenap pengurus IWS di tingkat cabang seluruh Indonesia. Awalnya, DPP IWS baru membawahi sekitar 6-7 DPC tapi kini sudah cukup banyak, bahkan dalam satu propinsi bisa beberapa DPC. Dengan demikian,khittah atau semangat keberadaan DPP jangan sampai dikembalikan ketika sebelum kehadirannya, melainkan justru harus lebih dikembangkan. Memang, DPP IWS pertama ada beberapa kelemahan, antara lain posisi
WACANA DPP dan Dewan Pembina ditempati oleh tokoh atau figur yang setara, baik dilihat umur dan posisinya dalam masyarakat sehingga hubungan antara DPP dan Dewan Pembina terasa kurang seirama. Kala itu, Usman Yatim yang merasa terlalu muda (32 tahun), mengaku belum pantas berada di DPP (terutama Ketua Umum) sehingga dia dan kawan-kawan lebih mengkampanyekan tokoh-tokoh senior, seperti Drs H Moestafa Kadir, Letkol H Syamsul Bahri, Muslim Atin, AB Sutan Kayo (alm), Mayor Hasan Latief, dan BK Sudaryono (alm) duduk dalam DPP dan Dewan pembina. Mengingat pengalaman tersebut, bila DPP IWS ingin melakukan pembaruan maka keberadaan Dewan pembina perlu lebih diberdayakan. Dalam hal ini, Dewan Pembina perlu diisi oleh tokoh yang kuat namun masih energik dan sosoknya masih cukup punya pengaruh baik secara internal maupun eksternal. Andai ini sesuai harapan, DPP IWS (pengurus harian) Periode 2011-2015, untuk Ketua Umum dan ketua-ketua perlu diisi orang-orang seperti Drs Yulnasman, H Andri Novel, Yudiharzi, Albar SE, dan lain-lain. Sedangkan Dewan Pembina dapat
ditempati oleh H Yunasril Anga, H Yon Helmi, Drs H Chairul Umaiya, MM Ak, Kolonel TNI AL Ruzel, H Sudasril Darwis, Ir H Ichlas Bahar, Drs Suryetman Yasin, dll. Kita berharap, Ketua dan anggota Dewan Pembina dapat dijadikan sebagai sosok pemimpin IWS tingkat nasional dalam lingkup pengaruh, terutama ketika melakukan lobi, perundingan dengan pemerintah. Sementara pengurus harian merupakan tokoh-tokoh yang bekerja keras, mengabdi dalam menggerakkan organisasi. Kalau dibayangkan dengan Partai Demokrat, Ketua Dewan Pembina orangnya adalah seperti sosok SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), sedangkan Ketua Umum DPP, seperti sosok Anas Urbaningrum. Sedangkan tokoh-tokoh tua, jika masih diperlukan masuk, maka perlu ada satu sebutan lagi, yaitu Sesepuh. Mereka ini bisa dimasukkan seperti Drs H Moestafa Kadir, Letkol H Syamsul Bahri Palimo Kayo, Kolonel H Salmi Djalal, dan lain-lain. Tentu saja, istilah Sesepuh perlu dimasukkan dalam AD/ART yang juga direncanakan akan diperbarui. Jadi, semua posisi dalam jajaran DPP IWS benar-benar proporsional dan efektif. Apa yang diharapkan oleh tokoh senior
kita, H Sudasril Darwis, yaitu orang-orang dalam DPP jangan asal masuk tapi benar-benar mau berbuat, sudah dapat diwujudkan. Memang, tradisi basa-basi, asal memasukkan nama tapi tidak banyak berbuat, bahkan tidak ada partisipasi sama sekali, sudah harus kita tinggalkan. Kita jangan memasukkan orang-orang karena posisinya saat ini tapi tidak pernah mau berkiprah mendukung IWS. Justru, orang-orang yang dimasukkan adalah mereka yang memang sudah kita lihat kepeduliannya kepada nagari dan masyarakat Saniangbaka. Begitu pula terhadap mereka yang tegas-tegas menolak masuk dalam jajaran DPP IWS, mengapa harus dipaksakan? Artinya, Mubes IWS 2011 cukup sampai pada pembentukan formatur dan pemilihan Ketua Umum. Selanjutnya susunan lengkap personalia diserahkan kepada formatur dan ketua umum, dengan diberikan tenggang waktu paling lama satu bulan sudah ditetapkan dan diumumkan. Dengan demikian, istilah membeli kucing dalam karung, tidak lagi terjadi, dan Mubes berjalan lancar, efisien, efektif, dan tentu saja sukses! **
Edisi: 8 / Juni 2011
17
RANTAU
DPC IWS Depok- Cibinong Terbentuk Dengan semangat dan kemauan tinggi yang pelopori oleh generasi muda, serta dorongan kuat dari para orang tua, warga Saniangbaka di dua wilayah ini bersepakat untuk membentuk Cabang baru IWS yang diberi nana DPC IWS Depok dan Cibinong. Kesepakatan ini dilaksanakan dalam rapat warga yang dihadiri oleh lebih dari lima puluh KK pada tanggal 20 February 2011. RAPAT ini dilaksanakan di Lantai II Pasar Agung Depok. H. Kasmullah AK salah seorang inisiator juga selaku tuan rumah dalam pelaksanaan pertemuan ini menyampaikan bahwa, “Ide pendirian DPC ini sudah berkembang cukup lama di kalangan warga. Mengingat jumlah kita sudah sangat pantas untuk membentuk pengurus sendiri, namun selama ini kita selalu terkendala masalah teknis dan mekanisme pembentukan sebuah cabang IWS. Sekarang merupakan waktu yang tepat untuk mengujudkan impian itu,” ujarnya. Selain itu beliau juga berharap kepada pengurus terpilih untuk dapat mengisi kekurangan dan mengejar ketertinggalan Depok dan Cibinong dalam beroraganisasi selama ini. Rapat yang dilaksanakan pada malam hari ba’da shalat Isya belangsung hikmat dan terarah. Dalam Rapat pembentukan Cabang IWS ini juga dihadiri oleh IR. Hardizal Bahar yang merupakan sesepuh warga dan sekaligus mantan Ketua Harian DPP IWS. Turut hadir dan sekaligus membidani terbentuknya kepengurusan ini Ketua Umum dan anggota pengurus DPC IWS DKI Jakarta, yang dikomandoi oleh H. Andri Novel. Dalam sambutannya, H. Andri Novel menyampaikan rasa bangga dan hormatnya kepada para inisiator yang telah berdaya upaya dalam pembentukan DPC IWS Depok dan Cibinong. Beliau juga menyampaikan terimakasih atas partisipasi warga selama ini kepada DKI dan sekaligus permohonan maaf atas kekurangan dan kelalaian dalam pelayanan
18
Edisi: 8 / Juni 2011
dari pengurus DPC IWS Jakarta sebagai payung warga selama ini. Hal ini disampaikan H. Andri Novel Rangkayo Sati mengingat selama ini kedua daerah ini berada di bawah bendera DPC IWS DKI Jakarta Rapat yang berlangsung hingga pukul 23.00 ini terdiri dari beberpa rangkaian acara. Setelah beberapa sambutan dan arahan, rapat lalu menyepakati pembentukan pengurus. Ini berarti telah lahir sebuah cabang baru IWS, yang dinamai dengan ‘DPC IWS Cibinong Depok’. Ada harapan dan saran kepada warga untuk lebih konsen pada figur Ketua dan Sekretaris. Selain harus kominikatif keduanya juga perlu
punya visi yang sama tentang IWS dan Nagari. Pemilihan pengurus dilaksanakan secara aklamasi, yang diawali dengan menampilkan para seluruh inisiator terlebih dahulu. Setelah itu barulah forum diminta untuk memilih pengurus perdana ini. Syahrizal Habib, salah seorang inisiator terpilih sebagai ketua, dengan wakilnya Noviardi Malin Marajo. Dalam sambutannya yang disampaikan oleh sang wakil ketua, mengharapkan warga dan pengurus untuk selalu menjaga kekompakan. “Jika itu dapat dijaga, apa pun progran yang akan kita buat Insya Allah akan dapat dilaksanakan dengan baik,” ujarnya. (GS)
Berita Acara Pendirian Pada hari ini Minggu tanggal 20 Februaari 2011 Bertepatan dengn : 16 Rabi’ul Awal 1432 M, pada jam 21.00. Kami warga depok dan Cibinong yang didampingi oleh Pengurus DPC IWS DKI Jakarta bersepakat membentuk Kepengurusan Baru IWS dengan Nama: Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Warga Saningbaka (DPC IWS) Depok dan Cibinong
Inisiator : 1. H. Kasmullah AK 2. Syahrizal Habib 3. Nofiardi Malin Marajo 4. H. Defripal, 5. H. Asrial 6. Roy Maicel 7. Syafrizal 8. Romed Susunan Pengurus Penasehat : H. Kasmullah Zulkirwan H. Syofyeni Ketua : Syahrizal Habib Wk. Ketua : Nofiardi Malin Marajo Sekretaris : Roy Maicel Wk. Sekretaris : Rismi Yuliadi Jumin Bendahara : H. Asrial Ketua- Ketua Bidang 1. Humas : Syafrizal 2. Pemuda dan Olahraga : Jhony 3. Kerohanian : Al -Fatah Koodinator Wilayah 1. Depok I : Hendriyanto 2. Depok II : Romed 3. Cibinong : H. Defripal 4. Cisalak : Refson Khalid 5. Citeureup : Novial 6. Cileunsi : Yudi Harzi 7. Bojong : Hendra Gustian Syahrizal Habib, Ketua DPC IWS Depok-Cibinong
RANTAU
IWS Bandung dan Cimahi Masih Kelelahan Dalam beberapa bulan terakhir ini aktifitas organisasi mengalami kemandekan, barangkali ini sudah lumrah terjadi di organisasi sosial kemasyarakatan, khususnya IWS. Kemandekan ini terjadi hampir semua tingkat kepengurusan baik pusat maupun daerah. Hal ini terjadi karena hampir semua pengurus dan warga sudah terkuras energinya dengan kegiatan Pulang Basamo (Pubas) pada bulan Juli 2010 lalu. SEAKAN kegiatan Pubas tersebut adalah klimaks dari kegiatan organisasi. Setelah itu dalam waktu beberapa lama pengurus dan warga berada dalam situasi kelelahan, terlena dan antiklimak. Kegiatan-kegiatan rutin yang biasa diadakan masing-masing tingkat organisasi agak mulai terabaikan. Tentu hal ini tidak perlu berlama-lama terjadi, karena keberadaan organisasi IWS bukanlah semata-mata untuk mengelola kegiatan besar semacam Pulang Basamo, Halal bi Halal, IWS Cup dan Mubes dan lain-lain. Yang lebih penting dari keberadaan IWS bagi urang awak adalah sarana untuk saling memberikan sumbangsih dan ajang silaturrahmi secara kontiniu. Dengan adanya kegiatan rutin dalam jangka waktu pendek tentu akan memberi dampak yang positif bagi warga Saniangbaka di perantauan dalam mengatasi berbagai hal. Apa yang diillustrasikan di atasi saat ini juga sedang dialami oleh dua DPC IWS di daerah Jawa Barat, yaitu Bandung Raya dan Cimahi. Pasca kegiatan besar Pubas 2010 lalu, boleh dikatakan tidak satupun kegiatan yang sangat menyentuh ke warga yang dilakukan secara organisasi. Awal kepengurusan DPC IWS Cimahi diawal 2010, terlihat adanya kesemarakan dan semangat baru yang ditunjukkan oleh pengurus dan warga untuk membangun silaturrahmi. Hampir tiap bulan diadakan pengajian secara bergiliran dan pengumpulan dana untuk mendukung operasional organisasi. Tampak sekali ada gairah baru dan dukungan penuh yang diberikan warga kepada pengurus untuk menjalankan roda organisasi, dan dukungan tersebut dibuktikan dengan
tingkat dan antusias yang tinggi untuk menghadiri acara pengajian dan puncaknya untuk mensukseskan Pubas. Ironisnya, selesai Pubas kegiatan organisasi otomatis terhenti untuk sementara. H. Ardizon, Ketua DPC IWS Cimahi juga mengakui terjadi kemandekan kegiatan organisasi IWS di Cimahi. Tanpa mau merinci penyebab terjadinya kemandekan tersebut, dia berjanji dalam waktu dekat akan mencoba berembuk dengan jajaran pengurus harian dan penasehat untuk mencari
“
Kegiatan organisasi untuk kegiatan Cabang memang belum ada, sedang untuk rapat pengurus akan diadakan nanti untuk mempersiapkan IWS Cup dan Mubes Chairil Anwar, SPT
solusi agar kegiatan IWS bisa diaktifkan lagi. Apalagi beberapa bulan ke depan akan menghadapi acara IWS Cup dan Mubes. Tentu ini memerlukan beberapa persiapan baik materi maupun non materi. Sementara Ketua DPC IWS Bandung Raya, Chairil Anwar, SPT. juga mengakui hal yang sama. Hanya saja dia mengatakan bahwa di Bandung Raya, ada kepengurusan di tingkat rayon. Saat ini yang mempunyai kegiatan rutin pada masing-masing rayon tersebut terutama arisan bulanan. Sebagaimana diketahui, DPC IWS Bandung Raya menaungi beberapa pengurus rayon yaitu Padalarang, Soreang, Balendah, Cileunyi, Ujung Berung, Sukajadi dan Lembang. “Kegiatan organisasi untuk kegiatan Cabang memang belum ada, sedang untuk rapat pengurus akan diadakan nanti untuk mempersiapkan IWS Cup dan Mubes,” kata Chairil Anwar. Untuk kegiatan Mubes nanti , dia berharap agar pimpinan DPP IWS dapat lebih baik kinerjanya dari pengurus saat ini dan menjalin komunikasi lebih intensif dengan daerah. Hafrizal Habib, mantan Ketua DPC dan sekarang menjadi penasehat IWS Bandung Raya ketika diminta tanggapannya atas terjadinya kemandekan hanya berharap agar pengurus dapat menjalankan program kerja organisasi yang sudah disusun dan dilaksanakan secara konsisten. “Sebaiknya pengurus sekarang dapat menjalankan program yang pernah disusun dan disepakati di mana sebagian program tersebut telah dilimpahkan pelaksanaannya kepada rayon,” imbaunya. Sebagai penasehat dia mengakui tidak mau terlalu mencampuri apa yang sudah menjadi wewenang pengurus harian. Apa yang telah diuraikan tentang kondisi IWS di daerah Bandung dan Cimahi, barangkali dialami oleh beberapa daerah lain. Ini harusnya menjadi pekerjaan rumah bagi Pengurus DPP IWS baik yang sekarang maupun pengurus mendatang untuk lebih memperhatian kondisi pengurus daerah. (MA)
