JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) © The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT USIA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015 CORRELATION OF LEVEL OF ABILITY IN ACTIVITY DAILY LIVING TOWARD DEPRESSION ON ELDERLY IN ELDERLY SUPPORT AND SERVICE CENTER BENGKULU 2015 TITA SEPTI HANDAYANI, LISWAN HARIANTO ABSTRAK Sebanyak 43% dari seluruh orang tua telah diidentifikasi sebagai memiliki gaya hidup yang berkontribusi terhadap intoleransi aktivitas fisik dan penyakit, sekitar 50% dari penurunan fungsional pada orang tua dikaitkan dengan kejadian penyakit. Gangguan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dialami oleh orang tua selain menghambat semua kegiatan hidup juga dapat menyebabkan masalah gangguan psikologis seperti depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemampuan dalam kegiatan sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik, yaitu crosssectional design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu pada tahun 2015, sebesar 54 orang dengan sampel 54 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer, dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi univariat dan bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hamper sebagian besar responden (37,0%), memiliki tingkat kemampuan aktivitas dasar berat setiap hari tergantung, hamper dari sebagian besar responden (44,4%), mengalami depresi berat dan ada korelasi tingkat kemahiran dalam kegiatan sehari-hari dengan depresi di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu (p = 0,006). Dianjurkan kepada Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu untuk dapat diharapkan untuk meningkatkan intensitas perkembangan mental dan fisik yang telah ada dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan pada orang tua baik secara psikologis dan biologis karena perkembangan mental dan fisik tinggi memberikan koping yang baik dalam memecahkan masalah sehingga dapat mencegah depresi pada lansia. Kata Kunci : Tingkat Kemampuan, Aktivitas Dasar, Depresi, Lansia ABSTRACT Approximately 43% of the elderly have been identified as having a sedentary lifestyle that contribute to the intolerance of physical activity and disease, approximately 50% of functional decline on the elderly is associated with the incidence of the disease. Disruption carry out daily activities experienced by the elderly in addition to inhibit all activities of life can also lead to problems of psychological disorders including depression. The purpose of this research was to
81
determine the relationship between the level of ability in activities of daily basis with the level of depression on the elderly atthe Elderly Care and Sponsorship Central in Bengkulu province in 2015. This research used a descriptive analytic design, namely cross-sectional design. The population in this research were all elderly people atthe Elderly Care and Sponsorship Central in Bengkulu province in 2015, amounted to 54 people with the samples of 54 respondents taken with total sampling technique. Collecting data in this research was conducted by using primary data, analyzed by using univariate and bivariate frequency distribution table using chi square. The results showed that almost majority of the respondents (37.0%), had a level of proficiency in basic activities of daily weight dependent, almost from the majority of respondents (44.4%), severely depressed and there was a correlation level of proficiency in dailybasic activities with depression atthe Elderly Care and Sponsorship Central (p = 0.006). Recommended to the Elderly Care and Sponsorship Central in Bengkulu Province can be expected to increase the intensity of the mental and physical development that has existed with the aim to improve the quality of health in the elderly both psychologically and biologically because of the mental and physical development of high giving good coping in solving problems so as to prevent the depression on the elderly. Keywords : The Level of ability, daily activities, depresion, elderly PENDAHULUAN Seseorang dikatakan lansia jika usianya telah lebih dari 60 tahun. Lansia dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry, 2005). Proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun. Jumlah penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Sedangkan jumlah lansia di seluruh dunia dapat mencapai jumlah 1 miliar orang dalam kurun 10 tahun mendatang (WHO, 2013). Pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di dunia yang semakin meningkat (ledakan) tersebut diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi dunia kesehatan, untuk hal ini maka WHO telah mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif. Menurut data di Indonesia tahun 2013 jumlah Penduduk Pra Usia Lanjut 4559 Tahun sebanyak 35.594.671 jiwa,
82
Penduduk usia lanjut > 60 tahun sebanyak 18.861.820 jiwa, Penduduk usia lanjut risiko tinggi usia > 70 tahun tahun sebanyak 7.621.845 jiwa sedangkan jumlah penduduk usia non produktif (65+ tahun) sebanyak 70.385 (Kemenkes RI, 2014). Terganggunya melaksanakan aktivitas sehari-hari yang dialami oleh lanjut usia selain dapat menghambat segala aktivitas kehidupannya juga dapat mengakibatkan masalah gangguan psikologis. Kondisi mental dan emosional lansia dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya saat ini. Pada umumnya setiap lansia menginginkan keadaan seperti panjang umur, mempertahankan hak dan hartanya, serta tetap berwibawa, akan tetapi pada prosesnya tidak sesuai dengan keinginan tersebut, hal ini dirasakan sebagai beban mental yang cukup besar bagi lanjut usia, sehingga kondisi tersebut akan berdampak terhadap kondisi kesehatan (Maryam S, 2008). Berdasarkan data jumlah lansia di Panti Werda Provinsi Bengkulu tahun 2014 didapatkan data jumlah lansia sebanyak 54 orang dengan rincian jumlah lansia laki-laki 35 orang dan jumlah lansia perempuan 19 orang. Berdasarkan survey awal penelitian di Panti Werda Provinsi Bengkulu didapat gambaran para lansia yang menunjukkan
