INDONESIA DIGITAL LEARNING 2016 “MY TEACHER MY HERO”
SEMESTA MENDUKUNG Candra Kusaditiyanto SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Provinsi Jawa Timur
Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu maka pembangunan nasional dilaksanakan di segala bidang baik bidang material maupun spiritual. Salah satu cara yang cepat untuk membangun sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan inilah nantinya dihasilkan manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil dan bertanggung jawab, mandiri, mempunyai sikap kepemimpinan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan memegang peranan penting dalam sejarah manusia. Kemajuan yang pernah dan akan dicapai tidak lepas dari peran pendidikan yang kehadirannya memberikan nilai lebih bagi kemajuan peradaban umat manusia. Apa yang sekarang terlihat sebagai kemajuan di segala bidang merupakan buah dari usaha manusia secara sadar dalam menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokraatis dan bertanggung jawab. Berkenaan dengan hal-hal yang diuraikan di atas, sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter baik, serta setia kepada bangsa dan negara yang berdasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945. Melalui jalur pendidikan sekolah pemerintah mengupayakan Pendidikan Kewaragnegaraan (PKn) sebagai mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Tugas guru tidak semata-mata hanya memberikan pengajaran ceramah yang sifatnya text book (book oriented) kepada siswa, melainkan guru harus bisa memotivasi siswa agar mampu membangun pengetahuan dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membangun jaring-jaring komunikasi dan interaksi belajar yang bermakna melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, mampu menciptakan minat belajar merupakan cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di kelas. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman saya selama proses pembelajaran PKn, siswa kurang termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn merupakan pelajaran yang menjenuhkan. Pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, hanya mempelajari UUD 1945, dan aspek penalaran kurang bisa di optimalkan oleh guru untuk memberikan pemahaman pelajaran PKn pada siswa di sekolah. Faktor lain yang menyebabkan hasil belajar PKn terkesan membosankan yaitu kurangnya motivasi belajar, guru yang monoton dalam mengajar, strategi pembelajaran yang sudah lama atau usang, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum dan lingkungan sekolah. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetisi harus berpusat pada siswa (focus on learners), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar, media belajar mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengkomunikasikan bahan pelajaran, sehingga suasana
pembelajaran menjadi lebih hidup dan perhatian siswa lebih terfokus pada proses belajar mengajar. Di era yang sudah semakin canggih ini dimana teknologi sebagai salah satu acuan utama kemajuan peradaban, era dimana teknologi memiliki harapan besar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, era dimana teknologi memainkan peran penting dalam cara bermain dan bekerja, maka pendidikan juga harus sadar akan perkembangan. Sekolah perlu menangkap perkembangan jaman itu dengan menyiapkan guru yang mampu membuat pelajaran lebih bermakna, lebih relevan, dan lebih menarik, sambil membangun kemampuan diri sendiri dengan teknologi. Selama saya mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Para siswa sangat terbantu sekali dengan pemanfaatan teknologi ke dalam pembelajaran di kelas. Mereka menjadi sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Tidak ada lagi siswa yang mengantuk atau tidur ketika pembelajaran berlangsung. Tidak ada lagi siswa yang mengobrol sendiri ketika guru menjelaskan. Itu yang saya alami ketika menerapkan pembelajaran digital berbasis teknologi kepada para siswa. Aplikasi presentasi seperti Prezi saya ajarkan kepada siswa, mulai dari pengetahuan dasar hingga pada proses pembuatan presentasi tersebut. Mereka dapat berkreasi sesuai dengan keinginannya untuk membuat hasil karyanya menarik untuk di presentasikan. Berawal dari Prezi inilah saya mulai belajar banyak mengenai aplikasi-aplikasi lain yang dapat membantu saya dalam mempermudah proses pembelajaran di sekolah. Saya akui media pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangatlah terbatas, tidak seperti pelajaran eksak dan pelajaran lainnya yang memiliki banyak alternatif media untuk dikembangkan dan digunakan dalam pelajaran. Untuk itu peran guru sangatlah berpengaruh dalam pembelajaran, lebih khususnya pelajaran yang saya ampu yaitu PKn. Guru PKn dituntut untuk mengupayakan pembelajaran yang membuat siswa menjadi tertarik dan mau mengikuti pembelajaran tersebut dengan baik. Tidak berhenti di Prezi saja eksplorasi saya terhadap kemajuan teknologi. Saya terus belajar tentang teknologi khususnya aplikasi pembelajaran yang bisa dan sesuai digunakan terhadap pelajaran PKn. Berikutnya Socrative lah yang saya coba aplikasikan kepada para siswa di kelas untuk mengukur seberapa mereka paham tentang pelajaran saya. Socrative merupakan aplikasi pembelajaran pembuat soal. Didalamnya terdapat tiga pilihan soal yaitu pilihan ganda, jawaban benar dan salah serta jawaban pendek. Siswa dapat langsung tahu hasil yang mereka kerjakan karena secara otomatis Socrative menilai jawaban siswa. Socrative juga bisa dibuat kompetisi untuk siswa tergantung dari kreativitas guru dalam mengembangkannya.