Edisi: 8 / Juni 2011
19
RANTAU
RM 17 Provinsi Mendulang Sukses di Makassar DENGAN ILMU DARI BALI, KINI IA MEMPEKERJAKAN 50 KARYAWAN Cerita bermula dari kisah delapan belas tahun yang lalu, yaitu perjalanan seorang pria mencari penghidupan dari satu daerah ke daerah lain, dari satu propinsi ke propinsi lain. Dua pertiga dari wilayah Indonesia, saat itu yang masih terdiri dari 27 provinsi telah dilaluinya. Pria itu bernama Mukhlis Sabirin (41). Banyak sekali suka duka telah dilaluinya. Lalu kenapa RM 17 provinsi? MENURUT Sang Pengelana ini, perjalanan pahit itu berhenti pada Propinsi yang ke 17, yaitu di Sulawesi Selatan, tepatnya di Makasar. Di situlah ia memulai momen keberhasilannya dengan membuka usaha rumah makan. Nama rumah makan pun langsung ia beri nama RM 17 Provinsi, sampai-sampai jenis menu yang tersediapun 17 macam. Usaha yang jadi andalan orang Padang di rantau adalah membuka rumah makan, ia pun mencoba usaha yang sama. Dengan modal Rp 200 ribu dan pinjaman dari seorang teman sebesar Rp 500 ribu, Mukhlis (Kulih) membuka rumah makan. Berbekal pengalaman dan belajar ilmu dari Bali, dia memulai usaha dari nol. Tidak tanggung-tanggung ia terjun langsung mengurusi kegiatan usahanya dari menentukan 17 menu dan bahkan memasak sejak 18 tahun lalu. Ini ia lakoni untuk mengetahui dan dapat memantau perkembangan restoran. Apa yang dibutuhkan dan seberapa besar kebutuhan dari usahanya, dengan begitu ia dapat mengefektifkan dan mengefisienkan tata kelola RM –nya. Termasuk mempekerjakan asisten memasak atau tenaga pengganti jika ia bepergian. Kerja keras putra Saniangbaka Ka-
20
Edisi: 8 / Juni 2011
Mukhlis (Kulih)
“
Moto dari usahanya adalah “Lebih Baik dan Murah”. Pendekatan ini membuat usahanya dikenal banyak orang. Dia juga melayani “pesan antar” bupaten Solok ini berbuah manis. Usahanya berkembang seiring waktu. Keberhasilannya sebagai seorang muslim dapat dilihat dari berapa kali ia menuju rumah Allah (Mekkah). Ayah dua anak ini sudah 8 kali bolak balik ke tanah suci. Selain kategori tersebut ukuran usaha dikatakan berhasil dilihat dari kemampuan membayar tenaga kerja secara ru-
tin, seperti yang diungkapkannya bahwa dalam mengembangkan usaha ia dibantu oleh 50 orang karyawan dan juga tenaga ahli secara lahir batin dari seorang perempuan sekaligus istrinya. Selain faktor keberuntungan, ada hal lain dan merupakan syarat utama yaitu rajin, jujur dan kerja keras. Ketiga faktor inilah mengantarkan seorang warga Saniangbaka ini sukses di rantau. Tak rugi urang awak jauh-jauh cari kehidupan di rantau. Menurut pengakuannya, peran seorang perempuan turut andil dalam membesarkan usaha yang ia bangun. Perempuan itu tiada lain adalah Istrinya. Dia adalah tipe perempuan yang rajin, jujur, dan penuh cinta kasih. Tanpa didampingi istrinya ia bukan siapa-siapa. Istrinya sekaligus ibu dari 2 anaknya adalah penyemangat dalam berusaha dan menjalani kehidupan lahir batin. Dengan rendah hati dia tidak ingin berbicara masalah omset namun dilihat dari gaji karyawan sebanyak 50 orang dengan gaji yang bervariasi mulai dari 700 ribu sampai 1 juta dapat diperkirakan omsetnya. Namun bukan berarti dia tidak memiliki hutang.Ia juga mengambil kredit dari Bank, itu ia lakukan untuk membeli toko. Jika tidak memanfaatkan kredit dari Bank mana mungkin bisa memiliki tempat jualan, kalau nyewa terus-menerus agak berat, katanya. Faktor keberhasilan Kulih membesarkan usahanya membutuhkan stamina prima. Tidak gampang melakoni kegiatan sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Karena kegiatan memasak, mengelola 8 cabang RM 17 Provinsi yang tersebar di Makassar lalu mengurus pembukuan, ia jalani sendiri termasuk untuk transaksi bahan dan keperluan usaha di pasar. Bos merangkap koki. Moto dari usahanya adalah “Lebih Baik dan Murah”. Pendekatan ini membuat usahanya dikenal banyak or-
RANTAU ang. Dia juga melayani “pesan antar”. Jadi satu-satunya rumah makan Padang yang berinovasi, mengadopsi dan bersaing dengan berbagai jenis usaha makanan yang makin marak di Makassar. Dalam menjalakan bisnis RM ia ditunjang dengan fasilitas 4 mobil operasional, RM 17 Provinsi terbukti berhasil dan masuk kategori sukses. RM 17 Provinsi benar-benar mendulang sukses di Makassar. Dari sekian paparannya ada yang sangat menyejukkan hati yakni usaha yang ia jalani tidak semata-mata cari uang. Dia menerapkan bisnis berkemanusiaan dan berkeadilan sosial. Ini dimaksudkan untuk memberi pelayanan bagi semua karyawan-karyawanya. Mereka para pekerja diberi tunjangan hari raya sebesar gaji dan sumbangan ala kadarnya jika ada yang menikah. Secara kasad mata apa yang dicapai terkesan mulus dan lancar-lancar saja, namun secara manusiawi ia juga sering menghadapi ulah pekerja yang perangainya begini begitu. Dengan terpaksa iapun melakukan pemulangan atau pemutusan hubungan kerja meski berat harus dilewati. Tapi tak lupa pesangonpun tetap diberikan. Inilah indikator seorang Mukhlis, dia tidak menganut bisnis untuk cari uang semata, hubungan kemanusiaan tetap dijaga. (Utusan/Divia/Mks)
Rumah Gadang Yogyakarta Siap Menyusul SEOLAH tidak mau ketinggalan, dalam waktu tidak lama lagi Rumah Gadang Rang Saniangbaka di Yogyakarta akan segera terwujud. Rencana tersebut sudah dapat dikatakan positif karena menurut kabar, lokasi yang diincar oleh Pengurus IWS Yogya itu sudah dibayarkan uang panjarnya kepada pemilik. Panitia mengatakan tanah itu berada di lokasi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan jalan Ring Road, tepatnya di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul-Yogyakarta. Untuk mewujudkan niat tersebut, sejak dibentuk Panitia sudah langsung berkeliling melakukan sosialisasi dan pendekatan ke banyak pihak. Dalam rangka itu juga Panitia sengaja berkunjung pada waktu Rapat koordinasi DPP IWS di GSG Cibitung pada awal Februari yang lalu. Yang datang sebagai utusan langsung adalah Ketua Panitia Pengadaan Tanah dan Pembangunan Gedung Pertemuan Saniangbaka, Naswan Nain St Sati bersama Sekretarisnya Drs Saiful Adnan dan Herman Mak Etek. Kehadiran dalam acara tersebut betul-betul di-
manfaatkan untuk menyampaikan rencana bahwa warga Yogya sangat berkeinginan untuk memiliki sebuah gedung serba guna. Akan banyak sekali manfaatnya bila gedung tersebut benar-benar dapat terwujud. Hadirin pada waktu itu terihat cukup antusias mendengarkan pemaparan Panitia. Dengan cerdik, ketika rapat meminta komitmen hadirin untuk sumbangan kegitan Mubes, sang Ketua Panitia Pengadaan dan Pembangunan pun langsung buka dompet, seraya dengan jujur mengatakan, “ini adalah pancingan untuk meraih yang lebih besar,”ujarnya. Hadirin pun pada tertawa melihat kecerdikan tersebut. Pada kesempatan itu Panitia tidak lupa membagikan foto lokasi lengkap dengan proposal berikut anggaran biayanya. Tentang Lokasi yang sudah diincar, Eri Yongker Rajo Bujang menyarankan agar secepatnya dipanjar agar tidak keduluan oleh orang lain. Lalu Ketua DPP IWS, Yunasril Anga selaku Pimpinan Rapat ketika itu menyarankan dan mempersilahkan agar Panitia mengunjungi para donatur satu persatu. (yd)
Edisi: 8 / Juni 2011
21
RANTAU
Rumah Gadang Saniangbaka Telah Berdiri Megah SEBUAH “Rumah Besar” atau “Rumah Gadang “ milik warga Saniangbaka telah beriri megah di tanah Rantau. Disebut Rumah Gadag kaerna diharapkan gedung itu dapat di gunakan layaknya rumah Gadang, yaitu sebagai tempat keluarga berkumpul, bermusyawarah, pembinaan generasi plus sebagai tempat bermain. Bangunan itu telah diberi nama Gedung Serba Guna Ikatan Warga Saniangbaka yang disingkat dengan GSG IWS. Suasana dalam Gedung Serbaguna IWS Cibitung.
MENURUT cerita pengurus, semanga dibangunnya gedung itu bermula dari kegiatan IWS Bekasi yakni pengajian rutin di rumah salah seorang warga yang yang dikenal dengan ‘Surau Salek’ itu sudah tidak lagi mampu menampung jemaah. Lalu bertemu dengan keinginan DPP IWS untuk memiliki sebuah gedung Serba Guna, maka dilakukanlah upaya untuk mewujudkannya. Dimulai degan pengadaan tanah pada tahun 2003, lalu dibangun pada tahun 2005. Saat ini luas tanah seluruhnya adalah 1.571 M2, sedangkan luas bangunan yaitu 18mx24m. Terletak di tengah perkampungan
yang asri di bilangan Cibitung, tidak jauh dari Pasar Induk Cibitung -Bekasi. Saat ini pembangunannya sudah hampir selesai. Menurut Panitia, biaya yang telah dihabiskan sudah mendekati angka 2 Milyar Rupiah. Pekerjaan yang masih tersisa dan cukup urgen adalah pengadaan kamar mandi dan tempat berwudhu’. Sedangkan penggunaan gedung itu sendiri telah berjalan dari sejak lama, seperti untuk mengadakan rapat, baralek dan sebagainya. Yang rutin adalah kegiatan pengajian Minggu pagi serta kegiatan olahraga Bulu Tangkis dan Tenis Meja. Sungguh ini merupakan sebuah prestasi besar, mengingat besarnya biaya yang mampu dihimpun untuk menyelesaikan pembangunannya. Di bawah ko-
Gedung Serbaguna IWS di Cibitung, ketika masih proses finishing.
22
Edisi: 8 / Juni 2011
ordinasi DPP IWS bersama DPC IWS Bekasi dengan ujung tombak Pembangunan Bapak Ery Yongker sebagai Ketua Panitia bersama H. Zulkifli sebagai Bendahara dan Is Dt Bandararo Aceh sebagai Sekretaris. Dan banyak tokoh lainnya termasuk H. Faisal dan H. Sudirman Pakih Mudo dan yang lainnya, maka proyek besar itu dapat terlaksana dengan baik. Ketua Pembangunan GSG, Ery Yongker Rajo Bujang mengatakan bahwa ini adalah sebuah prestasi besar urang awak. Beliau sendiri tidak menyangka pekerjaan yang menelan biaya begitu besar ini dapat terselesaikan. “Memang agak terasa sesak nafas juga, kalau bukan karena dukungan para donatur, terutama H. Yon Helmi, H. Yunasril Anga, H. Azwar Akib, H. Chairul Umayya dan banyak yang lainnya, tentu hasilnya tidak akan seperti ini,” kata Pak Ery beberapa waktu lalu. Pak Yongker menceritakan betapa tidak mudah menyelesaikan tahap demi tahap pekerjaan tersebut. “Sering kali kami harus pinjam terlebih dahulu sana -sini ketika merampungkan satu pekerjaan. Yang paling mendebarkan adalah ketika Giro yang diberikan ke Pemborong hampir jatuh tempo, sungguh sulit dan pusing. Untungnya ada saja donatur yang siap membantu, semoga amal ibadahnya dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda,” katanya. (yd)
PROFIL
Bersama keluarga, mendapat ucapan selamat, setelah dinyatakan lulus.
“SAYA bersyukur atas cucuran rahmat dan kurnia yang dilimpahkan Allah Swt kepada saya dan keluarga. Namun, kehidupan saya sesungguhnya belum apa-apa, biasa-biasa saja. Ini hanya kegembiran sesaat, setelah itu yah kita masih harus banyak berbuat,” demikian kata Usman Yatim, ketika ditanya kesannya tentang gelar doktor yang kini dia sandang. Sosok yang selama ini dikenal sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Saran, baru saja meraih gelar doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sehingga bila ditulis lengkap namanya adalah Dr.H.Usman Yatim,M.Pd,M.Sc. Promosi ujian terbuka Usman Yatim berlangsung di Aula Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu (16/ 3). Asisten I Direktur Pascasarjana UNJ tampil memimpin sidang dengan didampingi Prof. Dr. H. Thamrin Abdullah MM, MPd, Prof. Dr. Soedjiarto MA dan Prof. Dr. Haryono Suyono MA (mantan Menko Kesra dan Taskin). Sedangkan Prof. Dr. Muchlis R. Luddin, MA dan Prof. Dr. Aris Pongtuluran, dr., MPH sebagai promotor.
bersama keluarga seusai dinyatakan lulus sebagai Doktor Manajemen Pendidikan
Edisi: 8 / Juni 2011
23
PROFIL
H. Sudasril Darwis dan Drs H Chairul Umaiya MM Ak, menyampaikan ucapan selamat.
Bersama Prof Dr Haryono Suyono MA (penguji) dan Dr Mulyono Dani Prawiro (Yayasan Damandiri), sebelum ujian terbuka.
