PERSEPSI PERAWAT DAN PASIEN TEIITAilG KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS 9ri Rejeki, $ri Yuniarsih, Aeda Ernawati
ABSTRAK Latar belakang
:
Tidur merupakan kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan, minum,
aktivitas dan lainnya, apabila tidur terganggu dapat menimbulkan pengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Pasien yang sedang dirawat inap membutuhkan istirahat tidur yang cukup sehingga dapat membantu proses penyembuhan penyakitnya. Metodologi Penelitian : Penelitian ini untuk menggambarkan demografilkarakteristik pasien dan perawat, persepsi perawat dan pasien tentang kebutuhan istirahat tidur pasien rawat inap. Penetitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan iumlah sampel penetitian 40 perawat dan 40 pasien yang dirawat di ruang rawat inap dengan menggunakan kuesioner yang sudah diuii validitas dan reliabilitasnya.
: menunjukkan bahwasebagian besarperawat (7Sfi mempunpi persepsi yang positif tentang kebutuhan istirahat tidur bagi pasien rawat inap, sedangkan pada pasien Hasit
penetitian
sebagian besar (70Y1 mempunyai persepsi yang negatif tentang kebutuhan istirahat tidur bagi pasien di ruang rawat inap. Perbandingan persepsi istirahat tidur pasien pada perawat dan pasien adatah kebutuhan
tidur
pada
perawat (67,5%) setuju sedangkan pada pasien (57,51) tidak
pasien setuju dengan adanya gangguan tidur sedangkan 50o/o perawat tidak setuiu adanya gangguan tidur berupa alat yang dipakai pasien. Baik pasien maupun perawat tidak setuiu dengan cara memulai tidur dengan minum obat tidur dan keduanya setuiu dengan cara terbangun setuju,
55o/o
dari tidur (mimpi buruk dan peralatan yang dipasang ditubuh pasien) Rekomendasi : Disarankan bagi lnstitusi Rumah Sakit Mardi Rahayu untuk menghindarkan faktor-faftor yang menyebabkan persepsitidur pada pasien meniadi negatif yaitu adanya gangguan
tidur, kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan yang mendukung. Perlu dilakukan penetitian lanjutan tentang gangguan-gangguan tidur nyenyak pasien di ruang rawat inap.
Kata Kunci
:
persepsi, tidur, perawat, pasien
FIKkeS o Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 - Oktober 2007 i 58 - 67
LATAR EELAKANG
| 1/
ebutuhan istirahat tidur yang sangat penting dalam mempercepat proses
kesembuhan pasien. Tetapi kepekaan perawat yang masih kurang focus !\ I ldalam memperhatikan kebutuhan tersebut.
1. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah dalam latar belakang penulis dapat membuat rumusan masalah "Bagaimanakah persepsi perawat dan pasien tentang kebutuhan istirahat
tidur pasien rawat inap di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus ?"
2. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran persepsi perawat dan pasien tentang
2.
kebutuhan istirahat tidur pasien.
Tujuan Khusus
a. b.
c.
Untuk memperoleh data karakteristik demografi perawat dan pasien.
Untuk memperoleh gambaran persepsi perawat tentang kebutuhan istirahat tidur pasien rawat inap
di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Untuk memperoleh gambaran persepsi pasien tentang kebutuhan istirahat tidur pasien rawat inap di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
d. Untuk memperoleh gambaran perbandingan persepsi perawat dan pasien tentang kebutuhan istirahattidur pasien rawat inap di di Rumah
Sakit Mardi Rahayu Kudus. BAHAN
/
SUBYEK DAN CARA KERJA
A.
Subyek penelitian
1
Populasi
.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan pasien yang
2.
berada di ruang lmmanuel Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Sampel Jumlah perawat di ruang rawat inap Sakit Mardi Rahayu pada saat dilakukan
survei yaitu sebanyak 45 perawat, tetapi yang memenuhi kriteria sebagai
responden hanya sebanyak 40 orang. Sedangkan untuk pasien dari keseluruhan pasien yang dirawat pada bulan Desember 2005 yaitu sebanyak 287 pasien, dan yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian hanya 45 pasien, dan yang diambil menjadi sampel penelitian sebanyak
40 pasien.
