Herawati, Implementasi Pembelajaran...
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PECAHAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Herawati1
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SD Dinas Pendidikan Cabang Tiga Mutiara di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam dengan desain penelitian pretes dan postes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen belajar melalui model pembelajaran matematika realistik dan kelompok kontrol melalui pembelajaran metematika konvensional. Sedangkan instrument yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep dasar pecahan dan berpikir kritis, skala sikap siswa dan format observasi aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Subjek penelitian adalah siswa SD Dinas Pendidikan Cabang Tiga Mutiara di Kabupaten Pidie, dengan subjek sampel adalah siswa kelas IV SD 3 Beureunuen sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SD 1 Beureunuen sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep dasar pecahan dan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik secara statistik lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar matematika dengan pembelajaran matematika konvensional. Selain itu juga siswa menunjukkan sikap positif pada pembelajaran ini.
Kata Kunci: Pembelajaran Matematika Realistik, Pemahaman Konsep, Berpikir Kritis
1
Herawati, Dosen Prodi PGSD – STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon 0651-32144 ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 60
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
Keterampilan berpikir kritis adalah
PENDAHULUAN Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
kemampuan siswa untuk berpikir kompleks
pertama
menggunakan proses-proses berpikir mendasar
yang ditempuh peserta didik. Pada jenjang
berupa penalaran yang logis sehingga dapat
inilah
dasar-dasar
memahami, menganalisis dan mengevaluasi
pengembangan pendidikan selanjutnya. Oleh
serta dapat menginterpretasikan suatu argumen
karena itu, hendaknya pada tahap ini guru
sesuai dengan penalarannya, sehingga dapat
benar-benar memperhatikan dan memilih cara
menentukan apa yang harus diyakini dan
penyampaian yang tepat dalam menyampaikan
dilakukan (Suryati, 2000).
siswa
diberikan
suatu materi, sehingga siswa memperoleh
Kemampuan
berpikir
kritis
yang
pembelajaran yang bermakna, siswa benar-
optimal mensyaratkan adanya kelas yang
benar mengerti dengan apa yang dipelajari dan
interaktif. Agar pembelajaran dapat interaktif
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
maka desain pembelajarannya harus menarik
sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh
sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam
Mitzel (dalam Listiana, 2008), bila siswa
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
dalam belajarnya bermakna atau terjadi kaitan
yang mengembangkan keterampilan berpikir
antara
kritis lebih melibatkan siswa sebagai pemikir,
informasi
baru
dengan
jaringan
representasi maka siswa akan mendapatkan
bukan
seorang
yang
diajar.
Sedangkan
suatu pengertian.
pengajar sebagai penolong, fasilitator, dan
Tujuan pembelajaran matematika di
motivator yang membantu siswa dalam belajar
sekolah dasar dan pendidikan menengah
dan bukan mengajar (Penner, 1995). Adapun
(dalam
indikator keterampilan berpikir kritis menurut
Puskur,
mempersiapkan
2002) siswa
adalah agar
untuk sanggup
Ennis
(dalam
Noerhodijah,
menghadapi perubahan keadaan di dalam
dikelompokkan
kehidupan
keterampilan berpikir, yaitu: memberikan
dan
di
dunia
yang
selalu
menjadi
lima
2002)
berkembang, melalui latihan bertindak atas
penjelasan
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
clarification), membangun keterampilan dasar
cermat, jujur, efisien dan efektif. Selain itu
(basic support), menyimpulkan (inference),
juga, siswa diharapkan dapat menggunakan
memberikan
matematika dan pola pikir matematika dalam
clarification), dan mengatur strategi dan taktik
kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
(strategy and tactics).
berbagai
ilmu
penekanannya
pada
pengetahuan penataan
nalar
yang dan
sederhana
kelompok
penjelasan
Oleh kemajuan
karena zaman
(elementary
lanjut
itu,
yang
(advanced
menghadapi begitu
cepat,
pembentukan sikap siswa serta keterampilan
pengetahuan saja tidak cukup. Akan tetapi
dalam penerapan matematika.
membutuhkan
kemampuan
mengkaji
dan
berpikir (bernalar) secara logis, kritis dan
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 61
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
sistematis.
