IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Program Studi Pendidikan Ekonomi
Program Studi Pendidikan Ekonomi didirikan pada tahun 1969 oleh Drs. Hifni Muqoddam, M.S. (alm), dkk, dengan dasar pendiriannya adalah Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1968, tanggal 1 Januari 1968. Program Studi ini mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada tahun 1969 bernama Jurusan Ekonomi Perusahaan yang bernaung di bawah Fakultas Keguruan (FK). Pada tahun 1982 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1982, Jurusan Ekonomi Perusahaan pada Fakultas Keguruan Universitas Lampung namanya berubah menjadi Program Studi Pendidikan Ekonomi Perusahaan yang tergabung dalam Jurusan Pendidikan Dunia Usaha. Pada tahun 1997 menjadi Program Studi pendidikan Ekonomi hingga sekarang.
2. Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Ekonomi
Visi Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung adalah: “Terwujudnya Program Studi
51
Pendidikan Ekonomi yang dapat menghasilkan tenaga yang professional dan berdaya saing tinggi” Untuk meraih misi tersebut maka dilaksanakan misi sebagai berikut: a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang inovatif, berkelanjutan dan berkomitmen tinggi pada tujuan lembaga. b. Memperbaiki mutu sarana dan prasarana pembelajaran serta manajemen berkelanjutan. c. Menggalang kerjasama kemitraan yang sinergis.
3. Tujuan dan Kompetensi Program Studi Pendidikan Ekonomi Tujuan Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung adalah: a. Meningkatkan kualitas dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi b. Meningkatkan kerjasama inter dan antara sivitas akademika di Program Studi Pendidikan Ekonomi. c. Menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. d. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran. e. Meningkatkan manajemen pembelajaran berbasis program studi. f. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan. g. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha.
Adapun kompetensi Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung adalah: a. Memiliki kemampuan untuk menjadi Guru Akutansi di SMU, b. Memiliki kemampuan untuk menjadi Guru Ekonomi di SMU,
52
c. Memiliki Kemampuan untuk menjadi Guru Akuntansi di SMK (Ekonomi), d. Memiliki kemampuan untuk menjadi Guru Ekonomi/Akuntansi di Madrasah Aliyah, e. Memiliki kemampuan untuk menjadi Guru IPS (Ekonomi) di SLTP, f. Memiliki kemampuan untuk menjadi tenaga akuntansi madya di lembaga keuangan bank, g. Memiliki kemampuan untuk menjadi tenaga akuntansi madya di perusahaan.
4. Keadaan Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jumlah dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi hingga tahun ajaran 2008/2009 adalah 14 orang, dengan rincian 2 orang dosen wanita dan 12 orang dosen laki-laki.
5. Fasilitas di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fasilitas belajar mengajar yang ada di Program Studi Pendidikan Ekonomi meliputi dua ruang perkuliahan tiga buah OHP, dan dua buah computer. Fasilitas lain yang turut menunjang adalah Student Computer Sevice Centre (SCSC) atau Pusat Pelayanan Komputer Mahasiswa Universitas Lampung yang digunakan untuk perkuliahan yang berhubungan dengan penggunaan komputer.
53
B. Deskripsi Data
Setelah mengadakan penelitian dengan menyebarkan angket kepada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 yang menjadi sampel penelitian dan diperoleh data mengenai motivasi belajar mahasiswa (X1), aktivitas belajar (X2), ketersediaan sarana belajar di rumah (X3) dan lingkungan belajar mahasiswa (X4), sedangkan data prestasi belajar Pengantar Akuntansi diperoleh melalui dokumentasi dari Dosen Pengasuh Mata Kuliah Pengantar Akuntansi.
Selanjutnya penyajian data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus Struggless sebagai berikut: 1. Menentukan rentang Rentang = Nilai terbesar–Nilai terkecil 2. Menentukan banyaknya kelas interval Banyak Kelas
= 1 + 3,3 log n
3. Menentukan panjang kelas interval Panjang Interval kelas = rentang kelas Banyak kelas
Sedangkan untuk penyajian data secara kualitatif dilakukan pengelompokkan data menjadi jumlah kategori digunakan rumus sebagai berikut: Interval kelas = nilai tertinggi nilai terendah jumlah kelas
54
1. Motivasi Belajar (X1) Data tentang motivasi belajar mata kuliah Pengantar Akuntansi diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada 39 mahasiswa, dengan 12 item soal. Setiap item soal terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan pemberian skor 5-1. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan tentang motivasi belajar maka diketahui bahwa skor terbesar adalah 51 dan skor terkecil adalah 28. Adapun perhitungan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
a) Rentang
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 51 - 28 = 23
b) Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1.59) = 1 + 5, 25 = 6 atau 7 c) Panjang kelas = rentang kelas = 23 = 3,83 Dibulatkan menjadi 4 banyak kelas
6
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui bahwa besarnya rentang data motivasi belajar adalah 23, banyaknya kelas interval adalah 6, panjang kelas adalah 4, sehingga dapat disusun distribusi frekuensi data motivasi belajar sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (X1)
No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval Frekuensi 28 – 31 2 32 – 35 12 36 – 39 14 40 – 43 9 44 – 47 1 48 – 51 1 39 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Persentase (%) 5,13 30,77 35,90 23,08 2,56 2,56 100,00
Berdasarkan tabel 3 di atas, maka diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 36 – 49 dengan jumlah frekuensi yaitu 14 mahasiswa (35,90%), dan frekuensi terkecil terdapat pada pada kelas interval 44 – 47 dan 48 – 51 dengan frekuensi yaitu 1 mahasiswa (2,56%).
Untuk mengidentifikasi kecenderungan motivasi belajar ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah, dilakukan perhitungan sebagai berikut: Rentang
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 51 – 28 = 23
Panjang kelas = rentang kelas = 23 = 5, 75 Dibulatkan menjadi 6 (6 atau 7) banyak kelas
4
Berdasarkan data di atas maka kategori motivasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut:
56
Tabel 4. Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi No
Kategori
Kelas interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tinggi
44 – 51
2
5,13
2
Sedang
36 – 43
23
58,97
3
Rendah
28 – 35
14
35,90
39
100,00
Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4 di atas, maka diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler memiliki motivasi belajar pada mata kuliah Pengantar Akuntansi dalam kategori sedang. Artinya motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa sudah cukup baik. Walau demikian motivasi belajar mahasiswa harus ditingkatkan lagi, adanya motivasi belajar pada diri mahasiswa maka akan memberikan pengaruh positif dalam diri mereka untuk belajar. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2001: 72). Motivasi dapat ditimbulkan dalam diri setiap individu, baik dengan bantuan orang lain maupun oleh individu itu sendiri. Motivasi memegang peranan penting dalam menjalin kelangsungan proses belajar yakni menimbulkan gairah belajar, mendorong, mengarahkan, dan menggerakkan kegiatan belajar.