PERSEPSI PERAWAT DAN PASIEN TENTANG KEBUTUHAN ISTIMHATTIOUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS Sri Rejeki, Sri Yuniarslh, Aeda Ernawati
B. Alat Pengumpul Data Peneliti menggunakan alat pengumpul data yaitu instrumen penelitian berupa lembar kuesioner, alat tulis, alat pengolah data dengan kalkulator dan komputer. Kuesioner menggunakan skala Likert dengan penilaian pemyataan positil (favorable). Kuesioner tentang persepsi perawat
dan pasien yang meliputi karakteristik demografi perawat, pernyataan tentang kebutuhan tidur pasien terdapat dalam item 1 dan 2, caru mulai bisa tidur terdapat dalam item 3, 4, 5, dan 6, cara terbangun dari tidur terdapat dalam item 7 dan 8 dan yang mengganggu tidur pasien terdapat dalam item 9 dan 10.
c. Cara Kerja 1.
Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan menginformasikan agar kuesioner diisi
dengan seiuiur'iujurnya. Perawat ruang rawat inap dapat memahami apa yang sudah dijelaskan peneliti 2.
Peneliti membuat kontrak waktu dengan perawat kepala ruang dan disetujui yaitu bagi responden perawat satu hari dan responden pasien satu bulan yang berakhir pada minggu kelima bulan Desember 2005
3.
Penyebaran kuesioner pada responden yaitu 40 perawat dan 40 pasien, jawaban ditulis pada kuesioner yang telah disediakan
4.
Pengumpulan kuesioner dilakukan sesegera mungkin setelah responden menjawab semua pertanyaan yang diaiukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil iawaban (skor) kuesioner tersebut dijadikan data dalam penelitian.
5.
Pengolahan Data (editing, coding, tabulasi data, dan entridata)
b.
Analisa
data :
SPSS versi 10.0, uii yang digunakan adalah dengan uii hubungan (Chi
square / X2).
HASIL PENELITIAN
A.Ka rakteristik
1.
Responden
Pasien
a.
Umur
Distribusi umur responden menurut kelompok umur terbanyak adalah pada kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 10 orang (25,0%). Umur responden yang paling muda adalah 18 tahun dan yang paling tua adalah 78 tahun.
b.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin pasien yang menjadi responden dalam penelitian
ini
prosentase
terbanyak adalah laki-lakiyaitu sebanyak 21 orang (52,5%) dan perempuan sebanyak
19 orang (47,5o/o).
c.
Pendidikan
Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini yang terbanyak adalah dengan pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan dengan pendidikan SD
fIKkUS o Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 - Oktober 2007 : 58 '57
sebanyak
'15
orang (37,5%). Responden dengan tingka pendidikan SMP sebanyak
8 orang (20%) dan yang mempunyai pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang
(5%).
2.
Perawat
a.
Umur
Distribusi umur perawat yang menjadi responden menurut kelompok umur, yang terbanyak adalah pada kelompok umur
21-30 tahun sebanyak 34 orang (85
%).
Umur responden yang paling muda adalah 23 tahun dan yang paling tua adalah 35 tahun.
b.
Jenis Kelamin Jenis kelamin perawat yang menjadi responden dalam penelitian
ini
prosentase
terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 36 orang (90 %) dan laki-laki sebanyak
4 orang (10 %).
c. Pendidikan Perawat yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besar dengan tingkat
pendidikan D
lll
(Akper), yaitu sebanyak 38 orang (95%) dan hanya 2 orang
responden (perawat) dengan pendidikan SPK.
B.
Persepsi Tidur
1.
Pasien
Persepsi tidur responden diperoleh dari analisis terhadap 40 responden dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 butir pernyataan yang meliputi aspek atau pernyataan tentang : kebutuhan tidur, cara mulai tidur, cara terbangun dan gangguan tidur.
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kebutuhan tidur adalah sebagai berikut: TABEL 3.1
Distribusi Frekuensi Persepsi Tidur Menurul Pasien DiUnit Rawat lnap H S MardiRahayu Kudus
No 1.
2.
