INFO-TEKNIK Volume 8 No.1, JULI 2007(72-79)
Karakter Shared Street pada Jalan-jalan di Perkampungan Krapyak Kulon Mohammad Ibnu Saud Intisari –Krapyak Kulon merupakan salah satu perkampungan di Yogyakarta yang tidak jauh berbeda dengan perkampungan lainnya. Keunikannya, kampung ini mempunyai tiga nama untuk menyebut tipetipe jalan yang ada di sana, yaitu Jalan Rukun, Jalan Pertolongan dan Gledekan. Jalan-jalan di Krapyak Kulon ini termasuk dalam tipe shared street. Shared street atau jalan pada daerah hunian yang terintegrasi merupakan model jalan yang cocok dengan fisik dan sosial dari lingkungan tempat tinggal. Umumnya digunakan untuk lalu lintas kendaraan, interaksi sosial dan aktivitas umum. Shared street memicu konfigurasi desain baru yang meningkatkan interaksi sosial dan keamanan pada jalan, serta meningkatkan pergerakan bagi pejalan kaki. Konsep shared street merupakan salah satu konsep penting dalam desain kawasan Hunian. Jalan dengan tipe shared street terdapat diberbagai daerah di dunia dengan istilah dan karakter yang berbeda. Shared street di Krapyak Kulon memiliki istilah tertentu dan karakter tersendiri tentunya. Dengan mengetahui karakter shared street di Krapyak Kulon ini, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai karakter shared street yang sesuai untuk daerah hunian di Indonesia. Kata kunci –Shared street, Krapyak Kulon, daerah hunian. Abstract –Krapyak Kulon is one of the kampong in Yogyakarta which is similar with the other kampongs. Uniquely, it has three name of the street types at there, they are Jalan Rukun, Jalan Pertolongan and Gledekan. These kind of streets are part of the shared street. Shared street or integrated street on the dwelling area is a type of street which is suitable with the physical and social dwelling environment. Generally it is used for traffic, social interaction and daily activities. Shared street triggers new design configuration which increase social interaction, street safety, and pedestrian movement. Shared street concept is one of the important concept in dwelling area design. Street with shared street type can be found in many part of the world with its own name and character. Shared street in Krapyak Kulon also has its own name and character. By knowing the character of the shared street in krapyak Kulon, it will give a good description the suitable character for the design of dwelling area in Indonesia. Keywords –shared street, Krapyak Kulon, dwelling area.
penggunaannya sendiri, hal ini terkait dengan tingkat privasi dari jalan tersebut. Ada nilai-nilai yang harus di patuhi oleh pengguna jalan pada masing-masing tipe jalan. Penggunaan jalan tidak hanya untuk fungsi aksesibilitas saja, tapi juga untuk fungsi-fungsi lainnya seperti tempat bermain anak, parkir kendaraan, tempat berinteraksi dan yang lainnya. Tipe-tipe jalan seperti ini menjadi karakter daerah kampung. Tidak hanya di Indonesia, tipe jalan dengan banyak fungsi ini juga ada di berbagai daerah di dunia. Tipe jalan tradisional seperti ini mulai dikembangkan dalam perencanaan daerah hunian yang berbasis pada Traditional Neigborhood Development (TND) atau Neo Traditional Development (NTD) yang terinspirasi dari kotakota klasik. Hal ini menunjukkan bahwasanya tipe jalan seperti ini menguntungkan untuk kawasan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jalan-jalan