Menurut
(2002)
tertulis; (2) Mengidentifikasi membuat contoh
keterampilan berpikir merupakan modal utama
dan bukan contoh; (3) menggunakan model,
bagi manusia untuk memahami banyak hal
diagram,
diantaranya memahami konsep-konsep disiplin
mempresentasikan
ilmu, baik masa sekarang maupun pada masa
mengubah suatu bentuk presentasi kedalam
yang akan datang. Hal yang serupa juga
bentuk lain; (5) mengenal berbagai makna dan
diungkapkan
bahwa
interpretasi konsep; (6) mengidentifikasi sifat-
berpikir kritis sebagai suatu proses ternyata
sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang
dapat
menentukan
oleh
Handayanti
Ramli
mempersiapkan
(2000)
pembelajar
untuk
dan
simbol-simbol suatu
suatu
untuk
konsep;
konsep;
(4)
(7)
berpikir pada berbagai disiplin ilmu, dalam
membandingkan dan membedakan konsep-
rangka
konsep.
menuju
intelektual
diri
pemenuhan dan
kebutuhan
mengembangkannya
sebagai individu yang berpotensi.
Menurut Haji, (2005) membangun pemahaman pecahan bagi siswa SD tidak
Pemahaman matematika adalah salah
mudah dilakukan. Konsep ini menyangkut
satu tujuan penting dalam pembelajaran,
operasi pembagian yang tidak begitu mudah
memberikan pengertian bahwa materi-materi
dipahami oleh siswa yang masih berada pada
yang diajarkan kepada siswa bukan sebagai
tahap berpikir konkret. Kesulitan tersebut juga
hapalan tetapi lebih jauh lagi, pemahaman
berhubungan dengan pemahaman konsep dasar
matematik merupakan salah satu tujuan dari
operasi hitung pada pecahan, yang merupakan
setiap materi yang disampaikan oleh guru,
salah satu konsep dasar dalam mempelajari
sebab guru sebagai pembimbing siswa untuk
matematika, artinya jika konsep pecahan tidak
mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini
dikuasai
sesuai
mengakibatkan
dengan
Hudojo
(1988)
yang
dengan
baik,
sejumlah
maka besar
akan konsep
menyatakan “
tujuan mengajar adalah agar
matematika yang lain tidak dikuasi dengan
pengetahuan
yang
baik pula.
disampaikan
dapat
dipahami oleh peserta didik”. Pendidikan yang
Sehubungan
hal
tersebut
berusaha
untuk
baik adalah usaha yang berhasil membawa
pemerintah
siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu
meningkatkan mutu pembelajaran matematika.
agar
Hal
bahan
yang
disampaikan
dipahami
sepenuhnya oleh siswa. Pemahaman
ini
terus
dengan
disebabkan
mutu
pembelajaran
matematika mempunyai peran yang sangat konsep
dominan bagi kemajuan bangsa. Sebagaimana
untuk
diungkapkan oleh Simanjuntak (1993: 65),
mengerjakan matematika secara bermakna.
"Jatuh bangunnya suatu Negara, dewasa ini
Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap
sangat bergantung kepada kemajuan di bidang
konsep matematika menurut NCTM (1989)
matematika".
matematika
terhadap
merupakan
dasar
dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam: (1)
Akan tetapi, prestasi matematika siswa
mendefinisikan konsep secara verbal dan
belum memuaskan baik di tingkat nasional
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 62
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
maupun internasional. Menurut laporan Third
mengajar bersemangat. Sebagaimana siswa
International Mathematics and Science Study
dalam mempelajari pokok bahasan pecahan
(TIMSS) tahun 1999 (Asmin, 2003), rata-rata
yang merupakan salah satu konsep dasar yang
skor matematika siswa Indonesia jauh dibawah
harus dikuasai siswa pada jenjang pendidikan
rata-rata skor matematika siswa internasional
dasar,
dari 38 negara, Indonesia berada
kesulitan
pada
yang
sering
menimbul
pemahamannya
bagi
siswa.
rangking 34. Hal ini menunjukkan bahwa
Sebagaimana
betapa lemahnya kemampuan penguasaan
Suhendra dkk (dalam Heryanto, 2005), salah
matematika oleh siswa di negara kita. Menurut
satu topik esensial dalam matematika pada
Soedjadi (Asmin, 2003) bahwa kelemahan
jenjang pendidikan dasar yang sering kali
bermatematika siswa di jenjang SD yang
muncul sebagai permasalahan adalah pokok
sering diungkapkan oleh beberapa pihak,
bahasan pecahan. Padahal kaidah pecahan
antara lain: (a) tidak dapat dengan cepat
teramat
mengerjakan perkalian, dan pembagian; (b)
memecahkan
mengerjakan pecahan; (c) memahami geografi;
mereka,
(d) menyelesaikan soal cerita.