Persepsi Tidur Persepsi Positif Persepsi Negatif Jumlah
Frekuensi
Prosentase
12
30,0 70,0
28 40
100
PERSEPSI PEMWAT DAN PASIEN TENTANG KEBUTUHAN ISTIMHATTIDUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS Sri Rejeki, Sri Yuniarsih, Aeda Ernawati
Hasil analisis menunlukkan bahwa sebagian besar responden
(pasien)
mempunyai
persepsi yang negalif tentang kebutuhan tiduf yaitt sebanyak 28 orang (70%) dan hanya sebagian
kecil yang mempunyai persepsi positif tentang tidur yaitu sebanyak 12 orang (30%). persepsitiduryang dibagi meniadi 4 aspek/ pernyataan utama dengan hasil analisis adalah sebagai berikut:
a.
Kebutuhan tidur Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (pasien) kurang setuiu yaitu sebanyak 23 orang (57,5%) dan 17 orang (42,5%) menyatakan setuiu dengan aspek kebutuhan
b.
tidur bagi pasien. Cara mulaitidur Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden (pasien) kurang setuju dengan aspe(pernyataan cara untuk mulai tidur yaitu sebanyak 32 orang (80%) dan hanya 8 orang
c.
responden (20%) Yang setuiu. Cara terbangun Sebagian besar reponden (pasien) menyatakan setuju dengan aspek cara terbangun yaitu sebanyak 24 orang (60%) dan 16 orang responden (40%) menyatakan kurang setuju.
d.
Gangguan tidur Dari hasil analisis menuniukkan bahwa sebagian besar responden (pasien) setuju dengan adanya gangguan tidur terhadap persepsi tidur pasien yaitu sebanyak 22 orang responden (55%) dan sebanyak 18 responden (45%) menyatakan kurang setuju'
2. Petawat Persepsitidurperawat diperolehdarianalisisterhadap40perawatyangmenjadiresponden dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 butir pernyataan yang meliputi aspet( pernyataan tentang : kebutuhan tidur, cara mulaitidur, cara terbangun dan gangguan tidur.
Distribusi frekuensi persepsi perawat tentang kebutuhan tidur pasien adalah sebagai berikut
:
TABEL 3.2.
Distribusi Frekuensi Persepsi Tldur Paslen Menurut Perawat Di Unlt Rawat lnap R S Mardl Rahayu Kudus
No 1,
2. 3.
Persepsi Tidur Persepsi Positif Persepsi Negatif Jumlah
FIKkiS o Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 - Oktober2007 : 58 -67
Frekuensi
Prosentase
30
75,0 25,0 100
10 40
Hasil analisis menunlukkan bahwa sebagian besar responden (perawat) mempunyai
persepsiyangpositiftentang kebutuhantidurpasien,yaitusebanyak30orang(75%)danhanya sebagian kecil yang mempunyai persepsi negatif tentang kebutuhan tidur pasien yaitu sebanyak 10 orang (25%). Berdasarkan analisis kuesioner dapat diketahui aspek/pernyataan utama tentang persepsi
tidur yang terdiri dari : Kebutuhan tidur
a.
Hasil analisis menunlukkan bahwa sebagian besar responden (perawat) setuju dengan aspe(pernyataan tentang kebutuhan tidur bagi pasien yaitu sebanyak 27 reponden ( 67,5%)
b.
c.
dan hanya
1
3
orang responden ( 32,5% ) yang kurang setuiu.
Cara mulaitidur
Hasil analisis tentang cara pasien mulai tidur menunjukkan bahwa sebagian besar responden (perawat) kurang setuju dengan aspe(pernyataan cara untuk mulai tidur yaitu sebanyak 35 orang (87,5%)dan hanya 5 orang responden (12,5'/") yang setuju. Cara terbangun
Hasil analisis mengenai cara terbangun pasien dari tidurnya menuniukkan bahwa
d.
sebagian besar reponden (perawat) menyatakan setuiu dengan aspek cara terbangun yaitu sebanyak 34 orang (85 %) dan 6 orang responden (1 5 %) menyatakan kurang setulu. Gangguan tidur Dari hasil analisis mengenai gangguan tidur menunjukkan bahwa proporsi responden (perawat) yang kurang setuju dengan adanya gangguan tidurterhadap persepsi tidur pasien dan yang setuju adalah sama yaitu masing-masing sebanyak 20 orang (50%).
