Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Subjek penelitian ini berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diambil adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa, Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar siswa. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh Ketuntasan Belajar Klasikal sebesar 33,3% dan daya serap klasikal 44,9%, Aktivitas guru berada pada kategori sangat kurang yaitu dengan rata-rata persentase aktivitas guru 45,4% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat kurang dengan rata-rata persentase 45,%. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal meningkat menjadi 80,% dan daya serap klasikal meningkat menjadi 80,60%, aktivitas guru berada pada kategori sangat baik yaitu 95,% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan ratarata persentase 97,5%. Ketuntasan klasikal yang didapatkan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu 80%, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Inpres 2 Ambesia. Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Kooperatif Tipe Jigsaw I.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan. Proses
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya yang berkualitas. Manusia yang berkualitas dapat dilihat dari segi pendidikan. Hal ini terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, selain beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani, juga memiliki kemampuan dan keterampilan (Agus, 2009: 1) 119
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Salah satu lembaga formal pendidikan adalah sekolah dasar yang merupakan wadah untuk membina anak didik menjadi manusia atau warga masyarakat yang terampil bekerja, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang akan terjadi. Untuk itulah faktor penunjang keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberikan inovasi dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia maupun dengan cara memilih guru yang profesional dalam mengajar. Peran guru dalam pengembangan potensi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Memberikan kesempatan untuk bermain dan beraktivitas. Menciptakan suasana aman di dalam diri siswa, aktivitas tidak didominasi guru melainkan siswa, guru berfungsi sebagai fasilitator, pembimbing, pengarah dan pemberi motivasi. Selain itu, tugas utama guru adalah membantu siswa dalam belajar, yakni berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran melalui penerapan berbagai metode yang tepat. Usman (2004: 136) menyatakan bahwa: Pada pembelajaran kooperatif para siswa diharuskan aktif dan dapat merespon belajarnya sendiri. Tujuan ini dicapai dengan meminta para siswa bertindak baik sebagai guru maupun sebagai siswa. Selanjutnya para siswa juga belajar dengan menjelaskan, bernegosiasi dan memotovasi apabila mereka berpartisipasi sebagai anggota kelompok baik secara individual maupun secara kelompok. Perkembangan keterampilan berinteraksi sosial ini merupakan hasil yang bisa dilihat dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Susilofi (2010:6) Gergaji Silang (jigsaw) tehnik ini mengisyaratkan setiap anggota kelompok diberi tugas berbeda serta kemudian diharapkan dirinya untuk menceritakan kepada teman lainnya tentang sesuatau yang pernah dipelajarinya. Menurut Maznum (2009:3) model tipe jigsaw memiliki beberapa kelebihan diantaranya memacu siswa berfikir kritis, memacu siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain. Ini akan mengacu siswa mengembangkan kemampuan verbal dan sosialnya dan diskusi 120
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu, tapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif. Secara etimologi, menurut Anonim dalam Andi (2008:14)
hasil belajar
berasal dari kata hasil dan belajar. Hasil artinya pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau tingkat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan mata pelajaran, sedangkan belajar artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsiah (2011:6) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPS di SDN Inpres 1 Tanamodindi. Dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa memiliki manfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar pada siswa. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar dan bagi sekolah sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah. Berdasarkan uraian dan permasalahan yang diuraiakan di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini ”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan di atas adalah “apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Siswa pada meta pelajaran IPA di kelas IV SD Inpres 2 Ambesia..? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Inpres 2 Ambesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Manfaat Penelitian
121
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi peneliti Untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam menulis suatu penelitian, khususnya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar. II.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan bersiklus yang mengacu pada model Kurt
Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (Depdiknas, 2003:19) yaitu meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi (iv) refleksi. Penggunaan model ini dikarenakan alur yang digunakan cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 2 Ambesia. Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30 siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan yang mengikuti pelajaran IPA tahun ajaran 2013/2014 Semester II. Dalam penelitian tindakan ini, ada beberapa faktor yang diselidiki. Faktorfaktor tersebut adalah : Siswa Melihat hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Inpres 2 Ambesia selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru Melihat aktivitas guru saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif:
122
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil observasi dan data observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar siswa pada setiap akhir tindakan setiap siklus. Cara Mengumpulkan Data Tes, yang diberikan kepada siswa setiap akhir tindakan untuk setiap siklus. Observasi, dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik siklus I maupun siklus II. Untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran yang lebih difokuskan pada pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa. Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut: Daya Serap Individu Untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus berikut (Depdiknas, 2004: 20) :
DSI
x100% ………………………… (1)
dengan : X
:
skor yang diperoleh siswa
Y
:
skor maksimal soal
DSI :
daya serap individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persetase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 %. Ketuntasan Belajar Klasikal Untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini digunakan rumus berikut (Depdiknas 2004: 20) :
N 100 % ………………… (2) S
dengan : N : banyaknya siswa yang tuntas S : banyaknya siswa seluruhnya KBK : ketuntasan belajar klasikal
123
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual. Daya Serap Klasikal Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut (Depdiknas, 2004: 20):
P 100 % ……………………..... (3) I dengan : P : skor total yang diperoleh siswa I : skor ideal seluruh siswa DSK : daya serap klasikal DSK
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65%. Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari aktivitas guru dan siswa berupa data hasil observasi. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: Mereduksi data, Menyajikan data dan Verifikasi data atau menyimpulkan data. Mereduksi Data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Selanjutnya presentase rata-rata dihitung dengan rumus :
JumlahSkor x100% ..................... (4) SkorMaksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut (Depdiknas, Presentase Nilai Rata-rata (NR) =
2003:78) : 90% ≤ NR ≤ 100% : Sangat baik 90% ≤ NR < 80% : Baik 80% ≤ NR < 70% : Cukup 70% ≤ NR < 60% : Kurang 0% ≤ NR < 60% : Sangat Kurang
124
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan
kemungkinan
penarikan
kesimpulan dan penarikan tindakan. Yang dimaksud dengan informasi adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, aktivitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Verifikasi data atau menyimpulkan data Kesimpulan merupakan hasil penafsiran arti atau makna data dalam bentuk penjelasan atau pernyataan kalimat yang singkat dan jelas tapi mempunyai makna yang jelas. Pernyataan yang dimaksud ada empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Indikator Data Kualitatif Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru, hasil analisis terhadap penilaian afektif dan psikomotor siswa. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika kualitas hasil belajar untuk aspek yang dinilai tersebut telah berada dalam kriteria baik atau sangat baik. dan hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran yang diterapkan. Indikator Data Kuantitatif Indikator yang menunjukkan keberhasilan penelitian tindakan ini yaitu apabila persentase daya serap individu yang diperoleh siswa ≥ 65%, persentase ketuntasan belajar klasikal ≥ 80% dan persentase daya serap klasikal ≥ 65%. (Depdiknas, 2004: 20). III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Pembelajaran Pratindakan Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari rabu tanggal 21 Oktober 2013. Diawal pelajaran peneliti memberi salam kemudian meminta siswa untuk
125
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X membuka buku pegangan berisi tentang kumpulan rangkuman materi dan soal latihan pelajaran IPA yaitu buku BSE. Pembelajaran ini bersifat langsung tanpa diawali apersepsi sehingga pengetahuan awal siswa tidak tergali dan siswa belum mendapatkan informasi tujuan pembelajaran dari guru. Seluruh siswa membuka buku sesuai halaman yang diminta guru, kemudian guru langsung menerangkan materi kepada siswa. Siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan guru. Setelah beberapa menit kemudian siswa mulai merasa bosan dan melakukan aktivitas lain. Ada siswa yang bermain sendiri, berbicara dengan teman, menggambar dan membuka buku lain. Media yang terdapat dalam kelas yang berupa gambar struktur fungsi dan bagian tumbuhan yang seharusnya dapat dimanfaatkan guru hanya berfungsi sebagai pajangan kelas. Setelah selesai menerangkan siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku dan siswa yang sudah selesai mengerjakan diperbolehkan istirahat. Hasil Belajar Pratindakan Tabel 1. Analisis Hasil Tes Pratindakan No
Aspek Perolehan
Hasil
1.
Skor tertinggi
45
2.
Skor terrendah
3
3.
Jumlah siswa keseluruhan
30
4.