Setelah Socrative berjalan dengan baik saya melihat masih ada yang kurang di dalamnya, yaitu belum bisa membantu saya dalam membuat soal yang membutuhkan jawaban panjang. Karena selama ini pelajaran PKn yang saya ajar, selalu menerapkan analisis masalah terhadap kejadian yang tengah berlangsung baik itu di lingkungan sekitar maupun kejadian nasional yang dimuat di media cetak dan elektronik. Tentunya disesuaikan dengan materi yang akan di bahas, jadi saya berusaha memberikan contoh yang nyata kepada siswa bahwa PKn itu bukan hanya materi yang membahas kenegaraan saja tetapi PKn mampu berintegrasi dengan ilmuilmu lainnya. Sehingga pengembangan ilmu tidak harus linier tetapi juga bisa lintas ilmu. Melalui aplikasi yang Google punya, saya belajar membuat soal essay dengan Google Form. Sebuah aplikasi yang sering digunakan untuk membuat analisis survei. Saya mengkolaborasikan aplikasi Google Form untuk membuat soal essay. Dengan begitu soal analisis yang membutuhkan jawaban panjang sudah bisa terdigitalisasi dengan baik. Kemanapun saya berada asal tersambung dengan internet saya bisa melakukan penilaian terhadap hasil tugas siswa yang sudah dikerjakan. Rasa haus akan ilmu masih terus berlanjut dan harus ditumbuhkan. Hingga terbersit ide dalam benak saya untuk membuat siswa mampu menuangkan idenya dalam sebuah tulisan berbentuk artikel tentang kisah yang bisa menginspirasi orang lain. Siswa diminta untuk menuliskan kisah inspiratifnya minimal 400 kata dengan 3 foto pendukung tulisannya. Disinilah siswa saya ajak untuk berani berependapat, menuliskan apa yang dipikirkannya, dan mampu menginspirasi orang lain. Tulisan siswa ini nantinya akan dibukukan kemudian di digitalisasikan dengan menggunakan aplikasi Flipbook. Jadi siswa pada pelajaran PKn akan punya produk pembelajaran seperti hal nya pelajaran lainnya. Video pembelajaran menjadi target selanjutnya, pelajaran PKn akan menjadi lebih menarik lagi apabila yang ditampilkan tidak hanya berupa visual semata tetapi juga meliputi audio visualnya. Video pembelajaranlah menurut saya bisa mewakilinya. Dengan aplikasi Powtoon saya mengajak siswa untuk membuat media pembelajaran berbasis video. Kedekatan mereka dengan gadget dan teknologi membuat siswa dapat berkarya dengan aplikasi Powtoon tersebut. Hampir sama seperti Prezi, aplikasi Powtoon juga merupakan salah satu aplikasi presentasi berbasis video dengan banyak pilihan animasi yang dapat digunakan siswa untuk mengkreasikan presentasinya. Ketika melihat siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik membuat saya sebagai guru puas atas antusiasme mereka. Kemudian dengan mudah pelajaran PKn diajarkan dengan mengkolaborasikan teknologi yang sudah ada. Saya masih hanya sekedar memakai saja belum mampu membuat teknologi tersebut. Tetapi setidaknya saya dapat memanfaatkan teknologi
yang sudah ada untuk kebaikan dan tentunya untuk pengembangan pembelajaran saya yaitu PKn. Blog, Xmind Map, Team Viewer, Gmail, Google Drive, sosial media baik itu Intagram, Line, Whats Apps, Snapchat, Musical.ly, dan Edit Photo
menjadi sangat akrab dengan
pelajaran PKn. Bukan untuk bergaya tetapi lebih kepada menyesuaikan dunianya mereka. Sahabat Ali pernah berkata bahwa “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya”, hal ini menunjukkan bahwa kemauan guru untuk terus mengembangkan diri wajib hukumya. Karena siswa kita hidup di jaman yang akrab dengan teknologi sehingga kita juga harus belajar tentang itu. Hampir satu tahun pelajaran berlangsung saya juga perlu mengintrospeksi diri, sebagai tolak ukur atas kegiatan yang saya lakukan selama mengajar mereka. Penilaian mereka terhadap saya merupakan salah satu acuan tentang keberhasilan saya dalam pelaksanaan pembelajaran yang sudah saya ajarkan selama ini. Saya minta mereka menuliskan pendapat mereka tentang bagaimana seharusnya guru itu?. Cukup satu pertanyaan tetapi memunculkan ratusan jawaban untuk disikapi. Dari 348 siswa yang saya ajar mayoritas menyampaikan bahwa guru itu seharusnya tidak monoton dalam mengajar sehingga ada variasi dalam pembelajaran yang diberikan, kemudian guru diharapkan akrab dengan teknologi agar pembelajaran itu menjadi lebih menarik dan mudah di pahami oleh siswa. Guru tidak boleh hanya dekat dengan