PEMBAHASAN
A.
Persepsi Pasien Tentang Kebutuhan lstirahat Tidur pasien pada penelitian ini hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden (pasien)
mempunyai persepsi yang negatif tentang tidur yaitu sebanyak 70% (28 responden). Hal ini kemungkinan berhubungan dengan kondisi pasien yang antara lain sangat dipengaruhi oleh lingkungan , motivasi, kecemasan, lelelahan, tindakan perawatan, pengobatan, dan kebiasaan tidur.
Analisis tentang aspek kebutuhan tidur menunjukkan bahwa sebagian besar responden (pasien) kurang setuju dengan kebutuhan tidur pasien 6 - 9 iam dan sulit dibangunkan pada saat tidur nyenyak yaitu sebanyakST ,5o/". Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan dapat disebabkan karena pada saat seseorang sakit maka seluruh sistem dalam tubuhnya akan terganggu termasuk kebutuhan akan tidur, dan juga ditambah dengan kondisilingkungan, obat-obatan dan peralatan yang ada di tubuh pasien dan gangguan lainnya seperti: percakapan antara perawat, suara-suara peralatan rumah sakit dll. Di samping itu, kebutuhan tidur seseorang luga sangattergantung pada umur yaitu semakin tua seseorang maka sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan. Pada penelitian ini responden (pasien)
PERSEPSI PERAWAT DAN PASIEN TENTANG KEBUTUHAN ISTIMHAT TIDUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUOUS
Sri Beieki, Sri Yuniarsih, Aeda Ernawati
sebagian besar berumur 31 tahun keatas ( usia dewasa pertengahan) sebanyak 22orang (55"/") dan responden dengan usia dewasa tua (diatas 60 tahun) sebanyak 7 orang (17 ,5o/o). Pada usia dewasa pertengahan membutuhkan tidur kira-kira 7 lam / hari, tahap tidur 20% tidur REM dan
mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur. Pada kelompok usia dewasa tua kebutuhan tidurnya adalah sebagai berikut : tidur sekitar 6
iam/hari, tahaptidur20% sampai 25% tidur REM, mungkin mengalamiinsomnia, seringterbangun kemudian tidur lagi pada malam hari, dan sering terbangun kemudian tidak bisa tidur lagi sampai pagi.
Analisis hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang menjadi responden menyatakan kurang setuju dengan
cara mulai tidur yang meliputi kebiasaan makan
dan minum obat tidur sebelum tidur, tidur bila lampu terang, buang air kecil dulu dan minum obat tidur dulu untuk bisa tidur kembali apabila terbangun dari tidur yaitu sebanyak 80% (32 responden). Analisis cara terbangun daritidurterhadap pasien yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden (pasien) setuju dengan cara terbangun dari tidur yaitu pasien dapat terbangun dengan sendirinya tanpa dibangunkan, pasien dapat terbangun karena mimpi buruk atau terganggu akibattindakan perawat yaitu sebanyak 60'/, (24 orang). Hal-hal yang dapat
mengganggu tidur pasien antara lain adalah peralatan yang terpasang di tubuh pasien dan pembicaraan perawat dengan orang lain. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden (55%) setuju dengan adanya gangguan tidur menyebabkan persepsi tidur pasien menjadi negatif..
B. Persepsi Perawat Tentang Kebutuhan lstirahat Tidut pasien Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (perawat) mempunyai
persepsi yang positif tentang kebutuhan tidur pasien yaitu sebanyak 30 orang (75%). Persepsi positif ini didukung pula dengan pernyataan perawat yang sebagian besar (67,5%) menyatakan setuju tentang kebutuhan tidur pasien sebanyak
6-9 jam perhari dan kenyataan bahwa setelah
tidur nyenyak seseorang akan sulit dibangunkan. Analisis terhadap cara mulai tidur kepada perawat sebagai responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (87,5%) kurang setuju dengan cara memulaitidur yang meliputi minum obat tidur sebelum tidur, lampu dinyalakan, buang air kecil sebelum tidur dan minum obat tidur bila tertangun daritidur. Analisis cara pasienterbangun daritidurnya menunjukkan bahwa sebagian besar perawat setulu (85%) bahwa pasien dapatterbangun dari tidurnya karena adanya tindakan dari perawat atau mimpi buruk yang dialaminya. Pada penelitian ini adanya gangguan tidur yang
meliputi alat yang dipasang ditubuh pasien dan pembicaraan perawat dengan orang lain dapat mempengaruhi kebutuhan tidur pasien dari hasil analisis menunjukkan bahwa 50% perawat setuiu dan 5070 lainnya kurang setuju.
