No. 14/07/Th.I, 1 Juli 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2015
Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2015, IPM Sulawesi Tenggara telah mencapai 68,75. Angka ini meningkat sebesar 0,68 poin dibandingkan dengan IPM Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 yang sebesar 68,07
Pada tahun 2015, pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2014. IPM Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 tumbuh sebesar 0,99 persen dibandingkan tahun 2014.
Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 70,44 tahun, meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,07 tahun, meningkat 0,29 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,18 tahun, meningkat 0,16 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 8,697 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 142 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
1.
Perkembangan IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2015
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
1
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masingmasing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Sulawesi Tenggara terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Sulawesi Tenggara meningkat dari 65,99 pada tahun 2010 menjadi 68,75 pada tahun 2015. Selama periode tersebut, IPM Sulawesi Tenggara rata-rata tumbuh sebesar 0,82 persen per tahun. Pada periode 2014-2015, IPM Sulawesi Tenggara tumbuh 0,99 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2013-2014, hanya tumbuh sebesar 0,78 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2015 IPM Sulawesi Tenggara menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sulawesi Tenggara masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Sulawesi Tenggara masih berstatus “sedang”, dan masih sama sejak tahun 2010. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara, 2010-2015 71,00
IPM Nasional; 69,55
70,00 69,00
68,07
68,00
67,07
67,55
68,75
66,52
67,00
65,99
66,00 65,00 2010
2.
2011
2012
2013
2014
2015
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen, 2010-2015 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
69,65
69,85
70,06
70,28
70,39
70,44
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
12,15
12,30
12,45
12,45
12,78
13,07
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
7,57
7,67
7,76
7,93
8,02
8,18
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
8.126
8.249
8.396
8.537
8.555
8.697
65,99
66,52
67,07
67,55
68,07
68,75
0.80
0,82
0,72
0,78
0,99
IPM Pertumbuhan IPM
2
%
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Sulawesi Tenggara telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,79 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,23 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Sulawesi Tenggara hanya sebesar 69,55 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai 70,44 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Sulawesi Tenggara (tahun), 2010-2015
69,65
69,85
70,06
70,28
70,39
70,44
2010
2011
2012
2013
2014
2015
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah di Sulawesi Tenggara telah meningkat sebesar 1,55 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,61 tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,48 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2015, Harapan Lama Sekolah di Sulawesi Tenggara telah mencapai 13,07 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Sulawesi Tenggara tumbuh 1,56 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2015. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata penduduk Sulawesi Tenggara usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas II). Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Sulawesi Tenggara (tahun), 2010-2015 Harapan Lama Sekolah (HLS) 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00
3
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
12,15
12,30
12,45
12,45
12,78
13,07
7,57
7,67
7,76
7,93
8,02
8,18
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2015, pengeluaran per kapita masyarakat Sulawesi Tenggara mencapai Rp 8,697 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat yang disesuaikan meningkat sebesar Rp.114.000,- per tahun. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Sulawesi Tenggara (Rp 000), 2010-2015
8.126
2010
3.
8.249
2011
8.396
2012
8.537
8.555
2013
2014
8.697
2015
Pencapaian Pembangunan Manusia Tingkat Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara
Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia tingkat kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 61,72 (Konawe Kepulauan) hingga 81,43 (Kota Kendari). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 67,17 tahun (Buton Tengah dan Buton Selatan) hingga 72,94 tahun (Kota Kendari). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 10,46 tahun (Konawe Kepulauan) hingga 16,04 tahun (Kota Kendari), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,23 tahun (Muna Barat) hingga 11,66 tahun (Kota Kendari). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 6,093 juta rupiah per tahun (Konawe Kepulauan) hingga 13,558 juta rupiah per tahun (Kota Kendari). Capaian kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 di Sulawesi Tenggara juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Kondisi di tahun 2015 tidak jauh berbeda dengan tahun 2014. Ada satu kabupaten/kota yang berstatus “sangat tinggi” yaitu Kota Kendari (81,43); dua kabupaten/kota berstatus “tinggi” yaitu Kota Baubau (73,59) dan Kab. Kolaka (70,40). Sementara kabupaten/kota lainnya (14 kab/kota) masih berstatus “sedang” dengan nilai dibawah 70,00. Di Sulawesi Tenggara tidak ada kabupaten/kota yang berstatus “rendah”.