siswa yang dianggap pintar saja namun siswa yang merasa kurang, harus juga diperhatikan dan banyak pendapat lainnya. Satu hal dari sekian ratus pendapat yang menggelitik hati saya, yaitu mereka ingin belajar di luar kelas. Mereka sudah jenuh berada di dalam ruangan selama hampir 10 jam pelajaran yang menerapkan sistem full day school. Saya menyadari selama hampir setahun mengajar di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo saya belum sekalipun mengajak mereka belajar di luar (outdoor class). Banyak pertimbangan yang membuat saya belum bisa mengajak pembelajaran di luar kelas. Salah satunya tempat yang terbatas, waktu pelajaran yang terbatas, dan juga saya adalah guru baru sehingga masih melihat bagaimana sistem dan budaya di sekolah ini. Ketika siswa saya telah terbiasa dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran PKn ternyata mereka masih tidak puas dengan hanya yang seperti itu saja. Mereka ingin mencari variasi pembelajaran yang lain yang membuat mereka nyaman dan senang. Ini merupakan permasalahan baru dan pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan dan juga terealisasikan!. Bagaimana saya bisa tetap menerapkan teknologi meskipun saya melakukan pembelajaran diluar kelas (outdoor class).
Rencana Kerja Pembelajaran di luar kelas (outdoor class) dan pembelajaran di luar sekolah (outdoor
school) merupakan pembelajaran yang intinya berada di luar (outdoor learning). Banyak sekolah telah melakukan pembelajaran diluar tetapi tidak banyak guru melakukan kegiatan pembelajaran di luar. Rata-rata guru telah terbiasa dan mengkondisikan siswa belajar di dalam sebuah ruangan. Bukan berarti itu salah tetapi menurut saya pribadi itu menyempitkan arti dari pembelajaran. Pembelajaran menurut saya berada di manapun dan didapatkan dari siapapun. Asal itu mengandung ilmu maka akan menjadi sebuah pembelajaran yang berarti bagi siswa. Masalahnya bagaimana guru itu bisa mengemas suatu pembelajaran meskipun berada di luar kelas apalagi tetap bersinggungan dengan teknologi atau tetap bisa memanfaatkan teknologi. Harusnya ketika pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan menggunakan teknologi maka hal itu akan memmudahkan guru dalam proses pembelajaran. Tetapi pembelajaran yang seperti apa dan bagaimana caranya itulah yang harus dipikirkan. Akhirnya saya menemukan ide untuk membuat pembelajaran di luar kelas namun tetap berkaitan dengan teknologi. Saya namakan pembelajaran ini dengan istilah “Outdoor Classroom” yaitu suatu pembelajaran di luar kelas sebenarnya sudah banyak yang menggunakan namun diberi sentuhan teknologi sehingga menjadi lebih menarik lagi dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Outdoor Classroom adalah solusi yang saya tawarkan bagi siswa saya yang ingin belajar di luar kelas. Teknis pelaksanannya adalah mereka akan dibagi menjadi lima kelompok yang bertugas untuk mencari lima misi yang sudah saya sebar di area sekolah. Dalam Outdoor Classroom ini siswa akan menyelesaikan lima misi. Setiap misi berupa Barcode yang tersembunyi di area sekolah. Untuk menemukan Barcode tersebut mereka harus memecahkan kata sandi Caesar dan Atbash yang merupakan ilmu kata sandi atau biasa disebut Kriptografi. Untuk memudahkan komunikasi pada setiap misi, dalam satu keloompok, hanya satu siswa yang boleh berkomunikasi dengan saya yaitu Jagoan Tangkas dengan menggunakan Line. Setiap misi akan dibagi secara acak pada setiap kelompok untuk menghindari kerjasama antar kelompok. Dan misi tersebut harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke misi berikutnya. Misi-misi tersebut diantaranya yaitu : 1. Misi 1 Mengerjakan tugas soal essay panjang di Google Forms 2. Misi 2 Mengerjakan tugas soal pilihan ganda di Socrative
3. Misi 3 Dengan peralatan yang ada kelompok diminta melakukan wawancara berkaitan dengan materi yang sudah ditentukan. 4. Misi 4 Kelompok diminta membuat quote tentang kegiatan hari ini dengan foto satu kelompok kemudian dikirim ke Instagram dengan hastag #pkngokilabiz. 5. Misi 5 Kelompok menjawab sebuah pertanyaan cerita kemudian masing-masing kelompok diminta memberikan testimoni tentang pembelajaran kali ini melalui video kemudian dikirimkan ke You Tube atau ditautkan dengan Google Drive mereka.
