Majalah Internal trIwulan
Volume: 014 | th-IV edisi liputan: Oktober - Desember 2014
Jatuh Bangun Ketahanan Pangan Holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan Diluncurkan
Kongres IKAgI
Strategi Baru Industri Gula melalui Diversifikasi
Drone untuk Teknologi Pertanian
gold - silver
VISI Menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan.
MISI Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan tembakau yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik dan internasional dan berwawasan lingkungan. Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan efisiensi di segala bidang. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama tim serta organisasi yang profesional.
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
emplasemen
[ salam redaksi ]
Menuju Pasar Bebas Asean
S
idang pembaca yang terhormat. Tak terasa kita sudah memasuki ujung tahun 2014. Tahun depan akan menjadi titik awal, seberapa ‘perkasa’ kita menghadapi pasar bebas Asean? Sudah siapkah industri gula kita bersaing dengan gula impor? Dalam catatan redaksi PTPN X-Magz, para pelaku industri gula, optimistis menghadapi kompetitor gula dari luar. Optimisme ini didasari syarat, penataan ulang secara menyeluruh dari off farm dan on farm, dari hulu dan hilir, serta pencanggihan sistem industri agar semakin efisien dan menghasilkan gula yang berkualitas. Dalam kongres Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) di Kediri mendorong upaya perubahan paradigma pelaku industri gula. Industri gula harus melakukan revitalisasi yang diarahkan pada diversifikasi usaha non-gula industri padat karya ini. Industri gula tidak boleh hanya bersandar pada peningkatan produktivitas gula, tapi juga memaksimalkan diversifikasi non-tebu seperti ampas dan bioetanol. Gula tidak bisa menjadi sandaran industri pengolahan tebu selamanya. Pasalnya, komoditas tersebut menghadapi problem tata niaga sampai penyimpangan yang cukup rumit. Selain menghadapi problem di atas, indsutri gula juga sedang berupaya memenuhi swasembada nasional. Meskipun upaya itu bertahuntahun telah dilakukan tetapi hasilnya belum
awarded magazine
penghargaan emas desain cover majalah
internal magazine award 2014
penghargaan emas
komposisi desain isi majalah BUmn internal media award 2014
maksimal. Bahkan malah cenderung terpuruk. Setidaknya itulah yang terungkap dalam ‘Dialog Bedah Model Revitalisasi Industri Gula’. Swasembada tidak bisa hanya menjadi jargon. Penentuan target pun mesti realistis. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, pola konsumsi pun berubah. Sehingga target swasembada harus jelas dan realistis berapa produksi gula yang ingin dicapai. Sidang pembaca yang baik, banyak catatan-catatan menarik yang perlu kita review sebagai bahan menyongsong tahun 2015 ini. Karena itu dalam edisi akhir tahun ini, PTPN X-Magz menurunkan laporan secara komprehensif soal Ketahanan Pangan. Selain itu redaksi juga menurunkan laporan kongres Ikagi secara lengkap. Sebagaimana biasa redaksi juga menurukan rubrik khas seperti kuliner yang kali ini mengajak sidang pembaca menikmati sate khas Bandung. Yang menarik di rubrik wisata, pembaca kami suguhi liputan di museum kereta api di Jepang. Redaksi berharap, sajian di akhir tahun ini bisa memberikan bacaan yang berguna dan bisa dijadikan rujukan dalam menyongsong tahun 2015 yang penuh tantangan ini. Akhirnya, redaksi ucapkan selamat membaca, dan selamat merayakan Natal dan Tahun Baru. Redaksi
penghargaan emas
Bahasa & sistematika majalah BUmn internal media award 2014
penghargaan perak
sUBstansi, Bahasa & sistematika BUmn internal media award 2014
Penanggung Jawab: Subiyono | Pemimpin umum: Dhimam Abror Djuraid | Wakil Pemimpin umum: Mochammad Cholidi | Pemimpin Redaksi: Cipto Budiono | Redaktur Pelaksana: Siska Prestiwati Wibisono | Dewan Redaksi: Victorianus L Maitimo, Ayu Firdayanti Suraida, Okta Prima Indahsari | Sekretaris Redaksi: Iwan Tuasela | Redaktur: R Giryadi | Reporter: SAP Jayanti, Sekar Arum Catur Murti | Fotografer: Dery Ardiansyah | Artistik: Demetrius Angger P | Iklan: Suprapti | Sirkulasi/Produksi: Suprobo | Keuangan: Lestariningsih | Alamat Redaksi, Iklan, Sirkulasi: PTPN X, Jl. Jembatan Merah No. 3-11, Surabaya 60175. Telepon: (031) 3523143 | Fax: (031) 3557574 | email:
[email protected]
1
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
sajian
volume.014
ptpnx-magz dapat juga diakses dalam bentuk e-magazine di: http://www.ptpn10.co.id
Salam | 03
kongres IkAgI 2014
Harga Jeblok, Revitalisasi Jadi Jawaban | 16
varietas Holding
BUMN Perkebunan dan Kehutanan Diluncurkan | 04
industri gula tersudut oleh harga yang jeblok. pelaku industri gula perlu lakukan revitalisasi. tapi dari mana merevitalisasinya?
IDUL ADHA 1435 H
Stimulus dari Kemenperin Jadikan Dua PG Berkinerja Unggul | 20
Potong 84 Ekor Sapi dan 49 Ekor Kambing | 06 Optimalisasi Air
Informasi Perusahaan dengan ERP | 07
Bersih untuk Warga Sekitar PG Gempolkrep | 08
sInergI bUMn
Butuhkan
Karyawan Berintegritas Tinggi dan Profesional | 10 PTPN
PTPN X Kerjasama dengan Jepang Tanam Sorgum | 21
PT Biofarma Kucurkan Rp 10 Miliar untuk Petani Tebu | 22
X Segera Jual Listrik ke PLN | 11
Csr Pg WAtoetoeLIs
Bantu Pembangunan Masjid Nurul Huda | 24
PeLAtIHAn MekAnIsAsI
Mekanisasi untuk Peningkatan Produktivitas | 12 seMInAr nAsIonAL ULAng tAHUn eMAs UnIversItAs JeMber
Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat lewat BUMN Perkebunan | 14
sukrosa
32
Jatuh Bangun Ketahanan Pangan Kita menuju ketahanan pangan, perlu berkedaulatan pangan, untuk itu dibutuhkan atensi kuat pemerintah berupa regulasi yang berpihak pada petani. Revitalisasi
Pabrik Gula untuk Kesejahteraan Petani | 40 Prof. Dr. DWI AnDreAs sAntoso Guru Besar Fakultas Pertanian iPB
Ubah Paradigma Swasembada Pangan | 42
2
ketergantungan pada impor bisa menyebabkan indonesia mengalami krisis pangan. Bahkan bisa menjadi bencana pangan. pemerintah harus mengubah paradigma keberpihakannya pada petani, seperti persoalan bibit, irigasi, dan perlindungan harga.
Drs. ec. H nyono sUHArLI WIHAnDoko ketua DPD aPtri PtPn X
Swasembada, Pemerintah Perlu Campur Tangan | 44 pemerintah perlu ikut campur penanganan swasembada gula terutama gula impor yang terus membanjir, lewat perbatasan. ArUM sAbIL ketua aPtri (asosiasi Petani teBu rakyat inDonesia)
Saatnya Revolusi Sektor Pertanian | 46
persoalan pertanian dipandang sangat komplek. mulai dari lahan sampai teknologi pertanian masih terkesan tak terkonsep. sebagai pilar kedaulatan pangan, seharusnya pemerintah berani melakukan revolusi sektor pertanian. Dr noer soetrIsno PerhimPunan ekonomi Pertanian inDonesia
Infrastruktur Tersedia, Ketahanan Pangan Bisa Diraih | 48
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Untuk informasi iklan dan berlangganan, hubungi kami di: Jl. Jembatan merah No. 3-11, Surabaya 60175. Telepon: 085850344435 (Prapti) | Fax: (031) 3557574 | email:
[email protected]
rehat
Csr PenDIDIkAn
Kontribusi PTPN X Lengkapi Prasarana Unhasy | 25
Pt keLoLA MInA LAUt
Tertarik Edamame yang Berkualitas Ekspor | 62
waring
rsP JeMber kLInIk
Melengkapi Rumah Sakit dengan Taman Bacaan | 26
IIkb
SMK3: Targetkan Bendera Emas di 2015 | 28
tebu
Ibu sebagai Pencetak Generasi Bangsa | 66 Berkunjung ke PG, Semangati Suami Bekerja | 68 ikatan istri keluarga Besar (iikB) kantor direksi ptpn X berkunjung ke pabrik gula pesantren Baru. mereka terkagum melihat kebersihan pabrik gula.
stetoskop
nAtA De CAne
Kudapan Sehat dari Nira Tebu | 36
eboLA
Krisis Kesehatan Terburuk Era Modern | 70 ebola sudah menjadi momok dunia. ebola mempunyai tingkat mematikan yang tinggi.
okra
Membumikan Regulasi Pertembakauan |
Memahami CSR secara Terintegrasi |
55
58
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat adalah tanggung jawab semua stakeholders perekonomian. peran pemerintah saja tidaklah cukup. perusahaan-perusahaan, termasuk Badan Usaha milik negara (BUmn), dituntut untuk tampil di garda terdepan dalam pemberdayaan masyarakat.
bagasse PIALA AsIA U-19
Gagal Lagi, Gagal Lagi... | 72
filter DWIyonA AyU PUsPItADeWI
Sambil Menyelam Raih Prestasi | 74
nira
Sate Adventure” in Bandung | 78 Duduki Peringkat ke-14 World’s 50 Most Delicious Foods | 82
”The
Sate
Dr bAyU krIsnAMUrtH | mantan Wakil menteri Pertanian
Kesejahteraan Petani Harus Ditingkatkan | 49
dekblad
AHMAD erAnI yUstIkA Guru Besar ilmu ekonomi kelemBaGaan Fe-uniBraW
Swasembada Gula Masih Bisa Tercapai | 50 target swasembada gula dan pangan yang selama ini dicanangkan pemerintah dinilai tidak realistis. tapi ahmad erani Yustika, optimistis, swasembada masih bisa tercapai.
JUsUf kALA Wakil PresiDen ri
Pemerintah Akan Lakukan Program 100:10 | 52 gula impor, menurut wapres jusuf kalla, bisa dihadapi dengan meningkatkan produksi dan rendeman. pemerintah juga akan mendirikan 10 pg baru.
Berkunjung ke Museum Kereta Api Supercepat | 84 sC MAgLev & rAILWAy PArk
Lengkap dan Serba Canggih | 86 10 Kereta Api Tercepat di Dunia | 87 PAntAI goA CInA
Keindahan Lain di Bibir Samudera Hindia | 88
prof-it
Drone untuk Teknologi Pertanian | 90
drone tidak hanya untuk alat militer. di eropa para petani menggunakan drone untuk pencitraan lahan.
kristalisasi
Jokowinomics | 94
lori
98
3
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
varietas
[ variasi kegiatan perusahaan ]
Holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan Diluncurkan
laporan: Siska Prestiwati
4
Holding Setelah melalui berbagai perjuangan, akhirnya 2 Oktober 2014 lalu Holding BUMN Perkebunan resmi diluncurkan. Peresmian bersatunya 14 perusahaan perkebunan ini dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di halaman kantor PT Perkebunan
Nusantara XI di Jalan Merak, Surabaya usai Rapat Pimpinan (Rapim) BUMN di tempat yang sama. “Hari ini pada tanggal 2 Oktober 2014, tepat pada hari batik kita resmi me-launching holding BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan,” ujarnya saat memberikan sambutan di acara Penandatanganan Akta Pengalihan Saham Negara RI dan Launch-
ing Holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan, Surabaya (2/10/2014). Dalam holding perkebunan ini, PTPN III akan menjadi induk holding dari PTPN I,II, IV sampai PTPN XIV. Keputusan holding BUMN Perkebun an ini sesuai dengan surat KMK RI No 469/KMK.06/2014 tentang Penetap an Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam modal Peru-
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
ini diperkirakan mencapai Rp 3,18 triliun atau turun dari Rp 4,06 triliun pada 2013. Dalam sambutannya, Dahlan Iskan menjelaskan, pembentukan holding merupakan program yang telah lama dicanangkan dan dikaji. Program ini juga melibatkan beberapa instansi pemerintah terkait dalam pembentuk annya. Dahlan juga mengungkapkan tujuan pembentukan holding ini untuk peningkatan daya saing BUMN, penciptaan nilai tambah, dan peningkatan profesionalisme, serta citra BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan. “Bukan berarti selama ini BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan tidak baik kinerjanya bila dibandingkan dengan perusahaan serupa milik swasta. Tapi perkebunan dan perhutanan kita ada yang lebih baik dari milik swasta tetapi ada juga yang lebih jelek dari milik swasta,” papar Dahlan. Pembentukan holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan, jelas Dahlan, merupakan upaya dari pemerintah agar kinerja perusahaan perkebunan dan kehutanan milik negara ini bisa jauh lebih baik dari sebelumnya dan bisa bersaing dengan perusahaan serupa milik swasta. Lebih lanjut Dahlan mengatakan, pembentukan holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan ini dilakukan dengan mekanisme pengalihan saham negara sebagai tambahan penyertaan modal Negara kepada BUMN champion dan relatif tidak berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan operasional masing-masing perusahaan. Diharapkan, holding ini dapat meningkatkan penerimaan negara dari sisi dividen dan pajak atas pengembangan usaha yang dilakukan. “Kalau lebih efisien, laba akan meningkat sehingga dengan begitu nanti akan bisa menyamai dengan perusahaan
swasta,” harap Dahlan. Dalam kesempatan tersebut, Dahkan juga menyinggung soal anak perusahaan dari perkebunan dan kehutanan. Menurut Dahlan, selama ini banyak anak perusahaan dari perusahaan BUMN tersebut yang tidak inline dengan induk perusahaannya. “Kalau di perusahaan swasta itu, anak perusahaan selalu inline dengan induknya, dan memang seharusnya begitu. Tapi di BUMN ini, saya melihat banyak sekali contoh anak perusahaan yang tidak inline dengan induknya,” ungkapnya. Dahlan menegaskan dengan holding ini, ke depan diharapkan anak perusahaan akan lebih inline dengan induknya. Bahkan, Dahlan dengan tegas mengungkapkan, bila ada direksi PTPN yang merangkap sebagai komisaris di anak perusahaan, tidak boleh menerima gaji double. “Direksi induk perusahaan yang akan menjadi komisaris di anak perusahaan tidak boleh terima gaji karena itu bagian dari tugas. Atau boleh terima gaji tetapi gajinya disetorkan ke kas perusahaan induk. Silahkan dicari cara sendiri yang penting inline,” papar Dahlan. Dahlan menegaskan semua itu dilakukan semata-mata demi kemajuan dan kejayaan perusahaan-perusahaan BUMN baik itu induk perusahaan maupun anak perusahaan. Mengingat, tidak lama lagi bangsa Indonesia akan segera memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang tentunya perusahaan di dalam negeri harus bersaing head to head dengan perusahaan di luar negeri. “Meskipun tidak semua perusahaan di dalam negeri itu lebih jelek dari perusahaan di luar negeri. Namun, dibukanya kran pasar bebas memberikan tantangan yang akan jauh lebih berat lagi,” pungkas Dahlan.
“Hari ini pada tanggal 2 Oktober 2014, tepat pada hari batik kita resmi melaunching holding BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan.”
Penekanan tombol oleh Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi penanda diresmikannya Holding Perkebunan Indonesia.
foto: Dery Ardiansyah
sahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara, tanggal 1 Oktober 2014. Berdasar data Kementerian BUMN, total aset PTPN I–XIV pada 2014 dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) diproyeksikan mencapai Rp 77,59 triliun. Angka tersebut naik 18 persen jika dibandingkan dengan aset 2013 senilai Rp 65,22 triliun. Sayangnya, proyeksi laba tahun
5
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
IDUL ADHA 1435 H
Potong 88 Ekor Sapi dan 67 Ekor Kambing laporan: SiSka PreStiwati
HaRi Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2014, keluarga besar PT Perkebunan Nusantara X, baik dari kantor direksi, 11 pabrik gula di Jawa Timur dan 3 pabrik gula di Makassar total telah menyembelih 84 ekor sapi dan 49 ekor kambing. Meskipun harga lelang gula kurang bagus, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat seluruh karyawan PTPN X untuk berbagi dengan menyembelih hewan kurban. Total ada 84 ekor sapi dan 49 ekor kambing yang telah disembelih dan dagingnya dibagikan kepada seluruh masyarakat di lingkungan kantor direksi dan lingkungan pabrik gula. Data selengkapnya liat tabel Berbeda dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di pabrik gula, penyembelihan hewan kurban di kantor direksi hanya satu ekor sapi saja, sedang lainnya diberikan ke beberapa yayasan yang diberikan dua
hari sebelum Hari Raya Idul Adha yang dikemas dalam acara penyerahan hewan kurban di halaman parkir kantor direksi PTPN X Jalan Jembatan Merah, Surabaya. Dalam sambutannya, Direktur Produksi PTPN X, Ir Tarsisius Sutaryanto mengungkapkan, Hari Raya Idul Adha merupakan bentuk peringatan penyembelihan Ismail putra Nabi Ibrahim atas perintah Tuhan untuk menguji tingkat ketaqwaan mereka. Keikhlasan keduanya untuk melakukan perintah Tuhannya, menjadi bukti akan tingginya tingkat ketaqwaan mereka sehingga akhirnya Tuhan menggantikan Ismail dengan seekor domba “Dari peristiwa tersebut, bisa ditarik hikmah bahwa manusia hendaklah rela untuk berkurban,” kata Tarsisius. Tarsisius melanjutkan berkurban baik harta benda maupun jiwa raganya bila diperlukan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara serta agamanya. Bagi umat muslim yang diberi keluasan rezeki, dianjurkan untuk me-
ngeluarkan harta bendanya, salah satunya dengan berkurban. “Berkurban juga untuk mengasah kepedulian antar sesama manusia dan wujud solidaritas sosial,” imbuhnya. Sementara itu, salah satu panitia kurban Kantor Direksi, Supono, mengatakan, Idul Adha kali ini, shodaqoh karyawan dan karyawati PTPN X bisa diwujudkan dalam bentuk seekor Sapi yang disembelih di kantor direksi. “Kami sudah cukup lama tidak menyembelih hewan kurban di kantor. Alhamdulillah, tahun ini kami bisa menyembelih dan daging kurbannya kami bagikan ke masyarakat sekitar kantor,” terangnya. Tidak hanya kantor direksi yang memberikan daging kurban ke masyarakat sekitar, seluruh pabrik gula juga menyembelih dan membagi-bagikan daging kurban ke masyarakat sekitar pabrik gula. Hal itu merupakan sebuah bentuk hubungan saling membutuhkan antara pabrik gula dan lingkungannya.
Jumlah hewan KurBan
6
Direktur Keuangan PTPN X, Dolly Pulungan beserta istri menyerahkan sapi qurban kepada salah satu yayasan yatim piatu.
kantor direksi pg toelangan pg kremboong pg Watoetoelis pg gempolkrep pg tjoekir pg djombang baru pg lestari pg pesantren baru pg meritjan pg mojopanggoong pg ngadirejo pg takalar pg camming pg bone kebun klaten kebun ajong gayasan kebun kertosari
5 sapi & 10 kambing 4 sapi 3 sapi 4 sapi & 2 kambing 6 sapi & 7 kambing 3 sapi & 4 kambing 3 sapi & 1 kambing 6 sapi & 1 kambing 6 sapi & 16 kambing 9 sapi 4 sapi 4 sapi & 4 kambing 4 sapi & 1 kambing 13 sapi & 2 kambing 10 sapi & 1 kambing 3 sapi 5 kambing 1 sapi 5 kambing 8 kambing fOtO: dery ardiansyah
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Optimalisasi Informasi Perusahaan dengan ERP Tahun 2015, PT Perkebunan Nusantara X akan menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP). Apa itu?
foto: Dery Ardiansyah
Kepala Divisi Manajemen Resiko PTPN X, Koesbiantono (berdiri tengah), berfoto dengan mentor dan peserta pelatihan ERP PTPN X. Laporan: Sekar Arum
ERP adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi. Hal tersebut di atas seperti disampaikan, Djoko Santoso, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PTPN X ketika ditemui di ruang kerjanya. Djoko mengatakan, perubahan struktur organisasi adalah dalam rangka mendukung pengembangan usaha ke depan. Untuk itu, perusahaan terus meningkatkan kinerja dengan memperbaiki sistem yang ada. Salah satunya sistem teknologi informasi (TI). “Agar perubahan sistem TI berbasis ERP bisa diterapkan, berbagai persiapan telah kami lakukan satu tahun terakhir. Kami pun menargetkan awal tahun depan sistem sudah siap on the track,” kata Djoko. Menurut Djoko, pihaknya pun berkomitmen untuk menjadi perusahaan kelas
dunia yang akan memberikan nilai dan kepuasan bagi para pemangku kepentingan (konsumen, pemegang saham, pekerja, distributor, pemasok, dan masyarakat) dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. “Kami menyadari bahwa untuk bersaing sebagai perusahaan kelas dunia, kami harus terus meningkatkan efisiensi sistem dan produktifitas,” kata Djoko. Dijelaskan Djoko, sistem perusahaan harus saling terkoneksi dan terintegrasi di masing-masing lini usaha, yaitu dengan memberikan informasi secara real-time termasuk dalam pengolahan data. “Dengan sistem ERP, kami percaya diri untuk maju dan menjadi yang terbaik dalam pengolahan data perusahaan,” katanya. Senada dengan Djoko, consultant ERP dari PT Abyor International , Job Sabuin mengutarakan, ada berbagai keuntungan yang dapat diperoleh saat sebuah perusahaan menerapkan sistem ERP. Globalisasi dunia bisnis menuntut perusahaan untuk dapat mengelola informasi dengan baik, sehingga kebutuhan informasi masing–masing pihak yang
berkepentingan (bukan hanya konsumen) dapat terpenuhi dengan cepat dan tepat. Teknologi Informasi dapat mengotomatisasi proses pengelolaan informasi dari mulai memasukkan informasi, menyimpan, dan memperbaruinya setiap saat sehingga setiap orang bisa mendapatkan informasi terbaru dan melakukan analisis dengan mudah. Oleh karena itu proses penyampaian pesan, informasi, maupun pengetahuan dapat lebih cepat, mudah dan dijamin up to date. “Otomatisasi proses pengelolaan informasi dapat dilihat salah satunya dalam penerapan Enterprise Resources Planning (ERP). Mekanisasi proses kerja dengan menggunakan ERP, mengharuskan para karyawan untuk mengirimkan informasi pada satu sumber. Dengan memusatkan tempat penyimpanan data pada satu tempat, maka tercipta kemudahan untuk mendapatkan berbagai data, karena setiap departemen/divisi mengirimkan data mereka pada tempat ini,” terangnya. Efisiensi biaya, waktu dan tenaga dalam penerapan Teknologi Informasi melalui pelaksanaan sistem manajemen ERP juga dapat dilihat secara langsung. Selain faktor efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, penerapan ERP juga dapat dijadikan sebagai sarana belajar bagi para karyawan untuk meninggalkan budaya kerja lama. Budaya kerja lama yang dimaksud salah satunya adalah kebiasaan karyawan melempar tanggung jawab bila terjadi suatu kesalahan dalam proses kerja. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah mencari solusi untuk memperbaiki kesalahan yang terlanjur terjadi. Kontribusi ERP dalam hal ini adalah membantu pelaksanaan dan pendokumentasian komunikasi internal antar karyawan. “Dengan adanya pendokumentasian ini, kita dapat memantau dan mengendalikan kinerja setiap proses. Untuk selanjutnya tinggal dipikirkan tindakan perbaikan dan pencegahan yang seharusnya dilakukan. Kelancaran proses kerja sebagai hasil dari penerapan ERP dapat membantu perusahaan memenuhi keinginan pelanggan sehingga perusahaan dapat mencapai kepuasan pelanggan,” pungkasnya.
7
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Kepala Divisi PKBL PTPN X, Heru Sinarjanto (kiri), melalui PG Gempolkrep memberikan bantuan air bersih kepada warga sekitar pabrik gula.
Air Bersih untuk Warga Sekitar PG Gempolkrep laporan: Siska Prestiwati
8
Tiga tahun nenunggu, akhirnya impian warga Gempolkrep untuk mendapatkan air bersih terwujud. Mendekati akhir tahun 2014, warga Desa Gempolkrep bisa menikmati air bersih layak minum yang dibangun
oleh Pabrik Gula (PG) Gempolkrep. Pembangunan sarana air bersih merupakan impian warga desa ini sejak tiga tahun terakhir. Manager Keuangan PG Gempol krep, Bambang Wirawan mengatakan setelah pihaknya melanjutkan proposal dari warga Desa Gempolkrep ke
manajemen, akhirnya Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN X menyetujui pro posal tersebut dan segera mencairkan anggarannya sehingga pembangunan sarana air bersih pun segera dilakukan. “Kami bersyukur pembangun
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Pihak desa terus berharap agar PG Gempolkrep tidak langsung melepas bantuan sarana air bersih tersebut. Tetapi masih ada bantuan bagi Desa Gempolkrep khususnya terkait dengan operasional dan perawatannya. Jani Suprayogi
Kepala Desa Gempolkrep
foto: Dery Ardiansyah
an sarana air bersih ini sudah selesai dan siap untuk dioperasikan. Semoga pembangunan sarana air bersih ini bermanfaat dan bisa memenuhi kebutuhan air bersih dan air layak minum,” kata Bambang dalam sambutannya pada acara Peresmian dan Penyerahan Pembangunan Sarana Air Bersih ke Kepala Desa Gempolkrep. Di tempat yang sama Kepala Desa Gempolkrep, Jani Suprayogi menuturkan bantuan pembangunan sarana air bersih memang sangat dibutuhkan oleh warga. Mengingat, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, selama ini warganya harus membeli.
“Selama ini, bantuan dari PG Gempolkrep tidak hanya air bersih saja, tetapi juga berbagai macam pelatihan. Yang kami harapkan agar PG Gempolkrep tidak bosan untuk memberi bantuan, khususnya bagi peserta yang selesai mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut,” paparnya. Sementara itu, Kepala Divisi PKBL PTPN X, Heru Sinaryanto mengatakan sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi PKBL, dirinya sudah 11 tahun tinggal di Desa Gempolkrep. Hal ini membuatnya sangat memahami apa yang dibutuhkan oleh warga daerah tersebut. “Begitu saya lihat ada proposal pembangunan sarana air bersih untuk Desa Gempolkrep langsung saya setujui. Karena saya tahu kondisi yang ada selama ini,” ungkap Heru. Heru menambahkan bantuan pembangunan sarana air bersih ini diharapkan bisa bermanfaat baik secara ekonomi maupun secara sosial. Sehingga hubungan yang sudah terjalin antara PG Gempolkrep, PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan warga semakin erat dan tercipta hubungan yang saling membutuhkan atau simbiosis mutualisme. Kebutuhan masing-masing masyarakat di sekitar pabrik gula milik PTPN X, sambung Heru, berbedabeda, sehingga diharapkan sebelum dana Corporate Social Responsibility (CSR) dikucurkan sudah ada kesepakatan antara pabrik gula dengan masyarakat agar bantuan yang diberikan benar-benar bermanfaat. “Dana CSR tersebut diberikan agar bermanfaat bukan hanya bermanfaat sekejap lalu hilang musnah,” imbuhnya. Sebab, ungkap dia, salah satu tugas BUMN adalah ingin mengembangkan
ekonomi masyarakat sekitar. Dana CSR yang dikucurkan ini ibaratnya, perusahaan memberikan kail bukan ikan. Sehingga, masyarakat harus berusaha untuk memancing ikannya dan terus memancing ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Bila hal itu bisa diterapkan maka dana CSR yang sudah dikucurkan akan membuat desa semakin baik dari segi perekonomian, kesehatan, sosial dan membuat desa mandiri. “Memang kegiatan sesaat masih ada dan akan tetap ada, seperti contohnya sunatan massal. Yang terpenting adalah CSR yang berkesinambungan sehingga kualitas masyarakat makin meningkat,” paparnya. Heru mencontohkan pembangun an air bersih yang saat ini sedang diresmikan. Bagaimana nantinya pembangunan sarana air bersih ini bermanfaat. Hal itu bisa dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada sarana air bersih ini. Misalnya, sebelum dibangun sarana air bersih ini, masyarakat menggunakan air sumur atau air sungai untuk keperluan sehari-hari dan harus membeli air untuk konsumsi. Namun dengan adanya pembangunan air bersih ini, akan dimonitor bagaimana perubahan di masyarakat. Misalnya masyarakat mulai mengkonsumsi air bersih ini sehingga bisa mengurangi biaya penyediaan air bersih selama ini dan uang lebih tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya. “Selain itu, apakah ada perekonomian yang tumbuh misalnya akan ada yang produksi es dengan menggunakan air bersih ini. Itu merupakan bentuk manfaat CSR untuk membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” tandasnya
9
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Butuhkan Karyawan Berintegritas Tinggi dan Profesional pTpn X membuka lowongan pegawai di beberapa formasi. Tak disangka peminatnya membludak.
fOtO: dery ardiansyah
Suasana test rekrutmen karyawan di Kantor Direksi PTPN X. laporan: Sekar arum
10
BekeRja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih menjadi prioritas utama yang diburu para pencari kerja. Hal ini terlihat dari animo para pelamar yang mengirimkan lamaran kerja ke PTPN X beberapa bulan terakhir ini. Tak hanya dari wilayah Surabaya, para pelamar juga datang dari beberapa kota lain di Indonesia. Fitria Rahmawati salah satunya, datang langsung dari Malang, alumnus Universitas Negeri Malang (UM) tersebut mencoba peruntungan untuk bisa bergabung dengan keluarga besar BUMN gula no-
mor satu di Indonesia tersebut. “Ketika saya melihat lowongan kerja PTPN X ini, saya langsung tertarik dan mengirimkan lamaran Kebetulan beberapa posisi yang tersedia cocok dengan background pendidikan saya yakni psikologi. Semoga saya bisa melalui semua tes yang ada, agar kelak dapat bekerja di PTPN X,” ungkap Fitri sesaat sebelum melakukan tes yang dilaksanakan di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya beberapa waktu lalu. Pelamar lain bahkan rela mempelajari lebih mendalam mengenai PTPN X. Andriani Sumitro, contohnya. “Ketika mengetahui lowongan tersebut,
saya langsung searching di internet apa sebenarnya PTPN X tersebut. Dari situ saya menyimpulkan, perusahaan ini adalah perusahaan yang bergengsi, karena berbagai informasi terkait tentang PTPN X bisa dibuka dengan sangat mudah,” urai gadis asal Jogjakarta ini. Menurut Kepala Divisi SDM & HI, Drs. Budianto Dwi Nugroho, PTPN X memang tengah melakukan recruitment karyawan baru. Penerimaan lamaran dimulai pada 16 September silam dan berakhir pada 30 September. Sebanyak 3618 surat lamaran masuk di Kantor Direksi PTPN X. “Dari 3618 pelamar yang mengirimkan surat lamaran, sebanyak 618 pelamar lulus proses administrasi dan berhak mengikuti tes psikologi dan wawancara yang akan dilakukan pada hari ini dan esok hari,” ujar Budi disela Uji Tes Psikologi pada Sabtu, 18 Oktober yang lalu. Seperti diketahui, ada beberapa jabatan yang dibutuhkan untuk para calon pegawai PTPN X, diantaranya bagian Staf Divisi Keuangan (KEU), Staf Satuan Pengawasan Internal (SPI), Staf Divisi Pengadaan Barang/Jasa (PBJ), Staf Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Staf Biro Hukum (HKM), Staf Sekretaris Perusahaan (SEKPER). Dari banyaknya jumlah pelamar yang lulus proses administrasi akan disaring lagi untuk tes wawancara yakni sekitar 100 orang pelamar. Ditambahkan Budi, bukan perkara mudah untuk menyeleksi para calon karyawan tersebut. Harus ada klasifikasi yang harus dilakukan oleh para pelamar. Jika memang dalam klasifikasi ini tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, maka pihaknya akan melakukan recruitment kembali. Hal tersebut harus segera dilakukan karena di tahun 2014 hingga 2016, formasi karyawan yang ada akan berkurang pasalnya banyak karyawan sudah selesai masa tugas atau pensiun. “Ya, kami menginginkan bahwa calon karyawan PTPN X ini, tidak hanya bermodal kepandaian atau kepintaran semata. Tapi juga mempunyai kepribadian yang baik, berintegritas yang tinggi, jujur, dan profesional sehingga dapat berperan serta dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan,” kata pria berkacamata tersebut.
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
PTPN X Segera Jual Listrik ke PLN
foto: atim arifin
Dirut PTPN X, Subiyono didampingi Direnbang M.Sulton dan Staf Direksi PTPN X, Cipto Budiono bertemu direksi PLN dan bersepakat untuk menjual listrik kepada PLN. laporan: SiSka PreStiwati
PT Perkebunan Nusantara X berpotensi menghasilkan listrik sebesar 10 MW (megawatt) melalui pemanfaatan ampas tebu. Untuk itu, PTPN X menjajaki kerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk nantinya dapat menjual listrik yang rencananya akan dikembangkan di PG Ngadirejo. Kepala Divisi Renbang PTPN X, Ir. Dicky Irasmanto, MM mengatakan pada tanggal 18 November 2014 lalu, PTPN X telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT PLN (Persero) untuk mengembangkan kerjasama pembangkit listrik dengan bahan baku biomassa sebagai energi baru terbarukan. “Efisiensi giling yang kita lakukan selama ini menghasilkan bagasse (ampas tebu) yang melimpah ruah. Dari kelebihan bagasse tersebut PTPN X akan
membangun co-generation berkapasitas 10 MW di PG Ngadiredjo,” kata Dicky ditemui ditempat kerjanya. Untuk itu, sambung Dicky, pihaknya bekerjasama dengan PT PLN untuk pengembangan co-generation tersebut, dimana hal tersebut sudah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kerjasama tersebut, PT PLN (Persero) akan menunjuk anak perusahaannya yaitu PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang menyuplai kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Bali. Masih menurut Dicky, dalam skema kerjasama tersebut, nantinya PTPN X dan PT PJB akan membentuk special purpose company yang akan membuat Power Purchase Agreement (PPA). Tentunya PG Ngadiredjo juga harus dipersiapkan dengan mengubah mesin-mesin pengerak dari tenaga turbin menjadi penggerak bertenaga
listrik. Hal tersebut dimaksudkan agar terjadi efisinsi energi sehingga ampas yang dihasilkan semakin banyak sebagai bahan baku pembangkit listrik. “Untuk mengubah mesin penggerak bertenaga turbin menjadi tenaga listrik, dibutuhkan investasi kurang lebih Rp 300 miliar. Sedang untuk pembangkit listriknya membutuhkan dana investasi sebesar Rp 100 milliar,” sebut Dicky. Berbeda dengan pabrik gula, ungkap Dicky, pembangkit listrik akan bekerja selama satu tahun penuh. Sehingga, ampas dari pabrik gula sesaudara pun akan dikirim ke PG Ngadiredjo untuk memenuhi kebutuhan ampas. “Sebenarnya total potensi co-generation PTPN X ada 60 MW, setelah co-generation PG Ngadiredjo berjalan lancar, ada dua pabrik gula yang berpotensi untuk dikembangkan co-generation-nya yaitu PG Pesantren Baru dan PG Gempolkrep,” pungkasnya.
Pabrik gula kreMbooNg
Desa Krembung, Kecamatan Krembung, Sidoarjo 61275 Telepon: 031-8851609, 8851315 | Fax: 031-8151661
Segenap Pimpinan dan Karyawan mengucapkan:
Selamat Natal 2014 & tahuN Baru 2015
11
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
PeLAtIHAn MekAnIsAsI
Mekanisasi untuk Peningkatan Produktivitas laporan: SiSka PreStiwati
12
UnTUk menekan Harga Pokok Produksi (HPP), khususnya biaya di kebun, tahun 2014 ini, PT Perkebunan Nusantara X, mencanangkan Tahun Mekanisasi. Untuk mendukung program tersebut, PTPN X melakukan pelatihan bagi seluruh karyawan, khususnya bagian tanaman, untuk mengubah cara pandang dan pola pikir tentang pengolahan lahan. Kepala Divisi Quality Control PTPN X, Syahrial Koto, mengungkapkan, pelatihan yang diadakan, secara spesifik akan berdampak strategis. PTPN X telah secara total memberikan pelatihan yang
mendasar dan fundamental bahwa mekanisasi yang efektif itu bisa membuat HPP rendah dan produktivitas meningkat. Negara-negara seperti Columbia dan Australia yang telah sukses dalam penerapan mekanisasi pengolahan lahan pertanian menjadi benchmark dalam pelatihan tersebut. Adapun tujuan lanjut dari pelatihan ini adalah agar para karyawan lebih memahami cara penggunaan alat-alat dengan benar. Syahrial memberikan contoh, penggunaan power traktor untuk tanah berstruktur ringan, misalnya. Alih-alih menggunakan tenaga 150 HP, tanah ringan cukup digarap dengan kekua-
tan 90 HP saja. Hal ini tentunya adalah salah satu bentuk efisiensi. “Pelatihan ini penting agar nantinya mekanisasi tidak dikambing hitamkan,” tambahnya. Mengapa demikian? Syahrial menerangkan, dengan tidak memahami struktur tanah maka operator akan memukul rata dan menggunakan besaran power untuk semua jenis tanah. Akibatnya bisa terjadi inefisiensi. Padahal tujuan mekanisasi adalah efisiensi dan menekan biaya produksi. Untuk itu, dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya dikenalkan dan bagaimana mengoperasionalkan alat-alat atau mesin-mesin pertanian saja, tetapi juga bagaimana mengenal jenis tanah dan besaran pow-
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
“Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang untuk angkatan pertama dari tingkat manager tanaman hingga asisten manager,” foto: Dery Ardiansyah
er yang dibutuhkan. Masih menurut Syahrial, untuk menyukseskan tahun mekanisasi ini, PTPN X juga menggandeng unsur akademisi dari Universitas Brawijaya (Unibraw) sebagai salah satu tutor dalam pelatihan. Dalam pelatihan itu dibawakan banyak alat ukur yang dibutuhkan untuk menguji kekerasan tanah dan kandungan unsur tanah. Bahkan, menurut Syahrial, Unibraw dan PTPN X akan mendirikan Training Center (TC) sebagai wahana untuk melatih operator dan menjadikan alatalat mekanik menjadi lebih terstandar sehingga nilai ekonomisnya bisa maksimal dan alat tidak rusak sebelum umur
ekonomisnya habis. “Kita memiliki HGU dengan luas ribuan hektar sebagai training center,” ungkapnya. HGU yang dimiliki PTPN X, sambung Syahrial, sangat cocok untuk dijadikan TC dan bisa untuk lahan tebu kecil, pelatihan untuk air, sampai bisa dijadikan simulator mengoperasikan pengerjaan lahan. Bahkan, ke depan, diharapkan akan ada simulator bagaimana bisa mengoperasikan traktor dilahan sempit. Syahrial menambahkan, tidak hanya melibatkan akademisi, dalam pelatihan ini, PTPN X juga melihatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Provinsi dan Kabupaten. Sebab, untuk mengoperasikan mesin diperlukan lahan yang
luas, minimal 10 hektar. Semakin sempit lahan maka biaya mekanisasi akan semakin besar. Dengan melibatkan BPN, diharapkan kebun milik petani yang tidak besar ini bisa dijadikan satu hamparan besar setelah diketahui data dan batas antar kebun dari masing-masing petani. “Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang untuk angkatan pertama dari tingkat manager tanaman hingga tingkat asisten manager,” katanya. Diharapkan, kata Syahrial, peserta pelatihan ini bisa membagi ilmunya keseluruh karyawan bagian tanaman. Sehingga terjadi transfer knowledge di semua karyawan bagian tanaman.