Disertasi yang dipertahankan dosen tetap Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang juga Pemred Surat Kabar Madina itu, berjudul “Kebijakan Penyeleng-
24
Edisi: 8 / Juni 2011
garaan Pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Penelitian Kebijakan Pendidikan di Lemhannas RI)”. Setelah menjawab berbagai pertanyaan yang cukup gencar dari tim penguji, akhirnya bapak tiga anak ini dinyatakan lulus dengan kategori sangat memuaskan. Urang Saniangbaka yang menyaksikan ujian doktor ini antara lain Haji Sudasril Darwis, Drs.H. Chairul Umaiya, MM Ak, Bil Bachtiar Lc dan H.Masdar Bahar. Sebagaimana diberitakan koran Madina, rekan dan sejawat Usman yang hadir antara lain mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dr H Feisal Tamin, Wakil Gubernur DKI Prijanto, Rektor Universitas Prof Dr
Moestopo (Beragama) Prof Dr H Sunarto MSc, mantan Kapolda Sumsel Irjen Pol (P) Sisno Adiwinoto MM, pejabat BIN Irjen Pol Bambang Karsono, salah seorang Deputi Menko Perekonomian Dr Ir Arifien Habibie, pengusaha Dr Eddie Kusuma SH MHum, mantan Ketua STIA LAN (Lembaga Administrasi Negara) Prof Dr Johanes Basuki MPA yang kini menjabat Wakil Rektor II UPDM(B). Selain itu hadir pula Dekan Fikom UPDM(B) Drs H Hanafie Murtani MM, Dekan Fikom Universitas Esa Unggul Dr Indrawadi Tamin, Direktur Pascasarjana UPDM(B) Prof Dr Abdullah SE MM, pimpinan Yayasan Damandiri dan jajaran pengurus PWI Pusat seperti Wakil Sekjen Rita Sri
PROFIL
Hastuti, Wikrama I Abidin, Karim Puputungan, dan Upa Labuhari, serta sejumlah dosen UPDM(B). Menurut Usman Yatim, kini malah dia merasa berada dalam posisi nol kembali. Dalam arti, dia mengaku upaya meraih gelar doktor itu sudah berakhir, namun dia tetap merasa belum apa-apa. “Suka dukanya sudah selesai. Kini justru kita harus banyak berbuat nyata buat keluarga dan masyarakat. Selain itu, terpenting kita harus mau terus belajar. Gelar apapun tidak bermakna, jika kita berhenti belajar, tidak berbuat,” ucap Usman, suku Sikumbang (Balai Batingkah) yang menyatakan tetap siap berkiprah untuk majalah Saran meski jadi penasehat saja. Usman mengatakan, saat ini urang Saniangbaka sudah mulai banyak menyandang gelar doktor dari berbagai disiplin ilmu, bahkan masih muda-muda. Dirinya terbilang sudah tua, 53 tahun. Dia ambil S3 juga karena kebetulan. “Awalnya hanya karena diajak teman, ikut-ikutan daftar, lantas diterima, yah setelah itu dijalani saja, dan lumayan hampir 5 tahun baru tuntas. Bila dipikirpikir dengan keadaan, ingat masa lalu, heran juga koq bisa jadi doktor,” kata Usman tertawa. RIWAYAT HIDUP Usman Yatim lahir di Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, 7 Juli 1958, anak keempat pasangan Muhammad Yatim (alm/Sumpadang) - Hj. Barinam (Sikumbang). Menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di Saniangbaka, Kab Solok, Sumatera Barat (1971), Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) di Tanjungpura (1973), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Tanjungpura (1977). Menyelesaikan strata Satu jurusan Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah pada Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial (FPIS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Jakarta (1982). Selanjutnya menyelesaikan Studi S2 Program Penelitian dan Evaluasi Pendidikan pada Pascasarjana Universitas Prof.Dr.Hamka (Uhamka) di Jakarta (2001). Pada 2006, melanjutkan studi S3 pada Program Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan menyelesaikan Studi S2 Program Studi Ketahanan Nasional pada Sekolah
Berangkulan akrab, ucapan selamat dari Wagub DKI Prijanto
Pascasarjana Universitas Gadjahmada Yogyakarta (April 2010). Pada tahun 2006, mengikuti pendidikan Kursus Singkat Angkatan (KSA) XIV Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) Republik Indonesia. Sejak 1982 sampai 1999, dia menjadi wartawan Harian Suara Karya, kemudian Pemimpin Redaksi Tabloid Politisia (1999-2000), Redaktur Suratkabar Dialog (2000-2004) dan mejadi Pemimpin Redaksi Suratkabar MADINA/www.madina.co.id/ www.madina-sk.com (2004 – sekarang). Selain berkecimpung dalam dunia pers, sejak 2002 - sekarang, mengabdikan diri sebagai dosen tetap Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) Jakarta.
Bersama Prof Dr Haryono Suyono MA (penguji) dan Dr Mulyono Dani Prawiro (Yayasan Damandiri), sebelum ujian terbuka. Sebagai wartawan, Usman antara lain aktif dalam organisasi profesi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), antara lain menjadi Ketua Koordinatoriat PWI Jakarta Selatan (1991-1994), Ketua Seksi Perkotaan PWI Jaya (1998 – 2003), dan Ketua Departemen Wartawan Kesra PWI Pusat (periode 2003 – 2008 dan 2008- 2013), dan Wakil Manajer Program Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI Pusat (2010 – sekarang). Selain itu aktif sebagai anggota Komisi Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (periode 2005 – 2010 dan 2010 – 2015), anggota Majelis Pustaka dan
Edisi: 8 / Juni 2011
25
PROFIL
Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2010-2015), anggota Bidang Humas Pengurus IKAL (Ikatan Alumni Lemhanas) Pusat (2010-2015), dan Koordinator Humas IKAL KSA 14 (20102014). Dalam kehidupan urang Saniangbaka, Usman Yatim aktif di IWS dan terutama mengelola media Saran, mulai dari berbentuk bulletin hingga kini menjadi Majalah. “Saya ngurus Saran sejak mahasiswa, bujangan, tahun 1979-an. Kita waktu itu masih IPPSB (Ikatan Pemuda Pelajar Saning Bakar) DKI Jakarta, bersama Aktifanus Jawahir, Ifwandi Syafei Dt Bandaro Aceh, Suryadi Putra, dan lainlain. Baru mundur sebagai pemred Saran awal 2011. Jadi, pantas saya dan teman-teman segenerasi diganti dengan yang muda-muda,” tuturnya. Usman Yatim merupakan
Ketua Umum IWS Pusat, versi lama yang terakhir (1989-1990), setelah kini menjadi DPP IWS, dan Ketua DPC IWS Jakarta yang pertama versi baru, tahun 1990, sebelum digantikan oleh Drs IS Dt Bandaro Aceh. Sedangkan pada DPP IWS periode pertama (1990-1994), Usman duduk sebagai Sekretaris Umum, mendampingi Drs H Moestafa Kadir yang menjadi Ketua Umum. Setelah itu, sampai 2008 (era Chairul Umayya), dia selalu duduk jadi salah satu ketua DPP IWS. “Saya setuju, DPP IWS dipimpin orang-orang muda, biar penuh dinamika. Ketika memotori kehadiran DPP IWS bersama kawan-kawan, kita masih mudamuda, usia awal 30-an,” ucap Usman yan diwisuda 26 Maret 2011. Usman Ya t i m meni-
Bersama isteri, Rahmi Mulyati, saat wisuda, 26 Maret 2011.
26
Edisi: 8 / Juni 2011
Bersama Prof.Dr.Djaali, Direktur Pascasarjana UNJ
kah dengan Rahmi Mulyati (Sumpadang, Rumah Balenggek) pada 25 Desember 1987 dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Hatta Harris Rahman (13 Desember 1988), mahasiswa (semester akhir) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Jakarta; Meka Medina Rahman (21 Juni 1991) mahasiswa (semester 4) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Adlia Atika Rahman (25 Januari 1997), siswa (kelas 3) SMP Muhammadiyah XXII Setiabudi Pamulang, Tangerang Selatan. (mdn)
KAMPUANG
Para Tokoh Duduk Bersama Bahas Masalah Nagari LEBATNYA hujan dan dinginnya malam tidak menyurutkan semangat sebagian tokoh masyarakat Saniangbaka untuk berkumpul dalam suatu pertemuan terbatas (duduakduduak bersamo). Acara diadakan Sabtu, 19 Maret 2011 di rumah gadang H. Syukri Dt.Gadang (Ketua KAN Saniangbaka). Pertemuan terbatas menjadi istimewa karena merupakan kesempatan yang Ketua KAN H.Syukri Dt, Gadang jarang terjadi. Sejumlah anggota BMN, KAN, Bundo kanduang, Pemuda, tokoh IWS Pusat, IWS Padang dan Solok hadir di antaranya, H.Yunasril Angah, Eri Yongker, H. Sudirman Pkh Mudo, H.Zulkifli, H.Suryadi Asmi Dt Rajo Nan Sati, T.Dt TasmanTanmanggagar, Hamdani Dt Rky Basa, H.Syukri, Naspi Dt. Mudo Nan Itam, Yunasman SE dll. Pertemuan itu digagas oleh Eri Yoker Rajo Bujang. Kepada Saran, beliau menjelaskan bahwa acara ini adalah sebagai bentuk ketulusan dan cinto ka nagari Saniangbaka. “Kadipangaan Saniangbaka ko lai, apo kadi pabiase takah iko. dikhawatirkan akan berakibat memudarnya rasa kebanggaan pada Saniangbaka,” ujar Ery. Dengan menyikapi perkembangan perjalanan pemerintahan nagari Saniangbaka di bawah kepemipinan Dasrizal Candra Bahar, berdasarkan informasi maupun fakta di lapangan, maka fokus persoalan yang dibahas tentang kepemimpinan dan kinerja pemerintahan wali nagari. Hasil akhir pertemuan nantinya dimaksudkan sebagai masukan, bukan mencari kesalahan wali nagari akan Ery Yongker tetapi memperbaikinya. “Apa yang terjadi sekarang merupakan kesalahan bersama. Melalui forum ini kita perbaiki, Senteng bilai-mambilai, kurang tukuak-manukuak, salah samo dibatua kan, lupo samo diingekkan, kok sasek langkah diujuang jalan babalik ka pangka jalan. Baitu pituah urang tuo kito maajaan dulu.” Tasman Dt.Tanmanggagar, salah seorang anggota forum yang hadir menerangkan bahwa pertemuan yang sebentuk ini telah berkali-kali diadakan, akan tetapi hasil yang diharapkan belum memuaskan. Pada pertemuan ini ada keraguan.
Berdasarkan pengalaman tersebut dapat diyakini bahwa pertemuan kali ini akan direkomendasikan dan dikawal oleh tim supaya dipedomani dan dilaksanakan oleh Wali Nagari sebagai kepala pemerintahan hingga akhir masa jabatannya. Lebih lanjut forum diajak untuk mengungkapkan permasalahan nagari secara jelas, jangan malereang-malereang juo, atau ditutup-tutupi, jadi penyelesaian persoalan yang ada dalam nagari secara komprehensif. Berbeda versi dari yang di atas, Yunasman.SE .yang banyak pengalaman berkecimpung dalam bidang pemerintahan, memberikan pandangan bahwa permasalahan pemerintahan nagari sekarang ini adalah sebuah dinamika. Perbaikannya perlu dikawal secara rutin. Artinya dievaluasi, bukan sekali setahun atau sekali dua tahun saja. Untuk mengenjot peningkatan Pendapatan Asli Nagari di sinilah kepiawaian wali nagari dalam menggali potensi yang ada dalam nagari. Ust.Asmon Lc dari unsur MUN Saniangbaka melihat permasalahan nagari dari sudut pandang agama. Sebaiknya seorang pimpinan, dalam mengemban amanah atau jabatan luruskan niat. Idealnya seorang pemimpin banyak belajar dari kepemipinan masa Rasulullah dan Sahabat, seperti Umar Bin Khatab yang sangat amanah menjaga dirinya dari hal yang tidak baik. Ke depan perlu kaderisasi dan selektif dalam
Kantor Wali Nagari Saniangbaka.
Edisi: 8 / Juni 2011
27
KAMPUANG mencari pemimpin sehingga lahir pemimpin yang terbaik. Hal senada juga disampaikan oleh Ust Shobri, bila seorang pemimpin pandai menempatkan diri dan membangun rasa kebersamaan di tengah masyarakat, maka jangankan masyarakat disuruh bergotong royong, lebih dari itu bisa diperbuat. Diharapkan kepada Wali Nagari menyikapinya dengan arif dan bijaksana serta mau membuka diri atas apa yang direkomendasikan ini, agar persoalan nagari tidak berlarutlarut. Istilah “tali tigo sapilin “Pemimpin di nagari (wali Nagari, BMN, Urang ampek jinih, Ulama. Bagaimanapun yang warna merahnya kekuatan yang sangat menetukan adalah Wali Nagari, artinya perannya sangat penting. “Sementara susahnya masyarakat diajak bergotong royong, dekadensi moral dan kerisauan masyarakat lainnya adalah ekses atau dampak dari persoalan terkait dengan kepemimpinan dan kinerja wali nagari,” demikian ungkap Desi Asmaret, salah seorang utusan IWS Padang. Suryadi Asmi .Dt.Rajo Nan Sati dalam pertemuan tersebut menyampaikan pandangan bahwa berbicara tentang persoalan nagari tidak bisa hanya memvonis satu pihak saja. Semestinya unsur lembaga nagari yang lainnya juga perlu intropeksi diri. Jangan lihat permasalahan secara sepotong-sepotong. Selesaikan secara baik-baik, dari hati ke hati, ibaratnya menghela rambut dalam tepung, sehingga tak ada yang terluka. Memang memimpin di nagari tidak mudah dan tidak sama dengan pimpinan formal lainnya. Kemudian H.Dt Rky Basa, menyampaikan seruan supaya tidak terlalu mengungkit masa lalu, akan tetapi berpikirlah jauh ke depan. Pemerintahan nagari mestinya tunjukkan komitmen dan prestasi kerja dulu, reward akan menyusul. AB. Dt,Bagindo Nan Gadang dari BMN berpendapat bahwa menjadi pemimpin seperti Wali nagari, kalau ingin sukses punyailah prinsip mengabdi, mau berbuat.
Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Saniangbaka.
28
Edisi: 8 / Juni 2011
Ibaratnya memandikan kudo, seorang pemimpin harus terjun lebih dulu. Sementara Yunasril Angah, Ketua DPP IWS, mempersepsikan permasalahan yang terjadi di nagari dikarenakan kurangnya dukungan warga masyarakat, sehingga wibawa pimpinan pemerintahan nagari program yang direncanakan tidak jalan. H. Syukri, IWS Solok, mengemukakan bahwa perlunya klarifikasi atas perjalanan pemerintahan nagari hingga sekarang ini, terutama masalah transparansi keuangan, sehingga tidak simpang siur di tengah masyarakat. Sementara Naspi Dt.Nudo Nan Itam dan H.Syukri Dt.Gadang mencoba menetralisir permasalahan nagari bahwa ternyata masih ada positif yang bisa dibanggakan, di antaranya rapat bulanan KAN yang membahas persoalan krusial yang berkembang dalam nagari dan giatnya kegiatan pendidikan keagamaan dalam nagari Saniangbaka. Akhir dari pertemuan atau duduk bersama dapat disarikan beberapa keputusan, yang akan direkomendasikan melalui BMN, KAN, MUN dan pemuda nagari Saniangbaka kepada Wali Nagari di antaranya: Wali Nagari sebagai tampuk pimpinan pemerintahan nagari perlu melakukan perbaikan kinerja seperti dalam hal kedisiplinan, rencana program kerja yang jelas, menciptakan tim kerja yang solid bersama perangkat nagari. Melakukan koordinasi kerja dengan lembaga nagari yang ada. Mampu memberdayakan peran kelompok sosial masyarakat. sekali-kali sosialisasikan program kerjanya tersebut di mesjid menjelang shalat Jum’at. Tingginya semangat dan perhatian kepada Nagari, maka solusi yang diusulkan oleh forum adalah dengan memberikan subsidi dana bulanan bagi peningkatan kesejahteraan perangkat nagari termasuk kepala jorong, ditanggapi secara positif, dengan spontan beberapa tokoh masyarakat yang hadir menyatakan kesediaanya menjadi donatur tetap bulanan. (Nusa)
KAMPUANG
Gedung Pertemuan Saniangbaka,
Riwayatmu kini G
EDUNG pertemuan Saniangbaka dibangun tahun 1978. Pembangunan ini dilaksanakan pada masa pemerintahan Syahrudin RM dalam jabatannya sebagai Wali nagari Saniangbaka. Proses pembangunan gedung tersebut berlangsung selama 1 tahun dengan sumber dana dari Bandes (Bantuan Desa) yang ketika itu berjumlah Rp.3.000.000-. Pembangunan gedung pertemuan itu dimaksudkan sebagai tempat kegiatan pemuda seperti olahraga badminton, kesenian, rapat dll. Menurut Syahrudin RM, mantan Wali Nagari Saniangbaka, pembangunan gedung pertemuan merupakan kebanggaan warga Saniangbaka, sebab ketika itu gedung pertemuan ini merupakan satu-satunya yang ada di Kab/ Kota Solok, untuk ukuran nagari, dan merupakan pencapaian yang patut diacungkan jempol. Bahkan ketika Pemda Tk Kab. Solok melakukan survei tentang pelaksanaan pembangunan dan kontruksi bangunan, tim survei seakan tidak percaya atau berdecak kagum. Ketika gedung sudah bisa dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga badminton, Beliau secara pemerintahan juga pernah memberi teguran kepada pengelola atau pemakai, karena tidak ada laporan keuangan dan kontribusi terhadap gedung tersebut. Sejak berdirinya gedung pertemuan hingga sekarang, dari segi fisik tidak tampak perubahan atau kemajuan yang berarti, hanya saja pada bagian depan dari gedung yang dulu kelihatan berdiri gagah sekarang sudah sirna karena ditempel dengan bagunan LPN atau BPR. Tidak heran jika banyak warga Saniangbaka tidak tahu dan tidak merasa memiliki apalagi merasakan manfaatnya. Selain itu lesunya aktifitas pemuda Saniangbaka, juga menjadikan Gedung Pertemuan tersebut hanya terfokus pada satu kegiatan olahraga badminton saja, padahal dulu di gedung tersebut sering digelar kegiatan kesenian, hiburan dan lain-lain oleh IPPSB,
Kondisi Gedung Pertemuan Saniangbaka.
