Kotak 0
Bidang 1 Video (slide & teks) 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 60 detik Magic/ intelligent glass
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 60 detik Magic/ intelligent glass
Gagasan instalasi dan sudut pandang djelaskan lewat teks dan grafis: mengenai „ketukangan‟, „kaca‟, dan mengenai posisi wacana arsitektur di Indonesia (dalam konteks sosial politik budaya) Konteks umum mengenai arsitektur di Indonesia
Ilustrasi visual (video, gambar) yang merupakan ilustrasi bidang 1
Bidang Lantai A
Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar Konteks wacana Arsitektur di Masa Kolonial Menampilkan wacana dan praktek arsitektur pada awal abad 20 tentang pencarian “jati diri arsitektur Hindia Belanda” yang meliputi perhatian pada iklim dan aspek kerajinan lokal, yang dilatari Politik Etis
Kotak 1 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, Teks & Gambar/ Foto, 3 m x 1,6875 m Dilihat dari dalam
Aula Barat ITB, Bandung Memperlihatkan keutuhan siluet, konteks, ruang dan aspek tektonika bangunan Fokus pada struktur atap kayu dengan klamp besi
Henri Maclaine-Pont & Wacana Arsitektur Hindia Belanda Pandangan Maclaine-Pont tentang ketukangan, material, & peran arsitek (arsitektur) Kontras pandangan Maclaine-Pont dengan arsitek-arsitek sejaman (Wolff Schoemaker, Thomas Karsten, dll)
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: “Henri Maclaine-Pont & Arsitektur Hindia Belanda”
Gereja Puhsarang, Kediri Memperlihatkan keutuhan siluet, konteks, ruang dan aspek tektonika Fokus pada struktur dan konstruksi atap, keterpisahan dinding, dan detail material
Bidang Lantai B
Slide & teks, 2 m x 1,125 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar Masa Kemerdekaan Awal dan wacana kebudayaan Indonesia Konteks arsitektur pada periode ini adalah sebagai „mercusuar‟/ simbolik bagi politik luar negeri dan juga sebagai konsolidasi politik dalam negeri Pengembangan Kota Jakarta & „Nation Buiiding‟ Preferensi Sukarno pada arsitektur Modern
Kotak 2 Bidang 3 Slide/ Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam Mosaik visual mengenai karya-karya monumental Silaban: Masjid Istiqlal, Bank Indonesia, Monumen Lapangan Banteng, BNI 46, Gedung Pola Menyoroti beberapa detail konstruksi khusus di Masjid Istiqlal yang mendukung premis ketukangan
Bidang 4 Video, slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Paparan mengenai latar belakang dan peran F. Silaban Menyoroti latar belakang pendidikannya di jaman Belanda, sebagai ahli bangunan
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: “Friedrich Silaban”
Rumah Silaban, Bogor, menyoroti ketrampilan tektonika dan eksekusi detail-detail: finishing kolom, talang, detail-detail kayu, detail lantai, furniture, dan lain sebagainya.
Kotak 3 Bidang 3 Slide/ Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam „Rumah jengki kelas menengah atas dan bangunan jengki institusional‟, yang terdapat di kota-kota besar Indonesia, termasuk di Kebayoran Baru
Bidang 4 Slide, Teks & Gambar/ Foto, 3 m x 1,6875 m Dilihat dari dalam Paparan mengenai arsitektur Jengki sebagai fenomena kebutuhan hunian dan bangunan pada dekade 1950 & 1960 Ahli bangunan pribumi yang bekerja sepeninggalan para arsitek/ aneemer Belanda Menerangkan konteks ketrampilan dan kebebasan bereskpresi para ahli bangunan dan ketukangannya Menerangkan konteks suasana optimistik pasca Perang Dunia 2 Arsitektur Jengki digambarkan sebagai sebuah praksis dengan spektrum dari „vernakular‟ hingga „profesional‟
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Slide, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: “Arsitektur Jengki”
„Jengki kelas menengah bawah‟ yang tersebar di Nusantara, biasanya berbentuk rumah-rumah individual maupun rumah deret
Kotak 4 Bidang 3
Bidang 4
Bidang 1
Bidang 2
Bidang Lantai C
Slide & teks, 2 m x 1,125 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar Masa Orde Baru Wacana arsitektur pada periode ini adalah mengenai identitas regional yang dibentuk oleh 2 konteks; pertama adalah berkembangnya turisme global yang menempatkan Bali sebagai tujuan wisata, kedua adalah mengenai represi rezim Orde Baru terhadap aspirasi sosial serta budaya masyarakat Termasuk: pengaruh restorasi Borobudur (1972-75) oleh UNESCO