C. Perbandingan Persepsi Perawat dan Pasien tentang Kebutuhan lstirahat
Tidur
Pasien
Berdasarkan mayoritas pemyataan perawat dan pasien dalam penelitian ini dapat diketahui
bahwa terdapat perbandingan persepsi pasien dan perawat tentang kebutuhan istirahat tidur
FIXkiiS o Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 - Oktober2007 : 58 -67
pasien yaitu sebagian besar pasien mempunyai persepsi negatif tentang kebutuhan istirahat pasien yaitu sebanyak 70% sedangkan sebagian besar perawat (75%) mempunyai persepsi yang positif
.
Hasil analisis tentang cara memulai tidur menunlukan tidak ada perbedaan antara pasien dan perawat bahwa sebagian besar pasien tidak setuju (80%) dengan penggunakan obat tidur sebelum memulai tidur, demikian iuga dengan perawat sebagian besar (87,5"/") tidak setuju dengan penggunaan obat tidur sebelum memulai tidur. Hasil analisis tentang persepsi pasien dan perawat tentang hal yang dapat mengganggu tidur menunjukkan hampir tidak ada perbedaan persepsi baik pasien maupun perawat yaitu sebagian
besar pasien (55%) menyatakan setuju dengan adanya gangguan tidur pada saat tidur yaitu adanya alat yang dipasang ditubuh pasien mengganggu tidur pasien sedangkan 50% perawat setuju dengan adanya gangguan tidur pada saat tidur yaitu adanya alat yang dipasang ditubuh pasien mengganggu tidur pasien dan 50% perawat lainnya menyatakan tidak setuiu.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Karakteristik responden (pasien) : sebagian besar pada kelompok umur 31-40 tahun
1.
(25"/,), jenis kelamin laki-laki (52.5%) dan mempunyai pendidikan SMA (37.5%)dan
2.
sD (37.5%). Karakteristik responden (perawat) adalah sebagai berikut : sebagian besar berumur 2130 tahun sebanyak 34 orang (85 %), jenis kelamin perempuan (90%) dengan tingkat
3.
pendidikan terbanyak adalah Dlll (keperawatan) sebanyak 95% (38 orang). Sebagian besar responden (pasien) mempunyai persepsi yang negatif tentang kebutuhan
4.
isirahat tidur pasien yaitu sebanyak 28 orang (70'D. Sebagian besar responden perawat mempunyai persepsi yang positif tentang kebutuhan
5. 6.
istirahat tidur pasien yaitu sebanyak 75% (30 orang). Sebagian besar pasien kurang setuju tentang kebutuhan tidur pasien 6-9 iam (57,5%),
kurangsetujudengan carauntukmulaitidur(80%),setuludengancaraterbangundari tidur (60%) dan setuju dengan adanya gangguan tidur (55%). Sebagian besar perawat setuju tentang kebutuhan tidur pasien (67,5%), kurang setuiu dengan cara untuk mulai tidur (87.5%), setuju dengan cara terbangun dari tidur (85%) dan setulu atau kurang setuiu dengan adanya gangguan tidur sebanyak 50%.
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Bagi lnstistusi RS Mardi Rahayu terutama di ruang perawatan agar lebih memperhatikan 1
.
persepsi kebutuhan istirahat tidur pasien yang selama ini negatif dengan menghindarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tidur pasien antara lain adanya gangguan tidur, kebiasaan-kebisaan sebelum tidur dan lingkungan yang mendukung.