57
2. Aktivitas Belajar (X2) Data tentang aktivitas belajar mata kuliah Pengantar Akuntansi diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada 39 mahasiswa, dengan 12 item soal. Setiap item soal terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan pemberian skor 5-1. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan tentang aktivitas belajar maka diketahui bahwa skor terbesar adalah 46 dan skor terkecil adalah 28. Adapun perhitungan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: a) Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 46 – 28 = 18
b) Banyak kelas
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1.59) = 1 + 5, 25 = 6 atau 7
c) Panjang kelas
= rentang kelas = 18 = 3 banyak kelas
6
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui bahwa besarnya rentang data aktivitas belajar adalah 18, banyaknya kelas interval adalah 7, panjang kelas adalah 3, sehingga dapat disusun distribusi frekuensi data aktivitas belajar sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (X2)
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval Frekuensi 27 – 29 1 30 – 32 6 33 – 35 15 36 – 38 9 39 – 41 2 42 – 44 3 45 – 47 3 39 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Persentase (%) 2,56 15,38 38,46 23,08 5,13 7,70 7,70 100,00
Berdasarkan tabel 5 di atas, maka diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 33 – 35 dengan jumlah frekuensi yaitu 15 mahasiswa (38,46%), dan frekuensi terkecil terdapat pada pada kelas interval 27 – 29 dan frekuensi yaitu 1 mahasiswa (2,56%).
Untuk mengidentifikasi kecenderungan aktivitas belajar ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah, dilakukan perhitungan sebagai berikut: Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 46 – 28 = 18
Panjang kelas = rentang kelas = 18 = 6 banyak kelas
3
Berdasarkan data di atas maka kategori aktivitas belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut:
59
Tabel 6. Kategori Aktivitas Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi No
Kategori
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tinggi
42 – 458
15
38,46
2
Sedang
35 – 41
18
46,15
3
Rendah
28 – 34
6
15,38
39
100,00
Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa kecenderungan aktivitas belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi dalam kategori sedang. Artinya aktivitas belajar mahasiswa sudah cukup baik. Belajar dapat dilakukan dimana saja, karena belajar merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui. Aktivitas merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan. Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2005: 22). Jadi jelas disini bahwa aktivitas belajar merupakan satu kesatuan yang dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai prestasi yang baik dalam belajar.
60
3. Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah (X3) Data tentang ketersediaan sarana belajar di rumah mata kuliah Pengantar Akuntansi diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada 39 mahasiswa, dengan 12 item soal. Setiap item soal terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan pemberian skor 5-1. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan tentang ketersediaan sarana belajar di rumah maka diketahui bahwa skor terbesar adalah 43 dan skor terkecil adalah 26. Adapun perhitungan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: a) Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 43 - 26 = 17
b) Banyak kelas
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1.59) = 1 + 5, 25 = 6 atau 7
c) Panjang kelas
= rentang kelas = 17 = 2,83 dibulatkan menjadi 3 banyak kelas
6
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui bahwa besarnya rentang data ketersediaan sarana belajar di rumah adalah 17, banyaknya kelas interval adalah 6, panjang kelas adalah 3, sehingga dapat disusun distribusi frekuensi data ketersediaan sarana belajar di rumah sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 NonReguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (X3)
No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval Frekuensi 26 - 28 2 29 – 31 3 32 - 34 12 35 - 37 16 38 - 40 4 41 - 43 2 39 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Persentase (%) 5,13 7,70 30,77 41,03 10,26 5,13 100,00
Berdasarkan tabel 7 di atas, maka diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 35 – 37 dengan jumlah frekuensi yaitu 16 mahasiswa (41,03%), dan frekuensi terkecil terdapat pada pada kelas interval 26 – 28 dan 41 – 43 dengan frekuensi yaitu 1 mahasiswa (5,13%).
Untuk mengidentifikasi kecenderungan ketersediaan sarana belajar di rumah ke dalam tiga kategori yaitu lengkap, cukup lengkap dan tidak lengkap, dilakukan perhitungan sebagai berikut: Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 43 – 26 = 17
Panjang kelas = rentang kelas = 17 = 5,66 dibulatkan menjadi 6 banyak kelas
3
Berdasarkan data di atas maka kategori ketersediaan sarana belajar di rumah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut:
62
Tabel 8. Kategori Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi No
Kategori
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
Lengkap
38 - 43
6
15,38
2
Cukup Lengkap
32 - 37
28
71,79
3
Tidak Lengkap
26 – 31
5
12,82
39
100,00
Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Berdasarkan table 8 di atas dapat diketahui bahwa kecenderungan ketersediaan sarana belajar di rumah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 NonReguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi adalah cukup. Artinya ketersediaan sarana belajar di rumah yang dimiliki mahasiswa sudah cukup lengkap . Salah satu syarat keberhasilan belajar adalah bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup (Slameto 2003: 28). Ketersedianya sarana belajar yang lengkap di rumah dan pemanfaatan sarana belajar yang baik akan memperlancar kegiatan belajar maka dapat mengurangi hambatan belajar yang dialami mahasiswa, sehingga akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
63
4. Lingkungan Belajar (X4)
Data tentang lingkungan belajar mata kuliah Pengantar Akuntansi diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada 39 mahasiswa, dengan 12 item soal. Setiap item soal terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan pemberian skor 5-1. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan tentang lingkungan belajar maka diketahui bahwa skor terbesar adalah 42 dan skor terkecil adalah 30. Adapun perhitungan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: a) Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 42 – 30 = 12
b) Banyak kelas
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1.59) = 1 + 5, 25 = 6 atau 7
c) Panjang kelas
= rentang kelas = 12 = 1,71 dibulatkan menjadi 2 banyak kelas
7
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui bahwa besarnya rentang data lingkungan belajar adalah 12, banyaknya kelas interval adalah 7, panjang kelas adalah 2, sehingga dapat disusun distribusi frekuensi data lingkungan belajar sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (X4)
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval Frekuensi 30 – 31 2 32 – 33 7 34 – 35 12 36 – 37 6 38 – 39 8 40 - 41 2 42 - 43 2 39 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Persentase (%) 5,13 17,95 30,77 15,38 20,51 5,13 5,13 100,00
Berdasarkan tabel 9 di atas, maka diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 34 – 35 dengan jumlah frekuensi yaitu 12 mahasiswa (30,77%), dan frekuensi terkecil terdapat pada pada kelas interval 30 – 31, 40 – 41, dan 42 – 43dan frekuensi yaitu 2 mahasiswa (5,13%).