13
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Seminar Nasional Ulang Tahun Emas Universitas Jember
Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat lewat BUMN Perkebunan
Dirut PTPN X, Ir. Subiyono, MMA menyampaikan materi dalam Seminar 50 tahun Universitas Negeri Jember. foto: Dery Ardiansyah
Laporan: Sekar Arum
14
Ada suasana berbeda dalam perayaan Ulang Tahun Emas Universitas Jember 10 November yang lalu, kali ini kampus kebanggaan warga Jember ini menggelar Seminar Nasional dengan tema ‘Optimalisasi Peran BUMN dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat’. Sederet pembicara pun didaulat untuk mengisi seminar ini, antara lain, Dr Bayu Krisnamurthi (Mantan Wakil Menteri Pertanian), Ir Triantarti (P3GI), Arum Sabil (APTR PTPN XI), Prof. Dr Nuhfil Hanani, MS (Universitas Brawijaya), Ir Subiyono MMA (Dirut PTPN X), Drs. Budi Hidayat (Dirut PTPN XIV), Dr Noer Soetrisno (Penasehat Perhepi), Prof Bustanul Arifin (Ka Perhepi, UNILA), Dr Handewi P Saliem(Ka PSEKP), dan
beberapa pakar yang lainnya. Direktur Pascasarjana Universitas Jember, Prof Dr Ir Rudi Wibowo, MS mengutarakan terselenggaranya se minar itu tentu bukan tanpa alasan, Jember teletak dalam zona geografis yang didominasi perkebunan membuat seminar ini penting diwujudkan. “Diharapkan, seminar ini memberikan sumbangsih berupa persepsi atau pemikiran kepada masyarakat terkait tema ‘Optimalisasi Peran BUMN dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat’ terutama untuk BUMN Perkebunan dimana kali ini spesifikasinya adalah untuk BUMN gula di Indonesia,” jelasnya. Sementara itu dalam paparannya ‘Dimensi Kelembagaan dalam Strategi dan Kinerja BUMN’, Prof. Dr. Bustanul Arifin, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA, mengutarakan,
kelembagaan sendiri adalah aturan main yang dikenal dan diikuti dan ditegakkan oleh anggota masyarakat, yang memberi naungan dan konstrain bagi individu dan atau anggota masyarakat. Ada tiga lapis kelembagaan dalam ilmu ekonomi kelembagaan yakni Norms and conventions (Keteraturan, nilai-nilai yang berlaku, aturan informal, ditegakkan keluarga, masyarakat, adat, dsb), Working rules (Lebih banyak formal dan tertulis, walau terdapat kelas, hierarki dan perbedaan kewenangan) dan Property relations (Aransemen sosial yang mengatur individu (atau kelompok) pemilik, objek nilai bagi pemilik dan orang lain, orang dan pihak lain yang terlibat). Ditambahkannya, variabel institusi yang ada atau kelembagaan sangat mempengaruhi strategi BUMN (mela-
varietas
lui dampak pada peluang, risiko, biaya dan efektivitas tindakan). Selain mempengaruhi strategi, kelembagaan terbukti mempengaruhi kinerja BUMN (ROE & BOPO dibanding perusahaan swasta sejenis) sektor sama. “Dimensi kelembagaan menentukan kompetensi & integritas personel BUMN, komitmen dan semangat pengelola mencapai sasaran, menentukan fokus atau sasaran finansial, dan pengelolaan BUMN itu sendiri. Strategi tidak mempengaruhi kinerja BUMN, (keterbatasan data seksi silang BUMN tidak sepenuhnya beroperasi dengan mekanisme pasar komersial),”terangnya. Ditambahkannya, pada kondisi kelembagaan yang lemah, pengelola BUMN perlu membenahi governansi sistem manajemen internal untuk melindungi BUMN dari risiko dan ancaman. BUMN perlu memberikan perhatian yang lebih besar pada strategi non-market dalam koridor dan batasan institusional yang berlaku. “Pada kelembagaan yang kuat, pengelola BUMN perlu lebih menitikberatkan perhatiannya pada strategi berbasis pasar, untuk memperbaiki kinerja BUMN,” tandasnya. Sementara itu, Dr Handewi P. Saliem dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, mengatakan, bahwa BUMN terutama perkebunan di Indonesia saat ini memang memiliki masalah yang begitu kompleks. Itu sebabnya untuk mengoptimalisasi peran BUMN dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat berbagai faktor permasalahan harus segera diselesaikan diantaranya, tuntutan standardisasi produk dan proses, tuntutan kandungan pangan yang tidak berbahaya, rendah residu bahan kimia dan tuntutan integrasi pengelolaan Rantai Pasok (supply chain management). “Untuk itu dibutuhkan strategi pemasaran dan peningkatan daya saing di sektor perkebunan antara lain revitalisasi perkebunan, yang meliputi aspek lahan, pembiayaan, benih, pupuk, teknologi, dan infrastruktur, diversifikasi komoditas dan produk, diversifikasi pasar, pengamanan harga atau resiko harga, efisiensi pemasaran
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
sistem informasi dan analisis pasar, serta penelitian dan kajian atau analisis kebijakan,” terangnya. Hal ini pulalah yang juga mulai dirintis oleh Direktur Utama PTPN X, Ir. Subiyono, MMA. Beliau dalam paparannya menjelaskan, untuk mendongkrak produktivitas gula, beberapa upaya telah dilakukan diantaranya untuk pabrik gula yang status teknologinya sudah ketinggalan zaman dengan peralatan yang sudah tua, dilakukan program optimalisasi kapasitas dan peningkatan teknologi. Dengan penurunan sugar losses, peningkatan bagasse saving, penurunan maintenance cost, pengurangan jumlah SDM, serta penurunan biaya overhead, maka pay back period sekitar 4 tahun. “PG-PG yang kapasitas gilingnya lebih dari 3.000 TCD, dilakukan program elektrifikasi dan co-generation sehingga menghasilkan listrik ±900 MW. Ka-
“Diharapkan, seminar ini memberikan sumbangsih berupa persepsi atau pemikiran kepada masyarakat terkait tema ‘Optimalisasi Peran BUMN dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat’ terutama untuk BUMN Perkebunan dimana kali ini spesifikasinya adalah untuk BUMN gula di Indonesia,”
foto: Dery Ardiansyah
pasitas giling total 165.000 TCD, dan power yang dibutuhkan untuk menjalankan pabrik sekitar 250 MW. Sehingga potensi kelebihan power yang dapat dijual sebesar 650 MW. Estimasi kebutuhan investasi sekitar USD 1.200 juta,” tuturnya. Ia pun berharap ke depan, industri gula dapat menerapkan Efisiensi, Optimalisasi, dan Diversifikasi. Ketiga strategi tersebut tentunya harus dipandang sebagai suatu rangkaian yang terpadu. Untuk bisa menjalankan diversifikasi, maka efisiensi dan optimalisasi giling mutlak harus tercapai terlebih dahulu.
Komisaris Utama, Prof Rudi Wibowo berfoto bersama GM pabrik gula seusai Seminar 50 tahun Universitas Negeri Jember.
15
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Dirut PTPN X, Ir.Subiyono, MMA menjadi pembicara dalam Kongres Ikagi yang diadakan di Kediri Jawa Timur.
Kongres IKAGI 2014
Harga Jeblok, Revitalisasi Jadi Jawaban Industri gula tersudut oleh harga yang jeblok. Pelaku industri gula perlu lakukan revitalisasi. Tapi dari mana merevitalisasinya? Laporan: Sekar Arum & SAP Jayanti
16
Rendahnya harga gula saat ini, menjadi kendala para pelaku industri gula tanah air. Pada kongres Ikagi 2014 dengan tema ‘Membedah Permasalahan Industri Gula di Jawa Timur‘,
Ikagi mendorong upaya perubahan paradigma di kalangan pelaku industri. Salah satunya dengan melakukan revitalisasi industri gula yang diarahkan pada diversifikasi usaha non-gula industri padat karya ini. Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indo-
nesia (Ikagi) Ir. Subiyono MMA mengungkapkan gula tidak bisa menjadi sandaran industri pengolahan tebu selamanya. Pasalnya, komoditas tersebut menghadapi problem tata niaga sampai penyimpangan yang cukup rumit. “Industri gula tidak boleh hanya
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
foto: derY ardiansYah
bersandar pada peningkatan produktivitas gula, tapi juga memaksimalkan diversifikasi nontebu seperti ampas dan bioetanol,” jelasnya mengawali dibukanya Kongres tersebut, di Kediri (23/9). Dia mengilustrasikan, selama periode 2009-2013 saja, biaya pokok produksi gula petani naik 58% menjadi Rp 8.070 per kilogram (kg) dibanding periode lima tahun lalu Rp 5.100/kg. Sedangkan harga lelang pada 2013 Rp 8.671/kg dari lima tahun lalu Rp 7.056/kg. Harga tersebut cerminan harga pokok produksi gula petani naik lebih tinggi dibanding harga lelang. Sehingga saat ada gula impor masuk muncul keresahan karena gula lokal kalah ber-
saing. Tren peningkatan harga gula, kata dia, juga terjadi di negara lain, tak terkecuali Brazil, India, dan Thailand. Hanya saja negara tersebut mengandalkan pendapatan non-gula seperti listrik dan bioetanol. ”Harga gula mereka tetap stabil karena mengandalkan pendapatan dari diversifikasi usaha nongula,” urainya. Adapun di Indonesia, Subiyono menguraikan, tren industri berkelanjutan tebu tidak terjadi. Industri turunan pengolahan tebu seperti pabrik pupuk cenderung entitas usaha tersendiri yang terlepas dari pabrik gula. ”Pabrik gula hanya menyetor bahan baku sehingga tidak mendapat nilai tambah dari produk turunan tebu, oleh karena itu, revitalisasi pabrik gula ke depan harus berbasis diversifikasi usaha,” lanjutnya. Tak hanya itu, jatuhnya harga gula akibat rembesan dari gula impor tentu memukul pelaku industri gula. Itu sebabnya pihaknya, lanjut Subiyono akan menahan sisa produksi gula hingga akhir 2014 atau adanya kebijakan baru dari pemerintah. “Kita berencana menahan produk gula sampai ada kebijakan baru dari pemerintah. Terus terang, jatuhnya harga gula di tingkat petani akibat adanya rembesan impor,” tegas Subiyono. Menurut dia, kebijakan itu tidak akan terganggu dengan jatuhnya harga patokan petani (HPP) bila disebabkan mekanisme pasar tanpa adanya campur tangan impor gula. Namun dengan menahan penjualan gula diakui sedikit menggangu kinerja perusahaan. Dimana revenue dari penjualan gula dipastikan menurun. Tetapi Ikagi menekankan kepada pelaku industri gula untuk melakukan diversifikasi usaha melalui revitalisasi. ”Revitalisasi industri gula ke depan tidak boleh hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas gula semata, melainkan harus bersandar pada konsep keberlanjutan (sustainability). Keberlanjutan yang dimaksud adalah pada upaya mengoptimalkan semua potensi tebu yang berujung pada peningkatan daya saing (competitiveness). “Keberlanjutan harus diwujudkan dengan menggarap diversifikasi usaha
adapUn di indonesia, tren indUstri BerkelanjUtan teBU tidak terjadi. indUstri tUrUnan pengolahan teBU seperti paBrik pUpUk cenderUng entitas Usaha tersendiri Yang terlepas dari paBrik gUla. paBrik gUla hanYa menYetor Bahan BakU sehingga tidak mendapat nilai tamBah dari prodUk tUrUnan teBU, oleh karena itU, revitalisasi paBrik gUla ke depan harUs BerBasis diversifikasi Usaha.
17
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
non-gula secara serius, seperti listrik dari ampas tebu maupun bioetanol dari tetes tebu, revitalisasi berbasis diversifikasi juga mencerminkan pembenahan menyeluruh dari on farm ke off farm, dari hulu ke hilir, karena diversifikasi usaha menuntut budidaya tebu yang baik dan pengolahan pabrik yang efisien,” tuturnya. RevItAlISASI, DImulAI DARI mANA? Target swasembada gula sudah digadang-gadang sejak bertahun lalu. Bukannya tercapai, industri gula nasional justru semakin terpuruk. Ada apa sebenarnya dengan industri gula di tanah air? Dengan segala kelebihan yang dimiliki Indonesia, mengapa negara ini tidak kunjung dapat memenuhi sendiri kebutuhannya akan gula? Pertanyaan-pertanyaan itulah dikemukakan dalam Dialog Bedah Model Revitalisasi Industri Gula. Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian Ir. Panggah Susanto dalam ‘Dialog Bedah Model Revitalisasi Industri Gula’ mengatakan, industri gula seharusnya bisa diandalkan menopang keseluruhan sektor industri agro seperti halnya coklat, karet, rumput laut, teh, dan sebagainya. ”Sebenarnya kita tidak kekurangan potensi dalam kaitan bersaing di era globalisasi jika mampu melihat diri sendiri. Indonesia negara yang sangat menunjang dalam tumbuhnya agro industri dan kita mampu bersaing dengan negara lain. Ini saatnya melihat ke dalam, kenapa kok (swasembada) jadi susah?” tuturnya.
18
Ia menyarankan, semua pihak yang berkepentingan perlu melakukan evaluasi masalah. ”Selama ini hanya saling menyalahkan. Coba dilihat satu-satu karena masalahnya kompleks. Mulai dari mana penyelesaiannya? Ini penting. Kita tidak akan bisa menentukan tujuan kalau tidak tahu dari mana mulai menyelesaikan masalahnya,” kata Panggah. Apa yang perlu diperbaiki? Panggah membeberkan, ada dua sasaran
Dirut PTPN X dan para peserta Kongres Ikagi saat berada di Pabrik Gula Pesantren Baru.Sudah saatnya melakukan revitalisasi untuk seluruh pabrik gula di Indonesia.
yang harus dicermati. Pertama di institusi pembuat kebijakan yang sekarang tidak terintegrasi. kedua di sisi operasional. Perlu ada roadmap pengembangan yang memuat titik tolak pengembangan, berapa dana yang dibutuhkan serta kebijakan yang dibutuhkan. Dibutuhkan peran aktif dari praktisi, pelaku usaha. Menurutnya, kinerja pelaku industri gula belum dipacu maksimal. Masih banyak yang santai dan lehaleha meskipun target pencapaian swasembada sudah terlewati. Dengan masuknya Indonesia di era keterbukaan ASEAN, ini merupakan ancaman sekaligus tantangan. Tidak ada kata terlambat, sekarang adalah saatnya menyatukan pikiran, langkah dan visi diantara semua stakeholder, baik dari pemerintah maupun pelaku industri. Diperlukan kristalisasi pemikiran dan kesamaan arah untuk melangkah. Ia mengingatkan, swasembada jangan hanya menjadi jargon. Penentuan target pun mesti realistis. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, pola konsumsi pun berubah. Sehingga target swasem-
pa
Jl. m ked tlp hom em
S
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Kunjungan peserta kongres Ikagi di PG Mojopanggong, Tulungagung Jawa Timur. foto: derY ardiansYah
bada harus jelas dan realistis berapa produksi gula yang ingin dicapai. Bicara industri gula, tidak bisa dilepaskan dari sektor on farm yaitu petani. Dikatakannya, 90% lahan tebu ada di Jawa dan 80% diantaranya adalah milik petani. ”Karena itu petani adalah kunci, mitra. Kalau dalam pembangunan industri gula kita meninggalkan petani, produksi akan macet,” jelasnya. Dalam kesempatan tanya jawab yang
berlangsung di akhir dialog, Sumitro salah satu petani yang mengikuti acara kembali mempertanyakan, apakah benar kebutuhan industri makanan dan minuman sebesar yang diberitakan selama ini. ”Apakah benar kebutuhannya sebesar Rp 3,8 juta ton? Benarkah hitungan selama ini?,” ujarnya mempertanyakan. Ia menyarankan agar pemerintah mengecek lagi data transaksi pabrik rafinasi. Apakah benar untuk industri?
Menurutnya, pengecekan seharusnya tidak dilihat dari kontrak jual beli namun dari data transaksi. Ia mengkhawatirkan ada penyelewengan sehingga rafinasi yang seharusnya hanya untuk industri akhirnya masuk juga ke pasar konsumen rumah tangga. Dan seperti yang sudah diketahui, perembesan gula rafinasi itulah salah satunya yang menyebabkan harga gula jatuh dan gula petani tidak terserap pasar.
pabrik gula pesantren baru Jl. mauni no. 334, kec. pesantren, kediri 64131 tlp: 0354-684610 | fax: 0354-686538 homepage: www.pesantrenbaru.co.cc email:
[email protected]
Segenap Pimpinan dan Karyawan mengucapkan:
Selamat Hari Natal & Tahun Baru 2015 25-12-2014
19
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Stimulus dari Kemenperin
Jadikan Dua PG Berkinerja Unggul Laporan: Sekar Arum
Program bantuan langsung yang diberikan Kementrian Perindustrian pada PG Meritjan pada tahun 2010 dan PG Modjopanggoong pada tahun 2012, berbuah manis. Kebijakan itu membuahkan hasil positif dari dua pabrik gula kebanggaan PTPN X tersebut. Seperti diketahui, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, menetapkan program Revitalisasi Industri Gula Nasional dengan melalui program pembenahan industri gula yang sudah ada (PG existing) dan pembangunan PG baru. Revitalisasi PG Existing dilaksanakan melalui, intensifikasi lahan, dengan peningkatan produktivitas lahan dan PG dimana produksi tahun 2009 sebesar 2,55 juta ton. Revitalisasi PG Baru dilaksanakan melalui, ekstensifikasi lahan, seluas 350.000 Ha dengan jumlah pabrik 10PG @ 15.000 TCD atau 25 PG @ 6.000 TCD. Melalui program ini, diharapkan program swasembada gula nasional sebagai perwujudan ketahanan pangan nasional dapat tercapai. Dijumpai disela kesibukannya, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN X, Ir. Moch Sulton mengutarakan, untuk meningkatkan kinerja Pabrik Gula (PG) ke depan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya baik bidang onfarm atau pun offfarm. Salah satunya dengan merestrukturisasi permesinan pabrik gula yang ada. “Kita sangat beruntung karena dua pabrik PTPN X yakni PG Meritjan dan PG Modjopanggoong, mendapatkan bantuan langsung yang diberikan oleh Kementrian Perindustrian sebesar Rp 44, 3 Miliar dan Rp 48,7 Miliar. Stimulus ini tentu sangat membantu karena dua pabrik tersebut sudah memperlihatkan kinerja produksi yang sangat
memuaskan setelah rampung pengerjaan di tahun 2013 ini,” terang Sulton. Menurutnya, PTPN X menargetkan dua PG tersebut menjadi pabrik gula yang memiliki tingkat efisiensi tinggi dan menghasilkan gula kristal yang berkualitas. Hal ini terlihat pada penerapan in house keeping oleh kedua pabrik tersebut, sehingga keduanya mampu memperoleh penghargaan yang bergengsi. “Di tahun 2011 dan 2012 PG Meritjan dan PG Modjopanggoong memperoleh proper biru dari Kementrian Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan lingkungan yang sangat baik, hal ini tentu tidak lepas dari efisiensi
duksi meningkat dengan signifikan. PG Meritjan yang dulu kapasitas produksinya 2400 tcd menjadi 2800 tcd dan PG Modjopanggoong dari 2400 tcd menjadi 3000 tcd,” jelasnya. Adanya revitalisasi peralatan tersebut, tambah Sulton, juga ikut mempengaruhi efisiensi pabrik gula, hal ini dapat dilakukan melalui penghematan bahan bakar minyak dan menggantinya dengan limbah pabrik gula berupa ampas tebu. “Penghematan untuk energi (energy saving) di PG Meritjan bisa mencapai Rp 2 Miliar dan untuk PG Modjopanggoong sebesar Rp 1,2 Miliar. Hal ini didukung oleh operasional boiler yang akan memproduksi uap untuk menggerakkan turbin uap yang membutuhkan bahan bakar ampas sebagai media zat bakarnya,” katanya. Efisiensi lain juga diperoleh dua PG ini. Adanya evaporator baru yang sangat membantu PG Meritjan dan PG Modjopanggoong untuk kelancaran proses, kenaikan kapasitas giling, efisiensi pemanas (bleeding), dan peningkatan jumlah kondesat untuk air pengisi ketel. Sementara untuk penggantian 1 unit vacuum pan yang baru dengan tipe calandria kap. 550 HL dimaksudkan untuk kelancaran proses, tekanan vacuum tercapai >64,0 cmHg, dan nilai tambah DMG 2011, untuk pemasangan sugar bin sendiri dimaksudkan agar kelancaran proses, keakurasian penimbangan gula produk dari manual ke digital semakin baik. Hadirnya wheel loader dan dump truck juga dapat mempermudah suplai ampas dari gudang ke conveyor satu lebih cepat dan tepat waktu sehingga tidak terjadi keterlambatan penambahan pakan ketel. Selain itu penataan ampas d igudang lebih mudah dan rapi serta bisa mengoptimalkan luasan gudang untuk menyimpan ampas awur.
Adanya evaporator baru yang sangat membantu PG Meritjan dan PG Modjopanggoong untuk kelancaran proses, kenaikan kapasitas giling, efisiensi pemanas dan peningkatan jumlah kondensat untuk air pengisi ketel.
20
pabrik yang ada sehingga dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya,” jelas Sulton. Tak hanya itu, program revitalisasi yang dilakukan tersebut adalah fokus pengerjaan untuk mengganti sejumlah peralatan mesin produksi yang usianya sudah sangat tua dan kinerjanya tidak efisien. Sekitar 70 persen peralatan tua yang sudah tidak efisien dibongkar dan diganti dengan peralatan baru. “Ada beberapa alat yang memang sudah saatnya untuk diganti, antara lain rol gilingan, evaporator, turbin listrik, dan beberapa alat lainnya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan kapasitas produksi dan terbukti kapasitas pro-
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
PTPN X Kerjasama dengan Jepang Tanam Sorgum
Operator menunjukkan bagimana biji sorgum ditanam di lahan persawahan dikawasan Bangkalan Madura. foto: derY ardiansYah
laporan: SaP Jayanti
PT Perkebunan Nusantara X mulai melakukan tanam perdana sorghum di Desa Gili Timur, Kecamatan Kamal, Bangkalan. Penanaman dilakukan untuk memberdayakan lahan yang selama ini tidak produktif. Tahap awal penanaman sorghum ini, dilakukan di lahan seluas 1,2 hektar, bekerjasama dengan Super Sorghum Corp, Jepang. Benih dan peralatan berasal dari pihak Super Sorgum sementara PTPN X menyediakan lahan. Kepala Pengembangan Madura, Muhammad Faisol mengatakan, di Madura masih banyak lahan kosong yang tidak produktif. Termasuk lahan seluas 199 hektar lahan non produktif milik Semen Indonesia di Madura yang bisa dimanfaatkan PTPN X untuk pengembangan. Kerjasama ini sudah dijalin sejak Juni 2013. ”Masih banyak tanah kosong di Madura, sayang kalau tidak diisi tanaman produktif. Sorgum ini potensial karena pengolahannya tidak sulit dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk banyak produk mulai dari etanol, sirup, gula, pellet dan pakan ternak,” ujar Faisol. Sorgum, tambah Faisol, merupakan tanaman serbaguna yang dapat digu-
nakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorghum berada pada urutan kelima setelah gandum, jagung, padi, dan kedelai. Sorgum sendiri merupakan makanan pokok di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara. Sebelum tanam perdana yang dilakukan pada, Kamis (4/12/2014), sebelumnya sudah dilakudilakukan pengolahan lahan. lahan. Mulai dari penggemburan lahan menggunakan traktor hingga penggunaan rotifator untuk menghancurkan bongkahan tanah. Setelah bongkahan tanah terurai, benih di-tanam menggunakan alat dengan PKP (Pusat ke Pusat) atau jarak tanam ideal 65 cm x 14 cm. Usia sorghum berkisar 3,5 bulan. Dengan demikian, diharapkan pada pertengahan Maret tahun depan, PTPN X sudah bisa memanen sorghum pertamanya. Untuk lahan seluas 1,2 hektar, dibutuhkan benih sebanyak 8-10 kg. Perawatannya juga mudah ka-
rena hanya butuh penyiangan seperti halnya tebu. Motoo Nakajima, mewakili Super Sorghum Corp mengatakan, sorghum bukan tanaman yang sulit. ”Tidak dibutuhkan jenis tanah atau agriklimat khusus untuk menanam sorghum. Yang terpenting di masa awal tanam masih ada air atau hujan. Selebihnya sorghum tidak butuh banyak air,” ujarnya dalam Bahasa Indonesia yang cukup lancar. Bahkan budidaya sorghum dikatakan, tidak berbeda jauh dengan tebu yang tidak butuh terlalu banyak air. Nakajima memaparkan, pihaknya sudah mengembangkan sorghum di berbagai daerah di Indonesia. Di Jawa Timur, selain Madura juga sudah lebih dulu dikembangkan di Pasuruan. Dengan kondisi tanah yang lebih keras dibandingkan Madura, produktivitas sorghum yang ditanam bisa mencapai 60 ton per hektar dan dalam satu tahun bisa panen hingga tiga kali.
21
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
sInergI bUMn
PT Biofarma Kucurkan Rp 10 Miliar untuk Petani Tebu
22
PT Biofarma mengucurkan dana pinjaman sebesar Rp 10 miliar untuk petani tebu binaan PT Perkebunan Nusantara X. Dana pinjaman tersebut diserahkan ke Divisi Program Kerja dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN X untuk masa tanam 2014-2015. Dana ini diperuntukan peningkatan produktifitas di kalangan petani tebu. Diharapkan pinjaman ini dapat menstimulan petani agar tetap menanam tebu, untuk mewujudkan program pemerintah swasembada gula tahun 2015 mendatang. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Biofarma (Persero) Andjang Kusumah menyerahkan dana pinjaman tersebut kepada PTPN X melalui Direktur SDM PTPN X, Ir Djoko Santoso, pada acara Penandatangan Perjanjian Kerjasama antara PT Biofarma dengan PT Perkebunan Nusantara X tentang Penyaluran Dana Sinergi BUMN Program Kemitraan, 29 Oktober 2014 di Hotel Ibis, Surabaya. Dalam sambutannya, Andjang Kusumah mengungkapkan, perusahaan BUMN produsen vaksin ini telah mencapai omzet sebesar Rp 1,4 triliun dengan keuntungan bersih Rp 570 miliar pada tahun 2014, sedangkan target laba bersih pada tahun 2015 mendatang Rp 600 miliar. “Untuk dana PKBL kami menyediakan Rp 6 miliar dan dana CSR sebesar Rp 4 miliar. Dana terakhir yang masih ada sebesar Rp 12 milliar. Dengan dana tersebut, kami ingin membantu BUMN lainnya,” kata Andjang. Andjang menyebutkan, sebelumnya PT Biofarma (Persero) sudah membantu PT Garam dan PT Indofarma. Tahun 2014, pihaknya ingin membangun sinergi dengan BUMN lain, antara lain dengan PTPN X. “Untuk tahun ini, kami ingin membantu PTPN X dengan menyalur-
foto: derY ardiansYah
laporan: SiSka PreStiwati
Direktur SDM & Umum, Ir. Djoko Santoso. bersalaman dengan Direktur SDM PT. Biofarma Andjang Kusumah, PT. Biofarma menyerahkan dana CSRnya untuk disalurkan kepada Petani Tebu PTPN X.
kan anggaran sebesar Rp 10 miliar, tentunya hal ini sudah mendapatkan persetujuan dari Direktur Utama PT Biofarma,” sebut dia. Masih menurut Andjang, pihaknya sangat berharap agar dana yang disalurkan bermanfaat bagi para petani tebu sehingga bisa menghasilkan tebu yang berkualitas dan bisa meningkatkan kesejehteraan petani tebu. Di tempat yang sama, Direktur SDM PTPN X, Ir Djoko Santoso mengungkapkan terimakasih atas kepercayaan PT Biofarma dan kepeduliannya terha-
dap industri gula berbasis tebu. PTPN X akan menyalurkan dana pinjaman tersebut ke petani dalam rangka untuk membantu pemerintah menyukseskan program swasembada gula. “Kuncinya ada di petani. Petani akan beralih ke komoditas lainnya bila tebu tidak bisa memberikan mereka jaminan dan nilai tambah,” kata Djoko. Mantan Sekretaris Perusahaan PTPN X ini menambahkan, dengan bantuan dana pinjaman dari PT Biofarma diharapkan para petani bisa mendapatkan kemudahan. Sebab, di
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
saat petani membutuhkan pinjaman, banyak bank milik pemerintah yang menarik dana Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) untuk petani. Djoko juga menjelaskan kondisi pergulaan nasional saat ini disinyalir telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari gula. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan harga dasar lelang gula sebesar Rp 8.500/kg dan melarang perusahaan BUMN Gula untuk melepas gula di bawah harga yang sudah ditetapkan. Hal itu dimaksudkan, agar petani bisa dibantu karena ada dana talangan. Belum lagi masalah impor gula rafinasi yang melebihi kebutuhan sehingga menyebabkan gula rafinasi masuk ke pasar gula konsumsi. Selain masalah eksternal tersebut, petani juga dihadapkan dengan masalah tenaga kerja yang semakin sulit dan mahal. “Kondisi petani saat ini sangat me-
nyedihkan, mereka berupaya mencari tenaga kerja dan bersedia membayar dengan harga tinggi namun kenyataannya banyak tenaga kerja yang mangkir dengan berbagai alasan,” paparnya. Untuk itu, sambung Djoko, PTPN X mencanangkan mekanisasi. Karena hal ini adalah solusi untuk masalah tenaga kerja. “Kami akan mengarahkan dana pinjaman ini untuk membantu petani dalam pemenuhan implementasinya,” ujarnya. Djoko juga menjamin bahwa PTPN X tidak akan kolaps. Dimana, PTPN X merupakan satu-satunya BUMN Gula yang sudah mengikuti dan melaksanakan SMK3. Sehingga semua peralatan yang digunakan sudah memiliki akta izin, begitu pula dengan lingkungan pabrik yang sudah sangat bersih. Hal itu dilakukan agar PTPN X bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di depan mata.
“kUncinYa ada di petani. petani akan Beralih ke komoditas lainnYa Bila teBU tidak Bisa memBerikan mereka jaminan dan nilai tamBah,” Ir Djoko Santoso direktUr sdm dan UmUm ptpn X
jajaraN PiMPiNaN & segeNaP karyawaN
Pabrik gula MoDjoPaNggooNg MeNgucaPkaN:
Selamat Natal 2014 & Tahun Baru 2015
“Semoga Kesuksesan Mengiringi Usaha Kita di Tahun Mendatang..”
PG moDJoPANGGooNG23
Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, tulungagung 66261 telepon: 0355-321633, 324638 | Fax: 0355-327126
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Csr Pg WaToEToElis
Bantu Pembangunan Masjid Nurul Huda SeBagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitar pabrik, PG Watoetoelis menyalurkan bantuan dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) untuk pembangunan Masjid Nurul Huda di Desa Watutulis, Sidoarjo, pada Rabu, 19 November lalu. General Manager PG Watoetoelis, H. Miftahul Munir, menjelaskan, penyaluran bantuan ini merupakan kontribusi perusahaan dalam hidup bermasyarakat dengan warga sekitar. PG Watoetoelis memandang sarana peribadatan, masjid, merupakan sarana primer yang dibutuhkan oleh warga untuk melakukan kegiatan peribadatan. “Penyaluran dana PKBL untuk CSR (Corporate Social Responsibility) PG Watoetoelis memang sedikit berbeda. Kami memilih untuk membantu pembangunan masjid desa. Masjid menjadi kebutuhan masyarakat yang paling dibutuhkan. Terlebih ini merupakan satu-satunya masjid di kawasan PG Watoetoelis,” terangnya. Menurut dia, penyaluran dana bina lingkungan ini merupakan salah satu diantara beberapa CSR yang sudah diberikan sepanjang tahun 2014. Kali ini dana difokuskan untuk pembenahan lingkungan dan mereka yang membutuhkan. “Semoga bantuan ini dapat membantu terbangunnya Masjid Nurul Huda, sehingga masyarakat sekitar mampu melakukan ibadahnya dengan baik,” ungkapnya.
24
foto: derY ardiansYah
laporan: Sekar arum
GM PG Watoetoelis, Miftahul Munir (kiri), menyerahkan bantuan CSR kepada Pengurus Masjid Nurul Huda yang berada di Desa Bendotretek Sidoarjo.
Lanjut dia, hal ini menjadi langkah positif dari PTPN X sebagai salah satu BUMN yang peduli terhadap warga sekitar dan yang membutuhkan sebagai sasaran program CSR perusahaan. Melalui PKBL pula, ia berharap dapat mendidik mitra binaan agar lekas bisa mandiri. Sementara itu pengurus Masjid Nurul Huda, Drs. Yanuar mengungkapkan rasa terima kasih yang begitu dalam karena kepedulian PG Watoetoelis dan juga PTPN X yang telah berkontribusi dalam pembangunan masjid ini. “Kami berterima kasih sekali atas bantuan yang diberikan, semoga Allah merahmati apa yang sudah dilakukan ini, sehingga dapat membawa pahala serta kebaikan bagi PG Watoetoelis
“Semoga bantuan ini dapat membantu terbangunnya masjid ini, sehingga masyarakat sekitar mampu melakukan ibadahnya dengan baik,”
dan juga PTPN X ke depan. Semoga PG Watoetoelis dan PTPN X tetap berjaya sebagai BUMN gula nomor satu di Indonesia,” tegasnya. Beberapa waktu lalu, tambah Miftahul Munir, IIKB Watoetoelis juga menggelar donor darah yang bekerjasama dengan PMI Sidoarjo. “Semoga upaya dari ibu-ibu IIKB ini juga dapat menolong mereka yang membutuhkan. Gelaran ini memang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Dan di luar ekspektasi, ternyata banyak yang ikut berpartisipasi,” katanya. Dia berharap, agar kegiatan ini dapat terus berkelanjutan, tidak hanya bagi ibu-ibu semata tapi mungkin nanti dapat lebih meluas pada karyawan PG Watoetoelis.
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Gedung Universitas Hasyim Asyari, Tebu Ireng, Jombang berdiri megah. inzet: Staf PKBL PTPN X, Didik Subandi (kiri) menyerahkan bantuan CSR kepada Wakil Rektor Unhasy Jombang, Drs, H Muhscin, KS M.Ag.
Csr PEndidikan
foto-foto: derY ardiansYah
Kontribusi PTPN X Lengkapi Prasarana Unhasy laporan: Sekar arum
SeBagai bentuk kepedulian di bidang pendidikan khususnya di tingkat perguruan tinggi, maka pada hari Kamis, 20 November lalu, bertempat di kantor Unhasy (Universitas Hasyim Asyari), Tebu Ireng, Jombang, PTPN X memberikan bantuan untuk pembangunan Universitas kebanggaan warga Jombang tersebut sebesar Rp 250 juta. Dana CSR (Corporate Social Responsibility) diserahkan langsung oleh perwakilan bidang PKBL PTPN X, Didik Subandi kepada Pembantu Rektor II Universitas Hasyim Ashari, Drs.H Muchsin KS, M.Ag. ”Semoga dana ini dapat bermanfaat untuk Unhasy, dan semoga dikelola sebaik-baiknya untuk masa depan para penerus bangsa ini,” kata Didik. Sementara itu, Pembantu Rektor II Universitas Hasyim Ashari, Drs.H Muchsin KS, M.Ag mengucapkan terimakasih kepada PTPN X yang telah menyisihkan sebagian dari laba
perusahaan untuk berperan serta dalam peningkatan kualitas masyarakat khususnya pendidikan yang selaras dengan program pemerintah daerah setempat. “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada PTPN X atas bantuannya kepada kami, semoga ke depan keberkahan selalu tercurah kepada PTPN X sehingga dapat terus menjadi BUMN perkebunan nomer satu di Indonesia,” urainya. Ditambahkannya, Unhasy sendiri berada di bawah naungan Pesantren Tebu Ireng, Jombang, telah memiliki pengalaman dalam mengelola pendidikan tinggi berbasis pesantren sejak 1967. Setelah turun SK Kemendikbud No 278/E/O/2013, sekarang Unhasy memiliki 7 Fakultas dan 21 program studi (prodi) dan tetap mengembangkan ilmu agama yang dintegrasikan dengan ilmu umum dan mengembangkan ilmu umum yang berbasis agama. “Alhamdullilah, di Jombang sendiri yayasan Hasyim Ashari menjadi tu-
juan para pelajar yang ingin menempuh pendidikan baik itu umum ataupun agama dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tentu untuk mendapatkan pendidikan yang layak berbagai upaya kami lakukan. Salah satunya, penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada seperti pembangunan gedung perkuliahan,” ungkapnya. Dana tersebut, menurut Muchsin, akan digunakan untuk perbaikan bangunan lama, yaitu gedung perkuliahan Fakultas Ekonomi yang baru memasuki tahun kedua berdiri. Selebihnya untuk perbaikan gedung lainnya. “Fakultas Ekonomi memang baru memasuki periode kedua pada tahun ini, tapi memang beberapa fasilitas masih butuh perbaikan. Sejauh ini yang telah rampung perbaikan adalah kantor dekan dan dosen fakultas ekonomi. Selebihnya dana dari PTPN X akan digunakan untuk renovasi lain dan ruang tersebut akan kami beri nama PT Perkebunan Nusantara X,” pungkasnya.
25
varietas
PTPN X Magz
foto: dokumen RSP
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Gola Gong, Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM), tampil ke depan dan berbicara tentang “Membaca Menyehatkan, Menulis Menyembuhkan”
RSP JembeR klinik
Melengkapi Rumah Sakit dengan Taman Bacaan Laporan: Sekar arum
26
Remaja 90-an pasti kenal dengan serial roman remaja Balada Si Roy. Serial Balada Si Roy muncul di Majalah Hai pada Maret 1989 – 1994 dan kemudian di terbitkan oleh Gramedia menjadi novel Balada Si Roy. Si Roy adalah tokoh imajinatif dan inspiratif yang diciptakan oleh Gola Gong dalam Balada Si Roy yang ditulisnya sejak di bangku SMA di puluhan buku hariannya. “Saya menulis ‘Balada Si Roy’ dengan hati,” katanya. Kini, selain menjadi travel writer, laki-laki 51 tahun yang bernama asli Heri Hendrayana Haris ini mengampanyekan Gerakan Indonesia Membaca di beberapa kota di provinsi Jawa Timur.
Dimulai sejak Oktober 2012 diawali dari Jawa Barat, kegiatan ’Gerakan Indonesia Membaca’ merupakan salah satu upaya FTBM dalam membangkitkan taman bacaan masyarakat, terutama yang dibangun oleh pemerintah. Menurut Gola Gong, selama ini dinilai aktivitas Taman Bacaan Pemerintah mulai menurun dibandingkan Taman Bacaan yang dibangun atas inisiatif masyarakat setempat. Di penghujung tahun 2014 ini Gola Gong kembali menggemakan gerakan membaca dan menulis, terutama di kota-kota di Provinsi Jawa Timur. Di Jawa Timur ia sempat mampir di beberapa kota, di antaranya Jombang, Tulungagung, Surabaya, Blitar, Bondowoso, dan Jember. Di Jember kegiatan terasa spesial
karena acara gerakan membaca dan menulis diadakan di RS Perkebunan Jember sebagai salah satu unit kerja PT Nusantara Medika Utama, anak usaha PT Perkebunan Nusantara X. Yang istimewa, RS Perkebunan Jember ingin mengubah stigma Rumah Sakit sebagai tempat yang kurang nyaman menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi dengan menginisiasi Taman Bacaan. Bekerjasama dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ruang Publik Papuma, RS Perkebunan mendirikan TBM yang terletak di Lantai 3 Poliklinik Terpadu sekaligus menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Membaca Menyehatkan, Menulis Menyembuhkan”. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk CSR PT Nusantara Medika
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Utama melalui RS Perkebunan untuk mewadahi sekaligus meningkatkan minat baca masyarakat. Seminar tersebut selain dihadiri oleh Gola Gong sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia dan D. Zawawi Imron, sastrawan dan budayawan asal Madura, acara ini dimoderatori langsung oleh Yusron Aminullah, Master MEP Training. Kehadiran tokoh literasi ini juga untuk mendorong tumbuhnya tamantaman bacaan. Tumbuhnya taman bacaan di berbagai tempat mendorong minat baca masyarakat meningkat. Sementara itu, drg. Dwi Lianasari, Kepala Divisi Pemasaran dan Pengembangan RS Perkebunan Jember, memaparkan, di banyak Rumah Sakit di kota besar, sudah muncul kesadaran untuk membuat Taman Bacaan. Hal ini untuk menimbulkan kesan homy dan comfort tak hanya pada pasien tapi juga para pengunjung Rumah Sakit. “Berbagai buku bacaan pun disediakan mulai dari buku ensiklopedia, religi, kesehatan, hingga novel. Kebanyakan pengunjung sudut baca kami meminati buku-buku religi, mungkin mindset-nya jika sakit harus kembali mendekat pada Yang di Atas,” ungkapnya. Tidak hanya untuk mendukung program pemberantasan buta aksara, TBM juga untuk memberdayakan masyarakat Indonesia yang gemar belajar dan masyarakat yang senang dengan perkembangan ilmu pengetahuan. “Membaca pun bisa membantu mengalihkan dan meringankan rasa
sakit, sehingga secara psikologis kegiatan ini dapat membantu proses penyembuhan pasien,” terangnya. Pada kesempatan yang sama, Raisa Rosmala, Koordinator TBM Ruang Publik Papuma mengaku gembira memperoleh kesempatan bekerjasama dengan RS Perkebunan. “Selama ini kami mengelola TBM di rumah-rumah masyarakat, mall, ataupun tempat rekreasi. Baru kali ini ada TBM yang bertempat di Rumah Sakit dan tidak berbayar,” urainya. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia umumnya dan Jember khususnya mengingat wilayah Jember termasuk salah satu wilayah jumlah buta aksara tertinggi di Indonesia. Dr. Suratini, MMRS, Kepala RS Perkebunan menghimbau para orang tua utamanya ibu-ibu muda agar aktif menularkan kebiasaan baca pada anak-anaknya, karena membaca dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak. Selain itu juga bisa mempererat hubungan orang tua dan anak. “Semoga hal ini menjadi stimulus yang baik bagi masyarakat kota Jember untuk dapat menambah ilmu serta wawasan. Saya sangat mendukung sekali adanya kegiatan seperti ini,” katanya. Taman Bacaan Masyarakat yang berada di bawah naungan bidang PNFI Kemendiknas ini adalah salah satu bentuk kepedulian masyarakat lain terhadap warga buta aksara juga rendah. Jumlah warga buta aksara usia produktif (15-59 tahun) yang tersebar di Kabupaten Jember, Jawa Timur saat ini mencapai 78.752 orang.