yang terdapat di kampung Krapyak Kulon tidak berbeda dengan jalan-jalan di daerah lainnya. Namun yang unik adalah ada tiga istilah yang digunakan masyarakat untuk menyebut jalan-jalan tersebut yaitu Jalan Rukun, Jalan Pertolongan dan Gledekan. Jalan Rukun adalah jalan yang mengambil dari lahan warga, sekitar 0,50 – 1,00 m pada sisi-sisi lahan, sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Jalan Pertolongan adalah lahan milik warga yang dijadikan jalan penghubung. Gledekan adalah jalan yang diberikan untuk pamong desa yang menuju langsung ke lahan miliknya. Keunikan lain dari jalan-jalan ini adalah dalam hal penggunaan jalan. Masing-masing tipe jalan memiliki aturan
72
Mohammad Ibnu Saud, Karakter Shared Street pada …
permukiman. Karakter jalan dengan multi guna dikenal pula dengan istilah shared street. Karakter shared street yang dikembangkan di beberapa negara berbasis pada karakter yang diambil dari tipe jalan di luar negeri. Seperti apakah karakter shared street yang ada di perkampungan di Indonesia? untuk itu perlu dilakukan pengamatan pada jalan-jalan diperkampungan di Indonesia. Pada kesempatan ini pengamatan mengambil lokasi di kampung Krapyak Kulon. Perumusan Masalah Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah identifikasi karakter shared street yang terdapat di perkampungan, dengan studi kasus Jalan Rukun, Jalan Pertolongan dan Gledekan yang terdapat di kampung Krapyak Kulon. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari arsitektur kota, yang berfokus pada jalan, sebagai salah satu elemen pembentuk karakter kota. Kasus yang digunakan dalam penelitian ini Jalan Rukun, Jalan Pertolongan dan Gledekan yang terdapat di kampung Krapyak Kulon. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan karakter shared street di perkampungan, yang nantinya dapat menjadi masukan dalam perencanaan daerah hunian baik di perkampungan maupun di kota. Selain itu juga menjadi bahan pertimbangan bagaimana beberapa permasalahan daerah hunian dapat diselesaikan dengan shared street berdasarkan karakterkarakter yang tersendiri.
KAJIAN TEORITIS Konsep Shared Street Salah satu inovasi desain yang terpenting dalam dua puluh tahun terakhir adalah shared street atau jalan pada daerah hunian yang terintegrasi. Tipe jalan tersebut cocok dengan fisik dan sosial dari lingkungan tempat tinggal, dan penggunaannya untuk lalu lintas kendaraan, interaksi sosial dan aktivitas umum. Jalan seperti ini merupakan karakter dari jalan-jalan di Eropa dan Amerika yang masih dapat ditemui di kotakota pedalaman, dan hampir punah di kawasan pinggiran Amerika. Sedangkan di pinggiran Eropa dan kota-kota di negara lainnya tipe jalan ini terus
73
dikembangkan. Di beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Australia, Jepang dan Israel, integrasi antara lalu lintas dan aktifitas hunian pada tempat yang sama merupakan konsep yang memicu konfigurasi desain yang baru yang meningkatkan interaksi sosial dan keamanan pada jalan, serta meningkatkan pergerakan pejalan kaki. Konsep penting dalam shared street adalah integrasi, yang mengutamakan komunitas dan pengguna. Tempat pejalan kaki, tempat bermain anak-anak, tempat bersepeda, parkir kendaraan dan lalu lintas menempati area yang sama pada ruang jalan. Meskipun hal ini terlihat ada konflik dalam penggunaan, desain fisik