pecahan diperburuk oleh kenyataan dilapangan
Salah satu cara yang dapat diterapkan
yang
kesulitan-
sering
dikemukakan
digunakan
ketika
masalah-masalah
ketidak
mudahan
oleh
siswa
keseharian mempelajari
bahwa masih banyak guru yang kurang
untuk mengacu kepada pencapaian kemajuan
memiliki
pengajaran
dengan
penguasaan materi pokok bahasan itu sendiri
menciptakan suasana belajar mengajar yang
maupun metode dan pendekatan pembelajaran.
dapat mempertinggi aktivitas siswa seperti
Masih banyak guru yang mengajarkan topik
menyesuaikan
pecahan hanya dengan metode ceramah tanpa
matematika,
pendekatan
yaitu
dan
metode
mengajar dengan materi yang disajikan.
yang
cukup,
baik
peragaan yang tepat.
Seperti yang diungkapkan Simanjuntak (1993: 69)
wawasan
Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang siswanya pasif jelas tidak menghasilkan
“Hendaknya
sejak
dini
konsep
hasil belajar yang baik. Adapun usaha yang
matematika itu dapat diajarkan oleh
dapat dilakukan guru adalah mempertinggi
guru dengan metode penyampaian
aktivitas siswa, sehingga siswa belajar secara
yang tepat, sehingga siswa diharapkan
aktif. Hal
dapat menguasai dengan baik suatu
Sumarmo (2000), agar pembelajaran dapat
materi matematika yang selanjutnya
memaksimalkan proses dan hasil belajar
dapat menjadi dasar untuk materi
matematika, guru perlu mendorong siswa
selanjutnya yang lebih sukar”.
untuk terlibat secara aktif dalam diskusi,
Siswa akan bergairah untuk belajar
bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir
apabila seorang guru benar-benar mampu
kritis,
ini
sejalan
dengan
pendapat
menjelaskan setiap jawaban yang
menciptakan suasana atau situasi belajar
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 63
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
diberikan, serta mengajukan alasan untuk
utama dalam pendekatan matematika realistik
setiap jawaban yang diajukan.
yaitu: (1) Guided Reinvention and Progressive
Salah
satu
cara
agar
dapat
mathematization (penemuan terbimbing dan
mempertinggi aktivitas siswa dalam belajar
bermatematika
dan memahami konsep matematika serta
Didactical
terampil dalam berpikir kritis yaitu dengan
pembelajaran), dan (3) Self-developed Models
menerapkan
(Pengembangan
realistik.
pembelajaran Yaitu
matematika
pembelajaran
yang
secara
Phenomenology
Model
lima
sebagai titik tolak dalam belajar matematika,
Mathematics Education.
siswa
mengorganisasikan
melakukan
aktivitas
masalah
dan
(2)
(penomena
Mandiri).
Ketiga
prinsip tersebut dioperasionalisasikan kedalam
menggunakan situasi dunia nyata atau konteks
dimana
progresif),
karakteristik
dasar
Berdasarkan
dari
didaktik
Realistic
Freudenthal
(Zulkardi, 1999), Karakteristik pembelajaran
mengidentifikasikan aspek masalah tersebut.
matematika
realistik
Dengan kata lain, pembelajaran matematika
karakteristik dasar yaitu:
yang menyampaikan materi kepada siswa
1. Menggunakan
terdiri
konteks
dari
dunia
lima
nyata.
dengan cara memberi pengalaman matematika
Matematika harus dihubungkan dengan
yang berhubungan dengan kehidupan mereka
dunia
sehari-hari sehingga mereka dapat merasakan
matematika
dengan nyata apa yang mereka pelajari.
realitas atau berangkat dari konteks yang
Karena menurut Van de Henvel-Panhuizen
berarti.
nyata,
sehingga
harus
pembelajaran
disituasikan
dalam
(dalam Zainurie, 2007), bila anak belajar
2. Menggunakan model-model matematika.
matematika terpisah dari pengalamana mereka
Pemakaian alat dalam bentuk model atau
sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan
gambar,
tidak dapat mengaplikasikan matematika. Pembelajaran
matematika
realistik
atau Realistic Mathematics Education (RME)
diagram
atau
dihasilkan
pada
saat
digunakan
untuk
simbol
yang
pembelajaran
menemukan
konsep
matematika secara vertikal.
merupakan teori belajar mengajar dalam
3. Menggunakan produksi dan konstruksi
pendidikan matematika. Teori ini pertama kali
siswa. Hasil yang didapat dan dikonstruksi
diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda
oleh
pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal,
pembelajaran harus dapat dikontribusikan
yang mengacu pada pendapat Freudenthal
pada masalah lain.