Pelaksanaan Satu minggu sebelum Outdoor Class dilaksanakan, saya meminta siswa dalam satu
kelas untuk membentuk lima kelompok. Di dalam satu kelompok tersebut terdapat empat bagian yang harus di isi yaitu : a. Bintang Kelas
: Merupakan siswa yang pintar di kelas yang mampu membantu tugas
kelompok dalam setiap misi yang dilakukan. (Maksimal anggota 2 orang) b. Jagoan Tangkas : Merupakan siswa yang paling gesit, aktif, berpikir cepat di kelas untuk membantu memecahkan masalah. (Maksimal anggota 2 orang) c. Paparazi
: Merupakan siswa yang ahli dalam mendokumentasikan baik foto dan
video ketika Outdoor Classroom kelompoknya berlangsung. (Maksimal anggota 2 orang) d. Master IT
: Merupakan siswa yang menguasai teknologi yang akan membantu
kelompoknya dalam bidang teknologi. (Maksimal anggota 2 orang) Pembagian kelompok ini sengaja saya mengharuskan siswa sendiri yang membentuk dengan harapan agar mereka memiliki kepercayaan diri di bidang apa yang sesuai dengan bagiannya. Saya tidak ingin memaksakan kehendak tetapi akan lebih baik jika siswa mampu menentukan sendiri apa yang dikuasainya. Kemudian setelah semua anggota kelompok terbentuk mereka diharuskan mendaftarkan kelompoknya ke dalam Google Form yang berada di Blog saya. Persis seperti mengisi survei online pada umumnya. Segala pengumuman yang berkaitan dengan Outdoor Classroom sudah saya tulis dan posting di Blog pribadi saya “cancanhope.blogspot.co.id”
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam Outdoor Classroom yaitu : 1. Bagilah kelas kalian menjadi 5 kelompok. 2. Buku Paket PPKn. 3. Siapkan Laptop. 4. Siapkan HP yang memiliki Foto dan Video. 5. Akses internet jelas, alias tersambung dengan internet 6. Satu akun Line yang sudah terhubung dengan Line saya ID Line "cacancancan". 7. Akun You Tube (bisa milik kelas atau pribadi yang kalian miliki. 8. Stamina yang baik.
Berikut silakan di isi daftar kelompoknya dengan klik link ini http://goo.gl/forms/kF1RtfZfIP.
INTRUCTION OUTDOOR CLASSROOM
1. Setiap kelompok akan melakukan misi mencari tugas yang tersebar di beberapa tempat di sekitar sekolah. 2. Ada 5 Misi yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok untuk mendapatkan poin sempurna. 3. Setiap kelompok diperkenankan menggunakan perangkat apapun yang membantu memudahkan menyelesaikan misi tersebut. 4. Pastikan salah satu anggota kelompok (Jagoan Tangkas) sudah memiliki ID Line saya “cacancancan” untuk memudahkan komunikasi dengan saya. 5. Bintang Kelas bertugas menyelesaikan tugas dibantu dengan anggota kelompok yang lain. 6. Jagoan tangkas berada di garda terdepan untuk mencari 5 misi yang harus ditemukan oleh setiap kelompok. 7. Paparazi bertugas meliput semua kegiatan kelompoknya baik itu berupa foto maupun video. Hal apapun yang menarik bisa di dokumentasikan. 8. Master Teknologi bertugas untuk mencari tahu sesuatu yang berkaitan dengan teknologi apabila kelompok tidak mengetahui harus menggunakan aplikasi atau software apa dalam melaksanakan misi tersebut. 9. Permainan ini bersifat rahasia tidak diperkenankan memberitahukan “misi” kepada kelompok lain atau kelas lain karena akan mengurangi poin kelompok kalian.