Ketika Saran mengkonfirmasikan prihal kondisi gedung pertemuan Saniangbaka kepada Dasrizal Candra Bahar (Wali nagari Saniangbaka), terus terang sampai sekarang lembaga dan pemerintahan nagari belum ada upaya atau program untuk gedung pertemuan tersebut. Wali nagari menyakini bahwa bagaimana baiknya aset gedung pertemuan tersebut diserahkan kepada pengelola yang ada sekarang ini, sebab sejauh ini juga tidak ada laporan secara formal tentang pengelolaan aset nagari tersebut. Secara terpisah Julnaidi Gindo Sutan salah seorang pengelola menjelaskan kepada Saran seputar perkembangan gedung pertemuan sekarang ini. Beliau mengakui selama ini memang tidak banyak dilakukan pembenahan atau perbaikan, akan tetapi pengelolaan keuangan dari jasa pemakai gedung
untuk olehraga badminton hanya panutuik biaya operasional, seperti biaya rekening listrik biaya kebersihan. Sebagai anak nagari mengharapkan kepada lembaga yang ada dalam nagari, IWS memberikan perhatian pada gedung ini. Perlu ada kesepakatan apakah gedung ini mau direhab ataukah terus dibiarkan saja seperti ini. Gedung pertemuan yang sekarang hanya bisa untuk satu lapangan badminton, kalau saja ada semangat dan kebersamaan warga Saniangbaka bukan tidak mungkin dilakukan pengembangan menjadi dua atau tiga lapangan sehingga pada waktu kegiatan IWS Cup, pulang Basamo berikutnya tidak perlu lagi rang Saniangbaka keluarkan dana yang banyak hanya untuk sewa gedung pelaksanaan IWS Cup. Artinya uang warga kita yang pulang Basamo tersebut beredar di kampuang halaman. (Nusa)
Edisi: 8 / Juni 2011
29
KAMPUANG
Kebun jati, harapan masa depan urang kampuang.
Pelestarian Hutan Ulayat Sniangbaka NAGARI Saniangbaka memiliki hutan ulayat yang berbatasan dengan wilayah Kota Padang, keberadaan hutan tersebut sangat penting bagi kelestarian lingkungan alam sekitarnya di antaranya sumber air bagi lahan pertanian dan mempetahankan debit air Danau Singkarak. Hutan ulayat Saniangbaka terbilang sangat subur. Berdasarkan buktibukti yang ada, di kawasan hutan ulayat nagari Saniangbaka seperti di Gedung Beo dulu pernah dijadikan lahan perkebunan Kina milik kolonial Belanda. Kawasan hutan ulayat Saniangbaka begitu menggoda untuk dieksploitasi, maka tidak mengherankan akhir-akhir ini perhatian sebagian warga Saniangbaka kembali tertuju pada hutan tersebut, sebab lah bagalanggang di mato rang banyak lah basuluh matohari. Kabar kegiatan penebangan hutan (Ilegal loging) yang dilakukan oleh beberapa orang warga masyarakat Saniangbaka sendiri di berbagai lokasi seperti di Aia Angek, gedung Beo, Cubadak, Air Lasi dll. Kegiatan penebangan hutan membuat sebagian masyarakat merasa terancam dan cemas. Kecemasan sebagian warga masyarakat Saniangbaka tersebut sangat beralasan sebab belajar dari seringnya kejadian musibah bencana alam akibat ulah tangan-tangan manusia. Menyikapi kegiatan illegal loging di kawasan hutan ulayat Saniangbaka, pemerintahan nagari telah melakukan koordinasi dengan lembaga terkait seperti KAN, BMN
30
Edisi: 8 / Juni 2011
dan pemuda. Kepada pelaku telah diberikan teguran dan panggilan, kepala jorong Aia Angek yang dianggap salah seorang pelaku tetap menyanggah sangkaan yang dituduhkan kepadanya. “Apa yang kami lakukan bersama rekan-rekan hanyalah sebatas untuk dipakai karena usaha pertanian dan per-ladangan selama ini tidak mampu menutupi tuntutan ekonomi,” ujarnya. Usaha pertanian yang dilakukan oleh sebagian warga di jorong Aia Angek banyak yang tidak selamat. Selain itu apa yang dilakuan sekarang juga tidak ditindak. Bila yang lain tersebut tidak dihentikan. Menurut Atrizon S.Pd (Ketua BMN) Tindakan nekad yang disertai nada ancaman oleh Kepala Jorong Aia Angek sudah mengarah pada pelecehan kepada lembaga nagari. Surat izin penebangan kayu pada lahan milik pribadi yang dikeluarkan pemerintahan nagari dijadikan sebagai pegangan. Dasrizal Candra Bahar ,Wali Nagari Saniangbaka ketika ditemui di ruang kerjanya menjelaskan bahwa sebagai kepala pemerintahan nagari kita telah tempuh prosedur sacaro banagari, akan tetapi dalam hal ini pemerintahan nagari tidak berwenang menjatuhkan eksekusi. Masalah illegal loging tersebut telah diserahkan penanganannya kepada pihak yang berwajib. “Tim yang dibentuk oleh Kapolsek dan Kapolres Solok telah turun ke lokasi, namun sejauh ini belum ada tanda – tanda pelaku menghentikan aktifitas penebangan hutan,” ujarnya.
Ketika Saran meminta keterangan kepada Ir. Edi Sumanto, perihal illegal loging di Nagari Saniangbaka, sebagai orang Saniangbaka dia merasa malu sebab ketika mendampingi rombongan DPRD Tk I Prop. Sumatera Barat yang dipimpin Ir.Isral Jalinus dalam kegiatan survey lapangan rencana proyek cetak sawah baru, proyek yang berasal dari APBD Prop. Sumatera Barat yang bernilai Milyaran rupiah, menulusuri sumber air di Gedung Beo. Air ini rencananya diarahkan ke bukit Tampat, Batang Raso dan ke Aia Angek akan tetapi perjalanan rombongan terpaksa dihentikan.Ini dikarnakan oleh ditemukannya tanda-tanda pembalakan dalam perjalanan, yakni deru mesin chainsaw dan tumpukan kayuyang telah digergaji di pinggir jalan. Merasa tidak dihargai, kepala rombongan terpaksa menunda rencana proyek Ekstensifikasi pertanian tersebut sampai masalah illegal loging ini dituntaskan. Sehubungan dengan kendala usaha pertanian dan perladangan yang menjadi alasan bagi warga jorong Aia Angek hanya sebagai dalih. Kalau demikian kenapa kok sekarang saja, dulu tidak ada illegal loging seperti ini. Sepanjang penebangan kayu dilakukan di ladang masingmasing dan untuk dalam keperluan dalam nagari masih bisalah ditolerir sebagaimana filosofi orang Minang Ka rimbo babungo kayu, Ka laut babungo karang, akan tetapi tindakan penebangan kayu yang terjadi kali ini untuk tujuan komersil. (Nusa)
KAMPUANG
IWS Solok Hijaukan Saniangbaka SEBANYAK 100 batang pohon jenis Mahoni ditanam di sepanjang jalan raya Saniangbaka mulai dari Kepala Labuah hingga gerbang batas nagari Saniangbaka dengan Sumani. Penanaman pohon yang berjarak 8 meter kiri kanan jalan dilakukan secara bergotong royong dihadiri oleh Wali Nagari, BMN, Pemuda dan tokoh IWS Cabang Solok. Program penanaman pohon seperti ini tentu akan sedikit merubah lingkungan Saniangbaka yang semula terkesan agak gersang ke arah yang hijau, segar dan berseri. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian anak nagari Saniangbaka yang berdomisili di Kota Solok. Diharapkan kegiatan serupa juga diprogramkan oleh IWS cabang lainya. Penanaman pohon yang dilakukan sekarang ini merupakan tahap awal, dan beberapa bulan ke depan akan dievaluasi serta tidak tertutup kemungkinan akan dilanjutkan pada lokasi –lokasi lainya. Menyinggung masalah sumber dana, kegiatan ini murni merupakan sumbangan badoncek IWS cabang Solok. “Artinya belum dikerjasamakan dengan
instansi terkait seperti Dinas kehutanan atau perkebunan,” demikian ungkap Naspi Dt Mudo Nan Itam, SH.MM, Ketua IWS Cabang Solok. Zulpadhli S.Kom, Sekretaris IWS Cabang Solok menjelaskan kepada Saran bahwa yang menjadi ide dasar kegiatan penanam pohon tersebut yang pertama adalah sebagai bentuk kepedulian warga Saniangbaka yang ada di Solok dalam memperhatikan nagari Saniangbaka tercinta. Kedua, mendukung program pemerintah daerah Sumatera Barat “Gerakan menanam sejuta pohon”. Lagi pula setelah diadakannya pelebaran dan pembuatan saluran drainase sekarang ini dirasa sudah memungkinkan dilakukannya penanaman pohon lindung. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ke depan akan direncanakan penanaman tanaman buah yang produktif seperti pinang, mulai di lokasi Balai Panjang hingga Ke Bukit Tampat dan dalam nagari hingga ke lokasi Vila. Iskandar Dt.Rajo Radin, mengemukaan bahwa dengan ditanamnya pohon lindung di kawasan jalan nagari Saniangbaka, hal ini akan menjadi ciri khas dan kenangan tersendiri Wali Naga nantinya bagi orang lain ri me maga
yang berkunjung ke Saniangbaka. Rencana berikut penanam pohon akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, pemuda, pelajar, PKK . Bagi pelajar kelak nanti akan menjadi kenangan tersendiri nantinya bila sudah besar, seperti ungkapan “bahwa saya dulu pernah ikut menanam pohon atau saya yang menanam pohon ini”. Di beberapa titik tertentu dalam kawasan nagari bisa saja dibuat taman yang disponsori oleh IWS lain, atau atas nama perusahaan. Hal ini tentu akan menambah rancaknya nagari Saniangbaka. (Nusa)
Sa r poh niangbak a on pe nghij (kanan) s auan edan . g
Suasana saat penanaman pohon penghijauan.
Edisi: 8 / Juni 2011
31
KAMPUANG
Kesadaran Warga Saniangbaka Dalam Membayar PBB
Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan Indonesia dan merupakan kewajiban sebagai warga masyarakat. “ Warga Negara yang bijak adalah yang taat pajak, Kalau tidak mau membayar pajak apa kata Dunia”. Demikian kira-kira bunyi iklan layanan pajak. Pemungutan dan pembayaran, serta berapa nilai pajak suatu usaha, bangunan sudah ada ketentuannya dan teknisnya sudah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah dalam hal ini Dirjen Pajak. Pengelolaan pemungutan pajak Bumi Bangunan (PBB) di Nagari Saniangbaka diserahkan kepada pemerintahan nagari, kemudian Wali nagari mendelegasikan wewenang ini kepada kepala jorong melalui fakta integritas. Di lapangan, terkadang Kepala jorong sering dihadapkan oleh sikap wajib pajak yang tidak kooperatif. Ada kesan mengelak atau karena yang si wajib pajak yang
32
Edisi: 8 / Juni 2011
nama tercantum tidak lagi berada di kampuang atau juga karena sawah yang kena pajak sudah tergadai dll . Berdasarkan data wajib pajak yang dikirim ke Wali nagari, setahun total jumlah pajak di Saniangbaka sebanyak ± 26 Juta. Dasrizal Candra Bahar, Wali Nagari Saniangbaka dalam suatu kesempatan menjelaskan bahwa tagihan pajak masing-masing jorong sudah diserahkan kepada Kepala Jorong. Hanya saja jumlah yang diharapkan jauh dari harapan atau target. Kenyataan seperti ini selalu terjadi setiap tahun, padahal Pemda Kabupaten mengkaitkan pelunasan setoran pajak ke Kas daerah sebelum jatuh tempo dengan pencairan dana DAUN (Dana Anggaran Usaha Nagari). Untuk mensiasati hal tersebut maka penanggulangannya diambil dari dana DAUN atau PAD (Pendapatan Asli Daerah) tahun sebelumnya. Sebelum LKPJ disahkan, setiap tahun jumlah kekurangan pajak di Nagari Saniangbaka yang harus ditanggulangi rata lebih dari Rp 12 Juta. Kebijakan seperti demikian sudah barang tentu akan berimbas pada pembiayaan kesejahteraan aparatur nagari
dan mata anggaran pengeluaran lainnya. Akhyar Rky Batuah, Kepala Jorong Balai Panjang menjelaskan kepada saran bahwa memang 2 tahun terakhir ini penagihan PBB agak maleset atau tidak mencapai target. Sebetulnya berdasarkan pengalaman kader yang ditemui di lapangan, entah kenapa sering yang mengelak itu orang yang tahu dan orang yang mampu. Atas nama kepala-kepala jorong pernah diusulkan kepada Wali Nagari agar bentuk tim dan turut melakukan sosialisasi ke surau-surau untuk memberi pengertian pada masyarakat kita. Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)di nagari Saniangbaka bukanlah cerita baru, akan tetapi sebetulnya masih bisa disiasati. BMN telah pernah mengeluarkan Perna (Pertaturan Nagari) tentang Leges yang mengkaitkan pelunasan kewajiban bayar PBB baru bisa urusan kepentingan pribadinya bisa dilayani, seperti prasyarat pembuatan Akta, KTP, Surat Nikah dll. Jalannya program tersebut tentu diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat. Bagi wajib pajak yang telah membayar kewajibannya rumahnya ditempelkan stiker lunas PBB. Kemudian pada pemerintahan wali nagari sebelumnya ada yang menempuh metode dengan menyisakan sekian porsen dana proyek yang dalam nagari untuk sumbangan guna mencukupi setoran tahunan pajak dalam nagari Saniangbaka dari tahun ke tahun. “Bila prosedur seperti di atas bisa diterapkan maka setoran tahunan PBB di nagari Saniangbaka Insya Allah bisa mencapai target,” demikian ungkap Atrizon SPd. (Nusa)
Menikmati keindahan alam Saniangbaka.