Untuk mengidentifikasi kecenderungan lingkungan belajar ke dalam tiga kategori yaitu baik, cukup baik dan tidak baik, dilakukan perhitungan sebagai berikut: Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 42 – 30 = 12
Panjang kelas = rentang kelas = 12 = 6 banyak kelas
2
Berdasarkan data di atas maka kategori lingkungan belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut:
65
Tabel 10. Kategori Lingkungan Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi No
Kategori
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
Baik
44 – 50
0
0
2
Cukup Baik
37 – 43
15
38,47
3
Tidak Baik
30 – 36
24
61,53
39
100,00
Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Berdasarkan table 10 di atas dapat diketahui bahwa kecenderungan lingkungan belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi adalah tidak baik. Artinya mahasiswa harus membuat lingkungan belajar yang tidak baik tersebut menjadi nyaman untuk digunakan sebagai tempat belajar. Jenis ataupun bentuk dari lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dapat berupa lingkungan rumah (keluarga) dan lingkungan kampus. Lingkungan belajar adalah situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar seorang individu (Mudyahardjo 2001: 94). Kondisi lingkungan yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan kampus akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam belajar, sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan mahasiswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang maksimal.
66
5. Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi (Y)
Data prestasi belajar diperoleh dari dokumentasi Dosen Pengasuh Mata Kuliah Pengantar Akuntansi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010, dimana nilai terbesarnya adalah 88.30 dan nilai terkecil adalah 34.00. Adapun perhitungan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
a) Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 88,30 – 34,00 = 54,30 = Dibulatkan menjadi 54
b) Banyak kelas
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1.59) = 1 + 5, 25 = 6,25 = 6 (pembulatan)
c) Panjang kelas = rentang kelas = 54 = 9 banyak kelas
6
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui bahwa besarnya rentang data prestasi belajar adalah 36, banyaknya kelas interval adalah 6, panjang kelas adalah 9, sehingga dapat disusun distribusi frekuensi data prestasi belajar sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
67
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (Y) No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval Frekuensi 34- 42 3 43- 51 7 52- 60 5 61- 69 8 70- 78 10 79- 89 6 39 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Persentase (%) 7,70 17, 95 12,82 20,51 25,64 15,38 100,00
Berdasarkan tabel 11 di atas, maka diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 70- 78 dengan jumlah frekuensi yaitu 10 mahasiswa (25,64%), dan frekuensi terkecil terdapat pada pada kelas interval 34- 42 dengan frekuensi yaitu 3 mahasiswa (7,70%).
Untuk mengidentifikasi kecenderungan prestasi belajar ke dalam tiga kategori yaitu baik, cukup baik dan tidak baik, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
a) Rentang
= Nilai Terbesar–Nilai Terkecil = 88,30 – 34,00 = 54,30 = Dibulatkan menjadi 54
b) Panjang kelas = rentang kelas = 54 = 18 banyak kelas
3
Berdasarkan data di atas maka kategori prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut:
68
Tabel 12. Kategori Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi No
Kategori
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tinggi
70 – 79
16
41,03
2
Sedang
52 – 69
13
33,33
3
Rendah
34 – 51
10
25,64
39
100,00
Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan prestasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2008/2009 pada mata kuliah Pengantar Akuntansi adalah tinggi.
C. Hasil Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda
1. Uji Persyaratan Statistik Parametrik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan KolmogorovSmirnov dengan bantuan SPSS di mana data dinyatakan normal apabila nilai Assymp. Sig (2-tailed) > nilai alpha yang digunakan yaitu 5%.
69
Hasil pengujian normalitas data ordinal adalah sebagai berikut: Tests of Normality a
X1 X2 X3 X4
Kolmogorov -Smirnov Statist ic df Sig. ,103 39 ,200* ,118 39 ,187 ,126 39 ,121 ,099 39 ,200*
Statist ic ,963 ,940 ,970 ,977
Shapiro-Wilk df 39 39 39 39
Sig. ,226 ,037 ,388 ,597
*. This is a lower bound of the true signif icance. a. Lillief ors Signif icanc e Correct ion
Hasil pengujian normalitas data interval adalah sebagai berikut: Tests of Normality a
Motivasi Belajar Aktivitas Belajar Ketersediaan Sar ana Belajar di R umah Ling kungan Belajar Prestasi Belajar P. Akuntansi
Kolmog or ov-Smirnov Statistic df Sig . ,082 39 ,200* ,129 39 ,101
Shapiro-Wilk Statistic df ,958 39 ,915 39
Sig . ,151 ,006
,108
39
,200*
,971
39
,390
,085
39
,200*
,980
39
,694
,129
39
,103
,944
39
,050
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Sig nificance Correction
Rumusan Hipotesis: Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian:
Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) < 0.05 berarti distribusi sampel tidak normal.
Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > 0.05 berarti distribusi sampel adalah normal.