“memBaca pUn Bisa memBantU mengalihkan dan meringankan rasa sakit, sehingga secara psikologis kegiatan ini dapat memBantU proses penYemBUhan pasien,” drg. Dwi lianasari kepala divisi pemasaran dan pengemBangan rs perkeBUnan jemBer,
Selamat tutup giling
pabrik gula pesantren Baru tahun 2014
Semoga Sukses memasuki giling tahun 2015
Pabrik Gula Pesantren baru
Jl. Mauni no. 334, kec. Pesantren, kediri 64131 | tlp: 0354-684610 | Fax: 0354-686538 homepage: www.pesantrenbaru.co.cc | email:
[email protected]
27
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Operator di PG Modjopanggoong, Tulungagung Mengenakan perlengkapan Standart yang sudah sesuai dengan SMK3
SMK3: Targetkan Bendera Emas di 2015 laporan: SaP Jayanti
SiSTem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) terus disosialisasikan di lingkungan kerja PT Perkebunan Nusantara X. Peningkatan produktivitas diharapkan bisa menjadi hasil akhir dari implementasi SMK3. Implementasi SMK3 tidak serta merta begitu saja diterapkan di PTPN X. Ada alasan yang mendasari hingga perusahaan akhirnya memandang penting diterapkannya sistem ini. ”Tentunya perusahaan harus berjalan sesuai koridor yang baik. Dalam hal operasional pun harus berdasar regulasi,” kata Direktur SDM dan Umum PTPN X, Ir. Djoko Santoso. Djoko menjelaskan, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah keamanan alat. Ke-
dua, pengoperasian yang benar. Ketiga, orang-orang yang mengoperasikan alat harus terlindungi saat bekerja dan keempat, karyawan harus bekerja dalam lingkungan yang aman. Misal, dalam bekerja, SDM harus mengoperasikan peralatan sesuai dengan regulasi yang ada. Alat-alat
kerja,” tambahnya. Keamanan alat menjadi perhatian, karena jangan sampai ketika pengoperasiannya sudah benar tetapi karena alatnya yang tidak layak operasi kemudian menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti ledakan atau kebocoran, dan lain-lain. Dengan dilakukannya hal-hal tersebut, dikatakan Djoko, ada target yang ingin dicapai perusahaan. Pertama yaitu, mematuhi regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah. Kedua, manusia adalah aset perusahaan karena itu memanusiakan karyawan juga bagian dari target perusahaan. Ketiga, dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Pengimplementasian SMK3 tak lepas dari pasar bebas ASEAN 2015 mendatang. Djoko memaparkan, seperti diketahui, beberapa komoditas
keamanan alat menJadi perhatian, karena Jangan sampai ketika pengOperasiannya sudah benar tetapi karena alatnya yang tidak layak Operasi kemudian menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti ledakan atau kebOcOran, dan lain-lain.
28
yang digunakan harus sesuai regulasi, apakah alat tersebut memang layak dioperasikan atau tidak. ”Alatnya harus save, pengoperasiannya harus benar dan orang-orang yang mengoperasikan alat-alat ini harus terlindung saat
foto: derY ardiansYah
varietas
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
yang dihasilkan PTPN X dan anak perusahaannya berskala ekspor. Gula sendiri sebagai produk utama juga mengalami era keterbukaan pasar di antara negara-negara ASEAN pada 2015. Dengan kondisi seperti itu, bisa dipastikan pemerintah akan mengeluarkan regulasi yang mengharuskan perusahaan yang beroperasi, khususnya di industri makanan dan minuman untuk mematuhi aturan-aturan keselamatan kerja. Menurutnya, SMK3 yang diberlakukan di Indonesia setara dengan OHSAS (Occupational Health and Safety Advisory Services) yang berlaku secara internasional. Berbeda dengan SNI dan ISO yang lebih menekankan pada produk yang dihasilkan dan proses kerjanya, SMK3 melihat proses secara keseluruhan. Di PTPN X, untuk tahap awal penerapan SMK3 dilakukan di dua Pabrik Gula (PG) terlebih dulu yaitu PG Gempolkrep dan PG Modjopanggoong dengan 64 kriteria penilaian. ”Untuk BUMN Gula, baru PTPN X yang menerapkan ini. Bukan ingin mendahului,
kami hanya ingin patuh sehingga ketika 2015 diwajibkan, kami sudah siap,” ujarnya. Khusus di PG Gempolkrep dan PG Modjopanggoong, diharapkan di tahun ini juga sudah bisa mendapatkan bendera emas. Sedangkan di sembilan PG yang lain sudah mulai mengikuti dan diharapkan pada 2015 juga sudah bisa diaudit dan mendapat bendera emas. Sebagai persiapan, PTPN X sudah mempersiapkan agar peralatan yang digunakan bisa mendapatkan akta izin. ”Sekarang peralatan yang ada sedang direksa uji. Kalau sudah lolos dan mendapat akta izin, berarti alat tersebut sudah layak operasi. Dengan begitu karyawan akan lebih tenang dalam bekerja,” tuturnya. Perusahaan sendiri juga sudah mentraining 93 orang auditor internal. Kelak, SMK3 tidak hanya berhenti di PG saja. Di unit tembakau, SMK3 juga sudah menjadi tuntutan karena menyasar pasar ekspor. Begitu juga dengan anak perusahaan PT Mitratani 27 yang mengekspor sayur ke luar negeri, terutama Jepang.
”sekarang peralatan Yang ada sedang direksa Uji. kalaU sUdah lolos dan mendapat akta izin, Berarti alat terseBUt sUdah laYak operasi. dengan BegitU karYawan akan leBih tenang dalam Bekerja,”
Jajaran Pimpinan & Segenap Karyawan Pabrik Gula meritjan mengucapkan:
Selamat natal 2014 & tahun Baru 2015 pabrik gula meritJan
Jl. Merbabu, Desa Mrican, Kecamatan Mojoroto - Kediri 64102 Telepon: 0354-771619, 773649 Fax: 0354-773651
29
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
tebu
[ potensi badan usaha ]
Nata de Cane
Kudapan Sehat dari Nira Tebu
Nata de Cane yang sudah dipotong kotak-kotak dan siap untuk disajikan sebagai kudapan menyehatkan. foto: Dok.puslit
Laporan: SAP Jayanti
30
Siapa yang tidak kenal dengan Nata de Coco? Makanan berbentuk kubus dengan warna putih itu banyak digunakan sebagai campuran minuman. Sesuai namanya, Nata de Coco terbuat dari olahan air kelapa. Tidak hanya segar saat dikonsumsi, Nata de Coco juga memiliki kandungan serat cukup tinggi. Nata sendiri merupakan makanan hasil fermentasi bakteri acetobacter xylinum. Bakteri tersebut membutuhkan medium atau substrat dengan kadar gula cukup tinggi dan pH yang rendah sekitar 3-5 agar dapat memacu aceto-
bacter xylinum membentuk polisakarida ekstraseluler. Polisakarida ekstraseluler terdiri dari serat seperti selulosa yang membentuk anyaman spesifik dan dikenal dengan nama nata. Selama ini, masyarakat mengenal nata dari coco (coconut = kelapa). Tetapi ternyata limbah nira tebu pun bisa diolah menjadi nata. Hal ini seperti diujicobakan oleh Pusat Penelitian (Puslit) Gula Djengkol. Sejak akhir tahun 2013 Puslit Gula Djengkol telah berhasil membuat inovasi nata dari limbah nira tebu yang dinamakan Nata de Cane (cane=tebu). ”Pengembangan nata de cane berawal dari mulai dikembangkan pem-
bibitan tebu dengan satu mata tunas atau lebih dikenal dengan sistem bud chips di PTPN X. Ini menjadikan penggunaan bibit tebu lebih sedikit dan efisien. Namun pada prosesnya, pembibitan tebu sistem bud chips tidak lepas dari masalah limbah yaitu limbah serasah daun tebu (dhadhug) dan batang tebu yang sudah diambil mata tunasnya,” kata Kepala Pusit Gula Djengkol, Tri Darwahono. Limbah batang tebu semakin lama semakin menumpuk dan menimbulkan bau yang cukup menyengat, apalagi di musim hujan. Sebagian dari batang tebu tersebut terkadang dimanfaatkan sebagai bahan
tebu
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
pembuatan gula jawa oleh pabrik gula jawa. Namun tidak semua batang tebu dapat diolah menjadi gula jawa. Padahal kadar gula yang terkandung dalam nira batang tersebut cukup banyak. ”Akhirnya kami tergerak mengolah limbah batang tebu eks bud chips menjadi produk samping yang lebih bermanfaat,” ujarnya. Tri Darwahono menerangkan, sisa batang tebu memiliki kadar gula reduksi yang cukup tinggi sekitar 1,33%-2,37%. Dari nira batang tebu
sisa bud chips itulah yang dimanfaatkan sebagai substrat pembuatan nata. Selain dari batang eks bud chips, nira juga bisa didapatkan dari sisa analisa pendahuluan di pabrik gula yang selama ini dibuang begitu saja. Padahal tebu yang digunakan untuk analisa pendahuluan biasanya lebih berkualitas karena tebu tua yang sudah pas umurnya ketika ditebang. Tri Darwahono, berharap, nata de cane dapat diproduksi dalam skala komersil yang dikemas dalam kemasan
prOses pembuatan nata de cane TRI Darwahono menerangkan langkah-langkah pembuatan nata de cane. Menurut Tri, proses pembuatannya tidak berbeda dengan pembuatan nata de coco. Mula-mula batang eks bud chips dibersihkan, dikelupas kulitnya, dan diperas hingga keluar air gulanya. Kemudian dilakukan sterilisasi dengan suhu mencapai 100 derajat celcius kurang lebih satu jam. Setelah itu, nira yang sudah dipanaskan dicampur air dengan komposisi 50:50. Proses pembuatan nata de cane diawali dengan penyiapan starter atau inokulum bakteri acetobacter xylinum dan medium atau substrat pertumbuhan bakteri berupa nira tebu yang sudah disterilisasi. Medium tersebut
diberi inokulum bakteri acetobacter xylinum dan diinkubasi pada suhu ruang. Pemanenan nata dapat dilakukan setelah 10-14 hari fermentasi. Tidak berhenti di situ, setelah panen, proses dilanjutkan dengan merendam nata de cane dalam air selama tiga hari. Air untuk merendam harus diganti setiap hari untuk menghilangkan asam baru kemudian direbus. Perendaman setelah panen penting agar nata tidak kering atau kempes. Jika tidak langsung dikonsumsi, nata bisa disimpan selama direndam dalam air dan disimpan di suhu sejuk. Dalam pembuatan nata de cane, prosesnya harus dilakukan secara aseptis agar tidak terkontaminasi bakteri maupun jamur kontaminan.
minuman cepat saji. Inovasi nata de cane diharapkan dapat diaplikasikan dan ditularkan kepada para petani penangkar bibit atau masyarakat sekitar pabrik gula sebagai program bina lingkungan dari perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petani penangkar bibit maupun masyarakat sekitar pabrik gula. ”Proses pembuatannya tidak sulit. Sekarang sedang kami jajaki agar bisa dikerjakan oleh UKM atau home industry,” ujarnya.
kandUngan nutrisi PARAmeteR uJI
KADAR
Kadar air (%) Kadar abu (%) Protein (%) Serat Kasar (%) Karbohidrat (%) Lemak (%) Kalsium (%) Kalori (kkal/100g)
96,87 0,07 0,50 3,01 0,00 0,15 0,02 3,38
foto: derY ardiansYah
ReNDAh KAloRI BERDASARKAN hasil uji laboratorium, Nata de Cane yang dihasilkan mengandung kalori rendah 3,38 kkal/100 gram dan kaya akan serat yang bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan baik dikonsumsi oleh orang yang menjalani diet rendah kalori. foto: derY ardiansYah
31
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
sukrosa
[ sajian utama ]
Jatuh Bangun Ketahanan Pangan Kita Menuju ketahanan pangan, perlu berkedaulatan pangan, untuk itu dibutuhkan atensi kuat pemerintah berupa regulasi yang berpihak pada petani.
32
image:google
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
laporan: r Giryadi
K
ONON, sejak zaman batu tengah (neolitik), nenek moyang kita sudah bercocok tanam. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya artefak-artefak berupa cangkul batu dan mata bajak. Mereka mulai bercocok tanam ketika sudah hidup menetap. Dari sinilah mulai mengenal ladang atau sawah. Salah satu sumber sejarah kuno yang mengungkapkan data pertanian adalah prasasti, yang sebagian terbesar ditemukan di Jawa. Dari sumber-sumber itu diketahui bahwa penduduk Jawa mengenal dua jenis pertanian, yaitu gaga (ladang) dan sawah (sawah). Kebiasaan bercocok tanam itu kemudian berkembang zaman kerajaan Hindu dan puncaknya sampai pada zaman Majapahit. Zaman Majapahit disebut puncak, karena pada era ini, pertanian dan irigasi menjadi prioritas perhatian raja Hayam Wuruk. Meski sebenarnya, kemajuan era Majapahit adalah pengembangan jaman Singasari dan Kadiri. Pada zaman Raja Airlangga kegiatan pertanian semakin maju. Hal ini terlihat di dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masanya. Ketika itu, banyak prasasti sering menyebut-nyebut golongan masyarakat petani di dalamnya. Bahkan di dalam Prasasti Kamalagyan (1115 M), Airlangga memerintahkan pengendalian Sungai Brantas yang selalu meluap setiap tahunnya. Agar tidak memusnahkan banyak tanah pertanian, dibangunlah bendungan Kamalagyan. Sejak itu, para petani berhasil meningkatkan produk pertanian mereka. Kegiatan pertanian mencapai puncak perkembangannya pada masa Kerajaan Majapahit. Terbukti, saat itu perhatian dari pihak penguasa terhadap pertanian sangat besar. Agar petani dapat bekerja dengan tenang dan baik, raja memberikan perlindungan kepada mereka. Pemakaian tanah juga diatur oleh undang-undang. Menurut para musafir Tiongkok yang dibukukan dalam Kitab Sejarah Para Dinasti, hasil pertanian merupakan barang dagangan yang penting dari Jawa. Beras, gula, minyak kelapa, kapas, pinang, bawang, buah-buahan, mengkudu, dan daun sirih sering diperdagangkan antarpulau dan diekspor. Kebesaran pertanian zaman Majapahit tersebab oleh undang-undang dan sistem irigasi yang memadai. Ada sejumlah kemungkinan mengenai pola tanam dan strategi pertanian di masa kerajaan-kerajaan Nusantara. Mereka memiliki komoditi alternatif untuk bisa menggantikan komoditi andalannya yang berasal dari tanaman beras. Bisa jadi, komoditi alternatif yang dimaksudkan merujuk pada strategi diversifikasi pangan. Melalui penguasaan laut, mereka pun menguasai hasil-hasil perikanan yang laut yang sudah diperjualbelikan hingga ke pelosok. Mereka diduga sudah menguasai teknikteknik pengawetan makanan secara alami sejak masa Kerajaan Majapahit. Sekalipun demikian, hasil-hasil perikanan masih dominan hanya ditemukan di wilayah yang tidak jauh dari pesisir. Itu sebabnya, pola penyebaran pemukiman lebih banyak pula yang terkonsentrasi tidak jauh dari pesisir. Namun kondisi ini berbalik setelah bangsa Eropa datang ke nusantara. Bangsa Eropa melalui misi dagangnya tertarik dengan rempah-rempah yang di Eropa harganya cukup mahal. Sejak masa VOC hingga pemerintahan Hindia Belanda, pola kebijakan tanaman pangan lebih banyak difokuskan pada jenis tanaman pangan utama seperti beras, jagung, dan beberapa jenis tanaman perkebunan. Pada zaman kemerdekaan kebijakan ketahanan pangan di era Soekarno ditekankan pada sektor pertanian di segala bidang dan perikanan. Pada era Soekarno juga sudah dipikirkan diversifikasi pangan. Selain padi juga disiapkan komoditas jagung sebagai pengganti beras yang keduanya diatur distribusinya oleh Yayasan Badan Pembelian Padi (YBPP). Untuk pertama kalinya, pemerintahan republik membentuk badan penyangga pangan yang disebut Badan Urusan Logistik atau Bulog pada tanggal 14 Mei 1967. Tugas pokok dari Bulog adalah berfungsi sebagai agen pembeli beras tunggal. Berdirinya Bulog sejak awal diproyeksikan untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia melalui dua mekanisme yakni stabilisasi harga beras dan pengadaan bulanan untuk PNS dan militer.
33
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Pada prinsipnya, Bulog nantinya akan menjadi lumbung nasional yang tugas utamanya untuk menjaga pasokan (supply) komoditi pangan dan menjaga stabilitas harga tanaman pangan utama. Setelah masuk ke era Orde Baru, pembangunan di sektor pertanian tetap menjadi prioritas program kerja kabinet. Selama dua periode PELITA (Pembangunan Lima Tahun) dari tahun 1969-1979, kebijakan pembangunan lebih banyak dikonsentrasikan untuk memperkuat basis sektor pertanian. Program revolusi hijau (green revolution) guna mendukung percepatan pencapaian swasembada beras pada tahun 1974. Pada tahun 1971, Bulog mendapatkan tugas/peran baru, yaitu mempunyai tugas sebagai pengimpor gula dan gandum. Biaya besar untuk mendukung program pertanian tersebut ditopang oleh ekspor migas yang mencapai puncak harga tertinggi pada pada pertengahan dekade 1970an. Dalam rangka untuk mendukung program pertanian pangan, pemerintah di era Orde Baru membuat cukup banyak pembangunan infrastruktur pendukung. Misalnya seperti pembangunan irigasi, pendirian pabrik pembuatan pupuk urea, dan pembangunan pusat-pusat penelitian tanaman pangan. Sayangnya, keseluruhan saran dan prasarana pendukungnya masih difokuskan pada jenis tanaman beras. Pasca kejatuhan Soeharto di tahun
34
1998 akan menjadi penanda babak baru kebijakan di sektor pertanian. Liberalisasi di sektor pertanian sudah mulai resmi diterapkan sejak tahun 1998. Harga-harga kebutuhan pokok pangan diserahkan kepada mekanisme pasar. Pemerintah hanya berperan sebagai regulator atau mengatur tata kelolanya, tetapi tidak memiliki kewenangan lagi untuk mempengaruhi secara langsung atas harga-harga kebutuhan pokok. Program ‘Revitalisasi Pertanian’ yang dibawa era Presiden Yudhoyono sebenarnya berupaya untuk mendongkrak produksi padi dengan melibatkan peran dari swasta. Program ini pun terbuka bagi pemodal asing untuk mengambil bagian dalam mendirikan farm industry. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2007 yang pengembangannya difokuskan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Wacana tentang keberagaman pangan ataupun diversifikasi tanaman pangan sesungguhnya telah dihidupkan kembali di masa kepemimpinan Presiden Yudhoyono. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki potensi keberagaman tanaman pangan paling banyak. Kebutuhan karbohidrat tidak hanya dapat dicukupi dengan tanaman beras, melainkan dapat dipenuhi dari tanaman singkong, jagung, ketela, kentang, ubi jalar, sagu, ataupun sejenis umbi-umbian. Diversifikasi pangan sesungguhnya pula telah diperkenalkan secara resmi sejak era
Soekarno, kemudian terakhir dimunculkan pada tahun 1974. Reformasi Agraria Andai saja, program diversifikasi pangan yang diperkenalkan kembali pada tahun 2010 tersebut bisa dilaksanakan dengan serius, maka Indonesia tidak perlu lagi harus mengeluarkan lebih banyak uang hanya untuk mewujudkan program swasembada beras yang belum tentu akan tercapai setiap tahunnya. Setidaknya dengan pengelolaan sumber daya alam yang baik, maka beban pemerintah akan terkurangi. Selain itu penyiapan infrastuktur dan teknologi pertanian juga harus diperhatikan pemerintah baru, agar petani bisa mengembangkan varietasnya. Salah satu petani sukses di Indonesia, H.M. Muhammad Arum Sabil mengungkapkan sebenarnya Indonesia dengan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) dalam hal ini petani yang ada dan ketersediaan lahan yang ada serta didukung hanya ada dua iklim di Indonesia yaitu musim penghujan dan kemarau, Indonesia memiliki potensi dan memiliki daya untuk menjadi bangsa yang berdaulat terhadap pangan. “Hanya persoalannya adalah apakah SDA maupun SDM yang ada, bisa dikelola dengan baik. Itu tergantung pada niat baik pemerintah,” kata Arum Sabil. Diharapkan, sambung Arum, pemerintah yang baru ini serta harapan yang
Pembangunan irigasi image: google
sukrosa
baru ini, paling tidak SDA yang ada bisa dikelola dengan baik. Terutama dengan pertanian, yang paling penting dan selama ini terkesan dilupakan adalah bagaimana perbaikan irigasi pertanian yang sudah hancur. “Irigasi ini adalah nadi pertanian,“ tegas pria yang kini menjabat sebagai Ketua APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia). Coba perhatikan, sambung Arum, saat ini yang terjadi, kalau musim hujan tiba, air tidak bisa dibuang sehingga merendam area pertanian. Namun sebaliknya, bila musim kemarau tiba, tidak sedikit lahan pertanian yang kekeringan. Tentunya hal ini memerlukan perhatian dan campurtangan pemerintah untuk memperbaiki dan menyambung kembali nadi pertanian yang sudah rusak ini. “Irigasi adalah masalah yang pertama, yang kedua adalah varietas tanaman atau bibit pertanian,” ungkapnya. Arum menegaskan seharusnya, Indonesia mengedepankan kalangan riset dan peneliti. Mereka harus berada di garda terdepan untuk bisa mendapatkan varietas unggul yang terbaik. Namun yang terjadi, sebaliknya, selama ini para peneliti di negeri ini terabaikan. Seharusnya, pemerintah menjamin agar para peneliti tidak perlu pusing dan ketakutan tentang masalah ekonomi. Sehingga, para peneliti ini bisa fokus dan mencurahkan segala kemampuannya untuk mendapakan varietas-varietas terbaik. Lagi-lagi, di pemerintahan baru ini harapan tersebut ada. “Masalah yang ketiga adalah bagaimana mengembalikan kesuburan tanah. Dimana, sudah lama hubungan tali silaturahmi tanah ini terputus dengan tanaman karena terlalu lama menggunakan pupuk kimia,” tuturnya. Arum menegaskan sudah saatnya dilakukan perbaikan untuk kesuburan tanah, dengan perlahan-lahan mulai meninggalkan pupuk kimia dan beralih kepupuk organik. Selain tiga poin tersebut di atas, Arum menilai, pemerintahan yang baru ini sudah saatnya melakukan revolusi dunia pertanian. Pemerintah yang baru sudah waktunya menyusun cetak biru swasembada pangan hingga lima tahun ke depan. Dimulai dengan program satu tahun pertama secara detail. Sudah waktunya pemerintah menunjukkan perannya
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
dengan lebih tegas. Karena jika tidak segera berbenah, pasca 2017 kondisi pangan Indonesia sudah masuk ke titik kritis. ”Bahkan tidak hanya krisis pangan. Kalau terus dibiarkan akan menjadi bencana pangan jika pemerintah hanya menjalankan kebijakan business as usual. Ketergantungan impor semakin akut, harga pangan internasional melonjak tinggi. Mau balik lagi memperkuat dalam negeri sudah susah. Pemerintah yang baru perlu terobosan luar biasa untuk antisipasi. Apalagi menghadapi MEA (Masyarakat EKonomi ASEAN),” kata Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso, Guru Besar Fakultas Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Dahulu, yang mengandalkan sektor pertanian dikategorikan menjadi negara miskin. Sehingga Indonesia pun perlahan namun pasti meninggalkan sektor pertanian dan beralih ke pertanian dan jasa. Tapi, apakah negara yang dikatakan kategori negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia meninggalkan pangan? Tidak. Negara-negara tersebut justru memperkuat sektor pertaniannya karena pertanian adalah kunci. Komoditas pertanian tidak hanya menjadi bahan pangan namun dalam perkembangannya juga menjadi sumber energi. Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan nasional. Hal inilah yang diuraikan oleh Dr Bayu Krisnamurthi, Mantan Wakil Menteri Pertanian beberapa waktu lalu. Menurutnya, Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan. “Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga harus memiliki pendapatan yang
paska kejatUhan soeharto di tahUn 1998 akan menjadi penanda BaBak BarU keBijakan di sektor pertanian. liBeralisasi di sektor pertanian sUdah mUlai resmi diterapkan sejak tahUn 1998. hargaharga keBUtUhan pokok pangan diserahkan kepada mekanisme pasar. pemerintah hanYa Berperan seBagai regUlator ataU mengatUr tata kelolanYa, tetapi tidak memiliki kewenangan lagi UntUk mempengarUhi secara langsUng atas harga-harga keBUtUhan pokok.
35
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri,” kata Krisnamurthi. Untuk bisa menuju ketahanan dan kebijakan pangan yang efektif perlu adanya dorongan pemerintah dalam mendukung infrastruktur pertanian. Selain itu, sebagai syarat menuju ketahanan pangan adalah kedaulatan pangan. Berkedaulatan menjamin petani memiliki lahan sendiri, dan bukan buruh tani lagi. Hal tersebut disampaikan oleh Penasehat Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia), Dr Noer Soetrisno kala dijumpai tim PTPN X Magz beberapa waktu lalu. “Karena itu perlu ada reforma agraria,” tekannya. Dipaparkan, pemerintah harus memberikan dorongan kepada para petani, dalam mendukung segala infrastruktur pertanian. Dengan adanya seperti itu maka akan terjadi ketahanan dan kebijakan pangan yang efektif di Indonesia. Lebih lanjut dia menyampaikan perlunya mematangkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan agar bisa menjadi lebih kokoh ke depannya. “Dari sisi kemandirian pangan sendiri perlu kita tingkatkan kemajuan stabilisasi pangan, agar komoditi apa pun tidak selalu didatangkan dari luar Indonesia,” tegasnya.
36
Industri Gula Pada dekade 1980an, Indonesia melaksanakan suatu program sistematis untuk meningkatkan produksi dan produktivitas palawija, tidak hanya sebagai sumber tambahan pendapatan petani, tapi juga untuk meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah. Secara agronomis, tanaman dari kelompok legum (kacang-kacangan) mampu mengikat Nitrogen dari udara, sehingga mengurangi biaya penggunaan pupuk kimia buatan. Namun demikian, peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara baik di Indonesia. Produktivitas kedelai di Indonesia hanya 1,28 ton/ha atau setengah dari produktivitas kedelai di luar negeri, seperti di Brazil, Argentina dan Amerika Serikat. Produksi gula pada tahun 2009 ini diperkirakan mencapai 2,84 juta ton (Tabel 1) sehingga tercapainya swasembada gula konsumsi masyarakat dapat tercapai. Definisi “gula konsumsi” sengaja digunakan oleh pemerintah un-
tuk memperhalus pencapaian target swasembada, atau untuk membedakan dengan “gula industri”, yang masih dilakukan oleh industri gula rafinasi mengandalkan bahan baku impor gula mentah. Apakah target swasembada gula tersebut tercapai atau tidak, nampaknya masih menarik untuk ditelusuri secara mendalam karena tingkat konsumsi gula yang meningkat pesat. Saat ini konsumsi gula rata-rata di Indonesia mencapai lebih dari 12 kg per kapita per tahun, terutama karena pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pendapatan masyarakat (baca: pertumbuhan ekonomi) Indonesia. Konsumsi gula industri diperkirakan sekitar 2,15 juta ton, terdiri dari 1,1 juta industri besar dan 1,05 juta ton industri kecil dan usaha kecil menengah (UKM), sehingga total konsumsi gula di Indonesia diperkirakan 4,85 juta ton atau lebih. Nampaknya, akurasi prediksi dan statistik produksi dan konsumsi gula mengalami persoalan yang sama peliknya dengan statistik beras dan beberapa pangan strategis lain. Aplikasi teknologi produksi, teknik budidaya, serta sensitivitas usahatani tebu (lahan basah) terhadap fenomena perubahan iklim juga dapat menjelaskan fluktuasi produksi tebu di Indonesia. Pada skala tebu rakyat, persoalan teknik keprasan yang berulang sampai belasan kali juga menjadi masalah tersendiri karena insentif pendanaan pembongkaran ratoon cukup pelik untuk dapat dicerna petani tebu. Disamping itu, basis usaha tani tebu semakin tergeser oleh komoditas lain, terutama padi, palawija dan hortikultura yang menghasilkan pendapatan ekonomi tinggi berlipat. Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi swasembada gula, walaupun terdapat kecenderungan persaingan penggunaan lahan antara padi dan gula, karena kedua tanaman memerlukan jenis tanah dan iklim yang mirip. Titik sentral persoalannya adalah apakah segenap energi bangsa dapat saling mendukung dengan target swasembada gula tersebut. Sekali lagi, persoalan utama bukan terletak pada positioning apakah Indonesia harus protektif atau liberal dalam pengembangan “industri” gulanya. Konsistensi sebuah intervensi
kebijakan jelas sangat diperlukan untuk memberikan sinyal insentif yang tepat bagi segenap pelaku, mulai dari petani, pedagang, pengolah dan konsumen. Termasuk di sini adalah intervensi dan keputusan impor, beserta perlakuannya yang sangat mencolok antara importir produsen (IP) dan importir terdaftar (IT). Dalam konteks inilah maka, intervensi kebijakan atau pemihakan pada sistem produksi gula di Indonesia menjadi salah satu prasyarat pencapaian swasembada gula. Rekonstruksi basis produksi dalam sistem usahatani tebu, serta peningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia menjadi hampir mutlak untuk mencapai tujuan swasembada gula yang lebih beradab. Kedua aspek ini perlu dibenahi secara bersamaan karena tidak mungkin berharap peningkatan efisiensi pabrik gula apabila kualitas rendemen gula dalam tebu petani ternyata sangat rendah, yaitu sekitar 7 persen lebih sedikit. Dalam hal ini, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, Ir Subiyono MMA, dalam paparan makalahnya, dalam seminar ulang tahun Universitas Jember ke 50, menggambarkan strategi yang terintergrasi untuk menuju swasembada pangan dalam hal ini yang berbasis gula. Dalam paparannya, Subiyono menekankan pada perlindungan industri gula dalam negeri yang saat ini terus terpepet oleh gula impor. Apalagi dalam waktu dekat diberlakukannya era perdagangan bebas Asean, industri gula dalam negeri harus menyiapkan diri model roadmap yang kuat. Model itu bertujuan menghindari lonjakan impor dari negara anggota ASEAN lainnya yang menyebabkan atau mengancam kerugian yang serius terhadap industri dalam negeri. Konsep swasembada diperluas menjadi pemenuhan seluruh kebutuhan gula nasional, termasuk dari dunia industri yang membutuhkan gula rafinasi. Sehingga, swasembada gula secara total kini belum mampu diwujudkan, meski sebenarnya kebutuhan gula untuk konsumsi langsung masyarakat/rumah tangga sudah bisa dipenuhi. konsumsi gula nasional diprediksi semakin meningkat. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mendekati 250
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
image: google
juta jiwa dan pada tahun 2019 akan menjadi 270 juta jiwa. Pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di kisaran 5,5-6 persen ikut mengerek permintaan komoditas gula. Pada 2015 kebutuhan gula nasional diramal mencapai 5,89 juta ton gula yang terdiri atas 3,01 juta ton gula untuk konsumsi langsung masyarakat dan 2,88 juta ton untuk keperluan industri. Produksi gula nasional baru bisa memenuhi 49% dari kebutuhan total, sisanya dipenuhi melalui impor. Namun kebutuhan itu tidak dibarengi dengan tingkat produktifitas yang cenderung menurun. Secara umum pada tahun 2013 sd medio September 2014 harga lelang gula di di tingkat produsen (PTPN IX, X, XI, RNI maupun swasta) terus mengalami penurunan yang signifikan. Harga gula rata-rata yang terbentuk paling tinggi terjadi pada bulan Mei-Juni 2013, dimana harga masih berada di atas Rp. 10.000,-/kg setelah itu harga terus tergerek turun. Tidak hanya persoalan ketersediaan produksi tetapi juga masalah regulasi masih menyelimuti swasembada gula. Di tahun 2013 terjadi hambatan regulasi (minimnya pemberian izin gula keluar Pulau Jawa) juga dikeluhkan oleh pembeli (D1) sehingga penumpukan stock di Jawa & membanjirnya gula rafinasi di luar pulau jawa semakin mem-
buat harga terpuruk. Penumpukan stok gula berlanjut hingga tahun 2014 yang tercermin dari penumpukan gula di gudang pabrik gula akibat minimnya pengambilan. Kondisi tersebut semakin menarik harga gula ke titik terendah selama 2013-2014 dimana harga lelang gula hanya berada di angka Rp 8.060,-/kg. Mekanisme pasar hingga saat ini belum terdapat indikasi akan adanya kenaikan harga ke posisi semula. Kondisi pasar yang sedang jenuh menjadi salah satu faktor penyebab penurunan harga. Atas kondisi tersebut, menurut Subiyono, pilihan yang dimiliki oleh industri gula adalah dengan menekan biaya produksi, mencari sumber pendapatan baru di luar gula. Ke depan, papar Subiyono, porsi gula petani dapat diperbesar agar petani semakin bergairah menanam tebu karena Industri Gula yang makin efisien, diversifikasi cogen dan bioethanol berjalan optimal. karena tinggal produk energi yang harganya menjanjikan untuk jangka panjang. Kemitraan juga harus dikemas pada konsolidasi lahan yang parsial menjadi pengelolaan hamparan antar petani sehingga menghasilkan tanaman yang homogen berproduksi tinggi karena gerakan mekanisasi optimal, sekaligus menghasilkan HPP yang rendah. Agar keberlanjutan revitalisasi in-
dustri gula khususnya PG BUMN terlaksana sesuai harapan maka tetap diperlukan perlindungan Pemerintah dalam bentuk barrier sensitive list (bea masuk dan kuota impor). Sementara itu dalam kunjungan kerjanya di PG Gempolkrep, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, optimistis, swasembada gula tercapai bila produksi dan rendemen dalam negeri ditingkatkan. Dalam paparanya, Kalla, menegaskan, untuk mendukung itu, pemerintah akan membangtun 10 pabrik gula baru dari setiap 100 ton/produksi. Terpenting dalam pernyataan Kalla, menjanjikan akan membatasi impor gula untuk menjaga kestabilan harga gula di pasar. Seperti diketahui, gula impor disebut-sebut sebagai salah satu penyebab jatuhnya harga gula di dalam negeri. Dengan kebutuhan 5 juta ton, produksi dalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 2,5-2,8 juta ton. “Bagaimanapun kita tetap butuh impor. Kalau tidak, kita tidak bisa minum teh. Persoalan pokoknya, bagaimana kita meningkatkan suplai dalam negeri dengan meningkatkan produksi dan rendemen karena harga sudah cukup baik dibandingkan dengan negara lain. Kalau harga dinaikkan terus menerus, penyelundupan akan lebih hebat lagi,” ujar Wapres Jusuf Kalla di Mojokerto, Sabtu (06/12/2014).
Kontributor liputan: Siska Prestiwati, SAP Jayanti, Sekar Arum
37
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Kebijakan Umum Ketahanan Pangan Substansi kebijakan umum ketahanan pangan terdiri dari 15 elemen penting yang diharapkan menjadi panduan bagi pemerintah, swasta dan elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, tingkat wilayah dan tingkat nasional.
MenJAMIn keterseDIAAn PAngAn Ketersediaan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga dengan bertumpu pada kemampuan produksi dalam negeri melalui pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan, teknologi produksi pangan, sarana dan prasarana produksi pangan dan mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif dan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal.
MenAtA PertAnAHAn DAn tAtA rUAng DAn WILAyAH Pemetaan lahan dan air diarahkan untuk menjamin penyediaan pangan yang cukup, aman dan berkelanjutan. Pemerintah mengembangkan lahan pertanian produktif, mencegah alih fungsi lahan pertanian subur beririgasi teknis, dan memperbaiki tata ruang, administrasi dan sertifikasi pertanahan agar tidak menimbulkan ketidakadilan baru. Pemerintah memfasilitasi pelestarian sumberdaya air, membangun dan memelihara jaringan irigasi, dan bersama masyarakat mengelola pemanfaatan sumberdaya air secara adil dan berkelanjutan.
MeLAkUkAn AntIsIPAsI, ADAPtAsI DAn MItIgAsI PerUbAHAn IkLIM
38
Pemanasan global adalah fakta, bukan sekadar prediksi, apalagi mitos khayal. Pemanasan global telah menimbulkan periode musim hujan dan musim kemarau yang makin kacau, sehingga pola tanam dan estimasi produksi pertanian, persediaan stok pangan menjadi sulit diprediksi secara baik. Langkah rehabilitasi kerusakan karena dampak kekeringan dan perubahan iklim (reaktif) akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan langkah adaptasi dan mitigasi bencana pemanasan global itu (antisipatif).
MenJAMIn CADAngAn PAngAn PeMerIntAH DAn MAsyArAkAt Cadangan pangan dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan pangan, kelebihan pangan, gejolak harga dan/atau keadaan darurat. Cadangan pangan diutamakan berasal dari produksi dalam negeri dan pemasukan atau impor pangan dilakukan apabila produksi pangan dalam negeri tidak mencukupi.
MengeMbAngkAn sIsteM DIstrIbUsI PAngAn yAng ADIL DAn efIsIen Sistem distribusi pangan menyangkut pengelolaan mekanisme yang adil antar pelaku mulai dari petani produsen, pedagang, pengolah, dan konsumen. Sistem distribusi pangan dilaksanakan untuk menjamin penyediaan pangan setiap rumah tangga di seluruh wilayah sepanjang waktu secara efisien dan efektif. Pemerintah mengembangkan sarana, prasarana dan pengaturan distribusi pangan serta mendorong partispasi masyarakat dalam mewujudkan sistem distribusi pangan.
MenIngkAtkAn AksesIbILItAs rUMAH tAnggA terHADAP PAngAn Akses rumah tangga terhadap pangan diwujudkan melalui pengendalian stabilitas harga pangan, peningkatan daya beli, pemberian bantuan pangan dan pangan bersubsidi. Pemerintah memantau dan mengidentifkasi secara dini tentang kekurangan dan surplus pangan, kerawanan pangan, dan ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangannya serta melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang diperlukan. Bantuan pangan dan pangan bersubsidi disalurkan kepada kelompok rawan pangan dan keluarga miskin untuk meningkatkan kualitas gizinya.
sukrosa
Menjaga Stabilitas Harga Pangan Stabilitas harga pangan tertentu yang bersifat pokok diarahkan untuk menghindari terjadinya gejolak harga yang mengakibatkan keresahan masyarakat. Pemerintah melakukan pemantauan dan stabilisasi harga pangan tertentu yang bersifat pokok melalui pengelolaan pasokan pangan, kelancaran distribusi pangan, kebijakan perdagangan, pemanfaatan cadangan pangan dan intervensi pasar apabila diperlukan.