KAMPUANG
Penangkaran Bilih dan Masalah Sampah di Tapian Lekok Puruk Lokasi penangkaran bilih.
Mengantisipasi punahnya populasi Ikan Bilih ciri khas Danau Singkarak yang merupakan spesies ikan satu-satunya di dunia, maka sejak awal tahun 2011 Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat menjadikan tapian Lekok Puruk Saniangbaka Danau Singkarak sebagai lokasi upaya pelestarian dengan mengapling sebagian danau seluas 500-1.000 meter persegi . Urang awak di pasia, Danau Singkarak, mencakau lauk bilih.
Edisi: 8 / Juni 2011
33
KAMPUANG Untuk keamanan proyek tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan ini telah memancang papan informasi tentang kawasan perlindungan ikan di Danau Singkarak. Berdasarkan UU RI Nomor 31 tahun 2004 jo. UU 45 tahun 2009, upaya pelastarian sebetulnya telah melibatkan masyarakat dengan harapan agar ikut memelihara dan tidak menangkap ikan yang sedang dikembangbiakkan di daerah konservasi. Sebagai penanggungjawab keamanan dipercayakan kepada kelompok nelayan Saniangbaka yang diketuai oleh Dasril St. Marajo (Tar) Ada informasi, telah terjadi pelanggaran aturan oleh oknum nelayan lainnya yang memasang alang ali melewati batas kapling daerah konservasi dan penangkapan ikan dengan bahan peledak. Ketika dikonfirmasikan kepada Dasrizal Candra Bahar, Wali Nagari Saniangbaka menjelaskan bahwa informasi ini telah diteruskan kepada Kapolsek dan Kapolres. Lebih jauh dijelaskan bahwa pemerintahan nagari tidak mau terpancing dengan hal –hal macam demikian. Ketika Saran minta keterangan Kapolsek X Koto Singkarak tentang pelanggaran di darah konservasi ini, dia menjelaskan dan mengaku secara lembaga sejauh ini tidak tahu menahu dengan proyek Dinas kelautan dan Perikanan Sumatera Barat tersebut. Artinya tidak ada sama sekali konfirmasi kepada Kapolsek X Koto Singkarak. Hal ini diperparah lagi oleh adanya onggokan sampah sekitar 100 M menjelang SMAN 2 X Koto Singkarak persisnya pinggir jalan Lekok Puruk. Sampah ini jelas menimbulkan dampak negatif bagi pelestarian dan merusak keindahan tapian danau. Sejauh ini belum diketahui entah siapa yang melegalkan atau menjadikan kokasi tersebut sebagai lokasi tempat pembuangan sampah. Ketika masalah dikonfirmasikan kepada Akhyar Rky Batuah, kepala jorong Balai Tingkah dijelaskan bahwa masalah ini semestinya ditangani oleh Trantibmas nagari Saniangbaka. Minimal adalah upaya pencegahan seperti dengan mengirim surat pemberitahuan kepada pemerintahan nagari tetangga, atau membuat papan pengumuman yang berisi larangan membuang-sampah. (Nusa) Melepaskan ikan bilih dari jerat langli.
34
Edisi: 8 / Juni 2011
KAMPUANG
Mushalla Jabal Rahmah.
Mengoptimalkan Fungsi
Mushalla Jabal Rahmah Bangunan Mushalla Jabal Rahmah berdiri megah di Pinang, Jorong Balai tingkah Saniangbaka, persisnya dekat jembatan Air Rabang.
B
angunan dengan luas 11,5 m x 13 m dengan kondisi diperkirakan baru siap 60 % dari keseluruhan rencana bangunan yang direncanakan bertingkat dua. Mushalla berdiri di tempat yang strategis pada areal seluas 40 m x 25 m. Artinya mushalla yang berada di pinggir jalan raya Saniangbaka - Paninggahan tersebut memungkinkan untuk sarana yang dibutuhkan lainnya. Sejak diresmikan pemakaiannya pada momen Pubas 2010, mushalla Jabal Rahmah sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan sering disinggahi oleh tamu –tamu dari luar yang kebetulan lewat dan hendak menunaikan shalat. Hanya saja sering terdengar keluhan dari tamu tersebut karena belum terdapat fasilitas untuk berwudhuk yang setara atau sebanding dengan bentuk bangunan Mushalla yang telah ditaksir telah menghabiskan dana ± Rp. 300 juta. Sehubungan dengan perkembangan mushalla sekarang ini, Andri Mahmud
salah seorang perantau Saniangbaka di Yokyakarta, menyatakan kepada Saran, sesuai dengan tahapan pembangunan berikutnya akan dilanjutkan dengan pembangunan tempat wudhuk dan membenahi bagian luar lainnya berupa pagar dan halaman. Lebih lanjut dijelaskan bahwa yang mendesak untuk saat ini adalah mencari imam atau guru tetap yang diharapkan bisa lebih mensemarakkan kegiatan ibadah di Mushalla tersebut. Sewaktu peresmian Mushalla Jabal Rahmah, Andri Mahmud, atas nama keluarga telah menegaskan bahwa Mushalla Jabal Rahmah diserahkan kepada nagari. “Bagaimana baiknya Mushalla Jabal Rahmah diserahkan pengelolaannya kepada nagari terutama masyarakat sekitar,” kata Andri yang punya andil besar dalam pembangunan mushalla tersebut. H.Syukri Suid, selaku ketua pembangunan Mushalla Jabal Rahmah sedikit agak menyayangkan bahwa sampai sekarang masih ada warga masyarakat sekitar yang masih belum merasa memiliki. Hal ini menjadikan halaman Mushalla Jabal Rahmah terkesan kurang terawat dan masih sepi dari jamaah. Padahal dermawan yang meyumbangkan dananya untuk pembangunan
Mushalla tersebut adalah bentuk cintonyo ka nagari Saniangbaka. Untuk itu diharapkan kepada warga masyarakat sekitar mensyukurinya dengan cara bersatu, menghilangkan nada –nada miring. Jadikanlah Mushalla yang baru tersebut sebagai sarana peningkatan ibadah serta perekat ukuwah Islamiyah. Hal senada juga diungkapkan oleh Syahril, salah seorang warga yang berdekatan rumahnya dengan mushalla Jabal Rahmah, kepada Saran. Syahril mengaku merasa prihatin dan serba salah dengan sikap masyarakat sekiktar dalam memakmurkan Mushalla jabal Rahmah. Semestinya warga sekitar memperlihatkan tanggungjawab sosialnya, orang payah manjujuang, minimal kita warga sekitar payah manjinjiang. “Sekiranya warga masyarakat sekitar telah memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk memakmurkan mushalla Jabal Rahmah, maka tidak ada salahnya ke depan Mushalla nan rancak tersebut dijadikan masjid sehingga bisa menambah semarak dan syiarnya Islam di Nagari Saniangbaka, seperti yang diwacanakan saat menjelang peresmian sebelumnya,” demikian ungkap Ridwan Husen salah seorang tokoh masyarakat dan Mubaliq di Nagari Saniangbaka. (Nusa)
Edisi: 8 / Juni 2011
35
KAMPUANG
Masyarakat Masih Enggan Memanfaatkannya Lawang Baru
Usaha dan keraja keras tokoh masyarakat Nagari dalam pengadaan lawang Nagari di Tonggak Vila belum membuahkan hasil. Masyarakat masih enggan untuk membawa keluarganya ke Lawang baru ini. KEMUNGKINAN, belum adanya pondok atau dangau sebagai tampek bataduh dalam penyelenggaraan jenazah, serta belum adanya tanda-tanda Memandang Saniangbaka dari Bukik Villa.
36
Edisi: 8 / Juni 2011
permanen seperti gapura dan pagar menjadi alasan atas keengganan ini. Hal ini disampaikan oleh H. Sukri Datuk Gadang - Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Saniangbaka disela-sela waktunya dalam melayat salah seorang anggota masyarakat yang meninggal akibat petir (ditembak Patuih) 26 April lalu kepada Jufrizal, Tim Saran melalui saluran telephon. Padahal, kata Ketua KAN, himbauan sudah berkali-kali disampaikan, baik secara lisan melalui corong nagari dan tulisan di Majalah Saran sudah secara explisit kami
jelaskan bahwa lawang baru ini sudah siap dimanfaatkan. Selanjutnya Ketua KAN menjelaskan, sebenarnya kejadian hari ini (musibah) sangat layak untuk dibawa ke Tonggak Vila sebagai momen pertama pemanfaatan lawang baru itu, apalagi lahan yang dijadikan pemakaamannya kurang tepat. Selain adanya di samping rumah juga di daerah ini air cukup dangkal sehingga dalam penggaliannya para pekerja sudah menemukan mata air yang cupup deras. Namun sepertinya masih ada keengganan dari pihak keluarga ke Lawang baru. Mereka menyepakati penanaman (penguburan) di belakang rumah orang tuanya di kampung baru KUD tersebut. Dalam pembicaraannya ketua KAN dengan Tim Majalah Saran kembali menghimbau para donatur untuk secara bersama-sama menindak lanjuti upaya pembangunan Dangau permanen serta perangkat lainya semisal pagar dan gapura di lakasi ini. Saat ditanya mengenai anggaran yang dibutuhkan beliau menjawab secapatnya akan kita siapkan proposal pembangunannya. Selain itu beliau juga tidak bosan bosanya menghimbau kembali agar semua masyarakat mulai melirik ke lokasi ini jika ada musibah kematian dalam keluarga kita. Saat ditanyakan tentang kemungkinan pemindahan dari kuburan yang ada, beliau menjawab bijak: “Sampai kini kito alun duduk basamo lai (Ninikmamak, Ulama, Pemerintah dll) dalam masalah iko lai, salain itu kito juo paralu landasan kuat boleh atau tidaknya menurut agamo.” (GS)
AGAMA
Pemimpin Ideal Oleh Ustadz Abu Ihsan al-Atsari
Sumber: http://almanhaj.or.id/content/2728/slash/0
A
l-Mawardi rahimahullah dalam kitab al-Ahkâm ashShulthaniyah menyebutkan syarat-syarat seorang pemimpin, di antaranya: Pertama, adil dengan ketentuan-ketentuannya. Kedua, ilmu yang bisa mengantar kepada ijtihad dalam menetapkan permasalahan kontemporer dan hukum-hukum. Ketiga, sehat jasmani, berupa pendengaran, penglihatan dan lisan, agar ia dapat langsung menangani tugas kepemimpinan. Keempat, normal (tidak cacat), yang tidak menghalanginya untuk bergerak dan bereaksi. Kelima, bijak, yang bisa digunakan untuk mengurus rakyat dan mengatur kepentingan negara. Keenam, keberanian, yang bisa digunakan untuk melindungi wilayah dan memerangi musuh. Nilai lebih dalam hal kebijakan, kesabaran, keberanian, sehat jasmani dan rohani serta kecerdikan merupakan kriteria yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Tanpa memiliki kriteria itu, seorang pemimpin akan kesulitan dalam mengatur dan mengurus negara dan rakyatnya. Muhammad al-Amin asy-Syinqithi menjelaskan, “Pemimpin haruslah seseorang yang mampu menjadi Qadhi (hakim) bagi rakyatnya (kaum muslimin). Haruslah seorang alim mujtahid yang tidak perlu lagi meminta fatwa kepada orang lain dalam memecahkan kasus-kasus yang berkembang di tengah masyarakatnya!”[1] Ibnul-Muqaffa’ dalam kitab al-Adabul-Kabir wa AdabushShaghir menyebutkan pilar-pilar penting yang harus diketahui seorang pemimpin: “Tanggung jawab kepemimpinan merupakan sebuah bala` yang besar. Seorang pemimpin harus memiliki empat kriteria yang merupakan pilar dan rukun kepemimpinan. Di atas keempat kriteria inilah sebuah kepemimpinan akan tegak, (yaitu): tepat dalam memilih, keberanian dalam bertindak, pengawasan yang ketat, dan keberanian dalam menjalankan hukum”. Ath-Thurthusyi dalam Sirâjul-Mulûk mengatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebagaian yang lain, pasti rusaklah bumi ini” [al-Baqarah/2:251]. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu telah meriwayatkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tiga doa yang tidak tertolak: Doa pemimpin yang adil, orang yang puasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi” [2]. Diriwayatkan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: (1) Seorang imam yang adil (2) Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Allah. (3) Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (6) Lelaki yang diajak seorang wanita yang cantik dan terpandang untuk berzina lantas ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. (5) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (6) Seorang yang berdzikir kepada Allah seorang diri hingga menetes air matanya.” [3] Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata,”Amal seorang imam yang adil terhadap rakyatnya sehari, lebih utama daripada ibadah seorang ahli ibadah di tengah keluarganya selama seratus atau lima puluh tahun.” Qeis bin Sa’ad berkata,”Sehari bagi imam yang adil, lebih
Edisi: 8 / Juni 2011
37
AGAMA baik daripada ibadah seseorang di rumahnya selama enam puluh tahun.” Masruq berkata,”Andaikata aku memutuskan hukum dengan hak sehari. maka itu lebih aku sukai daripada aku berperang setahun fi sabilillah.” Diriwayatkan bahwa Sa’ad bin Ibrâhîm, Abu Salamah bin Abdurrahmân, Muhammad bin Mush’ab bin Syurahabil dan Muhammad bin Shafwan berkata kepada Sa’id bin Sulaiman bin Zaid bin Tsabit: “Menetapkan hukum secara hak satu hari, lebih utama di sisi Allah, daripada shalatmu sepanjang umur”. Kebenaran perkataan ini akan nampak jelas, jika melihat kebaikan yang didapatkan rakyat karena kebaikan pemimpinnya. Wahab bin Munabbih rahimahullah berkata,”Apabila seorang pemimpin berkeinginan melakukan kecurangan atau telah melakukannya, maka Allah akan menimpakan kekurangan pada rakyatnya di pasar, di sawah, pada hewan ternak dan pada segala sesuatu. Dan apabila seorang pemimpin berkeinginan melakukan kebaikan dan keadilan atau telah melakukannya niscaya Allah akan menurunkan berkah pada penduduknya.” Umar bin ‘Abdul-Aziz rahimahullah berkata,”Masyarakat umum bisa binasa karena ulah orang-orang (kalangan) khusus (para pemimpin). Sementara kalangan khusus tidaklah binasa karena ulah masyarakat. Kalangan khusus itu adalah para pemimpin. Berkaitan dengan makna inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu” [al-Anfâl/8:25]. Al-Walid bin Hisyam berkata,”Sesungguhnya rakyat akan rusak karena rusaknya pemimpin, dan akan menjadi baik karena baiknya pemimpin.” Sufyan ats-Tsauri berkata kepada Abu Ja’far al-Manshur: “Aku tahu, ada seorang lelaki yang bila ia baik, maka umat akan baik; dan jika ia rusak, maka rusaklah umat.” Abu Ja’far al-Manshur (ia adalah pemimpin) bertanya: “Siapa dia?” Sufyan menjawab: “Engkau!” Pemimpin yang paling baik ialah pemimpin yang ikut berbagi bersama rakyatnya. Rakyat mendapat bagian keadilan yang sama, tidak ada yang diistimewakan. Sehingga pihak yang merasa kuat tidak memiliki keinginan melakukan kezhalimannya. Adapun pihak yang lemah tidak merasa putus asa mendapatkan keadilan. Dalam sebuah kata-kata hikmah disebutkan: Pemimpin yang baik, ialah pemimpin yang orangorang tak bersalah merasa aman dan orang-orang yang bersalah merasa takut. Pemimpin yang buruk, ialah pemimpin yang orang-orang tak bersalah merasa takut dan orang-orang yang bersalah merasa aman.” Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata kepada al-Mughirah ketika mengangkatnya menjadi gubernur Kufah: “Hai Mughirah, hendaklah orang-orang baik merasa aman denganmu dan orang-orang jahat merasa takut terhadapmu”. Dalam sebuah kata-kata hikmah disebutkan: Seburukburuk harta, ialah yang tidak diinfakkan. Seburuk-buruk teman, ialah yang lari ketika dibutuhkan. Seburuk-buruk pemimpin, ialah pemimpin yang membuat orang-orang baik takut. Seburuk-buruk negeri, ialah negeri yang tidak ada kemakmuran dan keamanan. Sebaik-baik pemimpin, ialah pemimpin yang