Banyak siswa yang tuntas
5
5.
Banyak siswa yang tidak tuntas
25
6.
Presentase daya serap klasikal
25,86%
7
Presentase ketuntasan klasikal
16,6%
Hasil Penelitian Siklus I Tindakan kelas siklus I dilaksanakan selama (2) kali pertemuan di kelas, yaitu dengan satu (1) kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan satu (1) kali pertemuan tes akhir. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan dua kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pada tanggal 25 Oktober 2013 sedangkan pada pertemuan kedua
126
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X yaitu pemberian tes akhir pada tanggal 28 Oktober 2013 dengan alokasi 2 x 35 menit untuk tiap pertemuan, pelaksanaannya mengacu pada langkah-langkah rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) (lampiran 3 halaman 46) yang disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas siswa dan guru menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Aktivitas yang dilihat pada pertemuan pertama secara umum aspek yang diamati menunjukkan bahwa aktivitas siswa untuk tindakan siklus I presentasinya hanya mencapai 45 %. Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam kategori masih Sangat kurang. Aktivitas guru pada kegitan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus I, skor yang diperoleh sebesar 20 dari skor maksimal 44, sehingga presentase skor yang diperoleh hanya mencapai 45,4%. Hal ini taraf keberhasilan aktivitas guru menurut pengamatan berada dalam ketegori sangat kurang. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir tindakan pembelajaran melalui tes dengan bentuk essay, diperoleh hasil ketuntasan siswa secara individu 10 orang, sedangkan yang tidak tuntas individu 20 orang. Jika dipresentasekan daya serap klasikal 44,9%, dan tuntas klasikal 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal, karena masih terdapat siswa yang belum tuntas individu dan mempengaruhi ketuntasan secara klasikal dengan standar ketuntasan klasikal yaitu 65%, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus 2. Tabel 2. Analisis Hasil Tes Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7
Aspek Perolehan Skor tertinggi Skor rendah Jumlah siswa keseluruhan Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang tidak tuntas Presentase daya serap klasikal Presentase ketuntasan klasikal
Hasil 45 12 30 10 20 44,9 % 33,3 %
127
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Refleksi Siklus I Dari hasil pelaksanaan siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
Dalam menyampaikan materi energi dan perubahannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa belum maksimal karena siswa belum terbiasa dan belum sepenuhnya memahami model tersebut.
Motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih sangat kurang
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa belum sepenuhnya memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru.
Ternyata persentase ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 80% sesuai dengan indikator yang ditentukan berarti penelitian dilanjutkan ke siklus II
Hasil Penelitian Siklus II Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yaitu satu kali pertemuan kegiatan belajar mengajar, dan satu kali pertemuan tes akhir tindakan siklus II, dengan hasil penelitian sebagai berikut: Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan dua kali pertemuan satu kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pertemuan pertama pada tanggal 11 November 2013 sedangkan pertemuan keduanya yaitu pemberian tes hasil belajar pada tanggal 15 November 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk tiap petemuan. Pada siklus ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi energi dan perubahannya dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanan pembelajaran. Hasil Observasi Tindakan Siklus II Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung pengamatan dilakukan oleh guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas siswa dan guru menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Aspek yang diamati menunjukkan aktivitas siswa untuk tindakan siklus II persentasinya sudah mencapai mencapai 95%. Hal ini menunjukkan taraf
128
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam kategori sangat baik. Data hasil observasi pada tabel 4.5 terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar berlangsung dan beberapa aspek sudah sangat baik namun ada beberapa aspek yang masih berada dalam kategori baik. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus II, skor yang diperoleh sebesar 42 dari skor maksimal 44, sehingga presentase skor yang diperoleh mencapai 95%. Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir tindakan pembelajaran melalui tes dengan bentuk essay, diperoleh hasil ketuntasan siswa secara individu 26 orang, sedangkan yang tidak tuntas individu 4 orang. Jika dipresentasikan daya serap klasikal 80,60%, dan tuntas klasikal 80,%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah maksimal, karena sebagian besar siswa sudah tuntas individu dan mempengaruhi ketuntasan secara klasikal dengan standar ketuntasan klasikal yaitu 80%, sehingga penelitian ini cukup sampai di siklus II. Tabel hasil evaluasi siswa dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Analisis Hasil Tes Siklus II
No Aspek Perolehan
Hasil
1.