Mencegah dan Menangani Keadaan Rawan Pangan dan Gizi Pencegahan keadaan rawan pangan dan gizi dilakukan melalui pengembangan dan pemantapan sistem isyarat dini dan intervensi yang memadai. Pemerintah melakukan pencegahan dan penanggulangan keadaan rawan pangan dan gizi akibat kemiskinan dan keadaan darurat karena bencana alam, konflik sosial dan paceklik yang berkepanjangan.
Melakukan Diversifikasi Pangan Diversifikasi pangan sebenarnya meliputi diversifikasi produksi dan diversifikasi konsumsi pangan. Diversifikasi produksi (usaha) diarahkan untuk meningkatkan pendapatan produsen, terutama petani, peternak dan nelayan kecil melalui pengembangan usahatani terpadu, pelestarian sumberdaya alam, konservasi lingkungan hidup, pengelolaan sumberdaya air, dan keanekaragaman hayati. Diversifikasi konsumsi pangan diarahkan untuk mencapai konsumsi pangan yang bergizi seimbang.
Meningkatkan Keamanan dan Mutu Pangan Penanganan keamanan dan mutu pangan diarahkan untuk menjamin produksi dan konsumsi pangan masyarakat agar terhindar dari cemaran biologis, kimia, dan fisik yang berbahaya bagi kesehatan. Pemerintah melakukan pencegahan dan penanggulangan dampak pangan yang tidak aman bagi masyarakat melalui penetapan standar keamanan dan mutu pangan, kehalalan, serta perdagangan.
Memfasilitasi Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan bidang pangan diarahkan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi. Pemerintah memfasilitasi
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
kegiatan penelitian dan pengembangan terutama melalui alokasi anggaran yang memadai serta mendorong peran-serta sektor swasta dalam penelitian dan pengembangan ketahanan pangan dan gizi.
Melaksanakan Kerjasama Internasional Kerjasama internasional pembangunan ketahanan pangan dilakukan melalui diplomasi ekonomi, politik dan budaya dengan prinsip kesetaraan, keadilan dan kedaulatan yang bermartabat. Pemerintah menetapkan kebijakan perdagangan pangan, terutama pangan pokok dan yang bersifat strategis untuk melindungi kepentingan petani produsen dan konsumen. Pemerintah memetakan kekuatan daya saing usaha pangan nasional secara berkala untuk acuan pengembangan ketahanan pangan dalam dinamika ekonomi global.
Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat diarahkan untuk mewujudkan ketahanan pangan, melalui pengembangan aktivitas produksi, perdagangan dan distribusi pangan, pengeloalaan cadangan pangan, konsumsi pangan bergizi seimbang, serta pencegahan dan penanggulangan masalah pangan. Pemerintah memfasilitasi keikutsertaan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi pangan dan gizi, serta peningkatan kapasitas dan motivasi masyarakat.
Mengembangkan Sumberdaya Manusia Pengembangan sumberdaya manusia di bidang pangan dan gizi dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan secara lebih komprehensif. Pemerintah merevitalisasi sistem penyuluhan melalui kerjasama sinergis dengan lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan lembaga pengembangan swadaya masyarakat yang lebih beradab, bertanggung jawab dan menjunjung nilai-nilai kebenaran.
Melaksanakan Kebijakan Makro dan Perdagangan yang Kondusif Falsafah utama dari kebijakan makro dan kebijakan perdagang an yang kondusif adalah integrasi strategi ekonomi makro ke dalam pembangunan pertanian dan ketahanan pangan, apa pun kondisinya. Untuk negara agraris dan basis sumberdaya seperti Indonesia, seluruh elemen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pasti amat terkait dengan pembangunan pertanian.
39
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Menteri BUMN, Rini Soemarno saat mengunjungi Pabrik Bioethanol di Mojokerto. foto: Dery Ardiansyah
Revitalisasi Pabrik Gula untuk Kesejahteraan Petani Laporan: Siska Prestiwati
40
Lesunya industri gula tanah air membuat Menteri BUMN Rini Soemarno ingin mengumpulkan informasi yang komprehensif tentang pabrik gula. Untuk kali pertama, mantan Menteri Perindustrian era Megawati ini rela blusukan ke salah satu pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara X, yaitu PG Gempolkrep dan Pabrik Bioethanol di Desa Gedeg, Mojokerto, Selasa 2 Desember 2014. Rini Soemarno mengatakan swa sembada gula harus diwujudkan, sebab gula merupakan salah satu bahan pangan. Untuk mewujudkan swasembada gula yang menjadi perhatian utama adalah kesejahteraan petani. “Fokus kita adalah kesejahteraan petani,” tegasnya. Saat ini, sambung Rini, pemerintah akan terus mencari jalan bagaimana kesejahteraan petani tebu dalam negeri bisa terangkat. Petani akan bisa mendapatkan nilai tambah bukan ha-
nya dari gula saja tetapi dari by product dari komoditas tebu. Usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di PG Gempolkrep dan PT Energi Agro Nusantara (ENERO), pabrik Bioethanol milik PT Perkebunan Nusantara X, Rini mengatakan,” Pabrik Gula Gempolkrep sangat layak untuk dijadikan sebagai pabrik gula percontohan.” Rini menambahkan, PTPN X telah melakukan perubahan atau revitalisasi di PG Gempolkrep sehingga pabrik gula yang didirikan tahun 1912 ini sangat efisien. Selain sudah menggunakan teknologi yang efisien, PG Gempolkrep juga terintegrasi dengan pabrik bioethanol. “PG Gempolkrep yang terintegrasi dengan pabrik bioethanol bisa dijadikan contoh untuk pabrik gula khususnya di Jatim dan Jateng yang selalu merugi,” tambahnya. Diakui oleh Rini, bahwa mayoritas pabrik gula saat ini adalah pabrik gula yang usianya sudah ratusan ta-
hun dan menggunakan teknologi lama yang tak lagi efisien. Agar efisien dan terintegrasi dengan produksi produk samping tebu, salah satunya ethanol, maka pabrik gula mau tidak mau harus melakukan revitalisasi, tentunya revitalisasi tersebut sangat erat dengan tingginya investasi. “Revitalisasi memang membutuhkan investasi. Tidak mengapa dilakukan investasi asal jelas pembangunan dan progress-nya,” tegas Rini. Yang terpenting, sambung Rini, bagaimana pabrik gula harus bisa memberi nilai tambah bagi petani sehingga kesejahteraan petani ikut terangkat, Selama ini, petani hanya mendapatkan penghasilan dari bagi hasil gula dan tetes saja. Namun dengan adanya pabrik yang terintegrasi dengan produksi produk samping, maka petani juga akan bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari gula dan dari produk samping tersebut. Produk samping tebu cukup banyak selain ethanol juga ada listrik, pupuk cair, dan masih ba-
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
nyak lagi. “PTPN X telah menghitung investasi yang dibutuhkan dan lama pengembaliannya. Hal itu sangat bagus dan bisa dilakukan untuk pabrik gula lainnya,” ungkapnya. Untuk bisa menuju ke swasembada gula memang banyak hal yang harus dibenahi. Tidak hanya dari sisi pabrik gula saja, tetapi juga pada sistem pertaniannya. Selama ini, rendemen di dalam negeri selalu rendah dan hal tersebut bukan karena pabrik gula yang sudah berumur tetapi kualitas tebu pun juga kurang bagus. Terkait merosotnya harga lelang gula karena membanjirnya gula impor, Rini menegaskan pihaknya akan bekerjasama dengan kementerian terkait untuk segera melakukan perhitungan ulang berapa kebutuhan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman di dalam negeri. Dengan memegang data yang konkrit, pihaknya akan segera melakukan tindakan tegas agar kejadian seperti dua tahun terakhir tidak terulang lagi. “Yang harus kita lindungi adalah masyarakat kita sendiri, dalam hal ini adalah petani. Kalau gula impor terus dibiar kan maka petani dan pabrik gula yang akan menjadi korbannya,” jelasnya. Rini juga mengungkapkan PT Energi Agro Nusantara (Enero) yang memproduksi ethanol juga sudah beroperasi dan sudah mengeskpor produk biofuel grade ke beberapa negara. Sedang untuk penjualan di dalam negeri yang dibeli oleh PT Pertamina jumlahnya masih belum besar. “Untuk hal ini, tentunya saya akan bertemu dengan Direksi PT Pertamina agar industri ethanol di dalam negeri lebih bergairah dan bisa memenuhi kebutuhan ethanol di Indonesia,” ungkapnya. Disinggung soal holding Perkebunan, Rini mengatakan bahwa yang hal yang lebih penting saat ini adalah bagaimana semua PT Perkebunan Nusantara bisa maju dan berkembang, sehingga program pemerintah untuk swasembada pangan dan kebutuhan masyarakat akan produk perkebunan bisa terpenuhi dengan baik.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PTPN X Ir Subiyono MMA mengatakan, untuk menciptakan pabrik gula yang siap menghadapi tantangan, PT Perkebunan Nusantara X sudah melakukan persiapan dan perubahan sejak tahun 2008 silam. Dengan total investasi pabrik gula di PTPN X sejak 2008 – 2014 sebesar Rp 2,7 Trilliun. “Kami sangat menyadari dengan teknologi bertekanan rendah, pabrik kami tidak akan bisa efisien. Sehingga, kami memutuskan untuk melakukan revitalisasi dan mengubah teknologi yang ada ke teknologi bertekanan tinggi,” ungkapnya. Dari sebelas pabrik gula milik PTPN X di Jawa Timur, sambung Subiyono, hampir semua sudah dilakukan revitalisasi, kecuali PG Toelangan. Bahkan untuk musim giling tahun 2014 ini, PTPN X melakukan revitalisasi besarbesaran untuk PG Djombang Baru dan
tur Produksi PT Enero, Ir. Tri Tjahyo Herjanto menerangkan bahwa kebutuhan Biethanol di dalam negeri cukup besar dan hingga saat ini belum terpenuhi. Dimana, konsumsi BBM nasional kurang lebih 30 Juta KL/tahun, bila mandatory campuran Bioethanol dipenuhi sebesar 1 % maka dibutuhkan 300.000 KL Bioethanol per tahun. Sementara, total kapasitas produksi Fuel Grade Ethanol di Indonesia saat ini mencapai 120.000 KL/Tahun yang diproduksi oleh PT. Indonesia Ethanol Industry (60.000 KL/tahun), PT. Molindo Raya Industrial (30.000 KL/ tahun) dan PT. Energi Agro Nusantara (30.000 KL/tahun). Tri menambahkan permintaan Pertamina , saat ini hanya sebagai konsumsi non PSO sebesar 60 kL/bulan selama 3 bulan atau sebesar 0,006% dari total mandatory tahun 2014. “Namun realisasi sampai dengan Desember 2014 hanya sebesar 25 kL atau 13,8% dari kontrak. Berdasarkan kondisi tersebut, kami terpaksa mengekspor produk ke Filipina. Realisasi ekspor sampai saat ini adalah 4000 kL dan rencana ekspor lanjutan 2000 kL,” terangnya. Sementara di PG Gempolkrep, General Manager PG Gempolkrep, Ir Budi Adi Prabowo, MM menjelaskan bahwa di PG Gempolkrep sudah dilakukan revitalisasi dari mesin-mesin bertekanan rendah menjadi mesin bertekanan tinggi. Sehingga, efisiensi pun bisa dilakukan dan kualitas gula Kristal yang dihasilkan pun sangat bagus dan sangat diminati pasar. “Saat ini, kami juga sedang meningkatkan produktivitas on farm dengan program mekanisasi,” kata Budi sambil menunjukkan beberapa foto dokumen kegiatan mekanisasi bersama petani. Mekanisasi ini, sambung Budi, tidak hanya saat buka lahan saja tetapi akan mengarah ke kegiatan full mekanisasi, yaitu mekanisasi mulai dari buka lahan hingga mekanisasi pada saat tebang angkut. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menekan harga pokok produksi (HPP) dan jawaban atas sulitnya tenaga tebang angkut pada musim giling.
“Yang harus kita lindungi adalah masyarakat kita sendiri, dalam hal ini adalah petani. Kalau gula impor terus dibiarkan maka petani dan pabrik gula yang akan menjadi korbannya,” Rini Soemarno | Menteri BUMN
PG Tjoekir. Dengan nilai investasi untuk semua pabrik gula di tahun 2014 ini kurang lebih sebesar Rp 400 milliar. “Dengan revitalisasi tersebut, selain lebih efisien, PTPN X juga mempunyai potensi untuk mengembangkan produk samping untuk diversifikasi produk, seperti biethanol dan co-generation atau memproduksi listrik,” sebutnya. Subiyono menambahkan, pihaknya akan menangkap keinginan Menteri BUMN Rini Soemarno tersebut berupa peningkatan bagi hasil petani. “Setelah perusahaan mendapatkan tambahan pendapatan dari bioethanol dan co generation atau listik, maka PTPN X akan meningkatkan nilai bagi hasil gula milik petani dari nilai yang ada saat ini,” ungkapnya. Sebelumnya, saat berkunjung di PT Enero, anak perusahaan PT Perkebun an Nusantara X yang bergerak di bidang energi baru terbarukan, Direk-
41
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso - Guru Besar Fakultas Pertanian IPB
Ubah Paradigma Swasembada Pangan Ketergantungan pada impor bisa menyebabkan Indonesia mengalami krisis pangan. Bahkan bisa menjadi bencana pangan. Pemerintah harus mengubah paradigma keberpihakannya pada petani, seperti persoalan bibit, irigasi, dan perlindungan harga. Laporan: SAP Jayanti
42
Paradigma tentang swasembada pangan di Indonesia perlu diubah. Selama ini swasembada pangan hanya bicara tentang ketahanan atau pemenuhan komoditasnya saja. Sehingga jika produksi suatu komoditas tertentu tidak bisa memenuhi kebutuhan, impor selalu menjadi jawabannya. Padahal seharusnya pemerintah sudah berpikir ke arah kedaulatan pangan. Pemerintah yang baru sudah waktunya menyusun cetak biru swasembada pangan hingga lima tahun ke depan. Dimulai dengan program satu tahun pertama secara detail. Sudah waktunya pemerintah menunjukkan perannya dengan lebih tegas. Karena jika tidak segera berbenah, pasca 2017 kondisi pangan Indonesia sudah masuk ke titik krisis. ”Bahkan tidak hanya krisis pangan. Kalau terus dibiarkan akan menjadi bencana pangan jika pemerintah hanya menjalankan kebijakan business as usual. Ketergantungan impor semakin akut, harga pangan internasional melonjak tinggi. Mau balik lagi memperkuat dalam negeri sudah susah. Pemerintah yang baru perlu terobosan luar biasa untuk antisipasi. Apalagi menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” kata Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso, Guru Besar Fakultas Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Dahulu, yang mengandalkan sektor pertanian dikategorikan menjadi negara miskin. Sehingga Indonesia pun perlahan namun pasti meninggalkan
Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso
Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB)
sektor pertanian dan beralih ke perdagangan dan jasa. Tapi, apakah negara yang dikatakan kategori negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia meninggalkan pangan? Tidak. Negara-negara tersebut justru memperkuat sektor pertaniannya karena pertanian adalah kunci. Komoditas pertanian tidak hanya menjadi bahan pangan namun dalam perkembangannya juga menjadi sumber energi. Sementara Indonesia, masih berkutat pada ketahanan pangan yang berfokus pada pemenuhan komoditas. Saat produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan domestik, impor bahan pangan seolah menjadi hal yang lumrah. Padahal impor bahan pangan ini bukanlah jawaban karena harga yang dikenakan adalah low artificial price
alias bukan harga yang sebenarnya. Karena produk yang diekspor adalah produk surplus dari negara tersebut yang dalam ongkos produksinya sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah negaranya. ”Negara-negara lain memberikan subsidi besar-besaran ke petaninya sehingga ongkos produksinya jadi murah, produktivitas tinggi dan sanggup impor,” ujarnya. Sehingga ketika petani dalam negeri dihadapkan dengan tersebut akhirnya tidak berkutik. Tidak memiliki daya saing karena harga yang berlaku di pasar internasional lebih rendah. Semakin tinggi impor pangan maka akan semakin rendah kesejahteraan petani. Karena itu, jika pemerintah masih terus fokus pada produksi, maka swasembada pangan tidak akan tercapai. ”Fokusnya mesti dialihkan ke kesejahteraan sektor produksi dari delapan pangan utama kita. Mulai dari tebu, kedelai, daging sapi dan lainlain,” ujarnya. Dari pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II impor bahan pangan meningkat drastis. Ia mencontohkan impor beras yang meningkat hingga 485% atau daging sapi yang naik hingga 350% dibandingkan 10 tahun sebelumnya. ”Kebijakan pemerintah hanya mendukung ketahanan pangan. Bukan swasembada,” tegasnya. Di Indonesia sendiri, pengembangan komoditas pangan memang agak sulit karena terkendala konversi lahan yang dari tahun tahun semakin besar. Petani pun malas mengusahakan produk pertanian tertentu. Misalnya saja kedelai yang semakin ditinggalkan. Petani juga semakin enggan menanam tebu. Sementara dari sisi benih atau bibit, penguasaan petani akan bibit juga semakin lemah. ”Keberhasilan usaha tani 60 persennya ditentukan dari benih atau bibitnya. Namun sekarang
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Petani tebu menyiapkan bibit tebu yang akan ditanam dilahan tebu.
penguasaan benih malah beralih dari petani ke pengusaha multinasional. Untuk tanaman horti, 78 persen diantaranya sekarang sudah dikuasai pengusaha multinasional, sedangkan untuk padi malah hampir 100 persennya sudah menjadi milik perusahaanperusahaan multinasional,” paparnya. Kondisi ini mulai terjadi pada tahun 1970-an dan semakin marak pada era 1980-1990. Penyebabnya, aturan tidak lagi berpihak ke petani dan pembenih atau penangkar kecil. Ini ditunjukkan dari munculnya UU no. 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman yang tidak sanggup dijangkau petani. Misalnya, benih harus dilepas Menteri Pertanian yang biaya pelepasannya mencapai Rp 220 juta untuk 1 varietas. Belum lagi harus memiliki izin edar yang pengujiannya multilokasi di 20 lokasi selama 2 musim tanam. Untuk melakukan ini setidaknya petani harus merogoh biaya hingga Rp 1 miliar. Sementara di negara lain seperti Thailand, peredaran benih lebih mudah. Dikatakan Andreas, benih yang dikembangkan petani tidak boleh diper-
jual belikan dan hanya boleh diedarkan di kalangan sendiri. ”Padahal benihnya luar biasa bagus,” sambungnya. Ia mencontohkan benih jagung yang dikembangkan petani di Kediri yang produktivitasnya bisa mencapai 12 ton per ha. Sama seperti yang sekarang beredar. Ketua Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) ini menambahkan, sistem benih seharusnya tidak demikian. Misalnya tentang aturan pengujian multilokasi menurutnya tidak efektif karena benih memiliki karakter lokalitas sehingga petani dibebaskan mengembangkan jenis varietas tertentu di wilayahnya. Pihaknya sudah berupaya melakukan judicial review hingga ke MK. Untuk tebu, AB2TI sebenarnya juga sudah mengembangkan benih tebu transgenic yang hemat dan efisien penggunaan pupuk. Ditanya mengenai target swasembada yang dipatok pemerintah, Andreas optimistis masih bisa dicapai asalkan ada political will dari pemerintah. ”Jangan berharap akan berhasil kalau berpikirnya hanya pemenuhan kebutuhan. Tapi lindungi dulu harga gula.
Kalau petani untung dan bergairah, maka minat menanam tebu akan tumbuh dan produksi bisa meningkat. Itu saja. Tidak usah pakai program macam-macam,” tegasnya. Dalam hal perlindungan harga, ia mencontohkan untuk usaha kedelai. Saat ini harga kedelai di tingkat petani masih mencapai Rp 7.000 padahal usaha tani yang dikeluarkan mencapai Rp 7.500. Hal tersebut menyebabkan malas menanam kedelai. Kalaupun masih ada yang menanam kedelai lebih disebabkan karena adanya bantuan dari pemerintah. Andreas yang juga masuk dalam tim transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo ini mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada presiden roadmap pangan hingga lima tahun ke depan. ”Sudah waktunya kita ubah paradigma pertanian kita. Jangan hanya ketahanan pangan, sekarang harus kedaulatan pangan. Namun apakah dijalankan, ini yang tidak tahu karena ada banyak kepentingan yang bermain di sini. Pemerintah harus memiliki visi yang jelas soal pangan,” pungkasnya.
43
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Drs. Ec. H Nyono Suharli Wihandoko - Ketua DPD APTRI PTPN X
Swasembada, Pemerintah Perlu Campur Tangan Pemerintah perlu ikut campur penanganan swasembada gula terutama gula impor yang terus membanjir, lewat perbatasan.
Laporan : SAP Jayanti
44
Swasembada pangan, termasuk diantaranya gula sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Petani memiliki semangat besar untuk tetap menanam tebu sebagai bahan baku gula, namun dibutuhkan komitmen pemerintah agar semangat tersebut tidak sia-sia. Semakin bertambahnya kebutuhan gula belum bisa diimbangi dengan produksi gula yang mumpuni. Bahkan sudah banyak diketahui bahwa dalam waktu dua tahun terakhir industri gula justru mengalami masa surut. Petani dan industri mengalami kerugian. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari membanjirnya gula impor di pasar konsumen dan adanya persaingan dagang. Masuknya gula impor hingga ke level bawah sangat mempengaruhi harga. Pemerintah sudah seharusnya turun tangan. Tidak hanya impor gula yang legal, impor ilegal tanpa ada rekomendasi dari pemerintah pun banyak dijumpai terutama di daerah perbatasan. Akibatnya, daerah penghasil gula seperti Jatim tidak bisa mengirim gulanya ke luar daerah dan hingga saat
ini gula pun menumpuk tidak bisa terserap pasar. Drs. Ec. H Nyono Suharli Wihandoko, Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah kerja PTPN X mengatakan, pengawasan di perbatasan sudah waktunya diperketat. ”Kami mengetahui ada laporan mengenai masuknya gula impor ilegal. Tapi kami tidak bisa 24 jam terus mengawasi. Ini menjadi tugas pemerintah,” ujarnya tegas pria yang juga menjabat Bupati Jombang ini. Menumpuknya gula, mau tidak mau juga mempengaruhi harga gula hingga di tingkat petani. Karena itu, DPD dan DPN APTRI sejak sebelum persiapan giling MT 2014, sudah sering berkonsultasi ke kementerian terkait termasuk dengan Asosiasi Gula Rafinasi. ”Kami minta kepedulian kepada petani terkait pembelian gula. Untuk bisa mecapai swasembada, masalah tata niaga gula itu yang paling krusial. Karena dari sisi onfarm tidak ada kendala. PTPN X sudah melakukan perbaikan-perbaikan,” ujar pria yang telah menjadi petani tebu sejak 1983 ini. Selain dengan Asosiasi Gula Rafi-
nasi Indonesia (AGRI), kerjasama juga dilakukan dengan melibatkan Pabrik Gula (PG) dan PTPN. Menurutnya, PG-PG di lingkungan PTPN X sudah memberikan perhatian cukup besar kepada petani. Mulai dari soal mutu hingga masalah tebang angkut dan bagaimana gula bisa memiliki rendemen tinggi, salah satunya dengan kategori tebu MBS (Manis Bersih Segar). Di sisi off farm pun, mesin-mesin pabrik sudah direvitalisasi. Petani, menurut Nyono tetap optimistis kondisi tanaman tebu akan lebih baik lagi dari tahun-tahun terakhir ini. Tentunya dengan syarat ada pengaturan tata niaga gula dan mekanisme pembelian. Ia setuju jika gula bisa ditata seperti halnya beras yang pembeliannya diatur melalui Bulog. ”Yang penting pemerintah bisa menjaga harga gula stabil seperti beras,” tandasnya. Meskipun industri gula kurang begitu menggembirakan, namun Nyono yakin petani tetap semangat menanam tebu. Dengan bimbingan dari PG, petani sedikit demi sedikit juga sudah mulai memperbaiki pola tanamnya sehingga diharapkan rendemen bisa me-
sukrosa
ningkat. ”Petani tetap senang menanam tebu karena merasa spesialisasinya di tebu. Kalau mikir komoditas lain seperti buah-buahan juga mikir karena resiko tinggi. Sedangkan kalau padi semua, takutnya juga over suplay,” sambung ayah dua anak ini. Sebagai petani, ia berharap pemerintah bisa menjaga kestabilan harga gula. Dan yang tidak kalah penting, dalam kaitannya appraisal mencari HPP Petani, ia berharap APTRI dan koperasi petani tebu bisa dilibatkan agar harga yang diputuskan bisa sesuai dengan harga petani. Selama ini penentuan HPP gula menggunakan konsultan independen yang pengambilan sample-nya belum mewakili petani karena hanya berasal dari 1-2 petani saja dari masing-masing PG. Kondisi inilah yang sering menjadi tarik ulur dalam pertemuan dewan gula dalam pengambilan keputusan harga. Didukung Perda Kabupaten Jombang memiliki peran cukup strategis dalam industri gula di Jawa Timur. Dari total luasan daerah 1.159,50 km2 atau 115,950 hektar (ha), 14.000 ha diantaranya atau 30%-nya adalah lahan yang dikelola untuk tanaman tebu. Tebu bahkan menjadi komoditas prioritas kedua setelah padi. Dari tebu di tanah Jombang inilah disuplay bahan baku untuk tiga PG milik PTPN X yaitu Djombang Baru, Tjoekir, dan Gempolkrep. Minat petani di Jombang untuk menanam tebu masih cukup tinggi diantaranya ditandai dengan stabilnya luasan la-
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
han pertanaman tebu. Jika di daerah lain konversi lahan pertanian cukup tinggi, tidak demikian halnya dengan Kabupaten Jombang. Bahkan pemerintah daerahnya sudah membuat konsep semacam pola glebakan untuk menjamin ketersediaan lahan untuk berbagai komoditas. ”Tidak mengurangi lahan hanya mengatur bloknya saja. Jika sudah 3-4 kali ditanami satu komoditas yang sama harus pindah, ganti komoditas lain. Sekarang ini umumnya selama 10-15 tahun diolah terus sehingga tanahnya jadi jenuh,” tutur Nyono. Konsep pengaturan lahan ini nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) yang diharapkan sudah bisa digulirkan pada 2015 mendatang. Dengan perda tersebut diharapkan petani berbagai komoditas mulai dari padi, palawija hingga tebu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan kesejahteraannya meningkat. Sementara khusus untuk tebu, alumnus UPN Veteran Jatim ini memberikan bantuan pupuk, bibit dan alat. Bantuan pupuk subsidi menurutnya sudah diberikan sejak beberapa tahun lalu. Sedangkan khusus tahun 2015, bantuan pupuk yang berasal dari hibah dana APBD dianggarkan sebesar Rp 1,5- 2 miliar. Begitu juga untuk bibit. Sedangkan untuk alat, dana yang dianggarkan lebih besar lagi. Mencapai Rp 5 miliar untuk pembelian alat mulai dari mesin pompa air, goronggorong, saluran irigasi, alat pemotong, traktor yang dihibahkan ke kelompok tani dan koperasi.
Drs. Ec. H Nyono Suharli Wihandoko
Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah kerja PTPN X
”Kami minta kepedulian kepada petani terkait pembelian gula. Untuk bisa mecapai swasembada, masalah tata niaga gula itu yang paling krusial. Karena dari sisi onfarm tidak ada kendala. PTPN X sudah melakukan perbaikan-perbaikan,”
45
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
ArUM sAbIL - kETUa aPTri (asosiasi PETani TEbU rakyaT indonEsia)
Saatnya Revolusi Sektor Pertanian persoalan pertanian dipandang sangat kompleks. Mulai dari lahan sampai teknologi pertanian masih terkesan tak terkonsep. Sebagai pilar kedaulatan pangan, seharusnya pemerintah berani melakukan revolusi sektor pertanian. foto: derY ardiansYah
laporan: SiSka PreStiwati
Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Hal ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Sayangnya, lambat laun Indonesia mulai mengimpor produk pangan tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras dari sejumlah negara mencapai 2,75 ton dengan nilai US $ 1,5 milliar atau 5 persen dari total kebutuhan dalam negeri. Sementara itu volume impor kedelai tercatat 60 persen dari total konsumsi dalam negeri
46
atau sekitar 3,1 juta ton dengan nilai US $ 2,5 miliar. Jagung 11 persen dari konsumsi 18,8 juta ton dengan nilai US $ 1,02 miliar. Gandum 100 persen dengan nilai US $ 1,3 miliar. Gula putih 18 persen dari konsumsi dengan nilai US $ 1,5 miliar. Sedang impor pangan Tahun 2013, untuk beras 1,8 juta ton, jagung 1,7 juta ton, kedelai 1,9 juta ton, dan gandum 6,3 juta ton. Salah satu petani sukses di Indonesia, H.M. Muhammad Arum Sabil mengungkapkan sebenarnya Indonesia dengan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) dalam hal ini petani yang ada dan ketersediaan lahan yang ada serta didukung hanya ada dua iklim di Indonesia yaitu musim penghujan dan kemarau, Indonesia memiliki potensi dan memiliki daya untuk menjadi bangsa yang berdaulat terhadap pangan.
“Hanya persoalannya adalah apakah SDA maupun SDM yang ada, bisa dikelola dengan baik. Itu tergantung pada niat baik pemerintah,” kata Arum Sabil. Diharapkan, sambung Arum, pemerintah yang baru ini serta harapan yang baru ini, paling tidak SDA yang ada bisa dikelola dengan baik. Terutama dengan pertanian, yang paling penting dan selama ini terkesan dilupakan adalah bagaimana perbaikan irigasi pertanian yang sudah hancur. “Irigasi ini adalah nadi pertanian,“ tegas pria yang kini menjabat sebagai Ketua APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia). Lebih jauh Arum menjelaskan, kalau musim hujan tiba, air tidak bisa dibuang sehingga merendam area pertanian. Namun sebaliknya, bila musim kemarau tiba, tidak sedikit lahan per-
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
tanian yang kekeringan. Tentunya hal ini memerlukan perhatian dan campurtangan pemerintah untuk memperbaiki dan menyambung kembali nadi pertanian yang sudah rusak ini. “Irigasi adalah masalah yang pertama, yang kedua adalah varietas tanaman atau bibit pertanian,” ungkapnya. Arum menegaskan seharusnya, Indonesia mengedepankan kalangan riset dan peneliti. Mereka harus berada di garda terdepan untuk bisa mendapatkan varietas unggul yang terbaik. Namun yang terjadi, sebaliknya, selama ini para peneliti di negeri ini terabaikan. Lagi-lagi, di pundak pemerintahan baru ini harapan tersebut ada. “Masalah yang ketiga adalah bagaimana mengembalikan kesuburan tanah. Dimana, sudah lama hubungan tali silaturahmi tanah ini terputus dengan tanaman karena terlalu lama menggunakan pupuk kimia,” tuturnya. Arum menegaskan sudah saatnya dilakukan perbaikan untuk kesuburan tanah, dengan perlahan-lahan mulai meninggalkan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik. Selain tiga poin tersebut di atas, Arum menilai, pemerintahan yang baru ini sudah saatnya melakukan revolusi dunia pertanian. “Sudah saatnya bagi pemerintahan baru ini untuk melakukan revolusi dengan gerakan terintegrasi antara pertanian dan peternakan,” imbuhnya. Pertanian maupun peternakan akan memiliki nilai ekonomi lebih bila diintegrasikan, jelas Arum. Selama ini, limbah pertanian dijadikan pakan ternak, sebaliknya kotoran dari ternak digunakan untuk pupuk bagi peter-
nakan. Selain itu, saat ini limbah atau kotoran ternak pun bisa dijadikan sebagai alternative energy atau energi baru terbarukan. Dengan teknologi yang sederhana, kotoran ternak yang diubah menjadi biogas bias memenuhi kebutuhan rumah tangga di pedesaan akan energi. “Yang juga tidak kalah penting adalah zona pertanian. Pemerintah seharusnya tidak membiarkan petani menanam semau mereka tetapi harus diarahkan,” tegasnya. Arum menambahkan saat ini, bisa dilihat dalam satu hamparan lahan pertanian terdapat bermacam-macam komoditi, mulai dari padi, tebu, jagung, ketela pohon hingga cabai. Padahal bila dalam satu hamparan terdapat lebih dari satu komoditi maka yang terjadi konflik seperti perebutan air, hama yang tidak homogen sehingga bisa menyerang komoditi lain serta penanganan terhadap pemberantasan hama akan sangat sulit dilakukan. Bila sebaliknya, ungkap Arum, bila dalam satu hamparan hanya ada satu komoditi saja, sebut saja tebu. Maka dalam penanganannya akan sangat mudah, pengendalian hama juga akan lebih mudah bahkan mekanisasi pertanian pun bisa dilakukan. Sehingga, bisa meningkatkan nilai produktivitas lahan serta menekan biaya produksi pertanian. Sehingga Indonesia memiliki daya saing. “Kami sangat berharap pemerintahan baru ini lebih peduli dan mendukung dunia pertanian dan peternakan. Sebab, pada pemerintahan lama terkesan ada pembiaran. Kalau toh
ada gerakan membantu petani, unsur politiknya lebih besar karena melihat kelompok dan golongan,” paparnya. Menyinggung tingginya angka impor hampir di semua komoditi pangan, Arum menjelaskan impor yang selama ini dilakukan tidak lain karena ada kepentingan-kepentingan para pemburu fee impor dan kepentingan politik sehingga petani yang dikorbankan. Tidak hanya petani tebu saja, tetapi semua petani dan peternak. Kembali Arum menegaskan, diharapkan pemerintahan yang baru ini bisa memberikan kebijakan untuk impor sesuai dengan kebutuhan saja. “Jangan dibiarkan mafia impor ini terus merajalela dan harus waspada karena gerakan para mafia impor pangan ini sangat halus,” imbuhnya. Selain itu, ungkap Arum, fungsi Bulog harus dioptimalkan. Sebab, Bulog sebagai instrument pemerintah yang bisa menjadi penyeimbang dan bisa melindungi petani maupun konsumen dari sisi harga. “Pengadaan baik dari dalam maupun dari luar itu adalah tugas Bulog. Maka Bulog harus dioptimalkan kinerjanya untuk melindungi petani dan konsumen,” tegasnya. Selain itu, ungkap Arum, juga harus ada sinergi antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini bukan hanya mengedepankan ego sektoral. Bila semua itu bisa dilakukan, maka dalam empat tahun ke depan, ketahanan pangan di Indonesia bisa terwujud.
PaBriK gula tJoeKir
Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang 61471 telepon: 0321-861441 | Fax: 0321-868600
Segenap Pimpinan & Karyawan
mengucapkan:
Selamat Natal 2014 dan
Tahun Baru 2015
47
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Dr Noer Soetrisno - Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia
Infrastruktur Tersedia, Ketahanan Pangan Bisa Diraih Laporan: Sekar Arum
48
Untuk Untuk bisa menuju ketahanan dan kebijakan pangan yang efektif perlu adanya dorongan pemerintah dalam mendukung infrastruktur pertanian. Selain itu, sebagai syarat menuju ketahanan pangan adalah kedaulatan pangan. Berkedaulatan menjamin petani memiliki lahan sendiri, dan bukan lagi sekadar menjadi buruh tani. Hal tersebut disampaikan oleh Penasehat Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia), Dr. Noer Soetrisno kala dijumpai tim PTPN X Magz beberapa waktu lalu. “Karena itu perlu ada reformasi agraria,” tekannya. Dipaparkan, pemerintah harus memberikan dorongan kepada para petani, dalam mendukung segala infrastruktur pertanian. Dengan adanya hal itu maka akan terjadi ketahanan dan kebijakan pangan yang efektif di Indonesia. Lebih lanjut dia menyampaikan perlunya mematangkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan agar bisa menjadi lebih kokoh ke depannya. “Dari sisi kemandirian pangan sendiri perlu kita tingkatkan kemajuan stabilisasi pangan, agar komoditi apa pun tidak selalu didatangkan dari luar Indonesia,” tegasnya. Soetrisno menambahkan, dengan terjadinya kebijakan dan ketahanan pangan yang efektif dan seimbang, maka akan terjadinya kesejahteraan baik dari kepentingan nasional, kelompok, maupun kaum petani. Begitu pula dengan industri gula. Tak hanya itu, menurutnya, untuk mencapai kedaulatan pangan, perubahan kebijakan diperlukan. Pertama, perlu dipahami kedaulatan pangan merupakan prasyarat sebuah ketahanan. Ketahanan pangan baru akan tercipta kalau kedaulatan pangan dimiliki rakyat.
Dr Noer Soetrisno
petani perlu perlindungan atas berbagai kemungkinan kerugian bencana alam, seperti kekeringan, banjir, dan bencana lain “Dari perspektif ini, pangan dan pertanian semestinya tidak ditaruh di pasar yang rentan, tapi ditumpukan di pundak dan kemampuan sendiri,” katanya. Agar bisa berdaulat pangan, tambah Soetrisno, pertama, petani sebagai pelaku utama harus berdaulat. Petani akan berdaulat apabila ia memiliki tanah, bukan menjadi buruh atau penggarap. Karena itu, untuk menjamin tegaknya kedaulatan pangan, akses
dan kontrol petani (kecil) terhadap sumber daya produksi penting (tanah, air, benih, teknologi, pasar, dan finansial) harus dijamin, salah satunya lewat reformasi agraria. “Tanpa jaminan akses dan kontrol sumber daya produksi, kedaulatan hanya omong kosong,” terangnya. Kedua, dari konteks lingkungan alam, petani perlu perlindungan atas berbagai kemungkinan kerugian bencana alam, seperti kekeringan, banjir, dan bencana lain. Negara perlu memberi jaminan hukum bila hal itu terjadi petani tak terlalu menderita. Salah satu caranya, adanya UU yang mewajibkan pemerintah mengembangkan asuransi kerugian atau kompensasi kerugian bagi petani atas dampak bencana alam atau hal sejenis. UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang ada jauh dari memadai. Ketiga, dalam lingkup lingkungan sosial-ekonomi, negarapun perlu menjamin struktur pasar bahwa yang menjadi fondasi pertanian adalah struktur pasar yang adil. Hal ini tidak hanya untuk mengatasi masalah struktur pasar yang tidak adil di dalam negeri, tapi juga sebagai siasat atas struktur pasar dunia yang tak adil bagi negara-negara berkembang. Pendek kata, semua yang menambah biaya eksternal petani, menurunkan harga riil produk pertanian, dan struktur yang menghambat kemajuan pertanian perlu landasan hukum yang kuat agar perlindungan petani bisa dilaksanakan sebagai kewajiban negara. Bagi Indonesia, dengan segenap potensi yang ada (lahan, kekayaan hayati, local knowledge, dan yang lain), tidak ada alasan untuk tidak berdaulat pangan. “Kedaulatan pangan tidak kunjung tercapai karena berbagai kebijakan menjauh, bahkan menegasikan pencapaian kedaulatan pangan,” pungkasnya.
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Dr Bayu Krisnamurthi - Mantan Wakil Menteri Pertanian
Kesejahteraan Petani Harus Ditingkatkan Laporan: Sekar Arum
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan nasional. Hal tersebut diuraikan oleh Dr Bayu Krisnamurthi, Mantan Wakil Menteri Pertanian beberapa waktu lalu. Menurutnya, ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan. Petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan. “Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri,” kata Krisnamurthi. Dalam hal ini, tambah pria yang juga menjabat menjadi Ketua Umum Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia) ini, sekalipun ketahanan pangan di tingkat nasional (dilihat dari perbandingan antara jumlah
produksi dan konsumsi total) relatif telah dapat dicapai, pada kenyataanya ketahanan pangan di beberapa daerah tertentu dan ketahanan pangan di banyak keluarga masih sangat rentan. “Selain itu kesejahteraan petani pangan yang relatif rendah dan menurun saat ini akan sangat menentukan prospek ketahanan pangan,” terangnya. Kesejahteraan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor dan keterbatasan, diantaranya yang utama adalah sebagian petani miskin karena memang tidak memiliki faktor produktif apapun kecuali tenaga kerjanya, luas lahan tani sempit dan mendapat tekanan untuk terus terkonversi, terbatasnya akses terhadap dukungan layanan pembiayaan, tidak adanya atau terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi yang lebih baik, infrastruktur produksi (air, listrik, jalan, telekomunikasi) yang tidak memadai, struktur pasar yang tidak adil dan eksploitatif akibat posisi rebut-tawar (bargaining position) yang sangat lemah, dan didukung ketidak-mampuan, kelemahan, atau ketidak-tahuan petani sendiri. “Tanpa menyelesaikan yang mendasar dan komprehensif dalam berbagai faktor tersebut kesejahteraan petani akan terancam dan ketahanan pangan akan sangat sulit dicapai,” lanjutnya. Disadari sepenuhnya bahwa telah terjadi perubahan tatanan sosial politik masyarakat sehingga berbagai aspek
pembangunan telah lebih terdesentralisasi dan lebih berbasis pada partisipasi masyarakat. Permasalahan timbul terutama karena proses desentralisasi tersebut masih berada pada tahap proses belajar bagi semua pihak. Hal tersebut semakin diperberat di tengah kondisi anggaran pemerintah semakin terbatas, perencanaan dan pelaksanaan pengembangan pangan yang kurang terfokus, berpendekatan proyek, parsial, dan tidak berkesinambungan. ”Globalisasi dalam berbagai aspek sosial ekonomi pada kenyataannya telah menjadi ancaman serius bagi usaha membangun ketahanan pangan jangka panjang, walaupun disadari pula menjadi peluang jika dapat diwujudkan suatu perdagangan internasional pangan yang adil (fair trade),” tandasnya. Masalah ketahanan pangan adalah masalah bersama yang menjadi tanggung jawab semua pihak. Untuk itu perlu dikembangkan suatu komitmen dan kerjasama diantara semua pihak terutama dalam bentuk kerjasama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat (yang antara lain direpresentasikan oleh kalangan LSM dan perguruan tinggi). Dalam hal ini, Dewan Ketahanan Pangan yang telah didirikan dari sisi pemerintah, perlu diperkuat dan dilengkapi dengan forum atau lembaga lain yang mampu menampung partisipasi swasta, LSM dan perguruan tinggi.