38
Edisi: 8 / Juni 2011
seperti burung elang yang dikelilingi bangkai, bukan pemimpin yang seperti bangkai yang dikelilingi oleh burung elang. Oleh karena itu dikatakan, pemimpin yang ditakuti oleh rakyat lebih baik daripada pemimpin yang takut kepada rakyat. Seorang pemimpin, hendaklah juga memiliki sifat pemaaf. Maaf dari orang yang kuat adalah fadhilah. Sifat pemaaf yang dimiliki pemimpin, ibarat mahkota bagi seorang raja. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan: “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. [al-A’râf/7:199]. Demikian pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menganjurkan memberi maaf: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. [Ali ‘Imrân/ 3:134]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. -asy-Syûra/42 ayat 37- kecuali bila yang dilanggar itu adalah hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata,”Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas dendam terhadap kezhaliman yang dilakukan terhadap beliau. Hanya saja, bila sesuatu dari hukum Allah dilanggar, maka tidak ada satupun yang dapat menghadang kemarahan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Seorang pemimpin hendaklah memiliki sifat kasih sayang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sayangilah orang-orang di bumi, niscaya Allah yang ada di langit akan menyayangimu”. [HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani t dalam Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 1924] Dalam hadits Tsauban Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda: “Sesungguhnya, yang paling aku khawatirkan atas dirimu ialah imam-imam yang menyesatkan”. [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, ia berkata: Hadits ini hasan shahîh] Imam ath-Thurthûsyi rahimahullah berkata,”Resapilah hadits ini baik-baik. Sesungguhnya, musibah menimpa manusia bukan karena ulama, bila para ulama telah wafat lalu orang-orang jahil mengeluarkan fatwa atas dasar kejahilannya, saat itulah musibah menimpa manusia.” Ia melanjutkan perkataannya: “Umar Ibnul-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu telah menerangkan maksud tersebut. Dia berkata,’Seorang yang amanat tidak akan berkhianat. Hanya saja pengkhianat diberi amanat, lantas wajar saja kalau ia berkhianat’.” Wallahu a’lam bish-Shawab. ________ Footnote [1]. Adhwâ’ul-Bayân, I/67. [2]. HR. at Tirmidzi dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, no. 1432 [3]. HR. Bukhari dan Muslim [4]. HR. Bukhari
AGAMA
D
emi Masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh, serta saling menasehati dalam kebenaraan dan kesabaran (S Al Ashar 1 – 3) Pada suatu malam yang sunyi, kududuk bersimpuh di atas sajadah seraya merenung. Terbayang akan kelalaian dan kesalahan ku pada Sang Pencipta. Ada sebuah nikmat Nya yang telah ku sia-siakan. Dengat nikmat itu sebenarnya aku dapat melakukan banyak hal berupa ibadah, kebaikan dan kemashlahatan, tapi sering kulalaikan. Nikmat yang dimaksud itu bernama Waktu, dengan pasukannya bernama Detik. Dalam suasana penyesalan itu kuingin meraih kembali nikmat itu. Lalu ku coba memanggil salah satu detik, bagian dari waktu ku yang tlah berlalu itu. Dengan pelan ku katakan padanya, “wahai detik, sudikah kiranya engkau kembali padaku sebentar, agar aku dapat mengunakanmu untuk berbuat kebaikan? “ Dia menjawab, “Bukankah kau sudah tahu bahwa aku ini sudah berlalu, dan akan terus berlalu. Aku tidak mengenal kata berhenti apalagi kembali berbalik walau hanya sesaat,” Tentu jawaban itu tidak memuaskan batinku, lalu aku mencoba lagi membujuknya dan kukatakan, “Wahai detik.. Aku mohon, kembalilah untukku sebentaar saja, dan aku akan memanfaatkanmu serta mengisi kekuranganku padamu.” Namun permohonanku tak meluluhkan ketegarannya, bahkan dengan nada yang tegas dia menolak pemohonan ku, malahan aku dibentak. “Bagaimana mungkin aku dapat kembali padamu!!, padahal aku sendiri telah tertutup oleh perbuatanmu. Sudah tak terhitung aku bersama ribuan temanku menghampirimu, tapi engkau lebih memilih berleha-leha, ngobrol nggak karuan, bahkan terkadang berani berbuat dosa,” katanya sambil berpaling dariku . Kutahankan getir penyesalan yang merajang diriku, hampr-hampir bibirku berdarah karena gigiku sendiri. Lalu ku coba lagi mengajukan permohonan seraya berkata, “ Cobalah lakukan hal itu untukku, kini aku sadar betapa banyak dirimu yang telah aku sia-siakan, jika kau dapat kembali padaku, maka aku tidak akan lakukan kesalahan itu lagi.” Kataku.
Demi Waktu Linangan air mata serta merta membasahi sajadahku, gemetar jiwaku seakan mengguncang jagat raya. Dalam penyesalanku yang teramat sangat itu, membuat sang detik pun terus memperhatikan ku walau dia sudah semakin jauh. Memecah keheningan kudengar suaranya bergemuruh, ia menjelaskan tentang keterbatasannya padaku. “Seandainya kekuasaan ada padaku pastilah aku akan kembali padmu, namun kaupun harus tahu bahwa tak ada kehidupan bagiku. Dan semua telah terisi oleh perbuatanmu. Lipatan demi lipatan dari kamipun telah ditutup dan diserahkan pada Yang Maha Kuasa.”ujarnya. Kembali ku coba meminta solusi darinya, barangkali dia dapat menenangkan goncangan jiwaku. “Apakah engkau tahu wahai detik, apa yang harusku lakukan dengan sisa- sisa waktuku agar aku tidak berteriak memanggilmu dalam penyesalan,” kataku. Lalu diapun memberikan jawaban yang cukup menyejukkan hatiku dan membuat diriku kembali optimis untuk menjalani waaktuwaktuku ke depan. “Pertama, kau harus tahu bahwa waktumu itu ada yang menjadi musuh dan ada pula yang menjadi kawan bagimu, dan aku adalah bagian dari musuh besarmu itu. Kedua, sebagai musuh ada waktu yang hanya menjadi saksi atasmu dan ada juga yang menjadi
penuntut bagimu dahadapan Allah di yaumil mahsyar nanti. Itu tergantung bagai mana kamu menyikapi sisa waktumu hingga jatahmu habis,” katanya. Akupun tertunduk, kembali mengingat dosa- dosaku. Linangan air mata terus mengalir deras mengiringi helaan nafas penyesalanku. Dalam kesunyian itu kudengar suara dari sudut lain yang menusuk kedalam hati sanubariku. “Wahai orang-orang yang lalai, wahai orang-orang yang senantiasa menyia-nyiakan waktu, ketahuilah bahwa takkan pernah ada satu detikpun dari jutaan detik yang kau punya bersedia kembali padamu. Namun jangan sekalikali kalian putus asa akan dosa- dosamu karena perbutan baikmu bisa menutupi perbuatan jelekmu dulu, itu terjadi hanya jika kamu senatiasa meningkatkan keimananmu, melakukan amal shaleh, dan saling menasehati diantara kalian dengan kebenaran dan penuh kesabaran,” kata suara itu. Setelah suara itu berakhir, sang detikpun kembali menggiringku pada pokok persoalan seraya memberi nasehat. “Bangkitlah wahai manusia, carilah, dan jadikanlah waktu sebagai sahabatmu. Bersegeralah.. beramal lah.. bertaqwalah kepada Nnya. Isilah waktumu untuk kebajikan,” Dan setelah itu dia pun berlalu meninggalkan diriku. Sementara aku sedang dilewati oleh detik-detik lain, dalam hati aku berjanji atas diriku, Demi zat yang jiwaku ada dalam genggamanNya, aku tidak akan menyi-nyiakan waktuku lagi, aku akan beribadah dan beramal sebanyak-banyaknya. Sebagai hamba aku punya kewajiban untuk tidak melanggar perintahNya, apalagi aku telah menyadari bahwa tak sebesar zarrahpun yang ku kerjakan akan terlepas dari penglihatan dan pendengaranNya, karena Dia maha atas segala sesuatu. Innallaha sami’ul basyiir.
Edisi: 8 / Juni 2011
39
ADAT
Makna Siriah Langkok 4. Sadah (kapur sirih), Warna Putih dan rasonyo Masin. Manunggalnya ke empat warna dan rasa inilah yang menghasilkan corak warna baru serta rasa baru yang berbeda dari aslinya. Yaitu warma merah dengan rasa yang enak (lamak manih) yang melambangkan meleburnya semua perbedaaan dalam kepentingan, kelompok atau suku di Ranah Minang menjadi satu kesatuan masyarakat. Inilah Minangkabau.
Sirih adalah salah satu symbol yang sering dipakai dalam penyelenggaraan adat di Minangkabau. Hampir semua perhelatan dan pesta adat disuguhi dengan sirih langkok.
Gurindam Pasambahan Mako diricak siriah jo pinang Dibaruik sadah jo Gambia Diupah manjadi Satu Dimakan pamerah bibia Sarinyo naik kaparoman Lamaknyo tinga di rakuangan Kaganti ambalau baso-basi Silaturrahmi salamoko
MENGHADIRKAN sirih dalam suatu acara tentu bukan sekedar iseng, jelas ada makna yang terkandung dalam kehadiran sirih tersebut. Kehadiran sirih pada acara berbeda akan memberikan makna yang berbeda pula. Dalam sebuah buku adat menyebutkan, adanya Sirih Langkok dalam Carano menjadikan lambang kebersamaan kedamaian dan persahabatan. Disebut sirih langkok (lengkap) karena dalam menghidangkannya tidak cukup sebatas daun sirih saja. Akan tetapi juga dilengkapi dengan unsur lain seperti Buah Pinang, Sadah, Kapur Sirih, dan Gaambir. Persatuan antara empat unsur ini melambangkan perbauran antar kelompok masyarakat yang dipadu menjadi satu. Perpaduan ini juga akan menghasilkan sebuah kekuatan baru yang disebut masyarakat. Unsur yang ada dalam sirih langkok adalah : 1. Daun Siriah, warna hijau, rasonyo Padeh. 2. Buah Pinang, Warna Kuning, rasonyo Paik. 3. Gambir, Warna Coklat , Rasonyo Kalek (Ketir). Rombongan datuk dengan seikat sirih di atas carano.
40
Edisi: 8 / Juni 2011
Saat-saat kehadiran Sirih dalam adat dan maknanya : 1. Menyambut/ menyonsong tamu undangan, siriah jo pinang melambangkan tanda suka menerima. 2. Menyampaikan kandak Permohonan/ permintaan, siriah jo pinang melambangkan ketulusan (pitiah hati). 3. Dalam sidang sengketa adat, siriah jo pinang melambangkan berakhirnya persengketaan (perselisihan). 4. Mamapek Cupak Buatan (mensahkan Undang Undang adat), Jika terhidang siriah jo pinang dalam carano di balai balai menjadi pertanda selesainya ataran yang di buat, Sepakat korong jo majelis tinggal nagari malewakan (menjalankannya). (GS)
WAWASAN
Saniangbaka, Kemarin, Kini Dan Esok
“
Kemarin adalah tabungan untuk hari ini dan hari ini adalah tabungan untuk hari esok, jika hari ini tak lebih baik dari kemarin, maka kemungkinan besar hari esok adalah kehancuran” begitu kata pepatah. Sejarah bukanlah dokumentasi usang tak bernilai, melainkan suatu cermin untuk hari ini dan esok. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi dan tak akan pernah lupa sejarahnya. Dalam konteks hidup banagari, ungkapan demikian bisa dimaknai akan pentingnya menghargai dan indak mahilangkan jaso para urang tuo kito dulu yang telah bersusah payah manaruko, yang hasilnya sebagian telah dinikmati generasi sekarang. Penghargaan demikian bisa diwujudkan dalam bentuk pengabdian yang tulus dalam membangun nagari Saniangbaka. “Jangan tanyakan apa yang telah diberikan Saniangbaka untuk kita, akan tetapi tanyakanlah apa yang telah kita berikan untuk Saniangbaka.” Saniangbaka dulu Melihat ke belakang, perkembangan nagari Saniangbaka tempo dulu, konon kabarnya kapalo kampuang (wali nagari) sangat disegani dan ditakuti. Peran yang dimainkan oleh seorang wali nagari ketika itu tidak hanya di belakang meja. Wali nagari dikenal sering terjun ke lapangan, memberikan sosialisasi dan contoh terlebih dahulu. Berkat kepiawaian seorang wali nagari, maka mengajak orang kampuang bagotong royong tidaklah menjadi perkara sulit. Raso pareso masih dijunjung tinggi, sahino samalu masih terhunjam dalam sanubari. Pituah “ Kamanakan nan mamanjek, mamak nan jatuah,” dan “Anak dipangku kemanakan dibimbiang” betul – betul terpakaikan di tengah masyarakat. Artinya, kontrol sosial berjalan dengan baik. Pemangku adat, tuo adat, orang ampek jinih tahu dengan tugas dan kewajibannya. Mereka memberikan pembinaan dan pengkaderan dalam soal adat Minangkabau, seni dan beladiri kepada anak nagari. Semua pengajaran yang diberikan kepada anak muda menjadi bekal bagi anak muda tersebut bila kelak pergi merantau. Pemuda nagari sebagai parik paga nagari, kompak dan satu komando, sehingga sulit bagi rang lua untuk masuk-masuk begitu saja ka dalam nagari Saniangbaka. Martabat sebagai Rang Saniangbaka terlihat cukup disegani di mata orang nagari lain. Ndak talok dek orang lain manantang mato rang Saniangbaka. Dalam soal kehidupan beragama, Saniangbaka boleh dikatakan sebagai nagari yang religious. Selain terdapat banyak surau juga karena terdapat basis organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah). Warga masyarakat sangat giat menghidup suburkan amalan –amalan kedua organisasi tersebut. Tokoh agama seperti ulama, ustad, guru surau sangat berperan aktif, tiok Surau punyo Tuanku Surau. Bila malam datang surau-surau
Oleh Nusa Jaya S.Ag S.Pd yang katiko itu masih diterangi oleh lampu togok, strongkeng rami dek anak mudo dan anak mangaji. Fanatisme kesurauan malah dikompetisikan melalui kegiatan seni, dan olah raga. Sering diadakan kompetesi sepak bola antar surau di Lapangan parak lua.(lokasi SD inti 24 sekarang). Saniangbaka Sekarang Hingga sekarang ini, denyut nadi kehidupan masyarakat Saniangbaka bergerak normal atau biasa-biasa saja, rutinitas telah mengisi hari –hari warga masyarakat. Di berbagai bidang kehidupan, perubahan yang dikehendaki tidak bisa berlari kencang, sementara nagari lain semakin maju. Warga disibukkan dengan urusan pribadi masing-masing . “Sepintas kelihatan banyak yang tidak mau ambil bagian dan sepenuh hati mengabdi membangun Saniangbaka, malah ada yang menghindar alias mengundurkan diri dari amanah yang dibebankan kepadanya. Realita sosial yang terjadi sekarang dianggap bentuk sebuah sikap, sepertinya yang terjadi adalah pembiaran,” demikian ungkap Ery Yoker, Pengurus DPP IWS. Tidak bisa dipungkiri bahwa Saniangbaka hari ini dihadapkan dengan berbagai permasalahan sosial, mulai dari masalah dekadensi moral, dan rendahnya partisipasi masyarakat nagari. Keagamaan sebagian masyarakat yang didasarkan atas dasar ikut-ikutan, malah terkesan simbolik. Lebih parahnya lagi, mereka merasa kelompok pengajiannyalah yang benar. munculnya kelompok pengajian tertentu menunjukkan bahwa peran Muhammadiyah dan Perti tidak lagi mampu mewarnai pola keberagamaan masyarakat Saniangbaka. Ridwan Husen, punya pendapat bahwa memudarnya rasa
Edisi: 8 / Juni 2011
41
WAWASAN
Masjid Raya kebanggan rang Saniangbaka.