(Zulkardi, 2008) yang mengatakan bahwa dua
siswa
4. Proses
sendiri
pembelajaran
pada
yang
suatu
interaktif.
point penting pada matematika realistik yaitu
Interaksi antara siswa dengan siswa dan
matematika harus dikaitkan dengan realita dan
interaksi siswa dengan guru merupakan
matematika merupakan aktivitas manusia.
hal
Gravemeijer
dalam
RME.
Dalam
2007)
pembelajaran dengan pendekatan realistik,
mengemukakan bahwa terdapat tiga prinsip
siswa bergabung melakukan aktivitas-
ISSN 2086 – 1397
(Saragih,
penting
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 64
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
aktivitas seperti: menjelaskan, menyetujui,
berupa
tidak menyetujui, menanyakan alternatif-
kemampuan
alternatif lain, dan lain-lain.
pecahan dan berpikir kritis siswa. analisis data
5. Menggunakan
yang
diperoleh
pemahaman
dari
konsep
tes dasar
terhadap
yang dilakukan melalui uji anova satu jalur.
Pembelajaran
Subjek penelitian adalah siswa SD Dinas
matematika realistik membutuhkan adanya
Pendidikan Cabang Tiga Mutiara di kabupaten
keterkaitan dengan unit atau topik lain
Pidie, dengan subjek sampel adalah
yang nyata secara utuh.
kelas IV SD 3 Beureunuen sebagai kelompok
berbagai
keterkaitan
skor
bidang.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
eksperimen dan siswa kelas IV SD 1
permasalahan yang akan diungkap adalah apakah
siswa
Beureunuen sebagai kelompok kontrol.
pembelajaran matematika dengan
pembelajaran
matematika
realistik
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
Setelah
meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematik siswa
diadakan
analisis
uji
normalitas dan homogenitas dapat disimpulkan
kelas IV
kedua kelas tidak ada perbedaan signifikan
Sekolah Dasar?.
baik dari skor perolehan, rata-rata perolehan maupun dari sebaran skor antara kedua kelas,
A. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
studi
maka ditetapkan kelas IV SD 1 Beureunuen
eksperimen di SD Dinas Pendidikan Cabang
sebagai
Tiga Mutiara di kabupaten Pidie, Nanggroe
konvensional) dan kelas IV SD 3 Beureunuen
Aceh Darussalam dengan desain penelitian
sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran
pretes dan postes yang diberikan pada
matematika realistik).
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1. Pemahaman Konsep
Kelompok eksperimen belajar melalui model pembelajaran kelompok
matematika
kontrol
melalui
realistik
skor tertinggi, skor rata-rata dan standar
pembelajaran
deviasi pemahaman konsep untuk kelompok eksperimen
KELAS EKSPERIMEN Mean
dan
kelompok
kontrol,
sebagaimana pada tabel berikut:
adalah tes kemampuan pemahaman konsep
Max
(pembelajaran
dan
Sedangkan instrument yang digunakan
Min
kontrol
Hasil perolehan untuk skor terendah,
metematika konvensional.
ASPEK
kelas
Tabel 1. Skor tertinggi, Skor terendah, RataKELAS KONTROL
SD
Min
Max
Mean
rat Skor, dan Standar
SD
Deviasi Pretes dan Postes
Pretes
2,50
4,50
3,6639
0,65122
2,50
4,50
3,4559
0,61997
Kemampuan Pemahaman
Postes
5,50
10,00
7,8194
1,21979
3,50
8,00
5,2059
1,31494
Konsep
dasar pecahan dan berpikir kritis, skala sikap siswa dan format observasi aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Data penelitian ini
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 65
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
Adapun kemampuan
rerata
gain
pemahaman
normal
konsep
RME sebesar 20,356 dan nilai signifikan
kelas
sebesar
0,000
dan
untuk
kelompok
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
konvensional sebesar 9,087 dengan nilai
pada Tabel 2.
signifikan
sebesar
0,000,
karena
nilai
siginfikan lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara yang menggunakan Tabel 2. Rerata Gain Normal Kemampuan Pemahaman
Konsep
pembelajaran matematika realistik (RME)
Kelas
dengan
Eksperimen dan Kelas Kontrol
yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional. Uji ANOVA satu jalur bertujuan
Kelas
N
Rerata
Eksperimen
36
0,66
Kontrol
34
0,27
untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata, sedangkan
gunanya
untuk
menguji
kemampuan generalisasi. Jika terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat di
Untuk melihat signifikansi perbedaan rata-rata
kedua
kelompok
antara
generalisasi yang artinya data sampel dianggap
kelas
dapat mewakili populasi.
eksperimen dan kontrol maka dilakukan uji-t untuk data normal dan homogen terhadap pemahaman
konsep.
menunjukkan
hasil
Tabel uji
3.