49
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Ahmad Erani Yustika - Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan FE-unibraw
Swasembada Gula Masih Bisa Tercapai Target swasembada gula dan pangan yang selama ini dicanangkan pemerintah dinilai tidak realistis. Tapi Ahmad Erani Yustika, optimistis, swasembada masih bisa tercapai. Laporan: SAP Jayanti
50
Ditemui ditempat kerjanya beberapa waktu lalu, Ahmad Erani Yustika, memaparkan kondisi pergulaan nasional. Menurut guru besar Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ini, pada periode 2005-2009 produksi gula nasional masih mengalami pertumbuhan. Namun dua tahun setelahnya, produktivitas tebu dan gula justru turun. Begitu juga dengan luas lahan tebu yang selalu berkurang setiap tahunnya. Ketahanan pangan nasional saat ini sangat rentan, karena dilihat dari kinerja sektor pertanian yang selalu mengalami penurunan setiap tahun dan produk pangan impor yang mengalami peningkatan setiap tahun. Sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dari berbagai aspek, baik produksi, investasi, maupun kelembagaan petani untuk mengurangi ketergantungan bahan pangan dari impor. Impor bahan pangan bukan hanya menandakan ketahanan pangan yang semakin lemah, tetapi juga berdampak pada harga bahan pangan dalam negeri. Untuk kestabilan harga pangan dalam negeri perlu peningkatan produksi dan pengurangan impor. Kerentanan ketahanan pangan terutama pemenuhan swasembada gula, menurut Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika, kendala terbesar adalah masalah ketersediaan lahan. ”Lahan tanam tebu semakin sempit. Apalagi pada petani kecil. Akibatnya produktivitas tebu petani menurun.
Ahmad Erani Yustika
Teknologi pertanian juga masih tradisional sehingga produksi tebu tidak maksimal,” ujarnya. Meskipun kondisi saat ini kurang kondusif, Erani masih yakin ketahanan pangan Indonesia bisa membaik. ”Potensi pertanian gula di Indonesia masih tinggi, lahan-lahan produktif yang masih luas bisa diciptakan untuk diarahkan menjadi perkebunan gula. Tenaga kerja sektor pertanian yang tinggi juga merupakan potensi bagi pengembangan perkebunan tebu untuk peningkatan produksi,” kata Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) ini. Dengan melihat pertumbuhan produksi gula sekitar 2,77% dari tahun 2005-2013 atau sekitar 0,4% pertahun, maka Indonesia memerlukan waktu 3-4 tahun dari sekarang (2018-2019) un-
tuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan syarat perluasan lahan dan efisiensi produksi tebu bisa dipenuhi. Ia pun yakin, tebu masih akan diminati petani karena keuntungan petani tebu masih lumayan tinggi ketimbang komoditas lainnya. Hanya saja selama ini bargaining position petani belum terlalu tinggi berhadapan dengan pabrik gula, sehingga ini menjadi agenda pokok yang harus diperhatikan pemerintah. Koperasi petani perlu dihidupkan dan diperkuat kembali. Skema pendanaan perlu dibuat terobosan yang menarik agar petani tebu tidak ada hambatan dari sisi pembiayaan. Sistem tanam dan tebang perlu diatur lebih solid agar tidak merugikan petani, misalnya tebu terlanjur kering dan banyak soal lainnya yang perlu digarap pemerintah. Menghadapi persaingan dengan negara penghasil gula lainnya seperti Thailand dalam Masyrakat Ekonomi ASEAN (MEA), dikatakan Erani tergantung pengolahan yang dilakukan saat ini. Jika industri gula diolah secara maksimal sehingga daya saing produk gula dalam negeri tinggi, maka masa depan industri gula nasional akan semakin berkualitas dalam menghadapi MEA 2015. “Namun, apabila pengolahan yang dilakukan belum mampu meningkatkan daya saing produk gula nasional, maka ke depan industri gula nasional akan kalah dengan industri gula negara-negara tetangga,” tegasnya. Tidak bisa dimungkiri, Brazil merupakan negara produsen gula terbesar di dunia dan Thailand merupakan negara produsen gula terbesar di ASEAN. Keduanya bisa menjadi acuan dalam memperbaiki kondisi industri gula di Indonesia. Apalagi Brazil memiliki kondisi alam yang hampir sama dengan Indonesia, beriklim tropis dan memiliki hutan yang luas. Dengan demikian kontur alam yang dimiliki Brazil sama dengan Indonesia, sehingga bisa dijadikan benchmark produksi gula. Thailand juga dapat dijadikan acuan, ter-
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
utama terkait efisiensi produksi. Saat ini, pengembangan tebu menjadi sumber energi tengah menjadi sorotan. Di satu sisi, langkah ini dibutuhkan dalam penciptaan energi baru dan terbarukan. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa akan terjadi tarik-menarik antara kebutuhan pangan dan energi. Melihat kondisi ini, pria kelahiran Ponorogo ini menilai perlu pemetaan tersendiri sehingga tak saling bertabrakan. Di sisi lain, perlu juga membuat skala prioritas antara kebutuhan energi dan kebutuhan gula masyarakat. Selain itu, perlu adanya efisiensi produksi gula, sehingga tebu yang sudah digiling menjadi gula masih bisa dioptimalkan sebagai sumber energi. Dengan demikian satu tebu bisa memberikan dua manfaat sekaligus, sehingga tidak perlu terjadi tarik-menarik antara pemenuhan kebutuhan pangan
dan energi. Di Karibia dan Brazil, ampas tebu setelah digiling menjadi gula dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan Bioetanol. Langkah diversifikasi PTPN X memproduksi bioetanol dan listrik juga dinilai sudah tepat, karena dengan pemanfaatan tetes sebagai bioetanol maka sumber
guru besar berusia 40 tahun ini mengatakan, dengan menonjolkan kemaritiman nasional, pemerintah saat ini berupaya menggali potensi-potensi pertanian, terutama subsektor perikanan. Masih ada harapan dari kebijakan-kebijakan yang pro-petani dari pemerintah untuk diarahkan pada penguatan ketahanan pangan nasional. Kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan produksi pangan dari berbagai aspek. Pemerintah harus dapat membangun sistem pertanian dan industri dari hulu ke hilir, menjaga kestabilan nilai jual produk bahan pangan, memberikan subsidi pada petani kecil, membangun infrastruktur pertanian (terutama memperbaiki saluran irigasi) yang merupakan kebutuhan primer petani nasional, dan masih banyak lainnya.
impOr bahan pangan bukan hanya menandakan ketahanan pangan yang semakin lemah, tetapi Juga berdampak pada harga bahan pangan dalam negeri. untuk kestabilan harga pangan dalam negeri perlu peningkatan prOduksi dan pengurangan impOr. energi terbarukan dapat lebih dikembangkan lagi di Indonesia. Seharusnya langkah itu diimbangi dengan efisiensi dan optimalisasi produksi gula, sehingga bisa mendapatkan dua manfaat dari penanaman tebu. Kebijakan itu mesti diduplikasi pada produses lainnya. Bicara mengenai dukungan regulasi,
Mitra dalam Memberi Solusi menguCaPKan
selamat Natal 2014 &
TahuN baru
2015
head Office: wisma jasa tania, 3rd-4th floor jl. teuku cik ditiro no. 14. jakarta pusat 10350 telp. (021) 3101850, 3101912 fax. (021) 31923089, 31937617 surabaya branch: jl. p. diponegoro no. 45. surabaya 60241 telp. (031) 5676002 | fax. (031) 5677645 semarang branch: ruko pandanaran complex Block iv no. 2-6 jl. pandanaran. semarang 50138 telp. (024) 8411370, 8310170 fax. (024) 8415634 bandung branch: jl. cihampelas no. 58-a. Bandung 40116 telp. (022) 4202598 fax. (022) 4202598 medan branch: jl. kapt. pattimura no. 22-c. medan 20153 telp. (061) 4152565, 4151155 51 fax. (061) 4150932
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla menyaksikan dengan seksama penjelasan Dirut PTPN X, Ir. Subiyono, MMA tentang kondisi pabrik gula di PTPN X.
Jusuf Kalla - Wakil Presiden RI
Pemerintah Akan Lakukan Program 100:10
52
Gula impor, menurut Wapres Jusuf Kalla, bisa dihadapi dengan meningkatkan produksi dan rendemen. Pemerintah juga akan mendirikan 10 PG baru.
Laporan : SAP Jayanti
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama menteri terkait mengunjungi Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Desa Gempolkrep, Gedeg, Mojokerto. Di PG milik PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) wapres melihat langsung kondisi PG dan Bioetanol milik PT Energi Agro Nusantara (Enero), anak
perusahaan PTPN X. Dalam kunjungan kerjanya, Wapres Jusuf Kalla didampingi Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Selama berdiskusi bersama Dirut PTPN X, Subiyono dan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) PG Gempolkrep, Mubin, JK aktif men-
sukrosa
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
“BagaimanapUn kita tetap BUtUh impor. kalaU tidak, kita tidak Bisa minUm teh. persoalan pokoknYa, Bagaimana kita meningkatkan sUplaY dalam negeri dengan meningkatkan prodUksi dan rendemen karena harga sUdah cUkUp Baik diBandingkan dengan negara lain. kalaU harga dinaikkan terUs menerUs, penYelUndUpan akan leBih heBat lagi,” Jusuf Kalla | wakil presiden ri
foto: derY ardiansYah
catat setiap saran dan keluhan yang disampaikan PG dan petani tebu. Dalam kunjungan tersebut, Jusuf Kalla menjanjikan akan membatasi impor gula untuk menjaga kestabilan harga gula di pasar. Seperti diketahui, gula impor disebut-sebut sebagai salah satu penyebab jatuhnya harga gula di dalam negeri. Dengan kebutuhan 5 juta ton, produksi dalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 2,5-2,8 juta ton. “Bagaimanapun kita tetap butuh impor. Kalau tidak, kita tidak bisa minum teh. Persoalan pokoknya, bagaimana kita meningkatkan suplay dalam negeri dengan meningkatkan produksi dan rendemen karena harga sudah cukup baik dibandingkan dengan negara lain.
Kalau harga dinaikkan terus menerus, penyelundupan akan lebih hebat lagi,” ujar Wapres Jusuf Kalla di Mojokerto, Sabtu (06/12/2014). Ia menargetkan kebutuhan gula dalam negeri akan bisa dipenuhi dalam waktu empat tahun mendatang. Guna mewujudkan target tersebut, pemerintah akan menjalankan program 100:10 dan membangun 10 pabrik baru. “Kita akan jalankan program 100:10. 100 ton per hektar lahan dan rendemen 10. Pak Amran (Amran Sulaiman-Menteri Pertanian) sudah menyetujuinya,” tuturnya. Ditanya mengenai kerugian petani akibat gula yang belum laku, JK mengatakan bahwa yang belum laku dan masih menumpuk bukanlah gula petani melainkan gula pedagang. Pedagang umumnya menunggu harga tinggi. Jusuf Kalla juga menyampaikan pujiannya terhadap kondisi pabrik Gempolkrep yang bersih dan tertata. Menurutnya, Pabrik Gula Gempolkrep termasuk yang terbaik. Menanggapi hal tersebut, dikatakan Direktur Utama PTPN X Subiyono, PTPN X memang sangat perhatian soal In House Keeping (IHK) karena gula merupakan produk makanan. Subiyono juga memaparkan, PTPN X sudah melakukan mekanisasi mulai dari pengolahan tanah sampai tebang angkut di lapangan. “Mekanisasi mulai dari on farm dilakukan karena tenaga kerja semakin berkurang,” kata Subiyono saat mendampingi Wapres Jusuf Kalla. Untuk off farm revitalisasi juga
dilakukan sesuai dengan roadmap yang disusun PTPN X. Revitalisasi pabrik gula diantaranya dilakukan untuk meningkatkan produktivitas guna mendukung diversifikasi yang dilakukan PTPN X. Untuk produk turunannya, PTPN X Sudah menjalin kerjasama dengan PLN untuk memasarkan tenaga listrik cogeneration dan Pertamina untuk produk bioetanolnya. Listrik yang akan dijual ini dihasilkan dari pengolahan ampas tebu hasil produksi di beberapa Pabrik Gula (PG) milik PTPN X. Dalam waktu dekat ini PTPN X akan mengembangkan listrik co-generation di PG Kremboong Sidoarjo dengan kapasitas 4,5MW. Direncanakan tahun depan PG Kremboong sudah mulai bisa menyalurkan listrik ke PLN. Setelah mengunjugi Pabrik Bioetanol PT Enero, Jusuf Kalla menilai masa depan bioetanol di Indonesia akan lebih cerah. ”Selama Bahan Bakar Minyak (BBM) masih murah, etanol akan sulit bersaing. Dengan naiknya harga BBM bersubsidi menjadi Rp 8.500 per liter, maka bioetanol akan lebih bisa diterima pasar,” ujar Jusuf Kalla. Seperti diketahui, PT Energi Agro Nusantara memproduksi bioetanol dengan spesifikasi fuel grade 99,5% untuk campuran bahan bakar. Pabrik seluas 6,5 hektar tersebut memiliki kapasitas produksi 100 kiloliter (KL) per hari atau 30.000 KL per tahun yang membutuhkan 400 ton per hari atau 120.000 ton molasses atau tetes tebu per tahun.
53
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
SeGeNAP DIReKSI & KARyAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X mengucapkan
Selamat Natal 2014 &
TahuN Baru
54
Sukses Meningkatkan Performa Industri Gula di Tahun Mendatang
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
okra
[ opini karyawan ]
Oleh: Dwi aprilla Sandi, SP Manajer TanaMan TeMbakau kebun kerTosari
Membumikan Regulasi Pertembakauan Gerakan anti tembakau Genderang perang masyarakat dunia pada budaya merokok serta penggunaan tembakau merambah ma syarakat Indonesia. Di dalam negeri, gerakan anti merokok semakin massif digiatkan. Saat ini tidaklah mudah un tuk menemukan area bebas merokok di fasilitas publik, kondisi yang sangat berbeda jika dibandingkan satu dekade yang lalu. Gerakan anti merokok dan tem bakau semakin mendapat tempat saat World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 mengesahkan Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC) yang merupakan instrumen hukum dalam mengendalikan produk si tembakau.
Tujuan dari konvensi dan protokol FCTC adalah melindungi generasi seka rang dan yang akan datang dalam hal kesehatan, dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi akibat dari konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau. Selain itu FCTC juga berisi kerangka kerja pengendalian tembakau untuk mengurangi penggunaan tembakau dan paparan asap tembakau. Indonesia sebagai salah satu Negara produsen tembakau terbesar di dunia, sampai dengan saat ini masih belum meratifikasi FCTC, akan tetapi peme rintah telah menetapkan PP No.109 Tahun 2012 tentang produk tembakau. Namun demikian beberapa muatan aturan FCTC telah terakomodir dalam peraturan tersebut.
Beberapa aspek yang diatur dalam FCTC diantaranya adalah: Keharusan mencantumkan kadar bahan berbahaya tembakau (tar dan nikotin) pada kemasan dengan penempatan yang jelas dan mudah dibaca. Larangan penjualan dan promosi kepada anak dibawah umur serta penjualan dalam bentuk batangan/ eceran dengan menentukan jumlah minimal rokok dalam satu kemasan. Pembatasan pada semua iklan tem bakau, promosi dan kegiatan spon sor. SrtP vS FCtC Sejak tahun 2000, British American Tobacco (BAT) yang merupakan salah
55
okra
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
satu pelaku bisnis tembakau terbesar di dunia telah menerapkan Corporate Social Responsibility dalam aktifitas produksinya. Jika penggiat anti rokok dan tembakau melihat sisi negative dari penggunaan tembakau, para pelaku bisnis tembakau melalui program CSR tersebut berusaha menunjukkan sisi sebaliknya, bahwa industri tembakau juga memberikan kontribusi yang be sar dalam menggerakkan perekono mian masyarakat di Negara dimana tembakau diusahakan secara luas. Dalam perkembangannya, penerap an CSR British American Tobacco di sebut Social Responsibility in Tobacco Production (SRTP) melibatkan LeafTC yang merupakan Non Goverment Organization (NGO). Konsep yang dirancang LeafTC kemudian dijadikan model oleh banyak industri tembakau yang lain sebagai panduan dalam ak tifitas produksi baik on farm maupun off farm. Praktis sampai dengan saat ini pe nerapan SRTP menjadi jawaban atas disahkannya FCTC oleh WHO. Bahkan program ini bisa dikatakan sebagai pe nerapan etika bisnis industri tembakau
56
dengan memberikan gambaran bahwa industri tembakau juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit pada per ekonomian masyarakat, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Untuk memastikan para pelaku bis nis tembakau mendukung dan men jalankan program SRTP tersebut, maka diwajibkan kepada industri dan suplier yang berafiliasi dengan British American Tobacco untuk menerapkan pro gram SRTP. Industri dan suplier yang tidak mengimplementasikan program ini akan dikenai sanksi berupa pela rangan pembelian produk tembakau yang dihasilkan. Kondisi di atas tentunya akan me maksa para pelaku bisnis tembakau untuk serius dan konsisten menerap kan program SRTP dalam seluruh rangkaian aktifitas produksinya. ASPEK-ASPEK DALAM SRTP Visi yang ingin dicapai dari imple mentasi SRTP adalah menjadikan tem bakau sebagai green product, artinya seluruh aktifitas produksi tembakau mulai dari hulu dan hilir telah mem perhatikan kaidah-kaidah konservasi
lingkungan dan human interest. SRTP berisi regulasi dan road map yang ha rus dilalui oleh industri tembakau dan supliernya untuk mencapai standard baku yang ditetapkan. Roadmap ini berupa reguler self assessment dengan prinsip continual improvement dalam bentuk parameter teknis yang telah dan harus dicapai secara kuantitatif. Aspek-aspek pokok dalam SRTP adalah: Management Policy Berupa panduan dan parameter un tuk mengukur sampai sejauhmana ko mitmen dan kebijakan manajemen da lam menerapkan seluruh aspek SRTP, termasuk sosialisasi dan dokumentasi program. Good Agriculture Practices Berisi panduan yang harus dipenuhi dalam seluruh rangkaian aktifitas pro duksi on farm meliputi standar teknis kualitas benih, konservasi sumberdaya air dan tanah di area produksi, pengen dalian hama dan penyakit secara ter padu, dan minimalisasi penggunaan agrochemical.
okra
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Environment Berupa panduan dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati, pengendalian polusi, perdagangan karbon dan penekanan efek rumah kaca sebagai dampak aktifitas pro duksi tembakau.
BAGAIMANA IMPLEMENTASI SRTP DI UNIT TEMBAKAU?
Processing Berupa panduan dalam aktifitas prosessing daun tembakau meli puti kepedulian terhadap kesehatan lingkungan kerja, safety, fire prevention, house keeping dan first aid medical. Sosio Economic Berupa panduan dalam imple ment tasi peraturan ketenagaker jaan, pencegahan eksploitasi tenaga kerja anak, dan kebijakan anti dis kriminasi (capacity building) Berdasarkan panduan dan road map tersebut, secara periodik indus tri dan supplier diwajibkan mem buat annual report dan action plan dengan harapan ada perbaikan yang berkelanjutan dalam implementasi seluruh aspek yang ditetapkan.
foto-foto: Dery Ardiansyah
Sampai dengan saat ini penerapan SRTP masih dilakukan secara terbatas di Kebun Ajong Gayasan dengan memperhatikan bahwa trade mark kebun tersebut telah dikenal cukup baik di kalangan industrial tembakau cerutu. Self assessment mulai dilakukan sejak tahun 2003 dalam bentuk annual report dan observasi oleh tim dari LeafTC London. Jika pada hasil obser vasi perdana menujukkan bahwa penerapan aspek-aspek SRTP masih ber ada pada level terendah, selanjutnya dari hasil observasi tersebut mulai di lakukan perbaikan dalam bentuk action plan mengacu tahapan perbaikan yang ditetapkan dalam road map.Progress penerapan SRTP diaudit setiap tahun oleh pembeli dan LeafTC dalam bentuk analisis data dan observasi ke area produksi. Dengan memperhatikan konsekuensi bisnisnya, sudah seharusnya pe nerapan SRTP ini juga dikembangkan dan diimplementasikan oleh unit tembakau yang lain. Selain itu penulis juga memandang, saat ini persyara tan kualitas tembakau tidak lagi terbatas pada aspek fisik dan organoleptik semata, tetapi juga aspek regulasi yang mampu dipenuhi dalam rangkaian proses produksi tembakau tersebut. Untuk itu sudah seharusnya seluruh level karyawan wajib mengetahui dan memahami pentingnya program ini dalam menjalankan aktifitas pro duksi sesuai tugas dan lingkup tanggungjawab masing-masing. Selain dengan sosialisasi, salah satu cara untuk membumikan program ini adalah dengan cara membentuk kelompok kerja bersama diantara se luruh unit tembakau. Sebab, dalam implementasinya tidak seluruh aspek dapat dilakukan secara mandiri oleh unit tembakau karena cakupannya yang sangat luas sehingga perlu dukungan dan koordinasi lintas sektor. Salah satu contoh adalah implementasi program Biodiversity dan Forestry yang tentunya harus melibatkan pemerintah daerah, balai konservasi flora/ fauna dan pencinta lingkungan. Walau pun sampai dengan saat ini belum pernah terjadi komplain yang berkaitan dengan implementasi SRTP terhadap produk tembakau PTPN X, namun pelaksanaan program ini harus disadari sebagai salah satu ben tuk dukungan dan partisipasi kita dalam upaya melestarikan tembakau. Industri tembakau akan tetap prospektif, dengan syarat kita harus tetap komimen untuk menerapkan segenap aspek SRTP. Karena hanya dengan menjalankan etika bisnis ini kita akan berdiri dalam satu barisan yang sama dengan industri dan supplier tembakau yang lain untuk menjawab penilai an skeptic dari kalangan yang anti rokok dan tembakau.
57
okra
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Memahami CSR secara Terintegrasi Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosialekonomi masyarakat adalah tanggung jawab semua stakeholders perekonomian. Peran pemerintah saja tidaklah cukup. Perusahaanperusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dituntut untuk tampil di garda terdepan dalam pemberdayaan masyarakat. 58
okra
B
UMN mempunyai peran yang sangat penting un tuk meningkatkan kese jahteraan sosialekonomi masyarakat. Peran itu tak hanya dijalankan lewat pembayaran pajak, dividen, maupun penyerapan tenaga kerja; melainkan juga terkait dengan tanggung jawab bisnis BUMN untuk menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan bagi masyarakat luas. Sejak tahun 1930an, perdebatan mengenai tanggung jawab bisnis yang tidak hanya fokus pada sharehold ers (pemilik/pemegang saham) tetapi juga stakeholders (pekerja, masya rakat, lingkungan, dan sebagainya) sebenarnya telah mengemuka. Na mun, tulisan H.R. Bowen pada 1953 berjudul “Social Responsibilities of the Businessman” lebih banyak disebut se bagai titik tolak tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Re sponsibility (CSR). Hal ini diawali kritik atas perlaku an buruk perusahaan terhadap kon sumen, pekerja, dan lingkungan. Ba nyak anggapan bahwa bisnis hanya memikirkan laba, hanya taat hukum prosedural, tetapi abai akan persoalan lingkungan dan permasalahan publik. Sejak saat itulah, kesadaran terhadap konsep Corporate Social Responsibility (CSR) mulai muncul. CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus di lakukan sebagai mandatory. Kini pe rusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusa haan yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines; profit, planet, people, karena keberlanjutan perusahaan ha nya akan terjamin apabila perusahaan juga memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Kesadaran tentang pentingnya implementasi CSR ini menjadi tren seiring dengan maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk produk ramah lingkungan yang dipro duksi dengan memperhatikan kaidah kaidah sosial. Beberapa bursa bahkan telah menerapkan indeks yang me masukkan kategori sahamsaham pe rusahaan yang telah mengimplemanta
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
sikan CSR. New York Stock Exchange misalnya, saat ini memiliki Dow Jones Sustainability Indeks (DJSI) bagi pe rusahaanperusahaan yang dikategori kan memiliki nilai CSR tinggi. Saat ini, dalam skala global, ma najemen CSR banyak mengacu pada Standard ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility. ISO 26000 merupakan standar rujukan dari the International Standardization for Organization (ISO) yang secara khusus berfokus pada tanggung jawab sosial perusahaan. Aspek sosial, lingkungan, legal, budaya, politik, dan keragaman organisasi, termasuk tentunya pertim bangan aspek ekonomis, merupakan acuan pelaksanaan CSR yang ideal. Tanggung jawab sosial dalam ISO 26000 meliputi tujuh subyek inti, yaitu (1) tata kelola organisasi (organizational governance), (2) hak asasi manusia (human rights), (3) praktik ketenagakerjaan (labour practices), (4) lingkungan (the environment), (5) praktik operasi yang adil (fair operating practices), (6) isu konsumen (consumer issues), dan (7) pembangu nan sosial dan ekonomi masyarakat (development of the community and society). PT Perkebunan Nusantara X sendiri juga terus berupaya untuk melaksana kan tanggung jawab sosial, misalnya dalam hal pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang telah banyak dikenal oleh publik sebagai bagian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN X. Pertumbuhan berkelanjutan Untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan, perusahaan perlu melaksanakan CSR berdasarkan Stan dard ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility yang merupakan standar rujukan dari the International Standardization for Organisation (ISO). Terdapat tujuh subyek inti da lam ISO 26000 seperti sudah disebut kan sebelumnya. Dalam hal tata kelola organisasi, perusahaan perlu menjalankan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab sosial, independensi, kejujuran, dan kesetaraan. Dalam menentukan struktur organisasi, dasar kompetensi menjadi pijakan utama tanpa membe dabedakan SARA.
Oleh: ayu Firdayanti Suraida, S.hum sTaf koMunikasi Perusahaan sekreTaris Perusahaan PT Perkebunan nusanTara X
59
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
60
mewujudkan citacita perusahaan. Perusahaan juga harus selalu taat Menyadari bahwa sumberdaya pada peraturan perundangundangan manusia adalah aset berharga, pe yang berlaku dalam menjalan tata kel rusahaan secara berkelanjutan perlu ola organisasi. Komitmen tinggi pada terus meningkatkan kualitas pengelo perwujudan Good Corporate Goverlaan SDM sebagai pilar penting dalam nance membuat perusahaan bisa terus mewujudkan visi perusahaan sebagai mencegah terjadinya praktik benturan BUMN gula terkemuka di Indonesia. kepentingan dalam setiap operasi bis Secara berkala, perusahaan melaku nis. kan pendidikan dan pelatihan untuk Sebagai implementasi dari Good meningkatkan kapasitas para peker Corporate Governance, perusahaan janya. juga ikut serta dalam upaya meme rangi korupsi dengan mena namkan budaya antikorupsi kepada seluruh pekerja. Tata kelola organisasi juga mendu AKTIvITAS UNTUK MENINGKATKAN kung terciptanya budaya anti KESEjAhTERAAN SoSIAL-EKoNoMI korupsi dengan keberadaan wARGA DITUNjUKKAN MELALUI Unit Kerja Satuan Pengawa san Internal (SPI) yang ber PRoGRAM BINA LINGKUNGAN yANG tugas mengawasi perusahaan. MENcAKUP BANTUAN KE PUBLIK Perusahaan juga menyedia DALAM TUjUh BIDANG, MULAI kan sarana bagi penyampa ian informasi jika ada dugaan DARI BENcANA ALAM, PENDIDIKAN, terjadinya korupsi maupun KESEhATAN, SARANA UMUM, penyimpangan lain dalam pe rusahaan melalui sistem pela SARANA IBADAh, PELESTARIAN poran pelanggaran (Whistle ALAM, DAN oLAhRAGA SENI Blowing System). BUDAyA. Dalam menjalankan setiap operasi bisnis, perusahaan selalu menghormati nilai nilai universal hak asasi ma nusia. Perusahaan mematuhi UndangUndang Nomor 29 Tahun 1999 tentang HAM, se hingga setiap aturan perusa haan juga berlandaskan pada nilainilai yang terkandung dalam HAM. Di antaranya adalah tidak mempekerja kan anak di bawah umur dan menjamin tak adanya pemak saan dalam bekerja melalui mekanisme yang adil bagi setiap pekerja, seperti adanya sistem pergantian jam kerja atau shift. Perusahaan juga melakukan ber Perusahaan juga menjamin tak bagai langkah untuk menciptakan adanya diskriminasi jender dalam se lingkungan kerja yang mendukung tiap pelaksanaan pekerjaan dengan kinerja para pekerja agar meraih hasil menjadikan kompetensi sebagai dasar yang lebih. Perusahaan menjamin se utama dalam berkarir di perusahaan. mua pekerja untuk mendapatkan hak Hak berserikat pun menjadi perha haknya, baik dalam bentuk gaji pokok, tian perusahaan dengan membebaskan tunjangan, maupun cuti. Adapun un setiap pekerja bergabung dalam seri tuk cuti melahirkan perlu mendapat kat pekerja yang ada di masingma pengajian lebih lanjut terkait penghi sing unit usaha. Peran serikat pekerja tungan waktu. adalah sebagai mitra strategis dalam
okra
Hal penting lainnya yang perlu men jadi perhatian utama adalah keselama tan dan kesehatan kerja. Kesehatan kerja, baik untuk para pekerja maupun keluarganya, dijamin melalui berbagai langkah nyata, mulai dari edukasi ke sehatan hingga penyediaan fasilitas jasa pelayanan kesehatan yang me madai berupa klinik dan rumah sakit. Perusahaan juga menyediakan fasilitas bagi pekerja yang tengah menyusui de ngan menyiapkan ruang laktasi (nursery room) yang representatif. Hanya saja untuk penyediaan fasilitas Day Care dan sarana antarjemput pegawai masih perlu menjadi perhatian. Dalam setiap operasi bis nis, perusahaan perlu mengu tamakan keselamatan kerja dengan selalu patuh pada pe raturan perundangundangan yang berlaku. Seperti dike tahui, PTPN X adalah satu satunya perusahaan perkebu nan milik negara yang telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Te lah dibentuk unit khusus yang menangani kesehatan dan keselamatan kerja senantiasa siap melakukan kontrol dan menjamin semua prosedur ditaati. Kesiapan unit khusus itu mulai dari kontrol alat pe lindung diri hingga tim pem adam kebakaran. Jajaran manajemen juga perlu selalu menekankan pada responsible investment yang menjadikan visi lingku ngan sebagai salah satu pilar utama. Perusahaan diharap kan bisa mengambil prakarsa secara sadar dan terencana untuk memadukan aspek ling kungan hidup ke dalam proses bisnis guna menjamin kualitas hidup generasi masa kini dan masa depan menjadi lebih baik. Upaya mendorong diversifikasi dengan memproduksi bioetanol, co-generation, maupun pu puk adalah contoh nyata kiprah peru sahaan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dalam rangka menjalankan prak tik operasi yang fair, perusahaan ikut bergabung dengan asosiasi di industri.
okra
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Hal ini menjadi komitmen perusahaan untuk menjamin terwujudnya per saingan usaha yang sehat. Selain itu, perusahaan perlu terus meningkat kan modernisasi peralatan terutama agar tercipta kepercayaan dari petani, khususnya dalam hal penghitungan rendemen. Sebagai pelaku usaha yang profe sional, perusahaan perlu terus mem perhatikan isuisu yang terkait dengan kepuasan konsumen. Jaminan produk yang aman dan berkualitas bagi kon sumen adalah komitmen utama peru sahaan. Dalam melakukan proses produk si, perusahaan menggaransi semua alurnya telah memenuhi syarat dan standard yang ketat, melalui uji ber bagai jenis laboratorium. Serangkaian prosedur itu untuk memastikan produk yang sampai di tangan konsumen ada lah produk berkualitas tinggi dan bisa menjawab kebutuhan konsumen. Diraihnya SNI dan ISO oleh bebe rapa pabrik gula menunjukkan penga kuan atas peningkatan kualitas produk
yang dihasilkan perusahaan. Secara berkala perusahaan juga menggelar temu pelanggan sekaligus untuk me minta masukan terkait langkahlang kah perbaikan di masa mendatang. Komitmen tinggi untuk memba ngun kesejahteraan sosialekonomi masyarakat ditunjukkan perusahaan dengan beragam program dan ke giatan. Melalui Program Kemitraan, perusahaan secara aktif membantu petani dan mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perusahaan telah dipercaya BUMN lain seperti Garuda Indonesia, Pertamina, dan Biofarma untuk me nyalurkan dana pinjaman permodalan ke petani. Perusahaan juga aktif dalam melakukan pemberdayaan untuk para petani dengan berbagai macam pro gram. Aktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan sosialekonomi warga juga ditunjukkan melalui program Bina Lingkungan yang mencakup ban tuan ke publik dalam tujuh bidang, mulai dari bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana umum, sarana iba
dah, pelestarian alam, dan olahraga seni budaya. inveStaSi untuk Pertumbuhan Perusahaan meyakini bahwa pro gram CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre) melainkan sentra laba (profit center) di masa mendatang. Dengan demikian, CSR bukan lagi sekedar aktifitas yang bisa dikorbankan demi mencapai efisiensi, namun CSR telah masuk ke dalam jantung strategi kor porasi. Hal ini disikapi secara strategis dengan melakukan inisiatif CSR yang dikonsep secara tepat untuk mem perbaiki konteks kompetitif, berupa peningkatan kualitas bisnis tempat pe rusahaan beroperasi. Berbagai bentuk CSR terintegrasi yang telah dipaparkan tersebut adalah pola yang sejatinya bisa berdampak sangat positif bagi perusahaan. Sudah bukan eranya memaknai CSR hanya sebagai aksi filantropi semata.
”Innalillahi wa inna ilaihi rojiun” turut berDuka Cita ataS meninGGalnya
Djoko Daryono
Kun Hanggoro
Bagian Instalasi PG Modjopanggoong Pt Perkebunan Nusantara X
Asisten E - SPI Pt Perkebunan Nusantara X
Lahir: 24 Desember 1952 Wafat: 3 oktober 2014
Lahir: 07 maret 1961 Wafat: 26 oktober 2014
Semoga Tuhan memberi tempat terbaik di antara orang-orang yang beriman, dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan.
61
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
rehat PT Kelola Mina lauT
Tertarik Edamame yang Berkualitas Ekspor Usahanya dimulai dari teri nasi. Kini PT KML bermitra dengan PT Mitratani Dua Tujuh untuk mengembangkan edamame.
62
Kegiatan membersihkan Edamame sebelum diproses lebih lanjut untuk kemudian siap di ekspor.
rehat
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
M
laporan: SaP JayanTi
emiliki ayah yang pernah ber dagang ikan, Mo hammad Nadjikh memperoleh ke suksesannya juga tidak jauh dari bidang perikanan. Sebagai presiden direktur perusahaan pengolahan produk kelautan terpadu, Nadjikh memulai usahanya dari nol. Sedari muda, anak pertama dari delapan bersaudara ini tidak menda patkan perusahaannya dari orang tua. Lahir di Desa Karangrejo, Kecama tan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Nadjikh tidak berasal dari ke luarga kaya. Ayahnya sempat menjadi pedagang ikan, tetapi mengalami ke bangkrutan, sedangkan ibunya mem bantu perekonomian keluarga dengan berjualan bubur. ”Ibu jualan bubur agar anakanak nya bisa sarapan,” ujarnya mengenang. Sebagai anak pertama, Nadjikh tidak diam saja melihat kondisi keluarg anya. Sepulang sekolah, ia membantu Budhenya (bibi) yang memiliki peng gilingan padi. Melihat kondisi keluarganya, pria kelahiran tahun 1962 ini tidak pernah bermimpi bisa bersekolah sampai ke jenjang yang tinggi. Hanya saja ia me mang memiliki semangat bahwa di rinya harus maju. Karena prestasinya di bidang aka demik, diamdiam seorang gurunya mendaftarkannya ke IPB (Institut Pertanian Bogor) tanpa tes dan ia pun diterima. Ia pun berusaha meyakinkan orang tuanya untuk tetap berangkat ke Bogor. Dengan berat hati, ayahnya pun melepas putra sulungnya untuk bersekolah jauh dari keluarga. ”Saya ingat, berangkat ke Bogor naik (kereta api) Gaya Baru disanguni (diberi bekal) Ibu, ketan dan tebu, jadi biar awet dan tidak usah beli minum,” kenang Nadjikh sambil berkacakaca. Selama menjadi mahasiswa, Na djikh tidak hanya belajar. Ia juga mencari penghasilan sendiri dengan memberikan les privat hingga menjadi asisten dosen. Ia juga nyambi menjadi penjaga perpustakaan di kampus dan menjadi lurah asrama agar mendapat kan jatah makan sehari tiga kali dan
bebas kos. Di saat libur, Nadjikh me milih untuk tidak pulang kampung na mun ikut proyek penelitian beberapa dosen agar memperoleh penghasilan. Sempat bekerja untuk suatu peru sahaan, Nadjikh pun bertekad men jadi pengusaha. Dengan reputasi yang dimiliki, ia pun dipercaya seorang ke nalannya untuk mendapatkan pinja man guna membangun pabrik pengo lahan teri nasi pertamanya. ”Trust itu penting bagi pengusa ha. Kita juga harus bisa membangun network,” kata Nadjikh. Dalam men jalankan perusahaannya ia memiliki tiga visi. Pertama yaitu inovasi, kemu dian knowledge management dan ter akhir entrepreneurship. Atas kegigihannya ia mampu me ngembangkan usahanya itu maju pe sat. Dikatakan Nadjikh, perusahaan yang dipimpinnya menargetkan dalam enam tahun ke depan bisa menjadi perusahaan yang lengkap bidang usa hanya. Jika sekarang perusahaan yang dipimpinnya PT Kelola Mina Laut (KML) sudah dikenal sebagai perusa haan terkemuka untuk industri pengo lahan hasil laut dan perikanan secara terpadu. “Pada 2020 mendatang bidang usa ha KML akan semakin lengkap. Mulai dari ayam, daging, sayur dan buah,” kata Nadjikh, yang duduk sebagai President Direktur PT KML, dengan bangga. Kini perusahaan yang ia pimpin sedang melakukan kerjasama dengan PT Mitratani Dua Tujuh melalui produk edamame alias kedelai Jepang. Edamame produk PT Mitratani Dua Tujuh, anak perusahaan PT Perke bunan Nusantara X, dinilai unik dan memiliki potensi pasar yang besar un tuk dikembangkan. Nadjikh mengatakan, edamame termasuk yang unik dan sesuai dengan keahlian serta visi KML dalam men jalankan usahanya. PT Mitratani Dua Tujuh sudah dike nal luas sebagai penghasil edamame kualitas ekspor. Saat ini, saham PT Mitratani Dua Tujuh sebesar 65% ber ada di tangan PTPN X dan 35% sisanya dimiliki PT Kelola Mina Laut (KML). Anak perusahaan PTPN X yang ber lokasi di Mangli, Jember ini menarget kan mengekspor 6.700 ton edamame dan 1.500 ton okra di tahun 2014 dari
63
rehat
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
64
lahan seluas sekitar 1.100 hektar. ”Edamame yang diproduksi PT Mi tratani Dua Tujuh ini kan satu-satu nya, kualitas ekspor dan produk frozen dan chilled, hampir sama seperti usa ha kami dan dia juga memberdayakan masyarakat banyak, sesuai dengan visi perusahaan kami,” kata Nadjikh ketika ditemui di kantornya di Kompleks In dustri Gresik, Jawa Timur. Dibutuhkan waktu hingga dua tahun hingga KML bisa mendapatkan sebagian saham PT Mitratani Dua Tujuh. ”Saya menargetkan produksi bisa mencapai 15.000 ton ekspor dan edamame PT Mitratani Dua Tujuh bisa punya brand sendiri,” ujarnya. Target tersebut bisa diraih dengan perbaikan bibit, perluasan lahan, investasi baru untuk mesin pembekuan, peningkatan kualitas SDM serta perluasan pasar. Dari sisi pemasaran, model distribusi menurutnya perlu dibenahi dengan membentuk sistem keagenan sehingga tidak semua orang bisa membeli lang sung dan punya merk sendiri. Selain produktivitas, ia juga akan memacu efisiensi dan pengembangan pabrik. Selain di Jember, ia sudah me ngusulkan ekspansi pabrik edamame milik PT Mitratani Dua Tujuh bisa dikembangkan di daerah lain, misal nya Semarang. Saat ini ada pabrik edamame di Semarang yang tidak bisa berkembang usahanya. ”Tinggal bagaimana, mau atau tidak. Dengan demikian perusahaan ini akan semakin menggurita dan berkelanju tan. Ada di Jember, di Jawa Tengah, di Jawa Barat, di Makassar, di Medan. Apa tidak ingin bikin perusahaan sebe sar Indofood atau Sari Roti yang ada di mana-mana,” sambungnya. Jika saat ini edamame Mitratani Dua Tujuh baru menguasai 4% pasar edamame dunia, diharapkan bisa me ningkat menjadi 6%, kemudian 8% dan seterusnya. Apalagi iklim di Indonesia mendukung, bisa menanam kedelai edamame sepanjang tahun. Tidak se perti di negara-negara lain yang masa tanamnya terbatas. Seperti China yang masa tanamnya hanya tiga bulan. Saat ini, edamame yang didistri busikan KML menggunakan merk Daitsabu. Meskipun berbau Jepang, nama ini sebenarnya adalah kepan jangan dari daging, ayam, ikan, telur, sayur dan buah. Sesuai dengan visi PT KML ke depan.