4
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
Gambar 5 IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara, 2015
Kolaka Utara Konawe Utara Kolaka Timur
Konawe Kolaka
Kota Kendari Konawe Kepulauan Konawe Selatan
Buton Utara
Bombana Muna Barat
Muna Buton Tengah
Buton
Wakatobi
Kota Bau-Bau Buton Selatan
Peningkatan IPM di Sulawesi Tenggara juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2014 hingga 2015, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat empat kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia dengan pertumbuhan tertinggi diatas satu persen, yaitu Kabupaten Kolaka Utara (1,72 %), Kabupaten Muna (1,38 %), Kabupaten Konawe (1,28 %) dan Kabupaten Konawe Selatan (1,11 %). Sementara itu, tercatat pula empat kabupaten/kota dengan pertumbuhan terendah dibawah setengah persen yaitu Kota Kendari (0,15 %) Kabupaten Kolaka (0,39 %), Kabupaten Wakatobi (0,40 %) dan Kabupaten Bombana (0,42 %).
5
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2015 AHH (tahun)
KABUPATEN/KOTA
HLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000)
RLS (tahun)
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014-2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
BUTON
67,17
67,17
12,79
12,81
6,68
6,82
6.660
6.829
62,31
62,78
0,76
MUNA
69,76
69,76
12,45
12,89
7,05
7,33
7.666
7.742
65,09
65,99
1,38
KONAWE
69,35
69,45
12,22
12,95
8,58
8,59
9.396
9.471
68,68
69,56
1,28
KOLAKA
69,80
69,90
11,89
11,91
8,17
8,18
11.699
11.942
70,20
70,47
0,39
KONAWE SELATAN
69,77
69,87
11,60
11,90
7,49
7,70
8.301
8.386
65,60
66,32
1,11
BOMBANA
67,62
67,62
11,76
11,79
7,50
7,51
7.236
7.392
63,38
63,65
0,42
WAKATOBI
69,49
69,49
12,79
12,82
7,68
7,69
8.306
8.484
66,95
67,22
0,40
KOLAKA UTARA
69,19
69,49
10,80
11,64
7,46
7,48
9.489
9.535
65,76
66,90
1,72
BUTON UTARA
70,36
70,36
11,94
12,27
7,91
7,92
6.850
6.998
64,65
65,23
0,89
KONAWE UTARA
68,59
68,59
11,53
11,65
8,22
8,24
8.397
8.619
66,03
66,44
0,63
KOLAKA TIMUR
71,31
71,51
10,78
11,06
6,30
6,39
7.094
7.157
62,13
62,74
0,98
KONAWE KEPULAUAN
67,86
67,86
10,16
10,46
8,70
8,71
6.039
6.093
61,31
61,72
0,67
MUNA BARAT
69,76
69,76
11,59
11,62
6,22
6,23
6.855
7.063
61,92
62,29
0,59
BUTON TENGAH
67,17
67,17
12,28
12,30
6,59
6,79
6.658
6.759
61,69
62,13
0,70
BUTON SELATAN
67,17
67,17
12,52
12,53
6,35
6,55
6.571
6.715
61,51
62,00
0,80
KOTA KENDARI
72,94
72,94
16,03
16,04
11,65
11,66
13.430
13.558
81,30
81,43
0,15
KOTA BAUBAU
70,43
70,43
14,76
14,77
9,48
9,80
9.764
9.852
73,13
73,59
0,63
SULAWESI TENGGARA
70,39
70,44
12,78
13,07
8,02
8,18
8.555
8.697
68,07
68,75
0,99
(1)
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016
CATATAN TEKNIS I.
Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:
Indeks Kesehatan 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻0 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan 𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 ) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH 0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60 7
Berita Resmi Statistik No. 14/07/Th. I, 1 Juli 2016