70
Berdasarkan hasil perhitungan didapat angka Asymp. Sig.(2-tailed) Untuk semua variabel pada Kolmogorov-smirnov baik untuk data ordinal maupun untuk data interval semuanya > 0,05 maka Ho diterima dengan kata lain distribusi data semua variabel adalah normal. Tabel 13. Kesimpulan Hasil Analisis Uji Normalitas Signifikansi Data Data Ordinal Interval 0,200 0,200
Variabel Motivasi Belajar Aktivitas Belajar Siswa
0,187
Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Iklim Sekolah
Alpha
Kondisi
Simpulan
0,05
Sig > Alpha
Normal
0,05
Sig > Alpha
Normal
0,101
Normal 0,121 0,200
0,200 0,200
0,05 0,05
Sig > Alpha Sig > Alpha
Normal
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari populasi itu bervarians homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan membandingkan nilai Significancy, dengan ketentuan jika nilai Sig > alpha (0.05) maka data bersifat homogen. Hasil pengujian homogenitas data ordinal adalah sebagai berikut: Test of Homogeneity of Variances
MOTIVASI BELAJAR AKTIVITAS BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR LINGKUNGAN BELAJAR
Levene Statistic ,236 1,725
df1 6 6
df2 27 27
Sig. ,617 ,498
2,823
6
27
,081
2,600
6
27
,068
71
Hasil pengujian homogenitas data interval adalah sebagai berikut: Test of Homogeneity of Variances
MOTIVASI BELAJAR AKTIVITAS BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR LINGKUNGAN BELAJAR
Levene Statistic ,824 1,473
df1 6 6
df2 27 27
Sig. ,562 ,225
2,282
6
27
,148
2,360
6
27
,088
Rumusan Hipotesis: Ho : Varians populasi adalah homogen Ha : Varians populasi adalah tidak homogen Kriteria pengujian: Jika probabilitas (Sig.) > 0.05 maka Ho diterima Jika probabilitas (Sig.) < 0.05 maka Ho ditolak Dari hasil perhitungan di atas ternyata untuk variabel motivasi belajar, aktivitas belajar siswa, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar baik untuk data ordinal maupun interval adalah bervarian homogen karena nilai ke-empat probabilitas (Sig.) > dari 0.05 dengan kata lain H0 diterima maka varians adalah homogen.
Tabel 14. Kesimpulan Hasil Analisis Uji Homogenitas
Variabel Motivasi Belajar
Signifikansi Data Data Ordinal Interval 0,617 0,562
Alpha
Kondisi
Simpulan
0,05
Sig > Alpha
Homogen
Aktivitas Belajar Siswa
0,498
0,225
0,05
Sig > Alpha
Homogen
Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Iklim Sekolah
0,081 0,068
0,148 0,088
0,05 0,05
Sig > Alpha Sig > Alpha
Homogen Homogen
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
72
2. Uji Asumsi Klasik Untuk Regresi Ganda
a. Uji Linearitas Garis regresi
Menurut Sudarmanto (2005: 124), uji linieritas garis regresi digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang digunakan. Hipotesis yang digunakan untuk menguji linieritas garis regresi dinyatakan sebagai berikut. H 0 : Model regresi berbentuk linier H 1 : Model regresi berbentuk non-linier Selanjutnya menurut Sudarmanto (2005: 135), kriteria pengujian yang diterapkan untuk menyatakan kelinieran garis regresi adalah dengan menggunakan harga koefisien signifikansi dan dibandingkan dengan nilai alpha yang dipilih oleh peneliti. Simpulan yang harus diambil yaitu H 0 akan diterima jika nilai signifikansi dari Deviation from Linearity > alpha yang ditetapkan dan sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan sebagaimana terdapat pada Lampiran 9B, maka ringkasan hasil analisis linieritas garis regresi dan simpulannya berdasarkan tingkatan alpha (sebesar 0,05) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Kesimpulan Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Variabel
Sig.
Alpha
Kondisi
Simpulan
Motivasi Belajar
0,793
0,05
Sig > Alpha
Linear
Aktivitas Belajar Siswa
0,454
0,05
Sig > Alpha
Linear
Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah
0,753
0,05
Sig > Alpha
Linear
Iklim Sekolah
0,391
0,05
Sig > Alpha
Linear
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
73
Berdasarkan pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berati model regresi berbentuk linier.
b. Uji multikolinearitas
Uji asumsi tentang multikolonieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) yang satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Ada atau tidaknya korelasi antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson (Sudarmanto, 2005: 136-138). Adapun hasil pengujian multikolonieritas adalah sebagai berikut: Tabel 16. Hasil Uji Multikolonieritas Correlations
MOTIVASI BELAJAR
AKTI VITAS BELAJAR
KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH
LINGKUNGAN BELAJAR
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
MOTIVASI BELAJAR 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010
39 ,292 ,071 39 ,136 ,409
AKTI VITAS BELAJAR ,292 ,071 39 1 39 ,189 ,248
KETERSEDIA AN SARANA BELAJAR DI RUMAH ,136 ,409 39 ,189 ,248 39 1
LINGKUNGA N BELAJAR -,269 ,098 39 -,023 ,888 39 -,118 ,474
39
39
39
39
-,269 ,098 39
-,023 ,888 39
-,118 ,474 39
1 39
74
Untuk melakukan uji multikolinearitas diperlukan adanya rumusan hipotesis sbb: H 0 : Tidak terdapat hubungan antar variabel independen H 1 : Terdapat hubungan antar variabel independen Kriteria pengujian: Apabila koefisien signifikan (sig. 2-tailed) > tidak terjadi
= 0,05 maka dapat dinyatakan
multikolinearitas diantara variabel independen, sebaliknya
apabila koefisien signifikan < 0,05 maka dinyatakan terjadi multikolinearitas diantara variabel independennya. Hasil analisis menunjukan: Tidak terdapat hubungan antara variabel Motivasi belajar dengan variabel Aktivitas Belajar karena nilai sig. (2-tailed ) 0,071 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen Tidak terdapat hubungan antara variabel Motivasi belajar dengan variabel Ketersediaan sarana belajar di rumah karena nilai sig. (2-tailed ) 0,409 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen Tidak terdapat hubungan antara variabel Motivasi belajar dengan variabel lingkungan belajar karena nilai sig. (2-tailed ) 0,098 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen Tidak terdapat hubungan antara variabel Aktivitas belajar dengan variabel Ketersediaan sarana belajar di rumah karena nilai sig. (2-tailed ) 0,248 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen
75
Tidak terdapat hubungan antara variabel Aktivitas belajar dengan variabel lingkungan belajar karena nilai sig. (2-tailed ) 0,888 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen Tidak terdapat hubungan antara variabel ketersediaan pasilitas belajar di rumah dengan variabel lingkungan belajar karena nilai sig. (2-tailed ) 0,474 > 0,05 dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen
c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya Autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji DurbinWatson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi , yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki autokorelasi (Sudarmanto, 2005: 142-143). Adapun hasil analisis dengan uji Durbin-Watson diperoleh: Model Summaryb Model 1
R R Square ,781 a ,610
Adjusted R Square ,564
Std. Error of the Estimate 9,58214
DurbinWatson 2,084
a. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH, MOTIVASI BELAJAR b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR P. AKUNTANSI
76
Untuk melakukan uji autokorelasi diperlukan adanya rumusan hipotesis sbb: H 0 : Tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan H 1 : Tterjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan Kriteria pengambilan keputusan: Kriteria pengujian apabila nilai statistik Durbin-Watson berada diantara angka 2 atau mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,084, nilai tersebut mendekati angka 2 atau berada diantara angka 2, dengan demikian Ho dapat diterima dan menolak Ha, sehingga dapat disimpulkan, bahwa tidak terjadi autokorelasi diantara data pengamatan.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji asumsi Heterokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya. H 1 : Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya. Kriteria pengujian: Apabila koefisien signifikansi (Sig.) lebih besar dari
yang dipilih
(misalnya 0,05), maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut,yang berarti menerima Ho, dan sebaliknya apabila koefisien signifikansi (Sig.) lebih kecil dari
yang dipilih
77
(misalnya 0,05), maka dapat dinyatakan terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut,yang berarti menolak Ho (Gujarati, 1997). Dari hasil analisis dengan pendekatan Rank Spearman dari hasil SPSS 15 diperoleh sebagai berikut:
Correlations
Spearman's rho
Motivasi Belajar
Aktivitas Belajar
Ketersedia an Sarana belajar di rumah
Lingkungan belajar
AX1
AX2
AX3
AX4
Lingku ngan belajar
AX1
AX2
AX3
AX4
,197
-,243
-,170
,176
-,008
,035
,455 39
,229 39
,136 39
,301 39
,284 39
,963 39
,833 39
,123
1,000
,123
-,014
-,108
-,047
,096
-,04
,455 39
. 39
,454 39
,930 39
,511 39
,777 39
,563 39
,824 39
,197
,123
1,000
-,013
,018
-,072
,036
-,15
,229
,454
.