Tabel 4. Uji Anova Satu Jalur
berikut
perbedaan
rerata
Pemahaman
Sum of Squares
df
Square
3.280
34
.096
Within Groups
1.612
35
.046
Total
4.892
69
pemahaman konsep dasar pecahan Between Groups
Tabel 3. Uji Perbedaan Rerata Pemahaman Skor Pemahaman Konsep Dasar Sig. t
df
(2tailed)
Kls Kontrol Kls Eksperimen
Mean Difference
Mean F 2.095
Sig. .016
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Tabel 4. di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 2,095 dengan taraf signifikan 0,05. Diperoleh signifikansi 0,016
9.087
33
.000
.27000
.2095
.3305
lebih
20.356
35
.000
.65528
.5899
.7206
disimpulkan
Konsep Kelas Eksperimen danKelas Kontrol
kecil
dari
0,05
terdapat
sehingga
dapat
perbedaan
yang
signifikan antara pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan pemahaman
Dari Tabel 3 bahwa
hasil
di atas dapat dilihat
perhitungan
nilai
t
pada
kemampuan pemahaman untuk kelompok
konsep dengan pembelajaran konvensional. 2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Hasil perolehan untuk skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata dan standar
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 66
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
deviasi kemampuan berpikir kritis untuk
nce
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kls Kontrol
Tabel 5. Skor tertinggi, Skor terendah, Rata-
Difference Lower
Upper
9.177
33
.000
.25735
.2003
.3144
17.549
35
.000
.61417
.5431
.6852
Kls
rat Skor, dan Standar Deviasi Pretes
Eksperimen
dan Postes Keterampilan Berpikir Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat
Kritis
dilihat bahwa hasil perhitungan nilai ASPEK
KELAS EKSPERIMEN Min
Max
Mean
KELAS KONTROL
SD
Min
Max
Mean
t pada kemapuan berpikir kritis
SD
Pretes
0,00
4,50
2,6389
1,16258
0,00
4,50
2,6765
0,99150
Postes
5,00
10,00
7,1389
1,56575
3,00
6,50
4,6618
0,94324
untuk
rerata
gain
normal
RME
sebesar
17,549 dan nilai signifikan sebesar 0,000
Adapun
kelompok
dan
untuk
kelompok
konvensional sebesar 9,177 dengan nilai
kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen
signifikan
sebesar
0,000,
dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 6. di
siginfikan lebih kecil dari taraf signifikan 0,05
bawah ini.
sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
Tabel 6. Rerata Gain Normal Kemampuan
yang signifikan antara yang menggunakan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
pembelajaran matematika realistik dengan
dan Kelas Kontrol
yang
menggunakan
karena
nilai
pembelajaran
konvensional. Uji anova satu jalur untuk kemampuan
Kelas
N
Rerata
Eksperimen
36
0,61
berpikir kritis dapat dilihat pada tabel di
Kontrol
34
0,26
bawah ini.
Untuk melihat signifikansi perbedaan rata-rata
kedua
kelompok
antara
Tabel 8. Uji Anova Satu Jalur
kelas
eksperimen dan kontrol maka dilakukan uji-t
Sum of
Kritis
Squares
untuk data normal dan homogen terhadap berpikir kritis. Tabel 7 berikut menunjukkan hasil uji perbedaan rerata berpikir kritis.
df
Mean Square
Between Groups
2.738
29
.094
Within Groups
1.914
40
.048
Total
4.652
69
F
Sig.
1.974
.023
Tabel 7. Uji Perbedaan Rerata Pemahaman Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
nilai F hitung sebesar 1,974 dengan taraf Skor Berpikir Kritis
t
ISSN 2086 – 1397
df
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa
signifikan 0,05, sedangkan F tabelnya 1,832.