menempatkan pengendara dalam posisi yang dikalahkan. Kondisi tersebut akan memberikan keamanan bagi pejalan kaki. Konsep shared street telah diterapkan di beberapa hunian diberbagai negara, tipe jalan ini memiliki sebutan berbeda pada masing-masing negara seperti Wohnstraben atau living street di Jerman, shared street atau mixed court di Inggris, community doro atau community street di Jepang, rehov meshulav atau integrated street di Israel. Bagaimana dengan di Indonesia, apakah Jalan Rukun, Jalan Pertolongan dan Gledekan yang ada di Krapyak Kulon bisa jadi istilah baru dalam share?d street Karakter Desain dari Shared Street Shared street mengintegrasikan antara aktifitas pejalan kaki dengan lalu lintas kendaraan dalam satu area yang sama. Dalam pendekatan ini mestinya jalan berfungsi di daerah hunian, menjadi tempat bermain dan tempat interaksi, juga memikul fungsi lalu lintas dan parkir. Karakter dari shared street antara lain: - berada di daerah hunian atau ruang publik - meminimalkan lalu lintas yang berlebihan - area yang di paving diperuntukkan untuk pejalan kaki dan kendaraan dimana pedestrian lebih dominan - kegiatan bermain dan jalan kaki diperbolehkan disemua tempat - bisa berupa jalan tunggal, square atau kombinasi dari ruang-ruang yang terhubung - jalan masuk ditandai dengan jelas - tidak ada paving panjang dengan pembats dan area pejalan kaki yang ditandai khusus - kecepatan pergerakan dihalangi oleh gundukan semacam polisi tidur masing-masing rumah punya akses untuk kendaraan mereka - areanya dilengkapi dengan landsekap yang lega dan dilengkapi dengan street furniture
74
INFO TEKNIK, Volume 8 No.1, JULI 2007
Tinjauan Terhadap Kampung Krapyak Kulon Secara administratif Pedukuhan Krapyak Kulon terletak di Kecamatan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Propinsi DIY Yogyakarta. Penelitian ini mengambil lokasi di RW 15 dengan daerah lokasi seperti pada gambar berikut ini. Tugu
Keraton
Kampung Krapyak Kulon Panggung Krapyak
U
Peta lokasi kampung Krapyak Kulon
Lokasi ini dipilih karena di wilayah ini terdapat jalan gledekan yang merupakan salah satu penyusun struktur jalan di daerah ini selain jalan rukun dan jalan pertolongan.
METODE Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data di lapangan di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan observasi/ pengamatan lapangan terhadap kondisi jalan-jalan yang dijadikan studi kasus. 2. Melakukan pencatatan, gambar ulang, pengukuran terhadap jalan-jalan tersebut. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan diolah dan dianalisis berdasarkan parameter yang sudah ditentukan. Analisis akan menghasilkan karakter-karaktr yang muncul pada masing-masing jalan yang kemudian dicari generalisasi karakternya berdasarkan jenis Jalan tersebut. Objek Pengamatan Jalan-jalan di Krapyak Kulon yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini digambarkan sebagai sebagai berikut:
Struktur jalan kampung krapyak Kulon RW 15
Mohammad Ibnu Saud, Karakter Shared Street pada …
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pengamatan Jalan Rukun 1 dan 2 Gledekan
Jalan rukun 1 Aktifitas : Jalur pejalan kaki dan kendaraan, jalur mobil, parkir sepeda, tempat bermain anak-anak Aturan : kendaraan yang lewat boleh dikendarai Karakter Fisik Jalan : lebar 1,8 m – 2 m (dipaving) Pelingkup : Pagar bambu : 75 cm Pagar beton : 75 cm – 2,5m Pagar besi : 2m Dinding rumah : 3-4 m