,937
,915
,665
,829
,346
39
39
39
39
39
39
39
39
-,243
-,014
-,013
1,000
,394*
-,046
-,515** -,22
,136 39
,930 39
,937 39
. 39
,013 39
,781 39
,001 39
,178 39
-,170
-,108
,018
,394*
1,00
,169
,072
,079
,301 39
,511 39
,915 39
,013 39
. 39
,304 39
,664 39
,634 39
,176
-,047
-,072
-,046
,169
1,00
,113
,261
,284 39
,777 39
,665 39
,781 39
,304 39
. 39
,495 39
,109 39
-,008
,096
,036
-,515** ,072
,113
1,000
,046
,963 39
,563 39
,829 39
,001 39
,664 39
,495 39
. 39
,781 39
,035
-,037
-,155
-,220
,079
,261
,046
1,0
,833 39
,824 39
,346 39
,178 39
,634 39
,109 39
,781 39
. 39
Motivasi belajar
Aktivitas Belajar
1,000
,123
. 39
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Ketersedia an Sarana Belajar di rumah
78
Dari hasil analisis dengan pendekatan rank Spearman dapat disimpulkan sebagai berikut. Tabel 17. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas Keterangan Motivasi belajar – ax1 Aktivitas Belajar – ax2 Ketersediaan sarana belajar – ax3 Lingkungan belajar – ax4
Signifikansi 0,301 0,777 0,829 0,178
Alpha 0,05 0,05 0,05 0,05
Kondisi Sig > Alpha Sig > Alpha Sig > Alpha Sig > Alpha
Simpulan Terima Ho Terima Ho Terima Ho Terima Ho
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2010 Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai probabilitas (sig.) hubungan antara variabel bebas dengan residual absolutnya jauh lebih besar dari 0,05, oleh karena itu Ho yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan residual absolutnya diterima. Hasil hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.
D. Analisis Data
1.
Pengujian Hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri) Uji hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri) pengaruh Motivasi belajar terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010 adalah sebagai berikut.
Model Summary Model 1
R ,761 a
R Square ,579
Adjusted R Square ,568
a. Predictors : (Cons tant), Motivas i Belajar
Std. Error of the Estimate 9,53648
79
Coefficientsa
Model 1
(C ons tant) Motiv as i Belajar
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 33,284 13,709 2,616 ,367
Standardized Coef f icients Beta ,761
t 2,428 7,137
Sig. ,020 ,000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar P. Akuntansi
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sbb:
Konstanta
a = 33,284 dan koefisien b = 2,616 sehingga persamaan
regresinya menjadi Ŷ = 33,284 + 2,616 X. Konstanta a sebesar 33,284 menyatakan bahwa jika tidak ada skor Motivasi belajar ( X=0 ) maka rata-rata skor prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 33,284.
Koefisien regresi untuk X1 sebesar 2,616 menyatakan bahwa setiap penambahan
satu satuan
X akan meningkatkan satuan Y atau jika
Motivasi belajar tinggi maka akan meningkatkan
prestasi belajar
pengantar akuntansi sebesar 2,616 %, atau dengan kata lain ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010.
Hubungan antara Motivasi belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 0,761 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 0,579, yang berarti prestasi belajar pengantar akuntansi dipengaruhi Motivasi belajar sebesar 57,9%, sisanya 43,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
80
Uji hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri) pengaruh Aktivitas Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010 adalah sebagai berikut.
Model Summary Model 1
R ,655 a
R Square ,429
Adjusted R Square ,414
Std. Error of the Estimate 11,10769
a. Predictors : (Cons tant), Aktivitas Belajar
Coefficientsa
Mod el 1 (Consta nt) Aktivitas Bela jar
Unstand ardized Coefficients B Std. Error 14,1 92 14,9 22 2,16 3 ,410
Standardized Coefficients Beta
t ,951 ,655 5,27 4
Sig. ,348 ,000
a. Dependen t Vari able: Presta si Belajar P. Akunta nsi
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sbb:
Konstanta
a = 14,192 dan koefisien b = 2,163 sehingga persamaan
regresinya menjadi Ŷ = 14,192 + 2,163 X2 Konstanta a sebesar 14,192 menyatakan bahwa jika tidak ada skor aktivitas belajar siswa ( X=0 ) maka rata-rata skor prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 14,192.
Koefisien regresi untuk X2 sebesar 2,163 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X meningkatkan Y sebesar 2,163% atau jika aktivitas belajar mahasiswa tinggi maka akan meningkatkan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 2,163% atau dengan kata lain ada pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi
81
pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010.