kebersamaan dan semangat mengabdi untuk nagari Saniangbaka di antaranya disebabkan oleh malempemnya kegiatan seni budaya dan olah raga. Kuatnya magnet keduniaan dan kurangnya pembinaan serta minimnya sarana olah raga membuat sebagian remaja atau pemuda Saniangbaka memiliki gaya hidup kekota-kotaan, individualisme, masa bodoh dengan lingkungan. Fenomena ini sebetulnya juga dikarenakan oleh kurangnya peran dan panutan dari tokoh pemerintahan, adat, agama. Sebagian Penghulu minim pengetahuan adat dan kurang bisa mengayomi anak kemanakan malah ada yang sekedar gelar. Sewaktu masih aktif mengajar di MTsM, Ridwan Husen pernah menguji beberapa siswa tentang siapa nama penghulu di kaumnya dan apa sukunya, banyak siswa tersebut yang tidak tahu, malah ketika sang anak menanyakan pada orang tuanyapun juga menjawab tidak tahu. Rendahnya semangat atau etos kerja rang Saniangbaka sudah menjadi suatu fakta. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya warga Saniangbaka yang membuang-buang waktu siang hari, duduk bermain kartu atau berleha-leha di kedai. Pekerjaan sawah banyak yang main upah. Padahal usia yang punya sawah masih produktif, demikian juga kaum perempuan banyak yang enggan bekerja di sawah. Kaum ibu juga tak kalah sibuk pengajian dan kegiatan arisan, anak remaja tidak dilatih dan tidak ada waktu untuk sekedar membantu orang tua bekerja di sawah atau di ladang, sehingga jangan heran akhir-akhir ini banyak orang keluaran yang memamfaatkan hal ini menjadi sebuah peluang hidup sejahtera di Saniangbaka. Tradisi makan bersama yang disebut bagadang, makan dek daun pisang, betul merupakan ciri dan keunikan Nagari Saniangbaka. Nilai positif di balik tradisi demikian adalah sarana merekat tali silaturahmi antara sesama. Hanya, semangat yang ditampakan alangkah baiknya kalau ditunjukkan atau digelorakan pula pada semangat mengabdi untuk nagari seperti dalam bergotong royong dan acara-acara nagari, yang terjadi selama ini kalau tibo ka makan piriang ndak cukuik, kalau tibo giliran bakarajo pangkua ndak ado. Belum maksimalnya kinerja pemerintahan dan lembaga yang ada dalam nagari membuat nagari Saniangbaka jalan di tempat. Pimpinan dalam lembaga yang ada dalam nagari yang selalu berdalih dan tidak mau mendengar adalah penghambat kemajuan. Begitu juga dengan masyarakat yang hanya pandai menuntut tanpa mau pula dituntut tanggung jawabnya sehingga tidak pernah ada titik temu dan
42
Edisi: 8 / Juni 2011
sering terjadi mis komunikasi . Persoalan masyarakat dibahas di palanta sehingga waktu dan energi habis untuk itu. Masjid dan surau yang ada dalam nagari tempat berkumpulnya ummat belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh lembaga yang ada dalam nagari sebagai sarana perbaikan dan kemajuan nagari. Padahal masjid dan surau adalah sarana yang strategis. Secara umum dapat dikatakan bahwa begitu kompleksnya persoalan dan tantangan Saniangbaka hari ini, tak ubahnya mirip dengan kondisi nagara Indonesia sekarang ini. Saniangbaka Esok Introsfeksi dan tekad untuk bangkit adalah senjata dan modal utama perubahan. Hidup di dunia tak ada yang sempurna, akan tetapi kita manusia berusaha untuk mendekati kesempurnaan itu lebih baik. Walau kemarin adalah sejarah, tapi sejarah merupakan “bagian dari proses” dan cermin untuk ke depannya. Kekurangan-kekurangan meski tak mengingkari keberhasilan kemarin adalah pelajaran untuk kita bersama. Banyaknya pekerjaan rumah Saniangbaka hari ini yang harus dituntaskan bersama sehingga tidak menjadi masalah berlarut di kemudian hari. Masih ada waktu proses perjuangan mewujudkan impian nagari Saniangbaka yang lebih maju. Belajar dari sejarah ternyata kunci keberhasilan itu di antaranya terletak pada pimpinan. Kalau dalam konteks nagari Saniangbaka adalah pimpinan lembaga yang dikenal Tigo tungku sajarangan, tali tigo sapilin yang sejatinya mau mendengar, mau berbuat, ibaratnya memandikan kudo, kita yang dulu masuk aia. Apabila Penghulu masing –masing kaum dan suku yang ada di Saniangbaka menjalankan tugas, ambil bagian dalam program yang dicanangkan oleh pemerintahan Sumatera Barat” Baliak ka Surau dan ka Nagari” bisa diimplementasikan di Nagari Saniangbaka, maka persoalan nagari bisa diminalisir. Adanya pertemuan seluruh penghulu kaum atau suku, manti dubalang adat, panito di surau duduk bersama dengan kemenakannya. Dengan kegiatan macam ini akan tampaklah peran seorang penghulu yang sesungguhnya, sebagaimana pituah” Barakik-rakik ka hulu tibo di rumah pacah balah, Basakik-sakik jadi panghulu, Panghulu khalifah Rasulullah” Permasalahan di tingkat kaum dan suku bisa dicop, pembentukan kepribadian kemenakan bisa diarahkan sesuai dengan kepribadian orang minang yang tau dengan jalan nan 4 ( jalan mandata, jalan mandaki, jalan manurun dan jalan Malereang) jadi ndak samo gadang sajo rang kasadonyo. Takah sawah indak bapamatang. Saniangbaka punya potensi untuk maju, sayangnya potensi demikian tidak terhimpun dengan baik. Ibaratkan lidi, bila berserak maka tak bisa banyak menghalau sarok, akan tetapi bila lidi dihimpun menjadi sapu maka sampah yang ada bisa dihalau semuannya. Akan tetapi selama ini lidi itu berserak. Pemberdayaan dan pendekatan yang dilakukan lembaga pemerintahan nagari terhadap IWS, PKK, lembaga pendidikan yang ada, kelompok sosial seperti pelajar, pemuda, jamaah majelis taklim, guru dll, merupakan salah satu alternatif dan modal dalam memajukan Saniangbaka. Secara detail pribadi pimpinan yang kira-kira tepat untuk Saniangbaka adalah orang yang kharismatik, punya ekonomi yang mapan. Artinya, dia tidak seratus persen menggantungkan periuk barehnya pada jabatannya, religius, punya wawasan dan rendah hati. Apabila semua lembaga dan warga masyarakat menyadari hak dan kewajibannya maka bukan tidak mungkin dan optimis bahwa Saniangbaka ke depan bisa mengejar ketertinggalan yang ada selama ini. (Nusa)
WAWASAN
Saniangbaka, Masihkah Membanggakan? Oleh
Aliran tangaya di tangah nagari.
E
ntah koran,majalah dan sebagainya, dalam tayangan televisi dan juga promosi di media masa, perempuan atau gadis Minang selalu ditampilkan dalam berpakaian dengan selendang dan baju kuruang, begitu juga dengan masyarakat kita Saniangbaka,yang merupakan bagian dari masyarakat Minangkabau itu sediri. Namun kenyataan keseharian , yang memakai selendang dan baju kurang hanyalah yang tua-tua saja. Saniangbaka, tempat di mana kita berasal, sekarang ini tidak saja kehilangan kejayaan masa lalunya. Tidak saja sumberdaya manusianya yang merosot, tidak juga tekanan ekonomi,sosial, politik dan budaya secara lokal mamupun global. Saniangbaka, rumah masa lalu kita, tempat di mana kita dilahirkan. Kenangan dengan ayah sarato jo bundo, juga tempat di mana darah kita mengalir, kini telah kehilangan rasa di hati para generasi mudanya! Saya tersadar, sebagai generasi muda penerus kejayaan Saningbaka, bertanya di mana para tetua kita, ke mana orang candiak pandai yang akan menularkan rasa cinta kepada Saniangbaka untuk generasi sekarang supaya tidak tertinggal dari nagarinagari tentangga? Persepsi tentang kampung halaman lebih banyak diwarnai “momok” dan citra kurang positif. Gadis dan remaja sekarang hanya beranggapan kalau ayah
Buyung Mario Lelo Sati—IWS Yogya dan mandenya mengajak pengajian dan pertemuan, hanya untuk bergunjing. Bagi yang mapan dan berpendidikan tinggi, pastilah kalau pulang kampung akan dipersepsikan akan dijodohkan. Memandang Saningbaka sebagai satu kebanggaan sosial, apalagi aset sangat minim di dalam benak generasi sekarang. Alhasil “Saniangbaka” seperti kata guru saya dulu, hanya ada di dalam hati sanubari orang yang sudah tua-tua saja. Ketika acara pulang basamo inilah, saatnya kita untuk membangkitkan kesadaran kaum muda terpelajar kita, untuk memahami, mengilmui, dan mencintai kampung halaman (saningbaka). Tiada lain tujuannya adalah sesuai kata pepatah, agar jalan tak dialiah orang lalu. Saya menghimbau kepada semua lapisan masyarakat, marilah kita bangun kembali Saniangbaka dengan semangat kebersamaan, gotong royong dan kita jalin persatuan dan kesatuan untuk kemajuan nagari yang kita cintai, Saniangbaka. Sesuai dengan wancana yang dikeluarkan oleh pak Walinagari kita yaitu “Babaliak Banagari” . Kepada masyarakat kita yang berada di rantau, marilah jadikan diri kita sebagi tonggak pananai rumah gadang agar rumah gadang itu tidak roboh. Dan kepada masyarakat yang di kampung, jadikanlah sebagai pasak jo kungkuang
di nagari supayo kampung jan binaso! Ayo......, secara bersama-sama ktia angkat kembali martabat Saniangbaka dengan adat dan budaya warisan nenek moyang kita, lestarikan alam. Mari kita hidupkan kembali semangat gotong royong dengan penghijauan! Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Didik dan bimbinglah generasi muda kita, agar menjadi orang yang cerdas, logis, matematis, rasional berwawasan luas, punya daya ingat tinggi, beretika dalam pergaulan, komunikatif, berjiwa patriotik dan punya kepribadian sosial yang tinggi. Rajin dan trampil pada suatu pekerjaan produktif, hemat dan cermat beretos kerja dan berjiwa wiraswasta. Takwa dan berakhlak mulia, toleransi pada benda pendapat, berwatak khalifah, aktif, kreatif, inovatif, estetis, toleran pada benda pendapat, berwarak khalifah, aktif, kreatif, inovatif, estetis, toleran padaperbedaan, berjasmani sehat, kuat juga berani, ulet, disiplin sportif, seting kawan serta punya rasa percaya diri yang tinggi. Dan untuk mencapai tujuan itu, marilah kita secara bersama kita jalin persatuan, agar Saniangbaka bangkit dari keterpurukan. Dan ke dengannya, mungkin kita punya talenta-talenta yang bisa diamalkan untuk kemajuan Saningbaka! “Saningbaka is the best” ***
Mande-mande sedang manta jamba.