Jalan rukun 2 Aktifitas : Jalur pejalan kaki dan kendaraan Tempat bersantai/beristirahat Tempat bermain anak-anak Aturan : kendaraan yang lewat tidak boleh dikendarai Karakter Fisik Jalan : lebar 1,5-1,8 m (dipaving) Pelingkup : Dinding rumah : 3-4 m
75
76
INFO TEKNIK, Volume 8 No.1, JULI 2007
C E A
B
B
C
D D Aktifitas : Jalur pejalan kaki dan kendaraan Jalur mobil Parkir sepeda dan kendaraan Tempat bermain anak-anak Tempat jemuran Tempat berinteraksi Aturan : kendaraan yang lewat boleh dikendarai Karakter Fisik Jalan : lebar 3,5 m (dipaving) Pelingkup : Pagar bambu : 75 cm Pagar beton : 75 cm – 2,5m Pagar besi : 2m Dinding rumah : 3-4 m
Jalan Rukun 3 dan Jalan Pertolongan
E
Mohammad Ibnu Saud, Karakter Shared Street pada …
Jalan rukun
A E Jalan Pertolongan
C G
B/F
Jalur pejalan kaki
D
D
A
B
C
E
F
G
Jalan Rukun 3 Aktifitas : Jalur pejalan kaki dan kendaraan Parkir sepeda dan kendaraan Tempat bermain anak-anak Tempat berinteraksi Tempat penumpukan barang Aturan : kendaraan yang lewat boleh dikendarai Karakter Fisik Jalan : selebar area yang bisa dilewati (Tidak dipaving) Pelingkup : Vegetasi Dinding rumah : 3-4 m
Jalan pertolongan Aktifitas : Jalur pejalan kaki Tempat jemuran Tempat berinteraksi Tempat penumpukan barang Aturan : Hanya penghuni atau tetangga sekitar yang boleh melewati Karakter Fisik Jalan : lebar (Tidak dipaving) Pelingkup : Dinding rumah : 3-4 m
77
78
INFO TEKNIK, Volume 8 No.1, JULI 2007
Rangkuman Data Tipe Jalan
Aktifitas
Karakter fisik
Aturan
Jalan rukun 1
Jalur pejalan kaki dan kendaraan Jalur mobil Parkir sepeda Tempat bermain anak-anak
Jalan : lebar 1,8 m – 2 m (dipaving)
Kendaraan yang lewat boleh dikendarai
Jalur pejalan kaki dan kendaraan Tempat bersantai/beristirahat Tempat bermain anak-anak
Jalan : lebar 1,5-1,8 m (dipaving)
Jalan rukun 2
Pelingkup : Pagar bambu : 75 cm Pagar beton : 75 cm – 2,5m Pagar besi : 2m Dinding rumah : 3-4 m
Pelingkup : Dinding rumah : 3-4 m
Kendaraan yang lewat tidak boleh dikendarai
Jalan Rukun 3
Jalur pejalan kaki dan kendaraan Jalan : Parkir sepeda dan kendaraan selebar area yang bisa Tempat bermain anak-anak dilewati (Tidak dipaving) Tempat berinteraksi Tempat penumpukan barang Pelingkup : Vegetasi Dinding rumah : 3-4 m
Kendaraan yang lewat boleh dikendarai
Gledekan
Jalur pejalan kaki dan kendaraan Jalur mobil Parkir sepeda dan kendaraan Tempat bermain anak-anak Tempat jemuran Tempat berinteraksi
Kendaraan yang lewat boleh dikendarai
Jalan pertolongan
Jalur pejalan kaki Tempat jemuran Tempat berinteraksi Tempat penumpukan barang
Analisa dan Pembahasan Jalan Rukun Pada jalan ini aktifitas yang terjadi relatif serupa, yang sedikit berbeda adalah mengenai aturan penggunaan jalan, pada jalan rukun 2, kendaraan yang lewat tidak boleh dikendarai, disana juga terdapat aktifitas yang cukup privat
Jalan : lebar 3,5 m (dipaving) Pelingkup : Pagar bambu : 75 cm Pagar beton : 75 cm – 2,5m Pagar besi : 2m Dinding rumah : 3-4 m
Jalan : lebar (Tidak dipaving) Pelingkup : Dinding rumah : 3-4 m
Hanya penghuni atau tetangga sekitar yang boleh melewati
seperti bersantai/beristirahat. Hal ini terkait dengan lebar jalan yang sempit dan pelingkup yang tinggi sehingga terasa lebih privat. Pengguna jalan sebagian besar adalah penghuni yang ada disana dan warga sekitar jalan.