KML Ingin jadi Dapurnya Indonesia
Salah satu proses memotong ikan di PT. Kelola Mina Laut yang berada di Gresik
rehat
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Dimulai dari unit pengola han teri nasi, KML Grup terus mengembangkan sayap bis nisnya. Seperti disebutkan se belumnya, PT KML akan me nambah portofolio produknya. Dimulai dari edamame, ia yakin impiannya mengembangkan KML Food menjadi Kitchen of Indonesia pada 2020 bisa ter wujud. Dan komposisi ekspor yang sekarang 85%, nantinya bisa menjadi 50:50 dengan tetap peningkatan kuantitas. Produk unggulan KML Group adalah kakap merah, ikan karang, gurita, tengiri, tuna, ikan air tawar dan aneka lainnya dengan kapasitas pro duksi pengolahan 12.000 ton per tahun. Dimulai dari pengo Mohammad Nadjikh lahan sederhana yang dinding nya terbuat dari bambu pada 1994 di Kecamatan Tambak Boyo, Kabupaten Tuban, KML terus mengembangkan sayap bisnis hingga memiliki 10 unit pabrik pengolahan di tahun 1997. Pada puncaknya tahun 2005 PT KML memiliki 37 unit pengolahan teri nasi yang tersebar di sepanjang pantai utara Jawa dan Madura, dari Situbondo-Jatim hingga Cilegon-Banten. Unit usaha ini memberdayakan lebih dari 100.000 nelayan kecil dan tra disional. Pada tahun 1999, KML Group mendirikan unit pengo lahan ikan dan chepalopoda yang berpusat di Gresik. Unit pengolahan ini terus dikembangkan dengan mendirikan pabrik pengolahan ikan di Makassar, Sidoarjo dan Am
bon. Sehingga total kapasitas produksi mencapai 32.000 ton per tahun. KML juga melaku kan partnership dengan mitra binaan di Gorontalo, Luwuk, Lombok, Flores, Kupang, Dobo dan daerah-daerah berpotensi lainnya. Unit usaha ini mem berdayakan lebih dari 100.000 nelayan kecil hingga nelayan besar di seluruh Indonesia. ”Setelah ikan, komoditas udang menjadi sasaran pe ngembangan berikutnya. Di tahun, 2001 didirikan unit pengolahan udang di Gresik dengan kapasitas produksi 12.000 ton per tahun. Unit ini menjalin kemitraan dengan le bih dari 50.000 petani tambak udang di seluruh Indonesia,” kata Mohammad Nadjikh. Pengembangan berikut nya, unit pengolahan rajungan di Gresik dan Serang-Bante. Hingga pada 2005 KML Group mendirikan unit pengolahan seafood (value added) di Gresik dengan aneka jenis produk se perti Butterrfly Shrimp, Coco nut Shrimp Skiewer, Torpedo Shrimp, Crispy Deli, Bon-bon Deli, Shrimp Pastry, Spring Roll dan seafoof/cocktail samosa untuk pasar ekspor dan produk dimsum, nugget, siomaay untuk pasar domestic dengan kapasitas keseluruhan 2.000 ton per tahun. Yang terakhir di tahun 2006, dikembangkan pula pe ngolahan baso seafood di Semarang dan unit pengola han surimi atau sari pati ikan di Lamongan pada 2009 dengan kapasitas produksi 21.000 ton per tahun dan di Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 36.000 ton per tahun. Hingga kemudian berkembang dengan unit pe ngolahan udang dan rajungan di Gresik. Untuk mendukung pasokan bahan baku daging rajungan didirikan pula unit-unit pengupasan rajungan sebanyak 27 unit di seluruh Indonesia. Untuk membesarkan bisnisnya, ia mem berlakukan model pertumbuhan anorganik. ”Seperti mangga, kalau mau menanam, ja ngan tanam benihnya. Tapi stek, cangkok. Itu juga yang saya lakukan dengan pabrik edamame, beli saham Mitratani Dua Tujuh. Pabrik bakso di Jawa Barat, saya menggan deng peternakan,” tuturnya.
Produk unggulan KML Group adalah kakap merah, ikan karang, gurita, tengiri, tuna, ikan air tawar dan aneka lainnya dengan kapasitas produksi pengolahan 12.000 ton per tahun.
SAP Jayanti
65
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
waring
[ woman inspiring ]
iiKB
Ibu sebagai Pencetak Generasi Bangsa Ketua IIKB PtPN X, Nastiti SUbiyono memberikan bingkisan kepada siswa-siswi paud binaan PG Gempolkrep Mojokerto.
laporan: SiSKa PreSTiwaTi
66
Tiga orang wanita sedang mengen dong seorang bayi, beberapa kali tam pak ketiganya sedang menimbang, mengayun dan menidurkan sang bayi yang berada di gendonganya diiringi alunan lagu jawa berjudul Tak Lelo Lelo Ledung. Dari hari ke hari, bayi bayi mungil itu pun tumbuh menjadi bocahbocah yang sehat, lincah, riang dan suka bermain.
Dengan penuh cinta, sang ibu terus mengawasi dan mendidiknya hingga sang bocah pun beranjak dewasa. Meski waktu terus bergulir, sang ibu dengan sabar dan penuh kasih sayang terus merawat, menjaga dan mendidik sang buah hati agar menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan bijaksana. Itulah pesan yang ingin disampai kan dalam tarian Panggula Wenthah yang sengaja ditampilkan para ang gota IIKB PG Gempolkrep bersama
siswasiswi TK Sakarina dalam acara IIKB Besar yang diadakan di Gedung Pertemuan PG Gempolkrep. “Kami sengaja menampilkan tarian tersebut karena sesuai dengan tema pertemuan kali ini yaitu dengan men goptimalkan peran ibu, kita mampu memperbaiki masyarakat dan memba ngun moral bangsa, “ kata ketua pani tia Hj. Budi Adi Prabowo. Sebelum acara dimulai, rombongan anggota IIKB dan ketua IIKB PTPN
waring
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
putrinya menjadi generasi penerus yang berkualitas,” kata Ketua IIKB Wilayah Kusuma Wardana, Yuniarti Djoko Santoso dalam pidatonya. Dalam kehidupan ini, ibu sebe narnya memegang peranan yang besar untuk mengatur masa depan generasi penerus bangsa. Namun, peranan ibu tersebut bersifat abstrak. Sebagaima na pelatih bola yang mengatur para pemainnya, seorang ibu pun memiliki peran yang signifikan untuk mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak. Kehidupan dalam keluarga merupa kan titik awal untuk menuju kehidu pan bernegara. Anak yang terlahir dalam keluar ga yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan anak tanpa perhatian orang tuanya, khususnya ibu. Karena secara psikologis perem puan memiliki sifat kasih sayang yang tinggi. Seorang ibu, ada yang mampu mencetak putra bangsa sekaliber Bung Karno. Hal ini membuktikan, perem puan menjadi sentral dalam menentu kan keberhasilan suatu bangsa. Oleh sebab itu, seorang ibu yang ideal harus terus bergerak mening katkan kualitas dirinya. Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Dengan demikian, seorang wani ta tidak boleh berhenti belajar ketika ia sudah menikah. Peranan keluarga ter lebih ibu akan menumbuhkan sebuah karakter yang sangat kuat pada diri se orang anak. Sebab kunci utama untuk menjadikan manusia tidak manja dan
hidup energik terletak dalam pendi dikan keluarga. Tugas seorang ibu atau orang tua memang tidak ringan, terutama dalam menghadapi perkembangan dan kem ajuan teknologi. Pergeseran norma so sial, menuntut setiap orang tua untuk mempersiapkan anak yang tangguh agar dapat bertahan dan mampu ber saing menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat. Anak tangguh yang kompeten secara individu mau pun sosial, merupakan harapan anak yang life ready. Sementara itu, Ketua IIKB PTPN X, Nastiti Subiyono menambahkan, setiap perempuan harus terus me ningkatkan potensi diri. Dimulai dari lingkungan kecil yaitu keluarga, kalau keluarga sehat jasmani rohani maka akan bisa menuju ke tema yang terse but di atas. “Kita harus terus belajar. Sosialisasi kita kepada masyarakat lewat PKK itu sangat bagus. Disana ada bermacammacam karakter dan kita semakin ba nyak mengenal ibu-ibu rumah tangga,” papar dia. Nastiti juga mengapresiasi semua pertunjukan yang telah disiapkan pani tia. Dimana, pertunjukan yang sudah ditampilkan adalah upaya pember dayaan lingkungan sebab yang tampil bukannya anak-anak karyawan PG Gempolkrep .“Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula selalu merangkul lingkungan. Kita harus selalu berperan aktif dalam upaya pemberdayaan ling kungan,” tegasnya.
foto-foto: Dery Ardiansyah
X, Nastiti Subiyono beserta para istri direksi disambut oleh cucuk lampah menuju ke tempat yang telah disedia kan. Berbeda dengan cucuk lampah di acara pernikahan, cucuk lampah ini terdiri dari delapan siswa siswi TK Sakarina dengan kostum ala Kerajaan Mojopahit dengan komposisi raja, ratu, dan enam orang prajurit lengkap dengan tombak di tangannya. “Sebagai seorang ibu wajib membe rikan pendidikan terbaik agar putra-
Ketua IIKB PTPN X, Nastiti Subiyono menyerahkan cinderamata kepada dr. Burhansyah setelah memberikan materi tentang menjaga kesehatan.
67
waring
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Berkunjung ke PG, Semangati Suami Bekerja Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) Kantor Direksi PTPN X berkunjung ke PG Pesantren Baru dan PG Meritjan. Mereka terkagum melihat kebersihan pabrik gula. Laporan: Dery Ardiansyah
Menjadi istri dari karyawan PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) hendaknya mengetahui proses pembu atan gula tempat sang suami bekerja. Hal tersebut menjadi penting karena keberadaan istri yang tergabung da lam Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) PTPN X merupakan penyemangat ker ja bagi setiap karyawan yang bekerja di PTPN X. “Kedatangan kami ke PG adalah un tuk belajar mengetahui bagaimana gula diproduksi. Selain itu, untuk mem berikan semangat suami yang sedang bekerja dalam pabrik gula,” ungkap Ketua IIKB PT. Perkebunan Nusantara
68
X, Nastiti Subiyono saat memberikan sambutan di Gedung Pertemuan PG Pesantren Baru, Kamis (16/10). Ditambahkan Nastiti, kunjungan ke pabrik gula merupakan program kerja divisi pendidikan IIKB PTPN X. Mereka yang mengikuti kunjungan ke PG Pesantren Baru adalah ibu-ibu dari kantor direksi, mulai dari ibu-ibu kepala divisi, kepala urusan hingga ibu-ibu purna tugas. “Mengapa mengajak ibu-ibu yang sudah purna tugas? Agar ibu-ibu terse but bisa bernostalgia ketika bapakbapaknya masih aktif bekerja dulu,” terang Nastiti. Nastiti pun bangga melihat pabrik gula sekarang jauh lebih baik diban
Ibu2 IIKB berfoto bersama GM PG Pesantren Baru, Drs. H. Arifin, MM
dingkan sebelumnya. Kalau dulu, kata Nastiti, pabrik gula sangat kotor, tidak terpelihara hingga produktifitas gulan ya juga tidak bagus. Semuanya berubah berkat kerja keras seluruh karyawan yang ada di pabrik gula milik PTPN X. “Bawaannya pengen mejeng terus dan foto-foto di dalam pabrik gula saja, karena PG sekarang bersih, sa ngat terawat dengan baik,” kata Nas titi, bangga. Dilanjut Nastiti, selain keadaan PG dahulu yang sangat tidak terawat, ba nyak perilaku karyawannya yang tidak patut dicontoh, seperti menanggalkan pakaian di sembarang tempat. Tetapi sekarang kondisi telah berubah 360 derajat.
waring
GM PG Pesantren Baru, Ir. H. M. Arifin, selaku tuan rumah mengakui, kehadiran ibu-ibu IIKB PTPN X me mang menjadi penyemangat karyawan yang sudah mulai lelah bekerja. Di sisa waktu giling ini, kata Arifin, semangat karyawan sudah mulai kedodoran. Untuk itu, kehadiran ibu-ibu menjadi penyemangat tersendiri untuk selu ruh karyawan Pabrik Gula Pesantren Baru. “Di Pesantren Baru, waktu giling sekitar 165 hari. Di sisa waktu ini, se mangat karyawan sudah mulai sedikit berkurang. Kedatangan ibu-ibu men jadi penyemangat tersendiri bagi me reka,” katanya. Ditambahkan Arifin, banyak hal yang kami pikirkan sehingga membuat kami lelah. Ada 3 barang yang dimiliki oleh PG Pesantren Baru yang sangat melimpah seperti gula, tetes, dan am pas. Kami berfikir keras bagaimana mendistribusikan barang-barang ter sebut. Indikator sederhana, sebuah pabrik gula sukses dalam musim giling adalah memiliki 3 barang tersebut da lam jumlah yang sangat melimpah. Arifin membenarkan, keberhasilan sebuah pabrik gula yang utama adalah dari karyawan itu sendiri. Hampir 3
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
GM PG Mritjan Drs. Dwi Djoto Poerwantono, MM menjelaskan kepada Ibu-Ibu IIKB saat berkunjung di PG Meritjan Kediri. foto-foto: Dery Ardiansyah
tahun, perubahan sikap dan perilaku tersebut diterapkan dan membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Dia ber cerita, dulu PG Pesantren Baru sangat kotor, banyak putung rokok dibuang sembarangan. Dengan usaha dan kerja keras semua karyawan, akhirnya pe rubahan sikap dan perilaku tersebut perlahan-lahan bisa berkurang. “Perlu diberi contoh perilaku yang baik untuk mengubah semuanya. Dulu, jika ada putung rokok yang bersera kan, saya yang memasukkan ke tempat
sampah. Lama kelamaan mereka malu sehingga mereka mengubahnya sendi ri tanpa diperintah,” lanjutnya. Sekarang, tambah Arifin, PG Pe santren Baru sudah memiliki banyak penghargaan yang membanggakan. Seluruh karyawan pun juga merasakan atas usaha dan kerja kerasnya mereka sendiri. “Semoga semua karyawan bangga dengan keadaan pabrik saat ini,” tu tupnya dilanjut tepuk tangan oleh ibuibu IIKB PTPN X.
69
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
stetoskop
[ kesehatan ]
eBola
Krisis Kesehatan Terburuk Era Modern Ebola sudah menjadi momok dunia. Ebola mempunyai tingkat mematikan yang tinggi. laporan: SiSKa PreSTiwaTi
m
ulamula, wabah Ebola hanya menye rang beberapa negara di Afrika Barat. Kini penyakit mulai menginfeksi langsung warga di Eropa dan Amerika. Bahkan, WHO menilai Ebola merupakan krisis kesehatan terburuk di zaman modern. Virus Ebola menjadi momok me matikan warga masyarakat dunia. Vi rus ini sangat mematikan dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa me nyembuhkan. Bahkan para dokter dan perawat harus menggunakan penga manan ekstra untuk pakaian dan se mua alat medis agar tidak tertular korban Ebola. Kepala Divisi Pelayanan Medis RS HVA Toeloengredjo, Dr. Anna Rahma wati mengatakan penyakit Virus Ebola
( EVD ) pertama kali muncul tahun 1976. Wabah saat ini di Afrika Barat ( kasus pertama Maret 2014 ) adalah yang terbesar dan kompleks. Virus ini juga menyebar ke negara di sekitarnya. Terparah adalah negara Guinea, Siera Lione dan Liberia. Asisten direktur Jenderal WHO, Bruce Aylward me nyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat virus Ebola hingga 20 Oktober 2014 mencapai 4.555 orang dari 9.216 kasus yang terdaftar di tu juh negara. Jumlah kasus baru menca pai 10.000 kasus tiap pekan. “Virus Ebola adalah salah satu jenis virus yang berasal dari gen Ebolavi rus,” kata Anna. Anna menjelaskan virus ini berasal dari Afrika dan sampai saat ini ada 4 type virus. Dari empat virus tersebut, tiga virus yang menyerang manusia ada 3 yaitu Ebola Zaire, Ivory Coast
dan Sudan. Sementara 1 type lain ha nya menular ke primata yaitu Ebola Reston. Adapun cara penularannya, jelas Anna, ada dua penularan yaitu dari manusia ke manusia dan dari hewan ke manusia. Untuk penularan dari manusia ke manusia, Virus ebola me nyebar lewat kontak langsung ( ku lit rusak atau selaput lendir ), dengan darah , sekresi ( keringat, air liur ), or gan atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi. “Bahkan bendabenda seperti meja kursi, tempat tidur, pakaian yang di pakai penderita, memakan buah yang disentuh penderita,” imbuhnya. Sedang dari hewan ke manusia bi asanya terjadi di Afrika binatang se perti monyet, simpanse, kelelawar dan binatang lain bisa membawa ebola dengan dengan cara penularan yang
Penyebab & Penularan virus ebola Proses penularan sehingga menyebabkan korban menderita virus ebola sangat sederhana.
BELUM ADA BUKTI BAhwA vIRUS INI MAMPU MENULARKAN LEwAT MEDIA UDARA SEPERTI INfLUENzA.
cUKUP DENGAN KoNTAK fISIK. BAIK BERSENTUhAN DENGAN KERINGAT, LIUR, DAN cAIRAN TUBUh LAINNyA. DENGAN MENyENTUh DAN ATAU MEMAKAN BUAh yANG SUDAh TERSENTUh oLEh KoRBAN.
70
MIToSNyA DI NEGARA TERINfEKSI, hANyA MENyEBUT KATA EBoLA MAKA SUDAh BISA TERINfEKSI.
PALING BERISIKo TERKENA ADALAh PERTAMA PARA TETANGGA, TEMAN, SAUDARA, KELUARGA KoRBAN. KEDUA PARA TENAGA MEDIS yANG MENANGANI PASIEN.
stetoskop
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
“yANG PERLU DIINGAT ADALAh vIRUS EBoLA TIDAK BISA MENULAR LEwAT UDARA DAN AIR DAN TIDAK ADA fAKToR PREDISPoSISI TERTENTU yANG MENyEBABKAN vIRUS EBoLA MUDAh MASUK KE DALAM TUBUh,” dr. anna rahmawati kepala Divisi Pelayanan Medis rs hVa Toeloengredjo foTo: Dery arDiansyah
sama seperti manusia ke manusia. “Yang perlu diingat adalah virus ebola tidak bisa menular lewat udara dan air dan tidak ada faktor predispo sisi tertentu yang menyebabkan virus ebola mudah masuk ke dalam tubuh,” ungkapnya. Anna menjelaskan virus Ebola bisa menyebabkan perdarahan internal dan eksternal serta merusak sistem kekebalan tubuh dan organ organ tu buh yang sangat penting. Kerusakan internal yang disebabkan virus ini menyebabkan darah sulit membeku, sehingga pasien bisa mengalami perd arahan hingga meninggal. “Penyakit ini memiliki tingkat ke matian yang tinggi yaitu 50 % 90% . Adapun penyebab kematian adalah karena perdarahan multi organ yaitu sulitnya darah membeku,” imbuhnya. Anna menambahkan tidak ada ge
A. Gejala awal yang diderita adalah pusing, nyeri, demam.
gejala PenderiTa Virus eBola
jala spesifik sehingga sangat sulit un tuk dideteksi. Sebab, gejalanya mirip dengan penyakit dan infeksi lain. Ge jala pertama bisa terlihat seperti flu yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, otot, rasa lelah dan kurang naf su makan. Namun ketika gejala ini te rus berlanjut tubuh akan mulai meng alami perdarahan seperti perdarahan gusi, hidung, mata, sekitar kuku jari, juga organ dalam seperti perdarahan saluran pencernaan dan perdarahan otak yang bisa menyebabkan kema tian. “Hingga saat ini, masih sulit mem bedakan EDV dari penyakit menular lainnya. Ada beberapa uji laboratori um yang bisa digunakan penyelidikan antara lain Antibodicapture enzyme – linked Immunosorbent Assay ( ELI SA ), Tes deteksi antigen capture, Uji netralisasi serum, RTPCR, Microscop
KENAPA EBoLA BISA MEMATIKAN?
Puncak dari rentetan gejala virus ebola di atas adalah pembuluh darah mengeluarkan banyak cairan tubuh. Efeknya tekanan darah menurun drastis sehingga semua organ penting seperti jantung, hati, ginjal, otak berhenti bekerja. PRoTEIN MANUSIA: Lapisan yang diambil dari sel inang meningkatkan infektivitas
b. selanjutnya muncul ruam-ruam di tubuh korban lalu diikuti dengan diare dan muntah seperti biasa. Proses ini terjadi selama 8 sampai 10 hari.
PEMBULUh DARAh
c. fase kritis selanjutnya adalah separuh penderita mengalami kencing darah dan atau muntah darah.
SELUBUNG vIRAL: Membran luar dipenuhi dengan peplomers glycoprotein - yang mengikat reseptor pada sel inang GENoM: salah satu molekul untai negatifsense rna (ribonucleic acid) yang constain gen dan protein polymerase. Polymerase memicu replikasi. negatif-sense rna adalah cermin-gambar messenger rna (mrna), versi yang diperlukan untuk replikasi.
LAPISAN MATRIx: Mengandung protein virus - vP40 dan 24 - yang memungkinkan virus pemula dan menonaktifkan respon imun inang yang terinfeksi
electron, Isolasi virus dengan kultur sel,” sebut dia. Masih menurut dr Anna, terus ber tambahnya kasus dan jumlah korban meninggal karena EDV ini karena hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Upaya un tuk membantu orang yang terjangkit meliputi pemberian cairan maupun intravena, serta pengobatan terhadap gejala yang spesifik termasuk produk darah, terapi kekebalan tubuh dan terapi obat saat ini dapat meningkat kan kelangsungan tubuh. Tidak ada lisensi vaksin yang tersedia, tapi 2 vak sin potensial sedang menjalani pengu jian keselamatan manusia. Meskipun di Indonesia dan wilayah ASEAN belum ada kasus ebola, ung kap Anna, namun sebaiknya seluruh masyarakat terus meningkatkan ke waspadaan dan menjaga kesehatan.
TiPs Mencegah eBola Hindari bepergian ke daerah wabah Ebola (Afrika barat, guinea, siera leone, nigeria). Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar (hand hygiene / cuci tangan, minum air dari botol yang masih tersegel, memasak daging dengan benar). Bila ada binatang yang mati di sekitar lingkungan kuburkan dengan benar dan pakai alat pelindung diri (sarung tangan, dll) sedang untuk petugas kesehatan untuk selalu merawat sesuai standar asuhan medis dan keperawatan serta keselamatan pasien. Mereka juga wajib memakai APD, bila ada pasien yg dicurigai terinveksi virus tersebut segera lapor kepada Dinas Kesehatan setempat.
71
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
bagasse
[ bugar & sehat ]
Piala Asia U-19
Gagal Lagi, Gagal Lagi... Timnas Garuda Jaya U-19 gagal mencapai target masuk final Piala Asia U-19. Meski demikian, Timnas Indonesia punya bibit unggul yang tak bisa dianggap sebelah mata.
72
Euforia kemenangan Piala AFF19 tak selaras dengan target menuju final Piala Asia U-19. Gegap gempita itu sirna setelah pada laga pertama di penyisihan grup Evan Dimas dkk me nelan kekalahan telak dengan Uzbeki stan (1-3). Langkah mereka semakin terseok setelah kalah lagi dengan Australia (0-1). Dan jadi semakin tidak berdaya ketika Evan Dimas cs, diremukkan Uni Emirat Arab dengan skor 1-4 pada laga terakhir di Stadion Wunna Theikdi Nay Pyi Daw, Selasa (14/10) lalu. Pun demikian, performance tim be sutan Indra Sjafri ini sudah memenuhi target. Pada babak penyisihan zona yang diselenggarakan di gelora Delta Sidoarjo, Evan Dimas mampu lolos dengan mengalahkan Laos dan Korea Selatan. Tetapi performance di babak penyi sihan ini tidak berlanjut di Myanmar. Banyak kalangan menilai penampil an Evan Dimas kurang meyakinkan
hanya faktor kepercayaan diri masingmasing pemain. Sebenarnya Timnas U-19 adalah salah satu tim yang diunggulkan. Tak pelak, kepulangan lebih awal itu juga membuat kecewa dari tim lain yang memandang Timnas sebagai lawan yang diperhitungkan. Kekecewaan itu hadir dari pelatih timnas Uni Emirat Arab U-19, Abdulla Mesfer. Menurut Mesfer, tak seharus nya tim Garuda Jaya pulang cepat dari ajang ini. “Indonesia sesungguhnya adalah tim yang sangat bagus. Tak semesti nya mereka pulang lebih awal. Mereka merupakan salah satu unggulan pada ajang ini,” ujar Mesfer. Roy Suryo ketika masih menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Men pora), menengarai penurunan per forma sebagai penyebab utama atas melempemnya penampilan Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala Asia U-19 2014 Myanmar.
Menurut Roy, penurunan tersebut sudah terjadi sejak turnamen Has sanal Bolkiah (HBT). Pada turnamen yang dijadikan pengganti keikutser taan Timnas U-19 ke Spanyol tersebut, Garuda Jaya juga tampil tidak sesuai harapan. Dalam persiapan penutup, seka lipun akhirnya berangkat ke Spanyol dan beruji coba dengan tim-tim junior La Liga seperti Barcelona, namun Roy Suryo menilai jika permainan Timnas Indonesia U-19 tidak berada di puncak permainan. “Meski begitu, kita jangan terpaku dengan kegagalan ini. Sebab, adik-adik ini memiliki harapan yang lebih baik. Karena itu, ayo segera bangkit dan menyusun ulang masa depan dengan membuat target baru,” katanya. Meski kalah, Timnas Garuda Jaya U-19 tetap disambut dengan antusias. Karena di kaki mereka persepakbo laan Indonesia punya masa depan. Roy memberikan apresiasi agar me
bagasse
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
reka tetap menyiapkan diri untuk karir mereka di jenjang yang lebih tinggi di Timnas U21 dan U23. Sambutan yang tak kalah penting juga datang dari para suporter. Ter bukti, kepulangan Timnas Garuda Jaya U19 dari ajang Piala Asia U19, men dapatkan sambutan luar biasa di Ban dara SoekarnoHatta, Kamis (16/10). Sambutan luar biasa ini rupanya direspon positif oleh tim Garuda Jaya. Pelatih Timnas U19, Indra Sjafri pun menyatakan rasa terima kasihnya ke pada suporter. “Penyambutan ini, sangat berarti bagi anakanak. Saya berterima kasih kepada suporter dari Gerakan Ayo! Indonesia Bisa yang tetap mendukung para pemain. Saya harap, mental anak anak akan kembali membara untuk berjuang di level selanjutnya,” terang Indra Sjafri. “Garuda Jaya memang gagal meraih impiannya untuk bisa berlaga di Piala Dunia U20. Namun, ini bukanlah akhir dari perjalanan tim ini. Mereka masih memiliki kesempatan untuk ber prestasi di level klub di dalam maupun luar negeri. Besar juga kemungkinan mereka kembali membela Indonesia di Timnas senior nanti,” tambahnya. giryadi - berbagai sumber
Official Timnas Garuda Jaya U-19
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
indra Sjafri - Pelatih kepala nursaelan - Pelatih fisik eko Purjianto - Asisten pelatih jarot Supriadi - Pelatih penjaga gawang Guntur Cahyo utomo - Pelatih mental alfan nur asyhar - Dokter tim aditya Prameswara ardhi - Fisioterapis randy nindito boboy - Administrator muhni - Perlengkapan ade ali - Perlengkapan ruddy William keeltjes - Penasihat teknik
# PoS 1 GK 12 GK 22 GK
Player Ravi Murdianto Mochammad Dicky Indrayana Rully Desrian
Date oF birth (aGe) January 8, 1995 (age 19) June 4, 1997 (age 17) December 19, 1996 (age 17)
2 3 4 5 13 14 16 18
DF DF DF DF DF DF DF DF
Putu Gede Juni Antara Febly Gushendra Mahdi Fahri Albaar Muhammad Fatchu Rochman Muhamad Sahrul Kurniawan Ricky Fajrin Saputra Hansamu Yama Pranata (Vice-Captain) Rudolof Yanto Basna
6 8 11 17 19 24
MF MF MF MF MF MF
7 9 10 15 20 23
FW FW FW FW FW FW
2 Februari 1963 13 November 1964 1 Februari 1976 22 Agustus 1964 19 September 1980 17 September 1982 5 Mei 1983 29 Mei 1983 13 Februari 1985 30 Juni 1980 23 Desember 1953
CaPS 24 0 2
GoalS 0 0 0
Club Mitra Kukar Unattached Semen Padang U-21
June 7, 1995 (age 19) February 24, 1995 (age 19) September 27, 1996 (age 18) June 28, 1995 (age 19) June 5, 1995 (age 19) September 1, 1996 (age 18) January 16, 1995 (age 19) June 12, 1995 (age 19)
27 2 6 29 27 2 29 0
2 0 0 1 0 0 1 0
Persebaya Surabaya Unattached Unattached Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya Unattached Barito Putera Sriwijaya U-21
Evan Dimas (Captain) Muhammad Hargianto Hendra Sandi Gunawan Paulo Sitanggang Zulfiandi Ichsan Kurniawan
March 13, 1995 (age 19) July 24, 1996 (age 18) February 10, 1995 (age 19) October 17, 1995 (age 19) July 17, 1995 (age 19) December 25, 1995 (age 18)
30 27 11 25 25 5
11 2 1 2 0 0
Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya Persiraja Banda Aceh Barito Putera Persebaya Surabaya Sriwijaya
Muhammad Dimas Drajad Dinan Yahdian Javier Muchlis Hadi Ning Syaifulloh Maldini Pali Ilham Udin Armaiyn Septian David Maulana
March 30, 1997 (age 17) April 6, 1995 (age 19) October 26, 1996 (age 18) January 27, 1995 (age 19) May 10, 1996 (age 18) September 1, 1996 (age 18)
14 13 23 23 28 1
9 0 7 1 8
Gresik United Unattached PSM Makassar PSM Makassar Persebaya Surabaya
73
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
filter
[ profil terpilih ]
Dwiyona Ayu Puspitadewi
Sambil Menyelam Raih Prestasi Dari dongeng putri duyung yang dibacanya semasa kecil, Dwiyona Ayu Puspitadewi, terdorong menggeluti olah raga renang. Sayang sekali, ia tak begitu berprestasi. Tetapi dunia air telah menjadi kecintaannya. Ia beralih ke cabor selam. Di sinilah prestasinya melesat.
S
laporan: Siska Prestiwati
74
uasana kolam re nang Tirta Krida Juanda yang bera da di kompleks TNI AL Juanda, Sidoarjo, masih lengang ketika reporter PTPN X Magz tiba. Loket tiket masuk pun masih belum dibuka. Di luar pintu masuk, ada beberapa anak muda, sepasang suami istri bersama putra-putrinya. Mereka tampak tidak sabar untuk menghabiskan hari libur di sana. Sementara di dalam tampak lantai sedang dibersihkan oleh dua orang petugas kebersihan. Setelah menunggu beberapa lama, pintu pun dibuka dan semua orang yang sudah menunggu langsung me nyerbu masuk ke dalam. Dalam seke jap, suasana kolam pun menjadi riuh rendah suara canda tawa pengunjung. “Di sinilah tempat saya latihan re nang dan menyelam,” kata Dwiyona Ayu Puspitadewi ramah. Ia adalah salah satu atlet selam Jawa Timur yang sudah mengantongi beberapa medali kejuaraan. Kepada PTPN X Magz, Dewi – begi tu dia biasa disapa – menuturkan bah wa sejak kecil dirinya sangat menyukai air. Kesukaan pada dunia air didorong oleh kecintaannya pada kisah tentang putri duyung dan dunia bawah laut. Hal itulah yang membuatnya sangat menyukai olah raga air. Orang tuanya pun mendukungnya dengan mendaft arkannya pada sebuah klub renang di Surabaya yaitu Club Suryanaga pada usia 8 tahun.
Di usia yang masih belia, Dewi te lah berhasil mengukir prestasi bidang olahraga selam. Bahkan, gadis yang kini tercatat sebagai mahasiswi Uni versitas Airlangga (Unair) ini pernah mengikuti ajang selam internasional dan masuk dalam peringkat sepuluh besar.
Puluhan prestasi yang berhasil di capainya tidak datang dengan tiba-ti ba, melainkan dengan perjuangan dan tekad yang bulat. Dewi pernah dila rang kedua orang tuanya untuk melan jutkan hobi renang dan selam, bahkan dokter melarangnya untuk menyelam karena tulang kakinya sempat retak.
Dewi, saat menjalani latihan di Kolam Renang Juanda Sidoarjo.
filter
Namun semua itu tidak menghalang inya untuk mewujudkan mimpinya untuk berdiri di atas podium kemena ngan. “Tidak tahu kenapa, saya suka seka li di air. Rasanya seperti menemukan dunia lain yang penuh keceriaan. Saat kita sedih, tidak akan ada orang yang tahu kalau kita sedang menangis,” ujar putri kedua dari Victorianus L Maiti mo, Kepala Urusan Komunikasi Peru sahaan Kantor Direksi PTPN X. Setelah bergabung selama hampir dua tahun di Club Suryanaga, untuk kali pertama pada usia 10 tahun diri nya mengikuti sebuah kompetisi yaitu lomba renang tingkat kelompok umur (KU) E putri dan mendapat juara dua. Terakhir pada usia 13 tahun, di rinya mendapatkan juara ketiga dalam sebuah ajang kejuaraan renang antar perkumpulan daerah di Lumajang un tuk KU D putri. “Karena prestasi minim dan sering kalah di renang, orang tua sempat melarang saya untuk melanjutkan
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
olahraga ini,” ungkap gadis yang kini tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Hukum ini. Dewi menambahkan larangan kedua orang tuanya tersebut tidak lah menjadi halangan bagi dia untuk mewujudkan impiannya yaitu bisa berdiri dan menerima medali di po dium kemenangan. Sang pelatih menyarankan dirinya beralih ke olahraga selam, dan saat itu Dewi langsung menerima saran tersebut. Setelah berlatih cukup keras di olahraga selam, Dewi pun mulai mengikuti beberapa lomba. Benar, akhirnya dia pun selalu bisa membawa pulang medali. “Untuk olahraga selam ini, saya mulai ikut kompetisi sejak tahun 2007 dan alhamdulillah selalu dapat juara,” ungkap gadis kelahiran Surabaya, 18 Juli 1996 ini. Di cabang olahraga ini, sambung Dewi, dirinya juga mempelajari teknik menyelam dengan menggunakan dua jenis bantuan kaki, yaitu monofin (kaki
putri duyung) dan bifin (kaki katak). Untuk mendapatkan prestasi di cabor selam ini tidak gampang. Setidaknya selama menekuni cabor ini, ia pernah mengalami cidera yang cukup fatal. Dia sempat mengalami cidera retak kaki, saat latihan teknik menyelam dengan monofin. Akibat cidera itu, dokter sempat melarangnya untuk melanjutkan ke giatan menyelam. Hal tersebut sangat menyakitkan bagi Dewi. Tetapi Dewi pantang menyerah. Dia menolak ber henti menyelam. “Impian saya masih belum tercapai dan saya tidak mau berhenti menye lam. Karena kaki saya retak dan tidak kuat menahan beratnya monofin, maka saya masih bisa berprestasi dengan bi fin,” tegasnya. Kekuatan tekad dan semangat alumnus SMAN 6 Surabaya ini pun kembali menghantarkannya ke bebe rapa kejuaraan dan berhasil membawa pulang medali. Bahkan pada Tahun 2010 silam, Dewi mengikuti kejuaran
foto: Dery Ardiansyah
75
filter
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
“SAAT ITU, SAyA SEMPAT TERSESAT DAN KELUAR DARI jALUR KIRA-KIRA 3 SAMPAI 4 KM. SETELAh BERhENTI DAN BERTEMU DENGAN DUA PESERTA LAIN yANG jUGA TERSESAT, KAMI BISA KEMBALI KE jALUR yANG BENAR. TERSESAT SAjA SAyA MASIh BERADA DI PERINGKAT 6 BESAR, coBA KALAU SAyA TIDAK TERSESAT, MUNGKIN BISA DI PERINGKAT TIGA BESAR,” berstandar Internasional yaitu Event Selat Riau & Festival Bahari 10.000 Meter Bifins Swimming Kelompok Umur Terbuka Putri yang diikuti tiga negara yaitu Amerika Serikat, Austra lia dan Indonesia. Bagi Dewi, event Selat Riau & Festi val Bahari adalah kejuaran yang paling berkesan baginya. Selain medannya adalah laut lepas, dia pun bisa bertan ding dengan atlet selam dari negara lain yang sudah lebih senior diban dingkan dirinya. Tak hanya itu, pada ajang internasional ini, dia pun sem pat mengalami kesulitan. “Saat itu, saya sempat tersesat dan keluar dari jalur kirakira 3 sampai 4 km. Setelah berhenti dan bertemu de ngan dua peserta lain yang juga ters esat, kami bisa kembali ke jalur yang benar. Tersesat saja saya masih berada di peringkat 6 besar, coba kalau saya tidak tersesat, mungkin bisa di pering
kat tiga besar,” tuturnya optimistis. Masih menurut Dewi, banyak man faat yang bisa didapatkan dari cabor selam ini. Selain dirinya bisa bermain air, dia pun bisa mengukir prestasi dan bisa mendapatkan banyak teman. Se lain itu, dirinya juga bisa membangun mental, sebab pelatih yang ratarata seorang anggota TNI AL juga menga jarkan untuk disiplin, pantang menye rah dan selalu optimistis dalam meng hadapi sesuatu. “Pokoknya senang banget. Apalagi kalau menang, selain dapat medali, juga dapat uang,” katanya sambil ter tawa kecil. Penggemar jalanjalan ini menye butkan untuk besaran uang yang diteri manya memang bervariasi tergantung jenis kejuaraan dan juara berapa yang didapatkannya. Selama dirinya men jadi atlet, Dewi mengaku uang hadiah yang paling besar diterimannya adalah
Rp 26 juta. Uang besar itu didapatkan dari juara pertama dan bertepatan saat itu dirinya sedang berulang tahun yang ke15. Seperti atlet pada umumnya, Dewi pun memiliki jadwal latihan yang pa dat dan harus menjaga asupan gizi agar dia selalu prima dan siap berlaga da lam setiap kejuaraan. Namun, semua itu bagi Dewi adalah hal yang menye nangkan. Apalagi dengan kehadiran Erna Victorianus, ibunda Dewi, seba gai orang yang selalu mendampingi Dewi latihan dan mengkuti kejuaraan dimana saja termasuk saat lomba di Batam Riau. Baginya, yang terpen ting adalah prestasi dan kesehatan. “Meskipun saya mengejar prestasi di bidang olahraga, saya juga mengejar prestasi di bidang akademik. Bagi saya prestasi di olahraga maupun di bidang akademik samasama penting dan ha rus berjalan beriringan,” tandasnya.
dereTan PresTasi dewi 2007 Piala koni Surabaya: Juara 1: 4x100 M Estafet Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 1: 4x50 M Estafet Putri Bifins Swimming Yunior C 2009 Piala koni Surabaya: Juara 1: 4x100 M Estafet Putri Bifins Swimming Yunior D Juara 1: 4x50 M Estafet Putri Bifins Swimming Yunior D 2010 Piala koni Surabaya: Juara 1: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 3: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 1: 4x50 M Estafet Putri Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka PIALA WALIKOtA SURABAYA: Juara 1: 500 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 1: 1.000 M Putri Bifins Swimming Yunior C KEJURDA( KEJUARAAN DAERAH): Juara 3: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 1: 500 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 1: 1.000 M Putri Bifins Swimming Yunior C SELAt RIAU & FEStIVAL BAHARI (INtERNASIONAL): Juara 6: 10.000 M Bifins Swimming Kelompo Umur terbuka Putri
76
2011 Piala koni Surabaya: Juara 1: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 2: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior C
Juara 2 - 200 M Putri Bifins Swimming Yunior C PIALA WALIKOtA SURABAYA: Juara 1: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 2: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior C KEJURDA( KEJUARAAN DAERAH): Juara 3: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 2: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 3: 200 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 3: 500 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 3: 1.000 M Putri Bifins Swimming Yunior C Juara 3: 10.000 M Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka Putri KEJURNAS (KEJUARAAN NASIONAL): Juara 1: 50 M Putri Bifins Swimming Kelompok Umur 14-15 Juara 1: 100 M Putri Bifins Swimming Kelompok Umur 14-15 Juara 3: 200 M Putri Bifins Swimming Kelompok Umur 14-15 PEKAN OLAH RAGA PROVINSI JAWA tIMUR (PORPROV): Juara 2: 50 M Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka Putri Juara 1: 100 M Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka Putri SELAt MADURA HUt ARMADA RI KE-66: Juara 3: 5.000 M Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka Umum Putri 2012 Piala koni Surabaya: Juara 3: 200 M Putri Bifins Swimming Yunior B
PIALA WALIKOtA SURABAYA: Juara 3: 200 M Putri Bifins Swimming Yunior B KEJURDA( KEJUARAAN DAERAH): Juara 2: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 2: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior B KEJURNAS (KEJUARAAN NASIONAL): Juara 1: 4x50 M Estafet Putri Bifins Swimming Kelompok Umur 16-17 Juara 1: 4x100 M Estafet Putri Bifins Swimming Kelompok Umur 16-17 2013 Piala koni Surabaya: Juara 2: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 2: 100 M Putri Bifins Swimming Yunior B PIALA WALIKOtA SURABAYA: Juara 2: 500 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 3: 1000 M Putri Bifins Swimming Yunior B KEJURDA( KEJUARAAN DAERAH): Juara 2: 50 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 2: 200 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 3: 500 M Putri Bifins Swimming Yunior B Juara 3: 1000 M Putri Bifins Swimming Yunior B PEKAN OLAH RAGA PROVINSI JAWA tIMUR (PORPROV): Juara 2: 4x100 M Estafet Bifins Swimming Kelompok Umur terbuka Putri 2014 kejurDa( kejuaraan Daerah): Juara 3: 200 M Putri Bifins Swimming Kelompok Umur A
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
LoMBA KARyA TULIS PTPN-x
Lomba Karya TuLis PenDahuluan Sumberdaya manusia merupakan salah satu aset perusahaan yang tidak ternilai harganya. Maju mundurnya perusahaan tergantung dari kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia dalam mengejawantahkan serta mengimplementasikan blue print aksi korporasi. Pada konteks ini, PtPN X memiliki tata nilai yang melandasi upaya meng-upgrade kompetensi karyawannya, yaitu ProVISI (Profesional, Visioner, Sinergi, Integritas), kemudian juga didukung oleh budaya kerja perusahaan yaitu 3P (Profesional, Produktif dan Pembelajar) untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang maju dan berkualitas. Dalam rangka mewujudkan budaya kerja tersebut masih banyak hal yang harus dibenahi oleh perusahaan baik dari aspek kebijakan, respon atas perubahan eksternal yang dinamis, seperti ASEAN Economic Community dan lain sebagainya. Atas dasar tersebut, Lomba Karya tulis PtPN X tahun ini akan mengangkat tema yang terkait dengan Sumberdaya Manusia. jaDWal Pelaksanaan program ini akan dilakukan dalam waktu sekitar enam bulan mulai dari tahap persiapan, sosialisasi program, pengumpulan naskah, penjurian, hingga pengumuman pemenang. Adapun rincian jadwal selengkapnya tersaji dalam tabel. No.