PERSEPSI PEMWAT DAN PASIEN TENTANG KEBUTUHAN ISTIMHATTIDUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
Sri Releki, Sil \tuniarsih, Aeda E nawali
Standard 1perating Procedure (SOP) yang berlaku tentang membantu pasien untuk beristirahat tidur harus dilaksanakan oleh perawat di ruang rawat inap untuk membantu pasien dapat tidur sehingga tecukupi kebutuhan istirahattidur pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Bagi peneliti lain yang tertarik dengan masalah tidur pasien dapat melakukan penelitian
serupa tentang gangguan-gangguan tidur nyenyak pada pasien di ruang perawatan atau penelitian tingkat kepatuhan perawatterhadap prosedurtetap Rumah sakittentang kecukupan tidur pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, J, 1985,Teknik Penyusunan Skala Pengukuran (Edisi Pertama), Yogyakarta, Pusat Penelitian Kependudukan UGM Anwar, Syaifudin, 200'1 , Reliabilitas dan Validitas (Edisi Tiga), Yogyakarta: Pustaka Pelajar Brockopp, Dorothy Young and Hastings-Olsma, Marie T. 2000, Dasar-dasar Riset Keperawatan (Edisi 2).
Alih Bahasa: yasmin Asih, Aniek Maryunani, Editor: Maria A. Wijaya Rini, Jakarta: EGC Craven Ruth, F and Hirnle, Constance J, 2001 ,Fundamentals of Nursing: Human Health and Function (l'hird Edition), Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Ellis, Janice Rider, and Nowlins, Elizabeth Ann,
1994, Nursing a Human Need Approach (Edisi Kelima),
Pensylvania: J.B Lippincort Company Frisk Ulla and Nordstrom Gun, 2003, Patient's Sleep ln An lntensive Care Unit Patient's and Nurses
Perception. lntencive and CriticalCare Nursing ICCN BoyalColege of Nursing, Volume 19 Number 6, Churchill Livingstone, hal. 321
-
372
Guyton, Arthur C, dan John E, Hall, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC Hasan, Roeswita, 2003, Konsep pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia,Jurnal RS St. Carolus, Vol.3 No. 4, Jakarta, Hal. 5-7
HudakCarolyn M, dan Gallo Barbara M, 1997, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Alih Bahasa: Allenidekania, Betty Susanto, Teresa Yasmin Aish, Editor: Monica Ester, Jakarta: EGC Ketut, I Riyasa dkk, 2004, Gangguan NyenyakTidur pada Pasien Kanker Mammae yang MendapatTerapi dan atau Kombrnasr, Sains Kesehatan Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, Vol, 17. No.1
hal.53-64
FIKkiiS o Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 - Oktober2007 : 58 -67
$*i\*r.-H,
Morgan, clifford Thomas, lgS6,lntroduction to psychology (Edisi 7), Mc Graw Hill lnc
Notoatmoio, Sukijo, 2002, MetodologiPenetitian Kesehatan (Edisi l), Jakarta: Rineka Cipta Priharjo Robert, 1993, Perawatan Nyeri: Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas lstirahat pasien,Editor: yasmin Asih, Jakarta: EGC
Rawlins, Ruth Parmelee, 1998, Clinical Manualof Psychiatric Nursing, St, Louise: The CV. Mosby Company Stuart, GW dan Sundeen, SJ, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih Bahasa: Achiryani, Hamid, Edisi 3, Jakarta: EGC
sugiyono, 1999, sfatrstik untuk Penelitian, cetakan ll, Bandung : Alfabeta Hal. 68 Tarwoto dan Wartonah, 2003, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperaatan (Edisi pertama), Jakarta : Salemba Medika Toha, M, 1999,Perilaku ?rganisasi, Konsep Dasardan Aplikasinya,Jakarla: Raja Grafindo persada
Walgito, 8,2002, Pengantar Psikologi lJmum, yogyakarta; Andi Offset Wallace C, Jane, et.all, 1999, lntensive Care Joumal, Vol. 8 N0.4, Hat. 210-219
unit Noise and Steep
Patient, Critical Care American
PERSEPSI PEMWAT DAN PASIEN TENTANG KEBIIruHAN ISTIMI.IATTIDUR PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDIMHAY1J KUDUS
Sd Rolokl, Sd
ltnlanlh, Aad!
EnuuraU