10. Setiap misi yang sudah dilakukan, Jagoan Tangkas wajib melaporkan misi tersebut kepada saya melalui Line untuk mendapatkan tugas berikutnya. Dan begitu seterusnya. 11. Yang berhak berkomunikasi dengan saya hanyalah Jagoan Tangkas. Tidak boleh menanyakan apa maksud pertanyaan tersebut atau lainnya. Cobalah kalian pahami bersama anggota kalian! 12. Kerjasama tim, kreatifitas, ide brilian, & semangat akan membantu kalian menyelesaikan misi ini dengan cepat. 13. Waktu misi ini sangat terbatas hanya dua jam pelajaran. Apabila belum selesai sampai bunyi jam pelajaran maka penilaian dihitung berdasarkan berapa misi yang sudah dikerjakan oleh setiap kelompok. 14. Misi ini tidak urut atau secara acak dikerjakannya. Jadi ndak usah bingung apabila mendapat tugas yang tidak sama dengan kelompok lainnya. 15. Dilarang keras memindahkan “misi” atau “clue” ke tempat lain dan “memberi informasi” kepada kelompok lain. 16. Tuliskan kesimpulan di akhir misi tentang pembelajaran Outdoor Classroom beserta saran dan kritiknya.
Hasil Alhamdulillah meskipun menguras tenaga karena harus bergerak terus layaknya reality
show Running Man atau Misssion X. Mereka sangat antusias mengikuti Outdoor Class. Dalam pembelajaran kali ini mereka dituntut bekerja sama antar anggota kelompok, mereka dituntut untuk berpikir dan bertindak cepat untuk memecahkan kata sandi, mereka dituntut kreatif dalam mengedit foto maupun gambar. Mereka tidak hanya belajaar PKn saja tetapi banyak ilmu yang di dapatkan, mulai dari teknologi hingga ilmu Kriptografi. Sehingga lintas ilmu menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Dengan tujuan memberikan sentuhan teknologi pada pelajaran PKn dan ilmu yang lain di luar PKn yang dapat membantu proses pembelajaran PKn itu sendiri. Saya mengistilahkan pembelajaran kali ini dengan “SEMESTA MENDUKUNG”, seperti istilah yang dikenalkan oleh Profesor Yohanes Surya, Fisikawan Indonesia. Yang berarti jika sebuah situasi kritis terjadi “alam” akan bekerja bersama-sama untuk menghilangkan situasi kritis itu. Fenomena menakjubkan ini dalam Fisika disebut dengan Critical Phenomena atau fenomena kritis. Dalam keadaan kritis, tiap individu atau kelompok (yang dalam fenomena di atas adalah memecahkan kata sandi dan menemukan misi yang tersembunyi) berinteraksi dengan individu-individu yang lain dalam satu kelompok. Lalu
individu-individu ini secara bersama-sama mengatur dirinya sehingga lahirlah keadaan yang baru dan hilanglah kondisi kritis tersebut. Jika ini dikaitkan dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sebenarnya PKn bukanlah pelajaran yang membosankan dan teoritis. PKn bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan asal mampu mengolah materinya disesuaikan dengan konteks sekarang dan kejadian nyata yang ada sekarang. PKn juga bisa masuk kedalam disiplin pelajaran lainnya karena sejatinya ilmu itu berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu kita harus menata niat untuk berubah, niat untuk melangkah, dan niat untuk menjadi lebih baik lagi. Harus disadari oleh saya secara pribadi bahwa sebagai guru maupun siswa untuk lepas dari kondisi yang kritis (membosankan/teoritis/monoton dll) itu diperlukan kerja keras. Guru bekerja keras untuk membimbing sedangkan siswa bekerja keras untuk belajar. Dengan keadaan sulit di pelajaran PKn yang saya ajar dapat menjadikan peluang bagi saya untuk mencari cara yang efektif agar mampu memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa. Memang tidaklah mudah asalkan di iringi dengan niat maka semuanya itu menjadi lebih mudah untuk dijalani. Guru harus mengajar dengan sepenuh hati, menginspirasi dan memberikan ruang untuk berkreasi dan memunculkan potensi.
Berikut hasil pembelajaran kali ini yang sudah berusaha menerapkan teknologi dalam pelajaran PKn.