Edisi: 8 / Juni 2011
43
WAWASAN
Kamus Tangaya Cik Cah lu nden!!! KATA
ARTI
KET
KATA
ARTI
KET
Abeh
Tau bisa Rawat/Pelihara Rambut Rak piring Gelar / Jemur Lempar Judi Kekenyangan Diam Geser /Ansur Entah Sengaja Jatuh Tidak Seimbang Sejenis Pacul Heboh Kaso Dinding bagian bawah Sampan Ketiding Tiup Sobek Berantam Tadi Malas Lihat Rakus Rakus Tebas Pelit Tebas dengan Sabit Sebentar Teraniaya Pelit Sobek Tidak utuh lagi Tusuk Tinggal sedikit Sembelih Jatuh Panaskan dengan api Tendangan kesamping Lasuang Jungkek Geser Pukul Pake Kayu Curang Gayung Dari Tempurung Genggam Suara Keras Bersemangat/Kuat Brewok Anak kodok Gayung Air
KS KK KK KB KB KK KK KS KS KS KK KS
Hambin Haniang Hilau Ilat Ilian Jangkang Jariau Jilah Jinggok Jongkek Kacak Kada Kadi Kadok Kalatik
Pukul dengan kuat Diam Ribut / Heboh Dayus Alirkan Mati Kaso Lantai Bersih Lihat Centil Pegang Kudis Kecil Sering Tampar dengan Tangan punggung tangan Rapi, Tuntas Selimut Empuk (Minang) Genggam Kapal Tempat Menyimpan Padi di rumah Ampas Daun Pisang kering Ranjang besi Kecil Tipu Kesini Sobek Kemaren Takut Serutan Kelapa Manual Rakus Alas Panci Pukul Pake Kayu Lengket Lengkap Sabet Tikar Berantakan Lambat Kelok/Tikungan Letih/Capek Telinga bernanah Lihat Alot Lapar Letih/Capek (Minang) Telinga bernanah Injak Infeksi Luka Lambat /Lemas
KK KS KS KS KB KS KB KS KK KS KK KS KS KS
Abehan Abuk Ambam Ampai Ampok Anggkih Anok Ansua Antah Aso Balambin Baliang Baluk Bandua Biduk Boyok Buso Cabik Cakak Cako Calih Calik Cama Cangok Catuk Cekea Ceteh Cicah Cido Cigik Cobai Compeang Cucuk Dabeh Dabih Dabuk Diang Dongkak Endek Ensuik Gado Galia Galuk Gama Garang Garembeh Garundang Gundam
44
Edisi: 8 / Juni 2011
KK KS KB
Kameh Kampuh KB KB KK KS KK KS KS KK KS KS KK KS KK KS KS KS KS KS KK KS KK KS KK KK KB KK KB KS KK KS KK KB KB KB
Kapa Kapuk Karak Karisik Kero Ketek Kicuh Kinyak Koncai Kotang Kucun Kukuran Kumbah Laka Lakak Lakek Langkok Lapia Lapik Leak Lekok Leno Lici Like Litak Lotit Lunyah Malangko Maleo
KK KB KS KK KB KB KS KB KB KS KK KK KS KS KS KB KS KB KS KS KB KB KS Ks KB KS KS KK KS KS Ks KB KK KS KS
WAWASAN KATA
ARTI
KET
KATA
ARTI
KET
Mandok Mandok Maranggeh Marereh Maruyak Nyeh Ongok Ongok Pageh Pagu Pakok Paluang Pana Pandia Param Paran Parateh
Sembunyi Sembunyi Daunnya Rontok Merosot Infeksi Luka Cuma, nya Bodoh Bodoh Gebuk Ruangan di Loteng Tutup Peti dari Kayu Bodoh Bodoh Simpan supaya matang Kaso Dinding Kaso dinding bagian atas jendela Permainan dengan tangan dengan media batu Bakar dengan Api Besar Petir Tebas dengn golok Serangan dari belakang Pacar Gebuk Obor Tua Meja kecil Menggigil Pincang Tua Tembus/Bocor untuk benda buatan Kurang dari semestinya Sedikit Sedikit Selembar Merengek Sangrai Gemuk Pelit Hijau Pintar Lirik Susah Bambu kecil Terserah Cuci Kain Teguk/minunm Bekas Kebun Sedikit Rantang Siapa Slip Lihat Slip Tendang ke Depan Siram / Guyur Tekel
Kk KK KS KS KS KS Ks KS KK KB KK KB KS Ks KK Kb Kb
Singguluang
Alas kepala untuk membawa barang Merah Habiskan Tutup Karung Membakar Sembunyi Selip dalam memanjat Sigap Tajam (Bicara) Jatuk ke depan Lemas Panci Tunggu Terdengar Nanar Tampar Kaget Toples Pitik Nangka Bocor Jendela Tembus/Bocor untuk alam Labrak Mencangkul tanah Keras Luka yang Infeksi Korek api Aliran air di sawah Balok Kecil buat duduk Tekel Dorong Kelapa sisa tupai Pegangan utama dalam permainan Lempar Saku
KB
Parok Parun Patuih Pauk Pico Pole Puga Pusuang Regoh Reha Retek Ringkek Ringkih Rompong Rumpang Sagetek Sagupia Salai
Sambok Sampilik Sanam Santiang Sarendeang Sarik Saro Sasah Sasok Senut Sia Sialia Silau Sileper Simbek Simburan Simpia
KS KK KS KK KK Ks KK Kb KS KB KS Ks KS KS KS KS KS KB KS KK KS KS KS KK KS KB KS KK KK KB KS KB KT KS KS KK KK KK
Sirah Sosoh Sumbek Sumpik Sunu Suruk Tagarapai Tageh Tajeh Tajilapak Takulai Talenang Tancik Tangaran Tapalena Tapuk Tasangok Tenga Timbaba Tirih Titinjoan Toboh Tombeh Tukak Tukik Tumburan Tumgkahan Tungkai Tungok an Tuntang Ucak Umban Uncang
KK KK KB KK KK KS KS KS KS KS KB KK KS KS KK KS KB KS Kb KS KK KK KS KB KK KB KK KK KB KB KK KB
ASAL TAHU
Halilintar HALILINTAR adalah cahaya yang dihasilkan oleh bertemunya unsur ion dan proton di angkasa. Kecepatan cahayanya sama dapat mengelilingi bumi 3,5 kali dalam 1 detik. Kekuatan cahayanya sama dapat menerangi seribu rumah dalam setahun.
Edisi: 8 / Juni 2011
45
CERPEN
RINDUKU PADA TAPIAN
Oleh Giems
A
ku baru saja pulang dari pekerjaan rutin ku di sebuah pasar kecil di kawasan Jakarta pusat. Kepenatanku terobati ketika buah hatiku langsung menyonsongku masuk rumah. Anak- anakku yang masih kecil adalah buah cintaku dengan perempuan kampung yang perkasa, sederhana dan berhati selembut salju. Sepuluh tahun lebih kami mengarungi bahtera kehidupan. Suka dan duka kami hadapi bersama. Sesekali terdapat perbedaan pendapat di berbagai hal namun semuanya dapat kami kami hadapi dengan baik.”Cinta tanpa kebahagiaan adalah neraka kehidupan”, mungkin itulah makna Rumahku adalah sorgaku. Tidak mudah melupakan peristiwa ketika aku harus pergi meninggalkan kampungku. Amakku yang begitu menyayangiku, aku lihat tidak tahan , ketika beliau menyururuhku meninggalkan kampung halamanku. Sementara abakku hanya mampu diam seribu bahasa sambil menghirup rokok Kaisernya di sudut rumah yang hampir roboh dimakan usia. Masih terngiang di telingaku ucapan amakku,”Nak kalau wa-ang ingin merobah nasib ang tinggakanlah kampuangko, ndak ado nan mambuek ang maju di sikodah, awak bukan katurunan pagawai “. Seketika ku jawab: “iyolah mak, ambo pikia dulu, ambo masih barek maninggaan kampuangko.” Aku menjawab itu dengan penuh kegalauan, membuat dada bergemuruh. Semenjak itu aku jadi pemurung dan suka menyendiri di tepi pasia. Aku yang suka bekerja berobah jadi pemalas dan tidak punya gaiarah hidup.”Tempatku di sini bukan di rantau,” begitu hati kecilku berontak. Gelar sarjana yang aku raih dengan susah payah tidak memberi arti bagiku.
46
Edisi: 8 / Juni 2011
Sekarang hari hari ku habiskan dengan membaca buku, hanya itulah obat kesedihanku, hanya ini hobiku. Tempat favoritku adalah tapi pasia sambil menikmati ombak bergulung dan hembusan angin yang sepoi- sepoi, hamparan padi yang menghijau. Sering aku gelisah ketika mendengar ocehan mande-mande sambil basiang dengan tangannya yang perkasa dan cekatan, betapa bersahajanya mande-mande itu. Ada jalan pematang yang paling aku sukai, walau jalan itu jarang dilalui orang. Jalan itu semak dan penuh duri sikajuik tapi di situlah aku melihat sekuntum bunga yang sangat indah. Setiap melewati pematang itu aku selalu berhenti dan ingin memetik bunga itu. Sudah lebih sebulan, aku belum memberi jawaban pada amakku. Amakku pun juga tidak berani bertanya lagi. Kami hanya diam , tapi malam itu aku beranikan bicara.”Mak awak bukan keluarga perantau, indak ado tapatan nan tapek dituju. Alah hampia 25 tahun umua ambo, alun tatampuah tanah rantau tulai dek ambo,” ucapku. Amakku diam dan beranjak mengambil jubahnya, lalu pergi ke surau melaksanakan shalat isya. Lama sekali amak di surau, sudah hampir jam sepuluh beliau belum juga pulang. Aku mulai khawatir dan pergi keluar menyusulnya. Dan alangkah terkejutnya aku, ketika aku melihat Amakku membaca Al-qur ’an sambil berlinang air mata. Lalu aku datangi dia sambil bersimpuh di hadapannya, dan mencium kakinya dan kemudian memeluknya. Aku tak sanggup menahan luapan air mata, dan kami berduapun menangis tersedu-sedu. “Nak, amak sabananyo indak taloklo bapisah jo waang, caliaklah abak ang alah mulai sakaiak sakik – an , kasia amak ka baiyo. Mamak ang jarang kamari dan adia- adiak ang masih ketek-ketek,” tuturnya. Hatiku semakin galau dan pikiran semakin kacau, tak satupun yang dapat aku perbuat. Satu-satunya yang membuat aku tenang adalah tapi pasia. Sering aku menyendiri di Surau Kasik yang masih kokoh berdiri dengan gagah menghadang hijau sawah, walau surau lain sudah berubah wujud tergerus
modernisasi. Sering aku berkontemplasi sambil bermunajat kepada Allah SWT. Merenungkan diri. “ Ya.. Allah berilah aku keputusan yang tepat”. Keputusan harus segera aku ambil sebab bila aku terlambat, aku pasti menyesal. Ketika aku ter-inspirasi tulisan DR. Ali Syariati – Cendikiawan Iran, bahwa “ 27 peradaban dunia dibangun oleh orang perantau” dan saat itulah aku putuskan untuk meninggalkan kampung. Ketika keputusan itu aku utarakan kepada amak, alangkah gembira hatinya. Dengan susah payah beliau ke sana kemari mencarikan ongkos ke tanah jawa. Aku harus berangkat dan kami harus perpisah walaupun kami saling menyayangi. Sementara abakku hanya memandangi kami sambil manggut-manggut seraya menghisap rokok Kaisernya. Aku berangkat , diantar oleh amakku , naik di jalan –di depan bengkel Waidi dengan bis Gumarang Jaya. Selamat tinggal, kampungku. Rupamu nan elok takkan pernah aku lupakan. Aku akan selalu merindukan tapi pasia. Lama sekali aku terombang-ambing di rantau. Pindah dari satu induk semang ke induk semang yang lain , karena sebenarnya aku kurang berminat berdagang. Aku hampir putus asa, dan memutuskan untuk pulang kampung. Di tengah ke galauan itu, datanglah pertolongan Allah SWT. Melalui salah seorang saudaraku , dengan penuh kekhlasan dia membantuku. Dia juga turut mencarikan tempat berdagang bagiku. Semoga Allah menerima Amal ibadah saudaraku itu dan dan diampuni segala dosa-dosanya. Sudah hampir dua puluh tahun aku merantau, belum banyak yang aku dapatkan , tapi rasa syukur selalu aku aturkan padaNya, karena semua adalah rahmat dan Karunia Nya. Menjalani hidup dan kehidupan di kota Metropolitan memang sangat menjenuhkan dan membosankan. Tapi bagiku ada satu keuntungan jika dibanding dengan beberapa teman perantau lain. Kami di sini bergabung dan aktif dalam paguyuban kampungku, sehinga aku merasa kerkadang sedang berada di tapian.........
Untaian Kata Oleh Jufri
Empat tanda Orang Ikhlas Selalu Menbersihkan Jiwa dan Raganya Menggerakkan tubuh dengan Tulus Membagikan kebaikan Menahan keburukannya [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Diantara Gudang kebaikan adalah: Menembunyikan Musibah Menyembunyikan Rasa Sakit Menembunyikan Sedekah [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Ciri-ciri Orang Beriman adalah: Berbahagia bila berbuat Baik Dan Risau jika Melakukan Perbuatan tercela [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kala kita berani mengatakan “Musibah adalah takdir maka Kita juga harus berani mengatakan takdir atas kesuksesan kita “ [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kepekaan Qalbu adalah, Gabungan antara Akal sehat dan Kesucian Hati, serta Kerelaan untuk mendengarkan Kebenaran. Tanta itu semua Seseorang kita akan disebut Buta Hati [ Quraish Shihab]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Memandang langit dan bumi dengan pandangan biasa dan sedikit kesadaran sudah lebih daricukup untuk mengerti betapa kecilnya kita dihadaapan sang Khaliq. [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kesialan itu tak pernah ada, baik dan buruk adalah Sistem ketetapan Allah. Kesialan hanya terjadi karena kebodohan dan ketidak percayaan pada kuasa Ilahi [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Empat tanda Orang Sabar adalah: Tabah dalam Derita Tegar dalam berbuat baik Rendah Hati Suka Mema’afkan kesalahan Orang. [Hadis]
Muliakanlah Kaum Dhu’afa diantara kamu, karena Kamu diberi Rezki atas pertolongan Kaum Dhu’afa. [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Jalan kehidupan tak selamanya baik. Dengan beriman kita dapat menyelesaikan setiap persoalan dengan Baik. [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Hati dalam tubuh ibarakkan lading di hamparan bumi. Jika ditanami dengan Iman maka dia akan menghasilakan Ihsan atau Kebaikan. [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kelahiran adalah awal dari kematian. Dan Kematian adalah awal dari Kehidupan yang Abadi. [Al-Qur’an]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Ingatlah sakit di waktu sehatmu. Ingatlah Sempit di waktu Lapangmu. Ingatlah Susah di waktu Senangmu. Dan Ingatlah Miskin di waktu Kayamu. [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Semua yang ada di dunia hanyalah sementara. Orang yang sombong merasa Kesuksesannya Abadi. Dan Orang yang putus Asa mengira Penderitaannya Kekal. [Jufri]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Dunia hanya tau kegunaan yang berguna. Tapi pernah tahu kegunaan yang tak berguna [ Filosof Cina 400 SM]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Abu Dzar Al-Gifari ditanya Rasulullah tentang hal yang paling disukai dalam hidupnya. Ia menjawab 3 Hal : Mengingat Kematian, Karena dengan itu akan menbuat hati menjadi Lembut dan terbuka untuk Kebenaran. Rasa Lapar, Karena ini dapat menumbuhkan sikap Sosial dan mampu merasakan derita orang lain. Rasa Sakit, Karena rasa sakit akan membakar keangkuhan dan menimbulkan kesadaran atas kelemahan diri. [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Orang yang Paling Buruk adalah orang yang suka memfitnah dan Melupakan Kebaikan Orang Lain. [Ali bin Abi Thalib]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Jika Ilmu seseorang tidak bermanfa’at pada dirinya, maka Kebodohannya akan membawa Mudharat bagi Orang Lain. [Hadist]
Ada Kemenangan dalan Kesabaran. Ada Kemudahan dalam Kesusahan dan Ada Kesempatan dalan Kesempitan [Hadist]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Dari Solok nak ka Salayo Urang Guguak pai ka Pakan Ambiak Nan elok jadi Pusako Sado Nan Buruak kito Pelokkan [Indang]
Bukanlah Seorang Pemuda yang berkata Ini adalah Ayah atau Saudaraku. Pemuda Adalah Oraqng yang berkata INI AKU. Allah mencintai Pemuda yang Cakap dalam memanfa’atkan waktu mudanya. Dan cakap dalam ketaatannya [Hadist]
Edisi: 8 / Juni 2011
47