Journal of Nursing and Public Health
gejala depresi terutama pada mereka yang imobilsasi atau memiliki penyakit kronis. Lansia yang imobilisasi, sepanjang hari hanya tidur- tiduran di atas tempat tidur. Begitu juga dengan lansia yang punya penyakit kronis seperti arhtritis. Mereka tidak bisa bergaul dengan lansia lainnya karena keterbatasan atau penyakit yang mereka miliki. Dengan keadaan yang demikian, tanda- tanda depresi seringkali terlihat. Begitu banyak lansia yang teridentifikasi memiliki tanda dan gejala depresi namun mereka tidak diberikan tindakan medis atau keperawatan apapun untuk menyembuhkan mereka. Tujuan dari studi ini adalah untuk menemukan hubungan antara tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Pelayanan Dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu. Berdasarkan uraian latar belakang di atas didapat masalah penelitian masih adanya lansia yang tidak mampu memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari dan menunjukkan gejala depresi. METODELOGI PENELITIAN Deskriptif analitik dengan desain crosssectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu tahun 2014 yang berjumlah 54 orang dengan jumlah sampel 54 responden diambil dengan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dan depresi pada lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu tahun 2015
No
Variabel
1 Aktivitas dasar seharihari Dependen Berat Dependen Sedang Dependen Ringan/Mandiri Jumlah 2 Depresi Depresi berat Depresi ringan-sedang Tidak depresi Jumlah
Frekuensi Persentase (f) (%)
20 25
37,0 46,3
9
16,7
54
100,0
24 17 13 54
44,4 31,5 24,1 100,0
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 54 responden terdapat hampir sebagian dari responden (46,3%), mempunyai tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dependen sedang, hampir dari sebagian reponden (44,4%), mengalami depresi berat. Tabel 2 Hubungan Tingkat Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-Hari dengan Depresi Pada Lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu tahun 2015 Depresi
Total
Aktivitas Dasar Sehari- Depresi Ringan/ Tidak Hari Berat Sedang Depresi f % f % f % f Depende 13 65,0 6 30,0 1 5,0 20 n Berat Depende 24, 10 40,0 9 36,0 6 25 n Sedang 0 Depende n 66, 1 11,1 2 22,2 6 9 Ringan/ 7 Mandiri
p Value
% 100 100 0,006 100
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa dari 20 responden yang mempunyai aktivitas dependen berat sebgaian besar 13 (65%), responden mengalami depresi berat dan hampir sebagian 6 (30%), responden mengalami depresi ringan/sedang, dari 25 responden yang mempunyai aktivitas dependen sedang hampir sebagian responden
83
10 (40%), responden mengalami depresi berat dan hampir sebagian 9 (36%), responden mengalami depresi sedang, sedangkan dari 9 responden yang mempunyai aktivitas dependen ringan hampir sebagian kecil 1 (11,1%), reponden mengalami depresi berat dan sebagian kecil 2 (22,2%), responden mengalami depresi sedang. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa nilai p=0,006 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 artinya ada hubungan tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dengan depresi pada lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu tahun 2015. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kemampuan aktivitas lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari akan berpengaruh terhadap depresi pada lansia hal ini dapat terjadi karena lansia kan merasa tidak mampu dalam melakukan aktivitasnya secara mandiri dan selalu ketergantungan dengan orang lain sehingga menimbulkan rasa ketidak percayaan diri lansia yang menyebabkan depresi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniawan (2012), di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan nilai signifikansi p=0,00. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat depresi dengan kekuatan korelasi negatif, artinya semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin rendah tingkat depresi pada lansia, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan aktivitas lansia dapat mempengaruhi terjadinya depresi pada lansia, walaupun hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lansia yang mempunyai aktivitas mandiri masih ada yang mengalami depresi berat maupun sedang hal ini dapat terjadi karena mekanisme koping seseorang dalam mengahadapi suatu strsor berbeda-beda. Selin itu juga keadaan ini dapat
84
disebabkan oleh faktor lain yang dapat menyebabkan terjadiya depresi pada lansia seperti hilangnya atau kurangnya komunikasi dengan keluarga sehingga lansia merasa diabaikan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hampir sebagian dari responden (37,0%), mempunyai tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dependen berat. Selain itu, hampir dari sebagian reponden (44,4%), mengalami depresi berat. Maka berdasarkan hipotesa penelitian, didapatkan adanya hubungan tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari dengan depresi pada lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu (p=0,006). SARAN Kepada pihak Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Provinsi Bengkulu diaharapkan dapat diharapkan meningkatkan intensitas pembinaan mental maupun fisik yang telah ada dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada lansia baik secara psikologis maupun biologis karena dengan pembinaan mental maupun fisik yang tinggi memberikan koping yang baik dalam memecahkan masalah sehingga dapat mencegah terjadiya depresi pada lansia. DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta Nugroho.2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. EGC: Jakarta. Sugiarto. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan
Journal of Nursing and Public Health
Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. UNDIP: Semarang Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta WHO. 2013. Populasi Lansia di Dunia Semakin Bertambah. Diakses dari http://www.ino.searo.who.int pada tanggal 20 Desember 2014
85