KEGIATAN
jADwAL
1.
Persiapan
oktober - Desember 2014
2.
sosialisasi Program
Desember 2014
3.
Pengumpulan dan seleksi naskah
1 Desember 2014 s/d 28 februari 2015
4.
Penjurian
2-7 Maret 2015
5.
Pengumuman Pemenang
9 Maret 2015
6.
Penyerahan hadiah pada saat perayaan ulang tahun PTPn X
11 Maret 2015 (tentatif)
ketentuan lomba 3.1 tema lomba MENGGALI POtENSI KARYAWAN UNtUK MENGAKSELERASI KINERJA PERUSAHAAN PERANAN MANAJEMEN PtPN X DALAM MENGELOLA KARYAWAN SEBAGAI ASEt PERUSAHAAN KESIAPAN SDM PtPN X MENGHADAPI MASYARAKAt EKONOMI ASEAN 2015 3.2 Persyaratan Naskah yang dilombakan berbentuk tulisan essay dengan gaya bahasa ilmiah-populer. Peserta lomba adalah karyawan/karyawati PtPN X, anak perusahaan PtPN X beserta keluarganya, baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri. Bagi para pemenang yang telah 2 kali memenangkan LKtI 2013 dan 2014 tidak diperkenankan mengikuti LKtI 2015. tulisan yang dilombakan harus sudah dimuat di blog dan/ atau sosial media (facebook, twitter) pada periode 1 Desember 2014 – 28 Februari 2015. Peserta wajib membagi tulisan atau link dari alamat blog yang berisi tulisan ke sosial media seperti Facebook atau twitter.. Karya tulis yang dilombakan harus asli, bukan saduran, dan bukan terjemahan. Panjang tulisan 700-2.000 kata. Karya tulis dikerjakan secara individu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan maksimal 3 (tiga) karya tulis. Seluruh karya tulis yang masuk bisa dipergunakan untuk kepentingan PtPN X dengan tetap mencantumkan sumbernya. Naskah wajib dikirimkan dalam bentuk hard copy ke alamat panitia dan soft copy melalui surat elektronik (e-mail). Link di blog dan atau sosial media yang memuat tulisan peserta, wajib disertakan dalam pengiriman. Pengiriman naskah wajib dilampiri foto terbaru dan identitas yang berlaku (KtP/SIM/Paspor). Naskah diterima paling lambat 28 Februari 2015 (cap pos).
77
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
nira
[ kuliner nusantara ]
”The Sate Adventure”
in Bandung Lain Surabaya lain Bandung, lain pula satenya, Bung.
78
nira
Laporan: Dhimam Abror Djuraid
B
eberapa bulan terakhir ini saya rutin ke Bandung, paling tidak sebulan dua kali. Di tengah kesibukan pekerjaan, saya tidak melewatkan ber wisata kuliner. Siapa yang tidak tahu ke nikmatan kuliner khas Ban dung? Semua pecinta kuliner yang paling ekspert sampai yang awam pun tahu betul kehebatan kuliner Bandung dan Jawa Barat. Saya juga melakukannya. Tapi, sebagai penggemar sate kambing, saya secara khusus melakukan petualangan kecil untuk menjelajah kuliner sate kambing di Bandung. The sate adventure di Bandung dan Jawa Barat ini sungguh mengasyikkan, ka rena tradisi sate kambing di Bandung berbeda dengan di Jawa Timur atau di Surabaya. Ka lau kita ingin berwisata kuliner sate kambing di Surabaya kita tidak akan bisa menghindari pengaruh masakan Timur Tengah. Bahkan, bisa disebut, kuliner kambing dengan segala vari annya--mulai dari sate, gule, kambing bakar, kambing oven, sup, dll--semua yang paling top di Surabaya dan Ma
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
lang akan didominasi oleh rumah ma kan Timur Tengah atau citarasa Arab. Di Bandung, pengaruh citarasa Timur Tengah tidak sehebat di Sura baya. Tapi, tentu saja pengaruh citara sa Arab masih tetap terasa dan tidak mungkin hilang sama sekali. Saya sengaja berpetualang kecil
dengan mencari warung dan restoran sate kambing yang sangat banyak tersebar di Bandung. Kalau Anda mencari referensi di internet akan ada rekomendasi lima sampai tujuh gerai sate kambing yang wajib dicoba. Saya tidak akan berdebat mengenai reko mendasi itu karena semua bergantung selera.
SATE HADORI Yang pertama dan the most recommended bagi saya adalah Sate Hadori. Ini tempat favorit saya untuk menyan tap sate di Bandung atas beberapa per timbangan. Warung ini terletak di Jl. Stasiun Timur masuk ke arah terminal. Tem patnya yang nylempit dan agak tersembunyi membuat nya tak kelihatan dari jalan raya. Dari parkiran harus lewat jalan sempit beberapa meter dan bahkan meloncat pagar dan selokan kecil. Ini justru menambah sensasi. Ini dia sate asli yang diba kar pakai lemak atau bersih dan dibakar tanpa diolesi apa pun disajikan dgn kecap atau kacang. Ada pula tongseng serta gule sebagai pelengkap, yang agak keruh oleh lemak karena diisi sisa-sisa tetelan. Setiap kali ke situ saya menjumpai pengamen gitar tunggal yang selalu menyanyikan lagulagu klasik The Bee Gees. Gaya bergitar dan bernyanyinya dimirip-miripkan dengan vocal Gibb bersaudara. Sambil menyantap sate saya bisa mendengar ia menyenandungkan First of May atau Don’t Forget to Remember. Ke tika di-request untuk menyanyikan lagu-lagu apapun dari Bee Gees, sang
79
nira
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
pengamen siap. Dia tak menganggu, tetap menyanyi tanpa memintaminta. Asyik dan nikmat seperti sate dan gu lenya. Di depan warung dipajang sederet paha kambing. Pemandangan ini men jadi semacam appetizer atau pembuka selera yang menambah sensasi. Da ging sineret di kaki paha sampil yang empuk. Atau daging lamusir yang ti dak selembut sineret tapi teksturnya memberi kenikmatan yang berbeda. Daging kambing kemudian dibawa ke hamparan meja di depan para pe ngunjung. Seperti chef profesional Jepang yang menyajikan yakiniku dan memasaknya di depan tamu restoran, keunikan Hadori adalah karena ia me motong daging di dalam warung di depan meja makan pengunjung, jadi pengunjung bisa memilih sendiri da ging kesukaannya. Mau pakai lemak, jeroan, atau bersih, silakan.
80
* * * * aDa pilihan bumbu kacang atau pun kecap. Di meja juga disediakan acar ketimun dan wortel, plus teh tawar panas gratis. Saya punya kebiasaan selalu menyantap sate tanpa bumbu untuk bisa merasakan kenikmatan asli sate. Kita bisa tahu kehalusan dan kelembutan daging kambingnya seka ligus tahu keterampilan pengolahnya. Kalau bau lebus masih terasa, berarti kurang terampil mengolahnya. Sesekali saya makan lemak/gajih yang lembut dan gurih, juga tanpa bumbu. Makan jerohan hati pun terasa benar gurihnya tanpa dikontaminasi bumbu yang bisa jadi manipulatif. Ahli kuliner tidak pernah mereko mendasikan cara makan sate seperti itu, tapi itulah yang selalu saya laku kan ketika sate masih dalam keadaan panas. Penikmat kopi sejati akan meminum
kopi tanpa gula karena gula merusak kekhasan citarasa kopi sebagaimana bumbu juga merusak citarasa sate. Ketika harus memesan gule pun saya tidak memasukkan kuah gule ke piring nasi, tapi menikmatinya lang sung dari mangkuk. Sekali lagi ini cara paling enak untuk tetap merasakan ke nikmatan sate kambing. Sate h.m harriS Terletak di Jl Asia Afrika, sate Har ris ngetop saat pemilu ketika Ical dan Prabowo makan disitu. Sate ini buka 24 jam sehingga populer untuk kala ngan yang suka cari makan lewat te ngah malam, atau mereka yang baru menikmati dunia gemerlap. Pilihan sate kambing lemak, tanpa lemak dan jerohan, semua tersedia. Ada gule yang disajikan dengan daging bersih tanpa lemak dengan hanya sedikit santan. Umumnya, gule diisi tetelan daging dan tulang, tapi disini diisi daging yang bersih dan empuk. Sate disajikan dalam hotplate untuk menjaga tetap hangat. Tapi bagi saya hotplate kurang asyik karena sensasi bakar arangnya berkurang. Memang kelebihannya rasa panas tetap terjaga. Tapi sensasi arang yang penting bagi unsur sate jadi berkurang. Keahlian penyajian dan pengolahan sate terlihat dari keterampilan membakar, apakah well done atau rare. Memang, penikmat sate tidak diperlakukan seperti penikmat steak yang selalu ditanya kematangan da ging yang diinginkannya. Namun kua litas arang sangat mempengaruhi rasa sate, apakah dari batok kelapa atau arang kayu bakar hitam. Hotplate me ngurangi unsur penting dalam proses penyatean itu. Tapi, terlepas dari itu sate H.M Har ris adalah salah satu yang most recommended di Bandung. Saya sudah mencoba kirakira sepuluh gerai di Bandung, Hadori dan Harris termasuk yang paling asyik. Sate maranGGi Saya naik mobil dari Bandung ke Purwakarta lewat jalan tol kirakira memakan waktu 45 menit. Masuk kota Purwakarta yang lebih padat dari pada ratarata kota kabupaten di Jawa Timur, saya melihat kota yang cukup hidup. Saya menembus kepadatan lalu lin
nira
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
tas menyisir jalan raya menuju keluar kota ke arah jalan alternatif menuju Jakarta. Di tengah hutan jati saya menemu kan sate Maranggi khas Priangan. Gerainya berada di pinggiran hutan jati yang luas dengan truk besar serta bus yang lalu lalang di jalanan Bungur sari yang menghubungkan Bandung Jakarta. Meski jauh di tengah hutan, tapi Anda akan melongo menyaksikan ratusan orang (ya, ratusan) antre ma kan siang. Orang datang berkelompok delapan sampai belasan, dan banyak yang berpakaian seragam kerja. Kelihatan seperti food court spesial sate. Bangkubangku dan mejameja besar panjang berjajar, semua penuh, seperti orang sedang pesta besar. Kepulan asap bakar berpadu de ngan deru dan debu bus dan truk yang berseliweran. Makan di Sate Maranggi selalu GPL alias “gak pake lama”. Ada sekitar 150
karyawan yang melayani konsumen di area terbuka seluas lapangan bola itu. Sensasi uniknya kita bisa makan di tengah kesejukan hutan jati. Ada sate kambing yang disajikan seperti dicincang dan dibakar dengan bumbu, lalu disajikan dengan pilihan bumbu kacang atau kecap dengan potongan cabe dan tomat. Kali ini pun saya me nikmatinya tanpa bumbu, dan terasa sekali tekstur daging cincang yang gurih. Sebelum menikmati sate, disajikan side dish penganan mulai jajanan tra disional sampai tahu dan tempe gore ng. Yang tak suka sate, ada ikan bakar gurami atau nila yg besar dan enak. Warung ini berdiri sejak awal 1990. Mulanya tidak terlalu besar, tapi terus berkembang sampai sebesar sekarang. Ini bukti bahwa sate ini banyak sekali penggemarnya. Mereka sengaja datang dari kotakota sekitar, dan juga Jakar ta, untuk merasakan sensasinya.
Pabrik Gula lestari
DI BANDUNG, PENGARUh cITARASA TIMUR TENGAh TIDAK SEhEBAT DI SURABAyA. TAPI, TENTU SAjA PENGARUh cITARASA ARAB MASIh TETAP TERASA DAN TIDAK MUNGKIN hILANG SAMA SEKALI.
Desa ngrombot, kecamatan Patianrowo, nganjuk 64391 telepon: 0358-552468, 551439 | Fax: 0358-552468
81
nira
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Sate Duduki Peringkat ke-14 World’s 50 Most Delicious Foods “Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia. Di sini sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa. Bahkan India tak bisa mengakui sebagai asal mulanya karena hidangan ini merupakan pengaruh Timur Tengah.” — jennifer brennan ( Encyclopaedia of Chinese and Oriental Cookery Authentic Recipes and Cooking Techniques -1988 )
82
Sate adalah hidangan yang sangat populer, dapat ditemukan di seluruh pelosok indonesia. Dengan kata lain, makanan ini telah dinobatkan sebagai salah satu masakan nusantara. Sate juga populer di negara-negara di Asia tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan thailand. Sate juga cukup terkenal di Belanda. Sebagai ’oleh-oleh’ dari negeri kolonial, orang Belanda membawa sate dan banyak resep masakan khas Indonesia lainnya ke negerinya, hingga kini seni memasak Indonesia juga memberi banyak pengaruh pada ragam kuliner di negeri kincir angin tersebut. Bahkan sate pun menjadi salah satu hidangan yang disajikan secara Rijsttafel (cara penyajian makanan berseri dengan menu dari berbagai daerah kolonial Hindia Belanda) dalam acara jamuan makan kerajaan di Belanda. Dalam penyajiannya, makanan berbahan dasar daging yang dipotong kecil-kecil ini dirangkai pada tusukan yang biasanya terbuat dari bambu kemudian dibakar di atas bara arang kayu, diberi bumbu semacam saus, bisa berupa kecap, saus kacang, atau yang lainnya. Sate dimakan dengan nasi hangat dan di beberapa daerah disajikan dengan lontong atau ketupat. Biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit Hampir semua daging bisa dijadikan bahan sate. Daging ayam, kambing, domba, sapi, kerbau, kelinci, kuda, babi, dan lain-lain. Sate dapat diperoleh dari pedagang keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas.
Dengan berbagai macam suku dan tradisi seni memasak yang dimiliki, Indonesia menghasilkan resep dan cara pembuatan sate yang beraneka ragam pula. Oleh karena keberagamannya sate Indonesia terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World’s 50 most delicious foods (50 hidangan paling lezat di dunia) melalui pooling pembaca yang digelar oleh CNN Go pada tahun 2011. Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepang, shish kebab dari turki, shashlik dari Kaukasia, chuanr dari China, dan sosatie dari Afrika Selatan. aSal mula Kata “sate” atau “satai” diduga berasal dari bahasa tamil. Konon sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, bersa bersamaan dengan gelombang pendatang timur tengah dan pedagang Muslim tamil dan Gujarat dari India ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan da daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab. teori lain mengusul mengusulkan bahwa asal kata sate Minnanberasal dari istilah Minnan-tionghoa yaitu sa tae bak yang berarti tiga potong daging. Akan tetapi teori ini diragukan karena secara tradisional sate terdiri dari empat potong daging, bukan tiga. Sedangkan angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan dalam kebudayaan tionghoa. Warga tionghoa Indonesia juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas
atau kecap manis dengan tambahan bumbubumbu oriental, sehingga sate tionghoa memiliki cita rasa tersendiri. Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh kepulauan Nusantara yang menghasilkan beraneka ragam variasi sate. Pada akhir abad ke-19, sate telah menyeberangi selat Malaka menuju Malaysia, Singapura, dan thailand, dibawa oleh perantau Jawa dan Madura yang mulai berdagang sate di negeri jiran tersebut. Pada abad ke-19 istilah sate berpindah bersamaan dengan perpindahan pendatang Melayu dari Hindia Belanda menuju Afrika Selatan, di sana sate dikenal dengan nama sosatie. beraGam Sate inDoneSia Indonesia memiliki koleksi jenis sate paling kaya di dunia. Variasi sate di Indonesia biasanya dinamakan berdasarkan tempat asal resep sate tersebut, jenis dagingnya, bahannya, atau proses pembuatannya. Dari banyak ragam sate nusantara, diantaranya adalah: Sate madura Berasal dari Pulau Madura, sate jenis ini adalah yang paling populer di Indonesia. Bahan dagingnya adalah daging ayam atau kambing, dengan bumbu kecap manis dan gula jawa, dicampur bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis ditambah irisan bawang merah. Sate Madura menggunakan irisan daging yang lebih kecil. Sate Padang Hidangan dari Padang dan daerah sekitarnya di Sumatera Barat yang terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utamanya adalah saus kuah kuning yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam. Sate Padang terbagi atas dua jenis, Sate Padang Pariaman danPadang Panjang, yang berbeda dalam cita rasa saus bumbu kuningnya. Sate Ponorogo Sate yang berasal dari Kota Ponorogo, Jawa timur ini terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap manis dan bumbu yang disebut proses “bacem”, agar bumbunya masuk meresap. Dihidangkan de-
nira
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
ngan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Berbeda dengan jumlah potongan daging sate pada umumnya, sate Ponorogo terdiri dari lima potong daging dan dalam setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang. Dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang. Sate tegal Sate kambing muda yang berumur di bawah lima bulan; julukannya di tegal adalah sate “balibul” singkatan dari “baru lima bulan”. Dipanggang dalam satuan kodi, yang terdiri atas dua puluh tusuk tiap tusuk terdiri dari empat potong daging dengan urutan: dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging. Dipanggang di atas bara arang kayu. Kadang kala potongan lemak dapat diganti hati, jantung, atau ginjal kambing. Daging ini tidak dibumbui sebelum dipanggang. Saat disajikan, disertai kecap manis yang diencerkan dengan air panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih, ditaburi bawang goreng. Sate ambal Sate dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa tengah. Berbahan daging ayam kampung. Keunikannya adalah sausnya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe dihaluskan yang dicampur cabai dan aneka bumbu lainnya. Daging ayam dibaluri dan direndam bumbu selama dua jam agar rasanya meresap. Sate ini dimakan dengan ketupat. Sate makassar Dari Sulawesi Selatan, sate ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang terbuat dari belimbing dan cabai rawit. Rasanya khas asam dan pedas. tidak seperti sate lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu.
Sate buntel Sate Khas Kota Surakarta, Jawa tengah. terbuat dari daging sapi atau kambing cincang (terutama bagian perut atau iga). Dibungkus selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab timur tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, sate kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica. Sate lilit Variasi sate dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang berbahan daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Daging cincang ini dicampur parutan kelapa, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang kayu. Sate Pusut Hidangan dari Pulau Lombok. terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan dipanggang dengan bara arang. Sate kerbau Sate dari kota Kudus, tempat sebagian umat muslim menghindari memakan daging sapi sebagai bentuk toleransi pada umat Hindu. Daging kerbau dimasak dengan gula jawa, ketumbar, jintan putih, dan bumbu lainnya hingga empuk. Beberapa pedagang menggiling dagingnya dulu agar lebih empuk. Kemudian dipanggang , disajikan dengan saus bumbu yang terbuat dari santan, gula jawa, dan bumbu lainnya. Secara tradisional sate ini disajikan di atas daun jati. Sate bulus Juga hidangan sate langka dari Yogyakarta. terbuat dari daging bulus. (softshell turtle). Disa-
jikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis. Daging bulus juga disajikan sebagai tongseng. Sate ular Sate eksotik dan langka yang biasanya disajikan di rumah makan atau warung yang menyediakan daging unik seperti daging ular dan kadal, misalnya di dekat Stasiun Gubeng di Surabaya, atau daerah Mangga Besar dan Stasiun tebet di Jakarta. Biasanya menggunakan daging ular sendok, kobra, atau ular sanca). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, acar, dan kecap manis. Sate kere (sate orang miskin) Sate vegetarian murah yang dibuat dari tempe giling (lebih dikenal dengan sebutan tempe gembus) dari Kota Solo, disajikan dengan bumbu kacang dan acar. Istilah “kere” dalam bahasa Jawa berarti “miskin”. Konon untuk memberi kesempatan bagi warga miskin menikmati sate karena zaman kolonial daging adalah barang mewah. Sate kelapa Sate yang dibuat dari dua atau tiga irisan daging sapi yang ditusuk dan dibalut dengan parutan kelapa muda yang bercampur bumbu, kemudian dikepal sampai berbentuk oval panjang setelah itu sate digoreng dengan minyak goreng sampai balutan parutan kelapa muda berwarna cokelat. Inilah salah satu dari sate yang tidak dipanggang dan merupakan sate tradisional Jawa yang dihidangkan pada acara khusus selamatan tradisi di Jawa timur. Sate bekicot Bekicot diambil dulu dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil daging bekicot, kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan dipanggang di atas bara api. angger Putranto
Pabrik Gula NGadiredjo Desa Jambean, Kecamatan Kras - Kediri 64102 Tlp: 0354-479700 | Fax: 0354-477178
Segenap Pimpinan & karyawan
mengucapkan:
Selamat Natal 2014 dan Tahun Baru 2015
83
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
dekblad
[ parade keindahan alam dunia ]
Berkunjung
ke Museum Kereta Api Supercepat Jepang dikenal dengan teknologi kereta api tercepat di dunia. Museumnya juga sangat menarik untuk dikunjungi. 84
dekblad
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
laporan: ToToK Sarwo eDi
m
eSkipun sejak Hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014 Pemerintah Jepang sudah memperingatkan akan datang nya Badai Halong dengan kecepatan 200 km/jam pada Hari Sabtu hingga Minggu, hal tersebut tidak menyurutkan niat saya untuk mengunjungi SC Maglev & Railway Park di Nagoya. Dua tempat itu berjarak kurang lebih 275 km dari Hotel Hankyu di Osaka tempat saya menginap. Untuk menuju ke SCMaglev & Railway Park, saya harus berganti dua kali kereta api local dan satu kali naik Shinkansen untuk ke stasiun Nagoya. Harapan untuk berkunjung ke museum kereta api SC Maglev & Railway Park akhirnya datang juga. Sebelum kembali ke tanah air, Sabtu 9 Agustus 2014 saya mengun jungi SC Maglev & Railway Park. Untuk mencapai SCMaglev & Railway Park cukup mu dah. Dari stasiun ShinNagoya dengan KA lokal Aonami Line menuju stasiun Kinjofuto memakan waktu ± 20 me nit. Dari stasiun Kinjofuto berjalan kaki tiga menit sam pailah kita pada SC Maglev and Railway Park. Tiket masuk 1000 Yen untuk dewasa sedang tiket anakanak 500 Yen. Hati saya semakin berdebar ketika melihat gambar gambar kereta api yang sengaja di pasang di peron stasiun. Seperti di Peron Stasiun Shinaga Tokyo, terpanjang tulisan Anniversary 50 th years Shinkansen dengan gambar dere tan Shinkansen dari generasi awal hingga generasi paling akhir. Gambar tersebut membuat hati saya bergetar hebat, saya ingin ikut merayakannya. Betapa tidak, sejarah perkeretaapian Jepang memiliki sejarah yang sangat mengagumkan. Bayangkan, sejak di resmikan sejak 1 Oktober 1964, kereta tercepat di dunia ini belum mengalami insiden yang fatal. Sejarah mencatat, perkeretaapian Jepang selalu menja di yang terdepan dari generasi ke generasi. Perkembangan perkeretaapian di Jepang merubah kehidupan sosial dan menjadi bagian dari kehidupan seharihari rakyat Jepang. Jepang meraih mimpinya melalui kereta api untuk mencapai keharmonisan antara masyarakat, ekonomi, budaya, efisiensi, gaya hidup, dan lingkungan hidup serta menjadikan kenangan indah dari keunggulan demi keung gulan yang mereka capai dalam perkeretaapian dunia. SC Maglev and Railway Park dibangun oleh JR (Japan Railway), diresmikan pada 14 Maret 2011, untuk mendo kumentasikan perkeretaapian Jepang masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Di SC Maglev and Rail way Park, pengunjung bisa menyaksikan kehebatan kereta api yang demikian dahsyat dan atraktif melalui peragaan rolling stock (barangbarang yang bergerak di atas rel) simulator, diorama raksasa, yang merepresentasikan teknologi, desain, serta industri yang melatar belakangi pertumbuhan kereta api Jepang yang sekarang menjadi moda transportasi publik paling efisien dan ramah lingku ngan di dunia. foTo-foTo: Dok. PribaDi
85
dekblad
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
SC Maglev & Railway Park
Lengkap dan Serba Canggih Akhirnya saya pun bisa meng injakan kaki ke SC Maglev & Railway Park. Begitu kita memasuki gerbang, kita masuk ke Symbolic Rolling Stock Hall. Di sini dipajang tiga generasi kareta api yang memecahkan rekor kecepatan dunia, yaitu loko uap jalur sempit (1067 mm) C62 dengan kece patan puncak 129 km/jam pada tahun 1954 (bandingkan dengan Indonesia dengan loko uap jalur sempit 120 km/ jam pada tahun 1936). Ikon ke dua adalah Shinkansen X-300 yang dalam uji kecepatan mak simum mencapai 443 km/jam pada le bar rel 1435 mm 26 juli 1996. Sedang ikon ke tiga adalah Super Conducting Maglev, dalam uji coba mencapai 581 km/jam pada 2 Desember 2003. Great Rolling Stock Hall, di sini di tampilkan 17 rolling stock dari berbagi jaman, dimulai dari sisi kanan adalah Zona Shinkansen dan di sebelah kiri adalah kereta api konvensional. Yang menarik di sini adalah deretan Shink ansen dari generasi pertama (seri 0) sampai generasi ke lima (terakhir) yaitu seri 0, seri 100, seri 300, seri 500, hingga Nozomi N 700A terpajang dengan rapi dan lengkap siap jalan.
86
Sedang pada sisi zona kereta api konvensional, kondisi rolling stock begitu terawat dan prima, semua per lengkapan berfungsi denngan baik. Di sini kita bisa menjumpai dari yang sa ngat awal seperti lokomotif uap C 57, Hoji 6005 steam passanger car, sam pai deretan lokomotif listrik dan unit berganda Diesel (Diesel Multiple Unit) maupun EMU (Electric Multiple Unit). Berikutnya adalah zona peragaan (Exhibits Zone) yang berdampingan dengan Great Rolling Stock Hall, di sini kita akan menjumpai ruanganruangan. Sedikitnya ada sembilan ru angan. Ruangan pertama disebut ruangan S yaitu Superconducting Maglev Room. di ruangan ini pengunjung dengan mudah akan memahami bagaimana kereta Maglev bisa terangkat dan me lesat dengan gesekan yang nyaris nol sehingga mencapai kecepatan sangat tinggi. Lalu menuju keruangan selanjutnya yaitu ruangan C atau Conventional Train Driving and Train Crew Simulator, selain bisa merasakan bagaima na rasanya menjalankan kereta api dan juga bagaimana rasanya menjadi
awak kereta api, mulai dari membu kakan pintu, memeriksa tiket sampai memberangkatkan dan menghentikan KA dalam keadaan normal maupun darurat. Kemudian ke ruangan N atau ru angan Shinkansen Train Driving Simulator, rasanya seperti menjalank an Shinkansen seri N melalui jalur Tokaido utama dengan menggunakan kabin masinis seri N700 dengan uku ran sebenarnya dan memakai layar monitor dengan display besar, sung guh nyaris seperti kondisi aslinya. Kita akan merasakan tahap demi tahap un tuk mencapai kecepatan 270 km/jam. Ruangan selanjutnya adalah ruang an D yang tidak lain adalah Greatest Raiway Diorama Room, begitu me masuki ruang ini kita disambut di orama raksasa yang menggambarkan alam Jepang yang indah, bergununggunung ditimpali awan dan lanskap hijau serta miniatur kereta api Jepang, rasanya seperti mimpi. Disusul dengan ruangan RS atau Railway System Learning Zone, tem pat untuk mempelajari evolusi kereta kecepatan tinggi dengan difokuskan pada perkembangan Shinkansen yang
dekblad
menjadikan optimisme KA moderen yang nyaman, cepat, aman dan ramah lingkungan. Diperagakan pula teknolo gi yang dipergunakan dari generasi ke generasi untuk menunjang keandalan dan keamanan selama perjalanan. Kemudian ruangan H atau Railway History Room, di ruangan ini mem perkenalkan sejarah perkeretaapian Jepang. Mulai dari awal pembangu nan jalur utama Hokaido sampai men jadikan KA sebagai tulang punggung transportasi masyarakat moderen. Di sini juga digambarkan bagaimana awal kelahiran Shinkansen. Lalu ruangan R atau Relics Room, mirip museum KA kita di Ambarawa. Di ruang ini disimpan barang-barang atau peralatan yang digunakan sistem perkeretaapian masa lalu. Sedangkan di ruangan T atau Theater, setiap pengunjung mendapatkan model dari ilmu fisika yang pernah kita pelajari diaplikasikan ke dalam sisitem perkereta apian dari yang paling kuno sampai yang paling mutakhir. Kapasi tas theater ini 55 tempat duduk dengan kualitas gambar dan tata suara kelas hi-end. Pengunjung dapat memilih berbagai tema yang akan ditayangkan. Terakhir adalah ruangan MS atau Memories Shop, yang tidak lain ada lah tempat membeli barang kenangan yang berkaitan dengan perkeretaapian Jepang, di sana ada gelas, cangkir, alat-alat tulis, buku, kaos, jaket, bah kan makanan yang berbentuk juga Shinkansen ada. Totok Sarwo Edi
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
10 Kereta Api Tercepat di Dunia Kereta api diyakini sebagai kendaraan yang bebas dari kemacetan. Ada banyak jenis kereta api di dunia ini, mulai dari kereta api lambat sampai kereta api super cepat. Sejumlah kereta api dengan kecepatan tinggi sudah ada di beberapa negara, ini sangat berguna dalam menghadapi mobilisasi penduduk. Ada 10 kereta api tercepat di dunia yang perlu Anda ketahui.
1. HSL 1 (Belgia)
Adalah kereta tercepat di dunia yang melaju di atas rel dengan kecepatan maksimum 186 mil/jam atau sekitar 300 km/jam. Kereta api HSL 1 mulai beroperasi pada 1997. Kereta ini menghubungkan kota Brussel di Belgia dengan LGV Nord di Paris, Prancis, dalam waktu kurang lebih 90 menit.
2. ETR 500 (Italia)
ETR (Elettro Treno Rapido 500), ini adalah kereta api tercepat asal Italia. Melaju di atas rel dengan kecepatan maksimum 190 mil/jam atau sekitar 306 km/jam. Beroperasi pada 1993, kapasitas ETR 500 adalah 187 penumpang untuk kelas 1 dan 469 penumpang untuk kelas 2. Kereta Api ETR 500 melayani perjalanan dari Bologna ke Milan hanya dalam waktu satu jam.
3. Eurostar (Inggris)
Ini adalah kereta api supercepat asal kerajaan inggris. Melaju dengan kecepatan 199mil/jam atau sekitar 320 km/jam, Eurostar adalah kereta paling cepat yang menghubungkan London dan Paris. Melintas di bawah selat Inggris melalui terowongan panjang yang disebut Eurotunnel.
4. AVE Talgo-350 (Spanyol)
Kereta AVE Talgo-350 dioperasikan pada tahun 2007 dan melayani perjalanan Madrid-Barcelona serta Madrid-Valladolid. Kereta asal Spanyol ini memiliki kecepatan maksimum 205 mil/jam atau sekitar 330 km/jam.
5. THSR 700T (Taiwan)
THSR (Taiwan High Speed Rail) 700T adalah kereta listrik tercepat di dunia asal Taiwan. Kecepatan maksimum kereta ini adalah 208 mil/jam atau sekitar 335 km/jam dengan kapasitas 989 penumpang. THSR 700T diresmikan pada 2007 dengan melayani rute perjalanan Taipei-Kaohsiung (sebuah kota di baratdaya Taiwan).
6. KTX-II (Korea Selatan)
Selanjutnya, kereta api tercepat lainnya adalah bernama KTX-II (KTX Sancheon). Ini merupakan kereta dengan kecepatan tercepat di dunia yang dimiliki oleh pemerintah Korea Selatan. Kecepatan maksimum KTX-II adalah 218 mil/jam atau sekitar 351 km/jam yang berhasil dicapai tahun 2002. KTX-II melayani jalur antarkota di Korea Selatan dan dengan kapasitas penumpang sejumlah 363.
7. TGV Reseau (Prancis)
TGV Reseau merupakan kereta api tercepat didunia kebanggaan orang Prancis. Kereta ini memiliki kecepatan maksimum 236 mil/jam atau sekitar 380 km/jam. TGV Reseau mulai beroperasi pada 1992 dengan kapasitas penumpang berjumlah 377. Kereta cepat ini melayani rute perjalanan dari Prancis ke negara-negara lainnya di benua Eropa.
8. Shinkansen (Jepang)
Shinkansen adalah kereta api tercepat di dunia milik Jepang. Kecepatan maksimumnya adalah 275 mil/jam atau 443 km/jam. Kereta ini juga mendapat julukan Platipus berparuh bebek (Duck-Billed Platypus) karena moncong aerodinamisnya yang tampak aneh. Shinkansen melayani jalur antarkota di Jepang.
9. TR-09 (Jerman)
TR-09, atau biasa disebut Transrapid, ini adalah kereta pai maglev (kereta api dengan levitasi magnetik) yang berkecepatan tinggi milik Jerman. Kecepatan maksimum kereta api TR-09 jerman ini adalah 279,5 mil/jam atau sekitar 450 km/jam. Kereta supercepat ini mulai beroperasi pada 2004. TR-09 melayani jalur perjalanan antarkota di Jerman, salah satunya adalah dari Hamburg ke Berlin.