Sig. (2-
Mean
95% Confidence Untuk
menentukan kaidah pengujian jika F
tailed)
Differe
Intervalhitung of the
lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 67
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
yang artinya signifikan. Diperoleh signifikansi
konsep matematika sejak dini. Hasilnya
0,023 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
menunjukkan bahwa dengan implementasi
disimpulkan
yang
matematika realistik dalam suatu kegiatan,
signifikan antara pembelajaran matematika
ternyata secara tidak langsung dapat mengenal
realistik terhadap kemampuan berpikir kritis
sekaligus beberapa konsep lain pada anak,
dengan pembelajaran konvensional.
misalnya tentang jumlah, bentuk, ukuran, dan
terdapat
Hasil
perbedaan
analisa
data
penelitian
perbandingan.
Berdasarkan
hasil
analisis
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
tindakan, eksplorasi reaksi siswa dan guru,
matematika realistik mempunyai pengaruh
ditunjang dengan hasil wawancara mengenai
yang baik untuk meningkatkan pemahaman
manfaat
konsep siswa pada konsep konsep dasar
matematika
pecahan.
meningkatkan pemahaman siswa terhadap
Jika
dibandingkan
dengan
pembelajaran konvensional, hasil yang dicapai siswa
yang
menggunakan
yang
dirasakan,
realistik
implementasi
dipandang
mampu
berbagai konsep matematika.
pembelajaran
Begitu
juga
kemampuan
ini dapat terlihat dari perbedaan rata-rata
peningkatan kemampuan berpikir kritis antara
postes pemahaman konsep siswa pada konsep
kelas eksperimen dan kontrol, berdasarkan
dasar pecahan pada kelas eksperimen dan
hasil uji statistik ANOVA satu jalur diketahui
kelas kontrol.
ada perbedaan yang siginifikan. Hal ini berarti
pembelajaran
matematika
realistik
pembelajaran
berpikir
meningkatkan
kemampuan
konsep
dasar
perbedaan
RME
berpengaruh
berbeda terhadap peningkatan kemampuan
menunjukkan peran yang sangat berarti dalam pemahaman
melalui
kritis,
dengan
matematika realistik tampak lebih unggul. Hal
Meninjau hasil penelitian di atas,
berpikir
halnya
kritis.
Dalam
hal
ini,
berarti
mengidentifikasi/menjastifikasi
pecahan dan berpikir kritis siswa apabila
konsep, memecahkan masalah, menganalisis
dibandingkan
argumen
dengan
pembelajaran
serta
melakukan
dan
konvensional. Hal ini didukung oleh beberapa
menggeneralisasi yang merupakan komponen
penelitian lainnya, diantaranya yaitu penelitian
dari
yang dilakukan oleh Asmin (2003). Dalam
dikembangkan,
penelitian tersebut dikemukakan bahwa model
peningkatannya berbeda. Akan tetapi apabila
pembelajaran
akan
dilihat secara keseluruhan siswa pada kelas
sendiri
eksperimen peningkatannya relatif lebih baik
membantu
matematika siswa
realistik
membentuk
pemahaman matematikanya dengan bantuan guru.
kemampuan
berpikir untuk
kritis
tiap
yang
kelompok
daripada siswa pada kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Selanjutnya penelitian Listiana, dan Saripah,
(2008)
implementasi
berpikir kritis siswa SLTP pada pembelajaran
pembelajaran matematika realistik di TK
matematika dengan menggunakan pendekatan
sebagai
realistik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
upaya
ISSN 2086 – 1397
tentang
Hastuti, (2004) tentang analisis kemampuan
meningkatkan
pemahaman
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 68
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
disimpulkan bahwa secara umum kemampuan
hubungannya dengan pernyataan, kehidupan
berpikir kritis siswa SLTP pada pembelajaran
sehari-hari dan kesimpulan yang diberikannya,
matematika dengan menggunakan pendekatan
daripada siswa pada kelas kontrol.
realistik dapat melatih dan meningkatkan kemampuan
berpikir
kritis
siswa.
hasil
Siswa dapat membuat generalisasi, jika siswa tersebut dapat melengkapi data atau
penelitian tersebut juga memberikan informasi
informasi
bahwa sebagian besar siswa yang menjadi
mengklarifikasi
subjek penelitian memberikan respon positif
digunakan dalam setiap langkah pemecahan
terhadap pembelajaran matematika dengan
masalah. Dalam pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan realistik.