Hubungan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 0,655 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 0,429, yang berarti prestasi belajar pengantar akuntansi dipengaruhi aktivitas belajar mahasiswa sebesar 42,9%, sisanya 57,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Uji hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri) pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah terhadap Prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010 adalah sebagai berikut. Model Summary Model 1
R ,625a
R Square ,391
Adjus ted R Square ,375
Std. Error of the Es timate 11,47124
a. Predictors : (Constant), Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah
Unstandardized Coefficients B Std. Error 25,137 18,363 2,586
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar P. Akuntansi
,530
Standardized Coefficients Beta ,625
t 1,369
Sig. ,179
4,876
,000
82
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sbb:
Konstanta a = 25,137 dan koefisien b = 2,586 sehingga persamaan regresinya menjadi Ŷ = 25,137 + 2,586 X3 Konstanta a sebesar 25,137 menyatakan bahwa jika tidak ada skor ketersediaan srarana belajar di rumah ( X=0 ) maka rata-rata skor prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 25,137.
Koefisien regresi untuk X3 sebesar 2,586 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X meningkatkan Y sebesar 2,586 % atau jika ketersediaan sarana belajar di rumah bagi mahasiswa lengkap maka akan meningkatkan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 2,586 % atau dengan kata lain ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010.
Hubungan antara ketersediaan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 0,625 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 0,391, yang berarti prestasi belajar pengantar akuntansi dipengaruhi aktivitas belajar mahasiswa sebesar 39,1%, sisanya 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
Uji hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri) pengaruh Lingkungan belajar terhadap Prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010 adalah sebagai berikut.
83
Model Summary Model 1
R ,519 a
R Square ,269
Adjusted R Square ,249
Std. Error of the Estimate 12,56980
a. Predictors : (Cons tant), Lingkungan Belajar
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Lingk ungan Belajar
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 27,597 24,893 2,574 ,698
Standardized Coef f icients Beta ,519
t 1,109 3,690
Sig. ,275 ,001
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar P. Akuntans i
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sbb:
Konstanta a = 27,597 dan koefisien b = 2,574 sehingga persamaan regresinya menjadi Ŷ = 27,597 + 2,586 X4 Konstanta a sebesar 27,597 menyatakan bahwa jika tidak ada skor lingkungan belajar ( X=0 ) maka rata-rata skor prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 27,597.
Koefisien regresi untuk X4 sebesar 2,574 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X meningkatkan Y sebesar 2,574 % atau jika lingkungan belajar bagi mahasiswa baik maka akan meningkatkan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 2,574 % atau dengan kata lain ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010.
Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 0,519 termasuk kategori tingkat hubungan yang
84
sedang dengan koefisien determinasi sebesar 0,269, yang berarti prestasi belajar pengantar akuntansi dipengaruhi lingkungan belajar sebesar 26,9%, sisanya 73,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
2.
Pengujian Hipotesis secara simultan (serentak/bersama-sama)
Uji hipotesis secara simultan (serentak/ bersama-sama) pengaruh motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar Pengantar Akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010 adalah sebagai berikut.
Model Summary Model 1
R R Square ,781a ,610
Adjus ted R Square ,564
Std. Error of the Es timate 9,58214
a. Predictors : (Constant), Lingkungan Belajar, Aktivitas Belajar, Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah, Motivas i Belajar
AN OVAb
Model 1
Regres sion Residual Total
Sum of Squares 4875,050 3121,795 7996,845
df 4 34 38
Mean Square 1218,763 91,817
F 13,274
Sig. ,000 a
a. Predic tors : (C onst ant), Lingkungan Belajar, Akt iv itas Belajar, Ket ersediaan Sarana Belajar di R umah, Mot iv asi Belajar b. Dependent Variable: Prest as i Belajar P. Akuntans i
85
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Motivasi Belajar Aktivitas Belajar Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Lingkungan Belajar
Unstandardized Coefficients B Std. Error 32,479 19,774 1,782 ,655 1,431 ,570
Standardized Coefficients Beta ,518 ,130
t 2,654 4,719 2,756
Sig. ,012 ,000 ,005
1,557
,667
,135
3,836
,001
1,434
,688
,087
2,631
,003
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar P. Akuntansi
Berdasarkan analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut: Konstanta a sebesar 32,479 dan koefisien b
1
= 1,782 ; b 2 = 1,431; b
3
=
1,557 dan b 4 = 1,434 sehingga persamaan regresi gandanya menjadi: Ŷ = 32,479 + 1,782 X1 + 1,431 X2 + 1,557 X3 + 1,434 X4 . Konstanta a sebesar 32,479 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai variabel Motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan ( X=0 ) maka rata-rata prestasi belajar pengantar akuntansi sebesar 32,479.
Koefisien regresi (b 1) untuk X1 sebesar 1,782 berarti bahwa perubahan pada nilai variabel Motivasi belajar (X1) sebesar satu point dan variabel independent lainnya tetap (dikontrol), maka tingkat variabel prestasi belajar pengantar akuntansi akan mengalami perubahan peningkatan sebesar 1,782 %.
Koefisien regresi (b 2) untuk X2 sebesar 1,431 perubahan pada nilai variabel aktivitas belajar (X2) sebesar satu point dan variabel independent lainnya
86
tetap (dikontrol), maka tingkat variabel prestasi belajar pengantar akuntansi akan mengalami perubahan peningkatan sebesar 1,431%
Koefisien regresi (b 3) untuk X3 sebesar 1,557 perubahan pada nilai variabel ketersediaan sarana belajar di rumah (X3) sebesar satu point dan variabel independent lainnya tetap (dikontrol), maka tingkat variabel prestasi belajar pengantar akuntansi akan mengalami perubahan peningkatan sebesar 1,557 %
Koefisien regresi (b 4) untuk X4 sebesar 1,434 perubahan pada nilai variabel lingkungan belajar (X4) sebesar satu point dan variabel independent lainnya tetap (dikontrol), maka tingkat variabel prestasi belajar pengantar akuntansi akan mengalami perubahan peningkatan sebesar 1,434 %.
Berdasarkan
keempat variabel independent tersebut di atas dapat meningkatkan variabel dependentnya karena besaran koefisien masing-masing bertanda positif, dengan kata lain secara simultan ada pengaruh positif varfiabel motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar Pengantar Akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/ 2010.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi multipelnya sebesar 0,781 termasuk katagori tingkat hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 61,0%, atau dengan kata lain variabel prestasi belajar pengantar akuntansi dipengaruhi oleh motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar sebesar
87
61% sisanya sebesar 39% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E.