Skor tertinggi
50
2.
Skor rendah
21
3.
Jumlah siswa keseluruhan
30
4.
Banyak siswa yang tuntas
26
5.
Banyak siswa yang tidak tuntas
4
6.
Presentase daya serap klasikal
80,60%
7
Presentase ketuntasan klasikal
80%
Refleksi Siklus II Dari hasil pelaksanaan siklus II selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
129
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X
Dalam menyampaikan materi energi dan perubahannya dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Ambesia sudah maksimal.
Motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran sudah baik
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa sudah sepenuhnya memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru
Ternyata persentase ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai 80% sesuai dengan indikator yang ditentukan berarti penelitian dihentikan pada siklus II
Pembahasan Kegiatan-kegiatan
yang
termasuk
dalam
pendahuluan
adalah
mencapaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan mengaitkan kembali tentang pengetahuan prasyarat. Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa bertujuan agar siswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan tercapainya hasil belajar yang optimal. Pemberian motivasi kepada siswa dapat menarik perhatian mereka pada materi pembelajaran, sekaligus menjadikan siswa lebih bergairah dan lebih siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, Menyebabkan
hasil
belajar siswa kurang maksimal.
Penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Ambesia. Pada siklus I diperoleh presentase daya serap klasikal 44,9% pada presentase ketuntasan belajar diperoleh 33,3% masih berada pada kategori sangat kurang, sehingga peneliti melanjutkan pada siklus II, mengalami peningkatan diperoleh presentase daya serap klasikal mencapai 80,60% pada presentase
ketuntasan klasikal mencapai 80% hasilnya pada
kategori sangat baik. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I saat kegiatan belajar mengajar belangsung, diperoleh pesentase 45% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh presentase hanya mencapai 45,4%, menyebabkan penelitian tindakan pada siklus I belum mencapai standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktivitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab 130
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas kerjasama dalam kelompok. Selain disebabkan oleh aktivitas siswa yang belum efektif, rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Beberapa hal mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu: faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang terdiri dari faktor biologis dan faktor fisiologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri yang terdiri dari faktor lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor waktu. Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif dalam diskusi. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Jigsaw
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini. Pada siklus I diperoleh presentase daya serap klasikal 44,9% pada presentase ketuntasan belajar diperoleh 33,3% masih berada pada kategori sangat kurang, sehingga peneliti melanjutkan pada siklus II, mengalami peningkatan diperoleh presentase daya serap klasikal mencapai 80,60% pada presentase
ketuntasan klasikal mencapai 80% hasilnya pada
kategori sangat baik. Saran
131
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya dipergunakan pada materi-materi tertentu. Perlunya penggunaan media pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat merangsang daya fikir dan meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Andi. (2008). Penerapan Model Tipe Jigsaw Pada pembelajaran Biologi Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Palu. FKIP Universitas Tadulako Palu. Agus. (2009). Tujuan Pendidikan Nasional http://www.pendidikansains/ilmualam diakses tanggal 28-Januari 2011 Depdiknas. (2003). Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Perbukuan --------------. (2004). Analisis Daya Serap Individu Siswa. Jakarta : Direktorat Pendidikan Nasional --------------. (2004). Analisis Ketuntasan Belajar Klasikal. Jakarta : Direktorat Pendidikan Nasional --------------. (2004). Kriteria taraf keberhasilan siswa. Jakarta : Pusat Perbukuan Mazjun. (2009) Tujuan model pembelajaran Kooperative http://www.mazjun.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/16/modelpembelajarank ooperatif diakses tanggal 28 Januari 2011. Syamsiah (2011:6) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPS di SDN Inpres 1 Tanamodindi : Perpustakaan. Universitas Tadulako Palu. Susilofi.(2010). Model Pembelajaran Kooperatif. http://www.Susilofi.wordpress.com/2010/09/28/model-pembelajarankooperatif. diakses tanggal 01-Februari 2011 Usman. (2004). Strategi Pembelajaran Kontemporer Suatu Pendekatan Model. Cisarua: Tadulako Univercity Press.
132