Mohammad Ibnu Saud, Karakter Shared Street pada …
Gledekan Jalan ini lebih bersifat publik, aktifitas lebih beragam dibandingkan jalan lainnya dan juga lebih lebar. Pengguna jalan pun lebih luas cakupannya, tidak hanya warga yang ada disana saja tapi juga warga dari tempat lainnya. Sebagian besar ruas jalan dibatasi oleh pagar beton rendah dan terbuka. Jalan Pertolongan Jalan ini sangat privat, karena lahannya memang milik salah seorang dari warga, sehingga digunakan umumnya untuk aktifitas pemilik lahan tersebut. Walaupun demikian warga lainnya juga bisa menggunakannya namun hanya sebatas numpang lewat, atau kegiatan lainnya atas seijin pemilik lahan. Berdasarkan data dan analisa dari tiga tipe jalan yang ada di lokasi ini, terlihat bahwa jalan memiliki banyak kegunaan, seperti jalur lalu lintas, jalur pedestrian, tempat berinteraksi, tempat bermain, tempat menjemur, tempat penumpukan barang, tempat parkir bahkan tempat beristirahat. Dilihat dari aktifitas yang berlangsung disana, ada aktifitas yang sangat publik dan ada yang sangat privat. Tidak ada penanda yang membatasi dimana masing-masing kegiatan harus berlangsung, semua terjadi pada satu tempat, hanya saja posisinya yang bisa dibedakan. Aktifitas-aktifitas publik seperti lalu lintas dan pedestrian cenderung mengambil posisi ditengah sampai ke tepi jalan, aktifitas bermain dan berinteraksi cenderung berada di tepi namun kadang-kadang melebar sampai ketengah, aktifitas menjemur, penumpukan barang, parkir dan beristirahat cenderung berada di tepi jalan dekan dengan rumah dari pelakunya. Pelapisan kegiatan dari yang sangat publik sampai yang privat ini berlangsung dengan tanpa adanya konflik, masing-masing pelaku aktifitas menyesuaikan aktifitasnya dengan kondisi dan situasi yang ada. Bagi pengguna dari luar aturan penggunaan jalan terkadang diperjelas dengan adanya tulisan “ Matikan Mesin” seperti yang terdapat pada jalan rukun 2. Dari sisi fisik, jalan sebagian besar dibatasi oleh pagar beton rendah dan terbuka pada Gledekan dan dinding-dinding rumah pada jalan rukun dan jalan pertolongan. Jarang sekali rumah yang dibatasi oleh pagar tertutup/terkunci. Masyarakat di sini memiliki pemikiran bahwa pagar yang tertutup akan menyulitkan memberi pertolongan ketika terjadi sesuatu pada rumahnya. Sehingga keamanan bukan dibatasi oleh pelingkup fisik tetapi lebih
79
pada kepercayaan pada tetangga-tetangga di sekelilingnya. Penggunaan jalan di daerah hunian seperti di lokasi ini menyesuaikan dengan karakter fisik jalan dan kepemilikan lahan dari jalan tersebut. Pada jalan yang cukup lebar dan merupakan pemberian (Gledekan), berlangsung aktifitas yang sifatnya publik, batas antara jalan sebagai tempat yang umum dan rumah hanya berupa pagar beton rendah dan terbuka, bahkan ada yang tidak dibatasi sama sekali. Pada jalan yang relatif sempit dan merupakan sumbangan dari pemilik lahan yang berada di sisi kiri dan kanan (Jalan Rukun), berlangsung kegiatan yang semi privat sampai pada yang privat, tergantung pelingkup jalan. Pelingkup jalan yang lebih tertutup memungkinkan melakukan aktifitas yang privat. Pada jalan yang dimiliki oleh salah satu warga, penggunanya terbatas, aktifitasnya terkait erat dengan pemilik lahan tersebut, yang bersifat privat sampai semi privat.
KESIMPULAN Karakter shared street pada Jalan-jalan di kampung Krapyak Kulon dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jalan berada pada lingkungan hunian yang tumbuh dengan sendirinya. 2. Tipe-tipe jalan dibedakan oleh asal mula kepemilikan lahan 3. Aktifitas dan pengguna jalan dipengaruhi oleh tipe jalan dan karakter fisiknya 4. Beragam aktifitas dari yang publik sampai privat berlangsung pada tempat yang sama tanpa ada batasan yang jelas dengan posisi tersendiri. 5. Pelapisan aktifitas tidak menimbulkan konflik, tetapi dikontrol oleh nilai-nilai dan normanorma setempat.
DAFTAR PUSTAKA Cohen, M, 1999, Urban Conservation, MIT, Cambridge Moughtin, C., 1999, Urban Design : Street and Square, Architectural Press, Woburn Southworth, M dan Joseph, E. B., 1996, Street and The Shaping of Towns and Cities, Mcgraw Hill, New York Paul, D. S., 1965, Urban Design : The Architecture of Town and Cities, Mcgraw Hill, New York