realistik, siswa memiliki keleluasaan dalam
Siswa
kelas
eksperimen
yang
mendukung,
dasar
konseptual
dan yang
dapat
menggali dan mencobakan berbagai cara
menganalisis argumen dari suatu pernyataan
penyelesaian terhadap masalah kontekstual
atau kesimpulan yang diberikan, jika siswa
yang diberikan guru. Hal ini senada dengan
tersebut minimal mempunyai pengetahuan
yang diungkapkan Zainurie (2007) matematika
konsep matematik yang relevan dan benar
realistik adalah matematika sekolah yang
serta dapat menunjukan hubungannya dengan
dilaksanakan dengan menempatkan realitas
pernyataan dan kesimpulan yang diberikan itu.
dan pengalaman siswa sebagai titik awal
Dalam hubungan ini, pada pembelajaran
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa
melalui pembelajaran matematika realistik,
dapat mengaitkan
siswa dalam proses memecahkan masalah
pengetahuan
yang diberikan guru memiliki keleluasaan
pemberian masalah kontekstual, sehingga
berpikir, mengajukan pendapat atau ide,
pembelajaran
mengajukan
dipunyai
yang
berdasarkan
berlangsung
akan
dan
mengkritik
bermakna bagi siswa. Menurut Ausubel
yang
tampaknya
(Hudojo, 1990) mengatakan bahwa belajar
menjadikan siswa pada kelas eksperimen
bermakna bila informasi yang akan dipelajari
terbiasa untuk menampilkan argumennya yang
siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif
mendukung terhadap gagasan, pernyataan,
yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa dapat
atau kesimpulan yang diajukannya. Selain itu,
mengkaitkan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan
struktur kognitif yang dimiliki. Artinya siswa
pada kelas eksperimen, siswa tampak banyak
dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang
melakukan penemuan konsep berdasarkan
dipunyai dengan keadaan lain sehingga belajar
masalah kontekstual yang disajikan oleh guru.
lebih mengerti.
pendapat.
Dengan
pertanyaan,
yang
informasi baru dengan
Hal
inilah
demikian,
siswa
pada
kelas
Hal
informasi
inilah
barunya
yang
dengan
tampaknya
eksperimen lebih banyak memiliki kesempatan
menjadikan siswa pada kelas eksperimen
memperoleh pengetahuan konsep matematik
terbiasa memperkirakan, menguji suatu aturan
yang relevan dan benar serta menunjukan
dari pola-pola yang diamati, serta dilanjutkan
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 69
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
dengan merumuskannya. Sementara itu, siswa
sama dan membagi tugas dan bertanggung
pada kelas kontrol memiliki kesempatan yang
jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas
kurang mengenai hal-hal yang dialami siswa
yang diberikan.
pada kelas eksperimen, karena karakteristik pembelajarannya yang menjadikan demikian.
D. REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan,
C. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
data
penelitian
dan
hasil
anlasis
kesimpulan
ini
penelitian,
menunjukkan
bahwa
penelitian pada bab terdahulu, dapat diambil
pembelajaran
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
meningkatkan
faktor pembelajaran, kemampuan pemahaman
konsep dasar pecahan dan berpikir kritis siswa,
konsep
dapat menumbuhkan sikap positif terhadap
dasar
pecahan
dan
kemampuan
matematika
data,
realistik
kemampuan
dapat
pemahaman
berpikir kritis siswa sebagai berikut.
matematika dan dapat membuat siswa terlibat
1. Peningkatan
pemahaman
aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
konsep dasar pecahan bagi siswa yang
hendaknya guru menjadikan pembelajaran
belajar melalui pembelajaran matematika
matematika
realistik lebih baik secara signifikan dari
pembelajaran matematika terutama dalam
pada
upaya meningkatkan mutu pendidikan belajar
kemampuan
siswa
yang
belajar
dengan
menggunakan pendekatan konvensional. 2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis
realistik
sebagai
alternatif
mengajar matematika khususnya dalam usaha meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
siswa yang belajar melalui pembelajaran
memahami konsep matematika dan berpikir
matematika realistik lebih baik secara
kritis.
signifikan dari pada siswa yang belajar dengan
menggunakan
pendekatan
Asmin. (2003). “Implementasi Pembelajaran
konvensional. 3. Sikap
siswa
matematika,
DAFTAR PUSTAKA
terhadap pembelajaran
pembelajaran
Matematika
Realistik (PMR)
dan
Kendala yang Muncul di Lapangan”.
matematika
realistik, dan terhadap bentuk-bentuk soal
Dalam
Jurnal
Pendidikan
dan
pemahaman konsep dasar pecahan dan
Kebudayaan, No. 044, Tahun Ke-9,
berpikir kritis siswa adalah cenderung
September 2003. Hal. 618-640.
positif. Hal ini dapat dilihat dari siswa menunjukkan rasa senang, antusias atau bersemangat pembelajaran. menjadi
lebih
dalam Selain aktif,
mengikuti
itu
juga
saling
siswa
bertukar
pendapat dengan teman sekelompok atau
BSNP.