Pembahasan
1. Pengaruh Motivasi Belajar (X1) terhadap Prestasi Belajar (Y) Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana menunjukkan variabel motivasi belajar (X1) berpengaruh terhadap prestasi belajar (Y), dengan koefisien determinasi sebesar 57,9%, sisanya 43,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil analisis di atas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan penggerak dalam melaksanakan kegiatan belajar yaitu suatu dorongan yang membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar akan menjadikan anak didik lebih giat, bergairah dan bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2008: 23), adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang mendukung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Latief (2005: 65), yang menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggerakkan motif-motif menjadi perilaku yang mengatur perilaku untuk memuaskan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi)
88
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Secara terperinci Hakim (2000: 30-31), menyatakan bahwa motivasi belajar seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar. Adapun cara menimbulkan motif intrinsik terdiri dari: memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran atau kuliah, memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat, memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan dan memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.
Sedangkan untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar, yaitu: keinginan mendapatkan ujian yang baik, keinginan menjadi juara kelas atau umum, keinginan naik kelas atau lulus ujian, keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai, keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain, keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan, keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan, keinginan untuk menjadi sarjana, keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi, keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa. Misalnya menderita cacat, miskin, dapat ditutupi atau diimbangi dengan pencapaian prestasi tinggi dan keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari
89
orang lain sepertiorang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka diketahui bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan prestasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya dapat berbeda-beda, sehingga hal ini dapat berkaitan dengan kecenderungan prestasi belajar yang tidak sama antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya.
2. Pengaruh Aktivitas Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y)
Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana menunjukkan variabel aktivitas belajar (X1) berpengaruh terhadap prestasi belajar (Y), dengan koefisien determinasi sebesar 42,9%, sisanya 57,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil analisis di atas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aktivitas merupakan segala usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2005: 99) bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan belajar yang dapat berupa fisik maupun mental. Sardiman (2005: 22) juga mengemukakan bahwa tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
90
terdapat beberapa aspek di dalam aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak didik. Aspek- aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Cara mengatur waktu di dalam belajar, yaitu bagaimana seorang anak didik memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik- baiknya. 2. Cara mengikuti pelajaran, yaitu seorang anak didik hendaknya selalu mengikuti pelajaran dengan tertib dan penuh disiplin. Hal yang sangat penting, anak didik harus memiliki catatan yang rapi, hal ini akan memberi semangat dan dorongan di dalam belajar. 3. Cara membaca buku, maksudnya seorang anak didik mempunyai kebiasaan membaca yang baik, paham dengan isi buku yang dibacanya, dapat merekam pokok- pokoknya serta dapat membaca secara cepat. 4. Cara membuat ringkasan. Untuk efisiensi cara belajar, maka diperlukan suatu ringkasan yang padat akan materi pelajaran. 5. Cara menghafal, maksudnya materi pelajaran harus sudah dihafalkan agar anak didik dapat mengerjakan soal dengan baik dalam mengikuti tes. 6. Cara berlatih atau praktik. Artinya, seorang anak didik harus banyak berlatih mengerjakan soal- soal yang telah ada agar dapat mengerjakan tugas dengan baik. Djamarah (2002: 38) Berdasarkan penjelasan di atas, aktivitas belajar cukup kompleks dan bervariasi. Jika setiap anak didik mampu melakukan aktivitas- aktivitas yang beraneka ragam, maka keberhasilan didalam proses belajar mengajar akan mudah tercapai. Dengan demikian, Aktivitas dapat berfungsi sebagai penggerak seseorang untuk mengerahkan segala kemampuannya di dalam belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Belajar dapat dilakukan dimana saja, karena belajar merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui. Aktivitas merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di dalam ruangan tetapi segala macam kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran.
91
Semakin aktif anak didik di dalam proses belajar mengajar maka tujuan pendidikan akan lebih cepat tercapai. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 44) berikut ini belajar hanya mungkin terjadi apabila anak didik aktif mengalaminya sendiri. Jadi jelas disini bahwa aktivitas belajar merupakan satu kesatuan yang dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai prestasi yang baik dalam belajar.
Aktivitas yang beragam akan menumbuhkan ketertarikan dalam belajar. Ketertarikan itu akan membuat anak didik bersungguh-sungguh dalam belajar, kesungguhan tersebut akan menjadi awal yang sangat baik untuk keberhasilan mereka dalam belajar. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa anak didik hendaknya diberi kesempatan untuk lebih aktif berbuat dalam pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bervariasi sehingga diharapkan anak didik akan lebih semangat dalam belajar dan pada akhirnya prestasi belajarnyapun akan lebih baik.
3. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar (X3) terhadap Prestasi Belajar (Y)
Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana menunjukkan variabel aktivitas belajar (X1) berpengaruh terhadap prestasi belajar (Y), dengan koefisien determinasi sebesar 39,1%, sisanya 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil analisis di atas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ketersediaan sarana belajar di rumah sangat di perlukan sebagai penunjang proses
92
pembelajaran. Tersediannya sarana belajar di rumah dan pemanfaatan sarana yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 28) salah satu syarat keberhasilan belajar adalah bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup.
Ketersediaan sarana belajar yang baik dan lengkap dapat mempengaruhi kenyamanan dan ketenangan dalam melakukan aktivitas belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal perlu didukung oleh ruangan atau sarana belajar yang cukup dan teratur, misalnya ruangan belajar yang nyaman, keberadaan sarana belajar di rumah cukup bersih, rapi dan teratur dengan baik serta bebas dari polusi udara yang dapat mengganggu konsentrasi belajar sehingga dapat memberikan stimulus (rangsangan) yang positif bagi anak didik.
Bafadal (2003: 2) mengemukakan pendapatnya bahwa sarana belajar adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar. Pendapat tersebut diperkuat oleh Ibrahim dan Nana (2006: 64) yang mengemukakan bahwa sarana-sarana dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar anak didik. Belajar akan timbul dalam diri anak apabila disediakan tempat atau ruang khusus serta dilengkapi dengan sarana belajar yang diperlukan. Aktivitas/ kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana yang lengkap dan memadai. Oleh sebab itu, perlu didukung oleh kepedulian orang tua untuk memperhatikan kelengkapan buku, alat tulis dan sebagainya yang berguna dalam pendidikan anak-anaknya.
93
Dengan demikian jelas bahwa ketersediaan sarana belajar di rumah berpengaruh terhadap prestasi belajar.