10. CRH380A (China)
Inilah kereta api tercepat di dunia yang ada saat ini. Kereta CRH380A memiliki kemampuan berlari hingga 302,8 mil/jam atau sekitar 487 km/jam. Luarbiasa bukan.! Diproduksi oleh CSR, sebuah manufaktur kereta api milik China, CRH380A memiliki kapasitas 494 penumpang dan melayani perjalanan Shanghai ke Nanjing dan Shanghai ke Hangzhou. Itulah serangkaian kereta api tercepat didunia saat ini sesuai dengan kecepetan larinya diatas rel. Indonesia kapan bisa memproduksi teknologi kereta api seperti ini. Semoga saja negeri besar ini suatu saat bisa menjadi negeri maju seperti negera lainnya.BBS
87
dekblad
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
PanTai goa cina
Keindahan Lain di Bibir Samudera Hindia
Malang tidak hanya terkenal dengan Sendang Biru atau Sempu yang punya pantai-pantai cantik. Di sana juga ada Pantai Goa Cina yang menarik untuk didatangi. Perpaduan bebatuan karang dan hamparan pasir putihnya sungguh memanjakan mata.
laporan: angger PUTranTo
88
poTenSi alam yang ada di Kabupa ten Malang, Jawa Timur, memang sa ngat melimpah. Apalagi di bagian sela tannya, terdapat banyak pantai indah. Setiap pantainya pun punya keunikan masingmasing. Salah satu pantai cantik di Ka bupaten Malang adalah Pantai Goa Cina. Pantai ini terletak di Dusun Trowotratih, Desa Sitirejo, Kecamat
an Sumbermanjing Wetan. Menurut cerita yang berkembang di masyara kat, dulu goa di pantai ini pernah di gunakan sebagai tempat bertapa oleh seorang pendeta sakti dati Tiongkok. Sepertinya dari kisah inilah nama tem pat wisata ini berasal. Dibutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam perjanan dari pusat Kota Ma lang untuk tiba di Pantai Goa Cina. Dari Kota Malang, kita mengarah ke daerah Turen Dampit dan dilanjut
kan ke arah Sumbermanjing. Untuk menemukan petunjuk menuju Pantai Goa Cina, kita cukup mengikuti rute menuju Pantai Sendang Biru. Selama perjalanan, kita akan disu guhi pemandang yang menawan. Ham paran sawah yang hijau dipadu dengan pegunungan kapur, dijamin memanja kan mata. Akses jalan menuju Pantai Goa Cina memang masih berupa jalan tanah dengan bebatuan yang besar. Agak menyulitkan memang, tetapi hal
dekblad
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
tersebut tidak akan mengurangi kea syikan kita berwisata. Lama perjalanan seolah terba yar impas saat kita melihat keindah an Pantai Goa Cina. Hamparan pasir putih dan beberapa pulau karang kecil di sana sangat elok dipandang. Wajib rasanya untuk fotofoto di sana. Tapi perlu diingat, wisatawan dilarang un tuk berenang atau melakukan aktivitas air di Pantai Goa Cina. Hal ini dika renakan besarnya ombak dan keda laman yang curam, serta arus bawah laut yang kuat. SunriSe yanG menaWan Ada lagi yang istimewa di Pan tai Goa Cina di Malang Selatan. Dari pantai ini kita bisa menikmati sunrise yang cukup menawan. Langit menjadi keemasan berpadu dengan air laut yang biru. Cantik! Pantai Goa Cina adalah salah satu objek wisata alam di Jawa Timur yang sedang naik daun. Keindahan ombak liar khas pantaipantai yang mengha dap langsung ke Samudera Hindia me rupakan hal yang selalu mengesankan. Meski berada di bagian selatan pulau Jawa, dari pantai ini kita bisa me nikmati sunrise. Menurut informasi yang kami kum pulkan sebelumnya, agar bisa me nikmati sunrise di Pantai Gua Cina, paling tidak kita harus sudah berada di lokasi sekitar pukul 04.30 WIB. Pukul 05.30 WIB, matahari sudah cukup menyilaukan dan memantulkan cahayanya di laut lepas. Air laut yang bersih dan bening ber warna biru bercampur hijau, berpadu sempurna dengan pasir putih yang dihiasi batuan karang. Pulau karang yang berada tidak jauh dari tepi pantai juga menam bah keistimewaan Pantai Goa Cina. Pulau karang ini akan terhubung de ngan bibir pantai jika air laut surut. Gelombang air laut yang liar dari kejauhan akan terpecah saat medekati pantai. Hal ini terjadi karena ada beberapa pulau karang
Keindahan ombak khas pantai-pantai yang menghadap langsung ke Samudera Hindia merupakan hal yang selalu mengesankan. inzet: Goa Cina.
di lepas pantai, sehingga ombak yang sampai pantai tidak terlalu besar. Na mun, perlu diperhatikan bahwa kita tetap harus berhatihati karena ombak pantai selatan Jawa memang terke nal sulit diprediksi. Sesekali ombak besar pun akan sampai ke tepian dan menyembur saat bertabrakan dengan karang. Sungguh pengalaman yang istime
wa menikmati sunrise di Pantai Goa Cina, Malang Selatan. Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 5 ribu per orang di pos pengelola, kita sudah bisa menikmati semua kein dahan alam di sana. Di kawasan ini terdapat area parkir yang cukup luas, dilengkapi dengan fasilitas tempat iba dah dan kamar mandi yang dikelola oleh warga setempat.
89
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - November Desember 2014 2014
prof-it
[ teknologi ]
Drone untuk Teknologi Pertanian Drone tidak hanya untuk alat militer. Di Eropa para petani menggunakan drone untuk pencitraan lahan.
S
90
eiring kemajuan teknologi, ada pesawat terbang yang dapat dijalankan tanpa awak. Pesawat terbang ini disebut UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Penerbangannya dapat dikendalikan secara otomatis oleh komputer (autopilot), atau menggunakan remote control yang dapat dikendalikan jarak jauh. UAV juga karib dinamai drone. Penggunaan terbesar drone adalah untuk keperluan militer. Dengan perkembangan kebutuhan, drone juga digunakan untuk keperluan spesifik diluar kemiliteran, misalnya agriculture. Drone yang dapat terbang di ketinggian ratusan meter dapat mengambil citra dari areal lahan yang dipantau. Drone dapat terbang menggunakan autopilot ataupun dikendalikan jarak jauh menggunakan remote control tergantung dari jenis drone-nya. Drone harus di-setting terlebih dahulu areal yang akan dijelajahinya sebelum terbang bila ingin autopilot-nya berjalan. Rancangan tersebut mengandalkan GPS yang sudah tertanam di dalam drone, dengan menentukan titik–titik koordinat dari areal lahan yang akan dijelajahinya. Pengguna melakukan lepas landas (take off) manual terhadap drone tersebut. Selanjutnya, drone akan terbang sesuai dengan titik–titik koordinat GPS yang sudah ditentukan, dan mendarat pada tempat sesuai dengan titik koordinat
akhir GPS yang sudah ditentukan. Beberapa dari drone juga sudah memiliki kemampuan untuk take off secara otomatis. Dalam agriculture, drone bisa digunakan untuk beragam keperluan sesuai dengan peruntukan drone. Drone dapat digunakan untuk pemetaan areal ataupun untuk penentuan batas areal bila terjadi konflik antara kedua belah pihak. Kecuali itu, drone berfungsi untuk mencari sumber air sehingga dapat ditentukan langkah yang harus diambil terkait dengan sistem pengairannya. Citra yang ditangkap dari drone dapat diolah lebih lanjut menggunakan software yang sudah disediakan oleh drone tersebut untuk keperluan analisis. Misalnya, digunakan untuk melihat dari kondisi tanaman, seperti kandungan klorofil, kecukupan air, keseragaman tinggi tanaman, kecukupan pupuk, bahkan pertumbuhannya. Dengan demikian drone mempermudah petani untuk melakukan tindakan yang cepat dan tepat terhadap tanaman sehingga terwujud keberhasilan panen sesuai target. Petani dapat melakukan tindakan preventif yang harus dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada hasil pengolahan citra tersebut. Dengan pemakaian drone, petani tidak perlu keliling lahan untuk memantau perkembangan tanaman. Di Perancis misalnya, petaninya sudah menggunakan drone. Petani menggunakan drone untuk memantau tingkat kematangan anggur. Drone tersebut dilengkapi dengan perangkat (kamera inframerah teknologi tinggi) yang dibutuhkan untuk memantau tingkat kematangan anggur. ikhwan Krisnadi
prof-IT
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
jeniS Drone UNtUK AGRICULtURE eBee Ag eBee Ag merupakan drone untuk precision agriculture. eBee Ag diproduksi oleh SenseFly yang berbasis di Swiss. eBee Ag merupakan drone yang dikendalikan secara otomatis (autopilot). eBee Ag mampu untuk memotret areal sampai dengan 1.000 hektar dalam sekali penerbangan. Meng gunakan baterai sebagai sumber dayanya, eBee Ag dapat terbang maksimal selama 45 menit dalam satu kali pengisian baterai, dan mampu terbang dengan kecepatan 3657 km/jam. eBee Ag memiliki bobot sekitar 0,7 kg, ter masuk ringan untuk dibawa kemanamana. eBee Ag dilengkapi dengan kamera NIR (near-infrared spectroscopy) dengan resolusi 12 MP, software eMotion 2 untuk perencanaan penerbangan, dan software Postflight Terra 3D untuk analisis dan pengolahan hasil pemotretan (yang telah didapat selama penerbangan) sebagai perlengkapan stan dardnya. SenseFly memberikan perangkat opsional yang dapat diterapkan pada eBee Ag, salah satunya multiSPEC 4C Airinov yang dibuat oleh spesialis agronomi Airinov, yang terdiri dari 4 sensor 1,2 MP secara terpisah untuk menghasilkan citra yang tajam, tidak terdistorsi, dan akurat. Adapun man faat dari penggunaan eBee Ag: estimasi produksi dan biomass (biomass and yield estimation), plant counting, indikasi klorofil (chlorophyll indication), stress assessment, monitoring pertumbuhan (growth monitoring), phenology, crop discrimination, klasifikasi tanaman (tree classification), dan lain – lain.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Unmanned_aerial_vehicle | http://www.merdeka.com/foto/dunia/427340/20140911185121-cara-canggihpetani-prancis-pantau-kematangan-anggur-pakai-drone-001-nfi.html | http:// precisiondrone.com/drones-for-agriculture.html | http://www.precisionag.com/data/ sensefly-intros-ebee-ag/ | https://www.sensefly.com/drones/ebee-ag.html | http:// precisionhawk.com/index.html | http://3drobotics.com/mapping-drones/
PrecisionHAwk PRECISIONHAWK merupakan drone yang digunakan untuk keperluan agriculture, oil & gas, geology mining, kehu tanan, maupun penelitian. PrecisionHawk berbasis di Indiana, Amerika Serikat. PrecisionHawk dapat dipasang sensor sesuai dengan kebutuhan, seperti visual sensor untuk keperluan mapping areal atau pun pencitraan areal, multispectral sensor untuk pengukuran kondisi tanaman dan air, thermal sensor untuk identifikasi sumber air dan suhu air serta deteksi sumber panas, lidar sensor untuk pemod elan 3D permukaan areal dan dapat difungsikan untuk mengukur ketinggian tanaman, dan hyperspectral sensor untuk mengukur kondisi tanaman dan air. Hasil data dari PrecisionHawk kompatibel dengan software-software tertentu seperti ER DAS Imagine, ArcGIS, Google Earth, QuatumGIS, AutoCAD, GlobalMapper, dan ENVI. PrecisionHawk memiliki bobot sekitar 1,4kg.
Aero-M AeroM merupakan drone yang diken dalikan secara otomatis (autopilot) untuk keperluan pemetaan areal. AeroM dipro duksi oleh perusahaan 3D Robotics yang bergerak di UAV, dan berada di Mexico. AeroM ini digunakan di berbagai industry, seperti pertanian, pertambangan, konstruksi, dan manajemen sumber daya dan tanah. AeroM dileng kapi dengan software Pix4D untuk mengolah citra yang sudah dipetakan. AeroM menggunakan baterai sebagai sumber dayanya. AeroM dapat terbang se lama 40 menit, dengan cakupan areal sekitar 100 ha. AeroM memiliki bobot sekitar 3 kg, dan memiliki kecepatan minimal 22 meter/jam (mph).
91
prof-IT
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
Satu Misi, Satu Penerbangan Sejarah Pesawat terbang tanpa Awak (PttA) atau khalayak lebih suka menyebutnya sebagai ’drone’ adalah merupakan obyek terbang yang berfungsi sebagai sasaran tembak dalam latihan militer. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat sederhana ini mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit. Sistem pengendaliannya pun bervariasi, mulai dari dikontrol dengan pengendali jarak jauh hingga terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan dalam ‘otak’ pesawat. Drone memiliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi. Pesawat ini semakin banyak digunakan untuk keperluan sipil (non-militer) seperti pemadam kebakaran, keamanan lingkungan, pemantauan lahan pertanian, pemantauan cuaca, SAR (Search and Rescue), pertambangan atau pemeriksaan jalur pemipaan, dan lain-lain. Pesawat tanpa awak sering melakukan tugas yang dianggap terlalu mahal dan berbahaya untuk para pilot pesawat terbang. Saat ini drone telah diproduksi di dalam negeri, antara lain oleh Pt Dirgantara Indonesia, Pt UAV Indo, Pt Globalindo tekhnologi Service Indonesia, Pt RAI (Robo Aero Indonesia), Pt Aviator dan Pt Carita. Adapun drone hasil produk dalam negeri tersebut kebanyakan digunakan untuk kepentingan olahraga kedirgantaraan dan beberapa industi masih mengupayakan pengembangan untuk kepentingan lati-
han militer. Dalam sebuah perancangan drone, terlebih dahulu harus mendefinisikan misi penerbangannya. Hal ini perlu dilakukan karena tidak ada satu jenis drone yang bisa melakukan banyak misi dalam satu penerbangannya. Pengembangan drone dilakukan denganmeningkatkan jarak tempuh, ketinggian, dan durasi serta ketahanan terbangnya. tidak lupa juga melengkapi berbagai jenis kamera berdefinisi tinggi untuk foto atau video yang terkoneksi dengan Ground Station karena pada dasarnya drone dimaksudkan untuk mengemban misi pemantauan udara, melihat obyek yang diam atau bergerak di atas permukaan tanah. Misi tersebut dilakukan di wilayah dengan infrastruktur yang minim seperti daerah hutan, pegunungan, rawa, dan lainlain. Dengan misi tersebut maka drone sebaiknya dirancang sebagai gabungan karakter antara tipe pesawat sport trainer dan pesawat trainer glider, yaitu berkecepatan rendah, stabil, dan mudah dikendalikan sehingga dapat melakukan pemantauan dengan seksama. Agar dapat dimobilisasi dengan mudah maka pesawat tersebut harus praktis, portable dan ringan sehingga dapat diluncurkan tanpa landasan pacu yang panjang bahkan akan lebih baik jika diluncurkan dengan menggunakan tangan saja. Dalam badan drone terdapat berbagai instrument yang digunakan untuk pendu-
kung misi, oleh karenanya perlu daya angkat dan angkut yang besar dari pesawat, untuk memperoleh daya angkat dan angkut yang besar umumnya pesawat menggunakan wing aerofoil unsimetris dengan letak letak sayap berada di atas airframe dan menggunakan engine power yang tidak terlalu besar. SiStem kenDali Ada dua tahap pengendalian drone, yaitu tahap manual dan tahap otomatis. Pada tahap manual, peran pilot (operator) mutlak diperlukan untuk mengendalikan drone saat take off dan landing, demikian juga untuk mengontrol ketinggian dan kecepatan yang diinginkan serta untuk mengantisipasi keadaan pengendalian yang di luar dugaan. Pada tahap ini pilot menggunakan Remote Control Transmitter (R/C tx) berupa joystick untuk mengendalikan drone. Dalam tahap uji terbang, pilot dapat dengan efektif mengendalikan drone dalam radius 1 km dengan kondisi batere yang baik. Kemudian setelah melalui serangkaian uji terbang tersebut, maka dilakukan beberapa perubahan pada setting penerbangan. Perubahan tersebut adalah pada jarak tempuh, kecepatan jelajah, kestabilan statis yang lebih baik, dan meminimalisir bagian mekanik yang kritis di pesawat agar aman saat terjadi benturan ketika terbang dan mendarat. tahap autopilot adalah ketika drone
Pesawat tanPa awak BuaTaN INdoNesIa Drone atau Pesawat terbang tanpa Awak (PttA) bukan hal baru bagi ilmuwan Indonesia. Lembaga riset di Indonesia seperti Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPt), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta beberapa lembaga riset universitas sudah membuat prototipenya. Pesawat-pesawat drone BPPt ini dinamai Puna alias Pesawat Udara Nirawak. Pesawat-pesawat tersebut antara lain: Puna Sriti
92
Pesawat tanpa Awak PUNA Sriti ini berwarna putih. Merupakan wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult
(pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing. Digunakan untuk keperluan surveillance. Pesawat tanpa Awak PUNA Sriti ini bisa melakukan pengamatan sejauh 60-75 km. Dipakai untuk melengkapi peralatan di KRI tNI-AL. Kegunaan lain PUNA Sriti Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di kawasan pegunungan. MtOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram, kecepatan 30 knot, ketahanan 1 jam, ketinggian 3.000 kaki Puna alaP-alaP
Pesawat tanpa Awak PUNA Alap-alap ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. PUNA Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak me-
nengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off dan landing. Alap-alap didesain long race, dengan radius terbang sejauh 140 kilometer. Dengan ketinggian terbang 7.000 kaki, Alap-alap berfungsi untuk kebutuhan surveillance saja. Kecepatan 55 knot (101,86 km/jam), ketahanan 5 jam Puna GaGak
Pesawat tanpa Awak PUNA Gagak ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih. Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan
prof-IT
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
keleNGkaPaN pesawat tanpa awak GPS UNTUK PoSITIoNING
MESIN PENDoRoNG
SISTEM NAvIGASI
GPs unTuk PosiTioninG PeMancar/ PeneriMa GeLoMbanG raDio
sisTeM naViGasi
sayaP roTasi SAyAP STATIS PEMANcAR/ PENERIMA GELoMBANG RADIo Mesin baLinG-baLinG
kaMera unTuk MeMoTreT Dan fiLM
PenoPanG PenDaraTan
joySTIcK
RoDA PENDARATAN
KAMERA UNTUK MEMoTRET DAN fILM
ANTENA MEMANcARKAN SINyAL KE ANTENA yANG TERTANAM DALAM DRoNE
suMber: DcTA/AGx/AvIBRAS/xMoBoTS
sudah berada pada ketinggian operasi dan kecepatan terbang yang diinginkan maka pilot bisa mengaktifkan sistem autopilot. Sistem ini meliputi wing leveler untuk menjaga pesawat tetap datar, Airspeed hold untuk menjaga kecepatan pesawat agar tetap pada satu angka kecepatan yang telah deprogram dan Altitude hold untuk menjaga ketinggian terbang pesawat agar tetap pada satu ketinggian yang
telah diprogramkan.
sebagai sarana take off dan landing. MtOW 120 kilogram, kecepatan 52 – 69 knot (96,3 – 127,8 km/ jam), ketahanan 4 jam, jarak tempuh 73 km dengan ketinggian 8.000 kaki
Puna WulunG
Puna Pelatuk
Pesawat tanpa Awak PUNA Pelatuk ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem. Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off dan landing. MtOW 120 kilogram, kecepatan 52 – 69 knot (96,3 – 127,8 km/jam), ketahanan 4 jam, jarak tempuh 73 km dengan ketinggian 8.000 kaki
SiStem naviGaSi Drone memiliki system navigasi yang berbasis GPS (Global Positioning System). Pada uji penerbangan waypoint following (mengikuti titik-titik koordinat yang telah ditentukan) sistem navigasi ini dipastikan bisa bekerja dengan baik. Navigasi berbasis GPS secara efektif memandu pesa-
Pesawat tanpa Awak PUNA Wulung ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu. PttA kelas medium ini bisa terbang selama 4 jam. Bisa dipakai untuk hujan buatan maupun penyebaran benih. MtOW 120 kg, Kecepatan 60 knot atau 111.12 km/jam dengan jarak tempuh 120 KM laPan SurveillanCe unmanneD (lSu) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) serius menggarap dan mengembangkan pesawat
PUSAT PENGENDALI
wat melakukan penerbangan melewati titik-titik koordinat yang telah diprogram dibantu dengan sistem autopilot. Drone memiliki fungsi utama sebagai pemantau. Dengan demikian penempatan kamera video sebagai mata dari pesawat ini menjadi penting, antara lain memiliki sudut pandang yang terbuka, menjadi alat bantu pengendalian bagi pilot dan ditempatkan pada dudukan yang kokoh.
tanpa awak atau Lapan Surveillance Unmanned (LSU) Aerial Vehicle. Setelah memproduksi pesawat tanpa awak jenis Lapan Surveillance UAV-01X dan LSU 02, Lapan juga mempunyai LSU 03. Ukuran pesawat tanpa awak ini lebih besar dari seri sebelumnya yaitu LSU 02. LSU 03 bentangannya 5 meter itu hanya bentang sayap, badan 4 meter. Daya jelajah 400 km dengan ketinggian antara 3.000-4.000 meter. Secara total, jumlah koleksi pesawat tanpa awak milik Lapan berjumlah 3 unit. Di tahun ini, Lapan juga sedang mengembangkan jenis pesawat tanpa awak terbaru dengan series LSA (Lapan Surveillance Aircraft) 05. Nantinya pesawat tanpa awak jenis LSA 05 bisa digunakan untuk pemadaman kebarakan hutan dan keperluan pemantauan strategis lainnya. Pesawat ini mampu terbang hingga 8 jam dengan jangkauan tempuh hingga mencapai 1.300 km dan tinggi hingga 5.000 km serta mampu membawa beban hingga 160 kg.
93
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - November Desember 2014 2014
kristalisasi
Oleh: Dhimam abror Djuraid
Jokowinomics
D
94
ulu, di zaman Orde Baru, kita mengenal Widjojonom ics untuk menyebutkan mo del pembangunan ekonomi ala Soeharto yang difokuskan pada pertumbuhan ekonomi untuk meng hasilkan efek luberan. Logikanya, kalau yang di atas sudah tumbuh terusmene rus tidak tertampung dan akan tumpah meluber ke bawah. Dengan model ini beberapa kon glomerat diberi fasilitas untuk ber kembang menjadi sangat besar su paya segera meluber ke bawah. Model ekonomi ini digagas oleh ekonom hebat Widjojo Nitisastro yang menjadi empu arsitek ekonomi Orde Baru. Pembangu nan ekonomi ditata secara rapi dengan pentahapan lima tahunan untuk mem persiapkan pondasi landasan untuk persiapan lepas landas menuju ekonomi yang maju. Setelah orde itu ambruk, muncul Habibie dengan gagasan Habibienom ics. Kalau Soeharto dianggap terlalu condong ke Amerika dengan model ekonomi liberal, Habibie ingin melaku kan koreksi dengan mengubah arah ekonomi lebih ke model Eropa terutama Jerman dengan gaya “welfare state” yang kental dengan bau sosialisme. Latar belakang Habibie sebagai empu teknologi penerbangan membuatnya terobsesi membangun industri pesawat terbang sendiri. Kalau Soeharto menata dengan model rencana pembangunan ekonomi lima tahunan sebelum bisa mencapai tinggal landas, Habibie tidak sabar dengan tahapan itu. Ia lantas, se cara harfiah, ingin langsung tinggal lan das, meloncat jauh melewati tahapan tahapan lima tahunan untuk mencoba bersaing dengan negaranegara maju. Pemerintahan Habibie berlangsung seu mur jagung, dan gagasan ekonominya ikut terkubur bersama karir politiknya. Masamasa reformasi mengubah orientasi pembangunan ekonomi Indonesia. Setelah melewati masa
masa turbulen di dua era pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri yang berumur pendek, Indonesia mulai menata pelanpelan arah pembangunan ekonominya. Masa kepemimpinan ekonomi di bawah Susilo Bambang Yudhoyono membawa Indonesia ke arus ekonomi global dengan warna kapitalisme liberal yang sangat kental dan Amerika sebagai panglimanya. Soeharto yang berkuasa 32 tahun telah memahat sebuah era. Habibie yang hanya setahun pun bisa menciptakan sebuah era. SBY yang sepuluh tahun, tentu saja, layak disebut telah menciptakan eranya sendiri. Dalam era itu Indonesia masuk dalam pusaran ekonomi global dan menjadi bagian aktif darinya. Indonesia tawaddu’ mengikuti tatanan interna sional yang digariskan oleh lembaga lembaga ekonomi internasional, IMF, WTO, Bank Dunia, sehingga secara pelan namun pasti bisa memperkuat ba sis ekonominya dan kemudian menjaga pertumbuhan ekonomi pada posisi yang lumayan stabil. SBY dengan taat membawa Indo nesia sebagai bagian dari permainan ekonomi global sehingga mendapatkan rekognisi internasional sebagai salah satu potensi yang bisa menjadi kekua tan ekonomi dunia yang penting. In donesia menjadi bagian dari kelompok negara G20 yang secara reguler duduk semeja dengan negaranegara ekonomi besar seperti Amerika dan Eropa. Me mang, Indonesia belum disebut dalam satu tarikan nafas bersama negarane gara calon kekuatan ekonomi baru yang sering disebut sebagai BRIC (Brasil, Rusia, India, China), tapi dengan kekua tan pasar 250 juta Indonesia digadang gadang segera akan menyusul masuk jajaran BRIC itu. Di masa Soeharto Indonesia diucap kan dalam satu tarikan nafas sebagai “Macan Asia”, negaranegara di Asia yang pertumbuhan ekonominya kon
sisten sekitar 7 persen setiap tahun. Indonesia dipujapuji sebagai negara yang siap tinggal landas dan siap mena paki era baru sebagai kekuatan ekonomi baru. Tetapi ternyata baru belakangan ketahuan bahwa pertumbuhan itu tidak didasari oleh sebuah pondasi yang ko koh. Fundamental ekonomi Indonesia disebut rapuh sehingga ketika terjadi turbulensi ekonomi akibat nilai tukar rupiah yang terus menerus anjlok, tiba tiba saja bangunan ekonomi Indonesia ambruk seperti rumah kartu. Efek dom ino kemudian terjadi sehingga kerun tuhan bangunan ekonomi itu disusuli dengan keruntuhan bangunan politik dan bahkan sosial. Indonesia telah salah resep untuk mengobati sakitnya. Resep dari IMF yang memaksa Indonesia melakukan liberalisasi ekonomi total malah membuat negara sekarat. Era baru reformasi membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mem bentuk kembali pondasi yang baru. Pelanpelan SBY mulai menata bangu nan ekonomi dan berhasil membawa kembali Indonesia ke jajaran kekuatan ekonomi baru yang diperhitungkan. Inilah sebuah era yang bisa saja disebut sebagai SBYnomics. Rasanya belum pernah ada yang memberikan label itu kepada SBY, tapi melihat capaiannya dalam sepuluh tahun terakhir ia layak menerima label itu. Sebenarnya, tidak banyak perbedaan pendekatan ekonomi yang dilakukan SBY dengan era Soeharto. Keduanya samasama menjadi anak baik yang penurut terhadap apa yang disebut sebagai Konsensus Washington, yakni konsep pembangunan ekonomi yang berdasarkan kepada liberalisasi pasar dengan mengurangi seminim mungkin peran pemerintah. Biarkan pasar be kerja sendirikalau perlu tanpa regulasi apapununtuk menunjukkan sentuhan ajaib dari “the invisible hand”, tangan yang tidak kelihatan. Mereka sering
kristalisasi
kandungnya Konsensus Washington yang seolaholah menjadi penguasa dunia. Padahal, kata Nair, para pen erap ekonomi neoliberal hanya ada di negaranegara berbahasa Inggris, yakni Amerika, Inggris, Australia, New Zea land. Tapi mereka punya trinitas yang tangguh dan sangat aktif mempromosi kan ideologinya ke seluruh dunia. Secara khusus Nair menyoroti Asia. Ia mempertanyakan, mengapa negara negara Asia harus ikutikutan mene rapkan ekonomi konsumsi. Asia harus punya model pembangunan ekonomi sendiri karena Asia beda dalam segala hal dengan Amerika dan kroni berba hasa Inggrisnya. Asia harus lebih peduli kepada ling kungan. Asia harus melestarikan tatan an sosial yang tidak individualistis. Asia harus lebih peduli dalam pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendidikan dan kesempatan berusaha. Peran ne gara tidak boleh hands-off alias lepas tangan. Negara harus senantiasa hadir untuk membantu rakyat nya yang kalah dan tersingkir dari persaingan pasar. * * * * inDoneSia sedang mena paki era baru, yakni era Jokowi yang menyebut dirinya sebagai presiden pilihan rakyat. Jokowi sudah memproklamasikan “Tri Sakti” sebagai dasar pembangunan ekonomi yang mandiri; mandiri di bidang ekonomi, mandiri di bidang politik, dan berkepribadian dalam budaya. Indah sekali jargon itu. Kalau Tri Sakti bisa diimplementasi kan ke dalam kebi jakan ekonomi yang betulbetul mandiri maka kita layak menyebutnya sebagai “Jokowin omics”. Kita akan me lihat bagaimana Jokowinomics akan mengelo la potensi laut dan ikan yang luar biasa besar di Indonesia.
Akankah kita bisa menjadikan nege ri kita sebagai negeri maritim dalam arti yang sesungguhnya. Akankah kita mampu mengelola potensi maritim kita dengan tetap memperhatikan kelestar ian lingkungan dan keberlanjutan eko sistem. Itulah tantangan terbesarnya. Pertanyaan yang sama juga berlaku untuk pengelolaan hutan dan sum ber daya alam tak terbarukan seperti minyak, gas, batubara, dan sejenisnya. Akankah era baru ini ditandai dengan pengelolaan potensi alam dengan bi jaksana dan memperhitungkan dengan cermat semua biaya sosial akibat ek sploitasi alam. Itulah yang sedang kita tunggu. Kita tunggu bagaimana Jokowinom ics akan menghadapi perusahaan mul tinasional seperti Freeport, Newmont, Exxon dan lainlain. Akankan Tri Sakti betulsakti menghadapi raksasaraksasa itu? Ataukah kita akan melihat sesuatu yang sama saja dengan era era sebelumnya sejak Soeharto sampai SBY? Semog kita tidak sedang menunggu Godot.
iMaGe: www.MuhaMMaDfaDLi.coM
disebut sebagai neo-liberal. Dalam menjalankan tata ekonomi dunia Konsensus Washington mela hirkan tiga lembaga yang kuat dan tangguhIMF, WTO, dan Bank Dunia yang mengendalikan alur ekonomi dunia. Ketiganya bak dewa yang bisa menentukan siapa harus mendapatkan apa dan harus melakukan apa. Bahkan saking saktinya mereka bisa mejncabut nyawa seseorang yang dianggap mbale lo. Ekonom Amerika pemenang Nobel, Joseph E. Stiglitz yang sangat kritis, menyebut tiga lembaga itu The Unholy Trinity alias Trinitas (tidak) Suci. Tiga lembaga itu dibagibagi rata antara Amerika dan Eropa. Bank Dunia menjadi “milik” Amerika, IMF “jatah” Eropa dan WTO digilir. Siapa yang manut kepada trinitas itu akan menjadi anak emas. Tapi siapa yang bandel, apalagi melawan, pasti dijewer. SBY menjadi anak emas sang trinitas. Soeharto juga pernah merasakanannya. Parameterparameter yang dipakai ada lah pertumbuhan dan GDP dan ukuran lain yang kuantitatif. Halhal yang ber hubungan dengan kualitas hidup, mi salnya kesejahteraan dan keadilan serta keseteraan, tidak menjadi parameter. Konsumsi dan pertumbuhan menjadi dewa. Manusia dan alam dieksploitasi untuk kepentingan pertumbuhan. Ekonom Chandran Nair menyebut nya sebagai Consumptionomics, sebuah pertumbuhan ekonomi yang melulu bersandar pada pertumbuhan ekonomi dari konsumsi. Inilah yang oleh Nair disebut sebagai biang bencana dunia. Mereka tidak peduli terhadap kerusakan lingku ngan dan pemanasan global sepanjang ekonominya tumbuh. Sumber daya alam dianggap sebagai faktor gratis yang bisa dieksploitasi semaunya dan tidak pernah dihitung sebagai bagian dari biaya. Perusahaanperusahaan tambang itu menjadi kaya raya karena bebas melakukan eksploitasi. Dan ketika lingkungan menjadi rusak rakyat yang harus menanggung akibatnya. Itulah inti consumptionomics. Karena itu tak perlu heran kalau Amerika ogah mematuhi Protokol Kyoto mengenai penurunan emisi. Dalam bukunya yang memukau Consumptionomics (R&W, 213), Nair menyebut ekonomi konsumsi itu anak
PTPN X Magz
volume: volume: 014 014 || Edisi Edisi Liputan: Liputan: Oktober Oktober -- November Desember 2014
95
PTPN X Magz
volume: 014 | Edisi Liputan: Oktober - Desember 2014
lori
Redaksi PTPN X-mag menerima opini serta saran dan kritik membangun dari seluruh karyawan. Tulis opini Anda pada kertas A4 spasi 1,5 maksimal 6 halaman dan sertakan pas foto. Kirim melalui email ke
[email protected] dan
[email protected].
[ lorong aspirasi ]
Opini yang dimuat akan mendapatkan apresiasi
Maria Putri Paramitha Sekretaris DIrektur Produksi
Tak Lagi Rindu Kampung Halaman Dapat bekerja di PT Perkebunan Nusantara X dan menjadi sekretaris Direktur Produksi merupakan sebuah pekerjaan yang sesuai dengan harapannya. Berbekal pendidikan bidang Administrasi Perkantoran dan Sekretaris, dirinya bertekat meninggalkan kota kelahirannya Semarang, merantau ke Surabaya. Kali pertama tinggal di Surabaya, ia selalu diserang rindu keluarga dan kota kelahirannya. Tak pelak, setiap minggu ia harus pulang ke Semarang untuk melepas rindu. Namun lambat laun, kehangatan dan suasana kerja yang nyaman di kantor direksi PTPN X, membuatnya semakin betah tinggal
96
di Kota Pahlawan ini. Seperti menemukan keluarga baru, Putri pun kini cukup jarang pulang ke kampung halamannya. “Dulu seminggu sekali, sekarang bisa satu atau dua bulan baru dia menengok keadaaan keluarga di Jawa Tengah,” ujar Putri. Sebagai bagian dari keluarga besar PTPN X, tentunya banyak harapan dan doa yang selalu dipanjatkan bagi kemajuan perusahaan. Ia berharap PTPN X mampu bersaing dengan perusahaan asing. “Bila tidak dapat mengungguli minimal bisa sama dan sejajar,” katanya mantap. Karena itu ia juga berharap, setiap karyawan harus meningkatkan kemampuan dan potensi diri dan serta terus memperbaiki diri dari kekurangan-kekurangan yang ada, baik itu karyawan di kantor direksi maupun karyawan di pabrik gula. Apalagi, Tahun 2015, Indonesia siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN. Semoga, di tahun 2015 akan menjadi tahun gi ling yang lebih baik dari dua tahun musim giling sebelumnya.
M. C. Pantikustantiningsih Divisi Pemasaran
Antonius Junet Asisten Manajer Pengolahan PG Djombang Baru
Tua-Muda Semua Sama Berkarya
Kebijakan Berpihak pada Petani
Tak terasa, sudah 28 tahun M. C. Pantikustantiningsih telah mengabdi di PTPN X. Dua tahun kedepan ia akan memasuki masa bebas tugas (MBT). Selama bekerja 28 tahun, tentunya banyak cerita dan pengalaman yang sudah dilalui. Bekerja di Divisi Pemasaran, sebuah tantangan yang tidak ringan. Divisi yang berperan besar untuk bisa mendatangkan laba dengan penjualan gula dan tetes, tak bisa main-main. Apalagi industri gula kedepannya mendapat tantangan yang cukup berat. Meskipun sangat berat, dirinya sangat optimistis dan selalu percaya bahwa PTPN X akan semakin maju. Doa tak pernah luput dipanjatkan agar ke depan PTPN X semakin maju dan lebih jaya. “Kejayaan PTPN X tentunya akan sangat membanggakan tidak hanya bagi para karyawan yang masih aktif, tetapi juga bagi para keluarga dan para pensiunan,” katanya. Dengan semakin beratnya tantangan, jajaran direksi dan karyawan terus meningkatkan potensi diri dan melakukan terobosan-terobosan agar perusahaan bisa mengembangkan sayap-sayap bisnisnya. “Apalagi dengan para karyawan muda yang memiliki kemampuan dan kecakapan diharapkan bisa mempercepat laju perkembangan perusahaan,” harapnya. Diakui, ada perbedaan antara karyawan yang sudah tua dengan karyawan muda. Perbedaan yang ada bukan menjadi jarak atau pemisah namun sebaliknya, justru menjadi sebuah harmoni yang cukup bagus untuk merajut benang-benang kesuksesan dan kejayaan perusahaan.
Tahun depan dengan semangat yang baru, saya harap PTPN X bisa lebih sukses lagi. Terutama setelah revitalisasi dan perbaikan-perbaikan yang sudah dilakukan baik dari off farm maupun on farm. Secara corporate, Dirut sudah bergerak selangkah lebih cepat dan tepat dibandingkan BUMN gula lain, seperti dengan adanya pabrik bioetanol. Ini akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan meskipun harga gula sedang jatuh. Begitu juga dengan anak perusahaan seperti edamame dan tembakau dengan pasar ekspornya. Dengan kesiapan perusahaan, diharapkan pemerintah yang baru bisa membuat kebijakan yang lebih berpihak ke petani dan industri gula. Yulius Gadhid Stiarso Asisten Manajer SDM Kebun Kertosari
Peringatan Natal 2014, Moment Pembuktian Karakter Tangguh Tahun 2014, ibaratnya kita sedang menjalani ujian, produk utama kita, gula, menjalani ujian paling berat. Di sisi lain, unit tembakau memberikan secercah harapan. Segenap jajaran direksi dan karyawan PTPN X mempunyai bekal yang cukup. Kita punya pedoman perilaku (code of conduct) dan pedoman tata kelola Perusahaan (Good Corporate Governance), struktur organisasi yang hebat, teamwork yang mumpuni dan SDM yang mengedepankan logika, berempati dan beretika. Berbekal "pedoman" tersebut di atas, terbentuklah karakter tangguh PTPN X, Dengan peringatan Natal bersama 2014, kita buktikan karakter tangguh itu untuk menyongsong hari esok. Selamat Natal 2014, Tuhan beserta kita.
Kantor Pusat: PT Perkebunan nusantara X Jl Jembatan Merah no 3-11, surabaya 60175 Jawa timur, Indonesia telepon: (031) 3523143 (hunting) Fax: (031) 3523167 http://www.ptpn10.com | email:
[email protected]
Unit GUla 1. Pg Watoetoelis Ds. temu, Kec. Prambon, sidoarjo 61262 telepon: 031-8971007, 8972383 | Fax: 031-8970079 2. Pg Toelangan Ds. tulangan, Kec. tulangan, sidoarjo 61273 telepon: 031-8851002 | Fax: 031-8851001 3. Pg Kremboong Ds. Krembung, Kec. Krembung, sidoarjo 61275 telepon: 031-8851609, 8851315 | Fax: 031-8151661 4. Pg gempolkrep Ds. Gempolkerep, Kec. Gedeg, Mojokerto 61302 telepon: 0321-362111, 362114 | Fax: 0321-362414 5. Pg Djombang Baru Jl. Panglima sudirman no.1 Jombang 61417 telepon: 0321-861311 | Fax: 0321-866373 email:
[email protected] 6. Pg Tjoekir Ds. Cukir, Kec. Diwek, Jombang 61471 telepon: 0321-861441 | Fax: 0321-868600 7. Pg Lestari Ds. ngrombot, Kec. Patianrowo, nganjuk 64391 telepon: 0358-552468, 551439 | Fax: 0358-552468 8. Pg Meritjan Jl. Merbabu, Ds. Mrican, Kec. Mojoroto, Kediri 64102 telepon: 0354-771619, 773649 | Fax: 0354-773651
Kantor PerwaKIlan: Perumahan Taman gandaria Valley Jl taman Gandaria Blok F/12a, telepon/Fax: 021-7396565 Kebayoran lama - Jakarta selatan
9. Pg Pesantren Baru Jl. Mauni no. 334, Kec. Pesantren, Kediri 64131 Kotak Pos 6 | telepon: 0354-684610 | Fax: 0354-686538 homepage: http://www.pesantrenbaru.co.cc email:
[email protected] 10.Pg ngadiredjo Ds. Jambean, Kec. Kras, Kediri 64102. tromolpos 5 telepon: 0354-479700 | Fax: 0354-477178 11.Pg Modjopanggoong Ds. sidorejo, Kec. Kauman, tulungagung 66261 telepon: 0355-321633, 324638 | Fax: 0355-327126 Unit tembakaU 1. Kebun Kertosari Jl. a Yani no. 688 Pakusari, Jember 68181 telepon: 0331-334177 | Fax: 0331-332854 email:
[email protected] 2. Kebun Ajong gayasan Jl. MH thamrin no.143 ajung, Jember 68175 telepon: 0331-321501, 331058 | Fax: 0331-335145 email:
[email protected] 3. Kebun Kebonarum/gayamprit/Wedhibirit Jl. Pemuda selatan no. 225, Klaten 57411 telepon: 0272-321806, 320583, 321252 Fax: 0272-322203 Unit Usaha Lain: Unit Industri Bobbin Jl. Bondowoso Km.10 Jelbuk, Jember 68102 telepon: 0331-540205 | Fax: 0331-540407
AnAK PerUsAhAAn: Pt DasaPlast nUsantara Jl raya Pecangaan no 03 Jepara | Jawa tengah telepon: 0291-755210 | Fax: 0291-755205 Pt nUsantara meDika Utama Kantor Direksi Jl. Hayam wuruk no. 88, Mojokerto 61321 telepon: 0321-328557, 390988 | Fax: 0321-395117 1. rumah sakit gatoel Jl. raden wijaya no. 56, Mojokerto 61321 telepon: 0321-321681, 322329 | Fax: 0321-321684 uGD: 0321-399772 2. rumah sakit Toeloengredjo Jl. a Yani no.25 Pare - Kediri 64212 telepon: 0354-391047, 391145 | Fax: 0354-3392883 3. rumah sakit Perkebunan (rsP) Jl. Bedadung no.2 - Jember 68118 telepon: 0331-487104, 487226 | Fax: 0331-485912 homepage: www.jember-klinik.co.id email:
[email protected] Pt enerGi aGro nUsantara Desa Gempolkerep, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto Pt mitratani DUa tUjUh Jl Brawijaya 83 Mangli, Jember 68136 telepon: 0331-422222, 488881 Fax: 0331-489456, 489457