(2006).
Panduan
Pengembangan
Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah
(MI).
Jakarta: CV. Laksana Mandiri.
dengan teman kelompok lainnya, bekerja ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 70
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
Haji,
S.
(2005).
Pengaruh
Pendekatan
NCTM. (1989). Curiculum and Evaluation
Matematika Realistik terhadap Hasil
Standart for School Mathematics.
Belajar Matematika di Sekolah Dasar.
Reston, VA: NTCM
Disertasi Doktor pada PPS UPI: Tidak
Noerhodijah,
Diterbitkan.
S.
Kemampuan
Handayanti, E. (2002). Pengembangan Model
Analisis
(2002).
Peningkatan
Berpikir
Kritis
dalam
dan
Pembelajaran
Pembelajaran Hasil Kali Kelarutan
Bryoptyta. Skripsi Biologi. Bandung:
untuk
UPI.
Meningkatkan
Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMU Kelas III. Tesis PPS UPI, Bandung.
Penner,
K.
(1995).
Teaching
Critically
Thinking. New York: Reagent College.
Hastuti, N.S. (2004). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SLTP pada Pembelajaran Matematika
http://Web.Ucs.Ubc.ca/k.Penner/C.thin k.
dengan
Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar.
Menggunakan Pendekatan Realistik.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Skripsi. Bandung: UPI.
Matematika
Sekolah
Madrasah
Ibtidaiyah.
Heryanto, R.D. (2005). Model Representasi Matematika
(Pecahan)
melalui
Multimedia Pembelajaran Interaktif. Tugas Akhir. Bandung: UPI.
Dasar
dan
Jakarta:
Balitbang Depdiknas. Ramli, M. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran
Pupuk
untuk
Hudojo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar
Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Matematika. Malang: IK IP Malang.
Kritis Siswa Madrasah Aliyah Melalui
Hudojo, H. (1988). Mengajar dan Belajar
Pemetaan Konsep. Tesis PPS UPI,
Matematika. Pendidikan
Jakarta: dan
Departemen Kebudayaan
Bandung. Saragih,
S.
(2007).
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kemampuan
P2LPTK.
Komunikasi
Listiana, A dan Saripah, I. (2008).
Mengembangkan
Berpikir
Logis
Matematika
dan Siswa
Sekolah Menengah Pertama Melalui
“Implementasi Pembelajaran
Pendekatan
Matematika Realistik di TK Sebagai
Disertasi Doktor pada PPS UPI: Tidak
Upaya Meningkatkan Pemahaman
Diterbitkan.
Matematika
Realistik.
Konsep Matematika Sejak Dini”. Dalam International Seminar on
Simanjuntak, L. (1993). Metode Pengajaran
Educational Research 9 April 2008.
Matematika Jilid I. Bandung: Rineka
Bandung: UPI.
Cipta. Sumarmo,
U.
(2000).
Pembelajaran
Ketrampilan Membaca Matematika.
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 71
Herawati, Implementasi Pembelajaran...
Makalah disampaikan pada pelatihan Nasional Training of Trainer bagi Guru
Bahasa
Indonesia
dan
Matematika SLTP. Bandung Sumarmo, U. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika
dalam
Menerapkan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi.
Makalah
pada
Nasional.
Seminar
FPMIPA
Tingkat
UPI:
Tidak
Pengembangan
Model
Diterbitkan. Suryati.
(2000).
Pembelajaran Penggunaan Radiostop untuk
Meningkatkan
Berpikir
Kritis
Keterampilan
Siswa
Madrasah
Aliyah melalui Aktivitas Bertanya Siswa. Tesis PPs UPI, Bandung. Zainurie. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik (RME). http://zainurie.wordpress.com/2007/04/13/pem belajaran-matematika-realistik-rme/ Zulkardi.
(1999).
Bagaimana
Pembelajaran
Mendesain Matematika
Berdasarkan Pendekatan Realistik. University
of
Twente,
The
Netherlands. Zulkardi. (2008). RME suatu Inovasi dalam Pendidikan
Matematika
di
Indonesia.
http://www.geocities.com/ratuilma/paper/Sem a
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 72