4. Pengaruh Lingkungan Belajar (X4) terhadap Prestasi Belajar (Y)
Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana menunjukkan variabel aktivitas belajar (X1) berpengaruh terhadap prestasi belajar (Y), dengan koefisien determinasi sebesar 26,9%, sisanya 73,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil analisis di atas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa lingkungan belajar adalah situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar seorang individu. Jenis ataupun bentuk dari lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dapat berupa lingkungan rumah (keluarga) dan lingkungan kampus.
Lingkungan yang berada disekitar mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan di rumah dan di kampus. Lingkungan belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Banyak yang mengalami kehidupan keluarga yang kurang harmonis dan tidak mengetahui kondisi anakanaknya. Seperti yang diungkapkan Hamalik (2001: 194) bahwa jika keadaan keluarga kurang harmonis, orang tua kurang perhatian terhaap prestasi belajar anak didik dan keadaan ekonomi yang lemah atau berlebihan, bisa menyebabkan turunya prestasi belajar anak. Berdasarkan pendapat tersebut,
94
lingkungan keluarga merupakan tempat pertama kali seseorang mendapatkan pendidikan, dimana seorang anak akan meneladani kedua orang tuanya.
Adanya pengaruh lingkungan keluarga yang baik membuat anak didik merasakan adanya perhatian dan dorongan yang baik pula, tetapi sebaliknya dengan lingkungan yang kurang baik maka dorongan untuk menjadi baik pun akan berkurang pula. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Seluruh keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu anak didik agar dapat bergaul di lingkungan masyarakat dengan menjunjung nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan yang telah ada. Manusia tidak hanya dituntut dapat menyesuaikan diri dengan nilainilai tersebut tetapi juga diharapkan agar mampu mengembangkannya.
Lingkungan kampus yang memiliki situasi kelas yang dinamis memerlukan usaha agar dapat mewujudkan hubungan yang harmonis diantara mahasiswa lain yang menjadi anggotanya. Di dalam hubungan yang harmonis itu akan terwujud kerjasama atau persaingan yang sehat, yang memungkinkan setiap individu dapat berkembang secara maksimal bersama-sama Selanjutnya Hamalik (2001: 196) mengemukakan bahwa suatu lingkungan pendidikan atau pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi psikologis, stimulus bersumber dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respond an pada gilirannya menjadi suatu stimulus baru yang menimbulkan respon baru demikian seterusnya. Ini berate lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologis tertentu. 2. Fungsi pedagogis, lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, dan
95
lembaga latihan. Masing-masing lembaga tersebutmemiliki program pendidikan, baik tertulis maupun tidak tertulis. 3. Fungsi instuksional, Program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran dan kondisi lingkungan kelas merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk memgembangkan tingkah laku anak didik. Berdasarkan fungsi belajar yang telah dikemukakan, maka dikatakan yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah kesatuan ruang atau kondisi yang dipergunakan untuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Kondisi lingkungan yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan kampus akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam belajar, sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan mahasiswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang maksimal.
5. Pengaruh Motivasi Belajar (X1), Aktivitas Belajar (X2), Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah (X3) dan Lingkungan Belajar (X4) terhadap Prestasi Belajar (Y)
Hasil perhitungan analisis regresi ganda menunjukkan koefisien determinasi motivasi belajar (X1) aktivitas belajar (X2), ketersediaan sarana belajar di rumah (X3) dan lingkungan belajar (X4) terhadap prestasi belajar adalah 0.61, artinya prestasi belajar pengantar akuntansi di pengaruhi oleh motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar sebesar 61% sisanya sebesar 39% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
96
Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan maka diketahui bahwa keempat variabel bebas yaitu motivasi belajar (X1), aktivitas belajar (X2), ketersediaan sarana belajar di rumah (X3), lingkungan belajar (X4) memiliki koefisien t hitung yang lebih besar daripada koefisien t tabel. Motivasi belajar memiliki t hitung sebesar 4.719, ketersediaan sarana belajar sebesar 3.836, aktivitas belajar sebesar 2.756, dan lingkungan belajar sebesar 2.631 dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 1,684 (dk=39 dan aplha=5%). Hal ini berarti bahwa motivasi belajar (X1) aktivitas belajar (X2), ketersediaan sarana belajar di rumah (X3) dan lingkungan belajar (X4) memiliki pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap prestasi belajar (Y) Mata Kuliah Pengantar Akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Non-Reguler Tahun Akademik 2009/2010.
Hasil analisis tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 54-71), yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu secara garis besar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar, terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan) dan faktor kelelahan.
Sedangkan faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu, seperti faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
97
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode/cara belajar, dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Selanjutnya penelitian ini dibandingan dengan dua penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Sulastriningsih, terdapat perbedaan topik penelitian. Penelitian Kartika mengambil topik motivasi belajar, sarana belajar di sekolah, disiplin belajar, dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, penelitian Sulastriningsih mengambil topik minat belajar, aktivitas belajar, lingkungan keluarga siswa, dan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar akuntansi, sementara itu topik penelitian ini adalah motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi.
Perbedaan pada bidang studi dan objek yang diteliti adalah penelitian Kartika meneliti Bidang Studi Akuntansi dengan objek siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajar 2008/ 2009, penelitian Sulastriningsih meneliti Bidang Studi Akuntasi dengan objek SMA Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2007/ 2008, sedangkan objek penelitian ini adalah Mata Kuliah Pengantar Akuntansi dengan subjek Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007 Non-Reguler.
Perbedaan dari aspek tujuan penelitian menunjukkan bahwa penelitian Kartika bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, sarana belajar di
98
sekolah, disiplin belajar, dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, penelitian Sulastriningsih bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar, aktivitas belajar, lingkungan keluarga siswa, dan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar akuntansi, sedangkan penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh motivasi belajar, aktivitas belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi. Perbedaan lain terletak pada instrument penelitian yang digunakan, penelitian Kartika menggunakan dokumentasi, angket dan wawancara, sedangkan Penelitian Sulastriningsih dan penelitian ini menggunakan angket, dokumentasi, wawancara, dan studi kepustakaan, sedangkan penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan angket.
Sementara itu, persamaan ketiga penelitian terletak pada jenis penelitian yaitu Ex post facto, teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi dan hasil penelitian sama-sama menunjukkan adanya pengaruh varibel-variabel bebas terhadap variabel terikat (Sumber: Hasil Penelitian, Tahun 2010).