Kotak 5 Bidang 3 Slide/ Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Mosaik visual mengenai karya-karya arsitektur hotel di Bali, mencakup bangunan-bangunan hotel „gaya Bali‟ perintis Pengaruh Hotel Tandjung Sari (Wija Waworuntu), Geoffrey Bawa, Adrian Zecha (Amanresorts) dalam perkembangan „hotel butik‟
Paparan mengenai latar belakang berkembangnya Bali sebagai tujuan wisata global dan perannya terhadap perkembangan lanjutan arsitektur di Bali Perkembangan kerajinan (craftsmanship) dan arsitektur sebagai komoditas industri pariwisata
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: “Arsitektur Balinisasi”
Menyoroti kerajinan-kerajinan yang tumbuh berkat tumbuhnya pariwisata Bali: batu paras, marmer, terakota, batu candi, ukiran kayu, dan lain sebagainya
Kotak 6 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Kampung Kali Code, diliput sebagai sebuah advokasi perlawanan politik masyarakat marjinal terhadap rezim yang otoriter, yang dilakukan dengan praktek membangun hunian secara swadaya
Sekilas tokoh Y.B. Mangunwijaya
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: “Y.B. Mangunwijaya”
Wisma Kuwera, Sendangsono Mengamati eksplorasi tektonika, material, untuk merespon tuntutan iklim dan situasi sosial serta upaya untuk mengolah ketrampilan tukang
Kotak 7 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Hilton Executive Club karya Yuswadi Saliya Menyoroti eksplorasi bentuk, material, dan ruang yang „regional‟ tanpa terjebak ke dalam idiom-idiom arsitektur tradisional
Tan Tjiang Ay Konteks klien dan sajian „arsitektural‟ modern yang mengandalkan „pemurnian‟ elemen arsitektur dan kesempurnaan eksekusi ketukangan
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul:
[karya-karya Suwondo? Bian Poen? Han Awal?]
Uraian: Menyoroti tentang praktek kritis dalam menyikapi isu regionalisme dalam arsitektur
Bidang Lantai D
Slide & teks, 2 m x 1,125 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar Masa Kini Masa kini digambarkan sebagai masa kebebasan politik, pertumbuhan ekonomi, berkembangnya kelas sosial atas perkotaan, ekonomi global, dan keterbukaan informasi. Selain itu masa kini juga diwarnai oleh bencana-bencana berskala masif, masalah lingkungan hidup dan sosial.
Kotak 8 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Kampung Ngibikan (Eko Prawoto & Maryoto); praktek pembangunan kembali kampung pasca gempa secara swadaya
Eksplorasi material yang berkelanjutan dan ketukangan; OBI Eco Campus Jatiluhur(Andry Widyowijatnoko), Green School (PT Bambu), Gereja Bambu (E. Pradipto), Rumah di Tanah Teduh (Adi Purnomo)
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: Bencana & Lingkungan Hidup
Eksplorasi konstruksi dan manajemen lingkungan hidup; Rempah Rumah Karya & Rumah Turi (Paulus Mintarga)
Kotak 9 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Wae Rebo
Program Rumah Asuh Mengenai upaya advokasi (oleh arsitek) untuk membangunkan kembali praktik ketukangan (serta ritual) pada proses pembangunan rumah adat di daerah suku terpencil di Indonesia
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: Rekonstruksi & Konservasi
Sumba
Kotak 10 Bidang 3 Video, 3 m x 1,6874 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Bidang 4 Slide, teks & gambar/ foto, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik Dilihat dari dalam
Eksplorasi material dan tektonika dalam upaya menciptakan ruang bagi kelas menengah perkotaan dengan anggaran terbatas Le Bo Ye (A. Matin), Rumah Baja Wisno (A. Djuhara)
Penjelasan mengenai praktek umum arsitek di Indonesia yang didominasi oleh „small practices‟ dengan klien-klien masyarakat kelas mengenah atas perkotaan. Kebutuhan rumah tinggal dengan kualitas yang prima mengimbangi buruknya infrastruktur kotakota besar di Indonesia. Juga disinggung mengenai kebutuhan akan ekspresi sosial budaya yang baru bagi kalangan ini memberikan ruang gerak bagi arsitek Indonesia untuk bereksplorasi; mengadopsi dan bereksperimen dengan bebas.
Bidang 1 Video (slide & teks) 2 m x 1,125 m Proyeksi 5 detik, jeda 3 detik Dilihat dari luar
Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 3 detik Dilihat dari dalam
Judul: Estetika Baru bagi Masyarakat Kota
Eksplorasi material lokal (dan daur ulang) dan tektonika dalam upaya menampilkan ekspresi arsitektural yang baru; Potato Head Bali (A. Matin), Rumah Agus Suwage (A. Matin), Rumah Setiabudi (A. Purnomo)